kppt adalaii kantor pelayanan perijinan terpadu kabupaten · ... (lembaran negara republik...
TRANSCRIPT
Menimbang
Mengingat
BUPATI KARANGASEM
PROVINSI BALI
PERATURAN BUPATI KARANGASEM
NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL
KABUPATEN KARANGASEM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI KARANGASEM,
bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 ayat(2) dan ayat (4) Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun2012 tentang Rencana Umum Penanaman Modal,perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang RencanaUmum Penanaman Modal Kabupaten Karaingasem;
1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentangPembentukan Daerah-daerah Tingkat II DalamWilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, NusaTenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangPenanaman Modal (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2007 Nomor 67, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 244, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhirdengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015tentang Perubahan Kedua Atas Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2015 Nomor 58, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4578);
5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2012 tentangRencana Umum Penanaman Modal (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 42);
6. Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2014 tentangDaftar Bidang Usaha yang Tertutup dan BidangUsaha yang Terbuka dengan Persyaratan di BidangPenanaman Modal; (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2014 Nomor 93);
7. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentangPenyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 221);
8. Peraturan Kepala Badan Koordinasi PenanamanModal Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2012tentang Pedoman Penyusunan Rencana UmumPenanaman Modal Provinsi dan Rencana Umum
Penanaman Modal Kabupaten/Kota (Berita NegaraRepublik Indonesia Tahun 2012 Nomor 93);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 32);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Karangasem Nomor 7Tahun 2006 tentang Rencana PembangunanJangka Panjang (RPJP) Daerah KabupatenKarangasem Tahun 2006-2025 (Lembaran DaerahKabupaten Karangasem Tahun 2006 Nomor 7);
ILPeraturan Gubemur Bali Nomor 63 Tahun 2014
tentang Rencana Umum Penanaman ModalProvinsi Bali (Berita Daerah Provinsi Bali Tahun2014 Nomor 63);
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA UMUMPENANAMAN MODAL KABUPATEN KARANGASEM.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Karangasem.2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Karangasem.
3. Bupati adalah Bupati Karangasem.4. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu yang selanjutnya disingkat
KPPT adalaii Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu KabupatenKarangasem.
5. Satuan Keija Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPDadalah Perangkat Daerah Kabupaten Karangasem.
6. Penanaman modal adalah segala bentuk penanaman modal baikoleh penanam moded dalam negeri maupun penanam modal asinguntuk melakukan usaha di wilayah Kabupaten Karangasem.
7. Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Karangasem yangselanjutnya disingkat RUPMK adalah dokumen perencanaanpenanaman modal jangka panjang di tingkat Kabupaten yangberlaku sampai dengan tahun 2025.
8. Kepala Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu yang selanjutnyadisingkat Kepala KPPT adalah Kepala Kantor Pelayanan PerizinanTerpadu Kabupaten Karangasem.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Peraturan Bupati ini dibentuk sebagai dasar dan acuan untukmenyusun kebijakan dibidang penanaman modal.
(2) Peraturan Bupati ini bertujuan untuk mensinergikan danmengoperasionalisasikan seluruh kepentingan sektoral terkait agartidak teijadi tumpang tindih dalam penetapan prioritas sektor-sektor yang akan dipromosikan.
BAB III
SISTEMATIKA RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL
KABUPATEN KARANGASEM
Pasal 3
(1) RUPMK disusun dengan sistematika sebagai berikut:a. Pendahuluan;b. Asas dan Tujuan;c. Visi dan Misi;d. Arah Kebijakan Penanaman Modal yang terdiri dari:
1. perbaikan iklim penanaman modal;2. persebaran penanaman modal;3. fokus pengembangan pangan, infrastruktur dan energi;4. penanaman modal yang berwawasan lingkungan [green
investment;5. pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi;6. pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modal;
dan
7. promosi penanaman modal.
e. Peta Panduan {Roadmap) Implementasi Rencana UmumPenanaman Modal yang terdiri dari:1. fase I : pengembangan penanaman modal yang relatif
mudah dan cepat menghasilkan;2. fase II : percepatan pembangunan infrastruktur, energi,
sumber daya mginusia dan usaha mikro, kecil danmenengah; dan
3. fase III : pengembangan usaha skala besar pada sektorpertanian, pariwisata dan perdaggingan sertapengembangan energi altematif yang ramahlingkungan.
f. Pelaksanaan.
(2) RUPMK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalamLampiran I dan II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Bupati ini.
BAB IV
PELAKSANAAN RUPMK
Pasal 4
(1) Dalam rangka pelaksanaan RUPMK, Pemerintah Daerah dapatmemberikan kemudahan dan/atau insentif penanaman modalsesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Pemberian kemudahan dan/atau insentif sebagaimana dimaksudpada ayat (1) mengacu pada arah kebijakan pemberiankemudahan, dan/atau insentif sebagaimana dimaksud dedamPasal 3 ayat (1) huruf d angka 6.
(3) Pemberian kemudahan dan/atau insentif sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dievaluasi secara berkala oleh Kepala KPPT dan/atauperan^at daerah yang membidangi penanaman modal denganmelibatkan SKPD terkait di Pemerintah Daerah.
(4) Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilaksanakan palingsedikit 1 (satu) kali setiap 2 (dua) tahun.
(5) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikankepada Bupati.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 5
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahKabupaten Karangasem.
Diundangkan di Amlapurapada tanggal 17 Mei 2016
d
Ditetapkan di Amlapurapada tanggal 17 Mei 2016
j^UPATI^RANGASEM,'(
I GUSTI AYU MAS SUMATRI
SEKRETARIS I x'.ERAH KABUPATEN KARANGASEM,
r GEDE ADNYA MULYADI
BERITA DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 NOMOR
18.
LAMPIRAN I
PERATURAN BUPATI KARANGASEM
NOMOR 18TAHUN2016
TENTANG
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL
KABUPATEN KARANGASEM
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL
KABUPATEN KARANGASEM
BAB I
PENDAHULUAN
Kebijakan penanaman modal hams diarahkan untuk menciptakan dayasaing perekonomian nasional dan daerah yang mendorong integrasiperekonomian di Bali dan Kabupaten Karangasem menujuperekonomian yang lebih luas (global). Dalam upaya memajukan dayasaing perekonomian daerah secara berkelanjutan, Pemerintah daerahberkomitmen untuk terus meningkatkan iklim penanaman modal yangkondusif dengan terus mengembangkan kegiatan-kegiatan ekonomiyang bisa mengubah keunggulan komparatif menjadi keunggulan
kompetitif. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan arah perencanaanpenanaman modal yang jelas dalam jangka panjang yang termuatdalam sebuah dokumen Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten
Karangasem. Dokumen tersebut mengacu pada Undang-Undang Nomor25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Peraturan Presiden RepublikIndonesia Nomor 16 tahun 2012 tentang Rencana Umum PenanamanModal dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Karangasem merupakandokumen perencanaan yang bersifat jangka panjang sampai dengantahun 2025. Rencana Umum Penanaman Modal KabupatenKarangasem berfungsi untuk mensinergikan danmengoperasionsdisasikan seluruh kepentingan sektoral yang terkait,agar tidak teijadi tumpang tindih dalam penetapan prioritas sektor-sektor yang akan dipromosikan. Untuk mendukung pelaksanaan RUPMKabupaten Karangasem guna mendorong peningkatan penanamanmodal yang berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yang kuat, baik dipusat maupun di daerah. Oleh karena itu, visi yang sama dari seluruhpemangku kepentingan di bidang penanaman modal merupakan suatukeharusan, khususnya terkait dengan pembagian kewenangan,pendelegasian wewenang dan koordinasi dari masing-masing pihak.
Pada saat ini, kecendrungan pemusatan kegiatan penanaman modal diwilayah Kabupaten Karangasem, menjadi tantangan dalam mendorongupaya peningkatan penanaman modal. Bila tidak didukung dengankebijakan yang baik, persebaran penanaman modal tidak akan optimal.Guna mendorong persebaran penanaman modal, perlu dilakukan
pengembangan sektor-sektor strategis dan pembangunan infrastrukturdi seluruh wilayah Kabupaten Karangasem.
Isu besar lainnya yang menjadi tantangan di masa depan adalahmasalah pangan, infrastruktur dan energi. Oleh karena itu, RUPMKabupaten Karangasem menetapkan dua prioritas yang harus dipenuhiyaitu prioritas utama terdiri dari : bidang pangan, infrastruktur danenergi sedangkan prioritas unggulan daerah yang adalah di sektorpariwisata sebagai isu strategis yang harus diperhatikan dalampengembangan kualitas dan kuantitas penanaman modal.
Arah kebijakan pengembangan penanaman modal pada ketiga bidangtersebut harus selaras dengan upaya pembangunan ekonomi yangberkelanjutan, mandiri, serta mendukung kedaulatan Indonesia, yangdalam pelaksanaannya, harus ditunjang oleh pembangunan padasektor primer, sekunder, maupun tersier. Dalam RUPM KabupatenKarangasem juga ditetapkan bahwa arah kebijakan pengembanganpenanaman modal harus menuju program pengembangan ekonomihijau (green economy), dalam hal ini target pertumbuhan ekonomi harussejalan dengan isu dan tujuan-tujuan pembangunan lingkungan hidup,yang meliputi perubahan iklim, pengendalian kerusakankeanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan, sertapenggunaan energi baru dan terbarukan. Selain itu, sesuad amainatUndang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, salah satu kebijakan dasarpenanaman modal dalam RUPM Kabupaten Karangasem diarahkan
pada pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi(UMKMK). Arah kebijakan pemberdayaan UMKMK dilakukan melalui 2(dua) strategi yaitu strategi naik kelas dan strategi aliansi strategis.
Lebih lanjut, pemberian fasilitas, kemudahan, dan/atau insentif sertapromosi juga merupsdcan aspek penting dalam membangun iklimpenanaman modal yang bersaing. Pemberian fasilitas, kemudahan,dan/atau insentif tersebut bertujuan selain mendorong daya saing, jugamempromosikan kegiatan penanaman modal yang strategis danberkualitas, dengan penekanan pada peningkatan nilai tambah,peningkatan aktivitas penanaman modal di sektor prioritas tertentuataupun pengembangan wilayah.
Sedangkan penyebarluasan informasi potensi dan peluang penanamanmodal secara terfokus, terintegrasi, dan berkelanjutan menjadi halpenting dalam promosi. Untuk mengimplementasikan seluruh arahkebijakan penanaman modal tersebut di atas, dalam RUPM KabupatenKarangasem juga ditetapkan peta panduan (roadmap) implementasiyang dapat menjadi arahan dalam menata prioritas implementasikebijakan penanaman modal sesuai dengan potensi dan kondisikemajuan ekonomi di Bali pada umumnya dan Kabupaten Karangasemkhususnya. Peta Panduan tersebut perlu ditindaklanjuti olehKementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian dan PemerintahDaerah secara konsisten dengan komitmen yang tinggi.
1. Urgensi Penyusunan Rencana Umum Penanaman Modal
Dengan persaingan global dalam perekonomian dunia saat ini yangsemakin ketat, kebijakan penanaman modal hams diarahkan untukmenciptakan daya saing perekonomian nasional yang mendorongintegrasi perekonomian Indonesia menuju ekonomi global. Dalamupaya memajukan daya saing perekonomian nasional secaraberkelanjutan, Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkaniklim penanaman modal yang kondusif dengan terusmengembsingkan kegiatan-kegiatan ekonomi yang bisa mengubahkeunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif.
Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan arah perencanaanpenanaman modal yang jelas dalam jangka panjang yang termuatdalam sebuah dokumen Rencana Umum Penanaman Modal. Hal
tersebut sesuai pula dengan ketentuan Pasal 4 Undang-UndangNomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang menyatakanbahwa Pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal.
Rencana Umum Penanaman Modal (RUPM) merupakan dokumenperencanaan yang bersifat jangka panjang sampai dengan tahun2025. RUPM berfungsi untuk mensinergikan danmengoperasionalisasikan seluruh kepentingan sektoral terkait, agartidak teijadi tumpang tindih dalam penetapan prioritas sektor-sektoryang akan dipromosikan.
Untuk mendukung pelaksanaan RUPM guna mendorong peningkatan
penanaman modal yang berkelanjutan, diperlukan kelembagaan yangkuat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, visi yangsama dari seluruh pemangku kepentingan di bidang penanamanmodal merupakan suatu keharusan, khususnya terkait denganpembagian kewenangan, pendelegasian kewenangan, dan koordinasidari masing-masing pihak.
Bercermin dari kondisi saat ini, kecenderungan pemusatan kegiatanpenanaman modal di beberapa lokasi, khususnya di Pulau Bali,menjadi tantangan dalam mendorong upaya peningkatan penanamanmodal. Tanpa dorongan ataupun dukungan kebijakan yang baik,persebaran penanaman modal tidak aksin optimal. Guna mendorongpersebaran penanaman modal, perlu dilakukan pengembanganpusat-pusat ekonomi, klaster-klaster industri, pengembangan sektor-sektor strategis, dan pembangunan infrastruktur di seluruh wilayahIndonesia. Isu besar lainnya yang menjadi tantangan di masa depanadalah masalah pangan, infrastruktur, dan energi. Oleh karena itu,RUPM menetapkan bidang pangan, infrastruktur dan energi sebagaiisu strategis yang harus diperhatikan dalam pengembangan kualitasdan kuantitas penanaman modal. Arah kebijakan pengembanganpenanaman modal pada ketiga bidang tersebut harus selaras denganupaya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, mandiri, sertamendukung kedaulatan Indonesia, yang dalam pelaksanaannya,
harus ditunjang oleh pembangunan pada sektor baik primer,sekunder, maupun tersier.
2. Tujuan dan arah kebjakan penanaman modal
Dalam menyusun RUPMD sesuai dengan Pasal 3 Peraturan KepalaBadan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Nomor 9Tahun 2012, memperhatikan tujuh arah kebijakan penanamanmodal yaitu:
a. Perbaiksin iklim penanaman modal;
b. Persebaran penanaman modal;
c. Fokus pengembangan pangan, infrastruktur dan energi;
d. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (GreenInvestment);
e. Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, serta koperasi;
f. Pemberian fasilitas, kemudahan, dan atau insentif penanamanmodal; dan
g. Promosi penanaman modal.
Pen3nusunan RUPM ini merupakan panduan bagi pemerintah daerahagar terbangun keterpaduan dan konsistensi arah perencanaan
penanaman modal. Pen3aisunan dokumen ini dilakukan dengan caramengumpulkan informasi sekunder melalui dokumentasi, observasidan dianalisis dengan suatu metode akademis.
Informasi yang diperoleh kemudian dijadikan acuan untuk melihatposisi dan kondisi daerah saat ini kemudian melakukan analysis gapantara posisi saat ini dengan strategi yang akan dicapai. Dari sinikemudian disusun arah kebijakan, strategi, dan program besertakegiatan yang dapat diukur yang dijalankan secara bertahap dalamsetiap satu tahun untuk mendapatkan posisi yang diharapkan (to-be)serta sebagai benchmarking kepada unit PDPM (Prangkat Daerahbidang Penanaman Modal) di level daerah.
3. Integrasi Kegiatan Penanaman Modal dengan Pembangunan Daerah
Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunannasional, sebagai upaya terus menerus ke arah perubahan yang lebihbaik guna meningkatkan kualitas meinusia dan masyarakat, sesuai
dengan potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi, serta memperhitungkan berbagaipeluang dan tantangan yang berskala regional, nasional maupunglobal. Pelaksanaan pembangunan dimaksud memerlukan modalyang cukup besar. Modal tersebut dapat disediakan oleh Pemerintah,Pemerintah Daerah maupun masyarakat luas, terutama pihakswasta.
Pembangunan ekonomi yang di dalamnya melibatkan pihak swastaberupa penanaman modal asing maupun dalam negeri mempunyaiperanan yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Hal inidikarenakan penanaman modal merupakan langksdi awal dalamkegiatan produksi. Pertumbuhan ekonomi suatu daerah terkait eratdengan tingkat penanaman modal. Untuk mencapai tingkatpertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi diperlukan tingkatpenanaman modal yang tinggi.
10
Untuk mencapai tingkat penanaman modal yang tinggi dalam rangkamendukung pembangunan, perlu diciptakan suatu kondisi yangmenjamin kemudahan pelayanan dan perizinan kepada para investor,serta adanya kebijakan Pemerintah Daerah untuk memberikankemudahan bagi investor yang akan berinvestasi di daerah. LangkahPemerintah Daerah ini dimungkinkan, dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah,dimana dalam Pasal 278 ayat (2) dijelaskan bahwa "PemerintahDaerah dapat memberikan insentif dan/atau kemudahan kepadamasyarakat dan/atau investor yang diatur dalam Peraturan Daerahdengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan." Sejalan dengan ketentuan sebagaimana dimaksud, untukmelaksanakan urusan penanaman modal sebagai salah satu urusanwajib Pemerintah Daerah, maka berdassirkan ketentuan PeraturanPemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian UrusanPemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, dadam sub bidang kebijakanpenanaman modal, Pemerintah Daerah menetapkan PeraturanDaerah tentang penanaman modal dengan berpedoman padaketentusin peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain regulasi yang mengatur tentang penanaman modal, makatujuan penyelenggaraan penanaman modal di daerah dapat tercapaiapabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modaldapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansiPemerintah dan Daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastianhukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdayasaing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidangketenagakeijaan dan keamanan berusaha.
Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkanrealisasi penanaman modal akan meningkat secara signifikan. Denganpersaingan global dalam perekonomian dunia saat ini yang semakinketat, kebijakan penanaman modad hams diarahkan untukmenciptakan daya saing perekonomian nasional yang mendorongintegrasi perekonomian Indonesia menuju ekonomi global. Dalam upayamemajukan daya saing perekonomian nasional secara berkelanjutan,Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan iklim penanamanmodal yang kondusif dengan terus mengembangkan kegiatan-kegiatanekonomi yang bisa mengubah keunggulan komparatif menjadikeunggulan kompetitif.
11
BAB II
ASAS DAN TUJUAN
A. Asas
Asas penanaman modal di Kabupaten Karangasem dalam upayapengembangan arah kebijakan penanaman modal adalah sebagaiberikut:
1. kepastian hukum;2. keterbukaan;
3. akuntabilitas;
4. kesetaraan;
5. berkelanjutan;6. kemandirian;
7. efisiensi berkeadilan; dan
8. Tri Hita Karana.
B. Tujuan
Pemerintah Kabupaten Karangasem berkomitmen untukmewujudkan iklim penanaman modal yang kondusif melaluipengembangan arah kebijakan penanaman modal dengan asasKepastian Hukum, Keterbukaan, Akuntabilitas, Kesetaraan,
Berkelanjutan, Kemandirian, Efisiensi Berkeadilan dan Tri HitaKarana. Asas tersebut menjadi prinsip dan nilai dasar dalammewujudkan tujuan penanaman modal di Kabupaten Karangasemyaitu :
1. meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah;2. meningkatkan peranan sektor riil dalam pembangunan ekonomi
daerah;
3. meningkatkan daya saing sektor unggulan dan sektor riilKabupaten Karangasem;
4. memperluas lapangan keija;5. mendorong peningkatan resdisasi penanaman modal dalam
negeri dan penanaman modal asing;6. mengendalikan perkembangan sektor-sektor yang tidak ramah
lingkungan; dan7. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
12
BAB III
VISI DAN MISI
A, VISI
Visi penanaman modal Kabupaten Karangasem hingga tahun2025 adalah :
"Terwujudnya Penanaman Modal Kabupaten Karangasem yangAman, Berdaya Saing, Berwawasan Lingkungan dan Budaya"
B. MISI
Untuk mewujudkan visi penanaman modal tersebut, ditetapkan 5(lima) misi, yaitu sebagai berikut:
1. membangun iklim penanaman modal yang kondusif danberkelanjutan melalui penyederhanaan birokrasi penanaman
modal asing dan dalam negeri untuk sektor-sektor potensial dansektor riil, pengendalian penanaman modal terhadap sektor yangtidak ramah lingkungan, jaminan keamanan penanaman modalmelalui pemberian kepastian dan penegakan hukum;
2. meningkatkan kualitas sumber daya manusia penduduk
Kabupaten Karangasem melalui peningkatan indekspembangunan manusia, peningkatan jumlah penduduk yangmengenyam bangku perguruan tinggi, upaya mengurangi jumlahpenduduk miskin dan pemerataan jumlah serta jenjang saranapelayanan pendidikan di seluruh wilayah KabupatenKarangasem;
3. mewujudkan infrastruktur wilayah yang memadai baik secarakualitas maupun kuantitas melalui peningkatan kualitas dankuantitas sarana dan prasarana dasar seperti jaringgin jalan,angkutan transportasi umum, pelabuhan, akomodasi wisata,sarana pelayanan pendidikan, sarana pelayanan kesehatan dansarana perdagangan jasa;
4. mendorong pemerataan kegiatan penanaman modal daerah; dan
5. mewujudkan penanaman modal yang mendukung pelestariansumber daya lokal yang ditandai dengan pelestarian budayalokal, pemanfaatan bahan baku lokal, tenaga keija lokal yang
disertai dengan peningkatan daya saing dan kualitas sumberdaya lokal yang bertaraf nasional dan intemasional.
13
BAB IV
ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL
Berdasarkan visi dan misi, dirumuskan Arah Kebijakan PenanamanModal Kabupaten Karangasem yang meliputi 7 (tujuh) elemen utama,yaitu :
1. Perbaikan iklim penanaman modal;2. Persebaran penanaman modal;3. Fokus pengembangan pangan, infrastruktur dan energi;4. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (green investment;5. Pemberdayaan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi;6. Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modal; dan7. Promosi penanaman modal.
Penjabaran dari masing-masing elemen utama penentu arah kebijakanpenanaman modal Kabupaten Karangasem adalah sebagai berikut:
1. Perbaikan Iklim Penanaman Modal
Realisasi penanaman modal asing dan penanaman modal dalamnegeri di Kabupaten Karangasem mengalami penurunan yangeukup signifikan selama kurun waktu 5 tahun terakhir. Dalamskala regional, jumlah realisasi penanaman modal KabupatenKarangasem bila dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya diProvinsi Bali pun tergolong rendah. Untuk dapat meningkatkanjumlah realisasi penanaman modal asing dan dalam negeri yangsecara sinergis juga meningkatkan daya saing penanamanmodalnya, maka kebijakan penanaman modal KabupatenKarangasem pertama yang harus diterapkan adalah peningkataniklim penanaman modal. Peningkatan iklim penanaman modal diKabupaten Karangasem diwujudkan melalui:
a. Penguatan kelembagaan penanaman modal:
1) Pemberian jaminan keamanan berpenanaman modal bagi calonpenanam modal dengan adanya kepastian hukumpembangunan, birokrasi yang efektif dan efisien, jaminanketiadaan pungutan liar, dan adanya badan khusus pengaturkegiatan penanaman modal satu atap. Saat ini KabupatenKarangasem telah memiliki Kantor Pelayangin Perijinan Terpadu(KPPT) sebagai badan pengelola dan pelayanan penanamanmodal satu atap;
2) Pelayanan penanaman modal yang mengutamakankenyamanan calon penanam modal. Pelayanan penanamanmodal ini berupa penyajian informasi potensi penanamanmodal yang jelas dan terukur, tata cara pelayanan yangnyaman dan simpatik, serta koordinasi antar perangkat daerahyang beijalan baik sehingga pelaksanaan birokrasi dapatbeijalan efektif dan efisien; dan
14
3) Pengarahan KPPT Kabupaten Karangasem sebagai inisiatorpenanaman modal yang berorientasi pada pemecahan masalah[problem-solmng) dan fasilitator penanam modal dalam negerimaupun asing yang sudah menjalankan usahanya diKabupaten Karangasem.
b. Penetapan usaha yang tertutup dan terbuka dengan persyaratanuntuk penanaman modal:
1) Penetapan usaha yang tertutup untuk penanaman modalberdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan,
lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan, sertakepentingan Kabupaten Karangasem. Penetapan usaha yangtertutup untuk penanamein modal di Kabupaten Karangasemmengacu pada ketentuan dalam Peraturan Presiden Nomor 39Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup danBidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di BidangPenanaman Modal;
2) Penetapan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan
berdasarkan kriteria kepentingan Kabupaten Karangasem yaituperlindungan sumber daya alam, perlindungan danpengembangan usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi,
pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitasteknologi, peningkatan partisipasi modal dalam negeri, sertakeijasama dengan badan usaha yang . ditunjuk olehPemerintah. Penetapan bidang usaha yang terbuka denganpersyaratan ini mengacu pada ketentuan dalam PeraturanPresiden Nomor 39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usahayang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka denganPersyaratan di Bidang Penanaman Modal;
c. Iklim usaha yang sehat dan kompetitif
Untuk dapat mewujudkan iklim usaha yang sehat dan kompetitif,maka upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Perlakuan yamg sama kepada setiap penanam modal ataupuncalon penanam modal;
2) Pemberian tindakan tegas kepada kegiatan-kegiatan yangbersifat anti persaingan;
3) Penetapan wilayah potensi penanaman modal yang selainberfungsi sebagai arahan pemerataan persebaran penanamanmodal juga sebagai pembagian wilayah usaha bagi calonpenanam modal; dan
4) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Karangasemmengikuti secara aktif perkembangan terakhir praktek-praktekpersaingan usaha, termasuk kompleksitas praktek dan aturanpersaingan usaha di wilayah lain di Provinsi Bali, Indonesiamaupun luar negeri.
15
d. Sistem perpajakan dan kepabeanan yang efektif dan efisien
Arab kebijakan sistem perpajakan dan kepabeanan ke depanadalah pembuatan sistem administrasi perpajakan dankepabeanan yang sederhana, efektif, dan efisien.
2. Persebaran Penanaman Modal
Pemerataan persebaran penanaman modal di KabupatenKarangasem dilakukan melalui:
a. Penetapan perwilayah potensi penanaman modal, yaitu sebagaiberikut:
1) Potensi penanaman modal sektor pertanian :
a) Sub Sektor Pertanian Tanaman Pangan
• Kecamatan Selat yang meliputi Desa Muncan dan DesaSebudi;
• Kecamatan Bebandem yang meliputi Desa Bebandem;
• Kecamatan Abang yang meliputi Desa Datah, Bunutan dan
Ababi; dan
• Kecamatan Manggis yang meliputi Desa Gegelang.b) Sub Sektor Perkebunan
• Kecamatan Sidemen yang meliputi Desa Sangkan Gunung,Talibeng dan Tri Eka Buana;
• Kecamatan Rendang yang meliputi Desa Menanga,Besakih dan Pempatan; dan
• Kecamatan Karangasem yang meliptui Desa Seraya,
Seraya Barat dan Seraya Timur.c) Sub Sektor Petemakan
• Kecamatan Abang yang meliputi Desa Datah;
• Kecamatan Manggis yang meliputi Desa Ulakan, NyuhTebel dan Pesedahan; dan
• Kecamatan Rendang yang meliputi Desa Menanga, Nongandan Pempatan.
2) Potensi penanaman modal sektor industri:
a) Industri Kimia
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Nongan;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Karangasem;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang; dan• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Sibetan.
b) Industri Agro
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang; dan
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar, Sukadana, danBaturinggit.
16
c) Industri Kayu
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Nongan dan Rendang ;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Bugbug, Subagandan Karangasem; dan
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang.d) Industri Anyaman
• Kecaimatan Manggis yaitu di Desa Tenganan ;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya, SerayaBarat dan Seraya Timur;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang dan Culik;
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Ababi danBudakeling; dan
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Selat.e) Industri Komik Lontar
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen; dan
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Tenganan.f) Industri Logam
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang, Menanga danNongan;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Padangkerta; dan
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Budakeling danAbabi.
g) Industri Besi
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang, Menanga danNongan; dan
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Budakeling danAbabi.
h) Industri Tekstil, Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen.
i) Aneka Industri, Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemendan Sinduwati.
3) Potensi penanaman modal sektor pariwisata
a) Kawasan Strategis Provinsi Nasional
• KSPN Karangasem-Amuk dan sekitamya;
• KSPN Tulamben-Amed dan sekitarnya; dan
• KSPN Besakih-Gunung Agung dan sekitamya.b) Wisata alam
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pesaban (wisata alam
Bukit Jambul);
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Duda Timur (wisata alamPutung);
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen (wisata alamIseh); dan
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Antiga (wisata alam YehMalet).
17
c) Wisata Budaya
• Kecamatan Karangasem yaitu di Kelurahan Karangasem(Puri Agung Karangasem);
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Tumbu (TamanSoekasada Ujung);
• Kecamatan Abang yaitu Desa Ababi (Taman Tirtagangga);
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Tenganan (Desa TuaTenganan); dan
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Besakih (Besakih).d) Agrowisata
• Kecamatan Bebandem yaitu Desa Sibetan (AgrowisataSalak).
e) Wisata Tirta/Bahari
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Padangbai (Padangbai);
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Purwakerti (Jemeluk);
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tulamben (Tulamben);
• Kecamatan Rendaing yaitu di Desa Rendang danKecamatan Selat yaitu di Desa Muncan (Sungai TelagaWaja); dan
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Bugbug (PantaiCandidasa).
f) Desa Wisata
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Pekraman Jasri,Pertima, Tumbu dan Bugbug;
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa PekramanBudakeling, Sibetan, Kastala dan Jungutan;
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Pekraman Tenganan,Antiga, Padangbai, Ulakan, Gegelsing dan Selumbung;
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Pekraman Duda, Peringsaridan Sebudi;
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pekraman Besakih danNongan; dan
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Pekraman Muntigunung.g) Akomodasi wisata
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Bugbug, Subagandan Karangasem;
• Kecamatain Manggis yaitu di Desa Padangbai, Manggis,Nyuhtebel dan Sengkidu; dan
• Kecamatan Abang yaitu di Desa yaitu di Desa Purwakertidan Bunutan.
4) Potensi penanaman modal sektor perdagangan dan jasa
Kecamatan Karangasem yaitu Kelureihan Karangasem.
5) Potensi penanaman modal sektor pengangkutan dankomunikasi
a) Kecamatan Karsingasem yaitu di Kelurahan Subagan danKelurahan Karangasem;
18
b) Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang;
c) Kecamatan Manggis yaitu di Desa Padangbai, Ulakan danManggis;
d) Kecamatan Abang yaitu di Desa Culik dan Labasari; dan
e) Kecamatan Kubu yaitu di Desa Ban.
6) Potensi penanaman modal sektor energi dan air bersih
a) Kecamatan Kubu yaitu Pengembangan PLTU;
b) Kecamatan Rendang di Desa Rendaing dan Selat yaitu diDesa Muncan yaitu Pengembangan pemanfaatan Tukad
Telaga Waja sebagai sumber pembangkit listrik , sumber airbaku dan transfer air bersih ke wilayah rawan kekeringan;
c) Kecamatan Rendang, Selat, Bebandem, Sidemen, Manggis,sebagian Kecamatan Karangasem (Kawasan PerkotaanAmlapura, Desa Bugbug, Pertima, Tumbu, Bukit, danTegalinggah) dan sebagian Kecamatan Abang (Desa Abang,Ababi, Tista, Pidpid, Kesimpar, Nawakerti, Tri Buana,
Tiyingtali, Kerta Mandala, Culik, Labasari, Purwakerthi danBunutan) yaitu pengembangan sistem perpipaan air bersih;
d) Seluruh desa di Kecamatan Kubu, Desa Datah di KecamatanAbang dan Desa Seraya, Seraya Barat dan Seraya Timur diKecamatan Karangasem yaitu pengembangan mata air
pompa (MAP), sumur pompa tsmgan (SPT) dan pembangunanpenampungan air hujan (PAH) untuk pemenuhan kebutuhanair bersih kawasan rawan kekeringan; dan
e) Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar, Tianyar Barat danTianyar Timur sebagai wilayah pengembangan embung ataupenampung air hujan sebagai sumber air baku pengairanpertanian lahan kering dan perkebunan.
b. Potensi Perwilayahan Komoditi Sub Sektor Pertanian
1) Potensi Perwilayahan Komoditi Pertanian Tsinaman Paingan
a) Tanaman Pangan :
1 Padi:
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Tenganan;
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung;
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Muncan dan Peringsari;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Subagan danKarangasem; dan
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Nongan danRendang.
2 Jagung:
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Bunutan dan Datah;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya, SerayaTimur dan Seraya Barat;
19
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Tengah danTianyar Barat; dan
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Gegelang.
3 Ubi Kayu :
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Tengah danTianyar Barat;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang;
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Menanga, Rendangdan Pempatan;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya, SerayaTimur dan Seraya Barat; dan
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Muncan dan Peringsari.4 Ubi Jalar :
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pesaban, Nongan danRendang;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Bunutan dan Datah;dan
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Muncan, Selat dan
Peringsari.5 Kacang Kedelai:
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung;dan
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Nyuh Tebel.
6 Kacang Hijau :
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Tengah danTianyar Barat.
b) Buah-Buahan
1 Alpukat:
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang dan Pesaban.
2 Duku :
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung,Sidemen dan Talibeng;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya, Seraya
Barat dan Seraya Timur;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Bunutan dan DesaDatah; dan
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem.
3 Durian :
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang;
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung danTri Eka Buana;
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Ngis dan Tenganan;dan
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang.
20
4 Jambu Biji:
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Besakih dan
Menanga;
Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang dan Tiying Tali.
5 Jambu Air :
Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sinduwati dan TelagaWaja;
Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Karangasem dan
Bugbug;
Kecamatan Abang yaitu di Desa Labasari dan Culik; dan
Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar, Tianyar Tengahdan Tianyar Barat.
Mangga:
Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung;dan
Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Tengah, Tianyar
dan Tianyar Barat.
Manggis :
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang;
Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen;
Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya Barat an
Seraya Timur; dan
Kecamatan Abang yaitu di Desa Datah.8 Nangka:
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Menanga danBesakih; dan
Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya.Nenas :
Kecamatan Manggis yaitu di Desa Gegelang; dan
Kecamatan Abang yaitu di Desa Bunutan.
10 Jeruk :
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Menanga, Besakihdan Pempatan;
Kecamatan Manggis yaitu di Desa Gegelang;
Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya; dan
Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem, Sibetandan Jungutan.
11 Pisang:
Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pempatan, Menangadan Besakih;
Kecamatan Manggis yaitu di Desa Antiga, Ulakan, danManggis; dan
Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang dan Tiying Tali.
21
12 Rambutan :
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung;
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya danSeraya Barat; dan
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang.13 Salak :
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Sibetan; dan
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Duda Timur dan Duda
Utara.
14 Sawo :
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Manggis;• Kecamatan Abang yaitu di Desa Abang; dan
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Barat.15 Pepaya:
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Besakih danPempatan;
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Talibeng danLokasari;
• Kecamatan Abang yaitu di Desa Labasari dan Culik; dan
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tiainyar Tengah danTianyar Barat.
c) Sayur-Sayuran
1 Bawang Merah
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Menanga dan Pempatan;dan
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung.2 Bawang Putih
• Kecamatan Selat yaitu Desa Menanga dan Pempatan.
3 Cabe
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya danSeraya Timur; dan
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung danSidemen.
4 Tomat
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Nongan danRendang;
• Kecamatan Selat yaitu di Desa Menanga dan Pempatan;dan
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem danJungutan.
22
5 Kacang Panjang
• Kecamatan Manggis yaitu di Desa Nyuh Tebel;
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem, Sibetandan Jungutan; dsin
• Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung,Sidemen dan Talibeng.
6 Buncis
• Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar Tengah danTianyar Barat; dan
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Nongan danRendang.
7 Kangkung
• Kecamatan Mangis yaitu di Desa Nyuh Tebel; dan
• Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya danSeraya Timur.
8 Ketimun
• Kecamatan Rendang yaitu di Desa Rendang; dan
• Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem danJungutan.
2) Potensi Perwilayahan Komoditi Perkebunan
a) Kelapa :
Seluruh wilayah kecamatan kecuali Kecamatan Kubu.
b) Kopi :
1 Kecamatan Rendang yaitu di Desa Besakih, Menanga danPempatan; dan
2 Kecamatan Selat yaitu di desa Muncan dan Sebudi.c) Cengkeh :
1 Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung; dan2 Kecamatan Selat yaitu di Desa Duda Timur dan Muncan.
d) Kakao :
1 Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung;2 Kecamatan Manggis yaitu di Desa Selumbung dan Ngis;
dan
3 Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Jungutan.e) Jambu Mete :
Kecamatan Kubu tepatnya di Desa Ban dan Dukuh.
f) Kapuk
1 Kecamatan Manggis yaitu di Desa Ulakan; dan2 Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar dan Tianyar
Tengah.g) Vanili :
Kecamatain Manggis yaitu di Desa Ulakan dan Ngis.
23
h) Tembakau :
1 Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pempatan; dan
2 Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar.
3) Potensi Perwilayahan Komoditi Petemakan
a) Daging Sapi :
1 Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pempatan;2 Bebandem yaitu di Desa Bebandem; dan3 Kubu yaitu di Desa Ban.
b) Daging Kerbau :
1 Kecamatan Manggis yaitu di Desa Tenganan; dan2 Kecamatan Selat yaitu di Desa Duda.
c) Daging Babi :
1 Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sangkan Gunung danTalibeng;
2 Kecamatan Manggis yaitu di Desa Antiga, Antiga Kelod dan
Ulakan;
3 Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya;4 Kecamatan Abang yaitu di Desa Datah dan Pipid; dan5 Kecamatan Kubu yaitu di Desa Tianyar.
d) Daging Kambing :
1 Kecamatan Rendang yaitu di Desa Besakih danPempatan; dan
2 Kecamatan Kubu yaitu di Desa Ban, Kubu, Sukadana danTianyar.
e) Daging Ayam:
1 Kecamatan Rendang yaitu di Desa Pempatan dan Besakih;2 Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Sidemen dan Kerta
Buana;
3 Kecamatan Manggis yaitu di Desa Nyuh Tebel danPesedahan;
4 Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem; dan5 Kecamatan Selat yaitu di Desa Muncan dan Sebudi.
f) Daging Itik :
1 Kecamatan Sidemen yaitu di Desa Tangkup dan Wisma
Kerta;
2 Kecamatan Karangasem yaitu di Desa Seraya, Pertima danBugbug;
3 Kecamatan Bebandem yaitu di Desa Bebandem; dan4 Kecamatan Selat yaitu di Desa Selat, Muncan, Peringsari
dan Duda.
c. Pemberian kemudahan penanaman modal dalam sektor-sektoryang tidak kompetitif maupun dengan pertumbuhan lambanseperti sektor pertanian, perdagangan dan jasa, pariwisata,pengangkutan dan komunikasi.
24
d. Pemerataan pembangunan sarana dan prasarana dasar sepertijaringan jalan, angkutan umum, air bersih, dan telekomunikasiuntuk meningkatkgin aksesibilitas dan konektivitas antar wilayahdi dalam Kabupaten Karangasem.
e. Penguatan posisi dan fungsi Sentra UKM Kabupaten Karangasemsebagai etalase produk UKM Kabupaten Karangasem sertasebagai pusat informasi potensi produk UKM dan perwilayahanproduksi UKM.
3. Fokus Pengembangan peuigan, infrastruktur dan energi.
a. Bidang Pangan
Sektor pertanian sebagai sektor yang mewakili bidang panganmerupakan sektor basis di Kabupaten Karangasem namun tidakkompetitif terhadap sektor pertanian kabupaten/kota lainnya diProvinsi Bali dan pertumbuhannya yang cenderung lamban.Porsi share sektor pertanian merupakan salah satu yang terbesarterhadap PDRB Kabupaten Karangasem, yang guiinya menjadipembentuk struktur ekonomi wilayah Kabupaten Karangasem.Tantangan dalam penyusunan arah kebijakan penanaman modalKabupaten Karangasem pada bidang pangan adalah :
1) Menambah nilai kompetitif sektor pertanian baik terhadapsektor pertanian wilayah lainnya, maupun sektor ekonomilainnya di Kabupaten Karangasem;
2) Mendorong percepatan pertumbuhan sektor pertanian agartetap dapat menjadi pembentuk struktur ekonomi KabupatenKarangasem; dan
3) Menjaga stabilitas produksi sektor pertanian dan produkturunannya.
Untuk dapat menjawab tantangan di atas, maka arah kebijakanpengembangan penaneiman modal di bidang pangan adalahsebagai berikut:
1) Peningkatan nilai tambah sektor pertanian melalui diversifikasiproduk pertanian;
2) Fasilitasi pengembangan industri pengolahan hasil pertanian,seperti industri pengolahan buah salak menjadi kripik danmine;
3) Perlindungan terhadap petani, lahan pertanian dan produkpertanian berupa pengurangan pajak lahan pertanian,penetapan lahan pertanian pangan berkelanjutan, bantuanmodal pengelolaan lahan pertanian baik sebelum maupunpasca panen, dan kemudahan distribusi produk pertanian;
4) Peningkatan daya saing produk pertanian melalui penelitian-
penelitian ilmiah yang bekeija sama dengan pihak universitasatau akademisi; dan
25
5) Penguatan Lembaga Perkreditan Desa dan Koperasi.
b. Bidang Infrastruktur
Sektor transportasi, komunikasi, energi dan air bersih merupakansektor yang memiliki pertumbuhan cepat. Sektor energi dan airbersih Kabupaten Karangasem bahkan menjadi sektor potensialinvestasi karena selain pertumbuhainnya yang cepat danprogressif, sektor ini juga kompetitif terhadap wilayah lainnya.Bidang infrastruktur merupakan bidang yang memegang perananstrategis mengingat salah satu elemen utama penanaman modaladalah pemerataan persebaran penanaman modal dimana peraninfrastruktur sangat vital dalam proses distribusi modal, barangdan jasa, serta jantung dari aksesibilitas dan konektivitas antarkawasan di dalam wilayah Kabupaten Karangasem. Selain ituwilayah Kabupaten Karangasem merupakan pintu gerbangwilayah timur Provinsi Bali, wilayah pertama penerima modal,barang dan jasa dari wilayah bagian timur Indonesia.
Melihat pada nilai strategis bidang infrastruktur bagi KabupatenKarangasem, maka arah kebijakan penanaman modal padabidang ini adalah sebagai berikut:
1) Optimalisasi kapasitas dan kualitas infrastruktur eksistingkhususnya sistem jaringan air bersih, jaringan telekomunikasi,jaringan listrik dan jaringan jalan;
2) Percepatan pengembangan infrastruktur dasar pada wilayah-
wilayah terpencil di Kabupaten Karangasem seperti KecamatanKubu, Kecamatan Abang dan Kecamatan Karangasem,khususnya infrastruktur yang memiliki pertumbuhan cepatseperti jaringan jalan, energi, komunikasi dan air bersih;
3) Pengembangan infrastruktur yang ramah lingkungan danmemanfaatkan sumberdaya terbarukan;
4) Percepatan pemenuhan kebutuhan infrastruktur melalui
mekanisme Keijasama Pemerintah-Swasta (Public PrivatePartnership); dan
5) Pengintegrasian infrastruktur wilayah Kabupaten Karangasemdengan wilayah sekitar untuk meningkatkan konektivitas antarkawasan khususnya wilayah-wilayah yang memiliki potensidan rencana pengembangan infrastruktur yang bersifat primemover seperti Kabupaten Buleleng.
c. Energi
Bidang energi merupakan salah satu bidang potensial investasikarena sektor energi dan air bersih Kabupaten Karangasemmemiliki pertumbuhan progressif dan kompetitif terhadap bidangenergi di wilayah lainnya di Provinsi Bali. Arah kebijakanpenanaman modal untuk bidang energi di KabupatenKarangasem adalah sebagai berikut:
26
1) Pengembangan pembangkit, gardu induk dan jaringan baruuntuk optimalisasi pemenuhan kebutuhan energi KabupatenKarangasem;
2) Peningkatan pemanfaatan sumber energi terbarukan sepertienergi matahari, energi angin, energi arus air dan gelombangsebagai sumber energi baru serta mendorong penanamanmodal infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan listrikdan pengembangan konsep pengelolaan energi ramahlingkungan;
3) Pengembangan jaringan energi ke wilayah-wilayah terisolir;
4) Pengintegrasian bidang energi dengan sektor fokus investasi
yaitu sektor pertanian, perdagangan dan pariwisata;
5) Peningkatan penelitian sumber energi baru dan terbarukan,bekeija sama dengan pihak universitas dan/ atau akademisi;
6) Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modalserta dukungan akses pembiayaan domestik dan infrastrukturbagi sumber energi baru dan terbarukan; dan
7) Pengawasan secara ketat pemanfaatan bahan bakar fosil padaangkutan umum dan kendaraan pribadi.
4. Penanaman modal yang berwawasan lingkungan (green investmentj
a. Pemberian kemudahan dan/atau insentif bagi penanaman modalyang mendorong upaya pelestarian lingkungan serta pemanfaatanenergi baru dsin terbarukan;
b. Pembatasan penanaman modal pada sektor pertambangan danpenggalian;
c. Pemberian kemudahan dan/atau insentif pada penanaman modalyang mendorong pemerataan pengembangan infrastruktur ramah
lingkungan di kawasan terpencil;
d. Peningkatan penggunaan teknologi dan proses produksi yangramah lingkungan secara lebih terintegrasi;
e. Pengembangan wilayah yang memperhatikan tata ruang dan dayadukung lingkungan; dan
f. Komitmen pemerintah daerah Kabupaten Karangasem dalampengembangan, pemanfaatan serta pengelolaan teknologi daninfrastruktur yang ramah lingkungan.
5. Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi(UMKMK)
UMKMK merupakan sektor riil di Kabupaten Karangasem mengingatjumlah dan serapan tenaga keijanya yaing paling besar diantarasektor lainnya. Arah kebijakan penanaman modal guna mendukung
27
pemberdayaan UMKMK di Kabupaten Karangasem adalah sebagaiberikut:
a. Peningkatan kapasitas usaha (strategi naik kelas), yaitupeningkatan usaha yang berada pada skala tertentu untuk dapatberkembang menjadi skala yang lebih besar dan/ atau usahainformal menjadi usaha formal;
b. Pembatasan perkembangan perdagangan besar dan modem yangdapat mematikan keberadaan UMKMK atau menciptakanpersainggin usaha yang tidak sehat;
c. Peningkatan kualitas SDM pelaku UMKMK melalui kegiatan
pembekalan ketrampilan, kursus, dan bentuk pelatihan lainnya;
d. Peningkatan kapasitas UKM Centre dalam membantu promosidan pengembangan produk UKM Kabupaten Karangasem;
e. Penguatan kelembagaan Lembaga Perkreditan Desa dan Koperasi;dan
f. Iklim usaha yang kondusif dan kompetitif melalui pemberianinsentif terhadap usaha-usaha yang mampu menyerap tenagakeija tinggi dan stabil dalam produksi dan pendapatan.
6. Pemberian Kemudahain dan/atau Insentif Penanaman Modal
a. Prinsip-prinsip pola umum pemberian kemudahan dan/atauinsentif
1) Efisiensi;2) Efektivitas;3) Transparan;4) Sederhana;
5) Keadilan; dan6) Perhitungan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan.
b. Bentuk kemudahan dan insentif penanaman modal
1) Kemudahan yang diberikan Pemerintah Daerah :
a) Kemudahgin pelayanan KPPT;b) Penyederhanaan birokrasi usaha dan penanaman modal;c) Penyediaan infrastruktur dasar yang memadai dan merata;d) Penyediaan data dan informasi potensi penamaman modal;e) Penyediaan lahan; danf) Pemberian bantuan teknis,
2) Insentif yang diberikan Pemerintah Daerah :
a) Pengurangan atau keringanan pajak daerah;b) Pengurangan atau keringanan retribusi daerah;c) Pemberian dana stimulan; dan
d) Pemberian bantuan modal.
28
c. Kriteria penanaman modal yang mendapatkan kemudahandan/insentif penanaman modal
1) Memberikan kontribusi bagi peningkatan pendapatanmasyarakat;
2) Menyerap banyak tenaga keija lokal;3) Menggunakan sebagian besar sumberdaya lokal;4) Memberikan kontribusi bagi peningkatan pelayanan publik;5) Memberikan kontribusi dalam peningkatan produk domestik
regional bruto;6) Menjaga dan mempertahankan lingkungan dan berkelanjutan;7) Termasuk skala prioritas tinggi daerah;8) Membangun infrastruktur untuk kepentingan publik;9) Melakukan alih teknologi;10) Merupakan industri pionir;11) Menempati lokasi di daerah terpencil, daerah tertinggal atau
daerah perbatasan;12) Melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan dan
inovasi;
13) Bermitra dengan UMKM atau koperasi; dan14) Industri yang menggunakan barang modal, mesin, atau
peralatan yang diproduksi dalam negeri.d. Mekanisme pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman
modal
Pemberian kemudahan dan/atau insentif penanaman modaldiberikan oleh Bupati terhadap bidang-bidang usaha didaerah/kawasan/wilayah tertentu. Oleh karena bidang-bidangusaha tersebut sifatnya dinamis, maka untuk mengikutiperkembangan yang ada perlu dilakukan evaluasi secara berkalaterhadap pemberian kemudahan dan/atau insentif penanamanmodal. Evaluasi ini dilakukan oleh Bupati dengan melibatkanSKPD dan Instansi terkait.
Hasil evaluasi yang dihasilkan dapat berupa rekomendasi/usulanpenambahan dan/atau pengurangan bidang-bidang usaha yangdapat memperoleh kemudahan dan/atau insentif.
7. Promosi Penanaman Modal
Promosi penanaman modal Kabupaten Ksirangasem dilakukanmelalui:
a. Pemanfaatan teknologi informasi;b. Promosi intensif melalui pemasangan iklan pada tempat-tempat
strategis seperti kawasan wisata, simpul-simpul transportasi,dan kawasan pusat perbelanjaan;
c. Penyelenggaraan pameran, seminar, dan temu usaha; dand. Pemasangan iklan pada media cetak dan elektronik.Penyelenggaraan promosi penanaman modal dilakukan secarabersama-sama dengan Pemerintah Provinsi Bali, pemerintahkabupaten/kota lainnya atau lembaga non pemerintah.
29
BAB V
PETA PANDUAN {ROAD MAPj IMPLEMENTASI
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN KARANGASEM
Peta panduan implementasi RUPM Kabupaten Karangasem merupakaninstrumen yang digunakan sebagai panduan implementasi arahkebijakan penanaman modal RUPM melalui alokasi waktu dan instansi
pelaksana untuk dapat mewujudkan visi dan misi penanaman modalKabupaten Karangasem. Peta panduan implementasi ini disusun kedalam 3 fase waktu yang dilakukan secara pararel dan simultan.
Perumusan 3 fase waktu ini didasarkan pada urgenitas dan kebutuhanpengembangan bidang fokus investasi yaitu Pangan, Energi danInfrastruktur di Kabupaten Karangasem. Adapun 3 fase waktu iniadalah sebagai berikut:
1. Fase I
Fase I adalah fase yang dimaksudkan untuk mencapai prioritaspenanaman modal jangka pendek yaitu periode tahun 2015 sampaidengan tahun 2017. Arah dari implementasi RUPM pada fase I adalah
pengembangan penanaman modal yang relatif mudah dan cepatmenghasilkan. Pada fase ini, kegiatan-kegiatan yang dilakukanadalah mendorong dam memfasilitasi penanam modal yang siapmenanamkan modalnya baik itu penanaman modal yang menunjangpengembangan infrastruktur khususnya pengembanganinfrastruktur dasar yang berorientasi pada pemerataan jaringan padawilayah-wilayah terpencil dan terisolir maupun penanaman modalpada sektor-sektor potensial investasi namun dengan pertumbuhanlamban dan tidak kompetitif yang dapat memperkuat strukturekonomi wilayah Kabupaten Karangasem
Langkah-langkah kebijakan yang dilakukan pada fase I adalahsebagai berikut:
a. Menyusun kebijakan insentif dan/atau kemudahan penanamanmodal yang dapat mendorong percepatan penanaman modal bagisektor-sektor potensial serta pelestarian lingkungan;
b. Menyempumakan prosedur perijinan, monitoring serta evaluasisecara komprehensif untuk menciptakan birokrasi penanaman
modal yang efektif dan efisien;
c. Memperkuat kelembagaan KPPT Karangasem dan koordinasi antarSKPD ;
d. Mengembangkan sistem informasi penanaman modal terpadu yangdapat digunakan sebagai media promosi penanaman modal secaraglobal, media informasi potensi penanaman modal di KabupatenKarangasem, media sosialisasi prosedur penanaman modal sertakebijakan terkait penanaman modal di Kabupaten Karangasem
serta sebagai media komunikasi dua arah antara calon investordan pemerintah daerah Kabupaten Karangasem;
30
e. Mengidentifikasi proyek-proyek penanaman modal daerah yangsiap ditawarkan dan dipromosikan sesuai dengan kebutuhanpengembangan wilayah, daya dukung lingkungan sertakarakteristik lingkungan alam dan sosial budaya masyarakatdaerah tersebut;
f. Memperbaharui data potensi investasi secara berkala untuk dapatmemberikan inforaiasi terkini kepada calon investor mengenaidinamika wilayah Kabupaten Karangasem; dan
g. Memperkuat citra Kabupaten Karangasem sebagai wilayah tujuaninvestasi melalui promosi penanaman modal yang intensif baikmelalui media sosial, media cetak dan elektronik maupun
pemasangan iklan pada wilayah strategis seperti wilayah simpultransportasi dan kawasan wisata.
2. Fase II
Fase II dimaksudkan untuk mencapai prioritas penanaman modaljangka menengah, sampai dengan 5 (lima) tahun ke depan yaituperiode tahun 2015 sampai dengan tahun 2020. Pada fase ini yangdilakukan adalah penanaman modal yang mendorong percepataninfrastruktur fisik dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.Pada fase ini juga dipersiapkan kebijakan dan fasilitasi penanameinmodal dalam rangka mendorong pengembangan UMKMK KabupatenKarangasem. Arah dari fase II adalah percepatan pembangunaninfrastruktur, energi, sumber daya manusia dan usaha mikro, kecildan menengah.
Untuk mendukung implementasi fase II dan mendukung fase lainnya,langkah-langkah kebijakan penanaman modal yang dilakukan adalahsebagai berikut:
a. Memperbaharui kebijakan penataan ruang wilayah (Revisi RTRWKabupaten Karangasem) untuk dapat mengakomodasi dinamikapembangunan di Kabupaten Karangasem maupun Provinsi Bali;
b. Pemberian kemudahan dan/atau insentif bagi pensinaman modalyang dapat meningkatkan nilai produksi sektor pertanian,perdagangan dan jasa, dan pariwisata yang merupakan sektorpotensial investasi;
c. Pemberian kemudahan dan/atau insentif bagi penanaman modalyang dapat meningkatkan pemerataan persebaran jaringaninfrastruktur dasar, pemenuhan infrastruktur yang dapatmeningkatkan kapasitas produksi sektor pertanian, pariwisataserta perdagangan dan jasa, dan peningkatan kapasitas usahaUMKMK;
d. Prioritas peningkatan kegiatan penanaman modal pada percepatanpembangunan infrastruktur melalui skema Keijasama Pemerintah-Swasta diantaranya pembangunan pembangkit tenaga listrik,embung dan penahan air hujan, jaringan telekomunikasi sertapeningkatan kualitas sumberdaya manusia yang dibutuhkan;
31
e. Penyiapan kebijakan pengaturan pemanfaatan tenaga keija lokalbagi pelaku usaha di Kabupaten Karangasem; dan
f. Meningkatkan keijasama kepariwisataan dengan PemerintahKabupaten Buleleng yang wilayahnya akan dikembangkan saranadan prasarana prime mover yaitu berupa Bandar udara.
3. Fase III
Impementasi fase III dimaksudkan untuk mencapai dimensipenanaman modal jangka panjang yaitu 10 (sepuluh) tahun ke depanatau tahun 2025. Sampai tahun 2025, diharapkan seluruh wilayah diKabupaten Karangasem telah terlayani infrastruktur dasar secaraoptimal, wilayah yang terisolir dan kekurangan air bersih telahterlayani secara optimal, sektor-sektor potensial investasi memilikipertumbuhan yang progresif dan kompetitif terhadap wilayahlainnya, Indeks Pembangunan Manusia yang setara dengan IndeksPembangunan Manusia Provinsi Bali, dan kapasitas usaha UMKMKyang meningkat yaitu usaha kecil menjadi usaha menengah, usahamenengah menjadi usaha skala besar dan sektor informal menjadisektor formal. Pada kondisi di atas, arah kebijakan penanamanmodal adalah pengembangan usaha skala besar pada sektorpertanian, pariwisata dan perdagangan serta pengembangan energialtematif yang ramah lingkungan
Untuk mendukung fase III dan mendukung fase-fase lainnya,langkah-laingkah kebijakan penanaman modal adalah sebagaiberikut:
a. Penetapan revisi RTRW Kabupaten Karangasem ke dalam bentuk
Peraturan Daerah;
b. Optimalisasi pelayanan infrastruktur dasar yang merata di seluruhwilayah;
c. Pemberian kemudahan dan/atau insentif bagi penanam modalpada sektor pertanian, pariwisata dan perdagangan jasa yangmemanfaatkan sumberdaya terbarukan, memanfaatkan tenaga
keija lokal, dan menciptakan peningkataan kapasitas usahaUMKMK;
d. Peningkatan penelitian pengembangan sumber energi altematifyang terbam dan terbamkan untuk dapat mengidentifikasi sumberenergi dan perwilayahan potensi pengembangan sumber energialtematif terbaru dan terbamkan;
e. Pemetaan lokasi pengembangan usaha skala besar pada bidangpertanian, pariwisata dan perdagangan; dan
f. Penyiapan kebijakan pendukung termasuk peraturan daerahdalam rangka pengembangan energi ramah lingkungan dan/atauenergi altematif di masa datang.
32
Peta panduan implementasi Rencana Umum Penanaman ModalKabupaten Karangasem Tahun 2015-2025 ini dapat dilihat padaLampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari KeputusanBupati ini.
33
BAB VI
PELAKSANAAN
Terhadap arah dan kebijakan penanaman modal yang telah diuraikandi atas, RUPM Kabupaten Karangasem memerlukan suatu langkah-langkah konkrit sebagai berikut:
1 SKPD/Lembaga teknis terkait di Kabupaten Karangasem untukmenyusun kebijakan terkait kegiatan penanaman modal denganmengacu kepada RUPM Kabupaten Karangasem; dan
2 Pemerintah Daerah Kabupaten Karangasem melakukan evaluasibidang-bidang usaha yang memperoleh fasilitas, kemudahandan/atau insentif penanaman modal yang diberikan oleh pemerintah.
BUPATI, KARANGASEM,/
a I GUSTI AYU MAS SUMATRI
LAMPIRAN II
PERATURAN BUPATI KARANGASEM
NOMOR 18 TAHUN 2016
TENTANG
RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL
KABUPATEN KARANGASEM
PETA PANDUAN IMPLEMENTASI RENCANA UMUM PENANAMAN MODAL KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2015-2025
NO PASEI EASE 11 PASE III ARAH
IMPLEMENTASI
RUPM
LANGKAH KEBIJAKAN INSTANSI PELAKSANA
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Pengembanganpenanaman
modal yang relatifmudah dan cepatmenghasilkan
1 Menjoisun kebijakan insentifdan/atau kemudahan penanamanmodal yang dapat mendorongpercepatan penanaman modal bagisektor-sektor potensial sertapelestarian lingkungan
KPPT 86 BAPPEDA
2wm
•Pdr;''•..y
Menyempuraakan prosedurperijinan, monitoring sertaevaluasi secara komprehensifuntuk menciptakan birokrasipenanaman modal yang efektif danefisien .
KPPT
3 KHng-'iV,: •J
Memperkuat kelembagaan KPPTKarangasem dan koordinasi antarSKPD
KPPT dan Seluruh SKPD
4 Mengembangkan sisteminformasi penanaman modalterpadu yang dapat digunakansebagai media promosipenanaman modal secara global,
KPPT
NO FASEI
2015 2016 2017
FASE II FASE III
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
ARAH
IMPLEMENTASl
RUPM
Percepatan
LANGKAH KEBIJAKAN
media informasi potensipenanaman modal di KabupatenKarangasem, media sosialisasiprosedur penanaman modal sertakebijakan terkait penanamanmodal di Kabupaten Karangasemserta sebagai media komunikasi 2arah antara calon investor dan
pemerintah daerah KabupatenKarangasem
Mengidentiflkasi proyek-proyekpenanaman modal daerah yangsiap ditawarkan dan dipromosikansesuai dengan kebutuhanpengembangan wilayah, dayadukung lingkungan sertakarakteristik lingkungan alam dansosial budaya masyarakat daerahtersebut.
Memperbaharui data potensiinvestasi secara berkala untuk
dapat memberikan informasiterkini kepada calon investormengenai dinamika wilayahKabupaten Karangasem
Memperkuat citra KabupatenKarangasem sebagai vdlayahtujuan investasi melalui promosipenanaman modal yang intensifbaik melalui media sosial, mediacetak dan elektronik maupunpemasangan iklan pada wilayahstrategis seperti wilayah simpultransportasi dan kawasan wisata.
Memperbaharui kebijakan
INSTANSI PELAKSANA
BAPPEDAfit PU
KPPT 85 BAPPEDA
KPPT
BAPPEDA
NO FASEI FASE II FASE III
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
.f :V
10
m
11
Am
ARAH
IMPLEMENTASI
RUPM
pembangunaninfrastruktur,energi,sumberdayamanusia dan
usaha mikro,kecil dan
menengah
LANGKAH KEBIJAKAN
penataan ruang wilayah (RevisiRTRW Kabupaten Karangasem)untuk dapat mengakomodasidinamika pembangunan diKabupaten Karangasem maupunProvinsi Bali.
Pemberian kemudahan dan/atauinsentif bagi penanaman modalyang dapat meningkatkan nilaiproduksi sektor pertanian,perdagangan dan jasa, danpanwisata yang merupakan sektorpotensial investasi
Pemberian kemudahan dan/atauinsentif bagi penanaman modalyang dapat meningkatkanpemerataan persebaran jaringaninfrastruktur dasar, pemenuhaninfrastruktur yang dapatmeningkatkan kapasitas produksisektor pertanian, pariwisata sertaperdagangan dan jasa, danpeningkatan kapasitas usahaUMKMK.
Prioritas peningkatan kegiatanpenanaman modal padapercepatan pembangunaninfrastruktur melalui skema
Keijasama Pemerintah-Swastadiantaranya pembangunanpembangkit tenaga listrik, embungdan penahan air hujan, jaringantelekomunikasi serta peningkatankualitas sumberdaya manusia
INSTANSI PELAKSANA
KPPT
KPPT
BAPPEDA & KPPT
NO EASE I EASE II EASE III ARAH LANGKAH KEBIJAKAN INSTANSI PELAKSANA
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 IMPLEMENTASI
RUPM
yang dibutuhkan.
12
s.
Penyiapan kebijakan pengaturanpemanfaatan tenaga kerja lokalbagi pelaku usaha di KabupatenKarangasem.
Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
13
^^1
s?
Meningkatkan kerjasamakepariwisataan denganpemerintah Kabupaten Bulelengyang wilayahnya alcandikembangkan sarana danprasarana prime mover yaltuberupa Bandar udara.
BAPPEDA dan Dinas
Pariwisata KabupatenKarangasem dan KabupatenBuleleng
14 Pengembanganpengembanganusaha skala besar
pada sektorpertanian,pariwisata danperdagangan
Penetapan revisi RTRW KabupatenKarangasem ke dalam bentukPeraturan Daerah
BAPPEDA
nOptimalisasi pelayananinfrastruktur dasar yang merata diseluruh wilayah
PU
15
i
!
1 •Ii
1
.SRB
serta energialternatif ramah
lingkungan
Pemberian kemudahan dan/atauinsentif bagi penanam modal padasektor pertanian, pariwisata danperdagangan jasa yangmemanfaatkan sumberdayaterbarukan, raemanfaatkan tenagakerja lokal, dan menciptakanpeningkatakan kapasitas usahaUMKMK.
KPPT
16 • ! Peningkatan penelitianpengembangan sumber energi
PU
NO FASEI FASE II FASE III ARAH
IMPLEMENTASI
RUPM
LANGKAH KEBIJAKAN INSTANSI PELAKSANA
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
Jalternatif yang terbaru danterbarukan untuk dapatmengidentifikasi sumber energidan penvilayahan potensipengembangan sumber energilatematif terbaru dan terbarukan.
17 I" "1
ij •
Pemetaan lokasi pengembanganusaha skala besar pada bidangpertanian, pariwisata danperdagangan
BAPPEDA, Dinas Pertanian,Dinas Perindustrian dan
Perdagangan, Dinas Pariwisata
18
•Penyiapan kebijakan pendukungtermasuk peraturan daerah dalamrangka pengembangan energiramah lingkungan dan/atauenergi alternatif di masa datang
BLH, PU 86 BAPPEDA
I^UPATL KARANGASEM, .
d I GUSTI AYU MAS SUMATRI
Kepada : Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem
Dari : Kabid. Penanaman Modal Bappeda Kab. Karangasem
Perihal : Perbaikan/ Koreksi Draf Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2016 tentangRencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Karangasem
Yth. Kepala Bappeda Kabupaten Karangasem
• Terlampir, perbaikan/ koreksi khususnya pada lampiran Draf Peraturan BupatiNo. 18 Tahun 2016 tentang RUPM Kabupaten Karangasem, dalam hal inidengan menyesuaikan dan mengacu pada sistematika perumusan NaskahRUPMK yang digunakan sebagai lampiran yang tidak terpisahkan denganPeraturan Daerah atau Peraturan Kepala Daerah (Gubemur, Bupati/Walikota)seperti yang dimaksud dalam Peraturan Kepala BKPM RT No. 9 Tahun 2012tentang Pedoman Penyusunan RUPM Provinsi dan RUPM Kabupaten/Kota,serta menyesuaikan dengan sistematika dan lampiran dari Peraturan GubemurBali No. 63 Tahun 2014 tentang RUPM Provinsi Bali.
• Untuk lampiran peta-peta potensi selengkapnya dapat dilihat pada NaskahAkademis Rencana Umum Penanaman Modal Kabupaten Karangasem Tahun2015-2025 yang telah disusun.
• Sedangkan, untuk lampiran Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang UsahaTerbuka dengan Persyaratan sekiranya tidak perlu dilampirkan karena secara isihams utuh sesuai dengan Perpres No. 39 Tahun 2014 tentang Daftar BidangUsaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbuka dengan Persyaratan dan mengingatdalam hal penetapan Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Bidang Usaha Terbukadengan Persyaratan sesuai dengan lampiran huruf R. (Pembagiaan UrusanPemerintahan Bidang Penanaman Modal, sub urusan Pengembangan IklimPenanaman Modal) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah saatini menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.
• Demikian koreksi dan perbaikan yang dilakukan untuk dapat dimohonkanarahan Pimpinan lebih lanjut.
Terimakasih.
Kabid. Penanaman Modal,
I Nvoman Adi Sudana. SE.. M.Si
Pembina
NIP. 19721114 199903 1 004
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 6
VUAU tah'
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita DaerahKabupaten Karangasem.
d
Ditetapkan di Amlapurapada tanggal 17 Mei 2016
BUPATI/ KARANGASEM,
i
I GUSTI AYU MAS SUMATRI
Diundangkan di Amlapurapada tanggal 17 Mei 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM,
/
I GEDE ADNYA MULYADI
BERITA DAERAH KABUPATEN KARANGASEM TAHUN 2016 NOMOR18.