62204024 tugas hukum dan klaim konstruksi contoh kasus (1)

57
9 Contoh Kasus Klaim Sebuah proyek pembangunan Ruko di daerah BSD (Bumi Serpong Damai) dengan kontrak lumpsum diberikan kepada Penyedia Jasa A. Proyek ini harus selesai pada bulan Desember 2006. Pada saat pekerjaan galian untuk pondasi dilakukan ternyata terjadi bencana banjir yang mengakibatkan tanah yang sudah di gali kembali menutup lubang – lubang galian. Sehingga Penyedia Jasa harus mengulang pekerjaan tersebut dari awal setelah banjir itu surut. Berdasarkan hal tersebut maka Penyedia Jasa tersebut mengajukan klaim perpanjangan waktu dan tambahan biaya sebagai berikut: 1. Klaim Perpanjangan Waktu 1. Tambahan waktu untuk mengulang pekerjaan galian. 2. Tambahan waktu untuk pekerjaan lain akibat tertundanya pekerjaan galian tersebut. 2. Klaim Tambahan Biaya 1. Tambahan biaya karena waktu pelaksanaan berubah 2. Sewa tambahan alat – alat berat untuk mempercepat pekerjaan 3. Biaya tambahan untuk operator alat berat Oleh karena klaim – klaim tersebut didukung data yang akurat, hampir seluruhnya diterima dan dibayarkan oleh Pengguna Jasa. Ditambah dengan klaim – klaim lain, seluruh

Upload: wastuwidyawan-rssit

Post on 24-Apr-2015

502 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

9

Contoh Kasus Klaim

Sebuah proyek pembangunan Ruko di daerah BSD (Bumi Serpong Damai) dengan

kontrak lumpsum diberikan kepada Penyedia Jasa A. Proyek ini harus selesai pada bulan

Desember 2006. Pada saat pekerjaan galian untuk pondasi dilakukan ternyata terjadi

bencana banjir yang mengakibatkan tanah yang sudah di gali kembali menutup lubang –

lubang galian. Sehingga Penyedia Jasa harus mengulang pekerjaan tersebut dari awal

setelah banjir itu surut. Berdasarkan hal tersebut maka Penyedia Jasa tersebut

mengajukan klaim perpanjangan waktu dan tambahan biaya sebagai berikut:

1. Klaim Perpanjangan Waktu

1. Tambahan waktu untuk mengulang pekerjaan galian.

2. Tambahan waktu untuk pekerjaan lain akibat tertundanya pekerjaan galian

tersebut.

2. Klaim Tambahan Biaya

1. Tambahan biaya karena waktu pelaksanaan berubah

2. Sewa tambahan alat – alat berat untuk mempercepat pekerjaan

3. Biaya tambahan untuk operator alat berat

Oleh karena klaim – klaim  tersebut didukung data yang akurat, hampir seluruhnya

diterima dan dibayarkan oleh Pengguna Jasa. Ditambah dengan klaim – klaim lain,

seluruh klaim yang berdasarkan data yang akurat seluruhnya diterima. Dan akhirnya

proyek tersebut selesai tepat waktu yaitu pada bulan Juni 2007 sesuai dengan kesepakatan

yang dibuat.

Page 2: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

10

09/05/2009 oleh sipilista

http://yandhiwijaya-civilengineering.blogspot.com/2009/08/klaim-konstruksi.html

KLAIM KONSTRUKSI

KLAIM KONSTRUKSI

DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSTRUKSI

Oleh :

Ir. H. Nazarkhan Yasin

1. Pendahuluan.

Di negara-negara Barat dimana Industri Jasa konstruksi sudah berkembang dengan pesat

dan menggunakan teknologi yang serba canggih, masalah klaim sudah lama dikenal dan

sudah merupakan suatu masalah biasa yang terjadi antara Pengguna Jasa dan Penyedia

Jasa. Para Penyedia Jasa di negara-negara tersebut bersaing sangat ketat satu sama lain

dalam usaha memenangkan tender untuk mendapatkan suatu pekerjaan. Hampir semua

Penyedia Jasa menguasai teknologi dan seluk beluk Jasa Konstruksi sehingga perbedaan

harga penawaran pada waktu tender tidak lagi karena perbedaan harga suatu pekerjaan

tetapi karena persaingan dalam efisiensi mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan kata

lain, perusahaan jasa konstruksi yang paling efisienlah yang dapat menekan harga suatu

Page 3: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

11

pekerjaan sehingga menjadi murah yang memungkinkannya memenangkan tender, bukan

karena perbedaan mutu pekerjaan itu sendiri.

Akhir-akhir ini persaingan harga karena efisiensi inipun sudah semakin ketat sehingga

harga penawaran yang masuk hampir-hampir sama nilainya. Oleh karena itu beberapa

perusahaan Jasa Konstruksi mencari keuntungan bukan dari efisiensi tapi dari kejeliannya

melihat peluang klaim yang besar pada waktu tender. Setelah dia yakin bahwa peluang

klaim tersebut cukup besar memberikan keuntungan maka harga penawarannya pada

waktu tender ditekan sehingga jauh dibawah penawaran lain, sehingga dia menang.

Setelah menang tender dia menyusun struktur klaim yang memang sudah direncanakan.

Di Perancis ada 2 perusahaan besar yang demikian jelinya menyusun klaim, sampai-

sampai dijuliki “Claim Artist”. Salah satu perusahaan tersebut memenangkan tender

pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Indonesia dengan harga yang jauh di

bawah perusahaan lain. Kabarnya klaim yang diajukan dan diterima nilainya setelah

ditambah dengan nilai kontraknya lebih tinggi dari nilai Penawar lain yang kalah.

Bagaimana masalah klaim di Indonesia ?

Kita di Indonesia terlanjur banyak yang mengartikan klaim sebagai suatu tuntutan. Oleh

karena itu klaim menjadi sesuatu yang “tabu”.

Banyak Pengguna Jasa (Pemerintah) yang kurang senang apabila Penyedia Jasa mengajukan

klaim. Tidak jarang terjadi Penyedia Jasa tersebut pada kesempatan berikut tidak disertakan

lagi dalam tender karena sering mengajukan klaim. Inilah sebabnya di Indonesia sampai

ditahun-tahun delapan puluhan sampai awal tahun sembilan puluhan Penyedia Jasa “takut”

mengajukan klaim.

Padahal sebagaimana akan kita lihat dalam uraian selanjutnya arti sesungguhnya dari klaim

tak lebih dari suatu permintaan.

Page 4: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

12

Dalam uraian selanjutnya akan kita bahas pertama-tama mengenai perkembangan klaim di

tanah air kita, kemudian dilanjutkan dengan cara pengelolaan klaim, pengertian klaim,

kategori klaim dan sebab-sebab timbulnya klaim. Juga akan diuraikan cara-cara

menyelesaikan sengketa konstruksi melalui arbitrase.

2. Perkembangan Klaim di Indonesia.

Berbicara mengenai perkembangan klaim di Indonesia, kita perlu menengok secara

singkat perkembangan Industri Jasa Konstruksi itu sendiri .

Sejak kita merdeka, perkembangan Jasa Konstruksi dapat kita bagi dalam 5 periode, yaitu

:

2.1 Periode 1945 - 1950

2.2 Periode 1951 - 1959

2.3 Periode 1960 - 1966

2.4 Periode 1967 - 1996

2.5 Periode 1997 - 2002

2.1 Periode 1945 - 1950

Dalam periode ini yang merupakan periode awal kemerdekaan, Industri Jasa Konstruksi

belum lahir. Kita di sibukkan dengan pergolakan fisik melawan Belanda yang ingin

kembali menjajah kita. Pelbagai hasil perundingan yang dicapai seperti Linggarjati,

Renville, Rum-Royen tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Barulah setelah

Konferensi Meja Bundar (KMB) kita bebas dari gangguan pihak Belanda. Praktis pada

periode ini kita belum dapat membangun.

2.2 Periode 1951 - 1959

Page 5: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

13

Dalam periode inipun kita praktis belum mulai membangun karena sistim

ketatanegaraan yang kita pakai menyebabkan pemerintahan tidak pernah stabil

(Kabinet berganti-ganti dalam hitungan bulan) disamping adanya gangguan dari

golongan separatis seperti DI, TII, PRRI, Permesta. Pemerintah belum mempunyai

rencana pembangunan yang definitif.

2.3 Periode 1960 - 1966

Dalam periode ini sistim ketatanegaraan kita melaui Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959

kembali ke UUD 1945. Presiden Soekarno mulai melakukan pembangunan yang

dikomandoi sendiri. Kita catat beberapa pembangunan Hotel megah (Indonesia,

Samudera Beach, Ambarukmo, Bali Beach), Jembatan Semanggi, Wisma Nusantara,

Gelora Bung Karno, Proyek Ganefo (sekarang Komplek MPR/DPR). Sayangnya proyek-

proyek tersebut tidak banyak bermanfaat untuk rakyat banyak kecuali Bendungan

Jatiluhur, Karangkates, Asahan. Industri Jasa Konstruksi mulai bangkit namun terbatas

pada perusahaan-perusahaan Belanda yang di nasionalisasikan.

Persaingan belum ada karena Proyek langsung ditunjuk Presiden. Klaim konstruksi

tidak pernah ada. Sektor swasta baru mulai satu dua perusahaan.

2.4 Periode 1967 - 1996

Dalam periode ini kita untuk pertama kali mempunyai program pembangunan yang

terarah dan berkesinambungan yang dikenal dengan istilah Repelita (Rencana

Pembangunan Lima Tahun) dimulai tahun 1969.

REPELITA I : 1969 - 1974

REPELITA II : 1974 - 1979

REPELITA IIII : 1979 - 1984

REPELITA IV : 1984 - 1989

REPELITA V : 1989 - 1994

Page 6: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

14

Dapat dikatakan dalam periode inilah mulai tumbuh

industri jasa konstruksi secara definitif. Perusahan-

perusahan Belanda yang diambil alih pada tahun 1959

dan berstatus Perusahaan Negara (PN) diubah

statusnya menjadi Persero.

Pekerjaan tidak lagi dibagi tapi ditenderkan. Mulailah persaingan antar BUMN.

Kemudian swastapun mulai bangkit, termasuk swasta asing. Proyek-proyek banyak yang

menggunakan dana dari luar negeri.

Teknologi sudah semakin maju. Jenis kontrak beragam namun klaim konstruksi masih

jarang terjadi, baru dari pihak swasta asing.

2.5 Periode 1997 – 2002.

Dalam periode ini Industri Jasa Konstruksi benar-benar lumpuh. Akibat krisis moneter

pertengahan 1997 banyak proyek terbengkalai. Pengguna Jasa tak mampu membayar

Penyedia Jasa. Klaim-klaim konstruksi mendadak banyak bermunculan terutama

karena Penyedia Jasa tidak dibayar.

Industri Jasa Konstruksi yang telah tumbuh dan berkembang demikian pesatnya

selama kurun waktu 32 tahun berhenti secara mendadak. Banyak Penyedia Jasa yang

ambruk/bangkrut. PHK terjadi dimana-mana.

Ditengah-tengah kelumpuhan Industri Jasa Konstruksi, Pemerintah membuat Undang-

Undang No. 18/1999 tentang jasa konstruksi beserta 3 peraturan pelaksanaannya ; PP

No. 28/ 2000, PP No. 29/ 2000 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian

Sengketa. Ini suatu ironi. Dahulu selama 32 tahun Industri Jasa Konstruksi

berkembang tanpa ada peraturan-peraturan yang baku. Sekarang pada saat Industri

Jasa Konstruksi berhenti justru dibuat peraturan perundangan sebagai rujukan.

Page 7: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

15

Dari uraian tersebut diatas dapatlah disimpulkan bahwa walaupun Industri Jasa

Konstruksi di negeri kita telah berkembang selama + 32 tahun klaim konstruksi baru

mulai muncul beberapa tahun terakhir (awal tahun 1997).

3. Pembahasan Klaim Konstruksi.

3.1 Umum.

3.1.1 Klaim konstruksi dapat terjadi antar para pihak yang berkontrak. Tegasnya klaim

mungkin saja datang dari pihak Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa atau sebaliknya.

Jadi tidak benar bila klaim hanya datang dari pihak Pengguna Jasa atau sebaliknya hanya

Pengguna Jasa yang boleh mengajukan klaim.

3.1.2 Disamping itu klaim dapat juga terjadi dari pihak lain diluar kontrak seperti

Konsultan Pengawas/Perencana, para Sub Penyedia Jasa terhadap Pengguna Jasa atau

Penyedia Jasa.

3.1.3 Arti klaim sesungguhnya adalah permintaan/permohonan mengenai biaya, waktu

dan atau kompensasi pelaksanaan diluar ketentuan tercantum dalam kontrak konstruksi.

Jadi adalah suatu kekeliruan/salah pengertian yang menganggap klaim adalah suatu

tuntutan. Memang benar klaim adakalanya berakhir dengan suatu tuntutan baik melalui

suatu Badan Peradilan atau Lembaga Arbitrase apabila permintaan tersebut tidak

dikabulkan.

3.1.4 Pengajuan klaim dapat dengan berbagai cara dan yang paling sederhana berupa

permintaan lisan sampai dengan permintaan yang disusun secara tertulis lengkap dengan

data pendukungnya.

3.1.5 Para pihak didalam suatu kontrak konstruksi lebih menyukai pemecahan secara

damai tanpa melalui Badan Peradilan. Mereka menginginkan terdapat keputusan yang

cepat, karena penyelesaian melalui Pengadilan disamping memakan waktu dan biaya,

permasalahannya semakin terbuka untuk umum. Penyelesaian melalui Arbitrase lebih

disukai karena disamping waktu lebih pendek, para arbiter dapat dipilih yang profesional

dan keputusannya adalah final dan mengikat para pihak. Upaya hukum dalam bentuk

Page 8: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

16

apapun bila telah keluar keputusan arbitrase tidak diperkenankan (berbeda dengan

Pengadilan yang memungkinkan banding, kasasi atau Peninjauan Kembali).

3.1.6 Mengenai klaim ini Robert D. Gilbreath dalam bukunya yang berjudul

MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS pada halaman 203 - 204 menulis

sebagai berikut :

“KLAIM-KLAIM

Dalam konteks suatu kontrak konstruksi, kedua belah pihak dapat mengajukan klaim satu

sama lain.

1. Penyedia Jasa boleh mengajukan tambahan waktu pelaksanaan atau

tambahan kompensasi dari Pengguna Jasa, atau beberapa konsesi

seperti pengurangan dari persyaratan teknis atau spesifikasi bahan.

2. Pengguna Jasa boleh klaim pembebasan dalam pengertian

pengurangan nilai kontrak dan atau percepatan atau penundaan

dari pelaksanaan Penyedia Jasa.

Tentu saja, banyak pihak lain baik secara terikat kontrak atau lainnya boleh mengajukan

klaim satu sama lain baik kepada Pengguna Jasa atau Penyedia Jasa, termasuk para

Sub-Penyedia Jasa Konstruksi Perencana atau konsultan hukum.

Pembicaraan kita dititik beratkan pada klaim-klaim yang paling biasa selama masa

pelaksanaan - dari Penyedia Jasa kepada Pengguna Jasa atau sebaliknya. Prinsip-

prinsip yang sama dari pembelaan atau pengajuan klaim yang disajikan disini juga

digunakan pada mayoritas dari keadaan klaim-klaim lainnya.

Klaim tidak lebih dari suatu permintaan atau pemohonan mengenai biaya, waktu atau

kompensasi pelaksanaan atas sesuatu yang telah diberikan atau dimaksud dari salah

satu pihak dalam kontrak kepada pihak lain.

Page 9: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

17

Klaim-klaim dapat disajikan dalam setiap macam bentuk, mulai dari yang tidak resmi

atau bahkan permintaan lisan sampai kepada paket dokumen klaim yang disusun secara

rapi.

Kesalahan konsep yang biasa terjadi adalah klaim itu secara alamiah adalah berupa

tuntutan hukum dengan pengertian salah satu pihak menggugat pihak lain atas suatu

kerusakan dalam rasa hukum. Sebetulnya bukan ini kasusnya.

Walaupun beberapa klaim memburuk sampai suatu titik dimana permintaan

membutuhkan tindakan hukum atau arbitrase, kebanyakan diselesaikan jauh sebelum hal

ini terjadi.

Kebanyakan mayoritas klaim yang diprakarsai oleh Pengguna/ Penyedia Jasa

diselesaikan melalui perundingan mematuhi ketentuan-ketentuan atau pendekatan yang

disetujui bersama mengenai waktu dan biaya pelaksanaan antara Pengguna Jasa dan

Penyedia Jasa.

Dalam daerah hukum dan ancaman hukum, kebanyakan Pengguna Jasa dan Penyedia

Jasa menyadari penyelesaian tanpa melalui jalur hukum sangat lebih dikehendaki.

Kedua belah pihak biasanya menderita jika klaim berlangsung atau dialihkan kedalam

tuntutan hukum.

Tujuan setiap orang yang bersangkutan haruslah mengerti situasi klaim secepatnya dan

menyelesaikannya selekas mungkin.

Bagi para Pengguna Jasa tuntutannya mungkin lebih sederhana :

Apakah anda lebih suka mendapatkan penyelesaian proyek atau memaksakan klaim

lewat pengadilan ?.

Kebanyakan para Pengguna Jasa yang layak akan memilih yang tersebut pertama.

(Terjemahan bebas N. Yasin)

3.2. Kategori Klaim.

Page 10: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

18

Sebagaimana telah disinggung dalam butir 3.1, klaim dapat terjadi dari Pengguna Jasa

terhadap Penyedia Jasa atau sebaliknya. Berdasarkan hal ini klaim dapat dikategorikan

dalam 2 hal yaitu :

3.2.1 Dari Pengguna Jasa terhadap Penyedia Jasa berupa :

a. Pengurangan nilai kontrak

b. Percepatan waktu penyelesaian pekerjaan

c. Kompensasi atas kelalaian Penyedia Jasa

3.2.2 Dari Penyedia Jasa terhadap Pengguna Jasa berupa :

a. Tambahan waktu pelaksanaan pekerjaan

b. Tambahan kompensasi

c. Tambahan konsesi atas pengurangan spesifikasi teknis atau

bahan.

3.3 Sebab-sebab timbulnya Klaim.

Sesungguhnya dalam Industri Jasa Konstruksi, klaim adalah suatu hal yang sangat wajar

terjadi. Di negara Barat yang Industri Jasa Konstruksinya sudah berkembang dan para

pelaku Industri Jasa Konstruksi menyadari betul arti sebuah klaim, maka hal ini menjadi

biasa.

Sebagai ilustrasi, sewaktu bertugas di Saudi Arabia terasa asing dikuping sewaktu

Pengguna Jasa menanyakan : “Do you have any claim to us ?”

Di Indonesia hampir tak pernah ada Pengguna Jasa yang bertanya seperti kejadian di

Saudi Arabia tersebut.

Page 11: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

19

Hal ini tak lain karena salah pengertian mengenai arti sesungguhnya dari klaim sehingga

dianggap sesuatu yang “tabu”.

Jadi sebagaimana dengan perubahan pekerjaan, klaim dapat berasal dari mana saja.

Walaupun ada beberapa sebab timbulnya klaim, tetapi hampir semuanya memiliki dasar

dalam tindakan atau pengurangan dari salah satu pihak dalam kontrak namun dapat juga

yang kurang sering terjadi seperti sebab-sebab dari pihak ketiga, tindakan/keinginan

Tuhan atau hal lain yang menyebabkan pihak yang mengajukan klaim pihak yang

mengajukan klaim menderita rugi.

Dalam pelatihan ini kita batasi sebab-sebab timbulnya klaim antara para pihak dalam

suatu kontrak konstruksi yaitu antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.

3.3.1 Dari pihak Pengguna Jasa

a. Pekerjaan yang dilaksanakan Penyedia Jasa cacat atau

kurang sempurna.

b. Penyedia jasa terlambat menyelesaikan pekerjaan sesuai

kontrak

c. Pemutusan kontrak

3.3.2 Dari pihak Penyedia Jasa

a. Kelambatan atau cacat informasi yang harus diserahkan

Pengguna Jasa seperti gambar-gambar atau spesifikasi.

b. Kelambatan atau cacat dari bahan atau peralatan yang harus

disediakan Pengguna Jasa.

c. Perubahan ketentuan-ketentuan, gambar-gambar atau

spesifikasi teknis.

d. Perubahan atau keadaan lapangan yang tidak diketahui

Page 12: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

20

e. Reaksi dari pengaruh pekerjaan yang berturutan.

f. Larangan metode kerja tertentu termasuk kelambatan atau

percepatan dari pelaksanaan proyek.

g. Kontrak yang kurang jelas/perbedaan penafsiran.

Robert D. Gilbreath dalam bukunya : “MANAGING CONSTRUCTION CONTRACT”

menulis mengenai sebab-sebab klaim dihalaman 204 – 205 sebagai berikut :

“SEBAB-SEBAB TERJADI KLAIM

Sebagaimana halnya dengan perubahan-perubahan pekerjaan, klaim-klaim

berasal dari mana saja. Ada banyak sebab-sebab klaim, tetapi hampir

seluruhnya mempunyai dasar dengan dugaan bahwa tindakan-tindakan,

pengurangan-pengurangan, oleh salah satu pihak dalam kontrak atau – yang

kurang sering terjadi oleh pihak ketiga, tindakan-tindakan Tuhan atau lainnya

– menyebabkan pihak yang mengajukan klaim menderita kerugian. Dalam

suatu lingkungan proyek konstruksi yang sangat kompleks memberikan

tekanan waktu dan biaya pada semua pihak dan menyadari banyak sekali

hubungan, tanggung jawab, kewajiban dan saling ketergantungan sehingga

mudah terlihat mengapa klaim-klaim adalah sama biasanya dengan

menggambarkan suatu pemandangan konstruksi seperti beton dan

penulangannya.

Pertama-tama mari kita bahas kasus di mana Pengguna Jasa melakukan klaim

kepada Penyedia Jasa, karena hal ini sangat kurang biasa dibandingkan

situasi klaim yang di bicarakan sebelumnya.

Biasanya Pengguna Jasa mengajukan klaim-klaim terhadap para Penyedia

Jasanya (dan dalam hal tersebut biro teknik atau konsultan lain) salah satu

atau lebih sebab-sebab berikut :

1. Pekerjaan yang cacat.

Page 13: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

21

Para Pengguna Jasa yang tidak puas dengan apa yang dihasilkan Penyedia

Jasa dapat mengajukan klaim atas kerugian termasuk biaya perubahan,

penggantian atau pembongkaran pekerjaan yang cacat. Dalam banyak

kejadian pekerjaan tidak sesuai spesifikasi tersebut dalam kontrak atau

hal lain yang tidak cocok dengan maksud yang di tetapkan. Kadang-

kadang barang-barang atau jasa yang diminta tidak sesuai

garansi/jaminan dari Penyedia Jasa atau pemasoknya.

2. Kelambatan yang disebabkan Penyedia Jasa.

Jika Penyedia Jasa telah berjanji untuk m%laksanakan pekerjaan tersebut

dalam kontrak secara keselurqhan atau sebagian, dalam waktu yang telah

di tetapk!n, Pengguna Jasa dapat mengajukan klaim atas kerugian bila

kelambatan tersebut di sebabkan Penyedia Jasa atau dalam kejadia. lain,

bahkan jika kelambatan tersebut di luar kendAli dari Penyedia Jasa.

Jenis-jenis klaim kerugian dalam hal ini adalah kehilangan penggunaan

dari fasilitas tersebut, pengaruh reaksi pada Penyedia Jasa lain dan

kenaikan biaya dari pekerjaan lain yang terlambat.

3. Sebagai pembelaan klaim.

Para Pengguna Jasa yang menghadapi klaim-klaim para Penyedia Jasa

dapat membalas dengan klaim tandingan. Klaim tandingan ini biasanya

menyerang atau berusaha memojokkan/mendiskreditkan unsur-unsur asli

dari klaim Penyedia Jasa – dengan membuka hal-hal yang tumpang tindih

atau perangkapan kerugian biaya, atau menyebutkan perubahan-

perubahan atau pasal-pasal klaim dalam kontrak yang melarang atau

modifikasi dari tindakan-tindakan Penyedia Jasa dalam hal terjadi

sengketa umpamanya.

Klaim jenis lain, walaupun jarang terjadi, timbul karena pemutusan

kontrak.

Page 14: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

22

Hal ini biasanya terjadi bila Penyedia Jasa gagal menyelesaikan pekerjaan

atau karena suatu sebab meninggalkan lapangan pekerjaan.

Dalam hal ini biasanya Pengguna Jasa meminta konpensasi untuk

kenaikan biaya di luar yang telah di bayarkan kepada Penyedia Jasa untuk

menyelesaikan pekerjaan dengan cara lain. Para Penyedia Jasa juga

mengajukan klaim kerugian bila merasa mereka secara tidak sah di

keluarkan dari proyek atau hal lain yang menghalangi mereka untuk

menyelesaikan pekerjaan.

Kedua situasi ini muncul bila kontrak secara nyata telah di putuskan salah

satu pihak. Titik berat pembicaraan kita tidak akan sampai pada contoh

yang ekstrim ini karena kita memusatkan perhatian pada situasi-situasi

klaim yang lebih biasa terjadi – yaitu yang muncul selama masa

pelaksanaan pekerjaan dan bila kelanjutan pelaksanaan kewajiban-

kewajiban kontrak oleh kedua belah pihak di pikirkan.

Dalam hal ini, kebanyakan klaim yang di temukan dalam proyek

konstruksi datang dari Penyedia Jasa terhadap Pengguna Jasa karena satu

dan lain sebab – Kasus-kasusnya serupa bila tidak sama, seperti

perubahan-perubahan tidak resmi yang dapat di ringkas sebagai berikut :

1. Kelambatan atau cacat informasi dari Pengguna Jasa, biasanya dalam

bentuk gambar-gambar atau spesifikasi teknis.

2. Kelambatan atau cacat dari bahan-bahan atau peralatan yang di

serahkan Pengguna Jasa

3. Perubahan-perubahan permintaan, gambar-gambar atau spesifikasi.

4. Perubahan kondisi lapangan atau kondisi lapangan yang tidak di

ketahui

5. Pengaruh reaksi dari pekerjaan yang bersamaan

Page 15: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

23

6. Larangan-larangan metoda kerja tertentu termasuk kelambatan atau

percepatan pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa.

7. Kontrak yang memiliki arti mendua atau perbedaan penafsiran.

Dalam setiap situasi ini, Penyedia Jasa akan klaim bahwa sesuatu telah terjadi

(atau gagal terjadi), yang menyebabkan tambahan biaya atau penambahan

waktu di luar yang tersebut dalam kontrak, atau yang dapat secara wajar di

harapkan pada waktu penawaran atau penanda tanganan kontrak

(Terjemahan bebas N. Yasin):

.

3.4. Unsur-Unsur Klaim Konstruksi.

Klaim-klaim konstruksi yang biasa muncul dan paling sering terjadi adalah mengenai waktu dan

biaya sebagai akibat perubahan pekerjaan. Bila pekerjaan di ubah ketakanlah

volume pekerjaan bertambah atau sifat dan jenisnya berubah maka tidak

terlalu sulit untuk menghitung berapa tambahan biaya yang di minta Penyedia

Jasa beserta tambahan waktu.

Namun terkadang Penyedia Jasa, di samping klaim yang di sebutkan tadi juga klaim sebagai

dampak terhadap pekerjaan yang tidak berubah.

Menghitung klaim biaya untuk hal ini tidaklah mudah.

Hal ini dapat di terangkan sebagai berikut : suatu pekerjaan yang tidak di rubah terpaksa (karena

alasan teknis pelaksanaannya) di tunda pelaksanaannya karena ada pekerjaan

lain yang berubah. Pekerjaan yang tidak berubah tadi seharusnya di kerjakan

pada musim kemarau. Oleh karena terjadi penundaan maka pekerjaan ini

terpaksa di laksanakan dalam musin hujan yang mengakibatkan menurunnya

produktivitas dan perlu tambahan biaya untuk melindungi pekerjaan tersebut

dari pengaruh cuaca (hujan).

Belum lagi kemungkinan terjadi kenaikan upah buruh karena musim hujan tambahan tenaga

pengamanan, biaya administrasi dan overhead.

Page 16: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

24

Masalah ini di kupas oleh Robert D. Gilbreath dalam bukunya “MANAGING

CONSTRUCTION CONTRACTS” 205-207 sebagai berikut :

“UNSUR-UNSUR KLAIM KONSTRUKSI.

Jika suatu keadaan rangsangan klaim yang telah di terangkan sebelumnya terjadi, Penyedia Jasa

segera memberitahukan Pengguna Jasa mengenai hal itu dan pengaruh dari

masing-masing.

Bila pemberitahuan ini di lakukan dengan menekankan klaim, kebanyakan para Penyedia Jasa

meminta tambahan waktu dan/atau konpensasi untuk (1) kenaikan biaya

untuk melaksanakan perubahan pekerjaan dan (2) “dampak biaya” pada

pekerjaan yang tidak berubah. Dalam banyak kasus di mana situasi klaim

yang bonafide telah terjadi, Penyedia Jasa telah menderita beberapa kenaikan

biaya-biaya (dalam arti waktu, biaya atau keduanya dalam masing-masing

kategori).

Pengguna Jasa boleh menerima atau menolak biaya-biaya langsung untuk melaksanakan

pekerjaan yang di rubah. Akan tetapi, dampak biaya – biaya pada pekerjaan

yang tidak di rubah – tidak mudah untuk di tentukan atau di hitung biayanya.

Mari kita bicarakan dulu biaya-biaya untuk melaksanakan perubahan

pekerjaan. Beberapa biaya yang paling biasa terjadi adalah :

- kenaikan upah tenaga kerja/tambahan atau upah lebih tinggi

- tambahan material dan peralatan yang di perlukan

- tambahan pengawasan, administrasi dan overhead

- kenaikan waktu yang perlu untuk pelaksanaan

- membuka/mengerjakan kembali pekerjaan

- penurunan produktivitas atau efisiensi

- pengaruh cuaca

- catatan mengenai hambatan-hambatan dan kelambatan-kelambatan

Page 17: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

25

- demobilisasi dan remobilisasi

- penanganan material yang berlebihan

- biaya-biaya lembur dan waktu kerja

- lembur yang berlebihan, yang mengarah pada penurunan produktivitas

- salah penempatan peralatan

- kehilangan nilai ekonomi dari material

- penumpukan pada tempat kerja

- de-efisiensi dari jenis pekerjaan.

Untuk dampak biaya-biaya, seluruh hal tersebut di atas dapat diklaim. Bedanya adalah lebih sulit menetapkan dasar dari dampak dan menghitung kenaikan biaya. Pertanyaan mengenai apakah dampak biaya dapat dikurangi dengan mudah dapat dikatakan, tapi sulit dijawab: Berapa kenaikan biaya untuk melaksanakan pekerjaan B dan C setelah pekerjaan A dirubah. Untuk menjawab pertanyaan ini baik Penyedia Jasa maupun Pengguna Jasa harus menetapkan apa yang seharusnya menjadi biaya untuk pekerjaan B dan C dan A tidak berubah.

Hal ini membutuhkan analisis kualitatif yang lebih dan seringkali

merupakan masalah yang paling sulit sehubungan dengan dampak biaya.

Cara terbaik untuk melukiskan dampak biaya adalah melalui sebuah contoh.

Misalkan Pengguna Jasa karena satu dan lain hal memperlambat

pekerjaan Penyedia Jasa dan menyebabkan penundaan pekerjaan tersebut

yang telah direncanakan untuk dilaksanakan dalam musim panas menjadi

musim dingin. Pekerjaan itu sendiri adalah sama, tetap, toh Penyedia

Jasa harus menanggung biaya sehubungan dengan pekerjaan musim

dingin yang seharusnya dilakukan pada musim panas.

Dampak-dampak biaya dapat termasuk hal-hal berikut:

- Biaya untuk melindungi pekerjaan terhadap cuaca dingin.

Page 18: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

26

- Inefisiensi dalam produksi disebabkan karena para pekerja bekerja dalam

cuaca dingin, dengan perlindungan peralatan yang tidak praktis,

dipermukaan yang licin, dan selama waktu siang yang lebih pendek.

- Biaya-biaya alat pemanas dan bahan bakar untuk melindungi orang dan

untuk pelaksanaan pekerjaan seperti pemanasan untuk beton.

- Kenaikan biaya perawatan peralatan.

- Kerusakan material dan peralatan karena cuaca.

- Ketidakmampuan untuk menjaga angkatan kerja.

- Kehilangan waktu karena suhu yang ekstrim atau kondisi iklim.

- Kenaikan biaya pemondokan dan transpor.

- Kelambatan karena libur Natal.

- Perpanjangan premi asuransi atau pembayaran garansi.

- Kenaikan upah buruh, harga material, peralatan dan biaya overhead karena

inflasi dan eskalasi harga.

(Terjemahan bebas N. Yasin)

3.5. Bentuk/Format Pengajuan Klaim.

Klaim konstruksi dapat beragam dalam bentuk dan isinya.

Walaupun klaim dan perubahan pekerjaan sasarannya sama yaitu meminta kompensasi atas

biaya dan waktu namun sesungguhnya berbeda sifatnya. Kompensasi atas

perubahan pekerjaan diajukan sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Bila

tidak/belum disetujui pekerjaan tersebut belum dilaksanakan. Sedangkan klaim,

diajukan pada saat pekerjaan sudah atau sedang dikerjakan. Biasanya cara

Page 19: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

27

pengajuan klaim dimulai dengan penyampaian fakta mengenai suatu pekerjaan

yang ditanyakan, diantaranya mengenai lokasi pekerjaan, dan analisis biaya.

Kemudian dilengkapi dengan keterangan yang mendukung klaim tersebut dan disusun

berurutan biasanya berdasarkan surat-menyurat antara Pengguna Jasa dan

Penyedia Jasa.

Mengenai cara pengajuan klaim ini Robert D. Gilbreath dalam bukunya: MANAGING

CONSTRUCTION CONTRACTS pada halaman 207 menulis sebagai berikut:

“STRUKTUR KLAIM PENYEDIA JASA”.

Sebagaimana telah disebut sebelumnya, klaim-klaim Penyedia Jasa dapat bervariasi dalam

bentuk dan isinya. Akan tetapi jenis klaim biasanya mengikuti struktur sebagai

berikut :

1. Keterangan mengenai ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat kontrak seperti

lingkup pekerjaan, struktur pembiayaan yang meliputi bagian pekerjaan

yang ditanyakan.

2. Keterangan mengenai fakta peristiwa yang telah terjadi (atau tidak terjadi)

biasanya disajikan secara kronologis dan merupakan surat-menyurat,

perintah-perintah perubahan, rapat-rapat, dan sebagainya.

3. Akibat dari keadaan rangsangan klaim, biasanya disajikan sebagai cerita

mengenai kenaikan/tambahan usaha yang diperlukan Penyedia Jasa.

4. Analisa biaya, yang mungkin termasuk rincian daftar kenaikan biaya yang

disebabkan perubahan atau suatu perbandingan antara biaya

sesungguhnya dan biaya yang diperkirakan – perbedaan antara keduanya

menunjukkan jumlah klaim.

Perlu diingat bahwa klaim berbeda dengan perhitungan Penyedia Jasa akibat

pemberitahuan perubahan pekerjaan. Dalam arti yang sangat kaku mungkin

sama, dengan pertimbangan bahwa dalam kedua hal tersebut Penyedia Jasa

Page 20: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

28

menyajikan informasi mengenai tambahan biaya kepada Pengguna Jasa. Akan

tetapi, pengajuan biaya terjadi sebelum pekerjaan dilaksanakan, dan sebuah

klaim biasanya diajukan setelah atau selama pelaksanaan pekerjaan

bersangkutan.

Begitu kenaikan kompensasi atau tambahan waktu disetujui maka klaim harus berubah

menjadi perubahan pekerjaan.

(Terjemahan bebas N. Yasin):

Selain itu Mc. Neil Stokes dalam bukunya: “CONSTRUCTION LAW IN

CONTRACTOR’S LANGUAGE” menulis mengenai prosedur klaim pada halaman

140-142 sebagai berikut :

“Prosedur Klaim”

Penyedia Jasa harus menyiapkan klaimnya secara tertulis untuk kompensasi tambahan bagi

perubahan yang harganya tidak ditetapkan dalam rincian yang mencukupi

untuk mengajukan secara jelas fakta-fakta yang diperlukan untuk menunjukkan

biaya dan posisinya dimana dia berhak mendapatkan kenaikan harga kontrak

karena perubahan pekerjaan. Tak ada format tertentu yang diperlukan untuk

pengajuan klaim. Akan tetapi klaim tersebut haruslah ditata/diatur secara logis

dan berisi fakta pernyataan klaim dalam sebanyak mungkin rincian yang

diperlukan untuk menyajikan pandangan Penyedia Jasa, juga harus berisi atau

merujuk pada dokumen-dokumen pokok dan pasal-pasal kontrak, laporan-

laporan dari saksi ahli dan foto-foto dan juga harus berisi dasar hukum dan

kontrak dari klaim tersebut untuk menunjukkan bahwa Penyedia Jasa berhak

mendapatkan kenaikan nilai kontrak.

Banyak Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa mengatakan keprihatinannya pada

pemberitahuan tentang klaim mengakibatkan hubungan jelek dengan Pengguna

Jasa. Sesungguhnya klaim tak perlu menyebabkan perselisihan jika ditangani

dengan benar dan taktis dan jika pihak lain dapat dibuat mengerti bahwa

pemberitahuan tersebut diperlukan sesuai kontrak.

Page 21: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

29

Sebagai tambahan untuk memperkuat klaim mengenai kompensasi tambahan Penyedia

Jasa atau Sub Penyedia Jasa harus mengajukan klaim tambahan waktu yang

diperlukan untuk perubahan pekerjaan dalam batas penyelesaian tersebut

dalam kontrak. Jika Penyedia Jasa atau Sub-Penyedia Jasa melampaui batas ini,

kemungkinan dia akan dikenakan ganti rugi kelambatan. Penyedia Jasa atau

Sub Penyedia Jasa mudah dikenakan ganti rugi kelambatan karena uangnya

dapat dipotong dari pembayaran termijn atau uang retensi.

Kebanyakan Penyedia Jasa dan Sub-Penyedia Jasa diminta berdasarkan kontrak untuk

mengajukan klaim perpanjangan waktu jika proyek terlambat karena suatu

sebab untuk menghindari ganti rugi kelambatan.

Sebagai contoh, jika Pengguna Jasa secara lisan memberitahukan kerja tambah kepada

Penyedia Jasa yang akan menyebabkan penyelesaian pekerjaan terlambat,

Penyedia Jasa harus mengajukan klaim perpanjangan waktu dalam batas waktu

tertentu setelah menerima perintah.

Penyedia Jasa dapat melindungi dirinya mengenai hal ini dengan mengirim satu surat

kepada Pengguna Jasa yang berisi dua pernyataan :

1. Penyedia Jasa telah diperintahkan untuk melaksanakan pekerjaan tambah

(jelaskan disini pekerjaan apa) yang menyebabkan dia menanggung biaya

tambahan. Klaim untuk tambahan biaya akan diajukan kemudian (atau

diajukan sekarang bila dketahui).

2. Pekerjaan tambah tersebut akan memperlambat penyelesaian pekerjaan, dan

Penyedia Jasa mengajukan klaim perpanjangan waktu untuk melaksanakna

pekerjaan tambah.

Jadi, bila proyek terlambat, diperlukan 2 macam klaim - perpanjangan waktu dan

tambahan biaya. Kesalahan yang biasa terjadi dari Penyedia Jasa yang

melaksanakan pekerjaan tambah hanya mengajukan klaim tambahan biaya dan

melalaikan klaim perpanjangan waktu.

Page 22: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

30

Jika perubahan pekerjaan menyebabkan Penyedia Jasa terlambat dan dia lupa minta

perpanjangan waktu maka dia terpaksa mempercepat pekerjaan dengan

biayanya sendiri untuk menghindari ganti rugi atas keterlambatan.

Para Penyedia Jasa Pemerintah harus mematuhi dengan sejujur-jujurnya ketentuan-

ketentuan perundingan yang diatur dalam Armed Services Procurement Act bila

mereka mengajukan klaim-klaim. Menurut peraturan ini, Penyedia Jasa harus

mengajukan biaya atau data harga, menyatakan bahwa data tersebut

akurat/benar, lengkap dan up to date (mutakhir) dan setuju untuk penyesuaian

bila data yang disampaikan tidak akurat.

Beberapa instansi Pemerintah memiliki format rinci untuk menghimpun keterangan-

keterangan klaim yang diperlukan dalam perudingan.

Pengajuan perubahan-perubahan sesuai waktu dapat mencegah kelebihan biaya,

kelambatan dan sakit hati pada proyek.

Untuk menghindari perubahan-perubahan yang terlambat dalam perencanaan konstruksi,

para Pengguna Jasa dapat tertolong dengan secara terus menerus meninjau

kembali perencanaan dan spesifikasi. Perencana dan Penyedia Jasa dapat juga

secara terus menerus meninjau pekerjaan sebelum dilaksanakan untuk

mengurangi sengketa dan perubahan-perubahan pada saat-saat terakhir.

Makin cepat perubahan dilakukan, makin berkurang biaya.

(Terjemahan bebas N. Yasin):

Sebagai suatu ilustrasi, dalam Pelatihan ini disajikan cara perusahaan Perancis yang

memenangkan tender proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang telah

disinggung sebelumnya.

Salah satu klaim perusahaan tersebut, menyangkut pekerjaan pemboran untuk membuat

terowongan pengelak yang panjangnya beberapa ribu meter. Pada waktu

tender, rupanya perusahaan ini telah mengetahui jenis batuan di lokasi yang

Page 23: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

31

akan dibuat terowongan tersebut jauh lebih keras dari yang tersebut dalam

dokumen tender. Hal ini tidak ditanyakan dalam rapat sebelum pemasukan

penawaran (prebid meeting) karena perusahaan tersebut melihat hal ini suatu

peluang besar untuk mengajukan klaim.

Oleh karena itu dia mengajukan penawaran yang harganya di bawah penawaran lain

sehingga dia memenangkan tender tersebut.

Pada waktu melaksanakan pekerjaan terowongan tersebut terbukti dugaan perusahaan

tersebut tidak salah. Mata bor yang dipakai ternyata tidak mampu menembus

batu-batuan dan patah. Pekerjaan segera dihentikan, mata bor yang patah dan

contoh batu-batuan setelah difoto, dikirim kelaboratorium independen di

Perancis. Hasil Laboratorium menyebutkan dengan pasti kekerasan batuan

tersebut menurut Skala Mohr yang ternyata lebih keras dari kekerasan batu

yang tercantum dalam dokumen tender. Hal inilah yang ditunggu perusahaan

tersebut. Selain itu laporan laboratorium juga merekomendasikan agar dipakai

mesin bor khusus dengan menggunakan mata bor dengan memakai intan. Hasil

penelitian sebab-sebab mata bor itu patah juga membuktikan bahwa jenis mata

bor tersebut patah karena dipakai untuk jenis batuan yang lebih keras.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas perusahaan itu menyusun klaim tambahan waktu dan

tambahan biaya sebagai berikut :

1. Klaim perpanjangan waktu

a) Waktu demobilisasi mesin bor yang lama

b) Waktu mobilisasi mesin bor yang baru (didatangkan dari Brasilia)

c) Tambahan waktu untuk pekerjaan lain akibat tertundanya pekerjaan

terowongan.

2. Klaim Biaya

a) Biaya mobilisasi mesin bor yang baru

Page 24: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

32

b) Tambahan biaya untuk pengeboran batuan yang lebih keras

c) Biaya tambahan untuk ahli mesin bor yang baru

d) Tambahan biaya overhead karena waktu pelaksanaan bertambah

e) Sewa tambahan untuk sewa peralatan yang idle karena menunggu mesin

bor yang baru

Oleh karena klaim-klaim tersebut didukung data yang akurat, hampir seluruhnya diterima

dan dibayar oleh Pengguna Jasa.

Ditambah dengan klaim-klaim lain maka seluruh klaim (menurut keterangan) sudah hampir

sama dengan nilai kontrak asli

Dari uraian tersebut di atas terlihat bahwa klaim yang berdasarkan data yang akurat (bukan

karangan atau mengada-ada) seharusnya diterima. Terlihat pula disini bahwa

sesungguhnya Pengguna Jasa ikut memberikan sumbangan pada klaim ini yaitu

kekurang telitian menyampaikan data lapangan sewaktu tender dan ini memang

hal yang sering terjadi.

Berdasarkan hal tersebut diatas perusahaan tersebut dijuluki “Claim Artist”.

3.6. Analisis Klaim.

Bila suatu klaim muncul, misalkan dari Penyedia jasa kepada Pengguna Jasa (ini yang sering

terjadi) maka klaim tersebut harus dianalisis dengan cermat.

Pertama-tama Pengguna Jasa harus meneliti apakah klaim tersebut berdasarkan fakta yang

dapat dibuktikan. Kemudian dianalisis dasar hukumnya seperti kesesuaian

dengan kontrak atau peraturan perundang-undangan dan akhirnya tentu saja

meng-analisis biaya yang diminta.

Membuktikan apakah klaim tersebut berdasarkan fakta serta sesuai kontrak tidaklah terlalu

sukar karena rujukannya jelas.

Page 25: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

33

Akan tetapi analisis biaya tidaklah mudah dan dapat bervariasi sesuai kecerdikan Penyedia

Jasa seperti memasukkan tambahan biaya untuk pekerjaan yang sesungguhnya

tidak berubah tapi terpengaruh pelaksanaannya karena ada pekerjaan yang

berubah. Kemudian Penyedia Jasa juga klaim biaya sewa alat yang

menganggur/idle, biaya overhead, tambahan biaya uang karena ada

perpanjangan waktu dlsb.

Robert D. Gilbreath dalam bukunya “MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS”

halaman 208 mengupas analisis klaim ini sebagai berikut:

“Analisis Klaim-Klaim.

Untuk mempertimbangkan manfaat-manfaat dari klaim dan menentukan

tambahan kompensasi apa yang diizinkan (bilamana ada), Pengguna Jasa harus

menganalisis secara seksama klaim tersebut dalam 3 tahapan yaitu:

(1) analisis secara faktual (apa sesungguhnya yang terjadi)

(2) analisis secara hukum atau berdasarkan kontrak (apakah benar Penyedia

Jasa berhak mengajukan klaim)

(3) analisis biaya (berupa biaya tambahan uang atau waktu harus diberikan

kepada Penyedia Jasa).

Analisis klaim secara faktual dan hukum lebih mudah jika anda mempunyai bentuk

pengawasan yang cocok, rincian data, pengawasan perubahan yang tersusun,

penetapan kemajuan pekerjaan dan pembayaran yang obyektif dan sebagainya.

Akan tetapi, sungguh mengejutkan berapa luas analisa biaya dapat bervariasi

dari keadaan fakta dan hukum yang sama.

Inilah daerah pembelaan klaim – analisa biaya – yang mengandung resiko

tertinggi dan menuntut perhatian terbesar dari Pengguna Jasa.

Ada dua metoda yang nyata untuk menghitung biaya-biaya klaim :

Page 26: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

34

1. metoda biaya total

2. metoda kenaikan biaya.

Dengan metoda biaya total, Penyedia Jasa secara sederhana membandingkan biaya

sebenarnya dari pelaksanaan suatu pekerjaan atau bagian pekerjaan dengan

biaya yang diharapkan (atau biaya pada waktu penawaran atau harga kontrak).

Perkiraan atau asumsinya adalah bahwa semua kenaikan biaya yang diderita

Penyedia Jasa merupakan klaim.

Tidak perlu disebut, kebanyakan Pengguna Jasa menanggapi secara negatif pendekatan

metoda biaya total ini. Masalah utama adalah Penyedia Jasa harus

membuktikan bahwa pekerjaan yang di rubah di laksanakan seefisien mungkin.

Ini sukar dilaksanakan.

Walaupun pendekatan ini dapat menyakinkan “batas atas” dari biaya klaim

yang diperlukan, hal ini biasanya tidak berdaya guna dalam mencari

penyelesaian.

Metoda kenaikan biaya lebih dianjurkan dibandingkan dengan metode biaya total

karena beberapa alasan. Pertama-tama, metode ini mensahkan kenaikan-

kenaikan biaya yang timbul dari kondisi-kondisi lain dari yang terhutang pada

fakta-fakta klaim (in-efisiensi Penyedia Jasa, nasib buruh, faktor-faktor yang

tidak berkaitan dengan klaim itu sendiri).

Kedua, pendekatan ini memungkinkan biaya-biaya diperkirakan untuk unsur-unsur

pekerjaan yang berlainan dibawah penetapan parameter biaya yang adil.

Seringkali dengan filosofi biaya total, suatu unsur kenaikan biaya yang tidak pada

tempatnya, bila dimasukkan kedalam klaim, mengaburkan atau menodai unsur-

unsur yang bermanfaat, sehingga mengurangi efektifitas klaim. Selain itu

metode kenaikan biaya menitik beratkan pada penyebab dan pengaruh dalam

satu nada. Dengan metode kenaikan biaya, para Penyedia Jasa mengaitkan

setiap tambahan biaya dengan setiap fakta penyebab, misalnya : Pengarahan

Page 27: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

35

anda adalah pemadatan tanah dilakukan dengan alat pemadat tangan yang

seharusnya menggunakan mesin giling menyebabkan kami menanggung

kenaikan biaya.

Yang paling penting, metode kenaikan biaya memungkinkan peningkatan pemecahan

dengan mudah, unsur-unsur pemecahan dapat dipisahkan dan ditangani

dengan cepat, sementara lebih banyak sengketa tertunda.

(Terjemahan bebas N. Yasin):

3.7. Jenis-Jenis Klaim.

Di antara beberapa jenis klaim, akan ditinjau 2 (dua) jenis klaim yang paling sering terjadi

yaitu klaim yang timbul akibat keterlambatan penyelesaian pekerjaan. Klaim

jenis ini biasanya mengenai permintaan tambahan biaya dan tambahan waktu.

Selain itu terdapat pula jenis klaim lain sebagai akibat kelambatan tadi yaitu klaim atas

biaya tak langsung (overhead). Penyedia Jasa yang terlambat menyelesaikan

suatu pekerjaan karena sebab-sebab dari Pengguna Jasa, meminta penggantian

tambahan biaya overhead dengan alasan biaya ini bertambah karena pekerjaan

belum selesai.

Walaupun klaim kelambatan kelihatannya sederhana saja, namun dalam kenyataannya

tidak demikian. Misalnya Penyedia Jasa hanya diberikan tambahan waktu

pelaksanaan tanpa tambahan biaya karena alasan-alasan tertentu.

Di lain kejadian Penyedia Jasa selain mendapat tambahan waktu mendapatkan pula

konpensi lain.

Kemungkinan lain, Penyedia Jasa tidak mendapatkan seluruh klaim kelambatan yang

diminta karena tidak seluruh kelambatan tersebut kesalahan Pengguna Jasa.

Penyedia Jasa juga mempunyai andil dalam kelambatan tersebut yang terjadi

secara tumpang tindih.

Page 28: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

36

Mengenai klaim kelambatan pelaksanaan ini (delay claims), Robert D. Gilbreath dalam

bukunya, “”MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS” halaman 209 – 210

menulis sebagai berikut :

“Klaim-Klaim Kelambatan.

Salah satu jenis klaim yang paling sering terjadi adalah Pengguna Jasa, Penyedia Jasa lain

atas kondisi-kondisi lapangan menyebabkan Penyedia Jasa terlambat. Dalam

banyak kasus klaim tersebut berupa tambahan waktu dan biaya.

Kebanyakan Pengadilan menjumpai tiga macam klaim yang jelas, dan cara penyelesaian

tergantung pada macam yang terkait.

Ketiga macam klaim tersebut adalah :

1. Kelambatan yang dapat diterima (execusable delay).

Untuk hal ini, Penyedia Jasa hanya diberikan perpanjangan waktu, tapi tidak

tambahan biaya atau pembebasan lainnya.

2. Kelambatan-kelambatan dengan konpensasi (ganti kerugian).

Disini Penyedia Jasa tidak saja diberikan perpanjangan waktu (jika hal itu dapat

ditunjukkan bahwa perpanjangan waktu tersebut perlu) tapi juga tambahan

ganti rugi/konpensasi.

3. Kelambatan-kelambatan yang berbenturan.

Disini maksudnya adalah kelambatan tersebut sebagian karena kesalahan

Pengguna Jasa dan sebagian lagi karena kesalahan Penyedia Jasa dan

periode kelambatannya tumpang tindih atau berbenturan. Sebagai contoh :

Pengguna Jasa mungkin terlambat menyerahkan peralatan kepada

Penyedia Jasa untuk dipasang atau terlambat mendapatkan izin bangunan

(IMB) atau otorisasi daerah sehingga Penyedia Jasa tidak dapat mulai kerja.

Misalkan kelambatan ini menunda mulainya pekerjaan dari 1 Januari

Page 29: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

37

sampai 1 Juli (6 bulan keterlambatan Pengguna Jasa). Disamping itu

Penyedia Jasa tidak dapat menyelesaikan gambar-gambar kerja atau

jaminan pelaksanaan (atau beberapa kewajiban lain) dalam periode 1 April

sampai dengan 1 Juli (3 bulan keterlambatan Penyedia Jasa). Dengan kata

lain, Penyedia Jasa terlambat 3 bulan karena masalah mereka sendiri,

terlepas apakah Pengguna Jasa terlambat atau tidak. Masa dari 1 April

sampai 1 Juli adalah masa tumpang tindih – berbenturan. Jika semua dapat

dibuktikan, Penyedia Jasa hanya diberikan perpanjangan waktu selama 3

bulan yaitu periode Januari – April – 3 bulan kelambatan semata-mata

masalah Pengguna Jasa. Bila kedua pihak bersalah, kelambatan diistilahkan

sebagai berbenturan, dan tidak ada satu pihak pun mendapat pembebasan.

Kelambatan-kelambatan yang tumpang tindih ini sungguh menjadi rumit

bila kelambatan dari satu Penyedia Jasa menyebabkan kelambatan

Penyedia Jasa lain, Sub Penyedia Jasa dan seterusnya. Menguraikannya

adalah suatu tantangan besar dan biasanya memerlukan analisis dari ahli

secara sungguh-sungguh seperti menyusun program jadual CPM dan

sebagainya. Klaim-klaim kelambatan hampir selalu mengarah pada

permintaan waktu dan uang. Beberapa unsur biaya yang biasa yang

meningkat sebagai akibat dari waktu (biaya-biaya waktu peka) adalah:

1. bunga bank (interst)

2. asuransi

3. overhead kantor pusat

4. biaya umum

5. penyewaan

6. pemeliharaan alat

7. pemasokan materal

Page 30: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

38

8. dukungan teknik

9. administrasi kontrak

10. mutu program administrasi

11. pengamanan

12. pengawasan

13. perpanjangan atau kehilangan masa jaminan

14. ganti rugi

15. penyimpanan dan perlindungan material.

Berhutang kepada semua hal tersebut diatas dan lebih lagi mudah dilihat mengapa

kelambatan yang diizinkan sangat jarang – jika waktu diberikan, uang

biasanya diberikan juga (klaim ganti rugi).

Penggunaan paling biasa dari keterlambatan yang diizinkan adalah bila diberikan

dimuka – Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa setuju mengenai penundaan

untuk kebaikan salah satu pihak atau keduanya.

(Terjemahan bebas N. Yasin):

Mengenai biaya-biaya umum (overhead) dalam klaim-klaim, Robert D. Gilbreath dalam

bukunya “MANAGING CONSTRUCTION CONTRACT” pada halaman 210 – 211

menulis sebagai berikut :

“Biaya-Biaya Umum Dalam Klaim.

Dapatkah Penyedia Jasa menagih biaya-biaya umum kepada Pengguna Jasa, hanya karena

kelambatan ?.

Page 31: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

39

Dengan kata lain, jika Pengguna Jasa memperlambat Penyedia Jasa selama dua bulan, dan

disamping biaya-biaya langsung dan terkait seperti tersebut diatas Penyedia

Jasa managih overhead kantor pusat – apakah harus dibayar ?. Kebanyakan

orang menolak dugaan ini segera, tetapi hal ini mempunyai manfaat – dan

telah dibenarkan dalam kasus per kasus.

Apa yang menyebabkan biaya overhead naik ?. Sebagai contoh pertimbangkan gaji seorang

Direktur Utama Penyedia Jasa, pengeluaran-pengeluaran perusahaan staf

perusahaan, tagihan-tagihan umum pada kantor pusat, pengeluaran

gedung, pajak real estate, biaya iklan dan seterusnya. Biaya-biaya ini tidak

khusus dibebankan pada salah satu kontrak, tapi diperhitungkan dengan

menyebarkannya kepada semua kontrak dan termasuk secara tidak

langsung dalam harga penawaran Penyedia Jasa.

Jika kontrak yang terlambat dari satu tahun menjadi dua tahun

pelaksanaan, biaya-biaya ini berjalan terus tidak pandang apakah ia

proporsional terhadap jumlah pekerjaan sesungguhnya ada atau tagihan

yang terjadi.

Pengadilan telah mengizinkan biaya overhead dalam situasi kelambatan. Rationya beraneka,

tetapi biasanya berkisar :

1. dokumen kontrak (apa yang disebutkan tentang unsur biaya ini)

2. apakah biaya-biaya klaim ini diizinkan (apakah sudah dimasukkan dalam biaya

kontrak lain)

3. unsur-unsur apa saja yang dimasukkan (keanggotaan golf Direktur Utama).

4. Bagaimana biaya-biaya perusahaan ini dialokasikan keseluruh kontrak.

Isu final ini menjadi prinsip pembukuan yang hanya diketahui beberapa orang saja sehubungan

dengan pengumpulan biaya, metoda pengalokasian beban yang dipakai dan

disebar.

Page 32: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

40

Mencukupi untuk menyatakan bahwa biaya-biaya kelambatan sering lebih tinggi dari yang

disadari Pengguna Jasa dan harus dipertimbangkan dengan sangat hati-hati

sebelum kelambatan dibuktikan atau diizinkan terjadi.

Sebuah butir penting lain muncul disini. Tidak ada maaf untuk kekurangan pelatihan atau

kesadaran pada isu ini – untuk klaim-klaim yang tidak peka.

Jika anda terlibat dalam konstruksi, dalam hal apa saja, anda harus tahu bagaimana keputusan

anda mengenai kepekaan waktu dan biaya dan harus siap untuk menikmati

atau menanggung konsekwensi sebelum hal tersebut diambil.

Hal ini berarti bahwa semua orang harus mengetahui dasar-dasar pengajuan dan pembelaan

klaim, macam-macam biaya yang dapat terlibat dan pengelolaan kontrak yang

kritis. Bahwa sistim biaya dan jadual adalah penting bukan saja untuk

pengawasan kontrak tapi juga untuk perlindungan klaim.

Hal yang sama juga benar untuk dokumentasi, pelaporan kontrak, catatan pembukuan yang

sangat teliti. Klaim yang berkembang menjadi tuntutan hukum sering terjadi

beberapa tahun-tahun sesudah semua orang yang bertanggung jawab telah

pindah atau melupakan apa yang terjadi.

Hal itu mengenai seseorang dari mereka untuk membuat anda seorang yang percaya pada

sistim pengelolaan kontrak dan pengawasan kontrak.

(Terjemahan bebas N. Yasin):

4. Perkembangan Kejadian Suatu Klaim.

Dalam paragrap ini akan diuraikan bagaimana proses klaim yang terjadi sebagai akibat

perubahan yang diperintahkan atau diminta.

Hal ini dijelaskan oleh Robert D. Gilbreath dalam bukunya : “MANAGING CONSTRUCTION

CONTRACTS” halaman 213 secara grafis sebagaimana tertera dalam halaman 33.

Penjelasan dari diagram tersebut adalah sebagai berikut :

Page 33: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

41

4.1. Perubahan Pekerjaan.

Klaim berawal dari terjadinya suatu perubahan pekerjaan.

Perubahan pekerjaan ini terdiri dari 2 (dua) kemungkinan :

· Diketahui sebelumnya

· Tidak diketahui sebelumnya.

4.2. Pemberitahuan.

Bila perubahan pekerjaan diketahui sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemberitahuan kepada Pengguna Jasa.

4.3. Permintaan Perubahan.

Bila perubahan pekerjaan tidak diketahui sebelumnya maka perubahan pekerjaan tersebut

dinamakan perubahan tidak resmi.

Untuk ini Penyedia Jasa mengajukan Permintaan Perubahan kepada Pengguna Jasa.

4.4. Penerbitan Perintah Perubahan.

Apabila Pemberitahuan dan atau Permintaan Perubahan disetujui maka Pengguna Jasa

wajib menerbitkan Perintah Perubahan Pekerjaan.

4.5. Klaim.

Apabila Pemberitahuan dan atau Permintaan Perubahan tidak disetujui Pengguna Jasa

maka Penyedia Jasa mengajukan klaim.

Bila klaim disetujui diterbitkan Perintah Perubahan Pekerjaan.

4.6. Arbitrase/Pengadilan.

Apabila klaim tidak disetujui, Penyedia Jasa dapat mengajukan penyelesaian sengketa lewat

Arbitrase atau Pengadilan (sesuai kesepakatan dalam kontrak).

Page 34: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

42

4.7. Amandemen Kontrak.

Setelah terbit perintah perubahan harus diikuti dengan penerbitan Amandemen Kontrak.

PERKEMBANGAN KEJADIAN SUATU KLAIM.

5. Prosedur Penanganan Klaim.

5.1. Administrasi Kontrak.

Dalam menangani klaim, fungsi Administrasi Kontrak memegang peranan yang sangat

penting, bahkan dapat dikatakan bahwa berhasil tidaknya penyelesaian suatu klaim

sangat tergantung dari kerapihan dan kecermatan memelihara dan mengelola

Administrasi kontrak sejak saat kontrak ditanda tangani.

Kelalaian, kecerobohan serta kurang terpeliharanya arsip-arsip dan data-data kontrak

lainnya termasuk surat menyurat antara Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa akan sangat

melemahkan perjuangan dalam penanganan masalah klaim. Sebagai kesimpulan dapat

dikatakan bahwa sasaran pertama dari pengelolaan kontrak adalah menghilangkan

atau setidaknya mengurangi kemungkinan terjadinya suatu klaim.

5.2. Manajer Kontrak/Administrator Kontrak.

Seperti proses dalam perubahan pekerjaan, Manajer Kontrak/Administrator Kontrak

biasanya bertugas menangani klaim, mulai sejak klaim muncul sampai dengan

penyelesaiannya.

Tentu saja dengan otoritas dari Pengguna Jasa/Penyedia Jasa jika suatu klaim terjadi,

Manajer Kontrak/Administrator Kontrak melakukan hal-hal berikut :

a. Harus yakin hal tersebut secara manajerial benar

b. Menganalisis klaim dengan teliti

c. Mencatat dan mengarsipkan dengan cermat

Page 35: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

43

d. Menyelesaikannya sesegera mungkin.

Semua diskusi, surat-menyurat dokumen-dokumen pendukung dan sebangsanya yang

berhubungan dengan klaim harus diperoleh dan dihimpun untuk dievaluasi apakah

klaim tersebut dapat diterima atau ditolak.

5.3. Evaluasi.

Manajer Kontrak/Administrator Kontrak kemudian memimpin suatu usaha penelitian

secara mendetail termasuk didalamnya :

a. Mewawancarai orang-orang yang bersangkutan dari pihak Pengguna Jasa.

b. Mempelajari dokumen kontrak, arsip proyek, laporan-laporan yang mungkin

diperlukan untuk menganalisis klaim.

5.4. Bahan-Bahan Evaluasi.

Untuk melaksanakan evaluasi dengan baik diperlukan dokumen-dokumen yang mencakup

hal-hal berikut :

a. Dokumen Kontrak

b. Perubahan-perubahan pekerjaan

c. Ringkasan pekerjaan tambah/kurang yang telah disetujui.

d. Risalah rapat

e. Korespondensi dengan Penyedia Jasa

f. Jadual pelaksanaan

g. Photo-photo dokumentasi proyek

h. Laporan harian dan sebagainya.

Page 36: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

44

5.5. Analisis.

Apabila seluruh arsip-arsip klaim sudah lengkap maka Manajer Kontrak/Administrator

Kontrak meminta bantuan orang-orang proyek lainnya untuk menganalisis dan

menyiapkan tanggapan atas klaim tersebut.

5.6. Perintah Perubahan.

Sekali klaim tersebut telah diselesaikan maka Perintah Perubahan Pekerjaan harus

diterbitkan. Dalam hal ini semua perubahan terhadap kontrak harus diawasi dan

didokumentasikan dengan baik.

5.7. Penyelesaian Klaim.

Apabila cara penanganan klaim seperti diatas tidak mencapai persetujuan, maka dapat

ditempuh melalui pengadilan atau arbitrasi.

Catatan :

Seluruh prosedur tersebut diatas yaitu butir 5.1 hingga butir 5.7 dapat pula dilakukan oleh

Penyedia Jasa apabila inisiatip klaim datang dari pihak Penyedia Jasa.

Selanjutnya Robert D. Gilbreath dalam bukunya “MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS”

halaman 212 – 214 menguraikan prosedur penanganan klaim yang dianjurkan sebagai

berikut :

Seperti proses perubahan pekerjaan, Manajer Kontrak biasanya bertugas menangani klaim

sejak permohonan sampai penyelesaian.

Dan seperti beberapa proses lain yang diuraikan disini, dia bertindak lebih sebagai

koordinator daripada sebagai kuasa Pengguna Jasa.

Sasaran pertama dari pengelolaan kontrak adalah menghilangkan atau mengurangi

timbulnya kondisi rangsangan klaim dan klaim itu sendiri. Akan tetapi bila sebuah klaim

disajikan, Administrator Kontrak harus meyakini bahwa hal tersebut memberikan

Page 37: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

45

pandangan pengelolaan yang tepat, dengan hati-hati dianalisis dan didokumentasikan,

dan secara wajar diperbaiki selekas mungkin. Beberapa hal adalah seperti perusakan

moral pegawai Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa sebagai hal yang pahit seperti klaim

yang tidak terselesaikan.

Semua percakapan, korespondensi, dokumen pendukung dan sebangsanya, mengenai klaim

harus diperoleh dan dihimpun. Arsip terpisah harus dipelihara untuk setiap klaim dan

harus termasuk rekaman dari bagian kontrak yang menyangkut klaim, hasil dari analisis

faktual, hukum dan biaya dan dokumen-dokumen lain yang mungkin dapat membantu

penolakan atau penyelesaian klaim.

Setiap klaim yang diterima Pengguna Jasa harus diteruskan ke Manajer Kontrak. Dia harus

membuat arsip klaim dan mencatat klaim tersebut dalam suatu usulan atau buku daftar

klaim untuk maksud penelusuran.

Jika tambahan informasi diperlukan dari Penyedia Jasa, hal ini harus dicatat dalam buku

daftar klaim dan Penyedia Jasa diminta untuk menyediakannya.

Kemudian Manajer Kontrak menyelenggarakan usaha penelitian rinci termasuk diantara

tugas-tugas lain, wawancara dengan personalia Pengguna Jasa yang terkait, Manajer

Kontrak, arsip proyek dan laporan-laporan dan himpunan dokumentasi yang akan

diperlukan untuk menganalisis klaim.

Dokumentasi termasuk kontrak itu sendiri, perubahan-perubahan pekerjaan, ikhtisar

pekerjaan tambah dan persetujuan-persetujuan, risalah-risalah rapat, korespondensi

dengan Penyedia Jasa, jadual yang dibuat Penyedia Jasa, foto-foto proyek, aktivitas

harian atau laporan kemajuan pekerjaan, catatan waktu, perkiraan progres dan

penagihan dan catatan telepon.

Sekali arsip klaim telah lengkap, Manajer Kontrak menyusun daftar bantuan dari personal

proyek dalam menganalisis klaim dan menyiapkan tanggapan kepada Penyedia Jasa.

Orang-orang yang dilibatkan termasuk Manajer Konstruksi, insinyur-insinyur perencana,

insinyur biaya, pembuat jadual proyek dan sebagainya.

Page 38: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

46

Usaha mereka seharusnya menyusun dan mengkoordinasikan tugas dari analisis yang

objektif dan tanggapan yang wajar.

Manajer Kontrak tidak pernah harus menyetujui kenaikan biaya dengan Penyedia Jasa atau

pembebasan lain tanpa otoritas yang tepat dan dianjurkan bahwa Proyek Manajer atau

Kepala Perwakilan Pengguna Jasa memimpin semua perundingan dengan Penyedia

Jasa. Sekali lagi, peranan Manajer Kontrak adalah penasehat mengenai otoritas kontrak

Pengguna Jasa, tidak perlu sebagai penyelenggara kontrak, walaupun hal ini diizinkan

jika Pengguna Jasa menginginkannya.

Sekali klaim telah terselesaikan, perubahan pekerjaan harus diterbitkan untuk mendukung

keputusan klaim.

Dalam hal ini semua perubahan kontrak apakah atas inisiatip Pengguna Jasa (pembentukan

dan mengakibatkan perubahan pekerjaan) atas dasar inisiatip Penyedia Jasa (pengajuan

klaim dan berakibat perubahan pekerjaan) diawasi dan didokumentasikan dengan cara

yang sama.

Jika keputusan mengenai klaim tidak mungkin tanpa melibatkan manajemen Pengguna

Jasa yang lebih tinggi, Manajer Kontrak menyiapkan dan mengajukan unsur-unsur klaim

dan analisnya dan membantu proses sesuai kebutuhan. Walaupun kecenderungan

adalah kuat, Manajer Kontrak tidak harus secara emosional terlibat dalam sengketa,

tetapi ketimbang menerima tantangan untuk menangani setiap klaim berdasarkan

usahanya sendiri lebih lama, melibatkan dan meng-koordinasikan usahanya dengan

personel proyek yang berkaitan, bertanggung jawab, menyusun dan merekomendasikan

proses.

(Terjemahan bebas N. Yasin)

6. Contoh-Contoh Kasus Klaim yang Baik.

Robert D. Gilbreath dalam bukunya “MANAGING CONSTRUCTION CONTRACTS” halaman

214 – 215 memberikan 3 (tiga) contoh kasus klaim yang baik. Ringkasannya adalah sebagai

berikut :

Page 39: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

47

a. Kasus 1.

Pengguna Jasa dari suatu komplek industri yang sedang dibangun, baru-baru ini

mengirimkan seorang insinyur mesin mengikuti seminar 3 hari mengenai teknik

pemeriksaan pengelasan. Ketika pulang, dengan penuh antusias mengenai inspeksi

radiografi untuk mengetahui cacat pengelasan, dia merubah spesifikasi untuk proses

penanaman pipa uap tepat setelah Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan tersebut.

Karena pemeriksaan dilakukan oleh perusahaan lain yang disewa Pengguna Jasa tidak

ada perubahan pekerjaan. Setelah beberapa bulan bekerja, Penyedia Jasa yang

memasang pipa mengajukan klaim sebesar Rp.2.000.000.000,- sebagai tambahan

kompensasi karena inefisiensi dan campur tangan disebabkan kenaikan proses

pengawasan.

Singkatnya klaim tersebut sebagai berikut :

Spek asli hanya minta pemeriksaan pengelasan secara visual namun inspeksi periodik

dengan X-Ray menyebabkan pengelasan pipa terhenti pada saluran terbuka karena

tukang las takut kena radiasi.

Banyak pengelasan ditolak dan harus diulang dan jadual bertambah hingga musim

dingin yang mengakibatkan inefisiensi dalam pengelasan.

Tambahan pengelasan karena ditolak membutuhkan tambahan empat tukang las.

Karena tukang las yang berkualitas sangat sulit di lokasi pekerjaan, perlu biaya

tambahan untuk mendatangkan dari luar, melatih atau mengganti tukang las lainnya.

b. Kasus 2.

Sebuah kontrak unit price dimenangkan oleh Penyedia Jasa listrik untuk pembangunan

pusat listrik.

Gambar berubah mengenai saluran kabel bawah tanah dan rute/jalannya kabel yang

ditetapkan secara tiba-tiba ketika tarikan kabel dimulai dalam pabrik.

Page 40: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

48

Perubahan berdampak pada penambahan panjang kabel yang ditanam hanya sebanyak

10% dari perkiraan asli dan Penyedia Jasa dibayar berdasarkan unit price untuk

penambahan ini.

Akan tetapi Penyedia Jasa tetap mengajukan klaim sebagai kompensasi diatas jumlah

tersebut diatas untuk memperhitungkan :

- in-efisiensi dalam operasi. Jika kabel diukur, dipotong, ditarik dan kemudian dikeluarkan lagi

dan dibuang karena revisi Gambar perubahan ukuran kabel dan rute.

- In-efisiensi dalam pembelian dan pemotongan kabel, karena Penyedia Jasa tidak dapat

merencanakan penggunaan kabel sampai kepada panjang potongan kabel

maksimum dari standar gulungan kabel yang dibeli.

- Demobilisasi, waktu tunggu, dan remobilisasi dan angkatan kerja dari satu tempat ketempat

lain dari pabrik karena perubahan gambar kenyataan.

c. Kasus 3.

Kontrak lump sum untuk memasang genarator turbin untuk pusat listrik nuklir diberikan

kepada Penyedia Jasa A – Mekanikal.

Peralatan akan dipasok oleh kapal tongkang 2 minggu setelah Penyedia Jasa –A

melakukan mobilisasi lapangan. Cuaca yang membeku menyebabkan es memblokir

sungai yang bersebelahan dengan pusat listrik, dengan keterlambatan 2 bulan dalam

penerimaan turbine generator milik Pengguna Jasa. Untuk mengejar kehilangan waktu,

proyek manajer memerintahkan Penyedia Jasa –B untuk memulai instalasi sirkulasi pipa

air dari bangunan turbine ke menara pendingin.

Pada waktu generator turbine akhirnya tiba, Penyedia Jasa-A tidak dapat memindahkan

komponen-komponen berat dari dermaga tongkang ketujuan penempatannya

dibangunan turbin karena lubang galian pipa sedalam 7 meter terisi sebagian pipa air

sirkulasi yang menghalangi jalan masuk.

Penyedia Jasa-A mengajukan klaim sebagai tambahan kompensasi karena :

Page 41: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

49

- Tenaga kerja dan peralatan menunggu 2 bulan karena es dan tambahan 2 bulan untuk

kelambatan lubang pipa.

- Gudang sementara untuk generator turbin di lapangan

- Percepatan kerja segera lubang pipa ditutup untuk mengatasi kehilangan waktu

- Kehilangan keuntungan karena tidak dapat menggunakan tenaga kerja dan peralatan untuk

pekerjaan lain.

pembahasan klaim konstruksi

http://sipilista.wordpress.com/2009/05/09/pembahasan-klaim-konstruksi

/09/05/2009 oleh sipilista

sebab-sebab timbul klaim

1. sebab-sebab umum

komunikasi antara pengguna jasa dan penyedia jasa buruk

administrasi kontrak yang tidak mencukupi

sasaran waktu yang tidak terkendali

kejadian external yang tidak terkendali

kontrak yang artinya mendua

1. sebab-sebab dari pengguna jasa

informasi tender yang tidak lengkap/ sempurna mengenai desain, bahan, spesifikasi

penyelidikan site yang tidak sempurna/ perubahan site

reaksi/ tanggapan yang lambat

Page 42: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

50

alokasi resiko yang tidak jelas

kelambatan pembayaran

larangan metode tertentu

1. sebab-sebab dari penyedia jasa

pekerjaan yang cacat/ mutu pekerjaan buruk

kelambatan penyelesaian

klaim tandingan/ perlawanan klaim

pekerjaan tidak sesuai spesifikasi

bahanyang dipakai tidak memenuhi syarat garansi

klaim dpt terjadi karena sebab-sebab yang datangnya baik dari pengguna jasa (puga) maupun penyedia jasa (peja) atau sebab-sebab lain. sesungguhnya ini yang menjd dasar filosofi atau pandangan bahwa klaim sesungguhnya sesuatu yang wajar terjadi di dunia konstruksi.

unsur-unsur klaim

klaim-klaim kon yang biasa muncul dan plng srng tjd adalah klaim mengenai waktu dan biaya sebagai peruahan pekerjaan.

namun terkadang peja, disamping mengajukan klaim ut perubahan pekerjaan, jg mengajukan klaim sebagai dampak terhadap pekerjaan yang tdk berubahà ut menghitung biaya pekerjaan yg tdk diubah adalah tidak mudah.

biaya-biaya ut melaksanakan perubahan pekerjaan yg paling biasa tjd :

1. kenaikan upah tenaga kerja/ tambahan atau upah yang lbh tingi2. tambahan material dan peralatan yang diperlukan

3. tambahan pengawasan, admistrasi dan overhead

4. tambahan waktu yg perlu ut pelaksanaan

5. membuka/ mengerjakan kembali pekerjaan

6. penurunan produktivitas atau efisiensi

7. pengaruh cuaca

8. catatan mengenai hambatn-hambatan dan kelambatan2

Page 43: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

51

9. demobobilisasi dan remobilisasi

10. penanganan material yang berlebiahan

11. biaya-biaya lembur dan waktu kerja

12. lembur yang berlebihan, yang mengarah penurunan produktivitas

13. salah penempatan peralatan

14. penumpukan pd tempat kerja

15. de-efisiensi dari jenis pekerjaan

kategori klaim

klaim dapat  dikategorikan 3 :

1. dari pengguna jasa terhadap penyedia jasa

pengurangan nilai kontrak

percepatan waktu penyelesaian pekerjaan

kompensasi atas kelalaian peja

1. dari penyedia jasa terhadap puja

tamabahan waktu pelaksanaan pekerjaan

tambahan kompensasi

tambahan konsesi atas pengurangan spesifikasi teknis atau bahan

1. dari sub peja atau pemasok bahan terhadap peja utama

jenis-jenis klaim

1. klaim tambahan biaya dan waktu

keterlambatan penyelesaian pekerjaan à tambahan waktu dan biaya

1. klaim biaya tak langsung (ovrhead)

keterlambatan penyelesaian pekerjaan à tambahan waktu dan biaya

1. klaim tambahan waktu (tanpa tambahan biaya)2. klaim kompensasi lain

Page 44: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

52

proses penangana klaim à tugas

cara-cara menyelesaikan sengketa konstruksi

klaim bukanlah tuntutan atau gugatan yang sudah dianggap benar karena klaim tidak selalu dapat diselesaikan atau dipaneuhi. apabila klaim tidak dilayani, berarti telah terjadi sengketa antara pihak yang berkontrak.

sengketa konstruksi dapat timbul karena antara la in: klaim yang tidak dilayani, misalnya kelambatan pembayaran, kelambatan penyelesaian pekerjaan, perbedaan penafsiran dokumen kntrak, ketidakmampuan baik teknis maupun manajerial dr para pihak.

pengertian sengketa

sengketa konstruksi adalah  sengketa yang terjadi sehubungan dengan pelaksanaan suatu usaha jasa konstruksi antara pihak-pihak yang tersebut dalam kontrak konstruksi. (construction dispute)

sengketa konstruksi dapat diselesaikan melalui beberapa pilihan yang disepakati oleh para pihak :

1. badan peradilan (pangadilan), atau2. arbitrase (lembaga atau ad hoc), atau

3. alternatif penyelesaian sengketa (konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi)

penyelesaian lewat arbitrase lebih disukai d

Page 45: 62204024 Tugas Hukum Dan Klaim Konstruksi Contoh Kasus (1)

53