analisis kelayakan dan break event point usahatani …

75
ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA SAIFUL 105960177714 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 12-May-2022

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI PADI SAWAH

DI KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

SAIFUL

105960177714

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINTUSAHATANI PADI SAWAH

DI KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

SAIFUL105960177714

SKRIPSISebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNISFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR2020

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …
Page 4: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …
Page 5: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

iv

PERNYATAAN

Saya yangbertandatangandibawahini:

Nama : Saiful

Nim : 105960177714

Fakultas/Jurusan : Pertanian/Agribisnis

Judul Skripsi : Analisis Kelayakan dan Beak Event Point Usahatani Padi Sawah

di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penulisan Skripsi ini adalah hasil

penelitian pemikiran dan pemaparan asli dari karya tulisan saya sendiri, baik dari naska laporan

maupun data-data yang tercantum sebgai bagian dari Skripsi ini. Jika tercantum karya tulis milik

orang lain saya akan mencantumkansumberdengan jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan serta ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerimah sanksi yang di berlakukan Universitas MuhammadiyahMakassar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan kondisi sehat serta

tanpaada paksaan dari pihakmanapun.

MakassarFebruari 2020

Pembuat Pernyataan,

Saiful

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

v

ABSTRAK

SAIFUL (105960177714) 2020, Analisis Kelayakan dan Break Even Point Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, dibawah bimbingan Ibu Nailah Husain dan Ibu Sitti Arwati.

Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Kelayakan dan Break Even Point dalam usaha tani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata luas lahan petani responden adalah 0.308 Ha, maka rata biaya produksi berupa saprodi pertanian yang harus dikeluarkan petani adalah Rp. 645.648, rata – rata biaya tenaga kerja sebesar Rp.313.243 dan rata – rata penerimaan adalah Rp. 8.339.243. Rata – rata penerimaan yang diperoleh petani padi sawah di wilayah penelitian sebesar Rp 8.339.243 dan biaya produksi dan tenaga kerja sebesar Rp. 948.351, maka R/C ratio diperoleh sebesar Rp. 7.395.702. Artinya, setiap Rp. 958.891 yang dikeluarkan oleh petani untuk biaya usahatani padi sawah maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 7.395.702. Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C>1) maka usahatani padi sawah layak untuk diusahakan. Petani responden pada usahatani padi sawah minimal harus mampu meningkatkan produksi mencapairata - rata 1.231 kg per musim tanam dengan rata – rata luas lahan 0.308 Ha agar tidak merugi.

Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 6.851 dan BEP Produksi 1.231 kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi sawah sebesar 1.231 kg dengan harga jual Rp 6.851/kg. Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 778,952 dan BEP Produksi 139,963 kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi sawah sebesar 139,963 kg dengan harga jual Rp 778,952 /kg maka usahatani padi sawah mengalami titik impas, yakni tidak mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

vi

KATA PENGANTAR

Ucapan rasa syukur pada Allah Subahanahuwataalah dihanturkan atas Rahmat

dan Hidayah-Nya sehingga dari perencanaan, pelaksanaan, dan penyusunan

proposal penelitian ini dapat terlaksana sesuai dengan rencana.

Selesainya rangkaian penyusunan proposal ini tidak terlepas dari bantuan

berbagai pihak. Olehnya itu, ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ibu

Ir. Hj. Nailah Husain.,M.Si dan Ibu Sitti Arwati,.SP.,M.Si selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi sehingga

seluruh rangkaian penyusunan proposal penelitian ini dapat dilaksanakan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada :

Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar beserta

para Pembantu Dekan, Ketua Jurusan Agribisnis, serta karyawan atas seluruh

dukungan baik yang bersifat motivatif maupun yang bersifat administratif

Seluruh staf pengajar dalam lingkup Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmu pengetahuan, sehingga

sangat membantu dalam setiap kegiatan yang berhubungan dengan masyarakat,

terutama pada saat penyusunan Proposal Penelitian ini.

Makassar, Februari 2020

PENULIS

SAIFUL

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................ ii

KOMISI PENGUJI............................................................................ iii

PERNYATAAN SKRIPSI................................................................. iv

ABSRAK ............................................................................................ v

KATA PENGANTAR........................................................................ vi

DAFTAR ISI ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .............................................................................. x

DAFTAR GAMBAR.......................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................. 3

1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian .......................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kelayakan............................................................................. 5

2.1.1 Pengertian Kelayakan......................................................... 5

2.1.2 Studi Kelayakan Menurut Para Ahli ................................... 5

2.1.3 Tujuan Studi Kelayakan ..................................................... 7

2.2 Usahatani .............................................................................. 8

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

viii

2.3 Break even Point (BEP) ........................................................ 12

2.3.1 Pengertian Break even Point (BEP).................................... 12

2.3.2 Penjelasan Break even Point............................................... 13

2.3.3 Manfaat Analisis even Point (titik impas)........................... 14

2.4 Kerangka Pikir ...................................................................... 15

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu penelitian ................................................ 16

3.2 Populasi dan Sampel ............................................................ 16

3.3 Jenis dan Sumber Data .......................................................... 17

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 17

3.4.1 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 17

3.4.2 Pengumpulan Data ............................................................ 18

3.5 Metode Pengolahan Data ..................................................... 19

3.6 Analisis Usahatani Padi ........................................................ 19

3.6.1 Biaya Produksi .................................................................. 19

3.6.2 Penerimaan Usahatani Padi ............................................... 20

3.6.3 Pendapatan ........................................................................ 20

3.6.4 Analisis KelayakanUsaha (R/C) ........................................ 21

3.6.5 Break even Point (BEP) ..................................................... 21

3.7 Defenisi Operasional ............................................................ 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian...................................... 24

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

ix

4.1.1 Sejaran Kecamatan Bontolempngan ................................... 24

4.1.2 Kondisi Geografis .............................................................. 24

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Petani............................................................... 30

5.2 Luas Lahan ........................................................................... 35

5.3 Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah........................... 36

5.3.1 Biaya Produksi................................................................... 36

5.3.2 Produksi dan Harga Jual..................................................... 38

5.4 Analisis R/C Ratio ................................................................ 40

5.5 Analisis Titi Pulang Pokok (BEP) ......................................... 41

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan........................................................................... 42

6.2 Saran..................................................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 44

LAMPIRAN ...................................................................................... 46

RIWAYAT HIDUP............................................................................ 47

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Lluas panen produksi dan rata-rata produksi padi sawah di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa........................................ 2

Tabel 2. Luas lahan dan jenisnya di beberapa kecamatan di kabujpaten gowa

............................................................................................................ 3

Tabel 1. Penggunaan Tanah di Desa Paranglompoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2017

............................................................................................................ 25

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa 2018

............................................................................................................ 26

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

............................................................................................................ 27

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

............................................................................................................ 28

Tabel 5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

............................................................................................................ 29

Tabel 1. Rata-rata Karateristik Petani Padi Sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa 2018

............................................................................................................ 31

Tabel 2. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur............................................................................................................ 32

Tabel 3. Identitas Responden Menurut Kelompok Pendidikan............................................................................................................ 33

Tabel 4. Identitas Responden Menurut Kelompok Pengalama Usahatani............................................................................................................ 34

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

xi

Tabel 5. Identitas Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga............................................................................................................ 35

Tabel 6. Rata – rata Produksi Harga Usahatani Padi untuk luas lahan 0.308 ha di Kecamatan Bontolempangan

............................................................................................................ 37

Tabel 7. Rata – rata Biaya Tenaga Kerja untuk luas lahan 0.308 Ha............................................................................................................ 38

Tabel 8. Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Keuntungan tiap Responden di Kecamatan Bontolempangan

............................................................................................................ 39

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Fikir................................................................ 15

Peta Administrasi Kabupaten Gowa................................................. 46

Gambar Lampiran 1 Dokumentasi ................................................... 58

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Gowa

............................................................................................................ 46

Lampiran 2. Kosioner Penelitian

............................................................................................................ 47

Lampiran 3. Perincian Karakteristik Responden Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018

............................................................................................................ 49

Lampiran 4. Perincian Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018............................................................................................................ 50

Lampiran 5. Perincian Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018............................................................................................................ 52

Lampiran 6.Biaya Kebutuhan Sarana Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian, Tahun 2018............................................................................................................ 54

Lampiran 7. Perincian rata-rata Volume Produksi, Harga Jual, Penerimaan, Biaya

Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan Bersih di Daerah Penelitian, Tahun

2018

............................................................................................................ 56

Lampiran 8. Dokumentasi

............................................................................................................ 58

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya alam

yang sangat melimpah. Sumber daya alam ini berasal dari sektor pertanian,

perikanan, peternakan sampai dengan pertambangan seperti minyak bumi, gas

alam dan logam. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tanaman, hewan, dan

mikroorganisme yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia seharusnya

bisa menjadi negara maju dari semua sektor tersebut, terutama dari sektor

pertanian.

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan lumbung pangan beras di luar Pulau

Jawa yang memiliki peran besar sebagai penyedia pangan nasional. Sulsel sudah

menyalurkan produksi beras yang dihasilkan petani ke berbagai pelosok nusantara

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Meskipun padi dapat digantikan oleh makanan lainnya, namun padi memiliki nilai

tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah

digantikan oleh bahan makanan yang lain.

Gowa adalah salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi

selatan, mencapai Luas :1.883,32 km2, salahsatu Kabupaten yang memiliki

potensi sumberdaya alam melimpah salah satunya adalah tanaman pangan padi

sawah. Pertanian tanaman pangan merupakan sektor unggulan di Kabupaten

Gowa khususnya komoditi padi sawah. Namun hal yang terjadi di Kabupaten

Gowa mengenai hasil usaha tani padinya hampir tiap tahunnya tidak stabil dan

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

2

tingkat produksi kurang meningkat akibat kurangnya evaluasi mengenai

pengembangan-pengembangan usahatani padi yang tidak disadari masyarakat atas

menurunnya pendapatan dan setiap tahunnya tidak stabil, hal ini mereka tidak

peduli dan apatis mengenai ketidak stabilan kinerja masyarakat terhadap

usahataninya. Oleh sebab, itu perlu adanya penanganan dan perhatian khusus dari

pihak pemerintah dalam memberikan pemahaman tentang apa yang menjadi

kendala dari masyarakat terkhusus Di Kabupaten Gowa.

Kabupaten Gowa yang berpenduduk 670.465 jiwa yang mempunyai luas

wilayah 188.333 ha dengan luas areal persawahan ± 35.319 ha dan sekitar 62,66

persen telah berpengairan. Ini merupakan salah satu faktor utama yang dapat

membuat daerah ini berpotensi surplus pangan (beras).

Table 1. Luas Panen, Produksi Dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Gowa 2010-2014

Uraian 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Luas panen (ha)Perkembangan (%)Produksi (ton)Perkembangan (%)Rata-rata produksi (kw/ha)Perkembangan (%)

59,4076,13

304,76614,5551,307,93

61,1392,93

309,9091,69

50,69-1,19

61,3624,18

300,3045,81

48,941,41

63,2536,61

322,6277,43

49,320,77

64,3257,12

401,7977,95

53,467,79

Sumber data: BPS Kabupaten Gowa (2018)

Distribusi dan Produktivitas Luas lahan sawah di Kabupaten Gowa menurut

BPS (1999) mencapai 34.009 ha dimana 53,26% atau 18.116 ha diantaranya

ditanami 2 kali setahun. Distribusi lahan sawah tersebut umumnya menyebar

merata di 7 (tujuh) kecamatan dari 9 (sembilan) kecamatan yang ada di daerah ini,

yaitu Kecamatan Bontonompo (12,8 %), Tinggimoncong (11,8%), Bontomarannu

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

3

(13,3%), Bajeng (13,1%), Palllangga (11,6%), Tompobulu (10,3%) dan

Kecamatan Bungaya (9,5%). seperti terlihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas lahan dan jenisnya di berbagai kecamatan kabupaten gowa

Sumber data: BPS Kabupaten Gowa (2018)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latarbelakang tersebut, maka dapat dirumuskan suatu

masalah sebagai berikut:

1. Berapakah Kelayakan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa?

No KecamatanLuas Lahan Menurut Jenis

Pengairan (Ha)Jumlah

Pengairan Tadah Hujan Ha %

1 Bontonompo 3.090 1.310 4.400 12,8

2 Bajeng 2.742 1.293 4.035 11,8

3 Pallangga 5.412 1.427 3.985 11,6

4 Somba Opu - 1.003 1.003 24,5

5 Bontomarannu 3.188 899 4.087 11,9

6 Parangloe 707 1.680 2.387 6,9

7 Bungaya 2.096 1.159 3.255 9,5

8 Tompobulu 3.081 393 3.494 10,3

9 Tinggimoncong 2.687 1.418 4.105 12,0

10 Bontolempangan 3.013 1.157 3.374 9,8

Total (Ha) 20.122 10.582 34.125 100

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

4

2. Berapakah Titik Impas (BEP) dan Usahatani Padi di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini, sesuai dengan yang dirumuskan sebagai upaya

agar penelitian ini lebih terarah secara jelas, maka penelitian ini akan

mengarahkan kajiannya secara teliti:

1. Mengetahui Kelayakan Usahatani Padi sawah di Kecamatan Bontolempangan

Kabupaten Gowa.

2. Mengetahui Titik Impas usahatani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan

kabupaten gowa.

Adapun kegunaan penelitian yang di harapkan adalah :

1. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat di

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan hasil penelitian

2. Penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan bagi khasanah ilmu

pengetahuan, khususnya dibidang pertanian.

3. Peneliti mampu mengetahui Kelayakan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa.

4. Sebagai syarat menyelesaikan sarjana Strata Satu (S1), konsentrasi Sosial

Ekonomi, program studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelayakan

2.1.1. Pengertian Kelayakan

Kelayakan adalah kriteria penentuan apakah suatu subyek layak untuk

dibuatkan artikelnya atau tidak. Konsep ini berbeda dengan "terkenal", "penting",

atau "populer".

Analisis Kelayakan usaha adalah Usaha atau disebut juga feasibility study

adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam

melaksanakan suatu kegiatan usaha. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari

suatu gagasan usaha.

Pengertian layak dalam penelitan ini adalah kemungkinan dari gagasan

suatu usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti

finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan

resiko kegagalan dalam memasarkan produk dapat dihindari.

2.1.2. Studi kelayakan menurut para ahli

Menurut Kasmir dan Jakfar (2012:7) “studi kelayakan bisnis adalah suatu

kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha atau bisnis

yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak usaha

tersebut dijalankan”.

Menutut Umar H (2007:5) studi kelayakan bisnis merupakan penelitian sebuah

rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau tidaknya suatu bisnis

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

6

dijalankan, tetapi juga pengontrolan kegiantan operasionalnya secara rutin

dalam rangka untuk pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal untuk

jangka waktu yang tidak ditentukan

Menurut Husnan dan Muhammad (2004:4) studi kelayakan bisnis, yang juga

disebut studi kelayakan proyek adalah sebuah penelitian yang menjelaskan

tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya sebuah proyek investasi)

dilaksanakan dengan berhasil. Istilah “proyek”diartikan sebagai bentuk

pendirian suatu usaha baru atau pengenalan suatu produk baru, modifikasi

produk yang sudah ada.

Menurut Siswanto Sutojo (2002:7) hal-hal yang harus diketahui dalam studi

kelayakan yaitu:

o Ruang lingkup kegiatan proyek.

o Bagaimana cara kegiatan proyek itu sendiri dilakukan.

o Evalusi berbagai aspek-aspek yang dapat menenentukan keberhasiln proyek

secara keseluruhan.

o Sarana apa yang diperlukan oleh proyek.

o Hasil dari kegiatan proyek, biaya-biaya yang ditanggun untuk memperoleh

hasil proyek tersebut.

o Langkah-langkah pendirian proyek atau perluasan proyek, serta jadwal

masing-masing dari proyek

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

7

2.1.3. Tujuan Studi Kelayakan

Husnan dan Muhamad (2000) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya

studi kelayakan adalah untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang

terlalu besar untukkegiatan yang ternyata tidak menguntungkan. Tentu saja studi

kelayakan ini akan memakan biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila

dibandingkan dengan risiko kegagalan suatu proyek yang menyangkut investasi

dalam jumlah besar. Studi Kelayakan dibuat untuk memenuhi kepentingan

berbagai pihak dan masing-masing pihak mempunyai kepentingan serta keinginan

yang berbeda. Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) studi kelayakan bisnis memiliki

lima tujuan mengapa studi kelayakan perlu dilakukan sebelum melakukan sebuah

proyek atau usaha, yaitu:

1. Menghindari resiko kerugia bertujuan untuk meminimalkan risiko yang dapat

dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi masa yang akan

datang penuh dengan ketidakpastian sehingga perlu untuk melakukan analisis

studi kelayakan untuk menimimalisasi resiko.

2. Mempermudah perencanaan dengan adanya peramalan masa yang akan datang,

maka perencanaan akan mudah untuk dilakukan. Perencanaan itu sendiri

meliputi jumlah modal yang diperlukan, waktu pelaksanaan, lokasi, cara

pelaksanaan, besarnya keuntungan serta keuntungan serta bagaimana

pengawasan bila terjadi penyimpangan.

3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan perencanaan yang disusun dapat

mempermudah implementasi bisnis, proses bisnis dapat dilakukan secara

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

8

sistematik sehingga para karyawan dapat memiliki pedoman dan tetap fokus

pada tujuan, sehingga rencana bisnis dapat tercapai sesuai dengan apa yang

direcanakan.

4. Memudahkan Pengawasan dengan pelaksanaan yang sesuai dengan rencana

yang telah disusun, maka pengawasan terhadap proses bisnis menjadi lebih

mudah. Pengawasan dilakukan, agar pelaksanaan usaha tetap pada jalur dan

sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

5. Memudahkan Pengendalian bila terjadi penyimpangan, maka akan mudah

untuk memperbaikinya dan dapat langsung dikendalikan sehingga tidak terlalu

jauh penyimpangan yang terjadi.

2.2. Usahatani

Usaha tani merupakan agroekosistem yang sangat unik. Usaha tani terdiri

dari kombinasi sumberdaya fisik dan biologis seperti lahan, air, tumbuhan dan

hewan. Selain keunikannya, usaha tani memiliki sistem yang stabil dan dapat

dimasukkan pada perencanaan yang layak dalam melakukan kegiatan (usaha tani)

seperti budidaya tanaman, peternakan dan pengolahan hasil pertanian. Kegiatan

ini dikelola berdasarkan kemampuan lingkungan fisik, biologis dan sosial

ekonomi. Selain itu kegiatan usaha tani disesuaikan dengan tujuan, kemampuan

dan sumberdaya yang dimiliki oleh petani.

Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan,

mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi

seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan

pendapatan petani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

9

ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut

pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan. Jadi ilmu usahatani

mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan pertanian (Tohir, 1991).

Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara

dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang

mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang

menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001).

Usahatani adalah kegiatan usaha manusia untuk mengusahakan tanahnya

dengan maksud untuk memperoleh hasil tanaman atau hewan tanpa

mengakibatkan berkurangnya kemampuan tanah yang bersangkutan untuk

memperoleh hasil selanjutnya. Usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja, dan

modal yang ditujukan kepada produksi di sektor pertanian (Salikin, 2003).

Usahatani dilaksanakan agar petani memperoleh keuntungan secara terus

menerus dan bersifat komersial (Dewi, 2012). Kegiatan usahatani biasanya

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang apa, kapan, di mana, dan berapa

besar usahatani itu di jalankan. Gambaran atau potret usahatani sebagai berikut

(Soeharjo dan Patong, 1999) : a.) Adanya lahan, tanah usahatani, yang di atasnya

tumbuh tanaman, b.) Adanya bangunan yang berupa rumah petani, gedung,

kandang, lantai jemur dan sebagainya, c.) Adanya alat – alat pertanian seperti

cangkul, parang, garpu, linggis, spayer, traktor, pompa air dan sebagainya, d.)

Adanya pencurahan kerja untuk mengelolah tanah, tanaman, memelihara dan

sebagainya, e.) Adanya kegiatan petani yang menerapkan usahatani dan

menikmati hasil usahatani.

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

10

Dalam usahatani terdapat konsep dasar yang biasa disebut sebagai Tri

Tunggal Usahatani. Tri Tunggal Usahatani adalah suatu konsep yang di dalamnya

terdapat tiga fondasi atau modal dasar dari kegiatan usahatani.Tiga modal dasar

tersebut adalah petani, lahan dan tanaman atau ternak. Petani memiliki suatu

kedudukan yang memegang kendali dalam menggerakkan kegiatan usahatani

(Soeharjo dan Patong, 1999).

Petani adalah orang yang menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian

sebagai mata pencaharian utamanya. Secara garis besar terdapat tiga jenis petani,

yaitu petani pemilik lahan, petani pemilik yang sekaligus juga menggarap lahan,

dan buruh tani. Lahan diperlukan sebagai tempat untuk menjalankan usahatani.

Tanaman merupakan komoditas yang dibudidayakan dalam kegiatan usahatani.

Sebagian besar petani di Indonesia selain bercocok tanam mereka juga memiliki

ternak atau ikan yang dipelihara dalam menunjang kegiatan usahataninya

(Tambunan, 2003).

Kegiatan usahatani dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor yang

mempengaruhi adalah faktor sosial ekonomi petani meliputi umur, tingkat

pendidikan, pengalaman usahatani, jumah tanggungan keluarga dan kepemilikan

lahan (Tambunan, 2003).

Umur mempengaruhi perilaku petani terhadap pengambilan keputusan

dalam kegiatan usahatani. Umur petani merupakan salah satu faktor yang

berhubungan dengan kemampuan kerja petani dalam melaksanakan kegiatan

usahatani. Petani yang bekerja dalam usia produktif akan lebih baik dan maksimal

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

11

dibandingkan usia non produktif. Selain itu, umur juga dapat dijadikan tolak ukur

untuk melihat aktivas petani dalam bekerja (Hasyim, 2006).

Tingkat pendidikan petani akan berpengaruh pada penerapan inovasi baru,

sikap mental dan perilaku tenaga kerja dalam usahatani. Tingkat pendidikan yang

lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi. Pendidikan petani tidak

hanya berorientasi terhadap peningkatan produksi tetapi mengenai kehidupan

sosial masyarakat tani (Soeharjo dan Patong, 1999).

Petani yang memiliki tingkat pendidikan tinggi maka akan relatif lebih cepat

dalam melaksanakan adopsi teknologi dan inovasi. Petani yang memiliki

pendidikan rendah biasanya sulit melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.

Tingkat pendidikan yang dimiliki petani menunjukan tingkat pengetahuan serta

wawasan petani dalam menerapkan teknologi maupun inovasi untuk peningkatan

kegiatan usahatani (Lubis, 2000).

Pengalaman usahatani sangat mempengaruhi petani dalam menjalankan

kegiatan usahatani yang dapat dilihat dari hasil produksi. Petani yang sudah lama

berusahatani memiliki tingkat pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang

tinggi dalam menjalankan usahatani. Pengalaman usahatani dibagi menjadi tiga

kategori yaitu kurang berpengalaman (<5 tahun), cukup berpengalaman (5-10

tahun) dan berpengalaman (>10 tahun). Petani memiliki pengalaman usahatani

atau lama usahatani yang berbeda beda (Soeharjo dan Patong, 1999).

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

12

2.3. Break even Point (BEP)

2.3.1. Pengertian Break even Point

Break event point adalah suatu keadaan dimana dalam suatu operasi

perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total

biaya). Sebelum memproduksi suatu produk, perusahaan terlebih dulu

merencanakan seberapa besar laba yang diinginkan. Ketika menjalankan usaha

maka tentunya akan mengeluarkan biaya produksi, maka dengan analisis titik

impas dapat diketahui pada waktu dan tingkat harga berapa penjualan yang

dilakukan tidak menjadikan usaha tersebut rugi dan mampu menetapkan penjualan

dengan harga yang bersaing pula tanpa melupakan laba yang diinginkan. Hal

tersebut dikarenakan biaya produksi sangat berpengaruh terhadap harga jual dan

begitu pula sebaliknya, sehingga dengan penentuan titik impas tersebut dapat

diketahui jumlah barang dan harga yang pada penjualan. Analisis break even

sering digunakan dalam hal yang lain misalnya dalam analisis laporan keuangan.

Dalam analisis laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus ini untuk

mengetahui:

1. Hubungan antara penjualan, biaya, dan laba

2. Struktur biaya tetap dan variable

3. Kemampuan perusahaan memberikan margin unutk menutupi biaya tetap

4. Kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan

tidak mengalami laba dan rugi.

Selanjutnya, dengan adanya analisis titik impas tersebut akan sangat

membantu manajer dalam perencanaan keuangan, penjualan dan produksi,

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

13

sehingga manajer dapat mengambil keputusan untuk meminimalkan kerugian,

memaksimalkan keuntungan, dan melakukan prediksi keuntungan yang

diharapkan melalui penentuan.

a) harga jual persatuan b) produksi minimal c) pendesainan produk, dan lainnya

Dalam penentuan titik impas perlu diketahui terlebih dulu hal-hal dibawah

ini agar titik impas dapat ditentukan dengan tepat, yaitu:

1. Tingkat laba yang ingin dicapai dalam suatu periode

2. Kapasitas produksi yang tersedia, atau yang mungkin dapat ditingkatkan

3. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mencakup biaya tetap maupun biaya

variable.

2.3.2. Penjelasan Break Even Point

Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering

digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari

dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume

rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu.

Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating

income” yaitu sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan

dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.

Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba

dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya(

biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi

laba dan juga kerugian.

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

14

2.3.3. Manfaat Analisis Break Even (Titik Impas)

Analisis Break even secara umum dapat memberikan informasi kepada

pimpinan, bagaimana pola hubungan antara volume penjualan, cost/biaya, dan

tingkat keuntungan yang akan diperoleh pada level penjualan tertentu. Analisis

break even dapat membantu pimpinan dalam mengambil keputusan mengenai hal-

hal sebagai berikut:

1. Jumlah penjualan minimal yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak

mengalami kerugian.

2. Jumlah penjualan yang harus dicapai untuk memperoleh keuntungan tertentu.

3. Seberapa jauhkah berkurangan penjualan agar perusahaan tidak menderita rugi.

4. Untuk mengetahui bagaimana efek perubahan harga jual, biaya dan volume

penjualan terhadap keuntungan yang diperoleh.

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

15

2.4. Kerangka Pikir

Usahatani padi yang diusahakan oleh petani di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa merupakan mata pencaharian utama petani

sehingga perlu didalami atau diteliti terkait dengan kelayakan usahatani padi

sawah sebagai salah satu upaya untuk meberikan kontribusi terhadap petani.

Adapun variabel penelitian ini adalah produksi padi, produktivitas, hasil produksi,

BEP dan kelayakan usahatani padi sawah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar di bawah ini:

Gambar 1. Kerangka Pikir

Dari Kerangka pemikiran di atas dapat di simpulkan bahwa Usahatani Padi

dapat berproduksi dengan hasil yang menguntungkan, dimana biaya yang

dikeluarkan dapat melebihi dari hasil produksi, sehingga Usahatani padi akan

layak di jadikan sumberdaya manusia.

Usahatani Padi

Biaya Produksi

Hasil Produksi

KelayakanBEP

Biaya VariabelBiaya Tetap

Penerimaan

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

16

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

pada bulan Agustus – Oktober 2018

3.2. Populasi dan Sampel

Informan dalam penelitian ini adalah masyarakat petani padi yang ada di

Kecamatan Bontolenpangan Kabupaten Gowa. Dimana inporman yang layak

untuk di jadikan sampel sejumlah 37 orang petani padi sawah. Petani responden

dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani padi sawah yang ada di

Kecamatan Bontolempangan dengan memilih beberapa Desa yaitu,

Paranglompoa, Pa’ladingaan, Lassa-lassa dan Ulujangan, dimana Desa yang

dipilih adah desa yang berpotensi besar dalam ushatani padinya dan responden

yang dipilih adalah petani yang melakukan musim tanam antara September 2018

sampai dengan Oktober 2018, hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari

hasil wawancara lebih akurat. Beberapa karakteristik responden yang dianggap

penting dan layak meliputi luas lahan, umur, pendidikan, pengalaman dan

tanggungan. Bagi petani yang usianya lebih muda (usia produktif), biasanya akan

lebih bersemangat dalam berusaha bila dibandingkan dengan petani yang lebih

tua.

Beberapa jumlah populasi yang dipilih setiap desa dalam penelitian ini

yaitu Desa Paranglompoa sebanyak 9 orang, Desa Pa’ladingan sebanyak 10

orang, Desa Lassa-lassa sebanyak 9 orang, Desa Ulujangan sebanyak 9 orang,.

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

17

Pengumpulan data ini dilakukan secara Porposive (sengaja) oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi yang sesuai.

3.3.Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif yaitu

diwujudkan dalam bentuk angka-angka dengan bantuan software EXCEL Dan

SPSS. Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder (time series) dari tahun 2018 yang bersumber dari instansi yang terkait

di lingkup kementrian pertanian maupun instansi diluar kementrian pertanian

seperti Biro Pusat Statistik (BPS), Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS),

Hasil Penelitian-penelitian terdahulu serta berbagai Jurnal yang terkait dalam

penelitian ini juga digunakan sebagai bahan referensi.

3.4. Teknik Pengumpulan data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dikumpulkan melalui hasil data-

data dari Website Kementrian Pertanian, Survei Sosial Ekonomi Nasional Biro

Pusat Statistik.

Pengumpulan data menggunakan pendekatan secara individual melalui

kegiatan observasi langsung ke lapangan untuk mengindentifikasi petani yang

mengusahatani padi sawah. Dalam kegiatan penelitian ini, penulis melakukan

pendekatan – pendekatan untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder.

3.4.1. Jenis dan Sumber Data

- Data Primer, yaitu data yang diperoleh dengan langsung di lokasi penelitian

(lapangan) dari para petani padi sawah

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

18

- Data sekunder, yaitu diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-

sumber yang ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan, Dinas Pertanian

Kabupaten Gowa, BP3K Kecamatan Bontolempangan serta instansi – instansi

terkait lainnya.

3.4.2. Pengumpulan Data

1. Data primer

Data primer di ambil langsung dari beberapa petani padi sawah yang

terpilih sebagai responden (sampel), menggunakan daftar pertanyaan

(kuesioner) dan wawancara langsung dengan responden. Data primer yang

diambil antara lain : luas lahan, produksi, harga jual dan pendapatan.

2. Data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan untuk melengkapi penelitian ini

diperoleh dari berbagai instansi yang terkait Seperti Dinas Pertanian

Kabupaten Gowa, BP3K Kecamatan Bontolempangan, perpustakaan,

publikasi ilmiah terutama yang relevan dengan penelitian ini.

Dalam mengumpulkan data, peneliti terjun langsung kelapangan,

dengan menggunakan beberapa metode, diantaranya :

- Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada petani padi

sawah. Kuesioner yang digunakan adalah berupa daftar pertanyaan tentang

besaran pendapatan petani padi sawah dalam satu kali musim tanam

- Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung dengan para petani

yang mengusahakan budidaya padi sawah.Observasi di lapangan, yaitu

melakukan pengamatan langsung pada petani yang mengusahakan

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

19

budidaya padi sawah serta menganalisis hal – hal yang mempengaruhi

pendapatan petani padi sawah

3.5. Metode Pengolahan Data

Pengumpulan data padi sawah menggunakan teknik observasi atau

pengamatan langsung dengan melakukan pencatatan secara sistematis terhadap

fenomena – fenomena yang diselidiki dan wawancara secara langsung dengan

narasumber yang mengetahui tentang objek yang diteliti. Data yang diperoleh

disusun dalam bentuk tabulasi pengolahan data.

3.6. Analisis Usahatani Padi

Analisis usahatani padi sawah meliputi analisis terhadap biaya

usahatani, penerimaan usahatani dan pendapatan usahatani padi sawah.

3.6.1. Biaya Produksi Padi

Analisis usahatani padi sawah meliputi analisis terhadap biaya

usahatani, penerimaan usahatani dan pendapatan usahatani padi sawah.

1. Biaya tetap, yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa

produksi. Biaya tetap yang tergolong dalam kelompok ini antara lain : sewa

tanah, biaya alat kerja, dan lain sebagainya

2. Biaya Variabel, yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung pada skala

produksi. Yang termasuk biaya variabel antara lain : benih, pupuk, pestisida,

upah tenaga kerja, biaya panen, biaya pasca panen, biaya transportasi dan lain

sebagainya (Dumairy, 2004).

Secara matematis, untuk menghitung biaya usahatani padi sawah di

Kecamatan Woyla maka digunakan rumus sebagai berikut.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

20

TC = TFC + TVC................. (Dumairy, 2004)

Keterangan :

TC : Total Cost (Rp/Periode)

TFC : Total Fixed Cost

(Rp/Periode) TVC : Total

Variabel Cost (Rp/Periode)

3.6.2. Penerimaan Usahatani Padi

Menurut Mulyadi, (2007) pendapatan usahatani adalah selisih antara

penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan. Pendapatan kotor atau penerimaan

adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi

biaya produksi. Penerimaan dapat dirumuskan sebagai berikut.

TR = P x Q

Keterangan : TR = Penerimaan Total (Rp/Periode)

P = Harga Jual (Per/Kg)

Q = Jumlah Produksi (Kg/Periode)

3.6.3. Pendapatan atau Keuntungan Usahatani Padi

Menurut Mulyadi (2007), keuntungan bersih, yaitu seluruh pendapatan

yang diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama

proses produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil

sarana produksi. Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut

� = TR – TC

Keterangan : � = Pendapatan/Keuntungan

TR = Total Total Revenue

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

21

TC = Total Cost

3.6.4. Analisis Kelayakan Usaha (R/C)

R/C Ratio menyatakan kelayakan suatu usaha apakah menguntungkan,

impas atau suatu usaha dapat dikatakan mengalami kerugian (Firdaus, 2008).

Secara sistematis (R/C) dapat dirumuskan sebagai berikut.

R/C Rasio = TRTC

Keterangan : TR = Total Revenue

TC = Total Cost

Kriteria berdasarkan R/C Ratio adalah :

� R/C ratio > 1, usaha budidaya padi sawah layak untuk diusahakan

� R/C ratio = 1, maka usaha budidaya padi sawah tidak untung dan tidak rugi

� R/C ratio < 1, usaha budidaya padi sawah tidak layak untuk diusahakan

3.6.5. Beak Even Point (BEP)

Teknik break even poin analysis atau cost volume profit analysis sering

digunakan dalam menganalisis keuangan perusahaan. Model ini mencoba mencari

dan menganalisis aspek hubungan antara besarnya investasi dan besarnya volume

rupiah yang diperlukan untuk mencapai tingkat laba tertentu.

Dalam perusahaan peranan penjualan sudah jelas yaitu sebagai “generating

income” yaitu sumber pembentukan laba. Kita menginginkan agar penjualan

dapat menutupi biaya total yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variable.

Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh volume

kegiatan. Beroperasi atau tidak, biaya ini harus dikeluarkan, misalnya biaya

penyusutan, biaya sewa, biaya gaji, dan lain lain. Sebaliknya semakin banyak

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

22

volume kegiatan atau produksi semakin rendah biaya per unit biaya variable

adalah biaya yang jumlahnya tergantung pada volume kegiatan. Jika ada kegiatan

pasti ada biaya variable ini. Semakin banyak volume kegiatan maka semakin

banyak biaya variable. Namun biaya per unit relative sama. Misalnya biaya bahan,

gaji tenaga kerja langsung, komisi penjualan, dll. Pengetahuan terhadap biaya

inisangat penting dalam melakukan analisis break even.

Break even berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba

dan juga tidak mengalami rugi, artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk

kegiatan produksi itu dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya(

biaya tetap dan biaya variable) sama dengan total penjualan, sehingga tidak terjadi

laba dan juga kerugian.

Untuk menghitung BEP kita bisa hitung dalam bentuk unit atau price

tergantung untuk kebutuhan.

PERHITUNGAN BEP

Atas dasar Unit:

Atas dasar Nilai:

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

23

Keterangan:

FC : Biaya Tetap

P : Harga jual per unit

VC : Biaya Variabel per unit

Biaya tetap adalah total biaya yang tidak akan mengalami perubahan

apabila terjadi perubahan volume produksi. Biaya tetap secara total akan selalu

konstan sampai tingkat kapasitas penuh. Biaya tetap merupakan biaya yang akan

selalu terjadi walaupun perusahaan tidak berproduksi.

Biaya variable adalah total biaya yang berubah-ubah tergantung dengan

perubahan volume penjualan/produksi. Biaya variable akan berubah secara

proposional dengan perubahan volume produksi.

3.7. Defenisi Operasional

1. Usahatani adalah salah satu kegiatan yang terstruktur dalam melakukan strategi

dan kinerja untuk sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha

yang menyangkut bidang pertanian.

2. Kelayakan adalah kriteria penentuan apakah suatu subyek layak untuk

dibuatkan artikelnya atau tidak.

3. Titik impas (break even point) adalah sebuah titik dimana biaya atau

pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian

atau keuntungan.

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

24

IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Kecamatan Bontolempangan

Kecamatan Bontolempangan merupakan daerah pegunungan/lereng yang

terletak di Kabupaten Gowa. Kecamatan Bontolempangan berbatasan sebelah

utara dengan Kelurahan Sapaya (Kecamatan Bungaya), sebelah timur Kecamatan

Biring Bulu, sebelah barat.

Pada tahun 1989 Kampung Gallarang Ulujangang juga dipisahkan dari Desa

Sapaya sehingga pada tanggal 28 Desember 1989 dibentuk menjadi Desa

Persiapan Paranglompoa yang membawahi 5 (lima) wilayah dusun yakni Dusun

Pa’bentengan, Dusun Barua, Dusun Borongbulo, Dusun Ta’buakang dan Dusun

Paranglompoa. Pusat pemerintahan Desa Paranglompoa sebagai ibu kota desa.

Pada tahun 1992 Desa Persiapan Paranglompoa resmi menjadi desa defenitif

melalui pemilihan langsung dengan kepala desa pertama berdasarkan hasil

pemilihan pada waktu itu adalah: H. Appo’ yang memerintah sampai pertengahan

tahun 2003 yang kemudian pada pemilihan kedua digantikan oleh kepala desa

yang terpilih yakni H. Muhamad Yusuf

4.1.2 Kondisi Geografis

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berada pada 144 km dari

ibu kota provinsi atau 135 km dari Kota Sungguminasa Ibu Kota Kabupaten

Gowa dan 8 km dari Ibu Kota Kecamatan Bontolempangan

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

25

1. Iklim

Kecamatan Bontolempangan memiliki iklim dengan tipe D4 (3,032)

dengan ketinggian 200-700 dari permukaan laut dan dikenal 2 (dua) musim

yaitu musim kemarau dan musim hujan. Pada musim kemarau biasanya

dimulai pada bulan Desember hingga bulan Maret. Keadaan seperti itu berganti

setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan (musim pancaroba)

sekitar bulan April sampai Mei dan bulan Oktober sampai November. Jumlah

curah hujan di Kecamatan Bontolempangan tertinggi pada bulan Januari

mencapai 1.182 M (hasil pantauan beberapa stasiun/pos pengamatan) dan

terendah pada bulan Agustus sampai September.

2. Penggunaan Lahan

Adapun penggunaan tanah di Kecamatan Bontolempangan dapat dilihat

pada tabel berikut

Tabel 1. Penggunaan Tanah di Desa Paranglompoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2017

Penggunaan Lahan Luas (Ha)Persentase (%)

Sawah IrigasiPekaranganSawah datar

50453234

6,7861,4731,75

Jumlah 737 100,00Sumber : Monografi Kecamatan Bontolempangan, 2018

Desa Paranglompoa mempunyai lahan terdiri dari lahan permukaan sawah

datar yang memiliki persentase 31,75 %, kemudian sawah irigasi mempunyai luas

lahan yaitu 6,78 %, sedangkan lahan pekarangan persentase luasnya 61,47 % dari

total luas lahan yang ada di Kecamatan Bontolempangan. Namun keadaan lahan

yang ada di Kecamatan Bontolempangan saat ini banyak yang tidak lagi digarap

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

26

karena pemiliknya lebih memilih untuk merantau dan menjadi tenaga kerja

indonesia (TKI)

3. Keadaan Penduduk

Setiap desa tentu memiliki penduduk sebagai salah satu elemen penting,

tabel berikut akan menunjukan keadaan penduduk berdasarkan tingkat umur dan

jenis kelamin yang ada di Kecamatan Bontolempangan.

Tabel 2. Jumlah Penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa 2018

Umur (tahun) Pria (jiwa) Wanita (jiwa) Jumlah (jiwa)0 – 5 140 138 2785 – 10 133 120 253

10 – 15 152 110 26215 – 20 146 225 37120 – 25 179 240 41925 – 30 123 223 34630 – 40 112 240 35240 – 50 156 125 28150 – 60 132 170 302

Diatas 60 Tahun 137 160 297Jumlah 1410 1751 2630

Sumber : Monografi Kecamatan Bontoempangan, 2018

Jumlah penduduk suatu wilayah akan memberikan suatu gambaran yang

nyata tentang sumberdaya manusia pada wilayah tersebut. Berdasarkan data yang

ada, Kecamatan Bontolempangan memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.161 jiwa

yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.410 jiwa dan wanita sebanyak 1.751 jiwa.

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan salah satu alat ukur untuk melihat

kemampuan masyarakat dalam hal penerimaan inovasi baru selain itu pendidikan

dan pengetahuan yang memadai atau tidak cukup memadai akan berpengaruh pula

pada kinerja seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan sebaliknya

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

27

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mampu menata

tatanan kehidupan masyarakat desa. Dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

No. Jenjang Pendidikan Jumlah (jiwa)1.2.3.4.5.

Tidak Tamat SDSDSLTPSLTADiploma/ Sarjana

107094243267146

Total 3161Sumber : Monografi Kecamatan Bontolempangan, 2018

Berdasarkan pada Tabel 3 jumlah masyarakat di Kecamatan

Bontolempangan tingkat pendidikan tertinggi yaitu tidak tamat sekolah dasar

sebanyak 1070 jiwa. Ini menandakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat

Kecamatan Bontolempangan belum cukup memadai dan masih perlu adanya

dorongan dari pemerintah untuk merangsang masyarakat agar mereka mau

bersekolah khusunya pada jenjang yang lebih tinggi.

5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Mata pencaharian penduduk merupakan sumber pendapatan utama bagi

masyarakat, dimana umunya bagi penduduk di Kecamatan Bontolempangan

dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka senantiasa melaksanakan

berbagai aktifitas baik disektor pertanian industri kecil maupun jasa. Banyaknya

jumlah masyarakat Kecamatan Bontolempangan yang tidak tamat sekolah dasar

akhirnya membuat masyarakat lebih condong kesektor pertanian atau menggeluti

bidang usahatani. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jumlah penduduk

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

28

berdasarkan mata pencaharian masyarakat Kecamatan Bontolempangan dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

No. Jenis Mata pencaharian Jumlah (jiwa)

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.

Buruh taniPetaniPeternakPedagangTukang kayuTukang Batu/Buruh BangunanPenjahitPNSTNI/POLRIPerangkat DesaBuruh IndustriSatpam/SecurityPenjual

3561462

2173

5643

157

1579

45Total 2505

Sumber: Monografi Kecamatan Bontolempangan, 2018

Pada Tabel 4 terlihat sebahagian besar penduduk di Kecamatan

Bontolempangan bermata pencaharian petani yaitu 1.462 jiwa dan yang paling

sedikit yaitu Peternak.

6. Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang tersedia di Kecamatan Bontolempangan akan

membantu kelancaran kegiatan ekonomi dan aktifitas keseharian masyarakat baik

itu pada kegiatan pembangunan ataupun untuk kemajuan wilayah tersebut. Untuk

lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

29

Tabel 5. Jumlah Sarana dan Prasarana di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, 2018

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah (buah)1.2.3.4.5.6.7.8.9.

10.11.12.

MesjidLapanganPustuPosyandu SekolahKantor DesaMushollah Pemakaman Jembatan SPASPos KamlingGedung PKK

3299878

272911798

Sumber : Monografi Kecamatan Bontolempangan, 2018

Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang ada di

Kecamatan Bontolempangan sangat membantu masyarakat dalam aktifitas

maupun kehidupan sehari-hari. Kecamatan Bontolempangan Merupakan

Kecamatan yang tergolong cukup lama dalam hal pembangunan walaupun sarana

dan prasarana di Kecamatan Bontolempangan ini sudah tergolong memadai, tetapi

seiring bertambahnya jumlah penduduk setiap tahunnya dan berkembangnya ilmu

pengetahuan maka pemerintah setempat harus tetap berusaha memperbaiki

sekaligus melengskapi sarana dan prasarana di Kecamatan Bontolempangan.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Petani Responden

Petani responden dalam penelitian ini adalah petani yang berusahatani

padi sawah yang ada di Paranglompoa, Pa’ladingaan, Lassa-lassa dan Ulujangan

Kecamatan Bontolempangan, dimana responden yang dipilih adalah petani yang

melakukan musim tanam antara September 2018 sampai dengan Oktober 2018,

hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dari hasil wawancara lebih akurat.

Beberapa karakteristik responden yang dianggap penting dan layak meliputi luas

lahan, umur, pendidikan, pengalaman dan tanggungan. Bagi petani yang usianya

lebih muda (usia produktif), biasanya akan lebih bersemangat dalam berusaha bila

dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Pendidikan adalah sarana belajar yang

selanjutnya memberikan arahan yang lebih menguntungkan menuju

pengaplikasian ilmu pertanian yang lebih modern. Karakteristik tersebut dianggap

penting karena selain mempengaruhi pelaksanaan usahatani terutama dalam

pelaksanaan teknik budidaya yang nantinya akan berpengaruh terhadap produksi,

juga diperlukan untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap biaya,

penerimaan dan pendapatan usahatani serta produktivitas tanaman padi sawah.

Untuk lebih jelasnya mengenai keadaan rata- rata karakteristik petani padi sawah

dapat dilihat pada Tabel berikut.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

31

Tabel 1. Rata-rata Karateristik Petani Padi Sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa 2018

No Karakteristik Satuan Rata – rata

1 Umur th 402 Pendidikan th 63 Pengalaman th 194 Jumlah Tanggungan jiwa 55 Luas Lahan ha 0.308Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 1 diketahui bahwa rata-rata umur petani padi sawah

adalah 40 tahun. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir.

Petani yang berumur lebih muda dan sehat biasanya mempunyai kemampuan fisik

yang lebih kuat serta lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru dari pada petani

yang berumur tua. Hal ini di sebabkan karna petani muda lebih agresif dan lebih

berani dalam mengambil resiko, lebih dinamis, sehingga lebih cepat mendapatkan

pengalaman-pengalaman baru bagi peningkatan produktifitas usahataninya.

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat

keberhasilan kerja seseorang dan merupakan faktor penunjang di dalam

penyerapan teknologi oleh petani. Rata – rata pendidikan para responden adalah 8

tahun. Rendahnya pendidikan akan mempengaruhi daya serap petani terhadap

perkembangan teknologi menjadi lambat, sehingga terjadi kesulitan dan

membutuhkan waktu yang lama untuk mengadopsi inovasi-inovasi baru.

Sedangkan petani dengan adanya pendidikan yang tinggi umumnya mudah

menerima inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kegiatan usahatani mereka.

Usahatani padi sawah sudah menjadi profesi semenjak kecil sehingga rata – rata

pengalaman yang dimiliki oleh petani responden mencapai 19 tahun.

Jumlah tanggungan keluarga juga akan mempengaruh pendapatan dan

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

32

pengeluaran keluarga petani. Semakin banyak jumlah tanggungan akan menjadi

beban bagi petani bila di tinjau dari segi konsumsi. Namun, jumlah keluarga juga

merupakan aset yang penting dalam membantu kegiatan petani karena akan

menambah pencurahan tenaga kerja keluarga, sehingga biaya produksi yang harus

dikeluarkan oleh petani akan lebih kecil. Rata- rata jumlah tanggungan petani

sampel berjumlah rata – rata berjumlah 5 orang. Sedangkan rata – rata luas lahan

yang dimiliki oleh petani responden adalah 0.308 Ha.

Bila ditinjau dari luas lahan padi sawah di wilayah penelitian maka sangat

berpotensi untuk berswasembada pangan terutama di Kecamatan Woyla

Kabupaten Aceh Barat. Namun hal ini sangat sulit terjadi tanpa ada campur

tangan lembaga pemerintahan terkait seperti Dinas Pertanian dan Balai

Penyuluhan Pertanian Perikanan Peternakan dan Kehutanan (BP3K) selaku

lembaga pemerintahan yang berperan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap

dan keterampilan para petani.

Tabel 2. Identitas Responden Menurut Kelompok Umur

NOUmur Responden

(Interval)Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 17 – 25 6 16,212 26 – 34 7 18,913 35 - 44 12 32,434 45 – 54 5 13,515 55 – 64 5 13,516 65 - 70 2 5,40

Jumlah 37 100,00Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2018

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan

suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, umur

manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

33

dihitung.

Berdasarkan data pada tabel 2 di atas diketahui bahwa umur petani dari 17

– 25 tahun sebanyak 6 orang (16,21%), umur 26 – 34 sebanyak 7 orang (18,91%),

35 – 44 sebanyak 12 orang (32,43%) umur 45 – 54 sebanyak 5 orang (13,51%)

umur 55 – 64 sebanya 5 orang (13,51%) umur 65 – 70 sebanyak 2 orang (5,40%)

Hal ini berarti bahwa sebagian besar petani berada pada kelompok umur yang

produktif dalam membidangi pekerjaan sebagai petani. Petani usia produktif

menurut Badan Pusat Statistik Tahun 2018 adalah angkatan kerja yang berada

rentang usia antara 22 sampai dengan 50 tahun.

Tabel 3. Identitas Responden Menurut Kelompok Pendidikan

NOPendidikan Responden

(Interval)Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 1 – 2 1 3,032 3 – 4 2 6,063 5 – 6 16 48,484 7 – 8 8 24,245 9 – 10 6 18,18

Jumlah 33 100,00Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2018

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi

berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan sering

terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga memungkinkan secara

otodidak.

Berdasarkan data pada tabel 3 di atas diketahui bahwa Pendidikan petani

dari lama menempuh pendidikan 1 – 2 tahun sebanyak 1 orang (3,03%), umur 3 –

4 tahun sebanyak 2 orang (6,06%), umur 5 – 6 tahun sebanyak 16 orang (48,48%),

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

34

umur 7 – 8 tahun sebanyak 8 orang (24,24%) dan umur 9 – 10 sebanyak 6 orang

(18,18%) petani. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar petani menempuh

pendidikan selama 16 tahun.

Tabel 4. Identitas Responden Menurut Kelompok Pengalama Usahatani

NOTahun Pengalaman Usahatani

(Interval)Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 1 – 7 6 14,632 8 – 15 5 12,193 16 – 23 19 46,344 24 – 31 7 17,075 32 – 39 3 7,316 40 - 43 1 2,43

Jumlah 41 100,00Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2018

Pengalaman ialah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia.

Berasal dari kata peng-alam-an. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi

tahu dan hasil tahu ini kemudian disebut pengetahuan. Dalam dunia kerja istilah

pengalaman juga digunakan untuk merujuk pada pengetahuan dan ketrampilan

tentang sesuatu yang diperoleh lewat keterlibatan atau berkaitan dengannya

selama periode tertentu. Secara umum, pengalaman menunjuk kepada mengetahui

bagaimana atau pengetahuan prosedural, daripada pengetahuan proposisional.

Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman juga diketahui sebagai pengetahuan

empirikal atau pengetahuan posteriori. Seorang dengan cukup banyak pengalaman

di bidang tertentu dipanggil ahli.

Berdasarkan data pada tabel 4 di atas diketahui bahwa lama melakkan

usahatani padi yaitu dari 1 – 7 tahun sebanyak 6 orang (14,63%) 8 – 15 tahun

sebanyak 5 orang (12,19%) 16 – 23 tahun sebanyak 19 orang (46,34%) 24 – 31

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

35

sebanyak 7 orang (17,07%) 32 – 39 tahun sebanyak 3 orang (7,31%) 40 – 43

tahun sebanyak 1 orang (2,43%). Padai hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa

kebanyakan petani yang menjalani usahatani dari 16 – 23 tahun.

Tabel 5. Identitas Responden Menurut Jumlah Tanggungan Keluarga

NOTanggungan Keluarga

(Interval)Jumlah(Orang)

Persentase(%)

1 3 – 4 8 21,622 5 – 6 26 70,273 7 - 8 3 8,10

Jumlah 37 100,00Sumber: Diolah dari Hasil Penelitian Tahun 2018

Jumlah tanggungan keluarga adalah banyaknya anggota keluarga yang

terdiri dari istri, dan anak, serta orang lain yang turut serta dalam keluarga berada

atau hidup dalam satu rumah dan makan bersama yang menjadi tanggungan

kepala keluarga.

Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukkan bahwa 3 – 4 tanggungan keluarga

sebanyak 8 orang (21,62%), 5 – 6 tanggungan keluarga sebanyak 26 orang

(70,27%) dan 7 – 8 tanggungan keluarga sebanyak 3 orang (8,10%). Ini

menujjukan bahwa kebanyakan dalam satu kepala keluarga dari lokasi penelitian

ada 5 – 6 orang.

5.2. Luas Lahan Sawah Di Wilayah Penelitian

Luas lahan juga akan menpengaruhi pendapatan petani padi sawah. Luas

lahan merupakan faktor produksi penting dalam usaha meningkatkan produksi

yang dapat mempengaruhi pendapatan dan keuntungan yang di terima oleh petani.

Berdasarkan hasil observasi di Gampong Blang Mee, Pasie Paranglompoa, Lassa-

lassa dan Ulujangan, satu orang petani sampel memiliki 4 sampai dengan 12 petak

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

36

sawah Berdasarkan hasil survey, di Pa’ladingan dan umumnya lahan sawah milik

petani itu sendiri dengan rata – rata luas per petak adalah 400 M2 dan 625 M2.

5.3. Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah

Analisis pendapatan usahatani penting untuk diketahui guna memberikan

gambaran mengenai keuntungan dari kegiatan usahatani. Analisis pendapatan

usahatani meliputi analisis pendapatan atas biaya tunai dan analisis pendapatan

atas biaya total. Pada komponen biaya, biaya yang dikeluarkan oleh petani terdiri

dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya tunai terdiri dari biaya sarana

produksi yang digunakan dalam usahatani padi sawah seperti benih, pupuk,

pestisida, sewa lahan, biaya angkut, biaya tenaga kerja luar keluarga dan biaya

lain-lain. Sedangkan komponen biaya yang diperhitungkan termasuk didalamnya

adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga.

5.3.1. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah semua biaya atau modal baik yang dibayar tunai

maupun yang tidak dibayar tunai selama proses produksi berlangsung. Biaya tunai

adalah biaya yang dikeluarkan secara nyata dalam memproduksi padi sawah,

seperti membeli sarana produksi (bibit, pupuk, pestisida dan lain sebagainya),

alat-alat pertanian dan upah tenaga kerja dari dalam dan luar keluarga. Biaya tidak

tunai yaitu biaya yang tidak dikeluarkan secara langsung tetapi diperhitungkan,

biaya tidak tunai dalam penelitian ini adalah upah tenaga kerja dalam keluarga

dan sewa tanah sawah (Habar Harianto, 1993).

Perincian biaya sarana produksi pada usahatani padi sawah per musim

tanam (rendengan dan gadu) di daerah penelitian sebagaimana tercantum pada

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

37

Lampiran 4 dan 5. Sedangkan rata-rata penggunaan biaya produksi dengan rata-

rata luas lahan 0.308 ha pada usahatani padi sawah di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa dapat dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 6. Rata – rata Produksi Harga Usahatani Padi untuk luas lahan 0.308 ha di Kecamatan Bontolempangan

No Produksi HargaSatuan

(Kg)Harga

(Rp/Kg)Total

Harga (Rp)1 Biaya Variabel :

a. Benih 7 49.000 343.000b. Pupuk Urea 14 25.000 350.000c. Pupuk Sp-36 5 10.000 50.000d. Pupuk NPK 9 20.000 180.000e. Pestisida 5 15.000 75.000f. Insektisida 5 15.000 75.000

2 Biaya Tetap :a. Goni/Karungb. Cangkulc. Parang/Sabitd. Sprayere. Pajak

62111

9.00050.00040.000

400.00010.000

54.000100.00040.000

400.00010.000

Jumlah 56 643.000 1.677.000Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 6 di atas, jika rata – rata luas lahan padi sawah untuk

setiap responden 0.308 Ha, maka jumlah biaya produksi yang harus dikeluarkan

dalam usahatani budidaya padi sawah untuk satu musim tanam yang meliputi

benih, pupuk Urea, NPK, Sp-36, pestisida, insektisida, goni/karung cangkul, sabit

dan sprayer dengan jumlah keseluruhan adalah sebesar Rp 1.677.000.

Sedangkan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan adalah untuk

kegiatan pengolahan tanah, penanaman, penyiangan, pemupukan pengendalian

hama penyakit panen dan pascapanen. Adapun biaya yang harus dikeluarkan

untuk tenaga kerja dengan luas lahan rata – rata 0.308 ha dapat dilihat pada tabel

berikut ini.

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

38

Tabel 7. Rata – rata Biaya Tenaga Kerja untuk luas lahan 0.308 HaNo Uraian Jumlah Biaya (Rp)1 Pengolahan tanah 70.5002 Penanaman 77.5003 Penyiangan 24.5004 Pemupukan 39.5005 Pengendalian Hama dan Penyakit 25.0006 Pemanenan 72.000

Jumlah 309.000Sumber : Petani Responden (2018)

Berdasarkan tabel 7 di atas, dari beberapa keterangan atau hasil

wawancara dengan responden bahwa total biaya tenaga kerja untuk kegiatan

pengolahan lahan, penanaman, penyiangan, pemupukan, pengendalian H/P, dan

Pemanenan yang harus dikeluarkan oleh petani responden jika rata – rata luas

lahan 0.308 ha adalah sebesar Rp 309.000.

5.3.2. Produksi dan Harga Jual

Jumlah produksi padi sawah yang dihasilkan oleh petani responden

tergantung pada sistem penanaman dan pemeliharaan yang intensif. Produksi

adalah bentuk fisik terhadap padi sawah yang dihasilkan oleh petani dan juga

merupakan salah satu faktor yang menentukan besar kecilnya laba/keuntungan

yang akan diterima oleh para petani. Rata – rata nilai produksi dan harga jual/kg

diterima petani responden padi sawah di daerah penelitian dapat diperlihatkan

pada tabel berikut ini.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

39

Tabel 8. Rata-rata Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Keuntungan tiap Responden di Kecamatan Bontolempangan

No Karakteristik Rata – rata1 Luas Lahan (Ha) 0.3082 Produksi (kg) 1.2313 Harga Jual (Rp) 6.8514 Penerimaan (Rp) 8.339.2435 Biaya Produksi (Rp) 645.6486 Biaya TK (Rp) 313.2437 Keuntungan (Rp) 7.395.702

Sumber : Data Primer (Diolah, 2018)

Berdasarkan tabel 8 di atas, total luas lahan responden di daerah

penelitian di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa, dari beberapa desa

yang di utamakan yaitu Paranglompoa, Pa’ladingan, Lassa-lassa dan Ulujangan

dengan rata – rata luas lahan 3.078 M2 (0.308 Ha), rata-rata jumlah produksi padi

sawah untuk satu orang responden rata-rata mencapai 1.231 kg dengan harga jual

rata-rata mencapai Rp 6.851, sehingga diperoleh rata–rata penerimaan sebesar Rp

8.339.243, rata – rata biaya produksi adalah sebesar Rp 645.648, dan rata – rata

biaya tenaga kerja sebesar Rp 313.243. Setelah dikurangi biaya produksi dan

tenaga kerja maka rata – rata keuntungan yang diperoleh petani padi sawah di

wilayah penelitian ini adalah sebesar Rp 7.395.702.

Keuntungan yang diperoleh petani bervariasi menurut luas lahan

responden. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, kondisi lahan di

daerah tersebut sangat bagus untuk usahatani padi karena kondisi lahan selalu

dalam keadaan basah meskipun dalam musim kemarau sehingga tidak menjadi

kendala bagi masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, menurut para Penyuluh

Pertanian Lapangan, petani di wilayah penelitian sangat cepat dalam mengadopsi

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

40

teknologi pertanian terutama dalam bidang budidaya padi sawah.

5.4. Analisis R/C Ratio

R/C Ratio menyatakan kelayakan suatu usahatani apakah menguntungkan,

balik modal atau tidak menguntungkan (rugi). Suatu usahatani padi sawah

dikatakan layak dan memberi manfaat apabila nilai R/C ratio > 1, semakin besar

nilai keuntungan atas biaya maka semakin besar pula manfaat yang akan diperoleh

dari usaha tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan sistematis (R/C Rasio) maka

diperoleh nilai kelayakan sebagai berikut.

R/C Ratio = = . .

. = 7.395.702

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas, maka dapat diketahui

bahwa jika rata – rata penerimaan yang diperoleh petani responden di wilayah

penelitian sebesar Rp 8.339.243 dan jika rata – rata biaya tetap baik biaya

produksi sebesara Rp 645.648 dan biaya tenaga kerja yang harus dikeluarkan

petani responden sebesar Rp 313.000 maka diperoleh nilai R/C Ratio sebesar

7.395.702.

Artinya, setiap Rp 958.891 yang dikeluarkan oleh petani untuk biaya

usahatani padi sawah maka akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 7.395.702.

Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C > 958.891) maka

usahatani padi sawah layak untuk diusahakan. Dengan demikian, bila petani

menanaman padi dengan luasan yang semakin besar maka keuntungan yang

diperoleh akan semakin besar.

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

41

5.5. Analisis Titik Pulang Pokok

Titik pulang pokok (Break Event Point) adalah suatu titik level output

dimana kegiatan usahatani padi sawah tidak mendapatkan laba/untung dan pula

tidak mengalami kerugian.

BEP Harga = = .. = 778,95

BEP Produksi = = .. = 139,96

Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di

Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan perhitungan

menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 778,952 dan BEP Produksi 139,963 kg.

Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi

sawah sebesar 139,963 kg dengan harga jual Rp 778,952 /kg maka usahatani padi

sawah mengalami titik impas, yakni tidak mengalami kerugian atau mendapatkan

keuntungan,

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

42

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari analisis yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut.

1. R/C ratio diperoleh sebesar 7.395.702. dengan modal usaha Rp 958.891,

Karena nilai R/C Ratio lebih besar dari pada 958.891 (R/C >1) maka, usahatani

padi sawah layak untuk diusahakan.

2. Break Even Point atau titik impas pada usahatani padi sawah di Kecamatan

Bontolempangan Kabupaten Gowa berdasarkan perhitungan menghasilkan

BEP Harga sebesar Rp 6.851 dan BEP Produksi 1.231 kg. Artinya, bila petani

responden di wilayah penelitian menghasilkan produksi padi sawah sebesar

1.231 kg dengan harga jual Rp 6.851/kg. Break Even Point atau titik impas

pada usahatani padi sawah di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

berdasarkan perhitungan menghasilkan BEP Harga sebesar Rp 778,952 dan

BEP Produksi 139,963 kg. Artinya, bila petani responden di wilayah penelitian

menghasilkan produksi padi sawah sebesar 139,963 kg dengan harga jual Rp

778,952 /kg maka usahatani padi sawah mengalami titik impas, yakni tidak

mengalami kerugian atau mendapatkan keuntungan,

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

43

6.2 Saran

1. Diharapkan kepada para petani di wilayah Kecamatan Bontolempangan untuk

terus mempertahankan kelayakan dalam berusahatani padi sawah, sikap dan

keterampilan pada sektor pertanian terutama teknologi dan tetap mampu

menyerap inovasi – inovasi baru yang menguntungkan sehingga mampu

mensejahterakan keluarga dan masyarakatnya sebagai petani padi.

2. Diharapkan kepedulian pemerintah terkait untuk terus mendukung masyarakat

petani agar tetap meningkatkan produksi pertanian padi untuk kesejahteraan

maasyarakat dan bangsa.

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

44

DAFTAR PUSTAKA

AKK (1980). Pengenalan energy gizi dari padi. Pakar kesehatan tanaman

Andri Apriyono: 20 Februari 2009 Break Event Point (BEP), Jogja

Anne Anastasi (1978) Analisis usahatani Kalimantan Timur

Ayu Ismaini Selasa, 17 Desember 2013 Materi Titik Impas/Bep Jaka Mulya Bekasi Selatan Kota Bekasi jawa Barat 17146

Abdul Hamid, 25 Agustus 2015, Analisis Pendapatan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Woyla Kabupaten Aceh Barat

Badan Pusat Statistik (BPS) Data penduduk petani padi sawah. Kabupaten gowa

Budi Kho, April 23 2018, Pengetahuan tentang Manajemen Produksi dan Operasional, Manajemen SDM dan Manajemen Kualitas

Curtis, Dan B; Floyd, James J.; Winsor, Jerryl L Pengertian evaluasi. Lingkup pertanian modern

Deli Yanti1), Rukavina Baksh2), Dance Tangkesalu2). April 2015 Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Kelapa Di Desa Malonas Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala

Firdaus, Muhammad, 2008. Manajemen Agribisnis. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Gasperz, V, 1999. Ekonomi Manajerial Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta : PT. Gramedia,

Hasrimi, Moettaqien, 2012. Analisis Pendapatan Petani Miskin dan Implikasi Kebijakan Pengentasannya di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai. Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Universitas Sumatera Utara. Medan

Hutabarat, B, 1995. Pengukuran Dampak Nilai Tukar Terhadap Produksi Dan Pendapatan Petani, Jurnal Agro Ekonomi, Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Departemen Pertanian

Hendra Setya Raharja, January 28, 2017, Metode Analisis, Statistika. Surabaya

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penerbit swadaya. Jakarta

Husnan dan Muhammad (2004:4) studi kelayakan bisnis

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

45

Jurnal Susilo, Sudarman, Salmiah dan M. Jufri: Evaluasi Pendapatan Usahatani Padi Sawah Dalam Sistem Tanam Legowo 4:1. Semarang

Kasmir dan Jakfar (2007)

Komunitas Sayang Petani, Oktober 3, 2011 Analisis Data Ilmu Usahatani, Se-Indonesia

Mhd Riswan Hanafi, Thomson Sebayang, Yusak Maryunianta, Jurnal Analisis Perbandingan Usahatani Padi Sawah Sistem Sri (System Of Rice Intensifiation) Dengan Sistem Konvensional Di Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdang Bedagai. Sumatera Utara

Muh. Taufik, Maintang, dan M. Basir Nappu, 23 Februari 2015. Kelayakan Usahatani Jagung Di Sulawesi Selatan

Umar H (2007:5)

Purnamawati & Purwono, 2002 dalam Aulia (2008) evaluasi porwokerto

Rooijackers Ad mendefinisikan Defenisis proses penentuan nilai usahatani padi (tidak di publikasikan)

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

46

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Administrasi Kabupaten Gowa

Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Gowa

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

47

Lampiran 2. Kosioner Penelitian

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAHDI KECAMATAN BONTOLEMPANGAN

KABUPATEN GOWA

Dengan Hormat,

Dalam rangka menyelesaikan studi di Universitas Muhmmadiyah

Makassar, maka setiap mahasiswa diwajibkan untuk menyusun skripsi. Oleh

karena itu saya mohon bantuan dan kerja sama dari Masyarakat Petani Padi

Sawah mengisi kuesioner ini untuk dijadikan bahan skripsi saya. Sumber

Informasi dari kuesioner ini terjaga kerahasiaannya dan hasil dari kuesioner ini

tidak akan mempengaruhi keberadaan Anda sebagai Petani Padi Sawah, ini hanya

untuk kepentingan ilmiah dalam penyusunan skripsi saya. Jawaban yang saya

harapkan adalah jawaban yang sejujur-jujurnya sesuai dengan keadaan

sebenarnya. Atas kerja sama saya ucapkan terima kasih.

Hormat

SAIFUL .105960177714

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

48

I. DATA SAMPEL PETANI

1. Nomor Sampel :

2. Nama Petani :

3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. Pendidikan :

6. Jumlah Tanggungan Keluarga :

7. Pengalaman Usahatani :

II. USAHATANI PADI SAWAH

1. Luas Lahan :

2. Penggunaan Faktor Produksi

No Uraian Volume (Kg) Harga Satuan (Rp) Total Harga (Rp)1 Benih2 Pupuk3 Pestisida

3. Tenaga Kerja

No Uraian kegiatan Volume Biaya/Satuan (Rp)

Total Biaya (Rp)

1 Pengolahan tanah2 Penanaman3 Pemupukan4 Pemeliharaan5 Panen6 Pasca panen

4. Total Biaya :

5. Jumlah Produksi :

6. Harga Jual :

7. Penerimaaan Kotor :

8. Pendapatan Bersih :

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

49

Lampiran 3. Perincian Karakteristik Responden Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018

No Umur Pendidikan PengalamanJumlah

TanggunganLuas

Lahan1 20 8 3 5 0.1432 17 9 2 3 0.123 40 6 17 5 0.3654 42 6 17 6 0.2635 50 6 19 5 0.2056 43 6 20 5 0.327 30 8 13 4 0.2288 40 6 22 5 0.1439 32 8 15 5 0.1250 41 6 21 5 0.753

10 37 6 19 5 0.54811 26 8 17 3 0.1612 45 6 24 6 0.26313 40 6 27 5 0.2414 61 0 29 5 0.18315 70 0 43 8 0.26816 61 0 34 6 0.14317 40 6 23 5 0.28518 33 10 19 4 0.22819 21 9 4 4 0.20520 40 6 25 5 0.26821 58 6 35 7 0.44522 20 9 1 3 0.22323 18 9 1 3 0.32524 26 9 12 5 0.4126 45 6 19 5 0.20527 44 6 22 5 0.42328 36 8 12 5 0.3329 50 1 30 5 0.20530 21 8 2 4 0.57531 32 8 19 5 0.26832 40 3 24 5 0.3333 56 0 33 5 0.5734 32 8 11 5 0.36535 61 6 29 6 0.52536 45 6 18 5 0.3337 67 3 22 8 0.42

Jumlah 1480 222 703 185 11.395Rata-rata 40 6 19 5 0.308

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

50

Lampiran 4. Perincian Penggunaan Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018

No SampelLuas Lahan

(M²)Olah Tanah

(HKP)Penanaman

(HKW)Penyiangan

(HKP)Pemupukan

(HKP)Pengendalian

H/P (HKP)Pemanenan

(HKP)TotalHKP

1 0.143 1 3 2 1 1 3 122 0.12 1 2 1 1 1 2 93 0.365 1 3 2 1 1 3 124 0.263 1 3 2 1 1 3 125 0.205 1 3 2 1 1 3 126 0.32 1 2 1 1 1 2 97 0.228 1 2 1 1 1 2 98 0.143 1 2 1 1 1 2 99 0.125 1 2 1 1 1 2 9

10 0.753 1 3 2 1 1 3 1211 0.548 1 3 2 1 1 3 1212 0.16 1 2 1 1 1 2 913 0.263 1 3 2 1 1 3 1214 0.24 1 2 1 1 1 2 915 0.183 1 3 2 1 1 3 1216 0.268 1 2 1 1 1 2 917 0.143 1 2 1 1 1 2 918 0.285 1 2 1 1 1 2 919 0.228 1 3 2 1 1 3 1220 0.205 1 3 2 1 1 3 1221 0.268 1 2 1 1 1 2 922 0.445 1 3 2 1 1 3 1223 0.223 1 2 1 1 1 2 924 0.325 1 3 3 1 1 3 1225 0.41 1 2 1 1 1 2 926 0.205 1 2 1 1 1 2 9

27 0.423 1 3 2 1 1 3 12

28 0.33 1 2 1 1 1 2 9

29 0.205 1 2 1 1 1 2 9

30 0.575 1 3 2 1 1 3 12

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

51

No. SampelLuas Lahan

(M²)Olah Tanah

(HKP)Penanaman

(HKW)Penyiangan

(HKP)Pemupukan

(HKP)Pengendalian

H/P (HKP)Pemanenan

(HKP)TotalHKP

31 0.268 1 3 2 1 1 3 12

32 0.33 1 2 1 1 1 2 9

33 0.57 1 2 1 1 1 2 9

34 0.365 1 3 2 1 1 3 12

35 0.525 1 3 2 1 1 3 12

36 0.33 1 2 1 1 1 2 9

37 0.42 1 2 1 1 1 2 9

Jumlah 21.200 37 91 55 37 37 91 384

Rata-rata 0.308 1 2 1 1 1 2 12

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

52

Lampiran 5. Perincian Penggunaan Biaya Tenaga Kerja Menurut Jenis Kegiatan Usahatani Padi Sawah di Daerah Penelitian , Tahun 2018

No Sampel Luas Lahan Sawah (M²)

Pengolahan Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian H/P PemanenanTotal Biaya

Tenaga Kerja (Rp)Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp)

1 0.143 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.0002 0.12 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.0003 0.365 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.0004 0.263 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.0005 0.205 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.0006 0.32 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.0007 0.228 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.0008 0.143 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.0009 0.125 40.000 30.000 15.000 25.000 25.000 60.000 195.000

10 0.753 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00011 0.548 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.00012 0.16 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00013 0.263 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00014 0.24 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00015 0.183 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00016 0.268 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.00017 0.143 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00018 0.285 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.00019 0.228 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00020 0.205 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00021 0.268 80.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 265.00022 0.445 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00023 0.223 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00024 0.325 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00025 0.41 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00026 0.205 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.00027 0.423 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.00028 0.33 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00029 0.205 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00030 0.575 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00031 0.268 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.000

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

53

No Sampel Luas Lahan Sawah (M²)

Pengolahan Tanah Penanaman Penyiangan Pemupukan Pengendalian H/P PemanenanTotal Biaya

Tenaga Kerja (Rp)Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp) Biaya (Rp)

32 0.33 60.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 245.00033 0.57 60.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 335.00034 0.365 50.000 60.000 15.000 25.000 25.000 60.000 235.00035 0.525 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00036 0.33 80.000 90.000 30.000 50.000 25.000 80.000 355.00037 0.42 80.000 90.000 30.000 25.000 25.000 80.000 330.000

Jumlah 21.200 2.620.000 2.880.000 915.000 1.475.000 925.000 2.680.000 11.590.000Rata-rata 0.308 70.811 77.838 24.730 39.865 25.000 72.432 313.243

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

54

Lampiran 6.Biaya Kebutuhan Sarana Produksi Padi Sawah di Daerah Penelitian, Tahun 2018

NO.Sampel

Luas Lahan (M²)

Sarana ProduksiTotal Biaya(Rp)

Benih (Kg)

Urea (Kg) SP-36 (kg) NPK (Kg) Pestisida (Liter)

Insektisida(Liter)

Goni/Karung Cangkul Sabit Sprayer Pajak

Vol Harga/kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga Vol Harga Vol Harga/Buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Harga

12

0.143 0.12

76

52.50045.000

1512

27.00021.600

54

10.0008.000

108

22.00017.600

0,50,4

17.50014.000

0,50,4

17.50014.000

75

10.5007.500

22

50.00050.000

11

40.00042.000

11

450.000400.000

10.00010.000

707.000629.700

3 0.365 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 10.000 577.7004 0.263 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 40.000 1 40.000 1 400.000 10.000 647.0005 0.205 5 37.500 10 18.000 3 6.000 7 15.400 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 605.4006 0.32 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 42.000 1 400.000 10.000 659.0007 0.228 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 40.000 1 42.000 1 400.000 10.000 649.0008 0.143 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500 2 40.000 1 45.000 1 400.000 10.000 619.7009 0.125 4 30.000 8 14.400 3 6.000 6 13.200 0,3 10.500 0,3 10.500 4 6.000 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 590.600

10 0.753 6 45.000 18 32.000 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,4 14.000 8 12.000 4 50.000 2 40.000 1 400.000 20.000 672.40011 0.548 5 37.500 10 18.000 3 6.000 7 15.400 0,3 10.500 0,3 10.500 4 6.000 2 50.000 1 40.000 1 400.000 20.000 613.90012 0.16 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 450.000 10.000 707.00013 0.263 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 35.000 1 400.000 10.000 652.00014 0.24 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.00015 0.183 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 10.000 607.00016 0.268 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 629.20017 0.143 7 52.500 14 25.200 5 10.000 9 19.800 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 2 45.000 1 35.000 1 400.000 10.000 634.50018 0.285 6 45.000 15 27.000 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 2 50.000 1 40.000 1 450.000 10.000 684.60019 0.228 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000 3 50.000 2 40.000 1 400.000 10.000 684.80020 0.205 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 400.000 10.000 657.00021 0.268 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 629.20022 0.445 7 52.500 15 27.000 5 10.000 12 26.400 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 661.40023 0.223 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000 4 50.000 2 40.000 1 400.000 10.000 684.80024 0.325 8 60.000 18 32.400 6 12.000 12 26.400 0,6 21.000 0,6 21.000 8 12.000 2 50.000 3 40.000 1 400.000 10.000 684.80025 0.41 7 52.500 15 27.000 5 10.000 12 26.400 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 3 50.000 1 40.000 1 450.000 10.000 711.40026 0.205 6 45.000 12 21.600 4 8.000 10 22.000 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 2 50.000 1 42.000 1 400.000 10.000 635.60027 0.423 5 37.500 12 21.600 3 6.000 8 17.600 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500 1 40.000 1 40.000 1 400.000 20.000 611.20028 0.33 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 3 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.00029 0.205 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 400.000 10.000 657.000

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

55

NO.Sampel

Luas Lahan (M²)

Sarana ProduksiTotal Biaya(Rp)

Benih (Kg)

Urea (Kg) SP-36 (kg) NPK (Kg) Pestisida (Liter)

Insektisida(Liter)

Goni/Karung Cangkul Sabit Sprayer Pajak

Vol Harga/kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga/Kg Vol Harga Vol Harga Vol Harga/Buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Vol Harga/buah Harga

30 0.575 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 20.000 607.00031 0.268 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.00032 0.33 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,4 14.000 0,4 14.000 5 7.500 1 45.000 1 42.000 1 400.000 10.000 624.70033 0.57 7 52.500 14 25.200 5 10.000 10 22.000 0,4 14.000 0,4 14.000 6 9.000 1 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 646.70034 0.365 6 45.000 12 21.600 4 8.000 8 17.600 0,3 10.500 0,3 10.500 5 7.500 2 50.000 1 40.000 1 350.000 10.000 570.70035 0.525 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 40.000 1 400.000 20.000 657.00036 0.33 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 1 40.000 1 400.000 10.000 657.00037 0.42 7 52.500 15 27.000 5 10.000 10 22.000 0,5 17.500 0,5 17.500 7 10.500 2 50.000 2 35.000 1 400.000 10.000 652.000

Jumlah 21.200 243 1.822.500 521 937.400 172 344.000 53 776.600 - 591.500 - 584.500 234 355.500 78 1.800.000 47 1.480.000 37 14.800.000420.000 23.889.000

Rata-Rata 0.308 7 49.257 14 25.054 5 9.189 9 20.751 - 15.797 - 15.797 6 9.486 2 2 50.000 1 1 40.000 1 400.000 10.000 645.648

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

56

Lampiran 7. Perincian rata-rata Volume Produksi, Harga Jual, Penerimaan, Biaya Produksi, Biaya Tenaga Kerja dan Pendapatan Bersih di Daerah Penelitian, Tahun 2018

NoSampel

Luas ArealLahan(M²)

Volume Produksi(Kg)

Harga jual(Rp/Kg)

Nilai Penerimaan(Rp)

Biaya Produksi(Rp)

Biaya Tenaga Kerja(Rp)

PendapatanBersih (Rp)

1 0.143 570 6.500 3.107.000 707.000 355.000 2.643.0002 0.12 480 7.000 3.360.000 629.700 245.000 2.485.300

3 0.365 1.460 7.000 10.220.000 577.700 245.000 9.397.300

4 0.263 1.050 6.500 6.825.000 647.000 355.000 5.823.000

5 0.205 820 7.000 5.740.000 605.400 235.000 4.899.600

6 0.32 1.280 7.000 8.960.000 659.000 355.000 7.946.000

7 0.228 910 7.000 6.370.000 649.000 355.000 5.366.000

8 0.143 570 7.000 3.990.000 619.700 245.000 3.125.300

9 0.125 500 7.500 3.750.000 590.600 195.000 2.964.400

10 0.753 3.010 6.500 19.565.000 672.400 355.000 18.537.600

11 0.548 2.190 7.000 15.330.000 613.900 235.000 14.481.100

12 0.16 640 7.000 4.480.000 707.000 355.000 3.418.000

13 0.263 1.050 7.000 7.350.000 652.000 355.000 6.343.000

14 0.24 960 6.500 6.240.000 657.000 355.000 5.228.000

15 0.183 730 7.000 5.110.000 607.000 355.000 4.148.000

16 0.268 1.070 6.500 6.955.000 629.200 245.000 6.080.800

17 0.143 570 7.000 3.990.000 634.500 355.000 3.000.500

18 0.285 1.140 7.000 7.980.000 684.600 245.000 7.050.400

19 0.228 910 7.000 6.370.000 684.800 355.000 5.330.200

20 0.205 820 6.500 5.330.000 657.000 355.000 4.318.000

21 0.268 1.070 7.000 7.490.000 629.200 265.000 6.595.800

22 0.445 1.780 6.500 11.570.000 661.400 355.000 10.553.600

23 0.223 890 7.000 6.230.000 684.800 355.000 5.190.200

24 0.325 1.300 7.000 9.100.000 684.800 355.000 8.060.200

25 0.41 1.640 7.000 11.480.000 711.400 355.000 10.413.600

26 0.205 820 6.500 5.330.000 635.600 245.000 4.449.400

27 0.423 1.690 6.500 10.985.000 611.200 235.000 10.128.800

28 0.33 1.320 7.000 9.240.000 657.000 355.000 8.228.000

29 0.205 820 7.000 5.740.000 657.000 355.000 4.728.000

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

57

NoSampel

Luas ArealLahan(M²)

Volume Produksi(Kg)

Harga jual(Rp/Kg)

Nilai Penerimaan(Rp)

Biaya Produksi(Rp)

Biaya Tenaga Kerja(Rp)

PendapatanBersih (Rp)

30 0.575 2.300 7.000 16.100.000 607.000 355.000 15.128.000

31 0.268 1.070 6.500 4.815.000 657.000 355.000 3.803.000

32 0.33 1.320 7.000 9.240.000 624.700 245.000 8.370.300

33 0.57 2.280 7.000 15.960.000 646.700 335.000 14.978.300

34 0.365 1.460 6.500 9.490.000 570.700 235.000 8.684.300

35 0.525 2.100 7.000 14.700.000 657.000 355.000 13.678.000

36 0.33 1.320 6.500 8.580.000 657.000 355.000 7.568.000

37 0.42 1.640 7.000 11.480.000 652.000 330.000 10.498.000

JUMLAH 21.200 45.550 253.500 308.552.000 23.889.000 11.590.000 273.641.000Rata-rata 0.308 1.231 6.851 8.339.243 645.648 313.243 7.395.702

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

58

Lampiran 8. Dokumentasi

Gambar. 1. Padi sawah

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

59

Gambar. 2. Proses penjemuran

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

60

Gambar 3. Penggilingan gabah

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN DAN BREAK EVENT POINT USAHATANI …

62

RIWAYAT HIDUP

SAIFUL. Dilahirkan di Paranglompoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

Gowa 1 Januari 1994, dari. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2002 di SD

Mis GUPPI Paranglompoa dan tamat tahun 2008, tamat SMP Negeri 1

Bontolempangan tahun 20011, dan tamat SMA Negeri 1 Bontolempangan tahun

2014.), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata satu (S1) Program

Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Selama menjalani status sebagai seorang mahasiswa, penulis aktif dibeberapa

organisasi kemahasiswaan seperti; Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis

Periode 2016-2017,. Tugas akhir dalam pendidikan perguruan tinggi diselesaikan

dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Kelayakan Dan Break Event

Point Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.