klaim pada proses konstruksi yang diajukan oleh kontraktor

3
KLAIM PADA PROSES KONSTRUKSI YANG DIAJUKAN OLEH KONTRAKTOR Klaim dalam bahasa konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub penyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak luar dan penguna / penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain. Klaim itu dapat dikategorikan dalam 3 bentuk yaitu : 1. Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa 2. Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa 3. Dari sub penyedia jasa atau pemasok bahan terhadap penyedia jasa utama. Ada beberapa jenis klaim yaitu : 1. klaim terhadap tambahan biaya dan waktu, klaim ini adalah klaim yang paling sering terjadi karena keterlambatan waktu dalam proses penyelesaian pekerjaan. Jadi dalam klaim ini biasanya mengenai permintaan tambahan waktu dan biaya 2. Klaim biaya tak langsung atau overhead, jenis klaim ini terjadi akibat kelambatan atas biaya tak langsung. Penyedia jasa yang terlambat menyelesaikan suatu pekerjaan karena sebab-sebab dari pengguna jasa, meminta tambahan biaya overhead karena adanya pertambahan biaya sehingga pekerjaan belum selesai. Dalam klaim ini dapat dibagi dua yaitu field overhead dan home office overhead. 3. Kalim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya) dalam klaim ini bias saja penyedia jasa diberikan tambahan waktu pelaksanaan tapi tanpa tambahan biaya karena berbagai macam alasan. 4. Klaim kompensasi lain Selain mendapat tambahan waktu penyedia jasa juga mendapatkan kompensasi lain. Penyedia jasa juga mempunyai andil dalam kelambatan tersebut yang terjadi secara tumpang tindih. Perubahan-perubahan yang terjadi pada proyek dapat menyebabkan keterlambatan yang akan mengakibatkan tambahan

Upload: hilda-rahmadini

Post on 16-Nov-2015

241 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

klaim

TRANSCRIPT

KLAIM PADA PROSES KONSTRUKSI YANG DIAJUKAN OLEH KONTRAKTOR

Klaim dalam bahasa konstruksi adalah klaim yang timbul dari atau sehubungan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan jasa konstruksi antara pengguna jasa dan penyedia jasa atau antara penyedia jasa utama dengan sub penyedia jasa atau pemasok bahan atau antara pihak luar dan penguna / penyedia jasa yang biasanya mengenai permintaan tambahan waktu, biaya atau kompensasi lain. Klaim itu dapat dikategorikan dalam 3 bentuk yaitu :1. Dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa2. Dari penyedia jasa terhadap pengguna jasa3. Dari sub penyedia jasa atau pemasok bahan terhadap penyedia jasa utama.Ada beberapa jenis klaim yaitu :1. klaim terhadap tambahan biaya dan waktu, klaim ini adalah klaim yang paling sering terjadi karena keterlambatan waktu dalam proses penyelesaian pekerjaan. Jadi dalam klaim ini biasanya mengenai permintaan tambahan waktu dan biaya2. Klaim biaya tak langsung atau overhead, jenis klaim ini terjadi akibat kelambatan atas biaya tak langsung. Penyedia jasa yang terlambat menyelesaikan suatu pekerjaan karena sebab-sebab dari pengguna jasa, meminta tambahan biaya overhead karena adanya pertambahan biaya sehingga pekerjaan belum selesai. Dalam klaim ini dapat dibagi dua yaitu field overhead dan home office overhead.3. Kalim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya) dalam klaim ini bias saja penyedia jasa diberikan tambahan waktu pelaksanaan tapi tanpa tambahan biaya karena berbagai macam alasan.4. Klaim kompensasi lainSelain mendapat tambahan waktu penyedia jasa juga mendapatkan kompensasi lain. Penyedia jasa juga mempunyai andil dalam kelambatan tersebut yang terjadi secara tumpang tindih. Perubahan-perubahan yang terjadi pada proyek dapat menyebabkan keterlambatan yang akan mengakibatkan tambahan biaya dan waktu karena penambahan pemakaian tenaga kerja dan peralatan (Barrie & Paulson, 1984). Untuk mengantisipasi atau menghindari timbulnya klaim ada beberapa langkah prefentif yang bisa dijadikan sebagai acuan, seperti :1. Pihak-pihak yang terkait dalam kontrak konstruksi mempelajari kontrak dengan sebaik-baiknya. Sehingga mengetahun bagaimana tentang perjanjijan yang memiliki kekuatan hokum misalnya antar kedua belah pihak atau lebih pihak, selain daripada diharapkan pihak terkait dalam kontrak juga membaca secara keseluruhan mengenai kontrak sehingga memahami isi kontrak sebelum penawan sehingga menghindari kegagalan dalam penyelesaian proyek.2. Memeriksa program kerja yang telah disusun untuk pelaksanaan konstruksi sebelum penawaran misalnya seperti pelaksanaan proyek, termasuk estimasi dan jadwal, priode pelaksanaan proyek beserta dengan tanggal penyelesaian proyek saat melakukan estimasi sehingga dapat dilihat apakah proyek ini masuk akal untuk dilaksanakan apa tidak.3. Memilih tim konstruksi yang kompeten. Pengalaman dari tim konstruksi akan menentukan kesuksesan dari proyek itu juga.Ada beberapa penyebab yang menyebabkan dalam dunia konstruksi sering terjadi klaim atau tuntutan diantaranya adalah material atau pekerjaan yang cacat, kelambatan yang disebabkan oleh penyedia jasa, kelambatan yang disebabkan oleh penyedia jasa, terjadi pelanggaran kontrak ( Breach of contract ) dan perubahan biaya. Untuk memyelesaikan beberapa sengketa konstruksi dengan metode penyelesaian yang disepakati bersama, sikap terbuka (open minded) dan keinginan kuat sangat diperlukan dalam penyelesaian sengketa. Didalam penyelesaian perselisihan akibat klaim ini, ada beberapa metode yang dapat dilakukan diantaranya :1. Penyelesaian Sengketa Melalui Badan PeradilanMetode penyelesaian dalam hal ini prosedur dan prosesnya mengikuti ketentuan-ketentuan Kitab Undangundang Hukum Acara Perdata (KUHAP). Pihak-pikak yang terkait proyek biasanya tidak terlalu suka memakai metode ini karena dibutuhkan waktu yang lama bahkan sampai berlarut-larut dalam proses penyelesaiannya, selain waktu penyelesaian sengketa yang lama biaya perkara juga mahal,peradilan tidak tanggap, putusan peradilan tidak menyelesaikan masalah dan juga kemampuan hakim bersifat generalis.2. Penyelesaian Sengketa Melalui ArbitraseARBITRASE adalah cara penyelesaian satu perkara perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian-perjanjian yang dibuat secara tertulis oleh pihak yang bersengketa. Ada beberapa hal yang menjadi kelebihan arbitrase yaitu Bebas dan otonom menentukan rules dan institusi arbitrase, Menghindari ketidak pastian (uncertainty), Keleluasaan memilih arbiter profesional, Waktu prosedur dan biaya arbitrase lebih efisien, Persidangan tertutup (non pulicity) dan Pertimbangan hukum lebih mengutamakan aspek privat dengan win-win solution . dan ada beberapa hal yang menjadi kelemahan dari arbitrase yaitu Honor rarium arbiter, panitia dan administrasi relatif mahal, . Relatif sulit untuk membentuk majelis arbitrase apabila lembaga arbitrase Ad Hoc, tidak memiliki juru sita sendir Putusan arbitrase tidak memiliki daya paksa yang efektif dan eksekusi putusan arbitrase cenderung mudah untuk di interpensi pihak yang kalah melalui lembaga peradilan ( bantahan , Verzet ).Selain itu penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan dengan mediasi, negosiasi dan litigasi.