kimpang makalah pemutih
TRANSCRIPT
TUGAS KIMIA PANGAN
BTP (BAHAN TAMBAHAN PANGAN)
PEMUTIH DAN PEMATANG TEPUNG
Nama Kelompok:
1. Sesilia Mahardika N. 083234001
2. Erma Noralia 083234022
3. Yhogi Prasetyo 083234203
4. Masruuhah 083234204
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penentuan mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung
pada beberapa faktor diantaranya cita rasa, warna, tekstur,dan nilai gizinya
disamping itu juga dipengaruhi faktor lain, misalnya sifat mikrobiologis.
Sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan secara visual, faktor warna akan
tampil lebih dahulu dan terkadang sangat menentukan. Pada saat ini
penambahan Bahan tambahan pangan (BTP) marak dilakukan. Bahan
tambahan pangan (BTP) adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan
selama proses produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud
tertentu. Penambahan bahan tambahan pangan (BTP) dalam makanan
berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan makanan tetap terjaga
dan untuk mempertahankan nilai gizi yang mungkin rusak atau hilang selama
proses pengolahan.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722/Menkes/Per/IX/88,
Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai
makanan atau minuman dan biasanya bukan merupakan ingredien khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai milai gizi yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,
pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan
atau pengangkutan makanan, untuk menghasilkan atau diharapkan
menghasilkan suatu komponen atau mempengaruhi sifat khas pangan
tersebut.
Pada awalnya, bahan tambahan pangan tersebut berasal dari bahan
tumbuh-tumbuhan yang selanjutnya disebut bahan tambahan pangan alami.
Umumnya bahan tambahan pangan alami tidak menimbulkan efek samping
yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi, jumlah penduduk bumi
yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang lebih besar sehingga
bahan tambahan pangan tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu, industri
1
makanan memproduksi makanan yang memakai bahan tambahan pangan
buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya adalah dari zat-zat kimia yang
kemudian direaksikan. Bahan tambahan pangan sintesis yang berlebihan
dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya gatal-gatal, dan kanker.
(Wikipedia.org). Makanan yang baik dan tak mudah busuk tentu lebih
menghemat biaya produksi. Pada dasarnya tidak ada larangan untuk
menggunakan BTP asalkan yang dipakai memang khusus untuk makanan
(food grade). Oleh karena itu, kita perlu lebih mengenal BTP ini untuk bisa
membedakan mana yang berbahaya dan mana yang termasuk dalam kategori
aman dikonsumsi. Salah satu bahan tambahan pangan yang kita kenal adalah
pemutih dan pematang tepung, bahan tambahan makanan ini dapat
mempercepat proses pemutihan atau pematangan tepung sehingga dapat
memperbaiki mutu pemanggangan, Misalnya dalam pembuatan roti, biskuit,
dan kue.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dari pemutih dan pematang tepung?
2. Apakah tujuan dari pemakaian pemutih dan pematang tepung?
3. Zat kimia apa saja yang digunakan dalam pemutih dan pematang tepung?
4. Bagaimana dampak negatif dari pemakaian pemutih dan pematang tepung?
5. Bagaimana batas maksimal penggunaan bahan-bahan untuk pemutih dan
pematang tepung?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas didapatkan tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian dari pemutih dan pematang tepung
2. Untuk mengetahui tujuan pemakaian pemutih dan pematang tepung
2
3. Untuk mengetahui zat- zat kimia yang digunakan dalam pemutih dan
pematang tepung
4. Untuk mengetahui dampak negatif dari pemakaian pemutih dan pematang
tepung
5. Untuk mengetahuibatas maksimal penggunaan bahan-bahan untuk
pemutih dan pematang tepung.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian pemutih dan pematang tepung
Pemutih dan pematang tepung adalah bahan yang dapat mempercepat proses
pematangan tepung dan pemutihan, sehingga dapat memperbaiki mutu
pemanggangan. Zat pemutih ini baik digunakan untuk memperbaiki warna bahan
makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan.
Gambar 1. Perbandingan tepung yang ditambahkan pemutih dan pematang dengan yang
tidak ditambahkan pemutih dan pematang tepung.
B. Tujuan pemakaian pemutih dan pematang tepung
Tepung terigu yang masih baru digiling biasanya berwarna kekuning-
kuningan. Warna ini dapat berubah secara perlahan selama penyimpanan. Proses
pemutihan terjadi karena proses oksidasi. Sedangkan perbaikan mutu pemanggangan
terjadi karena adanya reaksi antara molekul protein. Sebagai contoh adalah tepung
gandum yang baru saja dihasilkan dari proses penggilingan biji gandum, memiliki
warna yang kurang putih dan akibatnya mutu pemanggangannya kurang baik, tetapi
apabila tepung tersebut disimpan warnanya akan berubah semakin putih dan mutu
pemanggangannya semakin baik. Proses pemutihan dan perbaikan mutu
pemanggangan ini dapat dipercepat dengan penambahan bahan tambahan makanan
pemutih dan pematang sehingga tidak perlu disimpan terlalu lama sebelum
dipasarkan.
4
C. Zat- zat kimia yang digunakan dalam pemutih dan pematang tepung
Zat kimia yang biasa digunakan dalam pemutih dan pematang tepung
antara lain :
1. Benzoil peroksida
Benzoil Peroksida Powder adalah bahan kimia reaktif dan dapat
berbahaya jika disalahgunakan atau salah penanganan. penyimpanan yang
tepat sangat penting untuk penanganan yang aman dan penggunaan
peroksida organik, terutama yang memerlukan suhu penyimpanan
terkontrol. penyimpanan yang tidak benar dapat menyebabkan
dekomposisi yang tidak terkendali. Aspek yang paling penting dari
peroksida penyimpanan adalah kontrol suhu. Pemahaman suhu diterbitkan
dan hubungan mereka dengan keselamatan peroksida dan kualitas sangat
penting.
Gambar 2. Struktur kimia Benzoil peroksida
Molecular Weight: 242.23 (Anhydrous)
Melting Point : 103 - 1060 C
Bentuk : Butiran padat Kristal putih
Sebuah turunan dari peroksida, peroksida benzoil terdiri dari dua
kelompok benzoil dihubungkan oleh sebuah rantai peroksida. Sebuah
kelompok benzoil, sebagaimana didefinisikan oleh Search, adalah univalen
radikal berasal dari asam benzoat. Sebuah string dari peroksida adalah
istilah untuk menggambarkan struktur oksigen-oksigen ikatan tunggal dari
peroksida kimia. Hidrogen peroksida, walaupun sering disingkat dalam
5
peroksida yang umum digunakan, sebuah peroksida mengandung senyawa
terpisah.
2. Kalium bromat
Kalium bromat (potassium bromate) digunakan untuk
memperbaiki tepung yang dapat mengeraskan kue. Kalium bromat
digunakan para pembuat roti maupun perusahaan pembuat roti untuk
membantu proses pembuatan roti dalam oven dan menciptakan tekstur
bentuk yang lebih bagus pada proses penyelesaian akhir produknya. Bila
digunakan dalam jumlah kecil, zat ini akan hilang selama pembakaran atau
pemanasan. Bila terlalu banyak digunakan, sisa kalium bromat akan tetap
banyak dalam roti.
Gambar 3. Struktur kimia Kalium bromat
3. Asam askorbat
Asam askorbat adalah kristal padat, berwarna putih, tidak berbau,
mencair pada suhu 190-192 oC. Asam askorbat berbentuk kristal stabil
diudara. Sampai bertahun-tahun, tetapi dalam bentuk larutan mudah
teroksidasi dan ketidakstabilannya meningkat dengan kenaikan pH larutan.
Asam askorbat mudah larut dalam air (1g dalam 3mL air) tidak larut dalam
benzene, eter, petroleum eter, dan senyawa organik lainnya. Larutan asam
askorbat pada pH kurang dari 4,5 mempunyai absorpsi maksimum pada
panjang gelombang 265 nm dan sedikit panjang gelombang 350 nm dan
400 nm. Struktur kimia vitamin C mempunyai dua atom c asimetris. Sifat
asam vitamin C tidak terletak pada gugus karboksil, tetapi pada bentuk
laktonnya. Asam askorbat dapat diendapkan oleh ion Pb pada pH 7,6,
tetapi garamnya dapat larut kembali dalam asam mineral pH 2,0. Asam
6
askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-
dehidroaskorbat. Asam L-dehidroaskorbat secara kimia sangat labil dan
dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketoglutarat
yang tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi. Asam askorbat adalah suatu
reduktor kuat karena mempunyai struktur enediol yang mudah teroksidasi
menjadi bentuk keto atau dehidro.
Gambar 4. Struktur kimia asam askorbat
4. Natrium stearoil-2-laktat
Senyawa yang berbentuk kristal atau granul, larut dalam air dan alkohol,
serta tidak larut dalam pelarut organik (seperti petroleum eter, benzene, n-
hexan, dan lain-lain), dapat dihidrolisis.
Gambar 5. Struktur kimia natrium stearoil-2-laktat
5. Kalium klorat
Kalium klorat (KClO3) salah satu fungsinya sebagai pemutih, sehingga
sering dimasukkan dalam obat kumur pemutih dan pasta gigi.
7
Gambar 6. Struktur kimia kalium klorat
6. L-sistein (hidroklorida)
Sistein disebut pula 3,3-dithiobis (2-amino propanoic acid); disistein, β-
dithioalanin. Rumus molekul: C6H12N2O4S2 Mr= 240,30. Sistein
merupakan asam amino nonesensial, bentuk L-sistein disebut gelucysteine,
bentuk table heksagonal dalam pelarut air. Cepat larut dalam larutan pH 2
atau pH diatas 8, dan tidak larut dalam alkohol.
CH2-CHCOOH
SH NH2
Gambar. Sistein (2-amino-3-merkapto asam propanoat): Cys
D. Dampak negatif dari pemakaian pemutih dan pematang tepung
1. Benzoil peroksida
Studi pada efek jangka panjang dari benzoil peroksida
menyebabkan kekhawatiran tentang potensi menyebabkan kanker kulit
BPO. Kekhawatiran ini sebagian besar didasarkan pada penemuan bahwa
BPO menghasilkan radikal bebas yang telah secara langsung berhubungan
dengan kanker. Sebelum 1991, U. S. Food and Drug Administration telah
diberi label produk yang aman untuk digunakan tanpa khawatir. Dalam
terang penemuan yang menghasilkan radikal bebas, BPO itu dihentikan
pada tahun 1995 oleh FDA untuk status "tidak diketahui keamanan" dan
dibutuhkan label peringatan.
2. Kalium bromat
Kalium bromat dilarang pada beberapa negara karena dianggap
sebagai karsinogen, pemicu kanker. The Centre for Science in teh Public
Interest (CPSI), sebuah lembaga advokasi nutrisi dan kesehatan terkemuka
di Amerika Serikat, mengajukan permohonan kepada food and Drug
Administration (FDA) untuk melarang penggunaan kalium bromat. Di 8
negara-negara Eropa, Inggris, da Kanada, kalium bromat telah dilarang
mulai 1990 an.
3. Asam Askorbat
Manusia lebih banyak menggunakan asam askorbat dalam bentuk
L, bentuk D-asam askorbat hanya dimetabolisme dalam jumlah sedikit.
Manusia tidak dapat mensintesis asam askorbat dalam tubuhnya, karena
tidak memiliki enzim untuk mengubah glukosa atau galaktosa menjadi
asam askorbat. Oleh karena itu asam askorbat harus disuplai dari pangan.
Vitamin C dapat diserap oleh usus dengan cara difusi atau dengan
transport aktif. Efisiensi penyerapan usus menurun dengan meningkatnya
jumlah asam askorbat yang dikonsumsi. Vitamin C yang tidak diserap oleh
usus halus akan dialirkan ke usus besar yang menimbulkan perubahan
tekanan osmotik di dalam usus besar, yang berakibat meningkatnya
terjadinya diare. Kelebihan vitamin C dalam tubuh akan diekskresikan
melalui urine, yaitu bila kadarnya dalam plasma darah lebih tinggi dari
1,2- 1,5 mg/ml
4. Natrium stearoil-2-laktat
Bahan kimia tersebut merupakan garam-garam organik dalam
tubuh akan terurai menjadi ion-ionnya seperti Na+. Dalam jumlah besar,
kelebihan ion Na+ ditemukan dalam jaringan lunak dan cairan tubuh.
Natrium sangat penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa dan
mengaturtekanan osmosis jaringan. Natrium juga berperan aktif dalam
impuls saraf serta adsorbsi gula dan asam amino dari saluran pernafasan.
Konsentrasi Na yang tinggi dapat diekskresikan bersama klor melalui
urine dan keringat.
5. Kalium Klorat
Sejak tahun 1988, Pemerintah Indonesia sudah melarang
penggunaan kalium klorat sebagai bahan tambahan makanan karena
senyawa ini dapat merusak tubuh bahkan kematian. Jika terpapar dalam
jangka waktu lama dapat menyebabkan methemoglobinemia (kelainan
9
dalam darah), kerusakan hati dan ginjal, iritasi pada kulit, mata, dan
saluran pernapasan. Bila dimakan bersamaan dengan produk pangan,
kalium klorat dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan,
gejalanya mual, muntah dan diare. Brominated vegetabl oil, kloramfenikol
dan Nitrofurazon merupakan bahan tambahan yang dilarang
penggunaannya.
6. L-Sistein
L sistein merupakan salah satu asam amino nonesensial yang
berperan dalam pertumbuhan dan pembentukan jaringan tubuh. Kelebihan
L-sistein dapat di ekskresikan dalam urine. Kekurangan L-sistein dapat
menyebabkan kerapukah kuku atau jaringan tanduk, dan alopecia.
E. BATAS MAKSIMAL PENGGUNAAN BAHAN PEMUTIH DAN
PEMATANG TEPUNG
Tabel 1. Batas maksimal Penggunaan Bahan Tambahan Pangan
10
Bab III
Penutup
A. Simpulan
Bahan Pemutih dan Pematang tepung kerapkali digunakan untuk
memperbaiki mutu pemanggangan dan memperbaiki warna bahan
makanan tanpa merusak komposisi bahan makanan. Tepung yang baru
selesai dalam proses penggilingan biasanya berwarna kuning, terlebih jika
tepung tersebut mengalami kerusakan karena proses penyimpanan yang
terlalu lama. Zat pemutih ini berperan memperbaiki warna makanan.
Bahan-bahan yang digunakan sebagai pemutih dan pematang tepung
seperti benzoil peroksida, kalium bromat, asam askorbat, Natrium stearoil-
2-laktat, kalium klorat, dan L-sistein (hidroklorida). Bahan Tambahan
Pangan (BTP) ini memiliki batas penambahan optimum dalam suatu
makanan. Apabila melebihi dari batas yang dijinkan untuk di konsumsi,
maka zat tersebut akan terakumulasi did alma tubuh dalam jangka lama
dan bias menyebabkan berbagai penyakit, seperti halnkanker, kerusakan
hati, kerusakan ginjal, kerapuhan pada kuku dan lain sebagainya.
B. Saran
Dalam pemakaian BTP (Bahan Tambahan Pangan) seharusnya
memperhatikan batas optimum pemakaian. Pemakaian yang berlebihan
dapat menimbulkan penyakit jika zat-zat tersebut terakumulasi dalam
jangka lama di dalam tubuh.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011. Bahan kimia lain dalam makanan bahan pemutih dan pematang
makanan.http://webcache.googleusercontent.com/search. Tanggal akses 8 Maret
2011.
Astawan.2010.Tentang Makanan.http://bloganakfilkom.blogspot.com. diakses tanggal 07
Maret 2011.
Cahyadi, Wisnu.2005. Bahan Tambahan Pangan. Jakarta:Bumi Aksara.
Fardiaz, S. 1997. Penggunaan BPT dalam Makanan Jajanan. Temu Karya Penggunaan
BTP oleh Industri Pangan. Jakarta.
Mahmudin,ahmad.2011.Bahan Pemutih dan pematang
makanan.http://www.google.co.id. tanggal akses 8 Maret 2011.
Malik,Iwan.2011.Macam-macam zat pemutih.http://kafeilmu.co.co.html. 2011. Diekses
tanggal 07 Maret 2011.
Rahayu, WP. 2003. Keamanan Pangan pada Kantin Kampus. Bogor:IPB.
Winarno, F.G. 1997. Naskah Akademis Keamanan Pangan. Bogor: IPB.
12