kkp bab ii

150
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Dasar Sistem 1. Definisi Sistem Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian. Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai. Ada beberapa definisi sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu: Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1), “Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”. 10

Upload: andri-ahmad-gozali

Post on 12-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KKP Gue

TRANSCRIPT

Page 1: KKP BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Umum

2.1.1 Konsep Dasar Sistem

1. Definisi Sistem

Sistem memiliki beberapa subsistem atau sistem-sistem bagian.

Komponen subsistem atau sistem-sistem bagian pada suatu sistem tidak

dapat berdiri sendiri, namun saling berinteraksi dan berhubungan dalam

membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran mampu tercapai.

Ada beberapa definisi sistem menurut pendapat ahli, diantaranya yaitu:

Menurut Jogiyanto yang mengutip dalam buku Yakub (2012:1),

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari sebuah prosedur-prosedur yang

saling berhubungan, saling berkumpul bersama-sama untuk melakukan

suatu kegiatan atau untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu”.

Menurut Sutabri (2012:22), “Secara sederhananya, suatu sistem

dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur

dan komponen, atau variabel yang terorganisir untuk saling berinteraksi

dan berhubungan, saling tergantung satu sama lain, dan saling terpadu”.

Menurut Hartono (2013:9), ”Sistem yang berarti himpunan dari

berbagai macam bagian atau elemen, dengan saling berhubungan secara

teroganisasi berdasarkan fungsi-fungsinya, menciptakan satu kesatuan”.

Menurut Taufiq (2013:2), “Sistem adalah suatu kumpulan pada

sub-sub sistem yang abstrak maupun sistem yang fisik yang akan saling

terintegrasi dan berkolaborasi untuk memperoleh suatu tujuan tertentu”.

10

Page 2: KKP BAB II

11

2. Karakteristik Sistem

Menurut Sutabri (2012:20), “Sistem memiliki karakteristik atau

sifat-sifat tertentu yang mencirikan bahwa hal tersebut dapat dikatakan

sebagai suatu sistem”. Adapun dari karakteristik yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

a. Komponen Sistem (Components)

Sistem terdiri dari sejumlah komponen dan saling berinteraksi,

artinya dengan saling bekerja-sama untuk membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen sistem tersebut dapat berupa suatu subsistem.

Setiap subsistem memiliki sifat dari sistem untuk menjalankan suatu

fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

Sistem dapat memiliki sistem lebih besar atau disebut ‘supra sistem’.

b. Batasan Sistem (Boundary)

Ruang lingkup pada sistem merupakan daerah yang membatasi

diantara sistem yang satu dengan sistem yang lain atau sistem dalam

lingkungan luarnya. Batasan sistem ini, memungkinkan suatu sistem

dipandang sebagai ‘satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan’.

c. Lingkungan Luar Sistem (Evinronment)

Bentuk apapun yang ada di luar batasan sistem (ruang lingkup)

yang mempengaruhi operasi sistem tersebut disebut lingkungan luar.

Lingkungan luar sistem ini dapat bersifat menguntungkan dan dapat

bersifat merugikan sistem itu. Dengan demikian, lingkungan luar itu

harus tetap dijaga dan dipelihara. Lingkungan yang merugikan harus

dikendalikan supaya tidak mengganggu kalangsungan hidup sistem.

Page 3: KKP BAB II

12

d. Penghubung Sistem (Interface)

Media yang menghubungkan sistem dengan subsistem lainnya,

disebut dengan penghubung sistem. Penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang

lain. Bentuk pada keluaran dari satu subsistem akan menjadi inputan

untuk subsistem lain melalui penghubung sistem. Dengan demikian,

dapat terjadi sebuah integrasi sistem yang membentuk satu kesatuan.

e. Masukan Sistem (Input)

Energi dimasukan ke dalam sistem dapat berupa pemeliharaan

(maintenance input) dan sinyal (signal input). Contoh, dalam sebuah

unit pada sistem komputer, program adalah maintenance input yang

digunakan ketika akan mengoperasikan suatu komputernya dan data

merupakan signal input yang diolah untuk dijadikan suatu informasi.

f. Keluaran Sistem (Output)

Hasil energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran

yang berguna. Keluaran ini merupakan suatu inputan bagi subsistem

yang lain seperti informasi. Keluaran yang dihasilkan adalah sebuah

informasi. Informasi ini nanti akan digunakan sebagai inputan untuk

pengambilan keputusan (hal yang menjadi input bagi subsitem lain).

g. Pengolahan Sistem (Process)

Sistem dapat mempunyai sebuah proses yang dapat mengubah

masukan menjadi keluaran. Sebagai contoh adalah sistem akuntansi.

Kemudian dari sistem ini, akan mengolah dalam suatu data transaksi

menjadi laporan-laporan yang dibutuhkan kepada pihak manajemen.

Page 4: KKP BAB II

13

h. Sasaran Sistem (Objective)

Sistem mempunyai tujuan atau sasaran yang pasti dan bersifat

deterministic. Jika suatu sistem tidak mempunyai tujuan atau sasaran

yang pasti maka operasi sistem tidak ada gunanya. Sistem dikatakan

berhasil bila mengenai sasaran atau tujuan yang sudah direncanakan.

Sumber: Sutabri (2012:22)

Gambar 2.1 Karakteristik Sistem

3. Klasifikasi Sistem

Menurut Taufiq (2013:8), sebuah sistem dapat diklasifikasikan

dengan beberapa sudut pandang yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Dilihat dari bentuknya, sistem dapat dibagi menjadi dua yaitu

sistem abstrak dan sistem fisik. Sistem abstrak adalah sebuah sistem

yang tidak dapat dipegang dan dilihat, yang biasa disebut prosedur.

Contoh pada sistem abstrak yaitu pembayaran keuangan mahasiswa,

sistem akademik, sistem perusahaan, belajar-mengajar dan lain-lain.

Page 5: KKP BAB II

14

Sistem fisik adalah sebuah sistem yang dapat dilihat dan dapat

dipegang oleh panca indera manusia. Contoh dari sistem fisik adalah

sistem komputer, sistem transportasi, sistem akuntansi, sistem dalam

perguruan tinggi, sistem dari suatu mesin untuk kendaraan bermotor,

sistem mesin mobil, sistem mesin-mesin di perusahaan dan lain-lain.

Dilihat dari fungsinya, baik sistem abstrak maupun sistem fisik

memiliki fungsi yang penting. Sistem abstrak bekerja penting dalam

mengelola proses-proses atau prosedur yang nantinya berguna untuk

sistem lain agar bisa berjalan secara optimal. Sedangkan sistem fisik

berperan untuk mengatur proses dari benda-benda atau alat-alat yang

digunakan untuk mendukung proses yang ada pada suatu organisasi.

b. Sistem Dapat Dipastikan dan Sistem Tidak Dapat Dipastikan

Sistem dapat dipastikan adalah suatu sistem yang input, proses

dan outputnya telah ditentukan sejak awalnya. Sudah dideskripsikan

dengan jelas apa inputannya, bagaimana cara prosesnya dan harapan

pada outputnya seperti apa. Sedangkan sistem tidak dapat dipastikan

atau biasanya disebut sistem probabilistik adalah sistem yang belum

dapat didefinisi dengan jelas salah satu dari input-proses-output atau

semua atau ketiga-tiganya yang belum dapat terdefinisi dengan jelas.

c. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup dan sistem terbuka yang akan membedakannya

adalah adakah faktor yang mempengaruhi dari luar sistem atau tidak,

jika tidak ada faktor yang mempengaruhi dari luar maka bisa disebut

sistem tertutup namun jika ada pengaruh luar disebut sistem terbuka.

Page 6: KKP BAB II

15

1. Sistem Tertutup

Sumber: Taufiq (2013:9)

Gambar 2.2 Sistem Tertutup

2. Sistem Terbuka

Sumber: Taufiq (2013:9)

Gambar 2.3 Sistem Terbuka

d. Sistem Manusia dan Sistem Mesin

Sistem Manusia dan Sistem Mesin merupakan suatu klasifikasi

sistem jika dipandang pada pelakunya. Dengan zaman yang semakin

global dan segalanya serba maju ini, tidak seluruh sistem dikerjakan

oleh manusia tapi beberapa sistem dikerjakan oleh mesin tergantung

daripada kebutuhan dan penggunaanya sendiri dalam suatu aktivitas.

Sistem Manusia yaitu sistem yang prosedur-prosedur kerjanya

hanya dilakukan antara manusia. Misalnya: pelaku sistem organisasi,

sistem akademik yang masih manual, transaksi jual-beli dalam pasar

tradisional, berkomunikasi dengan menggunakan surat, dan lain-lain.

Adapun Sistem Mesin adalah suatu sistem yang dalam proses

kerjanya dilakukan oleh mesin, sebagai contoh: sistem motor, sistem

mobil, sistem komputer, sistem dengan mesin industri, dan lain-lain.

InputInput OutputOutputProse

s

Prose

s

Input DiketahuiInput Diketahui

Input Tidak DiketahuiInput Tidak Diketahui

Input GangguanInput Gangguan

OutputOutputProsesProses

Page 7: KKP BAB II

16

e. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Sistem dilihat pada tingkatan kompleksitas dari masalah dibagi

menjadi 2, terdiri dari sistem sederhana dan sistem kompleks. Sistem

sederhana merupakan sistem dengan paling sedikit subsistemnya dan

komponen-komponennya pun juga sedikit. Adapun sistem kompleks

yaitu sistem terdapat banyak sub-sub sistemnya sehingga proses dari

sistem itu sangat rumit. Contoh sistem sederhana adalah sistem pada

sepeda, dan contoh sistem kompleks yaitu terjadi pada otak manusia.

f. Sistem Dapat Beradaptasi dan Sistem Tidak Dapat Beradaptasi

Sistem yang bisa berdaptasi dengan lingkungannya merupakan

suatu sistem mampu untuk bertahan terhadap perubahan lingkungan.

Sedangkan, dalam sistem yang tidak beradaptasi dengan lingkungan

merupakan sebuah sistem yang tidak mampu bertahan menyesuaikan

untuk beradaptasi ketika terjadi suatu perubahan dengan lingkungan.

g. Sistem Alamiah Buatan Tuhan dan Sistem Buatan Manusia

Sistem Buatan Tuhan merupakan sistem yang dapat dipastikan

sudah sempurna yang tidak ada kekuranganya sedikitpun dari sistem

ini. Misalnya: sistem tata surya, sistem pencernaan manusia, dan lain

sebagainya. Sedangkan sistem buatan manusia adalah sebuah sistem

yang telah dikembangkan oleh manusia itu sendiri, sistem ini dapat

berubah sesuai dengan perkembangan zaman serta kebutuhan hidup.

Sistem buatan manusia secara umum bisa disesuaikan sesuai dengan

kebutuhan, jika kebutuhannya berubah maka sistem yang sudah ada

tadi juga bisa berubah. Sering juga disebut ‘human machine system’.

Page 8: KKP BAB II

17

h. Sistem Sementara dan Sistem Selamanya

Sistem sementara dan sistem selamanya merupakan klasifikasi

dari suatu sistem jika dilihat dalam pemakaiannya. Sistem sementara

merupakan sebuah sistem yang akan dibangun dan digunakan untuk

sementara waktu. Sebagai contoh: sistem dalam pemilihan presiden,

setelah proses pemilihan presiden sistem tidak dipakai lagi. sehingga

pada pemilihan lima tahun mendatang kemungkinan telah dibuatkan

sistem untuk pemilihan presiden baru. Sebaliknya sistem selamanya

merupakan sistem yang dipakai dan untuk jangka yang panjang atau

dipakai selamanya, contoh sistem pencernaan atau sistem lalu lintas.

4. Tujuan Sistem

Menurut Taufiq (2013:5), tujuan sistem adalah sebagai sasaran

atau hasil yang akan diinginkan. Manusia, tumbuhan, hewan, organisasi

atau lembaga dan sebagainya, pasti mempunyai tujuan yang bermanfaat

minimal bagi dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan disekitarnya.

Tujuan sangatlah penting karena tanpa tujuan yang jelas segala

sesuatu pasti akan hancur dan berantakan, tapi dengan tujuan yang jelas

akan lebih besar kemungkinan dapat tercapai sesuai dengan sasarannya.

Begitu juga sistem yang baik merupakan sistem yang memiliki

tujuan dengan jelas dan terukur yang memungkinkan untuk dicapai dan

memiliki langkah-langkah yang terstuktur untuk mencapainya. Dengan

demikian, ada kemungkinan besar suatu sistem itu dapat tercapai sesuai

dengan keinginan dari apa yang sudah dijadikan sasaran dan tujuannya.

Page 9: KKP BAB II

18

5. Daur Hidup Sistem

Menurut Sutabri (2012:27), “Siklus hidup sistem adalah proses

evolusioner yang juga diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem

informasi berbasis komputer”.

Berikut ini adalah fase atau tahapan dari daur hidup suatu sistem, yaitu:

a. Mengenali Adanya Kebutuhan

Sebelum segala sesuatunya itu terjadi, muncul suatu kebutuhan

yang harus dapat dikenali. Kebutuhan dapat terjadi sebagai hasil dari

pengembangan organisasi dan volume yang bertambah atau melebihi

batas dari kapasitas sistem yang ada. Pada suatu kebutuhan ini harus

dapat didefinisikan dengan jelas. Tanpa adanya suatu kejelasan pada

kebutuhan sistem yang ada, maka pembangunan sebuah sistem dapat

kehilangan arah dan efektifitasnya dapat berdampak bagi organisasi.

b. Pembangunan Sistem

Suatu proses atau suatu perangkat prosedur yang harus diikuti

untuk menganalisa kebutuhan yang muncul dan membangun sebuah

sistem sebagian ataupun semuanya agar dapat memenuhi kebutuhan.

c. Pemasangan sistem

Setalah dengan tahap pembangunan sistem selesai, sistem akan

dioperasikan. Pemasangan sistem adalah sebagai tahap yang penting

dalam daur hidup suatu sistem. Di dalam peralihan dari sebuah tahap

pembangunan menuju tingkat operasional, terjadi pemasangan suatu

sistem yang sebenarnya merupakan sebuah langkah akhir dari suatu

pembangunan sebuah sistem agar sistem dapat berjalan dengan baik.

Page 10: KKP BAB II

19

d. Pengoperasian Sistem

Program-program dari computer dan prosedur-prosedur dalam

pengoperasian yang membentuk sebuah sistem informasi seluruhnya

bersifat statis, sedangkan organisasi ditunjang pada sistem informasi

tadi. Ia selalu akan mengalami perubahan-perubahan tersebut karena

pertumbuhan pada sebuah kegiatan bisnis, perubahan peraturan, dan

kebijaksanaan ataupun untuk kemajuan teknologi. Dalam perubahan,

sistem perlu diperbaiki dan diperbaharui agar teknologi berkembang.

e. Sistem Menjadi Usang

Kadang perubahan yang terjadi amat drastis hingga tidak dapat

diatasi hanya dengan melakukan perbaikan-perbaikan sebuah sistem

yang berjalan. Tiba saatnya secara ekonomis dan teknik pada sistem

yang ada sudah tidak layak lagi untuk dioperasikan dan sistem yang

baru harus dibangun untuk mengganti suatu sistem yang tidak layak.

Sumber: Sutabri (2012:29)

Gambar 2.4 Daur Hidup Sistem

Mengenali adanya kebutuhan

Mengenali adanya kebutuhan

PembangunanSISTEM

PembangunanSISTEM

Pemasangan SISTEM

Pemasangan SISTEM

Pengoperasian SISTEM

Pengoperasian SISTEM

SISTEM menjadi usang

SISTEM menjadi usang

Page 11: KKP BAB II

20

2.1.2 Konsep Dasar Analisa Sistem

1. Definisi Analisa Sistem

Menurut Taufiq (2013:156), “Analisis Sistem merupakan suatu

kegiatan mempelajari sistem baik sistem manual atau pada sistem yang

sudah komputerisasi secara keseluruhan dengan mulai dari menganalisa

sistem, menganalisa suatu permasalahan, desain logic, dan memberikan

keputusan pada hasil analisa permasalahan untuk mencari jalan keluar”.

Menurut Rosa (2013:18), “Analisis Sistem adalah suatu bentuk

kegiatan untuk melihat sistem yang sudah berjalan, melihat pada bagian

mana yang bagus dan tidak bagus, serta kemudian mendokumentasikan

kebutuhan yang akan memenuhi untuk perancangan sistem yang baru”.

Dengan kedua definisi di atas dapat ditarik kesimpulan, analisis

sistem adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi

permasalahan yang terjadi agar kebutuhan terpenuhi untuk sistem baru.

2. Langkah-langkah Analisis Sistem

Menurut Taufiq (2013:159), untuk menganalisis sebuah sistem,

supaya hasil analisis dapat lebih maksimal maka langkah-langkah yang

dilakukan juga harus terstruktur agar tidak tumpang tindih antara hasil

analisa yang satu dengan hasil analisa yang lainnya. Dalam suatu tujuan

hasil analisa sistem yang dilakukan akan dikelompokkan sesuai dengan

langkah-langkah yang dikerjakan sehingga mudah untuk dipelajari atau

dikembangkan terus ke dalam rancang bangun sistem informasi. Tahap

analisis dipakai setelah perancangan sistem dan sebelum desain sistem.

Page 12: KKP BAB II

21

Beberapa urutan langkah yang digunakan dalam analisa sistem

yang digambarkan sebagai berikut: Menurut Whitten L. Jeffery (2004).

Sumber: Taufiq (2013:160)

Gambar 2.6 Langkah Analisis Sistem

1. Definisi Lingkup

Definisi Lingkup (Scope Definition) adalah langkah pertama

proses pengembangan sistem. Pada metodologi-metodologi lainnya,

hal ini disebut Fase Pemeriksaan (Preliminary Investigation Phase),

Fase Study (Initial Study Phase), Fase Survey (Survey Phase), dalam

Fase Perencanaan (Planning Phase), Komunikasi (Communication),

dan inisiasi suatu proyek ataupun pengumpulan terhadap kebutuhan.

2. Analisis Masalah

Analisis masalah menyediakan analisis dengan pemahaman,

kesempatan dan juga perintah lebih mendalam yang memicu proyek.

Analisis masalah menjawab pertanyaan, “Apakah dari suatu masalah

tersebut layak untuk dipecahkan!” dan “Apakah sistem baru mampu

layak untuk dibangun?”. Dalam metodologi lainnya langkah analisis

masalah mungkin dikenal sebagai langkah studi sistem pada saat ini,

langkah penyelidikan secara terinci, atau langkah analisis kelayakan.

Tujuan analisis masalah adalah mempelajari dan memahami

dalam bidang masalah yang cukup baik untuk menganalisis masalah,

memahami kerja sistem, identifikasi masalah dan membuat laporan.

Definisi Lingkup

Lingkup\\\\\\

Definisi Lingkup

Lingkup\\\\\\

Analisa Masalah

Masalah

Analisa Masalah

Masalah

Desain Logic

Logic

Desain Logic

Logic

Analisa Syarat

Kebutuhan

Analisa Syarat

Kebutuhan

Analisa Ketentuan

Keputusan

Analisa Ketentuan

Keputusan

Page 13: KKP BAB II

22

3. Analisis Persyaratan

Beberapa analisis yang belum pengalaman membuat sebuah

kefatalan sesudah melalui langkah analisis masalah. Godaan titik ini

yaitu mulai melihat banyak solusi alternative, khususnya pada solusi

teknis. Salah satu kesalahan yang terjadi dari dalam sistem informasi

terbaru ditujukan dari suatu pernyataan, “Memastikan sistem bekerja

dan secara teknis mengesankan, tetapi ia harus tidak melakukan apa

yang kita inginkan untuk dilakukan dalam sistem. ”Langkah analisis

persyaratan menentukan persyaratan bisnis dengan suatu sitem baru.

4. Desain Logic

Tidak semua proyek melingkupi pengembang model-driven,

tetapi kebanyakan inputan beberapa pemodelan sistem. Desain logic

lebih lanjut mendokumentasi suatu persyaratan bisnis menggunakan

model sistem yang menggambarkan dari struktur data, proses bisnis,

pada aliran data dan antarmuka pengguna. Dalam hal tertentu, desain

logic mensahkan persyaratan yang dibuat pada langkah sebelumnya.

5. Analisa Keputusan

Dari adanya persyaratan bisnis, akhirnya dapat menekankan

bagaimana sistem baru termasuk altenatif berbasis komputer mampu

diterapkan dengan teknologi. Maksud analisa keputusan: mengenali

solusi kandidat, menganalisa solusi kandidat, merekomendasi dalam

sistem target yang akan dirancang, dibangun dan diimplementasikan.

Peluang muncul ketika ada seseorang telah mendapat visi pada suatu

solusi teknik. Tetapi, selalu ada solusi alternatif untuk solusi terbaik.

Page 14: KKP BAB II

23

2.1.3 Konsep Dasar Perancangan Sistem

1. Definisi Perancangan Sistem

Menurut Verzello/John Reuter III, dengan mengutip pada buku

Darmawan (2013:227), “Perancangan Sistem adalah suatu tahap setelah

analisis terhadap siklus dari pengembangan sistem seperti pendefinisian

daripada kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang

bangun dalam implementasi: gambaran jelas apa yang dapat dikerjakan

untuk analisa sistem dan bagaimana membentuk suatu sistem tersebut”.

Menurut Al-Jufri (2011:141), “Perancangan Sistem merupakan

penentuan dari proses dan data yang dibutuhkan terhadap sistem baru”.

Menurut Siti Aisyah dan Nawang Kalbuana dalam jurnal CCIT

(2011:197), sebuah metode yang dikenal dengan nama SLDC. (System

Development Life Cycle) adalah metode umum dari analisa dan desain.

2. Tujuan Perancangan Sistem

Menurut Darmawan (2013:228), Tahapan perancangan ataupun

desain sistem terdapat 2 tujuan utama yang dapat dijelaskan berikut ini:

1. Untuk memenuhi kebutuhan pemakai sistem.

2. Dengan memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang

lengkap pada suatu pemograman komputer dan ahli-ahli teknik yang

terlihat (lebih condong dalam sebuah desain sistem yang terperinci).

Kedua tujuan ini jelas berfokus pada suatu perancangan atau

desain sistem yang terperinci yaitu pembuatan rancang bangun yang

jelas dan lengkap yang dipakai untuk pembuatan program komputer.

Page 15: KKP BAB II

24

Untuk mencapai sebuah tujuan dengan perancangan sistem ini,

seorang analisis sistem harus dapat mencapai sasaran secara jelas yaitu:

1. Desain sistem harus berguna, mudah dipahami, dan nantinya mudah

digunakan. Itu dimaksudkan bahwa data harus mudah ditangkap dan

metode-metode yang didapat harus mudah diterapkan, dan informasi

pada umumnya harus mudah untuk dihasilkan dan untuk dimengerti.

2. Desain sistem harus mendukung tujuan utama organisasi di instansi.

3. Perencanaan sistem harus efektif dan efesien terkait dari tugas-tugas

yang dilakukan dengan menggunakan komputer atau pada tugas lain.

4. Perancangan sistem penting dengan mempersiapkan rancang bangun

yang terinci dari masing-masing komponen dengan sistem informasi

meliputi sebuah data dan informasi, simpanan data, metode-metode,

prosedur-prosedur, orang-orang, perangkat keras (hardware devices)

dan perangkat lunak (software device) dan juga pengendalian sistem.

Tujuannya dari desain sistem secara umum adalah untuk dapat

memberikan gambaran umum kepada user tentang sistem yang baru.

Ada tiga kategori perancangan atau desain sistem yaitu:

1. Global-Based Systems (mendesain sistem baru dari sistem lama)

2. Group-Based Systems (sistem mencakup grup dalam organisasi)

3. Local-Based Systems (sistem didesain khusus untuk satu orang)

Analisis sistem dan desain sistem umumnya dapat bergantung

satu dan lainnya. Studi menunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan,

dianalisis dan dimodelkan selama fase analisis sistem untuk dibuat.

Fase analisis sistem adalah investigasi yang berorientasi ke temuan.

Page 16: KKP BAB II

25

3. Tahap-Tahap Rancangan Sistem

Menurut Al Jufri (2011:141) Langkah-langkah ditahap rancangan yaitu:

a. Menyiapkan Rancangan Sistem Yang Terinici

Seorang analis harus saling bekerja-sama dengan pemakai dan

mendokumentasi dalam rancangan sistem baru dengan alat-alat yang

dijelaskan di dalam modul teknis. Beberapa alat memudahkan analis

untuk mempersiapkan dokumentasi secara top down, dimulai dengan

gambaran besar dan secara bertahap menunjuk ke arah lebih terrinci.

Pendekatan top down ini, merupakan ciri pada rancangan terstruktur

(structured design) adalah rancang bergerak dari sistem ke subsitem.

b. Mengidentifikasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis mengidentifikasi konfigurasi, bukan model dan merek

komputer yang dapat menyelesaikan pemrosesan untuk hasil terbaik.

c. Mengevaluasi Berbagai Alternatif Konfigurasi Sistem

Analis bekerja-sama terhadap manager mengevaluasi berbagai

alternatif. Alternatif yang dipilih adalah yang paling memungkinkan

subsistem memenuhi kriteria kinerjanya dari suatu kendala yang ada.

d. Memilih Konfigurasi Terbaik

Analis mengevaluasi seluruh konfigurasi dalam subsistem dan

menyesuaikan peralatan sehingga membuat satu konfigurasi tunggal.

analis merekomendasi pada manajer. Setelah selesai diakhiri di MIS.

e. Menyiapkan Usulan Penerapan

Analis menyiapakan usulan proposal dengan mengikhtisarkan

tugas yang harus dikerjakan, keuntungan yang diinginkan dan biaya.

Page 17: KKP BAB II

26

f. Menyetujui atau Menolak Penerapan Sistem

Keputusan untuk terus bagi tahap penerapan sangatlah penting,

karena dari usaha ini akan meningkatkan jumlah orang yang terlibat.

Keuntungan sistem diharapkan melebihi biaya, maka akan disetujui.

Sumber : Al Jufri (2011:141)

Gambar 2.5 Diagram Tahap Perancangan

3. MENGEVALUASI ALTERNATIF KONFIGURASI SISTEM

3. MENGEVALUASI ALTERNATIF KONFIGURASI SISTEM

Komite Pengarah SIMKomite Pengarah SIM Analisa SistemAnalisa SistemManagerManager

MENGATURMENGATUR

MENYIAPKAN RANCANGAN SISTEM INFOMRASI

MENYIAPKAN RANCANGAN SISTEM INFOMRASI

IDENTIFIKASI ALTERNATIF KONFIGURASI SISTEM

IDENTIFIKASI ALTERNATIF KONFIGURASI SISTEM

5. MENYIAPKAN USULAN PERSIAPAN

5. MENYIAPKAN USULAN PERSIAPAN

4. MEMILIH KONFIGURASI TERBAIK

4. MEMILIH KONFIGURASI TERBAIK

6. Menyetujui/Menolak Penerapan Sistem6. Menyetujui/Menolak Penerapan Sistem

Page 18: KKP BAB II

27

2.1.4 Konsep Dasar Informasi

1. Definisi Informasi

Menurut Darmawan (2012:2), “Informasi adalah sejumlah data

yang sudah diolah atau proses melalui prosedur pengolahan data dalam

rangka menguji validitas kebenarannya, keterpakaiannya sesuai dengan

kebutuhan, menjadi bentuk yang lebih berguna terhadap penerimanya”.

Menurut Taufiq (2013:15), “Informasi adalah sebuah data-data

diolah sehingga memiliki nilai tambah dan bermanfaat bagi pengguna”.

Berdasarkan kedua definisi di atas, sehingga dapat disimpulkan

informasi adalah data yang telah diolah dengan menguji kebenarannya,

sehingga bermanfaat bagi pengguna dalam mengambil suatu keputusan.

2. Klasifikasi Informasi

Menurut Sutabri (2012:34), informasi yang terdapat dari dalam

suatu menejemen, dapat diklasifikasikan secara umum, sebagai berikut:

a) Informasi Berdasarkan Persyaratan

Suatu informasi itu, harus memenuhi persyaratan sebagaimana

yang dibutuhkan untuk seorang manajer dalam rangka pengambilan

keputusan yang harus segera dilakukan. Berdasarkan persyaratan itu,

informasi manajemen akan diklasifikasi menjadi lebih spesifik yaitu:

1) Informasi Yang Tepat Waktu

Suatu informasi yang akan datang kepada manajer sebelum

sebuah keputusan dapat diambil sebab seperti sudah diterangkan

dimuka, informasi merupakan bahan dari pengambilan keputusan.

Page 19: KKP BAB II

28

2) Informasi Yang Relevan

Suatu informasi yang disampaikan seorang manajer kepada

bawahannya haruslah secara relevan, yakni ada kaitannya dengan

kepentingan kepada pihak penerima. Sehingga informasi tersebut

akan mendapatkan perhatian dan bermanfaat dari pihak penerima.

3) Informasi Yang Bernilai

Informasi yang berguna di dalam pengambilan sebuah keputusan.

4) Informasi yang dapat dipercaya

Suatu informasi seharusnya dapat dipercaya dalam manajemen

hal ini sangat penting karena menyangkut citra sebuah organisasi,

terlebih untuk organisasi dalam bentuk perusahaan yang bergerak

dalam persaingan bisnis. Hal ini menentukan tingkat manajemen.

b) Informasi Berdasarkan Dimensi Waktu

Informasi berdasarkan dimensi waktu diklasifikasikan menjadi

2 (dua) macam, informasi tersebut dapat dijabarkan, sebagai berikut:

1) Informasi masa lalu

Informasi jenis ini adalah tentang peristiwa masa lampau yang

meskipun begitu jarang digunakan, namun penyimpanannya pada

data strorage yang pengaturan perlu disusun secara rapih, teratur.

2) Informasi masa kini

Dari sifatnya sendiri sudah jelas bahwa makna untuk informasi

masa kini yaitu informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi

masa sekarang atau biasanya yang sering disebut “current event”.

Page 20: KKP BAB II

29

c) Informasi Berdasarkan Sasaran

Informasi berdasarkan sasaran merupakan informasi yang akan

ditunjukkan kepada seorang atau kepada kelompok orang, baik yang

terdapat di dalam organisasi atau di luar organisasi. Informasi dalam

jenis ini diklasifikasikan dalam beberapa macam, antara lain adalah:

1) Informasi individual

Informasi ditunjukkan kepada seseorang yang memiliki fungsi

sebagai pembuat kebijaksanaan (policy maker) dan pengambilan

keputusan (decision maker) atau biasanya kepada seseorang yang

diinginkan dari padanya tanggapan atas informasi yang diperoleh.

Informasi jenis ini disampaikan dengan tatap muka (face-to-face).

2) Informasi komunitas

Informasi komunitas yaitu informasi yang ditunjukkan kepada

khalayak di luar organisasi, bagi kelompok tertentu dimasyarakat.

3. Nilai dan Kualitas Informasi

Menurut Sutabri (2012:37), nilai informasi ditentukan oleh dua

hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkannya. Sebuah informasi

dikatakan bernilai bila manfaat lebih efektif dibandingkan dengan biaya

mendapatkannya. Tetapi, harus diperhatikan informasi yang digunakan

di dalam sebuah sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa

kegunaan sehingga sulit untuk menghubungkan suatu bagian informasi

pada suatu masalah tertentu dengan biaya untuk memperolehnya karena

mayoritas informasi tidak hanya dinikmati pada satu pihak perusahaan.

Page 21: KKP BAB II

30

Lebih lanjut, sebagian informasi tidak secara persis ditafsirkan

keuntungannya dengan sesuatu nilai uang namun dapat ditafsirkan nilai

efekifitasnya. Pengukuran nilai sebuah informasi biasanya dihubungkan

dengan analisis Cost Effectivess atau Cost Benefit. Nilai pada informasi

yang ini didasarkan atas 10 sifat, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Mudah Diperoleh

Sifat ini menunjukkan suatu informasi dapat diperoleh dengan

mudah dan cepat. Kecepatan memperoleh dapat diukur, contohnya 1

menit versus 24 jam. Akan tetapi, beberapa nilainya untuk pengguna

atau dari suatu pemakai informasi menjadi sulit untuk mengukurnya.

b) Luas dan Lengkap

Sifat ini menunjukkan kelengkapan isi informasi. Hal ini tidak

hanya mengenai volume akan tetapi terhadap keluaran informasinya.

Sifat ini sangat kabur, sehingga akan sulit untuk dapat mengukurnya.

c) Ketelitian

Sifat ini menunjukkan minimnya dari kesalahan dan informasi.

Dalam hubungannya dengan volume suatu data yang besar biasanya

terjadi dua jenis kesalahan, ‘kesalahan pencatatan dan perhitungan’.

d) Kecocokan

Sifat ini menunjukkan seberapa baik keluaran informasi dalam

hubungan dengan permintaan terhadap pemakai. Isi informasi harus

ada hubungannya dengan masalah yang akan atau sedang dihadapi.

Semua keluaran lain tidak berguna, tetapi mahal mempersiapkannya.

Sifat ini sulit mengukurnya, terutama dalam pengambilan keputusan.

Page 22: KKP BAB II

31

e) Ketepatan Waktu

Menunjukkan tidak ada keterlambatan jika ada seseorang yang

ingin mendapatkan informasi. Masukkan, pengolahan, dan pelaporan

keluaran kepada pemakai biasanya tepat waktu. Pada beberapa aspek

ketepatan waktu dapat diukur misalnya berapa banyakkah penjualan

yang akan ditambah dengan memberikan tanggapan secara langsung

kepada permintaan langganan mengenai tersedianya barang-barang

inventaris. Informasi menjadi tidak berharga jika terlambat diterima.

f) Kejelasan

Sifat ini untuk menunjukkan keluaran informasi yang terbebas

untuk istilah-istilah yang belum atau tidak jelas. Informasi yang jelas

itu, memberikan kesempurnaan nilai informasi. Memberikan laporan

dapat memakan biaya yang cukup besar. Mungkin suatu biaya dapat

diperlukan untuk memperbaiki laporan tersebut. Kejelasan informasi

dalam nilai informasi dipengaruhi oleh bentuk dan format informasi.

g) Keluwesan

Sifat ini berkaitan dengan dapat disesuaikannya pada keluaran

informasi yang tidak hanya dengan beberapa keputusan, tetapi juga

dengan beberapa pengambil keputusan. Sifat ini sulit untuk diukur,

tetapi dalam banyak hal lain dapat diberikan nilai yang dapat diukur.

h) Dapat dibuktikan

Sifat ini menunjukkan kemampuan dengan beberapa pengguna

atau pemakai informasi untuk dapat menguji keluaran informasi dan

sampai kepada kesimpulan yang sama dari sumber data yang diolah.

Page 23: KKP BAB II

32

i) Tidak Ada Prasangka

Informasi semakin bernilai ketika di dalamnya tidak ada unsur

opini, sehingga informasi tidak menjadi bias. Sifat ini berhubungan

dengan tidak adanya keinginan untuk mengubah suatu informasi dan

guna mendapatkan ikhtisar yang telah dipertimbangkan sebelumnya.

j) Dapat Diukur

Pengukuran informasi umumnya untuk mengukur dan melacak

kembali validitas sumber data yang digunakan. Untuk menilai suatu

informasi dapat dilihat dengan cara memperoleh, isi, bentuk, format,

hingga informasi itu sendiri bisa di ukur atau tidak untuk dibuktikan.

4. Komponen-Komponen Informasi

Menurut Darmawan (2012:5), sebuah informasi bisa dikatakan

bermanfaat, dan mampu memberikan pemahaman terhadap orang yang

menggunakannya, jika informasi tersebut memenuhi atau mengandung

salah satu komponen dasar. Apabila dianalisis berdasarkan pendekatan

“information system” pada dasarnya, terdapat sekitar enam komponen.

Adapun enam komponen-komponen atau jenis-jenis informasi tersebut

dapat dijabarkan menjadi beberapa bagian diantaranya sebagai berikut:

a) Root of Information, adalah komponen akar bagian dalam informasi

yang berada pada tahapan awal keluaran sebagai proses pengolahan

data. Misalnya yang termasuk ke dalam komponen awal ini adalah

informasi yang disampaikan oleh pihak pertama, yang artinya suatu

proses untuk pengolahan data disampaikan oleh orang yang pertama.

Page 24: KKP BAB II

33

b) Bar of Information, merupakan komponen batangnya dalam sebuah

informasi, yaitu jenis dari informasi yang disajikan dan memerlukan

informasi lain sebagai pendukung sehingga informasi diawal mudah

dipahami. Contohnya: ketika sedang membaca headline pada sebuah

surat kabar maka untuk mampu memahami lebih jauh tentunya harus

membaca informasi berikutnya sehingga tujuan pada suatu informasi

bisa secara utuh dipahami dan tersampaikan secara jelas di headline.

c) Branch of Information, merupakan komponen informasi yang dapat

dipahami jika informasi sebelumnya telah dimengerti dan dipahami.

Sebagai contohnya yaitu: informasi yang merupakan penjelasan kata

kunci (keyword) yang telah dituliskan sebelumnya, dalam suatu ilmu

eksakta seperti matematika yang pada bentuknya adalah hasil sebuah

uraian langkah penyelesaian soal dengan disertai rumus-rumus yang

panjang, misalnya dengan berupa petunjuk-petunjuk lanjutan dalam

mengerjakan sesuatu atau ketika sedang membaca indeks pada buku.

d) Stick of Information, yaitu komponen informasi yang bisa dikatakan

lebih sederhana dari cabang informasi, umumnya suatu informasi ini

merupakan informasi berisi pengayaan pengetahuan. Kedudukannya

bersifat melengkapi (supplement) dari suatu informasi yang lainnya.

Contohnya: informasi yang tampil ketika seseorang itu telah mampu

mengambil kebijakan atau keputusan dalam menyelesaikan masalah

atau dalam proses kegiatan. Maka untuk dapat menyempurnakannya,

harus memperoleh informasi-informasi untuk pengembangan dengan

keterampilan yang telah dimiliki guna melengkapi sebuah informasi.

Page 25: KKP BAB II

34

e) Bud of Information, yaitu komponen informasi dengan sifatnya yang

semi mikro, tetapi keberadaannya sangat berpengaruh sehingga pada

masa mendatang dalam jangka waktu yang ke depan suatu informasi

ini akan dapat berkembang dan dicari, serta ditunggu oleh pengguna

informasi untuk disesuaikan dengan kebutuhannya. Misalnya adalah

yang termasuk pada informasi yang ini yaitu informasi tentang masa

depan, sebagai contohnya yaitu bakat dan minat, cikal bakal, prestasi

seseorang, serta harapan yang positif dari seseorang dan lingkungan.

f) Leaf of Information, yaitu komponen informasi dengan menjelaskan

suatu informasi pelindung dan menjelaskan lebih pada suatu kondisi

dan situasi ketika sebuah informasi itu datang dan muncul. Biasanya

informasi ini berkaitan dengan informasi terhadap kebutuhan pokok,

informasi yang akan mengabarkan mengenai cuaca, musim, gerhana,

suatu gempa, di mana kehadirannya akan segera datang atau muncul.

Keenam komponen ini sekaligus merupakan syarat sehingga

suatu informasi akan menjadi berkualitas, yaitu berdasarkan datanya

yang valid dan reliabel, utuh, sumber pertamanya mampu dipercaya,

mutakhir, akurat, dan disimpan sedemikian rupa sehingga mendasari

pemahaman seseorang sepanjang waktu seiring pada perkembangan

zaman sebagai alat pendukung suatu proses pengambilan keputusan

apabila diperlukan. Untuk memahami informasi, tentulah tidak dapat

dipisahkan dari apa yang namanya data. Oleh karena itu, untuk dapat

memahami konsep informasi dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut

tentang data, klasifikasi dan pengolahan yang membentuk informasi.

Page 26: KKP BAB II

35

2.1.5 Konsep Dasar Data

1. Definisi Data

Menurut McLeod mengutip dari buku Yakub (Yakub, 2012:5),

“Data adalah deskripsi kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian.

data berupa fakta dan angka secara relatif tidak berarti untuk pemakai”.

Menurut Kumorotomo (2010:11), “Data yaitu suatu fakta yang

tidak digunakan pada proses keputusannya, dicatat dan diarsipkan tanpa

ada maksud untuk diambil kembali dari suatu pengambilan keputusan”.

Menurut Sutabri (2012:72), “Data merupakan suatu kenyataan

yang menggambarkan runtutan dari kejadian dan kesatuan yang nyata.”

Berdasarkan dari pendapat ahli di atas, disimpulkan bahwa data

yaitu suatu fakta dari bentuk yang mentah dan harus diolah lebih lanjut.

2. Klasifikasi Data

Menurut Sutabri (2012:12), beberapa data itu dapat diklasifikasi

berdasarkan jenis, sifat, sumber. Dengan penjelasan dari klasifikasi data

yang disebutkan menurut jenis, sifat, sumber akan diuraikan berikut ini:

1. Klasifikasi Data Menurut Jenis Data, yaitu:

a. Data Hitung (Enumeration atau Counting Data) adalah hasil dari

penghitungan atau jumlah tertentu. Pada dasarnya, dari klasifikasi

termasuk data hitung adalah presentase dari suatu jumlah tertentu.

b. Data Ukur (Measurement Data) yaitu data yang menunjukan dari

ukuran tentang nilai sesuatu. Seperti sebuah angka yang ditujukan

alat barometer atau termometer itu yaitu hasil proses pengukuran.

Page 27: KKP BAB II

36

1. Klasifikasi Data Menurut Sifat Data, yaitu:

a. Data Kuantitatif (Quantitative Data) adalah data yang berisi suatu

penggolongan yang mempunyai hubungan terhadap penjumlahan.

b. Data Kualitatif (Qualitative Data) adalah data yang berisi sebuah

penggolongan yang dalam hubungannya mempunyai kualitas atau

sifat tertentu. Penggolongan fakultas-fakultas terhadap universitas

negeri menjadi exacta dan fakultas non-exacta merupakan sebuah

pemisahan menurut sifatnya. Penggolongan fakultas pada sistem.

2. Klasifikasi Data Menurut Sumber Data, yaitu:

1) Data Internal (Internal Data)

Data internal adalah data yang orisinal, yang artinya data

itu sebagai hasil observasi yang dilakukan, bukan data hasil karya

observasi dari orang lain. Misalnya: data pegawai, data keuangan.

2) Data Eksternal (External Data)

Data eksternal merupakan data hasil observasi orang lain.

Seseorang dapat menggunakan data sebagai keperluan, walaupun

data itu hasil kerja orang lain. Data ekstertnal dibagi 2 jenis yaitu:

a) Data Eksternal Primer (Primary External Data)

Data eksternal primer adalah data dengan bentuk ucapan

lisan atau tulisan dari orang yang melakukan sebuah observasi.

b) Data Eksternal Sekunder (Secondary External Data)

Data eksternal sekunder adalah data yang akan diperoleh

bukan dari orang lain untuk melakukan sebuah observasi tetapi

melalui seseorang, conoh: penggunaan produk oleh konsumen.

Page 28: KKP BAB II

37

3. Pengolahan Data

Menurut Sutabri (2012:6), pengolahan data dapat diuraikan, berikut ini:

1. Penyimpanan Data (Data Storage) meliputi Pekerjaan Pengumpulan

(Filing), Pencarian (Searching), untuk Pemeliharaan (Maintenance).

Data disimpan di dalam suatu tempat yang biasanya dinamakan file.

File bisa berbentuk map, ordner, disket, tape, hard disk, dan lainnya.

Sehingga pada suatu catatan (record) dapat saling berhubungan satu

dengan yang lainnya mengenai suatu bidang dalam suatu unit usaha.

Agar memperoleh kemudahan untuk Pencarian data (Searching) dari

dalam file, maka file tersebut dibagi menjadi 2 (dua) jenis file, yaitu:

a. File Induk (Master File)

Data permanent yang umumnya hanya dibentuk satu kali saja dan

digunakan untuk pengolahan data, contohnya: nama, nim, alamat.

b. File Transaksi (Detail File)

Data-data temporer terhadap suatu periode atau pada suatu bidang

kegiatan atau periode yang dihubungkan dengan bidang kegiatan.

2. Penanganan Data (Data Handling) meliputi berbagai kegiatan, misal

pengecekan, perbandingan, pemilihan, peringkasan dan penggunaan.

Pengecekan data mencakup pemeriksaan data yang muncul di dalam

berbagai daftar yang berhubungan atau yang datang dengan berbagai

sumber, untuk mengetahui berbagai sumber tersebut dan mengetahui

perbedaan atau ketidaksesuaian, pemeriksaan akan dilakukan dengan

kegiatan dari pemeliharaan file (file maintenance). Penggunaan data

(data manipulating) adalah kegiatan dalam menghasilkan informasi.

Page 29: KKP BAB II

38

4. Bentuk Data

Menurut Yakub (2012:5), data dibentuk dengan 5 aspek berikut, yaitu:

1. Data berupa teks, bisa terdiri dari huruf, angka, simbol, dan lainnya.

2. Data yang terformat, misalnya data pada tanggal atau data pada jam.

3. Citra (Image), data dalam bentuk gambar, grafik, foto, dan lainnya.

4. Audio, data dalam bentuk suara misal suara manusia, suara musik.

.

5. Hirarki Data

Menurut Yakub (2012:6), Hirarki data dapat dibagi dalam level berikut:

a) Elemen Data

Elemen data adalah satuan untuk data terkecil yang tidak dapat

dipecah menjadi unit lain yang bermakna, istilah lainnya dari elemen

data pada basis data relasional seperti dari field, kolom, item, atribut.

b) Record

Record yaitu gabungan pada sejumlah elemen data yang saling

terkait. Istilah lain rekaman dalam basis data adalah baris atau tupel.

c) File

File adalah kumpulan record sejenis yang mempunyai panjang

atribut yang sama namun berbeda isinya, dan secara logic berkaitan.

Istilah lain dari file pada basis data relasional itu berkas, tabel, relasi.

Jadi, sebuah informasi tanpa adanya data maka informasi tidak

akan terbentuk. Dari sedemikian besar dan pentingnya peranan data

dalam terjadinya suatu informasi yang berkualitas. Keakuratan data

sangat dipengaruhi terhadap keluaran dari informasi yang terbentuk.

Page 30: KKP BAB II

39

2.1.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

1. Definisi Sistem Informasi

Ada berbagai versi definisi dalam sistem informasi berdasarkan

kutipan buku dari para ahli yang dapat dijelaskan sebagai berikut, yaitu:

1) Menurut Sutarman (2012:13), “Sistem informasi adalah sistem yang

akan didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan,

menganalisa dan menyebarkan informasi untuk suatu tujuan tertentu.

Seperti sistem yang lain, pada dasarnya sistem informasi mempunyai

sebuah input (data, instruksi) dan sebuah output (laporan, kalkulasi).

2) Menurut Sutabri (2012:46), “Sistem informasi didefinisikan sebagai

sistem yang berada dalam suatu organisasi dengan mempertemukan

kebutuhan pada pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi

dari sebuah organisasi kepada pihak-pihak tertentu atau yang berada

di luar dengan suatu laporan-laporan yang dibutuhkan dalam sistem.

Berdasarkan dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas,

dapat ditarikkan kesimpulan bahwa “Sistem informasi merupakan suatu

kumpulan dari sumber daya manusia atau sebuah alat-alat yang terpadu

serta modal secara bertanggung jawab dengan mengumpulkan data dan

mengolah data demi menghasilkan sebuah informasi yang berguna bagi

seluruh tingkat operasi untuk suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan,

pekerjaan, pengendalian, pengambilan keputusan pada suatu organisasi

dengan tujuan pengembangan untuk mengganti sistem yang telah lama.

Guna untuk mencapai sebuah sasaran dan juga tujuan yang diharapkan.

Page 31: KKP BAB II

40

2. Komponen Sistem Informasi

Tata Sutabri (2012:47), yang mengemukakan pengertian bahwa

“Sistem informasi dapat terdiri dari komponen-komponen yang disebut

dengan Blok Bangunan (Building Block), temasuk pada Blok Masukan,

Blok Model, Blok Keluaran, Blok Kendali, Blok Basis Data, serta Blok

Teknologi. Sebagai suatu sistem, pada keenam blok bangunan tersebut

masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya dalam membentuk

suatu kesatuan untuk mencapai sasaran”. Blok bangunan itu terdiri dari:

1. Blok Masukan (Input Block)

Blok ini mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi.

Input disini termasuk metode-metode dan media dengan menangkap

data yang akan dimasukkan, yang berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok Model (Model Block)

Blok Masukan ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika serta

model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang

tersimpan di dalam basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk

menghasilkan suatu keluaran yang diinginkan. Misalnya yaitu: CPU.

3. Blok Keluaran (Output Block)

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan

informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna terhadap

semua tingkatan manajemen serta dari semua pemakai (user) sistem.

4. Blok Kendali (Controls Block)

Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk

meyakinkan bahwa hal-hal yang akan merusak sistem dapat dicegah.

Page 32: KKP BAB II

41

5. Blok Teknologi (Technology Block)

Teknologi digunakan untuk menerima input, dan menjalankan

sebuah model, menyimpan, mengakses, menghasilkan, mengirimkan

keluaran dan membantu pengendalian dari keseluruhan sistem. Blok

teknologi meliputi pada suatu teknisi (Humanware atau Brainware),

sebuah perangkat lunak (Software) dan perangkat keras (Hardware).

6. Blok Basis Data (Database Block)

Basis data (Database) adalah suatu kumpulan dalam data yang

saling berhubungan diantara satu dengan yang lain, tersimpan dalam

perangkat keras komputer dan menggunakan perangkat lunak dalam

memanipulasinya. Data disimpan dan diorganisasikan agar informasi

berkualitas. Basis data diakses atau dimanipulasikan pada perangkat

lunak yang umum disebut DBMS (Database Management Systems).

3. Klasifikasi Sistem Informasi

Berikut ini yaitu klasifikasi pada sistem informasi (Tata Sutabri, 2012):

1) Sistem Informasi Berdasarkan Level Organisasi

Dikelompokan menjadi level operasional, fungsional dan manajerial.

2) Sistem Informasi Berdasarkan Aktifitas Manajemen

Yang dikelompokan dalam sistem informasi perbankan, sistem

informasi akademik, sistem informasi asuransi dan sistem kesehatan.

3) Sistem Informasi Berdasarkan Fungsionalitas Bisnis

Dikelompokan menjadi sistem informasi akuntansi, keuangan,

manufaktur, pemasaran, SDM (sumber daya manusia) dan lain-lain.

Page 33: KKP BAB II

42

4. Tujuan Sistem Informasi

Tujuan dari sistem informasi yaitu untuk menghasilkan informasi

(Information) dari bentuk data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang

berguna dari seorang user atau pemakainya. (Jogiyanto H.M., 2010:13) 

1. Kegunaan (Usefulness)

Sistem harus menghasilkan informasi yang akurat, dan relevan

untuk pengambilan keputusan dan personil operasi dalam organisasi.

2. Ekonomi (Ekonomi)

Semua bagian dari komponen sistem harus dapat menyumbang

suatu nilai manfaat, setidak-tidaknya sebesar biaya yang dibutuhkan.

3. Pelayanan Langanan (Customer Service)

Sistem haruslah menyajikan pelayanan dengan baik dan ramah

kepada pelanggannya. Sehingga dari sistem diminati oleh pelanggan.

4. Keandalan (Reakibility)

Keluaran sistem haruslah mempunyai tingkatan ketelitian yang

tinggi dan sistem itu sendiri harus mampu beroperasi dengan efektif.

5. Kesederhanaan (Simplicity)

Sistem harus dibuat dengan sederhana sehingga terstruktur dan

operasinya dapat secara mudah dimengerti dan proses mudah diikuti.

6. Fleksibilitas (Fleksibility)

Sistem harus cukup fleksibel dalam menangani atau mengatasi

sebuah perubahan-perubahan yang terjadi. Kepentingan dapat cukup

beralasan dengan kondisi dimana suatu sistem beroperasi atau sesuai

dengan kebutuhannya yang harus diwajibkan untuk suatu organisasi.

Page 34: KKP BAB II

43

2.1.7 Konsep Dasar Monitoring

1. Definisi Monitoring

“Monitoring adalah kegiatan memantau yang dilakukan dengan

rutin mengenai kemajuan pada project yang akan berjalan atau kegiatan

memantau sebuah perubahan proses dan output project” (Khana: 2013).

“Monitoring yaitu kegiatan dalam melakukan pengawasan pada

suatu program atau kinerja terhadap suatu kelompok dalam organisasi”.

(Nikolaos Bourbakis, Kosntantina S. Nikita, Ming Yang: 2013. Vol 1).

Berdasarkan dari kutipan di atas, dapat disimpulkan monitoring

yaitu kegiatan memantau yang dilakukan untuk kemajuan suatu project

yang sedang berjalan dengan tujuan memaksimalkan bagi sumber daya.

Proses dasar untuk pemantauan (monitoring) ini, meliputi 3 tahap yaitu:

a. Menetapkan Standar Pelaksanaan

b. Pengukuran Pelaksanaan

c. Menentukan deviasi antara pelaksanaan dengan standar dan rencana.

2. Fungsi Monitoring

2. Fungsi Monitoring

a. Ketaatan (Compliance) monitoring menentukan apakah tindakan

administrator, staf, dan semua mengikuti standar yang ditetapkan.

b. Pemeriksaan (Auditing) monitoring menetapkan bahwa pelayanan

diperuntungkan bagi pihak tertentu telah mencapai target mereka.

c. Laporan (Accounting) menghitung sebuah hasil perubahan sosial.

d. Penjelasan (Explanation) yang membantu memberikan informasi.

Page 35: KKP BAB II

44

2.1.8 Konsep Dasar Keamanan

2. Definisi Keamanan

Menurut Ibisa dikutip dari buku Sutabri (2012:196) Tujuan dari

Pengamanan sistem informasi adalah untuk meyakinkan integritas, atau

kelanjutan dan kerahasiaan untuk pengolahan data. Keuntungan dengan

meminimalkan resiko harus diimbangi terhadap biaya yang dikeluarkan

untuk tujuan pengamanan ini. Oleh karena itu, biaya untuk pengamanan

terhadap keamanan sistem komputer merupakan sebuah hal yang wajar.

Perusahaan harus dapat mengurangi terjadinya suatu resiko dan

memelihara keamanan sistem komputerisasi pada sebuah tingkatan dan

level yang dapat diterima. Reputasi organisasi dapat dinilai masyarakat

apabila dapat diyakini oleh integritas informasi (Integrity), Kerahasiaan

informasi (Confisentiality), ketersediaan dalam informasi (Availability).

Dapat disimpulkan bahwa “keamanan informasi” adalah upaya

untuk mengamankan aset informasi terhadap ancaman yang akan hadir.

Sehingga keamanan informasi secara tidak langsung mampu menjamin

sebuah kontinuitas dalam bisnis, mengurangi resiko-resiko yang terjadi,

mengoptimalkan pengembalian untuk investasi (Return On Investment).

3. Klasifikasi Keamanan

Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dari suatu sistem

informasi adalah klasifikasi keamanan sistem informasi. Menurut Ibisa,

yang dikutip di dalam sebuah buku Sutabi (2012:198), “Informasi dapat

diklasifikasikan ke dalam beberapa kriteria yang harus kita perhatikan”.

Page 36: KKP BAB II

45

1. Sangat Rahasia (Top Secret)

Bila informasi ini disebarluaskan maka akan dapat berdampak

sangat parah terhadap suatu keuntungan berkompentensi dan strategi

bisnis organisasi. Contohnya: dari informasi jenis top secret, rencana

organisasi bisnis, strategi marketing, rincian atau dari ramuan bahan

yang menghasilkan material, bahan baku tertentu dan strategi bisnis.

2. Konfidensial (Confidential)

Apabila informasi ini disebarluaskan maka ia dapat merugikan

privasi perorangan, merusak reputasi organisasi. Misalnya informasi

jenis confidential: konsolidasi penerimaan, biaya keuntungan beserta

informasi lain menghasilkan unit kerja keuangan organisasi, strategi

marketing, teknologi, rencana produksi, promosi, dan gaji karyawan.

3. Restricted

Informasi ini hanya ditunjukkan kepada orang-orang tertentu dengan

menopang bisnis organisasi. Contoh: informasi restricted, informasi

bisnis organisasi, strategi marketing yang dapat diimplementasikan.

peraturan organisasi, strategi harga penjualan, serta strategi promosi.

4. Internal Use

Informasi ini hanya boleh digunakan oleh pegawai perusahaan

untuk melaksanakan tugasnya. Contohnya: prosedur, buku panduan.

5. Public

Informasi ini dapat disebarluaskan kepada umum melalui jalur

yang resmi. Contoh informasi ini: public corporate announcements,

internal korespondensi tidak harus dari pengontrolan atau screening.

Page 37: KKP BAB II

46

2.1.9 Konsep Dasar Pengontrolan

Pengontrolan didefinisikan sebagai keseluruhan dari proses kegiatan

penilaian terhadap obyek kontrol ataupun untuk kegiatan tertentu dengan

tujuan memastikan apakah suatu pelaksanaan tugas dan juga fungsi obyek

dalam kontrol kegiatan tersebut sudah sesuai dengan apa yang ditentukan.

1. Definisi Pengontrolan

Menurut Erinofiardi (2012:261), “suatu system control berjalan

otomatis pada suatu proses kerja berfungsi untuk mengendalikan proses

tanpa adanya suatu bentuk campur tangan dengan manusia (otomatis)”.

Berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) pengontrolan

berasal dari kata dasar kontrol. Kata kontrol berarti adalah pengawasan,

pemeriksaan dan pengendalian. Sedangkan pengontrolan adalah proses

mengontrol (mengawasi, memeriksa), untuk pengawasan, pemeriksaan.

Industri yang modern saat ini, sangat membutuhkan tenaga ahli

perencanaan dari sistem pengendali dan perancangan dari desain sistem

pengendali, termasuk teknisi yang profesional sebagai operator. Tidak

menutup suatu kemungkinan bahwa mereka dapat berasal dari berbagai

disiplin ilmu untuk saling berhubungan, karena teori sistem pengendali

modern dikembangkan untuk mengatasi kerumitan sistem pengendalian

menuntut kecepatan dan ketelitian tinggi memberi hasil output optimal.

Ada 2 jenis sistem pengendali ditanamkan pada alat elektronik,

yaitu Sistem Pengendalian Loop Terbuka (Open-loop Control System)

dan Sistem Pengendalian Loop Tertutup (Closed-loop Control System).

Page 38: KKP BAB II

47

2. Jenis-Jenis Pengontrolan

a. Sistem Kontrol Loop Terbuka

Menurut Erinofiardi (2012:261), “Sistem kontrol loop terbuka

adalah sebuah sistem kontrol yang keluarannya atau outputnya tidak

mempengaruhi terhadap aksi pengontrolan. Untuk sistem kontrol ini,

nilai keluaran tidak di umpan-balikkan ke parameter pengendalian.”

Gambar 2.7 Sistem Pengendali Loop Terbuka

Sumber: Jurnal Erinofiardi tahun 2012 halaman 261

Gambar diagram blok di atas menunjukan bahwa dalam sistem

tersebut tidak dilihat adanya proses umpan balik untuk memperbaiki

keadaan alat terkendali jika terjadi kesalahan. Jadi tugas dari elemen

pengendali itu memproses masukan dan mengirim ke alat terkendali.

b. Sistem Kontrol Loop Tertutup

Menurut Erinofiardi (2012:261) “Sistem kontrol loop tertutup

adalah suatu sistem kontrol yang dalam sinyal keluarannya memiliki

pengaruh secara langsung terhadap aksi dari pengendalian yang akan

dilakukan.” Yang menjadi ciri dari sistem pengendali tertutup adalah

ada suatu sinyal umpan-balik. Sinyal umpan-balik merupakan sinyal

keluaran atau sebuah fungsi keluaran yang juga turunan-turunannya,

dan diumpankan pada elemen kendali untuk memperkecil kesalahan

serta membuatkan keluaran sistem mendekati hasil yang diinginkan. 

Page 39: KKP BAB II

48

Gambar 2.8 Pengendalian Loop Tertutup

(Sumber: Jurnal Erinofiardi dan dkk tahun 2012 halaman 262)

Gambar diatas, menyatakan hubungan antara masukan dengan

keluaran dalam sebuah loop sistem tertutup. Sinyal input yang sudah

dibandingkan dengan suatu sinyal umpan balik menghasilkan sebuah

sinyal selisih atau sinyal kesalahan dan untuk selanjutnya akan dapat

dikirimkan ke dalam sebuah elemen pengendali yang nantinya dapat

menciptakan suatu sinyal keluaran dan dikirimkan ke alat terkendali.

2.1.10 Konsep Dasar Otomatis

1. Definisi Otomatis

Menurut Saputra, Dedy Cahyadi dan Awang Harsa Kridalaksana di

kutip pada sebuah Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 3 (2010:3),

mengatakan bahwa “Perangkat otomatis yang dimaksud adalah perangkat

dan suatu alat yang digunakan membantu dari kelancaran proses otomatis.

Menurut Santoso, Martinus dan Sugiyanto dalam Jurnal FEMA Vol.

2 (2013:17), “Otomasi adalah proses dengan secara otomatis mengontrol

operasi elektronika yang dapat mengganti manusia mengambil keputusan.

Dari pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa

otomatis merupakan proses mengontrol operasi dalam sistem elektronika.

Page 40: KKP BAB II

49

2.1.11 Konsep Dasar Elisitasi

1. Definisi Elisitasi

Menurut Sommerville dan Sawyer (1997) dalam buku Siahaan

(2012:66), “Elisitasi kebutuhan adalah sekumpulan pada aktivitas yang

ditunjukkan untuk menemukan kebutuhan dalam sistem dengan melalui

komunikasi oleh pihak yang punya urusan bagi pengembangan sistem”.

Menurut Guritno, dan dkk (2011:302), “Elisitasi adalah sebuah

rancangan yang didesain berdasarkan sistem baru yang diharapkan oleh

pihak manajemen terkait dan disanggupi oleh penulis untuk dieksekusi.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, akan diambil kesimpulan

bahwa elisitasi yaitu suatu rancangan pada sistem baru yang diinginkan

pengguna sistem serta pihak yang terkait dengan pengembangan sistem.

2. Tahap-Tahap Elisitasi

Menurut pendapat Guritno Suryo, Sudaryono Untung Rahardja

(2011:302), elisitasi dapat dilakukan dengan tiga tahap, sebagai berikut:

1. Elisitasi Tahap I

Elisitasi tahap I, berisikan semua rancangan sistem baru yang

diusulkan oleh pihak manajemen terkait melalui proses wawancara.

2. Elisitasi Tahap II

Elisitasi tahap II, adalah suatu hasil pengklasifikasian elisitasi

dari tahap I berdasarkan metode pada MDI. Metode MDI bertujuan

memisah rancangan sistem penting dan harus ada dalam sistem baru

dengan rancangan sistem yang disanggupi penulis untuk dieksekusi.

Page 41: KKP BAB II

50

Berikut ini merupakan penjelasan mengenai sebuah metode pada MDI:

a. M dalam MDI berarti Mandatory (bagian pada sistem yang penting).

Maksudnya: requirement tersebut harus tetap ada dan selain itu tidak

boleh dihilangkan ketika saat merancang serta membuat sistem baru.

b. D dalam MDI berarti Desirable (bagian yang tidak terlalu penting).

Maksudnya: requirement itu tidak terlalu penting, boleh dihilangkan.

Namun, jika requirement tersebut digunakan di dalam pembentukan

sistem maka dapat menjadikan suatu sistem tersebut lebih sempurna.

c. I dalam MDI berarti Inessential. (bagian yang terdapat di luar sistem)

Maksudnya yaitu: requirement tersebut bukanlah bagian sistem yang

dibahas dan adalah sebuah bagian yang berada di bagian luar sistem.

3. Elisitasi Tahap III

Elisitasi tahap III, adalah suatu hasil penyusutan elisitasi tahap

II dengan cara mengeliminasi semua requirement itu dengan option I

dalam metode MDI. Kemudian, seluruh requirement yang tersisa itu

diklasifikasikan kembali melalui metode TOE dijabarkan berikut ini:

a. T dalam TOE artinya Teknikal. Maksudnya yaitu: bagaimana tata

cara atau teknikal pembuatan requirement pada sistem diusulkan?

b. O dalam TOE artinya Operasional. Maksudnya yaitu: bagaimana

tata cara penggunaan requirement sistem itu akan dikembangkan?

c. E dalam TOE artinya Ekonomi Maksudnya yaitu: berapakah biaya

yang diperlukan untuk membangun requirement di dalam sistem?

Metode TOE tersebut dibagi kembali menjadi beberapa option

berdasarkan sifatnya, yaitu HML dengan penjelasan sebagai berikut:

Page 42: KKP BAB II

51

a) High (H): yang berarti sulit untuk dapat dikerjakan, karena teknik

pembuatan maupun pada pemakaiannya sulit. Sehingga membuat

biaya mahal. Maka pada suatu requirement itu, harus dieleminasi.

b) Middle (M): yang berarti dari requirement itu mampu dikerjakan.

c) Low (L): yang berarti dari requiremet tersebut mudah dikerjakan,

dengan pembuatannya yang mudah, maka tidak perlu dieliminasi.

4. Final Draft Elisitasi

Final Draft elisitasi maksudnya adalah suatu hasil akhir yang

dicapai dengan suatu proses elisitasi yang dapat digunakan sebagai

suatu dasar di dalam pembuatan sistem yang akan dikembangakan.

3. Tujuan Elisitasi Kebutuhan

Menurut Leffingwel (2000) dikutip dari suatu bukunya Siahaan

(2012:67), suatu elisitasi kebutuhan mempunyai beberapa tujuan, yaitu:

a) Mengetahui masalah apa saja yang harus dipecahkan dan mengenali

batasan-batasan sistem (System Boundaries). Akan dijelaskan, yaitu:

Proses-proses dalam pengambangan perangkat lunak sangatlah

ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan dari developer

akan ranah permasalahan. Setiap ranah permasalahan memiliki ruang

lingkup dan batsan-batasannya. Batasan-batasan ini mendefinisikan

sistem akhir yang akan dibangun sesuai pada lingkungan operasional

saat ini. Identifikasi atau persetujuan batasan sistem mempengaruhi

proses elisitasi yang berikutnya. Identifikasi pemangku kepentingan,

kelas pengguna, tujuan dan tugas, use case dalam pemilihan batasan.

Page 43: KKP BAB II

52

b) Melakukan suatu identifikasi yaitu siapa saja pemangku kepentingan.

Sebagaimana yang disebut dari bagian sebelumnya, instansiasi

pada pemangku kepentingan antara lain adalah Konsumen atau Klien

(yang akan membayark sistem), Pengembang (yang akan merancang,

membangun, merawat suatu sistem), dan Pengguna (yang beriteraksi

dengan sistem sehingga mendapatkan hasil untuk pekerjaan mereka).

Pada sistem yang bersifat interaktif, pengguna akan memegang peran

penting dalam proses elisitasi. Pada umumnya, kelas pengguna tidak

bersifat homogen, sehingga dalam bagian pada proses elisitasi adalah

menidentifikasi dari kebutuhan kelas pengguna yang berbeda, seperti

pada pengguna pemula, pengguna ahli, pengguna cacat dan lain-lain.

c) Identifikasi tujuan sistem adalah sasaran-sasaran yang harus dicapai.

Tujuan merupakan sasaran dalam sistem yang harus terpenuhi.

Penggalian high level goals untuk awal proses pengembangan sangat

penting. Penggalian terhadap tujuan lebih terfokus kepada ranah dari

masalah dan terhadap kebutuhan dalam suatu pemangku kepentingan

itu daripada solusi yang dimungkinkan untuk suatu masalah tersebut.

4. Langkah-langkah Elisitasi

Menurut Sommerville and Sawyer (1997) dikutip dari bukunya

Siahaan (2012:75), berikut ini adalah langkah untuk elisitasi kebutuhan:

a) Identifikasi terhadap orang-orang yang akan membantu menentukan

kebutuhan dan memahami kebutuhan dari sebuah organisasi mereka.

Menilai kelayakan dari bisnis dan teknis bagi sistem yang diusulkan.

Page 44: KKP BAB II

53

b) Menentukan lingkungan teknis, ke mana sistem akan ditempatkan.

c) Identifikasi ranah suatu permasalahan.

d) Menentukan satu atau lebih metode elisitasi kebutuhan

e) Meminta partisipasi dari banyak orang.

f) Menidentifikasi kebutuhan yang ambigu dan menyelesaikannya.

g) Membuat skenario penggunaan terhadap pelanggan dan pengguna.

5. Masalah dalam Elisitasi

Menurut Nuseibeh and Eastbrook (2000), dikutip dari bukunya

Siahaan (2012:68), tahap pada elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam

spesifikasi perangkat lunak. Secara umum kesulitan ini dipengaruhi tiga

masalah: Masalah Cakupan, Masalah Pemahaman, Masalah Perubahan.

a) Masalah Ruang Ringkup

Pelanggan atau pengguna menentukan detail teknis yang tidak

penting sebagai batasan sistem yang mungkin akan membingungkan

dibandingkan dengan menjelaskan tujuan sistem secara keseluruhan.

b) Masalah Pemahaman

Terjadi saat pelanggan atau pengguna tidak benar-benar yakin

tentang apa yang dibutuhkan dalam sistem, pemahaman yang sedikit

dan tidak memiliki pemahaman yang penuh terhadap ranah masalah.

c) Masalah Perubahan

Perubahan kebutuhan pada waktu ke waktu. Dalam membantu

mengatasi masalah ini, Perekayasa Sistem (System Engineers) harus

melaksanakan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara terorganisir.

Page 45: KKP BAB II

54

2.2 Teori Khusus

2.2.1 Konsep Dasar Prototype

1. Definisi Prototype

Menurut Simarmata (2010:62), “Prototype adalah bagian sebuah

produk yang mengekspresikan logika maupun fisik antarmuka eksternal

yang ditampilkan dan perubahan cepat dalam pembangunan prototype”.

Menurut Wiyancoko (2010:120), “dari prototipe dapat didefinisi

sebagai model produk dapat mewakili hasil produksi yang sebenarnya”.

Dari definisi diatas tersebut, dapat disimpulkan bahwa prototype

adalah contoh dalam produk atau sistem dalam bentuk yang sebenarnya

untuk dirubah sesuai keinginan sebelum direalisasi produk sebenarnya.

2. Jenis-Jenis Prototype

Menurut Simarmata (2010:64), Jenis-jenis Prototype dibagi dua, yaitu:

a. Rapid Throwaway Prototype

Pendekatan pengembangan dari perangkat lunak/keras yang ini

dipopulerkan oleh Gomaa dan Scoot (1981) yang sekarang ini telah

digunakan secara lebih luas oleh industri-industri, terutama di dalam

pengembangan sebuah aplikasi. Pendekatan ini umumnya digunakan

dengan item yang beresiko tinggi (high-risk) atau juga dengan sistem

yang belum dipahami secara keseluruhan oleh para tim pengembang.

Pada pendekatan ini, Prototype “quick and dirty” sanggup dibangun,

diverifikasi oleh konsumen, dan dibuang hingga dari prototype yang

diharapkan tercapai sampai pada saat proyek berskala besar dimulai.

Page 46: KKP BAB II

55

b. Prototype Evolusioner

Dalam pendekatan prototype evolusioner, sebuah prototype itu

didasarkan dari kebutuhan dan pemahaman secara umum. Prototype

kemudian diubah dan juga dievolusikan daripada dibuang. Prototype

yang dibuang biasanya digunakan dari aspek sistem yang dimengerti

secara luas dengan dibangun diatas dasar kekuatan tim pengembang.

Prototype ini didasarkan dengan kebutuhan prioritas, kadang-kadang

diacu sebagai “chunking” pada pengembang dengan sebuah aplikasi.

(Hough, 1993).

3. Kelebihan dan Kelemahan Prototype

Kelebihan dan Kelemahan Prototype adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Prototype

Kekurangan Kekurangan

a. Ada komunikasi yang baik dengan seorang pengembang dan pada seorang pengguna.

b. Pengembang, mungkin dapat bekerja jadi lebih baik dalam menentukan kebutuhan user.

c. User mempunyai peran aktif untuk pengembangan sistem.

d. Akan lebih hemat waktu dari pengembangan suatu sistem.

e. Penerapan jadi begitu mudah karena pemakai telah paham dari apa yang diinginkannya.

a. User terkadang tidak melihat disaat perangkat lunak masih ada yang belum mencantum kualitas dari perangkat lunak secara menyeluruh dan juga tidak dipikirkan kemampuan pemeliharan untuk di jangka waktu lama.

b. Hubungan oleh user dengan komputer yang tersedia tidak bisa mencerminkan terhadap suatu teknik pada rancangan atau perancangan yang baik.

Sumber : Simarmata (2010:62)

Page 47: KKP BAB II

56

2.2.2 Konsep Dasar Flowchart

1. Definisi Flowchart

“Flowchart adalah visualisasi grafik untuk langkah atau urutan

prosedur dari program”. Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8).

Flowhcart membantu analis dan programer untuk memecahkan masalah

ke dalam segmen kecil, menganalisis alternatif lain bagi pengoperasian.

Menurut Adelia dan Jimmy Setiawan (2011:116), “Flowchart

yaitu bentuk dari diagram punya aliran banyak arah secara sekuensial”.

Flowchart membantu penyelesaian masalah khususnya masalah

yang harus dikaji lebih dalam. Apabila seorang analisis atau programer

akan membuat flowchart, ada sebuah petunjuk yang harus diperhatikan.

2. Cara Membuat Flowchart

Ada beberapa petunjuk dalam pembuatan flowchart Menurut pendapat

Sulindawati dan Muhammad Fathoni (2010:8) akan dijabarkan berikut:

a. Flowchart diagambar dari halaman atas ke bawah dan kiri ke kanan.

b. Aktifitas yang digambar haruslah didefinisikan secara lebih hati-hati

dan yang didefinisikan ini harus dapat dimengerti oleh pembacanya.

c. Kapan aktifitas bermula dan berakhir harus ditentukan dengan jelas.

d. Setiap langkah dalam aktifitas harus diuraikan dengan menggunakan

deskripsi kata kerja.

e. Setiap langkah dari aktifitas harus berada pada urutan yang benar.

f. Lingkup dan range aktifitas yang digambarkan ditelusuri hati-hati.

g. Menggunakan simbol-simbol flowchart yang standar.

Page 48: KKP BAB II

57

3. Jenis-Jenis Flow Chart

Ada lima jenis-jenis bagan alir yang akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Bagan Alir Sistem (Systems Flow Chart) 

Menunjukkan alur kerja atau apa yang sedang dikerjakan

sistem secara keseluruhan dan urutan prosedur pada suatu sistem.

Sumber : Rachman (2012:116)

Gambar 2.9 Bagan Alir Sistem (System Flow Charts)

b. Bagan Alir Dokumen (Document Flow Chart)

Menulusuri alur data yang ditulis melalui sistem. Fungsiya

menelusuri alur form serta laporan sistem satu dan sistem lainnya.

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.10 Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)

Page 49: KKP BAB II

58

c. Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

Mirip dengan Flow Chart sistem dalam menggambarkan

suatu prosedur di dalam sistem, mengunakan simbol dan gambar.

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.11 Bagan Alir Skematik (Schematic Flow Chart)

d. Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

Merupakan keterangan yang lebih spesifik lagi mengenai

bagaimana disetiap langkah program atau prosedur dilaksanakan.

Sumber: Rachman (2012:117)

Gambar 2.12 Bagan Alir Program (Program Flow Chart)

Page 50: KKP BAB II

59

e. Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Merupakan teknik penggambaran rekayasa industrial

untuk memecah dan menganalisa langkah-langkah selanjutnya

dari sistem serta menggambarkan proses dalam suatu prosedur.

Sumber: Rachman (2012:116)

Gambar 2.13 Bagan Alir Proses (Process Flow Chart)

Bagan alir proses digunakan dari perekayasa industrial

dalam mempelajari dan mengembangkan proses-proses sebuah

manufacturing serta efektif menelusuri alur laporan atau form.

Sumber: Rachman (2012:116)

Gambar 2.14 Contoh Variasi Aplikasi Flow Chart

Page 51: KKP BAB II

60

2.2.3 Konsep Dasar Pengujian

1. Definisi Black Box

Menurut Siddiq (2012:4), “Pengujian dalam black box adalah

pengujian dari aspek fundamental sistem tanpa memperhatikan struktur

dari logika internal software apakah software berfungsi dengan benar”.

Menurut Budiman (2012:4), “Pengujian black box merupakan

metode perancangan data uji yang didasarkan dalam sebuah spesifikasi

perangkat lunak. Data uji dapat dibangkitkan, dieksekusi pada software

dan kemudian keluaran software diuji apakah sesuai yang diharapkan”.

Metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem

dari segi user yang dititik beratkan dalam pengujian kinerja, spesifikasi

serta antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada.

Black Box Testing tidak membutuhkan pengetahuan mengenai

alur internal (internal path), struktur atau implementasi di dalam suatu

software under test (SUT). Karena itu, dengan ada uji coba di black box

memungkinkan suatu pengembang software untuk membuat himpunan

kondisi input yang akan melatih semua syarat fungsional pada program.

Uji coba pada black box berusaha untuk menemukan kesalahan

dengan beberapa kategori, diantaranya dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang

b. Kesalahan interface

c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal

d. Kesalahan performa

e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi

Page 52: KKP BAB II

61

Uji coba black box diaplikasikan dibeberapa tahapan berikutnya.

Karena uji coba black box dengan sengaja membiarkan struktur kontrol

sehingga pada perhatiannya difokuskan dalam suatu informasi domain.

Untuk mengaplikasikan uji coba dengan black box yang menghasilkan

sekumpulan kasus yang diuji harus dapat memenuhi suatu kriteria. Uji

coba di rancang untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:

a. Bagaimana validitas fungsional diuji?

b. Jenis input seperti apa yang akan menghasilkan kasus uji yang baik?

c. Apakah sistem secara khusus sensitif terhadap nilai input tertentu?

d. Bagaimana batasan-batasan kelas data di isolasi?

e. Berapa rasio data & jumlah data yang dapat ditoleransi oleh sistem?

f. Apa akibat yang timbul kombinasi spesifik data pada operasi sistem?

Sehingga di dalam uji coba black box harus melewati beberapa

proses. Uji proses black box tersebut, dapat dipaparkan sebagai berikut:

a. Menganalisis kebutuhan serta spesifikasi perangkat lunak (software).

b. Pemilihan jenis input yang memungkinkan akan menghasilkan suatu

output yang benar atau sebaliknya jenis input memungkinkan dapat

menghasilkan output salah pada perangkat lunak yang sedang di uji.

c. Menentukan output untuk suatu jenis input.

d. Pengujian akan dilakukan dengan suatu input yang telah benar-benar

diseleksi.

e. Pembandingan dilakukan dari output yang dihasilkan dengan output

yang diharapkan.

f. Menentukan fungsionalitas seharusnya ada dari software yang diuji.

Page 53: KKP BAB II

62

2. Metode Pengujian Dalam Black Box

Ada beberapa macam metode pengujian black box, berikut diantaranya:

a. Equivalence Partioning

Equivalence Partioning yaitu suatu metode uji coba dengan

black box yang membagi sebuah domain input dari program menjadi

beberapa kelas data dalam kasus uji coba yang dihasilkan. Kasus uji

coba penanganan single yang ideal menemukan sejumlah kesalahan

(contohnya: kesalahan pemrosesan pada seluruh data karakter) yang

merupakan syarat lain untuk sebuah kasus yang dieksekusi sebelum

kesalahan umum diamati.

b. Boundary Value Analysis

Sejumlah besar kesalahan cendrung terjadi di dalam batasan

domain input daripada nilai tengah. Dari alasan ini, Boundary Value

Analysis (BVA) dibuat bertujuan sebagai suatu teknik uji coba. BVA

mengarahkan pada suatu pemilihan kasus uji yang melatih nilai-nilai

batas. BVA adalah sebuah desain teknik kasus uji yang melengkapi

equivalence partioning. Daripada memfokuskan hanya pada kondisi

input, BVA juga menghasilkan kasus uji dalam suatu domain output.

c. Cause-Effect Graphing Techniques

Cause-Effect Graphing merupakan desain teknik dari kasus uji coba

untuk menyediakan representasi singkat terhadap kondisi logikal dan

juga aksi yang bisa berhubungan. Versi sederhana dari simbol graph

cause-effect terdapat hubungan causes ci dengan effects ei. Lainnya

merupakan batasan relationship diaplikasi dalam causes dan effects.

Page 54: KKP BAB II

63

d. Comparison Testing

Dalam beberapa situasi di mana keandalan sebuah software

amat kritis serta beberapa aplikasi sering menggunakan software dan

hardware ganda (redundant). Ketika software redundant dibuat, tim

pengembangan software lainnya membangun versi independent dari

aplikasi dengan spesifikasi yang sama. Setiap versi bisa diuji dengan

data uji yang sama untuk memastikan semuanya memberikan output

yang sama. Kemudian seluruh versi dieksekusi secara paralel dengan

perbandingan dengan hasil real-time untuk memastikan konsistensi.

Dianjurkan bahwa versi independent sebuah software untuk aplikasi

yang amat kritis harus dibuatkan walaupun nantinya hanya satu versi

saja yang akan digunakan dengan sistem. Versi independent ini yaitu

basis dari teknik black box testing yang disebut Comparison Testing.

e. Sample and Robustness Testing

1. Sample Testing

Melibatkan beberapa nilai yang terpilih dalam suatu kelas

ekuivalen, seperti mengintegrasikan sebuah nilai dalam kasus uji.

Nilai-nilai yang terpilih kemungkinan dipilih pada urutan tertentu

atau interval tertentu.

2. Robustness Testing

Pengujian Ketahanan (Robustness Testing) adalah sebuah

metodologi jaminan mutu difokuskan dalam pengujian ketahanan

perangkat lunak. Pengujian ketahanan juga bisa digunakan dalam

menggambarkan proses verifikasi kebenaran terhadap pengujian.

Page 55: KKP BAB II

64

f. Behavior Testing dan Performance Testing

1. Behavior Testing

Hasil dari uji tidak akan dievaluasi jika hanya melakukan

pengujian sesekali, tapi dapat dievaluasi jika pengujian dilakukan

beberapa kali, contohnya dari suatu pengujian struktur data stack.

2. Performance Testing

Digunakan untuk mengevaluasi kemampuan program dan

untuk beroperasi secara benar dengan dipandang dari sisi acuan

kebutuhan. Misalnya saja: aliran data, ukuran pemakaian memori,

kecepatan eksekusi, dll. Selain itu juga digunakan untuk mencari

tahu beban kerja beserta kondisi konfigurasi program. Spesifikasi

mengenai performansi didefinisikan pada saat tahapan spesifikasi

atau desain. bisa digunakan menguji batasan lingkungan program.

g. Requirement Testing

1. Spesifikasi kebutuhan yang terasosiasi dari suatu perangkat lunak

(input/output/fungsi/performansi) diidentifikasi dalam suatu tahap

spesifikasi kebutuhan dan desain.

2. Requirement Testing dapat melibatkan pembuatan kasus uji untuk

setiap spesifikasi kebutuhan yang berhubungan dengan program.

h. Endurance Testing

Endurance Testing melibatkan kasus uji yang diulang-ulang

dengan jumlah tertentu dengan tujuan untuk mengevaluasi program

apakah sudah pas pada spesifikasi kebutuhan. Spesifikasi kebutuhan

pengujian tersebut didefinisikan pada tahap spesifikasi suatu desain.

Page 56: KKP BAB II

65

2.2.4 Konsep Dasar Mikrokontroler

1. Definisi Mikrokontroler

Menurut Dipranonoto (2010:3), “Mikrokontroller adalah sebagai

“single chip computer yang memiliki kemampuan untuk diprogram dan

digunakan untuk tugas-tugas yang berorientasikan control dari system”.

Menurut pandapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:1),

“Mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai

masukan dan keluaran juga kendali dari program yang dapat ditulis dan

dihapus secara khusus, cara kerjanya yaitu membaca dan menulis data”.

Dalam definisi di atas, maka dapat disimpulkan mikrokontroler

sebagai otak sistem terkomputerisasi dengan komponen yang berfungsi.

2. Klasifiksi Mikrokontroler

Menurut pendapat Saefullah, jurnal CCIT Vol.2 No.3 (2013:2)

mikrokontroler mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi beberapa

bagian, yaitu sebagai berikut:

a) Memiliki program khusus yang disimpan di memori untuk aplikasi

tertentu, dan program mikrokontroler relatif lebih kecil daripada PC.

b) Konsumsi daya kecil.

c) Rangkaiannya sederhana dan kompak.

d) Harganya murah , karena komponennya sedikit.

e) Unit I/O yang sederhana, misalnya LCD, LED, Latch.

f) Lebih tahan pada suatu situasi dan kondisi lingkungan yang ekstrim,

contohnya yaitu: temperature tekanan, kelembaban, dan sebagainya.

Page 57: KKP BAB II

66

4. Klasifikasi Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:15), Mikrokontroler memiliki beberapa

klasifikasi yang diantarnnya akan dijelaskan sebagai berikut:

a. ROM (Flash Memory) dengan kapasitas 1024 byte (1 KB).

b. RAM berkapasitas 68 byte.

c. EEPROM (memori data) berkapasitas 64 byte.

d. Total 13 jalur I/O (Port B 8 bit).

e. Timer/Counter 8 bit dengan prescaler.

f. Fasilitas pemrograman sistem ICSP (In Circuit Serial Programming).

5. Fitur-Fitur Mikrokontroler

Menurut Syahrul (2012:16), beberapa fitur-fitur yang biasanya

ada dalam suatu mikrokontroler yang dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1) RAM (Random Access Memory)

RAM digunakan mikrokontroler sebagai tempat penyimpanan

variabel. Memori ini, bersifat volatile yang artinya dapat kehilangan

semua atau keseluruhan pada datanya jika tidak mendapat catu daya.

2) ROM (Read Only Memory)

ROM disebut juga sebagai kode memori karena bisa berfungsi

sebagai tempat menyimpan program yang akan diberikan pada user.

3) Register

Register yaitu suatu tempat penyimpanan nilai-nilai yang akan

digunakan dalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroler.

Misalnya: variabel program, kondisi input/output, komunikasi serial.

Page 58: KKP BAB II

67

4) Special Function Register

Adalah sebuah register khusus yang berfungsi untuk mengatur

jalannya mikrokontroler serta register ini terletak pada bagian RAM.

5) Input dan Output Pin

Pin Input merupakan bagian yang berfungsi sebagai penerima

signal dari luar dan pin ini dihubungkan ke berbagai media inputan

seperti keypad, sensor, keyboard, dan sebagainya. Pin Output adalah

bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses

algoritma mikrokontroler.

6) Interrupt

Interrupt adalah suatu bagian dari sebuah mikrokontroler yang

berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga

ketika program sedang dijalankan, nantinya program tersebut dapat

diinterupsikan dan melayani interupt dengan menjalankan program

pada alamat yang ditunjuk hingga selesai, yang nanti dijalankan lagi.

Menurut Malik dan Mohammad Unggul Juwana (2010:3), ada

beberapa interrupt yang terdapat dalam sebuah mikrokontroler yaitu

interupt eksternal, timer, serial yang akan diuraikan sebagai berikut:

1. Interrupt Eksternal : Interrupt ini akan terjadi ketika ada inputan

dari pin interrupt.

2. Interrupt Timer : Interrupt ini akan terjadi ketika waktu tertentu

telah tercapai.

3. Interrupt Serial : Interrupt ini akan terjadi ketika ada penerimaan

data dari komunikasi serial.

Page 59: KKP BAB II

68

2.2.5 Konsep Dasar Raspberry Pi

1. Definisi Raspberry Pi

Raspberry Pi adalah sebuah komputer berukuran kecil sebesar

kartu kredit yang terhubung ke televisi dan sebuah keyboard. Komputer

kecil ini akan digunakan pada proyek-proyek elektronik dan hal lainnya

yang bisa dilakukan oleh suatu komputer desktop seperti sebagai mesin

pengolah kata, games, dan perangkat ini juga mampu memainkan video

beresolusi tinggi. diakses dari situs Raspberry Pi: http:raspberrypi.org,

Richardson and Wallace (2013), menjelaskan bahwa ada beberapa cara

yang dapat dilakukan dengan Raspberry Pi diantaranya sebagai berikut:

a. General Purpose Computing

Perlu diingat bahwa Raspberry Pi adalah sebuah komputer dan

kenyataan yaitu memang dapat digunakan sebagai sebuah komputer.

Setelah perangkat ini siap untuk digunakan kita dapat memilih untuk

booting langsung dari dalam GUI (Graphical User Interface) dan di

dalamnya terdapat suatu web browser dan juga install aplikasi gratis.

b. Learning to Program

Raspberry Pi pada dasarnya di tunjukan sebagai edukasi untuk

mengajak anak-anak belajar dan untuk mendorong anak-anak dalam

bereksperimen dengan komputer. Perangkat ini juga sudah terpasang

dengan interpreters dan compilers dari banyak bahasa pemograman.

Untuk pemula telah disediakan Scratch, bahasa pemograman dengan

grafik dari MIT. Kita dapat menulis program untuk Raspberry Pi dan

dengan berbagai macam bahasa seperti C, Java, Perl, Ruby, Python.

Page 60: KKP BAB II

69

c. Project Platform

Raspberry Pi berbeda dengan komputer pada dasarnya, karena

dari kemampuan dalam berinteraksi untuk proyek-proyek elektronik.

Sumber: Richardson and Wallace

Tabel 2.2 Spesifikasi Raspberry Pi B

Gambar 2.15 Model Raspberry Pi B

Sumber: Richardson and Wallace

Berdasarkan pada Gambar 2.14 yang ada di atas, Raspberry Pi

mempunyai beberapa bagian yang dapat diklasifikasikan antara lain:

Page 61: KKP BAB II

70

a. Processor dan GPU

Processor yang digunakan untuk suatu Raspberry Pi adalah

ARM176JZF-S dengan sebuah kecepatan clock sebesar 700 Mhz,

GPU (Graphic Processing Unit) yang dipakai yaitu video core 4.

b. Memory (RAM)

Raspberry Pi model B ini menggunakan RAM sebesar 512

MB. RAM ini diletakan menyatu dan menempel dalam processor.

c. Power (Catu Daya)

Untuk Catu Daya atau Power, Raspberry Pi menggunakan

konektor Micro USB yang umum digunakan pada charger sebuah

smartphone android. Pada catu daya ini, bekerja dengan tegangan

5V dengan arus minimal 1A agar Raspberry Pi bekerja maksimal.

d. SD Card (Secure Digital Card/Kartu Memori)

Bagian ini berfungsi sebagai tempat memasukkan SD Card

yang sudah diisi dengan salah satu OS Raspberry Pi. OS tersebut

adalah Raspbian, Pidora, Arch Linux, Raspbmc, Open ELEC, dan

lain-lain.

e. Port HDMI (High Definition Multimedia Interface)

Port ini berfungsi untuk menapilkan OS Raspberry pada TV

dan memiliki port HDMI (High Definition Multimedia interface).

f. Port RCA (Radio Corporation of America)

Sama seperti pada port HDMI, dari port ini berfungsi untuk

menampilkan OS Raspberry Pi, tetapi Port RCA menggunakan

port video untuk televisi model lama.

Page 62: KKP BAB II

71

g. Connector Audio

Konektor ini berfungsi seperti konektor dari speaker dan headset.

h. LED (Light Emitting Diode) Indicator

Terdapat 5 LED dengan masing-masing berfungsi sebagai

indikator catu daya, proses kerja CPU, dan proses kerja jaringan.

i. Port USB (Universal Serial Bus)

Selayaknya pengunaan sebuah komputer, port ini berfungsi

untuk menyambungkan berbagai macam perangkat sebuah USB

seperti Flash Disk, USB dongle, USB Webcam, Card Reader, dan

lain-lain.

j. Port LAN (RJ-45)

Untuk menghubungkan Raspberry Pi pada jaringan melalui

konektor RJ 45 dan Kabel UTP.

k. GPIO (General Purpose Input Output)

Bagian ini merupakan salah satu keunggulan Raspberry Pi

dari suatu minicomputer sebelumnya, karena penggunanya (user)

bisa memprogram pin-pin GPIO sesuai untuk kebutuhan mereka.

2.2.6 Komponen Dasar Elektronika

1. Definisi Elektronika

Menurut Oscar (2012:10), “Rangkaian elektronika merupakan

rangkaian yang dibentuk dalam berbagai macam komponen elektronika

yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat membentuk suatu system

rangkaian elektronika terpadu”, seperti dalam komponen Raspberry Pi.

Page 63: KKP BAB II

72

2. Komponen Pasif Elektronika

Menurut Rusmadi (2011:10) bahwa “Komponen pasif adalah

komponen-komponen pada elektronika yang apabila dialiri aliran listrik

tidak menghasilkan tenaga misalnya: perubahan tegangan, pembalikan

fasa, penguatan dan lain-lain”. seperti resistor, kapasitor, dan induktor.

3. Komponen Aktif Elektronika

Menurut Rusmadi (2011:33), bahwa “Komponen aktif adalah

Komponen yang apabila dialiri aliran listrik akan menghasilkan sesuatu

tenaga baik berbentuk penguatan maupun mengatur aliran listrik yang

melaluinya”. Seperti dioda, transistor, tranducer (sensor) dan thyristor.

2.2.7 Konsep Dasar Sensor

1. Definisi Sensor

Menurut Dargie and Christian Poellabauer (2010:4), Berbahasa Inggris:

“Sensor is a device that translate parameters for events in the

physical world into signals that can be measured and analyze”.

Sensor merupakan sebuah perangkat dengan menerjemahkan parameter

bagi peristiwa di dunia fisik menjadi sinyal yang diukur dan dianalisis.

Secara umum sensor didefinisikan sebuah alat yang mampu untuk

menangkap fenomena fisik dan kimia kemudian mengubahnya menjadi

sinyal elektrik baik arus listrik ataupun tegangan. Fenomena fisik yang

dapat menstimulus sensor dengan menghasilkan sinyal elektrik meliputi

pergerakan, gaya, tekanan, medan magnet cahaya. (Kurniawan: 20111)

Page 64: KKP BAB II

73

2.2.8 Konsep Dasar TP-LINK

1. Definisi TP-LINK

TP-LINK TL-WN722N merupakan suatu alat untuk menangkap

atau menerima signaldengan sebuah jangkauan area WiFi atau hotspot,

melalui koneksi USB komputer atau dengan notebook, WiFi adapter ini

memiliki kecepatan data transfer tinggi hingga mencapai 150Mbps dan

dilengkapi dengan antena 4dBi yang dapat dilepas (konektor RP-SMA).

Kompatibel dengan WI-FI Protected Setup™ (WPS), TL-WN722N

menggunakan fitur Quick Secure Setup QSS (Keamanan Quick Setup)

mencegah jaringan dari ancaman luar, dengan menekan tombol "QSS"

tombol otomatis untuk membangun koneksi yang aman dengan WPA2,

menjadi lebih aman dibandingkan dengan enkripsi WEP. Menggunakan

AlignTM 1-stream dari teknologi berbasis pada teknologi 802.11n, TL-

WN722N menyediakan sinyal nirkabel lebih baik dari yang sudah ada.

Teknologi nirkabel 802.11g dilengkapi antena dilepas 4dBi lebih dapat

meningkatkan suatu jangkauan sinyal dan juga kecepatan. Alat ini bisa

digunakan untuk memperkuat sinyal WIFI ketika menggunakan laptop

untuk browsing di publik hotspot atau bagi PC atau Laptop yang tidak

mempunyai fitur WIFI. Ada beberapa jenis merek laptop yang sinyal

WiFinya agak lemah karena dari karakteristik chipset yang digunakan,

sehingga sinyal yang ditangkap tidak bisa Good dan Excellent dan juga

dikarenakan wifi laptop tidak mempunyai antena eksternal. Kehandalan

sudah teruji dan tidak mudah no responding akibat panas. Chipset yang

digunakan yaitu jenis RALINK dengan tingkat sensitifitas yang tinggi.

Page 65: KKP BAB II

74

Di dalamnya telah terpasang antena omni internal dengan jarak jangkau

100m/indoor dan 150m/outdoor (tergantung sikon lapangan). Melalui

situs resmi: TP LINK WN722N. (Tanggal akses 16 November 2014).

Gambar 2.16 TP LINK TL-WN722N

Sumber: http://www.tp-link.co.id/products/details/?model=TL-WN722N

1) Kelebihan :

Wireless USB Adapter TL-WN722N ini memiliki sebuah akses

koneksi internet berkecepatan tinggi. Alat ini juga akan memberikan

kecepatan nirkabel hingga mencapai kecepatan 150Mbps. Untuk alat

ini mempunyai antena eksternal yang dapat dilepas, mampu diputar

sesuai dengan arah yang diharapkan mendapatkan sinyal paling kuat.

2) Kekurangan :

Untuk kekurangan alat ini, adalah dalam paket penjualan tidak

tersedianya suatu driver dalam Sistem Operasi non Windows. Selain

itu colokan USB-nya masih memakai tutup. Alangkah lebih baiknya

jika menggunakan sistem "push-out" (tanpa tutup) seperti yang ada

pada sebuah flashdisk, sehingga tutupnya tidak dapat mudah hilang.

Page 66: KKP BAB II

75

2.2.9 Konsep Dasar Camera Webcam

1. Definisi Webcam (Web Camera)

Menurut Materi Ajar Pengantar Multimedia oleh Wahyu Hidayat

(2010) Kamera Web yaitu suatu piranti dalam perlengkapan lensa yang

secara optik mekanik atau elektronik merekam gerakan sebuah obyek

sebagai tujuan, kamera berasal dari bahasa latin yang artinya lompatan.

Webcam (singkatan dari Web Camera) adalah salah satu bagian

perangkat multimedia yang terdiri dalam kamera digital yang didukung

guna untuk melakukan manajemen sebuah gambar serta suara sehingga

mampu melaksanakan proses video view, video capture dan video save.

Webcam yaitu sebutan di kamera real-time (keadaan pada saat ini juga)

yang gambarnya dapat diakses atau disaksikan lewat World Wide Web,

program instant messaging atau aplikasi video call. Istilah webcam juga

merujuk kepada jenis kamera yang digunakan untuk keperluan ini. Ada

berbagai macam merek dari webcam salah satunya LogiTech. Webcam

pada umumnya, memiliki resolusi 352x288 piksel atau 640x480 piksel.

Sumber: http://storage-jak.ac.id/

Gambar 2.17 Web Camera LogiTech

Page 67: KKP BAB II

76

2.2.10 Konsep Dasar Jaringan Komputer

1. Definisi Jaringan Komputer

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), bahwa “Jaringan

komputer merupakan suatu hasil dari koneksi (hubungan) dari sejumlah

perangkat atau komputer dengan saling berkomunikasi satu sama lain”.

2. Sifat-Sifat Dasar Jaringan Komputer

Menurut I Putu Agus Eka Pratama (2014:21), Jaringan komputer

memiliki empat buah sifat dasar penting. Keempat sifat tersebut, yaitu:

1. Scalability

Jaringan komputer mampu disesuaikan dengan kebutuhan user

dapat berkembang dan menghilangkan batasan geografis atau lokasi.

2. Resource Sharing

Jaringan komputer dapat digunakan untuk pemakaian bersama

dari sumber daya yang ada (resource sharing). Sumber daya tersebut

berupa perangkat keras (hardware) serta perangkat lunak (software).

3. Connectivity

Jaringan komputer mudah dihubungkan serta pengguna (user)

mudah untuk terhubung dari jaringan komputer. Untuk menciptakan

hubungan ini, terdapat sejumlah perangkat penghubung di dalamnya.

Yang termasuk perangkat-perangkat itu switch, modem, router, hub.

4. Reliability

Suatu jaringan komputer mempunyai kehandalan di dalamnya

memberikan user performansi jaringan komputer yang dapat diukur.

Page 68: KKP BAB II

77

3. Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Menurut Iwan Sofana (2011:107), jenis jaringan komputer berdasarkan

area atau lokasi yang dibedakan menjadi 4, diantaranya sebagai berikut:

1. PAN (Personal Area Network)

PAN (Personal Area Network) merupakan jaringan komputer

yang dibentuk dalam beberapa buah komputer atau antara komputer

dengan peralatan non-komputer. Misalnya: HP, PDA, dan komputer.

2. LAN (Local Area Network)

LAN (Local Area Network) adalah bentuk jaringan komputer

lokal, yang luas areanya sangat terbatas. Umumnya diterapkan untuk

jaringan komputer rumahan, lab komputer di sekolah serta kantor, di

mana masing-masing komputer mampu saling berinteraksi, bertukar

data, dan juga dapat menggunakan peralatan bersama seperti printer.

Media yang dipakai berupa kabel (UTP atau BNC) maupun wireless.

3. Meropolitan Area Network (MAN)

Adalah suatu jaringan komputer dengan skala yang lebih besar

daripada LAN, bisa berupa suatu jaringan komputer antar kantor atau

perusahaan denan jarak yang berdekatan. MAN (Metropolitan Area

Network) terdiri atas beberapa LAN yang saling berhubungan. Media

yang dipakai antar gedung umumnya wireless atau kabel serat optik.

4. WAN (Wide Area Network)

WAN (Wide Area Network) adalah sebuah jaringan komputer

dengan jangkauan area geografis yang sangat luas, dapat mencakup

sebuah negara bahkan benua untuk mengaksesnya. WAN (Wide Area

Page 69: KKP BAB II

78

Network) terdiri dari kumpulan mesin-mesin yang bertujuan untuk

menjalankan program-program (aplikasi) pemakai. WAN digunakan

untuk menghubungkan jaringan area lokal yang satu dengan jaringan

lokal yang lain, sehingga pengguna dan komputer di lokasi yang satu

dapat berkomunikasi dengan pengguna dan komputer di lokasi yang

lainnya. Jarak WAN hingga 1000 KM kecepatan 1,5 Mbps s/d Gbps.

2.2.11 Protokol TCP/IP

1. Definisi Protokol

Di dalam dunia komunikasi data komputer, protokol mengatur

bagaimana komputer akan saling berkomunikasi dengan komputer lain.

Dengan jaringan komputer kita mampu menggunakan berbagai macam

protokol tetapi agar dua buah komputer dapat berkomunikasi, keduanya

harus menggunakan protokol yang sama. Protokol sama dengan bahasa.

Pada komunikasi, seseorang berbicara dan mengerti bahasa yang sama.

TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) itu

adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer

di internet. Komputer-komputer agar dapat saling terhubung ke internet

berkomunikasi dengan protokol ini. Karena menggunakan bahasa yang

sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan juga sistem

operasi tidak menjadi suatu masalah utama. Jadi, jika sebuah komputer

menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan sebuah

internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan komputer

dibelahan dunia mana pun dengan terhubung ke dalam sebuah internet.

Page 70: KKP BAB II

79

Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi

standar jaringan komputer. Berhubungan dengan ciri-ciri yang terdapat

pada protokol TCP/IP, ciri-ciri TCP/IP dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Protokol TCP/IP dikembangkan mengunakan standar protokol yang

terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme jaringan fisik.

2) Standar protokol TCP/IP untuk bentuk (Request For Comment) RFC

yang dikeluarkan oleh IETF akan diambil oleh siapapun tanpa biaya.

3) TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi

atau hardware tertentu dan tidak bergantung dengan vendor tertentu.

4) TCP/IP independen terhadap hardware dari jaringan sehingga cocok

untuk menyatukan jenis-jenis network misalnya ethernet, token ring,

telepon dial-up, jaringan X.25, praktis jenis media transmisi apapun.

5) Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan cara

ini, suatu komputer dapat saling terhubung walau jaringannya seluas

word wide internet. Di TCP/IP pengguna alamat hanya dimiliki satu.

Pada dasarnya, komunikasi data yaitu proses mengirimkan data

dari satu komputer ke komputer yang lain. Untuk dapat mengirimkan

data, suatu komputer harus ditambahkan alat yang khusus, yang dikenal

sebagai network interface (antarmuka jaringan). Jenis interface jaringan

ini bermacam-macam, tergantung pada media fisik yang digunakannya

untuk mentransfer data-data tersebut. Dalam proses pengiriman data ini

terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Pertama, data harus

dikirimkan ke komputer yang tepat, sesuai pada tujuannya. Hal ini akan

membuat rumit jika komputer tujuan dari transfer ini tidak berada pada

Page 71: KKP BAB II

80

jaringan lokal, melainkan ditempat yang jauh. Jika suatu lokasi pada

komputer yang saling berkomunikasi dalam jarak jauh (secara jaringan)

maka terdapat kemungkinan data rusak atau hilang. Karenanya itu perlu

adanya mekanisme yang dapat mencegah kerusakan pada data tersebut.

Hal lain yang harus diperhatikan adalah pada komputer tujuan

transfer data mungkin terdapat lebih dari satu aplikasi yang menunggu

datangnya data. Data yang dikirim harus sampai ke aplikasi yang tepat

pada sebuah komputer yang tepat, tanpa kesalahan. Cara alamiah untuk

menghadapi setiap masalah yang rumit adalah memecahkan masalah

tersebut menjadi bagian yang lebih kecil. Dalam memecahkan masalah

dalam transfer masalah data tersebut, para ahli jaringan komputer pun

melaksanakan hal yang sama terhadap setiap problem komunikasi data,

keseluruhan aturan ini harus bekerja sama satu dengan yang lainnya.

Sekumpulan aturan untuk mengatur proses pengiriman data ini disebut

sebagai protokol komunikasi data. Protokol yang ini diimplementasikan

dalam bentuk sebuah program komputer (software) yang terdapat pada

komputer sehingga mampu melakukan fungsi komunikasi data tersebut.

TCP/IP adalah sekumpulan protokol yang didesain untuk dapat

melakukan fungsi-fungsi komunikasi data di dalam Wide Area Network

(WAN). TCP/IP ini terdiri atas sekumpulan protokol dengan masing-

masing bertanggung jawab atas bagian-bagian tertentu dari komunikasi

data. Berkat prinsip ini, tugas masing-masing protokol menjadi jelas

dan sederhana. Protokol yang satu tidak perlu mengetahui kerja dalam

protokol lain, selama dapat masih saling mengirim dan menerima data.

Page 72: KKP BAB II

81

Berkat pada penggunaan prinsip ini, TCP/IP menjadi protokol

komunikasi data yang fleksibel. Protokol TCP/IP ini mampu diterapkan

dengan mudah di setiap jenis dari komputer dan juga interface jaringan,

karena sebagian isi kumpulan protokol ini tidak spesifik terhadap satu

komputer atau peralatan jaringan tertentu. Agar TCP/IP dapat berjalan

di atas interface jaringan tertentu, hanya perlu melakukan perubahan

pada suatu protokol yang berhubungan dengan interface jaringan saja.

Sekumpulan protokol TCP/IP ini dapat dimodelkan dengan empat layer

TCP/IP sebagaimana yang akan terlihat pada gambar yang dibawah ini:

(Sumber: Hendra Kusumah)

Gambar 2.18 Layer TCP/IP

TCP/IP ini dapat terdiri dari 4 lapisan kumpulan protokol yang

bertingkat. Keempat lapis atau layer tersebut adalah Network Interface

Layer, Internet Layer, Transport Layer, Application Layer. Pada suatu

TCP/IP, terjadi penyampaian data dalam protokol yang berada dari satu

layer ke protokol yang berada di layer lain. Setiap protokol melakukan

dengan seluruh informasi yang diterima dari protokol lain sebagai data.

Page 73: KKP BAB II

82

Jika protokol penerima data dari protokol lain di layer atasnya,

ia akan menambahkan informasi tambahan miliknya pada data tersebut.

Setelah itu, data ini diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya.

Hal yang sebaliknya terjadi adalah jika sebuah protokol menerima data

dari protokol lainnya yang berada dengan layer dibawahnya. Jika data

ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut,

untuk meneruskan data ke protokol lain yang berada di layer diatasnya.

Sumber: Skripsi Hendra Kusumah

Gambar 2.19 Pergerakan data dalam layer TCP/IP

Adapun rincian terhadap fungsi masing-masing layer arsitektur

TCP/IP terdiri atas beberapa layer dan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Physical Layer (lapisan fisik)

Adalah lapisan terbawah dengan besaran fisik yang didefinisi

seperti media komunikasi, tegangan, arus, dan lainya. Pada lapisan

ini akan bervariasi bergantung pada media komunikasi dari jaringan

yang bersangkutan. TCP/IP bersifat efisian atau fleksibel sehingga

bisa mengintegralkan berbagai jaringan di media fisik yang berbeda.

Page 74: KKP BAB II

83

2. Network Access Layer

Mempunyai fungsi yang mirip dengan Data Link Layer pada

OSI. Lapisan ini mengatur penyaluran frame-frame data pada media

fisik dapat digunakan secara handal. Lapisan ini memberikan servis

untuk deteksi dan juga koreksi terhadap kesalahan pada sebuah data.

3. Internet Layer

Protokol bertanggung jawab dari address dan routing packet.

Mendefinisikan bagaimana hubungan dapat terjadi antara dua pihak

yang berada pada suatu jaringan yang berbeda seperti Network Layer

pada OSI. Pada jaringan internet yang terdiri atas puluhan juta host

dan ratusan ribu jaringan lokal, lapisan ini dapat bertugas untuk

menjamin agar suatu paket data yang dikirimkan dapat menemukan

tujuannya di manapun berada. Lapisan ini mempunyai peran penting

bagi mewujudkan internetworking yang meliputi worldwide internet.

4. Transport Layer

Mendefinisikan cara untuk dapat melakukan pengiriman data

antara end to end secara handal. Lapisan yang ini menjamin bahwa

informasi yang diterima dalam sisi penerima merupakan informasi

sama dengan informasi yang dikirimkan pengirim. Untuk itu, lapisan

ini memiliki fungsi penting yaitu Flow Control dan Error Detection.

5. Application Layer

Merupakan lapisan terakhir pada suatu arsitektur TCP/IP yang

berfungsi mendefinisikan aplikasi-aplikasi yang akan berjalan dalam

jaringan. Karena itu, terdapat banyak protokol pada lapisan yang ini,

Page 75: KKP BAB II

84

sesuai dengan banyaknya dari lapisan TCP/IP yang akan dijalankan.

Contohnya yaitu pada SMTP (Simple Mail Transfer Protcol) untuk

pengiriman e-mail, FTP (File Transfer Protocol) untuk transfer data,

HTTP (Hyper Text Transfer Protocol) untuk web & lainnya. NNTP

(Network News Transfer Protocol) untuk distribusi news group dan

lain-lain. Setiap aplikasi pada umumnya menggunakan protokol dari

TCP dan IP, sehingga seluruh keluarga protokol ini dinamai

TCP/IP.

2.2.12 Internet Protocol

Internet Protocol (IP) berfungsi menyampaikan suatu paket data ke

alamat yang tepat. Oleh karena itu, Internet Protocol memegang peranan

yang sangat penting bagi jaringan TCP/IP. Karena semua aplikasi jaringan

TCP/IP dipastikan bertumpu pada Internet Protocol untuk dapat berjalan

dengan baik. Sebuah datagram dapat saja tidak sampai dengan selamat ke

tujuan karena beberapa hal berikut:

a. Adanya bit error pada saat pentransmisan datagram pada suatu medium

b. Router yang dilewati men-discard datagram karena terjadinya kongesti

dan kekurangan ruang pada memori buffer

c. Putusnya rute ke tujuan untuk sementara waktu akibat router down.

d. Terjadi kekacauan routing, sehingga datagram mengalami looping.

IP (Internet Protocol) address (alamat IP) adalah identitas yang

unik dari suatu host komputer pada jaringan. Format alamat dari IP adalah

Page 76: KKP BAB II

85

W.X.Y.Z. Dimana setiap huruf tersebut terdiri dari 8 bit, maka bila tampil

daru bentuk desimal menjadi angka dari 0-255 dan dipisahkan notasi titik.

2.2.13 Jaringan Komputer Nirkabel (Wireless)

Jaringan nirkabel merupakan sebuah jaringan pada LAN dimana

transmisi data dengan sebuah pengirimannya maupun penerimaan datanya

dilakukan melalui teknologi frekuensi radio udara, menyediakan sebagian

besar keunggulan dan keuntungan dari teknologi lama LAN namun tidak

dibatasi media kabel atau kawat.

Kemunculan dan perkembangan di dalam sistem jaringan nirkabel

dipicu dengan adanya suatu kebutuhan akan biaya pengeluaran yang lebih

rendah menyangkut infrastruktur jaringan dan untuk mendukung aplikasi

jaringan bergerak terhadap efisiensi proses, akurasi dan biaya pengeluaran

yang rendah dalam hitungan bisnis. Beberapa diantaranya adalah:

Kemudahan bergerak (Mobilitas), dengan kemudahan (Mobilitas)

dalam bergerak memungkinkan pengguna untuk berpindah-pindah secara

fisik saat memakai aplikasi seperti handheld PC (misalnya: PDA/personal

digital assistance atau semacamnya), data collector (alat seperti kalkulator

yang biasa dibawa untuk pengecekan dan pengisian data).

Aplikasi bergerak membutuhkan jaringan tanpa kabel termasuk

semua yang berhubungan atau bergantung pada sistem real time dalam

mengakses database biasanya disimpan pada suatu database yang terpusat.

Ada dua jenis jaringan wireless :

1. Sebuah “ad-hoc” yang mencakup sejumlah komputer yang mana setiap

komponennya dilengkapi dalam suatu kartu interface jaringan nirkabel

Page 77: KKP BAB II

86

Setiap komputer berkomunikasi secara langsung dengan seluruh device

dan perangkat komputer yang tersambung dalam jaringan wireless tadi.

2. Sebuah jaringan wireless juga dapat menggunakan access point, atau

base station. Dengan tipe jaringan wireless ini, access point bekerja

seperti layaknya sebuah Hub, dan menyediakan sambungan terhadap

komputer wireless. Dan jaringan wireless ini juga menyambungkan

(sebagai bridge) pada suatu jaringan local wireless ke jaringan kabel

(Wireles LAN to Wired LAN), mengizinkan suatu komputer dengan

jaringan sebagai file server atau sambungan internet yang telah ada.

Ada 2 jenis acces-point yaitu:

a. Dedicated Hardware Access Point (HAP) atau dapat disebut juga

access-point berbentuk hardware seperti WaveLAN dari Lucent,

Airport Base Station (ABS) milik perusahaan Apple, atau Aviator

PRO keluaran dari WebGear. Access point hardware memberikan

bantuan yang komprehensif dengan kebanyakan layanan wireless.

b. Access point pada suatu bentuk perangkat lunak (Software Access

point) yang bekerja dengan komputer yang menggunakan w-NIC

seperti yang digunakan pada ad-hoc atau jaringan dalam wireless

peer-to-peer, diman komputer pada suatu jaringan wireless yang

tersambungkan menggunakan suatu Access Point Software (APS).

Standar yang dipakai dengan suatu perangkat wireless yang

digunakan IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)

Page 78: KKP BAB II

87

adalah 802.11. Untuk lebih melengkapi maka akan sedikit dijelaskan

beberapa protokol dalam wireless LAN, diantaranya sebagai berikut:

1. 802.11b

Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth

yang dapat dicapai adalah 11 Mbps (Mega bit per second), Radio

signal yang digunakan adalah DSSS (Direct Sequence Spread

Spectrum). Kanal yang tidak overlapping ada 3 (kanal 1, kanal 6,

dan kanal 11). Kompatibel untuk tipe g jika berjalan mode mixed.

2. 802.11a

Menggunakan frekuensi 5,8 GHz, maksimum Bandwidth

yang dapat dicapai 54 Mbps, radio sinyal yang digunakan adalah

OFDM. Kanal yang tidak overlapping ada 12 (dapat lebih). Tidak

kompatibel dengan tipe b dan g, frekuensi kerjanya yang berbeda.

Kurang populer digunakan karena tidak kompatibel dengan tipe a

ataupun g, walau mempunyai kelebihan kanal yang tidak overlap.

3. 802.11g

Menggunakan frekuensi 2,4 GHz, maksimum Bandwidth

yang bisa dicapai pada awal pertama kali keluar sebesar 54 Mbps,

sekarang ini tipe g sudah dapat mencapai 108 Mbps. Radio sinyal

dapat digunakan adalah OFDM. Kanal yang tidak overlapping 3.

4. 802.11a/g

Menggunakan frekuensi 2,4 GHz dan 5,8 GHz, maksimum

Bandwidth dicapai 54 Mbs, modulasi sinyal yang dipakai OFDM.

Kanal yang tidak overlapping ada 16. Bila jalan di tipe a tidak

Page 79: KKP BAB II

88

kompatibel di type b dan g. Bila jalan di modus g kompatibel di

b. jadi tipe a/g leluasa memakai satu dari protokol jaringan WiFi.

2.2.14 Konsep Dasar Python

1. Definisi Phyton

Menurut Allan Downley (2013) Terjemahan dalam buku Think

Python Like a Computer Scientist, Python adalah salah satu contoh dari

bahasa pemograman tingkat-tinggi; Bahasa pemograman tingkat tinggi

lainnya yang munkin adalah C, C++, Perl dan Java. Ada juga bahasa

tingkat-rendah. biasanya disebut bahasa mesin atau assembly language.

Pada awalnya, motivasi pembuatan untuk bahasa pemrograman

ini adalah sebagai suatu bahasa skrip tingkat tinggi pada sistem operasi

terdistribusi Amoeba. Kemudian pada bahasa pemrograman ini menjadi

sangat umum digunakan pada seorang kalangan engineer seluruh dunia

dalam pembuatan perangkat lunaknya dan bahkan beberapa perusahaan

akan menggunakan python sebagai pembuat perangkat lunak komersial.

Python adalah sebuah bahasa pemrograman yang freeware atau

sebuah perangkat bebas dalam arti sebenarnya, tidak ada batasan dalam

penyalinannya atau pendistribusikannya. Lengkap dengan suatu source

codenya dengan debugger dan profiler, antarmuka yang terkandung di

dalamnya untuk pelayanan antarmuka, fungsi sistem, dan basis datanya.

2. Sejarah Python

Python dikembangkan Guido Van Rossum pada tahun 1990 di

CWI, Amsterdam sebagai kelanjutan dari bahasa pemrograman ABC.

Page 80: KKP BAB II

89

Versi terakhir yang dikeluarkan CWI adalah 1.2. Tahun 1995. Guido

pindah ke CNRI dengan terus melanjutkan pengembangannya Python.

Versi terakhirnya yang dikeluarkan adalah 1.6. Tahun 2000, Guido dan

para pengembang inti Python pindah ke BeOpen.com yang merupakan

sebuah perusahaan komersial dengan membentuk BeOpen PythonLabs.

Python 2.0 dikeluarkan oleh BeOpen. Setelah mengeluarkan Python

2.0, Guido dengan beberapa anggota tim Python Labs lainnya pindah

ke DigitalCreations. Sekarang ini, pengembangan Python masih terus

dilakukan dalam sekumpulan pemrogram (programer) yang dikoordinir

oleh Guido dan dengan Python Software Foundation. Python Software

Foundation adalah sebuah organisasi non-profit yang dibentuk sebagai

sautu pemegang hak cipta intelektual Python sejak versi 2.1 dan dengan

demikian, dapat mencegah Python dimiliki suatu perusahaan komersial.

Sekarang, distribusi Python sudah mencapai versi 2.6.1 dan versi 3.0.

Nama Python itu dipili oleh Guido sebagai nama bahasa ciptaannya

karena kecintaan Guido dengan acara televisi Monty Python s Flying

Circus. Oleh karena itu seringkali ungkapan-ungkapan khas dari acara

tersebut seringkali muncul pada korespondensi antar pengguna Python.

3. Aplikasi bahasa phyton

Perangkat bantu shell. Tugas-tugas dalam sistem administrator,

pada program baris perintah. Kerja bahasa ekstensi. Antarmuka untuk

pustaka C/C++, kustomisasi AP2B-Dini Triasanti 2.

Page 81: KKP BAB II

90

Pembuatan prototype dengan cepat pembuatan sistem aplikasi.

Prototype yang dibuang atau sesuai dengan kebutuhan dari permintaan

Modul berdasarkan bahasa pemrograman. Pengganti penulisan parser

khusus, antarmuka dengan pengguna grafis. Penggunaan pada GUI API

yang sederhana dan canggih, pengaksesan basis data, dan penyimpanan

sebuah obyek tetap, antarmuka sistem SQL, pemrograman terdistribusi,

suatu penggunaan API mekanisme client/server yang terintegrasi, skrip

(internet dan CGI), antarmuka HTTP, Aplet WWW, dan lain sebagainya.

4. Kelebihan dan Kekurangan

1) Kelebihan :

a. Tidak adanya tahap kompilasi dan penyambungan (link) sehingga

kecepatan perubahan pada masa pembuatan system aplikasi dapat

meningkat.

b. Tidak ada proses deklarasi type, sehingga program menjadi lebih

sederhana, singkat, dan fleksibel.

c. Manajemen memori otomatis adalah sekumpulan sampah memori

sehingga dapat menghindari pencatatan kode

d. Tipe data dan operasi tingkat tinggi adalah kecepatan pembuatan

system aplikasi menggunakan tipe obyek yang telah ada

e. Pemrograman berorientasi obyek

f. Pelekatan dan perluasan dalam C

g. Terdapat kelas, modul, dan eksepsi sehingga terdapat dukungan

pemrograman skala besar secara modular

Page 82: KKP BAB II

91

h. Model obyek universal kelas satu

i. Pemuatan dinamis modul C sehingga ekstensi menjadi

sederhana dan berkas biner yang kecil

j. Pemuatan kembali secara dinamis modul phyton seperti dengan

memodifikasi aplikasi tanpa menghentikannya

k. Konstruksi pada saat aplikasi berjalan.

l. Dinamis dan alamiah akses hingga informasi interpreter.

m. Portabilitas yang secara luas seperti pemrograman antar platform

tanpa ports.

n. Kompilasi untuk portable kode byte sehingga kecepatan eksekusi

bertambah dan melindungi kode sumber

o. Antarmuka yang terpasang untuk pelayanan keluar dalam sebuah

perangkat bantu sistem, GUI, persistence, database, dan lainnya.

2) Kekurangan:

a. Beberapa penugasan yang terdapat di luar dari jangkauan python,

seperti pada bahasa pemrograman dinamis lainnya, python tidak

secepat atau efisien sebagai statis, tidak dapat disamakan seperti

bahasa pemrograman kompilasi seperti bahasa C.

b. Disebabkan karena python merupakan interpreter, python bukan

merupakan perangkat bantu terbaik untuk pengantar komponen

performa kritis.

c. Python memberikan efisiensi dan fleksibilitas tradeoff by dengan

tidak memberikannya secara keseluruhan.

Page 83: KKP BAB II

92

d. Python tidak dapat digunakan sebagai dasar bahasa pemrograman

implementasi bagi beberapa komponen, tetapi akan dapat bekerja

dengan baik sebagai bagian depan skrip antarmuka untuk mereka.

2.2.15 Konsep Dasar Literature Review

1. Definisi Literature Review

Menurut Raharja, Sudaryono, dan Guritno (2011:86) Literature

Review dalam penelitian adalah untuk mengetahui apakah para peneliti

lain telah menemukan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitian

yang kita sedang rumuskan. Jika dapat menemukan jawaban pertanyaan

penelitian tersebut dalam berbagai pustaka atau laporan hasil penelitian

yang paling aktual, maka tidak perlu untuk melakukan penelitian yang

sama. Literature Review harus bersifat relavan, mutakhir dan memadai.

Menurut Semiawan (2010:104), didefinisikan bahwa Literature

Review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas

tentang topik yang hendak diteliti. Tinjauan pustaka membantu peniliti

untuk melihat ide-ide, pendapat, dan kritik tentang topik tersebut yang

sebelum dibangun dan juga dianalisis oleh para ilmuwan sebelumnya.

Pentingnya tinjauan pustaka yaitu untuk melihat dan menganalisa nilai

tambah dalam penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian

yang sebelumnya yang memiliki kaitan pada penelitian yang dilakukan.

Berdasarkan dalam kedua definisi yang ada di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa Literature Review adalah bahan-bahan yang tertulis

dari suatu permasalahan kajian tertentu yang dilakukan oleh orang lain.

Page 84: KKP BAB II

93

Literature Review membantu kita di dalam menyusun kerangka

berfikir yang sesuai bagi teori, temuan dan hasil penelitian sebelumnya

dalam menyelesaikan rumusan masalah untuk penelitian yang kita buat

pada suatu topik khusus atau pertanyaan terhadap bagian dari keilmuan.

2.3 Literatur Review (Study Pustaka)

Terdapat banyak penelitian yang sebelumnya dilakukan tentang

monitoring keamanan dan penelitian lain yang berkaitan. Dalam upaya

mengembangkan alat monitoring keamanan kasir diperlukan studi pustaka

untuk dari penerapan metode penelitian yang dilakukan diantaranya yaitu:

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho Amarudita dari STMIK

Raharja, sebagai bentuk tugas akhri skripsi dalam judul “RASPBERRY

PI SEBAGAI PENGENDALI WEB CAMERA MELALUI WEB

BROWSER UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN PADA PT.

MEDARYA MENARA LESTARI”. Di dalam tugas akhir ini penulis

menggunakan Raspberry Pi sebagai system embedded dan otak sistem.

2. Penelitian yang sudah dilakukan oleh Ade Novariyanto dari STMIK

Raharja, sebagai bentuk tugas akhir skripsi dalam judul “PROTOTYPE

MONITORING ALAT PENETAS TELUR AYAM BERBASI

RASPBERRY PI B PADA PT. CONVERGEN”. Pada tugas akhir ini

penulis memakai Raspberry Pi sebagai alat untuk dapat memonitoring.

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hendra Kusumah dari STMIK

RAHARJA, sebagai bentuk penelititan tugas akhir skripsi dengan judul

“SURVEILLANCE CAMERA ROBOT”. Pada tugas akhir ini penulis

menggunakan Raspberry Pi sebagai alat untuk membuat robot camera.

Page 85: KKP BAB II

94

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nursalim dari STMIK Raharja, tugas

akhir skripsi dengan judul "SMARTPHONE CONTROL INTERFACE

MELALUI WEB BERBASIS RASPBERRY PI B PADA KANTOR

KELURAHAN CIBOGO CISAUK KABUPATEN TANGERANG”.