pendekatan konseling individual dalam peminatan …

24
PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN KURIKULUM 2013 (Pendalaman materi Diklat Guru Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah) Oleh Agus Akhmadi Widyaiswara BDK Surabaya e-mail: [email protected] Abstrak Dalam melaksanakan program peminatan, Guru BK (konselor) berperan penting membantu konseli dalam layanan peminatan, layanan ini penting, karena tidak semua siswa mampu memahami potensi dirinya dan menentukan pilihan akademik yang diminati. Layanan konselor dalam membantu peminatan siswa perlu dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok maupun konseling individual. Konselor perlu sikap positif terhadap kebingungan dan kesulitan siswa dalam mengambil keputusan minat; jika tidak, hal ini seringkali menyebabkan kesulitan belajar pada siswa. Untuk mewujudkan layanan konseling individual peminatan siswa, dibutuhkan keterampilan profesional dalam layanan konseling individulal. Oleh karena itu, materi ini mengkaji peminatan sesuai kurikulum 2013 dan keterampilan konseling individual bagi layanan peminatan siswa. Bahasan ini diperlukan oleh konselor untuk mengefektifkan program peminatan yang dilaksanakan guru BK sebagaimana amanat kurikulum 2013 untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional. Kata Kunci: kurikulum 2013,Peminatan siswa, Konseling individual.

Upload: others

Post on 05-Feb-2022

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN KURIKULUM 2013

(Pendalaman materi Diklat Guru Bimbingan dan Konseling Madrasah Aliyah)

Oleh

Agus Akhmadi Widyaiswara BDK Surabaya

e-mail: [email protected]

Abstrak Dalam melaksanakan program peminatan, Guru BK (konselor) berperan penting membantu konseli dalam layanan peminatan, layanan ini penting, karena tidak semua siswa mampu memahami potensi dirinya dan menentukan pilihan akademik yang diminati. Layanan konselor dalam membantu peminatan siswa perlu dilakukan dalam layanan bimbingan kelompok maupun konseling individual. Konselor perlu sikap positif terhadap kebingungan dan kesulitan siswa dalam mengambil keputusan minat; jika tidak, hal ini seringkali menyebabkan kesulitan belajar pada siswa. Untuk mewujudkan layanan konseling individual peminatan siswa, dibutuhkan keterampilan profesional dalam layanan konseling individulal. Oleh karena itu, materi ini mengkaji peminatan sesuai kurikulum 2013 dan keterampilan konseling individual bagi layanan peminatan siswa. Bahasan ini diperlukan oleh konselor untuk mengefektifkan program peminatan yang dilaksanakan guru BK sebagaimana amanat kurikulum 2013 untuk pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Kata Kunci: kurikulum 2013,Peminatan siswa, Konseling individual.

Page 2: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

2

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan proses dan pencapaian kualitas pendidikan semakin

penting, karena pendidikan dianggap sebagai indikator kemajuan

masyarakat dan menjadi alat transformasi pembangunan manusia.

Bangsa yang ingin maju semakin perlu melakukan peningkatan mutu

pendidikan, salah satunya terkait dengan proses pembelajaran di sekolah

dan kesiapan siswa untuk mengembangkan diri secara optimal.

Dalam proses pengembangan potensi siswa, kemampuan optimal

siswa akan terwujud jika potensi awal siswa diketahui, mendapatkan

perhatian, dan terfasilitasi dalam proses belajarnya, hal ini karena

kemampuan awal dan minat siswa merupakan penggerak dan daya

motivasi berprestasi. Kegiatan belajar akan lebih efektif jika dilakukan

sesuai dengan potensi dan minatnya. Potensi-potensiyang dimiliki akan

berkembang optimal melalui berbagai layanan pendidikan dan

pembelajaran, sebaliknya, jika siswa tidak mendapatan penempatan yang

sesuai dengan minat dan potensinya, siswa akan tidak termotivasi dan

dimungkinkanakan gagal dalam belajarnya.

Dari tinjauan tersebut, maka agar sekolah/ madrasah mampu

melakukan proses pendidikan dan pembelajaran dengan baik, perlu

mengungkap potensi siswa dan minat belajarnya. Pemahaman minat baik

oleh siswa, orang tua dan guru bimbingan dan konseling bertujuan untuk

penempatan siswa mencapai "the right man on the right place" dalam

pendidikan dan belajarnya.

Kurikulum 2013 yang telah mencanangkan peminatan untuk

keberhasilan pendidikan memerlukan layanan profesional para guru, salah

satunya layanan bimbingan dan konseling oleh guru BK.Konselor atau

Guru BK diharapkan mampu menjalankan layanan peminatan dan dapat

Page 3: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

3

membimbing anak menentukan pilihan minat akademiknya, belajar sesuai

dengan potensinya, memilih karir yang cocok dengan pilihan hidupnya.

Guru BK sebagai tenaga kependidikan, berupaya membantu

perkembangan siswa menuju tercapainya cita-cita pendidikan. Guru BK

yang ditugasi menyelenggarakan peminatan siswa, perlu menguasai

berbagai kompetensi tentang teknik dan strategi peminatan siswa, tentang

bagaimana implementasi dalam praktik bimbingan dan konseling, baik

layanan klasikal, kelompok maupun konseling individual.

Layanan bimbingan dan konseling sesuai kurikulum 2013,peminatan,

dapat dilayani secara klasikal dan kelompok. Pada beberapa kasus yang

membutuhkan pendekatan secara individual, diperlukan konseling individu

untuk membantu sebagian anak yang membutuhkan layanan individual.

Konseling individual merupakan fasilitas bagi siswa yang mengalami

persoalan peminatan, siswa yang tidak mampu menyelesaikan sendiri

masalah pilihan minatnya. Tujuan dari pelayanan ini adalah agar mereka

mampu memilih dan mengambil keputusan secara bijak dan tepat dalam

program peminatan. Oleh karena itu, untuk memberikan layanan

profesional, agarakan dapat berjalan dengan baik, guru bimbingan dan

konseling perlu memiliki kompetensi konseling individual layanan

peminatan.

B. Rumusan masalah.

Dari latar belakang sebagaimana disebutkan diatas, rumusan

masalah dalam tulisan ini adalah (1) bagaimana konsep peminatan siswa

dan (2) bagaimana pendekatan model layanan konseling individual dalam

peminatan siswa.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini untuk mengkaji konsep peminatan dalam

kurikulum 2013 dan implementasinya dalam layanan bimbingan konseling.

Materi ini menyediakan kajian dan pendalaman materi diklat tentang

aspek-aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan yang perlu dikuasai

Page 4: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

4

guru bimbingan dan konseling dalam layanan bimbingan dan konseling.

Pendalaman materi bertujuan menngkaji; pengertian peminatan siswa,

perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pelayanan peminatan melalui

konseling individual, serta prosedur konseling individual dalam pelayanan

peminatan siswa.

Page 5: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

5

BAB II. KAJIAN TEORITIK DAN PEMBAHASAN

A. Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum 2013

Bimbingan dan Konseling sebagai bagian integral dari sistem

pendidikan di sekolah memiliki peranan penting berkaitan dengan

pemenuhan fungsi dan tujuan pendidikan serta peningkatan mutu

pendidikan di sekolah. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian dari

pendidikan bermanfaatan untuk pencapaian tujuan pendidikan,

sedangkan konselor, dalam layanan konseling menjadi mitra siswa

dalam melaksanakan tugasnya, berbasis upaya pemberian bantuan.

Layanan pendidikan selalu mengarah dan berorientasi kepada

perkembangan dan pembudayaan siswa, oleh karena itu, keberhasilan

proses pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan selalu melibatkan

manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, pembelajaran oleh

guru, dan layanan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan Konseling diposisikan oleh negara sebagai profesi

yang terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan. Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menegaskan bahwa konselor adalah pendidik profesional untuk

pencapaian tujuan pendidikan. Dengan posisi yang demikian itu,

konselor sekolah sebagai tenaga profesi bimbingan dan konseling

dituntut untuk sepenuhnya menyukseskan upaya pendidikan dalam

berbagai jalur, jenjang, dan jenisnya.

Dalam Kurikulum 2013, kegiatan bimbingan dan konseling, memiliki

peran yang lebih luas yaitu pelayanan arah peminatan untuk

memandirikan siswa sesuai dengan potensi, bakat, dan minat mereka

masing-masing. Pelayanan bimbingan dan konseling memberikan

pelayanan arah peminatan siswa, dan di sisilain pelayanan bimbingan

dan konseling secara menyeluruh sebagai layanan komprehensif.

Page 6: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

6

Pelayanan bimbingan dan konseling komprehensif khususnya

program peminatan yang lebih terarah, jelas dan efisien menjadi arahan

kerja dan pegangan bagi para konselor demi suksesnya proses

pembelajaran dalam pengembangan potensi siswa secara optimal dan

memberikan arahan peran pelayanan bimbingan dan konseling yang

terus berkembang.

Berkenaan dengan implementasi kurikulum 2013, khusus untuk

kegiatan bimbingan dan konseling, adanya program peminatan siswa

merupakan hal baru yang perlu dipersiapkan untuk membantu

optimalisasi potensi siswa. Bidang peminatan ini menjadi substansi

tugas pokok para konselor atau guru bimbingan dan konseling

disekolah/madrasah.

Pelayanan Bimbingan dan Konseling tentu tidak hanya sekedar

menangani program atau wilayah peminatansaja, tugas konselor jauh

lebih luas daripada bidang peminatan itu, yaitu menyangkut

pengembangan pribadi siswa ke arah kemandirian diri, pengembangan

kemampuan mengendalikan diri, mengatasi siswa yang kurang disiplin,

nakal, suka tawuran, dan sebagainya. Secara keseluruhan pelayanan

Bimbingan dan Konseling meliputi lima arah, yaitu (1) pelayanan dasar,

(2) pelayanan pengembangan,(3) pelayanan peminatan studi, (4)

pelayanan teraputik, dan (5) pelayanan diperluas.

Tugas konseling yang memandirikan dan membina kemampuan

siswa dalam pengendalian diri,sejalan dan terintegrasi dengan tugas

guru yang menjadikan siswa benar-benar menguasai pembelajaran

yang diajarkan. Sedangkan pendidikan karakter yang materinya penting

dikuasai dan dilaksanakan oleh siswa, terintegrasi dalam tugas guru

dan konselor.

B. Layanan BK dalam Peminatan Siswa

Kurikulum 2013 selain melakukan perubahan jumlah mata

pelajaran, juga melakukan perubahan model layanan siswa dalam

Page 7: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

7

memilih pilihan akademik yang disebut program peminatan, yang

dilaksanakan oleh guru BK (Konselor) sekolah/ madrasah.

Peminatan yang dilaksanakan di sekolah dilakukan untuk

mengungkap minat atau keinginan siswa, yakni kecenderungan hati

yang tinggi terhadap sesuatu mata pelajaran atau bidang tertentu.

Kecenderungan hati pada minat tertentu ini, memiliki intensitas yang

berbeda, hal ini karena minat termasuk karakteristik afektif yang

memiliki intensitas tinggi.

Chaplin 1989) menyebutkan bahwa interes atau minat dapat

diartikan sebagai suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang

memberi pola pada perhatian seseorang sehingga membuat dirinya

selektif terhadap objek minatnya. Minat dapat berupa perasaan yang

menyatakan bahwa satu aktivitas pekerjaan atau objek itu berharga

atau berarti bagi individu dalam hidupnya. Minat juga menunjukkan satu

keadaan motivasi, atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu. Dari definisi tersebut,jika siswa yang

berminat terhadap obyek tertentu, maka cenderung memiliki motivasi

untuk mewujudkan minatnya dan kecenderungan itu berubah untuk

menggerakkan dirinya mencapai tujuan minat tersebut.

Cuming juga menyatakan bahwa minat adalah kecenderungan

tingkah laku yang mengarah pada tujuan yang pasti, aktivitas-aktivitas

atau pengalaman yang menarik dari tiap individu. Oleh karena itu,

apabila individu atau seseorang menaruh minat terhadap sesuatu,

maka hal itu berarti ia telah menetapkan tujuan sebelumnya (Cuming,

1972). Seseorang yang memiliki minat berarti telah menentukan tujuan

yang akan dicapai, dan hal itu akan memudahkan seseorang untuk

melakukan tindakannya.

Crow dan Crow mengidentifikasi minat sebagai kekuatan yang

mendorong seseorang memberikan perhatian terhadap orang lain atau

melakukan aktivitas tertentu. Oleh karena itu, minat siswa terhadap

pilihan aka demiknya juga dapat diukur. Tes minat mengarah pada tes

kecerdasan akademis, yang mengarahkan siswapada pilihan

Page 8: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

8

kemampuan akademiknya dan arah karir/jabatan. Peminatan meliputi

peminatan mata pelajaran yang dipilih, peminatan jurusan, peminatan

karir, dan juga peminatan pernikahan.

Peminatan siswa menunjukkan bahwa setiap orang adalah the right

person, yang punya potensi unik, namun ada yang kemudian menjadi

sukses atau tidak sukses. Sukses terjadi karena dalam

perkembangannya, siswa berada dalam kondisi yang disebut

sebagaithe right place. Dalam pendidikan, semua keputusan idealnya

diserahkan kepada siswa, namun ternyata tidak semua siswa mampu

menetapkan pilihan peminatannya. Sekolah/madrasah perlu membantu

dan memfasilitasi siswa agar mendapatkan the right place sesuai

peminatannya, yaitu pilihan mata pelajaran dan karir yang diminati,

dimana siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai bakat dan

minatnya.

Peminatan siswa merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan

keputusan oleh siswa dalam bidang keahlian yang didasarkan atas

pemahaman potensi diri dan peluang yang ada. Dalam konteks ini,

bimbingan dan konseling membantu siswa untuk memahami diri,

menerima diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan diri,

merealisasikan keputusannya secara bertanggung jawab. Bimbingan

dan konseling membantu siswa mencapai perkembangan optimal dan

kemandirian dalam kehidupannya serta menyelesaikan permasalahan

yang sedang dihadapi. Bimbingan dan konseling juga membantu

individu dalam memilih, meraih dan mempertahankan karir untuk

mewujudkan kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk

menjadi warga masyarakat yang peduli kemaslahatan umum melalui

pendidikan yang diselenggarakan.

Dalam rangka peminatan, menuntut adanya kolaborasi yang baik

antara guru mata pelajaran, guru bimbingan dan konseling dan orang

tua/wali siswa dalam mengoptimalkan perkembangan siswa. Perlu

perhatian bersama, para orang tua, guru dan siswa, bahwa

Page 9: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

9

kecerdasan, minat atau bakat tidak tentu sama antara orang tua dan

anaknya, maka pemaksaan minat dapat merugikan anak.

Implementasi kurikulum 2013 dapat menimbulkan masalah bagi

siswaMA yang tidak mampu dalam menetapkan pilihan peminatan, baik

peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan lintas mata pelajaran

maupun pendalaman mata pelajaran secara tepat. Masalah yang akan

dapat menimbulkan kesulitandan kemungkinan gagal dalam belajar.

Penetapan pilihan peminatan kelompok mata pelajaran, peminatan

lintas mata pelajaran, dan peminatan pendalaman materimata pelajaran

hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dasar (kecerdasan),

bakat, minat dan kecenderungan pilihan masing-masing siswa, agar

proses belajar berjalan dengan baik dan mendorong keberhasilan

dalam belajar. Oleh karena itu, layanan bimbingan dan konseling

peminatan, diperlukan bagi siswa agar dapat menetapkan pilihan

peminatan sesuai potensi dirinya dan kemungkinan berhasil dalam

belajarnya.

Peminatan adalah proses yang berkesinambungan, sehingga,

peminatan harus berpijak pada kaidah-kaidah dasar yang secara

eksplisit dan implisit terkandung dalam kurikulum. Peminatan pilihan

kelompok mata pelajaran, pilihan lintas mata pelajaran dan pilihan

pendalaman materi mata pelajaran merupakan upaya untuk membantu

siswa dalam memilih dan menetapkan mata pelajaran yang diikuti pada

satuan pendidikan, memahami dan memilih arah pengembangan karir,

dan menyiapkan diri serta memilih pendidikan lanjutan sampai ke

perguruan tinggisesuai dengan kemampuan dasar, bakat, minat dan

kecenderungan pilihan masing-masing siswa.

Konteks tugas dan ekspektasi yang diharapkan dari guru bimbingan

dan konseling dalam pelayanan pembantuan (helping profession),

dalam wilayah pendidikan, dengan cerukan berbeda dengan profesi

guru. Konselor bergerak dalam pelayanan bantuan bagi siswa untuk

mengembangkan diri melalui memilih dan mengambil keputusan bidang

akademik, vokasional, pribadi,sosial secara tepat.

Page 10: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

10

Perkembangan siswa di sekolah adalah lifecareer development, hal

ini mengacu pada totalitas pribadi yang unik, yang menampak dalam

gaya hidup sendiri. Dalam perspektif ini, tujuan bimbingan dan

konseling adalah membantu individu siswa untuk mengidentifikasi,

mendeskripsikan, dan memahami perkembangan kariernya, untuk

memperoleh kesadaran karier, dan mampu menvisualisasikan dan

merencanakan karier. Guru BK membantu mengembangkan

kompetensi siswa dalam menangani isu-isu kini dan saat ini yang

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan siswa, mencakup

perubahan-perubahan struktur keluarga, perluasan hubungan sosial,

perilaku seksual, kematangan fisik dan emosional, serta tekanan

perkawanan (peer).

Kompetensi konselor dalam hal ini adalah mengenali konseli secara

mendalam menyangkut aspek inteligensi dan seluruh aspek

kepribadian konseli, konselor membantu konseli memanfaatkan hasil-

hasil asesmen untuk mengambil keputusan, peminatan akademik

maupun keputusan kariernya.

Dalam praksis di sekolah, masih ditengarai adanya sebagian siswa

yang belum mampu mengambil keputusan secara bijak. Oleh karena

itu, guru bimbingan dan konseling perlu menguasai strategi konseling

untuk membantu siswa tersebut, agar mampu mengambil keputusan

secara bijak terhadap pendidikan dan kariernya ke depan.

Dalam layanan peminatan, konselor dapat melakukan berbagai

layanan perbantuan, klasikal maupun kelompok, salah satu bentuk

layanan adalah layanan konseling individual. Konseling adalah suatu

cara atau teknik untuk menfasilitasi individu dalam rangka

mendapatkan identitasnya, mempermudah mencapai keinginannya

untuk memahami diri sendiri, dan dalam mewujudkan aspirasinya.

Interview konseling merupakan hubungan kemanusiaan (hangat, akrab,

dan empatik); dan pada suasana ini seseorang akan dapat belajar

mengamati dirinya beserta kekurangannya, segala kesalahannya, dan

segala potensinya serta kecakapan-nya yang positif.

Page 11: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

11

Peminatan siswa, merupakan bagian dari pelayanan bimbingan dan

konseling, tidak berakhir pada penetapan pilihan dan keputusan bidang

atau rumpun keilmuan yang dipilih siswa di dalam mengembangkan

potensinya, yang akan menjadi dasar bagi perjalanan hidup dan karir

selanjutnya, namun diikuti dengan layanan pembelajaran yang

mendidik, aksesibilitas perkembangan yang luas dan terdiferensiasi,

dan penyiapan lingkungan belajar yang mendukung.

C. Mengatasi Problem Peminatan melalui Konseling Individual

Peminatan yang diselenggarakan pada awal masuk sekolah,

dilakukan secara kelompok dan klasikal, berfokus pada peminatan

mata pelajaran, lintas mata pelajaran, dan pendalaman materi mata

pelajaran yang dipilih dan ditetapkan siswa. Dalam pelaksanaan

peminatan, siswa yang masih bimbang, ragu atau khawatir dengan

peminatannya, dapat berkonsultasi dengan Guru BK. Apabila

keputusan pilihan peminatan siswa telah tepat tetap imadrasah yang

sedang atau akan diikuti tidak tersedia pilihan yang diinginkan, maka

perlu adanya alternatif penyelesaian, misalnya, siswa yang

bersangkutan dianjurkan mengambil pilihan di sekolah lain.

Namun, jika pilihan dan keputusan siswa telah tepat dan fasilitas di

madrasah tersedia, tetapi dukungan moral dan finansial orang tua tidak

ada, maka perlu dilakukan konseling individual dengan siswa dan

pembahasan dengan orang tua/walisiswa untuk mencari solusi yang

menguntungkan siswa. Jika pilihan dan keputusan siswa tidak tepat,

maka siswa yang bersangkutan dapat mengganti pilihan peminatan

kelompok mata pelajaran, lintas mata pelajaran dan pendalaman materi

mata pelajaran yang laindan perlu dilakukan penyesuaian-penyesuaian

pada diri siswa dan pihak-pihak yang terkait. Untuk itu, siswa perlu

bantuan layanan konseling individual untuk memperlancar dalam

mengatasi atau mengentaskan masalah yang dihadapi sehingga

menunjang keberhasilan proses dan hasil belajar.

Page 12: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

12

Dengan demikian, disimpulkan, bahwa dalam praktis pendidikan,

jika ditengarai siswa belum mampu mengambil keputusan secara bijak,

maka guru bimbingan dan konseling perlu memberikan layanan

konseling peminatan siswa. Untuk itu guru bimbingan dan konseling

perlu menguasai strategi konseling individual perihal peminatan, untuk

membantu siswa mengambil keputusan secara bijak akan pendidikan

dan kariernya ke depan. Sebagai pendalaman materi diklat, maka

konsep dan implementasi konseling dibahas dalam tulisan ini.

1. Pengertian Konseling

Konseling adalah suatu cara atau teknik untuk menfasilitasi individu

dalam rangka mendapatkan identitasnya, mempermudah mencapai

keinginannya, untuk memahami diri sendiri, dan dalam mewujudkan

aspirasinya. Konseling juga sebagai bentuk interview, interview

konseling memiliki cakupan yang lebih luas dari psikoterapi, yakni

sebagai satu jenis hubungan kemanusiaan yang hangat, akrab, dan

empatik, dan pada suasana ini seseorang akan dapat belajar

mengamati dirinya beserta kekurangannya, segala kesalahannya, dan

segala potensinya serta kecakapannya yang positif untuk mengambil

keputusan secara bijak.

2. Asesmen konseling

Asesmen dimaksudkan untuk memperoleh informasiyang

sebelumnya tidak didapatkan, atau untuk mengecek informasi yang

telah ada dan berfungsi diagnostik prakonseling untuk membantu

konselor menentukan apakah kebutuhan konseling terhadap konseli

masih dalam daerah pelayanannya. Dengan asesmen, masalah yang

dialami siswa dapat ditemukan atau setelah siswa ditempatkan di

peminatan tertentu ternyata siswa tidak mendapatkan kepuasan.

Proses asesmen ini merupakan langkah pendahuluan dalam

konseling, namun perlu sikap fleksibel dalam hubungan konseling,

dalam kaitan dengan analisis situasi problem dan dengan keputusan

Page 13: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

13

apakah konselise harusnya tetap ditangani konselor sendiri atau tidak.

Hasil asesmen akan dapat menunjukkan kategori diagnostik kepada

yang bersangkutan, penempatan problem ditinjau dari bidang:

kepribadian, pendidikan, vokasional, keuangan atau kesehatan,

bersangkutan dengan masalah berat ringannya gangguan konseling,

apakah konseli masih cukup mempunyai orientasi terhadap kenyataan

sehingga masih mampu memanfaatkan layanan konseling atau

memerlukan layanan psikoterapi.

Penggunaan hasil asesmen bertalian dengan pembuatan

keputusan dan perencanaan konseling, yaitu untuk identifikasi

kemungkinan arah tindakan, evaluasi dua pilihan atau lebih, mengetes

kecocokan pilihan, rencana, atau keputusan sementara, dan klasifikasi

dan perkembangan konsep diri.

Mengidentifikasi arah konseling dilakukan, karena konseli tahu apa

yang dikatakan, tetapi kadang-kadang tanpa keyakinan dalam masalah

penentuan pilihan studi yang tepat,atau merencanakan program

peminatan di sekolah. Berdasarkan informasi hasil asesmen, konselor

dapat menyarankan cara-cara bertindak dalam studi yang lebih tepat.

Dalam evaluasi dua pilihan atau lebih, konseling mencari bantuan

dalam membandingkan kecocokannya antara dua macam pilihan

program studi yang telah diaperoleh, atau dalam menganalisis

keuntungan di peminatannya sekarang atau pindah ke peminatan

lainnya. Konselor dapat memberikan pertimbangan atas konflik

emosional pilihan ini.

Mengetes kecocokan pilihan, rencana, atau keputusan siswa.

Konseling mengemukakan keraguannya atas pilihannya, oleh karena

itu konselor menyadari bahwa konseli membutuhkan sesuatu informasi,

dan jika konseling sangat risau, dan mempunyai problem yang tidak

realistik, maka konseling membutuhkan konseling individual.

Page 14: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

14

3. Strategi Layanan Konseling Individual Peminatan

Menghadapi siswa yang bermasalah dengan pilihan

peminatannya, konselor dapat membantu melakukan konseling dengan

berbagai teknik dan pendekatan. Untuk layanan konseling siswa,

semua pendekatan konseling pada prinsipnya bisa digunakan untuk

membantu siswa dalam layanan peminatan. Konselor dapat

menerapkan pendekatan konseling realitas, konseling rasional emotif,

konseling berfokus solusi, konseling trait dan faktor.

Konseling trait and faktor menerapkan prosedur untuk membantu

menyelesaikan masalah-masalah pendidikan dan vokasional para

siswa dengan perbantuan untuk mencapai tujuan dan membuat

rencana-rencana mencapainya secara tepat berdasar hasil asesmen.

Konseling trait and faktor ini yang memiliki prosedur dan salah satu

pendekatannya yang mendasarkan bantuannya pada hasil asesmen.

Namun, dalam layanan peminatan, konseling tentu tidak harus

meninggalkan pendekatan yang lain. Konselor dapat menggunakan

teknik secara eklektif dan efektif untuk mendukung bantuannya kepada

konseling.

Pelaksanaan konseling perlu didahului dengan penciptaan rapport

untuk membangun hubungan baik, konselor menciptakan suasana

hangat, bersikap ramah dan akrab, dan menghilangkan kemungkinan

situasi yang bersifat mengancam. Dalam penciptaan hubungan baik,

hal yang perlu diperhatikan adalah: reputasi konselor yang positif,

memiliki kompetensi, penghargaan dan perhatian konselor, dan

kemampuan konselor dalam menyimpan rahasia.

Sebagaimana umumnya proses konseling, maka layanan

konseling individual peminatan dapat berlangsung dalam enam

langkah, yaitu analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment

(konseling), dan follow-up.

Page 15: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

15

a. Analisis

Analisis masalah dalam konseling adalah untuk mengumpulkan

informasi tentang diri konseling dan latar kehidupannya. Tujuan dari

pengumpulan data adalah untuk memperoleh pemahaman tentang diri

konseling sehubungan dengan syarat-syarat yang diperlukan untuk

memperoleh penyesuaian diri, baik untuk masa sekarang maupun yang

akan datang. Terdapat beberapa alat untuk mengumpulkan data, yaitu:

catatan kumulatif, wawancara, format distribusi waktu, otobiografi,

catatan anekdot, dan tes psikologis.

b. Sintesis

Sintesis merupakan usaha merangkum, menggolong-golongkan

serta menghubung-hubungkan data yang telah dikumpulkan sehingga

tergambarkan keseluruhan informasi pribadi konseling mengenai

gambaran kelebihan dan kelemahan konseling. Tahap ini bisadilakukan

konselor sendiri untuk merekomendasi arah peminatan siswa berdasar

faktor kelebihan dan kelemahan siswa berbasis data asesmen. Namun

demikian, jika melibatkan konseling, akan lebih mengarahkan siswa

pada self-understanding yang baik pada tahap analisis, sintesis dan

diagnosis.

Dalam tahap ini, konselor berusaha membantu konseling agar

lebih mampu memahami diri sendiri, mencakup segala kelebihan dan

kelemahannya. Konseling di bantu untuk mengatasi kelemahan dan

kekurangannya dengan memanfaatkan kelebihannya, untuk itu,

konselor harus menginterpretasikan data tentang siswa, baik data

testing dan non testing.

c. Diagnosis

Diagnosis merupakan langkah untuk menarik simpulan logis

mengenai masalah yang dihadapi konseling atas dasar gambaran

pribadi konseling dari hasil analisis dan sintesis. Tiga kegiatan dalam

tahap diagnostik adalah: mengidentifikasi masalah, merumuskan

Page 16: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

16

sumber-sumber penyebab masalah (etiologi), dan sekaligus

melakukan prognosis.

1) Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dirumuskan masalah yang dialami konseling.

Penentuan masalah dapat dilakukan atas dasar kategori

Dependence, Lack of assurance Lack of information, Lack of skills,

Self-conflicts, Choice anxiety, No problems (Bordin,Pepinsky,

2000).

Dependence: siswa tidak mampu mengambil keputusan sendiri

atas peminatannya. Ia lebih banyak bergantung kepada orang lain.

Dalam banyak kasus siswa mengambil keputusan atas dasar

pilihan orang tua, teman, dan trend lainnya.

Lack of assurance: secara potensial siswa diduga mampu

untuk masuk kepeminatan tertentu, namun dia tidak merasa yakin

bahwa dirinya mampu, dia tidak percaya diri, dan celakanya tidak

mendapat dukungan dari lingkungannya.

Lack of information: siswa tidak memiliki informasi yang cukup

mengenai peminatan. Sering siswa tersesat karena mengambil

keputusan berdasar informasi yang salah. Oleh karena itui,

konselor perlu kaya informasi, sehingga mampu mengindarkan

siswa dari keputusan yang salah.

Lack of skills: siswa tidak memiliki keterampilan mengenai

peminatan, padahal untuk mendapatkan arah peminatan yang

tepat, dibutuhkan sejumlah keterampilan antara lain mengenali diri,

mengenali lingkungan, memadukan data diri dan lingkungan, dan

pengambilan keputusan secara bijak. Banyak siswa mengalami

persoalan-persoalan salah satu dari keterampilan tersebut, bahkan

semua keterampilan.

Self-conflicts: setidaknya ada tiga kemungkinan konflik diri yang

dialami siswa. Pertama, siswa dihadapkan dua pilihan yang sama-

sama enak, sama-sama menguntungkan. Kedua, siswa

dihadapkan dua pilihan yang sama-sama tidak menguntungkan,

Page 17: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

17

bahkan sama-sama mengancam. Ketiga, siswa dihadapkan satu

pilihan tetapi pilihan itu mengadung sesuatu yang mengenakkan

namun sekaligus tidak mengenakkan.

Choice anxiety: seringkali dijumpai siswa yang sebenarnya tahu

apa yang harus dipilih, tetapi dia masih cemas untuk memilihnya,

takut jangan-jangan apa yang diputuskan salah.

No problems: pada problem ini, siswa tidak merasa bahwa

dirinya memiliki masalah dalam pemilihan peminatan. Cuek, acuh

tak acuh merupakan ciri dari anak-anak yang mengalami no

problems ini.

2) Merumuskan sumber-sumber penyebab masalah (Etiologi)

Langkah ini merupakan langkah menentukan sebab-sebab

timbulnya masalah. Kegiatan pada tahap ini meliputi pencarian

hubungan antara masa lalu, sekarang, dan masa yang akan

datang. Jika terdapat hanya sedikit atau tidak ada hasil penelitian

ilmiah atau pengetahuan berdasar perkiraan rasional dalam

hubungannya dengan sebab-sebab gejala, konselor dapat pula

menggunakan intuisinya secara tajam untuk menduga sebab-sebab

itu yang kemudian dicek dengan logika maupun reaksi konseling.

Adadua sumber masalah, yakni sumber internal dan sumber

eksternal.

Dalam mencari sebab dapat digunakan data yang terungkap

pada tahap analisis, namun konselor harus dapat membedakan

antara sebab dengan hubungan yang sederhana sifatnya.

3) Prognosis dipandang sebagai tahap keempat proses konseling.

d. Prognosis

Prognosis merupakan proses yang tidak terpisahkan dari

diagnosis, kegiatannya berkaitan dengan upaya untuk memprediksi

kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi berdasarkan data

yang ada (Williamson). Jika konseli inteligensinya rendah, maka ia

Page 18: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

18

akan rendah pula prestasi belajarnya; jika iatidak berminat menjadi

guru, maka ia akan gagal memperoleh kepuasan dalam bidang

pendidikan; jika konseling rendah bakatnya di bidang komputer,

maka kemungkinan besar ia akan gagal studi pada program studi

teknik komputer.

Dalam pengembangan prognosis perlu hati-hati, sebab yang

terpenting adalah keterlibatan aktif siswa agar dia menyadari bahwa

jika dia tidak memutuskan sebagaimana data asesmen secara bijak,

maka ia bisa gagal. Untuk itu dalam prognosis, kesadaran konseling

harus menghantarkan ia mau berubah, sehingga tahap selanjutnya

dapat dilakukan.

e. Treatment (Konseling)

Treatment dalam konseling dapat dipandang sebagai

keseluruhan proses pemberian bantuan, tetapi juga dapat

dipandang sebagai salah satu tahap proses konseling. Pada tahap

treatment, dilakukan pengembangan alternatif pemecahan masalah,

pengujian alternatif, dan pengambilan keputusan. Dalam tahap ini

dua teknik utama, merencanakan program aksi dan melaksanakan

aksi.

Konselor, setelah membantu konseling mengenali dirinya,

selanjutnya membantu konseling merencanakan program tindakan.

Dalam mengembangkan alternatif penyelesaian masalah, konselor

tidak perlu selalu menggunakan saran langsung, namun dipilih

saran persuasif atau saran eksplanatori, hal ini karena pemahaman

yang relatif terbatas pada konselor tentang diri konseling.

Rencana program tindakan yang telah dibuat dan disertai

dengan pengujian kelebihan dan kekurangannya dilanjutkan dengan

pengambilan keputusan oleh konseling. Rencana yang diputuskan

untuk dipilih dapat diikuti dengan saran langsung terhadap hal-hal

yang harus diperhatikan dalam melaksanakan rencana yang telah

dipilih tersebut. Ketika konseling menyatakan akan menyelesaikan

masalah keterlambatan studinya melalui diskusi dengan

Page 19: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

19

orangtuanya, maka perlu dibahas lebih lanjut mengenai cara

menemui orang tua, bagaimana dan dimana orang tua ditemui,

kapan harus ditemui, dan dengan siapa menemui.

Konseling pada dasarnya dimaksudkan untuk menemukan

jalan keluar dari masalah yang dihadapi konseling, hal ini dilakukan

dengan menyediakan berbagai alternatif dengan strategi-strategi

penyelesaian masalah dan lebih sempurna, jika dipadu dengan

sejumlah teknik kreatif dan efektif.

Teknik yang dapat digunakan diantaranya (1) Forcing

Conformity, konseling dihadapkan pada posisi yang tidak

mengenakkan dengan mengharuskan melaksanakan tugas-tugas

hidup yang di satu sisi ia harus jalani sebagai siswa yang terarah

pada bidang peminatan tertentu, namun pada sisi lainnya ia tidak

senang untuk memasuki bidang tersebut. Pada posisi tidak ada

pilihan ini, apabila konseling ingin mencapai tujuan hidupnya, ia

harus lakukan. Misalkan, konseli berdasar asesmen, ia tepat

masukke IPA dan sekolah memutuskan ia masuk IPA, namun ia

merasa kurang nyaman. Pada posisi ini konseling harus masuk di

bidang peminatan tersebut kalau ia ingin lulus dari sekolah.

Walaupun tidak tepat menurutnya, karena secara potensial yang

paling memungkinkan, maka diprediksi ia akan lebih berhasil

dibanding jika ia masuk ke peminatan yang secara pribadi

diinginkannya.

(2) Changing Attitude. Masalah konseling dapat diselesaikan

melalui mengubah sikap-sikap yang ditampilkan selama ini yang

diduga menjadi penyebab timbulnya masalah yang dialaminya.

Siswa yang bersikap negatif terhadap materi-materi bahasa, dia

selalu menghujat hal-hal yang berbau bahasa, karena itu dimata

teman ia tampak sombong. Sebenarnya konseling menginginkan

banyak berkomunikasi, namun karena sifatnya, membuat ia tidak

disenangi teman. Sebenarnya dia secara potensial tepat di

Page 20: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

20

kelompok peminatan bahasa, oleh karena itu, konseling harus

mengubah sikap-sikapnya, ke arah peminatan pelajaran bahasa.

(3) Learning The Needed Skills. Konseling ada yang gagal

mencapai tujuan karena iatidak terampil. Konseling berprestasi

rendah, karena ia tidak dapat memakai alat tulis secara benar, ia

tidak terampil membaca, ia tidak bisa mengemukakan pendapat,

tidak terampil melihat masa depan, ia tidak memiliki kepekaan atas

potensi dirinya, ia tidak bisa merespon secara memadai atas

perubahan kurikulum. Oleh karena itu, ia harus belajar keterampilan

yang dibutuhkan untuk hal-hal tersebut.

(4) Selecting The Appropriate Environment, dalam keadaan

tertentu, perubahan sikap dan perilaku konseling sulit dilakukan

karena lingkungan yang tidak memungkinan untuk melakukan

perilaku-perilaku yang di maui. Dalam kondisi seperti ini konseling di

mungkinkan untuk memilih lingkungan pengganti yang lebih tepat

dengan segala konsekuensinya.

(5) Changing Environment, beberapa masalah timbul karena

lingkungan yang tidak mendukung. Siswa dari suatu peminatan

tertentu, belum mampu memenuhi aktualisasi dirinya secara

optimal, ia hendak memilih pilihan lintas minat. Dalam kondisi ini, dia

harus mampu mengubah lingkungan belajarnya, Ketika dia belajar

dalam peminatan tertentu, dia bisa mengambil pilihan lintas minat

atau pendalaman.

Di dalam melaksanakan berbagai alternatif tersebut di atas,

seringkali konselor mengalami kesulitan, untuk itu, konselor perlu

berlatih, harus kreatif mengembangkannya dengan berbagai fasilitas

pendukung, misalnya dengan menggunakan bibliokonseling,

metafora, impactcounseling, creative counseling, dan sebagainya.

Dari beberapa alternatif treatmen tersebut, perlu dilakukan

pengujian alternatif pemecahan masalah. Dari sejumlah alternatif

yang dikembangkan, manakah yang akan di implementasikan?.

Untuk menentukan alternatif yang akan di implementasikan perlu

Page 21: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

21

diuji–kelebihan dan kelemahan, keuntungan dan kerugian,faktor-

faktor pendukung dan faktor-faktor penghambatnya jika sebuah

alternatif tersebut dilaksanakan.

f. Follow Up

Langkah follow-up dapat diartikan sebagai hal-hal yang perlu

direncanakan dari alternatif yang dipilih untuk dikembangkan

dan/atau tindak lanjut dari alternatif yang telah dilaksanakan di

lapangan. Ini harus direncanakan bagaimana melaksanakan

alternatif, siapa saja yang harus dilibatkan dalam penerapan

alternatif, kapan akan dilaksanakan, dan perencanaan lainnya.

Page 22: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

22

BAB III. PENUTUP

A. Simpulan

Pelayanan peminatan sebagaimana tercantum dalam kurikulum

2013 dirancang untuk mengoptimalkan potensi siswa. Sebagai hal yang

baru, maka konselor perlu meningkatkan kemampuandi bidang layanan

bimbingan dan konseling, yang diawali dengan kemampuan melakukan

asesmen.

Sebelum memberikan pelayanan konseling, konselor harus meyakini

bahwa dirinya mampu aku melaksanakan layanan bimbingan dan

konseling dengan baik, mampu memanfaatkan hasil asesmen secara

bijaksana dan tepat karena data tersebut akan menentukan masa depan

peserta didik.

Dalam konseling individual semangatnya adalah menggunakan data

siswa dan lingkungannya secara tepat sehingga ada kesadaran pada

konseling untuk berubah dari kondisinya sekarang menuju ke kondisi yang

lebih baik. Pelaksanaan konseling individual menggunakan teknik strategi

yang sesuai, dan semuanya diperuntukkan bagi pelayanan peminatan

peserta didik agar masing-masing siswa mampu berkembang secara

optimal.

B. Saran

Konseling individual merupakan salah satu bentuk layanan

perbantuan siswa. Proses interview konseling menjadi media dan proses

inti kegiatan yang berlangsung dalam situasi perbantuan terhadap

peminatan siswa antara konselor dan konseling. oleh karena itu

diperlukan kemampuan konselor untuk mampu mengimplementasikan.

Konselor, dalam membantu konseling dalam mengembangkan

alternatif penyelesaian masalah, tidak perlu selalu menggunakan saran

Page 23: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

23

langsung, namun dipilih saran persuasif atau saran eksplanatori, hal ini

karena pemahaman yang relatif terbatas pada konselor tentang diri

konseling.

Konselor dalam menemukan jalan keluar dari masalah yang

dihadapi konseling, perlu dilakukan dengan menyediakan berbagai

alternatif dengan strategi strategi penyelesaian masalah dan lebih

sempurna, oleh karena itu perlu meningkatkan diri dengan sejumlah teknik

kreatif dan efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, Soli; Manrihu, Thayeb. (1996). Tehnik Dan Laboratorium Konseling. Jakarta: Depdikbud, Dirjen Pendidikan Tinggi.

Brown, D. (2007). Career Information, Career Counseling, and Career Development. 9 Eds. Boston: Pearson Education, Inc.

Cormier, William H., Cormier, L, Sherylyn . (1991). Interviewing Strategies for Helpers. United Stated of America: Brooks/Cole Publishing Company.

Ivey, A.E, M.B. Ivey dan L. Simek-Morgan. (1997). Counseling and Psychotherapy: a multicultural perspectives. Boston: Allyn and Bacon.

Kartadinata, S. (2009). Arah Dan Tantangan Bimbingan Dan Konseling Profesional;Proposisi Historik-Futuristik. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kebudayaan, K. P. (2013). Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 Untuk Guru Bk/Konselor Praktik Pelayanan Peminatan Peserta Didik. Jakarta.

Kemendikbud. (2013). Sosialisasi Kurikulum 2013. Jakarta: Jakarta.

Latipun. (2006). Psikologi Konseling. Malang: : Universitas Muhammadiyah Malang Press.

Pali, M. (2004). Tes Matriks Progresif dan Tes Bakat Diferensial (Program Pelatihan Sertifikasi Tes Bagi Konselor Pendidikan Kerjasama IPBI dan Ditjendikdasmen. Malang: IKIP Malang.

Prayitno, E. A. (1999). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Wilis, S. N. (2004). Konseling Individual Teori dan praktek. Bandung: Alfabeta.

Page 24: PENDEKATAN KONSELING INDIVIDUAL DALAM PEMINATAN …

24