konsep break event

6
Naik Konsep Break event BE = 1- VC ratio = MIR Kontribusi Margin = .......Unit Sales (BB) = Rp........ Misal: Total Setelah Penjualan 500.000 750.000 TV Cost 300.000 450.000 750.000 X 60% Kontribusi Margin 200.000 300.000 TF Cost 150.000 150.000 Net Income 50.000 150.000 250.000 X 40% Contoh Kasus: 1. Jika bagian pemasaran merencanakan menambah biaya iklan, per bulan sebesar 2 juta rupiah dengan harapan penjualannya bisa naik menjadi 6 juta rupiah sedangkan Kontribusi marginnya naik sebesar 40%. Apakah perusahaan menggabil keputusan itu atau tidak? Jawab: Kenaikan Kontribusi Margin 40% X 6 Juta 2.400.000 Kenaikan Biaya 2.000.000 Keuntungan 400.000 2. Perusahaan melakukan efisiensi produksi sehingga, Variabel Cost turun Rp.1000. tetapi, berdampak unit yang diproduksi turun menjadi 80 unit. Gunakan pendekatan kontribusi margin. Jawab: Sebelum Sesudah Unit 100 80 VC Rp. ... Bahwa, jika terjadi kenaikan penjualan sebesar 1 persen. Itu akan meningkatkan

Upload: pangerane-mojopaet-el-paciile

Post on 07-Aug-2015

369 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Konsep Break Event

Naik 250.000

Konsep Break event

BE =

1- VC ratio = MIR

Kontribusi Margin = .......Unit

Sales (BB) = Rp........

Misal:

Total SetelahPenjualan 500.000 750.000TV Cost 300.000 450.000 750.000 X 60%Kontribusi Margin 200.000 300.000TF Cost 150.000 150.000Net Income 50.000 150.000 250.000 X 40%

Contoh Kasus:

1. Jika bagian pemasaran merencanakan menambah biaya iklan, per bulan sebesar 2 juta rupiah dengan harapan penjualannya bisa naik menjadi 6 juta rupiah sedangkan Kontribusi marginnya naik sebesar 40%. Apakah perusahaan menggabil keputusan itu atau tidak?

Jawab:

Kenaikan Kontribusi Margin 40% X 6 Juta 2.400.000Kenaikan Biaya 2.000.000

Keuntungan 400.000

2. Perusahaan melakukan efisiensi produksi sehingga, Variabel Cost turun Rp.1000. tetapi, berdampak unit yang diproduksi turun menjadi 80 unit. Gunakan pendekatan kontribusi margin.

Jawab:

Sebelum SesudahUnit 100 80Penjualan 5.000 5.000Variable Cost 3.000 2.000Kontribusi Margin 2.000 3.000

Kontribusi Margin Sesudah 80 X 3.000 240.000Kontribusi Margin Sebelum 100 X 2.000 200.000

Keuntungan 40.0003. Harga Jual per unit turun Rp. 500. sedangkan unit yang diproduksi dan dijual naik 40% . Biaya iklan naik

Rp. 50.000. Apa Pengaruhnya terhadap net income?Jawab

Kontribusi Margin Sebelum 100 unit X 2000 200.000

VC ratio

Rp. .....

Bahwa, jika terjadi kenaikan penjualan sebesar 1 persen. Itu akan meningkatkan margin per unit sebesar Rp. 0,4

Turun Rp. 1000

Page 2: Konsep Break Event

Kontribusi Margin Sesudah 140 unit X 1500 210.000-10.000

Kenaikan Cost 50.000Net Income turun - 60.000

4. Bagian pemasaran merencanakan merubah gaji semula per bulan Rp. 50.000. menjadi Rp. 1.000 per unit. Dari perubahan ini diharapkan unit yang terjual naik 25%. Apakah manajer mengambil keputusan ini atau tidak?

Jawab:

Harga Jual / Q 5.000VC / Q 3.000Kontribusi Margin 2.000

Total Setelah PerubahanPenjualan 500.000 625.000 500.000 X 25%TV Cost 300.000 500.000 (VC awal + 1000) X 125 UnitKontribusi Margin 200.000 125.000TF Cost 150.000 150.000Net Income 50.000 25.000 25.000

5. Pada unit yang terjual sekarang (100 unit). Kemudian ada pesanan sebanyak 250 unit dengan permintaan harga khusus. Dimana dengan pesanan tersebut perusahaan memperoleh tambahan keuntungan sebesar Rp. 1.000.000. Berapa harga jual khusus per unit?

Jawab:

Cost plus pricing = biaya produksi + % X Q

= 1000 + (25% X 1000)

Harga Jual = Rp. 1.250

Jawab:

VC 3.000

π 4.000

7.000

Total Per Unit ProsentaseJumlah unit yg dipoduksi 600 unitPenjualan 7.200.000 12.000 100%Total Variable Cost 5.400.000 9.000 75%Kontribusi Margin 1.800.000 3.000 25%Total Fix Cost 2.100.000

-300.000

1. Hitung Kontribusi margin ratio awal dan titik impasnyaJawab:

KM = = X 100% = 25%

BE = = = 8.400.000

3000 + 1000 = 4000

KM Ratio

Page 3: Konsep Break Event

BE = = = 700 unit

2. Jika, biaya iklan per bulan naik Rp. 400.000. diharapkan penjualan akan bertambah sebesar Rp. 3.000.000. apakah pengaruhnya atas kebijakan tersebut terhadap pendapatan bersih. Jika, digunakan pendekatan tambahan?

Jawab:

Jumlah unit yg dipoduksi 600 unitPenjualan 7.200.000 10.200.000Total Variable Cost 5.400.000 7.650.000Kontribusi Margin 1.800.000 2.550.000Total Fix Cost 2.100.000 2.500.000Net Income -300.000 50.000

3. Jika harga jual per unit turun Rp. 1.000, biaya iklan naik Rp. 500.000. dengan harapan penjualan bertambah 100%. Susunlah laporan laba-ruginya?

Jawab:

Sebelum SesudahPenjualan per unit 12.000 11.000Variable Cost per unit 9.000 9.000Kontribusi Margin 3.000 2.000

Kontribusi Marginal Sesudah 1.200 X 2.000 2.400.000Kontribusi Marginal Sebelum 600 X 3.000 1.800.000

600.000Kenaikan Biaya 500.000

Net Income 100.000

4. Jika perusahaan merencanakan merubah kemasan, akan membutuhkan biaya per unit Rp. 2.500. dan perusahaan mengharapkan mendapat keuntungan Rp. 2.000.000. Berapa unit barang yang harus terjual?

5. Dengan menggunakan data semula, perusahaan menerima pesanan khusus 2.000 unit. Dimana biaya penjualan (variable) sebesar Rp. 2.000 dapat dihindari. Jika perusahaan mengharapkan keuntungan secara menyeluruh sebesar Rp. 4.000.000. Tentukan haraga jual khusus (perusahaan belum dalam keadaan full capacity = FC TETAP!!!!)

BE = Profit margin = menggunakan Variable Cost Ratio =

Rumus

Struktur biaya:

- Perbedaan struktur biaya dipengaruhi oleh unit yang dihasilkan = jika Q naik, maka VC akan naik juga. Kecuali evisiensi tinggi.

- Seberapa keberanian manajer dalam pengambilan resiko.Contoh:

Operating laverage = FC

Jika, overating laverage dikaitkan dengan biaya:

- Operating laverage lebih tinggi jika, FC tinggi tetapi VC lebih rendah (sensitifitas dilihat dari unit yang diproduksi, bukan harga unit yang diproduksi)

Page 4: Konsep Break Event

- Operating laverage lebih kecil jika, FC kecil tetapi VC lebih tinggi.Contoh:

Degre of Operating laverage = DOL

Contoh:

Apa hubungan antara DOL, Break event dan Kontribusi Margin

1. Bahwa perusahaan yang mempunyai DOL yang tinggi dimana struktur biayanya mendekati BE (total Revenue = total biaya)

2. DOL semakin rendah pada kondisi NI semakin tinggi

DOL perlu!! Gunanya mengetahui sensitifitas perubahan NI terhadap perubahan penjualan (Q)

Konsep FULL Costing(Absorption) dan VARIABLE Costing(Direct Costing):

- Untuk menentukan harga pokok produksi- Jika menggunakan Full Costing dalam menghitung Harga Pokok, akan dihgitung semua (VC + FC)- Tetapi jika menggunakan Variable Costing dalam menghitung Harga Pokok, yang diperhitungkan hanya

unhsur biaya Variable saja. Sedangkan unsur biaya tetap / Fix dianggap period Cost dan langsung dibebankan di laba Rugi.

Tujuan penggunaan Variable Costing:

- Tujuan penentuan harga pokok = untuk memperoleh informasi guna pengendalaian dan pengambilan keputusan jangka pendek.

a. Membantu manajer untuk mengetahui batas kontribusi yang bisa digunakan untuk perencanaan laba melalui analisa biaya.

b. Mempermudah di dalam pengendalian aktivitas operasional.c. Bisa dikaitkan dengan pihak yang berkepentingan dengan penggunaan laporan biaya:

a. Full Costing untuk Konsumsi eksternal perusahaanb. Variable Costing untuk konsumsi internal perusahaan

Untuk perencanaan laba Untuk penentuan harga jual Pengendalian biaya Pengambilan keputusan

PERBEDAAN 2 KONSEP

1. Perbedaan pada unsur penentu haraga pokok produksi2. Penentuan harga pokok persediaan(selisih produksi : yang terjual). Terletak pada perlakuan biaya tetap

overhead. Pada full costing sudah menyerap unsur produksi. Sehingga jika ada persediaan, maka harus tetap diperhitungkan. Tetapi jika pada variable cost tidak diperhitungkan pada biaya yang melekat pada barang.

3. Penyajian di laporan laba rugi. Perbedaannya bisa dilihat dari 3 aspek: Penggolongan biaya Struktur penyajiannya.

Kelemahan penyajian Variable Costing

1. jika ada unsur biaya yang sifatnya semi variable(suatu biaya yang di dalamnya masih terdapat unsur fix dan variable) dan jika metode yang digunakan untuk mengetahui semi fix / variable berbeda. Maka, juga akan mempengaruhi NI

2. tidak memunculkan fix cost. Padahal dalam memproduksi barang / produk, menggunkan fasilitas produksi ynag bisa dikategorikan fix cost. Maka tetap tidak diperhitungkan.

3. mempersulit fihak eksternal yang akan memanfaatkan laporan labva rugi yang menggunakan konsep variable.

Page 5: Konsep Break Event