pelaksanaan konseling individual melalui teori …

103
PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI GESTALT DALAM MENGURANGI KENAKALAN SISWA DI KELAS X IPS MADRASAH ALIYAH SWASTA TAHFIZHIL QUR’AN ISLAMIC CENTER SUMATERA UTARA TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019 SKRIPSI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Oleh: SRI ANDRIANA HARAHAP NPM: 1502080184 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 15-Nov-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI GESTALT DALAM

MENGURANGI KENAKALAN SISWA DI KELAS X IPS MADRASAH ALIYAH

SWASTA TAHFIZHIL QUR’AN ISLAMIC CENTER SUMATERA UTARA

TAHUN PEMBELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

SRI ANDRIANA HARAHAP

NPM: 1502080184

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2019

Page 2: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 3: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 4: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

i

ABSTRAK

Sri Andriana Harahap. NPM. 1502080184. Pelaksanaan Konseling Individual

Melalui Teori Gestalt Dalam Mengurangi Kenakalan Siswa Di Kelas X IPS

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara

Tahun Pembelajaran 2018/2019. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

Program Studi Bimbingan dan Konseling. UMSU. Skripsi. 2019.

Permasalahan yang ditemukan dalam peneltian ini adalah siswa suka

membolos, agresif, suka menentang guru. Siswa merasa kesepian, marah, kehilangan

dan rasa bersalah, perasaan-perasaan tersebut terlihat dari dalam bentuk perilaku

seperti suka mengamuk, tidak ceria, tidak bergaul, prestasi belajar menurun.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Konseling Individual

Melalui Teori Gestalt Dalam Mengurangi Kenakalan Siswa yang Brokenhome Di

Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Tahun

Pembelajaran 2018/2019.

Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)

dengan model siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap penelitian tindakan, yaitu:

(1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4) Refleksi. Peneliti mengambil 4

orang siswa yang memiliki masalah kenakalan berdasarkan rekomendasi guru

bimbingan dan konseling. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan

wawancara.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan konseling

Individual dapat Mengurangi Kenakalan Siswa Di Kelas X IPS Madrasah Aliyah

Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara Tahun Pembelajaran

2018/2019. Setelah menerapkan Konseling Individual siswa semakin berkurang

Kenakalan Di Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center

Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Konseling Individual, Teori Gestalt, Kenakalan Siswa

Page 5: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr....Wb...

Syukur Alhamdulillah penulis ucapakan kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan Rahmat dan Hidayah–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL

MELALUI TEORI GESTALT DALAM MENGURANGI KENAKALAN

SISWA KELAS X IPS MADRASAH ALIYAH SWASTA TAHFIZHIL

QUR’AN ISLAMIC CENTER SUMATERA UTARA TAHUN

PEMBELAJARAN 2018/2019“. Sebagai syarat dalam meraih gelar sarjana di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara. Tidak lupa pula shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada taladan

sepanjang zaman yaitu Baginda Rasullah SAW, yang telah membawa umat

manusia dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulis menyadari sebagai umat yang tidak luput dari kesalahan dan

kekurangan, akhirnya dengan kerendahan hati penulis mengharapkan semoga

skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Selanjutnya penulis ucapkan terimakasih kepada orangtua, yaitu ibu

Nuroli Siregar dan bapak Toboroni Harahap yang telah bekerja keras dan

memenuhi segala kebutuhan selama masa pendidikan sampai sekarang serta Do’a

yang selalu di ucapkan kepada sang Maha pengabul Do’a, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sungguh tiada terbalas kasih sayang

Page 6: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

iii

ayahanda dan ibunda berikan kepada penulis, semoga Allah balas dengan pahala

yang berlimpah dan keluarga kita selalu dilimpahi keberkahan Allah SWT. Pada

kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Dr.H.Agussani, M.A.P selaku Rektor Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.H.Elfrianto Nasution S.Pd, M.Pd selaku Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

3. Ibu Dra Hj. Syamsuryurnita M.pd selaku wakil Dekan 1 Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera

Utara.

4. Ibu Dra. Jamilah M.Pd selaku ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling sekaligus dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk

revisi skripsi yang akan diperbaiki untuk lebih baik lagi.

5. Bapak Drs. Zaharuddin Nur,MM selaku Sekretaris Program Studi

Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhmmadiyah Sumatera Utara.

6. Seluruh Bapak,Ibu staf FKIP UMSU yang bersusah payah memberikan

pemahaman serta ilmu yang bermanfaat.

7. Saudara-saudara Eva Solina Siregar S.pd, Ismail Saleh Siregar S.Pd yang

membantu dalam memotivasi penulis dan Mawaddah S.Pd yang

membantu peneliti pada saat riset di sekolah.

Page 7: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

iv

8. Seluruh teman-teman seperjuangan BK.A.Sore Eva Purnama, Sri Rizki

Putri Agung, dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu

yang telah bersama-sama dalam suka maupun duka yang banyak

membantu penulis.

9. Taufiq Hasibuan S.Psi (C.O.R) yang tidak bosan-bosannya selalu

memberikan motivasi dan doa kepada peneliti sehingga dapat mengerjakan

penelitian ini lebih baik lagi.

Billahi Fi Sabilillhaq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu’alaikum Wr,Wb.

Penulis

Sri Andriana Harahap

Page 8: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

C. Batasan Masalah......................................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS ............................................................... 8

A. KerangkaTeoritis ........................................................................................ 8

1. Pengertian Kenakalan Remaja ............................................................. 8

2. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja ...................................................... 10

3. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja ............................................... 13

4. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja ............................................... 16

5. Layanan konseling Individual .............................................................. 19

6. Layanan Konseling Individual Menggunakan Teori Gestalt ............... 26

7. Tujuan Teori Gestalt ............................................................................ 27

Page 9: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

vi

8. Prinsip Kerja dangan Teori Gestalt ...................................................... 29

9. Penggunaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt dalam

Mengurangi Kenakalan Siswa yang Brokenhome ............................... 30

B. Kerangka Konseptual ................................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 33

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................... 33

B. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................... 34

C. Desain Penelitian ........................................................................................ 35

D. Operasional Variabel Penelitian ................................................................. 35

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 37

F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 39

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN ............................ 41

A. Gambaran Umum Madrasah ...................................................................... 41

B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 48

C. Analisis Konseling individual melalui teori Gestalt dalam Mengatasi

Kenakalan Siswa di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center

Sumatera Utara ........................................................................................... 52

D. Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di Madrasah Aliyah Swata

Tahfizhil Qur’an Islamic Center ................................................................ 66

E. Diskusi Hasil Penelitian ............................................................................. 68

F. Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 74

Page 10: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

vii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 76

A. Kesimpulan ................................................................................................ 76

B. Saran ......................................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA

Page 11: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................. 24

Tabel 3.2 Subjek Penelitian............................................................................... 25

Tabel 3.3 Objek Penelitian ............................................................................... 26

Page 12: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Konseptual ........................................................ 23

Page 13: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

x

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Layanan Bimbingan Dan Konseling (RPL)

Daftar Riwayat Hidup

Lembar Observasi

Pedoman Wawancara

Surat Permohonan Persetujuan Judul Skripsi (K-1)

Surat Permohonan Persetujuan Proyek Proposal (K-2)

Surat Pengesahan Proposal dan DosenPembimbing (K-3)

Surat Keterangan Seminar

Surat Pengesahan Seminar

Surat Pernyataan Plagiat

Surat Balasan Riset

BeritaAcaraBimbingan Skripsi

Page 14: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta tanggung jawab.

Masalah kenakalan anak dan remaja di Indonesia pada saat ini

menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

remaja dari mulai tawuran antar siswa, pencurian, narkoba sampai pada

sex bebas. Banyak masalah yang pelakunya adalah siswa usia sekolah/

remaja, baik itu perilaku menyimpang maupun prilaku kriminal yang

dilakukan oleh remaja Indonesia di masa sekarang.

Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan

yang harus segera diselesaikan atau dicarikan solusinya oleh pemerintah terutama

dinas pendidikan dengan sikap dukungan dari lembaga pendidikan, masyarakat

dan keluarga. Kenakalan remaja yang terjadi di lingkungan masyarakat khususnya

lingkungan sekolah banyak dialami oleh pelajar remaja. Kenakalan remaja pada

usia sekolah sangat rentan terjadi karena para siswa masih mencari jati dirinya dan

sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan keluarga di rumah atau lingkungan

masyarakat serta pengaruh teman sebaya di rumah maupun di sekolah.

Page 15: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

2

Salah satu upaya untuk meminimalisir kenakalan remaja yang terjadi pada

usia sekolah adalah dengan pembinaan moral yang baik kepada para siswa di

sekolah karena dengan adanya pembinaan moral tersebut, para siswa akan lebih

memahami pentingnya moral dalam melaksanakan hubungan sosial yang baik di

lingkungan sekolah dan masyarakat. Wujud adanya moral dalam kehidupan sosial

masyarakat adalah dipatuhinya suatu peraturan yang timbul dan berlaku dalam

kehidupan sosial agar tujuan hidup bersama dapat tercapai.

Siswa memerlukan pelayanan yang secara sistematis agar mampu

membantu mengentaskan masalah yang di hadapinya sehingga dapat

mengembangkan dirinya ke arah peningkatan kualitas kehidupan efektif sehari-

hari (effektive daily living), misalnya dengan menggunakan konseling individual

melalui teori Gestalt. Konseling individual adalah jantung dari usaha layanan

bimbingan secara keseluruhan (counseling is the heart of guidance program) “.

Dengan adanya kepuasan siswa terhadap konseling individual dengan teori

Gestalt yang sudah di alami, di mana permasalahan yang di alaminya bisa di

selesaikan dengan baik, tuntas dan memuaskan sehingga siswa akan lebih terbuka,

suka rela, tidak mempunyai keraguan dan tidak melanggar norma-norma pada

lingkungannya dan konselor dalam rangka pengentasan permasalahan yang di

alaminya. Lebih lanjut, fokus utama layanan konseling individual dalam teknik.

Gestalt adalah terletak pada bagaimana keadaan klien sekarang serta hambatan-

hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya. Oleh karena itu tugas konselor

adalah mendorong klien untuk dapat melihat kenyataan yang ada pada dirnya serta

mau mencoba menghadapinya. Dalam hal ini perlu di arahkan agar klien ingin

Page 16: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

3

belajar menggunakan perasaannya secara penuh. Untuk itu bisa di ajak untuk

memilih dua alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada dirinya atau

membuka diri untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang.

Hal ini di pertegas lagi oleh Gerald Corey (2009:118), mengatakan bahwa terapi

gestalt yang di kembangkan oleh Frederick Perls adalah bentuk terapi yang

mengharuskan individu menemukan jalannya sendiri dan menerima tanggung

jawab pribadi jika mereka berharap mencapai kematangan.

Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani

menghadapi berbagai macam tantangan maupun kenyataan yang harus di hadapi.

Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari

ketergantungan terhadap lingkungan/ orang lain menjadi percaya pada diri, dapat

berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya dan membantu

klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami kenyataan atau

realitas.

Oleh karena itu para petugas dalam bimbingan dan konseling perlulah

kiranya memahami dan dapat melaksanakan usaha layanan konseling itu dengan

sebaik-baiknya. Dengan begitu konseling individual juga terkenal di sekolah

karena berbagai alasan. Pertama, mayoritas organisasi- organisasi sekolah yang

terstruktur di sekitar kelas dan guru kelas. Guru lebih cendrung untuk melepaskan

satu siswa di satu waktu dari kelas mereka karena mengganggu rutinitas atau

kegiatan kelas mereka. Konseling individu lebih mudah untuk di jadwalkan dari

pada intervensi lain dan mungkin tampak lebih praktis.

Page 17: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

4

Konseling juga merupakan suatu teknik dalam membimbing. Oleh

karenanya setiap konselor selalu dituntut darinya untuk menguasai teknik yang

satu ini dengan tujuan agar konselor secara optimal di dalam membantu

memecahkan masalah yang di alami klien. Selanjutnya, manusia juga individu

sosial yang baru dapat hidup dengan wajar apa bila berada serta berkembang

dalam keluarga. Keluarga merupakan suatu kelompok kerabat yang paling kecil

dalam sistem kekerabatan berdasarkan keanggotaan.

Demikian pula hal nya hasil wawancara peneliti pada guru BK di sekolah

terdapat pula kasus-kasus siswa yang mengalami brokenhome atau perceraian.

Satu kasus di mana siswa tersebut marah kepada orang tuanya karena orang tua

sering bertengkar dan akhirnya bercerai. Oleh karena itu anak tersebut merasa

tertekan dan apa bila ada teman- temannya yang memberikan kritikan selalu akan

di balasnya karena merasa setiap kritikan itu seperti menjatuhkannya. Selaian itu,

ada juga siswa-siswa yang tidak yakin pada dirinya sendiri, menjadi malas belajar,

membolos, agresif, suka menentang guru dan tidak bersikap terbuka. Hal ini juga

berlaku kepada anak-anak yang orang tuanya bercerai.

Berdasarkan berbagai keadaan dan permasalahan yang telah di uraikan di

atas, maka akhirnya penulis memilih untuk memudahkan penelitian dengan judul

“Pelaksanaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt dalam Mengurangi

Kenakalan Siswa di kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an

Islamic Center Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2018/2019”.

Page 18: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun identifikasi masalah

dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Siswa suka membolos, agresif, suka menentang guru

b. Siswa merasa kesepian, marah, kehilangan dan rasa bersalah, perasaan-

perasaan tersebut terlihat dari dalam bentuk perilaku seperti suka mengamuk,

tidak ceria, tidak bergaul, prestasi belajar menurun.

c. Siswa tidak percaya diri/tidak yakin pada dirinya sendiri, tidak terbuka

d. Siswa tidak pernah dikunjungi orang tauanya seperti teman-temannya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan dari identifikasi masalah di atas, maka batasan masalah dari

penelitian ini adalah: “Pelaksanaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt

Dalam Mengurangi Kenakalan Siswa Yang Brokenhome di Kelas X IPS

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Tahun Pembelajaran

2018/2019.”

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: Apakah

Pelaksanaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt Dapat Mengurangi

Kenakalan Siswa Yang Brokenhome Di Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta

Tahfizhil Qur’an Islamic Center Tahun Pembelajaran 2018/2019 ?

Page 19: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

6

E. Tujuan Penelitian

Mengacu pada rumusan masalah sebagaimana yang dikemukakan pada bagian

sebelumnya, maka tujuan di adakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui

Pelaksanaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt Dalam Mengurangi

Kenakalan Siswa yang Brokenhome Di Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta

Tahfizhil Qur’an Islamic Center Tahun Pembelajaran 2018/2019.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitisn ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Konselor, yaitu sebagai memperluas wawasan serta pengetahuan konselor

dalam mengatasi kenakalan siswa yang brokenhome melalui lyananan konseling

individual.

b. Bagi Calon Konselor, sebagai pengalaman selama meneliti dan akan

menjadikan pengalaman ini sebagai bahan masukan ketika peneliti sudah berada

di dunia kerja sebagai konselor.

c. Bagi Siswa Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic

Center, yaitu untuk membantu siswa dalam mengatasi permasalahan siswa yang

khususnya mengalami brokenhome di sekolah.

Page 20: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

7

2. Manfaat Konseptual

Bagi ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan

dalam merancang program konseling individual di sekolah bagi siswa yang

mengalami permasalahan brokenhome sehingga bimbingan dan konseling di

sekolah semakin sesuai dengan kebutuhannya.

Page 21: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kerangka Teoritis

1. Pengertian Kenakalan Remaja

Berbagai tulisan, ceramah maupun seminar yng mengupas berbagai segi

kehidupan remaja termasuk kenakalan remaja menunjukkan betapa seriusnya

masalah ini dirasakan oleh masyarakat, dengan kata lain kenakalan remaja sudah

menjadi kenyataan sosial dalam masyarakat kita, terlebih lagi jika di

pertimbangkan bahwa remaja sebagai generasi yang akan mengisi berbagai posisi

dalam masyarakat dimasa yang akan datang, maka pembahasan mengenai

kenakalan remaja tidak dapat dihindari lagi. Kenakalan remaja merupakan suatu

pola tingkah lakunya tersebut terlalu berlebihan dalam artian tingkah lakunya

tersebut dapat merugikan dirinya sendiri dan terkadang merugikan orang lain.

Perilaku kenakalan remaja juga akan sangat meresahkan masyarakat, apalagi bila

perilaku kenakalan tersebut dianggap melanggar hukum. Menurut Mussen dkk

(dalam Gunawan, 2011: 29-30) kenakalan remaja adalah: “perilaku yang

melanggar hukum atau kejahatan yang biasanya dilakukan oleh remaja berusia 16-

18 tahun, jika perbuatan ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapatkan

sangsi hukum.”

Sedangkan menurut Fuhrmann (dalam Gunawan, 2011:30) yang

dimaksud dengan kenakalan remaja adalah: ”suatu tindakan anak muda yang

dapat merusak dan mengganggu, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain.”

Page 22: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

9

Perilaku kenakalan remaja yang melanggar norma hukum, norma social

dan norma agama disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya keadaan kejiwaan

yang tidak sehat. Pada umumnya remaja mempunyai perilaku tidak sehat atau

perilaku nakal untuk memperoleh suatu kepuasan bagi dirinya kepuasan yang

diperoleh tersebut biasanya tidak hanya berupa materi atau fisik tetapi dapat

menjadi suatu kepuasan bagi psikologisnya.

Perilaku tidak sehat yang dilakukan oleh remaja disebabkan oleh berbagai

faktor, baik faktor dalam dirinya maupun faktor dari luar dirinya.

Seperti yang diungkapkan oleh Kartono (2011:7) Kenakalan remaja

adalah: “Perilaku jahat atau dursila, atau kejahatan atau kenakalan anak-anak

muda merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada anak-anak dan remaja

yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial sehingga mereka itu

mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang ”.

Ditinjau dari usia remaja, usia tersebut merupakan usia sekolah bagi anak.

Di lingkungan sekolah posisi remaja adalah sebagai siswa, jadi kenakalan remaja

yang dilakukan oleh peserta didik dapat disebut sebagai kenakalan siswa. Dari

pengertian ini dapat dijelaskan kenakalan siswa adalah penyimpangan perilaku

siswa yang berakibat siswa melanggar aturan, tata tertib, dan norma kehidupan di

sekolah dan masyarakat. Menurut para ahli sosiologi, antropologi, psikologi

sependapat bahwa “pendidikan meningkatkan proses perkembangan intelek,

perasaan dan sosial yang sudah dimulai dari rumah. Dengan kata lain, sekolah ikut

serta/berperan aktif dalam rangka pembentukan kepribadian dengan jalan anak

Page 23: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

10

mempelajari kebiasaan, sikap individu lain, pengalaman baru dan kecakapan-

kecakapan yang dibutuhkan.” (Santoso, 2010:95).

Kondisi sekolah yang tidak baik dapat menganggu proses belajar mengajar

anak didik, yang pada gilirannya dapat memberikan “peluang” pada anak didik

untuk berperilaku menyimpang.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat dinyatakan bahwa yang

dimaksud dengan kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang merupakan

gejala sakit atau patologis secara sosial yang dilakukan oleh remaja dan perbuatan

tersebut merupakan penyimpangan atau pelanggaran terhadap norma-norma

sosial, norma hukum maupun norma agama.

2. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja

Perilaku kenakalan yang dilakukan remaja pada saat ini sangat beragam

bentuknya, dari kenakalan yng bersifat merugikan diri sendiri sampai bentuk

kenakalan yang akan merugikan orang lain, disamping itu bentuk kenakalan ada

yang bersifat biasa atau tidak melanggar hukum sampai kenakalan yang bersifat

melanggar hukum. Seperti yang dikemukakan oleh Mulyono, (2011:22) kenakalan

remaja mempunyi sifat yang dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian besar

yaitu: “ kenakalan yang bersifat a-moral dan anti sosial yaitu yang tidak di atur

dalam undang-undang sehingga tidak dapat di golongkan sebagai pelanggaran

hukum dan kenakalan yang bersifat melanggar hukum “.

Mengenai bentuk-bentuk kenakalan remaja Mulyono (2011:23-24)

menyebutkan sebagai berikut: “1). Kenakalan yang tidak dapat digolongkan

Page 24: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

11

kepada pelanggaran hukum, 2). Kenakalan yang dapat digolongkan ke dalam

pelanggaran hukum dan mengarah kepada tindak kriminal “.

Dari kedua golongan pelanggaran yang disebutkan oleh Mulyono akan di

uraikan dibawah ini:

1. Kenakalan yang tidak digolongkan ke dalam pelanggaran hukum yang

dimaksud antara lain:

b. Berbohong, memutar balikkan kenyataan dengan tujuan menipu orang

atau menutupi kesalahan.

c. Membolos, pergi meninggalkan sekolah tanpa sepengetahuan pihak

sekolah.

d. Meminum minuman keras, kabur kemudian meninggalkan rumah tanpa

izin orang tua atau menentang keinginan orang tua.

e. Keluyuran tanpa arah tujuan.

f. Memiliki dan membawa benda yang membahayakan orang lain,

sehingga terangsang untuk mempergunakan. Misalnya pisau, pistol.

g. Bergaul dengan teman yang memberi pengaruh buruk, sehingga mudah

terjerat ke dalam perkara yang benar-benar kriminal, antara lain: ganja

sehingga merusak dirinya.

h. Begadang pada malam hari sambil bernyanyi keras di tempat umum.

2. Kenakalan yang dapat digolongkan ke dalam pelanggaran terhadap norma

hukum dan mengarah pada tindak kriminal, antara lain:

a. Mencuri, mencopet, menjambret, merampas dengan kekerasan.

b. Penggelapan barang, penipuan dan pemalsuan

Page 25: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

12

c. Pelanggaran tata susila, menjual gambar-gambar porno, pemerkosaan.

d. Pemalsuan uang dan pemalsuan surat-surat keterangan resmi.

e. Tindakan-tindakan anti sosial: perbuatan yang merugikan milik orang lain.

Bentuk kenakalan siswa di sekolah seperti dibawah ini: Sedangkan

menurut Sudarsono (2115:13) yang termasuk kenakalan siswa atau remaja

meliputi:

a. perbuatan awal pencurian meliputi perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;

b. perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;

c. mengganggu teman;

d. memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak

hormat pada orang tua dan saudara;

e. menghisap ganja, meliputi perbuatan awal dari menghisap ganja yaitu

merokok;

f. menonton pornografi; dan

g. corat-coret tembok sekolah

Menurut bentuknya, Sunarwiyati (2012:98) menyebutkan kenakalan

remaja atau kenakalan siswa yang sering dilakukan di sekolah, yaitu:

a. Kurang hormat kepada guru dan karyawan. Perilaku ini tampak dalam

hubungan siswa dengan guru atau karyawan di mana siswa sering acuh tak

acuh terhadap keberadaan guru dan karyawan sekolah.

b. Kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan. Siswa

masih sering terlambat masuk kelas, membolos, tidak memakai seragam

Page 26: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

13

dengan lengkap, dan menggunakan model baju yang tidak sesuai ketentuan

sekolah dan membawa senjata tajam.

c. Kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan. Perilaku ini

tampak dengan adanya perbuatan mencorat-coret dinding sekolah atau kelas,

merusak tanaman, dan membuang sampah seenaknya.

d. Perkelahian antar pelajar, sering terjadi perkelahian antar siswa satu sekolah

bahkan perkelahian antar sekolah.

e. Merokok di sekolah pada jam istirahat.

f. Berbuat asusila, seperti adanya siswa putra yang mengganggu siswa putri dan

melakukan perbuatan asusila di lingkungan sekolah.

Melihat dari beberapa bentuk kenakalan remaja yang telah dikemukakan di

atas maka perilaku kenakalan juga sangat berpengaruh buruk bagi remaja lain

yang masih berperilaku baik. Adapun bentuk penelitian ini adalah untuk

mengetahui penggunaan konseling behavioral dengan teknik Aversion Therapy

dalam menanggulangi kenakalan remaja.

3. Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada

masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali

menampilkan beragam gejolak emosi serta mengalami banyak masalah, baik

disekolah atau di lingkungan pertemanannya.

Yang menjadi faktor pemicunya kenakalan yang dilakukan oleh remaja

tidak sepenuhnya karena kesalahan dari remaja itu sendiri, akan tetapi banyak

Page 27: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

14

faktor yang menyebabkan remaja tersebut melakukan perilaku menyimpang

seperti yang diungkapkan oleh Merril dan Elliot, (dalam Asyari, 2012:85-86)

bahwa ada 11 sebab alasan kemungkinan terjadinya kenakalan remaja itu:

“keadaan rumah tangga, status ekonomi, perumahan yang jelek, lingkungan

keluarga yang kurang baik, tidak ada ajaran agama, konflik mental, teman-teman

yang kurang baik, perasaan yang terganggu, lingkungan sekolah kurang baik,

waktu luang yang tidak teratur, konflik kebudayaan”.

Perilaku kenakalan sebagai suatu fenomena sosial yang terjadi disekitar

kita dapat timbul karena disebabkan oleh beberapa hal. Zakiah Daradjat

(2012:356) mengungkapkan sebab-sebab timbulnya kenakalan remaja,

antara lain:

1. Lemahnya pendidikan agama dilingkungan keluarga

2. Kemerosotan moral dan mental orang dewasa

3. Pendidikan dalam sekolah yang kurang baik

4. Adanya dampak negatif dari kemajuan teknologi

5. Tidak stabilnya kondisi sosial, politik, ekonomi.

Faktor selanjutnya adalah yang dapat mempengaruhi seorang remaja

melakukan hal-hal menyimpang adalah pengaruh lingkungan. Menurut Eitzen

(2011:10): “seseorang menjadi buruk atau jelek karena hidup dalam lingkungan

yang buruk. Kondisi psikologis remaja yang labil membuat remaja mudah untuk

dipengaruhi. Pengaruh terbesar seseorang saat usia remaja adalag teman

sepermainan. Karena, pada masa-masa ini mereka berpikir bahwa banyak kawan

merupakan suatu hal yang bisa dibanggakan.”

Page 28: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

15

Sedangkan penyebab kenakalan remaja menurut Karol Kumpfer dan Rose

Alvarado (dalam Sodiq, 2012:16-18) menyebutkan bahwa kenakalan dan

kekerasan yang dilakukan oleh anak dan remaja secara umum berakar dari

masalah-masalah sosial yang saling berkaitan. Dan faktor-faktor penyebab

munculnya kenakalan remaja, antara lain:

1. Kurangnya sosialisasi dari orangtua kepada anak mengenai nilai-nilai moral

dan sosial.

2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di

sekolah ataupun di luar sekolah).

3. Kurangnya disiplin yang diterapkkan orangtua pada anak.

4. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas

lain.

5. Kemiskinan dalam lingkungan keluarga.

6. Perbedaan budaya tempat tinggal anak.

7. Adanya saudara kandung atau tiri yang mencontohkan (modeling) melakukan

kenakalan remaja.

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli yang telah diuraikan tersebut

dapat dijelaskan bahwa penyebab kenakalan remaja diantaranya adalah lemahnya

pendidikan agama di lingkungan keluarga, adanya dampak negatif dari kemajuan

teknologi, pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dengan keinginan

remaja, lemahnya kemampuan pengawasan diri sendiri, pengawasan yang kurabf

dari orangtua, guru dan masyarakat serta terbukanya kesempatan terhadap minat

buruk remaja untuk berbuat nakal.”

Page 29: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

16

4. Cara Menanggulangi Kenakalan Remaja

Berbagai cara dapat dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja,

namun hal itu dapat dilakukan bila ada kemauan dari semua pihak, baik dari

remaja itu sendiri maupun dari pihak-pihak lain yang berkaitan dengan masalah

ini . Pihak-pihak yang dapat membantu menanggulangi kenakalan remaja tersebut

diantaranya orangtua, masyarakat dan pemerintah. Bila penanggulangan

kenakalan remaja tersebut tidak di dukung oleh semua pihak seperti orang tua,

masyarakat dan pemerintah maka kemungkinan masalah ini dapat diatasi akan

sangat kecil. Kerjasama yang baik sangat di butuhkan dalam membantu

menanggulangi kenakalan remaja ini.

Adams dan Gullota (dalam Wirawan, 2008:232-234) mengemukakkan

bahwa ada lima ketentuan yang harus dipenuhi untuk membantu menanggulangi

kenakalan remaja antara lain: “1). kepercayaan, 2). kemurnian hati, 3).

kemampuan mengerti dan menghayati (emphaty), 4). kejujuran dan 5).

mengutamakan persepsi remaja itu sendiri.“

Dengan dipenuhi dan dapat dilakukannya 5 ketentuan untuk membantu

menanggulangi kenakalan remaja maka usaha untuk membantu remaja yang

bermasalah akan semakin mudah dicapai. Apabila perilaku kenakalan remaja

tidak cepat di tanggulangi maka hal ini akan cepat di tiru anak-anak yang akan

beranjak remaja karena pada era yang semakin maju ini akan sangat mudah

pengaruh-pengaruh buruk dari berbagai media di tiru oleh para remaja, karena

memang pada masa remaja merupakan masa kritis.

Page 30: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

17

Remaja cenderung ingin meniru sesuatu yang sifatnya baru dikenalinya

yang dianggapnya menarik, padahal terkadang apa yang ditirunya tersebut tidak

sesuai dengan norma-norma yang berlaku, ini lah yang akan menimbulkan

perilaku kenakalan pada remaja. Selain pengaruh buruk yang diperoleh karena

arus globalisasi dan teknologi yang semakin maju, di era yang semakin maju ini

banyak cara atau solusi yang dapat dilakukan untuk membantu menanggulangi

kenakalan remaja.

Menurut Adams dan Gullota, (dalam Wirawan, 2008:235-240) dalam

prakteknya ada beberapa teknik yang bisa dilakukan oleh para tenaga

profesional dalam membantu masalah remaja antara lain: “1). penanganan

individual dengan beberapa tekhnik diantaranya: pemberian petunjuk nasihat

(guidance), konseling dan psikoterapi, 2), penanganan keluarga, 3). penanganan

kelompok, 4), penanganan pasangan”.

Berbagai teknik dapat dilakukan untuk membantu menanggulangi

kenakalan remaja, maka beberapa cara tersebut akan sangat membantu

masyarakat dan khususnya para orangtua untuk merubah perilaku kenakalan

remaja yang pada saat ini banyak dilakukan oleh para remaja.

Menurut Mulyono (2011:29-30): “akibat perilaku menyimpang yang

dilakukan oleh para remaja ada yang bersifat intern dan ada pula yang bersifat

ekstern”. Menurut Mulyono (2011;29-30) akibat perilaku menyimpang yang

dilakukan remaja adalah:

a. Akibat intern dari perilaku nakal misalnya:

Page 31: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

18

1) Penderitaan fisik, bilamana yang bersangkutan berbuat kenakalan yang

dapat menimbulkan kerusakan badaniah seperti alkoholisme,

perkelahian fisik yang berbahaya, narkotika.

2) Tekanan psikologis, akibat dari perbuatan nakal bisa menjadi frustasi,

dan ini berarti mengarah kepada hal-hal negatif.

b. Akibat ekstern dari perilaku tidak sehat atau perilaku nakal misalnya:

1) Merusakkan hubungan primer (hubungan dalam keluarga yang

bersangkutan), juga mengakibatkan retaknya hubungan-hubungan

dalam masyarakat.

2) Perilaku kenakalan remaja juga mengakibatkan ketentraman umum

menjadi terganggu.

3) Merangsang terjadinya peningkatan perilaku kenakalan pada remaja di

masyarakat.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan tersebut dapat

dijelaskan bahwa cara menanggulangi kenakalan remaja yaitu dengan cara adanya

motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya. Remaja harus pandai memilih teman

dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di

komunitas mana remaja harus bergaul. Dan hal yang penting lagi untuk

menanggulangi kenakalan remaja tersebut yaitu remaja sebaiknya membentuk

ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau

komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.

Page 32: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

19

5. Layanan konseling Individual

a. Pengertian layanan Konseling Individual

Konseling Individual merupakan salah satu dari sekian banyak bentuk

“guidance services“ (layanan bimbingan). Layanan ini bahkan di sebut-sebut

sebagai layanan yang paling utama dari semua bentuk layanan bimbingan yang

ada. Untuk memperoleh gambaran yang lebih luas, di bawah ini akan di bahas

tentang pengertian konseling individual, sebagai berikut:

Definisi yang di kemukakan Gibson dan Mitchell sejalan dengan pendapat

Dryden (dalam Palmer & Mc Maho, 2011:39) bahwa konseling perorangan akan

membuat hubungan akrab antara klien dan konselor, konseling perorangan adalah

sebuah teraputik. Lebih lanjut, Dryden menyimpulkan bahwa konseling

perorangan membantu klien yang ingin membuat perbedaan dirinya dengan yang

lain. Konseling perorangan juga akan sangat membantu konselor dalam membuat

variasi gaya terauputik untuk klien yang berbeda.

Menurut Dewa Kutut Sukardi dan Desak P.E Nila Kusmawati (2008:62),

Konseling perorangan/individu adalah pelayanan bimbingan dan konseling yang

memungkinkan peserta didik (klien/konseli) mendapatkan pelayanan langsung

tatap muka (secara perorangan) dengan guru pembimbing pribadi yang di

deritanya.

Menurut Prayitno dan Amti (2004:105), Konseling perorangan adalah

“proses pemberian bantuan yang di lakukan melalui wawancara konseling oleh

seorang ahli (di sebut konselor) kepada individu yang sedang mengalami sesuatu

Page 33: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

20

masalah (di sebut klien) yang bermuara pada teratasinya masalah yang di hadapi

klien”.

Menurut Roger dalam Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E Nila

Kusmawati (2008: 2), konseling adalah menyediakan kondisi, sarana, dan

keterampilan yang membuat klien dapat membantu dirinya sendiri dalam

memenuhi rasa aman, cinta, harga diri, membuat keputusan, dan aktualisasi diri.

Berdasarkan pengertian yang di kemukakan di atas dapat penulis

simpulkan bahwa konseling perorangan/ individual adalah suatu hal yang memuat

beberapa hal yaitu usaha membantu klien/ sebuah proses dalam upaya

mengentaskan permasalahan, menjaga kerahasiaan klien, konseling perorangan

akan membuat hubungan akrab antara klien dan konselor dan pelaksanaan di

lakukan secara tatap muka, tujuannya agar klien dapat mengambil tanggung jawab

sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus yang di alaminya.

b. Tujuan Konseling Individual

Tujuan Layanan Konseling menurut Prayitno (2004;4), tujuan layanan

konseling individual yaitu Tujuan umum adalah pengentasan masalah konseli.

Tujuan khusus layanan konseling individual dapat di rinci melalui layanan

konseling individual konseli dapat memahami seluk beluk masalah yang di alami

secra mendalam dan komperhensif, serta positif, dan dinamis.

Menurut Sofyan S. Willis (2004: 20) bahwa, secara umum tujuan

konseling haruslah mencapai:

Page 34: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

21

1. Effective daily living, artinya setelah selesai proses konseling klien harus dapat

menjalani kehidupan sehari-harinya secara efektif dan berdaya guna untuk

diri, keluarga, masyarakat, bangsa, dan Tuhannya.

2. Relationship with other, artinya klien mampu menjalin hubungan yang

harmonis dengan orang lain di keluarga, sekolah, kantor, masyarakat, dan

sebagainya.

Sedangkan menurut Carkhuff dan Gordon (dalam sofyan Willis, 2004:

22), Tujuan konseling adalah agar mampu bekerja agar hidup lebih efektif dalam

segala hal seperti belajar, berkarya, bekeluarga, dan sebagainya. Kemudian di

tambahkan lagi bahwa konseling juga bertujuan untuk menghilagkan gangguan-

gangguan emosional yang merusak diri sendiri seperti: rasa benci, rasa takut, rasa

bersalah, rasa cemas, sebagai konsekuensi dari cara berfikir dan sistem

keyakianan yang keliru dengan jalan melatih dan mengejar klien untuk

menghadapi kenyataan-kenyataan hidup secara rasioanl dan membangkitkan

kepercayaan, nilai- nilai dan kemampuan diri.

Dari dua rumusan tentang tujuan konseling individual di atas dapat di

ambil makna bahwa konseling pada hakekatnya bertujuan untuk memberikan

bantuan kepada konseli sehingga hubungan yang terjadi dalam konseling

merupakan “helping relationship“ (hubungan yang bersifat membantu). Dalam

proses pemberian bantuan ini berlangsung suasana yang menunjang pencapaian

tuajuan melalui pertalian antara kepribadian dan keterampilan konselor dan

konseli.

Page 35: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

22

c. Langkah-Langkah Konseling Individual

Langkah-langkah dalam konseling individual menurut Wibowo (dalam

http://konselorindonesia.blogspot.com/2010/11/konsep-dasar-konseling-

perorangan-dyp.html) yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan, meliputi kesiapan fisik dan psikis konselor, tempat dan

lingkungan sekitar, perlengkapan, pemahaman klien dan waktu.

b. Rapport, yaitu menjalin hubungan pribadi yang baik antara konselor dan

konselor sejak permulaan, proses, sampai konseling berakhir, yang di

tandai dengan adanya rasa aman, bebas, hangat, saling percaya dan saling

menghargai.

c. Pendekatan masalah, di mana konselor memberikan motivasi kepada klien

agar bersedia menceritakan persoalan yang di hadapi dengan bebas dan

terbuka.

d. Pengungkapan, dimana konselor mengadakan pengungkapan untuk

mendapatkan kejelasan tentang inti masalah klien dengan mandalam dan

mengadakan kesepakatan bersama dalam menentukan masalah inti dan

masalah sampingan, serta masalah yang di hadapi klien sendiri maupun

yang melibatkan pihak lain. Sehingga klien dapat memahami dirinya dan

mengadakan perubahan atas sikapnya.

e. Diagnostik, adanya langkah untuk menetapkan latar belakang atau faktor

penyebab yang di hadapi klien.

f. Prognosa, adalah langkah dimana konselor dan klien menyusun rencana

pemberian bantuan atau pemecahan masalah yang di hadapi klien.

Page 36: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

23

g. Treatment, merupakan realisasi dari langkah prognosa. Atas dasar

kesepakatan antara konselor dengan klien dalam menangani masalah yang

di hadapi, klien melaksankan suatu tindakan untuk mengatasi masalah

tersebut dan konselor memberikan motivasi agara klien dapat

mengembangkan dirinya secara optimal sesuai kemampuan yang

dimilikinya.

h. Evaluasi dan indak lanjut, langkah untuk mengetahui keberhasilan dan

efektifitas konseling yang telah diberikan. Berdasarkan hasil yang telah di

capai oleh klien, selanjutnya konselor menentukan tindak lanjut secara

lebih tepat, yang dapat berupah meneruskan suatau cara yang sedang di

tempuh karena telah cocok maupun perlu dengan cara lain yang dipikirkan

lebih tepat.

d. Proses Pelaksanaan Konseling Individual

Menurut Sofyan Willis (2004:50-54), dalam proses konseling ada tiga

tahapan konseling yakni: (1) tahapan mendefenisikan masalah (Tahap Awal), (2)

tahap atau fase bekerja dengan defenisi masalah (Tahap Pertengahan), (3) tahap

keputusan untuk membuat (action) disebut juga tahap akhir.

Menurut winkel & M.M Sri Hastuti (2004: 473-476), lebih ringkas di

bahas mengenai proses konseling yaitu sebagai berikut:

Page 37: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

24

a. Pembukaan

Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (working

relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan terarah

dalam wawancara konseling.

b. Penjelasan Masalah

Konseli mengemukakan hal ingin dibicarakan dengan konselor, sambil

mengutarakan sejumlah pikiran dan perasaan yang berkaitan denagn hal itu.

Insiatif berada pada pihak konseli dan bebas mengutarakan apa yang di anggap

perlu di kemukakan.

c. Penggalian Latar belakang Masalah

Oleh karena konseli pada fase sebelumnya belum menyajikan gambaran

lengkap mengenai kedudukan masalah, di perlukan kejelasan lebih mendetail dan

mendalam. Fase ini juga disebut analisis kasus, yang di lakukan menurut

sistimatika tertentu sesuai dengan penedektan konseling yang diambil.

d. Penyelesaian masalah

Berdasarkan apa yang telah digalih dalam fase analisis kasus, konselor dan

konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Meskipun konseli selama

fase ini harus ikut berfikir, memandang dan mempertimbangkan, peranan

konselor di institusi pendidikan dalam mencari penyelesaian permasalahan pada

umumnya lebih besar. Konselor menerapkan sistimatika suatu penyelesaian yang

khas bagi masing-masing pendekatan yang di sebut dalam butir. Jika konselor

telah mengambil pendekatan konseling untuk membuat pilihan dalam fase analisis

Page 38: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

25

kasus, akan menerapkan langkah penyelesaian masalah yang sesuai dengan

pendekatan itu dan seterusnya.

e. Penutup

Bilamana konseli telah merasa mantap tentang penyelesaian masalah yang

ditemukan bersama dengan konselor, proses konseling dapat diakhiri. Penutup ini

sebaiknya mengambil bentuk yang agak formal sehingga konselor dan konseli

menyadari bahwa hubungan antar pribadi, sebagaimana berlangsung selama

wawancara atau rangkaian wawancara konseling telah selesai.

f. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Layanan Konseling Individual

Menurut Wahid Suherman (dalam http://konselorindonesia.blogspot-

2010/11/konsep-dasar-konseling-perorangan -dyp.html), adapun waktu dan

tempat layanan konseling individual hakikatnya dapat di laksanakan kapan saja

dan di mana saja, atas kesepakatan konselor-klien, dengan memperhatikan

kenyamanan klien dan terjaminnya asas kerahasiaan. Kondisi tempat layanan

perlu mendapat perhatian tersendiri dari konselor. Selain kursi dan meja

secukupnya, ruangan konseling dapat di lengkapi dengan tempat penyimpanan

bahan-bahan seperti dokumen, laporan, dan dan buku-buku lain.

Dalam hal ini kondisisi ruangan tempat layanan di selenggarakan

menggambarkan kesiapan konselor memberikan pelayanan kepada klien. Kapan

layanan konseling perorangan di laksanakan juga atas kesepakatan kedua pihak.

Kepentingan klien diutamakan tanpa mengabaikannya kesempatan dan kondisi

konselor. Dalam hal ini konselor yang memiliki hak panggil atas klien perlu

Page 39: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

26

mengatur pemangilan terhadap klien sehingga tidak mengganggu kepentingan

klien atau sedapat-dapatnya tidak menimbulkan kerugian apapun pada diri klien.

Jadwal ataupun janji untuk bertemu konselor ditepati dengan baik,

pengingkarannya dapat berdampak negatif terhadap proses layanan konseling

perorangan. Apabila jadwal atau janji untuk bertemu itu perlu di ubah, maka klien

harus di beritahu sebelum waktu yang di jadwalkan atau janji untuk bertemu itu

perlu di ubah, maka klien harus di beritahu sebelum waktu yang di jadwalkan/

dijanjikan tiba. Untuk sesi-sesi layanan konseling perorangan yang berlanjut (sesi

kedua, ketiga, dsb) diperlukan ketetapan mengenai waktu dan tempat yang di

sepakati dan di tepati oleh kedua belah pihak.

6. Layanan Konseling Individual Menggunakan Teori Gestalt

Diatas telah di sebutkan bahwa teori Gestalt adalah lebih dari sekedar

sekumpulan teknik atau cara-cara. Apabila interaksi konselor dan konseli

merupakan inti dari proses teraupeutik, teknik-teknik bisa berguna sebagai alat

untuk membantu klien guna memperoleh kesadaran yang lebih penuh, mengalami

konflik-konflik internal, dan menebus jalan buntu untuk menghambat

penyelesaian urusan yang tak selesai. Teknik-teknik terapis Gestalt di gunakan

sesuai dengan pribadi konseli. Psikoterapi Gestalt menitik beratkan pada semua

yang timbul pada saat ini. Pendekatan ini tidak memperhatikan masa lampau dan

juga tidak memperhatikan yang akan datang. Jadi pendekatan Gestalt lebih

menekankan pada proses yang ada selama terapi berlangsung.

Page 40: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

27

Dalam buku Gerald Corey (2012: 147), dalam terapi Gestalt terdapat juga

konsep tentang urusan yang tak terselesaiakn, yaitu mencakup perasaan-perasaan

yang tidak terungkapkan seperti dendam, kemarahan, sakit hati, kecemasan rasa di

abaikan dan sebagainya. Meskipun tidak bisa di ungkapkan, perasaan-perasaan itu

di asosiasikan dengan ingatan dan fantasi tertentu. Karena tidak terungkap dalam

kesadaran, perasaan itu tetap tinggal dan dibawa kepada kehidupan sekarang yang

menghambat hubungan yang efektif dengan dirinya sendiri dan orang lain.

Dengan ini, di harapkan klien akan dibawa kesadarannya dimasa sekarang dengan

mencoba menyuruhnya kembali kemasa lalu dan kemudian klien disuruh untuk

mengungkapkan apa yang di inginkannya saat lalu sehingga perasaan yang tak

terselesaikan dulu bisa di hadapi saat ini.

7. Tujuan Teori Gestalt

Tujuan utama konseling Gestalt adalah membantu klien agar berani

menghadapi berbagi macam tantangan maupun kenyataan yang harus di hadapi.

Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari

ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi percaya diri, dapat

berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya. Inidividu

yang bermasalah pada umumya belum memanfaatkan potensi yang dimilikinya.

Melalui konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru di manfaatkan

sebagian ini di manfaakan dan di kembangkan secara optimal.

Melalui pelibatan yang kreatif dalam proses terapi Gestalt, J. Rrhyne

dalam, Hartono dan Boy Soedarmaji (2012: 41) mengharapkan klien akan:

Page 41: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

28

1. Meningkatkan kesadaran diri

2. Secara bertahap, mengambil hikmah pengalaman.

3. Mengembangkan kemampuan dan memperoleh nilai untuk memenuhi

kebutuhan tanpa harus melanggar hak orang lain.

4. Lebih sadar akan perasaannya

5. Belajar bertanggungjawab pada apa yang mereka lakukan termasuk

menerima konsekwensi perbuatannya.

6. Beralih dari dukungan luar pada peningkatan dukungan internal diri

sendiri.

Menurut Perls dalam, Gerald Corey (2005: 138-139) tugas utama terapis

adalah membantu klien agar mengalami sepenuhnya keberadaannya disini dan

sekarang dengan menyadarkannya atas tindakannya mencegah diri sendiri

merasakan dan mengalami saat sekarang. Oleh karena itu terapi gestalt pada

dasarnya noninterpretatif dan sedapat mungkin klien menyelenggarakan terapi

sendiri. Mereka membuat penafsiran-penafsiran sendiri, menciptakan pernyataan-

pernyataan sendiri, dan menemukan makna-maknanya sendiri. Akhirnya, klien

didorong untuk langsung mengalami perjuangan disini-dan-sekarang terhadap

urusan yang tak selesai di masa lampau. Dengan mengalami konflik-konflik,

meskipun hanya membicarakannya, klien lambat laun bisa memperluas

kasadarannya. Pengakuan (menyadari) bahwa satu satunya kenyataan yang kita

miliki adalah kenyataan saat ini, orang serupa itu tidak melihat kebelakang atau

kedepan untuk menemukan arti atau maksud dalam kehidupan. Hal ini

mengandung pengertian bahwa seseorang tidak selalu tertancap pada kondisi

masa lalu. Selain itu dengan menyadari keadaan saat ini, mereka tidak akan

berangan-angan tentang masa depan. Sehingga yang terpenting adalah masa kini

yang harus dihadapi.

Page 42: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

29

Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai berikut:

1. Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi, memahami

kenyataan atau realitas.

2. Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribbadiannya

3. Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada pertimbangan

orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to him self).

Meningkatkan kesadaran individu agar klien dapat bertingkah laku

menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed bussines)

yang muncul dan selalu akan muncul dapat di atasi dengan baik.

8. Prinsip Kerja dangan Teori Gestalt

Adapun beberapa prinsip kerja teori pendekatan Gestalt yaitu sebagai

berikut:

1. Penekanan pada tanggung jawab klien. Konselor menekankan bahwa

konselor bersedia membantu klien, namun kesemuanya itu tidak akan bisa

mengubah klien tanpa klien mampu membantu dirinya juga. Dalam hal ini

konselor menekankan agar klien mengambil tanggung jawab atas usaha

tingkah lakunya.

2. Berorentasi pada masa sekarang. Dalam proses konseling konselor tidak

merekonstruksi masa lalu klien ataupun motif-motif tidak sadar, tetapi

memfokuskan keadaan sekarang. Hal ini bukan berarti bahwa masa lalu

tidak penting. Masa lalu hanya dalam kaitannya dengan keadaan sekarang.

Dalam kaitan ini pula konselor tidak pernah bertanya “ mengapa “.

Page 43: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

30

3. Berorentasi eksperiensial, konselor meningkatkan kesadaran klien tentang

diri sendiri dan masalah-masalahnya, sehingga dengan demikian klien

mengintegrasikan kembali dirinya

Menurut Gerald Corey (2009: 133), salah satu tujuan dari teori Gestalt

adalah mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek-aspek

keperibadian yang di coba di buang atau di ingkari. Teori Gestalt menaruh

perhatian yang besar pada memisahkan dalam fungsi kepribadian. Yang paling

utama adalah pemisahan antara “ top dog “ dan “ underdog “. Terapi sering di

fokuskan pada pertentangan antara top dog dan underdog itu .

9. Penggunaan Konseling Individual Melalui Teori Gestalt dalam

Mengurangi Kenakalan Siswa yang Brokenhome

Siswa yang brokenhome selalu menganggap masalahnya sulit untuk di

selesaikan, padahal banyak yang bisa di lakukan untuk menyelesaikan masalahnya

terbut. Salah satunya dengan layanan konseling individual melalui teori Gestalt

yang mempunyai pengaruh dalam mengatasi masalah siswa yang brokenhome.

Karena konseling individual merupakan salah satu pemberian bantuan secara

perorangan dan secara langsung yang berkaitan dengan teori Gestalt yang

kontradiktif ini, menurut pandangan Gestalt pada akhinya klien akan

mengarahkan dirinya pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko.

Selain itu, teori Gestalt yang merupakan suatu pendekatan konselor dalam

menyarankan percobaan-percobaan guna membantu konseli dalam memperoleh

fokus yang lebih tajam kepada apa yang di lakukannya sekarng.

Page 44: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

31

Dengan demikian, konseling individual dengan menggunkan teori Getalt

dalam mengatasi kenakalan siswa yang brokenhome, siswa menjadi berprilaku

baik karena menyelesaikan masalahnya dengan teori Gestalt karena konselor

dalam konseling menganjurkan konseli boleh berteriak, menangis, berbicara

tentang diri sendiri, mengeksplorisasi kebingungannya sendiri.

B. Kerangka Konseptual

Brokenhome kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan

layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi

keributan serta perselisihan yang menyebabkan pertengkaran dan berakhir pada

perceraian. Kondisi ini menimbulkan dampak yang sangat besar terutama bagi

anak-anak. Bisa saja jadi murung, sedih yang berkepanjangan, dan malu. Selain

itu, anak juga kehilangan pegangan serta panutan dalam masa trnsisi menuju

kedewasaan.

Kenakalan siswa yang brokenhome merupakan suatu tindakan atau

perbuatan yang menyimpang dan melawan tata tertib atau peraturan sekolah

maupun kondisi keluarga di sebabkan oleh tidak harmonis dan serta tidak berjalan

layaknya keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera karena sering terjadi

keributan serta perselisiahan. Untuk mengurangi masalah siswa maka di lakukan

salah satu jenis layanan konseling individual dengan menggunkan teori Gestalt

untuk mengatasi siswa yang brokenhome merupakan hal yang sangat cocok untuk

di lanjutkan. Melalui konseling individual dengan menggunakan teori Gestalt

siswa di ajak untuk memecahkan masalah pribadinya.

Page 45: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

32

Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah dapat berubah dari

ketergantungan terhadap lingkungan/ orang lain menjadi percaya pada diri, dapat

berbuat lebih banyak untuk meningkatkan kebermaknaan hidupnya. Individu yang

bermasalah pada umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh,

melainkan baru memanfaatkan sebagian dari potensi yang dimilikinya. Melalui

konseling konselor membantu klien agar potensi yang baru di manfaatkan

sebagian ini di manfaatkan dan di kembangkan secara optimal. Dengan demikian,

konseling individual melalui teori Gestalt dapat mengurangi masalah yang di

alami siswa yaitu kenakalan siswa yang brokenhome.

PELAKSANAAN KONSELING

INDIVIDUAL MELALUI TEORI

GESTALT

MENGURANGI KENAKALAN

SISWA YANG BROKENHOME

KENAKALAN SISWA

Page 46: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil

Qur’an Islamic Center yang terletak di Jl. Selamat Ketaren Medan Estate, Percut

Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara peneliti memilih lokasi

penelitian tersebut di karenakan jarak yang cukup dekat dengan domisili peneliti

yang akan memberikan kemudahan pada peneliti dan waktu penelitian dilakukan

dengan sampai selesai.

2. Waktu Penelitian

Sedangkan pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2019

sampai Juni 2019. Untuk lebih jelas tentang rincian waktu penelitian dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rincian Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan

Minggu/Bulan

April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul

2 Persetujuan Judul

3 Penulisan Proposal

4 Bimbingan Proposal

5 Proposal Disetujui

6 Seminar Proposal

Page 47: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

34

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek

Subjek penelitian kualitatif adalah mereka para responden atau informan

yang dijadikan sebagai nara sumber untuk menggali yang dibutuhkan peneliti.

Menurut Sugiyono (2012, 148), penelitian kualitatif adalah penelitian yang

mengambil data yang tidak berupa angka. Maka dalam penelitian ini ditentukan

subjek penelitian yang kiranya peneliti dapat menggali informasi dari mereka

yakni, kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah dan guru bimbingan konseling

sebagai orang-orang yang mengetahui keadaan objek penelitian.

2. Objek Penelitian

Karena penelitian ini memakai penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang

tujuannya untuk menganalisis fenomena atau kejadian maka, pengambilan

sampelnya tidak ditentukan seperti penelitian kuantitatif. Oleh sebab itu peneliti

mengambil 4 orang siswa yang memiliki masalah kenakalan berdasarkan

rekomendasi guru bimbingan dan konseling.

Tabel 3.2

Objek Penelitian

No Kelas Jumlah Siswa Sampel

1 X IPS-1 30 4

Jumlah 30 4

Page 48: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

35

C. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)

dengan model siklus seperti yang di kemukakan oleh Kemmis dan Mc. Taggart

(1999) dalam Hidayat & Badjuraman (2012). Setiap siklus terdiri dari empat tahap

penelitian tindakan, yaitu: (1) Perencanaan, (2) Tindakan, (3) Observasi, (4)

Refleksi.

Konseling individual dengan menggunakan teori Gestalt merupakan

inovasi terbaru untuk mengoptimalkan siswa dalam memahami dan mengambil

keputusan yang sangat berperan dalam menyelesaikan masalahnya sendiri.

Peneliti mengadakan konseling individual dengan menggunkan teori Gestalt

sebanyak 4 kali rinci dengan rincian siklus pertama di lakukan konseling

sebanyak 2 kali pertemuan, sehingga masalah siswa dapat teratasi selama proses

konseling, konselor menggunkan teori Gestalt sebagai pendekatan konseling

makna yang ingin di sampaikan kepada siswa sehingga lebih fokus dan mengerti

apa yang harus di lakukan dan keputusan apa yang akan di pilihnya.

D. Operasional Variabel Penelitian

a. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan di gunakan variabel

independen (bebas) yaitu X dan dependen (terikat) variabel Y. Adapun variabel

bebas yaitu layanan konseling individual dengan menggunakan teori Gestalt dan

variabel terikat adalah kenakalan siswa yang brokenhome.

Page 49: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

36

b. Definisi Operasional

a. Layanan Konseling individual dengan menggunakan Teori Gestalt

Layanan Konseling Individual adalah layanan pemberian bantuan kepada

konseli dalam upaya mengentaskan masalah dalam pelaksanaan di lakukan

dengan tatap muka yang bertujuan agar konseli dapat mengambil tanggung jawab

sendiri terhadap persoalan persoalan atau masalah khusus yang di alaminya.

Layanan konseling individual dengan menggunakan Teori Gestalt merupakan

pemeberian bantuan ataupun pendekatan dalam konseling konseling yang tidak

memperhatikan masa lampau dan juga tidak memperhatikan yang akan datang.

Jadi pendekatan Getalt lebih menekankan pada proses yang ada selama terapi

berlangsung .

b. Kenakalan Siswa yang Brokenhome

Kenakalan siswa adalah perbuatan-perbuatan yang sering menimbulkan

keresahan dilingkungan masyarakat sekolah maupun keluarga. Brokenhome

merupakan kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya

keluarga yang rukun, damai, dan sejahtera. Kenakalan siswa yang Brokenhome

merupakan salah satu kondisi keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan

layaknya keluarga yang rukun, damai dan sejahtera yang menimbulkan pada

perbuatan- perbuatan seperti pemberontan, ketidak percayaan anak pada orang

tua, penyimpangan pergaulan karena kecewa dan kurang prhatian, dan hubungan

interaksi yang kurang antara orang tua anak yang berakibat pada keresahan di

lingkungan masyarakat sekolah.

Page 50: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

37

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap

yaitu:

1. Observasi

Observasi atau pengamatan menurut Sugiyono (2012: 310) dapat diartikan

sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang

tampak pada objek penelitian. Observasi ini menggunakan observasi

partisipasi, dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan sehari-hari

orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data

penelitian.

Tabel 3.3

Pedoman Observasi untuk Siswa

No Aspek yang diamati Hasil

1. Antusias dalam konseling individual melalui teori

Gestalt

a. Mendengarkan dan menerima pendapat

orang lain.

b. Keefektifan dalam mengemukakan

pendapat dalam mengikuti konseling

individual melalui teori Gestalt.

- Memahami layanan yang diberikan

- Mengembangkan layanan yang

diberikan

2. Prilaku siswa dalam proses pemberian layanan

sesuai dengan materi yang diberikan guru

bimbingan dan konseling sesuai dengan asas-asas

konseling

a. Positif

- Siswa memberikan respon mengenai

konseling individual melalui teori

Gestalt.

- Siswa merasa nyaman dalam proses

pemberian layanan berlangsung

Page 51: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

38

- Siswa melakukan tanya jawab

b. Negatif

- Tidak adanya respon dari siswa

terhadap guru Bk

- Tidak adanya responn guru bk

terhadap siswa

- Siswa merasa tidak nyaman selama

proses pemberian layanan

berlangsung

2. Wawancara

Menurut Lexy. J. Moleong (2000: 135) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikanjawaban atas pertanyaan. Dalam hal ini,

peneliti menggunakan wawancara terstruktur, di mana seorang pewawancara

menetapkan sendiri masalah danpertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan

untuk mencari jawaban atas hipotesis yang disusun dengan ketat.

Tabel 3.3

Kisi-kisi Wawancara Konseling Individual Melalui Teori Gestalt

Variabel Indikator

Kenakalan

siswa

Berbohong

Membolos

Meminum minuman keras

Keluyuran tanpa arah tujuan

Memiliki dan membawa benda yang

membahayakan orang lain

Bergaul dengan teman yang memberi

pengaruh buruk

Begadang pada malam hari

Page 52: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

39

F. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis data deskriptif kualitatif,

yaitu menjelaskan perkembangan berdasarkan hasil pengamatan konseling

melalui pernyataan-pernyataan yang diungkapkan oleh konseli selama proses

konseling berlangsung sehingga tahap akhir (data verbatim).

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang

yang tidka perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data

dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan

memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.

2. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kuantitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang

paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah

dengan teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka akan

memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Conclucion Drawing/Verification (Penarikan Kesimpulan)

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

Page 53: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

40

pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada

tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.

Ukuran keberhasilan penelitian ini mengacu pada kriteria rentangan persentase

menurut Irianto dalam dewi (2010:41) sebagai berikut: 0-25% (kurang), 26% -

50% (cukup), dan 76% - 100% (baik). Peneliti mengambil 75% sebagai batas

persentase keberhasilan penelitian. Agar lebih lengkap maka konseli diminta

untuk mengisi format leiseg, laijapen dan laijapa. Format ini diisi oleh siswa

untuk evaluasi keberhasilan proses konseling. Data dari hasil evaluasi ini akan

menunjukkan perkembangan kenakalan siswa yang brokenhome.

Page 54: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

41

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Madrasah

1. Sejarah Singkat Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic

Center Sumatera Utara

Pada tahun 1980 kemajuan perkembangan peradaban Islam di Indonesia

mengalami peningkatan yang sangat signifikan dengan menjamurnya pondok

pesantren, baik klasik maupun modern dan berdirinya pusat penyebaran dakwah

islam yang dikenal dengan Islamic Center yang berfungsi sebagai pusat informasi

Islam di daerah.

Di sumatera Utara ide pendirian Islamic Center ini di prakarsai Majlis

Ulama Indonesia (MUI) Prov. Sumatera Utara dan beberapa tokoh masyarakat

dan ulama di Sumatera Utara. yang antara lain; Alm. Drs. H. Adul Jalil

Muhammad (Ketua MUI Sumatera Utara), Drs. H. A. Muin Isma Nasution (Kabid

Pendidikan dan Agama Islam pada Kanwil dep. Agama), dan Dr. H. Maratua

Simanjuntak (Dosen IAIN Sumatera Utara), Haji Probosoetedjo, Haji Raja

Syahnan, Drs. Alimuddin Simanjuntak, Drs. Haji Ahmad A. Gani, Haji Zainuddin

Tanjung, Ir. Haji Nursuhadi, Hajjah Salmah Lahmuddin Dalimunthe, Djanius

Djamin, Taty Habib Nasution.

Ide pembangunan Islamic Centre Sumatera Utara ini disambut baik oleh

Majlis Ulama Sumatera Utara dan beberapa Majlis Ulama tingkat II se Sumatera

Utara yang akhirnya mengeluarkan rekomendasi bersama untuk segera

membangun Islamic Center Sumatera Utara.

Page 55: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

42

Hasil rekomendasi Majlis Ulama ini disampaikan kepada Gubernur

Sumatera Utara dan disambut baik oleh gubernur Sumatera Utara. Pada seminar

Dakwah Islam se-Sumatera Utara yang dihadiri oleh 163 ulama, zu’ama dan para

cendikiawan muslim pada tanggal 23-31 Maret 1983 disepakati bahwa seluruh

Ulama, Zu’ama dan para cendikiawan Muslim yang hadir mendukung gagasan

MUI Sumatera Utara untuk membangun gedung Islamic Center Sumatera Utara.

Untuk mengelola Islamic Center Sumatera Utara maka dibentuklah yayasan yang

bergerak dibidang pengembangan pendidikan dan dakwah Islam Sumatera Utara

yang bernama YAYASAN ISLAMIC CENTER SUMATERA UTARA, yang

beralamatkan di jalan Williem Iskandar/Selamat Ketaren (Saat ini) Medan Estate

kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung.

Melalui prakarsa Alm. H. Abdul Manan Simatupang yang saat itu

menjabat sebagai SEKWILDA Prov. Sumatera Utara yang juga berperan sebagai

ketua Yayasan Islamic Center saat itu akhirnya mampu menggerakkan motor

pembangunan sarana dan prasarana Islamic Center sehingga terbangunlah

beberapa bangunan yang dianggap layak untuk sarana pendidikan dan pusat

informasi Islam di Sumatera Utara.

Page 56: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

43

2. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic

Center Sumatera Utara

Visi:

“Masyarakat yang berakhlak mulia, penghafal Al-qur’an dan pengintegrasi

ilmu agama, ilmu kalam,ilmu sosial, dan ilmu humaniora dengan nilai-niali

islam.”

Misi:

“ Melaksanakan pendidikan dan pembumian Al-qur’an yang berkualitas

dibidang ilmu agama, ilmu alam, ilmu sosial dan ilmu humaniora.”

3. Profil Yayasan

Nama Lembaga: Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Tahun Berdiri : 1982

Lokasi : Jl. Williem Iskandar/Pancing Kel. Sidorejo,

Kecamatan Medan Tembung Medan-Sumatera Utara

Telp. : 061-6627322-6627332

Website : www.icsumut.com

Luas Tanah : ± 5,3 Ha

Fasilitas :

1. Asrama Putera dan Puteri

2. Lokal Belajar yang nyaman

3. Kantor Administrasi

4. Kantin

5. UKS

Page 57: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

44

6. Sarana Olah Raga

7. Islamic Centre Mini Bank

8. Security 24 Jam

Menaungi Pendidikan :

a. SD-IT Tahfizhil Quran

b. Madrasah Tsanawiyah Hifzil Quran akreditasi B

c. Madrasah Aliyah Tahfizhil Quran akreditasi B

d. Madrasah Hifzhil Quran (Khusus Tahfizhil Quran)

3. Struktur Organisasi

Susunan Pengurus Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Dewan Pembina

Ketua : H. Armyn Simatupang, SH

Anggota : 1. Drs. H. Taufan Gama Simatupang, M.AP

2. H. Zahrin Abu Bakar, SP

Dewan Pengurus

Ketua Umum : Drs. H. Rudy Supriatna, MM.

Ketua I : Drs. H. A. Muin Isma Nasution

Ketua II : Dr. H. Maratua Simanjuntak, MA

Ketua III : dr. Hj. Rosita Nurjannah Simatupang

Sekretaris Umum : Drs. H. Alwan Rizal Simatupang

Sekretaris I : H. Marahansan Harahap, SH

Bendahara Umum : Drs. H. Irfan Mutyara

Page 58: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

45

Bendahara I : 1. Syaiful Bachri Simatupang, SH, MH

2. Hj. Kesuma Mekar Harahap

Pengawas

Ketua : dr. H. Zulkarnaen Rangkuti

Anggota : 1. Prof. Dr. Hj. Rita Fatimah Dalimunthe

2. Ir. Fikri Akbar Nasution

4. Susunan Pengurus Ponpes Mahad Tahfizhil Quran

Yayasan Islamic Centre Sumatera Utara

Mudir : Drs. H. A. Muin Isma Nasution

Wakil Bag. Kurikulum : Irham Taufik, S.Pd.I

Kepala Tata Usaha : Satria Santoso, A.Md

Staf Tata Usaha : Muhammad Windi, S.Pd

Kepala SDIT : Dra. Hj. Erni Ritonga

Kepala Tata Usaha : Nanda Kardina, S.Pd.I

Kepala MTs Hifzil Quran : Dahrin Harahap, S.Pd.I

WKM Bid. Kurikulum : Quwahid, S.Pd

WKM Bid. Kesiswaan : Zulkifli Harahap, S.Pd

WKM Bid. Tahfizh : Akhyaruddin, S.Pd

Kepala Tata Usaha : Abd. Kadir Tanjung, S.Sos.I

Staf Tata Usaha : Muhammad Irham Putra, S.Kom

Bendahara : Sri Purnama, S.Pd

Kepala MA Tahfizhil Quran : Charles Rangkuti, M.Pd.I

Page 59: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

46

WKM Bid. Kurikulum : Ir. Parlindungan, S.Pd

WKM Bid. Kesiswaan : Andi Syahputra Harahap, M.Pd

WKM Bid. Tahfizh : Andi Zaenal, S.Pd.I

Kepala Tata Usaha : Gusri Dahriani, S.Pd.I

Staf Tata Usaha : Ajran Aridh Gea, S.Kom

Bendahara : Irsa Akmila, S.Akun

Kepala MHQ : H. Zulfanuddin Marbun, MA

WKM Bid. Kurikulum : H. Marie Muhammad, S.HI

WKM Bid. Kesiswaan : Drs. H. Sabaruddin Nasution

Staf Tata Usaha : Uswatun Niswah Gea, S.Kom

Staf Tata Usaha : Fadli Alhadi

Bendahara : Agust Sulaiman, S.Pd.I

5. Data Guru

No. Nama Guru Jenis

Kelamin

Materi Pelajran

yang di Ajarkan Jabatan

1 Charles Rangkuti, M.PdI L Fiqih Ka. Madrasah

2 Ir. Parlindungan, S.Pd L Matematika Guru/Wkm

3 Andi Syahputra, M.Pd L Bahasa Indonesia Guru/Wkm

4 Muliadi Arisandi, S.Sos.I L WKM

Tahfidz

5 Gusri Dahriani, S. Pd I. P Fiqih TU/Guru

6 Ajran Aridh Gea, S.Kom L TIK Staf TU /

Guru

7 Syarwan Nasution,S.PdI L Alquran Hadis Guru

8 Dra. Hj. Erni Ritonga P Sosiologi Guru

Page 60: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

47

9 Rahayu Nur Syahri,S.Pd P Bahasa Inggris Guru

10 R. Ani Syamsidar ,S.H P Bahasa Indonesia Guru

11 Ahsani Taqwiem Nasution, S.Pd L PJKS Guru

12 Drs.Hairul L Akidah Akhlak Guru

13 Siti Sahara,S.Si P Biologi Guru

14 Adrianis,S.Pd P Kimia Guru

15 Zulkifli Harahap, S.Pd L Geografi Guru

16 Hilda Mutiara Ayu, S.Pd P Sejarah Guru

17 Rika Putri Nasution, S.Pd P PKN Guru

18 Eva Solina Siregar, S.Pd P Bahasa Inggris Guru

19 Muhammad Zali, Lc. M.HI L Ushul Fiqh Guru

20 Dr. H. Abdi Syahrial, MA L Tafsir-Ilmu Tafsir Guru

21 Taufik Akbar Batubara, S.Pd.I L Ilmu Kalam

Guru SKI

22 Siti Hasnita Nasution, S.Pd.I P Bahasa Arab Guru

23 Ali Mahmud Ansyari, Lc L Hadis-Ilmu Hadis Guru

24 Muliatno, M.Pd.I L Nahu Guru

25 Fatimah Harahap, S.Pd P Ekonomi Guru

26 Putri Syahreni Harahap, M.Pd P Fisika Guru

27 Ihsan Daulay, M.Pd.I L Alquan Hadis

Guru Akidah Akhlak

28 Ahmad Rosadi Pohan, S.Pd L Matematika Guru

29 Robiatul Adawiyah, S.Ag P Shorof Guru

30 Lisna Wati Harahap, S.Pd P Bimbingan

Konseling Guru

31 Ahmad Syafii Saragi, M.Pd L Akhlak Guru

32 Bismi Radhiah, S.Pd.I P Bahasa Arab Guru

Page 61: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

48

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Kenakalan remaja adalah kejahatan dan pelanggaran yang dilakukan oleh

para pelaku yang masih remaja, meliputi bidang moral, susila, yuridis, sosial dan

psikologis. Kenakalan remaja dapat terjadi karena beberapa sebab. Oleh karena itu

dalam menyelesaikan masalah kenakalan remaja perlu diadakan analisa terhadap

masalah kenakalan tersebut.

Kenakalan remaja merupakan suatu permasalahan klasik yang dihadapi

oleh para pengajar di sekolah. Permasalahan tersebut tidak hanya menjadi

tanggungjawab pihak sekolah, tetapi juga menjadi tanggung jawab orang tua,

masyarakat, dan lingkungan. Keberadaan remaja yang sehari-harinya di sekolah

dan orang tua yang sudah menyerahkan tanggungjawabnya kepada pihak sekolah,

maka sekolah memiliki tanggungjawab yang lebih besar dalam mengatasi

permasalahan yang dihadapi oleh remaja tersebut, dalam hal ini adalah siswa.

Pihak sekolah yang memiliki wewenang lebih adalah guru bimbingan

konseling. Setelah mengadakan penelitian di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil

Qur’an Islamic Center Sumatera Utara yang berkaitan dengan peran guru

bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa penulis membuat analisis

sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling (hasil

wawancara Bu Lisna, 22 Juli 2019), bahwa kenakalan yang dilakukan oleh

siswa diantaranya disebabkan oleh latar belakang siswa yang orang tuanya

mengalami broken home sehingga siswa kehilangan sosok untuk menjadi

teladannya.

Page 62: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

49

Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah (Bapak Charles Rangkuti,

M.Pd,I, 22 Juli 2019) bahwa faktor penyebab kenakalan siswa di Madrasah

Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara yaitu:

1. Faktor lingkungan keluarga, dimana karena keluarga mengalami broken

home sehingga tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik maka anak

mengalami kebingungan dalam bersikap dan mengambil sosok yang

diteladani. Karena keluarga dalam kondisi yang tidak baik maka perhatian

orang tua menjadi berkurang terhadap tingkah laku anak di sekolah

maupun di lingkungan teman sebayanya.

2. Faktor pergaulan, terpengaruh pergaulan teman dari sekolah terdahulu

sehingga kenakalan siswa di sekolah terdahulu terbawa sampai di sekolah

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara.

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa Madrasah

Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara, bahwa

kenakalan yang mereka lakukan dikarenakan kurangnya perhatian keluarga

sehingga anak melampiaskan dengan cara melakukan kenakalan bersama dengan

teman-temannya. Selain itu juga disebabkan oleh pengaruh yang diberikan oleh

teman sekelasnya yang juga melakukan kenakalan (hasil wawancara dengan

siswa Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara

korban broken home berinisial “AR”, 24 Juli 2019).

Hasil wawancara dengan siswa berinisial “AR” juga didukung dengan

pernyataan dari siswa berinisial “Nh” ketika penulis tanya “Mengapa Anda dan

Page 63: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

50

teman-teman Anda sering melakukan kenakalan dalam mematuhi tata tertib

sekolah?” dan “Nh” menjawab:

“Saya pengen aja, ikut teman, diajakin teman dari sekolah lain untuk membolos

karena teman saya itu lagi males sama pelajarannya (wawancara pada tanggal

26 Juli 2019).”

Dari teori yang penulis paparkan dan hasil penelitian yang penulis

dapatkan, penulis mengambil kesimpulan bahwa teori yang ada sesuai dengan apa

yang penulis dapatkan di lapangan. Dapat dijelaskan menurut teori Rational

choice: Kenakalan yang dilakukannya adalah atas pilihan, interes, motivasi atau

kemauannya sendiri, dan teori Differential association: kenakalan remaja adalah

akibat salah pergaulan. Anak-anak nakal karena bergaulnya dengan anak-anak

nakal juga. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh siswa berinisial “Nh”

ketika penulis tanya “Mengapa Anda dan teman-teman Anda sering melakukan

kenakalan dalam mematuhi tata tertib sekolah?” dan “Nh” menjawab: “saya

pengen aja, ikut teman, diajakin teman dari sekolah lain untuk membolos karena

teman saya itu lagi malas sama pelajarannya (wawancara pada tanggal 29 Juli

2019).”

Orang tua yang sibuk dan guru yang kelebihan beban merupakan

penyebab dari berkurangnya fungsi keluarga dan sekolah sebagai pranata

kontrol. Faktor keluarga juga sangat mempengaruhi terjadinya kenakalan

remaja. Karena menjadi orang tua tunggal dalam keluarga broken home, maka

orang tua lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja dibandingkan

Page 64: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

51

untuk memerhatikan perilaku anak-anaknya (hasil wawancara dengan guru BK

pada tanggal 22 Juli 2019).

Keluarga merupakan satu kesatuan hidup (sistem sosial) yang terdiri dari

ayah, ibu, dan anak. Ikatan kekeluargaan membantu anak mengembangkan sifat

persahabatan, cinta kasih, hubungan antar pribadi, kerja sama, disiplin, dan

tingkah laku yang baik. Sementara itu, keluarga harus menciptakan situasi belajar

yang kondusif bagi anak.

Keluarga memegang peran penting untuk kehidupan anak, lingkungan

keluarga yang baik akan membentuk anak yang baik sebaliknya jika keluarga

mengalami broken home dan tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik maka

akan mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku anak. Keluarga broken

home yang tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik dapat menjadi salah

satu faktor penyebab anak melakukan kenakalan.

Kenakalan yang dilakukan oleh keempat siswa di Madrasah Aliyah Swasta

Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara diantaranya adalah kehadiran

siswa di sekolah tidak tepat waktu (terlambat), membolos saat pergantian jam

pelajaran, bersikap kurang sopan terhadap guru, meremehkan dan membantah

guru, tidak mengerjakan tugas, tidak memiliki tujuan hidup (sulit dibimbing dan

diarahkan) dan bersikap semaunya sendiri, membuat gaduh saat KMB (Kegiatan

Belajar Mengajar), membolos (cabut), membuat status kasar, tidak fokus dengan

pelajaran serta tidak memiliki motivasi untuk belajar, sholat bolong-bolong,

mengaku haid saat diajak jamaah sholat dzuhur atau dhuha (berbohong), dan

berkelahi (adu mulut) (hasil wawancara Bu Lisna, 22 Juli 2019).

Page 65: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

52

Kenakalan siswa yang terjadi di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an

Islamic Center Sumatera Utara yaitu mendominasi sering membolos dan

berperilaku tidak sopan terhadap guru dan teman-temannya.

Hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa kenakalan yang dilakukan siswa di Madrasah Aliyah Swasta

Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara merupakan kenakalan yang

bersifat ringan dan sedang. Kenakalan ini tidak diatur dalam undang-undang

sehingga tidak dapat digolongkan sebagai pelanggaran hukum.

C. Analisis Konseling individual melalui teori Gestalt dalam Mengatasi

Kenakalan Siswa di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic

Center Sumatera Utara

Kegiatan konseling individual melalui teori Gestalt mencakup berbagai

aspek yang saling berkaitan dan mendukung, sehingga tidak memungkinkan jika

pelayanan itu hanya dilakukan oleh konselor saja. Pelaksanaan layanan ini

merupakan tanggung jawab seluruh personil sekolah, yaitu kepala sekolah, guru

BK, wali kelas, guru mata pelajaran dan petugas lainnya. Semua personil sekolah

memiliki peran yang penting dalam melaksanakan layanan konseling individual

melalui teori Gestalt karena selain demi kelancaran proses belajar mengajar

layanan konseling individual melalui teori Gestalt juga memiliki peran penting

dalam membentuk pribadi yang berakhlakul karimah.

Meskipun layanan konseling individual melalui teori Gestalt merupakan

tanggung jawab seluruh personil sekolah, namun guru bimbingan konseling tetap

Page 66: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

53

memegang peran penting dalam setiap kegiatan konseling individual melalui teori

Gestalt karena beliau merupakan koordinator bimbingan konseling.

Guru bimbingan konseling diharapkan melakukan tindakan sesuai dengan

hak dan kewajibannya untuk mengatasi kenakalan siswa di Madrasah Aliyah

Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara.

Guru bimbingan konseling dalam melaksanakan hak dan kewajibannya

melakukan beberapa tindakan sebagai upaya untuk mengatasi kenakalan siswa

terkait dengan fungsi dan tujuan konseling individual melalui teori Gestalt.

Tindakan yang dilakukan guru bimbingan konseling di Madrasah Aliyah

Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara adalah melakukan

tindakan pencegahan yaitu sering disebut dengan kegiatan preventif. Untuk

menjalankan fungsi preventif guru bimbingan konseling melakukan bimbingan

dan arahan bagi siswa yang melakukan kenakalan, agar kenakalan yang dilakukan

siswa di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera

Utara tidak meningkat pada jenis kenakalan yang melanggar hukum.

Bimbingan dan arahan yang dilakukan guru bimbingan konseling kepada

siswa yang melakukan kenakalan diantaranya dengan berperan sebagai

informator, dalam peran ini guru bimbingan konseling dengan kemampuannya

sendiri memberi informasi yang berkaitan dengan akibat dari suatu kenakalan

yang dilakukan siswa baik melalui program klasikal maupun program konseling

individual.

Guru bimbingan konseling di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an

Islamic Center Sumatera Utara tidak hanya memberikan informasi dengan

Page 67: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

54

kemampuannya sendiri melainkan juga dengan meminta bantuan kepada lembaga-

lembaga lain yang menguasai informasi yang diharapkan dapat membantu siswa,

seperti: KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) Sumatera Utara, yang mana

guru bimbingan konseling berharap siswa dapat memperoleh informasi berkaitan

dengan literasi media, berkaitan dengan bagaimana pentingnya siswa cerdas

dalam memilih berita baik itu yang berasal dari televisi maupun radio. Kerjasama

dengan BNN (Badan Narkotika Nasional) Sumatera Utara, dengan tujuan agar

siswa memiliki pengetahuan apa saja jenis-jenis zat-zat adiktif dan narkotika, apa

bahayanya bila mengonsumsi zat-zat adiktif dan narkotika. Kerjasama dengan

PKBI (Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia) Sumatera Utara, dengan

tujuan agar siswa memiliki pengetahuan mengenai pentingnya kesehatan

reproduksi remaja dan bahayanya sex pranikah. Kerjasama dengan Kepolisian,

dengan tujuan agar siswa memiliki pengetahuan tentang tata tertib lalu lintas lalu

dapat taat aturan berkendara dan sadar akan keselamatan berkendara di jalan raya.

Pihak kepolisian melakukan sosialisasi dan memberikan berbagai masukan

tentang kelengkapan dalam berkendara sepeda motor, pentingnya memahami

dan menaati rambu-rambu lalu lintas, serta mengutamakan kehati-hatian

dalam berkendara, tidak bersikap ugal-ugalan karena dapat membahayakan

diri sendiri dan orang lain di jalan raya.

Selain tindakan preventif upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara adalah

memberikan kegiatan bimbingan berkelanjutan yang sering disebut dengan

tindakan kuratif. guru bimbingan konseling menjalankan fungsi kuratif atau

Page 68: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

55

korektif yaitu dengan membantu siswa memecahkan masalah yang sedang

dihadapi atau dialaminya. Dalam hal ini masalah yang sedang dialami siswa di

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara adalah

melakukan kenakalan. Dalam hal ini guru bimbingan konseling membantu siswa

dengan cara mencari tahu alasan mengapa siswa melakukan kenakalan dan

melakukan layanan konseling individual melalui teori Gestalt agar siswa tidak lagi

melakukan kenakalan.

A. Hasil Penelitian Tindakan Siklus I

1. Perencanaan

Peneliti mengadakan kesepakatan awal melalui kegiatan konseling

individual pada tahap siklus I dengan semua masing-masing konseli sebelum

melaksanakan layanan konseling individual untuk membahas masalah konseli,

berikut jadwal pertemuan pemberian layanan konseling individual adalah sebagai

berikut :

2. Tindakan/Aksi

Pada tahap tindakan, peneliti melakukan pemberian layanan konseling

individual dengan teori gestalt. Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilakukan dua

kali pertemuan dengan langkah-langkah sebgai berikut :

Pertemuan I

Pada pertemuan pertama peneliti mengadakan layanan konseling individual sesuai

kesepakatan dalam pelaksanaan konseling individual. Layanan konseling

individual diadakan di ruang BK dengan suasana yang nyaman kurang lebih 40

menit. Berikut dijelaskan tahap-tahap konseling individual :

Page 69: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

56

1) Tahap awal ( Attending )

Konselor menciptakan hubungan yang hangat dengan konseli. Menerima

dan mengucapkan salam serta menyampaikan perasaan senang atas kesedihan

konseli untuk datang menemuinya.

Ko: “ Pertama kakak ucapkan terimkasih ya dek, telah bisa hadir di

pertemuan ini, kenalkan nama kakak Sri, kakak mahasiswi UMSU yang akan

penelitian di sekolah ini, adik maukan membantu kakak melakukan penelitian ini,

karena adik adalah salah satu siswa yang akan kakak teliti”. Konselor

menginformasikan pada siswa bahwa dari hasil wawancara dengan guru BK.

Selanjutnya, konselor menyampaikan pada siswa apa yang dimaksud dengan

kenakalan akibat brokenhome.

Masalahnya untuk mengatasi dengan mengikuti konseling individual.

Ko: “ Konseling yaitu merupakan suatu pertemuan langsung dengan

individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya, jadi kita disini akan

sama-sama mencoba menyelesaikan masalah Ahmad Riyansyah “, apakah adik

mau mengikuti konseling ini ?”.

2) Tahap inti (Eksplorasi )

Setelah konselor memberikan pemahaman awal tentang brokenhome,

selanjutnya konselor menyampaikan beberapa hal tentang akibat dari brokenhome

tersebut.

Page 70: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

57

Perumusan Masalah

Konselor dan konseli menyepakati bersama permasalahan semua konseli

sesuai untuk mengurangi kenakalan dari keluarga yang brokenhome.

Identifikasi masalah

Pada tahap ini konselor dan konseli bersama-sama mengidentifikasi

masalah dan alternatif masalah dari hasil perumusan masalah. Alternatif yang

diidentifikasi adalah alternatif yang tepat.

Ko: “ Jadi dengan cabut, mengganggu teman, bolos jam pelajaran, itu yang buat

kamu tenang, memangnya apalagi yang buat kamu tenang selain nakal

disekolah?”.

Ko: Kesedihan yang kamu alami ternyata tidak seperti teman-teman kamu

yang tidak memiliki orangtua, bisa dikatakan orangtuanya sudah tiada, dan apakah

dengan nakal kamu bisa tenang?

Konselor hanya membantu dalam menyusun daftar alternatif, yaitu:

meningkatkannya sendiri, mengikuti konseling individu bersama konselor, atau

meminta bantuan teman.

Ko:” Nah, coba kamu bayangkan dek, teman-teman yang ada di luar sana (panti

asuhan) yang tidak memiliki kedua orangtua yang lengkap/meninggal dunia,tapi

mereka masih bisa bersikap sewajarnya dan tidak berprilaku nakal dek”.

Perencanaan Pertemuan

Jika klien telah menetukan alternatif pemecahan masalah, kemudian klien

bersama konselor membuat rencana tindakan yaitu menyepakati jadwal pertemuan

Page 71: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

58

konseling berikutnya hari, tanggal dan jam. Rencana tersebut juga meliputi

tentang apa yang akan dilakukan, bagaimana caranya dan kapan waktunya.

Ko: “ Pertemuan pertama kakak sudah memberi tahu tujuan kakak selanjutnya

kita bahas masalah adik lusa karena tujuan dari konseling pertama kita ini sudah

tercapai, maka kita lanjutkan besok ya dek dipertemuan kedua, kakak akan

melakukan konseling lagi yang mungkin membantu mengurangi kenakalan adik

di sekolah, adik maukan ?”.

3) Kegiatan akhir ( Tahap Penilaian dan umpan balik )

Pada tahap ini konselor menanyakan pada konseli mengenai hal baru yang

didapatkannya ( pengetahuan dan perasaan) setelah membahas permasalahannya

mengenai masalah yang dihadapinya. Konselor bersama konseli menyimpulkan

kegiatan konseling dan merumuskan kembali keadaan mengenai masalah yang

dihadapinya yaitu masalah brokenhome. Konselor bersama konseli merencanakan

pertemuan selanjutnya. Dan berakhir dengan mengakhiri proses/sesi konseling.

Ko: “ Baiklah dek terimkasih, semoga pertemuan kita ini bermanfaat untuk

adik ya..

Ki: “ Iya kak..”

3. Pengamatan/ Observasi

Peneliti melakukan observasi baik selama proses konseling individuak

berlangsung terhadap hasil percakapan yang telah dilakukan. Pada proses

pelaksanaan konseling individual, peneliti melakukan observasi dimana tahapan

konseli melalui dialog-dialog, nada suara dan bahasa tubuh yang muncul selama

proses tersebut. Hasil penagamatan yang kemudian ditulis verbatimnya, dan hasil

Page 72: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

59

verbatim kenakalan siswa yang brokenhome setiap siswa ditulis pada tabel

analisis verbatim.

4. Refleksi

Maka peneliti melakukan refleksi terhadap seluruh kegiatan pada siklus I,

dengan hasil sebagai berikut :

a. Pada awal kegiatan penelitian ini siswa merespon dengan cukup baik terhadap

kehadiran peneliti sebagai seorang konselor yang hendak memberikan layanan

konseling individual.

b. Pada kegiatan pelaksanaan layanan konseling individual hubungan siswa dan

konselor terjalin cukup akrab.

c. Pada siklus I, siswa masih ada yang terlihat malu-malu mengungkapkan

permasalahannya dengan terbuka.

d. Pada siklus I, suasana dan kondisi tempat kegiatan konseling individual masih

kurang nyaman, karena terlalu terbuka. Meskipun begitu antusias siswa

menceritakan masalahnya tidak terpengaruh.

e. Pada siklus I, ada salah satu Ki 4 sudah mampu mengurangi kenakalannya

walaupun belum maksimal. Sehubungan dengan permasalahan yang

dialaminya yaitu ditinggal oleh ayahnya dari kecil . hal ini terlihat dari hasil

percakapan proses pelaksaaan layanan konseling individual.

f. Pada siklus I, dari hasil data yang diperoleh dari penilaian proses pelaksaan

layanan konseling individual, lembar layanan segera (laiseg), lembar penilaian

layanan jangka pendek ( laijapen), lembar penilaian layanan jangka panjang

(laijapan) yang di isi oleh siswa, ditemukan bahwa siswa merasa lebih

Page 73: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

60

nyaman, senang dan lega karena masalah yang mereka alami sudah

mengalami kemajuan ke arah membaik, namun belum sampai pada kriteria

yang ditargetkan dalam penelitian.

5. Evaluasi

Pada tahapan ini peneliti mengevaluasi semua tahap kegiatan yang telah

dilakukan mulai dari tahap pelaksanaan kegiatan, tindakan, observasi hingga

refleksi. Berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan oleh peneliti, maka

diperoleh data sebagai berikut:

a. Ditemukan bahwa dari 3 siswa yang mengikuti layanan konseling individual,

terdapat Ki ke empat yang sudah mencapai nilai bauk, dan 3 siswa masih

mencapai nilai kurang baik yang perlu perbaikan. Dari 95 % target yang

ditetapkan peneliti, hanya 25 % siswa yang mengalami kemajuan

perkembangan ke arah membaik dalam mengurangi kenakalannya.

b. Tahap refleksi siklus I maka penelitian dapat dilanjutakan ke siklus II untuk

mengurangi kenakalan siswa yang brokenhome.

Setelah data ditemukan dapat disimpulkan hasil tindakan siklus I

ditemukan bahwa siswa belum sepenuhnya terjadi perubahan dalam mengurangi

kenakalannya.

Page 74: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

61

B. Hasil Penelitian Tindakan Siklus II

1. Perencanaan

Peneliti mengadakan kesepakatan awal melalui kegiatan konseling

individual pada tahap siklus II dengan semua masing-masing konseli sebelum

melaksanakan layanan konseling individual untuk membahas masalah konseli.

2. Tindakan / Aksi

Pada tahap tindakan, peneliti melakukan pemberian layanan konseling

individual dengan teori gestalt. Pelaksaan tindakan pada siklus II dilakukan dua

kali pertemuan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertemuan III

Pada pertemuan pertama peneliti mengadakan lyanan konseling individual

sesuai kesepakatan dalam pelaksaan konseling individual. Layanan konseling

individual diadakan di ruang BK dengan suasana yang nyaman kurang lebih 40

menit. Berikut dijelaskan tahap-tahap konseling individual :

1) Tahap awal ( Attending )

Konselor menciptakan hubungan yang hangat dengan konseli. Menerima

dan mengucapkan salam serta menyampaikan perasaan senang atas kesediaan

konseli untuk datang menemuinya.

Ko: “ Terimkasih kakak ucapakan atas kedatangan adik untuk

kegiaytan konseling kita yang ke 3 ini , nah disini kakakkan sudah tau

bagaiamna keadaan adik , tau bagaimana keluarga adik, sekrang kakak

akan ajak adik untuk saling terbuka dan benar-benar melepaskan semua

rasa yang ada dihati adik sekarang”.

Page 75: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

62

Konselor menyarankan konseli untuk melepaskan semua masalah dalam

pelaksaan konseling yang dilakukan. Dan konselor menanyakan kembali tentang

arti dari brokenhome.

Ko: “ Adik tidak usah malu ataupun segan dengan kakak, kalau adik

mua menangis, menangislah supaya memang benar-benar lepas semua

beban adik”.

Ko: Baiklah disini kakak ingin nanya dulu masih ingatkan pengertian

kenakaln siswa yang brokenhome?

Ki: suatu tindakan yang sudah melanggar norma yang diakibatkan

karena keluarganya yang tidak harmonis.

2) Tahap inti ( Eksplorasi )

Setelah konselor memberikan pemahaman awal tentang brokenhome,

selanjutanya konselor menanyakan beberapa hal tentang akibat dari brokenhome

tersebut,

Identifikasi masalah

Pada tahap ini konselor dan konseli bersama-sama mengidentifikasi

masalah dan alternatif masalah dari hasil perumusan masalah. Alternatif yang

diidentifikasi adalah alternatif yang tepat.

Ko: “ Nahhh, apakah teman kamu itu yang orangtuanya bercerai brtindak

sama dengan apa yang kamu lakukan ?

Ki: “ Ngga sih kka.. “

Ko: “ Mengapa mereka tidak nakal walaupun orangtuanya bercerai ?”

Ki: “ Mungkin mereka ngga ambil pusing kak”.

Page 76: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

63

Ko: “ nahhh, itu kamu tau dek, mereka itu selalu bersyukur dengan

keadaan yang diberi Allah “.

Konselor hanya membantu dalam menyusun daftar alternatif, yaitu :

meningkatkannya sendiri, mengikuti konseling individual bersama konselor, atau

meminta bantuan teman.

Tahap Tindakan atau Komitmen

Pada tahap selanjutnya hasil perencanaan kemudian dilaksanakan. Disini

konseli harus melakukan rencana yang telah disusun. Pelaksanaan ini harus

dilakukan karena proses konseling akan sia-sia jika perencanaan yang telah

disusun sedemikian dilaksanakan.

3) Kegiatan akhir ( Tahap Penilaian dan Umpan balik )

Pada tahap ini konselor menanyakan pada konseli mengenai hal baru yang

didapatkannya ( pengetahuan dan perasaan ) setelah membahas permasalahannya

mengenai masalah yang dihadapinya. Konselor bersama konseli menyimpulkan

kegiatan konseling dan merumuskan kembali keadaan mengenai masalah yang

dihadapinya yaitu masalah brikenhomne. Konselor bersama konseli

merencanakan pertemuan selanjutanya. Dan berakhir dengan proses/sesi

konseling.

Pertemuan IV

Pertemuan ke IV dilaksanakan kurang lebih 40 menit diruang BK dengan

kondisi yang nyaman agar konseli dapat mengikuti layananan konseling

individual berjalan dengan baik tanpa trganggu dengan aktivitas sekolah lainnya.

Tahap konseling individual pertemuan IV dijelaskan sebagai berikut :

Page 77: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

64

1) Tahap awal (Attending)

Konselor menciptakan hubungan yang hangat dengan konseli. Menerima

dan mengucapkan salam serta menyampaikan perasaan senang atas kesediaan

konseli untuk datang menemuinya.

Ko: “Baiklah terimkasih atas kehadiharannya , disini akan melakukan konseling

pertemuan yang ke empat, dimana tujuan dari konselung ini kita akan membahas

masalah-masalah adik sebelumnya mengenai mengurangi kenakalan siswa yang

brikenhome, jadi kakak harapkan kejujuran adik, agar masalah adi dapat

terbantu”.

Konselor menjelaskan yang dilakukan dari pertemuan kesatu sampai

ketiga ini adalah sebgaai berikut :

Ko: “ Baik, untuk pertemuan 1 kemarin kakak sudah menjelaskan dan

memberikan informasi dri pengertian apa dek ?”

Ki: “ Kenakalan kak”.

Ko: “ Ya kenakalan siswa yang brokenhome, dan dipertemuan kedua kamu

mencoba menceritakan keluarga kamu dik, dan ketiga kakak memberikan

motivasi dan pengarahan terhadap masalah kamu “.

2) Tahap inti ( Identifikasi masalah )

Pada tahap ini konselor dan konseli bersama-sama mengidentifikasi

masalah dan alternatif masalah dari hasil perumusan masalah. Alternatif yang

diidentifikasi adalah lternatif yang tepat.

Page 78: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

65

Ko: “ Ooh, baiklah ternyata adik tidak memiliki masalah lagi ya, terhadap

keluarga adik, lalu pengen nanya ini kedepannya, usaha apa lagi yang akan

adik lakukan?”

Ki I:” Saya akan lebih bersyukur lagi kak, dan berusaha kkeras untuk

membahagiakan ibu saya dengan cara tidak nakal lagi disekolah”.

Ki II :” Saya akan lebih bersyukur kak dengan keadaan yang lebih sabar

kak”.

Ki III: “ Saya akan lebih dekat lagi dengan orangtua saya kak, saya akan

coba terus untuk bercerita pada orangtua saya untuk tetap ada dirumah jika

hari libur. Dan yang pastinya saya tidak akan nakal lagi disekolah”.

Ki IV: “ Saya akan tidak nakal lagi kak, dengan mengingat selalu wajah

ibu saya, karena tidak nakal lagi dengan mengingat wajah ibu karena dengan

begitu saya merasa tenang kak walaupun Cuma dengar suara dari HP saja kak,

terus saya akan belajar yang rajin “.

Konselor mencoba memberikan motivasi agar siswa-siswa terdorong

untuk melakukan yang terbaik dan dapat mengurangi kenakalan lagi.

Ko: “ Iya , bagus dek kakak do’akan agar adik bisa menggapai cita-cita

adik ya , baiklah dek, kita akhiri pertemuan ini “.

Ki: “ iya kak”.

3. Pengamatan/Observasi

Peneliti melakukan observasi baik selama proses konseling individual

berlangsung terhadap hasil percakapan yang telah dilakukan. Pada proses

pelaksanaan konseling individual, peneliti melakukan observasi dimana tahapan

Page 79: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

66

konseli melalui dialog-dialog dan bahasa tubuh yang muncul selama proses

tersebut. Hasil pengamatan yang kemudian ditulis verbatimnya, dan hasil

verbatim kenakalan siswa yang brokenhome setiap siswa ditulis verbatimnya, dan

hasil verbatim kenakalan siswa yang brikenhome setiap siswa ditulis pada tabel

analisis hasil verbatim.

Berdasarkan format observasi penilaian hasil proses rencana pelaksanaan

layanan konseling individual dan analisis verbatim positif yang diberikan peneliti.

Tabel 4.1

Hasil Observasi Penilaian dan Analisis Verbatim

Identitas

Siswa Sebelum Konseling

Sesudah konseling

Siklus 1 Siklus 2

P1 P2 P3 P4

01 Kurang Kurang Cukup Baik Baik

02 Kurang Kurang Cukup Baik Baik

03 Kurang Kurang Cukup Baik Baik

04 Kurang Kurang Cukup Baik Baik

Berdasarkan tabel ini menunjukkan berkurangnya atau teratasinya masalah

siswa yang brokenhome. Sebelum kegiatan konseling kenakalan sisiwa berada

kategori kurang. Pada siklus 1 pertemuan kedua meningkat menjadi cukup dan

pada siklus 2 sudah mengalami kemajuan menjadi baik.

D. Pelaksanaan Layanan Konseling Individual di Madrasah Aliyah Swata

Tahfizhil Qur’an Islamic Center

Pelaksanaan bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam dunia

pendidikan yaitu adanya guru bimbingan dan konseling (BK) disekolah. Hal ini

disebabkan karena dalam setiap individu memiliki masalah baik didalm maupun

Page 80: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

67

diluar dirinya. Ada orang yang mampu untuk mengatasi masalah dan ada sebagian

orang yang tidak mampu mengatasi masalahnya. Untuk itu bimbingan dan

konseling disekolah dibutuhkan agar dapat membantu menyelesaikan masalah

siswa dan mengembangkan pemikiran perilakunya kearah positif.

Di sekolah Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center

Sumatera Utara pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling juga diterapkan.

Hal ini dapat diketahui dari hasil wawancara dengan guru bimbingan dan

konseling yaitu ibu Lisna Wati S.pd mengatakan:

“Pelaksanaan bimbingan dan konseling selalu dilaksanakan oleh guru

bimbingan dan konseling yang ada di sekolah ini, salah satunyanya adalah saya

sendiri. Yang menjadikan hambatan dalam pelaksanaan layanan tersebut adalah

tidak adanya jam khusus untuk memberikan layanan. Jadi yang digunakan guru

BK untuk memberikan layanan tersebut ketika ada jam pelajaran yang kosong,

jam kosong itu adalah jam ketika guru mata pelajaran tidak masuk, maka guru BK

dapat masuk untuk memberikan layanan secara klasikal, seperti layanan

informasi. Namun apabila ada masalah yang penting, maka mereka akan dipanggil

kebilik konseling untuk melaksanakan layanan konseling individual”.

Meskipun dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ini tidak

memiliki jam khusus, pihak sekolah tetap memberikan dukungan kepada guru BK

dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling tersebut. Hal ini

disampaikan oleh ibu Lisna wati menyatakan :

“Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling benar tidak adanya jam

khusus yang disediakan oleh pihak sekolah tetapi pihak sekolah tetap

Page 81: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

68

menyediakan sarana dan prasana yang dibutuhkan untuk berlangsungnya proses

bimbingan dan konseling, meja guru BK, bangku untuk siswa, daftar absebsi

siswa, buku data pribadi siswa, buku proses layanan bimbingan dan konseling,

dan lemari untuk menyimpan data – data penting siswa, surat ijin siswa dan surat

panggilan untuk orangtua”.

Dari keterangan yang disampaikan diatas, dapat diketahui bahwa

pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di Madrasah Aliyah Swasta

Tahfizhil Qur’an Islamic Center melalui tahapan – tahapan yang disesuaikan

dengan program yang telah disusun oleh guru bimbingan dan konseling, tetapi

dalam pelaksanaan bimbingan dan koseling tersebut dilaksanakan ketika ada

permasalahan siswa dengan memanfaatkan waktu kosong dan jam istirahat siswa

agar tidak mengganggu jam pelajaran siswa.

Untuk memberikan layanan konseling individual kepada siswa, maka

tahapan-tahapan pelaksanaan bimbingan dan konseling yang dilakukan yakni :

a. Melakukan identifikasi terhadap masalah yang dihadapi siswa

b. Merumuskan masalah

c. Menentukan jenis atau teknik bantuan yang diberikan

d. Melaksanakan proses konseling

e. Tindak lanjut terhadap permasalahan

E. Diskusi Hasil Penelitian

Guru bimbingan konseling dalam melakukan layanan konseling individual

melalui teori Gestalt memiliki beberapa peran diantaranya adalah berperan

sebagai organisator, menyusun dan mengatur jadwal program konseling

Page 82: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

69

individual melalui teori Gestalt yang dilakukan. Guru bimbingan konseling

berperan sebagai fasilitator, memberi waktu dan kesempatan kepada setiap siswa

untuk melakukan konseling individual melalui teori Gestalt baik itu secara

klasikal, kelompok maupun individual. Guru bimbingan konseling berperan

sebagai mediator, menjadi penengah disaat terjadi konflik antar siswa hingga

masalah diantara mereka terselesaikan. Menjadi tempat wali kelas dan guru mata

pelajaran bertukar pendapat tentang masalah yang dihadapi siswa baik itu yang

berhubungan dengan proses belajar mengajar, sikap siswa, maupun tentang

masalah yang sedang dihadapi siswa.

Guru bimbingan konseling dalam melakukan perannya sebagai mediator

juga memanggilan orang tua untuk menjalin kerjasama dalam mengatasi

kenakalan siswa, karena orang tua memiliki peran yang sangat penting. Dengan

melakukan pemanggilan terhadap orang tua, guru bisa menginformasikan

kenakalan siswa di sekolah dan dapat meminta tolong kepada orang tua untuk

memerhatikan anaknya dan dapat mengarahkan anaknya untuk berperilaku yang

lebih baik. guru bimbingan konseling juga melakukan home visit, ketika guru

bimbingan konseling dan wali kelas telah bersepakat perlu diadakannya layanan

konseling tersebut.

Guru bimbingan konseling juga melakukan tindakan memberi nasehat

kepada siswa yang melakukan kenakalan bahwa kenakalan merupakan perbuatan

yang tidak baik, menerangkan kepada mereka bagaimana pentingnya berakhlakul

karimah. Serta mengajak siswa untuk taat beribadah di sekolah maupun di luar

sekolah. Di sekolah dengan cara membiasakan siswa melakukan sholat berjamaah

Page 83: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

70

dhuha, berjamaah zhuhur, istighosah, dan membaca asmaul husna. Sedangkan di

luar sekolah dengan senantiasa menasehati siswa supaya senantiasa melakukan

sholat.

Guru bimbingan konseling juga membantu siswa menyelesaikan

masalahnya dengan pendekatan do’a. Baik guru bimbingan konseling mendo’akan

sendiri siswa-siswanya yang bermasalah, maupun guru bimbingan konseling

meminta kepada orang tua siswa untuk mendo’akan anaknya agar tidak

melakukan kenakalan lagi dan dapat menjadi anak yang berakhlakul karimah.

Tindakan selanjutnya yang dilakukan guru bimbingan konseling Madrasah

Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara adalah membantu

siswa menjaga agar situasi dan kondisi yang semula tidak baik (mengandung

masalah) menjadi baik (terpecahkan) dan kebaikan itu bertahan lama (in state of

good) yang sering disebut dengan fungsi preservatif. Dalam melakukan tindakan

preservatif guru bimbingan konseling berperan sebagai evaluator. Setelah

dilaksanakan konseling individual melalui teori Gestalt pada siswa-siswi korban

broken home yang melakukan kenakalan, guru bimbingan konseling membuat

evaluasi baik dalam bidang pendidikan maupun tingkah laku sosialnya. Dari

evaluasi yang telah lakukan guru bimbingan konseling kemudian beliau membuat

kesimpulan bahwa terdapat perubahan dimana siswa berubah menjadi lebih baik

dan tidak melakukan kenakalan lagi. Namun ada juga sebagian siswa yang masih

melakukan kenakalan.

Guru bimbingan konseling kemudian mengambil langkah selanjutnya baik

itu melakukan konseling individual melalui teori Gestalt lanjutan maupun

Page 84: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

71

membuat program konseling yang baru untuk siswa yang masih melakukan

kenakalan. Sedangkan untuk siswa yang sudah berubah menjadi baik dan tidak

melakukan kenakalan lagi guru bimbingan konseling tetap membimbing siswa

agar tetap mau melakukan jamaah sholat dhuha, sholat dhuhur, membaca asmaul

husna di sekolah dan tetap melakukan sholat ketika berada diluar lingkungan

sekolah.

Bimbingan yang dilakukan guru bimbingan konseling agar siswa tetap

melakukan kebaikan dan tidak lagi kembali melakukan kenakalan diantaranya

dengan melakukan tindakan menjalin keakraban serta empati kepada siswa yang

sudah tidak melakukan kenakalan agar mereka tidak lagi mengulangi berbuat

kenakalan. Guru bimbingan konseling senantiasa siap untuk menjadi teman curhat

siswa sehingga siswa merasa diperhatikan dan dipedulikan kemudian dapat

menerima setiap nasehat yang diberikan guru bimbingan konseling kepadanya.

Tindakan terakhir yang dilakukan guru bimbingan konseling adalah

membantu siswa memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah

baik agar tetap baik atau menjadi lebih baik, sehingga tidak memungkinkannya

menjadi sebab munculnya masalah baginya. Tindakan ini yang sering disebut

fungsi developmental atau pengembangan. Guru bimbingan konseling dalam

melakukan tindakan ini berperan sebagai motivator, memberi motivasi kepada

para siswa agar mereka dapat merencanakan masa depannya, dapat belajar dengan

giat, dapat menyelesaikan masalahnya, dan dapat meraih cita-citanya.

Siswa yang sudah tidak melakukan kenakalan guru bimbingan konseling

mengarahkan mereka untuk mengembangkan potensi dalam dirinya seperti

Page 85: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

72

mengajak siswa untuk mengikuti seminar sebagai rangsangan agar siswa memiliki

keinginan untuk maju, pergi jalan-jalan dan makan bersama untuk tetap menjalin

keakraban agar siswa mudah terbuka untuk bercerita kepada guru bimbingan

konseling apa yang sedang dirasakan dan dialaminya, pergi sowan ke ustadz agar

siswa memiliki motivasi untuk melakukan ibadah dan mendekatkan diri kepada

Allah sehingga dapat menjadi siswa yang benar-benar berakhlakul karimah.

Berdasarkan uraian diatas penulis berpendapat bahwa peran guru

bimbingan konseling dalam mengatasi kenakalan siswa di Madrasah Aliyah

Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara sangat besar sekali

mengingat Bu Lisna sebagai guru bimbingan konseling di Madrasah Aliyah

Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara adalah satu-satunya guru

bimbingan konseling yang ada di sekolah itu. Dan peran-peran yang dijalankan

guru bimbingan konseling lewat layanan konseling individual melalui teori

Gestalt yang meliputi konseling individual, dan bimbingan dalam bidang belajar,

karir, keagamaan, serta sosial. Semua peran yang dilakukan guru bimbingan

konseling itu membuat siswa yang melakukan kenakalan dapat menjadi siswa

yang tidak lagi melakukan kenakalan, dapat menata masa depannya, menjadi rajin

beribadah, dan berakhlakul karimah.

Pada dasarnya, upaya yang dilakukan guru bimbingan konseling dalam

mengatasi kenakalan siswa lebih bersifat ke arah bimbingan. Bimbingan yang

diberikan dalam mengatasi kenakalan siswa berfungsi sebagai upaya pemahaman,

melalui fungsi ini guru bimbingan konseling dapat memberikan pemahaman dan

Page 86: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

73

penjelasan kepada siswa tentang diri siswa, perilakunya dan lingkungan

sekitarnya.

Tujuan yang ingin dicapai melalui konseling individual melalui teori

Gestalt adalah agar fitrah yang dikaruniakan Allah kepada individu bisa

berkembang dan berfungsi dengan baik, sehingga menjadi pribadi yang kaffah,

dan secara bertahap dapat mengaktualisasikan apa yang diimaninya itu dalam

kehidupan sehari-hari, yang tampil dalam melaksanakan tugas kekhalifahan di

bumi, dan ketaatan dalam beribadah dengan mematuhi segala perintah-Nya dan

menjauhi segala larangan-Nya.

Maka pada hakikatnya peran guru bimbingan konseling dalam mengatasi

kenakalan siswa di Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center

Sumatera Utara merupakan bimbingan yang bertujuan agar siswa:

1. Mengalami suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan kebersihan jiwa

dan mental. Jiwa siswa menjadi tenang, tunduk dan damai, bersikap lapang

dada dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah dari Tuhannya.

2. Mengalami perubahan, perbaikan dan kesopanan tingkah laku yang dapat

memberikan manfaat baik pada diri siswa sendiri, lingkungan keluarga,

dan lingkungan sosial dimana siswa bertempat tinggal serta alam

sekitarnya.

3. Memiliki kecerdasan spiritual pada diri siswa sehingga muncul dan

berkembang, rasa keinginan untuk berbuat taat kepada Tuhannya,

ketulusan mematuhi segala perintah-Nya dan ketabahan menerima ujian-

Nya.

Page 87: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

74

Memiliki potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu siswa dapat

melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan benar, siswa dapat

menanggulangi berbagai persoalan hidup, dan dapat memberikan kemanfaatan

dan keselamatan bagi lingkungannya pada berbagai aspek.

F. Keterbatasan Penelitian

Sebagai manusia bisa peneliti tidak bisa terlepas dari kesalahan dan

kekhilafan yang berakibat dari keterbatasan berbagai faktor yang ada pada

penulis. Kendala-kendala yang dihadapi sejak dari pembuatan, rangkaian

penelitian, pelaksanaan penelitian, hingga pengolahan data seperti:

1. Keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh peneliti baik moril maupun

materil dari awal proses pembuatan proposal, pelaksanaan proposal hingga

pengolahan data.

2. Terbatasnya waktu yang penulis miliki untuk melakukan riset lebih lanjut

pada Kelas X IPS Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic

Center Sumatera Utara Tahun Pembelajaran 2018/2019.

3. Selain keterbatasan di atas, penulis juga menyadari bahwa kurangnya

wawasan penulis dalam membuat daftar pertanyaan wawancara yang baik

dan baku ditambah dengan kurangnya buku pelaksanaan mengenai teknik

penyusunan daftar pertanyaan wawancara secara baik merupakan

keterbatasan peneliti yang tidak dapat dihindari.

Oleh karena itu, dengan tangan terbuka penulis mengharapkan saran dan

kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tulisan-tulisan di masa

mendatang. Di samping adanya keterbatasan dana, buku panduan, waktu serta

Page 88: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

75

moril dan material yang penulis miliki akibat dari berbagai faktor tersebut, maka

penelitian ini masih ada kekurangan dan kelemahan. Oleh sebab itu dengan

senang hati penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat

membangun guna perbaikan ke depannya.

Page 89: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

76

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis laksanakan konseling individual

melalui teori gestalt telah mengurangi kenakalan siswa di kelas X IPS Madrasah

Aliyah Swasta Tahfhizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara Tahun

Pembelajaran 2018/2019.

1. Dengan pengurangan terhadap kenakalan siswa setelah dilaksanakannya

konseling individual dilihat dari hasil penelitian observasi dan wawancara.

Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang brokenhome berada

pada kreteria cukup dalam mengurangi kenakalannya. Namun setelah

mendapat layanan konseling ketuntasan masalahnya berkurang dimana

diperoleh dari kemajuan-kemajuan siswa dalam memperbaiki sikap yang

salah.

2. Maka dari hasil penelitian tersebut bahwa layanan konseling individual

melalui teori gestalt dapat mengurangi kenakalan siswa di kelas X IPS

Madrasah Aliyah Swasta Tahfizhil Qur’an Islamic Center Sumatera Utara

Tahun Pembelajaran 2018/2019.

B. Saran

1. Untuk Kepala Sekolah

Sekolah hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana yang

dibutuhkan dan dapat menunjang proses layanan konseling individual

melalui teori Gestalt. Selain itu, sekolah juga hendaknya memahami kembali

Page 90: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

77

pembagian tugas konseling individual melalui teori Gestalt yang harus

dilakukan oleh seluruh personil sekolah sehingga proses konseling individual

melalui teori Gestalt tidak terpusat pada guru bimbingan konseling saja.

2. Untuk Guru bimbingan konseling

Guru bimbingan konseling hendaknya lebih meningkatkan kerjasama

antar guru dan wali kelas sehingga semua personil sekolah dapat

menjalankan layanan konseling individual melalui teori Gestalt.

Page 91: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …

78

DAFTAR PUSTAKA

Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama.

Irwanto. 2001. Psikologi Umum. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Mudzakir, A. 2001. Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Balai Pustaka.

Muhibbin, Syah. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Suatu Pendekatan Baru.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Prawitasari. 2005. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara.

Shapiro, M.E. 2005. Dasar-dasar Bimbigan Konseling: Jakarta: Rineka Cipta.

Sia, Tjundjing. 2001. Pengaruh Antara IQ, EQ, dan QA dengan Prestasi Studi

Pada Siswa SMU. Jurnal Anima Vol.17 no.1

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Sugiono, 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfa Beta.

Supriyono, W. dan Ahmadi, A. 2004. Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tulus, Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Hasil belajar siswa. Jakarta:

Gramedia Widiasarana Indonesia.

Uno, Hamzah. 2007. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar

yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. 2001. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta:

Gramedia.

Wirawan, Sarlito. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Page 92: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 93: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 94: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 95: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 96: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 97: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 98: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 99: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 100: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 101: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 102: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …
Page 103: PELAKSANAAN KONSELING INDIVIDUAL MELALUI TEORI …