kliping penyakit sistem pernafasan 2
TRANSCRIPT
TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI
PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN
DISUSUN OLEH:
NURUL ARIFIN
KELAS : XI IPA2
SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS
KECAMATAN REBANG TANGKAS
KABUPATN WAY KANAN
TAHUN 2014/205
KELAINAN / GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN / RESPIRASI PADA MANUSIA
Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami
gangguan atau kelainan seperti :
1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan
Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis,
pleuritis, sinusitis.
a. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.
b. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.
c. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.
Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.
d. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.
e. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.
f. Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap
rambut, bulu atau kotoran.
2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus
a. Pnemonia Bakteri.
Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah yang
disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Klasifikasi :
a). Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan
• Bronkopnemonia .
• Pnemonia segmental.
• Pnemonia lobar.
• Pleropnemonia.
b). Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :
Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (” Hospital Acquired Pneumonia” / Nosocomial
Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh kuman gram negatip.
Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat (“Community Acquired
Pneumonia”) Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip
Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (Immunocompromized Pneumonia) Pada-
umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak patogen pada tubuh normal.
b. Tuberkolosis / TBC
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil -bintil pada dinding
alveolus. TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium
tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada
dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis,
yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem
lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.
Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap
tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal 24 Maret
diperingati dunia sebagai “Hari TBC”. Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch di Berlin, Jerman,
mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya.
3. Masuknya air ke alveolus.
Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara
a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.
b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh
kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.
Kelainan Lain meliputi :
1. Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh
jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.
2. Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.
3. Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.
BRONKITIS
Definisi
Bronkitis (Bronchitis; Inflammation – bronchi) adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara
ke paru-paru).
Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada
penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan
pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.
Penyebab
Penyebab Bronkitis infeksiosa adalah virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai
bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).
Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran
pernafasan menahun.
Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:
* Sinusitis kronis
* Bronkiektasis
* Alergi
* Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.
Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:
– Berbagai jenis debu
– Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida
dan bromin
– Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida
– Tembakau dan rokok lainnya.
Gejala
Gejala bronkitis berupa:
– batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
– sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
– sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
– bengek
– lelah
– pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan
– wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan
– pipi tampak kemerahan
– sakit kepala
– gangguan penglihatan.
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah,
menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-
2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan
bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi
selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.
Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.
Bisa terjadi pneumonia.
Diagnosa
Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi
pernafasan yang abnormal.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:
– Tes fungsi paru-paru
– Gas darah arteri
– Rontgen dada.
LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)
Definisi
Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di puncah saluran
udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.
Penyebab
Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya
common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan
difteri.
Laringitis bisa terjadi akibat:
– Penggunaan suara yang berlebihan
– Reaksi alergi
– Menghirup iritan (misalnya asap rokok).
Gejala
Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan
terasa gatal dan tidak nyaman.
Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:
– demam
– tidak enak badan
– kesulitan menelan
– sakit tenggorokan.
Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan
dan pembengkakan pada laring.
Pengobatan
Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.
Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan
berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang
meradang.
Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.
FARINGITIS (RADANG TENGGOROKAN)
Definisi
Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).
Penyebab
Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk
virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.
Gejala
Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.
Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh
selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.
Gejala lainnya adalah:
– demam
– pembesaran kelenjar getah bening di leher
– peningkatan jumlah sel darah putih.
Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan
gejala khas untuk infeksi karena bakteri.
Ada 2 jenis faringitis
Faringitis Virus Faringitis Bakteri
Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Sering ditemukan nanah di tenggorokan
Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang
Jumlah sel darah putih normal
atau agak meningkat
Jumlah sel darah putih meningkat ringan
sampai sedang
Kelenjar getah bening normal
atau sedikit membesar
Pembengkakan ringan sampai sedang
pada kelenjar getah bening
Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif
Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat
Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri
Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga suatu strep throat,
bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.
Pengobatan
Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau
berkumur dengan larutan garam hangat.
Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena
bisa menyebabkan sindroma Reye. Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.
PLEURISI (RADANG PLEURA)
Definisi
Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan pada
pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).
Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi
peradangan.
Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak
terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering.
Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.
Penyebab
Penyebab utama:
Pneumonia
Infark paru akibat emboli paru
Kanker
Tuberkulosis
Artritis reumatoid
Lupus eritematosus sistemik
Infeksi parasit (misalnya amuba)
Pankreatitis
Cedera (misalnya patah tulang iga)
Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura
Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin.
Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tiba-tiba.
Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk. Nyeri bisa
dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi
bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk.
Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura
sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami
kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat
pernafasan.
Diagnosa
Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.
Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa
menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil
cairan di rongga pleura.
Pengobatan
Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.
Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.
Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang
mendasarinya.
SINUSITIS
Definisi
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri
maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis
atau sfenoidalis).
Penyebab
Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung
selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).
Penyebab sinusitis akut:
Infeksi virus.
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya
pilek).
Bakteri.
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak
menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem
pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya,
maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam
sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Infeksi jamur.
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa
menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang
tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
Peradangan menahun pada saluran hidung.
Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis
vasomotor.
Penyakit tertentu.
Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan
sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).
Penyebab sinusitis kronis:
Asma
Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)
Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.
Gejala
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun
pada pagi hari.
Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada
sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.
Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.
Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi.
Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan,
berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.
Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di
puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit
leher.
Gejala lainnya adalah:
– tidak enak badan
– demam
– letih, lesu
– batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
– hidung meler atau hidung tersumbat.
Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir
hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau
hijau.
Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur
bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal.
Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes
yang tidak terkontrol.
Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke
otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis
ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.
Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara
intravena (melalui pembuluh darah).
Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada
penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia,
limfoma, mieloma multipel atau AIDS).
Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan berdasarkan
hasil pemeriksaan terhadap polip.
Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.
Diagnosa
Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik.
Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.
Pengobatan
Sinusitis akut , Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:
Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan
Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri
Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.
ASMA
Pendahuluan
Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar
bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang
disebabkan oleh penyempitan saluran napas.
Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling
sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain
debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain.
Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek
anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD,
KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, “penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit
keturunan.”
Gejala Penyakit Asma
Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari
gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi
sewaktu-waktu.
Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan
hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun
iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.
Diagnosa Penyakit Asma
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa
dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya
penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai
rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas). Asap rokok, tekanan jiwa,
alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi
dapat menimbulkan serangan.
Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan
yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat
dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan
olahraga.
Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh
Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi
saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke
dalam saluran udara.
Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan
ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.
Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal
mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin
dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:
kontraksi otot polos
peningkatan pembentukan lendir
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.
Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal
sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau
bulu binatang.
Faktor Pencetus Serangan Asma
1. Faktor pada pasien
1. Aspek genetik
2. Kemungkinan alergi
3. Saluran napas yang memang mudah terangsang
4. Jenis kelamin
5. Ras/etnik
2. Faktor lingkungan
0. Bahan-bahan di dalam ruangan :
o Tungau debu rumah
o Binatang, kecoa
1. Bahan-bahan di luar ruangan :
o Tepung sari bunga
o Jamur
2. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan
3. Obat-obatan tertentu
4. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )
5. Ekspresi emosi yang berlebihan
6. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
7. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
8. Infeksi saluran napas
9. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik
tertentu
10. Perubahan cuaca
Pengobatan Asma
Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit
asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi
atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.
Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit
asma, antara lain :
1. Menjaga kesehatan
2. Menjaga kebersihan lingkungan
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala
yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini
selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali.
Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan
segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk
mencegah serangan penyakit asma.
Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan
gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas golongan bronkodilator dan
golongan kortikosteroid sistemik.
PNEUMONIA (RADANG PARU)
Definisi
Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur.
Penyebab
Penyebab pneumonia adalah:
1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa): – Streptococcus pneumoniae –
Staphylococcus aureus – Legionella – Hemophilus influenzae
2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)
3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa
muda)
4. Jamur tertentu.
Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:
– Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar
– Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain
– Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.
Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:
1. Peminum alkohol
2. Perokok
3. Penderita diabetes
4. Penderita gagal jantung
5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun
6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ
cangkokan)
7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera
(terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap
kemampuan batuk dan lendir yang tertahan.
Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus
influenzae atau kombinasi ketiganya.
Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri
Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).
Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi
pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri
Mycoplasma pneumoniae.
Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya
adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu “community -acquired”
(diperoleh diluar institusi kesehatan) dan “hospital-acquired” (diperoleh di rumah sakit atau sarana
kesehatan lainnya).
Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus
pneumoniae.
Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani
perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali
terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap
antibiotik adalah lebih besar.
Gejala
Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:
– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau
terbatuk)
– menggigil
– demam
– mudah merasa lelah
– sesak nafas
– sakit kepala
– nafsu makan berkurang
– mual dan muntah
– merasa tidak enak badan
– kekakuan sendi
– kekakuan otot.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
– kulit lembab
– batuk darah
– pernafasan yang cepat
– cemas, stres, tegang
– nyeri perut.
Diagnosa
Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
Pemeriksaan penunjang:
Rontgen dada
Pembiakan dahak
Hitung jenis darah
Gas darah arteri.
Pengobatan
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat
mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan
oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik
dalam waktu 2 minggu.
Pencegahan
Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk
membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia.
Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa
yang beresiko tinggi:
Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
Vaksin flu
Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b).
PENYAKIT TBC
Pendahuluan
Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan
dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan
sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah
negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.
Penyebab Penyakit TBC
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium
tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai
Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24
Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,
penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).
Cara Penularan Penyakit TBC
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi
umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh
yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab
itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal,
saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh
koloni bakteri yang berbentuk globular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis
bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh
sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan
parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang
sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.
Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang
hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini
akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini
membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber
produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang
mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.
Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor
yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
Gejala Penyakit TBC
Gejala sistemik/umum
Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai
keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
Gejala khusus
Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus
(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,
akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat
membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan
kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya
kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru
dewasa memberikan hasiluji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal
serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi
berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
Penegakan Diagnosis
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis adalah:
Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).
Pemeriksaan patologi anatomi (PA).
Rontgen dada (thorax photo).
Uji tuberkulin.
BATUK DAN PILEK
Baik batuk maupun pilek merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Batuk adalah suatu refleks
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak, dan benda asing (misal kacang, dsb) dari
saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung
yang disebut ingus.
Obat batuk dan pilek digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit sehingga disebut simtomatik.
Batuk dan pilek menyerang saluran pernapasan bagian atas dan seringkali mengganggu aktivitas
sehari-hari. Obat batuk dan pilek dapat digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.
Batuk terdiri dari 2 jenis, yaitu batuk kering (non produktif) dan batuk berdahak (produktif). Untuk
mengobati batuk tergantung dari jenis batuk yang diderita.
Obat batuk dibagi menjadi:
1. Anti-tusif: dekstrometorfan dan difenhidramin
2. Ekspektoran: guaifenesin, gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus
liquiritiae
Antitusif digunakan untuk mengobati batuk kering, sedangkan ekspektoran untuk mengobati batuk
berdahak.
Antitusif bekerja dengan menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum
lanjutan (medulla), sedangkan ekspektoran bekerja dengan memperbanyak produksi dahak encer
yang menyebabkan kekentalannya mengurangi sehingga mempermudah pengeluarannya dengan
batuk.
Obat Pilek
Obat pilek dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
1. Antihistamin: klorpeniramin, difenhidramin, feniramin dan tripolidin.
2. Dekongestan: pseudoefedrin, efedrin, fenilefrin dan fenilpropanolamin.
Pilek dapat juga disebabkan alergi. Antihistamin (AH1) berguna untuk pengobatan simtomatik
berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Penyakit alergi tipe
eksudatif akut dapat diobati oleh AH1 tetapi efeknya hanya membatasi dan menghambat efek
histamin yang dilepaskan pada saat reaksi antigen-antibodi terjadi.
Dekongestan bekerja dengan menimbulkan venokonstriksi (penyempitan pembuluh vena) dalam
mukosa hidung sehingga mengurangi volume mukosa dan akhirnya dapat mengurangi
penyumbatan hidung.
Obat saluran nafas golongan dekongestan digunakan dengan tujuan untuk memperlancar
pernafasan di hidung. Bentuk sediaan yang tersedia bisa tablet lepas lambat, sirup dan drop,
balsam, inhaler, tetes hidung atau semprot hidung. Untuk semprot hidung baiknya konsultasi dulu ke
dokter.
Ketahui Penyebab Batuk dan Pilek
Sebelum memutuskan untuk mencari pengobatan, sebaiknya dicari dahulu penyebab pilek dan
batuk tersebut. Untuk pilek dan batuk yang disebabkan oleh alergi sebaiknya menghindari zat
penyebab alergi tersebut.
Dalam mencari tahu penyebab batuk dan pilek, anda bisa mencari pertolongan dokter. Untuk
mengobati batuk, penting untuk mengidentifikasi jenis batuk penderita apakah batuk kering atau
batuk berdahak.
Antihistamin memiliki efek samping dapat menimbulkan kantuk, sehingga penggunaannya
disesuaikan dengan aktivitas.
Untuk pemilihan obat saluran nafas yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan
konsultasi ke dokter.