konseling

Upload: om-adoel

Post on 08-Jul-2015

34 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/9/2018 konseling

    1/14

    LAYANAN KONSEL ING IND IV IDUALDALAM PEN INGKATAN PRESTASI BELAJAR.SISWA KELAS I SMANEGER I 1 MAGELANG

    TAHUN PELAJARAN 2002-2003

    Oleh : Sri Narti

    ABSTRAK

    Penelitian tentang layanan konseling individual dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas ISMA Negeri 1 Magelang tahun pelajaran 2002-2003 mempunyai tujuan memperoleh data teritanq:Hasil belajar siswa asuh sesudah mendapat layanan konselinq individual akan meningkat dibancU'hgkandengan siswa yang belum sempat mendapatkan layanan konseling secara individual. ..r...

    Metodologi yang dignakan dalam penelitian ini berusaha mengkaji dan menganalisis pem~e'fianlayanan konseling individual yang penulis lakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswaasuh padakelas I tahun petajaran 2002/2003. Penelitian ini dilakukan pada siswa asuh penulis padaSMANegeri 1 Magelang tahun pelajaran 2002/2003, yaitu kelas 1-2,1-3,1-4,1-5,1-6.

    Hasildari penelitian ini adalah: 1) terjadi peningkatanprestasibelajar siswa asuhsesudahmendapatlayanan konseling individual padasemester 1 kelasI tahun pelajaran 2002-2003 di SMANegeri 1Magelangsebesar85,11%,2) terjadi peningkatan prestasi belajar siswaasuh sesudah mendapat layanan konsleingindividual pada semester 2 kelas I tahun peJajaran 2002-2003 sebesar 68,82%, 3) terjadi peningkatanprestasi belajar siswa asuh yang tidak sempat mendapat layanan konseling individual pada smesester 1kelas I tahun pelajaran 2002-2003 sebesar 56,82%, 4) terjadi peningkatan prestasi belajar siswa asuhyang tidak sempat mendapat layanan konseling individual pada semester 2 kelas I tahun pelajaran2002-2003sebesar 25,56%,5) tingkatefektifitas layanan konseling individual dalam peningkatan prestasibelajar siswa kelas I tahun pelajaran 2002-2003 di SMANegeri 1 Magelang pada semester 1 sebesar85,11% dan pada semester 2 sebesar 68,82%.Kata kunci : Layanan Konseling Individual, Peningkatan Prestasi belajar

    PENDAHULUANSejak bulan Januari tahun 1986 hingga saat

    menulis karya ini Penulis bertugas sebagai gurupembimbing di SMANegeri 1KotaMagelang.Oidalammengantar siswa menuju sukses baik di bidangpribadi, sosial, belajar maupun karir, penulismemberikan berbagai layanan kepadasiswamulai darilayanan orientasi, layanan informasi, layananpenempatan dan penyaluran, layanan pembelajaran,layanan konseling lndlvidu, layanan bimbingankelompok, dan layanan konseling kelornpok, Penulisjuga melaksanakan kegiatan pendukung yangmeliputi aplikasi instrumentasi, hirnpunan.data,. konferensi kasus, kunjungan rumah, maupun alihtangan kasus.

    Problematika siswa SMANegeri 1 Kota Magelangyang berslfat pribadi yang paling menonjol lalahkesulitan dalam memahami bakat dan minat yangdimilikidan dalammengembangkandiri secararealistis.Termasuk pula masalah frustasi karena merasa tidakmempunyai kemampuan atau sebaliknya bergayagengsi akibat tidak memahami kemampuannya.Oalambidang sosialpada umumnya siswamengalamimasalah dalam mencari teman sebaya. Oi dalambidang belajar, pada umumnya siswa SMANeqerl tMagelang mengalami masalah motivasi yaitu kurangatau bahkan tidak ada sama sekali, kurang minatterhadap pelajaran tertentu, kesehatan yang seri'ngterqanqqu, kebiasaan belajar yang salah, terlalu aktifberorganisasi dan tidak memanfaatkan waktu dengan

    S R I N A R l l , S M A N E G E R I 1 M A G E lA N G W ID Y A lA M A V O L . 4 N O .2 , J U N I 2 0 0 7 I 1

  • 5/9/2018 konseling

    2/14

    efektif dan efisien sehingga banyak siswa yangberkemampuan tinggi namun tidak bisa rnenunjukkanprestasi yang optimal. Dalam bidang karier siswa SMANegeri 1 Kota Magelang kurang memahami penataankarlr secara tepat sehingga mereka melangkah danmenentukan pili han jurusan hanya berdasarkangengsi atau kehendak orang lain baik teman akrabmaupun orang tua.A. Latar Belakang Masalah

    Pada dasarnya siswa SMA Negeri 1 Magelangmempunyai kemampuan yang eukup tinggi karenapada seleksi PMB sangat ketat persaingannya, SMAN1 Magelang merupakan SMA favorit di daerahMagelang dan sekitarnya termasuk KabupatenMagelang, Kabupaten Temanggung, KabupatenWonosobo dan Kabupaten Boyolali. Output SMP darikota-kota tersebut yang prestasi akademiknyamenengah ke atas sebagian besar mendaftar ke SMAN1 Magelang, sehingga siswa yang masuk/lolos seleksisudah pasti mempunyai kemampuan akademik yanglebih dibanding yang lain, yaitu yang tidak lolos seleksi.Namun dalam peljalanan lebih lanjut setelah bersaingdengan sesama slswa yang berkemampuan tinggi,fakta menunjukkan prestasi yang bervariasi dan tidakstabil. Ada yang prestasinya di atas, ada yang beradadi tengah, dan ada pula yang di bawah tetapi statusprestasi tersebut selalu berganti yang mendudukinya.Sebagai guru pembimbing, penulis selalumengelompokkan siswa di tiap kelas mulai dari prestasiinput yaitu prestasi siswa dalam NEM (Nilai EbtanasMurni) atau NUAN (Nilai Ujian Akhir Nasional).Pengelompokan dilakukan dengan membagi siswadalam tiga klasifikasi, yaitu 10 kecil (10 siswa yangmenduduki peringkat terakhlr/bawah), 10 besar (10siswa yang menduduki peringkat atas), dan klasifikasirata-rata, yaitu siswa yang berada di antara 10 besardan 10 keeil, untuk membuat skala prioritas dalampemberian layanan konseling individu. Kelompoksepuluh keeil menjadi prioritas pertama yangmendapat layanan konseling individual, kelompoksepuluh besar prioritas kedua dan yang tergolong rata-rata menjadi prioritas ketiga. Namun demikian dalamkenyataannya karena banyak siswa yang mintalayanan konseling individu yang di luar program danmereka butuh layanan segera, maka siswa-siswa yangberada di klasifikasi 10 besar dan klasifikasi rata-ratalebih sering tidak mendapat kesempatan menerimalayanan konseling individual sesuai dengan program

    yang telah disusun. Pendekatan konseling yangpenulis gunakan untuk melaksanakan konselingindividual dalam rangka meningkatkan prestasl belajaradalah konseling realitas.

    Setiap siswa SMA Negeri 1 Magelang padadasarnya bisa meraih prestasi yang optimal dalambidang akademik. Namun banyak faktor yangmempengaruhi prestasi belajar mereka, antara lain:(1) Dari dalam dlri lndividu yang belajar berupa :rnotivasi, rasa percaya diri, emosi, minat, sikap. (2)Dari lingkungan berupa : sarana prasarana, fasil litator/guru, dan lingkungan fisiko

    Siswa SMA Negeri 1 Magelang pada umumnyamempunyai faktor-faktor yang sangat mendukungdalam meraih prestasi belajar yang tinggi antara lainadalah (1) mempunyai IQ yang memadai yaitu semuatergolong di atas rata-rata (buktinya adalah NEM/NilaiSTK tinggi), (2) mempunyai bakat yang tinggi dalamsegala aspek baik akademik maupun nonakademik(buktinya adalah banyak kejuaraan yang diraih baikdi bidang akademik maupun non akademik). Faktorlingkungan yang mendukung antara antara lainadalah (1) sarana prasarana yang memadai, (2)fasilitator/guru yang memadai.

    Selain dari hal tersebut di atas, pada umumnyaorang terlalu mudah menyimpulkan bahwa apabilaada kasus menurunnya prestasi akademik selaludisebabkan oleh karena siswa itu memiliki inteligensiyang rendah. Pada hal pada kenyataannya banyaksiswa berprestasi rendah sedangkan dia sebenarnyaadalah berinteligensi tinggi. Contoh kasus yangmenonjol adalah sebagaimana yang terjadi padaThomas Alfa Edison dan Albert Einstein yang disekolahnya dianggap bodoh, namun pada akhirnyamenjadi ilmuwan yang berhasil. Di kelas juga terjadi,seorang siswa terlihat aeuh tak acuh kepada pelajaran,lalu disimpulkan bahwa ia adalah anak yang nakai,padahal dia berbuat begitu karena sedangmenanggung beban masalah psikis yang eukup beratkarena latar belakang keluarga yang kurangharmonis.

    B. Rumusan Masalah1. Apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa

    asuh sesudah mendapat layanan konseling. individual dibandi ngka n dengan sebelummendapat layanan konseling individual pada siswaasuh di SMA Negeri 1 Magelang kelas I semester1 tahun pelajaran 2002/20037

    2 I W I D Y A T A M A V O L . 4 N O .2 , J U N I 2 0 0 7 S R I N A R T I , S M A N E G E R I1 M A G E LA N G

  • 5/9/2018 konseling

    3/14

    2. Apakahterjadi peningkatan prestasi belajar siswaasuh sesudah mendapat layanan konselinqindividual dlbandlnqkan sebelum mendapatlayanan konseling individual pada siswa asuh diSMANegeri 1 Magelang kelasIemester 2 tahunpelajaran 2002/2003?

    3. Apakahterjadi peninqkatan prestasi belajar siswaasuh yang tidak sempatrnendapat layanankonseling individual antara awal semester denganakhir semester' pada semester 1 kelas Itahunpelajaran 2002/2003 di'SMANegeri 1 Magelang?

    4. Apakahterjadl perunqkatan prestasl betajar siswaasuh yang tldaksernpat mendapat layanankonselingindividual antara awal semester denganakhir semester pada 'semesterZ kelas Iahunpelajaran 2002/2003 di SMA:Negeri f;Magelang?

    5. Sejauh mana efektlvitas layanankonsehnoindividualdalam peninckaten'prestasl belajarsiswaasuh SMA Negeri 1 Magelang kelas Itahunpelajaran 2002/2003?

    C. Tujuan PenelitianPenelltian ini bertujuan untuk :1. meningkatkan prestasi belajar siswaasuhsesudah

    mendapat layanan konseling individual padasemester 1 kelasIahun pelajaran 2002/2003 diSMANegeri 1 Magelang;

    2. meningkatkan prestasi belajar siswa asuhsetelahmendapat layanan konseling individual padasemester dua kelasIahun pelajaran 2002/2003di SMANegeri 1Magelang;

    3. meningkatkan prestasi belajar siswa asuh yangtidak sempat mendapat layanan konselingindividual padasemester 1 kelasIahun pelajaran2002/2003 di SMANegeri 1 Magelang;

    4. meningkatkan prestasl belajar siswa asuh yangtidak sempat mendapat layanan konselingindividual pada semester 2 kelasIahun pelajaran2002/2003 di SMANegeri 1 Magelang;

    5. meningkatkan efektifitas layanan konselingindividual dalam meningkatkan prestasi belajarsiswa pada kelasITahun Pelajaran 2002/2003 diSMANegeri 1 Magelang.

    D. Manfaat PenelitianPenelitianini diharapkan memberikan manfaat untuk:1. mendukung guru pembimbing lebih optimal dalam

    melaksanakan kegiatan layanan konselingindividual dengan menggunakan pendekatan

    realitas dalam peningkatan prestasi belajar siswaasuhnya.

    2. memantapkan siswa memanfaatkan layanankonseling individual dalam peningkatan prestasibelajar

    3. meningkatkan dukungan dari Kepala Sekolahdalam penyelenggaraan konseling individualuntuk peningkatan prestasi belajar siswa asuh4. memantapkan pemahaman guru mata pelajarantentang efektifnya layanan konseling individualdalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

    T IN JAUAN PU STAKAA. Layanan Konseling Individual

    Untuk memperoleh gambaran tentangpengertian, tujuan, sasaran, prinsip, materi layanan,fungsi, etlka, langkah-Iangkah konseling individual,pendekatan konseling realitas dan prosedur konseJingrealitas maka penulis sajikan beberapa pendapat daripara ahli.1. Pengertian Konseling

    Di sini diungkap hanya pendapat dua ahliyaitu Lewis (1970) dan APGA(Ame rican Pe rsoneland Gu idance Assoc ia tion ). Menurut Lewis(1970)konselinq adalah suatu proses di mana orangyang berrnasalah dibantu secara pribadi untukmerasa dan berperilaku yang leblh memuaskanmelalui interaksi dengan seseorang yang tidakterlibat yang menyediakan informasi dan reaksl-reaksi yang merangsang klien untukmengembangkan perilaku-perilaku yangmemungkinkannya berhubungan secara lebihefektif dengan dirinya dan lingkungannya. Nugent(1981) melaporkan pendapat APGA sebagaiberikut, konselingsebagai suatu hubungan antaraseseorang yang terlatih secara profesional danindividu yang memerlukan bantuan yangberkaitan dengan kecemasan biasa atau konflikatau pengambilan keputusan.

    Berdasarkan berbagai pendapat para ahlitersebut, penulis menyimpulkan bahwa konselingadalah wawancara tatap muka antara kllen dankonselor dalam rangka menyelesaikan suatumasalahyang dialami klien. Pengertian-pengertiankonseling tersebut yang dimaksud di sini adalahkonseling individual.

    S R I N A R ll , S M A N E G E R I 1 M A G E L A N G W ID Y A lA M A V O L . 4 N O .2 , J U N I2 0 0 7 I 3

  • 5/9/2018 konseling

    4/14

    2. Tujuan KonselingKonseling diselenggarakan dengan tujuan

    mengembalikan individu yang memlliki masalahagar dapat menyesuaikan diri dengan baik danrnerntllki hubungan yang harmonis antara dirinyadan lingkungannya.Melaluiproseskonselingsiswadirangsang untuk mengambil keputusan danmembuat pilihan mengenai dirinya selain itu siswajuga dirangsang agar dapat mengenal dirinyadengan balk (minat, bakat, kompetensi, kekuatan,dan kelemahannya) yang nantinya berguna padapenyelesaianmasalahnya.

    3. Sasaran KonseJing5asaran konseling adalah siswa yang normal

    akan tetapi ia memiliki masalah dalamkehidupannya sehingga mengganggukeseimbangan diri dan penyesuaian diri danlingkungannya.

    4. Prinsip-Prinsip KonselingAda banyak prinsip yang terkait dengan

    konsellnq, antara lain berkenaan dengan 1)sasarankonseling 2) masalah individu 3) programlayanan 4) pelaksanaan layanan. Di sini akandirinci prinsip konseling yang berkenaan denganpelaksanaanlayanan.

    Prinsip-prinsippelaksanaan layanan konselingadalahsebagai berikut :1) Tujuan akhir konseling adaalah kemandirian

    individu. Oleh karena itu layanan konselingharusdiarahkan untuk mengembangkan klienagar mampu membimbing diri sendiri dalammenghadapi setiap kesulitan ataupermasalahan yang dihadapinya.

    2) Dalam proses konseling keputusan yangdiambil dan hendak dilakukan oleh klienhendaklah atas kemauan klien sendlri bukankarenakemamuanatau desakandari konselor.

    3) Permasalahankhususyang dialami klien harusditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yangrelevan dengan permasalahan tersebut.

    4) Konseling adalah pekerjaan profesionai, olehkarena itu dilaksanakan oleh tenaga ahli yangtelah memperoleh pendidikan dan latihankhusus dalam bidang bimbingan dankonseling.

    5) Gurudan orang tua memiliki tanggung jawabyang berkaitan dengan layanan konseling,

    oleh karena itu kerja sama antara konselordengan guru dan orang tua amat diperlukan.

    6) Untuk mengelola layanan konseling denganbaikdan sejauh mungkin memenuhi tuntutanindividu, program pengukuran dan penilaianterhadap individu hendaknya dllakukan danhimpunan data yang memuat hasilpengukuran dan penilaian itu dikembangkandan dimanfaatkan dengan balk.

    7) Tanggungjawab pegelolaanlayanankonselinghendaknya difetakkan di pundak seorangpemimpin yang terlatlh dan terdidik secarakhusus dalam pendidikan kekonselingan,bekerja sama dengan staf dan personellembaga di tempat ia bettugas dan lembaga-lembaga lain yang dapat menunjangprogram konseling,

    8) Penilaian secara periodeik perlu dllakukanterhadap pelaksanaan konselingyang sedangatau telah berjalan. Kesuksesanpelaksanaankonseling diukur dengan melihat sikap-sikapmereka yang berkepentingan denganlayanan yang disediakan dan perubahantingkah laku mereka yang pernah dilayani.

    5. Materi Layanan KonselingMateri layanan konseling individual meliputi

    empat bidang yaitu bidang pribadi, bidang sosial,bidang belajar; dan bidang karier.1) BidangPribadi : a) Kebiasaandan sikapdalam

    beriman dan bertakwa terhadap Tuhan YangMaha Esa, b) Pengenalan tentang kekuatandiri sendlrl, bakat, dan minat serta penvalurandan penqernbanqannva, c) Pengenalantentang kelemahan diri sendiri dan upayapenanggulangannya d) Kemampuan untukmengambil keputusan dan pengarahan dirisendiri, e) Perencanaandan penyelenggaraanhidup sehat.

    2) BidangSoslal : a) Kemampuanberkomunikasiserta menerima dan menyampaikanpendapat secara logis, efektif, dan produktif,b) Kemampuan bertingkah laku danberhubungan sosial dengan menjunjungtinggi tata krama, norma, dannilai-nilaiagamadan adat istiadat kebiasaan yang berlaku, c)Hubungan dengan teman sebaya, d)Pemahaman dan pelaksanaan disiplin, f)Pengenalan dan pengamalan pola hidupsederhana.

    4 I W ID Y A T A M A V O L 4 N O .2 , J U N I 2 0 0 7 S R I N A R T I , S M A N E G E R ll M A G E L A N G

  • 5/9/2018 konseling

    5/14

    3) BidangSelajar : a) Motivasidan tujuan belajardan latihan, b) sikap dankebiasaan be!ajar,c)Kegiatan dan disiplin be!ajar serta berlatihsecara efektif dan produktlf d) Penguasaanmateri pelajaran dan latihan keterampilan, e)Keterampilanteknis be!ajar,f) Pengenalandanpemanfaatan kondisi fisik, sosial, dan budavadi sekolahdan lingkungan sekitar,g) Orientasibelajar di perguruan tinggi.

    4) Sidang Karier : a) Pilihan dan latihanketerampilan, b) Orientasi dan informasipekerjaandunia kerja dan upayamemperolehpenghasilan, c) Orientasi dan informasilernbaqa-lembaqaketerampilansesuaidenganpilihan pekerjaan dan arah pengembangankarler, d) Pilihan orientasi dan informasiperguruan tinggi sesuai dengan arah danpengembangan karier.

    6. FungsiKonselingFungsi utama layanan konseling perorangan

    adalah fungsi pengentasan.7. EtikaKonseling

    Menurut IPSI (sekarang ASKIN:::: AsosiasiBimbinganKonselingIndonesia) seorang konselordalam melaksanakan konseling harus : a)menghormati harkat prlbadl, integritas, dankeyakinan klien, b) bertujuan memajukankesejahteraan rokhani klien, c) menjagakerahasiaandata atau keterangan mengenai kliendan pengungkapan diri klien, d) tidak rnernbeda-bedakan klien, e) tahu batas-bataskewenangannya, f) memberikan layanan yangbermutu, g) tidak memberikan pelayanan denganlebih menqutarnakan imbalan jasa, h) tidakmemenuhi kebutuhan diri pribadi atas kerugianklien, i) menghormati rekan sejawat dengan tidakmencampuri penanganan kasus kllen yang sudahditangani rekan itu.

    8. ProsesKonselingUntuk memperoleh gambaran bagaimana

    suatu proses konseling benanqsunq, penulispaparkanenam tahap proseskonselingyang biasapenulis lakukan ketika melaksanakan tugaslayanan konseling individual, sebeqalrnana yangdikemukakan oleh Wibowo (2001).1) Tahap pembukaan, yaitu tahap pembentukan

    rapport atau hubungan baik. Pada tahap iniklien mengharapkan adanya sikap empati,penghargaan, dan kepekaan dari konselor.Dalam menciptakan hubungan baik, adabeberapa indikator yang harus diperhatikanoleh konselor, yaitu: a) penataan lingkungan(ruang dan perabot), b) sambutan terhadapkehadiran klien, c) penggunaan qerakan-gerakan, isyarat tubuh dan ekspresi wajah,d) ajakan agar klien berpartisipasi aktif dalamproses konseling, e) penjelasan maksud dantujuan konselinq, f) penjelasan batas-batasdalam konsellnq, g) penjelasan fokus dalamkcnselinq, h) penjelasan peranan dantanggung jawab dalam konselinq, i)pengorganisasian waktu.

    2) Tahappembahasanmasalah.Tahapinimeliputienam langkah sebagai berikut: a) Identifikasimasalah. Konselor membantu klienmengidentifikasi masalah yang baru dihadapi

    -kl ien. b) Seleksi masalah pokok, yaitumembantu klien menvadarr keadaan ataukondisi saat ini yang tidak diharapkan yangmembuatnya tidak bahaqiavc) Mengubahmasalah menjadi tujuan, yaiW rnenentukanapa yang sebenarnya dlkehendaki. Misalnyaklien tidak bisa belajar dengan penuhkonsentrasi, diubah menjadi: klien bisabelajardengan penuh konsentrasi. d)Pengembangan struktur hubungan, yaitumenetapkan persetujuan mengenai peranan,tugas dan tanggung jawab masing-masingpihak. e) Penjelasan masalah dan analisismasalah, yaitu konselor berupaya untukmembantu klien memusatkan pembicaraanpada masalah utama yang ingin dipecahkan,mengembalikan segala permasalahankepadadlri klien sendiri serta mendorong klien agartumbuh kesanggupa n untuk dapatmenggarap masafahnya sendiri. f)Merencanakan serangkaian tindakan, yaitumembantu klien merencanakan sertamengembangkan rencana pemecahanmasalah.

    3) Tahap kajian alternatif pemecahan masalah.Pada tahap ini konselor membantu klienmerumuskan alternatif pernecahan masalahkemudian "mendorongnya untukmempertimbang-kan segi positif dan negatifdari alternatif yang muncul.

    S R I N A R ll , S M A N E G E R II M A G E L A N G W I D Y A lA M A V O l . 4 N O " 2 , J U N I2 D 0 7 I 5

  • 5/9/2018 konseling

    6/14

    4) Tahap memutuskan masalah. Konselormendorong klien untuk berani rnenentukanpilihandanmelakukan perubahan tingkah lakuyang positif.

    5) Tahap penilaian dan tindak lanjut. Padatahapini ada dua penilalan, valtu: a) penilaianproses, untuk menilai kelanearan, ketepatan,dan kebermaknaan proses konseling, b)penilaian akhir proses, konselor dapatmeminta klien menyampaikan kesan-kesandan perasaannya terhadap proses konselingyang baru saja dialaminya, hal-hal apa yangsudah dan belum diperoleh, dan harapan-harapannya khususnya yang berkaitandengan masalah yang dihadapinya.Pemantauan dan pengamatan lebih lanjuttentang perubahan tingkah laku.

    6) Tahap penutupan konseling. Pada tahap inikonselor membantu klien menyimpulkan danmenilai hasil-hasil yang telah dieapai dalamkeseluruhan proses konseling. Jika tujuan-tujuan telah tereapai maka hubungankonseling dapat segera diakhiri, jika belumtercapaimaka konselormembantu klien untukmenganalisis dan meneari hal-hal yangmenyebabkannya.

    9. Pendekatan Konseling RealitasUntuk membantu siswa meneapaiperkembangan yang optimal, salah satu jenislayanan yang dapat diselenggarakan oleh gurupembimbingatau koseloradalah layanan konselingperorangan. Salah satu model pendekatankonseling individual bidang belajar yang memilikinilai praktikaltinggi untuk diterapkan oleh konseloradalahkonseling realitas yang dkembangkan olehWilliam Glasser.Inti dari konseling realitas adalahmenolong klien melakukan evaluasi apakahkeinginan-keinginannya reallstis dan apakahperilakunya blsa menolong ke arah itu, klienlahyang menentukan apa yang diubah daripelakunya.Menurut Glasser bahwa manusia termotivasiuntuk berubah jika :1) Merekameyakini bahwa pelakunya sekarang

    tidak mampu membawanya kepada apayangdiinginkan

    2) Merekapercayabahwa mereka dapat memilihperilaku lain yang akan membawanya kepadaapayang diinginkan.

    Konseling realitas memiliki ciri-ciri sebagai berikut(Corey 1995:525):1) menekankan pada identitas sukses dan

    keterkaitanyang positif. Melihatdirinyasebagaiyang mampu memberi dan menerima rasacinta yang merasa bahwa mereka merupakanorang signifikan bagi orang lain, merasaberkuasa, merasa dirinya berharga danmemenuhi kebutuhan ta npa harusmengorbankan orang lain. Memiliki kekuatanyang menolong dirinya bisa meneiptakankehidupan yang memuaskan.

    2) Menekankan pada pertanggung-jawaban.Menekanka n pada perilaku yang bisamemenuhi kebutuhan sendiri tanpamengganggu orang lain.

    3) Tidak menekankan pada transferen. Terapistidak ada unsur mengajarkan klien. Tidaktidak menyibukkan diri pada kegagalan klienpada masa lalu. Terapls menolong klienberusahadengan situasi yang secara langsungterkait dengan kehidupan di masa sekarang.

    Konseling reaJitas memiliki sasaran terapiutiksebagai berikut:1) agar setiap individu bisa mendapatkan eara

    ya ng leblh efektif untuk memenuhikebutuhannya

    2) menolong klien mengevaluasi apakah yangmereka inginkan itu realistik dan apakahperilakunya bisa menolongnya ke arah ituFungsi dan peranan terapis dalam konseling

    realitas adalah sebagai guru dan model yangmengkonfrontasikan dengan klien dengan care-cara yang bisa menolong mereka mengevaluasiapa yang mereka lakukan dan apakah perilakumereka bisa memenuhi kebutuhannya tanpameneelakakan dirinya sendiri dan orang lain.

    10. Prosedur Konseling RealitasProsedur kunei untuk diterapkan dalam

    praktek konseling realitas diringkas dalam sebuahakronim: WDEP. W ::: wants. Maksudnyamengeksplorasi keinginan. Pertanyaan yangberguna adalah : 1) Apa yang Anda inginkan? 2)Apabila Anda adalah seperti yang Anda inginkan,, orang seperti apakah Anda itu? 3) Andaikata Andatelah mendapatkan apa yang Anda inginkan apayang Anda inginkan selanjutnya? 4) Akan sepertiapa keluargaAnda?5) Apabilayang Anda inginkandan diinginkan oleh keluarga Anda itu coeok,

    6 I W I D Y A T A M A )) V O L . 4 N O .2 , J U N I 2 0 07 S R I N A R T I , S M A N E G E R I I M A G E L A N G

  • 5/9/2018 konseling

    7/14

    apakahAnda sungguh-sungguh ingin mengubahhidup Anda? D = directionand doing.Maksudnyamenekankan aarahan pada perilaku sekarang.Pertanyaan yang berguna adalah : 1) Apa yangAnda lakukan? 2) Apa yang Anda lakukan padaminggu terakhir ini? 3) Apa yang ingin Andalakukansecaraberbeda pada minggu terakhir ini?4) Apa yang akan Anda kerjakan besok? E =evaluation. Maksudnya adalah bahwa inti darikonseling realitas adalah mendorong klien untukmelakukan evaluasi. Pertanyaan yang bergunaadalah: 1)Apakah perilaku Anda sekarang ini adapeluang untuk menda patkan yang Andainginkan? 2) Yang Anda lakukan ini meenolongatau menyakitkan? 3) Apa yang Anda lakukansekarang memang sesuatu yang Anda inginkan?4) Apakah yang Anda lakukan bermanfaat bagiAnda? 5) Apakah yang Anda lakukan realists? P. = planning and commitment. Maksudnya.' . mengeksplorasi perilaku lain dan merumuskanrencana tindakan. Pertanyaan yang bergunaadalah : 1) Apa rencana yang dapat Anda buatsekarang yang akan menghasilkan hidup yanglebihmemuaskan?2)Apayang akanAnda lakukanhaari ini untuk mengubah hidup Anda? 3) Apakahrencana Anda bisa menolong? 4) Kapan Andaakan rnelakukan rencana ini?

    B. Prestasi BelajarBelajar dapat terjadi di rumah, di sekolah, di

    laboratorium, di pabrik di depan layarTV,dandi manasaja. Banyak proses-proses lain yang seakan-akanmirip dengan belajar, untuk itu di sini akan diungkaptentang pengertian belajar dan prestasi belajar;prinsipbelajar, faktor-faktor kesulitan belajar, dan beberapakesalahan umum dalam belajar.

    I. Pengertian Belajar dan Prestasi BelajarMenurut Davidoff (1988), prestasi adalah

    tolok ukur belajar yang problematik. Prestasitergantung pada banyak faktor di samping faktorbelajar;.termasuk di dalamnya adalah perasaancemas, kelelahan, dan motivasi. Jadi dapatdikatakan bahwa mengukur faktor belajar hanyaberdasarkan prestasi belaka, kurang tepat(Davidoff, 1988). Adapun belajar itu sendlri seringdidefinisikansebagaiperubahanyangsecararelatifberlangsung lama pada perilaku yang diperolehkemudian dari pengalaman-pengalaman. Tetapi

    belajar itu sendiri merupakan satu kegiatan yangterjadi di dalam dirl seseorang, yang sukar untukdiamati secara langsung, Hal-hal yangmempengaruhi prestasi belajar menurut Risqon(2001) setidaknya ada tiga, yaitu 1) peranan gurudalam membimbing dan mendidik siswa, 2) faktorlingkungan, 3) faktor internal atau kemauansiswa.Sedangkan Koster (2001) dari penelitiannyasampai pada kesimpulan bahwa input sekolahberpengaruh secara signifikan terhadap prestasibelajar. Valiante (1999) memperoleh kesimpulandar; hasll penelitiannya bahwa ketertarikan tidakberpengaruh langsung terhadap prestasi belajar.

    Menurut Adams (1997), prestasl belajaradalah tingkat/mutu perbuatan atau prestasiyang diindikasikan dengan nilai dan keberhasilandi sekolah., Dengan demikian nilai yang diberikanoleh guru kepada siswanya dapatmenggambarkan mutu prestasi siswa. Dalam halini tentu saja dengan asumsi bahwa setiap guruyang memberikan nilai kepadasiswatelahmemilikikompetensi untuk melakukan penilaian, termasukdi dalamnya kemampuan membuat soal untukditeskan kepadasiswa sebagai dasar penilaian.

    Dari uraian tersebut di atas, maka dapatdisimpulkan di sini, bahwa belajar adalah usahasadar yang dilakukan oleh individu untukmemperoleh perubahan tingkah laku. Adapunprestasibelajaradalah hasilyang diperolehindividusetelah melakukan kegiatan belajar yangdinyatakan dengan nilai raper.

    2. Prinsip BelajarMenurut Hamalik (1980:36) ada sebelas

    prinsip belajar; yaitu :a. Belajar adalah suatu proses aktif di mana

    terjadi hubungan saling mempengaruhisecara dinamis antara siswa danIingkungannya .

    b. Belajarsenantiasa harus bertujuan, terarah,dan jelas bagi siswa. Tujua n akanmenentukannya dalam belajar untukmencapai harapan-harapannya.

    c. Belajaryang palingefektif apabiladidasariolehdorongan atau motivasi yang murni danbersumber dari dalam dirinya sendiri.

    d. Senantiasa ada rintangan dan hambatandalam belajar, karena itu siswa harus sanggupmengatasi secara tepat.

    S R I N A R T I , S M A N E G E R I1 M A G E LA N G W I D Y A T A M A V O L . 4 N O , 2 , J U N I2 0 07 I 7

  • 5/9/2018 konseling

    8/14

    e. Belajarmemerlukan bimbingan. Bimbingan itubalk dari guru atau tuntunan dari bukupelajaran itu sendiri.

    f. Jenis belajar yang paling utama ialah belajaruntuk berfiklr kritis, lebih baik daripadapembentukan kebiasaan-kebiasaan mekanis.

    g. Carabelajar yang paling efektif adalah dalambentuk pemecahan masalah melalui kerjakelornpok asalkan masalah-masalah tersebuttelah disadari bersama.

    h. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-halyangdipelajari sehinggadiperoleh pengertian-pengertian.

    i. Belajarmemerlukan latihan pan ulangan agarape-ape yang telah dipelajari dapat dikuasai.

    j. Belajar harusdisertai keinginan dan kemauanyang kuat untuk mencapai tujuan/hasil.

    k. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajartelah sanggup mentrasferkan ataumenerapkannya ke dalam bidang seharl-harl,

    3. Faktor-Faktor Kesulitan Belajara. Faktor-faktoryang bersumber dad dirl sendiri:

    a) tidak mempunyai tujuan, b) kurangnyaminat terhadap pelajaran, c) kesehatan yangsering terganggu, d) kecakapan dalammengikuti pelajaran, e) kebiasaan belajar, f)kurangnya penguasaan bahan pelajaranb. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungansekolah : a) eara memberikan pelajaran, b)kurangnya bahan-bahan baeaan, e)kurangnya alat-alat, d) pengaturan jadwalyang tidak tepat.

    e. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungankeluarga : a) masalah kemampuan ekonoml,b) masalah broken home, e) rindu kampung,d) bertamu dan menerima tamu, e)kurangnya kontrol orang tua.d. Faktor-faktor yang bersumber darimasyarakat: a) gangguan dari lawan jenls, b)aktif berorganisasi, e) tidak dapat mengaturwaktu senggang dan rekreasi, d) tidakmempunyai teman belajar bersama

    4. Beberapa Kesalahan Umum dalam BelajarHamalik (1984:23) meneatat beberapa

    kesalahanumum dalambelajar yang seringterjadiantara lain:a. Belajar asal belajar saja tanpa mengetahui

    untuk apa dan apa yang hendak dicapainya.Tanpa tujuan berarti tidak menyadari arah kemana akan pergi. Akibatnya ialah tidakmenyadari bahan apa yang hendak dipelajari,earaapa yang paling coeok untuk digunakan,alat apa yang perlu disediakan,serta tidak tahubagaimana cara mengontrol hasf belajarnya.

    b. Tidak memiliki motivasi yang murni ataubelajar tanpa motivasi tertentu. Belajardidorong oleh takut ditegur guru, atau hanyaterpengaruh teman saja. Tidakjarang terjadidi mana siswa belajar dikarenakan mendapathadiah atau pemberian tertentu dari pihakorang tuanya. Motivasi yang tidak murni inisedikit maknanya bagi peneapaian hasllbelajar yang baik.

    e. Belajar dengan kepala kosong, tidakmenyadari pengalaman-pengalamanbelajarnya masa lampau atau yang telahdimiliki. Pergisekolahtanpa mempelajarailebihdulu tentang pokok dan bahan yang akandiajarkan oleh guru atau mengakibatkankurang dikuasainya bahan-bahan pelajaranyang baru.

    d. Menganggap bahwa belajar sama denganmenghafal. Memang tidak jelek melakukanbelajar dengan menghafal, tetapl yang tidakbaik adalah kalau menghafal secaramekanis.e. Mentafsirkan bahwa belajar semata-matahanya untuk memperoleh pengetahuan sajadalam arti pengetahuan yang sebanyak-banyaknya. Mengabaikan bahwa belajar jugauntuk mengembangkan pengertian-pengertian, sikap-sikap, keterampilan-keterampilan, kebiasaan-kebiasaan,apresiasi,hubungan sosial, perkembangan emosional,perkembangan budi pekerti, danmenumbuhkan jasmani yang sehat. Memangklta menyetujui bahwa di antara hal-haltersebut di atas, ada yang mendapat tekananyang lebih yakni : pengetahuan, keeakapan,dan kepribadian; tetapi aspek-aspek lainnyajuga perlu dikembangkan agar menjadi pelajaryang plus.

    f. Belajar tanpa adanya konsentrasi plkiran.Perhatian dan pikiran melantur ke sana kemarl. Sehingga buku habis dibaea tanpasedikitpun yang melekat. Konsentrasi yangkurang sangat besar pengaruhnya dalambelajar. ApabiJadisertai dengan rasa kurang

    8 I W I D Y A T A M A ) } V O L . 4 N O .2 , J U N 1 2 0 0 7 S R I N A R T1 , S M A N E G E R ll M A G E L A N G

  • 5/9/2018 konseling

    9/14

    percaya diri, maka harapan berhasH akanmenjadi sia-siabelaka.Sebaiknyadisadarilebihdahulu, apa yang menyebabkan konsentrasiitu kurang dan tidak adanya kepercayaan dirisendiri itu lalu diatasi baru belajar.

    g. Belajar tanpa rencana dan melakukanperbuatan belajar asal ada keinginan yangbersifat insidentHsaja. Carademikian kurangefisien karena di samping bukan .kebiasaanbelajar yang baik tetapi juga tidak adanyapedoman yang terarah, tak terperlnci, danakibatnya tidak rnernberlkan hasil;,y.angdiharapkan.Belajardemikian terqolonq belajaryang seenaknya.

    h. Terlalu mengutamakan sesuatu matapelajaran saja danm.engabaikan matapelajaran lainnya dengan berbagai alasanyang tidak rasional. Belajar tidak cukup hanyadengan menguasai satu atau dua matapelajaran saja, bahkan tidak cukup hanyadenganmempelajari buku-buku dan pelajarandalam kelas saja, akan tetapi harus kreatifdengan mencari sumber-sumber lain yangrelevan di dalam kehidupan seharl-hari.

    METODOLOGI PENELIT IANA. Pendekatan dan Rancangan PeneJitian

    Penelitianinl berusahamengkaji dan menganalisispemberlan layanan konseling individual yang penulislakukan dalam rangka meningkatkan prestasi belajarsiswa asuh pada kelas I tahun pelajaran 2002/2003. B . Populasi dan Sampel Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada siswa asuh penulispada SMANegeri 1 Magela8g tahun pelajaran 2002/2003, yaitu keJas1-2,1-3,1-4,1-5,1-6. Adapun rincianjumlah siswa asuhnya adalah sebagaimana tabel 3.1.

    TabeI3.1.JumlahSiswaAsuh PenulisTahun 2002/2003No Kelas Jumlah1 1-2 362 1-3 373 1-4 374 1-5 375 1-6 36

    Jumlah 183

    Jadi populasi penelitian ini adalah 183 orang siswakelas I SMANegeri 1 Magelang tahun pelajaran 2002/2003. Dalam penelitian ini semua siswa asuh menjadisampel penelitian baik yang mendapat layanankonseling individual maupun yang tidak sempatmendapat layanan konseling individual, sehinggadisebut total sampel.C. Prosedur Pengumpulan Data

    Data tentang siswa asuh yang mendapat layanankonseling diperoleh dari buku-buku Catatan KeqiatanLayanan yang merupakan administrasi bimbingankonseling yang penulis buat. Data tentang prestaslbelajar diperolehdari leger nilai semester1dan 2 tahunpelajaran 2002/2003 yang dibuat oleh wall kelas padaakhir semester.D. Analisis Data

    Analisis deskri ptif kuantitatif dilakukan untukmenganalisisdata perbandingan aatara prestasislswaasuh sebelum mendapat layanan-konsellnq -individualdengan prestasi siswaasuhsetelah-mendapat layanankonseling individual. Langkah serupajuqa dllakukanterhadap siswaasuh yang tidak sempatmendapatkanlayanan konseling tndlvldual. Teknik statistik -yangdigunakan adalah t-test denqanrumus dari Sugiyono(2003) seperti berikut:

    = rata-rata sampell=rata-rata sampel 2= simpangan baku sample 1= simpangan baku sample 2=varians sample 1=varians sample 2= korelasi antara 2 sampel

    E. -HipotesisBerdasarkan masalah dan tujuan penelitian serta

    kajian teori seperti tersebut di atas, maka diajukanhipotesis penelitian sebagai berlkut:: terdapatpeningkatan prestasi belajar siswa asuh setelah

    S R I N A R T I , S M A N E G E R I1 M A G E ll IN G W I D Y A T A M A V O L . 4 N O . 2 , J U N I 2 0 0 7 I 9

  • 5/9/2018 konseling

    10/14

    mendapat layanan konseling individual dan tldakterjadi peningkatan prestasi belajar bagl siswa asuhyang tidak sempat mendapatkan layanan konselingindvidual.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYAA. Gambaran Singkat tentang Pelaksanaan

    Layanan Konseling IndividualPadaakhir semester penulis mengevaluasi hasll

    layanan konseling individual bidang belajar dengancara menganalisis data prestasi belajar siswa yangdiambil dari nilairapor.Penulisselakuguru pembimbinguntuk tahun pelajaran 2002/2003 mendapat tugasmembimbing sebanvak lima kelassejumlah 183orangsiswaasuh.

    Padasemester 1 direneanakan 100 orang siswamenjadi prioritas mernperoleh layanan konselingindividualbidangbelejat dalamarti 5 kelaskali 10siswayang menduduki 10keel! (peringkat 1 sampal10 daribawah) sehinggaberjumlah 50 siswa sebagai priorltaspertama. Selanjutnya 5 kelas kali 10 siswa yangmenduduki 10besar (perlngkat 1 sampai 10dari atas)sehingga berjumlah 50 siswa sebagai prioritas kedua.Namun ternyata hanya 94 orang slswa asuh yangmendapatkan kesempatan memperoleh layanankonseling individual, dengan hasil sebagai berikut :

    TabeI4.1.RekapHasil LayananKonseling Individual BidangBelajar Semester 1Tahun Pelajaran2002/2003

    Keterangan Jumlah PersensiswaJumlahsiswayangmeningkat prestasi 80 85,11 %belajarnyaJumlahsiswayangmenurun prestasi 13 13,83%belajarnyaJumlahsiswayangbertahan prestasi 1 1,06%belajarnya

    Jumlah 94 100 %Dari tabeI4.1. dapat dilihat bahwa 80orang siswa

    asuh meningkat prestasi belajarnya, berarti tingkatkeberhasilan layanan konseling individual bidangbelajar pada semester 1 tahun pelajaran 2002/2003

    . sebesar 85,11 %. Dari tabeI4.1. dapat dilihat bahwa13 orang siswa asuh menurun prestasi belajarnya,

    berarti tingkat ketidakberhasilan layanan konselingindividual bidang belajar pada semester 1 tahunpelajaran 2002/2003 sebesar 13,83 %. Hal inimenarik untuk dikaji lebih lanjut.

    Padasemester 2 direneanakan 100 orang siswamenjadi prioritas untuk memperoleh layanankonsellnq individual bidang be'ejar; yaitu 5 kelas x 10siswa (10 keell yaitu peringkat 1-10 dari bawah)berjumlah 50 siswa sebagai prioritas pertama.Selanjutnya 5 kelas x 10 siswa (10 besar yaituperingkat 1-10 dari atas) berjumlah 50 siswa sebagaiprlorltas kedua. Namun ternyata hanya 93 orangsiswa asuh yang mendapat kesempatan layanankonseling individual, dengan hasil sebagai berikut :

    TabeI4.2.RekapHasil LayananKonseling Individual BidangBelajar Semester 2 Tahun Pelajaran2002/2003

    Keterangan Jumlah PersensiswaJurnlahsiswayangmeningkat prestasi 64 68,82 %belajarnyaJumlah siswa yangmenurun prestasi 27 29,03%belajarnyaJumlah siswa yangbertahan prestasi 2 2,15 %belajarnya

    Jumlah 93 100 %Dari tabeI4.2. dapat dillhat bahwa 64orang siswa

    asuh meningkat prestasi belajarnya, berarti tinqkatkeberhasilan layanan konseling individual bidangbelajar pada semester 2 tahun pelajaran 2002/2003sebesar68,82%. Adapunyang belum berhasilsebesar29,03 %, mengapa demikian perlu ada pengkajianlebih lanjut yang tidak dibahas di sini. Dataselengkapnya tentang perkembangan prestasi belajarsiswa asuh yang mendapat layanan konselingindividual tahun pelajaran 2002/2003 terdapat padalampiran.

    Selanjutnya penults akan menyajikan uraiantentang pemberian layanan konsellnq individualdalambidanq belajar dengan pendekatan realitas melalullanqkah-lanqkah sebagai berikut:1) Siswadiberi motivasi untuk menganalisisapayang

    diinginkan dalam belajarPada umumnya siswa dalam belajar belum10 I W ID Y A T A M A } ) V O L . 4 N O . 2 , J U N I2 0 0 7 S R I N A R T I , S M A N E G E R I 1 M A G E L A N G

  • 5/9/2018 konseling

    11/14

    mempunya\ tujuan yang jelas atau belurnmenyadari apa yang diinginkan dar; kegiatanbelajar.Sehinggadi dalam belajar asal belajar sajatanpa mengetahui untuk apa dan apa yanghendak dieapai dalam belajar. Akibatnya siswatidak rnenvadar l apa yang hendak dipelajari earaapa yang paling coeok digunakan, alat apa yangperlu disediakan, dan akhirnya tidak tahu earamengontrol hasil belajarnya.Yang lebih parah lagi tidak timbul dorongan ataumotivasi yang rnurnl yang bersurnber dari dalamdiririya sendiri dalarn melakukan keqiatan belajar.Melalui layanarikonseling Individual denganpendekatan realitas anak asuh akah, menjadimempunyai tujuan yang jelas dan mantap dalambelajar yang akan menjadi arah dalam kegiatanbelajar.

    2) Siswadiberi motivasiuntuk menganalisistindakan-tindakan yang seharusnya dilakukan untukmeneapaitujuan yang diinginkan di dalam belajarSiswa tidak menyadari program-program,langkah-Iangkah, dan tindakan-tindakan yangtepat untuk dilakukan dalam rangka meneapaitujuan belajar yang diinginkan. Sehinggakegiatanbelajar hanya merupakan kegiatan rutin. Hal inipenults tangkap dari kebiasaan-kebiasaan yangdilakukan oleh siswa asuh dalam belajar, yaitubelajar kalau akan ulangan saja, belajar seJalu.disamakan dengan menghafal saja, mengikutikegiatan belajar-mengajar dengan pasif, tujuanbelajar hanya untuk memperoleh nilai, belajartanpa sarana rnaupun prasaranayang diperlukan,belajar hanya sekali tanpa pernah mengulang,tidak pernah melakukan evaluasi dirt, hanyamempelajari mata pelajaran yang disukai saja,belajar dengan waktu yang sangat minim dantldak, teratur, belajar tanpa konsentrasi, tidakmemiliki kelompok belajar.Melalui layanan konseling individual denganpendekatan konseling realitas siswa asuh akanmenyadari dan memahami program-programatau langkah-Iangkah atau tindakan-tindakanyang harus dllakukan untuk meneapai tujuanbelajar yang diinginkan. Dalam hal ini siswamampu mengidentifikasi tindakan-tindakan yangharus dilakukan untuk mencapai tujuan belajaryang diinginkan.

    3) Siswadiberi motivasi untuk mengadakan evaluasisegala tindakan yang telah dilakukan di dalammencapaitujuan belajar,apakah sudah tepat atau

    belum? Setelah menentukan keinginan yangdiinginkan dalam belajar dan telah melakukantindakan yang tepat.untuk. mencapaikeinginannya maka pada langkah ketiga ini siswa

    ...dimotivasi untuk melakukananalisisatau tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk meraihkeinginannya selanjutnya untukmempertahankan tindakan-tindakan yang tepatsehingga mendukung untuk meneapaikeinginannya dan segera menghilang-kan ataumeninggalkan tindakan-tindakan yang tidak tepatyang menjadi penghambat dalam meneapaikeinginannya.

    4) Siswadiberi motivasi untuk mereneanakansecaratepat dan mantap tindakan-tindakan yang akandilakukan untuk meneapai tujuan belajar sertamembuat komitmen untuk segeramelaksanakannya. Pada langkah ini siswadimotivasi atau didampingi untuk membuatputusan reneana tindakan-tindakan seearamantap dalam rangka meneapai keinginannyadalam belajar dan membuat komitmen dalampelaksanaannya seeepat mungkin seearabertanggung jawab atas keputusannya untuksesegera mung kin dilaksanakan demi untukmeneapai tujuan belajar yang diinginkan.

    B. AnalisisUji HipotesisDengan menggunakan rumus t-test diperolehhasil perhitungan sebagai berikut:1. Siswa asuh yang mendapat layanan

    konseling individualPada Semester 1a. Prestasi belajar sebelum mendapat layanan

    konseling individual (rata-rata nilai NEMSMP)1) Rata-rata = 7,492) Simpangan baku = 0,323) Varians = 0,10

    b. Prestasi belajar sebelum mendapat layanankonseling individual (rata-rata nilai raporsemester 1)1) Rata-rata = 7,862) Simpangan baku =0,483) Varians = 0/23

    t-test diperoleh sebesar = 3/61 . Bila tarafkesalahan ditetapkan sebesar 5%, maka t-tabel= 1,96. Hargat-hitung lebih besardaripada ttabel(3,61>1,96)1 hal ini berarti terdapat perilriqkatanprestasi belajar yang signifikan pada siswa asuh

    S R I N A R T I , S M A N E G E R I 1 M A G E LA N G W ID Y A T A M A V O L . 4 N O .2 , J U N I 2 0 0 7 I 11

  • 5/9/2018 konseling

    12/14

    yang mendapat layanan konseling individual padasemester satu.Pada Semester 2

    Siswaasuhyang mendapat layanan konselingindividualmemiliki prestasi belajar sebagaiberikut:a. Prestasi belajar sebelum mendapat layanan

    konseling individual (rata-rata nilai raporsemester 1)1) Rata-rata = = 7,572) Simpangan baku = = 0,493) Varians = = 0,24

    b. Prestasi belajar sebelum mendapat layanankonseling individual (rata-rata nilai semester2)1)2)3)

    Rata-rata = = 7,74Simpangan baku = = 0,53Varians = = 0 29

    t-test diperoleh sebesar = = 7,06. Bila tarafkesalahan ditetapkan sebesar 5%, maka Habel= = 1,96. Harga t-hitung lebih besardaripada t tabel(7,06>1,96), hal ini berarti terdapat peningkatanprestasi belajar yang signifikan pada siswa asuhyang mendapat layanan konseling individual padasemester dua.

    2. Siswa asuh yang tidak mendapatlayanan konseling individualPada Semester 1a. Prestasibelajar awal semester (rata-rata nilai

    NEMSMP) .1) Rata-rata =: 7,522) Simpangan baku = = 0,223) Varians = = 0,05

    b. Prestasibelajar akhir semester (rata-rata nilairapor semester 1)1) Rata-rata = = 7,602) Simpangan baku = = 0,443) Varians = = 0,19

    t-test diperoleh sebesar = = 0,06. Bila tarafkesalahan ditetapkan sebesar 5%, maka Habel= = 1,96.Harga t-hitung lebih besardaripada ttabel(0,06

  • 5/9/2018 konseling

    13/14

    layanan konseling individual benar-benarsignifikan. Namun berdasarkan data yang adamenunjukkan bahwa tidak semua siswa asuhyang mendapat layanan konselingindividual selalumeningkat prestasi belajarnya. Hal ini dapatdipahamimelalui kenyataan bahwa setiap individuitu unik, berbeda satu sama lain. Sehinggapermasalahan yang dihadapi oleh siswa yangtelah mendapat layanan konseling individual tetapipre~tasi belajarnya tidak meningkat perlu dikajilebih lanjut dan pada semester berikutnyamendapat prioritas layanan

    3. Bahwa siswa asuh yang tidak mendapat layanankonseling individual pada semester satu juga aday~ng meningkat prestasi belajarnya, sebanyak56,82%. Peningkatan ini tidak signiflkan karenat-tes yang diperoleh hanya 0,06 sedangkan t-tabel 1,96 (t-tes < Habel) Hal ini tidak untukmenunjukkan bahwa layanan konseling individualtidak diperlukan bagi siswa tersebut. Tetapimemang siswa yang sudah bisa mandirimengatasi permasalahan belajarnya, gurupembimbing tidak perlu memprioritaskan mereka.Atas masalah ini guru pembimbing memperolehkeuntungan dapat lebih banyak memperhatikansiswa asuh yang lainnya yang memerlukanbantuan. Siswa yang tidak sernpat mendapatlayanan konseling individual dan menurunprestasinya sebesar 42 % sedangkan yang tetapmencapai 1,14 %.

    4. Bahwa siswa asuh yang tldak mendapat layanankonseling lndividuatpadasemester dua juga adayang meningkat prestasi belajarnya, sebanyak25,56 %. Peningkatan ini tidak signifikan karenat-tes yang diperoleh hanya O,OOpp.)~edangkant-tabel 1,96 (t-tes < Habel) Hal ini tidak untukmenunjukkan bahwa layanan konseling individualtidak diperlukan bagi siswa tersebut. Tetapimemang siswa yang sudah bisa mandirimengatasi permasalahan belajarnya, gurupembimbing tidak perlu memprioritaskan mereka.Atas masalah ini guru pembimbing memperolehkeuntungan dapat lebih banyak memperhatikansiswa asuh yang lainnya yang memerlukanbantuan. Siswa yang tidak sempat mendapatlayanan konseling individual dan menurunprestasinya sebesar 57,78 % sedangkan yangtetap mencapai 16,67 %

    5. Menarik untuk diungkap bahwa peningkatanprestasi belajar siswa asuh pada semester satu

    (85,11 %) lebih tinggi daripada semester dua(68,82 %). Hal ini patut diduga bahwa padasemester satu semangat siswa asuh masih lebihbesardaripada semester dua, atau padasemesterduasiswaasuh telah bertambah masalah-masalahyang dialaminya. Mungkin masalah yang dialamiterakit dengan tugas-tugas perkembangannya.

    PENUTUPA. SIM PULAN1. Terjadi peningkatan prestasi belajar sesudah

    rnendapat layanan konseling individual padasiswaasuh di SMANegeri 1 Magelang kelasIsemestersatu tahun pelajaran 2002/2003 yang dilakukanoleh penulis. Prosentase peningkatan prestasibelajar sebesar 85,11 % pada semester 1;dengan t tes sebesar 3,61 dan Habel 1,96 jadit-tes > Habel berarti peningkatan itu signifikan.

    2. Terjadi peningkatan prestasi belajar sesudahmendapat layanan konseling individual padasiswaasuh di SMANegeri 1 Magelang kelasIemesterdua tahun pelajaran 2002/2003 yang dilakukanoleh penulis. Prosentase peningkatan prestasibelajar sebesar 68,82 % pada semester 2;dengan t tes sebesar 7.06 dan t-tabeI1,96 jadi t-tes > t-tabel berarti peningkatan itu signifikan

    3. Terjadi peningkatan prestasi belajar bagi siswaasuh yang tidak sempat mendapat layanankonseling individual pada semester satu kelasItahun pelajaran 2002/2003 di SMA Negeri 1Magelang namun tidak signifikan. Prosentasepeningkatan prestasi belajar sebesar 56,82 %; t-tes sebesar0,06dan t-tabell,96 jadi peningkatanitu tidak signifikan karena t-tes < dari Habel.

    4. Terjadi peningkatan prestasi belajar bagi siswaasuh yang tidak sempat mendapat layanankonseling individual pada semester dua kelasItahun pelajaran 2002/2003 di SMA Negeri 1Magelang namun sangat tidak signifikan.Prosentase peningkatan prestasi belajar sebesar25,56 %; t-tes sebesar 0,00021 dan t-tabell,96jadi peningkatan itu tidak signifikan karena t-tes< dari t-tabel

    5. Tingkat efektifitas layanan konseling individualdalam peningkatan prestasi belajar siswa padakelasIahun pelajaran 2002/2003 di SMANegeri1Magelang pada semester satu sebesar 85,11%dan 68,82% pada semester dua

    S R I N A R T I , S M A N E G E R I 1 M A G E L A N G W ID Y A T A M A V O L . 4 N O . 2 , J U N I Z 0 0 7 I 13

  • 5/9/2018 konseling

    14/14

    B. SARAN1. Sehubungan dengan signifikannya peninqkatan

    prestasi belajar siswa asuh yang rnendapatlayanankonselingindividualmakadisarankanagarjenis layanan ini untuk mendapat prioritaspelaksanaannyatidak hanyaoleh penuts tapi jugaoleh semua guru pembimbing, tidak hanya bagisiswasepuluh keeildan siswa sepuluh besartetapibagi siswa secara keseluruhan.

    2. Ketidakberhasilan beberapa siswa asuhmeningkatkan prestasi belajarnya walaupunsudah mendapat layanan konseling individualperlu dikaji lebih lanjut. Boleh jadi siswa asuhtersebut mengalami hambatan-hambatan dalammelaksanakan alternatif-alternatif pemecahanmasalah yang diperoleh dalam konseling. Olehkarena itu siswa tersebut perlu mendapat layanankonseling individuallebih lanjut karena mungkinsiswa tersebut mengalami masalah-masalah lainyang lebih dominan menghambat prestasi belajar.

    DAFTAR PUSTAKAAbimanyu &Manrihu. 1996. 7eknikdan Laboratorium

    Konsellnq. Jakarta: Proyek PeningkatanTenaga Akademik Dirjen PTDepdikbud.

    Adams, J,E. 1997. A Study to Determine the Impactof a Precollege Intervention on EarlyAdolescent Aspiration and Motivation forCollege in West Virginia. Dissertationsubmitted to the Faculty of the VirginiaPolytechnic Institute and State University.Blacksburg,Virginia. scholar.lib.vt.edujthesesjpublicjetd-10 1397-15292jmaterialsjetd .pdf.(3 Nov 2003).

    Bahri, S.D. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: RinekaCipta

    Calhoun, IF.1990. Psychology of Adjustment andHuman Relationships Third Edition. USA:University of Georgia.

    Corey,G. 1995. Teoridan Praktek dari Konseling danPSikoterapiTerjemahan Mulyarto. Semarang:IKIP Semarang Press.

    Dahar,RatnaWillis. 1989. Teori-TeoriBelajar:Jakarta:Erlangga.

    Davidoff, L.L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar.Terjemahan Juniati. Jakarta: Erlangga.

    Direktorat Tenaga Kependidikan. 2003. PenelJtianTindakan Kelas.Jakarta: Direktorat JenderalPendidikanDasardan MenengahDepartemenPendidikanNasional.

    Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah. 2003.Mencegah Penyalahgunaan NAPZAMelalu.iKepercayaan Kasih Sayang Ketulusan.Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

    Hamalik. 1980. Metoda Belajar dan Kesulitan-KesulitanBelajar.Bandung. TarsitoHamdani. 2002. Konseling dan Psikoterapi Islam.

    Jakarta. Fajar Pustaka Baru.Japar, M. 1993. Hubungan Konsep Diri dan SikapSiswa 7erhadapGuru DenganPrestasiBelajarSiswa SMU Negeri di Kota Magelang. Tesls,Yogyakarta: Program PascasarjanaUniversitas Gadjah Mada

    Nasution. 1984. Berbagai Pendekatan dalam ProsesBelajardan Mengajar: Jakarta. BinaAksara.

    PedomanPenulisanKarya Itmet; Tests;dan DisertasiProgram Pascasarjana. 2003, UniversitasNegeri Semarang.Prayitno&Anti, Erman. 1999. Dasar-DasarBimbingandan Konseling. Jakarta. RinekaCipta.

    Prayitno. 1999. Sen'Pemandu PelaksanaanBimbingandan Konseling di SekolahBuku III : PelayananBimbingan dan Konseling SekolahMenengahUmum (SMU). Jakarta: Kerjasama KoperasiKaryawan Pusgrafin dengan PenerbitPanebarAksara.

    Purwanto. 2003. Layanan Konseling PeroranganBimbingan Kelompok dan KonselingKelompok, Makalah disajikan dalamWorkshop Guru BKSMAseJateng di UNNES.

    Siameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yangMempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

    Siameto. 2002. Persepsi Siswa Terhadap GuruPembimbing dalam Hubungannya denganKemandirianBelajar dan PrestasiBelajarSiswaSMUUnggulan. Tesis. Program PascasarjanaUniversitas Negeri Semarang.

    Sugiyono. 2003. Statistika untuk Penelitian.Bandung:Alfabeta.

    Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 7l3hun2003 Tentang Sistem Pendidiksn Nasional.2003.

    BIODATAOra. Sri Narti adalah Guru Pembimbing pada

    SMA Negeri 1 Magelang lahir di Temanqqunq, 29Januari 1964.

    14 I W I D Y A T A M A V O L . 4 N O , 2 , J U N I2 0 0 7 S R I N A R T I , S M A N E G E R I 1 M A G E lJ IN G