analisis gua kars liang bua, ntt

8
Analisis Gua Karst Liang Bua 1). Pengertian karst Karst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams (1989) mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik. 2). Pembentukan Gua Karst Liang Bua Gua karst merupakan bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktivitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut.

Upload: rizkypf

Post on 27-Sep-2015

64 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

Bentuklahan Karst

TRANSCRIPT

Analisis Gua Karst Liang Bua1). Pengertian karstKarst merupakan istilah dalam bahasa Jerman yang diturunkan dari bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Istilah ini di negara asalnya sebenarnya tidak berkaitan dengan batugamping dan proses pelarutan, namun saat ini istilah kras telah diadopsi untuk istilah bentuklahan hasil proses perlarutan. Ford dan Williams (1989) mendefini-sikan karst sebagai medan dengan kondisi hidrologi yang khas sebagai akibat dari batuan yang mudah larut dan mempunyai porositas sekunder yang berkembang baik.

2). Pembentukan Gua Karst Liang Bua

Gua karst merupakan bentuk akibat terjadinya peristiwa pelarutan beberapa jenis batuan akibat aktivitas air hujan dan air tanah, sehingga tercipta lorong-lorong dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan pelarutan batuan tersebut.

Gambar.1 gua karst

Gua karst yang terjadi dalam kawasan batu gamping adalah yang paling sering ditemukan (70 % dari seluruh gua di dunia). Diperkirakan wilayah sebaran karst batu gamping RRC adalah yang terluas di dunia. Gua karst lainnya terdiri dari gypsum (banyak di AS), halite / garam NaCl dan KCl (banyak di Rusia, Rumania, Hongaria) dan dolomite (banyak di Eropa Barat).Gua karst sendiri terbentuk dengan Tahap awal, air tanah mengalir melalui bidang rekahan pada lapisan batu gamping menuju ke sungai permukaan. Mineral-mineral yang mudah larut dierosidan lubang aliran air tanah tersebut semakin membesar. Sungai permukaan lama-lama menggerus dasar sungai dan mulai membentuk jalur gua horisontal. Setelah semakin dalam tergerus, aliran air tanah akan mencari jalur gua horisontal yang baru dan langit-langit atas gua tersebut akan runtuh dan bertemu sistem gua horisontal yang lama dan membentuk surupan (sumuran gua).Sedangkan untuk gua liang bua sendiri memiliki arti "gua/lubang sejuk" dalam bahasa Manggarai) adalah salah Satu dari banyak gua karst di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur di Indonesia. Gua ini terletak di Dusun Rampasasa, Desa Liangbua, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur. dan merupakan tempat penemuan makhluk mirip manusia (hominin) baru yang dinamakan Homo floresiensis pada tahun 2001. Gambar.2 Gua karst liang bua

Secara geologi, gua ini merupakan bentukan endokars yang berkembang pada batu gamping yang berselingan dengan batu gamping pasiran. Batuan gamping ini diperkirakan berasal dari periode Miosen tengah atau sekitar 15 juta tahun yang lampau. Kawasan kars di NTT ini, sebagaimana kawasan kars di tempat lain di Indonesia, juga memiliki ciri-ciri khusus yang berlainan dengan kawasan kars lainnya.

Gua Liang Bua sendiri merupakan gua purba yang telah terbentuk sekitar 190.000 tahun yang lalu. Dari hasil penelitian, gua ini terbentuk dari sungai Yang membawa bebatuan dan menembus gundukan bukit. Karena proses yang lama, bebatuan tersebut menjadi batuan sedimentasi. Gua kapur ini memiliki panjang sekitar 50 meter dengan lebar sekitar 40 meter.

Penemuan sejumlah rangka manusia purba, fosil vertebrata dan artefak berupa alat batu kreasi manusia di lokasi gua, sangat menarik untuk dikaji, tidak hanya berkaitan dengan keberadaan manusia prasejarah, tetapi juga menyangkut proses geologi yang berkembang dalam gua dan lingkungan di sekitarnya. Situs Liang Bua yang merupakan suatu gua gamping besar dengan ukuran luas lebih dari 1300 m persegi, memperlihatkan proses perkembangan yang cukup panjang, dimulai dari proses pembentukan gua, sedimentasi sungai yang masuk ke dalam lingkungan gua, dan gua sebagai hunian. Peristiwa tektonik berupa proses pengangkatan daerah Secara menyeluruh mengakibatkan berpindahnya aliran sungai purba. Indikasi endapan sungai terungkap dengan baik pada lubang galian I yang memperlihatkan urutan perlapisan pasir, lanau, ataupun lempung dengan sejumlah struktur sedimen yang diakibatkan oleh arus dan proses pengerosiannya. Berdasarkan urut-urutan stratigrafi, terdapat beberapa lapisan yang memperlihatkan terjadinya sebagian runtuhan atap gua yang ditandai dengan bongkah-bongkah batugamping dan pecahan stalaktit yang ditutupi lapisan sinter (flowstone).3). Morfologi Pada Gua Liang BuaStalaktit (bahasa Yunani: , stalasso, artinya "yang menetes") adalah jenis speleothem (mineral sekunder) yang menggantung dari langit-langit gua kapur. Ia termasuk dalam jenis batu tetes (bahasa Inggris: dripstone).

Gambar.3 Stalaktit

Stalaktit terbentuk dari pengendapan kalsium karbonat dan mineral lainnya, yang terendapkan pada larutan air bermineral. Batu kapur adalah batuan kalsium karbonat, yang dilarutkan oleh air yang mengandung karbon dioksida, sehingga membentuk larutan kalsium bikarbonat. Rumus kimia untuk reaksi ini adalah:[1]CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq) Ca(HCO3)2(aq)

Larutan ini mengalir melalui bebatu sampai mencapai sebuah tepi, dan jika tepi ini berada di atap gua maka larutan akan menetes ke bawah. Ketika larutan mengalami kontak dengan udara, terjadi reaksi kimia yang terbalik dari sebelumnya dan partikel kalsium karbonat tersimpan sebagai endapan. Reaksi kimia terbalik tersebut adalah sebagai berikut:[1]Ca(HCO3)2(aq) CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(aq)

Tingkat pertumbuhan rata-rata stalaktit adalah 0,13 mm (0,005 inci) setahun. Pertumbuhan stalaktit tumbuh tercepat adalah yang dibentuk oleh air yang mengalir cepat serta kaya akan karbonat kalsium dan karbon dioksida, sehingga dapat tumbuh 3 mm (0,12 inci) per tahun. 4). Penemuan Pada Gua Liang Bua

Liang Bua dan gua-gua lainnya sekawasan telah digali secara arkeologi sejak tahun 1930-an. Temuan-temuan dari masa ini dibawa ke Leiden, Belanda. Penggalian dan penelitian dilanjutkan oleh tim pimpinan H.R. van Heekeren pada tahun 1950-an, lalu diteruskan oleh Th. Verhoeven, seorang pendeta Katolik. Timnya menemukan antara lain rangka sangat pendek (tetapi tidak katai) di Liang Toge, di samping Tulang-tulang di Liang Bua, Liang Momer, dan lain-lain. Kerangka-kerangka ini adalah H. sapiens. Peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian di sana adalah A.A. Sukadana, ahli antropologi ragawi dari Universitas Airlangga, pada tahun 1960-an menemukan pula sisa-sisa manusia termasuk rahang bawah, di Liang Bua. Dari tahun 1978-1989, Prof. R. Panji Soejono menemukan antara lain tulang paha di Liang Bua. Sisa-sisa kerangka dari periode awal hingga terakhir tersimpan di Leiden, London, Yogyakarta, Jakarta, Surabaya, dan Flores. Penelitian selanjutnya dihentikan karena tidak ada pendanaan. Penelitian baru berlanjut setelah ada kerja sama antara Puslit Arkenas (dipimpin R.P. Soejono) dan Universitas New England, Australia (dipimpin Mike Morwood). Pada bulan September 2003 ditemukan kerangka unik yang kemudian diidentifikasi sebagai H. floresiensis. Bersamaan dengan manusia purba itu ditemukan pula perkakas batu yang dikenal telah digunakan oleh Homo erectus (seperti yang ditemukan di Sangiran) serta sisa-sisa tulang Stegodon (gajah purba) kerdil, biawak raksasa, serta tikus besar.Daftar Pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Liang_Bua (diakses pada tanggal 29 maret pada pukul 19.00 WIB)

http://hanageoedu.blogspot.com/2011/12/karst.html (diakses pada tanggal 29 maret pada pukul 19.23 WIB)

http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/gua-dan-sungai-karst.html (diakses pada tanggal 29 maret pada pukul 19.54 WIB)

http://pengetahuangeologi.blogspot.com/2013/02/bentuk-lahan-karst.html (diakses pada tanggal 29 maret pada pukul 19.54 WIB)