laporan komputasi wahyu

18
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI PERCOBAAN IX REAKSI RADIKAL BEBAS PADA ALKENA Disusun oleh: Nama : Wahyu Ratnaningsih NIM : 12/331223/PA/14513 Kelompok : Sore Hari/Tanggal : Jumat, 22 Mei 2015 Jurusan/Fakultas : Kimia / MIPA Nama Asisten : Muhammad Saleh LABORATORIUM KIMIA KOMPUTASI JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015

Upload: wahyu-ratnaningsih

Post on 24-Sep-2015

317 views

Category:

Documents


27 download

DESCRIPTION

Reaksi Radikal Bebas Pada Alkena

TRANSCRIPT

  • LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI

    PERCOBAAN IX

    REAKSI RADIKAL BEBAS PADA ALKENA

    Disusun oleh:

    Nama : Wahyu Ratnaningsih

    NIM : 12/331223/PA/14513

    Kelompok : Sore

    Hari/Tanggal : Jumat, 22 Mei 2015

    Jurusan/Fakultas : Kimia / MIPA

    Nama Asisten : Muhammad Saleh

    LABORATORIUM KIMIA KOMPUTASI

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

    YOGYAKARTA

    2015

  • REAKSI RADIKAL BEBAS PADA ALKENA

    I. TUJUAN

    1. Mendapatkan informasi tentang regioselektifitas dari reaksi substitusi radikal

    bebas dalam hal stabilisasi zat antara radikal bebas dengan menguji distribusi

    kerapatan spin dari radikal bebas.

    II. LATAR BELAKANG

    Radikal bebas adalah suatu atom atau gugus atom yang mempunyai satu

    atau lebih elektron tak berpasangan. Karena jumlah elektron ganjil, tidak semua

    elektron dapt berpasangan. Meskipun suatu radikal bebas tidak bermuatan positif

    atau negatif, spesinya akan sangat reaktif karena adanya elektron yang tak

    berpasangan. Suatu radikal dijumpai sebagai zat antara yang sangat reakttif dan

    energi tinggi.

    (Stoker,2012)

    Alkena dapat dihalogenasi langsung dalam posisi alilik, namun haruslah

    digunakan temperatur yang sangat tinggi dan konsentrasi halogen yang rendah

    untuk mencegah reaksi pada ikatan rangkap. Reagensia yang lebih spesifik

    daripada Br2 untuk halogenasi alilik dan benzilik adalah N-bromosuksinimida

    (NBS). Reaksi NBS dapat diawali oleh cahaya atau oleh sesuatu sumber radikal

    bebas seperti peroksida (ROOR).

  • NBS bertindak sebagai suatu zat pembrominasi dengan menyajikan Br2 pada

    konsentrasi rendah namun konstan; Br2 itu adalah zat penghalogennya; Br2

    dihasilkan oleh reaksi HBr (suatu produk halogen) dan NBS , oleh karena itu dengan

    bereaksinya Br2 ada lagi yang terbentuk.

    (Fessenden&Fessenden, 1986)

    Bila radikal menyerang ikatan C-H atau ikatan C-halogen, interaksi

    adalah dengan dan orbital. Orbital yang akhir biasanya berenergi tinggi dan

    kita dapat mengharapkan bahwa interaksi mayor oleh karenanya dengan HOMO,

    yakni orbital. Radikal yang mengabstraksi atom hidrogen umumnya dipandang

    sebagai elektrofilik. Reaksi bermacam-macam radikal dengan toluena yang

    tersubstitusi p telah dipelajari dan dibuat denah Hammet. Harga p kecil

    disebabkan reaksi radikal umumnya tidak tersubyek terhadap efek polar, tetapi

    mereka kebanyakan negatif, menunjukkan bahwa penyerangan adalah oleh

    spesies elektrofilik.

    (Fleming, 1997)

  • III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Percobaan

    Radikal

    bebas

    Panas pembentukan

    (kkal/mol)

    Perkiraan energi

    disosiasi ikatan

    (kkal/mol)

    1 45.4325 97.2747

    2 45.4325 97.2747

    3 40.7087 92.5509

    4 19.1737 71.0159

    5 33.1216 84.9638

    Pembahasan

    Pada percobaan kali ini dilakukan suatu percobaan Reaksi Radikal Bebas pada

    Alkena untuk Mendapatkan informasi tentang regioselektifitas dari reaksi substitusi

    radikal bebas dalam hal stabilisasi zat antara radikal bebas dengan menguji distribusi

    kerapatan spin dari radikal bebas. Metode semiempiris di mana merupakan metode

    kimia komputasi yang menggunakan data eksperimental atau perhitungan ab initio yang

    akurat yang digunakan untuk menyederhanakan perhitungan berdasarkan kimia kuantum

    ab initio. Metode semiempiris ini tersebut dapat dioptimasikan untuk keperluan yang

    berbeda, dan pada percobaan ini digunakan perhitungan semiempiris AM1.

    Pada reaksi radikal bebas alkena, dilakukan pengujian panas pembentukan

    (kkal/mol) dari lima radikal bebas yang terbentuk. Hingga akhirnya terbentuklah lima

    radikal bebas dan dari kelima radikal bebas yang terbentuk, spesies radikal bebas 1

    dengan radikal bebas 2 ternyata dapat dipertukarkan. Hal tersebut tampak dari struktur

    1-butena, di mana atom H1 yang dihilangkan untuk membentuk radikal 1, begitu pula

    atom H2 yang dihilangkan untuk membentuk radikal 2, keduanya sama sama terikat

    pada atom C yang sama dan sejajar dengan bidang. Oleh karenanya kedua spesies

    tersebut dapat dipertukarkan. Selain itu dilihat dari panas pembentukan (kkal/mol),

    kedua radikal tersebut mempunyai nilai yang sama yaitu sebesar 45.4325 kkal/mol.

    Struktur yang lebih mungkin ditinjau secara energi adalah struktur yang

    mempunyai panas pembentukan paling rendah yaitu struktur radikal bebas nomor 4.

    Pada struktur radikal bebas nomor 4, atom C3 pada 1-butena dihilangkan 1 atom H nya

  • sehingga menjadi radikal. Hal tersebut dijelaskan dimana pemutusan pada hidrogen

    alilik yaitu hidrogen yang terikat pada C3 lebih disukai, karena radikal bebas alilik

    tersebut menghasilkan resonansi yang terstabilisasi. Berikut data H yang dapat

    dibandingkan

    Perkiraan energi disosiasi ikatan C-H dapat dicari dengan persamaan (ER1 + ER2 )

    ERIR2 ) Dengan menggunakan ER1 = H 1-butena sebesar 0.2499 kkal/mol dan ER2

    yang telah dihitung = 52.0921 kkal/mol dan masing-masing panas pembentukan radikal,

    dapat dihitung perkiraan energi disosiasi ikatan dengan tabel sebagai berikut :

    Radikal

    bebas

    Panas pembentukan

    (kkal/mol)

    Perkiraan energi

    disosiasi ikatan

    (kkal/mol)

    1 45.4325 97.2747

    2 45.4325 97.2747

    3 40.7087 92.5509

    4 19.1737 71.0159

    5 33.1216 84.9638

    Kemudian menurut reaksi brominasi alilik didapatkan persamaan reaksi sebagai

    berikut :

  • Dengan adanya NBS, Br akan masuk ke atom C3 dari 1 butena. Mekanisme yang

    terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:

    Radikal bromida menyerang pada karbon berkerapatan tinggi pada radikal 4 atau atom

    C3 menghasilkan campuran isomerik seperti yang didapatkan pada data eksperimental.

    Hal tersebut terjadi karena hidrogen yang direbut atau diserang itu adalah hidrogen

    alilik.

    Bentuk resonansi dari radikal bebas 4 adalah sebagai berikut :

    Bentuk tersebut konsisten dengan peta kerapatan spin yang diperoleh sebagai berikut,

    karena terstabilkan. :

  • IV. KESIMPULAN

    Dengan menguji distribusi kerapatan spin dari radikal bebas diperoleh informasi tentang

    regioselektifitas dari reaksi substitusi radikal bebas dalam hal stabilisasi zat antara

    radikal bebas dimana diketahui radikal bebas 1 butene mempunyai kestabilan pada

    radikal 4.

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden R.J, Fessenden J.S, 1986, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Gramedia, Jakarta.

    Fleming, I., 1997, Orbital Frontier dan Reaksi Kimia Organik, Cetakan I, UGM Press,

    Yogyakarta.

    McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th

    Edition, International Edition, Brooks/Cole

    Cengage Learning, UK.

    Stoker, H.S., 2012, General, Organic, and Biological Chemistry, Sixth Edition, Brooks/Cole

    Cengage Learning, UK.

  • Lampiran

    Radikal Gambar

    1

    2

  • 3

    4

    5

  • LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KOMPUTASI

    PERCOBAAN XIV

    REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK

    Disusun oleh:

    Nama : Wahyu Ratnaningsih

    NIM : 12/331223/PA/14513

    Kelompok : Sore

    Hari/Tanggal : Jumat, 22 Mei 2015

    Jurusan/Fakultas : Kimia / MIPA

    Nama Asisten : Muhammad Saleh

    LABORATORIUM KIMIA KOMPUTASI

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS GADJAH MADA

  • YOGYAKARTA

    2015

    REAKSI SUBSTITUSI ELEKTROFILIK

    VI. TUJUAN

    2. Menentukan gugus pengarah orto, para dan meta berdasarkan muatan neto

    atom karbon dalam cincin

    VII. LATAR BELAKANG

    Aromatisitas benzena menyajikan suatu kestabilan yang unik pada sistem

    pi, dan benzena tidak menjalani kebanyakan reaksi yang khas bagi alkena.

    Meskipun demikian benzena tidaklah sekali kali lamban atau inert. Pada kondisi

    yang tepat benzena mudah bereaksi substitusi aromatik elektrofilik: reaksi dalam

    mana suatu elektrofil disubstitusikan untuk satu atom hidrogen pada cincin

    aromatik. (Fessenden & Fessenden, 1986)

    Substitusi elektrofilik termasuk dalam golongan reaksi senyawa aromatik.

    Karakteristik substitusi aromatik elektrofilik diantaranya, banyak substituen

    seperti Cl Br I COR OH dapat diikutkan pada suatu cincin aromatis, cincin

    aromatis kurang reaktif dari alkena dengan ikatan rangkap dua, reaksi terjadi

    dengan cenderung substitusi, daripada adisi untuk menjaga aromatisitas dari

    cincin aromatis.

    (McMurry,2007)

  • Berikut adalah klasifikasi dari pengaruh subtituen dalan substitusi aromatik elektrofilik.

    Semua gugus pengaktivasi adalah pengarah orto dan para dan gugus pendeaktivasi selain

    halogen adalah pengarah meta. Halogen adalah pendeaktivasi unik karena merupakan

    pengarah orto para.

    (McMurry,2012)

    VIII. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Hasil Percobaan

    Gugus Muatan netto

    C2 C3 C4 C5 C6

    -H -0.102 -0.102 -0.102 -0.102 -0.102

    -CH3 -0.105 -0.097 -0.109 -0.098 -0.103

    -OH -0.144 -0.063 -0.145 -0.058 -0.197

    -OCH3 -0.141 -0.068 -0.141 -0.064 -0.183

    -NO2 -0.007 -0.124 -0.039 -0.124 -0.007

  • -COOH -0.042 -0.121 -0.066 -0.119 -0.043

    -COOCH3 -0.044 -0.121 -0.068 -0.119 -0.045

    Pembahasan

    Pada percobaan kali ini dilakukan suatu percobaan Reaksi Substitusi Elektrofilik

    untuk menentukan gugus pengarah orto, para dan meta berdasarkan muatan netto atom

    karbon dalam cincin. Metode semiempiris di mana merupakan metode kimia komputasi

    yang menggunakan data eksperimental atau perhitungan ab initio yang akurat yang

    digunakan untuk menyederhanakan perhitungan berdasarkan kimia kuantum ab initio.

    Metode semiempiris ini tersebut dapat dioptimasikan untuk keperluan yang berbeda, dan

    pada percobaan ini digunakan perhitungan semiempiris PM3.

    Pada reaksi substitusi elektrofilik, dilakukan penentuan muatan atom neto dari

    benzena yang telah tersubtitusi oleh subtituen yang telah ditentukan. Dari muatan atom

    netto yang diperoleh tersebut, terdapat kaitan antara muatan atom netto dan masing-

    masing atom pada cincin benzena dengan kecenderungan arah serangan elektrofil pada

    reaksi substitusi elektrofilik aromatis. Karena jika di dalam cincin benzena terdapat

    subtituen tertentu, gugus tersebut dapat memberikan pengaruh terhadap arah serangan

    elektrofil kedua yang akan melakukan reaksi substitusi elektrofilik. Substitusi kedua

    tersebut terjadi oleh benzena tersubtitusi. Dilihat dari muatan atom netto masing-masing

    atom pada cincin benzena, terdapat dua kecenderungan nilai muatan atom netto yaitu

    cenderung besar dan cenderung kecil. Muatan atom netto menunjukkan suatu kepadatan

    elektron, sehingga apabila muatan atom netto yang dihasilkan besar makan kepadatan

    elektron akan tinggi dan hal tersebut menunjukkan atom karbon pada benzena dapat

    segera mengikat elektrofil, begitu pula sebaliknya

    Pada benzena substituen CH3, -OH dan -OCH3 diketahui mempunyai muatan

    netto yang besar pada atom C2, sehingga C2 pada benzena siap untuk mengikat suatu

    elektrofil. Pada gugus OH yang mempunyai dua pasang elektron bebas berperan

    sebagai gugus aktivasi karena struktur resonansinya menunjukkan bahwa gugus tersebut

    bersifat melepas elektron secara resonansi dimana antara -CH3 dengan OCH3, dan

    dengan OH, sifat aktivasinya semakin bertambah. Sehingga nilai muatan nettonya akan

    semakin besar. Hal itu sesuai dengan praktikum yang dilakukan dimana muatan netto

    pada C2 dari CH3, -OCH3, -OH berturut-turut sebesar 0.105; 0.141 dan 0.144. Hal-hal

    tersebut juga berkaitan dengan jenis-jenis gugus pengarah dan dengan muatan atom

    netto pada atom karbon cincin benzena. Sedangkan pada C3 muatan nettonya kecil,

    sehingga kepadatan elektron akan turun dan posisi C3 tersebut tidak siap untuk mengikat

  • elektrofil ketika ada subtituen CH3, -OH dan -OCH3 pada C1. Berikut contoh

    resonansi untuk golongan ketiga subtituen di atas :

    Dengan stabilisasi dari resonansi fenol, cincin menjadi sebagian negatif dan sangat

    menarik bagi elektrofil yang masuk. Sehingga dilihat dari muatan atom netto karbon,

    pada posisi orto dan para lebih teraktifkan daripada posisi meta. Struktur resonansi

    tersebut juga menunjukkan bahwa posisi-posisi orto dan para mempunyai muatan parsial

    negatif, sedangkan pada posisi meta tidak ada muatan parsial negatif, hal tersebut

    menunjukkan bahwa ketiga subtituen tersebut merupakan pengarah orto,para.

    Berkebalikan dengan ketiga subtituen di atas, subtituen NO2, COOH, dan

    COOCH3 pada atom C2 justru muatan atom netto nya kecil, sedangkan pada atom C3

    mempunyai muatan atom netto yang besar. Sehingga dengan adanya subtituen tersebut

    suatu elektrofil akan diikat lebih siap oleh atom C3 atau posisi meta. Begitu pula pada

    C4-C5 dimana muatan atom netto yang cenderung besar akan siap mengikat dalam

    artian elektrofil akan masuk dan terikat pada atom C dengan muatan atom netto yang

    besar yang berada pada atom C dengan posisi meta, sehingga ketiga subtituen NO2,

    COOH, dan COOCH3 merupakan gugus pengarah meta.

    Benzena dengan subtituen NO2, COOH, dan COOCH3 lebih siap mengikat

    elektrofil di atom C3 karena subtituen tersebut merupakan pendeaktivasi, dan tidak

    mempunyai pasangan elektron bebas. Substitusi kedua yang apabila terjadi dengan

    adanya pengarah meta tersebut berbeda dengan benzena yang tersubtitusi pengarah orto

    para karena pengaruh dari subtituen tersebut yang tidak mempunyai pasangan elektron

    bebas sehingga bersifat sebagai penarik elektron dan tidak dapat menyumbangkan

    lektron secara resonansi. Sifat dari pendeaktivasi tersebut akan muncul dengan

    mengurangi rapatan elektron cincin sehingga elektrofil tidak tertarik atau terikat masuk.

    Subtituen NO2, COOH, dan COOCH3 yang merupakan pengarah meta tersebut

    mendeaktivasi semua posisi dalam cincin, hanya saja deaktivasi posisi meta nya lebih

    kecil dari posisi yang lain, sehingga elektrofil dapat masuk. Deaktivasi semakin

    berkurang mulai dari subtituen NO2, COOH, dan COOCH3. Berikut gambar benzena

    dengan salah satu pengarah meta :

  • Berikut tabel posisi dalam cincin dengan subtituennya :

    Gugus Muatan netto

    C2 C3 C4 C5 C6

    Posisi Orto Meta Para Meta Orto

    -CH3 -0.105 -0.097 -0.109 -0.098 -0.103

    -OH -0.144 -0.063 -0.145 -0.058 -0.197

    -OCH3 -0.141 -0.068 -0.141 -0.064 -0.183

    -NO2 -0.007 -0.124 -0.039 -0.124 -0.007

    -COOH -0.042 -0.121 -0.066 -0.119 -0.043

    -COOCH3 -0.044 -0.121 -0.068 -0.119 -0.045

    IX. KESIMPULAN

    Berdasarkan muatan netto atom karbon dalam cincin benzena,subtituen CH3, -

    OH dan -OCH3 merupakan gugus pengarah orto, para sedangkan subtituen NO2, COOH,

    dan COOCH3 merupakan gugus pengarah meta.

  • X. DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden R.J, Fessenden J.S, 1986, Kimia Organik, Edisi Ketiga, Gramedia, Jakarta.

    McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th

    Edition, International Edition, Brooks/Cole

    Cengage Learning, UK.

    McMurry, S., 2007, Study Guide and Solutions Manual for McMurrys Organic Chemistry : A

    Biological Approach, Thomson Brooks/Cole, CA USA.

    Pranowo, H. D., 2010, Pengantar Kimia Komputasi, Cetakan Pertama, Penerbit

    Lubuk Agung, Bandung.

    XI. Lampiran

    Gugus Gambar

    -H

    -CH3

  • -OH

    -OCH3

    -NO2

  • -COOH

    -COOCH3