2.1. proyek konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. kontraktor ditunjuk...

31
2. LANDASAN TEORI 2.1. Proyek Konstruksi 2.1.1. Definisi Proyek Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas (Soeharto 1995:1). Proyek juga didefinisikan sebagai kegiatan tidak rutin, tidak berulang, berlangsung sekali lewat yang dibatasi waktu, keuangan/biaya, dan kinerja/kualitas (Harrison 1981:1). Dari dua definisi tentang proyek diatas, dapat diperoleh beberapa kesimpulan yaitu: Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, tidak berulang. Proyek mempunyai tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam spesifikasi dengan memakai sumber daya tertentu. Sumber daya proyek dibatasi oleh tiga kendala utama (Triple Constraint), yaitu biaya (anggaran), jadwal serta mutu. 2.1.2. Definisi Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya pembangunan bangunan infrastruktur. Proyek konstruksi pada umumnya mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan arsitektur serta disiplin ilmu dibidang lainnya. Proyek konstmksi dimulai dari timbulnya prakarsa dari pemililc untuk membangun yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan berbagai unsur seperti konsultan, kontraktor, sub kontraktor, maupun pemiliknya (Dipohusodo 1996:69).

Upload: others

Post on 15-Nov-2020

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

2. LANDASAN TEORI

2.1. Proyek Konstruksi

2.1.1. Definisi Proyek

Proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang berlangsung dalam

jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu, dan dimaksudkan

untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas

(Soeharto 1995:1). Proyek juga didefinisikan sebagai kegiatan tidak rutin, tidak

berulang, berlangsung sekali lewat yang dibatasi waktu, keuangan/biaya, dan

kinerja/kualitas (Harrison 1981:1).

Dari dua definisi tentang proyek diatas, dapat diperoleh beberapa

kesimpulan yaitu:

• Proyek merupakan suatu kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu

terbatas, tidak berulang.

• Proyek mempunyai tujuan tertentu yang telah ditentukan dalam spesifikasi

dengan memakai sumber daya tertentu.

• Sumber daya proyek dibatasi oleh tiga kendala utama (Triple Constraint),

yaitu biaya (anggaran), jadwal serta mutu.

2.1.2. Definisi Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi adalah proyek yang berkaitan dengan upaya

pembangunan bangunan infrastruktur. Proyek konstruksi pada umumnya

mencakup pekerjaan pokok yang termasuk dalam bidang teknik sipil dan

arsitektur serta disiplin ilmu dibidang lainnya. Proyek konstmksi dimulai dari

timbulnya prakarsa dari pemililc untuk membangun yang dalam proses selanjutnya

akan melibatkan berbagai unsur seperti konsultan, kontraktor, sub kontraktor,

maupun pemiliknya (Dipohusodo 1996:69).

Page 2: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

Secara garis besar proyek kontruksi digolongkan dalam 2 (dua) lingkup

kerja yaitu lingkup kerja proyek I yang meliputi engineering dan konstruksi.

Lingkup kerja proyek II adalah pengadaan, manufaktur, dan subkontraktor

(Soeharto 1995:586-616). Dalam penelitian ini akan dibahas pekerjaan beton

konvensional baik dari segi lingkup proyek I (engineering dan konstruksi)

maupun dalam lingkup proyek II (pengadaan, manufaktur dan subkontrak).

2.1.3. Unsur-Unsur Pengelola Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dimulai sejak timbulnya prakasa dari pemilik untuk

membangun yang dalam proses selanjutnya akan melibatkan dan sekaligus

dipengaruhi perilaku berbagai unsur seperti para konsultan, kontraktor, dan

pemiliknya sendiri (Dipohusodo 1996:70).

Gambar2.1

Unsur-Unsur Pengelola Proyek Konstruksi

(Sumber: Dipohusodo 1996:96)

Dalam kenyataannya proyek konstruksi tidak hanya melibatkan ketiga

unsur diatas tetapi ada unsur lain seperti halnya subkontraktor, supplier dan lain-

lain terlibat dalam proses pelaksanaan proyek konstruksi. Setiap unsur memiliki

Page 3: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

tugas dan kewenangan yang berbeda-beda yang dikoordinasikan melalui sistem

manajemen proyek konstruksi (Dipohusodo 1996:117). Tugas dan wewenang

setiap unsur tersebut dijelaskan secara lebih terperinci sebagai berikut:

2.1.3.1. Pemilik Proyek (Owner)

Pemilik proyek (owner) disebut juga pemberi tugas, adalah bagian paling

utama dalam organisasi proyek konstruksi. Pemilik merupakan pengguna dari jasa

perusahaan konstruksi yang akan mengimplementasikan ide dan rancangan teknis

menjadi bangunan fisik (Dipohusodo 1996:117).

Pemilik atau pemberi tugas sebagai pemrakarsa proyek konstruksi dapat

berasal dari kalangan swasta atau pejabat yang mewakili kepentingan pemerintah.

Pemberi tugas dari kalangan swasta dapat selaku pemakai atau pemilik bangunan

atau dapat pula mewakili pihak pengembang kredit pinjaman yang lazim disebut

sebagai developer. Dalam organisasi proyek konstruksi, tugas dan wewenang

pemberi tugas umumnya adalah sebagai berikut:

a. Sebagai pemimpin proyek, khusus untuk proyek pemerintah dapat pula

bertindak selaku pemimpin bagian proyek.

b. Sebagai motivator dan katalisator dalam rangka mengupayakan agar

keseluruhan system manajemen dapat menghasilkan output yang baik.

c. Sebagai stabilitator dalam menyelesaikan perselisihan yang muncul selama

proses konstruksi.

2.1.3.2. Konsultan

Konsultan dalam bidang konstruksi adalah seseorang atau lembaga yang

secara profesional memberikan nasehat, pelayanan, atau pelatihan teknis yang

berhubungan dengan proses kontruksi dan perencanaan (Dipohusodo 1996:128-

135).

Page 4: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

10

Kewajiban dan wewenang konsultan dalam proses konstruksi dari tahap

konsep sampai tahap implementasi fisik di lapangan, yaitu:

a. Konsultan bertanggung jawab untuk melindungi kepentingan yang bersifat

teknis bagi pemberi tugas/ pemilik dari proyek.

b. Konsultan berwenang untuk merencanakan, mengarahkan dan mengawasi

setiap tahapan dalam siklus sebuah proyek konstruksi mulai dari perencanaan,

manajemen konstruksi, implementasi sampai akhir proyek.

c. Konsultan berkewajiban untuk mengarahkan agar suatu proyek dapat

dilaksanakan sesuai dengan standar keamanan bangunan yang berlaku baik

dari segi perencanaan maupun segi implementasi fisik bangunan (Dipohusodo

1996:128-135).

2.1.3.3. Kontraktor

Kontraktor dalam daur konstruksi adalah sebagai manajer sumber daya

yang bertugas untuk mengubah dokumen perencanaan menjadi keluaran-keluaran

berupa bangunan fisik. Kontraktor biasanya baru ditunjuk oleh pihak pemberi

tugas setelah proses perencanaan selesai lengkap, sehingga kontraktor hanya

mempunyai sedikit pengaruh terhadap kelayakan suatu perencanaan (Dipohusodo

1996:120-128).

Beberapa hal penting tentang wewenang dan tanggung jawab kontraktor

antara lain:

a. Kontraktor merupakan suatu pihak rekanan dari pemilik proyek yang fungsi

utamanya adalah sebagai fasilitas implementasi lapangan dari hasil

perencanaan teknik. Kontraktor akan bekerja untuk menghasilkan kemajuan

konstruksi fisik dilapangan.

b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah

kontrak kerja yang didalamnya tercantum semua aturan yang berkenaan

dengan proses implementasi hasil perencanaan kedalam bentuk fisik lapangan.

c. Kontraktor mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada pemilik atau

pemberi tugas dapat secara langsung atau melalui konsultan pengawas yang

telah ditunjuk oleh pemberi tugas.

Page 5: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

n

2.1.3.4. Subkontraktor

Subkontraktor disebut juga sebagai kontraktor spesialis. Hal ini

disebabkan pada umumnya para subkrontraktor hanya bekerja pada satu atau

beberapa bagian dari bidang konstruksi yang mereka kuasai baik teknologi,

sumber daya manusia, maupun peralatannya. Sebagai contoh subkontraktor yang

mengkhususkan diri pada pekerjaan mechanical electrical, plambing, struktur

baja, pekerjaan pondasi, pengadukan beton, pekerjaan pancang, beton prategang,

bahkan pekerjaan perancah dan acuan beton (Dipohusodo 1996:135-137).

Wewenang dan tanggung jawab subkontraktor antara lain sebagai

berikut:

a. Perusahaan subkontraktor mendapatkan kontrak dari bagian proyek yang oleh

kontraktor utama sengaja di subkontrakan dengan alasan tertentu.

b. Subkontraktor akan menanggung beban investasi awal yang akan ditanggung

oleh subkontraktor yang menerima bagian pekerjaan tersebut.

c. Subkontraktor harus mempertanggungjawabkan semua proses dan hasil

pekerjaannya kepada pemilik atau pemberi tugas melalui kontraktor utama.

2.1.3.5. Supplier atau Pemasok

Pemasok material adalah perusahaan atau perorangan yang bertanggung

jawab untuk mengelola dan memasok kebutuhan material. Dengan semakin

kompleksnya pekerjaan konstruksi, maka jenis dan jumlah material yang di

butuhkan akan sangat beragam baik jenis maupun mutunya. Hal ini menyebabkan

dalam satu proyek bisa terdapat puluhan atau lebih pemasok material. Mereka

harus bertanggung jawab memenuhi kontinuitas pemenuhan kebutuhan material

dan juga mutu material (Dipohusodo 1996:135-137).

2.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan Jasa Konstruksi

Organisasi adalah pengaturan terhadap unsur-unsur sumber daya

perusahaan yang terdiri dari tenaga kerja, tenaga ahli, material, dana dan lain-lain

Page 6: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

12

dalam suatu gerak langkah yang sinkron untuk mencapai tujuan organisasi dengan

efektif dan efisien. Karena tujuan setiap perusahaan berbeda-beda maka susunan

organisasinya juga berbeda, dalam arti tidak ada satupun struktur organisasi yang

dapat digunakan untuk segala macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama

(Soeharto 1995:56).

Struktur organisasi perusahaan jasa konstruksi dapat dibedakan menjadi

dua bagian pokok yang masing-masing mempunyai fungsi dan tujuan yang

berbeda, yaitu (Soeharto 1995:85-87):

a. Struktur Organisasi Kantor Pusat Perusahaan Jasa Konstruksi

• Kegiatan utama struktur organisasi adalah pada tahap desain engineering

atau perekayasaan teknik sebuah proyek konstruksi. Tahap ini dimulai

ketika kontrak telah disetujui antara perusahaan jasa konstruksi dan

pemilik proyek.

• Struktur organisasi ini bersifat permanen dan jangka waktunya tidak

terbatas. Struktur organisasi ini biasanya merupakan sebuah bentuk baku

dari perusahaan jasa konstruksi.

b. Struktur Organisasi Lapangan Perusahaan Jasa Konstruksi

• Kegiatan utamanya adalah pelaksanaan di lapangan atau pada tahap

implementasi proyek konstruksi.

• Struktur organisasi ini bersifat sementara dan besarnya tergantung pada

proyek yang dikerjakan. Semakin besar dan kompleks sebuah proyek,

maka struktur organisasi proyek perusahaan semakin besar pula (Soeharto

1995:85-87).

2.1.5. Tahap Siklus Proyek Konstruksi

Upaya dan kegiatan untuk mendirikan suatu bangunan merupakan proses

yang panjang, dimana mekanismenya tersusun dari banyak pekerjaan. Setiap

pekerjaan merupakan mata rantai hubungan kerja yang saling terkait membentuk

suatu sistem kerja yang saling berhubungan. Sebagai sebuah sistem yang dinamis,

proyek memiliki tahap-tahap perkembangan proyek. Pada masing-masing tahap

Page 7: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

13

terdapat kegiatan yang dominan dengan tujuan yang khusus atau spesifik. Secara

umum proyek meliputi atas 4 (empat) tahapan yaitu (Soeharto 1995:8-9):

a. Tahapan konseptual

Pada tahap konseptual ini terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu menyusun dan

merumuskan gagasan, menganalisis pendahuluan dan melakukan studi

kelayakan guna mengetahui apakah gagasan/ide tersebut mungkin untuk

dilaksanakan baik ditinjau dari segi teknik, ekonomi maupun sosial.

b. Tahap PP atau Defmisi

Kegiatan utama dalam tahap PP atau Definisi adalah:

• Melanjutkan evaluasi hasil-hasil kegiatan tahap konseptual, dalam arti

lebih mendalam dan terinci.

• Menyiapkan perangkat, seperti data, kriteria dan spesifikasi teknik,

engineehng dan komersial, dokumen tender, dan kontrak.

• Menyusun perencanaan dan membuat keputusan strategis yang berkaitan

dengan garis besar penyelenggaraan proyek.

• Memilih peserta proyek yang terdiri dari staf pemilik, kontraktor,

konsultan, arsitek, dan lain-lain.

c. Tahap implementasi

Kegiatan utama dalam tahap implementasi adalah:

• Mengkaji lingkup kerja proyek, kemudian membuat program

implementasi dan mengkomunikasikan kepada peserta dan penanggung

jawab proyek.

• Melakukan pekerjaan desain engineering terinci, pengadaan material dan

peralatan, pabrikasi, instalasi (konstruksi).

• Melakukan perencanaan dan pengendalian pada aspek biaya, jadwal, dan

mutu.

• Menutup proyek, ini termasuk kegiatan inspeksi akhir, uju coba, start-up,

dan pra-operasi.

• Menyerahkan hasil proyek kepada pemilik dan menyelesaikan masalah

asuransi, klaim, dan keuangan proyek.

Page 8: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

14

d. Tahap operasi atau utilisasi

Tahap operasi atau utilisasi atau aplikasi tidak termasuk dalam siklus proyek,

tetapi sudah merupakan kegiatan operasional (Soeharto 1995:8-9).

2.1.6. Lingkup Kegiatan Pekerjaan Proyek Konstruksi

Tahap konstruksi proyek di lapangan telah dimulai sejak ditetapkannya

pemenang lelang, dan diawali dengan menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK)

serta penyerahan lapangan dengan segala keadaannya kepada kontraktor. Secara

garis besar, tahapan pelaksanaan proyek konstruksi meliputi berbagai sub bidang

pekerjaan. Sub bidang pekerjaan yang umum dijumpai pekerjaan proyek

konstruksi meliputi:

a. Pekerjaan penataan lapangan.

b. Pekerjaan pengukuran.

c. Pekerjaan tanah.

d. Pekerjaan pondasi dan turap.

e. Pekerjaan beton.

f. Pekerjaan struktur baja.

g. Pekerjaan struktur kayu.

h, Pekerjaan pasangan batu dan bata.

i. Pekerjaan finishing dan plesteran.

j. Pekerjaan pelapisan lantai dan dinding.

k. Pekerjaan pengecatan.

1. Pekerjaan mekanikal dan elektrikal. (Dipohusodo 1996: 363-403)

Pada setiap sub bidang pekerjaan, perlu diadakan pengawasan dan

pengendalian atas kinerja dan mutu pelaksanaan dilapangan. Hal ini dikarenakan

mutu setiap sub bidang pekerjaan akan menentukan hasil pekerjaan proyek secara

keseluruhan. Dalam penelitian ini hanya akan membahas tentang pengendalian

mutu implementasi satu sub bidang pekerjaan yaitu pekerjaan beton konvensional.

Page 9: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

2.1.7. Lingkup Pekerjaan Beton Konvensional

Dalam proyek konstruksi, sebenarnya lingkup pekerjaan beton sendiri

mempunyai berbagai macam jenis pekerjaan tergantung dari jenis konstruksi

beton yang digunakan. Pada masa sekarang ini beton telah berkembang jenisnya

seiring perkembangan teknologi. Kita mengenal beton prestressed (beton

pratekan), beton ringan, beton komposit, beton fiber dan lain-lain. Dalam

penelitian ini dibahas lingkup pekerjaan beton yang paling sederhana yaitu beton

konvensional atau beton sederhana yang sekarang masih merupakan jenis beton

yang dominan digunakan dalam proyek konstruksi. Pekerjaan beton konvensional

secara garis besarnya dapat dibagi menjadi beberapa elemen pekerjan dasar yaitu:

2.1.7.1. Pekerj aan Persiapan

Pekerjaan persiapan secara umum merupakan pekerjaan yang lebih

banyak berhubungan dengan persiapan lapangan dan mix design. Persiapan

lapangan meliputi pekerjaan sebagai berikut:

a. Pembersihan lapangan

Merupakan prosedur umum untuk mempersiapkan lahan yang akan

digunakan berupa pembersihan lokasi pekerjaan dari benda atau bangunan

yang tidak berhubungan dengan pekerjaan.

b. Pekerjaan pengukuran

Pekerjaan pengukuran merupakan pekerjaan penentuan titik-titik pelaksanaan

pekerjaan secara akurat sesuai dengan gatnbar rencana.

c. Pekerjaan tanah

Pekerjaan tanah meliputi baik pekerjaan galian maupun urugan. Sebagai

contoh pekerjaan pembuatan pondasi telapak dari beton bertulang akan

memerlukan pekerjaan galian maupun urugan.

d. Pekerjaan mix design

Pekerjaan mix design merupakan proses perencanaan campuran beton apabila

beton akan di buat di lokasi (cast inplace). Pekerjaan ini meliputi:

• Pencarian sumber material atau bahan serta penyerahan contoh material.

Page 10: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

16

Pembuatan dan pengujian contoh beton dengan campuran yang

direncanakan (Trial mix).

Penyusunan laporan hasil pengujian beton yang direncanakan berserta

sertifikat pengujian kepada pengawas atau pemilik proyek.

2.1.7.2. Pekerjaan Pengadaan Bahan dan Alat

Di Indonesia untuk merencanakan kebutuhan bahan pembuatan

konstruksi beton bertulang digunakan acuan yang termuat dalarn Standar No.

SK.SNI.T-15-1990-03 pada buku berjudul "Tata Cara Pembuatan Rencana

Campuran Beton Normal". Standar ini ditetapkan sebagai standar perencanaan

oleh Departemen Pekerjaan Umum (Astanto 2001:33).

Pekerjaan pengadaan bahan dan alat meliputi pengadaan material beton

dan pengadaan peralatan penunjang pekerjaan beton. Pada tahap pekerjaan ini

pengendalian mutu atas material dan peralatan dimulai sejak pemesanan dan

penerimaan material dan peralatan.

2.1.7.3. Pekerjaan Perancah/Bekisting Beton

Pekerjaan bekisting/perancah/acuan//br7wwor& beton merupakan

pekerjaan penting dan strategis karena akan menentukan posisi, alinyemen,

ukuran dan bentuk beton yang dicetak. Bekisting berfungsi untuk menatnpung dan

menumpu beton basah yang sedang dicor berdasarkan tempat dan sesuai bentuk

yang diharapkan. Kekuatan bekisting dapat direncanakan dengan menghitung

jumlah beban dan gaya yang akan bekerja pada bekisting (Astanto 2001:1).

Perencanaan bekisting dan konstruksinya harus dapat menahan beban-beban

tekanan lateral yang diijinkan seperti pada "Recommendate Practice For

Concreate Formwork" (ACI347 - 368) dan peninjauan terhadap beban angin dan

lain-lain sesuai peraturan konstruksi kayu Indonesia (Spesifikasi Teknis PT. "X"

2002: 24).

Page 11: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

Secara umum pekerjaan bekisting/perancah beton terdiri atas 3 (tiga)

pekerjaan dasar yaitu:

a. Pabrikasi bekisting

Pabrikasi bekisting dimulai dengan perencanaan sistem bekisting sedemikian

rupa sehingga dapat memenuhi persyaratan spesifikasi teknis yang berlaku

kemudian dilanjutkan dengan proses pabrikasi/pembentukan material

bekisting sesuai dengan model/bentuk yang direncanakan.

b. Pemasangan bekisting

Pemasangan bekisting dilakukan berdasarkan pedoman gambar kerja. Hal

yang perlu diperhatikan dalam pemasangan bekisting adalah bekisting harus

disusun sedemikian rupa sehingga pada waktu pembongkarannya tidak

menimbulkan kerusakan pada satu bagian maupun keseluruhan beton hasil

pengecoran.

c. Pembongkaran bekisting

Pembongkaran bekisting harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari

pengawas. Bekisting beton dapat dibongkar minimal apabila hasil tes beton

mencapai 70% dari standard design strength.

2.1.7.4. Pekerjaan Penulangan

Pekerjaan penulangan meliputi 3 (tiga) dasar yaitu pekerjaan pemotongan

dan pembengkokan tulangan serta perakitan atau pemasangan baja tulangan di

lapangan. Standar mutu pekerjaan penulangan dapat mengacu pada spesifikasi

teknis yang ada dengan berpedoman pada peraturan yang berlaku misalnya seperti

PBBI atau SK.SNI.

a. Pekerjaan pemotongan tulangan

Pekerjaan pemotongan tulangan merupakan pekerjaan awal dalam proses

pabrikasi tulangan beton. Pekerjaan ini akan menentukan kualitas bentuk

tulangan dari segi ukuran dan dimensi.

b. Pekerjaan pembengkokan tulangan

Pekerjaan pembengkokan tulangan baja pada umumnya tidak perlu diuji. Hal

yang perlu diperhatikan adalah kerapihan pekerjaan. Pekerjaan

Page 12: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

pembengkokan yang menggunakan mesin akan lebih rapi dan menghemat

waktu.

c. Pengangkutan material dan perakitan atau pemasangan tulangan

Pemasangan atau perakitan tulangan baja merupakan tahap akhir pekerjaan

pembesian. Pada proses ini tulangan yang telah dipabrikasi dirangkai di

lapangan sesuai dengan gambar rencana. Untuk mendapatkan hasil maksimal

maka perlu adanya inspeksi pada titik-titik tertentu.

2.1.7.5. Pekerjaan Pengadaan Campuran Beton

Dalam proses pekerjaan beton terdapat beberapa bagian pekerjaan yang

harus diperhatikan baik mengenai urutan, cara pelaksanaan dan kualitas

pelaksanaan pekerjaan itu sendiri. Sebagai contoh, ketelitian dalam memilih

proporsi campuran beton akan menjadi sia-sia jika teknik pengecoran beton yang

digunakan dilapangan tidak sesuai. Beton yang berkualitas dapat dihasilkan

apabila bahan-bahan campuran beton ditimbang, dicampur, ditempatkan,

dipadatkan, dan dirawat dengan benar. Standar mutu pekeijaan penuangan beton

dapat mengacu pada spesifikasi teknis yang ada dengan berpedoman pada

peraturan yang berlaku seperti misalnya PBBI atau SK.SNI.

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam proses pengecoran

beton untuk menghasilkan beton yang baik dan sesuai standar adalah sebagai

berikut:

a. Penakaran (Batching)

Penakaran (batching) adalah suatu proses pengukuran proporsi bahan-bahan

campuran beton sebelum bahan-bahan tersebut dimuat ke dalam pengaduk

(mbcer). Besarnya proporsi masing-masing bahan dapat diketahui dari

perencanaan campuran (mix design).

b. Pencampuran (Mbcing)

Bahan-bahan campuran beton harus dicampur sampai rata. Bahan-bahan

campuran beton yang telah tercampur rata dapat dilihat dari warna dan

konsistensinya, dan campuran tersebut harus seragam dengan penakaran.

Page 13: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

Dalam proses pencampuran beton ada beberapa hal penting yang harus

diperhatikan antara lain:

• Pemilihanjenis/mjcerataumolen

Pemilihan jenis mixer tergantung pada kapasitas dan volume pekerjaan

yang dilaksanakan. Dalam memilih mixer, hal yang harus diperhatikan

adalah keseragaman campuran yang dapat dihasilkan dari jenis mixer

yang dipilih.

• Kapasitas mixer beton

Campuran tidak diijinkan melebihi kapasitas pengaduk, karena akan

menghasilkan campuran beton yang tidak merata. Mixer hanis

dioperasikan pada kurang lebih kecepatan yang direncanakan

• Metode Pengangkutan {tansporting)

Beton diangkut dengan macam-macam cara, mulai dari kereta dorong,

kereta penuang (dumpers) dan truk ready-mix, sampai skip dan pompa.

Metode pengangkutan berpengaruh pada kualitas campuran beton.

2.1.7.6. Pekerjaan Penuangan Adukan Beton dan Finishing1 Beton merupakan campuran dari material-material agregat halus dan

kasar yaitu pasir, batu pecah, atau material penyusun lainnya. Sebagai alat bantu

keperluan reaksi kimia maka ditambahkan semen atau PC. Standar mutu

pekerjaan penuangan beton dapat mengacu pada spesifikasi teknis yang ada

dengan berpedoman pada peraturan yang ada seperti PBBI atau SK.SNI. Hasil

pekerjaan pengecoran tergantung banyak hal untuk mencapai mutu beton yang

diinginkan antara lain:

a. Persiapan sebelum pznuangan/placing

Persiapan yang perlu dilakukan adalah memadatkan, merapikan dan

membasahi subgrade, mendirikan acuan, memasang tulangan dan item-item

yang terbenam lainnya. Pada tahap ini juga perlu diperiksa ulang kesiapan

peralatan dan stabilitas bekisting.

Page 14: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

b. Metode/cara penuangan beton

Metode penuangan beton dipilih berdasarkan keadaan lapangan, kondisi

tanah, besarnya pekerjaan, jarak yang ditempuh dan ketinggian pengisian dan

penuangan. Ukuran agregat dan workability juga menentukan. Untuk macam-

macam pekerjaan, beberapa metode harus dipakai, atau kombinasinya, pada

waktu beton diangkut secara vertikal dan horizontal.

d. Pemadatan (compacting) beton

Pemadatan bertujuan untuk mengeluarkan udara sebanyak mungkin (hingga

kurang dari 1%) dari beton baru karena setelah beton segar diaduk, diangkat

dan dituangkan, ia masih mengandung udara dalam bentuk rongga-rongga

udara. Rongga udara akan menambah permeabilitas, sehingga akan

mengurangi ketahanan. Kantong udara dapat juga mengurangi lekatan antara

beton dengan tulangan. Ada beberapa cara mengeluarkan udara dari beton

baru antara lain:

• Rongga udara dapat disingkirkan dengan sekop, dirojok, atau bahkan

dengan menginjak-injak.

• Dengan menggunakan penggetar (vibrator).

e. Penyelesaian (¥inishing)

Finishing adalah proses perapian permukaan beton yang baru selesai dituang

dan dipadatkan untuk menghasilkan permukaan yang baik. Ada beberapa cara

fmishing tergantung pada hasil akhir yang diinginkan. Tetapi proses tersebut

tidak dibahas lebih lanjut mengingat batasan pembahasan dalam skripsi.

2.1.7.7. Pekerj aan Perawatan Pengerasan Beton (Curing)

Curing adalah upaya mencegah kehilangan air dengan cepat yang

menyebabkan beton menyusut agar tidak terjadi tegangan tarik pada beton yang

sedang mengering, sehingga menimbulkan retak. Proses hidrasi pada beton segar

relatif cepat pada hari-hari pertama, perawatan paling penting adalah pada umur

mudanya. Standar mutu pekerjaan curing dapat mengacu pada spesifikasi teknis

yang ada dengan berpedoman pada peraturan yang ada seperti PBBI atau SK.SNI.

Page 15: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

21

Perawatan beton yang perlu dilakukan adalah menjaga kelembaban beton

agar terus-menerus dalam keadaan basah selama beberapa hari dan mencegah

penguapan dan penyusutan awal. Perawatan yang teratur dan terjaga akan

memperbaiki kualitas beton itu sendiri yaitu membuat beton tahan terhadap agresi

kimia.

Secara umum terdapat 3 (tiga) jenis metode perawatan beton muda yang

paling sering digunakan di lapangan yaitu:

a. Dengan cara terus memberi air pada permukaan beton baru.

b. Dengan cara menutup permukaan beton untuk mencegah hilangnya air

dari permukaan karena penguapan menggunakan bahan penahan panas.

c. Mempercepat dicapainya kekuatan dengan memberi panas dan kelengasan

pada beton baru.

2.2, Pengendalian Mutu (Quality Controt)

Pengendalian mutu pekerjaan proyek konstruksi harus diarahkan pada

upaya untuk memenuhi persyaratan dan segenap kebutuhan pemberi tugas. Seperti

diketahui persyaratan tersebut dinyatakan dalam bentuk kriteria perencanaan

yang akan memandu keseluruhan proses rekayasa, perencanaan, dan penyusunan

spesifikasi teknis. Pengendalian mutu bersifat mendasar dan harus diterapkan

pada seluruh tahapan proyek, baik pada perencanaan maupun konstruksi fisiknya.

Dalam penelitian ini, pengendalian mutu pekerjaan beton meliputi tahap

pengendalian mutu secara umum yang meliputi:

a. Pengendalian mutu desain engineering beton (mix desigri).

b. Pengendalian mutu dan pengadaan material beton.

c. Pengendalian mutu konstruksi beton.

Page 16: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

22

2.2.1. Definisi Mutu

Mutu merupakan sasaran pengelolaan proyek di samping biaya dan

jadwal. Mutu dapat didefinisikan sebagai sifat dan karakteristik produk atau jasa

yang membuatnya memenuhi kebutuhan pemakai. Defmisi mutu yang sering

diasosiasikan dengan proyek adalah fitness for use. Istilah ini selain

memperhatikan sifat dan karakteristik obyek, juga memperhatikan masalah

tersedianya produk, keandalan dan masalah pemeliharaan.

2.2.2. Parameter Mutu Produk Kontraktor

Parameter mutu hasil kerja kontraktor secara umum ditentukan oleh

beberapa hal antara lain (Prijono et. Al. 1997:12):

a. Biaya pelaksanaan (bermutu bila biaya sesuai/dibawah rencana anggaran

biaya).

b. Waktu pelaksanaan (bermutu bila pelaksaan sesuai/dibawah batas time

schedule).

c. Karakteristik produk/mutu produk (bermutu bila sesuai gambar dan spesifikasi

teknis).

d. Keselamatan dan kesehatan kerja (bermutu bila tidak ada kecelakaan dan

penyakit akibat kerja).

e. Semangat kerja (Semangat kerja bermutu bila hubungan kerja ketiga unsur

SDM dalam proyek, tetap terjalin dengan baik).

Pembahasan mutu selanjutnya akan dititik beratkan pada masalah mutu

prosedur pelaksaan dan produk dalam hal ini mutu prosedur pelaksaan dan produk

pekerjaan beton.

2.2.3. Definisi Pengendalian Mutu (Quality Controt) Proyek

Dalam suatu proyek, untuk mencapai keadaan fitness for use perlu

adanya pengelolaan mutu dengan benar dan tepat yang bertujuan mencapai

persyaratan mutu proyek sesuai standar yang ada. Pengendalian mutu adalah

Page 17: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

23

berbagai teknik dan kegiatan untuk memantau, mengevaluasi, dan

menindaklanjuti agar persyaratan mutu yang telah ditetapkan tercapai.

Pengendalian mutu (QC) adalah bagian dari penjaminan mutu (QA) yang

memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengontrol kualitas material, struktur,

komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang telah ditentukan (Soeharto

1997:304). Selebihnya pengendalian mutu meliputi tindakan-tindakan yang

berupa pengetesan, pengukuran, dan pemeriksaan untuk memantau apakah

kegiatan-kegiatan engineering, pembelian, manufaktur, konstruksi, dan kegiatan

lain untuk mewujudkan sistem (instalasi atau produk hasil proyek) telah dilakukan

sesuai dengan kriteria yang digariskan.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian

mutu adalah suatu tindakan untuk memantau suatu proyek yang sedang berjalan

supaya proyek tersebut dapat terlaksana sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan.

2.2.4. Metode Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu merupakan sebuah proses yang berkesinambungan

yang terdiri dari 4 (empat) kegiatan utama. Keempat kegiatan utama tersebut

sering disebut PDCA yaitu plan, do, check dan action (ISO 2001:17). Keempat

kegiatan tersebut dalam proyek konstruksi dapat diuraikan secara lebih lanjut

sebagai berikut:

2.2.4.1 Perencanaan Pengendalian Mutu (Plan)

Pada tahap ini, di susun rencana pengendalian mutu suatu pekerjaan yang

secara spesifik ditujukan untuk pekerjaan yang dimaksud, dalam hal ini disusun

rencana pengendalian mutu pekerjaan beton konvensional. Pada tahap ini

dokumen atau peraturan mutu standar yang menjadi pedoman dasar, filosofi, dan

kebijakan mutu di rencanakan sesuai pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Page 18: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

24

Perencanaan pengendalian mutu meliputi:

a. Perencanaan pedoman standar mutu

Perencanaan pedoman standar mutu adalah perencanaan standar yang akan

diberlakukan. Semua standar dan kriteria yang berkaitan dengan inspeksi dan

tes serta prosedur yang menyertainya hendaknya dicantumkan didalam

program yang bersangkutan. Standar mutu dapat mengacu pada spesifikasi

teknis yang ada dengan berpedoman pada peraturan yang ada seperti PBBI atau

SK.SNI. Termasuk dalam hal ini adalah perencanaan pengadaan contoh

(sampling) yang memberikan penjelasan mengenai lokasi pengambilan contoh,

kuantitas, ukuran serta frekuensi selama siklus pabrikasi atau instalasi.

b. Perencanaan metode pengendalian mutu

Perencanaan metode pengendalian mutu termasuk rencana cara pengujian

mutu dan penentuan titik inspeksi. Perencanaan metode pengendalian mutu

pada umumnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Soeharto 1995: 305):

• Perencanaan cara pengujian mutu

Cara pengendalian mutu yang sering di implementasikan dilapangan

secara garis besar dilakukan dalam 3 (tiga) cara yaitu:

1. Pengecekan dan Pengkajian di Lapangan

Hal ini dilakukan terhadap proses pelaksanaan konstruksi lapangan,

gambar untuk konstruksi, perhitungan yang berkaitan dengan desain

engineering.

2. Pemeriksaan dan Uji Kemampuan Peralatan

Pekerjaan ini berupa pemeriksaan fisik, termasuk menyaksikan uji

coba berfungsinya suatu peralatan. Kegiatan ini meliputi pemeriksaan

sewaktu menerima material peralatan termasuk, suku cadang, dan

lain-lain yang baru diterima dari pembelian.

3. Pengujian dengan Mengambil Contoh

Cara ini dimaksudkan untuk menguji apakah material/hasil pekerjaan

telah memenuhi spesifikasi atau kriteria yang ditentukan. Pengujian

dapat berupa test destruktif atau nondestruktif yang dilakukan

terhadap contoh yang diambil dari obyek yang diselidiki.

Page 19: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

25

• Perencanaan titik inspeksi dan tes

Titik inspeksi dan tes ditentukan sepanjang siklus pekerjaan yang

dilaksanakan (dalam hal ini siklus pekerjaan beton). Pada setiap titik

tersebut diperinci apa yang akan dilakukan, misalnya menyebutkan

macam inspeksi dan tes serta metode atau referensi standar tertentu.

Demikian pula kriteria penerimaan dan penolakan (acceptance dan

rejectiori).

c. Perencanaan organisasi pengendalian mutu

Dalam program pengendalian mutu dibutuhkan sebuah bagian dari

organisasi perusahaan konstruksi yang bertugas khusus menangani masalah

mutu. Kegiatan bagian ini tidak langsung menangani kegiatan engineering,

pembelian, atau konstruksi, tetapi mengadakan pemantauan agar pekerjaan itu

memenuhi kriteria dan spesifikasi yang ditentukan (Soeharto 1995:301).

d. Perencanaan dokumen dan peralatan pendukung

Dokumen dan peralatan pendukung yang dimaksud disini adalah format

dokumen pengendalian mutu seperti check list, berita acara, panduan kerja

dan lain-lain. Peralatan pendukung misalnya alat pengujian seperti kerucut

slump test, peralatan dokumentasi (kamera) dan lain-lain.

2.2.4.2 Implementasi Pengendalian Mutu (Do)

Implementasi adalah penjabaran dari rencana pengendalian mutu menjadi

sebuah sistem atau metode yang dapat di aplikasikan dalam pekerjaan dilapangan.

Pada tahap ini semua rencana, pedoman jadwal dan aspek yang terkait

diwujudkan menjadi sebuah prosedur yang akan menjadi pedoman bagi

pelaksanaan lapangan.

Pada tahap ini semua dokumen, elemen yang terlibat dan peralatan yang

diperlukan disiapkan dan mulai diberikan kepada personil yang akan menerapkan

sistem pengendalian mutu dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Metode yang

dipakai dalam implementasi pengendalian mutu tergantung pada jenis obyek dan

ketetapan yang diinginkan (Soeharto 1995:305).

Page 20: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

26

2.2.4.3 Kegiatan Inspeksi Hasil Pengendalian Mutu (Check)

Inspeksi sendiri merupakan kegiatan mengkaji karakteristik obyek dalam

aspek mutu sesuai dengan suatu standar yang telah ditentukan. Secara lengkap

kegiatan inspeksi meliputi (Soeharto 1995: 304):

a. Menentukan standar dan spesifikasi yang akan digunakan.

b. Mengukur dan menganalisa karakteristik obyek.

c. Menganalisa hasil pengukuran terhadap standar dan spesifikasi.

d. Membuat keputusan dan kesimpulan atas hasil analisa.

e. Membuat catatan atas proses inspeksi.

Pada akhimya inspeksi akan memberikan keputusan penilaian atas mutu

obyek yang diperiksa berdasarkan standar mutu yang ditentukan. Dengan

demikian akan diketahui apakah obyek memenuhi standar (conformance) atau

tidak memenuhi standar (non conformance). Suatu obyek yang telah memenuhi

spesifikasi berarti dimasa yang akan datang dapat terus digunakan, sedangkan

bagi obyek yang tidak memenuhi maka memerlukan analisa lebih lanjut mengenai

kemungkinan dilakukannya perbaikan untuk meningkatkan mutu dengan

mempertimbangkan aspekfitness for use dan aspek ekonomi.

2.2.4.4 Tindakan Lanjutan (Action)

Action atau tindakan lanjutan yang dimaksud disini adalah tindakan

koreksi yang perlu dilakukan apabila terdapat hasil pekerjaan yang tidak

memenuhi srandar mutu (non conforming produci). Action dapat berupa

bermacam-macam tindakan tergantung dari permasalahan yang di temukan di

lapangan.

2.3 Sistem Informasi Manajemen

2.3.1. Data dan Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

Sedangkan data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif tidak berarti

bagai pemakai (McLeod 1998:15). Sedangkan informasi adalah kumpulan fakta-

Page 21: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

27

fakta yang diorganisir sedemikian rupa sehingga mempunyai nilai lebih dibanding

dengan nilai fakta-fakta itu sendiri (Stair 1996:5). Menurut Laudon, data adalah

fakta yang belum diolah yang menggambarkan kejadian dalam organisasi.

Sedangkan imformasi merupakan data yang telah dibentuk menjadi bentuk yang

lebih berarti bagi manusia (Laudon 1996:9). Berdasarkan beberapa definisi di atas

dapat disimpulkan sebagai berikut:

• Data adalah kumpulan fakta-fakta yang menggambarkan kejadian, yang

belum diolah dan tidak mempunyai makna bagi pengguna.

• Informasi adalah data yang telah ditransformasikan menjadi bentuk yang

mempunyai nilai lebih yang bermakna bagi pengguna.

Secara umum informasi yang dibutuhkan adalah informasi yang dapat

dipercaya. Ada beberapa karakteristik informasi yang baik antara lain sebagai

berikut: (Stair 1996:7)

• Akurat; Informasi harus bebas dari kesalahan.

• Lengkap; Informasi yang lengkap mengandung semua fakta yang penting.

• Ekonomis; Informasi seharusnya diperoleh secara relatif ekonomis.

• Fleksibel; Informasi dapat digunakan untuk berbagai tujuan.

• Relevan; Informasi harus sesuai atau relevan dengan kebutuhan.

• Sederhana; Terlalu banyak atau kompleks informasi dapat menyebabkan

pengambil keputusan tidak dapat menentukan informasi mana yang sangat

penting.

• Tepat waktu; Informasi tersedia ketika dibutuhkan dan tepat dengan

waktunya.

• Dapat dibuktikan atau diuji; Informasi harus dapat diperiksa kebenarannya.

2.3.2. Definisi Sistem

Sistetn didefmisikan sebagai suatu kebulatan atau totalitas yang berfungsi

secara utuh, disebabkan adanya saling ketergantungan di antara bagian-bagiannya

(Soeharto 1995:33). Sistem didefinisikan oleh McLeod sebagai kelompok dari

elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang umum yaitu mencapai

Page 22: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

28

tujuan tertentu (McLeod 1998:12). Menurut Stair, sistem merupakan kumpulan

dari elemen-elemen atau komponen-komponen yang terintegrasi dan saling

berhubungan untuk mencapai suatu tujuan (Stair 1996:8).

Jadi, pada dasarnya sistem merupakan kumpulan dari elemen-elemen

atau komponen-komponen dari sistem yang saling berinteraksi dan terintegrasi

untuk suatu mencapai tujuan tertentu.

2.3.3. Definisi Sistem Informasi

Menurut Stair, sistem informasi merupakan suatu bentuk sistem yang

kegiatannya adalah mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung fungsi-fungsi manajemen dalam

suatu organisasi, dimana setiap organisasi mempunyai suatu tujuan tertentu (Stair

1996:16).

Menurut Senn, sistem informasi adalah kumpulan sumber daya-sumber

daya yang terkoordinasi dengan baik dimana aktivitasnya mengumpulkan dan

mentransformasikan data menjadi produk informasi dan layanan yang membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya (Senn 1990:8-10).

Dari pendapat diatas disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sistem

yang menyediakan informasi melalui pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan,

dan pendistribusian informasi guna mendukung fungsi-fungsi manajemen dalam

suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari segi tertentu, proyek dapat digambarkan sebagai sistem yang

bertujuan menghasilkan output tertentu dari suatu input. Output proyek berupa

produk atau instalasi. Adapun input terdiri dari sumber daya yang berupa tenaga

kerja, tenaga ahli, dana, material dan lain-lain yang kualitas maupun kuantitasnya

sesuai dengan ouiput yang akan dihasilkan. Manajemen bertugas mengatur

pemakaian sumbar daya secara optimal.

Sistem informasi tidak berbeda dengan pernyataan diatas, sistem

informasi adalah sistem yang bertujuan untuk menghasilkan output tertentu dari

suatu masukan (input) tertentu pula. Intput dari sistem informasi adalah data

sedangkan outputnya adalah informasi. Untuk merubah data menjadi informasi

Page 23: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

maka dibutuhkan suatu proses yaitu proses tranformasi. Hal ini seperti terlihat

pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Transformasi Data Menjadi Informasi

(Sumber: Stairl996:5)

Proses transformasi data menjadi informasi dapat dibagi menjadi 3 (tiga)

yaitu memasukkan data, mengolah data, dan mengeluarkan informasi dari sistem

(Martin 1997:42). Memasukkan data meliputi pencatatan, pengkodean,

penyimpanan, dan pemilihan data yang potensial untuk pengambilan keputusan.

Mengolah data meliputi mengkalkulasi, meringkas, mengklasifikasi,

mengurutkan, menggabung, dan mencocokkan data. Mengeluarkan data meliputi

menampilkan hasil modifikasi data, membuat salinan (copy), dan menyebarkan

informasi.

George M. Scott juga memberikan model sistem informasi sama seperti

halnya Stair yang mana dapat dilihat pada gambar 2.3. di bawah ini:

Gambar 2.3. Sistem Informasi Sederhana

Pada model ini semua masukan tiba pada saat yang bersamaan. Dalam

perkembangannya fungsi pengolahan sering membutuhkan data yang

dikumpulkan dan diolah pada periode sebelumnya. Karena itu dalam sebuah

Page 24: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

30

model sistem dasar informasi ditambahkan sebuah penyimpanan data {dala file

storage). Dengan demikian fungsi pengolahan sistem bukan lagi hanya mengubah

data menjadi informasi tetapi juga menyimpan data untuk penggunaan kelak

seperti terlihat pada gambar 2.4. dibawah ini.

Gambar 2.4. Model Sistem Informasi dengan Penyimpanan Data

(Sumber: Davis 1984:56)

2.3.4. Elemen-Elemen Sistem Informasi

Sistem informasi mempunyai bagian atau elemen pendukung yang

membangun sistem tersebut menjadi sebuah sistem yang terintegrasi menjadi satu

sistem yang terarah (Stair 1996:16-17).

Elemen pendukung sistem informasi antara lain adalah:

• Input; Berupa kegiatan mengumpulkan data dari dalam maupun luar

organisasi untuk diproses dalam sistem informasi.

• Process; Berupa kegiatan mengubah atau transformasi data menjadi informasi.

• Output; Berupa kegiatan mendistribusikan informasi hasil proses kepada

orang atau aktivitas dimana informasi akan digunakan.

• Feedback; Berupa kegiatan kontrol dengan mengembalikan output untuk

memperbaiki atau mengevaluasi input.

• System Environment; Merupakan lingkungan yang mengelilingi, dipengaruhi

dan mempengaruhi sistem.

• System Boundary; Merupakan batasan yang memisahkan lingkungan dengan

sistem.

Page 25: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

31

Gambar 2.5. Elemen-EIemen Sistem Informasi

(Sumber: Stair 1996:16-17)

2.3.5. Definisi Sistem Informasi Manajemen

Menurut Senn, sistem informasi manajemen adalah sistem yang

terintegrasi untuk menyediakan informasi dalam mendukung proses perencanaan,

kontrol, dan operasi dari suatu organisasi (Senn 1990:501). Menurut Laudon,

sistem informasi manajemen adalah sistem komputer pada level manajemen

organisasi, yang menyediakan informasi dalam bentuk laporan baik secara rutin

maupun tidak kepada manajer-manajer untuk mendukung fungsi perencanaan,

pengendalian, dan pengambilan keputusan (Laudon 1996:40). Menurut Stair,

sistem informasi manajemen merupakan kumpulan orang, prosedur, basis data,

dan alat yang terorganisasi, digunakan untuk menyediakan informasi rutin kepada

manajer dan pengambil keputusan (Stair 1996:60). Menurut Martin, sistem

informasi manajemen adalah sistem yang menyediakan informasi untuk

memecahkan masalah (Martin 1995:53).

Dari pengertian-pengertian sistem informasi manajemen di atas, sistem

informasi manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk dari sistem

informasi yang menyediakan informasi bagi manajer (level manajemen) dan

pengambil keputusan dalam bentuk laporan.

Page 26: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

32

2.3.6. Tujuan sistem informasi Manajemen

Tujuan utama dari sistem infomasi manajemen adalah untuk membantu

organisasi untuk mencapai tujuannya dengan memberikan gambaran mengenai

kegiatan dalam organisasi kepada manajer dan pengambil keputusan melalui

informasi yang dihasilkannya agar mereka dapat melakukan fungsinya dengan

lebih efektif dan efisien (Stair 1995:60). Fokus sistem informasi manajemen

adalah efektifitas dimana dipakai pada level manajemen baik manajemen

operasional maupun taktis.

2.3.7. Pengembangan Sistem

Seperti sistem lain, sistem informasi mempunyai "daur hidup". Sistem

informasi tidak dapat selamanya berfungsi tanpa diganti atau dimodifikasi (Martin

1997:89). Dengan kata lain, jika suatu sistem informasi sudah tidak dapat

berfungsi dengan baik maka sistem informasi tersebut perlu dikembangkan.

Dalam mengembangkan sistem informasi, dilakukan perancangan sistem

informasi yang didasarkan pada analisa kebutuhan informasi organisasi (O'Brien

1999:91). Jadi, komponen utama dari proses pengembangan sistem adalah analisa

dan perancangan atau desain sistem.

2.3.7.1. Pengembangan Sistem Terstruktur

Dalam pengembangan sebuah sistem, ada beberapa metodologi yang

dapat digunakan untuk mengembangkan sistem. Salah satunya adalah metodologi

pengembangan terstruktur {structured development methodology), yaitu

metodologi yang menggunakan perangkat-perangkat dan teknik-teknik yang

sistematis dan terintegrasi untuk memudahkan analisa dan perancangan sistem

(Martin 1995:156). Metodologi ini menggunakan satu atau lebih perangkat-

perangkat pemodelan untuk mendefinisikan aliran informasi dan proses. Aliran-

aliran informasi utama dan proses-proses diidentifikasi dan dipecah menjadi

subproses-subproses yang lebih detail.

Page 27: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

33

2.3.7.2 Kelebihan Pengembangan Sistem Terstruktur

Perancangan sistem dengan metodologi pengembangan terstruktur

memiliki kelebihan antara laian: (Martin 1995:156)

• Pengurangan ke-kompleks-an; Masalah dipecah-pecah menjadi masalah yang

lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani.

• Berfokus pada keadaan ideal; Metodologi ini memperbolehkan perancang

untuk merancang model sistem informasi ideal (logical) tanpa adanya batasan

pertimbangan fisik, seperti komputer, printer, dan sebagainya.

• Standarisasi; Adanya defmisi, perangkat, dan pendekatan yang standar

memungkinkan perancang sistem untuk bekerja secara terpisah dalam

subsistem-subsistem.

• Berorientasi pada masa depan; Spesifikasi sistem yang lengkap,

memungkinkan dilakukan perubahan dengan mudah.

• Lebih engineering oriented.

2.3.8. Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan pembuatan model yang merupakan

abstraksi atau pendekatan yang digunakan untuk mensimulasi kenyataan (Stair

1996:14). Pemodelan digunakan pada analisa dan perancangan sistem dengan

perangkat pemodelan.

Proses pengendalian mutu pekerjaan beton konvensional mempunyai

karakteristik tertentu antara lain:

• Pekerjan beton terdiri atas beberapa proses pekerjaan yang saling berkaitan.

Proses-proses tersebut berawal dari gambaran besar proses pekerjaan beton

yang ada kemudian secara bertahap mengarah pekerjaan yang lebih terperinci.

• Dalam pengendalian mutu pekerjaan beton, setiap proses pekerjaan beton

melibatkan data yang terkait dengan proses tersebut. Data ini kemudian akan

diolah menjadi sebuah informasi yang dibutuhkan.

• Dalam proses pengendalian mutu pekerjaan beton, selain elemen data juga

terdapat elemen lingkungan yang mendukung proses. Elemen ini harus

digambarkan dalam sistem karena terlibat langsung dalam pekerjaan beton.

Page 28: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

34

Disebabkan karakteristik sistem yang seperti ini maka dalam

mengembangkan model sistem informasi, perangkat pemodelan yang dipakai

harus sesuai dengan karakteristik dan tujuan perancangan sistem. Oleh karena itu

dalam tugas akhir ini perangkat pemodelan yang dipakai adalah pemodelan

prosGs/dalaflow diagaram (DFD).

DFD memberikan gambaran grafis tentang bagaimana data mengalir

melalui suatu proses yang saling berkaitan. DFD lebih menekankan aliran data

dan jenis data baik input data maupun output data, hal ini sangat sesuai bila

diterapkan pada sistem yang terdiri dari banyak proses yang saling berkaitan.

(McLeod 1998:316)

2,3.8.1 Data Flow Diagram (DFD)

DFD merupakan representasi grafik dari aliran data dalam sistem (Martin

1995:165). DFD juga menggambarkan bagaimana elemen-elemen sistem, proses,

dan data berhubungan satu dengan yang lain (McLeod 1998:243). DFD mungkin

cara paling alamiah untuk mendokumentasikan proses. Beberapa simbol dan

aturan untuk menjaga tiap DFD sesederhana mungkin membuat DFD menjadi

sarana komunikasi yang efektif. (McLeod 1998:322).

DFD dapat berupa physical DFD dan logical DFD. Physical DFD yaitu

DFD yang menggunakan atribut fisik seperti lokasi proses, orang yang melakukan

proses, dan alat yang dipakai. Sedangkan logical DFD menggambarkan datanya

saja, tidak tergantung pada alat, orang, atau atribut fisik lain (Martin 1995:173).

Dalam DFD terdapat hirarki, sebagai berikut:

• Context Diagram

Merupakan DFD level teratas, DFD level ini mendeskripsikan sistem dalam

konteks dengan lingkungannya. Context diagram hanya berisi tentang proses

tunggal. Lingkaran merepresentasikan sistem, bujursangkar

merepresentasikan elemen lingkungan sistem, dan panah merepresentasikan

alur data yang menghubungkan sistem dengan lingkungannya (McLeod

1998:244).

Page 29: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

35

• DFD level

Merupakan tingkat tertinggi kedua dari DFD. DFD tingkat ini menunjukkan

proses-proses utama. DFD level 0 ini mencakup semua elemen lingkungan

dari conlexl diagram. DFD level 0 ini memakai simbol yang tidak ada dalam

context diagram yaitu persegi empat terbuka yang merepresentasikan data

slore (penyimpanan data), dimana data disimpan (McLeod 1998:244-245).

• DFD levelled

Merupakan tingkatan DFD yang lebih rendah. DFD tingkat ini terdiri dari

DFD level 1, DFD level 2 , DFD level 3, dan seterusnya. DFD level 1

menjabarkan proses dari DFD level 0, sedangkan DFD level 2 menjabarkan

proses DFD level 1, dan seterusnya (McLeod 1998:245-246).

Dalam penelitian ini simbol-simbol DFD yang digunakan adalah sebagai

berikut:

• Simbol proses

Proses merupakan transformasi data. Simbol proses biasanya diberi nama

kata kerja dan kata benda, akan tetapi untuk DFD level atas biasanya diberi

nama sistemnya (McLeod 1998:248).

Gambar 2.6. Simbol Proses

(Sumber: Mcleod 1998:248)

• Simbol entiti eksternal

Sistem berhubungan dengan elemen lingkungan seperti orang, organisasi,

lokasi, atau sistem lain. Elemen lingkungan sistem ini disebut terminator,

sering juga disebut sebagai entiti eksternal. Setiap entiti eksternal

Page 30: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

36

digambarkan dengan persegi panjang yang diberi nama dengan kata benda

entiti (McLeod 1998:248).

Gambar 2.7. Entiti Eksternal

(Sumber: McLeod 1998:248)

Simbol aliran data

Data bergerak dari entiti eksternal ke proses, dari satu proses ke proses yang

lain, dari penyimpanan data ke proses, dan sebagainya. Aliran data ini

digambarkan dengan panah yang biasanya diberi nama khusus (McLeod

1998:248)

Gambar 2.8. Simbol Aliran Data

(Sumber. McLeod 1998:248)

Simbol Penyimpanan Data

Penyimpanan data merepresentasikan data yang disimpan pada lokasi yang

tetap, digambarkan dengan persegi panjang terbuka (McLeod 1998:249).

Gambar 2.9. Simbol Penyimpanan Data

(Sumber: McLeod 1998:249)

Page 31: 2.1. Proyek Konstruksi - dewey.petra.ac.id · konstruksi fisik dilapangan. b. Kontraktor ditunjuk oleh pemilik atau pemberi tugas dengan ikatan sebuah kontrak kerja yang didalamnya

37

Simbol Penghubung

Untuk menghubungkan satu DFD dengan DFD lain (McLeod 1998:250).

Gambar 2.10. Simbol Penghubung

(sumber: McLeod 1998:250)

2.3.8.2 Bagan Hirarki

Merupakan alat bantu grafis yang mengidentifikasi semua proses-proses

dalam suatu sistem dan juga mengelompokkannya dalam tingkat-tingkat hirarki.

Gambar 2.11 Bagan Hirarki

(Sumber: Rusli 2001:59)