konseling kumplit.docx

21
KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS 1. Konseling Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada. Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingknya konseling. Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed Choice) yang akan digunakannya.

Upload: erika

Post on 12-Nov-2015

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

KONSELING DAN PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS1. KonselingKonseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan keluarga berencana (KB) dan kesehatan reproduksi (KR). Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihannya. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Konseling juga akan mempengaruhi interaksi antara petugas dan klien karena dapat meningkatkan hubungan dan kepercayaan yang sudah ada.Seringkali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik karena petugas tidak mempunyai waktu dan tidak menyadari pentingknya konseling. Padahal dengan konseling klien akan lebih mudah mengikuti nasihat provider. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan dan dibicarakan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dan budaya yang ada. Selanjutnya dengan informasi yang lengkap dan cukup akan memberikan keleluasaan kepada klien dalam memutuskan untuk memilih kontrasepsi (informed Choice) yang akan digunakannya.Bagaimana sikap petugas kesehatan dalam melakukan konseling yang baik terutama bagi calon klien KB baru? Memperlakukan klien dengan baik Petugas bersikap sabar, memperlihatkan sikap menghargai setiap klien, dan menciptakan suatu rasa percaya diri sehingga klien dapat berbicara secara terbuka dalam segala hal termasuk masalah-masalah pribadi sekalipun. Petugas meyakinkan klien bahwa ia tidak akan mendiskusikan rahasia klien dengan orang lain. Interaksi antara petugas dan klienPetugas harus mendengarkan, mempelajari dan menanggapi keadaan klien karena setiap klien mempunyai kebutuhan dan tujuan reproduksi yang berbeda. Bantuan terbaik seorang petugas adalah dengan cara memahami bahwa klien adalah manusia yang membutuhkan perhatian dan bantuan. Oleh karena itu, petugas harus mendorong agar klien berani berbicara dan bertanya. Memberikan informasi yang baik dan benar kepada klienDengan mendengarkan apa yang disampaikan klien berarti petugas belajar mendengarkan informasi apa saja yang dibutuhkan oleh setiap klien. Sebagai contoh pasangan muda yang baru menikah mungkin menginginkan lebih banyak informasi mengenai masalah penjarangan kelahiran. Bagi perempuan dengan usia dan jumlah anak cukup mungkin lebih menghendaki informasi mengenai metode operasi (tubektomi dan vasektomi). Sedangkan bagi pasangan muda yang belum menikah mungkin yang dikehendaki adalah infeksi mengenai infeksi menular seksual (IMS). Dalam memberikan informasi petugas harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti klien dan hendaknya menggunakan alat bantu visual (ABPK). Menghindari pemberian informasi yang berlebihanKlien membutuhkan penjelasan yang cukup dan tepat untuk menentukan pilihan (Informed Choice). Namun tidak semua klien dapat menangkap semua informasi tentang berbagai jenis kontrasepsi. Terlalu banyak informasi yang diberikan akan menyebabkan kesulitan bagi klien dalam mengingat informasi yang penting. Hal ini disebut kelebihan informasi. Pada waktu memberikan informasi petugas harus memberikan waktu bagi klien untuk berdiskusi, bertanya, dan mengajukan pendapat. Membahas metode yang diinginkan klienPetugas membantu klien membuat keputusan mengenai pilihannya, dan harus tanggap terhadap pilihan klien meskipun klien menolak memutuskan atau menangguhkan penggunaan kontrasepsi. Di dalam melakukan konseling petugas mengjkaji apakah klien sudah mengerti mengenai jenis kontrasepsi, termasuk keuntungan dan kerugiannya serta bagaimana cara penggunaannya.Konseling mnegenai kontrasepsi yang dipilih dimulai dengan mengenalkan berbagai jenis kontrasepsi dalam program keluarga berencana. Petugas mendorong klien untuk berpikir melihat persamaan yang ada dan dan membandingkan antar jenis kontrasepsi tersebut. Dengan cara ini petugas membantu klien untuk membuat suatu pilihan (informed choice). Jika tidak ada halangan dalam bidan kesehatan sebaiknya klien mempunyai pilihan kontrasepsi sesuai dengan pilihannya. Bila memperoleh pelayanan kontrasepsi sesuai dengan yang dipilihnya, klien akan menggunakan kontrasepsi tersebut lenih lama dan efektif. Membantu klien untuk mengerti dan mengingatPetugas member contoh alat kontrasepsi dan menjelaskan pada klien agar memahaminya dengan memperlihatkan bagaimana cara-cara penggunaannya. Petugas juga memperlihatkan dan menjelaskan dengan flip charts, poster, pemflet, atau halaman bergambar. Petugas juga perlu melakukan penilaian bahwa klien telah mengerti. Jika memungkinkan, klien dapat membawa bahan-bahan tersebut ke rumah. Ini akan membuat klien mengingat apa yang harus dilakukan juga dapat memberi tahu kepada orang lain.

Langkah-langkah konseling KB (SATU TUJU)Dalam memberikan konseling, khususnya bagi calon akseptor KB yang baru, hendaknya dapat diterapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci SATU TUJU. Penerapan SATU TUJU tersebut tidak perlu dilakukan secara berurutan karena petugas harus menyesuaikan dari dengan kebutuhan klien. Beberapa klien membutuhkan lanih banyak perhatian pada langkah yang satu dibanding dengan langkah yang lainnya. Kunci SATU TUJU adalah sebagai berikut : SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun rasa percaya diri. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya. T : Tanyakan pada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan, serta keadaan kesehatan dan kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Berikan perhatian kepada klien apa yang disampaikan klien sesuai dengan kata-kata, gerak isyarat dan caranya. Coba tempatkan diri kita di dalam hati klien. Perlihatkan bahwa kita memahami. Dengan memahami pengetahuan, kebutuhan dan keinginan klien, kita dapat membantunya. U : Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling dia ingini, serta jelaskan pula jenis-jenis kontrasepsi lain yang ada. Juga jelaskan alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraikan juga mengenai risiko penularan HIV/AIDS dan pilihan metode ganda. TU : BanTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien menentukan pilihannya. Doronglah klien untuk menunjukan keinginanya dan mengajukan pertanyaan. Tanggapilah secara terbuka. Petugas membantu klien mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan dukungan dengan pilihan tersebut. Jika memungkinkan diskusikan mengenai pilihan tersebut kepada pasangannya. Pada akhirnya yakinkan bahwa klien telah membuat suatu keputusan yang tepat. Petugas dapat menanyakan : apakah anda sudah memutuskan pilihan jenis kontrasepsi ? atau apa jenis kontrasepsi terpilih yang akan digunakan ? J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya. Setelah klien memilih kontrasepsinya, jika diperlukan, perlihatkan alat/obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat kontrasepsi tersebut digunakan dan bagaimana cara penggunaannya. Sekali lagi doronglah klien untuk bertanya dan petugas menjawab secara jelas dan terbuka. Beri penjelasan juga tentang manfaat ganda metode kontrasepsi, misalnya kondom yang dapat mencegah infeksi menular seksual (IMS). Cek pengetahuan klien tentang penggunaan kontrasepsi pilihannya dan puji klien apabila dapat menjawab dengan benar. U : perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

Dimana Mana dan Siapa yang Harus Memberikan Informasi dan KonselingKenyataan yang ada di lapangan adalah tidak semua sarana kesehatan dapat dijangkau oleh klien. Oleh karena itu tempat pelayanan konseling untuk melayani masyarakat yang membutuhkannya pada 2 (dua) jenis tempat pelayanan konseling, yaitu : Konseling KB di lapangan (nonklinik)Dilaksanakan oleh para petugas dilapangan yaitu PPLKB, PLKB, PKB, PPKBD, Sub PPKBD, dan kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling yang standar. Tugas utama dipusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam kelompok kecil maupun secara perseorangan. Adapun informasi yang diberikan mencakup : Pengertian manfaat perencanaan keluarga. Proses terjadinya kehamilan/reproduksi sehat. Informasi berbagai kontrasepsi yang benar dan lengkap (cara kerja, manfaat, kemungkinan efek samping, komplikasi, kegagalan, kontraindikasi, tempat kontraspsi yang bisa diperoleh, rujukan, sera biaya). Konseling KB di klinikDilaksanakan oleh petugas medis dan paramedis terlatih di klinik yaitu dokter, bidan perawat serta bidan di desa. Pelayanan konseling yang dilakukan di klinik diupayakan agar diberikan secara perseorangan di ruangan khusus.Pelayanan konsling di klinik dilakukan untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling di lapangan, mencangkup hal-hal berikut : Memberikan informasi KB yang lebih rinci sesuai dengan kebutuhan klien. Memastikan bahwa kontrasepsi pilihan klien telah sesuai dengan kondisi kesehatannya. Membantu klien memilih kontrasepsi lain seandainya yang dipilih ternyata tidak sesuai dengan kondisi kesehatannya. Merujuk klien seandainya kontrasepsi yang dipilih tidak tersedia di klinik atau jika klien membutuhkan bantuan medis dari ahli seandainya dalam pemeriksaan ditemui masalah kesehatan lain. Memberikan konseling pada kunjungan ulang untuk memastikan bahwa klien tidak mengalami keluhan dalam penggunaan kontrasepsi pilihannya.MENGAPA INFORMED CHOICE PENTINGKlien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena : informed choice adalah suatu kondisi peserta/calon peserta KB yang memilih kontrasepsi didasarkan oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi yang lengkap melalui KIP/K. Memberdayakan para klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik untuk menuju pelayanan KB berkualitas. Bagi calon KB baru, informed choice merupakan proses memahami kontrasepsi yang akan dipakainya. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi dan kegagalan tidak terkejut karena sudah mengerti tentang kontrasepsi yang akan dipilihnya. Bagi peserta KB tidak akan terpengaruh oleh rumor yang timbul di kalangan masyarakat. Bagi peserta KB apabila mengalami gangguan efek samping, komplikasi dan cepat berobat ke tempat pelayanan. Bagi calon KB yang informed choice berarti akan terjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsinya.

Alat Bantu Pengambilan Keputusan (ABPK)Saat ini sudah tersedia Lembar Balik yang dikembangkan WHO dan telah diadaptasi untuk Indonesia oleh STARH untuk digunakan dalam konseling. ABPK membantu petugas melakukan konseling sesuai standar dengan adanya tanda pengingatbmengenai keterampilan konseling yang perlu dilakukan dan informasi apa yang perlu diberikan yang disesuaikan dengan kebutuhan klien. ABPK sekaligus mengajak klien bersikap lebih partisipasi dan membantu klien untuk mengambil keputusan.

PERSETUJUAN TINDKAN MEDIS(INFORMED CONSENT)Pemberian informasi yang lengkapSetiap pemakian kontrasepsi harus memperhatikan hal-hal reproduksi individu dan pasangannya, sehingga harus diawali dengan pemberian informasi yang lengkap. Informasi yang diberikan kepada klien/calon KB tersebut harus disampaikan selengkap-lengkapnya, jujur dan benar tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan oleh klien/calon KB tersebut. Dalam menyampaikan informasi ini sering adanya komunikasi verbal antara dokter dan klien. Ada anggapan banyak klien yang melupakan informasi isan yang telah diberikan oleh dokter/bidan. Oleh sebab itu, untuk mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis dan jika perlu, dibacakan kembali.Pengertian Persetujuan Tindakan Medis Jika kontrasepsi yang dipilih klien memerlukan tindakan medis, surat Persetujuan Tindakan Medis (Informed Consent) diperlukan. Yang dimaksud dengan informed consent adalah persetujuan yang diberikanoleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut. Setiap tindakan medis yang mengandung risiko harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan, yaitu klien yang bersangkutan dalam keadaan sadar dan sehat mental.Persetujuan Tindakan Medis Oleh Pasangan Suami IstriDengan dilakukannya tindakan medis termasuk kontrasepsi mantap, maka pengaruhnya terhadap lembaga perkawinan itu sendiri cukup besar sehingga izin harus dari kedua belah pihak. Hal ini berbeda dengan tindakan medis lainnya yang tidak menyangkut organ reproduksi yang izinnya terutama diberikan oleh pihak yang akan mengalami tindakan tersebut.Daftar Tilik untuk PetugasPada halaman bawah ini lembar persetujuan tindakan medis terdapat daftar tilik untuk petugas yang digunakan untuk mengingatkan petugas adanya beberapa aspek yang harus dijelaskan kepada klien melalui beberapa pertanyan yang berkaitan dengan metode kontrasepsi mantap pria/perempuan, implan, dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) (cara kerja, kontra indikasi, efek smaping, komplikasi, kegagalan, keuntungan/kerugian, jadwal/tempat kunjungan ulang, rsiko pencabutan AKDR/implan dan jadwal pencabutannya, serta kategori pencabutan AKDR/implan). Pernyataan tersebut harus dijawab sendiri oelh petugas dengan mengisi kode pada kotak yang sesuai.Catatan Tindakan dan PernyataanSesudah calon peserta dan pasanganmya mendatangani informed consent pelayanan kontrasepsi baru dilakukan. Pada halaman belakang Lembar Persetujuan tindakan Medis terdapat catatan tindakan dan pernyataan olwh dokter/bidan/perawat yang melakukan tindakan. Catatan tindakan dan pernyataan tersebut membuat catatan tindakan yang dilakukan yaitu metode, keberhasilan tindakan, waktu, serta pernyataan dari petugas bahwa pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar.(gambar 1-1)

PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIENPerencanaan Keluarga Seorang perempuan telah dapat melahirkan, segera setelah ia medapat haid yang pertama (menarche) Kesuburan seorang perempuan akan terus berlangsung sampai mati haid (menopouse) Kehamilan dan kelahiran terbaik, artinya risiko paling rendah untuk ibu dan anak, adalah antar 20-35 tahun. Persalinan prematur dan kedua paling rendah risikonya. Jarak antara dua kelahiran sebaiknya 2-4 tahun.Dari faktor-faktor tersebut di atas maka kita dapat membuat perencaan keluarga sebagai berikut(gambar 2-1)

Penapisan kllenTujuan utama penapisan klien sebelum pemberian suatu metode kontrasepsi (misalnya pil KB, suntikan atau AKDR) adalah untuk menentukan apakah ada : Kehamilan Keadaan yang membutuhkan perhatian khusus, Masalah (misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan pengelolaan lebih lanjut.Untuk sebagian besar klien keadaan ini bisa diselesaikan dengan cara anamnesis terarah, sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggu. Pemeriksaan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru umunya tidak diperlukan karena : Sebagian besar klien keluarga berencana reproduksi yang membutuhkan perhatian (misalnya kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat pada umur sebelum 35 atau 40 tahun. Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi estrogen dan progestin lebih baik daripada produk sebelumnya karena efek samping lebih sedikit dan jarang menimbulkan masalah medis. Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan per hari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.Tanyakan kepada klien hal-hal di bawah ini, bila semua jawaban klien adalah TIDAK, klien yang bersangkutan bisa memakai metode yang diinginkan.Tabel 2-1 : Daftra Tilik Penapisan Klien. Metode NonoperatifMetode hormonal (pil kombinasi, pil progestin, suntikan dan susuk)YATIDAK

Apakah hari pertama Haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih.

Apakah anda menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan1,2

Apakah mengalami perdarahan/perdarahan bercak antara haid setelah sanggama.

Apakah pernah ikterus pada kulit atau mata.

Apakah pernah nyeri kepala hebat atau gangguan visual.

Apakah pernah nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak (edema).

Apakah pernah tekanan darah > 160/90 mmHg.

Apakah ada massa atau benjolan pada payudara.

Apakah anda sedang minum obat-obatan Anti kejang (epilepsi)3

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin)

Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.

Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.

Apakah pernah mengalami infeksi menular seksual (IMS).

Apakah pernah mengalamu penyakit radang panggul atau kehamilan ektofik.

Apakah pernah mengalami haid banyak lebih (1-2 pembalut tiap 4 jam).

Apakah pernah mengalami haid lama (lebih dari 8 hari).

Apakah pernah mengalami dismenorea berat yang membutuhkan analgetik dan/ atau istirahat baring.

Apakah pernah mengalami perdarahan/ perdarahan bercak antara haid atau setelah sanggama.

Apakah pernah mengalami gejala penyakit jantung valvular atau kongenital.

1 Apakah klien menyusui dan kurang dari 6 minggu pascapersalinan maka pil kombinasi adalah metode pilihan terakhir2 tidak cocok untuk pil progetin (minimpil), suntikan (DMPA atau NET-EN), atau susuk3 tidak cocok untuk suntikan progestin (DMPA atau NET-ET)Selain itu, dahulu tenaga kesehatan cenderung menggunakan syarat pemakian metode kontrasepsi secara berlebihan sehingga mempengaruhi pemilihan metode kontrasepsi dari klien. Akibatnya, banyak permintaan laboratorium yang sebenarnya tidak diperlukan (misalnya pemeriksaan kolesterol, fungsi hati, glukosa atau Pap Smir).Walaupun permintaan menjadi klien keluarga berencana meningkat, kemampuan pelayanan terbatas karena tidak tersedianya laboratorium untuk pemeriksaan yang diminta. Keadaan ini merupakan hambatan terhadap pemilihan kontrasepsi dan pelaksanaan pelayanan. Karena itu agar klien dapat memperoleh cara konrasepsi yang terbaik sesuai dengan pilihannya, penilaian calon klien harus dibatasi pada prosedur yang diperlukan untuk semua klien pada setiap tatanan.Jika semua keadaan diatas adalah Tidak (negatif) dan tidak dicurigai adanya kehamilan, maka dapat diteruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon banyak yang Ya (positif), berarti klien perlu dievaluasi sebelum keputusan akhir dibuat.Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi di atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaimana keadaan klien sebenarnya. Bila diperlukan, petugas dapat mengulangi pernyataan dengan cara yang berbeda. Juga perlu diperhitungan masalah sosial, budaya atau agama yang mungkin berpengaruh terhadap respon klien tersebut (dan pasangannya).

Tabel 2-2: Daftar Tilik Penapisan Klien. Metode Operasi (Tubektomi)Keadaan klienDapat dilakukan pada Fasilitas rawat jalanDilakukan di fasilitas rujukan

Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjalDiabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal

Keadaan emosionalTenangCemas, takut

Tekanan Darah< 160/10 mmHg 160/110 mmHg

Berat badan35-85 G> 85 kg; < 35 Kg

Riwayat operasi abdomen/panggulBekas seksio sesarea (tanpa perlekatan)Operasi abdomen lainnya, perlekatan atau terdapat kelainan pada pemeriksaan panggul.

Riwayat radang panggul, hamil ektofik, apendisitisPemeriksaan dalam normalPemeriksaan dalam ada kelainan

Anemia Hb 8 g&Hb < 8 g%

Tabel 2-3: daftar tilik penapisan klien. Metode operasi (vasektomi)Keadaan klienDapat dilakukan pada Fasilitas rawat jalanDilakukan di fasilitas rujukan

Keadaan umum (anamnesis dan pemeriksaan fisik)Keadaan umum baik, tidak ada tanda-tanda penyakit jantung, paru, atau ginjalDiabetes tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda-tanda penyakit jantung, paru atau ginjal

Keadaan emosionalTenangCemas, takut

Tekanan Darah< 160/10 mmHg 160/110 mmHg

Infeksi atau kelainan skrotum/inguinalNormalTanda-tanda infeksi atau ada kelainan

Anemia Hb 8 g&Hb < 8 g%

Bagaimana Meyakini Bahwa Klien Tidak HamilKlien tidak hamil apabila:Tidak sanggama sejak haid terakhir,Sedang memakai metode efektif secara baik dan benar,Sekarang di dalam 7 hari pertama haid terakhir,Di dalam 4 minggu pascapersalinan,Dalam 7 hari pascakeguguran,Menyusui dan tidak haid (lihat bawah).

Pemeriksaan fisik jarang dibutuhkan, kecuali untuk menyingkirkan kehamilan yang lebih dari 6-8 minggu.

LaboratoriumUji kehamilan yang biasa tidak selalu menolong, kecuali tersedia uji kehamilan yang lebih sensitif. Jika tersedia tes kehamilan yang sensitif, klien dianjurkan memakai kontrasepsi barier sampai haid berikutnya.Amenorea Laktasi sebagai Andalan Cara KontrasepsiMetode Amenorea Laktasi (MAL) sangat efektif untuk mencegah kehamilan (pencegahan 98% jika dilaksanakan secara benar pada 6 bulan pertama pascapersalinan; ekslusif ASI (lebih dari 8x sehari); pencegahan 93% jika dilaksanakan sampai 12 bulan pascapersalinan).Pada perpanjang masa menyusui petugas kesehatan dapat meyakinkan bahwa wanita tersebut tidak akan hamil bila sampai 6 bulan pascapersalinan melaksanakan MAL dengan baik.Untuk klien yang akan memakai kontrasepsi jangka panjang (suntikan, Norplant atau AKDR) dan sudah lebih 6 bulan pascapersalian disarankan untuk dilakukan pemeriksaan dalam guna menyingkirkan kehamilan.

Tabel 2-4: prosedur penapisn klienprosedurKBA atau MALMetode Barie (kondom)Metode hormonal (pil kombinasi, pil progestin/suntikan/implant)AKDRKontap Wanita/Pria

Penapisan reproduksiTidakTidakYa (lihat daptar)1Ya (lihat daptar)Ya (lihat daptar)2

Seleksi ISR/IMS risiko tinggiTidakTidakTidakYaYa

PemeriksaanTidakTidakTidak3Ya-

Wanita umum--Tidak-Ya

Abdomen--TidakYaYa

Pemeriksaan spekulum-TidakTidakYaYa

Pemeriksaan dalam-YaTidakYaYa

Pria (lipat paha, penis, testis, skrotum)-Tidak--Ya

1 Metode hormonal2 Oklusi tuba dan vasektomi3 Bila ceklis penapisan semua tidak pemeriksaan tidak diperlukan