kim stoi

25
Makalah - Kimia - Stoikiometri I 11.06 | I. PEMBAHASAN Tujuan Percobaan Percobaan ini bertujuan untuk memahami stoikiometri larutan secara umum. Sedangkan tujuan khususya adalah untuk mengukur banyaknya zat yang terlibat pada reaksi dalam larutan dan juga bertujuan agar dapat menuliskan persamaan reaksi dalam larutan. Prinsip Kerja Prinsip kerja yang digunakan adalah mengambil beberapa mL larutan I 2 0,05 M dalam larutan KI 0,1 M dan menambahkan indikator amilum dalam erlenmeyer. Memasang buret pada statif dan klem, mengisi buret dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,05 M sampai skala nol. Mulai mentritasi larutan I 2 tersebut yang telah diberi indikator amilum sampai warna biru menghilang. Mencatat volume larutan Na 2 S 2 O 3 yang diperlukan dan mengulangi langkah tersebut pada volume larutan I 2 yang berbeda. Prinsip Dasar Prinsip dasar yang digunakan dalm percobaan ini adalah konsep mol dan persamaan reaksi. Salah satu aspek penting suatu reaksi kimia adalah hubungan kuantitaif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai reaktan maupun sebagai produk. Bidang yang mengkaji hubungan reaksi santara zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia di sebut stoikiometri.

Upload: rary-ardiyanti-rauf

Post on 09-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

Page 1: kim stoi

Makalah - Kimia - Stoikiometri I 11.06 |

I.              PEMBAHASAN

   Tujuan Percobaan

Percobaan ini bertujuan untuk memahami stoikiometri larutan secara umum. Sedangkan

tujuan khususya adalah untuk mengukur banyaknya zat yang terlibat pada reaksi dalam larutan

dan juga bertujuan agar dapat menuliskan persamaan reaksi dalam larutan.

   Prinsip Kerja

Prinsip kerja yang digunakan adalah mengambil beberapa mL larutan I2 0,05 M dalam

larutan KI 0,1 M dan menambahkan indikator amilum dalam erlenmeyer. Memasang buret pada

statif dan klem, mengisi buret dengan larutan Na2S2O3 0,05 M sampai skala nol. Mulai mentritasi

larutan I2 tersebut yang telah diberi indikator amilum sampai warna biru menghilang. Mencatat

volume larutan Na2S2O3 yang diperlukan dan mengulangi langkah tersebut pada volume larutan

I2 yang berbeda.

   Prinsip Dasar

Prinsip dasar yang digunakan dalm percobaan ini adalah konsep mol dan persamaan reaksi.

Salah satu aspek penting suatu reaksi kimia adalah hubungan kuantitaif antara zat-zat yang

terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai reaktan maupun sebagai produk. Bidang yang mengkaji

hubungan reaksi santara zat-zat yang terlibat dalam suatu reaksi kimia di sebut stoikiometri.

Stoikiometri adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari

komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. Pada stoikiometri I ini masalh yang dibahas adalah

konsep mol dan persamaan reaksi.

1.      Konsep mol

Mol merupakan satuan jumlah zat. Mol berhubungan dengan bilangan yang sangat besar

yaitu 6,02.10 23 yang disebut bilangan Avogadro.

  Hubungan Mol dengan partikel

Jumlah partikel   =   mol x bilangan Avogadro

                                       =    mol x 6,02.10 23

Page 2: kim stoi

  Hubungan mol dengan massa unsur

Mol      =     gram / (Ar / Mr )

            Ar   =   massa atom relatif unsur

            Mr  =   massa molekul relatif unsur

  Hubungan mol dengan volume

Jika diketahui volume gas pada keadaan STP yaitu bahwa 1 mol gas volumenya 22,4

Liter.

            Volume STP    =    mol x 22,4

Hubungan di atas bisa dilihat pada bagian dibawah ini:

  Molaritas (M)

Adalah jumlah mol zat terlarut dalam setiap satu liter larutan. Molaritas dapat dinyatakan

dengan rumus:

            M = mol / V    atau     M  =  gram x 1000 / Mr x pelarut

Disamping hal diatas, juga digunakan hukum-hukum dasar kimia dalam stoikiometri antara lain :

Page 3: kim stoi

MAKALAH STOIKIOMETRI

MAKALAH STOIKIOMETRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah membahas masalah struktur atom, tabel periodik dan ikatan kimia, maka timbul

permasalahan tentang reaksi antar atom dengan suatu persamaan yakni tentang perubahan suatu

materi menjadi materi lain. Kajian reaksi kimia secara kuantitatif dapat memberi informasi yang lebih

jelas tentang perubahan kimia yang terjadin dan perubahan ini mengikuti hukukm-hukum dasar ilmu

kimia. Bidang kimia yang membicarakan hubungan-hubungan kuantitatif antara preaksi dan hasil reaksi

dikenal dengan stoikiometri.

Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, stoicheion (unsur) dan metron (pengukuran). Pada

pokok pembahasan ini akan dibicarakan masalah yang berhubungan dengan :

1. Hukum-hukum dasar ilmu kimia

2. Massa atom relatif dan massa rumus relatif

3. Konsep mol

4. Cara menyatakan konsentrasi

5. Persamaan dan hasil reaksi

B. Tujuan

Tujuan mempelajari Stoikiometri adalah untuk mennetukan titik stoikiometri suatu reaksi

dengan lebih mudah.

Page 4: kim stoi

BAB II

PEMBAHSAN

STOIKIOMETRI

A. Tata Nama Senyawa

1. Tata Nama Senyawa Anorganik

Tata nama senyawa anorganik secara umum dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

a. Penamaan Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri atas dua jenis unsur.

Senyawa Biner Ionik

Senyawa biner dari logam dan logam merupakan senyawa ion. Senyawa ion terdiri dari ion

positif (kation) yang merupakan ion logam dan ion negatif (anion) yang merupakan ion nonlogam.

Tabel Kation dan anion dari Senyawa Biner Logam dan Nonlogam

Jenis Ion Rumus Ion Nama Ion Rumus Ion Nama Ion

Kation Na+ Natrium Fe3+ Besi (III)

K+ Kalium Cu+ Tembaga (I)

Mg2+ Magnesium Cu2+ Tembaga (II)

Ca2+ Kalsium Co2+ Kobalt (II)

Ba2+ Barium Co3+ Kobalt (III)

Al3+ Aluminium Sn2+ Timah (II)

Ni2+ Nikel Sn4+ Timah (IV)

Zn2+ Seng Pb2+ Timbel (II)

Page 5: kim stoi

Ag+ Perak Pb4+ Timbel (IV)

Anion F- Fluorida H- Hidrida

Cl- Klorida O2- Oksida

Br- Bromida S2- Sulfida

I- Iodida N3- Nitrida

Senyawa biner logam dan nonlogam bersifat netral (tak bermuatan), artinya besar muatan kation dan

anion adalah sama atau jumlah muatan kation dan anion dalam senyawa adalah nol.

Secara Umum : Ay+AxByBx-

Ion Ay+ berikatan dengan ion Bx- membentuk senyawa ionik AxBy , yaitu muatan ion Ay+ menjadi indeks

B dan muatan Bx- menjadi indeks A.

Aturan penulisan dan dan penamaan senyawa biner logam dan nonlogam ini adalah sebagai

berikut :

1) Penulisan rumus senyawa, kation di depan dan kation di belakang.

2) Logam yang hanya mempunyai satu muatan ion (muatan listrik), penamaan senyawanya

adalah nama ion logam di depan dan nama ion nonlogam di belakang. Logam yamg seperti ini adalah

logam alkali (IA), alkali tanah (IIA), dan alumunium.

3) Logam yang mempunyai beberapa muatan ion (muatan listrik), Penamaan senyawanya

adalah nama ion logam di depan disertai dengan menuliskan muatan ionnya dengan angka romawi

dalam tanda kurung, sedangkan nama ion nonlogam di belakang.

Senyawa yang termasuk ke dalam senyawa biner logam dan nonlogam, yaitu ;

1) Senyawa Garam

Senyawa garam diperoleh dari reaksi antara asam dengan basa. Senyawa Garam dirumuskan sebagai

berikut.

Senyawa garam tersebut dibentuk dari ion logam Ly+ dan ion sisa asam Ax- membentuk senyawa garam

LxAy

Page 6: kim stoi

2) Oksidasi Logam (Oksidasi Basa)

Oksidasi logam adalah merupakan oksidasi pembentuk basa dalam air. Rumus Oksidasi logam adalah

sebagai berikut.

Senyawa oksidasi logam tersebut dibentuk dari ion logam Ly+ dan ion Ox- membentuk senyawa oksida

logam.

Tabel Nama Oksidasi Logam dan Basa yang Dibentuk

Oksidasi Logam Nama Oksidasi Logam Basa yang dibentuk

Li2O Litium Oksida LiOH

Na2O Natrium oksida NaOH

K2O Kalium oksida KOH

MgO Magnesium oksida Mg(OH)2

SrO Stronsium oksida Sr(OH)2

BaO Barium oksida Ba(OH)2

Al2O3 Aluminium oksida Al(OH)3

Cr2O3 Kromium (III) oksida Cr(OH)3

FeO Besi (II) oksida Fe(OH)2

Fe2O3 Besi (III) oksida Fe(OH)3

Senyawa Biner Nonlogam dan nonlogam (Senyawa Kovalen)

Senyawa biner nonlogam dengan nonlogam merupakan senyawa kovalen. Partikel terkecil dari

senyawa ini adalah molekul. Senyawa Kovalen dapat dirumuskan sebagai berikut.

A dan B merupakan unsur nonlogam. Unsur A lebih cenderung bermuatan positif dan unsur B

lebih cenderung bermuatan negatif. Huruf x adalah indeks unsur A, yaitu jumlah atom A penyusun

molekul AxBy. Huruf y adalah indeks unsur B, yaitu jumlah atom B penyusun molekul AxBy.

Pembentukan molekul senyawa AxBy berdasarkan pemakaian bersama pasangan elektron.

Page 7: kim stoi

Penulisan dan aturan penamaan senyawa biner antara nonlogam dan nonlogam (senyawa

kovalen) adalah sebagai berikut.

1) Untuk atom yang cenderung bermuatan positif ditulis di depan dan atom yang cenderung bermuatan

negatif ditulis di belakang.

Contoh: N dengan O, rumus senyawanya N2O bukan ON2

2) Untuk senyawa nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa, penamaannya adalah dengan

menyebutkan nama kedua unsur tersebut dan unsur yang kedua diberi akhiran ida.

Contoh:

HCL : Hidrogen Klorida

H2S : Hidrogen Sulfida

3) Untuk senyawa nonlogam yang dapat membentuk dua atau lebih senyawa, penamaannya seperti

penamaan di atas, tetapi masing-masing diberi awalan yang menyatakan jumlah atom tiap unsur dan

diakhiri dengan ida. Awalan tersebut merupakan angka indeks bahasa Yunani.

4) Senyawa yang sudah umum dan terkenal tidak mengikuti aturan di atas.

Contoh :

H2O : Air

NH3 : Amonia

Senyawa biner kovalen terdiri atas senyawa asam monoksi dan oksida nonlogam.

1) Senyawa Asam Nonoksi

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dapat melepas ion H+ dalam air. Asam seperti ini

dinamakan asam nonoksi Karena tidak mengandung oksida asam. Sebaliknya, asam oksida adalah asam

yang mengandung oksida asam.

Penamaan senyawa asam nonoksi dapat dituliskan sebagai berikut.

Contoh :

HF : asam florida

HCl : asam klorida

Hbr : asam bromida

HI : Asam Ionida

Catatan :

Page 8: kim stoi

HCN bukanlah senyawa biner, tetapi penamaannya sama seperti asam nonoksi. Penamaan HCN adalah

asam sianida.

2) Oksida Nonlogam

Oksida adalah senyawa dari suatu unsur dengan oksigen. Oksida nonlogam adalah oksida unsur

nonlogam yang jika dilarutkan dalam air membentuk senyawa asam. Oksida nonlogam disebut juga

oksida asam. Akan tetapi, tidak semua oksida nonlogam termasuk oksida asam. Rumus umum oksida

nonlogam adalah sebagai berikut.

Penamaan oksida nonlogam ini sudah dijelaskan pada penamaan senyawa biner nonlogam dan

nonlogam.

oksida nonlogam Nama oksida nonlogam Asam yang dibentuk

SO2 belerang dioksida H2SO3

SO3 belerang trioksida H2SO4

N2O3 Dinitrogen trioksida HNO2

N2O5 Dinitrogen pentaoksida HNO3

P2O3 Difosfor trioksida H3PO3

P2O5 Difosfor pentaoksida H3PO4

Penamaan Senyawa Poliatom

Senyawa Poliatom adalah senyawa yang disusun oleh lebih dari dua jenis unsur. Senyawa poliatom

terdiri dari :

Senyawa Poliatom Ionik

Senyawa poliatom ionik adalah senyawa poliatom yang partikel terkecilnya merupakan ion.

Senyawa poliatom ionic terdiri dari kation dan anion yaitu :

1. Senyawa Garam Poliatom

Senyawa Garam Poliatom adalah senyawa garam yang kation atau anionnya merupakan ion

poliatom.

2. Senyawa Basa

Page 9: kim stoi

Menurut Arrhenius, basa adalah zat yang dapat melepaskan ion OH- dalam air. Larutan basa

rasanya agak pahit dan bersifat kausatik (licin seperti sabun). Senyawa basa merupakan senyawa ion

yang terdiri dari kation logam dan anion OH- (kecuali NH4OH). Senyawa basa dapat dirumuskan sebagi

berikut.

L : logam

OH-: hidroksida (pembawa sifat basa)

x : valensi basa ( sama dengan bilangan oksida L)

Penamaan senyawa basa adalah sebagai berikut:

Ø Senyawa basa yang dibentuk oleh logam yng mempunyai muatan ion tunggal.

Misalnya alkali, alkali tanah , dan alumunium. Penamaan senyawanya dirumuskan

sebagai berikut:

Basa yang dibentuk oleh logam yang mempunyai beberapa muatan ion, penamaan senyawanya

dirumuskan sebagai berikut :

Senyawa Poliatom Kovalen

Senyawa poliatom kovalen adalah senyawa poliatom yang partikel terkecilnya adalah molekul.

Senyawa yang termasuk ke dalam senyawa poliatom kovalen adalah senyawa asam oksi.

Penamaan senyawa asam oksi adalah sebagai berikut.

1) Unsur nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa, senyawanya berakhiran-at.

2) Unsur nonlogam yang membentuk dua jenis asam, asam yang mempunyai oksigen banyak

berakhiran–at.

3) Asam oksi halogen adalah asam yang mempunyai oksida asam dan merupakan oksida halogen. Secara

sederhana, asam oksi halogen berarti asam yang atom pusatnya adalah unsure halogen. Penamaan

asam oksida halogen tergantung pada bilangan oksidasi atau jumlah oksigennya.

2. Tata Nama Senyawa Organik

a. Senyawa Hidrokarbon Sederhana

Page 10: kim stoi

Senyawa hidrokarbon masih diklasifikasikan menjadi alkana, alkena, dan alkuna. Pembagian senyawa

tersebut didasarkan pada ada tidaknya ikatan rangkap dalam senyawa hidrokarbon.

Tata nama IUPAC untuk senyawa alkena dan alkuna didasarkan pada tata nama alkana dengan jumlah

atom C yang bersesuaian dengan mengubah akhirannya sesuai dengan nama masing-masing senyawa.

Perbandingan Nama-Nama Senyawa Organik Sederhana

Jumlah atom C Nama Alkana Nama Alkena Nama Alkuna

1 Metana - -

2 Etana Etena Etuna

3 Propana Propena Propuna

4 Butana Butena Butuna

5 Pentana Pentena Pentuna

6 Heksana Heksena Heksuna

7 Heptana Heptena Heptuna

8 Oktana Oktena Oktuna

9 Nonana Nonena Nonuna

10 Dekana Dekena Dekuna

b. Senyawa Alkohol Sederhana

Tata nana senyawa alkohol hampir sama dengan tata nama senyawa hidrokarbon sederhana.

Penamaannya, senyawa alkohol sederhana adalah sebagai berikut.

CH3OH : Metanol

C2H5OH : Etanol

C3H7OH : Propanol

Page 11: kim stoi

c. Senyawa Asam Organik

Asam organik atau asam karboksilat berdasarkan IUPAC dinamakan asam alkanoat. Rumus umumnya

adalah R-COOH. Penamaan diurutkan sebagai berikut.

R (alkil) adalah alkana yang kehilangan satu atom H.

C. Hukum – hukum Dasar Kimia

HUKUM KEKEKALAN MASSA (HUKUM LAVOISIER)

"Massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap".

Contoh:

hidrogen + oksigen = hidrogen oksida

(4g) (32g) (36g)

HUKUM PERBANDINGAN TETAP (HUKUM PROUST)

"Perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah tetap".

Contoh:

a. Pada senyawa NH3 : massa N : massa H

1 Ar . N : 3 Ar . H = 1 (14) : 3 (1) = 14 : 3

b. Pada senyawa SO3 : massa S : massa 0

= 1 Ar . S : 3 Ar . O

= 1 (32) : 3 (16)

= 32 : 48

= 2 : 3

Keuntungan dari hukum Proust:

Page 12: kim stoi

bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur yang membentuk senyawa tersebut

maka massa unsur lainnya dapat diketahui.

HUKUM PERBANDINGAN BERGANDA = HUKUM DALTON

"Bila dua buah unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa untuk massa salah satu unsur yang

sama banyaknya maka perbandingan massa unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat dan

sederhana".

Contoh:

Bila unsur Nitrogen den oksigen disenyawakan dapat terbentuk,

NO dimana massa N : 0 = 14 : 16 = 7 : 8

NO2 dimana massa N : 0 = 14 : 32 = 7 : 16

Untuk massa Nitrogen yang same banyaknya maka perbandingan massa Oksigen pada senyawa NO :

NO2 = 8 :16 = 1 : 2

HUKUM-HUKUM GAS

Untuk gas ideal berlaku persamaan : PV = nRT

dimana:

P = tekanan gas (atmosfir)

V = volume gas (liter)

n = mol gas

R = tetapan gas universal = 0.082 lt.atm/mol Kelvin

T = suhu mutlak (Kelvin)

Perubahan-perubahan dari P, V dan T dari keadaan 1 ke keadaan 2 dengan kondisi-kondisi tertentu

dicerminkan dengan hukum-hukum berikut:

Page 13: kim stoi

HUKUM BOYLE

Hukum ini diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan

T1 = T2 ; sehingga diperoleh : P1 V1 = P2 V2

HUKUM GAY-LUSSAC

"Volume gas-gas yang bereaksi den volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan tekanan yang

sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana".

Jadi untuk: P1 = P2 dan T1 = T2 berlaku : V1 / V2 = n1 / n2

HUKUM BOYLE-GAY LUSSAC

Hukum ini merupakan perluasan hukum terdahulu den diturukan dengan keadaan harga n = n2 sehingga

diperoleh persamaan:

P1 . V1 / T1 = P2 . V2 / T2

HUKUM AVOGADRO

"Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama mengandung jumlah mol yang sama.

Dari pernyataan ini ditentukan bahwa pada keadaan STP (0o C 1 atm) 1 mol setiap gas volumenya 22.4

liter volume ini disebut sebagai volume molar gas.

C. Persamaan Reaksi

Persamaan reaksi mempunyai sifat :

1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu sama

2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu sama

Page 14: kim stoi

3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus yang berwujud gas perbandingan

koefisien juga menyatakan perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama)

Langkah-Langkah Penulisan Persamaan Reaksi

a. Nama-nama reaktan dan hasil reaksi dituliskan. Penulisan ini disebut

persamaan sebutan.

b. Tuliskan persamaan reaksi dengan menggunakan lambang-lambang, yaitu

rumus-rumus kimia zat, dan wujud reaksi. Penulisan ini disebut persamaan kerangka.

c. Setarakan persamaan kerangks tersebut sehingga diperoleh persamaan

reaksi setara yang disebut persamaan kimia.

Penyetaraan persamaan reaksi

Penyetaraan persamaan raksi sesuai dengan hukum kekebalan reaksi Lavoisier dan teori atom

Dalton. Menurut hukum Lavoisier, pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa. Artinya, jumlah dan

jenis atom di ruas kiri (reaktan) sama dengan jumlah dan jenis atom di ruas kanan (hasil reaksi). Sesuai

teori atom Dalton, dalam reaksi kimia tidak ada atom yang hilang atau tercipta, yang terjadi hanyalah

penataan ulang atom-atom reaktan membentuk susunan baru, yaitu hasil reaksi. Agar jenis dan jumlah

atom di ruas kiri sama dengan di ruas kanan, persamaan reaksi disetarakan (diseimbangkan) dengan

cara mengatur angka di depan reaktan dan hasil reaksi. Angka yang diberikan di depan reaktan dan hasil

reaksi disebut koefisien. Angka satu sebagai koefisien tidak dituliskan. Oleh karena itu persamaan reaksi

dapat dituliskan sebagai berikut.

Tahap-tahap penyetaraan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan:

1. Tuliskan persamaan kerangka, yaitu persamaan reaksi yang belum setara, dengan reaktan di ruas kiri

dan hasil reaksi di ruas kanan.

2. Tetapkan koefisien zat/senyawa yang lebih rumit adalah satu.

3. Setarakan reaksi dengan mengatur koefisien reaktan dan hasil reaksi yang lain.

D. Konsep Mol

Page 15: kim stoi

mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau molekul-molekulnya sebesar

bilangan Avogadro dan massanya = Mr senyawa itu.

Jika bilangan Avogadro = L maka :

L = 6.023 x 1023

1 mol atom = L buah atom, massanya = Ar atom tersebut.

1 mol molekul = L buah molekul massanya = Mr molekul tersebut.

Massa 1 mol zat disebut sebagai massa molar zat.

Masa Atom dan Masa Rumus

1) Massa Atom

Massa atom didefinisikan sebagai massa suatu atom dalam satuan atomic mass unit (amu) atau satuan

massa atom (sma). Satu amu didefinisikan sebagai 1/12 kali massa satu atom C-12. Karbon-12 adalah

salah satu isotop karbon yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini dijadikan sebagai standar

pembanding sebab unsur ini memiliki sifat yang sangat stabil dengan waktu paruh yang panjang. Dengan

menetapkan massa atom C-12 sebesar 12 sma, kita dapat menentukan massa atom unsur lainnya.

Sebagai contoh, diketahui bahwa satu atom hidrogen hanya memiliki massa 8,4% dari massa satu atom

C-12. Dengan demikian, massa satu atom hidrogen adalah sebesar 8,4% x 12 sma atau 1,008 sma.

Dengan perhitungan serupa, dapat diperoleh massa satu atom oksigen adalah 16,00 sma dan massa satu

atom besi adalah 55,85 sma. Hal ini berarti bahwa satu atom besi memiliki massa hampir 56 kali massa

satu atom hidrogen.

2) Massa Atom Relatif (Ar)

Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat penimbang massa atom, karena atom

berukuran sangat kecil. Massa atom unsur ditentukan dengan cara membandingkan massa atom rata-

rata unsur tersebut terhadap 1/12 massa rata-rata satu atom karbon 12 sehingga massa atom yang

diperoleh adalah massa atom relatif (Ar).

3) Massa Molekul Relatif

Page 16: kim stoi

Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya dinyatakan dalam massa molekul relatif

(Mr). Pada dasarnya massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul unsur

atau senyawa dengan 1/12 massa rata-rata satu atom karbon-12.

Jenis molekul sangat banyak, sehingga tidak ada tabel massa molekul relatif. Akan tetapi, massa molekul

relatif dapat dihitung dengan menjumlahkan massa atom relatif atom-atom pembentuk molekulnya.

Mr = ∑Ar

Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul, melainkan pasangan ion-ion, misalnya NaCl

maka Mr senyawa tersebut disebut massa rumus relatif. Massa rumus relatif dihitung dengan cara yang

sama dengan seperti perhitungan massa molekul relatif, yaitu dengan menjumlahkan massa atom relatif

unsur-unsur dalam rumus senyawa itu.

4) Massa Molar

Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zat yang mengandung partikel (atom, molekul, ion)

sebanyak atom yang terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 (karbon-12, C-12).

Sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram. Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa

molar sama dengan massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang dinyatakan

dalam gram.

Massa molar = Mr atau Ar suatu zat (gram)

5) Volume Molar

Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada suhu 0°C (273 K) dan tekanan 1 atmosfir

(76cmHg) didapatkan tepat 1 liter oksigen dengan massa 1,3286 gram. Karena volume gas oksigen (O2)

= 1 liter, pengukuran dengan kondisi 0°C (273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76cmHg) disebut juga keadaan

STP (Standard Temperature and Pressure). Pada keadaan STP, 1 mol gas oksigen sama dengan 22,3 liter.

Avogadro yang menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang bervolume sama

mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah molekul sama maka jumlah molnya akan sma.

Sehingga, pada suhu dan tekanan yang sama, apabila jumlah mol gas sama maka volumenya pun akan

sama. Keadaan standar pada suhu dan tekanan yang sma (STP) maka volume 1 mol gas

apasaja/sembarang berharga sama yaitu 22,3 liter. Volume 1 mol gas disebut sebagai volume molar gas

(STP) yaitu 22,3 liter/mol.

Page 17: kim stoi

Persamaan gas ideal

Persamaan gas ideal dinyatakan dengan:

PV=nRT

keterangan:

P; tekanan gas (atm)

V; volume gas (liter)

N; jumlah mol gas

R; tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)

T; temperatur mutlak (Kelvin)

Gas Pada Suhu dan Tekanan Sama

Avogadro melalui percobaannya menyatakan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang

bervolume sama mengandung jumlah molekul yang sama. Apabila jumlah molekulnya sama maka

jumlah molnya sama. Jadi pada suhu dan tekanan yang sama perbandingan mol gas sama dengan

perbandingan volume gas. Maka, rumus Molekul dan rumus empiris.

Rumus kimia menunjukkan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-masing unsur yang terdapat

dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.

Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul.

“Rumus empiris, rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur yang

menyusun senyawa”

Rumus molekul, rumus yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-unsur yang menyusun satu

molekul senyawa.

MENENTUKAN RUMUS KIMIA HIDRAT (AIR KRISTAL)

Hidrat adalah senyawa kristal padat yang mengandung air kristal (H2O). Rumus kimia senyawa kristal

Page 18: kim stoi

padat sudah diketahui. Jadi pada dasarnya penentuan rumus hidrat adalah penentuan jumlah molekul

air kristal (H2O) atau nilai x.

Secara umum, rumus hidrat dapat ditulis sebagai :

Rumus kimia senyawa kristal padat : x.H2O

Molaritas

Larutan merupakan campuran antara pelarut dan zat terlarut. Jumlah zat terlarut dalam larutan

dinyatakan dalam konsentrasi. Salah satu cara untuk menyatakan konsentrasi dan umumnya digunakan

adalah dengan molaritas (M). molaritas merupakan ukuran banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter

larutan.

pengenceran dilakukan apabila larutan terlalu pekat. Pengenceran dilakukan dengan penambahan air.

Pengenceran tidak merubah jumlah mol zat terlarut. Sehingga,

V1 M1 = V2 M2

keterangan:

V1 = volume sebelum pengenceran

M1 = molaritas sebelum pengenceran

V2 = volume sesudah pengenceran

M2 = molaritas sesudah pengenceran

Pembuatan Larutan

PEREAKSI PEMBATAS

Di dalam suatu reaksi kimia, perbandingan mol zat-zat pereaksi yang dicampurkan tidak selalu sama

dengan perbandingan koefisien reaksinya. Hal ini berarti bahwa ada zat pereaksi yang akan habis

bereaksi lebih dahulu.

X + 2Y...... ......XY2

Page 19: kim stoi

Gambar : Pereaksi Pembatas

Reaksi di atas memperlihatkan bahwa menurut koefisien reaksi, 1 mol zat X membutuhkan 2

mol zat Y. Gambar di atas menunjukkan bahwa 3 molekul zat X direaksikan dengan 4 molekul zat Y.

Setelah reaksi berlangsung, banyaknya molekul zat X yang bereaksi hanya 2 molekul dan 1 molekul yang

tersisa, sedangkan 4 molekul zat Y habis bereaksi. Maka zat Y ini disebut pereaksi pembatas.

Pereaksi pembatas merupakan reaktan yang habis bereaksi dan tidak bersisa di akhir reaksi.

Dalam hitungan kimia, pereaksi pembatas dapat ditentukan dengan cara membagi semua mol reaktan

dengan koefisiennya, lalu pereaksi yang mempunyai nilai hasil bagi terkecil, merupakan pereaksi

pembatas.

BAB IV

P E N U T U P

A. Kesimpulan

Berdasarkan teori-teori yang telah tersebutkan didalam makalah ini dan apabila pembaca telah

membaca makalah ini maka dapat mengetahui bahwa :

1. Tata nama senyawa bertujuan untuk member identitas suatu senyawa sehingga dapat

membedakan senyawa tersebut dari senyawa lain.

2. Senyawa biner adalah senyawa yang terdiri atas dua jenis unsur. Senyawa biner antara unsur

logam dan nonlogam merupakan senyawa ion, sedangkan senyawa biner antara unsur

nonlogam dan nonlogam merupakan senyawa kovalen

3. Senyawa asam yang tidak mempunyai oksida asam disebut senyawa asam nonoksi.

4. Oksidasi nonlogam adalah oksidasi unsure nonlogam yang jika dilarutkan ke dalam air

membentuk senyawa asam.

Page 20: kim stoi

5. Senyawa poliatom ionik adalah senyawa garam yang kation dan anionnya merupakan ion

poliatom.

6. Senyawa basa merupakan senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH-.

7. Penamaan senyawa basa yang dibentuk oleh logam yang mempunyai bilangan oksidasi tungal.

8. Asam oksi halogen adalah asam yang mempunyai oksida asam dan merupakan oksida halogen.

9. Senyawa-senyawa organik yang hanya terdiri dari unsur karbon (C) dan hidrogen (H) disebut

senyawa hidrokarbon .

10. Menurut persamaan umum gas, volume suatu gas berbanding lurus dengan jumlah mol gas dan

temperatur mutlak, tetapi berbanding terbalik dengan tekanan gas.