kpd indah
TRANSCRIPT
-
7/31/2019 KPD INDAH
1/20
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
NY. Y DENGAN KPD DI RS. MH. THAMRIN CILEUNGSI
Disusun oleh :
INDAH AYU LESTARI
150071074
Semester V A
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MH THAMRIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
JAKARTA
2009
-
7/31/2019 KPD INDAH
2/20
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Hipertensi
Dalam Kehamilan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan, serta bimbingan
dari pembimbing lahan dan Dosen akademik, maka pada kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih pada :
1. Dr. H. Abdul Radjak, DSOG, selaku Ketua Yayasan Pendidikan MH.
Thamrin.
2. Ibu Karminingsih, S.Si.T, selaku Direktur Akademik Kebidanan MH.
Thamrin.
3. Ibu Yocki Yuanty, S.ST,Spd, selaku Pembimbing Akademik.
4. Bidan Yuniawaty, AM.Keb, selaku Pembimbing Lahan RS. MH. THAMRIN
Cileungsi.
5. Semua teman-teman yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran,
sehingga tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
kesempurnaan dalam pembuatan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian.
Jakarta, September 2009
Penulis
-
7/31/2019 KPD INDAH
3/20
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
2.1. Tujuan Umum
2.2. Tujuan Khusus
BAB II TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
5. Pengaruh Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pengaruh terhadap Ibu
Pengaruh terhadap Janin
6. Manifestasi Klinis
7. Faktor Resiko
8. Komplikasi Ketuban Pecah Dini (KPD)
9. Diagnosa
10. Pemeriksaan Diagnostik
11. Penanganan Ketuban Pecah Dini (KPD)
12. Diagnosa Banding
BAB III TINJAUAN KASUSBAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
-
7/31/2019 KPD INDAH
4/20
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Ketuban Pecah Dini merupakan salah satu penyebab langsung dalam
persalinan yang mempunyai dampak terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas
ibu dan bayi. Penelitian ini bertujaun untuk mengetahui hubungan terjadinya Ketuban
Pecah Dini (KPD) pada saat persalinan dengan terjadinya asfeksia pada Bayi Baru
Lahir (BBL).
Metode penelitian menggunakan desai penelitian survey analitik dengan
pendekatan waktu retrospektif. Responden dalam penelitian ini berjumlah 38, yang
terdiri dari 21 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 17 bayi dengan jenis kelamin
perempuan, dengan karakteristik ibu yang mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD) saat
persalinan sebanyak 24 dan yang tidak mengalami Ketuban Pecah Dini (KPD)
sebanyak 14. Pengumpulan dilakukan melalui studi dokumentasi dengan
menggunakan lembar pedoman dokumentasi, yang kemudian dianalisis dngan
menggunakan uji chi kuadrat dengan taraf signifikansi 5% dan df = 2.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan dengan chi kuadrat, didapatkan 2
hitung 18,643. Sementara dengan df = 2 didapatkan 2 tabel 5,991. Ternyata 2 dihitung
lebih besar dari pada 2 tabel, yang berarti bahwa ada hubungan terjadinya. Ketuban
Pecah Dini (KPD) yang berakibat pada asfeksia pada Bayi Baru Lahir (BBL) untuk
penelitian selanjutnya yang berminat melakukan penelitian terhadap variabel yang
serupa, diharapkan untuk memperhatikan faktor-faktor lain yang tidak dilibatkan
dalam penelitian ini yaitu kesehatan ibu, placenta, fetus dan neonatus.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui lebih rinci mengenai permasalahan Ketuban
Pecah Dini (KPD).
-
7/31/2019 KPD INDAH
5/20
b. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat menjelaskan tentang Ketuban Pecah Dini
(KPD)
2) Mahasiswa dapat mengetahui resiko terjadinya Ketuban Pecah
Dini (KPD)
3) Mahasiswa dapat menganalisa faktor Ketuban Pecah Dini (KPD)
-
7/31/2019 KPD INDAH
6/20
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Ketuban Pecah Dini (KPD)
Ketuban Pecah Dini (KPD) yaitu pecahnya selaput ketuban jauh sebelum 37
minggu waktu persalinan dapat membahayakan kehidupan janin dalam kandungan
setelah 22 minggu. Namun, resiko peristiwa ini terjadi dapat dikurangi baila ibu hamil
mengkonsumsi suplemen Vitamin C setiap hari sejak pertengahan masa
kehamilannya.
Vitamin C diketahui memiliki peranan penting dalam mempertahankan
selaput yang menghubungi janin dan cairan amnion. Walaupun penelitian yang telah
dilaporkan sebelum ini mengaitkan kadar Vitamin C yang rendah pada ibu hamil
memiliki resiko tinggi dalam Ketuban Pecah Dini (KPD), namun belum pernah
dijelaskan apakah penggunaan suplemen Vitamin C dapat membantu mengurangi
resiko tersebut.
Ketuban Pecah Dini (KPD) mungkin merupakan faktor yang bertanggung
jawab pada 40% atau lebih dari semua kasus persalinan prematur. Para peneliti
menyimpulkan bahwa suplemen Vitamin C dapat menjadi perangkat yang berharga
dalam mempertahankan kehamilan sampai aterm.
2. Etiologi
Penyebab Ketubah Pecah Dini (KPD) mempunyai dimensi multi faktorial
yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
a. Servik Inkampeten
b. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidrambnionc. Kelainan letak janin dan rahim : letak sungsang, letak lintang
d. Kemungkinan kesempitan panggul : bagian terendah belum masuk PAP (sepalo
pelvikdisproporsi)
e. Infeksi yang menyebabkan biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk
preteditik sel sehingga memudahkan Ketuban Pecah Dini (KPD)
(amnionitis/koriamnionitis).
-
7/31/2019 KPD INDAH
7/20
3. Patofisiologi
Banyak teori mulai dari defect kromosom kelaian kolaben, sampai infeksi.
Pada saat sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi (sampai 65%)
High Virulensi : Bactedides/Low Virulensi : Lactobacillus.
4. Penyebab Ketuban Pecah Dini (KPD)
Penyebab dari Ketuban Pecah Dini (KPD) tidak atau masih belum diketahui
secara jelas maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan
infeksi. Faktor yang hubungan dengan meningkatnya insidensi Ketuban Pecah Dini
(KPD) antara lain :
a. Adanya hipermotilitas rahim
b. Selaput ketuban terlalu tipis
c. Multipara
d. Servik incompetent
e. Polihidramnion
5. Pengaruh Ketuban Pecah Dini (KPD)
Adanya pengaruh Ketuban Pecah Dini (KPD) terhadap ibu dan janin adalah :
a. Pengaruh terhadap Ibu :
1. Infeksi Intrapastal
2. Infeksi puerperalis
3. Partus lama
4. Perdarahan post partum
5. Morbilitas dan mortalitas maternal
b. Pengaruh terhadap Ibu :1. Prematuritas
2. Infeksi intrauterin
3. Prolaps funiculi
4. Aspeksia neunarturun
5. Morbiditas dan mortalitas maternal
-
7/31/2019 KPD INDAH
8/20
6. Manifestasi Klinis
Setelah Ketuban Pecah Dini (KPD) dalam kondisi Term sekitar 70% pasien
akann mulai persalinan dalam 24 jam dan 95% dalam 72 jam. Setelah Ketuban Pecah
Dini (KPD) preterm, periode latensi dari ketuban pecah hingga persalinan menurun
terbalik dengan uria gestasional, misalnya pada kehamilan minggu ke-20 hingga ke-
26, rata-rata metode latensi sekitar 12 hari.
Pada kehamilan ke-32 hingga ke-34, periode latensi berkisar hanya 4 hari,
Ketuban Pecah Dini (KPD) dapat memberikan stress oksidatif terhadap ibu dan bayi.
Peningkatan lipid peroxidation dan aktivitas proteolitik dapat terlihat dalam eritrosit.
Bayi prematur memiliki pertahanan antioksidan yang lemah. Reaksi radikal bebas
pada bayi prematur menunjukkan tingkat lipid preotidation lebih tinggi selama
minggu pertama kehidupan. Beberapa komplikasi pada neonatus diperkirakan terjadi
akibat meningkatnya kerentanan neonatus terhadap trauma radikal oksigen.
7. Faktor Resiko
Berbagai faktor resiko berhubungan dengan timbulnya Ketuban Pecah Dini
(KPD), ras kulit hitam cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kulit putih, pasien
dengan status sesioekonomi rendah, perokok, riwayat penyakit menular, seksual,
riwayat persalinan preterm sebelumnya. Perdarahan pervaginam atau distensi uteri
(misalnya polihidramnion dan gemelli) memiliki resiko tinggi. Tindakan prosedural
seperti amniosintesis juga dapat memicu Ketuban Pecah Dini (KPD).
Beberapa faktor resiko yang memicu terjadinya Ketuban Pecah Dini (KPD) ialah :
1. Kehamilan multiple : Kembar 2 (50%), kembar 2 (90%)
2. Riwayat persalinan : Preterm sebelumnya, resiko 2-4x.
3. Tindakan senggama : Tidak berpengaruh kepada resiko kecuali jikahygiene buruk, predisposisi terhadap infeksi.
4. Perdarahan/vaginam : Trimester I (resiko 2x), trimester II/III (20x)
5. Bakterileria : Resiko 2x (Prevalesi 7%)
6. PH vagina diatas 4,5 : Resiko 32% (Vs 16%)
7. Servix tipis/kurang dari 39 mm : Resiko 25% (Vs 7%)
8. Flora vagina abnormal : Resiko 2-3 x.
9. Fibronectin > 50 mg/ml : Resiko 83% (Vs 19%)
-
7/31/2019 KPD INDAH
9/20
10. Kadar CRH (Corticotropoin Releasing Hormon), maternal tinggi misalnya
disetress psikologis, dan sebagainya. Dapat menjadi persalinan preterm.
8. Komplikasi Ketuban Pecah Dini (KPD)
a) Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
b) Persalinan preterm, jika terjadi pada persalinan preterm
c) Prolaps tali pusat
d) Oligohidramnion
9. Diagnosa
Secara klinik diagnosa Ketuban Pecah Dini (KPD) tidak sukar dibuat dengan
anamnesa pada klien dengan keluarnya air seperti kencing dengan tanda-tanda yang
khas sudah dapat menilai itu mengarah ke Ketuban Pecah Dini (KPD) bisa dilakukan
dengan cara :
a) Adanya cairan yang berisi mekanium, verniks kaseosa, rambut lanugo dalam liang
senggema
b) Pemeriksaan abdomen uterus lunak tidak nyeri tekan
c) Pemeriksaan inspekulo, lihat dan perhatikan apakah memang air ketuban keluar
dari kanalis cervisis dab bagian yang sudah pecah
d) Dilakukan uji kertas lakmus :
Jadi biru (basa) : Air ketuban
Jadi merah (asam) : Air kencing
10. Pemeriksaan Diagnostik
a) Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengidentifikasikan kehamilan ganda, anormoly janin atau
melokalisasi kantong cairan amnion pada amnionsintesis.
-
7/31/2019 KPD INDAH
10/20
b) Amniosintesis
Cairan amnion dapat dikirim kelaboratorium untuk evaluasi kematangan paru
janin
c) Pemantauan Janin
Membantu dalam mengevaluasi janin
d) Protektif C-reaktif
Peningkatan protein C-rekatif serum menunjukkan peringatan koriamnionitis
11. Penanganan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Anjuran mengenai penatalaksanaan optium dari kehamilan dengan komplikasi
Ketuban Pecah Dini (KPD) tergantung pada umum kehamilan janin, tanda infeksi
intrauterin dan populasi pasien. Pada umumnya lebih baik untuk membawa semua
pasien dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) kerumah sakit dan melahirkan bayi yang
berumur lebih dari 36 minggu dalam 24 jam dari pecahnya ketuban untuk
memperkecil resiko infeksi intrauterin.
a) Penanganan Umum
- Konfirmasi usia kehamilan (dengan USG)
- Dilakukan pertama inspekulo untuk menilai cairan
yang berkurang (jumlah, warna, bau) dan membedakannya dengan urin.
Dengan pemeriksaan tes lakmus.
- Jika ibu mengeluh pendarahan pada akhir
kehamilan (setelah 32 minggu) jangan lakukan permenit.
- Pemeriksaan secara digital
- Tentukan adanya infeksi- Tentukan tanda-tanda inpartu
b) Penanganan Khusus
Konfirmasi diagnosis :
- Bau cairan ketuban yang khas
- Jika keluarnya cairan ketuban sedikit-sedikit
tampung cairang yang keluar dan nilai 1 jam kemudian.
-
7/31/2019 KPD INDAH
11/20
- Dengan spekulum DTT, lakukan pemeriksaan
inspekulo, nilai apakah cairan ketuban keluar melalui ostium atau terkumpul
diverniks posterior
c) Penanganan Konsevatif
- Rawat di rumah sakit
- Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500
mg/eritromisin, 2 x 500 mg selama 7 hari
- Jika umur kehamilan < 32-34 minggu, dirawat
selama air ketuban masih keluar/sampai air ketuban tidak keluar lagi.
-
7/31/2019 KPD INDAH
12/20
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pada tanggal 1 September 2009, pukul 07.00 Wib, Ny. Yuliana Esti, berusia 24
tahun datang ke RS. MH. Thamrin atas rujukan Bidan Tatik, dengan diagnosa G 2P0A1
hamil aterm dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) dan diindikasi Ny. Yuliana Esti
bertempat tinggal di Perum Villa Dayeuh blok ED NO. 12 RT 05/06 Cilweungsi Suami
Ny. Yuliana bernama Slamet Hardianto berusia 28ntahun, bekerja sebagai pegaai swasta,
NY. Yuliana seorag ibu rumah tangga bersuku bangsa Sunda tinggal 1 rumah bersama
suami, mereka sekeluarga beragama islam Ny. Yuliana biasa makan 3x sehari, tidur siang
2 jam dan tidur malam 7-8 jam, BAK 4-5x/hari dan BAB 1-2x/hari, makanan sehari-hari
Ny. Yuliana seperti pada umumnya : Nasi, sayur, ikan, daging, tempe, tahu, buah, susu,
dll sebanyak 3x/hari.
Ny. Yuliana tidak memiliki alergi apapun, tidak mengkonsumsi obat-obatan,
jamu-jamuan, dan tidak merokok. Dari riwayat peyakit keluarga tidak ada penyakit
keturunan seperti jantung, diabetes, hipertensi, dll. Ny. Yuliana menikah 1x selama 3
tahun, memiliki harapan mempunyai anak perempuan saat lahir.
Diketahui TD : 01 01 09 maka HPHT : 24-11-8 dengan usia kehamilan 40
minggu degan riwayat menstruasi, siklus 28 hari 3-4 hari lamanya mentruasi dan 3x/hari
ganti pembalut, ny. Yuliana pertama kali merasakan gerakan janin sekitar usia kandungan
5 bulan
Observasi dan SOAP pukul 08.05 WIB
S : G2P0A1, hamil 40 minggu denga KPD dan gagal induksi
- Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan anak ke dua dan pernah aborsi 1 kalisebelumnya.
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil
TD = 120/70 mmHg S = 360C
N = 84x/menit Rr = 20x/menit
Djj = 142x/menit TFU = 32 cm
-
7/31/2019 KPD INDAH
13/20
Hasil pemeriksaan leopold :
Leopold I = Terba 1 bagian bulat, lunak tida melenting
Leopold II = Ki : teraba 1 bagian kecil seperti ekstermitas
= Ka : teraba 1 bagian keras memanjang seperti papan
Leopold III = Teraba 1 bgaian bulaty, keras, tidak melenting
Leopold IV = Divergen 3/5 bagain (Sudah masuk PAP)
VT = Tidak dilakukan
A : G2P0A1, hamil 40 minggu dengan KPD gagal nduksi
Masalah - Ketuban pecah duluan
- Gagal induksi
- Ibu cemas
Kebutuhan =
- Memberkan support mental kepada ibu
- Teknik relaksasi
- Persiapan SC
P : - Persiapan tindakan operasi
- Infrom consent / SIO
- Memberikan make up ibu
- Melepaskan semua perhiasan dan diserahkan kepada keluarga
- Melakukan VT
- Melakukan pemasangan infus RL 20 tts/menit, vemplone No. 18
- Melakukan tindakan cukur
- Melakukan pemasangan kateter No. 18
- Melakukan tindakan skin test kedacilin- Melakukan pecegahan ceklist daftar bedah pukul 08.30 Bayi Baru Lahir
Normal BB = 2900 gr, PB = 48 cm, A/5 = 9 - 10
-
7/31/2019 KPD INDAH
14/20
Observasi dan SOAP tanggal 2 september 2009 pukul 05.00 WIB
S : P1A1post SC 1 hari /i KPD
- Ibu mengatakan ia masih merasakan mules
- Ibu mengatakan ia merasakan nyeri perut bekas luka operasi
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil TFU = 1 jari dibawah pusar
TD = 120/70 mmHg kontraksi baik
N = 80x/menit P/V = 1 soptek
S = 360C
RR = 20x/mnt
Djj = 142x/menit TFU = 32 cm
A : P1A1post SC /I KPD
Masalah = - Nyeri peut bekas operasi SC
Kebutuhan =
- Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kebutuhan nutrisi dan cairan
P : - Memberitahukan ibu agar berelaksasi seperti yang telah diajarkan
- Mencukup kebutuhan nutrisi dan cairan
- Mengobservasi keadaan umum ibu
- Memberikan terapi profenid dan Supp
- Memberikan terapi oral pagi hari
Pukul 11.00 WIB
S : P1A1post SC 1 hari /i KPD
- Ibu mengatakan ia masih merasakan mules
- Ibu mengatakan ia merasakan nyeri perut bekas luka operasi
-
7/31/2019 KPD INDAH
15/20
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil TFU = 1 jari dibawah pusar
TD = 120/70 mmHg kontraksi baik
N = 80x/menit P/V = 1 soptek
S = 360C
RR = 22x/mnt
Djj = 142x/menit TFU = 32 cm
A : P1A1post SC /I KPD
Masalah = - Nyeri peut bekas operasi SC
Kebutuhan =
- Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kebutuhan nutrisi dan cairan
P : - AFF infus + DC
- Mengobservasi keadaan umum ibu
- Terapi oral = moxilin 3 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
Pukul = 19.00 WIB
S : P1A1post SC 1 hari /i KPD
- Ibu mengatakan ia masih merasakan mules
- Ibu mengatakan ia merasakan nyeri perut bekas luka operasi
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil RR = 24 x/m
TD = 110/70 mmHg TFU = 2 jari dibawah pusat
N = 80x/menit Kontraksi = baik
S = 360C P/BV = 1 softex
-
7/31/2019 KPD INDAH
16/20
A : P1A1post SC /I KPD
Masalah = - Nyeri peut bekas operasi SC
Kebutuhan =
- Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Kebutuhan nutrisi dan cairan
P : - Melakukan observasi keadaan umum ibu
- Menjalankan teknik relaksasi
- Mobilisasi miring kanan (miring kiri)
Observasi dan SOAP tanggal 3-9-2009 pukul 05.00 WIB
S : P1A1post SC 2 hari /i KPD
- Ibu mengatakan ia merasakan nyeri perut bekas luka operasi
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil TFU = 1 jari dibawah pusar
TD = 120/70 mmHg kontraksi baik
N = 80x/menit P/V = 1 soptek
S = 360C
RR = 22x/mnt
Djj = 142x/menit TFU = 32 cm
A : P1A1post SC /I KPD
Masalah = - Nyeri peut bekas operasi SCKebutuhan = - Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
- Teknik relaksasi untuk menguranghi rasa nyeri
P : - Melakuka personal hygiene
- Mengobservasi keadaan umum ibu
- Memberikan terapi oral pada pagi hari
- Mobilisasi duduk
-
7/31/2019 KPD INDAH
17/20
Pukul 19.00 WIB
S : P1A1post SC 1 hari /i KPD
- Ibu mengatakan ia merasakan nyeri perut bekas luka operasi nyeri tetapi
berurang
O : KU = Baik K = Composmentis
KE = Stabil TFU = 2 jari dibawah pusat
TD = 110/70 mmHg kontraksi baik
N = 84x/menit P/V = 1 soptek
S = 360C
RR = 201x/mnt
A : P1A1post SC /I KPD
Masalah = - Tidak ada
Kebutuhan = - Teknik relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
P : - Mengobservasi keadaan umum ibu
- Terapi oral = moxilin 3 x 1
Asam mefenamat 3 x 1
- Mobilisasi duduk
-
7/31/2019 KPD INDAH
18/20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keruban pecah dini yaitu pecahnya selaput ketuban yag dapat membahayakan
kehidupan janin sebelum 37 minggu dan setelah kehamilan 22 minggu. KPD memiliki
dampak terhdap peningkatan mobilitas dampak terhadap peningkatan morbiditas dan
mortalitas ibu dan bayi, peyebab KPD masih belum diketahui terapi terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi dan meningkatknya insidensi KPD seperti pengaruh
terhadap ibu dan pebgaruh terhadap janin, masalah KPD memiliki beberapa
penanganan diantaranya penanganan umum, penanganan khusus dan penanganan
konsevatif.
Dengan demikian kita dapat mengetahui lebih rinci mengenai permasalahan
pada KPD (Ketuban Pecah Dini)
B. Saran
1. Untuk Klien
a. Ibu disarankan agar memeriksakan kehamilannya secara teratur.
b. Meminta penjelasan dari Bidan dengan jelas apabila kurang di-
mengerti.
c. Apabila ada kelainan pada kehamilannya segera datang ke Bidan
atau RS.
2. Untuk Rumah Sakit
a. Mampu meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien serta
mampu melaksanakan tindakan yang dilakukan.
b. Mampu menerapkan perkembangan ilmu baru berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan.
3. Untuk Bidan
a. Dapat lebih meningkatkan komunikasi yang lebih baik dengan
pasien.
b. Memberikan penjelasan kepada ibu dengan singkat dan jelas.
-
7/31/2019 KPD INDAH
19/20
c. Mengikuti teori yang baru sesuai dengan standar pelayanan.
d. Lebih banyak mengikuti pelatihan.
4. Untuk Mahasiswa
a. Kepada mahasiswa agar lebih aktif dalam melakukan Asuhan
Kebidanan dan lebih teliti dalam melakukan pengkajian sehingga didapatkan
data yang akurat.
b. Melakukan Asuhan Kebidanan secara professional sesuai dengan
standar pelayanan kebidanan.
-
7/31/2019 KPD INDAH
20/20
DAFTAR PUSTAKA
http//: www.google.com
htttp//: www.wikipedia.com
Prof. Dr. Abdul B.S,BUKU PANDUAN PRAKTIS PELAYANAN KESEHATAN
MATERNAL dan NEONATAL, Jakarta: YAYASAN BINA PUSTAKA SARWONO
PRAWIHARJO, 2002
http://www.google.com/http://www.google.com/http://www.wikipedia.com/http://www.wikipedia.com/http://www.google.com/http://www.wikipedia.com/