kontroversi an pariwisata danau buyan dan danau beratan - copy

15
Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013 Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan KONTROVERSI PENGEMBANGAN PARIWISATA DANAU BUYAN DAN DANAU BERATAN. Gambaran Umum WTO (Organisasi Pariwisata Dunia) telah memprediksikan bahwa pariwisata merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad XXI dengan perkiraan mencapai 1,6 milliar wisatawan pada tahun 2020, dengan kemampuan pembelanjaan mencapai US$ 2 triliun (atau meningkat 5 kali lipat dibandingkan kondisi pada tahun 2005 yang hanya mencapai US$ 445miliar), dalam Harun (2008:1). Kondisi ini menjanjikan suatu harapan akan kesejahteraan bagi kalangan pariwisata dan kalangan yang bergerak disekitar industri pariwisata. Investasi di bidang pariwisatapun terus berkembang, mulai dari pembangunan hotel, restauran dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya. Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata, meskipun didera berbagai cobaan seperti bom dan isu flu burung, namun pengembangan pariwisata di Bali tak pernah berhenti. Pariwisata tetap menjadi motor utama penggerak perekonomian di Bali yang didukung oleh pemerintah, pengusaha dan seluruh masyarakat Bali. Kondisi ini tercermin dari jumlah wisatawan yang datang kepulau Bali seperti pada Tabel 1 TABEL 1 JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE INDONESIA TAHUN 2008 (Dalam Ribuan) NO BANDARA JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES JUMLAH % 1 Soekarno- Hatta 101 110 124 105 123 120 146 150 98 121 117 150 1.465 23,49 1

Upload: rocco-bayu-w

Post on 14-Jun-2015

526 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

KONTROVERSI PENGEMBANGAN PARIWISATA DANAU BUYAN DAN

DANAU BERATAN.

Gambaran Umum

WTO (Organisasi Pariwisata Dunia) telah memprediksikan bahwa pariwisata

merupakan industri terbesar yang tumbuh di abad XXI dengan perkiraan mencapai 1,6

milliar wisatawan pada tahun 2020, dengan kemampuan pembelanjaan mencapai US$ 2

triliun (atau meningkat 5 kali lipat dibandingkan kondisi pada tahun 2005 yang hanya

mencapai US$ 445miliar), dalam Harun (2008:1). Kondisi ini menjanjikan suatu

harapan akan kesejahteraan bagi kalangan pariwisata dan kalangan yang bergerak

disekitar industri pariwisata. Investasi di bidang pariwisatapun terus berkembang, mulai

dari pembangunan hotel, restauran dan fasilitas-fasilitas penunjang lainnya.

Pulau Bali merupakan daerah tujuan wisata, meskipun didera berbagai cobaan

seperti bom dan isu flu burung, namun pengembangan pariwisata di Bali tak pernah

berhenti. Pariwisata tetap menjadi motor utama penggerak perekonomian di Bali yang

didukung oleh pemerintah, pengusaha dan seluruh masyarakat Bali. Kondisi ini

tercermin dari jumlah wisatawan yang datang kepulau Bali seperti pada Tabel 1

TABEL 1 JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE INDONESIA

TAHUN 2008 (Dalam Ribuan)

NO BANDARA JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AGS SE

P OKT NOV DES JUMLAH %

1 Soekarno-Hatta 101 110 124 105 123 120 146 150 98 121 117 150 1.465 23,49

2 Ngurah Rai 147 160 160 155 167 178 191 196 189 189 173 177 2.082 33,39

3 Polonia 8 9 10 9 12 10 12 15 8 10 11 17 130 2,09

4 Batam 78 87 92 79 87 98 86 94 75 83 90 113 1.061 17,02

5 Juanda 9 10 11 11 13 12 14 18 17 11 14 16 157 2,51

6 Sam Ratulangi 927 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 948 15,20

7 Entikong 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 3 20 0,32

8 Adi Sumarmo 2 1 2 2 2 2 2 2 947 1 1 1 965 15,48

9 Minangkabau 2 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 8 41 0,66

10 Tg. Priok 5 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 5 68 1,09

11 Tg. Pinang 7 10 10 9 12 12 10 13 10 9 9 13 124 1,98

12 Other 77 67 80 79 81 84 96 98 90 93 96 106 1.047 16,79

Total 438 465 502 459 509 529 567 600 50

1 529 524 610 6.234 100,00

Sumber : www.bps.co.id, 2009

1

Page 2: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali pada tahun

2008 melalui pintu masuk Bandara Ngurah Rai menduduki peringkat teratas dari bulan

Januari sampai dengan Desember 2008.

Demikian pula jika dilihat dalam 11 periode mulai tahun 1997 sampai dengan

2002, kunjungan wisatawan ke Bali tetap menduduki posisi paling atas diantara daerah-

daerah lainnya di Indonesia, seperti Tabel 2 berikut :

TABEL 2 JUMLAH WISATAWAN YANG DATANG KE INDONESIA

PERIODE 1997 SAMPAI DENGAN 2007 (DALAM RIBUAN)

NO TAHUN

Pelabuhan MasukTotalSoekarn

o Hatta % Ngurah Rai % Polonia % Batam % Other

Port %

1 1997 1.457 6,72 1.294 8,46 175 15,83 1.119 8,71 1.140 8,13 5.185

2 1998 883 4,08 1.246 8,15 70 6,37 1.173 9,13 1.233 8,79 4.605

3 1999 819 3,78 1.400 9,16 76 6,88 1.249 9,72 1.184 8,44 4.728

4 2000 1.030 4,75 1.468 9,60 84 7,62 1.134 8,83 1.348 9,61 5.064

5 2001 1.050 4,85 1.423 9,31 94 8,519 1.146 8,92 1.442 10,3 5.155

6 2002 1.096 5,06 1.351 8,84 98 8,85 1.101 8,57 1.388 9,89 5.034

7 2003 922 4,26 1.054 6,89 75 6,76 1.285 10 1.131 8,06 4.467

8 2004 1.005 4,64 1.526 9,98 97 8,78 1.527 11,9 1.166 8,31 5.321

9 2005 1.105 5,10 1.455 9,52 109 9,86 1.025 7,98 1.308 9,32 5.002

10 2006 11.147 51,45 1.329 8,69 110 9,98 1.013 7,88 1.272 9,07 14.871

11 2007 1.153 5,32 1.742 11,39 117 10,55 1.077 8,38 1.417 10,1 5.506

12 Total 21.667 100 15.288 100 1.106 100 12.849 100 14.029 100 64.939

Sumber : www.bps.co.id

Dari Tabel 2 di atas dapat dilihat 27,83% wisatawan yang datang ke Bali

melalui Bandara Ngurah Rai menduduki posisi teratas, disusul oleh Batam 23,39% dan

Jakarta 21,24%.

Sumbangan sektor pariwisata di Bali terhadap pembangunan daerah Bali sudah

tidak dapat disangkal lagi. Dengan adanya pariwisata, membutuhkan sarana dan

prasarana seperti hotel, restauran, biro perjalanan, jasa komunikasi, jasa perbankan, jasa

suplier makanan dan minuman, yang menyerap banyak tenaga kerja. Sumbangan pajak

yang dihasilkan sektor pariwisata sangat membantu pemerintah untuk melaksanakan

pembangunan di Bali. Devisa yang dihasilkan sangat membantu pemerintah di dalam

menstabilkan nilai Rupiah terhadap mata uang asing dan menyeimbangkan neraca

perdagangan pemerintah.

2

Page 3: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Berbagai macam produk wisata yang ditawarkan di Bali, meliputi produk kreasi

budaya (culture) , peninggalan sejarah (heritage), nature atau eko-wisata dan

pengembangan pariwisata alternatif, seperti wisata spiritual. Bali memiliki potensi yang

luar biasa untuk dikembangkan dan dikelola sebagai suatu destinasi wisata. Hal yang

paling menonjol adalah kebudayaan Bali yang tidak pernah ada habis daya tariknya

untuk dinikmati wisatawan manca negara maupun wisatawan domestik. Selain

kebudayaan Bali yang memberikan suasana ’hidup’, Bali juga didukung oleh sumber

daya alam yang dapat dikembangkan sebagai produk wisata alam. Sumber daya alam

tersebut berupa gunung, sungai, danau dan sumber daya alam lainnya.

Danau di Bali, Peranan dan Permasalahan yang Dihadapi

Danau menyimpan potensi wisata yang luar biasa, Bali memiliki empat buah

danau, yakni : Danau Beratan (370 ha), Batur (1607 ha),. Buyan (360 ha), dan

Tamblingan (110 ha). Keempat danau ini memiliki potensi wisata yang luar biasa.

Menurut Prof. Mardani (2009), keempat danau di Bali ini merupakan ”nyawa” dari

Pulau Bali yang harus dijaga kelestariannya, karena keempat danau ini mengairi seluruh

sungai-sungai yang ada di Bali. Tidak dapat dibayangkan jika keempat danau ini tidak

dijaga kelestariannya, berbagai macam bencana akan datang menimpa Pulau Bali. Saat

ini tiga danau yang sudah dikelola untuk tujuan pariwisata, yakni Danau Batur, Danau

Buyan dan Danau Beratan. Bagi masyarakat Bali, danau merupakan tempat yang

disucikan. Oleh karenanya pengembangan pariwisata di daerah danau harus

memperhatikan aspek budaya, lingkungan dan aspirasi masyarakat sekitar danau.

Dewasa ini semakin banyak alam di Bali yang dirongrong dan menjadi incaran para

investor seperti kawasan Danau Beratan yang kini telah dibangun villa-villa, Pantai

Kelating di Tabanan yang juga akan dibangun villa, rusaknya bukit di dreamland Pecatu

yang hanya untuk pembangunan apartemen, kawasan Pantai Padang Bai yang kini juga

sedang dibangun hotel berbintang meskipun kini proyek tersebut sedang terhenti karena

masalah perijinan daerah. Di tempat lain masih saja ada kasus yang sama, seperti halnya

di Danau Buyan yang merupakan kawasan hutan lindung dimana sumber daya alamnya

masih dibutuhkan oleh masyarakat kawasan danau Buyan pada khususnya dan

masyarakat Bali pada umumnya. Kini kawasan bumi perkemahan tersebut akan

3

Page 4: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

dibangun villa oleh investor luar dengan dana mencapai triliunan rupiah. Kawasan

Danau Buyan dianggap sebagai kawasan suci yang seharusnya dilestarikan, menurutnya

juga nanti akses untuk menuju ke Buyan II kemungkinan akan ditutup untuk umum.

Jelas saja itu akan sangat memberatkan masyarakat lokal pada umumnya karena

kawasan hutan di danau Buyan sangat mempengaruhi kehidupan bagi penduduk

setempat. Di samping itu banyak faktor lain yang membuat proyek ini menjadi proyek

illegal, seperti misalnya masalah perijinan yang cacat , dalam Soebono (2009:1). Lima

desa di kawasan tersebut sendiri menolak adanya pembangunan villa dan sejenisnya,

begitu juga dengan beberapa LSM, NGO dan Mapala jelas menolak proyek ini. Karena

seperti yang sudah-sudah, pembangunan seperti itu kebanyakan tidak berpihak kepada

masyarakat setempat dan terutama kepada alam dan ekosistem yang ada.

”Kami menyempatkan diri untuk datang melihat situasi dan kondisi Danau

Buyan begitu proyek tersebut dipublikasikan, namun waktu itu proyek belum berjalan

sama sekali, dua bulan berlalu kami kembali ke Danau Buyan untuk menolak

pembangunan tersebut. Di lokasi kami melihat adanya galian untuk pembangunan

kanalisasi limbah di areal Buyan I seperti yang tertera pada sebuah papan proyek, lalu

ada sebuah bangunan baru berupa wantilan yang dibangun permanen di areal Buyan II

serta sebuah menara yang dibangun dengan merabas hutan di tepi danau. Terlihat

sebuah bangkai pohon besar yang telah ditebang di sana.

Menurut penduduk setempat proyek tersebut sudah sampai pada tahap pemotongan pita,

namun peletakan batu pertama masih tertunda karena masalah ijin dan penolakan oleh

masyarakat setempat”, dalam Anton (2009:1)

Saat ini danau buyan dan danau beratan sudah mengalami pendangkalan sebagai

akibat (i) pengembangan pertanian penduduk lokal sekitar danau, (ii) pembangunan

villa-villa disekitar danau yang menebang hutan disekitar danau yang menyebabkan

berkurangnya serapan air menuju danau, (iii) khusus untuk danau buyan pendangkalan

banyak disebabkan oleh berkembangbiaknya enceng gondok disekitar danau, (mardani,

2009)

4

Page 5: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Jika kondisi ini terus menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin sumber daya

alam yang dimiliki Bali akan mengalami kerusakan yang dapat mengakibatkan

hancurnya pariwisata di Bali. Oleh karenanya kalangan pemerintah dan akademisi

mengubah pola pengembangan pariwisata di Bali dari konsep mass tourism menjadi

konsep sustainable tourism development.

Menurut Silanawa (2008) Prinsip-prinsip pembangunan ekosistem berkelanjutan

di negara maju adalah: (1) Precautionary principle (pencegahan), kerusakan lingkungan

tidak dapat ditunda dengan alasan apa pun. (2) Intergenerational equity (keadilan

antargenerasi), pastikan kesehatan, keragaman, dan produktivitas lingkungan tetap

terjaga demi kepentingan generasi mendatang. (3) Conservation of biological diversity

and ecological integrity, pelestarian keragaman biologi, integritas ekologi, dan (4)

Improved evaluation, pricing and insentive mechanisms, peningkatan penilaian, harga,

bahwa faktor-faktor lingkungan harus termasuk dalam penilaian aset dan jasa serta

mekanisme insentif.

Selanjutnya menurut Silanawa (2008) Asas-asas umum pemerintahan yang

bersih dan bebas KKN  adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan,

kepatutan dan aturan hukum. Asas-asas ini tertuang pada UU No. 28/1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN, yakni asas kepastian hukum.

Asas tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan, asas

proporsionalitas, asas profesionalisme, asas akuntabilitas. Asas hukum adalah

jantungnya aturan hukum, menjadi titik tolak berpikir, pembentukan dan intepretasi

hukum. Sedangkan peraturan hukum merupakan patokan tentang perilaku yang

seharusnya, berisi perintah, larangan, dan kebolehan.

UU No. 23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup diatur bahwa ''Setiap

rencana usaha dan/atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar

dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki amdal'', dalam Silanawa (2008).

Karena yang membiayai amdal adalah pemohon izin, terkadang amdal jadi bias, tidak

objektif termasuk penilaiannya. Dalam menerbitkan izin usaha/kegiatan wajib

diperhatikan: rencana tata ruang, pendapat masyarakat, rekomendasi pejabat yang

berwenang. Keputusan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib diumumkan.

5

Page 6: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Sudah waktunya sekarang ini menghentikan merekayasa pendapat masyarakat dengan

iming-iming fasilitas atau diajak wisata banding.

UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, pengawasan dilakukan oleh

pemerintah, di antaranya sumber ancaman/bahaya bencana, kebijakan yang berpotensi

menimbulkan bencana, kegiatan konservasi lingkungan. Setiap orang yang lalai

melakukan pembangunan berisiko tinggi, tidak dilengkapi dengan analisis risiko

bencana, yang mengakibatkan terjadinya bencana, dipidana dengan pidana penjara

paling singkat 3 tahun atau paling lama 6 tahun dan denda paling sedikit Rp 300 juta,

paling banyak Rp 2 milyar.

Dalam UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang ditentukan bahwa izin

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan

dikeluarkan/diperoleh dengan tidak melalui prosedur yang benar, batal demi hukum.

Izin pemanfaatan ruang yang diperoleh melalui prosedur yang benar tetapi kemudian

terbukti tidak sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, dibatalkan. Setiap pejabat yang

menerbitkan izin tidak sesuai dengan rencana tata ruang, dipidana dengan pidana

penjara paling lama lima tahun dan denda paling banyak Rp 500 juta. Selain sanksi

pidana pelaku dapat dikenai pemecatan tidak dengan hormat dari jabatannya.

 

Upaya-upaya untuk menjaga kelestarian danau

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian danau yang

merupakan ’nyawa Pulau Bali’ adalah sebagai berikut (Mardani, 2009):

1. Melakukan kegiatan monitoring. Kegiatan monitoring dilakukan secara berkala,

untuk memantau pencemaran tidak melampaui ambang batas yang telah ditetapkan.

Saat ini sudah banyak pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas pariwisata,

misalnya :

a. Perahu boat yang menggunakan bahan bakar minyak.

b. Pembangunan sarana akomodasi dan restaurant di sekitar danau

Dengan kegiatan monitoring diharapkan penggunaan perahu boat dapat dibatasi,

demikian pula pembangunan villa disekitar danau dapat dihentikan, karena jika

makin banyak villa-villa dibangun, maka makin banyak pula pohon-pohon yang akan

ditebang.

6

Page 7: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

2.Tidak melakukan penanaman secara serentak di daerah pinggiran danau. Penanaman

secara serentak dipinggir danau dapat menyebabkan penyerapan air yang berlebihan

ke daerah pinggiran danau. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akar-akar tanaman akan

menutup pinggiran permukaan danau sedikit demi sedikit, kondisi ini akan

mempersempit permukaan danau.

3.Melakukan kegiatan replanning (penataan ulang), yakni menata ulang kembali

wilayah danau untuk menjaga kelestariannya. Dalam penataan ulang ini, jika ada

sarana akomodasi dan restoran serta sarana pariwisata lainnya yang perlu

dihancurkan, maka demi pelestarian danau dapat dilakukan.

4. Disinsentif pajak, yakni menaikkan pajak bagi sarana pariwisata dan entitas ekonomi

sekitar danau, khususnya yang berpotensi menimbulkan perusakan danau.

Sedangkan menurut Silanawa (2008) :

1. Dalam menerbitkan izin usaha/kegiatan wajib diperhatikan: rencana tata ruang,

pendapat masyarakat, rekomendasi pejabat yang berwenang.

2. Sudah waktunya sekarang ini menghentikan merekayasa pendapat masyarakat dengan

iming-iming fasilitas atau diajak wisata banding.

3. Di era reformasi diharapkan pelayanan publik di bidang perizinan meningkatkan

profesionalisme. Segala tindakan seharusnya berdasarkan asas-asas dan aturan

hukum, serta norma etika dan kepatutan.

Pengembangan ekowisata di dalam kawasan danau dapat menjamin keutuhan

dan kelestarian ekosistem danau. Ecotraveler menghendaki persyaratan kualitas dan

keutuhan ekosistem. Oleh karenanya terdapat beberapa butir prinsip pengembangan

ekowisata yang harus dipenuhi. Apabila seluruh prinsip ini dilaksanakan maka

ekowisata menjamin pembangunan yang ecological friendly dari pembangunan berbasis

kerakyatan (communnity based).

Mencegah dan menanggulangi dampak dari aktivitas wisatawan terhadap alam

dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter

alam dan budaya setempat. Pendidikan konservasi lingkungan. Mendidik wisatawan dan

masyarakat setempat akan pentingnya arti konservasi. Proses pendidikan ini dapat

7

Page 8: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

dilakukan langsung di alam. Pendapatan langsung untuk kawasan. Mengatur agar

kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan manajemen pengelola kawasan

pelestarian dapat menerima langsung penghasilan atau pendapatan. Retribusi dan

conservation tax dapat dipergunakan secara langsung untuk membina, melestarikan dan

meningkatkan kualitas kawasan pelestarian alam. Partisipasi masyarakat dalam

perencanaan. Masyarakat diajak dalam merencanakan pengembangan ekowisata.

Demikian pula di dalam pengawasan, peran masyarakat diharapkan ikut secara aktif.

Penghasilan masyarakat. Keuntungan secara nyata terhadap ekonomi masyarakat dari

kegiatan ekowisata mendorong masyarakat menjaga kelestarian kawasan alam. Menjaga

keharmonisan dengan alam. Semua upaya pengembangan termasuk pengembangan

fasilitas dan utilitas harus tetap menjaga keharmonisan dengan alam. Apabila ada upaya

disharmoni dengan alam akan merusak produk wisata ekologis ini. Hindarkan sejauh

mungkin penggunaan minyak, mengkonservasi flora dan fauna serta menjaga keaslian

budaya masyarakat. Daya dukung lingkungan. Pada umumnya lingkungan alam

mempunyai daya dukung yang lebih rendah dengan daya dukung kawasan buatan.

Meskipun mungkin permintaan sangat banyak, tetapi daya dukunglah yang membatasi.

Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap negara. Apabila suatu kawasan

pelestarian dikembangkan untuk ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan

didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh negara atau negara bagian atau pemerintah

daerah setempat.

Tri Hita Karana dapat digunakan untuk menjaga kelestarian Danau Buyan dan

Danau Bratan. Dalam filosofi orang bali, Tri Hita Karana adalah tiga penyebab

kebahagiaan hidup manusia yang dicapai dengan menyelaraskan hidup manusia dengan

Tuhan, sesama manusia dan dengan alam dan lingkungan (Dalem,2007). Salah satu

strategi pencapaian tujuan ini adalah dengan Sistem Manajemen Lingkungan (SML).

Menurut Raka Dalem (2007), aplikasi dari sistem manajemen lingkungan membutuhkan

tiga koordinator yang mewakili tiga kelompok untuk melaksanakan konsep Tri Hita

Karana (parahyangan, pawongan dan palemahan).

8

Page 9: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Dalam hal ini top manajemen (pemerintah) selaku pihak yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan aplikasi THK, menyusun program yang berwawasan

lingkungan dengan kriteria :

1.Cocok dengan skala dan jenis kegiatan (usaha) yang dilakukan

2.Berisi komitmen terhadap perbaikan yang berkelanjutan serta pencegahan polusi

3.Mempunyai komitmen mengikuti peraturan dan perundangan yang berlaku

4.Mempunyai framework, setting, reviewing serta target lingkungan yang ingin dicapai

5.Didokumentasikan, diimplementasikan dan dipertahankan/ditetapkan serta

dikomunikasikan terhadap semua tenaga kerja

6.Terbuka untuk umum ISO 4001

7.Kebijakan lingkungan mesti memperhatikan keseimbangan antara parhyangan,

pawongan dan pelemahan sesuai falsafah Tri Hita Karana

Team ini membuat rencana kerja serta program yang tidak boleh bertentangan dengan

Tri Hita Karana, hukum serta peraturan perundangan yang berlaku. Rencana kerja ini

diimplementasikan oleh organisasi dan didanai oleh manajemen (pemerintah). Top

manajemen dalam jangka waktu tertentu mengadakan review terhadap SML untuk

mencapai kesesuaian yang berkelanjutan serta keefektifannya.

Simpulan

Danau Bratan dan Buyan adalah dua buah danau dari empat danau yang ada di

Bali yang merupakan ’Nyawa Pulau Bali’. Keindahan danau telah menarik minat

wisatawan untuk mengunjunginya. Demikian pula para investor makin tertarik untuk

menanamkan modalnya di bidang pariwisata di danau tersebut.

Pengembangan pariwisata di kawasan Danau Bratan dan Buyan menimbulkan

kontroversi yang disebabkan dua sisi positif maupun negatif sebagai akibat dari

pengembangan pariwisata. Dari sisi positif , multiflier effect ekonomi sudah dirasakan

mensejahterakan masyarakat/penduduk disekitar danau. Namun sisi negatif yang

ditimbulkan cukup banyak pula, misalnya terjadi pendangkalan danau, pencemaran

danau dan rusaknya ekosistem sekitar danau. Tampaknya efek negatif yang ditimbulkan

cukup banyak dan menimbulkan kekhawatiran bagi masa depan Pulau Bali.

9

Page 10: Kontroversi an Pariwisata Danau Buyan Dan Danau Beratan - Copy

Isu-isu Pengembangan Pariwisata Bali I Made Bayu Wisnawa 0891061013

Kontroversi Pengembangan Pariwisata Danau Buyan dan Bratan

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian danau adalah

dengan melakukan replanning (penataan ulang) (Mardani,2009) dan dengan strategi

sistem manajemen lingkungan yang berdasarkan pada falsafah Tri Hita Karana (Dalem,

2007). Dengan upaya demikian, meskipun tidak mudah untuk dilakukan, diharapkan

kedepan, pengembangan pariwisata di kawasan wisata Danau Bratan dan Buyan mampu

menjaga kelestarian danau sebagai warisan bagi generasi penerus Bali di masa yang

akan datang untuk kehidupan yang sejahtera.

Daftar Pustaka

Anton, 2008, Buyan is Not for Sale,www.Balioutbond.com

Dalem, Raka, 2007, Sistem Manajemen Lingkungan, Tri Hita Karana dan Implementasinya Pada Hotel, Program Pasca Sarjana Kajian Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar

Harun, Rochajat,2008, Mencermati Daya Saing Produk Indonesia, www.kabarindonesia.com

Mardani,2009, Danau sebagai Nyawa Pulau Bali, Materi Kuliah Perdana pada Program Kajian Pariwisata Universitas Udayana, Denpasar

Silanawa.Nyoman,2008,Perizinan Sesat, Pembangunan Lambat,www.balipost.co.id/balipost cetak/28/3/26/01.htm

Soebono.Yoeliati, 2009, Danau Buyan is Not for Sale,Forum Pembaca Kompas@yahooo groups.com, www.mailarchive.com

www.bps.go.id,2009, Number of foreign visitors arrival to Indonesia through fifteen airports

10