komunikasi konseling

32
Komunikasi Konseling

Upload: kanashimi-chan

Post on 13-Feb-2015

682 views

Category:

Documents


169 download

TRANSCRIPT

Page 1: KOMUNIKASI KONSELING

Komunikasi Konseling

Page 2: KOMUNIKASI KONSELING

Komunikasi dan konseling

Komunikasi dapat diartikan sebagai suatu proses pemindahan informasi antara dua orang manusia atau lebih dengan menggunakan simbol-simbol bersama. Komunikasi sekurang-kurangnya melibatkan dua partisipan yaitu pemberi dan penerima.

Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002)

Hubungan konseling secara umum dimaknai sebagai hubungan yang membantu (helping relationship) antara konselor sebagai professional dengan konseli

Page 3: KOMUNIKASI KONSELING

Komunikasi dalam konselingBiasanya komunikasi dalam konseling melibatkan 3 dimensi, yaitu:

Page 4: KOMUNIKASI KONSELING

KONSELING FISIOTERAPI

• Konseling fisioterapi adalah bantuan kepada orang lain dalam bentuk wawancara yang menuntut adanya komunikasi,

interaksi yang mendalam dan usaha bersama antara konselor (physio) dengan konseli (pasien) untuk mencapai tujuan

konseling yang dapat berupa pemecahan masalah, pemenuhan kebutuhan ataupun perubahan tingkah laku/

sikap dalam ruang lingkup pelayanan fisioterapi”

Page 5: KOMUNIKASI KONSELING

Tujuan konseling

Tujuan konseling adalah :

• Pemecahan masalah, meningkatkan efektifitasindividu dalam pengambilan keputusan secara tepat.

• Pemenuhan kebutuhan, menghilangkan perasaan yang menekan/ mengganggu.

• Perubahan sikap dan tingkah laku.

Page 6: KOMUNIKASI KONSELING

unsur komunikasi konseling

Page 7: KOMUNIKASI KONSELING

Prinsip dasar konseling

Kemampuan menolong orang lain digambarkan dalam sejumlah keterampilan yang digunakan seseorang sesuai dengan profesinya yang meliputi (HOPSAN, 1978) :

(1) Pengajaran

(2) nasehat dan bimbingan

(3) pengambilan tindakan langsung

(4) Pengelolaan

(5) konseling.

Page 8: KOMUNIKASI KONSELING

Tahapan proses konseling

1) tahap awal atau tahap mendefinisikan masalah

2) tahap pertengaha n disebut juga tahap kerja

3) tahap akhir atau tahap perubahan dan tindakan (action). Setiap tahapan konseling memiliki teknik –teknik komunikasi tertentu

Page 9: KOMUNIKASI KONSELING

Adapun teknik -teknik yang dapat digunakan pada setiap tahapan konseling menurut Willis, (2009)adalah:

Page 10: KOMUNIKASI KONSELING

KETERAMPILAN KOMUNIKASI KONSELING

• Beberapa keterampilan merespon yang harus dikuasai konselor baik verbal maupun nonverbal dalam komunikasi konseling adalah respon attending

Page 11: KOMUNIKASI KONSELING

Peta Respon Attending

Page 12: KOMUNIKASI KONSELING

Paraphrase • sasaran• prinsip

Page 13: KOMUNIKASI KONSELING

Perilaku Attending

Keterampilan memperhatikan terdiri dari atas tiga dimensi : kontak mata,bahasa tubuh dan kualitas suara ( dalam Rosjidan, 2005)

1. Kontak mata. Hendaknya dalam melakukan komunikasi konseling, jarak dan posisi duduk atau berdiri antara konselor dengan konseli tidak terlalu jauh.

2. Bahasa tubuh. Penggunaan bahasa tubuh sangat mendukung terhadap komunikasi konseling, agar tercipta keakraban dan kedekatan antara konselor dengan konseli.

3. Kualitas suara. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh konselor dan konseli dalam komunikasi konseling seperti halnya dalam percakapan biasa, namun bagi konselor hendaknya ada penekanan dan variatif dalam suara agar kata itu berkesan mempunyai arti yang mendalam.

Page 14: KOMUNIKASI KONSELING

• Attending yang baik dapat :

1. Meningkatkan harga diri klien

2. Menciptakan suasana yang aman

3.Mempermudah ekspresi perasaan konseli dengan bebas

Page 15: KOMUNIKASI KONSELING

• Berikut ini penampilan attending yang baik :

1. Kepala ; melakukan anggukan jika setuju

2. Ekspresi wajah ; tenang, ceria, senyum, kontak mata.

3. Posisi tubuh ; agak condong kearah konseli, jarak konselor –konseli agak dekat, duduk akrab berhadapan atau berdampingan

4. Tangan ; variasi gerakan tangan/lengan spontan berubah ubah,menggunakan tangan sebagai isyarat, menggunakan gerakan tangan untuk menekankan ucapan.

5. Perhatian ; mendengarkan aktif penuh perhatian, menunggu ucapan konseli hingga selesai, diam ( mananti saat kesempatan bereaksi) perhatian perhatian terarah pada lawan bicara

Page 16: KOMUNIKASI KONSELING

Perilaku attending yang kurang baik1. Kepala ; kaku

2. Muka ; kaku, ekspresi melamun, mengalihkan pandangan, tidak melihat kearah konseli saat sedang berbicara, mata melotot

3. Posisi tubuh ; tegak kaku, bersandar, miring, jarak duduk dengan konseli menjauh, duduk kurang akrab dan berpaling

4. Memutuskan pembicaraan, berbicara terus tanpa ada teknik diam untuk I kesempatan pada konseli untuk berpikir dan berbicara

5. Perhatian ; terpecah, mudah buyar oleh gangguan luar

Page 17: KOMUNIKASI KONSELING

Bertanya

kesulitan:

Pada proses konseling kebanyakan konselor kesulitan untuk membuka percakapan dengan konseli.

Page 18: KOMUNIKASI KONSELING

Solusi:

Untuk memudahkan membuka percakapan, maka konselor harus memiliki keterampilan bertanya melalui pertanyaan terbuka yang memungkinkan munculnya pernyataan-pernyataan baru dari konseli.

Contohnya : melalui kalimat ”Apa sebabnya” dan ”Mengapa sampai hal itu bisa terjadi”, ”Bagaimana perasaan anda saat itu”, ”Dapatkah anda menjelaskan kejadian pada saat itu”. Pertanyaan konselor dapat juga bersifat tertutup untuk menjernihkan atau memperjelas informasi, memfokuskan pembicaraan konseli, memperoleh informasi tertentu. Pertanyaan tertutup dapat dilakukan melalui kalimat “Anda tinggal dimana”, dsb.

Page 19: KOMUNIKASI KONSELING

Dorongan Minimal (minimal encouragement)

Dorongan minimal adalah suatu dorongan langsung yang singkat terhadap apa yang telah dikatakan konseli. Respon yang diberikan oleh konselor sesedikit mungkin dengan tujuan memberikan kesempatan kepada konseli berbicara lebih lanjut. Misalnya dengan mengatakan terus ,lalu , ya dan ., hm , dapat juga de ngan isyarat anggukan. Dorongan minimal dilakukan secara selektif, pada saat konseli kelihatan akan mengurangi atau menghentikan pembicaraan, atau kurang memusatkan pikirannya pada pembicaraan.

Page 20: KOMUNIKASI KONSELING

Klarifikasi

Klarifikasi, adalah ketrampilan untuk menjerni hkan ucapan-ucapan konseli yang kurang jelas, samar-samar dan agak meragukan.

Tujuan klarifikasi adalah: Memeriksa kembali isi pesan konseli , Memperjelas pesan konseli dan Memeriksa ketepatan pesan konseli dengan persepsi konselor .

Misalnya:

Konselor: Apakah yang kamu maksudkan…… (isi pesan konseli), Apakah yang kamu katakan bahwa ….. (isi pesan)

Page 21: KOMUNIKASI KONSELING

Empati Empati dilakukan bersamaan dengan perilaku attending.

Tujuan : • Mendorong konseli mengekpresikan perasaan positif maupun perasaan negatif

tentang suatu hal. • Membantu konseli untuk lebih merasakan perasaannya secara mendalam agar

lebih sadar akan masalah yang belum terselesaikan. • Membantu konseli untuk mengenali perasaan-perasaan yang mendominasi

mereka

Contoh : • “Saya dapat memahami pikiranmu”• “Saya merasakan kepedihan kamu”. • “Saya mengerti keinginanmu

Kemudian melakukan empati tingkat tinggi, dengan mengatakan

Contoh:

“Setelah mendengar ungkapanmu, saya menjadi mengerti mengapa kamu merasa kecewa,dan saya ikut terluka dengan pengalamanmu”

Page 22: KOMUNIKASI KONSELING

Refleksi

Keterampilan refleksi adalah kemampuan ketrampilan untuk memamtulkan kembali kepada konseli tentang perasaan, pikiran dan pengalaman konseli sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbalnya.

Tujuan : •Konseli dapat mengungkapkan diri secara luas. •Bertanya untuk membuka percakapan •Konselor dapat mendalami masalah yang dialami oleh konseli •Pertanyaan-pertanyaan terbuka yang dapat digunakan dimulai dengan kata-kata: Apakah , •“Bagaimana”, “Dimana”, “Siapa”, “Bolehkah”

Page 23: KOMUNIKASI KONSELING

Paraphrase (Reflection of Content)

• Sasaran:

Menangkap pesan utama (Paraphrasing)

• Prinsip:

Konselor perlu menangkap pesan utama dari ide, perasaan, dan pengalaman yang dikemukakan konseli. Kemudian menyampaikan kembali kepada konseli dengan bahasa sederhana dan mudah difahami konseli. Hal ini perlu karena seringkali konseli mengungkapkan perasaan, pikiran, dan pengalamannya berputar -putar. Biasanya digunakan kata awal adakah....... , dan nampaknya.........

Page 24: KOMUNIKASI KONSELING

• Contoh:• Ki: Biasanya dia selalu senang dengan saya, n

amun tiba-tiba dia memusuhi saya• Ko: Adakah yang anda katakan bahwa

perilakunya tidak konsisten?• Ki: Itu suatu pekerjaan yang baik. Akan tetapi

saya tidak akan mengambilnya. Saya tidak tahu mengapa?

• Ko: Nampaknya anda masih ragu

Page 25: KOMUNIKASI KONSELING

Attending Summarization (kesimpulan sementara)

Hal ini dilakukan konselor bersama konseli setiap periode waktu tertentu, agar diperoleh pemahaman terhadap apa yang sudah dibicarakan.

Tujuan: •Memberi kesempatan konseli untuk mengambil

feedback dari hal yg sudah dibicarakan •Menyimpulkan kemajuan hasil pembicaraan secara

bertahap •Meningkatkan kualitas diskusi •Mempertajam atau memperjelas fokus wawancara

konseling

Page 26: KOMUNIKASI KONSELING

Jenis konseling refleksi

Page 27: KOMUNIKASI KONSELING

1.Refeksi perasaan

Yaitu keterampilan konselor untuk data memantulkan (merefleksikan) perasaan konseli sebagai hasil pengamatan verbal dan nonverbal konseli. Untuk melakukan refleksi perasaan konselor dapat menggunakan kalimat seperti ;

“Nampaknya yang Anda katakan adalah…”

“Barangkali anda merasa…”

“Hal itu rupanya seperti...(kiasan)...”

Page 28: KOMUNIKASI KONSELING

2. Refleksi penglihatan

Yaitu keterampilan konselor untuk memantulkan pengalaman-pengalaman konseli sebagai hasil pengamatan perilaku verbal dan nonverbal konseli. Untuk melakukan keterampilan ini konselor dapat mengatakan seperti :

”Nampaknya yang Anda kemukakan adalah suatu...”

”Barangkali yang akan Anda utarakan adalah...”

”Adakah yang Anda maksudkan suatu peristiwa...”

Page 29: KOMUNIKASI KONSELING

3.Refleksi pikiran (content)

Yaitu keterampilan konselor untuk memantul kan ide, pikiran, pendapat konseli sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan non verbal konseli. Untuk melakukan keterampilan ini konselor dapat mengatakan :

”Nampaknya yang akan Anda katakan...”

”Barangkali yang akan Anda utarakan...”

”Adakah yang Anda maksudkan...”

Page 30: KOMUNIKASI KONSELING

MANFAAT KONSELING

Page 31: KOMUNIKASI KONSELING

Sikap penghambatPrejudice

Ethnocentrism Discriminatio

n

Stereotype

Page 32: KOMUNIKASI KONSELING