kisah 3 orang yang terkurung di gua

11
Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di Gua (Bentuk Tawassul Yang disyari’atkan) Mukaddimah Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat, kita banyak menemukan hal-hal yang sama sekali jauh dari ajaran Islam bahkan menjurus kepada perbuatan syirik tanpa disadari. Hal ini tentunya diakibatkan kurangnya pemahaman yang benar tentang ajaran agama, terutama pondasi ‘aqidah yang sangat lemah sehingga ritual-ritual yang sebenarnya merupakan warisan animisme, dinamisme, Budhisme dan Hinduisme masih tetap dilakukan oleh sebagian masyarakat. Diantara bentuk ritual tersebut, misalnya, mempersembahkan sesajenan kepada apa yang mereka sebut sebagai penguasa pantai selatan -yang lebih dikenal dengan nyi loro Kidul- dengan keyakinan bahwa hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka dan kemarahannya, dimudahkan rizki dan sebagainya; mendatangi kuburan orang-orang shalih atau orang yang dijuluki sebagai wali, yang dianggap keramat dengan membawa tumbal atau sesajenan seperti ayam dan hidangan yang berupa lauk pauk, dan sebagainya. Mereka menganggap bahwa si penghuni kuburan yang wali dan dianggap keramat tersebut dapat memenuhi keinginan mereka, karenanya mereka memohon melalui mereka agar dapat memenuhi keinginan mereka dalam mendapatkan jodoh, menjadi kaya dan seterusnya. Dan banyak lagi ritual-ritual lain yang sebenarnya bernuansa syirik. Anehnya, hal itu biasanya mengatasnamakan dien al- Islam dengan membuat nuansa Islami didalam perayaannya bahkan dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an. Sungguh, hal ini merupakan bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam dan bagi pelakunya agar segera bertaubat kepada Allah Ta’ala. Apa yang mereka kira, bahwa hal itu merupakan bentuk tawassul adalah salah kaprah. Bila ingin bertawassul maka hendaknya sesuai dengan

Upload: abyanuddin-salam

Post on 14-Jun-2015

974 views

Category:

Spiritual


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

Kisah 3 Orang Yang Terkurung Di Gua

(Bentuk Tawassul Yang disyari’atkan)

Mukaddimah

Bila melihat fenomena yang ada di masyarakat, kita banyak menemukan hal-hal yang sama sekali jauh dari ajaran Islam bahkan menjurus kepada perbuatan syirik tanpa disadari.

Hal ini tentunya diakibatkan kurangnya pemahaman yang benar tentang ajaran agama, terutama pondasi ‘aqidah yang sangat lemah sehingga ritual-ritual yang sebenarnya merupakan warisan animisme, dinamisme, Budhisme dan Hinduisme masih tetap dilakukan oleh sebagian masyarakat.

Diantara bentuk ritual tersebut, misalnya, mempersembahkan sesajenan kepada apa yang mereka sebut sebagai penguasa pantai selatan -yang lebih dikenal dengan nyi loro Kidul- dengan keyakinan bahwa hal tersebut dapat menghindarkan mereka dari malapetaka dan kemarahannya, dimudahkan rizki dan sebagainya; mendatangi kuburan orang-orang shalih atau orang yang dijuluki sebagai wali, yang dianggap keramat dengan membawa tumbal atau sesajenan seperti ayam dan hidangan yang berupa lauk pauk, dan sebagainya. Mereka menganggap bahwa si penghuni kuburan yang wali dan dianggap keramat tersebut dapat memenuhi keinginan mereka, karenanya mereka memohon melalui mereka agar dapat memenuhi keinginan mereka dalam mendapatkan jodoh, menjadi kaya dan seterusnya. Dan banyak lagi ritual-ritual lain yang sebenarnya bernuansa syirik.

Anehnya, hal itu biasanya mengatasnamakan dien al-Islam dengan membuat nuansa Islami didalam perayaannya bahkan dengan membacakan ayat-ayat al-Qur’an. Sungguh, hal ini merupakan bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam dan bagi pelakunya agar segera bertaubat kepada Allah Ta’ala. Apa yang mereka kira, bahwa hal itu merupakan bentuk tawassul adalah salah kaprah. Bila ingin bertawassul maka hendaknya sesuai dengan ketentuan syari’at sebab tawassul semacam itu dilarang dan akan menjerumuskan mereka ke dalam kesyirikan dan kesesatan.

Untuk itu, dalam kajian hadits kali ini, kami menjadikan tema utamanya seputar tawassul yang dianjurkan dan dibenarkan oleh syari’at melalui sebuah kisah yang terdapat dalam hadits yang shahih dan –kiranya- amat masyhur, disamping permasalahan lainnya yang dapat diambil pelajaran dari kisah tersebut.

Page 2: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

Metode penjelasan melalui kisah seperti ini biasanya membuat pembaca atau pendengarnya lebih tertarik dan cepat meresap ke dalam sanubari, untuk kemudian ditindaklanjuti dalam kehidupan nyata.

Semoga bermanfa’at dan dapat menggugah hati kita semua.

NASKAH HADITS

0ا 0ن 7و ح0د3ث 0ب 0م0ان: أ <ي 0ا ال ن 0ر0 ب خ<0 <بE أ ع0ي ه<ر:يK ع0ن< ش7 Nي الز: 0ن :م7 ح0د3ث ال <ن7 س0 <د: ب 3ه: ع0ب 0ن3 الل <د0 أ ع0ب

3ه: <ن0 الل ض:ي0 ع7م0ر0 ب 3ه7 ر0 <ه7م0ا الل م:ع<ت7 ق0ال0 ع0ن س7ول0 س0 3ه: ر0 3ه7 ص0ل3ى الل <ه: الل 0ي 3م0 ع0ل ل و0س00ق7ول7 <ط0ل0ق0 ي 0ة7 ان ث 0ال0 ه<طd ث 0ان0 م:م3ن< ر0 7م< ك 0ك <ل 3ى ق0ب و0و<ا ح0ت

0 :يت0 أ <م0ب :ل0ى ال 7وه7 غ0ارd إ ف0د0خ0لت< <ح0د0ر0 ةE ف0ان 0ل: م:ن< ص0خ<ر0 ب <ج0 د3ت< ال <ه:م< ف0س0 0ي <غ0ار0 ع0ل 7وا ال 3ه7 ف0ق0ال :ن 7م< ال0 إ <ج:يك 7ن ه0ذ:ه: م:ن< ي

ة: :ال3 الص3خ<ر0 0ن< إ 0د<ع7وا أ 3ه0 ت :ح: الل :ص0ال 7م< ب :ك 0ع<م0ال ج7لE ف0ق0ال0 أ <ه7م< ر0 3ه7م3 م:ن 0ان0 الل ل:ي ك0و0ان: ب

0 <خ0ان: أ ي ان: ش0 :ير0 0ب <ت7 ك 7ن :ق7 ال0 و0ك غ<ب0 0ه7م0ا أ <ل 0ه<ال| ق0ب 0ى م0اال| و0ال0 أ 0أ :ي ف0ن ط0ل0ب: ف:ي ب

dي<ء 0و<م|ا ش0 0م< ي ر:ح< ف0ل7 <ه:م0ا أ 0ي 3ى ع0ل 0ام0ا ح0ت <ت7 ن 0ب ل 0ه7م0ا ف0ح0 7وق0ه7م0ا ل 7ه7م0ا غ0ب <ن: ف0و0ج0د<ت :م0ي 0ائ ن0ر:ه<ت7 0ن< و0ك :ق0 أ غ<ب

0 0ه7م0ا أ <ل 0ه<ال| ق0ب و< أ0 <ت7 م0اال| أ :ث 0ب <ق0د0ح7 ف0ل 0د0ي3 ع0ل0ى و0ال 0ظ:ر7 ي <ت 0ن أ

:يق0اظ0ه7م0ا ت 3ى اس< ق0 ح0ت 0ر0 <ف0ج<ر7 ب <ق0ظ0ا ال 0ي ت 0ا ف0اس< ر:ب 7وق0ه7م0ا ف0ش0 3ه7م3 غ0ب :ن< الل <ت7 إ 7ن ف0ع0ل<ت7 ك:ك0 :غ0اء0 ذ0ل <ت ج< و0ج<ه:ك0 اب K3ا ف0ف0ر 0ح<ن7 م0ا ع0ن ة: ه0ذ:ه: م:ن< ف:يه: ن ج0ت< الص3خ<ر0 <ف0ر0 |ا ف0ان <ئ ي ال0 ش0

0ط:يع7ون0 ت 0س< وج0 ي <خ7ر7 :يN ق0ال0 ال 3ب 3ه7 ص0ل3ى الن <ه: الل 0ي 3م0 ع0ل ل خ0ر7 و0ق0ال0 و0س0 3ه7م3 اآل< 0ت< الل 0ان ك<ت7 ل:ي :ن 0ت< ع0م� ب 0ان 0ح0ب3 ك 3اس: أ 0ي3 الن :ل 7ه0ا إ د<ت ر0

0 ه0ا ع0ن< ف0أ 0ف<س: 0ع0ت< ن 0ن Kي ف0ام<ت 3ى م:ن ح0ت0م3ت< 0ل :ه0ا أ 0ةE ب ن :ين0 م:ن< س0 ن Kي الس: <ن اء0ت 7ه0ا ف0ج0 <ت 0ع<ط0ي ر:ين0 ف0أ 0ة0 ع:ش< 0ارd و0م:ائ 0ن< ع0ل0ى د:ين أ

لKي0 7خ0 :ي ت <ن 0ي <ن0 ب 0ي ه0ا و0ب 0ف<س: 3ى ف0ف0ع0ل0ت< ن :ذ0ا ح0ت ت7 إ <ه0ا ق0د0ر< 0ي 7ح:لN ال0 ق0ال0ت< ع0ل 0ك0 أ 0ن< ل أ0ف7ض3 0م0 ت ات <خ0 :ال3 ال :ح0قKه: إ ج<ت7 ب 0ح0ر3 <و7ق7وع: م:ن< ف0ت <ه0ا ال 0ي ف<ت7 ع0ل <ص0ر0 <ه0ا ف0ان 0ح0بN و0ه:ي0 ع0ن أ

3اس: 0ي3 الن :ل <ت7 إ ك 0ر0 3ذ:ي الذ3ه0ب0 و0ت 7ه0ا ال <ت 0ع<ط0ي 3ه7م3 أ :ن< الل <ت7 إ 7ن :غ0اء0 ف0ع0ل<ت7 ك <ت و0ج<ه:ك0 ابج< 3ا ف0اف<ر7 0ح<ن7 م0ا ع0ن ج0ت< ف:يه: ن <ف0ر0 ة7 ف0ان <ر0 الص3خ<ر0 3ه7م< غ0ي ن

0 0ط:يع7ون0 ال0 أ ت 0س< وج0 ي <خ7ر7 <ه0ا ال م:ن :يN ق0ال0 3ب 3ه7 ص0ل3ى الن <ه: الل 0ي 3م0 ع0ل ل 3ال:ث7 و0ق0ال0 و0س0 3ه7م3 الث Kي الل :ن ت7 إ ج0ر<

> 0أ ت اء0 اس< 7ج0ر0 أ7ه7م< <ت 0ع<ط0ي ه7م< ف0أ 0ج<ر0 <ر0 أ ج7لd غ0ي ك0 و0اح:دd ر0 0ر0 3ذ:ي ت 0ه7 ال ت7 و0ذ0ه0ب0 ل 0م3ر< ه7 ف0ث 0ج<ر0 3ى أ ح0ت

ت< 7ر0 0ث <ه7 ك 0م<و0ال7 م:ن :ي األ< اء0ن 0ع<د0 ف0ج0 0ا ف0ق0ال0 ح:ينd ب <د0 ي 3ه: ع0ب 0دK الل 0ي3 أ :ل 0ج<ر:ي إ 0ه7 ف0ق7ل<ت7 أ لN7ل ى م0ا ك 0ر0 0ج<ر:ك0 م:ن< ت :ل: م:ن< أ :ب 0ق0ر: اإل< <ب : و0ال 0م <غ0ن ق:يق: و0ال 0ا ف0ق0ال0 و0الر3 <د0 ي 3ه: ع0ب ال0 الل

0ه<ز:ئ7 ت 0س< :ي ت Kي ف0ق7ل<ت7 ب :ن 0ه<ز:ئ7 ال0 إ ت س<0 :ك0 أ 0خ0ذ0ه7 ب 3ه7 ف0أ 7ل 0اق0ه7 ك ت 0م< ف0اس< ك< ف0ل <ر7 0ت <ه7 ي |ا م:ن <ئ ي ش0

3ه7م3 :ن< الل <ت7 ف0إ 7ن :ك0 ف0ع0ل<ت7 ك :غ0اء0 ذ0ل <ت ج< و0ج<ه:ك0 اب 3ا ف0اف<ر7 0ح<ن7 م0ا ع0ن ج0ت< ف:يه: ن <ف0ر0 ف0انة7 ج7وا الص3خ<ر0 ون0 ف0خ0ر0 0م<ش7 ي

Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallaahu 'anhuma, dia berkata: “aku mendengar Rasulullah Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:’ada tiga orang yang hidup sebelum kalian berangkat (ke suatu tempat) hingga mereka terpaksa harus berminap di sebuah gua, lalu memasukinya. Tiba-tiba sebuah batu besar

Page 3: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

runtuh dari arah gunung lantas menutup rongga gua tersebut. Lalu mereka berkata:’sesungguhnya yang dapat menyelamatkan kalian dari batu besar ini hanyalah dengan (cara) berdoa kepada Allah melalui perbuatan-perbuatan yang shalih’ (maksudnya: mereka memohon kepada Allah dengan menyebutkan perbuatan yang dianggap paling ikhlas diantara yang mereka lakukan-red). Salah seorang diantara mereka berkata:’Ya Allah! aku dulu mempunyai kedua orang tua yang sudah renta dan aku tidak berani memberikan jatah minum mereka kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). Pada suatu hari, aku mencari sesuatu di tempat yang jauh dan sepulang dari itu aku mendapatkan keduanya telah tertidur, lantas aku memeras susu seukuran jatah minum keduanya, namun akupun mendapatkan keduanya tengah tertidur. Meskipun begitu, aku tidak berani memberikan jatah minum mereka tersebut kepada keluargaku (isteri dan anak) dan harta milikku (budak dan pembantuku). Akhirnya, aku tetap menunggu (kapan) keduanya bangun -sementara wadahnya (tempat minuman) masih berada ditanganku- hingga fajar menyingsing. Barulah Keduanyapun bangun, lalu meminum jatah untuk mereka. ‘Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut sedikit merenggang namun mereka tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .

Nabi bersabda lagi: ‘ yang lainnya (orang kedua) berkata: ‘ya Allah! aku dulu mempunyai sepupu perempuan (anak perempuan paman). Dia termasuk orang yang amat aku kasihi, pernah aku menggodanya untuk berzina denganku tetapi dia menolak ajakanku hingga pada suatu tahun, dia mengalami masa paceklik, lalu mendatangiku dan aku memberinya 120 dinar dengan syarat dia membiarkan apa yang terjadi antaraku dan dirinya ; diapun setuju hingga ketika aku sudah menaklukkannya, dia berkata:’tidak halal bagimu mencopot cincin ini kecuali dengan haknya’. Aku merasa tidak tega untuk melakukannya. Akhirnya, aku berpaling darinya (tidak mempedulikannya lagi-red) padahal dia adalah orang yang paling aku kasihi. Aku juga, telah membiarkan (tidak mempermasalahkan lagi) emas yang telah kuberikan kepadanya. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Lalu batu tersebut merenggang lagi namun mereka tetap tidak dapat keluar (karena masih sempit-red)’ .

Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda lagi: ‘ kemudian orang ketigapun berkata: ‘Ya Allah! aku telah mengupah beberapa orang upahan, lalu aku berikan upah mereka, kecuali seorang lagi yang tidak mengambil haknya dan pergi (begitu

Page 4: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

saja). Kemudian upahnya tersebut, aku investasikan sehingga menghasilkan harta yang banyak. Selang beberapa waktu, diapun datang sembari berkata: “wahai ‘Abdullah! Berikan upahku!. Aku menjawab:’onta, sapi, kambing dan budak; semua yang engkau lihat itu adalah upahmu’. Dia berkata :’wahai ‘Abdullah! jangan mengejekku!’. Aku menjawab: “sungguh, aku tidak mengejekmu’. Lalu dia mengambil semuanya dan memboyongnya sehingga tidak menyisakan sesuatupun. Ya Allah! jika apa yang telah kulakukan tersebut semata-mata mengharap wajahMu, maka renggangkanlah rongga gua ini dari batu besar yang menutup tempat kami berada. Batu besar tersebut merenggang lagi sehingga merekapun dapat keluar untuk melanjutkan perjalanan’. (Muttafaqun ‘alaih)

PELAJARAN-PELAJARAN YANG DAPAT DIPETIK

Hadits panjang diatas mengandung banyak sekali pelajaran yang dapat dipetik, diantaranya:

a. Mengambil pelajaran dan wejangan dari kisah-kisah umat terdahuluSeorang Muslim patut mempelajari dan merenunginya sehingga dapat bermanfa’at bagi kehidupannya. Bukankah Allah Ta’ala telah mengisahkan banyak sekali kisah-kisah umat-umat terdahulu, terutama para utusan Allah, kepada kita?. Semua itu, tentunya agar generasi selanjutnya dapat memetik pelajaran dari mereka. Dalam hal ini, Allah berfirman:

0ص<د:يق0 ت 0ك:ن< و0ل ى 0ر0 7ف<ت ي |ا ح0د:يث 0ان0 ك م0ا 0اب: <ب 0ل األ< 7ول:ي أل: Eة <ر0 ب ع: ق0ص0ص:ه:م< ف:ي 0ان0 ك 0ق0د< ل7ون0 7ؤ<م:ن ي d :ق0و<م ل ح<م0ة| و0ر0 و0ه7د|ى dي<ء ش0 K7ل ك 0ف<ص:يل0 و0ت <ه: 0د0ي ي <ن0 0ي ب 3ذ:ي ال

“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”. (Q,.s.12/Yûsuf: 111)

b. Al-Uslûb al-Qashshiy (gaya bahasa yang menggunakan kisah/cerita) dapat membuat pendengar dan pembaca ketagihan untuk mendengar atau membacanya, penuh antusias dan langsung meresponsnya dalam tindakan nyataOleh karena itulah, Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam senantiasa dari waktu ke waktu menggunakan metode ini ketika memberikan nasehat kepada para shahabatnya.Seorang penuntut ilmu perlu juga melakukan metode seperti ini saat menyampaikan kajiannya kepada para pesertanya

Page 5: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

bilamana dia mendapatkan momen yang tepat untuk itu sebab metode seperti ini memiliki implikasi positif terhadap pemikiran dan akhlaq mereka.

c. Pentingnya ‘aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda syirikDiantara amalan yang paling agung yang dapat menyelamatkan pelakunya dari bencana yang menimpanya di dunia dan (dari) ‘azab di akhirat adalah ‘aqidah yang benar dan tauhid yang bersih dari noda-noda syirik.Hal ini tampak dari kisah ketiga orang yang terkurung di dalam gua diatas dimana mereka bersepakat untuk bertawassul kepada Allah Ta’ala melalui amalan-amalan mereka yang mereka anggap paling afdlal dan telah dilakukan dengan seikhlash-ikhlashnya. Ternyata, begitu cepat mereka merasakan hasilnya di dunia.

d. Tawassul dengan perbuatan-perbuatan yang shalihKisah didalam hadits diatas menunjukkan bahwa bertawassul kepada Allah Ta’ala dengan perbuatan-perbuatan yang shalih yang semata-mata mengharap ridla Allah Ta’ala adalah disyari’atkan. Sedangkan bertawassul dengan selain itu, seperti dengan pepohonan, kuburan, para wali dengan memohon kepada mereka sesuatu yang tidak patut kecuali kepada Allah, merupakan syirik yang paling besar yang mengeluarkan pelakunya dari dien Islam. Hal ini didukung oleh firman-firman Allah Ta’ala:

:ن< إ 7م< 0ك ل 7وا يب 0ج: ت 0س< <ي ف0ل ف0اد<ع7وه7م< 7م< 7ك 0ال م<ث0 أ E0اد ب ع: 3ه: الل د7ون: م:ن< 0د<ع7ون0 ت 3ذ:ين0 ال :ن3 إ

ص0اد:ق:ين0 7م< <ت 7ن ك

Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka serulah berhala-berhala itu lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu memang orang-orang yang benar.

Dan firman Allah Ta’ala:

0ه7م< ل و0م0ا ر<ض:0 األ< ف:ي و0ال0 م0و0ات: الس3 ف:ي dة ذ0ر3 <ق0ال0 م:ث 7ون0 :ك 0م<ل ي ال0 3ه: الل د7ون: م:ن< 7م< ع0م<ت ز0 3ذ:ين0 ال اد<ع7وا ق7ل:

dظ0ه:ير م:ن< <ه7م< م:ن 0ه7 ل و0م0ا dك ر< ش: م:ن< ف:يه:م0ا

Katakanlah: "Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun dalam

Page 6: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

(penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya". (Saba : 22)

7وا ق0ال 7م< Nك ب ر0 ق0ال0 م0اذ0ا 7وا ق0ال :ه:م< 7وب ق7ل ع0ن< ع0 Kف7ز :ذ0ا إ 3ى ت ح0 0ه7 ل 0ذ:ن0 أ :م0ن< ل :ال3 إ <د0ه7 ن ع: ف0اع0ة7 الش3 <ف0ع7 0ن ت و0ال0:ير7 0ب <ك ال Nع0ل:ي> ال و0ه7و0 <ح0ق3 ال

Dan tiadalah berguna syafa`at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa`at itu, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata: "Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" Mereka menjawab: "(Perkataan) yang benar", dan Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Saba :22)

e. Urgensi doa

Doa merupakan suatu ibadah dan salah satu bentuk taqarrub yang paling afdlal yang harus dilakukan oleh seorang Mukmin terhadap Rabbnya. Ia juga mengandung makna perlindungan seorang hamba kepada Rabbnya dan bagaimana dia merasakan betapa faqir, hinadina serta lemahnya kekuatan yang ada pada dirinya.Dalam hal ini, ketiga orang tersebut berlindung kepada Allah Ta’ala dan memohon agar Dia Ta’ala menyelamatkan mereka dari kondisi yang tengah mereka alami melalui doa dan tawassul mereka kepadaNya. Allah berfirman: “Dan Rabbmu berfirman:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (Q,.s.40/Ghâfir:60)Dan firmanNya: “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”. (Q,.s. 2/al-Baqarah:186)

f. Berbakti Kepada Kedua orangtua

Hadits diatas juga menunjukkan keutamaan berbakti kepada kedua orangtua (birr al-Wâlidain), patuh, melakukan kewajiban terhadap hak-hak keduanya dan mengabdikan diri serta menanggung segala kesulitan dan derita demi keduanya. Diantaranya hak-hak keduanya adalah: melakukan perintah keduanya selama bukan dalam berbuat maksiat

Page 7: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

kepada Allah Ta’ala, melayani, membantu dalam bentuk fisik dan materil, berbicara dengan ucapan yang lembut, tidak durhaka serta selalu berdoa untuk keduanya.Memperbanyak doa untuk keduanya, bersedekah jariyah atas nama keduanya, melaksanakan wasiat, menyambung rahim serta memuliakan rekan-rekan keduanya. Dalam hal ini Allah berfirman: “Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia, [23]. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:"Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".[24] (Q,.s. 17/al-Isra’: 23-24)

g. Berbakti kepada kedua orangtua merupakan sebab terhindarnya dari kesulitan-kesulitan di dunia dan keselamatan dari ‘azab akhirat

Dalam kisah diatas, salah seorang dari mereka, bertawassul kepada Allah melalui perbuatannya yang dianggap paling afdlal dan ikhlas dilakukannya, yaitu berbakti kepada kedua orangtuanya sehingga hal menjadi sebab merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang menutupnya.Abu Darda’ radhiallaahu 'anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bahwasanya beliau bersabda: “orangtua merupakan pintu pertengahan di surga; jika kamu menginginkannya, maka jagalah ia atau bila (tidak) maka sia-siakanlah “.Sebagaimana, berbakti kepada kedua orangtua juga merupakan sebab masuk surga, sementara durhaka kepada keduanya merupakan sebab mendapatkan ‘azab di dunia dan akhirat.Nabi Shallallâhu 'alaihi wasallam bersabda:”Ada tiga orang yang tidak dapat masuk surga: ‘seorang yang durhaka kepada kedua orangtuanya; orang yang menyetujui terjadinya zina terhadap keluarganya serta wanita yang kelelakian (yang menyerupai laki-laki)”.

h. Perhatian Islam terhadap kebersihan fisik dan kesucian maknawi

Diantara hal-hal yang sangat diperhatikan oleh Islam, dianjurkan serta berdampak positif terhadap kehidupan manusia setelah mati adalah kebersihan fisik dan kesucian maknawi. Lahiriah seorang Muslim menyingkapkan sisi batiniah dari dirinya. Contohnya dalam kisah ketiga orang diatas; salah seorang diantara mereka tidak jadi melakukan perbuatan keji dan tak senonoh begitu si wanita, yang merupakan sepupunya sekaligus orang yang paling dikasihinya, mengingatkannya akan Rabbnya dan bahwa perbuatan tersebut tidak

Page 8: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

dilarang. Karena sikapnya yang dapat menjaga dirinya tersebut, dia akhirnya mendapatkan balasan yang baik di dunia, yaitu dengan merenggang dan terbukanya rongga gua dari batu besar yang menutupnya. Sungguh, apa yang berasal dari sisi Allah adalah lebih baik dan abadi.

i. Kriteria Mukmin sejati

Seorang Mukmin sejati adalah orang yang selalu menghindari dirinya dari perbuatan keji dan mungkar, tidak mendekati perbuatan maksiat dan dosa serta senantiasa berkeinginan kuat agar dapat menjumpai Allah nantinya dalam kondisi tersebut.

j. Urgensi amanah

Amanah merupakan sesuatu yang agung dan bernilai tinggi di sisi Allah Ta’ala, demikian pula di sisi manusia. Mengingat urgensinya, Allah Ta’ala menawarkan amanah kepada langit, bumi dan gunung-gunung maka semuanya enggan untuk memikulnya dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, akan tetapi kemudian amanah tersebut dipikul oleh manusia yang lemah. Bila mengembannya dengan baik, maka akan mendapatkan ganjarannya di dunia dan akhirat, tetapi sebaliknya, bila lalai dan tidak melaksanakannya maka akan menjadi bumerang baginya.Diantara bentuk amanah adalah:Mentauhidkan Allah ‘Azza Wa JallaMelakukan perbuatan-perbuatan shalih secara umumMelakukan hak-hak yang terkait dengan orang lain secara umum, dan titipan-titipan, jaminan-jaminan serta hak-hak yang terkait dengan masalah keuangan (menepati dan melunasi sesuai dengan ‘aqad) secara khusus.

k. Urgensi amal shalih

Amal shalih dengan berbagai jenisnya merupakan sebab berhasilnya seseorang keluar dari rintangan-rintangan serta kesulitan-kesulitan di dunia dan akhirat.Dalam hal ini, Allah berfirman: “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar, [2]. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”. [3] (Q,.s.65/at-Thalâq: 2-3)

Page 9: Kisah 3 orang yang terkurung di gua

(Diambil dari kajian hadits berjudul “Ash-hâb al-Kahf” , ditulis oleh Syaikh Nâshir asy-Syimâliy [selain Mukaddimah])