konseling pendidikan islam (konseling pendekatan islam)

25
KONSELING PENDIDIKAN ISLAM A. PENDAHULUAN Perkembangan zaman yang pesat dan terus-menerus menawarkan perubahan, telah menuntut individu secara sadar atau tidak untuk meningkatkan kualiatas hidupnya. Permasalahan demi permasalahan turut mengiringi perubahan yang terjadi disetiap sisi kehidupan. Belawal dari permasalahan pribadi, berkembang menjadi permasalahan keluarga, pekerjaan, bahkan masalah kehidupan yang lebih luas. Untuk itulah, konseling sangat dibutuhkan sebagai media perantara yang dapat membantu beragai macam permasalahan kehidupan. Berbicara tentang bimbingan dan koseling, maka yang dimaksud dengan bimbingan dan konseling islami adalah kegiatan atau proses bimbingan dan konseling yang diberikan kepda individu dalam kegiatan belajar atau pendidikannya, yang selaras dengan tujuan pendidikan islami yaitu menjadi insan kamil sebgai sarana mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Jadi, konseling pendidikan islam adalah suatu proses hubungan membantu dimana seorang konselor bertujuan untuk membantu klien yang mengalami permasalahan seputar pendidikan keagamaan, dan konseling ini lebih kepada pemberian nasehat, masukan, pandangan yang dikaitkan dengan keyakinan

Upload: muhammad-hasby-jamil

Post on 23-Oct-2015

225 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

makalah kawan-kawan bk-b 010 stain batusangkar

TRANSCRIPT

Page 1: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

A. PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang pesat dan terus-menerus menawarkan

perubahan, telah menuntut individu secara sadar atau tidak untuk

meningkatkan kualiatas hidupnya. Permasalahan demi permasalahan turut

mengiringi perubahan yang terjadi disetiap sisi kehidupan. Belawal dari

permasalahan pribadi, berkembang menjadi permasalahan keluarga,

pekerjaan, bahkan masalah kehidupan yang lebih luas. Untuk itulah, konseling

sangat dibutuhkan sebagai media perantara yang dapat membantu beragai

macam permasalahan kehidupan.

Berbicara tentang bimbingan dan koseling, maka yang dimaksud

dengan bimbingan dan konseling islami adalah kegiatan atau proses

bimbingan dan konseling yang diberikan kepda individu dalam kegiatan

belajar atau pendidikannya, yang selaras dengan tujuan pendidikan islami

yaitu menjadi insan kamil sebgai sarana mencapai kebahagiaan dunia dan

akhirat.

Jadi, konseling pendidikan islam adalah suatu proses hubungan

membantu dimana seorang konselor bertujuan untuk membantu klien yang

mengalami permasalahan seputar pendidikan keagamaan, dan konseling ini

lebih kepada pemberian nasehat, masukan, pandangan yang dikaitkan dengan

keyakinan agama klien. Melalaui teknik-teknik konseling, konselor berupaya

menanamkan kesadaran pada diri klien untuk mengubah hidupnya lebih baik.

Untuk lebih jelasnya penulis mencoba menjelaskan beberapa hal

dalam makalah ini, diantaranya:

1. Pengertian konseling pendidikan islam

2. Permaslahan-permaslahan pendidikan dalam perspektif islam

3. Tujuan konseling pendidikan islamdalam makalah ini penulis

menjelaskan

4. Azas-azas konseling pendidikan islam

Page 2: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Konseling Pendidikan Islam

konseling adalah (rogers dikutip dari lesmana,2005) mengartikan

konseling sebagai hubungan “membantu” dimana salah seorang konselor

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau fungsi mental seorang

klien agar dapat menghadapi persoalan atau konflik yang dihadapi

dengan lebih baik.1 Disinilah konseling mengambil peranan agar individu

dapat memecahkan pemasalahannya sendiri.

Jadi berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

konseling merupakan suatu bantuan yang diberikan dengan

menyediakaan kondisi, sarana dan ketrampilan yang membuat klien dapat

membantu dirinya sendri dalam memenuhi rasa aman, cinta, harga diri,

membuat keputusaan dan aktualisasi diri.

Definisi pendidikan menurut para ahli, diantaranya adalah :2

a. Menurut Juhn Dewey, pendidikan adalah suatu proses pembaharuan

makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi di dalam pergaulan

biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula

terjadi secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan

kesinambungan social. Proses ini melibatkan pengawasan dan

perkembangan dari orang yang belum dewasa dan kelompok dimana

dia hidup.

b. Menurut H. Horne, pendidikan adalah proses yang terus menerus

(abadi) dari penyesuaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang

telah berkembang secara fisik dan mental, yang bebas dan sadar

kepada vtuhan, seperti termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,

emosional dan kemanusiaan dari manusia.

1Namora lumongga lubis, memahami dasar-dasar konseling dalam teori dan praktek, jakarta:kencana2011. H.2

2http://juniarari.blogspot.com/2011/11/ pendidikan-dalam-pandangan-islam .html.akses tanggal 25/10/2013.

Page 3: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

c. Menurut Frederick J. Mc Donald, pendidkan adalah suatu proses atau

kegiatan yang diarahkan untuk merubah tabiat (behavior) manusia.

Yang dimaksud dengan behavior adalah setiap tanggapan atau

perbuatan seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh sesorang.

d. Menurut M.J. Langeveld, pendidikan adalah setiap pergaulan yang

terjadi adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa

dengan anak-anak merupakan lapangan atau suatu keadaan dimana

pekerjaan mendidik itu berlangsung.

Sedangkan pendidikan menurut islam yaitu Pendidikan Islam itu

sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Islam. Isi ilmu adalah teori.

Isi ilmu bumi adalah teori tentang bumi. Maka isi Ilmu pendidikan adalah

teori-teori tentang pendidikan, Ilmu pendidikan Islam secara lengkap isi

suatu ilmu bukanlah hanya teori.

Pengertian pendidikan bahkan lebih diperluas cakupannya sebagai

aktivitas dan fenomena. Pendidikan sebagai aktivitas berarti upaya yang

secara sadar dirancang untuk membantu seseorang atau sekelompok

orang dalam mengembangkan pandangan hidup, sikap hidup, dan

keterampilan hidup, baik yang bersifat manual (petunjuk praktis) maupun

mental, dan sosial sedangkan pendidikan sebagai fenomena adalah

peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah

berkembangnya suatu pandangan hidup, sikap hidup, atau keterampilan

hidup pada salah satu atau beberapa pihak, yang kedua pengertian ini

harus bernafaskan atau dijiwai oleh ajaran dan nilai-nilai Islam yang

bersumber dari al Qur’an dan Sunnah (Hadist).

Bimbingan dan konseling islami adalah kegiatan atau proses

bimbingan dan konseling yang diberikan kepada individu dalam kegiatan

belajar atau pendidikannya senantiasa selaras dengan tujuan pendidikan

islam, yaitu menjadi insan kamil sebagai sarana mencapai kebahagiaan

hidup dunia dan akhirat. Konseling pendidikan islam adalah proses

Page 4: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

pemberian bantuan terhadap individu agar mampu mengatasi segala

hambatan dalam kegiatan belajar atau pendidikanya, dengan menyadari

ekssistensinya sebagai makhluk Allah yang harus senantiasa mengikuti

ketentuan atau petunjuk Allah, agar menjadi insan kamil, sebagai sarana

mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat3.

Jadi konseling pendidikan islam merupakan suatu proses bantuan

yang diberikan dalam memecahkan persoalan yang berkaitan dengan

pendidikan islam, dan proses bantuan yang diberikan dengan

menggunakan pendekatan islamiah. Misalnya dengan pemberian nasehat,

masukan, pandangan yang dikaitkan dengan pandangan agama. Melalui

teknik-teknik konseling, konselor berupaya untuk menanamkan

kesaadaran pada diri klien untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Dengan mempelajri dan menerapkan teknik-teknik koseling kemudian

memadukannya dengan nilai-nilai agama, maka klien akan merasa bahwa

ia masih memiliki kesempatan untuk menjadi pribadi yang dapat diterima

oleh tuhan dan masyarakat.

2. Persoalan-Persoalan Pendidikan dalam Perspektif Islam

Permasalahan atau persoalan-persoalan pendidikan dalam

perspektif islam adalah sebagai berikut:

a. Masalah Kualitas Pendidikan

Dewasa ini globalisasi sudah mulai menjadi permasalahan

aktual pendidikan. Permasalahan globalisasi dalam bidang pendidikan

terutama menyangkut output pendidikan. Seperti diketahui, di era

globalisasi dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma tentang

keunggulan suatu Negara, dari keunggulan komparatif (Comperative

adventage) kepada keunggulan kompetitif (competitive advantage).

3Tohari Musnawar, konseptualisasi bimbingan dan konseling islam, jakarta:UII press, 1992. H. 92

Page 5: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

Keunggulam komparatif bertumpu pada kekayaan sumber

daya alam, sementara keunggulan kompetitif bertumpu pada

pemilikan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas artinya

dalam konteks pergeseran paradigma keunggulan tersebut, pendidikan

nasional akan menghadapi situasi kompetitif yang sangat tinggi,

karena harus berhadapan dengan kekuatan pendidikan global. Hal ini

berkaitan erat dengan kenyataan bahwa globalisasi justru melahirkan

semangat cosmopolitantisme dimana anak-anak bangsa boleh jadi

akan memilih sekolah-sekolah di luar negeri sebagai tempat

pendidikan mereka, terutama jika kondisi sekolah-sekolah di dalam

negeri secara kompetitif under-quality (berkualitas rendah).

b.   Permasalahan Profesionalisme Guru

Salah satu komponen penting dalam kegiatan pendidikan dan

proses pembelajaran adalah pendidik atau guru. Betapapun kemajuan

taknologi telah menyediakan berbagai ragam alat bantu untuk

meningkatkan efektifitas proses pembelajaran, namun posisi guru

tidak sepenuhnya dapat tergantikan. Itu artinya guru merupakan

variable penting bagi keberhasilan pendidikan.

Itu artinya pekerjaan guru tidak bisa dijadikan sekedar sebagai

usaha sambilan, atau pekerjaan sebagai moon-lighter (usaha objekan).

Namun kenyataan dilapangan menunjukkan adanya guru terlebih

terlebih guru honorer, yang tidak berasal dari pendidikan guru, dan

mereka memasuki pekerjaan sebagai guru tanpa melalui system

seleksi profesi. Singkatnya di dunia pendidikan nasional ada banyak,

untuk tidak mengatakan sangat banyak, guru yang tidak profesioanal.

Inilah salah satu permasalahan internal yang harus menjadi “pekerjaan

rumah” bagi pendidikan nasional masa kini.

c. Masalah kebudayaan (alkulturasi)

Kebudayaan yaitu suatu hasil budi daya manusia baik bersifat

material maupun mental spiritual dari bangsa itu sendiri ataupun dari

Page 6: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

bangsa lain. Suatu perkembangan kebudayaan dalam abad moderen

saat ini adalah tidak dapat terhindar dari pengaruh kebudayan bangsa

lain. Kondisi demikian menyebabkan timbulnya proses alkulturasi

yaitu pertukaran dan saling berbaurnya antara kebudayaan yang satu

dengan yang lainnya. Dari sinilah terdapat tantangan bagi pendidikan-

pendidikan islam yaitu dengan adanya alkulturasi tersebut maka akan

mudah masuk pengaruh negatif bagi kebudayaan, moral dan akhlak

anak. Oleh karena itu hal ini merupakan tantangan bagi pendidikan

islam untuk memfilter budaya-budaya yang negatif yang diakibatkan

oleh pengaruh budaya-budaya barat.

Berdasarkan hal tersbut maka dapat diketahui bahwa sangat

disayangkan hingga kini lembaga-lembaga pendidikan Islam masih

sulit dijadikan model lembaga pendidikan yang paripurna dan berlaku

umum di Indonesia. Hal ini disebabkan lemahnya kinerja yang

ditunjukkan serta rendahnya motivasi untuk menjadikan lembaga

pendidikan Islam ini sebagai "kawah candradimuka" para intelektual

yang agamis dan para ulama yang intelektual. Kurangnya

kesungguhan penyelenggara pendidikan Islam dalam mengelola

lembaga pendidikan Islam seperti madrasah dan sekolah berbasis

keislaman disinyalir karena kesadaran umat Islam atas kewajiban

menuntut ilmu masih rendah.

Gejala rendahnya budaya membaca, belajar dan bekerja keras

menunjukkan bahwa pemahaman umat Islam tentang nilai-nilai Islam

belum merata dan menjadi hambatan untuk maju berprestasi.

Pengelola merupakan pencerminan dari kondisi umat islam yang tidak

terlepas dari hambatan kultural internal tersebut. Pengelola belum

mampu bangkit menjadi "agent of change", para pembaharu perilaku

dan budaya untuk menerapkan nilai-nilai Islam dalam bentuk

ketauhidan social seperti menegakkan disiplin sekolah secara ajeg dan

konsisten, menyebarkan budaya membaca dan bekerja keras serta

nilai-nilai social keislaman lainnya.

Page 7: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

Kondisi internal umat Islam yang masih lemah untuk

menanam-suburkan nilai-nilai Islam itu oleh para penyelenggara dan

pengelola pendidikan Islam, pada akhirnya berpengaruh juga pada

persepsi masyarakat terhadap lembaga pendidikan Islam. Fenomena

kondisi cultural umat Islam yang menyelenggarakan pendidikan Islam

merupakan aspek internal yang saling kait mengkait dengan persepsi

umat Islam di luar lembaga tersebut. Sehingga kedua-duanya (kultural

internal dan eksternal) menjadi hambatan bagi kemajuan dan

pengembangan mutu penyelenggaraaan pendidikan Islam. Persepsi

masyarakat sudah terlanjur terpengaruh dengan paradigm bahwa

pendidikan Islam hanya berkutat pada masalah agama dan kurang

menaruh perhatian pada pengembangan aspek-aspek lainnya seperti

kecerdasan intelektual dan sosial.

Hambatan kultural baik yang berasal dari dalam (internal)

maupun dari luar (eksternal) masih ditambah dengan sistem

pendidikan nasional yang terkesan juga terjebak diskursus dikotomi

antara ilmu-ilmu umum dan agama. Persepsi masyarakat sudah

terlanjur terbentuk sangat kuat tentang hal itu. Terlebih lagi

penguasaan agama sebagian umat Islam juga masih rentan

dipengaruhi budaya-budaya lokal setempat yang ternyata ssulit

dihilangkan, bahkan cenderung dapat menguburkan nilai-nilai Islam

sesungguhnya. Budaya-budaya lokal yang diadopsi tanpa landasan

filosofis yang kuat bisa menjadi boomerang kemajuan umat Islam.

d. Permasalahan Strategi Pembelajara

Era globalisasi dewasa ini mempunyai pengaruh yang sangat

signifikan terhadap pola pembelajaran yang mampu memberdayakan

para peserta didik. Tuntutan global telah mengubah paradigma

pembelajaran dari paradigma pembelajaran tradisional ke paradigma

pembelajaran baru. Suyanto menggambarkan paradigma pembelajaran

sebagai berpusat pada guru, menggunakan media tunggal,

Page 8: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

berlangsung secara terisolasi, interaksi guru-murid berupa pemberian

informasi dan pengajaran berbasis factual atau pengetahuan. Dewasa

ini terdapat tuntutan pergeseran paradigma pembelajaran dari model

tradisional ke arah model baru, namun kenyataannya menunjukkan

praktek pembelajaran lebih banyak menerapkan strategi pembelajaran

tradisional dari pembelajaran baru. Hal ini agaknya berkaitan erat

dengan rendahnya professionalisme guru.

e. Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Sebagimana yang diketahui bahwa dampak positif dari pada

kemajuan teknologi sampai kini, adalah bersifat fasilitatif

(memudahkan). Teknologi menawarkan berbagai kesantaian dan

ketenangan yang semangkin beragam. Dampak negatif dari teknologi

moderen telah mulai menampakan diri di depan mata kita, yang pada

prinsipnya melemahkan daya mental-spiritual / jiwa yang sedang

tumbuh berkembang dalam berbagai bentuk penampilannya.

Pengaruh negatif dari teknologi elektronik dan informatika dapat

melemahkan fungsi-fungsi kejiwaan lainya seperti kecerdasan pikiran,

ingatan, kemauan dan perasaan (emosi) diperlemah kemampuan

aktualnya dengan alat-alat teknologi-elektronis dan informatika

seperti Komputer, foto copy dan sebagainya.

Alat-alat diatas dalam dunia pendidikan memang memiliki dua

dampak yaitu dampak positif  dan juga dampak negatif. Misalnya

pada pelajaran bahasa asing anak didik tidak lagi harus mencari

terjemah kata-kata asing dari kamus, tapi sudah bisa lewat komputer

penerjemah atau hanya mengcopy lewat internet. Nah dari sinilah

nampak jelas bahwa pengaruh teknologi dan informasi memiliki

dampak positif dan negatif.

Page 9: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

f. AdanyaKrisis moral

Melalui tayangan acara-acara di media elektronik dan media

massa lainnya, yang menyuguhkan pergaulan bebas, sex bebas,

konsumsi alkohol dan narkotika, perselingkuhan, pornografi,

kekerasan, liar dan lain-lain. Hal ini akan berimbas pada perbuatan

negatif generasi muda seperti tawuran, pemerkosaan, hamil di luar

nikah, penjambretan, pencopetan, penodongan, pembunuhan oleh

pelajar, malas belajar dan tidak punya integritas dan krisis akhlaq

lainnya.

g.   AdanyaKrisis kepribadian.

Dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan di suatu

negara yang menyuguhkan kemudahan, kenikmatan dan kemewahan

akan menggoda kepribadian seseorang. Nilai kejujuran,

kesederhanaan, kesopanan, kepedulian sosial akan terkikis . Untuk ini

sangat mutlak diperlukan bekal pendidikan agama, agar kelak dewasa

akan tidak menjadi manusia yang berkepribadian rendah, melakuan

korupsi, kolusi dan nepotisme, melakukan kejahatan intelektual,

merusak alam untuk kepentingan pribadi, menyerang kelompok yang

tidak sepaham, percaya perdukunan, menjadi budak setan dan lain-

lain.

Faktor pendorong adanya tantangan di atas dikarenakan

longgarnya pegangan terhadap agama dengan mengedepankan ilmu

pengetahuan, kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh

kepala rumah tangga yaitu dengan keteladanan dan pembiasaan,

derasnya arus informasi budaya negatif global diantaranya,

hedonisme, sekulerisme, pornografi dan lain-lain, Selain adanya

hambatan akibat dampak negatif era global juga terdapat tantangan

pendidikan agama Islam untuk membekali generasi muda mempunyai

kesiapan dalam persaingan.

3. Tujuan Konseling Pendidikan Islam

Page 10: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

Bimbingan dan konseling pada prinsipnya hanya merupakan

bantuan kepada individu, artinya pelaksanaan kegiatan mencegah dan

atau memecahkan masalah-masalah pendidikan yang mungkin atau

sedang dihadapi, merupakan kegiatan individu yang dibantu itu sendiri.

Oleh karena itu bimbingan dan konseling pendidikan islam pada dasarnya

sekedar membantu individu mengetahui masalah yang dihadapinya, atau

munkin dihadapinya, mengetahui kondisi atau keadaan (kekuatan atau

kelemahan) dirinya, dan membantu mencari alternatif tersebut. secara

rinci dengan demikian tujuan bimbingan dan konseling pendidikan islam

sebagai berikut:

1. Membantu individu mencegah timbulnya problem-problem yang

berkaitan dengan kegiatan belajar/ pendidikannya, antara lain dengan

jalan:

a. Membantu individu memahami hakikat belajar/pendidikan menurut

islam

b. Membantu individu memahami tujuan dan kedudukan

belajar/pendidikan menurut islam

c. Membantu individu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan belajar/pendidikan

d. Membantu individu menyiasati kegiatan belajar/pendidikan agar

berhasil

e. Membantu individu melakukan kegiatan belajar/pendidikan sesuai

dengan ketentuan syariat islam

2. Membantu individu memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan belajar/pendidikan, antara lain dengan jalan:

a. Membantu individu agar mampu memahami (menganalisis dan

mendiagnosis) problem yang dihadapinya

b. Membantu individu memahami kondisi dirinya dan lingkungannya

c. Membantu individu memahami dan menghayati cara-cara mengatasi

masalah belajar/pendidikan menurut atau yang sesuai dengan ajaran

islam

Page 11: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

d. Membantu individu menetapkan pilihan upaya pemecahan masalah

yang dihadapinya sesuai dengan ajaran islam

3. Membantu individu memelihara situasi dan kondisi kegiatan

belajar/pendidikannya agar tetap baik dan mengembangkannya agar

jauh lebih baik, yakni dengan cara:

a. Memelihara individu, memelihara situasi dan kondisi

belajar/pendidikannya yang semula pernahterkena problem dan

telah teratasi agar tidak menjadi permasalahan kembali

b. Mengembangkan situasi dan kondisi belajar/pendidikan menjadi

lebih baik.4

4. Asas-Asas Konseling Pendidikan Islam

Asas atau prinsip umum tersebut berlaku juga untuk bimbingan

dan konseling pendidikan islam. Namun demikian, sebagai landasan

operasional pelaksanaan bimbingan dan konseling pendidikan islami,

beberapa asasoperasional bimbingan dan konseling islami dapat

dirumuskan sebagai berikut:5

a. Asas kebahagiaan dunia dan akhirat

Bimbingan dan konseling pendidikan islami berpijak pada

tujuan akhir kehidupan manusia, yaitu pencapaian kehidupan yang

bahagia di dunia dan akhirat. Jelasnya, klien senantiasa diingatkan

pada hakekat bahwa kegiatan belajar/pendidikannya itu dalam rangka

mencari kebahagian di dunia dan akhirat. Ini seperti tertera dalam surat

At-Tahrim ayat 6 yaitu:

Artinya: “hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah

4Tohari munawar. Konseptualisasi.., h. 92-935 Tohari munawar. Konseptualisasi.., h.94-98

Page 12: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap

apa yang diperintahka-Nya kepada mereka dan selalu

mengerjakan apa yang diperintahkan” (Q.S. At-Tahrim : 6)

b. Asas kewajiban menuntut ilmu

Bimbingan dan konseling pendidikan islami pada ajaran Islam

bahwa belajar/menempuh pendidikan itu merupakan suatu kewajiban

bagi seorang yang muslim, seperti tersebut dalam hadis di bawah,

termasuk kegiatan membaca dan menulis seperti yang disyaratkan

dalam surat yang pertama-tama diwahyukan kepada nabi (Asl-‘Alaq)

dan juga Al-Qalam ayat 1. Jelaslah klien disadarkan akan perintah

Allah SWT, yang bersifat wajib, untuk menuntut ilmu. Dengan dasar

ini maka pada diri klien akan tertanamkan sikap bertanggung jawab

untuk melaksanakan kegiatan belajar/pendidikan dengan sebaik-

baiknya.

Artinya: “bacalah denga (menyebut) nama Tuhanmu yang

menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmu yang Maha Pemurah. Yang

engajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

(Q.S Al-‘Alaq, 96: 1-5)

Kemudian dalam hadis riwayat Ibnu Majah yng artinya:

“menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim”.

Artinya:”nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis” (Q.S.

Al-Qalam: 1)

c. Asas pendidikan seumur hidup

Bimbingan dan konseling pendidikan islami berpijak pada asas

bahwa pendidikan menuntut ilmu itu merupakn kegiatan yang

Page 13: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

berlangsung seumur hidup, seperti yang didsysratkan oleh hadis nabi

yang juga telah dikutip sebelumnya artinya bimbingan dan konseling

islami maupun kliennya harus selalu menyadari bahwa “Tiada waktu

untuk berhenti menuntut ilmu, sampai akhir ayat”, karena belajar atau

menuntut ilmu itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, tanpa

memandang usia, sesuai dengan hadis sebagai berikut :

Ini berarti bahwa kegiatan bimbingan dan konseling

pendidikan islami akan berlangsung seumur hidup, dalam arti tidak

pandang usia kliennya, tua dan muda mendapatkan layanan

semestinya. Dengan kata lain, dimana ada kegiatan pendidikan/belajar,

disitu siap ada layanan bimbingan dan konseling pendidikan islami.

d. Asas manfaat pendidikan

Bimbingan dan konseling pendidikan islami memberikan

kesadaran kepada klien mengenai manfaat menuntut ilmu atau

menempuh pendidikan, sesuai dengan firman Allah dan hadis Nabi

sebagai berikut:

Artinya :”katakanlah: adakah sama orang-orang yang mengetahui

dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (Q.S. Az-

Zumar,39 : 9)

Artinya :”Allah akan mennggikan orang-orang yang beriman

diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat”. (Q.S. Al-Mujadilah, 58 : 11)

Kemudian hadis riwayat Ibn Asakir yang artinya :”barang

siapa ingin (kebahagiaan dan kesejahteraan di) dunia hendaklah ia

Page 14: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

berilmu (tahu untuk apa dan bagaimana hidup di dunia), dan barang

siapa ingin (kebahagiaan hidup di) akhirat, hendaklah ia berilmu pula

(tahu bagaimana mencapainya), dan barang siapa menginginkan

keduanya hendaklah ia berilmu juga.”

e. Asas multi pengaruh terhadap pendidikan

Bimbingan dan konseling pendidikan islami memberikan

kesadaran/pemahaman pada individu mengenai banyak faktor yang

memepengaruhi kegiatan belajar/pendidikan seseorang, yaitu bakat,

lngkungan, dan juga kemauan (minat, motivasi individu), seperti yang

diisyaratkan oleh hadis nabi berikut:

Yang artinya: “setiap orang dilahirkan ibunya dalam keadaan

fitrah, setelah itu ayah-ibunyalah menjadikan Yahudi, Nasrani,

ataukah Majusi. Maka apabila kedua orang tuanya itu muslim, anak

itu pun cendrung akan menjadi muslim juga” (H.R.Muslim).

Artinya: “dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain

apa yang telah diusahakannya”. (Q.S An-Najm, 53: 39)

Dengan dasar pijak ini maka pembimbing atau klien akan tidak

mudah mengambil kesimpulan mengenai sebab musabab terjadinya

sesuatu kasus pendidikan hanya dari satu sisi saja, atau dari satu faktor

saja, melainkan akan melihatnya dari wawasan yang lebih luas.

Dengan kata lain, untuk menentukan sebab kegagalan atau

ketidakberhasilan (problem) yang sedang dihadapi seseorang yang

sedang belajar, akan mengkajinya dari berbagai sudut.

f. Asas kesesuain dengan keadaan diri

Bimbingan dan konseling pendidikan islami mengingatkan,

menyadarkankepada klien bahwa usaha belajar/pendidikan akan

berhasil manakala yang bersangkutan berusaha sesuai dengan kadar

kemampuannya sendiri, baik bakat, maupun kemampuan-kemampuan

lainnya, seperti yang disebutkan dalam ayat berikut:

Page 15: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

Artinya :”tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-

masing”. (Q.S. Al-Isra, 17 : 84)

Penyadaran akan asas ini penting, agar supaya orang yang be

ini penting, agar supaya orang yang belajar tidak membebani diri

dengan kegiatan atau cita-cita dan keinginan yang jauh yang

melampaui kemampuan dirinya. Problem pendidikan kerapkali muncul

dari faktor ketidakmampuan individu untuk menyesuaikan

kegiatan/program belajar/ pendidikannya sesuai dengan kadar

kemampuan dirinya, misalnya memilih jurusan yang tidak sesuai

denga bakatmya.

g. Asas produktivitas

Bimbingan dan konseling pendidikan islami membantu

individu untuk berlaku efektif, efisien dan produktif. Jelasnya individu

senantiasa berusaha memembantu individu untuk berlaku efektif,

efisien dan produktif. Jelasnya individu senantiasa berusaha

memanfaatkan apa yang ada, apa yang tersedia, dengan sebaik-

baiknya, dan berusaha senantiasa mencapai hasil dengan daya upaya

yang paling hemat, tidak memboros-boros dan menyia-nyiakan waktu

dan daya, seperti yang disebutkan dalam hadis berikut:

Yang artinya :”ada dua kenikmatan yang membuata banyak

manusia tetipu (terlena). Yaitu pertama sehat dan yang kedua waktu

luang”. (H.R Bukhari)

Kemudian hadis riwayat Baihaqi dari Ibnu Abbas yang artinya

“pergunakanlah lima keadaanmu sebelum datang lima keadaan:

hidupmu sebelum matimu, mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum

sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, dan sempatmu sebelum

sempitmu”.

Berpijak pada asas ini maka bimbingan dan konseling

pendidikan islami antara lain membantu menyadarkan individu untuk

berlaku efektif, efisien dan produktif dalam kehidupan kesehariannya

Page 16: Konseling Pendidikan Islam (konseling pendekatan islam)

untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, termasuk belajar dan

membaca.

C. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan

bahwasannya konseling pendidikan islam itu merupakan suatu proses

bantuan yang diberikan dalam memecahkan persoalan yang berkaitan

dengan pendidikan islam, dan proses bantuan yang diberikan dengan

menggunakan pendekatan islamiah. Misalnya dengan pemberian nasehat,

masukan, pandangan yang dikaitkan dengan pandangan agama. Melalui

teknik-teknik konseling, konselor berupaya untuk menanamkan

kesaadaran pada diri klien untuk mengubah hidupnya menjadi lebih baik.

Dengan mempelajri dan menerapkan teknik-teknik koseling kemudian

memadukannya dengan nilai-nilai agama, maka klien akan merasa bahwa

ia masih memiliki kesempatan untuk menjadi pribadi yang dapat diterima

oleh tuhan dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Namora lumongga lubis, Memahami Dasar-Dasar Konseling dalam Teori dan Praktek, jakarta:kencana2011.

http://juniarari.blogspot.com/2011/11/ pendidikan-dalam-pandangan- islam .html.akses tanggal 25/10/2013.

Tohari Musnawar,Konseptualisasi Bimbingan dan Konseling Islam, jakarta:UII press, 1992.