konsep pembelajaran sepanjang hayat
DESCRIPTION
Pendidikan Sepanjang HayatTRANSCRIPT
Konsep Pembelajaran Sepanjang Hayat
Pembelajaran sepanjang hayat
Konsep pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning bukanlah
merupakan satu konsep yang baru dalam sistem pendidikan negara. “Belajar
sepanjang hayat”, membawa makna: Kita harus sentiasa belajar sepanjang hidup kita
dan yang paling penting sekali ialah pembelajaran mestilah melahirkan tindakan pro-
kehidupan. Pembelajaran sepanjang hayat dari segi konsepnya merangkumi
pengertian yang begitu luas. Konsep ini merujuk kepada proses pendemokrasian
pendidikan yang merangkumi program meningkatkan pengetahuan, kemahiran dan
kompetensi sama ada secara formal di sekolah, pusat latihan vokasional, atau secara
tidak formal berdasarkan pengalaman dan latihan di sekolah. Pengalaman yang
bersifat pengetahuan seperti ini tidak akan dapat dipelajari secara bentuk yang
biasa, tidak juga secara formal dan latihan. Ia memerlukan pusingan yang berterusan
mencipta, dissemination dan memahami erti perkongsian ilmu.
Berdasarkan kepada pandangan di atas, pembelajaran sepanjang hayat dapat
disimpulkan kepada proses seperti berikut:
- Proses pembelajaran seseorang secara berterusan sama ada bagi tujuan meningkat
kemahiran atau membangunkan kerjaya dalam sesuatu bidang pekerjaan pada masa
sekarang, maupun pada masa akan datang;
- Proses pembelajaran seseorang bagi meningkatkan ilmu pengetahuan tidak akan
berakhir apabila seseorang itu meninggalkan alam persekolahan, ia adalah proses
sepanjang hayat.
Menghayati dan mengamalkan prinsip-prinsip pembelajaran sepanjang hayat.
a. Sebagai seorang pendidik, kita haruslah dilengkapi dengan ilmu pengetahuan yang
dinamik. Oleh itu, setiap guru harus menerima dan menambahkan ilmunya melalui
pembelajaran sepanjang hayat untuk disebarkan kepada para pelajar.
b. Guru harus memahami dan menghayati tugasnya sebagai guru yang menghendaki
agar kita bertanggungjawab terhadap tugas-tugas lain selain daripada mengajar.
Oleh itu, guru haruslah sentiasa belajar memahami tugas-tugasnya.
c. Guru juga perlu mengamalkan prinsip-prinsip pembelajaran sepanjang hayat agar
sentiasa mempertingkatkan mutu kehidupan dan dapat membentuk individu yang
berfikiran rasional, inovatif, kreatif dan mempunyai daya tahan fizikal dan mental. d.
Selain menjadi sumber maklumat kepada para pelajar, guru juga menjadi bahan
rujukan rakan setugas. Oleh itu, mengamalkan prinsip pembelajaran sepanjang hayat
akan menjadikan ilmu seseorang guru itu sentiasa dinamik.
e. Guru perlu mengamalkan pembelajaran sepanjang hayat agar dapat memahami
budaya ilmu yang akan diterapkan kepada para pelajar.
2. Antropologi kesehatan
A. Definisi Antropologi Kesehatan.
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi kesehatan
membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan
dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, diantaranya:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir
3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakat
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak secara
individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun masyarakat. Jika
diumpamakan sebagai kewajiban, maka tugas utama ahli antropologi kesehatan
diantaranya: bagaimana individu di masyarakat mempunyai persepsi dan bereaksi
terhadap "ill" dan bagaimana tipe pelayanan kesehatan yang akan dipilih, untuk
mengetahui mengenai budaya dan keadaan sosial di lingkungan tempat tinggalnya.
Ada beberapa ilmu yang berhubungan dengan antropologi dan saling
berkontribusi dalam memberikan sumbangan untuk perkembangan ilmu lain.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan
penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan
untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan
menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di
masyarakat tertentu. Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa
Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara
anggota keluarga.
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan
pada ilmu kesehatan lain sebagai berikut:
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan
termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun. Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi
dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
2. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan.
3. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam
merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.
Ada beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan,
antara lain:
(1) Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh: nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,
bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit sebagai
akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
(2) Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif
atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut
stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.
(3) Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di
berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk
mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola
perawatan penyakit yang sama.
(4) Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama
dengan antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.
B. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan
Tahun 1984 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai
manusia yang sehatmaupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan
hukum-hukumsebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang
inherendalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur
sosialyang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran
dapatditetapkan sebagai antropologi. Tahun 1953, Sejarah pertama tentang
timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan yang ditulis
berjudul “Appied Anthopology”. Tulisan ini merupakan tour the force yang
cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah
menciptakan suatu subdisiplin baru. Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth
memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan membicarakan “Ahli Antropologi
Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari
penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Sciene yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis
bagi Antropologi.
C . Perhatian Ekologis
Dari Para Ahli Antropologi Ahli antropologi kesehatan berorientasi ekologi, menaruh
perhatian pada hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alamnya,
tingkah laku, penyakit dan cara-cara dimana tingkah laku dan penyakit
mempengaruhi evolusi dan kebudayaan melalui proses umpan balik. Lingkungan
manusia bersifat alamiah dan sosbud, semua kelompok harus berdaptasi dengan
lingkungan geografi dan iklim, belajar mengeksploitasi sumber yang tersedia untuk
kehidupan dan harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang diciptakan sendiri
dan dimana mereka hidup. Manusia menderita penyakit selain karena patologinya
juga karena sosial psikologi dan faktor budayanya. Misalnya: Penyakit dipandang
sebagai unsur dalam lingkungan manusia Kekebalan terhadap malaria bagi penduduk
Afrika Barat oleh karena perubahan sel sabit (sickle- cell). Penyakit memainkan
peranan dalam evolusi kebudayaan bidadari kecil (paham katolik ank kecil kalau
meninggal langsung masuk surga sehingga pemakaman diiringi musik dan tarian
Nutrisi bagian dari lingkungan sosbud Pria makan terlebih dahulu dan anak/wanita
makan makanan sisa, bayi makan makanan kotak dan susu (semestinya ASI)
D. Paleopatologi
Merupakan studi mengenai penyakit manusia purba, yang menjelaskan bagaimana
manusia dulu dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka hidup dan mengenai cara
hidup.Misalnya: Kerangka pada kuburan Anglo-Saxonditemuka fraktur pada tulang
betis oleh karena sering jatuh (tanah keras dan bukit terjal), sedangkan pada suku
Nubia di zaman Mesir kuno ditemukan patah yang sering pada lengan diperkirakan
karena menahan pukulan (karakteristik suku yang gampang marah dan suka
memukul
E. Penyakit dan Evolusi
Penyakit infeksi merupakan faktor penting dalam evolusi manusia melalui proses
evolusi dari proteksi genetik, makanya nenek moyang kita dapat mengatasi ancaman
penyakit dalam kehidupan individu dan kelompok. Misalnya : adanya gen anti
malaria (sel darah merah berbentuk sabit pada penduduk Afrika Barat). Pada
penduduk kulit hitam di Amerika sel sabit menimbulkan Penyakit Anemia sel sabit
(Sickle-cell Anemia)
3. Konsep dasar kesehatan
Definisi Kesehatan dan Penyakit
Wolinsky menjelaskan bahwa bagi dokter simtom dan tanda penyakit merupakan
bukti gangguan biologis pada tubuh manusia yang memerlukan penanganan medis.
Dari sudut pandang medis, kesehatan ialah ketiadaan simtom dan tanda penyakit.
Wolinsky selanjutnya mengemukakan beberapa keberatan terhadap definisi
kesehatan menurut kalangan medis ini.
4. Definisi medis ini lebih sempit daripada definisi WHO, yang mencakup baik
kesejahteraan fisik, mental maupun sosial dan tidak semata-mata terbatas pada
ketiadaan penyakit ataupun kelesuan. Namun, menurut Mechanic definisi WHO ini
sulit dioperasionalisasikan untuk membedakan orang sehat dan orang sakit.
5. Konsep kesehatan dengan cakupan luas kita jumpai pula dalam pandangan Blum.
Blum mengemukakan bahwa kesehatan manusia terdiri atas tiga unsur, yaitu
kesehatan somatik, kesehatan psikis, dan kesehatan sosial. Definisi yang menyerupai
definisi WHO kita jumpai dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Menurut
definisi Parson seseorang dianggap sehat manakala ia mempunyai kapasitas
optimum untuk melaksanakan peran dan tugas yang telah dipelajarinya melalui
proses sosialisasi, lepas dari soal apakah secara ilmu kesehatan ia sehat atau tidak.
Menurut Parson pula, kesehatan sosiologis seseorang bersifat relatif karena
tergantung pada peran yang dijalankannya dalam masyarakat. Ternyata definisi
kesehatan yang mirip dengan ketiga macam definisi tersebut di atas serupa kita
jumpai pula di kalangan masyarakat. Menurut hasil penelitian di Inggris di kalangan
masyarakat awam pun dijumpai definisi negatif, definisi fungsional, dan definisi
positif. Parson memandang masalah kesehatan dari sudut pandang kesinambungan
sistem sosial. Dari sudut pandang ini tingkat kesehatan terlalu rendah atau tingkat
penyakit terlalu tinggi mengganggu berfungsinya sistem sosial karena gangguan
kesehatan menghalangi kemampuan anggota masyarakat untuk dapat melaksanakan
peran sosialnya. Selain mengganggu berfungsinya manusia sebagai suatu sistem
biologis, penyakit pun mengganggu penyesuaian pribadi dan sosial seseorang.
Masyarakat berkepentingan terhadap pengendalian mortalitas dan morbiditas.
Menurut Parson ini disebabkan karena (1) penyakit mengganggu berfungsinya
seseorang sebagai anggota masyarakat dan (2) penyakit, apalagi kematian dini,
merugikan kepentingan masyarakat yang telah mengeluarkan biaya besar bagi
kelahiran, pengasuhan dan sosialisasi anggota masyarakat. Tipologi Sehat dan
Perilaku Sakit 6. Wolinsky membedakan delapan macam keadaan sehat, yaitu (1)
sehat secara normal, (2) pesimis, (3) sakit secara sosial, (4) hipokondrik, (5) sakit
secara medis, (6) martir, (7) optimis, dan (8) sakit serius. Anggota masyarakat yang
merasakan penyakit akan menampilkan perilaku sakit. Menurut Mechanic perilaku
sakit merupakan perilaku yang ada kaitannya dengan penyakit. Di bidang sosiologi
kesehatan dikenal pula konsep lain yang berkaitan, yaitu perilaku upaya
kesehatan.Tanggapan seseorang terhadap suatu penyakit ditentukan oleh berbagai
faktor. Mechanic menyebutkan sepuluh faktor atau variabel yang mempengaruhi
tanggapan baik si penderita sakit sendiri maupun orang lain terhadap situasi sakit
seseorang. Kesehatan dan Lingkungan Fisik Lingkungan mempunyai dampak
terhadap berbagai segi kehidupan masyarakat. Dalam membahas dampak
lingkungan terhadap kesehatan para ahli membedakan antara lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Dalam bencana buatan manusia umumnya masyarakat baru mulai
memikirkan langkah-langkah untuk menanggulangi dampak negatif dan mencegah
terulangnya peristiwa serupa setelah dampak negatif tersebut terwujud. Suatu
masalah kesehatan lingkungan yang kini dihadapi masyarakat yang melaksanakan
industrialisasi ialah pencemaran air. Pemanfaatan air tercemar untuk kebutuhan
setiap hari mengakibatkan kematian dan berbagai penyakit. Penurunan kualitas
udara karena pencemaran udara oleh gas atau debu dapat mengakibatkan berbagai
macam gangguan kesehatan. Pencemaran udara karena kebakaran hutan telah
membawa berbagai dampak negatif bagi kesehatan lingkungan. Penduduk daerah
perkotaan yang menghirup udara yang tercemar gas buang kendaraan bermotor
serta kotoran dan gas yang disalurkan melalui cerobong asap pabrik menghadapi
risiko terkena berbagai penyakit. Banyak warga masyarakat dalam jangka waktu
lama berada di ruang tertutup dengan udara yang didinginkan alat penyejuk
menghirup udara tercemar sehingga menghadapi risiko terkena berbagai gangguan
kesehatan, seperti asma. Kesehatan terancam pula oleh berbagai bentuk lain
pencemaran lingkungan fisik. Lalu lintas pun merupakan lingkungan fisik yang
mempengaruhi kesehatan manusia. Lingkungan fisik lain yang diidentifikasikan
sebagai faktor penyebab gangguan kesehatan ialah perumahan, hidup berkerumun
dan kepadatan penduduk. Sering kali berbagai jenis pencemaran terjadi secara
bersamaan. 7. Kesehatan dan Lingkungan Sosial Gangguan kesehatan dapat datang
dari lingkungan sosial. Manusia sering hidup dalam lingkungan sosial yang membuat
mereka marah, frustrasi atau cemas, dan perasaan-perasaan demikian dapat
mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan. House, Landis dan Umberson
mengemukakan hasil penelitian yang menunjukkan adanya hubungan antara
hubungan sosial dan kesehatan. Antara lain dikemukakan pada arti penting social
support bagi kesehatan. Ancaman lingkungan terhadap kesehatan ditanggapi warga
masyarakat dengan berbagai ragam reaksi. Ada yang bermigrasi ke kawasan lain. Ada
pula warga masyarakat yang berupaya menanggulanginya. Kesadaran ataupun
kecurigaan warga masyarakat bahwa lingkungan fisik mereka menyebabkan penyakit
kemudian sering diikuti dengan berbagai bentuk tindakan terhadap mereka yang
dianggap bertanggung jawab. Tindakan terhadap organisasi yang mencemari
kesehatan lingkungan fisik melibatkan berbagai pihak, seperti community at risk,
berbagai kelompok dan organisasi lain yang peduli terhadap komunitas berisiko, dan
pemerintah. Sasaran tindakan komunitas berisiko beserta pendukung mereka ini
umumnya terdiri atas perusahaan milik negara ataupun swasta yang proses produksi
atau distribusinya membahayakan kesehatan karyawannya atau lingkungan
sekitarnya atau yang memproduksi atau mengedarkan produk yang dianggap
membahayakan kesehatan konsumennya. Tindakan dapat pula ditujukan pada
instalasi yang direncanakan akan dibangun karena dikhawatirkan akan dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Tindakan memperjuangkan
kesehatan lingkungan tersebut ada yang berbentuk perilaku kolektif dan ada yang
berbentuk gerakan sosial. Pihak yang dituntut biasanya akan menempuh berbagai
upaya hukum maupun politik untuk mempertahankan kepentingan ekonominya atau
bahkan untuk melakukan tuntutan balik.
UPAYA KESEHATAN
8. Upaya Kesehatan Kuratif, Preventif dan Promotif
Di negara dengan sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi pada upaya kuratif
mulai berkembang berbagai kritik terhadap sistem tersebut. Para pengkritik
menyarankan agar sistem pelayanan kesehatan beralih ke upaya preventif dan
perawatan penderita penyakit kronis. Di samping kedua macam upaya tersebut di
atas kita menjumpai pula upaya promosi kesehatan. Dalam upaya pencegahan medis
dibedakan tiga jenjang intervensi klinis, yaitu pencegahan primer, pencegahan
sekunder, dan pencegahan tertier. Ada pembedaan antara tiga jenjang pencegahan,
yaitu pencegahan pada jenjang medis, pencegahan pada jenjang perilaku, dan
pencegahan pada jenjang struktur. Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang
sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri. Demikian pula pemecahan masalah kesehatan masyarakat,
tidak hanya dilihat dari segi kesehatannya sendiri tetapi harus dilihat dari seluruh
segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah "sehat-sakit" atau kesehatan tersebut.
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun
kesehatan masyarakat, untuk hal ini Hendrik L. Blum menggambarkan secara ringkas
Keempat faktor tersebut (keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayan kesehatan)
disamping berpengaruh langsung kepada kesehatan, juga saling berpengaruh satu
sama lainnya. Status kesehatan akan tercapai secara optimal bilamana keempat
faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal pula. Salah
satu faktor saja berada dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status
kesehatan akan tergeser ke arah dibawah optimal. Kesehatan lingkungan pada
hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula.
Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup perumahan,
pembuangan kotoran manusia (tinja), penyediaan air bersih, pembuangan sampah,
pembuangan air kotor (air limbah), rumah hewan ternak (kandang) dan sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu usaha
untuk memperbaiki atau mengoptimumkan lingkungan hidup manusia agar
merupakan media yang baik untuk terwujudnya kesehatan optimum bagi manusia
yang hidup di dalamnya. Usaha memperbaiki atau meningkatkan kondisi lingkungan
ini dari masa ke masa dan dari masyarakat satu ke masyarakat yang lain bervariasi
dan bertingkat-tingkat, dari yang paling sederhana (primitif) sampai kepada yang
paling mutakhir (modern).
4. Metode kesehatan
Penyampaian pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi juga
harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan
agar dicapai suatu hasil yg optimal. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun
harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya. Metode pendidikan
individual. Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yg bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau seseorang yg telah mulai tertarik
kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Bentuk pendekatan antara lain:
Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling) Dengan cara ini kontak antara
klien dengan petugas lebih intensif, setiap masalah yg dihadapi oleh klien dapat
dikorek, dan dibantu penyelesaiannya. Interview (wawancara) Wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah perilaku yg sudah atau yg
akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yg kuat. Apabila
belum maka perlu penyuluhan yg lebih mendalam lagi. Metode pendidikan massa
(public) Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-
pesan kesehatan yg ditujukan kepada masyarakat yg sifatnya massa atau public,
maka cara yg paling tepat adalah pendekatan massa. Tanpa membedakan golongan
umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social, tingkat pendidikan dan sebagainya.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
mengguanakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode antara lain
ceramah umum (public spesking), pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui
media elektronik baik tv maupun radio, simulasi, tulisan-tulisan di majalah atau
Koran dan bill board yg di pasang di pnggir jalan, spanduk poster dan sebagainya.
(Notoatmodjo, 2005) Metode pendidikan kelompok Dalam memilih pendidikan
kelompok, harus mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan
formal pada sasaran. Untuk kelompok yg besar, metodenya akan lain dengan
kelompok kecil. Efektivitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya
sasaran pendidikan. Kelompok besar: penyuluhan lebih dari 15 orang, dengan
metode antara lain (a) Ceramah: metode yg baik untuk sasaran yg berpendidikan
tinggi maupun rendah. (b) Seminar : metode ini sangat cocok untuk sasaran
kelompok besar dengan pendidikan menengah keatas. Seminar adalah suatu
penyajian (presentasi) dari satu ahli dari beberapa ahli tentang suatu topik yg
dianggap penting dan biasanya dianggap hangat dmasyarakat. Kelompok kecil:
apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15 orang. Metode-metode yg cocok yaitu
diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling),
kelompok kecil-kecil (bruzz group), role play (memainkan peranan) dan permainan
simulasi (simulation game) Penggunaan alat bantu atau media Media pendidikan
pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat-alat yg digunakan oleh pendidik
dalm menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Disebut media pendidikan
kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan- pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien
(Notoatmodjo, 2003). Salah satu tujuan menggunakan alat bantu yaitu menimbulkan
minat, mencapai sasaran yg banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk
meneruskan pesan-pesan yg diterima kepada orang lain, untuk mempermudah
penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan, mendorong keinginan
orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian yg diperoleh (Notoatmodjo,
2003). Menurut para ahli, indera indra yg paling banyak menyalurkan pengetahuan
ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan
manusia diperoleh disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya
tersalur melalui indera lain. Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih
mempermudah cara penyampaian dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan
(Notoatmodjo, 2003). Pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat bantu
pendidikan (alat peraga), antara lain: Alat bantu melihat (visual aids) yg berguna
dalam membantu menstimulasi indera mata (penglihatan) pada waktu terjadinya
pendidikan. Alat ini ada 2 bentuk.
1. Alat yg diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya.
2. Alat-alat yg tidak diproyeksikan: a. Dua dimensi, gambar peta, bagan dan
sebagainya. b.Tiga dimensi, misalnya bola dunia, boneka dan sebagainya.