komputasi 4

Upload: fauzankemal

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/21/2019 komputasi 4

    1/11

    BAB IV

    PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDINER

    JENIS INITIAL VALUE PROBLEM (IVP) DENGAN RUNGE KUTTA

    A. TUJUAN

    Agar mahasiswa dapat menyelesaikan bentuk penyelesaian differensial ordiner jenis

    initial value problem menggunakan penyelesaian numerik.

    B. Dasar Teori

    Persoalan yang muncul dalam bidang fisika matematika sering dapat diturunkan

    ke dalam suatu persamaan diferensial. Persamaan diferensial merupakan salah satu

    cabang matematika yang termasuk dalam kelompok analisis.

    Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih

    turunan fungsi yang belum diketahui, dan atau persamaan itu mungkin juga melibatkan

    fungsi itu sendiri dan konstanta. Persamaan ini diperkenalkan pertama kali oleh Leibniz

    pada tahun 1!. Persamaan diferensial seringkali muncul dalam model matematika

    yang mencoba menggambarkan keadaan kehidupan nyata. "anyak hukum#hukum alam

    dan hipotesa#hipotesa dapat diterjemahkan kedalam persamaan yang mengandung

    turunan melalui bahasa matematika. $ebagai contoh, turunan#turunan dalam fisika

    muncul sebagai kecepatan dan percepatan sedangkan dalam geometri sebagai

    kemiringan.

    Persamaan diferensial juga dapat didefinisikan sebagai persamaan matematis

    yang mengandung satu variabel bebas, variabel terikat dan turunan#turunan variabel

    terikat terhadap variabel bebasnya. Persamaan diferensial diklasifikasikan sebagai%

    1 &enurut jenis atau tipe% ada persamaan diferensial biasa 'ordinary differential

    equation( dan persamaan diferensial parsial'partial differential equation). Persamaan

    diferensial biasa didefinisikan sebagai suatu persamaan yang mengandung satu atau

    lebih turunan biasa suatu fungsi yang tidak diketahui dengan dua atau lebih peubah

    bebas. $edangkan persamaan diferensial parsial didefinisikan sebagai suatu

    persamaan yang mengandung satu atau lebih turunan parsial suatu fungsi yang tidak

    diketahui dengan dua atau lebih peubah bebas.

  • 7/21/2019 komputasi 4

    2/11

    ) &enurut orde% orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi turunan fungsi yang

    ada dalam persamaan.d3y

    d x3 adalah orde tiga

    d2y

    d x2 * adalah orde dua*

    dy

    dx

    adalah orde satu.

    + &enurut derajat% derajat suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari

    turunan fungsi orde tertinggi.

    $ebagai contoh% (d3y

    dx3 )

    2

    +( d2y

    dx2 )

    5

    + y

    x2+1

    =ex adalah persamaan diferensial biasa,

    ordetiga, derajatdua.

    Persamaan diferensial $turm#Liouville adalah persamaan diferensial biasa

    berorde dua yang diperkenalkan oleh ahli matematika ac-ues ./ $turm'10+#1022(

    dan oseph Liouville '103#100)(. Persamaan diferensial ini dapat diselesaikan dengan

    menggunakan metode numerik. $asaran akhir dari analisis numerik yang dilakukan

    dalam metode numerik adalah diperolehnya metode yang terbaik untuk memperoleh

    jawaban yang berguna dari persoalan matematika.

    "erdasarkan persoalan syarat atau nilainya, persamaan diferensial ordiner

    dibedakan menjadi%

    a Persamaan diferensial dengan persoalan syarat4nilai awal (intial value problem, IVP).

    5akni jika semua syarat diberikan pada satu nilai perubah bebas 'yakni pada nol atau

    6(

    &isal%d2y

    d x2=y

    dengan% y'( 7 ) dan y8'( 7 #1

    b Persamaan diferensial dengan persoalan syarat4nilai batas (boundary value problem,

    BVP). 5akni jika syarat#syarat diberikan pada lebih dari satu nilai perubah bebas.

    &isal%d2y

    d x2=y

    dengan% y'( 7 ) dan y8'+94)( 7 1

    &enyelesaikan atau mengintegrasi persamaan diferensial%dy

    dx=f(x , y)

    ... '1(

    dengan syarat awal:y (x0 )=y0 secara numerik berarti menentukan atau menghitung

    nilai#nilai pendekatan y1, y), y+, dst. dari penyelesaian eksak y1:, y):, y+:, dst. pada 6 7 61, 6

  • 7/21/2019 komputasi 4

    3/11

    7 6), 6 7 6+, dst. 'y1:, y)

    :, y+:, dst. sendiri biasanya justru tidak diketahui nilainya).;itik

    '6, y( digunakan sebagai titik tolak pengintegrasian.

    $ebuah Persamaan uler '&etode ?eun, &etode ;itik ;engah(

    c. &etode @unge#utta

    ) &etode banyak langkah (multi-steps methods)

    &etode numerik yang digunakan untuk persamaan diferensial biasa dan

    merupakan metode yang akurat untuk sebagian besar kasus adalah metode @unge utta.

    Bamun metode ini memiliki orde suku lebih tinggi yang mengakibatkan perhitungan#

    perhitungan yang lebih rumit dan lebih mendalam walaupun hasilnya akan memiliki

    galat yang kecil.

    &etode @unge utta merupakan metode untuk menyelesaikan persamaan

    diferensial biasa dengan ketelitian dan kestabilan yang cukup tinggi. &etode ini sangatumum digunakan untuk menyelesaikan bentuk persamaan diferensial biasa, baik linear

    maupun nonlinear dengan permasalahan kondisi awal. Persamaan dengan metode @unge

    utta adalah%

    yi+1=yi+w1 k1+w2 k2++wm km

    k1=hf(x i , y i)

    k2=hf(xi+c2h , yi+a21 k1)

    k2=hf(x i+c3h , y i+a31 k1+a32 k2)

    :

    km=hf(x i+cm h , yi+am1 k1+am2 k2++am .m1 km1)

  • 7/21/2019 komputasi 4

    4/11

    $ecara umum persamaannya dapat dituliskan dalam bentuk%

    yi+1=yi+j=1m

    w j kj

    kj=hf(x i+c j h , y i+r=1

    j1

    ajr kr)

    "entuk penyelesaian metode @unge utta dilakukan berdasarkan orde 'pangkat(%

    1 =rde dua%

    yi+1=yi+1

    2(k

    1+k

    2)

  • 7/21/2019 komputasi 4

    5/11

    y i+1=yi+1

    6(k

    1+2k

    2+2k

    3+k

    4)

  • 7/21/2019 komputasi 4

    6/11

    @umus untuk mencari harga J harga pada % i E 1, berdasar harga J harga pada i %

    FiE17 6i E x

    5iE17 yiE{ ' k1E )k)E )k+E kC ( 4 I

  • 7/21/2019 komputasi 4

    7/11

    BAB II

    A. LATIHAN

    y

    d

    dy=

    +

    )

    1.

    x sampai y = 4

    i xi yi k1 k2 k3 k4 y yi+1

    0 21,000

    00,066

    7 0,0907 0,08950,113

    9 0,0902 1,0902

    1 2,2

    1,090

    2

    0,113

    8 0,1385 0,1373

    0,162

    4 0,1380 1,2281

    2 2,41,228

    10,162

    4 0,1878 0,18670,212

    8 0,1874 1,4155

    3 2,61,415

    50,212

    7 0,2393 0,23820,265

    5 0,2389 1,6544

    4 2,81,654

    40,265

    4 0,2933 0,29230,321

    0 0,2929 1,9473

    5 31,947

    30,320

    9 0,3503 0,34930,379

    6 0,3499 2,2972

    6 3,22,297

    20,379

    5 0,4106 0,40960,441

    6 0,4103 2,7075

    7 3,4 2,7075 0,4416 0,4744 0,4735 0,5073 0,4741 3,1816

    8 3,63,181

    60,507

    3 0,5420 0,54100,576

    8 0,5417 3,7233

    9 3,83,723

    30,576

    8 0,6134 0,61250,650

    2 0,6131 4,3364

    10 44,336

    40,650

    2 0,6889 0,68800,727

    7 0,6886 5,0250

    ).

    ).1) yy

    d

    !"+=

    6 )

    y 1

    G6 ,)

    6n Ci 1

    6 1

    y 1,2

    G6 ,)

    6n +

    i 1

  • 7/21/2019 komputasi 4

    8/11

    i xi yi k1 k2 k3 k4 y yi+1

    0 1 1,50,5633

    0,6205

    0,6243

    0,68412

    0,62283

    2,1228

    1 1,22,122

    80,6839

    0,7458

    0,7496

    0,814188

    0,748171

    2,8710

    2 1,4

    2,871

    0

    0,81

    40

    0,88

    08

    0,88

    45

    0,9539

    2

    0,8830

    82

    3,754

    1

    3 1,63,754

    10,9538

    1,0254

    1,0291

    1,103436

    1,027713

    4,7818

    4 1,84,781

    81,1033

    1,1799

    1,1835

    1,262824

    1,182171

    5,9640

    5 25,964

    01,2627

    1,3443

    1,3479

    1,432149

    1,346533

    7,3105

    6 2,27,310

    51,4320

    1,5186

    1,5222

    1,611467

    1,520858

    8,8314

    7 2,48,831

    41,6114

    1,7030

    1,7065

    1,800819

    1,705197

    10,5366

    8 2,6 10,5366 1,8007 1,8973 1,9009 2,000244 1,899589 12,4361

    9 2,812,43

    612,0001

    2,1018

    2,1054

    2,209775

    2,104069

    14,5402

    10 314,54

    022,2097

    2,3164

    2,3200

    2,429438

    2,318668

    16,8589

  • 7/21/2019 komputasi 4

    9/11

    "A" DDDA. >$D&PKLAB

    A >$D&PKLAB

    Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain%

    a Persamaan diferensial merupakan salah satu cabang matematika yang termasuk dalam

    kelompok analisis.

    b Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih

    turunan fungsi yang belum diketahui, dan atau persamaan itu mungkin juga

    melibatkan fungsi itu sendiri dan konstanta.

    c lasifikasi persamaan diferensial%1 &enurut jenis atau tipe% ada persamaan diferensial biasa 'ordinary differential

    equation( dan persamaan diferensial parsial'partial differential equation).

    ) &enurut orde% orde persamaan diferensial adalah orde tertinggi turunan fungsi

    yang ada dalam persamaan.d

    3

    y

    d x3 adalah orde tiga

    d2

    y

    d x2 * adalah orde dua*

    dy

    dx adalah orde satu.

    + &enurut derajat% derajat suatu persamaan diferensial adalah pangkat tertinggi dari

    turunan fungsi orde tertinggi.

    d "erdasarkan persoalan syarat atau nilainya, persamaan diferensial ordiner dibedakan

    menjadi%

    1 Persamaan diferensial dengan persoalan syarat4nilai awal (intial value problem,

    IVP).

    2 Persamaan diferensial dengan persoalan syarat4nilai batas (boundary value

    problem, BVP)

    e uler 'eksplisit(

    b Penyempurnaan atau perbaikan metode >uler '&etode ?eun, &etode ;itik

    ;engah(

    c &etode @unge#utta

    ) &etode banyak langkah (multi-steps methods)

    f &etode @unge utta merupakan metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial

    biasa dengan ketelitian dan kestabilan yang cukup tinggi dan paling banyakdigunakan.

  • 7/21/2019 komputasi 4

    10/11

    g Pada metode @unge utta, semakin tinggi ordenya, semakin tinggi pula tingkat

    ketelitian 'akurasi( yang akan didapatkan.

  • 7/21/2019 komputasi 4

    11/11

    ttp'--diyarkoliso.l!s/ordpr!ssom-2008-12-p!#y!l!saia#pdi)p

    dodypd

    ttp'--!!a!dot#!t.l!s/ordpr!ssom-2011-08-p!rsamaa#di!r!#sial

    ord!11pd

    ttp'--kkm!ruua#aaid-.l!s-1407612568038049378do

    ttp'--r!positoryusuaid-itstr!am-123456789-21794-4-apt!r20*pd

    http://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-doc-dy.pdfhttp://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-doc-dy.pdfhttp://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/persamaan-diferensial-orde-11.pdfhttp://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/persamaan-diferensial-orde-11.pdfhttp://kk.mercubuana.ac.id/files/14076-12-568038049378.dochttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21794/4/Chapter%20I.pdfhttp://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/persamaan-diferensial-orde-11.pdfhttp://eecafedotnet.files.wordpress.com/2011/08/persamaan-diferensial-orde-11.pdfhttp://kk.mercubuana.ac.id/files/14076-12-568038049378.dochttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21794/4/Chapter%20I.pdfhttp://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-doc-dy.pdfhttp://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/penyelesaian-pdb-ivp-doc-dy.pdf