pemilihan kontraktor di proyek konstruksi pt. x … xx/mp/23. prosiding... · kontraktor, pemilihan...

12
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014 ISBN : 978-602-97491-9-9 B-23-1 PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS Kristophorus Kanaprio Ola 1) dan Tri Joko Wahyu Adi 2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail: [email protected] 2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan transmisi gas bumi melalui pipa, dimana infrastruktur pipa merupakan aset vital bagi perusahaan. Proyek konstruksi pipa menjadi aktivitas yang penting bagi perusahaan dan pemilihan kontraktor merupakan proses krusial dalam rangkaian aktivitas tersebut. Sebuah model pemilihan kontraktor dirancang melalui focus group discussion yang melibatkan pekerja pada tingkat manajemen atas dan manajemen menengah untuk menentukan kriteria pemilihan dan hubungan antar kriteria pemilihan. Perancangan model bertujuan untuk mendapatkan penilaian atas kualitas penawaran kontraktor berdasarkan tujuan dan kebutuhan perusahaan sehingga hasil penilaian tidak hanya didasarkan pada harga penawaran. Model yang diperoleh melibatkan 5 kriteria pemilihan, yaitu kemampuan teknis, kemampuan organisasi, keselamatan dan kesehatan kerja, kemampuan internal dan harga penawaran. Model tersebut kemudian diaplikasikan pada sebuah proyek konstruksi pipa untuk dan digunakan metode Analytic Network Process untuk mengolah bobot kriteria dan hasil penilaian kontraktor. Data masukan diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh tim evaluasi proyek di PT. X. Hasil studi kasus menunjukkan bahwa model yang dikembangkan memberikan hasil penilaian sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Kontraktor pemenang yang diperoleh memiliki kualitas penawaran yang tidak hanya mempertimbangkan harga penawaran. Analisis sensitivitas terhadap model menunjukkan bahwa hasil penilaian kontraktor sensitif terhadap perubahan pada bobot kriteria kemampuan organisasi dan keselamatan dan kesehatan kerja. Kata kunci: model pemilihan kontraktor, pengambilan keputusan, analytic network process PENDAHULUAN PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan transmisi gas bumi melalui pipa. Sebagai perusahaan yang menggunakan infrastruktur pipa sebagai media penyaluran produknya, pengembangan jaringan pipa merupakan salah satu aktivitas yang penting bagi perusahaan. Pengembangan jaringan pipa bertujuan untuk menjamin pertumbuhan usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penyaluran gas dan pendapatan usaha. Selain itu, pengembangan jaringan pipa menjadi salah satu motor penggerak perekonomian suatu wilayah melalui penyediaan sumber energi yang murah dan ramah lingkungan. Oleh karena itu, proyek konstruksi pipa menjadi aktivitas yang penting untuk menunjang pertumbuhan perusahaan dan penyediaan sumber energi bagi pengguna. Proyek konstruksi merupakan aktivitas yang kompleks, dinamis dan memiliki tingkat ketidakpastian serta resiko yang tinggi (Singh dan Tiong, 2005). Hal-hal tersebut dapat memunculkan banyak faktor yang dapat menyebabkan terganggunya aktivitas proyek, misalnya keterlambatan dan pembengkakan biaya. Faktor-faktor tersebut muncul sejak tahap

Upload: trinhnhan

Post on 29-Mar-2019

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-1

PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. XDENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS

Kristophorus Kanaprio Ola1) dan Tri Joko Wahyu Adi2)

1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

e-mail: [email protected]) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK

PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan transmisi gas bumimelalui pipa, dimana infrastruktur pipa merupakan aset vital bagi perusahaan. Proyekkonstruksi pipa menjadi aktivitas yang penting bagi perusahaan dan pemilihan kontraktormerupakan proses krusial dalam rangkaian aktivitas tersebut. Sebuah model pemilihankontraktor dirancang melalui focus group discussion yang melibatkan pekerja pada tingkatmanajemen atas dan manajemen menengah untuk menentukan kriteria pemilihan danhubungan antar kriteria pemilihan. Perancangan model bertujuan untuk mendapatkanpenilaian atas kualitas penawaran kontraktor berdasarkan tujuan dan kebutuhan perusahaansehingga hasil penilaian tidak hanya didasarkan pada harga penawaran. Model yang diperolehmelibatkan 5 kriteria pemilihan, yaitu kemampuan teknis, kemampuan organisasi,keselamatan dan kesehatan kerja, kemampuan internal dan harga penawaran. Model tersebutkemudian diaplikasikan pada sebuah proyek konstruksi pipa untuk dan digunakan metodeAnalytic Network Process untuk mengolah bobot kriteria dan hasil penilaian kontraktor. Datamasukan diperoleh melalui pengisian kuisioner oleh tim evaluasi proyek di PT. X. Hasil studikasus menunjukkan bahwa model yang dikembangkan memberikan hasil penilaian sesuaidengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Kontraktor pemenang yang diperoleh memilikikualitas penawaran yang tidak hanya mempertimbangkan harga penawaran. Analisissensitivitas terhadap model menunjukkan bahwa hasil penilaian kontraktor sensitif terhadapperubahan pada bobot kriteria kemampuan organisasi dan keselamatan dan kesehatan kerja.

Kata kunci: model pemilihan kontraktor, pengambilan keputusan, analytic network process

PENDAHULUAN

PT. X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi dan transmisi gasbumi melalui pipa. Sebagai perusahaan yang menggunakan infrastruktur pipa sebagai mediapenyaluran produknya, pengembangan jaringan pipa merupakan salah satu aktivitas yangpenting bagi perusahaan. Pengembangan jaringan pipa bertujuan untuk menjaminpertumbuhan usaha perusahaan dalam rangka meningkatkan volume penyaluran gas danpendapatan usaha. Selain itu, pengembangan jaringan pipa menjadi salah satu motorpenggerak perekonomian suatu wilayah melalui penyediaan sumber energi yang murah danramah lingkungan. Oleh karena itu, proyek konstruksi pipa menjadi aktivitas yang pentinguntuk menunjang pertumbuhan perusahaan dan penyediaan sumber energi bagi pengguna.

Proyek konstruksi merupakan aktivitas yang kompleks, dinamis dan memiliki tingkatketidakpastian serta resiko yang tinggi (Singh dan Tiong, 2005). Hal-hal tersebut dapatmemunculkan banyak faktor yang dapat menyebabkan terganggunya aktivitas proyek,misalnya keterlambatan dan pembengkakan biaya. Faktor-faktor tersebut muncul sejak tahap

Page 2: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-2

awal pelaksanaan proyek, yaitu tahap desain, proses pengadaan, pelaksanaan hingga serahterima. Untuk mengurangi atau mengoptimalkan semua resiko yang ada, pemilihan kontraktormenjadi salah satu proses krusial bagi pemilik proyek untuk dapat menyelesaikan proyeksesuai dengan permintaan pemilik proyek (Singh dan Tiong, 2005).

Dalam aplikasinya pada sebuah perusahaan, pemilihan kontraktor diawali denganproses pengambilan keputusan pada level middle management untuk memberikan usulan danmasukan kepada top management untuk menentukan kontraktor yang akan dipilih untukmenyelesaikan suatu proyek konstruksi. Proses pengambilan keputusan ini merupakanpengambilan keputusan berkelompok yang menggunakan beberapa kriteria sebagai dasarpengambilan keputusan. Pengambil keputusan pada level middle management ini terdiri daripekerja dari fungsi-fungsi organisasi perusahaan yang terkait dengan perencanaan proyek,pelaksanaan proyek, serah terima sampai dengan pengoperasian hasil pekerjaan tersebut.

Pemilihan kontraktor merupakan proses pengambilan keputusan yang memilikikarakteristik yang unik, misalnya menggunakan lebih dari satu kriteria, pengambilankeputusan yang dilakukan secara berkelompok, menggunakan data dan informasi yang tidaklengkap, melibatkan penilaian subjektif dan menggunakan kombinasi antara data kualitatifdan kuantitatif. Karakteristik tersebut tercermin pula dalam kriteria-kriteria yang digunakandalam proses pengambilan keputusan. Untuk itu, metode yang digunakan dalam prosestersebut harus dapat mengakomodir karakteristik dari proses pemilihan kontraktor agardiperoleh hasil yang lebih baik (El-Sawalhi dkk., 2007).

El-Sawalhi dkk. (2007) melakukan penelitian terhadap beberapa metode pengambilankeputusan yang digunakan dalam proses pemilihan kontraktor. Berdasarkan hasil penelitiantersebut, terdapat beberapa metode pengambilan keputusan yang digunakan untuk memilihkontraktor, antara lain dimensional weighting aggregation (DWA), knowledge based system(KBS), multi-attribute analysis (MAA), fuzzy set, PERT model, analytic hierarchy process(AHP), multi-attribute utility theory (MAUT), case-based reasoning (CBR), artificial neuralnetwork (ANN), cluster analysis (CA) dan graph theory (GT). Dari beberapa metodepengambilan keputusan diatas, Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satumetode yang efektif dan sering digunakan dalam penelitian untuk mendukung prosespengambilan keputusan di bidang manajemen proyek konstruksi, misalnya pemilihankontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihanperalatan dan penilaian resiko dari proyek konstruksi (Jaskowski dkk., 2010). Selain itu, AHPmerupakan metode yang efektif untuk digunakan dalam pengambilan keputusan pada levelmiddle management yang dilakukan secara berkelompok dan mampu melakukan sintesakeputusan berdasarkan input atau masukan dari beberapa pengambil keputusan (El Sawalhidkk., 2007).

Namun, metode AHP memiliki kekurangan dalam aplikasinya, yaitu ketidakmampuanhierarki keputusan dalam AHP yang belum mampu mengakomodasi adanya hubungan timbalbalik dan korelasi antar kriteria penilaian dalam model pengambilan keputusan. Dalampenelitian yang dilakukan Fong dan Choi (2000), disimpulkan bahwa beberapa kriteria yangdigunakan dalam penelitian yang memiliki hubungan timbal balik atau korelasi antara kriteriayang satu dengan yang lain. Selain itu, bentuk hubungan atau korelasi antar kriteria dapatberupa hubungan positif (saling mendukung) ataupun hubungan negatif (saling melemahkan).Sedangkan dalam konsep metode AHP, elemen kriteria yang menyusun hierarki keputusandiasumsikan hanya memiliki hubungan satu arah (uni-directional) antar elemen atau kriteriayang berbeda level pada hierarki keputusan, misalnya antara kriteria dengan sub-kriteria atausub sub-kriteria, dan tidak memiliki korelasi dengan elemen atau kriteria pada kelompok(cluster) yang lain (Cheng dan Li, 2007). Dengan kata lain, semua kriteria atau subkriteria

Page 3: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-3

pada hierarki keputusan diasumsikan sebagai kriteria yang independen dan tidak memilikikorelasi dengan kriteria yang lain pada level yang sama dalam hierarki keputusan.

Untuk mengakomodasi hubungan atau korelasi antar kriteria keputusan tersebut,digunakan metode Analytic Network Process (ANP) untuk merancang model keputusan dalampemilihan kontraktor. Metode ANP adalah metode yang dikembangkan oleh Thomas L. Saatypada tahun 1996 dan merupakan pengembangan dari metode AHP yang bertujuanmenyempurnakan model pengambilan keputusan dengan mengakomodir korelasi antarkriteria keputusan agar dapat memperoleh model keputusan yang mendekati kondisi ataufakta yang ada di lapangan.

Tujuan penelitian ini adalah merancang model pemilihan kontraktor berdasarkankriteria-kriteria yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan sehingga dapatmenghasilkan keputusan yang lebih baik. Model tersebut kemudian diolah menggunakanmetode ANP untuk memperoleh hasil penilaian kontraktor yang digunakan sebagai dasarpengambilan keputusan. Selain itu, penelitian ini juga menganalisa pengaruh perubahankriteria terhadap hasil keputusan yang diperoleh dengan mengimplementasikan model yangdiperoleh pada sebuah proyek konstruksi.

METODE

Secara garis besar, penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu perancangan model danstudi kasus. Tahap perancangan model bertujuan merancang sebuah model pemilihankontraktor yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan terhadap proyek konstruksi.Tahap studi kasus bertujuan mengimplementasikan model pemilihan kontraktor danmenganalisa hasil dan pengaruh perubahan kriteria terhadap hasil. Penjelasan lebih lanjutmengenai metode penelitian ini akan dipaparkan pada Gambar 1 dan penjelasan dibawah ini.

Page 4: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-4

Gambar 1. Metode Penelitian

Perancangan Model

Tahap ini diawali dengan studi pendahuluan terkait proses pemilihan kontraktor padapenelitian sebelumnya. Tujuan studi pendahuluan tersebut adalah untuk memperoleh beberapakriteria dan subkriteria awal yang diusulkan untuk didiskusikan oleh manajemen perusahaan.Usulan awal tersebut kemudian didiskusikan dalam sebuah focus group discussion (FGD)yang melibatkan pekerja dari level top management dan middle management dilingkunganperusahaan. FGD tersebut bertujuan untuk menentukan kriteria dan subkriteria pemilihanserta hubungan antar kriteria dan subkriteria tersebut untuk menyusun sebuah modelpemilihan kontraktor berdasarkan kesepakatan manajemen perusahaan.

Studi Kasus

Setelah diperoleh model pemilihan kontraktor, model tersebut kemudiandiimplementasikan dalam sebuah proyek konstruksi. Tujuan studi kasus ini adalah untukmenganalisa hasil keputusan yang diperoleh dari model tersebut dan sensitivitas hasilkeputusan terhadap perubahan kriteria pemilihan. Pengambilan keputusan pada model inidilakukan dengan metode ANP, dimana data masukan diperoleh dari kuisioner yang diisi olehtim evaluasi proyek. Kuisioner tersebut dirancang dalam bentuk metode perbandinganberpasangan dan penilaian dilakukan dengan menggunakan skala penilaian Saaty. Kuisionerterdiri dari 3 bagian, yaitu kuisioner tingkat kepentingan kriteria/subkriteria, kuisionerpengaruh antar kriteria/subkriteria, kuisioner penilaian kontraktor. Kuisioner tingkatkepentingan kriteria/subkriteria dan kuisioner pengaruh antar kriteria/subkriteria digunakanuntuk menentukan bobot kriteria/subkriteria pada model pemilihan kontraktor. Hasil kuisionertersebut diolah dalam bentuk supermatriks. Supermatriks (W), atau disebut juga unweighted

Page 5: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-5

supermatrix, disusun dari matriks hasil perbandingan berpasangan (wij) sesuai Persamaan (1)dan (2) dibawah ini (Saaty, 1999).

W =

…… … ……… …… ⎣⎢⎢⎢⎡ ⋯⋮ ⋱ ⋮⋯ ⎦⎥⎥⎥

⎤ (1)

dengan,

= ⎣⎢⎢⎢⎡ ( ) ⋯ ( )⋮ ⋱ ⋮( ) ⋯ ( )⎦⎥⎥

⎥⎤(2)

Keterangan:N = jumlah komponen enn = elemen yang dimiliki oleh komponenC = elemen yang saling berinteraksi n = banyaknya elemen yang dibandingkan

Unweighted supermatrix dinormalisasi untuk memperoleh supermatriks baru, yaituweighted supermatrix. Selanjutnya supermatriks tersebut dinormalisasi kembali denganberulangkali memangkatkan nilai dalam supermatriks hingga angka dalam satu baris bernilaisama besar, dengan Persamaan (3) berikut ini. Supermatriks ini disebut limit supermatrix dansetiap elemen dalam supermatriks ini menjadi bobot kriteria pemilihan.lim→ (3)

Untuk mengetahui akurasi dari hasil ANP, salah satu parameter yuang digunakanadalah tingkat konsistensi yang digambarkan oleh parameter Consistency Ratio (CR). Jikanilai CR > 0.10, maka penilaian keputusan harus diperbaiki, sedangkan jika CR ≤ 10%, makapenilaian keputusan tersebut telah valid dan hasilnya dapat digunakan.

Bobot kriteria hasil ANP kemudian digabungkan dengan hasil penilaian ataspenawaran kontraktor yang diperoleh dari kuisioner penilaian kontraktor untuk mendapatkansintesa keputusan berupa urutan penilaian kontraktor. Selanjutnya, dilakukan analisasensitivitas untuk melihat pengaruh perubahan bobot setiap kriteria terhadap perubahan urutanpenilaian kontraktor. Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah bobot setiap kriteriasampai terjadi perubahan pada urutan penilaian. Kriteria dikategorikan sensitif apabila terjadiperubahan urutan penilaian saat bobot diubah dengan persentase yang lebih kecil dibandingkriteria yang lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap perancangan model, dihasilkan sebuah model pemilihan kontraktorberdasarkan hasil FGD. Responden menyepakati sebuah model pemilihan kontraktor yangterdiri dari 5 kriteria pemilihan. Setiap kriteria terdiri dari 2-5 subkriteria dengan totalsubkriteria dalam model ini adalah 19 subkriteria pemilihan. Kriteria dan subkriteria tersebutkemudian disusun dalam sebuah jaringan keputusan berdasarkan hubungan antar

Page 6: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-6

kriteria/subkriteria yang didefinisikan oleh responden dalam FGD. Hasil tahap perancanganmodel dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2 dibawah ini.

Tabel 1. Kriteria dan Subkriteria pada Model Pemilihan Kontraktor

Kriteria SubkriteriaKemampuanTeknis

1. Spesifikasi teknis2. Metode pelaksanaan

3. Jadwal pelaksanaan4. Jenis dan kapasitas peralatan

KemampuanOrganisasi

1. Organisasi proyek2. Manajemen proyek3. Pelaksana konstruksi

4. Quality control5. HSE inspector

Keselamatan danKesehatan Kerja

1. Program keselamatan kerja2. Mitigasi pekerjaan beresiko tinggi

3. Program Emergency Response Plan

KemampuanInternal

1. Kemampuan keuangan2. Jumlah proyek sejenis3. Kinerja proyek sebelumnya

4. Kemampuan dasar5. Kemampuan paket

Harga Penawaran 1. Harga pekerjaan kritis 2. Harga pekerjaan non-kritis

Gambar 2. Model Pemilihan Kontraktor

Tahap selanjutnya adalah implementasi model pada sebuah studi kasus. Proyek yangdigunakan untuk studi kasus adalah proyek pemasangan pipa gas dan fasilitasnya milik PT. Xdi Jawa Timur. Proyek tersebut merupakan pekerjaan pemasangan pipa baja dengan diameter2 - 8 inch lengkap dengan fasilitasnya, seperti valve, bak valve, proteksi katodik dan meterregulating station. Proyek dilakukan di beberapa lokasi dengan kondisi lokasi yang bervariasisehingga menyebabkan proyek menjadi lebih kompleks. Untuk itu, diperlukan model yangsesuai untuk melakukan evaluasi terhadap penawaran kontraktor.

Implementasi model diawali dengan mengumpulkan data masukan melalui 3 kuisioneryang telah dijelaskan sebelumnya. Responden kuisioner ini adalah tim evaluasi proyek yangberanggotakan 5 orang pekerja dari beberapa fungsi terkait, antara lain pelaksana internal,pengadaan dan pengguna akhir. Hasil kuisioner dari setiap responden dirata-rata dengan rata-rata geometrik kemudian disusun dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (wij)dengan menggunakan Persamaan (1). Matriks perbandingan berpasangan kemudian disusun

Page 7: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-7

menjadi unweighted supermatrix dan weighted supermatrix dengan Persamaan (1).Supermatriks tersebut kemudian dinormalisasi dengan Persamaan (3) menjadi limitsupermatrix. Berdasarkan limit supermatrix, diperoleh bobot kriteria dan subkriteriapemilihan seperti dijabarkan pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Bobot Kriteria dan Subkriteria Pemilihan

Kriteria Bobot Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

KemampuanTeknis

42.17%

1. Spesifikasi Teknis 11.39%2. Metode Pelaksanaan 13.25%3. Jadwal Pelaksanaan 6.93%4. Jenis dan Kapasitas Peralatan 10.60%

KemampuanOrganisasi

18.25%

1. Organisasi Proyek 7.81%2. Manajemen Proyek 1.56%3. Pelaksana Proyek 3.35%4. Quality Control 3.71%5. HSE Inspector 1.82%

Keselamatandan Kesehatan

Kerja12.50%

1. Program Keselamatan Kerja 4.88%2. Mitigasi Pekerjaan Beresiko Tinggi 6.06%3. Program Emergency Response Plan 1.57%

KemampuanInternal

17.56%

1. Kemampuan Keuangan 7.76%2. Jumlah Proyek Sejenis 3.79%3. Kinerja Proyek Sebelumnya 3.87%4. Kemampuan Dasar 0.32%5. Kemampuan Paket 1.83%

HargaPenawaran

9.51%1. Harga Pekerjaan Kritis 8.11%2. Harga Pekerjaan Non-Kritis 1.41%

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa berdasarkan persepsi tim evaluasi proyek, kriteriayang memiliki bobot tertinggi dalam model pemilihan adalah kemampuan teknis bobotsebesar 42.17% dan bobot tersebut cukup signifikan dibandingkan kriteria lain pada modelini. Hal ini menunjukkan tim evaluasi proyek menanggap kemampuan teknis memberikanpengaruh yang besar terhadap hasil pemilihan kontraktor. Tingkat konsistensi (inconsistencyratio) pada penentuan bobot kriteria sebesar 0.06880. Nilai tersebut lebih kecil dari 0.10sehingga dapat disimpulkan bahwa penilaian yang diberikan responden melalui kuisioneradalah konsisten dan hasilnya dapat digunakan untuk proses selanjutnya.

Pada studi kasus ini, tender proyek konstruksi ini diikuti oleh 4 kontraktor, dan untukmenjaga kerahasiaan bagi perusahaan, digunakan notasi alphabet untuk mendefinisikankontraktor peserta. Keempat kontraktor tersebut dinilai oleh para responden menggunakankuisioner penilaian kontraktor untuk mendapatkan nilai perbandingan kontraktor pada setiapkriteria/subkriteria. Hasil penilaian kontraktor (

Page 8: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-8

Tabel 3) dan bobot kriteria/subkriteria kemudian digabungkan untuk mendapatkan nilai akhirpenilaian kontraktor dengan mengalikan bobot dengan hasil penilaian. Hasil sintesa tersebutdapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini.

Page 9: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-9

Tabel 3. Hasil Perbandingan Penilaian Kontraktor

Kriteria Subkriteria A B C D

KemampuanTeknis

1. Spesifikasi Teknis 0.377 0.084 0.377 0.1622. Metode Pelaksanaan 0.207 0.200 0.514 0.0793. Jadwal Pelaksanaan 0.246 0.197 0.449 0.1084. Jenis dan Kapasitas Peralatan 0.205 0.196 0.510 0.090

KemampuanOrganisasi

1. Organisasi Proyek 0.324 0.075 0.325 0.2762. Manajemen Proyek 0.300 0.100 0.300 0.3003. Pelaksana Proyek 0.250 0.250 0.250 0.2504. Quality Control 0.308 0.076 0.308 0.3085. HSE Inspector 0.250 0.250 0.250 0.250

Keselamatan danKesehatan Kerja

1. Program Keselamatan Kerja 0.306 0.083 0.306 0.3062. Mitigasi Pekerjaan Beresiko Tinggi 0.306 0.083 0.306 0.3063. Program Emergency Response Plan 0.306 0.083 0.306 0.306

KemampuanInternal

1. Kemampuan Keuangan 0.524 0.146 0.149 0.1812. Jumlah Proyek Sejenis 0.095 0.467 0.277 0.1603. Kinerja Proyek Sebelumnya 0.298 0.350 0.162 0.1904. Kemampuan Dasar 0.564 0.074 0.129 0.2335. Kemampuan Paket 0.100 0.300 0.300 0.300

HargaPenawaran

1. Harga Pekerjaan Kritis 0.095 0.467 0.277 0.1602. Harga Pekerjaan Non-Kritis 0.095 0.467 0.277 0.160

Pada Tabel 4 terlihat bahwa Kontraktor C menempati peringkat pertama pada urutanhasil pemilihan dengan nilai sebesar 0.349, diikuti oleh Kontraktor A (0.270), Kontraktor B(0.197) dan Kontraktor D (0.184). Pada

Page 10: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-10

Tabel 3 juga terlihat bahwa Kontraktor C memiliki nilai yang cukup signifikan dibandingkanpeserta lain untuk kriteria kemampuan teknis. Dari hasil penilaian akhir dapat terlihat bahwaurutan penilaian tidak didominasi oleh kontraktor dengan penawaran terendah, dikarenakanbobot kriteria harga penawaran lebih kecil dibandingkan dengan kriteria lain. Sehingga dapatdisimpulkan bahwa hasil model pemilihan kontraktor yang diperoleh lebih banyakmempertimbangkan faktor kualitas penawaran dibandingkan harga penawaran.

Tabel 4. Hasil Penilaian Akhir Kontraktor

PesertaPenilaian AkhirNilai Rank

Kontraktor A 0.270 2Kontraktor B 0.197 3Kontraktor C 0.349 1Kontraktor D 0.184 4

Setelah memperoleh hasil penilaian akhir, selanjutnya dilakukan analisa sensitivitasterhadap model pemilihan kontraktor. Analisa sensitivitas dilakukan dengan mengubah bobotkriteria pemilihan untuk melihat pengaruh perubahan tersebut terhadap urutan penilaiankontraktor. Hasil analisa sensitivitas dapat dilihat pada Gambar 3 dan Tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5. Hasil Analisa Sensitivitas

Kriteria Keputusan Bobot Awal % Perubahan Bobot SaatTerjadi Perubahan Urutan

1. Kemampuan Teknis 0.422 -2. Kemampuan Organisasi 0.182 36.18%3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja 0.125 39.16%4. Kemampuan Internal 0.176 308.23%5. Harga Penawaran 0.095 156.86%

Dari tabel diatas diatas, dapat disimpulkan bahwa kriteria kemampuan organisasi dankeselamatan dan kesehatan kerja lebih sensitif dibandingkan kriteria lainnya. Hal inidisebabkan karena kedua kriteria tersebut menyebabkan terjadinya perubahan urutan hasilpenilaian kontraktor apabila dilakukan perubahan bobot kriteria yang lebih kecil dibandingkankriteria yang lain. Sedangkan untuk kriteria kemampuan teknis, peningkatan bobot kriteriatersebut tidak menyebabkan terjadinya perubahan urutan kontraktor.

Page 11: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-11

Gambar 3. Analisa Sensitivitas

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:1. Model pemilihan kontraktor yang sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan terdiri

dari 5 kriteria, yaitu kemampuan teknis, kemampuan organisasi, keselamatan dankesehatan kerja, kemampuan internal dan harga penawaran. Hubungan antar kriteria danrincian subkriteria pada model dapat dilihat pada Tabel 1 dan Gambar 2.

2. Dari studi kasus, berdasarkan preferensi tim evaluasi proyek, kemampuan teknis memilikipengaruh terbesar pada model dengan bobot kriteria sebesar 42.17%, selanjutnya diikutioleh kemampuan organisasi (18.25%), kemampuan internal (17.56%), kesehatan dankeselamatan kerja (12.50%) dan harga penawaran (9.51%). Sedangkan hasil akhirpenilaian kontraktor, Kontraktor C menempati urutan pertama dengan nilai 0.349, diikutioleh Kontraktor A (0.270), Kontraktor B (0.197) dan Kontraktor C (0.184).

3. Berdasarkan analisa sesitivitas yang dilakukan terhadap model pada studi kasus, hasilurutan penilaian akhir kontraktor sensitif terhadap perubahan bobot kriteria kemampuanorganisasi dan keselamatan dan kesehatan kerja, namun tidak pada kriteria yang lain.

Untuk menyempurnakan hasil penelitian ini, beberapa hal yang disarankan untuk dilakukanadalah:1. Perlu dilakukan pengujian usulan model pemilihan kontraktor ini pada contoh kasus yang

berbeda sehingga dapat dilakukan perbaikan untuk menyempurnakan hasil pengambilankeputusannya..

Page 12: PEMILIHAN KONTRAKTOR DI PROYEK KONSTRUKSI PT. X … XX/MP/23. Prosiding... · kontraktor, pemilihan metode konstruksi, evaluasi penggunaan teknologi baru, pemilihan peralatan dan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXProgram Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

ISBN : 978-602-97491-9-9B-23-12

2. Perlu adanya penelitian lanjutan guna merancang proses dan mekanisme penilaianbeberapa kriteria keputusan secara lebih mendalam, terutama kriteria yang memilikitingkat ketidakpastian dan ketidakcukupan data yang besar, seperti kemampuan internaldan evaluasi harga penawaran.

DAFTAR PUSTAKA

Cheng, E.W.L., dan Li, H. (2004), “Contractor selection using the Analytic NetworkProcess”, Construction Management dan Economics, 22, 1021-1032.

El-Sawalhi, N., Eaton, D., Rustom, R. (2007), “Contractor Pre-qualification Model: State-of-the-art”,International Journal of Project Management, 25, 465-474.

Fong, P.S.-W., dan Choi, S.K.-Y. (2000), “Final Contractor Selection using AnalyticalHierarchy Process”,Constr. Manage. Econom., 18,547–557.

Jaskowski, P., Biruk, S., Bucon, R. (2010),“Assessing Contractor Selection CriteriaWeightswith Fuzzy AHP Method Application in Group DecisionEnvironment”,Automationin Construction, 19(2), 120–126.

Saaty, T. L. (1999). Fundamentals of The Analytic Network Process. InternationalSymposium of Analytic Hierarchy Process. Kobe.

Singh, D., dan Tiong, R.L.K. (2005), “A Fuzzy Decision Framework for ContractorSelection”,Journal Of Construction Engineering And Management, 131, 62-70.