knalpot daihatsu zebra 13, dapat dilihat pada operation ... · 08.00 sampai pk 16.00 dengan waktu...
TRANSCRIPT
IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
1. ANALISA PRODUK DAN ALIRAN PROSES PRODUKSI
Produk yang dianalisa di PT. Andi Champion Muffler Industri adalah:
Knalpot Mitsubishi Cold Diesel, Knalpot Suzuki Carry Extra, Knalpot Toyota
Kijang Super, dan Knalpot Daihatsu Zebra. Masing-masing produk ini
memiliki proses produksi yang hampir sama.
Agar lebih jelas tentang proses pembuatan Knalpot Mitsubishi Cold
Diesel, Knalpot Suzuki Carry Extra, Knalpot Toyota Kijang Super, dan
Knalpot Daihatsu Zebra 13, dapat dilihat pada Operation Proses Chart di
lampiran Al sampai dengan A4.
2. PENGUMPULAN DATA
Kegiatan pengumpulan data di PT Andi Champion Muffler Industri
dilakukan mulai bulan Januari 2001 sampai bulan Februari 2001. Dimana PT.
Andi Champion Muffler Industri memiliki 7 jam kerja efektif yaitu mulai Pk
08.00 sampai Pk 16.00 dengan waktu istirahat 1 jam (Pk 12.00-Pk 13.00).
Data yang dikumpulkan di perusahaan digunakan untuk pengamatan
pendahuluan guna mengetahui proses produksi dan waktu baku. Ini dilakukan
dengan cara:
a. Melakukan wawancara langsung dengan kepala bagian produksi
dan masing-masing operator untuk mengetahui keterkaitan antar
proses, performance rating dan allowance, serta target produksinya.
33
b. Mengamati dan mencatat jalannya proses produksi dari tiap-tiap
operasi yang ada
c. Mengambil data waktu proses
Seluruh data pengamatan pendahuluan dapat dilihat pada lampiran Bl
sampai dengan B4
3. PENGOLAHAN DATA
Setelah data waktu proses dari masing-masing operasi diperoleh maka
dilakukan beberapa pengujian pada data tersebut yaitu:
3.1 Uji Kenormalan Data
Data waktu pengamatan pendahuluan diduga berdistribusi normal,
untuk membuktikannya dilakukan Uji Kolmogorov-Smirnov dengan
bantuan Software; SPSS 9.0 for windows. Dari hasil yang diperoleh
dilakukan perbandingan antara Dining dengan Dtabei- Apabila ternyata
Dhitung lebih kecil dari Dtabei. maka terima HO yang berarti data tersebut
berdistribusi normal, demikian pula dengan sebaliknya jika tolak HO
maka berarti data tidak berdistribusi normal.
Contoh dari uji kenormalan data untuk knalpot Mitshubishi Cold
Diesel operasi 1 (potong plat untuk Konstruksi dalam) adalah sebagai
berikut:
HO : Distnbusi pengamatan = distribusi dugaan, a = 5%
HI : Distribusi pengamatan ^ distribusi dugaan
Dengan bantuan Software SPSS 9.0 for windows didapat:
\4
D hitung = 0.127, kemudian dibandingkan dengan D taw ( untuk n = 15
dan a = 5%), dimana nilai D tabe] = 0.338. Karena D hitung <Dubei maka
terima HO. Adapun hasil keseluruhan dari Uji Kenormalan Data ini
dapat dilihat pada lampiran CI sampai dengan C4.
3.2 Uji Keseragaman Data
Data hasil pengamatan pendahuluan perlu dilakukan Uji
Keseragaman Datanya untuk mengetahui data tersebut seragam atau
tidak, sehingga dapat diketahui data tersebut akurat atau tidak.
Dalam Uji Keseragaman Data ini digunakan tingkat kepercayaan
sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%, sehingga untuk
menghitung Batas Kontrol Atas (BKA) dan Batas Kontrol Bawah
(BKB) digunakan 2 standar deviasi (2sd). Contoh perhitungan Uji
Keseragaman Data:
x = 8,0893; Standar Deviasi = 0,1089
Maka, BKA = x + 2a
= 8,0893 + 2(0,1089)
= 8,3071
BKB = x - 2 a
= 8,0893-2(0,1089)
= 7,8715
Karena data hasil dari pengamatan pendahuluan berada di dalam
BKA dan BKB, maka data tersebut dapat dikatakan seragam.
55
3 3 Uji Kecukupan Data
Data hasil dari pengamatan pendahuluan juga perlu diuji
kecukupan datanya untuk mengetahui apakah jumlah pengamatan yang
dilakukan telah cukup.
Dalam Uji Kecukupan Data ini digunakan tingkat kepercayaan dan
tingkat ketelitian sama dengan Uji Keseragaman Data. Contoh dari
perhitungan uji kecukupan data:
Untuk Operasi 1 (potong plat konstruksi dalam) Knalpot
Mitsubishi Cold Diesel.
N = 15 data, x = 8.0893, sd = 0.1089
k = 0,05, t«a*Hi)- 2.145
N'--k.x
2 0,1089.2,145
0,05.8,0893 = 0,3335
Karena N lebih besar dari N' maka data pengamatan yang diambil
dapat dikatakan cukup. Adapun hasil uji kenormalan, uji keseragaman
dan uji kecukupan data dapat dilihat pada lampiran C5 sampai dengan
lam pi ran C8
3.4 Perhitungan Waktu Narmal
Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan pembimbing
lapangan diperoleh kriteria-kriteria dari operator sebagai bahan
perhitungan performance rating, dengan mempertimbangan 4 faktor
16
Westinghouse System Rating yaitu: skill, effort, condition, and
consistency.
Perhitunganperformance rating ini diperlukan untuk menormalkan
waktu yang telah didapat dari pengamatan pendahuluan. Contoh
penentuan performance rating untuk operasi 1 (potong plat konstruksi
dalam) untuk Knalpot Mitsubishi Cold Diesel dapat dilihat pada tabel
dibawahini:
Tabel 4-1
Penentuan Performance Rating
SKILL
EFFORT
CONDITION
CONSISTENCY
FAIR El -0,05
GOOD D
GOOD D
AVERAGE ! D
0,00
0,00
0,00
Total -0.05
PR = 1 + p = 1 - 0,05 =0,95
Setelah didapat Faktor penyesuaiannya maka dapat dican waktu
normalnya. Contoh perhitungan waktu normal adalah sebagai berikut:
x= 8,8093; PR = 0,95
Wn = 8,0893 x 0,95 = 7,6849 detik
Perhitungan Waktu Baku
Waktu baku yang ditetapkan mencakup waktu normal ditambahkan
dengan allowance yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya. Dengan
melihat kondisi dan situasi dalam perusahaan ditambah dengan
J 7
wawancara langsung dengan pembimbing lapangan dan masing-
operator-operator, maka penyusun menggambil kelonggaran
berdasarkan faktor-faktor personal, fatigue, dan delay allowance.
Adapun contoh perhitungan untuk waktu baku adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Penentuan Allowance
Jenis Allowance
Personal Allowance
Fatigue Allowance
Delay Allowance
Total
Operasi 1
1%
13%
1%
15%
Wn - 7,6849 detik
Wb = Wn + ( Wn x Allowance )
= 7,6849 + ( 7,6849 x 0,15 ) - 8,8376 detik
Untuk perhitungan waktu normal dan waktu baku selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran Dl sampai dengan lampiran D8
Berikut hasil akhir dari perhitungan waktu proses operasi pada
tabel 4.3 sampai tabel 4.6
Tabel 4.3
Waktu Proses per Unit Knalpot Mitsubishi Cold Diesel
Nomor Operasi Kerja
1 2 i j
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 21 22 23 11 24 25 26 27
Jenis Operasi
Konstruksi dalam
Sarangan
Bodv
Pipa
Pembuatan flange
Finishing
Rakit
Kegiatan operasi
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat
Lobang untuk pipa Lobang untuk baut Pembersihan Body Pembersihan Pipa
Pembersihan flange Checking
Dirakit Dilas Cat
Packing
Te (detik)
8,8376 7,5492 6,6024 17,6912 21,7050 25,5752 15,3836 8.0466 6.3571 12,3667 8,4516 18,7288 5,1937 4,2237 4,0535 4,3704 5,0705
49,0160 26,2831 21,2702 14,2956 47,2663 19,0064 52,8264 7,6426
Tabel 4.4
VVaktu Proses per Unit Knalpot Suzuki Carry Ekstra
Nomor Operasi Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
11 24 25 26 27
Jenis Operasi
Konstruksi dalam
Saranean
Body
Pipa
Pembuatan flange
Gantungan
Finishing
Rakit
Kegiatan operasi
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat
Lobang untuk pipa Lobang untuk baut
Potong plat Press
Lobang untuk baut Pembersihan Body Pembersihan Pipa
Pembersihan fl ange+gantungan
Checking Dirakit Dilas Cat
Packing
Te (detik)
8,9097 7,0554 6,0977 18,4108 22,5337 21,7403 12,6352 8.0998 5.2734 12,3362 7.8616 16,8148 5.9243
24,6175 4.2120 3.7844 4.6058 4.8113 2.6367 5.6572 51,1834 26,6991
21,8785
14,2486 49.5933 18.3472 62.2687 7.7173
Tabel 4.5
Waktu Proses per Unit Knalpot Toyota Kijang Super
Nomor Operasi Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 21 22 23 11 24 25 26 27
Jenis Operasi
Konstruksi dalam
Sarangan
Body
Pipa
Pembuatan flange
Finishing
Rakit
Kegiatan operasi
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Di rakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat
Lobang untuk pipa Lobang untuk baut Pembersihan Body Pembersihan Pipa
Pembersihan flange Checking
Dirakit Dilas Cat
Packing
Te (detik)
8,9600 6,6941 6.1198 17,9884 23,5181 20,1093 12,6837 7,7524 5,7350 12,2348 7,8857 17,6291 5,6590
40,9773 4,1150 3,5032 4,8403 50,9560 26,2241 20,6874 12,7942 49,2080 19,5430 56,1160 7,6950
Tabel 4.6
Waktu Proses per Unit Knalpot Daihatsu Zebra 13
Nomor Operasi Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
23
II 24 25 26 27
Jenis Operasi
Konstruksi dalam
Sarangan
Body
Pi pa
Pembuatan flange
Gantungan
Finishing
Rakit
Kegiatan operasi
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pi pa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pi pa
Pending pi pa Potong plat
Lobang untuk pi pa Lobang untuk baut
Potong plat Press
Lobang untuk baut Pembersihan Body Pembersihan Pipa
Pembersihan flange+gantungan
Checking Dirakit Dilas Cat
Packing
Te (detik)
8,8959 7,5113 6,4724 17,1989 22,8687 21,0262 15,1386 7,8558 6,0346 12,0382 8,3977 18,8822 5,4093 12,0516 4,0440 4,2476 5,1008 4.0342 3,0346 5,1344 53,0823 263336
21,7909
16,6440 52,0793 19,0484 47.2949 7.8197
42
4. KESEIMBANGAN LINTASAN
4.1 Precedence Diagram
Precedence diagram digunakan untuk mengetahui ketergantungan
antara aktivitas yang satu dengan aktivitas yang lainnya yang
digambarkan secara grafis. Dengan digambarkannydi precedence diagram
ini akan lebih memudahkan untuk menganalisa aktivitas-aktivitas yang
terkait didalamnya. Masing-masing precedence diagram digambarkan
sesuai dengan OPC-nya. Adapun precedence diagram untuk masing-
masing knalpot dan precedence diagram gabungannya dapat dilihat pada
lampiran El sampai dengan lampiran E5
4.2 Perancangan Keseimbangan Lintasan Untuk Knalpot Mitsubishi
Cold Diesel
Pertama-tama dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah
operator pada keadaan awal secara langsung sebelum masuk dalam
perencanaan keseimbangan lintasan produksinya. Hasil yang diperoleh
adalah terdapat 25 operator dengan 25 operasi kerja, dimana untuk setiap
satu proses dianggap sebagai satu stasiun kerja, sehingga terdapat 25
stasiun kerja Adapun kebutuhan operator pada kondisi awal untuk
memproduksi satu unit knalpot Mitsubishi Cold Diesel ini dapat dilihat
pada tabel 4.7.
43
Tabel 4.7
Kebutuhan operator Knalpot Mitsubishi Cold Diesel pada kondisi awal
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Operasi Kerja O-l 0-2 0-3 0-4 0-5 0-6 0-7 0-8 0-9
O-10 0-11 0-12 0-13 0-14 O-l 5 0-16 0-17 0-21 0-22 0-23 1-1
0-24 0-25 0-26 0-27
Proses
Konstuksi Dalam
Sarangan
Body
Pipa
Pembuatan Flange
Finishing
Kegiatan
Potong plat Dipress Plong untuk rumah pipa Potong plat Diplong untuk lubang Roll plat Dirakit dengan KD Potong plat Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat Lubang untuk pipa Lubang untuk baut Pembersihan body Pembersihan pipa Pembersihan flange Checking Dirakit Dilas Cat packing
TOTAL
Jumlah Operator
25
4.2.1 Penentuan Waktu Siklus, Balance Delay, Efisiensi Lintasan, dan
Smoothness Index pada kondisi awal
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh lintasan
produksi untuk menghasilkan satu unit produk. Waktu siklus ini
ditentukan dari target produksi per periode yang hendak dicapai
oleh perusahaan.
•14
Disini perusahaan menargetkan produksi knalpot Mitsubishi
Cold Diesel per hari (7 jam kerja) adalah sebesar 450 unit per hari.
Perhitungan waktu siklus untuk produk ini adalah sebagai berikut:
_,_ 7x3600 7U = = 56 detik
450
Jadi waktu siklus yang dibutuhkan supaya target produksi dari
perusahaan dapat terpenuhi sebesar 56 detik- Dari waktu siklus ini
dapat diperoleh jumlah stasiun kerja minimum (N min) yang
didapat dari perhitungan waktu siklus (Tc) dibagi dengan waktu
untuk menyelesaikan satu unit produk (Twc), yaitu:
Tc - 56 detik Twc = 417,83 detik
., . 417,83 _ . . _ N min = = 7,46 * 8 stasiun kerja
56 J
Dari hasil diatas dapat dihitung balance delay (d), efisiensi
lintasan (E), dan smoothness index (SI) pada kondisi awal
perusahaan, yaitu:
N = 25 stasiun kerja; Tc = 56 detik; Twc = 417,83
rfJ56*2S)-417,83 56x25
E = 1 - d = 1 - 0,70155 - 0,29845 = 29,845% 25
I M
SI = WiST max-STi)2 = ̂ 37456,9628 = 193,538014
4.2.2 Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja
Dengan Metode Helgeson-Bimie
Pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja disini
dimaksudkan agar setiap stasiun kerja memperoleh beban kerja
yang merata atau paling tidak hampir merata dengan stasiun kerja
yang lainnya.
Jika keseimbangan lintasan ingin diterapkan dalam
perusahaan, hendaklah target produksi yang ingin dicapai dipenuhi,
maka setiap 56 detik harus dapat menghasilkan 1 unit produk. Jadi
waktu siklusnya adalah 56 detik.
Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 4.8 dan tabel 4.9
secara manual, didapatkan jumlah stasiun kerja, jumlah operator,
efisiensi lintasan, balance delay, dan smoothness index sebagai
berikut:
N = 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja.
HI
I" CxM 55,79+55,61+55,15+53,39+35,57+35,57+47,27+19,01+5283+7,64
56x10
= 4H83 = 0 7 4 6 ] = ?461o /o
56x10
d = 1-E = 1 - 0,7461 = 0,2539 = 25,39%
57 = | £ ( S / m a x - Sti)2 = ^4576,442 = 67,6494
46
Hasil selengkapnya dari pengelompokan operasi kerja
knalpot Mitsubishi Cold Diesel dengan metode Helgeson-Birnie
dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Tabel 4.9.
Tabel 4.8
Pembobotan
Operasi kerja ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 21 22 23 24 25 26 27 28
Position Weight 259,54 250,70 243,15 301,53 283,84 262,13 236,55 235,58 227,53 221,17 217,25 208,80 176,74 171,55 175,81 171,76 167,39 190,07 167,33 162,32 141,05 126,75 79,48 60,47 7,64
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Operasi Kerja Ke-
-• 4
5 6 1 2 3 7 8 9 10 11 12 21 13 15 16 14 17 22 23 24 25 26 27 28
Waktu Baku 17,69 21,71 25,58 8,84 7,55 6,60 15,38 8,05 6,36 12,37 8,45 18,73 49,02 5,19 4,05 4,37 4,22 5,07
26,28 21,27 14,30 47,27 19,01 52,83 7,64
47
Tabel 4.9
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Mitsubishi Cold Diesel Dengan Metode Helgeson Birnie
Stasiun kerja ke-
1
2
3
4
5
6
7 8 9 10
Operasi kerja
4 5 1 2 6 3 7 8 9 10 11 12 13 15 21 16 14 17 22 23 24 25 26 27 28
Kegiatan
Potong plat
Plong lubang
Potong plat
Press
Roll plat
Plong u/pipa
Rakit dgn KD
Potong plat
Rool plat Rakit dgn konst
Potong plat u/ ttp
ditutup
Potong pipa
Potong plat
Pembersihan body
Lobang pipa
Pending pipa
Lobang u/ baut
Pembersihan pipa
Pembersihan flange
Checking
Dirakit
Dibs Cat
Packing
-Te.;. (detik)
17,69 21,71 8,84 7,55
25,58 6,60 15,38 8,05 6,36 12,37 8,45 18,73 5,19 4,05 49,02 4,37 4,22 5,07
26,28 21,27 14,30 47,27 19,01 52,83 7,64
£Te (detik)
55,79
55,61
55,15
53,39
35,57
35,57 47,27 19,01 52,83 7,64
Kumulatif Te
(detik)
55,79
111,4
166,55
219,94
255,51
291,08 338,35 357,36 410,19 417,83
Idle Time (detik)
0,21
0,39
0,85
2,61
20,43
20,43 8,73
36,99 3,17
48,36
Jumlah Operator (orang)
1
1
1
1
1
1
1 1 1 1
4.2.3 Pengelompokan Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja Dengan
Metode COMSOAL
Hasil pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja
dengan metode COMSOAL dengan bantuan Software Quantitative
Systems untuk knalpot Mitsubishi Cold Diesel dapat dilihat pada
tabel 4.10
4S
Tabel 4.10
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Mitsubishi Cold Diesel Kedalam Stasiun Kerja dengan Metode COMSOAL
Solution for Mitsubishi Cold Dsl.
Work Station
1
2
3
Number of Operators
1
1
1
Task | Assigned |
1 1 4 1 8 1 11 1 13 | 15 | 2 I 5 I 9 1 14 | 16 | 3 1 17 | 6 1 22 |
Task Time
8.84 17.69 8.05 8.45 5.19 4.05 7.55
21.71 6.36 4.22 4.37 6.6
5.07 25.58 26.28
1 Time | lUnassignedl
1 I 1 1 1 7 1 3 1 1 1 1 1 1 5 1 . 1 1 4
47.16 | 29.47 | 21.42 I 12.97 1
.779998 |
.729998 I 48.45 | 26.74 I 20.38 I 16.16 | 11.79 |
.190002 I L200018 | 30.42 |
.139999 |
% Idleness
84.21429 52.625 38.25
23.16071 13.89285 6.660711 86.51786
47.75 36.39286 28.85715 21.05358 9.26786 .2142889 54.32143 7.392856
Solution for Mitsubishi Cold Dsl.
Work Station
4
5 6 7 8 9 10 11
Number of Operators
h 1
1
1 1 1 1 1 1 1
Task | Assigned |
L + _.
23 | 7 1 10 | 12 | 21 I 24 | 25 | 26 | 27 | 28 |
Task Time
21.27 15.38 12.37 18.73 49.02 14.3 47.27 19.01 52.83 7.64
Time | Unassignedl h +
1 34.73 | 19.35 |
6.979999 | I 37.27 |
6.98 | 41.7 | 8.73 | 36.99 |
3.169998 | 48.36 |
% Idleness
62.01786 34.55357 12.46428 66.55357 12.46428 74.46429 15.58928 66.05357 5.660711 86.35715
Dari perhitungan dengan bantuan Software OS diatas
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.11
49
Tabel4.11
Hasil untuk Knalpot Mitsubishi Cold Diesel Dengan Software Quantitative Systems
Item I
Cycle Time 1 Number of workstations 1 Number of operators 1 Total time available 1 Total task times 1 Total idle time 1 Balance delay (%) 1
Elapsed CPU seconds |
Solution has been obtained by COMSOAL
Cold
Type
Dsl. 1
Result |
56 | 11 1 11 1 616 |
417.83 | 198.17 |
32.17045 | 2.203125 |
Generation. | Number of Generation: 1000 Random Seed: 27437 |
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui banyaknya stasiun
kerja, jumlah operator, balance delay, dan efisiensi lintasan sebagai
berikut:
Terdapat 11 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja, dimana balance delay (d) = 32,17% dan efisiensi
lintasan (E) - 100 % - d - 100%-32,17% = 67,83%
43 Perancangan Keseimbangan Lintasan Untuk Knalpot Suzuki Carry
Extra
Pertama-tama dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah
operator pada keadaan awal secara langsung sebelum masuk dalam
perencanaan keseimbangan lintasan produksinya. Hasil yang diperoleh
adalah terdapat 28 operator dengan 28 operasi kerja, dimana untuk setiap
50
satu proses dianggap sebagai satu stasiun kerja, sehingga terdapat 28
stasiun kerja. Adapun kebutuhan operator pada kondisi awal untuk
memproduksi satu unit knalpot Suzuki Carry Extra ini dapat dilihat pada
tabel4.12.
Tabel 4.12
Kebutuhan operator Knalpot Suzuki Carry Extra pada kondisi awal
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Operasi Kerja 0-1 0-2 0-3 0-4 0-5 0-6 0-7 0-8 0-9
O-10 O-ll 0-12 0-13 0-14 0-15 0-16 0-17 0-18 0-19 O-20 0-21 0-22 0-23 1-1
0-24 0-25 0-26 0-27
Proses
Konstuksi Dalam
Sarangan
Body
Pipa
Pembuatan Flange
Gantungan
Finishing
Kegiatan
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat
Lubang untuk pipa Lubang untuk baut
Potong plat Press
Lubang untuk baut Pembersihan body Pembersihan pipa
Pembersihan flange Checking Dirakit Dilas Cat
packing TOTAL
Jumlah Operator
28
51
4.3.1 Penentuan Waktu Siklus, Balance Delay, Efisiensi Lintasan, dan
Smoothness Index pada kondisi awal
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh lintasan
produksi untuk menghasilkan satu unit produk. Waktu siklus ini
ditentukan dari target produksi per periode yang hendak dicapai
oleh perusahaan.
Disini perusahaan menargetkan produksi knalpot Suzuki
Carry Extra per hari (7 jam kerja) adalah sebesar 400 unit per hari.
Perhitungan waktu siklus untuk produk ini adalah sebagai berikut:
„ 7x3600 TC = = 63 detik
400
Jadi waktu siklus yang dibutuhkan supaya target produksi
dari perusahaan dapat terpenuhi sebesar 63 detik. Dari waktu siklus
ini dapat diperoleh jumlah stasiun kerja minimum (N min) yang
didapat dari perhitungan waktu siklus (Tc) dibagi dengan waktu
untuk menyelesaikan satu unit produk (Twc), yaitu:
Tc = 63 detik Twc - 455,96 detik
455,96 _-_ „ . . . JV mm = = 7,24 » 8 stasiun kerja
63 J
Dari hasil diatas dapat dihitung balance delay (d), efisiensi
lintasan (E), dan smoothness index (SI) pada kondisi awal
perusahaan, yaitu:
N = 28 stasiun kerja; Tc = 63 detik; Twc = 455,96
rf = (63x28)-45S,96 63x28
52
E = 1 - d = 1 - 0,7415 = 0,2585 - 25,85%
SI = JY,(STmax"ST')2 - >/65522^9678 = 255,974545 V/- i
4.3.2 Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja kedalam Stasiun Kerja
dengan Metode Helgeson-Birnie
Pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja disini
dimaksudkan agar setiap stasiun kerja memperoleh beban kerja
yang merata atau paling tidak hampir merata dengan stasiun kerja
yang lainnya.
Jika keseimbangan lintasan ingin diterapkan dalam
perusahaan, hendaklah target produksi yang ingin dicapai dipenuhi,
maka setiap 63 dexik harus dapat menghasiikan 1 unit produk. Jadi
waktu siklusnya adalah 63 detik.
Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 4.13 dan tabel 4.14
secara manual, didapatkan jumlah stasiun kerja (N), jumlah
operator, efisiensi lintasan (E), balance delay (d), dan smoothness
index (SI) sebagai berikut:
N = 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja.
ID
2> CxM 5^91+61,71+59,69+6^844-6^63+14,25+49,59+1^35+6^27+7,72
63x10
- ^ ^ = 0,7237= 7237% 63x10
d = 1-E = 1 - 0,7237 - 0,2763 = 27,63%
53
SI = W (St max- Stif = V6700,850 = 87,1829
Hasil selengkapnya dari pengelompokan operasi kerja
knalpot Suzuki Cany Extra dengan metode Helgeson-Birnie dapat
dilihat pada tabel 4.13 dan tabel 4.14 dibawah ini.
Tabel 4.13
Pembobotan
Operasi kerja ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Position Weight 267,22 258,31 251,25 307,83 289,45 266,89 245,15 245,88 237,78 232,51 228,03 220,17 209,42 203,5 186,66 182,45 178,67 187,17 182,36 179,72 203,36 178,88 174,06 152,18 137,97 88,34 69,99 7,72
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Operasi Kerja Ke-
4 5 1 6 2 3 8 7 9 10 11 12 13 14 21 18 15 16 19 20 22 17 23 24 25 26 27 28
Waktu Baku 18,41 22,53 8,91
21,74 7,06 6,10 8,10 12,64 5,27 12,34 7,86 16,81 5,92 24,62 51,18 4,81 4,21 3,78 2,64 5,66
26,70 4,61 21,88 14.25 49,59 18,35 62,27 7,72
54
Tabel 4.14
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Suzuki Carry Extra Dengan Metode Helgeson Birnie
Stasiun kerja ke-
1
2
3
4
5
6 7 8 9 10
Operasi kerja
4 5 1 2 6 n j
8 7 9 11 10 12 13 14 21 18 15 19 16 20 22 17 23 24 25 26 27 28
Kegiatan
Potong plat
Plong Iubang
Potong plat
Press
Roll plat
Plong u/pipa
Potong plat
Rakit dgn KD
Rool plat
Potong plat u/ ttp
Rakit dgn konst
ditutup
Potong pipa
Pending pipa
Pembersihan body
Potong plat
Potong plat
Press
Lobang u/ pipa
Lobang u/ baut
Pembersihan pipa
Lobang u/ baut
Pembersihan flange
Checking
Dirakit
Dilas
Cat
Packing
Te (detik)
18,41 22,53 8,91 7,06
21,74 6,10 8,10 12,64 5,27 7,86 12,34 16,81 5,92
24,62 51,18 4,81 4,21 2,64 5,78
5,66 26,70 4,61 21,88 14,25 49,59 18,35 62,27 7,72
2Te (detik)
56,91
61,71
59,69
62,84
62,63 14,25 49,59 18,35 62,27 7,72
Kumulatif Te
(detik)
56,91
118,62
178,31
241,15
303,78 318,03 367,62 385,97 448,24 455,96
Idle Time
(detik)
6,09
1,29
3,31
0,16
0,37 48,75 13,41 44,65 0,73
55,28
Jumlah Operator (orang)
1
1
1
1
1
1 1 1 1 1
4.3.3 Pengelompokan Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja Dengan
Metode COMSOAL
Hasil pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja
dengan metode COMSOAL dengan bantuan Software Quantitative
Systems untuk knalpot Suzuki Carry Extra dapat dilihat pada tabel
4.15
55
Tabei 4.15
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Suzuki Carry Extra Kedalam Stasiun Kerja dengan Metode COMSOAL
Solution for Suzuki Carry Extra
Work Station
1
2
3
Number of Operators
1
1
1
Task i Assigned I
4 I 5 I 6 I 1 I 8 I 11 1 2 I 3 I 7 I 13 | 9 I 14 ! 22 | i s : 15 |
Task Time
18.41 22.53 21.74 8.91 8.1
7.86 7.06 6.1
12.64 5.92 5.27
24.62 26.7 4.81 4.21
I Time lUnassigned
% Idleness
| 44.59 | 70.77778 I 22.06 I .3199997 | 54.09 | 45.99 I 38.13 I 31.07 I 24.97 I 12.33 | 6.409997 I 1.139997 1 38.38 I 11.68 I 6.869997 I 2.659997
35.01587 .507936
85.85714 73
60.5238 49.31746 39.63492 19.57142 10.1746
1.809519 60.92063 18.53968 10.90476 4.222217
Solution for Suzuki Carry Extra
Work Station
I Number of I Operators
Task Assigned
3 I 1 4 I 1
5 6
7 B :> 10
19 10 12 20 16 17 21 23 24 25 26 27 28
Task I Time I Time |Unassignedl Idleness|
2.64 12.34 16.81
,66 78 61 .18
5. 3. 4 .
5 1 . 2 1 . 8 8 1 4 . 2 5 4 9 . 5 9 1 8 . 3 5 6 2 . 2 7 7.72
.0199964 | 50.66 | 33.85 | 28.19 | 24.41 | 19.8 | 11.82 | 41.12 | 26.87 | 13.41 | 44.65 |
.7299995 | 55.28 |
0.0317401 80.41271
53.730161 44.746031 38.746031 31.428571 18.7619| 65.269841 42.6508|
21.285711 70.873021 1.1587291 87.746031
i
I I
56
Dari perhitungan dengan bantuan Software OS diatas
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.16
Tabel4.16
Hasil untuk Knalpot Suzuki Carry Extra Dengan Software Quantitative Systems
| Solution Summary for Suzuki Carry Ext
I Item |
I Cycle Time 1 I Number of workstations I I Number of operators | I Total time available | I Total task times | I Total idle time 1 I Balance delay (%) | I Elapsed CPU seconds 1
1 Solution has been obtained by COMSOAL 1 Number of Generation: 1000 Random
Type Seed
ra
Result
63 10 10 630
455.96 174.04
27.62539 4.882813
Generation. : 27437
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui banyaknya stasiun
kerja (N), jumlah operator, balance delay (d), dan efisiensi lintasan
(E) sebagai berikut:
Terdapat 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja, dimana balance delay (d) = 27,63% dan efisiensi
lintasan = 100 % - d = 100%-27,63% - 72,37%
4.4 Perancangan Keseimbangan Lintasan Knalpot Toyota Kijang Super
Pertama-tama dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah
operator pada keadaan awal secara langsung sebelum masuk dalam
perencanaan keseimbangan lintasan produksinya. Hasil yang diperoleh
57
adalah terdapat 25 operator dengan 25 operasi kerja, dimana untuk setiap
satu proses dianggap sebagai satu stasiun kerja, sehingga terdapat 25
stasiun kerja. Adapun kebutuhan operator pada kondisi awal untuk
memproduksi satu unit knalpot Toyota Kijang Super ini dapat dilihat
pada tabel 4.17.
Tabel 4.17
Kebutuhan operator Knalpot Toyota Kijang Super pada kondisi awal
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Operasi Kerja 0-1 0-2 0-3 0^1 0-5 0-6 0-7 0-8 0-9 O-10 0-11 0-12 0-13 0-14 0-15 0-16 0-17 0-21 0-22 0-23 1-1
0-24 0-25 0-26 0-27
Proses
Konstuksi Dalam
Sarangan
Bodv
Pipa
Pembuatan Flange
Finishing
Kegiatan
Potong plat Di press
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa Pending pipa Potong plat
Lubang untuk pipa Lubang untuk baut Pembersihan body Pembersihan pipa
Pembersihan flange Checking Dirakit Dilas Cat
packing TOTAL
Jumlah Operator
25
58
4.4.1 Penentuan Waktu Siklus, Balance Delay, Efisiensi Lintasan, dan
Smoothness Index pada kondisi awal
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh lintasan
produksi untuk menghasilkan satu unit produk. Waktu siklus ini
ditentukan dari target produksi per periode yang hendak dicapai
oleh perusahaan.
Disini perusahaan menargetkan produksi knalpot Toyota
Kijang Super per hari (7 jam kerja) adalah sebesar 400 unit per
hari. Perhitungan waktu siklus untuk produk ini adalah sebagai
berikut:
rc_ 7*3600. ffl
400
Jadi waktu siklus yang dibutuhkan supaya target produksi
dari perusahaan dapat terpenuhi sebesar 63 detik. Dari waktu siklus
ini dapat diperoleh jumlah stasiun kerja minimum (N min) yang
didapat dari perhitungan waktu siklus (Tc) dibagi dengan waktu
untuk menyelesaikan satu unit produk (Twc), yaitu:
Tc = 63 detik Twc = 449,68 detik
449 68 N min = — = 7,14 « 8 stasiun kerja
63 J
Dari hasil diatas dapat dihitung balance delay (d), efisiensi
lintasan (E), dan smoothness index (SI) pada kondisi awal perusahaan, yaitu: N = 25 stasiun kerja: Tc = 63 detik; Twc = 449,68
59
(63x25)-449,68 =
63x25
E = 1 - d = 1 - 0,7145 - 0,2855 = 28,55%
25
M
SI =IYJ(ST max-STi)2 = ^42133,7732 = 205,265129
4.4.2 Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja kedalam Stasiun Kerja
dengan Metode Helgeson-Bimie
Pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja disini
dimaksudkan agar setiap stasiun kerja memperoleh beban kerja
yang merata atau paling tidak hampir merata dengan stasiun kerja
yang lainnya.
Jika keseimbangan lintasan ingin diterapkan dalam
perusahaan, hendaklah target produksi yang ingin dicapai dipenuhi,
maka setiap 63 detik harus dapat menghasilkan 1 unit produk. Jadi
waktu siklusnya adalah 63 detik.
Setelah dilakukan perhitungan secara manual pada tabel 4.18
dan tabel 4.19, didapatkan jumlah stasiun kerja (N), jumlah
operator, efisiensi lintasan (E), balance delay (d), dan smoothness
index (SI) sebagai berikut:
N = 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja.
60
10
2> CxA* 57,16+60,29+48,02+40,98+50,96+59,70+49,21+19,54+ 56,12+7,70
56x10 449,68
63x10 = 0,7138=71^8%
d = 1-E = 1 - 0,7138 = 0,2862 = 28,62%
J io £ (St max- Sti)2 = V5187,049 = 72,02117 M
Hasil selengkapnya dari pengelompokan operasi kerja
knalpot Toyota Kijang Super dengan metode Helgeson-Birnie
dapat dilihat pada tabel 4.18 dan tabel 4.19 dibawah ini.
Tabel 4.18
Pembobotan
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Operasi Kerja Ke-
4 5 1 6 2 3 8 7 9 10 11 12 13 14 21 15 16 22 17 23 24 25 26 27 28
Waktu Baku 17,99 23,52 8,96
20,11 6,69 6,12 7,75 12,68 5,74 12,23 7,89 17,63 5,56
40,98 50,96 4,16 3,50
26,22 4,84 20,69 12,79 49,21 19,54 56,12 7,70
Operasi kerja ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 21 22 23 24 25 26 27 28
Position Weight 260,63 251,67 244,98 300,48 282,49 258,97 238,86 239,67 231,92 226,18 221,84 213,95 218,22 212,56 178,55 174,39 170,89 196,32 171,58 166,05 145,36 132,57 83,36 63,82 7,70
<>2
Tabel 4.19
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Toyota Kijang Super Dengan Metode Helgeson Birnie
Stasiun kerja ke-
1
2
3
4 5 6
7 8 9 10
Operasi kerja
4 5 1 2 6 3 8 7 9 11 10 12 13 15 16 17 14 21 22 23 24 25 26 27 28
Kegiatan
Potong plat
Plong lubang
Potong plat
Press
Roll plat
Plong u/pipa
Potong plat
RakitdgnKD
Rool plat
Potong plat u/ Up
Rakit dan konst
Ditutup
Potong pipa
Potong plat
Lobang pipa
Lobang u/ baut
Pending pipa
Pembersihan body
Pembersihan pipa
Pembersihan flange
Checking
Dirakit
Dilas
Cat
Packing
Te (detik)
17,99 23,52 8,96 6,69
20,11 6,12 7,75 12,68 5,74 7,89 12,23 17,63 5,66 4,16 3,50 4,84
40,98 50,96 26,22 20,69 12,79 49,21 19,54 56,12 7,70
I T c (detik)
57,16
60,29
48,02 40,98 50,96
59,70 49,21 19,54 56,12 7,70
Kumulatif Te
(detik)
57,16
117,45
165,47 206 45 257,41
317,11 366,32 385,86 441,98 449,68
Idle Time
(detik)
5,84
2,71
14,98 22,02 12,04
3,30 13,79 43,46 6,88 55,30
Jumiah Operator (orang)
1
1
1
1 1 1
1 1 1 1
4.4.3 Pengelompokan Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja Dengan
Metode COMSOAL
Hasil pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja
dengan metode COMSOAL dengan bantuan Software Quantitative
Systems untuk knalpot Toyota Kijang Super dapat dilihat pada tabel
4.20
63
Tabel 4.20
Basil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Toyota Kijang Super Kedalam Stasiun Kerja dengan Metode COMSOAL
Solut ion ' for Toyota Kijang Super
Work Station
1
2
3
Number of Operators
1
1
1
Task Assigned
Task Time
Time | Unassignedl
1 | 8.96 | 54.04 | 4 8 11 13 15 2 16 5 9 3 17 6 14 23
17.99 7.75 7.89 5.66 4.16 6.69 3.5
23.52 5.74 6.12 4.84
20.11 40.98 20.69
36.05 | 28.3 | 20.41 | 14.75 | 10.59 |
3.900004 | .4000039 |
39.48 | 33.74 | 27.62 | 22.73 |
2.669998 | 22.02 | 1.33 |
% Idleness
85.77778 57.22223 44.92064 32.39683 23.4127 16.80953 6.190483 .6349269 62.66666 53.55555 43.84127 36.15873 4.238092 34.95238 2.111111
Solu t ion for Toyota Kijang Super
Work (Number of | Task | Task S t a t i o n |Opera tors | Assigned | Time
I Time I % IUnassignedl Idleness
5 6 7
9 1 0
I 7 22 L0 12 2 1 2 4 25 2 6 27 2 8
12.68 26.22 12.23 17.63 50.96 12.79 49.21 19.54 56.12 7.7
50.32 24.1 11.87 45.37 12.04 50.21
1 43.46
880001 55.3
79.87302 38.25397 18.84127 72.01588 19.11111 79.69841 1.587302 68.98412 10.92064 87.77778
Dari perhitungan dengan bantuan Software OS diatas
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.21.
64
Tabel 4.21
Hasil untuk Knalpot Toyota Kijang Super Dengan Software Quantitative Systems
| Solution Summary for Toyota Kijang
I Item I
I Cycle Time 1 I Number of workstations 1 I Number of operators 1 I Total time available 1 I Total task times 1 I Total idle time 1 I Balance delay (%) I I Elapsed CPU seconds 1
1 Solution has been obtained by COMSOAL I Number of Generation: 1000 Random
Super
Type Seed
Result
63 10 10 630
449.68 180.32
28.62222 2.304688
Generation. : 27437
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui banyaknya stasiun
kerja (N), jumlah operator, balance delay (d), dan efisiensi lintasan
(E) sebagai berikut:
Terdapat 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja, dimana balance delay (d) = 28,62% dan efisiensi
lintasan (E)= 100 % - d = 100%-28,62% = 71,38%
4.5 Perancangan Keseimbangan Lintasan Knalpot Daihatsu Zebra 13
Pertama-tama dilakukan pengamatan dan perhitungan jumlah
operator pada keadaan awal secara langsung sebelum masuk dalam
perencanaan keseimbangan lintasan produksinya. Hasil yang diperoleh
adalah terdapat 28 operator dengan 28 operasi kerja, dimana untuk setiap
satu proses dianggap sebagai satu stasiun kerja, sehingga terdapat 28
65
stasiun kerja. Adapun kebutuhan operator pada kondisi awal untuk
memproduksi satu unit knalpot Daihatsu Zebra 13 ini dapat dilihat pada
tabel 4.22.
Tabel 4.22
Kebutuhan operator Knalpot Daihatsu Zebra 13 pada kondisi awal
Stasiun Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Operasi Kerja 0-1 0-2 0-3 0-4 0-5 0-6 0-7 0-8 0-9 0-10 0-11 0-12 0-13 0-14 0-15 0-16 0-17 0-18 0-19 O-20 0-21 0-22 0-23 1-1
0-24 0-25 0-26 0-27
Proses
Konstuksi Dal am
Sarangan
Body
Pipa
Pembuatan Flange
Gantungan
Finishing
Kegiatan
Potong plat Dipress
Plong untuk rumah pipa Potong plat
Diplong untuk lubang Roll plat
Dirakit dengan KD Potong plat
Roll plat Rakit dengan konstruksi Potong plat untuk tutup
Ditutup Potong pipa
Pending pipa Potong plat
Lubang untuk pipa Lubang untuk baut
Potong plat Press
Lubang untuk baut Pembersihan body Pembersihan pipa
Pembersihan flange Checking
Dirakit Dilas Cat
packing TOTAL
Jumlah Operator
28
66
4.5.1 Penentuan Waktu Siklus. Balance Delay, Efisiensi Lintasan, dan
Smoothness Index pada kondisi awal
Waktu siklus adalah waktu yang dibutuhkan oleh lintasan
produksi untuk menghasilkan satu unit produk. Waktu siklus ini
ditentukan dari target produksi per periode yang hendak dicapai
oleh pemsahaan.
Disini pemsahaan menargetkan produksi knalpot Daihatsu
Zebra 13 per hari (7 jam kerja) adalah sebesar 400 unit per hari.
Perhitungan siklus untuk produk ini adalah sebagai berikut:
„ 7x3600 „ TC = = 63 detik
400
Jadi waktu siklus yang dibutuhkan supaya target produksi
dan pemsahaan dapat terpenuhi sebesar 63 detik. Dari waktu siklus
ini dapat diperoleh jumlah stasiun kerja minimum (N min) yang
didapat dari perhitungan waktu siklus (Tc) dibagi dengan waktu
untuk menyelesaikan satu unit produk (Twc),yaitu:
Tc = 63 detik Twc - 440,04 detik
440 04 N min = '•— = 6,98 » 7 stasiun kerja
63
Dari hasil diatas dapat dihitung balance delay (d), efisiensi
lintasan (E), dan smoothness index (SI) pada kondisi awal
pemsahaan, yaitu:
N = 28 stasiun kerja; Tc = 63 detik; Twc - 440,04
rf = (63*28)-440,04 „ 5 %
63x28
67
E = 1 - d = 1 - 0,7505 - 0,2495 = 24,95%
5/ = J £ (ST max- STi)2 = ̂ 44500,7691 - 210,952054
4.5.2 Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja kedalam Stasiun Kerja
dengan Metode Helgeson-Birnie
Pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja disini
dimaksudkan agar setiap stasiun kerja memperoleh beban kerja
yang merata atau paling tidak hampir merata dengan stasiun kerja
yang lainnya.
Jika keseimbangan lintasan ingin diterapkan dalam
perusahaan, hendaklah target produksi yang ingin dicapai dipenuhi,
maka setiap 63 detik harus dapat menghasilkan 1 unit produk. Jadi
waktu siklusnya adalah 63 detik.
Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 4.23 dan tabel 4.24
secara manual, didapatkan jumlah stasiun kerja (N), jumlah
operator, efisiensi lintasan (E), balance delay (d), dan smoothness
index (SI) sebagai berikut:
N = 9 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja.
9
If CxM 62,95+62,10+60,09+58̂ 1+5181+1 6,64+5̂ 08+19,05+55,11
63x9
= ^ = 0,7761=77,61% 63x9
d = 1-E = 1 - 0,7761 - 0,2239 - 22,39%
68
SI = r£(St max- Sti)2 = V4366,358 = 66,07842
Hasil selengkapnya dari pengelorapokan operasi kerja
knalpot Daihatsu Zebra 13 dengan metode Helgeson-Birnie dapat
dilihat pada tabel 4.23 dan tabel 4.24 dibawah ini.
Tabel 4.23
Pembobotan
Operasi kerja ke-
I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Position Weight 264,90
256 248,49 303,12 285,92 263,05 242,02 240,77 232,91 226,88 223,24 214,84 186,67 181,26 178,65 174,61 170,36 177,45 173,42 170,39 195,96 169,21 165,26 142,88 126,24 74,16 55,11 7,82
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Operasi Kerja Ke-
4 5 1 6 2
7 8 9 10 11 12 21 13 14 15 18 16 19 20 17 22 23 24 25 26 27 28
Waktu Baku 17,20 22,87 8,90
21,03 7,51 6,47 15,14 7,86 6,03 12,04 8,40 18,88 53,08 5,41 12,05 4,04 4,03 4,25 3,03 5,13 5,10
26,33 22,38 16,64 52,08 19,05 47,29 7,82
69
Tabel 4.24
Basil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Daihatsu Zebra 13 Dengan Metode Helgeson Birnie
Stasiun kerja ke-
1
2
3
4
5
6 7 8 9
Operasi kerja
4 5 1 2 3 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 18 16 19 21 20 17 22 23 24 25 26 27 28
Kegjatan
Potong plat
Pk>ng lubang
Potong plat
Press
Plong u/pipa
Roll plat
RakitdgnKD
Potong plat
Roolplat
Rakit dgn konst
Potong plat u/ ttp
ditutup
Potong pipa
Pending pipa
Potong plat
Potong plat
Lobang u/ pipa
Press
Pembersihan body
Lobang u/ bant
Lobang u/baut
Pembersihan pipa
Pembersihan flange
Checking
Dirakit
Dilas
Cat
Packing
Te (detik)
17,20 22,87 8,90 7,51 6,47 21,03 15,14 7,86 6,03 12,04 8,40 18,88 5,41 12,05 4,04 4,03 4,25 3,03
53,08 5,13 5,10
26,33 22,38 16,64 52,08 19,05 47,29 7,82
£Te (detik)
62,95
62,10
60,09
58,21
53,81 16,64 52,08 19,05
55,11
Kumulatif
(detik)
62,95
125,05
185,14
243,35
297,16 313,8
365,88 384,93
440,04
Idle Time
(detik)
0,05
0,9
2,91
4,79
9,19 46^6 10,92 43,95
7,89
Jumlah Operator (orang)
1
1
1
1
1
1 1 1 1
4.5.3 Pengelompokan Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja Dengan
Metode COMSOAL
Hasil pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja
dengan metode COMSOAL dengan bantuan Software Quantitative
70
Systems untuk knalpot Daihatsu Zebra 13 dapat dilihat pada tabel
4.25
Tabel 4.25
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Knalpot Daihatsu Zebra 13 Kedalam Stasiun Kerja dengan Metode COMSOAL
Solution for Daihatsu Zebra 13
Work Station
Number of Operators
Task Assigned
Task Time
Time Unassigned Idleness
1 4 8 11 13 15 18 9 2 5 1.4 16 19 3 1.7
8.9 17.2 7.86 8.4
5.41 4. 4. 6. 7.
0 4 0 3 0 3 51
22.87 12.05
.25
.03
.47 5.1
54.1 36.9 29.04 20.64 15.23 11.19
7.159997 1.129997
55.49 32.62 20.57 16.32 13.29
6.819996 1.719996
85.87302 58.57143 46.09523 32.7619 24.1746 17.7619 11.36508 1.793646 88.07936 51.77777 32.65079 25.90475 21.09523 10.82539 2.730153
Solution for Daihatsu Zebra 13
Work Station
3
4
5 6 7 8 9 10
Number of Operators
1
1
1 1 1 1 1 1
Task Assigned
6 22 20 7 23 10 12 21 24 25 26 27 28
Task Time
21.03 26.33 5.13
15.14 22.38 12.04 18.88 53.08 16.64 52.08 19.05 47.29 7.82
Time IUnassigned
1 9
1 7
41.97 15.64 10.51 47.86 25.48 13.44 44.12
.919998 46.36 10.92 43.95 15.71
889999
% Idleness
66.61905 24.8254 16.68254 75.96825 40.44445 21.33334 70.03175 15.74603 73.5873 17.33333 69.76191 24.93651 12.52381
71
Dari perhitungan dengan bantuan Software QS diatas
didapatkan hasil seperti pada tabel 4.26
Tabel4.26
Hasil untuk Knalpot Daihatsu Zebra 13 Dengan Software Quantitative Systems
Solution Summary for Daihatsu Zebra
Item I
Cycle Time | Number of workstations 1 Number of operators 1 Total time available I Total task times 1 Total idle time 1 3alance delay (%) 1
Elapsed CPU seconds I
Solution has been obtained by COMSOAL Type
13 1
Result I
63 | 10 | 10 | 630 |
440.04 ] 189.96 |
30.15238 | 3.125 |
Generation. | Number of Generation: 1000 Random Seed: 27437 |
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui banyaknya stasiun
kerja, jumlah operator, balance delay (d), dan efisiensi lintasan
sebagai berikut:
Terdapat 10 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja, dimana balance delay (d) = 30,15% dan efisiensi
lintasan =100 % - d = 100%-30,15% - 69,85%
4.6 Perancangan Keseimbangan Lintasan Produk Gabungan
4.6.1 Penentuan Waktu Siklus yang Digunakan
Target produksi per hari (7 jam kerja) dari tiap lintasan
produksi untuk knalpot Mitsubishi Cold Diesel, Suzuki Carry
72
Extra, Toyota Kijang Super, dan Daihatsu Zebra 13 masing-masing
adalah 450,400,400, dan 400 unit knalpot Jadi waktu siklus untuk
masing-masing knalpot adalah:
Tc knalpot Mitsubishi Cold Diesel = = 56 detik 450
Tc knalpot Suzuki Carry Extra = = 63 detik 400
Tc knalpot Toyota Kijang Super = = 63 detik
Tc knalpot Daihatsu Zebra 13 = = 63 detik
400
Dari keempat waktu siklus yang ada, dipilih satu yang
mempunyai nilai minimum, yaitu sebesar 56 detik. Dengan
pertimbangan waktu siklus yang minimum tersebut diambil agar
dapat memenuhi target produksi yang ingin dicapai oleh
perusahaan. Apabila waktu siklus yang diambil adalah waktu siklus
yang maksimum maka target produksi untuk produk yang
mempunyai waktu siklus minimum tidak akan tercapai. Sehingga
untuk produk yang lain seperti Suzuki Carry Extra, Toyota Kijang
Super, dan Daihatsu Zebra 13 akan memungkinkan untuk
meningkatkan produksinya.
Setelah mendapatkan waktu siklusnya dapat diperoleh jumlah
stasiun kerja minimumnya (N), yang didapat dari total waktu untuk
menyelesaikan satu produk (Twc) dibagi dengan waktu siklusnya
(Tc), yaitu:
Tc = 56 detik; Twc = 494,75 detik
73
494 75 JVmin = •— = 8,83 * 9 Stasiun kerja
56
4.6.2 Pengelompokan Operasi-Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja
Dengan Metode Helgeson-Birnie
4.6.2.1 Pengelompokan Operasi Kerja Keseluruhan Pada Lintasan
Gabungan
Setelah dilakukan perhitungan pada tabel 4.27 dan tabel
4.28 secara manual diperoleh banyaknya stasiun kerja,
banyaknya operator, efisiensi lintasan, balance delay, dan,
smoothness index untuk keseluruhan produk adalah sebagai
berikut:
Terdapat 11 stasiun kerja dengan 12 orang operator.
Hal ini disebabkan pada stasiun kerja ke-10 yaitu proses cat
membutuhkan 2 orang operator, karena untuk memenuhi
target yang 450 unit digunakan waktu siklus 56 detik,
sedangkan stasiun kerja ke-10 membutuhkan waktu 62,27
detik. Ini melebihi waktu siklusnya maka operasi ini
dilakukan oleh 2 orang sehingga waktu siklusnya dapat
terpenuhi.
i> CxM
_ 55,10+55,11+5416+5474+5308+41,83+39,02+52,08+19,54+6227+7,82 56x11
49475 =—^— = 0,8032= 8032%
56x11
74
d = 1-E = 1 - 0,8032 = 0,1968 = 19,68%
10
SI = £ (&max- Sti)2 = V6162,451 = 78,50128
Hasil dari pengelompokan operasi kerja keseluruhan
produk pada lintasan gabungan dapat dilihat pada tabel 4.27
dan tabel 4.28 dibawah ini.
Tabel 4.27
Pembobotan Produk Gabungan
Operasi kerja ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Position Weight 281,17 272,21 264,66 325,57 307,16 283,64 258,06 257,14 249,04 242,68 238,76 230,31 231,95 226,03 194,41 190,20 185,83 194,23 189,42 186,39 211,43 185,05 180,73 158,35 141,71 89,63 70,09 7,82
Rank
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Operasi Kerja Ke-
4 5 6 1 2 3 7 8 9 10 11 12 13 14 21 15 18 16 19 20 17 22 23 24 25 26 27 28
Waktu Baku 18,41 23,52 25,58 8,96 7,55 6,60 15,38 8,10 6,36 12,37 8,45 18,88 5,92
40,98 53,08 4,21 4,81 4,37 3,03 5,66 5,10
26,70 22,38 16,64 52,08 19,54 62,27 7,82
75
Tabel 4.28
Pengelompokan Operasi Kerja Keseluruhan Produk Pada Lintasan Gabungan Dengan Metode Helgeson Birnie
Stasiun kerja ke-
1
2
3
4
5 6
; 7
8 9 10 11
Operasi kerja
4 5 1 15 6 2 ^ j
7 8 9 10 11 12 13 14 18 19 21 16 20 17 22 23 24 25 26 27 28
Kegiatan
Potong plat
Plong lubang
Potong plat
Potong plat
Roll plat
Press
Plong u/pipa
Rakit dgn KD
Potong plat
Roll plat
Rakit dgn konst
Potong plat u/ ttp
ditutup
Potong pipa
Pending pipa
Potong plat
Press
Pembersihan body
Lobang u/ pipa
Lobang u/ baut
Lobang u/ baut
Pembersihan pipa
Pembersihan flange
Checking
Dirakit
Dilas
Cat
Packing
Te (detik)
18,41 23,52 8,96 4,21
25,58 7,55 6,60 15,38 8,10 6,36 12,37 8,45 18,88 5,92
40,98 4,81 3,03
53,08 4,37 5,66 5,10 26,70 22,38 16,64 52,08 19,54 62,27 7,82
ZTe (detik)
55,1
55,11
54,16
54,74 53,08
41,83
39,02 52,08 19,54 62,27 7,82
Kumulatif Te
(detik)
55,1
110,21
164,37
219,11 272,19
314,02
353,04 405,12 424,66 486,93 494,75
Idle Time (detik)
0,9
0,89
1,84
1,26 2,92
14,17
16,98 3,92 36,46 -6,27 48,18
Jumlah Operator (orang)
1
1
1
1
1 1
1
1 1 2 1
4.6.2.2 Pengelompokan Operasi Kerja Tiap Produk Dalam Lintasan
Gabungan
Setelah dihitung secara manual didapatkan banyaknya
stasiun kerja, banyaknya operator, efisiensi lintasan, balance
76
delay, dan smoothness index untuk setiap knalpot adalah
sebagai berikut:
Knalpot Mitsubishi Cold Diesel:
Banyaknya stasiun kerja adalah 11 dengan 1 operator untuk
masing-masing stasiun kerja, sehingga jumlah operator
seluruhnya adalah 11 orang.
2> £V-*=L_
CxM 52^9+55,11+53,96+9,41+49,02+35,72+35,57+47,27+19,01+52,83+7,64
56x11 417,83
56x11 • 0,6783 = 67,83%
d = 1-E = 1 - 0,6783 = 0,3217 = 32,17%
10 SI = I E (St max_ Sto2 = V 6 5 1 5 ' 9 1 2 = 8 0 > 7 2 ] 2
1=1
Knalpot Suzuki Carry Extra:
Banyaknya stasiun kerja adalah 11 dengan 1 operator untuk
masing-masing stasiun kerja kecuali untuk stasiun kerja ke-
10 yaitu proses cat memerlukan 2 orang operator, sehingga
jumlah operator seluruhnya adalah 12 orang.
77
CxA/ 54,06+47,54+5038+37,99+5 U 8+40,75+36,13+49,59+18,35+62,27+7,72
56x12 455,96 56x12 = 0,6785 = 67,85%
d - 1-E - 1 - 0,6785 = 0,3215 = 32,15%
no SI = WiSt max- Sti)2 = V7350,117 = 85,73282
i=i
E
Knalpot Toyota Kijang Super :
Banyaknya stasiun kerja adalah 11 dengan 1 operator untuk
masing-masing stasiun kerja kecuali untuk stasiun kerja ke-
10 yaitu proses cat memerlukan 2 orang operator, sehingga
jumlah operator seluruhnya adalah 12 orang.
ii
_ w CxM 54,63+45,60+51,24+46,64+50,96+34,56+33,48+49,21+19,54+5612+7,70
56x12 44968
56x12 0,6692 = 66,92%
d = 1-E = 1 - 0,6692 = 0,3308 = 33,08 %
10
SI = J^iSt max- Sti)2 = ^4960,945 = 70,43398 ;=l
78
Knalpot Daihatsu Zebra 13:
Banyaknya stasiun kerja adalah 11 dengan 1 operator untuk
masing-masing stasiun kerja, sehingga jumlah operator
seluruhnya adalah 11 orang.
CxM 53,01+5Q15+53,2 1+24,52+53,08+40,81+39,02+52,08+19,05+47,29+7,82
56x11
=11^0.71435.714350/0 56x11
d - 1-E = 1 - 0,71435 = 0,28565 = 28,565%
S/ = J £ < S / max- St/)2 = 74451,134 - 66,71682
Hasil keseluruhan dari pengelompokan operasi kerja pada
lintasan gabungan untuk masing-masing knalpot dapat dilihat pada
tabel 4.29.
79
Tabel 4.29
Pengelompokan Operasi Kerja Pada Lintasan Gabungan Untuk Masing Masing Knalpot Dengan Metode helgeson-Birnie
Stasiun
Kerja ke-
1
2
3
4
5 6
7
8 9 10 11
Operasi
Kerja
4 5 1 15 6 2 3 7 3 9 10 11 12 13 14 18 19 21 16 20 17 22 23 24 25 26 27 28
Mitsubishi Cold Diesel
Te
17.69 21,71 8,84 4,05 25,58 7,55 6,6
15,38 8,05 6,36 12,37 8,45 18,73 5,19 4,22
49,02 4,37
5,07 26,28 21,27 14,3
47,27 19,01 52,83 7,64
Kum.Te
52,29
55,11
53,96
9,41 49,02
35,72
35,57 47,27 19,01 52,83 7,64
Suzuki Carry Extra
Te
18.41 22,53 8,91 4,21 21,74 7,06 6.1
12,64 8,1 5,27 12,34 7,86 16,81 5,92
24,62 4,81 2,64 51,18 3,78 5,66 4,61 26,7 21,88 14,25 49,59 18,35 62,27 7,72
Kum.Te
54,06
47,54
50,38
37,99 51,18
40,75
36,13 49,59 18,35 62,27 7,72
Toyota Kijang Super
Te
17,99 23,52 8,96 4,16 20,11 6,69 6,12 12,68 7,75 5,74 12,23 7,89 17,53 5,66
40,98
50,96 3,5
4.84 26,22 20,69 12,79 49,21 19,54 56,12
7,7
Kum.Te
54,63
45,6
51,24
46,64 50,96
34,56
33,48 49,21 19,54 56,12
7,7
Daihatsu Zebra 13
Te
17,2 22,87
8,9 4,04 21,03 7,51 6,47 15,14 7,86 6,03 12,04 8,4
18,88 5,41 12,05 4,03 3,03 53,08 4,25 5,13 5,1
26,33 22,38 16,64" 52,08 19,05 47,29 7,82
Kum.Te
53,01
50,15
53,21
24,52 53,08
40,81
39,02 52,08 19,05 47,29 7,82
4.6.3 Pengelompokan Operasi Kerja Kedalam Stasiun Kerja Dengan
Metode COMSOAL
Hasil pengelompokan operasi kerja kedalam stasiun kerja
dengan metode COMSOAL dengan bantuan Software Quantitative
Systems untuk knalpot dalam lintasan gabungan dapat dilihat pada
tabel 4.30
so
Tabel 4.30
Hasil Pengelompokan Operasi Kerja Produk Gabungan Kedalam Stasiun Kerja dengan Metode COMSOAL
Work Station
1
2
3
Work Station
3 4
5
6 7 8 9 1 10 11 12 |
Number of Operators
I 1
1
1
Number of Operators
1 1
1
1 1 l 1 1 2 1
Solution for
i Task | 1 Assigned 1
1 1 1 1 4 | 1 8 I 1 11 1 1 13 | ! 15 | 1 18 I 1 2 | 1 5 | 1 9 1 i 16 | 1 19 | 1 17 | 1 14 | 1 3 |
Solution for
Task | Assigned 1
20 ! 6 1 22 | 23 i 7 I 10 | 12 | 21 1 24 | 25 | 26 | 27 1 28 |
Gabungan
Task Time
8.96 18.41 8.1 8.45 5.92 4.21 4.81 7.55
23.52 6.36 4.37 3.03 5.1
40.98 6.6
Gabungan
Task Time
5. 66 25.58 26.7
22 .38 15.38 12.37 18.68 53.08 16.64 52.08 19.54 62 .27 7 ft o
Time 1 * 1 Unassignedl Idleness 1
47.04 28.63 20.53
l 12.08 6.160001 1.950001
51.19 I 43.64 I 20.12
13.76 9.389998 6.359999 1.259999
15.02 8.42
Time Unassigned
2.76 30.42
3.719999 33.62 18.24
5.870002 37.12
2.919998 39.36
3.919998 36.46 49.73 46. 18
1 84| I 51.1251 I 36.660721 I 21.571431 1 HI I 3.4821441 I 91.';1071| | 77.92857| I 35.928571 I 24.571431 | 16.767851 | 11.357141 I 2.2499981 ! 26.82143! 15.035711
%
Idleness 1
4.9285721 54.321431 6.6428561 60.035721 32.571431 10.482151 66.285721 5.2142831 70.28571! 6.999997] 65.107141 44.401791 86.03571|
Dari perhitungan dengan bantuan SoftM'are OS diatas
didapatkan hasil seper.: : .: Tabel 4.31
SI
Tabel 4.31
Hasil untuk Lintasan Gabungan Dengan Software Quantitative Systems
Solution Summary for Gabungan
Item Result
Cycle Time Number of workstations Number of operators Total time available
Total task times Total idle time Balance delay (%)
Elapsed CPU seconds
56 12 13 672
494.7501 170.98
25.44345 2.578125
Solution has been obtained by COMSOAL Type Generation. Number of Generation: 1000 Random Seed: 27437
Dari hasil tabel diatas dapat diketahui banyaknya stasiun
kerja, jumlah operator, balance delay, dan efisiensi lintasan sebagai
berikut:
Terdapat 12 stasiun kerja dengan 1 operator untuk masing-masing
stasiun kerja, kecuali untuk stasiun kerja 11 membutuhkan 2 orang
operator. Dimana balance delay (d) = 25,44% dan efisiensi lintasan
= 100 % - d = 100%-25,44% = 74,56%