penglasan knalpot

Upload: wayan-wahyu

Post on 02-Jun-2018

294 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    1/18

    TUGAS TEKNIK PENGELASAN

    PRODUK PENGELASAN

    KNALPOT RACING

    Disusun Oleh :

    I Wayan Wahyu Sastra Wijaksana / 12.11.125/ G

    Moch Neilwan A.P / 12.11.151 / D

    JURUSAN TEKNIK MESIN S-1FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

    2014

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    2/18

    1

    1. KNALPOT RACING

    1.1 KNALPOT RACING

    1.2 Bahan knalpot

    Bahan rangka sepeda terbuat dari pipa stainless steel dan plat stainless steel.

    1.3 Alat Alat

    Alat-alat yang diperlukan diantaranya (di industry):

    1. Peralatan las TIG

    2.

    Peralatan las MIG

    3.

    Mesin potong pipa

    4. Mesin roll pipa

    5. Kawat las tig

    6. Gas CO2

    7.

    Kawat las MIG

    8.

    Palu

    9.

    Jig dan fixture

    10.Sikat baja

    Gambar2.Pipaseamlessdanplatstainlesssteel

    Gambar

    1.

    Knalpot

    racing

    11.Compressor

    12.Spray gun

    13.Clear

    14.Jangka sorong

    15.

    Baju las (apron)

    16.

    Sarung tangan las

    17.

    Kaca mata alas.

    18.

    Masker19.

    Topi

    20.

    Cat minyak dan undercoat

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    3/18

    2

    1.4 Proses Manufaktur Knalpot Racing

    1.

    Proses pengelasan

    Proses pengelasan yang banyak digunakan adalah Las GTAW (Gas Tungsten Arc

    Welding) atau yang lebih dikenal dengan Las TIG dan Las GMAW ( Gas Metal Arc

    Welding) atau las MIG..

    2.

    Elektroda yang dipakai

    Berdasarkan ESAB 2005 welding handbook eighth edition didapat elektoda sebagai

    berikut

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    4/18

    3

    3.

    Proses manufaktur

    Tahapan proses manufaktur knalpot racing adalah sebagai berikut.

    1. Pipa stainless dipotong sesuai ukuran dengan mesin cutting pipe khusus.

    2. Setelah pipa dipotong potong sesuai dengan ukuran, dilajutkan dengan melakukan

    pemotongan plat stainless sesuai ukuran yang telah ditentukan, kemudian potongan

    pelat tersebut di gambarkan label dengan teknik dot drawing.

    3. Setelah pelat selesai di dot drawing, kemudian di roll dengan mesin roll plat dengan

    bentuk akhir yang diinginkan berbentuk kerucut terpancung untuk membuat bagian

    silencer knalpot.

    Gambar

    3.

    Pemotongan

    pipa

    knalpot

    Gambar4.Prosesdotdrawingpadaplatuntukmencetakgambarlogo

    Gambar

    5.

    Proses

    pengerolan

    plat

    stainless

    setelahdiberi

    logo

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    5/18

    4

    4.

    Kemudian celah pelat hasil rollan di sambung dengan menggunakan Las TIG

    5.

    Selanjutnya di roll lagi untuk menghasilkan bentuk yang lebih simetris.

    6.

    Hasil lasan pada sampungan pelat dirapikan dengan di gerinda asah.

    Gambar

    6.

    Proses

    pengelasan

    pada

    bagian

    plat

    yang

    telah

    diroll

    Gambar

    7.

    Proses

    pengerolan

    kedua

    dari

    plat

    yang

    telah

    dilas

    sebelumnya

    Gambar

    8.

    Plat

    hasil

    rollan

    kemudian

    di

    gerinda

    untuk

    merapikan

    hasil

    lasan

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    6/18

    5

    7.

    Potongan potongan pipa knalpot kemudian dipotong miring dengan sudut tertentu.

    Setelah itu las catat dengan las TIG.

    8.

    Sambungan pipa kemudian dilas paten diatas meja putar untuk menghasilkan hasil lasan

    yang lebih rapi.

    9. Kerucut pipa silencer kemudian disatukan dengan sambungan pipa yang sebelumnya

    telah dilas. Sebelumnya sambungan ini dilas catat terlebidahulu setelah itu di cekam di

    meja putar untuk selanjutnya di las paten.

    Gambar9.Pegelasanpipabuangknalpot(kiri),pipabuangyangsudahdilascatat(kanan)

    Gambar

    9.

    Pengelasan

    paten

    pipa

    buang

    kanlpot

    diatas

    meja

    Gambar

    10.

    Pengelasan

    pipa

    buang

    dengan

    pipa

    silincer

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    7/18

    6

    10.

    Selanjutnya membuat alur (lubang) untuk pemasangan baut silencer dengan resonator

    dengan mesin cutting press.

    11.Proses selanjutnya adalah melakukan pembentukan pipa pipa yang sebelumnya

    dipotong dengan proses cold drawing sehingga pipa akan berbentuk profile nozzle.

    Proses dilakukan pada kedua sisi pipa dengan kedalamam drawing tertentu.

    12.Pipa yang telah di drawing tersebut kemudian di satukan dengan silencer knalpot yang

    sebelumnya telah selesai dibuat.

    Gambar

    11.

    Pipa

    buang

    knalpot

    di

    cutting

    press

    untuk

    membuat

    lubang

    baut

    Gambar12pipaknalpotdiprosescolddrawinguntuksaluranmasukknalpot

    Gambar

    13.

    Pengelasan

    pipa

    silencer

    knalpot

    dengan

    pipa

    saluran

    masuk

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    8/18

    7

    13.

    Selanjutnya membuat pegangan dari knalpot dari plat yang ditekuk dengan mesin press.

    Setelah itu pegangan ini dilas bersama sama pada badan silencer.

    14.

    Proses berikutnya adalah pembuatan dari resonantor knalpot. Tahapan ini dimulai dari

    pembentukan pipasa saluran buang dengan deep drawaing kemudian pengelasanan pipa

    berlubang resonantor dengan dudukannya dan terakhir penyatuan atau penyambungan

    seluruh komponen resonantor serta pengecatan bagian resonator dengan cat oven.

    Gambar14.Pembuatandanpengelasanpeganganknalpot

    Gambar15.Prosespembuatansilencerknalpotmulaidariprosesdrawing,pengelasan

    silencerpadadudukandanpengecaatnsilenceryangsudahjadi

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    9/18

    8

    15.

    Terakhir adalah pemasangan bagian resonator dengan bagian silencer knalpot dengan

    dibaut. Untuk mempercantik penampilan digunakan cairan pembersih untuk

    membersihkan sisa sisa atau noda noda yang ada selama proses produksi.

    2.

    PENGUJIAN HASIL LASAN DENGAN METODE NON DESTRUCTIVE

    1.

    Uji kerusakan permukaan

    a.

    Uji visual

    Uji visual merupakan salah satu metode pemeriksaan terpenting yang paling

    banyak digunakan. Uji visual tidak memerlukan peralatan tertentu dan oleh

    karenanya relative murah selain juga cepat dan mudah dilkasanakan.

    b. Uji partikel magnet

    Pengujian ini adalah dengan mengalirkan arus listrik atau electromagnet ke

    dalam specimen. Jika terjadi kerusakan pada lapisan permukaan, maka fluksi

    tersebut sebagian lagi akan tiris ke udara. Busa yag tiris ke udara itu akan

    membentuk dua kutub magnet, yaitu kutub utara dan kutub selatan, pada kedua sisi

    daerah kerusakan, seperti tampak pada gambar.karena kedua kutub magnet tersebut

    memiliki daya Tarik lebih besar daripada permukaan material disekilingnya, maka

    partikel-partikel magnet akan ditarik oleh dan mengikuti kedua kutub tersebut

    sambil juga Tarik-menarik satu sama lain. Sebagai hasilnya, pola magnetic partikel-

    partikel yang lebih luas daripada daerah kerusakan itu akan terbentuk pada bagian

    Gambar

    16.

    Prose

    finising

    kanlpot

    yang

    sudah

    jadi.

    Gambar

    17.

    Knalpot

    racing

    yang

    siap

    digunakan

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    10/18

    9

    permukaan, di sekitar daerah kerusakan, seprti gamabr. Ada dua metode

    magnetisasi pada daerah pengelasan yaitu metode metode toke menggunakan

    electromagnet seperti tampak pada gambar dan metode prod menggunakan

    elektroda pada specimen agar arus listrik dapat mengalir di dalam specimen.

    c.

    Uji penetran

    Untuk pengujian ini digunakan cairan berdaya penetrasi tinggi terhadap

    specimen. Cairan tersebut menmbus celah-celah kecil atau daerah-daerah

    kerusakan serupa yang terbuka terhadap permukaan specimen, karena adanya daya

    kapiler. Biasanya pengujian ini menggunakan bahan celup kering sebagai zat

    penetran, walaupun zat penetran floresan bias digunakan sebagau gantinya. Zat

    penetran floresan mengandung unsur floresen, yang memancarkan cahaya floresen

    berwarna hijau muda apabila disinari dengan sinar ultraviolet. Table dibawah

    memperlihatkan urutan proses uji zat penetran.

    Gambar

    18.

    Prinsip

    kerja

    pengujian

    partikel

    magnet

    Gambar19.Metodepengujianpartikelmagnetpadadaerahpengelasan

    Gambar

    20

    urutan

    proses

    uji

    oenetran

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    11/18

    10

    d.

    Uji electromagnet

    Seperti terlihat pada gambar apabila koil yang dialiri arus listrik AC didekatkan

    ke specimen non magnetic, maka akan dihasilkan medan magnet, termasuk putaran

    arus listrik di dalam specimen. Putaran arus listrik itu menghasilkan medan magnet

    baru yang arahnya berlawanan denga arah medan magnet yang pertama. Sebagai

    akibatnya, tegangan listrik AC baru terinduksi ke dalam koil. Pada saat ini, jika

    terdapat kerusakan pada specimen itu didekat permukaan, maka putaran arus listrik

    itu akan berubah besaran dan arahnya, yang menyebabkan induksi tegangan listrik

    pada koil akan berubah. Pengujian terhadap putaran arus listrik akan menentukan

    lokasi kerusakan dengan mendeteksi perubahan pada induksi tegangan listrik

    tersebut. Metode pengujian ini dapat diterapkan pada metrial konduktif non-

    magnetik.

    2. Uji kerusakan bagian dalam

    a. Uji ultrasonic

    Uji ultrasonic memanfaatkan sifat gelombang ultrasonic untuk mendeteksi

    kerusakan las di bagian dalam. Frekuensi gelombang ultrasonic yang digunakan

    untuk mendeteksi kerusakan pada logam secara umum adalah antara 0,5 samapai

    10 MHz. untuk mendeteksi kerusakan pada logam ini, frekuensi yang biasadigunakan adalah antara 2 sampai 5 MHZ. Metode uji ultrasonic dapat

    diklasifikasikan menjadi metode sinar normal dan metode sinar sudut sesuai dengan

    arah penyebaran gelombang ultrasonic pada permukaan specimen. Dalam metode

    sinar normal, gelombang ultrasonic disebarkan dengan arah vertical ke permukaan

    specimen yang dikenai pancaran gelombang satelit seperti gambar. Dalam metode

    sinar sudut gelombang ultrasonic disebarkan pada suatu sudut permukaan specimen

    yang dikenai pancaran gelombang satelit seprti gambar

    Gambar21Pengujianelektromagnet

    Gambar22.Kerangkakerjaujiultrasonic(metodesinarnormal)

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    12/18

    11

    b.

    Uji radiografi

    Dengan metode pengujian ini, kerusakan tiga dimensi pada suatu pada suatu

    specimen misalnya lubang cacing dan pemasukan terak dapat divisualisasikan

    seperti rongga rongga kecil. Selembar film sinar x diletakkan dibagian belakang

    specimen. Jumlah radiasi yang dipancarkan dan sampai ke titik A dan B pada sisi

    lain specimen yang berasal dari sumber radiasi pasti berbeda, karena daerah yang

    mengalami kerusakan memancarkan radiasi lebih banyak daripada daerah lainnya.

    Meningkatnya radiasi yang terpancar menyebabkan meningkatnya kepadatan pada

    film itu, yang tampak seperti bercak hitam ketika film itu dicuci. Uji radiografi

    dapat diklasifikasikan berdasarkan metode pendeteksian radiasi yang digunakan

    yaitu radiografi langsung, radiografi tidak langsung, dan fluroskopi.

    Gambar

    23.

    Kerangka

    kerja

    uji

    ultrasonic

    (

    metode

    sinar

    sudut)

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    13/18

    12

    3. PENGUJIAN SIFAT MEKANIK LASAN (DESTRUCTIVE TEST)

    Pengujian bahan atau logam bertujuan untuk mendapatkan atau mengetahui bebrapa

    sifat bahan logam dengan menggunakan alat uji. Pada prinsip nya sifat bahan logam terbagi

    menjadi dua kelompok yaitu sifat fisik dan sifat mekanik. Sifat fisik meliputi temperature

    lebur, konduktivitas listrik, kemaggnetan, densitas, porositas, dan sebagainya. Sifat

    mekanik meliputi kekuatan Tarik, kekuatan luluh, kekerasan, elongasi, batas leleh,dumping capacity, kekuatan lentur dan flexural dan sebagainya. Sifat teknologi meliputi

    sifat teknologi meliputi sifat mampu bentuk, mampu las, mampu Tarik, mampu tempa, dan

    sebagainya. Sedangkan sifat kimia menunjukkan perilaku logam terhadap lingkungannya

    seperti ketahanan korosi.

    3.1 Pengujian Tarik Hasil Lasan

    Prinsip pengujian adalah dengan memberi gaya satu arah atau uniaxial pada sampel

    uji yang memiliki bentuk dan dimensi tertentu pengujian dilakukan dengan

    menggunakan mesin Tarik. Sampel Tarik dengan menggunakan mesin Tarik. Sampel

    ditarik dengan gaya yang membesar secara kontinu. Akan terjadi perpanjangan bahan

    logam pada setiap penambahan gaya yang diberikan. Uji dilkukan sampai sampel putus.Data gaya dan pertambahan panjang diplot dalam grafik. Dari pengujian Tarik akan

    diperoleh data data seperti: kuat Tarik, kuat luluh, dan elongasi (perpajangan). Kurva

    tegangan regangan dibuat dengan memplot data tegangan dan regangan dari hasil

    perhitungan data pengujian. Tegangan ditungan berdasarkan persamaan berikut. Untuk

    perhitungan tegangan teknik

    Dimana : P adalah gaya atau beban yang diberikan pada sampel

    Ao adalah luas penampang awal sampel

    Untuk regangan teknik diberikan oelh persamaan

    1 0

    0 100%

    100%

    Dimana : lo adalah perpanjangan awal sampel

    l1 adalah perpanjangan akhir sampel

    Untuk perhitungan tegangan dan regangan sebenarnya digunakan rumus sebagai

    berikut. Tegangan sebenarnya digunakan rumus

    1

    Sedangkan untuk regangan sebenarnya digunakn rumus

    ln1

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    14/18

    13

    Gambar 25 Kurva tegangan-regangan teknik dan sebenarnya

    3.2 Pengujian Kekerasan Lasan

    Kekerasan adalah ketahanan bahan atau logam terhadap deformasi yaitu deformasi

    tekan atau indentasi. Pada umumnya pengujian kekerasan bertujuan untuk mengukur

    tahanan dari bahan atau logam terhadap deformasi plastis. Metode pengukuran

    kekerasan yang umum digunakan untuk mengetahui ketahnan dari logam adalah

    metode Rockwell, Vickers, dan Brinell.

    a. Metode pengujian kekerasan brinell

    Pada metode pengujian brinell, identor ayng digunakan berbentuk bola yang

    terbuat dari baja yang telah dikeraskan. Beban atau gaya penekanan yang diberikan

    adalah antara 500 3000 kilogram. Nilai kekerasannya merupakan perbandingan

    antara beban penekanan terhadap luas identasi. Skematika dan formulasi untuk

    menghitung nilai kekerasan metode brinell adalah sebagai berikut.

    2/3.14

    Dimana : BHN adalah bilangan kekerasan brinell

    F adalah beban, gaya tekan dalam kg

    D adalah diameter indentor bola dalam mm

    Di adalah diameter jejak indentasi dalam mm

    b. Metode pengujian kekerasan Vickers

    Pengujian kekerasan metode Vickers menggunakan indentor dengan sudut

    piramida sebesr 136 derajat, aplikasi dari metode ini sangat luas mulai untuk logam

    yang memiliki niali Vickers rendah %HV pada logam yang lunak samapi logamdengan nilai Vickers tinggi sekitar 1500 HV pada logam yang sangat keras. Beban

    yang digunakan sangat bervariasi mulai dari 1 kgf sampai 120 kgf, untuk uji

    kekersan makro dan 15-1000 gram untuk uji kekerasan makro.waktu yang

    digunakan untuk pembebanan indentasi biasanya adalah selama 30 detik. Bilangan

    kekerasan Vickers (HV) dihitung dengan formula :

    1.854

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    15/18

    14

    Dimana : F adalah beban yang diterapkan

    D adalah panjang diagonal jejak indentasi, mm

    Panjang diagonal dari jejak indentasi diukur dengan menggunakan mikroskop optic,

    yang biasanya mruakan bagian integral atau satu kesatuan dari peralatan uji

    Vickers.

    c.

    Metode pengujian kekerasan Rockwell

    Pengujian kekerasan metode rockwellmenggunakan indentor berupa bola baja

    yang dikeraskan atau dapat juga menggunakan indentor berupa bola kerucut intan.

    Beban atau gaya yang digunakan untuk penekanan adalah bervariasi tergantung

    pada logam yang diuji. Nilai kekerasannya disasarkan pada kedalaman indentasi

    yang terjadi. Nilai kekerasan metode Rockwell dibagi dalam skala kekerasan yaitu

    : kekrasan Rockwell C biasa ditulis dengan HRC. Kekerasan Rockwell B ditulis

    dengan HRB. Kekerasan Rockwell skala B digunakan untuk bahan atau logam yang

    relative lunak, sedangkan Rockwell skala C digunakan untuk logam yang relative

    keras. Kekerasan Rockwell B menggunakan indentor bola baja brdiameter 1,6 mm

    dengan beban 100 kilogram. Sedangkan kekerasan Rockwell skala C menggunakan

    indentor kerucut intan dengan beban penekanan sebesar 150 kilogram.

    3.3 Pengujian Impak

    Untuk menentukan sifat perpatahan suatu logam, keuletan maupun kegetasannya,

    dapat dilakukan suatu pengujian yang dinamakan dengan uji impak. Umumnya

    pengujian impak menggunakan batang bertakik. Berbagai jenis pengujian impak batang

    bertakik telah digunakan untuk menentukan kecenderungan benda untuk bersifat getas.

    Dengan jenis uji ini dapat diketahui perbedaan sifat benda yang tidak teramati dalam

    uji tarik. Hasil yang diperoleh dari uji batang bertakik tidak dengan sekaligus

    memberikan besaran rancangan yang dibutuhkan, karena tidak mungkin mengukur

    komponen tegangan tiga sumbu pada takik.

    Para peneliti perpatahan getas logam telah menggunakan bebagai bentuk benda uji

    untuk pengujian impak bertakik. Secara umum benda uji dikelompokkan ke dalam dua

    golongan standar. Dikenal ada dua metoda percobaan impak, yaitu;

    Gambar27PengujianImpak

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    16/18

    15

    1. Metoda Charpy

    Batang impak biasa, banyak di gunakan di Amerika Serikat. Benda uji

    Charpy mempunyai luas penampang lintang bujursangkar (10 x 10 mm) dan

    mengandung takik V-45o, dengan jari-jari dasar 0,25 mm dan kedalaman 2 mm.

    Benda uji diletakan pada tumpuan dalam posisi mendatar dan bagian yang tak

    bertakik diberi beban impak dengan ayunan bandul (kecepatan impak sekitar 16

    ft/detik). Benda uji akan melengkung dan patah pada laju regangan yang tinggi,kia-kira 103detik.

    2. Metoda Izod

    Dengan batang impak kontiveler. Benda uji Izod lazim digunakan di Inggris,namun saat ini jarang digunakan. Benda uji Izod mempunyai penampang lintang

    bujursangkar atau lingkaran dan bertakik V di dekat ujung yang dijepit.

    Perpatahan impak

    Secara umum sebagaimana analisis perpatahan digolongkan menjadi 3 yaitu

    1. Perpatahan berserat (fibrous fracture), yang melibatkan mekanisme

    pergeseran bidang bidang Kristal di dalam bahan logam yang ulet.

    Ditandai dengan permukaan patahan berserat yang berbentuk dimple yang

    menyerap cahaya dan berpenampilan buram.

    2. Perpatahan granular/ kristalin, yang dihasilkan oleh meknisme pembelahan

    pada butir butir dari bahan yang rapuh. Ditandai dengan permukaan

    patahan yang datar yang mampu memberikan daya pantul cahaya yang

    tinggi.

    3.

    Perpatahan campuran merupakan kombinasi dari perpatahan berserat danpatahan granular.

    3.4 Uji lengkung

    Uji lengkung dilaksanakan untuk memriksa pipa saluran dan keutuhan mekanik dari

    material las. Pada pengujian ini sebuah specimen dilengkungkan sampai radiun

    tertentu, kemudian diperiksa keretakan dan kerusakannya. Uji lengkung dapat

    digolongkan menjadi uji lengkung depan, uji lengkung bawah dan uji lengkung sisi

    sesuai dengan arah pemberian tekanan pada specimen.

    Gambar

    28

    Peletakkan

    specimen

    metode

    charpy

    Gambar

    29

    Peletakkan

    specimen

    metode

    izod

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    17/18

    16

    Gambar30Jenis jenisujilengkung(JISZ3122)

    Gambar31Metodeujilengkung

  • 8/10/2019 penglasan knalpot

    18/18

    DAFTAR PUSTAKA

    ESAB Welding Hand Book Eight Edition Consumables For Manual And Automatic Welding

    Sunaryo, Heri. 2008. Teknik Pengelasan Kapal Jilid II. Direktorat Pembinaan Sekolah MenegahKejuruan

    Manufacturing Proscess Of G&G Exhaust diakses dari

    http://www.youtube.com/watch?v=fz8cggyamuepada tanggal 21 Oktober 2104

    Pengujian Sifat Mekanik Bahan Logam diakses dari http://www.ardra.biz/sain-

    teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-sifat-mekanik-bahan-logam/pengujian-

    sifat-mekanik-kekerasan-bahan-logam-baja/pada tanggal 21 Oktober 2014

    Kurva Tegangan Regangan Sebenarnya diakses dari http://www.ardra.biz/sain-

    teknologi/metalurgi/besi-baja-iron-steel/pengujian-sifat-mekanik-bahan-logam/kurva-

    tegangan-regangan-sejati-sebenarnya/pada tanggal 22 Oktober 2014

    Uji Impak diakses dari http://yopyhenpristian.blogspot.com/2013/06/uji-impak.htmlpada tanggal

    22 Oktober 2014

    Uji Impak diakses dari http://teknikmesin2011unila.blogspot.com/2013/02/uji-impak.htmlpada

    tanggal 23 oktober 2014

    Uji Bahan Impak Atau Uji Tumbuk diakses dari http://navale-

    engineering.blogspot.com/2013/02/uji-bahan-impact-test-atau-uji-tumbuk_22.html pada

    tanggal 23 Oktober 2014.