kliping penyakit sistem pernafasan 2

16
TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DISUSUN OLEH: NURUL ARIFIN KELAS : XI IPA 2 SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATN WAY KANAN TAHUN 2014/205

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 18-Jul-2015

180 views

Category:

Data & Analytics


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:

NURUL ARIFIN

KELAS : XI IPA2

SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATN WAY KANAN

TAHUN 2014/205

Page 2: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

KELAINAN / GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN / RESPIRASI PADA MANUSIA

Sistem peredaran oksigen yang diperlukan oleh tubuh manusia bisa mengalami

gangguan atau kelainan seperti :

1. Kelainan/Gangguan/Penyakit Saluran Pernapasan

Macam-macam peradangan pada sistem Pernafasan, seperti: bronchitis, laringitis, faringitis,

pleuritis, sinusitis.

a. Sinusitis, adalah radang pada rongga hidung bagian atas.

b. Renitis, adalah gangguan radang pada hidung.

c. Pembengkakan kelenjar limfe pada sekitar tekak dan hidung yang mempersempit jalan nafas.

Penderita umumnya lebih suka menggunakan mulut untuk bernapas.

d. Pleuritis, yaitu merupakan radang pada selaput pembungkus paru-paru atau disebut pleura.

e. Bronkitis, adalah radang pada bronkus.

f. Asma, merupakan penyakit penyumbatan saluran Pernafasan yang disebabkan alergi terhadap

rambut, bulu atau kotoran.

2. Kelainan/Gangguan/Penyakit Dinding Alveolus

a. Pnemonia Bakteri.

Pnemonia yaitu infeksi akut yang terjadi pada paru / saluran napas bagian bawah yang

disebabkan oleh bakteri atau jamur.

Klasifikasi :

a). Berdasarkan luas lesi dapat dibedakan

• Bronkopnemonia .

• Pnemonia segmental.

• Pnemonia lobar.

• Pleropnemonia.

b). Berdasarkan mekanisme terjadinya, dibedakan atas :

Pnemonia yang didapat di Rumah sakit (” Hospital Acquired Pneumonia” / Nosocomial

Pneumonia ) pada umumnya disebabkan oleh kuman gram negatip.

Pnemonia yang didapat diluar Rumah sakit / didalam masyarakat (“Community Acquired

Pneumonia”) Pada umumnya disebabkan oleh kuman gram positip

Pnemonia pada penderita daya tahan tubuh menurun (Immunocompromized Pneumonia) Pada-

umumnya disebabkan oleh mikroorganisme yang biasanya tidak patogen pada tubuh normal.

Page 3: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

b. Tuberkolosis / TBC

Merupakan penyakit yang disebabkan oleh baksil yangmengakibatkan bintil -bintil pada dinding

alveolus. TBC, penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh serangan bakteri Mycobacterium

tuberculosa. Difusi oksigen akan terganggu karena adanya bintil-bintil atau peradangan pada

dinding alveolus. Tuberkolosis atau TBC adalah infeksi karena bakteri Mycobacterium tuberculosis,

yang dapat merusak paru-paru tapi dapat juga mengenai sistem saraf sentral (meningitis, sistem

lymphatic, sistem sirkulasi (miliary TB), sistem genitourinary, tulang dan sendi.

Indonesia berada dalam peringkat ketiga terburuk di dunia untuk jumlah penderita TBC. Setiap

tahun muncul 500 ribu kasus baru dan lebih dari 140 ribu lainnya meninggal. Tanggal 24 Maret

diperingati dunia sebagai “Hari TBC”. Pada 24 Maret 1882 tersebut, Robert Koch di Berlin, Jerman,

mempresentasikan hasil penyebab tuberkulosa yang ditemukannya.

3. Masuknya air ke alveolus.

Kelainan/Gangguan/Penyakit Sistem Transportasi Udara

a. Kontaminasi gas CO / karbon monoksida atau CN / sianida.

b. Kadar haemoglobin / hemoglobin yang kurang pada darah sehingga menyebabkan tubuh

kekurangan oksigen atau kurang darah alias anemia.

Kelainan Lain meliputi :

1. Asfiksi, gangguan Pernafasan pada waktu pengangkutan dan penggunaan oksigen oleh

jaringan, akibat tenggelam, pneumonia dan keracunan.

2. Asidosis, kenaikan kadar asam karbonat dan asam bikarbonat dalam darah.

3. Difteri, penyumbatan oleh lendir pada rongga faring yang dihasilkan oleh infeksi kuman difteri.

BRONKITIS

Definisi

Bronkitis (Bronchitis; Inflammation – bronchi) adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara

ke paru-paru).

Penyakit bronkitis biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada

penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan

pada usia lanjut, bronkitis bisa bersifat serius.

Penyebab

Penyebab Bronkitis infeksiosa adalah virus, bakteri dan (terutama) organisme yang menyerupai

bakteri (Mycoplasma pneumoniae dan Chlamydia).

Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok dan penderita penyakit paru-paru dan saluran

pernafasan menahun.

Infeksi berulang bisa merupakan akibat dari:

Page 4: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

* Sinusitis kronis

* Bronkiektasis

* Alergi

* Pembesaran amandel dan adenoid pada anak-anak.

Bronkitis iritatif bisa disebabkan oleh:

– Berbagai jenis debu

– Asap dari asam kuat, amonia, beberapa pelarut organik, klorin, hidrogen sulfida, sulfur dioksida

dan bromin

– Polusi udara yang menyebabkan iritasi ozon dan nitrogen dioksida

– Tembakau dan rokok lainnya.

Gejala

Gejala bronkitis berupa:

– batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

– sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

– sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

– bengek

– lelah

– pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

– wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

– pipi tampak kemerahan

– sakit kepala

– gangguan penglihatan.

Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler, lelah,

menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi 1-

2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning. Selanjutnya dahak akan

bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi demam tinggi

selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.

Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.

Bisa terjadi pneumonia.

Diagnosa

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya lendir.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau bunyi

pernafasan yang abnormal.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

– Tes fungsi paru-paru

– Gas darah arteri

– Rontgen dada.

LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)

Page 5: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Definisi

Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di puncah saluran

udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

Penyebab

Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya

common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza, pertusis, campak dan

difteri.

Laringitis bisa terjadi akibat:

– Penggunaan suara yang berlebihan

– Reaksi alergi

– Menghirup iritan (misalnya asap rokok).

Gejala

Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara. Tenggorokan

terasa gatal dan tidak nyaman.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:

– demam

– tidak enak badan

– kesulitan menelan

– sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat kemerahan

dan pembengkakan pada laring.

Pengobatan

Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.

Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara dengan

berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu penyembuhan daerah yang

meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.

FARINGITIS (RADANG TENGGOROKAN)

Definisi

Faringitis adalah suatu peradangan pada tenggorokan (faring).

Penyebab

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Kebanyakan disebabkan oleh virus, termasuk

virus penyebab common cold, flu, adenovirus, mononukleosis atau HIV.

Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah streptokokus grup A, korinebakterium, arkanobakterium,

Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae.

Gejala

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan nyeri menelan.

Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan tertutup oleh

Page 6: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

– demam

– pembesaran kelenjar getah bening di leher

– peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih merupakan

gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Ada 2 jenis faringitis

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan Sering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal

atau agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan

sampai sedang

Kelenjar getah bening normal

atau sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang

pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri

Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga suatu strep throat,

bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

Pengobatan

Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat hisap atau

berkumur dengan larutan garam hangat.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18 tahun karena

bisa menyebabkan sindroma Reye. Jika diduga penyebabnya adalah bakteri, diberikan antibiotik.

PLEURISI (RADANG PLEURA)

Definisi

Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu peradangan pada

pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).

Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi

peradangan.

Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak

terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering.

Page 7: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan.

Penyebab

Penyebab utama:

Pneumonia

Infark paru akibat emboli paru

Kanker

Tuberkulosis

Artritis reumatoid

Lupus eritematosus sistemik

Infeksi parasit (misalnya amuba)

Pankreatitis

Cedera (misalnya patah tulang iga)

Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai ke pleura

Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin, klorpromazin.

Gejala

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara tiba-tiba.

Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan menusuk. Nyeri bisa

dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga dirasakan terus menerus, tapi

bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk.

Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura

sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita mengalami

kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi gawat

pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.

Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi bisa

menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan sejumlah kecil

cairan di rongga pleura.

Pengobatan

Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.

Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang

mendasarinya.

Page 8: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

SINUSITIS

Definisi

Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri

maupun jamur.

Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis

atau sfenoidalis).

Penyebab

Sinusitis bisa bersifat akut (berlangsung selama 3 minggu atau kurang) maupun kronis (berlangsung

selama 3-8 minggu tetapi dapat berlanjut sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun).

Penyebab sinusitis akut:

Infeksi virus.

Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya

pilek).

Bakteri.

Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak

menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Jika sistem

pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya,

maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam

sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.

Infeksi jamur.

Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa

menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang

tertentu, sinusitis jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.

Peradangan menahun pada saluran hidung.

Pada penderita rinitis alergika bisa terjadi sinusitis akut. Demikian pula halnya pada penderita rinitis

vasomotor.

Penyakit tertentu.

Sinusitis akut lebih sering terjadi pada penderita gangguan sistem kekebalan dan penderita kelainan

sekresi lendir (misalnya fibrosis kistik).

Penyebab sinusitis kronis:

Asma

Penyakit alergi (misalnya rinitis alergika)

Gangguan sistem kekebalan atau kelainan sekresi maupun pembuangan lendir.

Gejala

Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun

pada pagi hari.

Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada

sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:

Sinusitis maksilaris menyebabkan nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.

Page 9: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Sinusitis frontalis menyebabkan sakit kepala di dahi.

Sinusitis etmoidalis menyebabkan nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit kepala di dahi.

Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung di tekan,

berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.

Sinusitis sfenoidalis menyebabkan nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan dan bisa dirasakan di

puncak kepala bagian depan ataupun belakang, atau kadang menyebabkan sakit telinga dan sakit

leher.

Gejala lainnya adalah:

– tidak enak badan

– demam

– letih, lesu

– batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari

– hidung meler atau hidung tersumbat.

Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir

hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau

hijau.

Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan

Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur

bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan berakibat fatal.

Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes

yang tidak terkontrol.

Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke

otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan). Diagnosis

ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut.

Pengobatannya meliputi pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara

intravena (melalui pembuluh darah).

Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada

penderita gangguan sistem kekebalan akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia,

limfoma, mieloma multipel atau AIDS).

Pada aspergillosis, di dalam hidung dan sinus terbentuk polip. Diagnosis ditegakkan berdasarkan

hasil pemeriksaan terhadap polip.

Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.

Diagnosa

Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala, foto rontgen sinus dan hasil pemeriksaan fisik.

Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.

Pada sinusitis maksilaris, dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui adanya abses gigi.

Pengobatan

Sinusitis akut , Untuk sinusitis akut biasanya diberikan:

Dekongestan untuk mengurangi penyumbatan

Antibiotik untuk mengendalikan infeksi bakteri

Obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa nyeri.

Page 10: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

ASMA

Pendahuluan

Penyakit asma berasal dari kata “asthma” yang diambil dari bahasa Yunani yang berarti “sukar

bernapas.” Penyakit asma dikenal karena adanya gejala sesak napas, batuk dan mengi yang

disebabkan oleh penyempitan saluran napas.

Penyakit asma adalah penyakit yang mempunyai banyak faktor penyebab, dimana yang paling

sering karena faktor atopi atau alergi. Faktor-faktor penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain

debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lain-lain.

Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu atau kedua orang tua, kakek atau nenek

anak menderita penyakit asma maka bisa diturunkan ke anak. Prof Dr. dr Heru Sundaru, Sp.PD,

KAI, Guru Besar Tetap FKUI menjelaskan, “penyakit asma bukan penyakit menular tapi penyakit

keturunan.”

Gejala Penyakit Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari

gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang singkat dan ringan, yang terjadi

sewaktu-waktu.

Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan

hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun

iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala.

Diagnosa Penyakit Asma

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis bisa

dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya

penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.

Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka terhadap berbagai

rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran napas). Asap rokok, tekanan jiwa,

alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma tetapi pada penderita asma rangsangan tadi

dapat menimbulkan serangan.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap rangsangan

yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran pernafasan. Penyempitan ini dapat

dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan

olahraga.

Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi

saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan pelepasan lendir ke

dalam saluran udara.

Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan

ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernafas.

Page 11: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab terhadap awal

mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin

dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:

kontraksi otot polos

peningkatan pembentukan lendir

perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.

Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal

sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau

bulu binatang.

Faktor Pencetus Serangan Asma

1. Faktor pada pasien

1. Aspek genetik

2. Kemungkinan alergi

3. Saluran napas yang memang mudah terangsang

4. Jenis kelamin

5. Ras/etnik

2. Faktor lingkungan

0. Bahan-bahan di dalam ruangan :

o Tungau debu rumah

o Binatang, kecoa

1. Bahan-bahan di luar ruangan :

o Tepung sari bunga

o Jamur

2. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan

3. Obat-obatan tertentu

4. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )

5. Ekspresi emosi yang berlebihan

6. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif

7. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan

8. Infeksi saluran napas

9. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik

tertentu

10. Perubahan cuaca

Pengobatan Asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan penyakit

asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi

atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit

asma, antara lain :

1. Menjaga kesehatan

2. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan gejala-gejala

yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas gejala penyakit asma ini

selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit asma jangan datang kembali.

Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan

segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk

mencegah serangan penyakit asma.

Page 12: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang menghilangkan

gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas golongan bronkodilator dan

golongan kortikosteroid sistemik.

PNEUMONIA (RADANG PARU)

Definisi

Pneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus maupun jamur.

Penyebab

Penyebab pneumonia adalah:

1. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada dewasa): – Streptococcus pneumoniae –

Staphylococcus aureus – Legionella – Hemophilus influenzae

2. Virus: virus influenza, chicken-pox (cacar air)

3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae (terutama pada anak-anak dan dewasa

muda)

4. Jamur tertentu.

Adapun cara mikroorganisme itu sampai ke paru-paru bisa melalui:

– Inhalasi (penghirupan) mikroorganisme dari udara yang tercemar

– Aliran darah, dari infeksi di organ tubuh yang lain

– Migrasi (perpindahan) organisme langsung dari infeksi di dekat paru-paru.

Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:

1. Peminum alkohol

2. Perokok

3. Penderita diabetes

4. Penderita gagal jantung

5. Penderita penyakit paru obstruktif menahun

6. Gangguan sistem kekebalan karena obat tertentu (penderita kanker, penerima organ

cangkokan)

7. Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).

Pneumonia juga bisa terjadi setelah pembedahan (terutama pembedahan perut) atau cedera

(terutama cedera dada), sebagai akibat dari dangkalnya pernafasan, gangguan terhadap

kemampuan batuk dan lendir yang tertahan.

Yang sering menjadi penyebabnya adalah Staphylococcus aureus, pneumokokus, Hemophilus

influenzae atau kombinasi ketiganya.

Pneumonia pada orang dewasa paling sering disebabkan oleh bakteri, yang tersering yaitu bakteri

Streptococcus pneumoniae (pneumococcus).

Pneumonia pada anak-anak paling sering disebabkan oleh virus pernafasan, dan puncaknya terjadi

pada umur 2-3 tahun. Pada usia sekolah, pneumonia paling sering disebabkan oleh bakteri

Mycoplasma pneumoniae.

Pneumonia dikelompokkan berdasarkan sejumlah sistem yang berlainan. Salah satu diantaranya

adalah berdasarkan cara diperolehnya, dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu “community -acquired”

(diperoleh diluar institusi kesehatan) dan “hospital-acquired” (diperoleh di rumah sakit atau sarana

kesehatan lainnya).

Pneumonia yang didapat diluar institusi kesehatan paling sering disebabkan oleh Streptococcus

pneumoniae.

Pneumonia yang didapat di rumah sakit cenderung bersifat lebih serius karena pada saat menjalani

Page 13: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

perawatan di rumah sakit, sistem pertahanan tubuh penderita untuk melawan infeksi seringkali

terganggu. Selain itu, kemungkinannya terjadinya infeksi oleh bakteri yang resisten terhadap

antibiotik adalah lebih besar.

Gejala

Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:

– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)

– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas dalam atau

terbatuk)

– menggigil

– demam

– mudah merasa lelah

– sesak nafas

– sakit kepala

– nafsu makan berkurang

– mual dan muntah

– merasa tidak enak badan

– kekakuan sendi

– kekakuan otot.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

– kulit lembab

– batuk darah

– pernafasan yang cepat

– cemas, stres, tegang

– nyeri perut.

Diagnosa

Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.

Pemeriksaan penunjang:

Rontgen dada

Pembiakan dahak

Hitung jenis darah

Gas darah arteri.

Pengobatan

Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat

mulut) dan tetap tinggal di rumah.

Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau

paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus. Mungkin perlu diberikan

oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas mekanik.

Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik

dalam waktu 2 minggu.

Pencegahan

Untuk orang-orang yang rentan terhadap pneumonia, latihan bernafas dalam dan terapi untuk

membuang dahak, bisa membantu mencegah terjadinya pneumonia.

Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa

yang beresiko tinggi:

Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)

Vaksin flu

Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia karena Haemophilus influenzae type b).

Page 14: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

PENYAKIT TBC

Pendahuluan

Penyakit TBC dapat menyerang siapa saja (tua, muda, laki-laki, perempuan, miskin, atau kaya) dan

dimana saja. Setiap tahunnya, Indonesia bertambah dengan seperempat juta kasus baru TBC dan

sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh TBC. Bahkan, Indonesia adalah

negara ketiga terbesar dengan masalah TBC di dunia.

Penyebab Penyakit TBC

Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium

tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai

Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24

Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan,

penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP).

Cara Penularan Penyakit TBC

Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium

tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi

umumnya berasal dari penderita TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam

paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh

yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab

itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal,

saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh

yang paling sering terkena yaitu paru-paru.

Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh

koloni bakteri yang berbentuk globular(bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksiimunologis

bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh

sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan

parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant(istirahat). Bentuk-bentuk dormant inilah yang

sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen.

Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang

hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini

akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini

membentuk sebuah ruang di dalam paru-paru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber

produksi sputum (dahak). Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang

mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC.

Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor

yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.

Gejala Penyakit TBC

Gejala sistemik/umum

Page 15: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai

keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus

(saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar,

akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit

dada.

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat

membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan

nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan

kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya

kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita TBC paru

dewasa memberikan hasiluji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal

serumah dengan penderita TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi

berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.

Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu dilakukan untuk

menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

Rontgen dada (thorax photo).

Uji tuberkulin.

BATUK DAN PILEK

Baik batuk maupun pilek merupakan suatu gejala, bukan penyakit. Batuk adalah suatu refleks

pertahanan tubuh untuk mengeluarkan dahak, riak, dan benda asing (misal kacang, dsb) dari

saluran nafas, sedangkan pilek adalah suatu gejala adanya cairan encer atau kental dari hidung

yang disebut ingus.

Obat batuk dan pilek digunakan untuk menghilangkan gejala penyakit sehingga disebut simtomatik.

Batuk dan pilek menyerang saluran pernapasan bagian atas dan seringkali mengganggu aktivitas

sehari-hari. Obat batuk dan pilek dapat digunakan bila dirasakan gejala sudah mengganggu.

Page 16: Kliping penyakit sistem pernafasan 2

Batuk terdiri dari 2 jenis, yaitu batuk kering (non produktif) dan batuk berdahak (produktif). Untuk

mengobati batuk tergantung dari jenis batuk yang diderita.

Obat batuk dibagi menjadi:

1. Anti-tusif: dekstrometorfan dan difenhidramin

2. Ekspektoran: guaifenesin, gliseril guaikolat, ammonium klorida, bromheksin dan succus

liquiritiae

Antitusif digunakan untuk mengobati batuk kering, sedangkan ekspektoran untuk mengobati batuk

berdahak.

Antitusif bekerja dengan menekan rangsangan batuk di pusat batuk yang terletak di sumsum

lanjutan (medulla), sedangkan ekspektoran bekerja dengan memperbanyak produksi dahak encer

yang menyebabkan kekentalannya mengurangi sehingga mempermudah pengeluarannya dengan

batuk.

Obat Pilek

Obat pilek dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Antihistamin: klorpeniramin, difenhidramin, feniramin dan tripolidin.

2. Dekongestan: pseudoefedrin, efedrin, fenilefrin dan fenilpropanolamin.

Pilek dapat juga disebabkan alergi. Antihistamin (AH1) berguna untuk pengobatan simtomatik

berbagai penyakit alergi dan mencegah atau mengobati mabuk perjalanan. Penyakit alergi tipe

eksudatif akut dapat diobati oleh AH1 tetapi efeknya hanya membatasi dan menghambat efek

histamin yang dilepaskan pada saat reaksi antigen-antibodi terjadi.

Dekongestan bekerja dengan menimbulkan venokonstriksi (penyempitan pembuluh vena) dalam

mukosa hidung sehingga mengurangi volume mukosa dan akhirnya dapat mengurangi

penyumbatan hidung.

Obat saluran nafas golongan dekongestan digunakan dengan tujuan untuk memperlancar

pernafasan di hidung. Bentuk sediaan yang tersedia bisa tablet lepas lambat, sirup dan drop,

balsam, inhaler, tetes hidung atau semprot hidung. Untuk semprot hidung baiknya konsultasi dulu ke

dokter.

Ketahui Penyebab Batuk dan Pilek

Sebelum memutuskan untuk mencari pengobatan, sebaiknya dicari dahulu penyebab pilek dan

batuk tersebut. Untuk pilek dan batuk yang disebabkan oleh alergi sebaiknya menghindari zat

penyebab alergi tersebut.

Dalam mencari tahu penyebab batuk dan pilek, anda bisa mencari pertolongan dokter. Untuk

mengobati batuk, penting untuk mengidentifikasi jenis batuk penderita apakah batuk kering atau

batuk berdahak.

Antihistamin memiliki efek samping dapat menimbulkan kantuk, sehingga penggunaannya

disesuaikan dengan aktivitas.

Untuk pemilihan obat saluran nafas yang tepat ada baiknya anda harus periksakan diri dan

konsultasi ke dokter.