upaya pengembangan ekowisata gua pancur dalam …
TRANSCRIPT
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 162
UPAYA PENGEMBANGAN EKOWISATA GUA PANCUR DALAM
MENUMBUHKAN EKONOMI MASYARAKAT DESA JIMBARAN
KAYEN PATI
Suparwi*) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kudus
Email: [email protected]
ABSTRAK
Keberadaan gua pancur yang berada di Desa Jimbaran Kayen Pati memiliki nilai keindahan alam, budaya dan sejarah. Panorama Guapancur begitu alami serta langka menjadikan gua pancur sangat menarik untuk di jadikan tempat tujuan refresing, jalan-jalan, dan hiburan. Sejak tahun 1995 wisata gua pancur telah di buka untuk umum, namun keberadaannya masih sebatas apa adanya. Baru sejak tahun 2014 mulai dilakukan pengembangan gua pancur untuk dijadikan objek wisata. Sejak pengembangan dilakukan wisatawan mulai berdatangan untuk mengunjungi objek wisata gua pancur yang sekarang sebagai andalan wisata kota Pati. Upaya pengembangan ekowisata merupakan salah satu bagian dari menjaga keaslian dan kelestarian gua pancur, hutan dan sumberdaya alam hayati yang berada di wilayah wisata. Dalam pengembangannya agar gua pancur selalu memelihara, melindungi, serta berkontribusi untuk selalu memperbaiki sumberdaya alam yang ada di sekitar serta pada pengembangannya melibatkan masyarakat untuk keputusan-keputusan strategis dan berdampak ekonomis. Pengembangan ekowisata gua pancur akan berpengaruh terhadap kondisi ekonomi warga sekitar jimbaran. Keberadaan wisatawan dimanfaatkan untuk berjualan makanan, minuman, membuka lahan parkir, jasa sewa mainan dan lain sebaginya.
Kata kunci: Ekowisata, Gua Pancur, Ekonomi Warga
ABSTRACT
The existence of the Pancur Cave wich be in located of Jimbaran village Kayen Pati has the value of natural beauty, culture and history. Panorama Pancur Cave is so natural and rare be makes the cave pancur very interesting to be make refresing destinations. the stroll and entertainment. Since 1995 tours of the Pancur Cavehas been opened to the public, however its existence still limited as it is. New since 2014 began do to be developing Pancur Caveto be made as a tourist attraction. Since developing is carried out, tourists began to arrive to visit the tour object of the Pancur Cave which is now a mainstay of Pati city tour. The ecotourism development effort constitute one part of keeping the authenticity and preservationt of the Pancur Cave. The ecotourism development effort constitute one part of keeping the
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 163
authenticity and preservationt of the Pancur Cave, forest and biological natural resources which in the tourist territory. In its development so that the Pancur Cave always maintains, protect, and contribute to always repair the natural resources that exist around and on its develop involves the community for strategic decisions and economic impacted. Development of ecotourism Pancur Cave will take effect the economic condition of the people around Jimbaran. Development of ecotourism Pancur Cave will take effect against economic condition of the citizens around Jimbaran. The existence of tourists utilized to sell food, drinks, opening the parking land, services rent toy and etc others. Keywords: Ecotourism, Pancur Cave, Citizen Economy
A. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara yang secara geografis meiliki kekayaan alam
dan sumber alam yang sangat potensial. Lautan yang terbentang luas memiliki
ekosistem di dalamnya yang sangat bermacam-macam dan variatif. Berbagai
macam ikan hidup di air bumi pertiwi dengan segala ukuran juga spesies yang ada.
Daratan yang terbentang luas sangat subur untuk di jadikan sumber kehidupan
dan di kelola dengan sebaik-baiknya demi kemakmuran masyarakat. Apapun
mampu hidup subur di bumi indonesia tanpa harus susah-susah merawatnya.
Gunung-gunung yang menjulang tinggi sebagai penyeimbang alam semesta baik
yang aktif maupun tidak aktif memiliki kekayaan yang terkandung di dalamnya
dengan luar biasa, yang mampu di manfaatkan untuk kemakmuran masyarakat
sekitar.
Kabupaten Pati merupakan kabupaten yang berbatesan dengan laut jawa di
utara, kabupaten Rembang di timur, kabupaten Blora dan Grobokan di selatan
serta kabupaten Kudus dan Jepara di sebelah barat. Kabupaten ini terkenal
dengan semboyan “Pati Bumi Mina Tani”. Di kabupaten Pati banyak memiliki
tempat wisata baik wisata sejarahnya, wisata keluarga, wisata belanja, wisata
kuliner, wisata religi hingga wisata alamnya. Di wisata alamnya Pati memiliki
wisata alami yang patut untuk di kunjungi, sebut saja. Arga pesona dan danau
terpus di Desa Beketel, air terjun grenjengan Desa Jrahi, air terjun tadah hujan di
Desa Sukolilo, air terjun grenjengan seno di Desa Payak, air terjun klanting Desa
Mojoagung, waduk seloromo Desa Gembong, air terjun plorotan semar di Desa
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 164
Sumbersasi, Gua areh di Desa Kedumulyo dan Gua pancur di Desa Jimbaran Kayen
Pati.
Gua pancur yang terletak di desa Jimbaran Kayen Pati merupakan satu
diantara objek wisata alam yang di memiliki kota Pati dengan potensi yang luar
biasa ketika mampu di kembangkan dengan baik. Potensi alam yang masih alami
dengan keberadaan gua yang memiliki destinasi dan gambaran alami memiliki
daya pikat masyarakat kota Pati maupun luar Pati untuk mengunjunginya. Gua
pancur memiliki kekhasan tersendiri mengingat gua tersebut masih alami yang
mengeluarkan air serta meneteskan air dari atas bebatuan yang saling berjejeran.
Di depan gua memiliki danau yang cukup luas untuk bagaimana di kembangkan
dengan tetap mempertimbangkan kelesatarian alam di wilayah objek wisata.
Potensi alam yang sangat menakjubkan, sebetulnya harus mampu di kembangkan
sebagai ekowisata tanpa menghilangkan ciri khas gua pancur yang berada pada
pegunungan dan tanpa menghilangkan kelestarian dan keaslian lingkungan.
Pengembangan ekowisata gua pancur yang berada di Desa Jimbaran
kabupaten Pati merupakan salah satu upaya untuk menjaga kelestarian hutan,
gua, dan tumbuhan yang tumbuh sebagai sumberdaya alam hayati dan pada
akhirnya mampu mensejahtrakan masyarakat sekitarnya. Menurut penuturan
masyarakat Desa Jimbaran khususnya yang tinggal di lingkungan yang dekat
dengat lokasi wisata dulunya memang wisata gua pancur kurang begitu di
perhatikan dan terkesan apa adanya. Namun setelah tahun 2014 pemerintah
daerah dan masyarakat sekitar ikut serta mendukung bagaimana pengembangan
gua pancur sebagai objek wisata alam yang harus di kembangkan dan di
lestarikan. Karena jika mampu dikembangkan dan berdayakan akan mampu
membuka lapangan pekerjaaan masyarakat sekitar yang pada akhirnya
menumbuhkan ekonomi warga sekitar.
Pengelolaan ekowisata dengan pengelolaan bersama masyarakat sekitar
dapat meningkatkan kesejahtraan dan peran serta masyarakat dalam ikut
melestarikan kawasan (Purnomo et al, 2013). Konsep yang di tawarkan ekowisata
adalah low invest-highvalue bagi sumber daya alam dan lingkungan sekaligus
menjadi sarana cukup ampuh bagi partisipasi masyarakat, karena aset produksi
merupakan milik masyarakat lokal. Aset produksi dalam konsep pengelolaan
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 165
ekowisata adalah sumberdaya alam dan lingkungan yang masih terjaga
keasliannya (Suryawan, 2013). Upaya pengembangan ekowisata gua pancur perlu
di lakukan dengan pola yang sangat strategis, artinya desain pengelolaan harus
berwawasan lingkungan dengan tetep menjaga keaslian lingkungan. Strategi
pengelolaan jangka panjang harus juga mempertimbangkan kondisi geografis,
kemudian analisis tersebut di lakukan mempertimbngkan peta berdasarkan
keinginan masyarakat dan paguyuban setempat yaang juga di sesuaikan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.
Berbagai upaya yang di lakukan selama kurang lebih tiga tahunan ini sudah
mulai membuahkan hasil dengan banyaknya pengunjung yang berdatangan di
lokasi gua pancur. Masyarakat sekitar juga turut ikut merasakan perkembangan
ekonomi yang timbul dari perkembangan wisata gua pancur.
B. PEMBAHASAN
Pengertian Wisata, Pariwisata dan Ekowisata
Undang-undang nomor 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan menyatakan
bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian kegiatan tersebut yang
dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata. Menurut kamus besar bahasa indonesia wisata adalah
bepergian secara bersama-sama dengan tujuan untuk bersenang-senang,
menambah pengetahuan dan lain-lain. Selain itu wisata juga bisa di maknai
dengan bertamasya atau piknik. Sedangkan pariwisata menurut wikipeda adalah
suatu kegiatan perjalanan yang di lakukan dengan tujuan liburan atau rekreasi.
Menurut Yoeti pariwisata sebagai suatu aktivitas individu yang disertai dengan
kesadaran dan individu tersebut memperoleh pelayanan dari masyarakat lokal di
suatu lokasi untuk sementara waktu dengan tujuan mencapai kepuasan yang
beragam dan berbeda dari lingkungan asal individu tersebut (Yoeti, 1995).
Eagles et al (2001) pariwisata sebagai kegiatan berpergian manusia ke
suatu tempat di luar tempat tinggalnya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun
untuk kepentingan liburan, bisnis dan tujuan lain. Menurut J Burkart dan S. Malik
mengatikan pariwisata sebagai berpindahnya individu ke suatu tempat yang
berlokasi di luar tempat biasanya individu tersebut melakukan aktivitas sehari-
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 166
hari dalam sementara ataupun jangka waktu pendek (Soekadijo, 2000). Adapun
faktor-faktor yang penting dalam pengertian pariwisata antara lain adalah
sebagaimana berikut: 1) perjalanan di lakukan sementara waktu, 2) perjalanan
dilakukan dari suatu lokasi menuju lokasi yang lain, 3) perjalanan memiliki
keterkaitan dengan tamasya atau rekreasi, 4) individu yang melakukan perjalanan
berlaku sebagai konsumen di lokasi wisata bukan sebagai seseorang yang mencari
penghasilan (Yoeti, 1995).
Istilah ekowisata diperkenalkan pertama kali oleh Ceballos-Lascurain
pada tahun 1983 yang mendefinisikan ekowisata dalah aktifitas kunjungan ke
daerah daerah dengan yang masih alami yang relatif masih belum terganggu dan
terpolusi dengan tujuan spesifik belajar, mengagumi dan menikmati
pemandangan alam dengan satwa liar dan budayanya baik di masa lalu maupun
masa sekarang yang ada pada tempat tersebut. Kemudian Lascurain melakukan
peninjauan ulang terhadap definisi ekowisata yang di rumuskan sebelumnya
dengan menambahkan mempromosiakan konservasi, meminimalkan dampak
negatif yang diakibatkan oleh pengunjung dan masyarakat terlibat aktif secara
ekonomi dalam penyelenggaraannya (Selamet Indarto, 2016). Pada dasarnya
konsep ekowisata mencoba memadukan tiga komponen penting yakni konservasi
alam, memberdayakan masyarakat lokal dan meningkatkan kesadaran lingkungan
hidup.
Menurut Crabtree dalam Selamet Indarto bahwa prinsip prinsip
ekowisata harus memiliki karakteristik sebagaimana berikut:
1. Memiliki fokus kawasan alami (Natural Area Fokus) yang memungkinkan
wisatawan memiliki peluang untuk menikmati alam secara personal serta
langsung
2. Menyediakan interpretasi (Interpretation) berupa jasa pendidikanyang
memberikan peluang kepada wisatawan untuk lebih mengerti, dan dapat
berapresiasi serta lebih menikmati
3. Kegiatan terbaik yang dapat dilakukan dalam upaya penerapan pengelolaan
lingkungan yang berkelanjutan (environmental sustainability practice) atau
keberlanjutan secara ekologis (ecological sustainability practice)
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 167
4. memberikan kontribusi terhadap konservasi alam dan budaya (contribute
toconservation)
5. Memberikan kontribusi secara berkelanjutan kepada masyarakat lokal
(contributions to the local community / benefiting local comuunities)
6. Respek serta peka terhadap nilai-nilai budaya (respect and be sensitive to
thcculture) yang ada di wilayah tersebut
7. Secara konsisten memenuhi harapan konsumen (meet consumer
expectations/consumer satisfaction).
8. Dipasarkan serta dipromosikan dengan jujur serta akurat sehingga
kenyataannya sesuai dengan harapan (resposible marketing)
Manfaat ekowisata dapat berdampak dalam berbagai aspek. Manfaat
tersebut meliputi aspek konservasi, aspek pemberdayaan dan aspek pendidikan
lingkungan. Berikut penjelasan sebagaimana aspek tersebut (https:lingkungan
hidup.com).
1. Konservasi. Keterkaitan ekoturism dan satwa terancam punah sangat erat,
bahkan harus bersifat positif, sebagaimana studi yang di lakukan oleh peneliti
universitas giffith. Wisata berkorelasi positif dengan dengan konservasi berarti
memberikan insentif ekonomi yang efektif untuk melestarikan, meningkatkan
keanekaragaman hayatibudaya, melindungi warisan alam serta budaya di
planet bumi
2. Pemberdayaan ekonomi. Ekoturisme melibatkan masyarakat lokal berarti
meningkatkan kapasitas, kesempatan kerja masyarakat lokal. Konsep
ekowisata adalah sebuah metode yang efektif memberdayakan masyarakat
lokal di seluryuh dunia guna mengurangi kemiskinan yang pada akhirnya
mencapai pembangunan dan kesejahtraan yang berkelanjutan
3. Pendidikan lingkungan. Melibatkan pendidikan lingkungan berarti kegiatan
wisata yang di lakukan harus memperkaya pengalaman, juga kesadaran
lingkungan melalui interprestasi. Kegiatan harus mempromosikan
pemahaman, penghargaan yaang utuh terhadap alam, masyarakat dan budaya
setempat.
Sebagaimana tiga komponen yang ada di atas maka manfaat akan
ekowisata sangat besar mengingat mampu memberikan manivesto kepada desa
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 168
maupun kota. Tidak tanggung tanggung cakupan yang di terima berdampak pada
pelestarian alam dengan investasi jangka panjang dan kegiatan ekonomi yang
berakibat pada pertumbuhan penjualan dan pertumbuhan perdangang kecil
menengah di lokasi tersebut.
Pengelolaan sumberdaya alam hayati dan ekosistem
Indonesia dengan kekayaan alam yang dimiliki ketika tidak mampu di
kelola dengan baik maka anak dan cucu kita tidak bisa mengetahui dan merasakan
apa yang kita ketahui sekarang. Kemungkinan akan mendengarkan bahwa dulu
pernah ada sebagaimana cerita-cerita berkembang. Dikarenakan fisik dan bukti-
bukti keberadaan sudah tidak mampu di lihat dan di buktikan dengan pancaindra.
Oleh sebab itu kekayaan sumberdaya alam baik hayati dan ekosistem yang ada di
masing-masing daerah sebagaimana di Pati dengan gua pancurnya yang berada di
desa Jimbaran Kecamatan Kayen harus senantiasa kita kelola dengan sebaik
mungkin guna melesatarikan alam dan memberikan dampak positif dari
keberadaan potensi yang di miliki.
Pada dasarnya pemerintah sebagaimana dalam undang-undang no 5
tahun 1990 sudah membuat regulasi yang mengatur tentang tersebut. Sumber
daya alam hayati indonesia dan ekosistemnya yang mempunyai kedudukan serta
peranan penting bagi kehidupan perlu di kelola dan di anfaatkan secara lestari,
selaras, serasi dan seimbang bagi kesejahtraan masyarakat indonesia pada
khususnya dan umat manusia pada umumnya, baik masa kini maupun masa
depan. Pengelolaan sumber daya alam hayati secara berkelanjutan tertuang dalam
rencana strategis kementrian lingkungan hidup dan kehutanan tahun 2015-2019
bahwa dalam memanfaatkan dan meningkatkan nilai ekonomi keanekaragaman
hayati dengan strategi pengembangan potensi keekonomian Keanekaragaman
Hayati (KEHATI).
Kementrian lingkungan hidup dan kehutanan sebagaimana agenda yang
di susun di atahun 2015-2019 adalah mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Pada sub agenda
peningkatan ketahanan air tertuang bahwa salah satu sasaran yang ingin di capai
adala meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemulihan kesehatan Daerah
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 169
Aliran Sungai (DAS) seluas 12,7 juta Ha melalui pengembangan Hutan Tanaman
Rakyat (HTR), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Pengembangan
Ekowisata skala kecil, serta hasil hutan bukan kayu (Kemenlhk, 2015). Dengan ini
artinya pemerintah ikut serta aktif dalam rangka meningkatakan dan memberikan
aturan-aturan tentang pelestarian dan kemajuan di bidang ke pariwisataan.
Jika kita mengamati sekarang ini organisai-organisasi yang bergerak
dalam bidang konservasi mulai mencari alternatif dalam menerapkan konservasi
yang dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian, pada masyarakat
sekitar konservasi pada khususnya. Pada dasarnya sejak tahun 1970an organisasi
konservasi mulai melihat ekowiata sebagai jenis usaha yang tepat untuk
menjebatani antara konservasi dan perekonomian. Ekowisatasaha merupakan
sejenis usahayang berkelanjutan secara ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat
yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan konservasi. Pada ekowisata
masyarakat dapat memanfaatkan keindahan alam yang masih utuh, budaya
sejarah setempat tanpa menjual isinya (Depbudpar & WWF Indonesia, 2009).
Wisata Gua Pancur Desa Jimbaran, Kayen Pati
Wisata gua pancur yang terletak di desa jimbaran kecamatan kayen pada
dasarnya sudah ada sejak lama. Dari penuturan warga setempat bahwa wisata ini
sudah dibuka tahun 1995 yang lalu. Namun keberadaan wisata gua pancur atau
keberadaanya tidak begitu diperhatikan oleh stakeholder di wilayah kabupaten
Pati. Objek wisata gua pancur yang terletak di desa jimbaran Kayen Kabupaten
Pati kini kian berbenah. Pembenahan dan di kembangkannya gua pancur di mulai
tahun 2014 silam. Objek wisata yang berada di Pati bagian selatan menjadi wisata
andalan kota pati kini semakin terlihat sudah mulai diperhatikan dan tertata rapi
dengan segala fasilitas yang dimiliki. Kini objek wisata gua pancur semakin di
percantik dengan beberapa gazebo yang berdiri di wilayah objek wisata serta
omah panggung yang juga berdiri kokoh untuk memanjakan pengunjung yang
datang. Tidak ketinggalan taman yang berada depan mulut gua yang juga di hiasi
kolam yang di desain rapi dan terdapat ikan sebagai pemandangan pengunjung
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 170
yang hadir. Sebelah utara gua tidak lupa terdapat danau yang siap untuk menjadi
pemandangan pengunjung yang datang.
Gua pancur mungkin sangat beda dengan gua-gua pada umumnya, kalau
pada umumnya mulut gua adalah satu yang menarik di wisata gua pancur
memiliki dua mulut gua. Tidak hanya sampai disitu kalau kita berada di luar dan
melihat di dalam gua makan akan di suguhkan pemandangan yang sangat menarik
sekaligus menakjubkan dengan stalagmit yang meneteskan air serasa sangat asri
dan sangat alami. Kemudian, di dalam gua pancur mengalir air yang sangat jernih
yang hidup ikan-ikan kecil bisa terlihat menambahkan panorama keindahan gua
yang kita saksikan di gua-gua yang lain. Sungai yang mengalir memang tidak akan
surut meski kemarau tiba. Ketika kita masuk di dalam gua maka kita akan di
suguhkan pemandangan stalagmit dengan berbagai bentuk. Ada staglagmit
berbentuk petak sawah, batu tirai atau batu sayap, serta stalagmit yang berbentuk
macam-macam tak ketinggalan di dalam gua ada bebatuan yang masih
hidup,seperti batu jodoh, batu kuda, batu perkasa, sayap dan lain-lain (Radar
Kudus, 2018).
Pengunjung wisata cukup membayar 4.000 rupah untuk yang memakai
sepeda montor dan 6.000 rupiah bagi mobil pribadi. Pemandangan yang agak
berbeda sekarang di bibir gua yang agak masuk ke dalam diberi pagar supaya
tidak semua bisa masuk. Sebelumnya memang tidak di kasih pagar sehingga
pengunjung bebas keluar dan masuk gua hingga akhirnya pengelola wisata gua
pancur memutuskan memberi pagar. Keputusan pemberian pagar ini biar
kerusakan di dalam gua bisa di minimalisir. Dan kalupun ada pengunjung yang
ingin masuk ke dalam gua maka pihak pengelola menyiapkan tenaga pendamping
untuk masuk ke dalam sambil memberikan keterangan-keterangan yang ada
dalam isi gua pancur.
Sekarang ini pengembangan gua pancur menjadi perhatian yang cukup
serius oleh pemerintah kabupaten Pati. Tak main-main, pengembangan gua di
desa jimbaran kayen sampai di anggarkan hingga milyaran rupiah.
Penggelontoran anggaran yang sudah di sediakan pemerintah kabupaten
direncanakan sesuai Detail Engineering Design (DED) selama lima tahun. Tahun
pertama dimulai dari penataan kompleks wisata alam. Kepala dinas pariwisata
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 171
pemuda dan olahraga Sigit Hartoko melalui kabid destinasi wisata sutopo
menyampaikan, pengembangan gua pancur mendapatkan bantuan dari dana
alokasi khusus (DAK) sekitar 1,1 miliar. Selain itu da dana tambahan yang di
keluarkan oleh APBD Pati. Menurutnya penataan tahun ini tahun 2018 di mulai
dari gapura yang di anggarkan 200 juta, ruang pertemuan dengan anggaran 100
juta, penataan puluhan kios yang kini lapak jualannya kurang tertata rapi, yang
mana nantinya akan di jadikan satu yang di hadapkan di embung (Radar Kudus,
2018)
Dampak Pengembangan Ekowisata Gua Pancur
Pengembangan ekowisata guo pancur menjadi kebutuhan yang mendesak
mengingat keberadaan gua pancur sangat strategis untuk di jadikan ekowisata.
Secara desain tempat, kultur masyarakat serta keberadaan objek wisata sangat
trategis menjadikan gua pancur menjadi salah satu wisata andalan kabupaten Pati
yang berbasis alam. Pengembngan ekowisata gua pancur harus sesuai dengan
pariwisata yang berkelanjutan (susttainable tourism), berwawasan lingkungan
dan pemberdayaan masyarakat yakni peran masyarakat sangat di butuhkan
dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan sebagai aset. Tata ruang
wisata yang masih terlihat kurang terkelola dengan baik harapannya mampu di
kelola dengan baik sehingga menimbulkan kesan alami dan rapi dengan berbagai
keaslian lingkungan di kawasan gua pancur. Batu yang bertumpukan terikat tali
dadung mencerminkan karakteristik gua pancur.
Adat istiadat budaya yang ada pada kawasan gua pancur harus tetap di
lestarikan dan pengunjung wajib mengikuti aturan-aturan yang berlaku di wilayah
wisata gua pancur. Dan kini sudah meluai di galakkan bagaimana terlihat
himbuan-himbauan yang mendidik dari pihak pengelola untuk pengunjung di
wisata gua pancur. Ekowisata gua pancur memiliki ketertarikan dengan panorama
alamnya, gua yang memiliki destinasi langka, jelajah gua hampir 850 meter,
grojokan air yang ada dalam gua, kejernihan air yang mengalir tersimpan jutaan
ikan-ikan dengan segala jenis harus senantiasa di jaga bagi pengunjung yang
datang karena menjadikan ketertarikan tersendiri keberadaannya.
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 172
Kini pengembangan pariwisata gua pancur telah sedikit banyak
mengubah kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar, masyarakat yang dulunya
bekerja sebagai petani dan buruh tani kini mempunyai pilihan untuk beralih
profesi sebagai dampak adanya pengembangan lokasi wisata tersebut. Adanya
pengembngan gua pancur memunculkan peluang untuk terciptanya lapangan
pekerjaan baru yang lebih beragam. Semakin banyak kunjungan wisatawan ke gua
pancur akan berdampak pada semakin meningkatnya tingkat kebutuhan
wisatawan biak itu kebutuhan makan, minuman, hiburan, guide ataupun
sebaginya. Masyarakat jimbaran kayen pati mendapatkan manfaat dari adanya
lokasi objek wisata tersebut. Adanya pengembangan di objek wisata gua pancur
dapat di manfaatkan masyarakat setempat beralih profesi seperti menjadi
pedagang makanan dan minuman ringan, pemilik warung makan, pemilik toko
klontong, penyedia sewa kapal speedboat, penyedia lahan parkir kendaraan bagi
pengunjung di gua pancur, sampai pada penyewa jasa ces Hp.
Berkembangnya lokasi wisata gua pancur setelah secara resmi di buka
tahun 2014 nampak terlihat banyaknya pengunjung lebih-lebih di hari libur
sekolah. Hal ini akan memunculkan peluang usaha baru bagi masyarakat. Yaitu
untuk memenuh kebutuhan para wisatawan. Kebutuhan tersebut sangatlah
beragam mengingat seseorang memerlukan kebutuhan dalam hidupnya sebut saja
makanan, tempat tinggal, oleh-oleh ataupun sebagainya. Dan ini belum di lihat
oleh pihak pengelola gua pancur untuk memfasilitasinya. Industri pariwisata
merupakan industri yang padat karya, hal ini dapat membuka kesempatan seluas-
luasnya bagi masyarakat sekitar untuk mengembangkan dan memperoleh
keuntungan secara ekonomi. Buktinya sampai saat ini sudah banyak masyarakat
di desa jimbaran melakukan usaha dagang di sekitar objek wisata.
Berdasarkan observasi secara langsung penulis di lapangan, suharyanti
menuturkan saat ini sudah ada sekitar lima belas pedagang yang mencoba
mengais rejeki di objek wisata. Lima belas belum termasuk pedagang yang di luar
desa jimbaran. Dampak yang dirasakan atas pengembangan objek wisata gua
pancur sangat sekali terasa oleh masyarakat jimbaran, saya merasa senang sekali
dengan perkembangan objek wisata ini, lebih-lebih hari libur pendapatan saya
bertambah dengan adanya jualan makanan di sekitar objek wisata. Tidak hanya
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 173
sampai disitu adanya lokasi wisata yang semakin hari semakin rame berdampak
pada naiknya harga jual tanah di sepanjang jalan objek wisata lebih-lebih jarak
sekitar 100 meter di lingkungan objek wisata. Ini di karenakan tanah yang berada
di sekitar objek wisata di pandang potensial untuk mendirikan usaha, seperti
warung makan, restoran, penginapan dan lain sebaginya.
Selain berdampak ekonomis, kemudian harga jual tanah yang naik juga
dampak pembangunan infrastruktur di wilayah desa jimbaran sangat kelihatan
tertata rapi, di sepanjang jalan menuju objek wisata gua pancur sekarang sudah
bagus dan selalu diperbaiki ketika terjadi kerusakan. Jembatan yang awalnya
sangat kurang layak sekarang sudah kelihatan bagus dengan tatanan yang kokoh
di lalui berbagai pengunjung yang datang.
C. KESIMPULAN
Gua pancur yang berada di desa jimbaran kayen kabupaten pati merupakan
potensi objek wisata yang harus di kembangkan sebagai ekowisata alam andalan
kabupaten pati. Dengan mempertimbngakan kelestarian lingkungan dan tata
ruang objek wisata tanpa merubah struktur alam dan keasliaan objek wisata
sangat di perlukan untuk keaslian objek wisata. Keberadaan gua pancur yang
berada di desa jimbaran selayaknya di jadikan peluang untuk pengembangan
ekowisata yang ramah lingkungan dengan tanpa merubah keaslian gua dan
keaslian alam.
Dengan pengembangan ekowisata yang di lakukan pemerintah daerah
bersama warga masyarakat akan berdampak pada peralihan profesi masyarakat
sekitar, akibatnya dari adanya peralihan profesi masyarakat tersebut pendapatan
yang diterima masyarakat mengalami kenaikan di bandingkan dengan
sebelumnya.di bidang ekonomi, adanya lokasi wisata membuka lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat setempat, masyarakat setempat dapat bekerja
sebagai pedagang di wilayah wisata gua pancur sebagai pedagang kaki lima
maupun sebaginya.
Suparwi
GENETIKA (Jurnal Tadris Biologi) Vol.1 No.1 2017 174
DAFTAR PUSTAKA Eagles. P, F, J., Bowman, M,E., Tao, T,C,H. 2001. Guidelines for Tourism inParks and
Protected Areas of East Asia. Gland, Switzerland and Cambridge: IUCN. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata
Berbasis Masyarakat. Departemen Kebudayaan dan Pariwisata: Jakarta. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2015. Rencana Strategis 2015-
2019. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan:Jakarta. Untan, D. 2017. Manfaat Pariwisata Gua Kreo Dan Waduk Jatibarang Bagi
Perekonomian Dan Lingkungan Masyarakat, Media Ekonomi dan Bisnis, vol 32 no. 2 juli 2017 hal. 119-136
Https://radarkudus.jawapos.com/read/2018/04/30/69045/pemkab gelontorkan-rp-50-miliar-untuk-pengembangan-gua-pancur
Purnomo, H., Sulistyantara, B., dan Gunawan, A. 2013. Peluang Usaha Ekowisatadi
Kawasan Cagar Alam Pulau Sempu, Jawa Timur. Jurnal Penelitian SosialDan Ekonomi Kehutanan. 10 (4) : 247-263
Soekadijo, R. 2000. Anatomi Wisata, Mamahami Pariwisata Sebagai Alternatif
Linkage. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Suryawan, I, B. 2013. Pengelolaan Potensi Ekowisata Di Desa Cau
Balayu,Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Analisa Pariwisata. 13 (1) : 106-111.
Yoeti, O, A. 2000. Ekowisata : Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup, Jakarta:
PT.Pertja Yoeti, O. A. 1995. Pengantar Ilmu Pariwisata. Jakarta: Angkasa