klinikal etik

Click here to load reader

Upload: siscahilda

Post on 26-Sep-2015

64 views

Category:

Documents


17 download

DESCRIPTION

dfsd

TRANSCRIPT

Klinikal etik

Harpini Clinical ethics Definisi suatu disiplin praktis yang memungkinkan suatu upaya pendekatan terstruktur membantu dokter dalam mengidentifikasi, menganalisa, dan menyelesaikan masalah etik dalam medic klinik. Jonsen SieglerDalam Clinical Etika, tiga ahli etika klinis (seorang filsuf - Jonsen, dokter - Siegler, dan pengacara - Winslade) telah mengembangkan metode yang dapat digunakan untuk kasus-kasus sulit

Nilai moral : respek mutualistik, kejujuran, kepercayaan, compassion, kesepakatan utk pursue shared goalskompleksitas issue etik dalam penanganan klinikPraktik medic klinik yang baik memerlukan pengetahuan kerja tentang masalah etik seperti inform konsen, pengungkapan kebenaran, kerahasiaan, perawatan akhir kehidupan, pereda nyeri, dan hak pasien.

Penatalaksanaan medik, walau sangat canggihpertemuan antara sosok manusia dan pekerjaan mendiagnosa penyakit dari dokter, memberikan anjuran, dan memberikan penatalaksanaan yang tertanam dalam konteks moral.Umumnya, nilai moral seperti respek timbal balik, kejujuran, kepercayaan, belas kasihan, dan janji utk tujuan bersama, membuat pertemuan klinik antara dokter dan pasien secara moral tak bermasalah

Kadang dokter dan pasien tak sependapat dalam hal nilai atau menghadapi pilihan yang menantang nilai merekamuncul masalah etik.Etika klinis baik tentang fitur etika yang hadir dalam setiap pertemuan klinis dan tentang masalah etika yang kadang-kadang muncul pada pertemuan mereka Etika klinis bergantung pada keyakinan, ketika kebingungan dan emosi tinggi dokter&perawat, pasien&keluarga dapat bekerja secara konstruktif utk mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan banyak masalah etika yang muncul dalam kedokteran klinis.

Praktik medik klinik yang baik memerlukan beberapa pengetahuan mengenai masalah etik, seperti:informed consent, cerita yang sebenarnya, kerahasiaan, Perawatan akhir kehidupan (end of life care), pereda nyeri dan hak pasien. 4 topik clinical ethicsIndikasi medic (medical indication)Pilihan (preference) pasienKualitas hidup (quality of life)Aspek kontekstual (contextual feature)

Indikasi medic (prinsip beneficience dan nonmaleficience)

Apakah masalah medis pasien? Riwayat? Diagnosis? Prognosis? Apakah masalahnya akut? Kronik? Kritis? Gawat?Apakah tujuan utama penatalaksanaan?Apakah probabilitas keberhasilannya?Apakah rencananya bila penatalaksanaan tak berhasil?Kesannya, bagaimana pasien ini dapat diuntungkan dgn medikal dan perawatan, dan bagaimana dapat menghindari kejadian tak diinginkan?

Indikasi Medis: Terdiri dari diskusi klinis: tentang diagnosis dan pengobatan kondisi patologis pasien. "Indikasi" mengacu pada hubungan antara patofisiologi penyakit pasien dan intervensi diagnostik dan terapeutik yang ditujukan mengevaluasi dan mengatasi masalah. Diskusi etika meninjau fakta-fakta medis, juga tujuan dan sasaran setiap intervensi .

Patient Preference(pilihan pasien )

Prinsip menghargai otonomiApakah pasien mampu secara mental dan hukum?Bila mampu, apakah pendapat pasien mengenai pilihan penatalaksanaan?Apakah pasien sdh diinformasikan ttg manfaat dan risiko, mengerti informasi tsb, dan memberikan persetujuan?Bila tak mampu, siapa yang menjadi walinya? Apakah walinya menggunakan standar yang memenuhi syarat utk membuat keputusan?

Setiap pengobatan medik, pilihan pasien tergantung nilai pasien sendiri dan ukuran pribadi terhadap manfaat dan batasan yang relevan secara etika. Setiap kasus klinik, harus ada pertanyaan: Apakah :-goal pasien? -yang diinginkan pasien?-pasien telah mendapat cukup informasi?-pasien mengerti? -pasien mengerti ketidak pastian tetap ada pada setiap rekomendasi medik dan kemungkinan masuk akal yang ada? -pasien menyetujui dgn sukarela? -pasien dipaksa? Pasien ekspresikan keutamaan pilihan, misal advance directive (petunjuk terdahulu)?Pasien menolak atau takmampu utk kooperatif dg penatalaksanaan medic? Bila demikian mengapa?Akhirnya, apakah kewenangan pasien utk memilih dihargai thdp kemungkinan yg ada dlm etik dan hukum?

Bila pasien tak mampu secara mental saat keputusan harus diambil, kita harus bertanyasiapa yg berwenang utk menentukan, mewakili pasien? Apakah batasan etik dan hukum dari kewenangan itu? Apakah yg harus diambil bila tak seorangpun dapat diidentifikasi sebagai wali?

Kualitas hidup(Principles of Beneficence and Nonmaleficence and Respect for Autonomy)Apakah kemungkinannya dgn atau tanpa penatalaksanaan, utk kembali kekehidupan normal?Apakah ada kekurangan fisik, mental dan kekurangan social yg akan dialami pasien bila penatalaksanaan berhasil?Adakah bias yang dapat mempengaruhi evaluasi pelaksana terhadap kualitas hidup pasien?

Apakah kondisi sekarang atau kehidupan dikemudian hari pasien sedemikian rupa tak dapat ditentukan? Adakah rencana yang rasional utk melanjutkan penatalaksanaan? Adakah rencana utk penatalaksanaan kenyamanan dan paliatif?

Aspek kontekstual(contextual feature)

(Prinsip loyalitas dan kejujuran)Adakah pendapat keluarga yg akan mempengaruhi keputusan penatalaksanaan? Adakah pendapat pelaksana (dokter dan perawat) yg mungkin mempengaruhi keputusan penatalaksanaan? Adakah factor keuangan dan ekonomi?Apakah factor agama atau budaya?

Aplikasi ke 4 topik etik(1)

Bantu klinisi mengerti bgmn prinsip etik dihubungkan dgn kasus klinik yg adaRefleksi etikprinsip interpretasi dan penilaian penerangan keadaan sesungguhnya dari kasus yg adaKeputusan etik menghargai bagaimana prinsip etik harus diinterpretasikan pd situasi sesungguhnya dibawah pertimbangan (mispenolakan pengobatan atau Pemeluk Jehovah), seluruh prinsip dan fakta kasus harus ditinjau bersama dlm rangka membuat keputusan bijaksana.

Aplication of Four Ethics Topics (2)

Ke-4 topik bisa dipakai sebagai garis besar utk diskusi diantara pelaksana, pasien, dan keluarga pada saat penerimaan di fasilitas perawatan lanjutan atau hospisSalinan ke-4 topik dapat diberikan pd pasien dan keluarga, berbagai pertanyaan kemudian dpt diajukan dan jawaban dicatatPencatatan awal ini dapat ditinjau lagi bila situasi pasien berubah dan sebagai keputusan khusus yg harus diambil

DNRPenatalaksanaan lain tak dapat dipengaruhi DNRHarus sering ditinjau ulangDalam pencatatan medic harus masuk akal

20Cth analisa kasusDonald Dax, 25 thn, tampan, pemuda atletis sebelum kecelakaan letusan gas propan, menderita luka bakar (derajat 3) sekitar 65% seluruh tubuhnya, wajah dan tangan. Setelah 232 hari dlm perawatan di ICU luka bakar & 6 bln penatalaksanaan rehabilitasi,dipulangkan keadaan buta total, dgn penggunaan tangan terbatas, sikatriks sangat buruk, dan bergantung pd org lain utk membantu melakukan fungsi personal. Dax ber-ulang2 menginginkan penghentian penatalaksanaan dan diizinkan utk meninggal, tapi ibunya dan dokter yg bertugas tetap melanjutkan.

Indikasi medis: kemungkinan manfaat intervensi jelas terlihat merupakan langkah pertama dalam menilai sisi etik suatu kasusPilihan pasien: nilai pasien pribadi dan penilaian personal manfaat dan beban yg etis relevan Kualitas hidup: suatu tujuan intervensi medik utk memperbaiki, memelihara, atau memperbaiki kualitas hidupAspek kontekstual : konteks itu sendiri dipengaruhi oleh keputusan pasien atau mengenai pasien (misal: psikologikal, emosi, keuangan, hukum, keilmuan, pendidikan atau pengaruh keagamaan)

Indikasi medikPada kasus Dax, indikasi medic termasuk fakta klinik penting utk D/ beratnya luka bakar yg terdapat, utk buat prognosis kehidupan atau perbaikan fungsi dan opsi penatalaksanaan, termasuk risiko, keuntungan & kemungkinan hasil setiap modalitas penatalaksanaan. Misal, prognosis yg berhub dgn luka bakar berat. Berbagai bentuk penatalaksanaan: pemberian cairan,pencakokan kulit, dan antibiotic dihubungkan dgn kemungkinan tertentu hasil dan risiko.

Setelah pengobatan darurat awal, prognosis Dax untuk bertahan hidup: sekitar 20%.Setelah 6 bln perawatan intensif, prognosis untuk bertahan hidup meningkat hampir 100%

Patient preferencePenatalaksanaan medis, permintaan pasien nilai pasien itu sendiri dan penilaian manfaat & bahaya etikal relevan.Pd kasus Dax: Bila permintaannya utk hentikan perawatan luka & pencakokan dikabulkania hampir pasti meninggal.Kapasitas mentalnya (????) muncul pada hari2 awal penolakan perawatannya. Apa syok fisik & emosional dari kecelakaan rusak kemampuan utk putuskan bagi dirinya sendiri?Mula2 dikira ia kehilangan kapasitas utk putuskan sendirisekitar penolakan penatalaksanaan penyelamatan hidupDokter terima persetujuan ibu Dax beri penatalaksanaan, abaikan penolakan Dax. Belakangan, Dax dirawat di Galveston, konsultasi psikiater ditegaskan kapasitasnya utk buat keputusanApa Dax cukup hargai prospek rehabnya? Apa dokter wajib utk lanjutkan penatalaksanaan yg lampaui penolakan pasien? Setujukah mereka utk bunuh diri bila permintaan Dax dikabulkan?

Quality of lifeInjuri/peny. ancam individu dg penurunan actual /potensial kualitas hidup, muncul dlm gejala & td penyakit Objek intervensi medic : perbaiki, pelihara / perbaiki kualitas hidup Kasus Dax kualitas hidupnya > mengemuka dp kecelakaannya. Sebelum celaka, kualitas hidup sgt baikSelama proses perawatan, ia alami nyeri yg menyiksa & dalam depresi. Setelah celaka, meski perawatan terbaik deficit fisik signifikan, cacat, buta & aktivitas terbatas Pd tiap tahap penyakitnya, ia berkapasitas utk putuskan kualitas hidup apa yang diinginkan

Awal minggu perawatan Dax, secara mental tak berkapasitas utk buat keputusan kritis org lain wakili utk buat keputusan kualitas hidup Apa mungkin utk kembali normal /terima kehidupan yang demikian buruk dimana tak seorangpun pilih hidup? Siapa harus buat keputusan? Nilai apa yg memandu? Arti dan maksud pertimbangan tsb, terima keputusan itu harus diklarifikasi pd tiap analisis etik.

Contextual featurePasien ke dokter ok punya masalah, diharap dokter dpt tolong utk perbaiki.Dokter rawat pasien dgn seksama tugas buat upaya layak utk menolongTopic indikasi medis, preferensi pasien dan kualitas hidup membawa semua aspek esensial dari kasusJuga setiap kasus medic tertanam dalam konteks lebih besar dari individu, institusi, keuangan dan rancangan social.Perawatan pasien dipengaruhi, positif atau negative, oleh kemungkinan dan kendala dari konteks tsb

Pada saat bersamaan, konteksnya sendiri terpengaruh oleh keputusan yang dibuat mengenai pasienmempunyai pengaruh psikologikal, emosional, fiannsial, hukum, keilmuan, pendidikan keagamaan pada lainnyaSetiap kasus, relevansi gambaran kontekstual harus ditentukan dan dinilai. Aspek kontekstual ini dapat sangat penting dalam pengertian dan resolusi kasus

Daftar pustakaAlex Hsu Cheng-Dien, MD, Clinical Ethics Introduction :The Four Topics and Case AnalysisETHICS IN MEDICINEUniversity of Washington School of Medicine, Case Analysis in Clinical Ethics