kelompok 6 kim. industri

62
TUGAS MAKALAH KIMIA INDUSTRI TENTANG INDUSTRI PULP DAN KERTAS Disusun Oleh : FITRIA AFRIANI G1C012012 HUJANI OLTANTIA G1C012013 LILI NURMALASARI G1C012019 NURUL QAMRI G1C012025 NASRUDIN G1C010 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MATARAM

Upload: oltantia

Post on 17-Dec-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

industri

TRANSCRIPT

TUGAS MAKALAHKIMIA INDUSTRITENTANGINDUSTRI PULP DAN KERTAS

Disusun Oleh :

FITRIA AFRIANI G1C012012HUJANI OLTANTIA G1C012013LILI NURMALASARI G1C012019NURUL QAMRI G1C012025NASRUDIN G1C010

PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS MATARAM2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas limpahan nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah ini yang berjudulIndustri Pulp dan Kertas. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Kimia Industri yang telah diberikan.Kami menyadari sepenuhnya, dalam penyusunan makalah ini jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini tidak lain karena keterbatasan kami dalam mencari sumber-sumber yang dapat dijadikansebagai referensi dan juga keterbasan pengetahuan yang kami miliki.Kami sangat berharap makalah inidapat bermanfaat bagi kami dan pembaca. Oleh karena itu kepada semua pihak kiranya dapat memberikan kritik dan saran demi perbaikan penulisan makalah ini.

Mataram, 13 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................Daftar Isi..............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.....................................................................................31.2 Rumusan Masalah................................................................................31.3 Tujuan Makalah....................................................................................3BAB II PEMBAHASAN2.1 Sejarah industri pulp dan kertas...........................................................52.2 Bahan baku pembuatan pulp dan kertas...............................................72.3 Proses pembuatan pulp dan kertas.......................................................122.4 Manfaat pulp dan kertas......................................................................31BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan...........................................................................................403.2 Saran.....................................................................................................40DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangAgroindustri merupakan salah satu sektor industri yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Hal ini disebabkan karena produk agroindustri memiliki nilai tambah yang lebih tinggi dibandingkan dengan sektorlain. Salah satu sektor agroindustri yang berkembang pesat di Indonesia pada saat ini adalah industri pulp dan kertas. Produksi pulp yang dihasilkan Indonesia pada tahun 1993 yaitu sebesar 900 ribu M.ton, kemudian pada tahun 2000 mengalami peningkatan lagi menjadi 4,089 juta M.ton atau nilainya meningkat sebesar 50,57% per tahun. Sementara itu produksi kertas pada tahun 1993 adalah sebesar 2,572juta M.ton dan pada tahun 2000 meningkat menjadi 6,849 juta M.ton atau nilainya meningkat sebesar 23,71 % per tahun (Biro Pusat Statistik, 2009).Peningkatan produksi pulp dan kertas menyebabkan peningkatan nilai tambah.Pada tahun 1990 nilai tambah dari industri ini sebesar 820,90 milyar, meningkat menjadi 21045,48 milyar pada tahun 2002, atau nilainya meningkatsebesar 213,64% per tahun (Biro Pusat Statistik, 2009). Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penyumbang devisa terbesar. Pada tahun 2003 industri ini menyumbangkan devisa sebesar US$2029,60 juta dan nilainya meningkat menjadi US$ 3923,12 juta pada tahun 2008 atau rata-rata sebesar 18,66 % per tahun. Sejak tahun 2005 nilai ekspor pulp dan kertas nilainya lebih besar bila dibandingkan nilai impornya. (Biro Pusat Statistik, 2009).Pertumbuhan sektor industri pulp dan kertas yang pesat memungkinkan bermunculannya perusahaan-perusahaan besar yang memiliki modal yang kuatdan berskala besar. Dalam kenyataannya, perusahaan-perusahaan besar yang bermodal kuat ini akan memiliki kekuatan yang besar di dalam pasar. Kekuatan ini bisa diperoleh karena perusahaan-perusahaan mempunyai kemampuan untuk memanfaatkan kebijakan proteksi dan penanaman modal asing.Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut untuk mengetahui lebih lanjut mengenai industri pulp dankertas, maka dibuatlah makalah ini.

1.2 RumusanMasalahAdapun rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :1. Bagaimanakah sejarah perkembangan industri pulp dan kertas?2. Apa sajakah bahan baku yang digunakan dalam industri pulp dan kertas?3. Bagaimanakah proses pengolahan industri pulp dan kertas?4. Apakah manfaat dari industri pulp dan kertas?

1.3 TujuanMakalahAdapun tujuan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :1. Mengetahui sejarah perkembangan industri pulp dan kertas?2. Mengetahui bahan baku yang digunakan dalam industri pulp dan kertas?3. Menjelaskan proses pengolahan industri pulp dan kertas?4. Menjelaskan manfaat dari industri pulp dan kertas?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Sejarah industri pulp dan kertasKertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet. Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, Prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah Nusantara beberapa abad lampau.Peradaban Mesir Kuno menyumbangkan papirus sebagai media tulis menulis. Penggunaan papirus sebagai media tulis menulis ini digunakan pada peradaban Mesir Kuno pada masa Wangsa Firaun kemudian menyebar ke seluruh Timur Tengah sampai Romawi di Laut Tengah dan menyebar ke seantero Eropa, meskipun penggunaan papirus masih dirasakan sangat mahal. Dari kata papirus (papyrus) itulah dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa Belanda, bahasa Jerman, bahasa Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol yang berarti kertas. Tercatat dalam sejarah adalah peradaban Cina yang menyumbangkan kertas bagi Dunia. Adalah Tsai Lun yang menemukan kertas dari bahan bambu yang mudah didapat di seantero China pada tahun 101 Masehi. Penemuan ini akhirnya menyebar ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya bangsa-bangsa China ke timur dan berkembangnya peradaban di kawasan itu meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas merupakan hal yang sangat rahasia.Pada akhirnya, teknik pembuatan kertas tersebut jatuh ketangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Talas pada tahun 751 Masehi dimana para tawanan-tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang Arab sehingga pada zaman Abbasiyah, muncullah pusat-pusat industri kertas baik di Bagdad maupun Samarkand dan kota-kota industri lainnya, kemudian menyebar ke Italia dan India, lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan orang-orang Spanyol serta ke seluruh dunia.Pada tahun 1799, seorang Prancis bernama Nicholas Louis Robert menemukan proses untuk membuat lembaran-lembaran kertas dalam satu wire screen yang bergerak, dengan melalui perbaikan-perbaikan alat ini kini dikenal sebagai mesin Fourdrinier. Penemuan mesin silinder oleh John Dickinson di tahun 1809 telah menyebabkan meningkatnya penggunaan mesin Fourdrinier dalam pembuatan kertas-kertas tipis. Tahun 1826, steam cylinder untuk pertama kalinya digunakan dalam pengeringan dan pada tahun 1927 Amerika Serikat mulai menggunakan mesin Fourdrinier.Peningkatan produksi oleh mesin Fourdrinier dan mesin silinder telah menyebabkan meningkatnya kebutuhan bahan baku kain bekas yang makin lama makin berkurang. Tahun 1814, Friedrich Gottlob Keller menemukan proses mekanik pembuatan pulp dari kayu, tapi kualitas kertas yang dihasilkan masih rendah. Sekitar tahun 1853-1854, Charles Watt dan Hugh Burgess mengembangkan pembuatan kertas dengan menggunakan proses soda. Tahun 1857, seorang kimiawan dari Amerika bernama Benjamin Chew Tilghman mendapatkan British Patent untuk proses sulfit. Pulp yang dihasilkan dari proses sulfit ini bagus dan siap diputihkan. Proses kraft dihasilkan dari eksperimen dasar oleh Carl Dahl pada tahun 1884 di Danzig. Proses ini biasa disebut proses sulfat, karena Na2SO4 digunakan sebagai make-up kimia untuk sisa larutan pemasak.

2.2 Bahan baku industry pulp dan kertas

A. Bahan BakuBahan dasar pembuatan kertas adalah selulosa, suatu produk fotosintesa tumbuh-tumbuhan, yang berarti bahwa produksi kertas menggunakan bahan baku yang senantiasa dapat diperbaharui (renewable rescurce). Selulosa ini adalah polisakarida (C6H10O5)n yang berupa serat dan berwarna putih ( n = 250-1500 ). Adapun rumus bangunnya sebagai berikut :

Atas dasar kelarutannya dalam larutan NaOH 17,5% dikenal 3 jenisselulosa, yaitu :a. - selulosa, tidak larut dalam pelarut tersebut pada 200C.b. - selulosa, larut dan mengendap lagi bila ditambahkan asam.c. - selulosa, larut dan mengendap bila ditambah alkohol.

Bahan pembuat kertas adalah - selulosa, sedangkan yang larut (- selulosa, - selulosa, pentosa, heksosa, dan lain-lain) disebut hemiselulosa. Sifat kimia selulosa sesuai dengan gugus aktif alkohol yang demikiannya (dapat mengalami oksidasi), dan derajat polimerisasinya (panjang serat). Semakin panjang rantai selulosa semakin kuat dan tahan degradasi baik secara panas, kimia maupun biologis. Sedangkan sifat fisiknya tergantung dari dimensi serat (panjang rantai 500-1000 A, lebar 9 A, tebal 4,7 A), semakin panjang semakin kuat.Beberapa contoh jenis serat yang dapat diperoleh di indonesia adalah sebagai berikut :

Karakteristik SeratBambuKayu LunakKayu KertasBagaseJerami

Panjang seratDiameter serat% Abu% Lignin% Pentosan% Selulosa3 - 4141 - 322 - 3016 - 2050 - 521,6 - 2,732 - 43126 - 306 - 940 450,7 - 1,620 - 40118 - 2516 - 1838 - 491,720219 - 2130 - 3240 431,58,510 - 1514 - 21

30 38

Pada proses pembuatan pulp dan kertas, bahan baku yang digunakan adalah kayu. Kualitas pulp sangat ditentukan oleh jenis kayu yang digunakan. Diharapkan jenis kayu yang digunakan untuk menghasilkan kualitas pulp yang bagus adalah kayu yang mempunyai kandungan selulosa yang tinggi, lignin yang rendah, tidak rapuh, tidak banyak getah dan tidak berkulit tebal.Dalam proses pembuatan pulp digunakan dua jenis bahan baku, yaitu:a. Bahan baku primerUntuk memperoleh serat ini diperoleh dari tumbuh-tumbuhan dengan jenis kayu (wood) atau bukan kayu (non wood).1. Kayu (wood)Kayu dapat dibedakan berdasarkan ukuran daun yang dimiliki yaitu kayu berdaun lebar (hard wood), dan kayu berdaun jarum (soft wood). Kayu berdaun lebar (hard wood), umumnya menggugurkan daunnya pada musim kemarau seperti Albazia falcatera, Euclyptus sp, dan Antochehalus candabia. Sedangkan kayu berdaun jarum (soft wood) sering disebut kayu jarum adalah jenis daun yang berasal dari pohon berdaun jarum. Jenis pohon ini selalu hijau sepanjang tahun dan tidak menggugurkan daunnya pada musim kemarau, seperti Pinlis sp (tusam) dan Aganthis sp (dammar).Analisis sifat pengolahan kayu digunakan untuk mengetahui jenis kayu yang cocok sebagai bahan baku pulp. Analisis ini meliputi rendemen pulp, konsumsi alkali, bilangan permanganate, panjang putus dan factor retak.

2. Bukan Kayu (non wood)Beberapa jenis tumbuhan bukan kayu merupakan sumber serat untuk bahan baku pulp, baik itu yang berasal dari kulit batang, daun, tangkai, buah/biji dan bulu biji. Berdasarkan sumber serat, tumbuhan bukan kayu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Serat kulit batang : Fax, Jule, Hemo, Rami Kenaf, Haramay Serat daun : Manila, Abaca, Sisal, Palm, Nenas Serat bulu biji : Kapas, Kapuk Serat rerumpunan : Merang, Jerami, Baggase, Bambu, Gelaga

Tabel: Rata-rata komposisi kimia kayu dan bukan kayuKandunganBahan KimiaSerat Panjang(soft wood)Serat Pendek(hard wood)Bukan Kayu(non wood)

Selulosa42 +/- 2 %40 +/- 2 %(36 38) %

Hemiselulosa27 +/- 2 %30 +/- 5 %(38 40) %

Lignin28 +/- 3 %28 +/- 3 %(12 16) %

Zat ekstraktif5 +/- 3 %3 +/- 3 %-

b. Bahan Baku SekunderGuna penghematan atau efisiensi serat dari bahan baku primer, maka dewasa ini telah diusahakan pemanfaatan kertas bekas (waste paper) dari berbagai jenis kertas dan karton sebagai bahan baku pulp. Serat yang dihasilkan dari kertas, karton bahkandari baju bekas yang dikenal sebagai sebutan serat primer.Kayu merupakan hasil hutan dari sumber kekayaan alam dan merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi.

B. Kualitas Bahan BakuPada proses pembuatan pulp digunakan bahan baku chip yang berasal dari kayu. Kualitas chip yang digunakan dalam proses pembuatan pulp merupakan faktor yang sangat penting baik dalam proses pengoperasian di pabrik maupun kualitas chip yang dihasilkan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas chip pada produksi pulp. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan pulp dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:1. Chip QualityKualitas chip yang digunakan dalam pulping adalah faktor yang sangat penting dalam kualitas akhir pulp. Faktor-faktor kualitas chip yang perlu diperhatikan adalah:a. Wood Related VariableMeliputi sifat-sifat kayu seperti spesies, densitas dan decay (kerusakan). Wood spesiesChip-chip softwood menghasilkan pulp yang lebih kuat daripada hardwood karena fiber-fibernya lebih panjang dan lebih fleksibel daripada hardwood. Softwood umumnya menghasilkan yield yang lebih rendah daripada hardwood bila dimasak dibawah kondisi biasanya. Wood DensityDensity kayu adalah faktor ekonomi yang penting dalam pulping. Dengan suatu kayu yang padat (denser wood)akan membuat lebih banyak dalm volume digester dam ini akan meningkatkan produksi pulp. Kualitas pulp maupun kertas juga dipengaruhi oleh densitas kayu yang digunakan. Serat yang didapat dari kayu dengan densitas rendah akan menghasilkan serat yang fleksibel serta kertas yang berkekuatan baik. Wood DecayPembusukan kayu disebabkan oleh mikroorganisme seperti fungi, bakteri, ragi, dan lain-lain. Pembusukan terjdi pada saat tanaman masih ditanam maupun dstronge chip (tempat penyimpanan chip).

b. Process Related Variable Chip SizeKetebalan chip sangat penting dalam proses pulping, ketika cairan pemasak akan menembus chip pada semua sisi. Jika chip tebal, cairan pemasak tidak akan menembus secara sempurna kepusat chip sehingga pusat chip tidak masak. Chip Bulk DensityMerupakan parameter yang penting pada saat pengisian digester.Hal ini menentukan jumlah pulp yang dapat masuk dan dinyatakan dalam kg/m3.Chip Bulk Density dipengaruhi oleh wood density dan chip size. Chip moistureMempunyai pengaruh terhadap pulp yield, kappa number, dan kualitas pulp. Jika moisture terlalu rendah, maka akan mempersulit dalam menghasilkan chip. Dengan mengetahui moisture content chip dapat dihitung wood input yang masuk kedalam digester, supaya terjaga konsentrasi liquor dan alakali secara konstan. Moisture level sebaiknya dalam range 40%-50%. Bark (kulit kayu) dan kontaminasi lainnyaBark merupakan komponen yang tidak diinginkan dalam produksi pulp karena bark berisi 20-30% selulosa dan 20-30% ekstraktif dan selebihnya lignin. Bark sendiri akan menaikkan konsumsi alkalidan mengurangi kekuatan pulp. Kandungan ekstraktif yang tinggi menyebabkan masalah di evaporator dan pitch pada pulp machine.

2. White Liqour PropertiesWhite Liqour merupakan bahaan kimia pemasak dengan metode sulfat (kraft cycle) dalam bentuk aqueous solution, dimana kandungannya terdiri dari NaOH, Na2S, Na2SO4, Na2CO3).White Liquor digunakan untuk mengurangi kandungan lignin dalam digester dan juga untuk ekstraksi selulosa. Digester yang digunakan adalah digester continue.

3. Cooking Control VariableVariabel-variabel yang digunakan untuk mengontrol cooking adalah: a. Waktu dan Temperatur Reaksi delignifikasi bergantung paada temperature. Kenaikan temperature yang kecil mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi delignifikasi seperti kenaikan 10C dari 160C - 170C akan menyebabkan dua kali delignifikasi.b. Alkali Charge Efektivitas normal alakali charge memiliki nilai antara 10%-18% Na2O dalam drywood tergantung dari jenis kayu, kondisi pemasakan, dan derajat delignifikasi yang dibuttuhkan. Kelebihan alkali dapat menyebabkan kenaikan angka delignifikasi, dan mengurangi yield as the mount of dissolved hemicellulosa increase.c. Liqour to Wood Ratio Rasio liquor : wood (rasio normal3:1 atau 5:1), kelebihan black liquor yang berasal dari digester ke chip untuk menaikkan rasio liquorwood.

2.3 Proses pembuatan pulp dan kertas

Industri pulp dan kertas mengubah bahan baku serat menjadi pulp, kertas dan kardus.Urutan proses pembuatannya adalah persiapan bahan baku, pembuatan pulp (secarakimia, semikimia, mekanik atau limbah kertas), pemutihan, pengambilan kembalibahan kimia, pengeringan pulp dan pembuatan kertas. Skema diagram prosesnya terlihat pada gambar 1, dibawah ini. Proses yang membutuhkan energi paling tinggi adalah proses pembuatan pulp dan proses pengeringan kertas. Tahapan utama dan proses sederhana dalam pembuatan pulp dan kertas adalah sebagai berikut :1. Pembuatan pulp pada Pulper: Dalam tanki pencampur, pulp dicampur dengan airmenjadi slurry. Slurry kemudian dibersihkan lebih lanjut dan dikirimkan ke mesinkertas. Bahan baku dimasukkan kedalam PULPER untuk defiberization danmempercepat beating serta fibrillation dikarenakan pemekaran serat.2. Cleaner: Proses pemutihan untuk tipe pulp Kraft dilakukan dalam beberapa menara dimana pulp dicampur dengan berbagai bahan kimia, kemudian bahan kimia diambil kembali dan pulp dicuci.3. Pemurnian: Pulp dilewatkan plat yang berputar pada alat pemurnian bentuk disk. Pada proses mekanis ini terjadi penguraian serat pada dinding selnya, sehingga serat menjadilebih lentur. Tingkat pemurnian pada proses ini mempengaruhi kualitas kertas yang dihasilkan.4. Pembentukan: Selanjutnya, proses dilanjutkan dengan proses sizing dan pewarnaan untuk menghasilkan spesifikasi kertas yang diinginkan. Sizing dilakukan untuk meningkatkan kehalusan permukaan kertas; pada saat pewarnaan ditambahkan pigmen, pewarna dan bahan pengisi. Proses dilanjutkan dengan pembentukan lembaran kertas yang dimulai pada headbox, dimana serat basah ditebarkan pada saringan berjalan.5. Pengepresan: Lembaran kertas kering dihasilkan dengan cara mengepres lembaran diantara silinder pada calendar stack.6. Pengeringan: Sebagian besar air yang terkandung didalam lembaran kertas dikeringkan dengan melewatkan lembaran pada silinder yang berpemanas uap air.7. Calender Stack: Tahap akhir dari proses pembuatan kertas dilakukan pada calendar Stack, yang terdiri dari beberapa pasangan silinder dengan jarak tertentu untuk mengontol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.8. Pope Reel: Bagian ini merupakan tahap akhir dari proses pembuatan kertas yaitu pemotongan kertas dari gulungannya. Pada bagian ini, kertas yang digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.

Pulping adalah proses untuk memisahkan serat selulosa dari pencampuran lignin dan pentosan, serta melepaskannya dari bentuk bulk menjadi bentuk serat atau kumpulan kecil serat yang terpisah. Selulosa terdapat dalam tumbuhan bercampur dengan lignin, pentosan, gum, tanin, dan sebagainya. Lignin adalah senyawa polimer 3 dimensi, strukturnya belum diketahui pasti, hanya diketahui cincin aromat dan bermacam-macam gugus fungsional seperti hidroksil, karbonil, metoksil, dan lain-lain, sehingga mudah mengalami degradasi. Karena itulah selulosa harus bersih dari lignin supaya kualitas kertas yang dibentuknya tidak berubah warna selama pemakaian.Pemisahan serat selulosa dari bahan-bahan bukan serat kayu dan bukan kayu dapat dilakukan dengan berbagai proses, yaitu proses mekanik, proses semi-kimia dan proses kimia.

A. Proses MekanikKayu gelondongan dihancurkan dengan gilingan batu sambil menyemprotkan air ke permukaan gilingan batu untuk mengeluarkan bahan yang sudah digiling. Metode ini hanya digunakan untuk jenis kayu lunak yaitu jenis kayu yang berasal dari pohon berdaun jarum. Dalam proses mekanik ini tidak ada bagian kayu yang terbuang.

B. Proses KimiaPada metode ini serpihan kayu dimasukkan ke dalam bahan kimia untuk mengeluarkan lignin dan karbohidrat. Ada 3 proses kimia yang digunakan yaitu :1. Proses SodaProses soda ditemukan di Inggris tahun 1851 dan merupakan proses kimia yang tertua. Pada proses soda, bahan kimia yang digunakan untuk melarutkan komponen kayu yang tidak diinginkan adalah soda kaustik (NaOH) dan soda abu (Na2CO3). Proses soda digunakan untuk pembuatan pulp dari kayu kerasyaitu kayu yang berasal dari pohon yang daunnya lebar, mempunyai panjang seratlebih kecil 0,25 cm.2. Proses KraftProses Kraft atau proses sulfat menggunakan bahan kimia berupa sodium sulfat sebagai pengganti sodium karbonat. Hasil dari proses kraft adalah pulp kraft yang keras tetapi berwarna coklat dan sulit untuk diputihkan, sedangkan pulp soda berwarna lebih putih dan teksturnya halus.3. Proses sulfitProses sulfit dengan menggunakan bahan kimia berupa larutan kalsium atau magnesium bisulfit dan asam sulfit. Metode ini digunakan untuk kayu lunak dan dihasilkan pulp yang berwarna lebih terang, kekuatannya lebih tinggi dari pulp soda api tidak sekuat pulp kraft (Smook, G.A., 1992).

C. Proses Semi KimiaProses ini merupakan kombinasi cara kimia dan alat - alat mekanis dalam pembuatan pulp kayu. Untuk melunakkan lignin dan karbohidrat yang terikat dengan serat, maka kayu direndam dalam soda kaustik atau sodium sulfi netral. Kemudian digiling dalam piringan penghalus. Metode semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia digunakan untuk kayu keras, biaya prosesnya rendah dan pulp yang dihasilkan masih mengandung sebagian besar lignin. Pulp semi kimia sukar diputihkan dan jika terkena sinar matahari akan berwarna kuning.

Biasanya digunakan untuk bahan yangmembutuhkan kekuatan dan kekakuan seperti media kardus. Kayu yang dijadikan pulp dipotong menjadi potongan yang tipis dan kecil yang disebut dengan chips, dimasak beberapa jam dengan menggunakan alat penghancur yang dioperasikan pada suhu 150 oC dengan tekanan 4-5 atm, pencucian, dilakukan pemutihan (bleaching) dengan menggunakan kalsium hipoklorit, hidrogen peroksida atau kalsium dioksida. Proses pemutihan dapat menurunkan kekuatan pulp, sehingga perlu diperhatikan hubungan antara derajat putih pulp dan kekuatan kertas yang dihasilkan (Elisa Julianti, 2007), (Smook, G.A., 1992).Dalam pembuatan pulp di Indonesia banyak digunakan proses soda, dimana bahan kimia yang digunakan adalah NaOH (4 bagian) dan Na2CO3 (1 bagian). Alasannya adalah karena: Cocok untuk bahan baku serat pendek seperti merang, bagase, dan lain-lain. Tidak menggunakan senyawa sulfur sehingga bahaya polusinya tidak terlalu besar dan tak perlu recovery bahan kimia dari buangannya. Kapasitas ekonomisnya kecil 25-50 ton per hari dan ongkos operasinya murah.Di Indonesia juga, pabrik pulp dan kertas biasanya didirikan secara terpadu (integrated). Hal ini karena: Untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pada kapasitas pabrik kertas yang tak terlalu besar. Untuk menjamin kontinuitas produksi yang leih baik. Untuk mendapatkan kualitas kertas yang lebih terjamin. Pelaksanaan penggabungan kedua pabrik tesebut tak terlalu sulit

A. Diagram Alir Proses Pembuatan Pulp Dan Kertas

B. Proses Pembuatan Pulp Dan KertasSeperti yang telah dijelaskan kertas didefinisikan sebagai lembaran yang relatif tipis dan terdiri dari serat yang terletak pada berbagai bagian datar dan lembaran secara merata (Anonim,2005). Menurut Sukundayanto (2004), serat yang digunakan biasanya adalah serat alami mengandung selulosa. Akan tetapi, sebelum mencapai proses pembuatan kertas tersebut terlebih dahulu harus dilakukan proses pembuatan pulp (pulping).

Secara garis besar proses pembuatan kertas meliputi tahap-tahap persiapan bahan baku, pulping, defiberasi, pencucian, penyaringan, pemutihan, dan pencetakan (Smook,1994). a. Tahap persiapan bahan baku.Selulosa merupakan komponen penting dari kayu yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan kertas. Selulosa didefinisikan sebagai karbohidrat yang dalam porsi besar mengandung lapisan dinding sebagian besar sel tumbuhan (Casey,1960). Sedangkan, menurut Winarno (1997) menyebutkan bahwa selulosa merupakan serat-serat yang bersama hemiselulosa, pektin, dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel tanaman. Selulosa terdapat pada semua tanaman dari pohon bertingkat tinggi hingga organisme primitif seperti rumput laut, flagelata, dan bakteri. Tanaman berserat adalah bahan baku pembuatan pulp dan kertas. Dapat diklasifikasikan berdasarkan kelas kualitas serat kayu. Kelas I : Serat panjang sampai panjang sekali, dinding sel tipis sekali dan lumen lebar. Serat akan mudah digiling. Diduga akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik yang tinggi. Kelas II : Serat kayu sedang sampai panjang, mempunyai dinding sel tipis dan lumen agak lebar. Serat akan mudah menggepeng waktu digiling dan ikatan seratnya baik. Serat jenis ini diduga akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik cukup tinggi. Kelas III : Serat kayu berukuran pendek sampai sedang, dinding sel dan lumen sedang. Dalam lembaran pulp kertas, serat agak menggepeng dan ikatan antar seratnya masih baik. Diduga akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik sedang. Kelas IV : Serat kayu pendek, dinding sel tebal dan lumen serat sempit. Serat akan sulit menggepeng waktu digiling. Jenis ini diduga akan menghasilkan lembaran dengan kekuatan sobek, retak dan tarik yang rendah.Persiapan bahan baku pembuatan pulp dan kertas adalah dari tanaman berserat seperti : bambu, kayu, jerami, merang, rumput laut dan lain-lain. Pemilihan jenis kayu juga penting dilakukan dalam pembuatan kertas. Jenis kayu yang banyak digunakan dalm pembuatan kertas adalah: Kayu lunak (soft wood) adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya adalah pohon pinus. Kayu lunak memiliki panjang dan kekerasan lebih besar yang digunakan untuk memberikan kekuatan pada kertas. Kayu keras (hard wood) adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahunnya. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus dan kompak, lebih mudah diputihkan hingga warnanya lenih terang karena memiliki lebih sedikit lignin. Kayu merupakan bahan baku utama yang digunakan untuk memproduksi pulp. Kayu umumnya berbentuk gelondongan atau serpih dan diproses di daerah penanganan kayu serta dikumpulkan dalam gudang penyimpanan kayu yang disebut sebagai woodyard. Kayu didiamkan beberapa bulan untuk mempercepat proses pelapukan sehingga memudahkan ketika pemisahan kayu dengan kulitnya. Secara umum, operasi woodyard adalah terpisah dari jenis proses pembuatan pulp. Jika kayu memasuki woodyard dalam bentuk gelondongan, maka perlu dilakukan serangkaian operasi agar gelondongan dipersiapkan untuk memasuki proses pembuatan pulp, biasanya dipersiapkan dalam bentuk serpih kayu. Kayu yang sudah siap untuk diolah disebut log. Gelondongan kayu diangkut ke tahap de-barker yaitu proses penghilangan kulit kayu, gelondongan kayu (log) dimasukkan dalam debarking drums, log silinder berputar mengakibatkan log ikut berputar dan bergesekan satu dengan yang lain melucuti kulit kayunya. Limbah ulit kayu yang sudah terpisah dari log akan memasuki tahap shredder yang menjadi unit pengolahan limbah kulit kayu tersebut. Kayu akan diangkut ke tahap selanjutnya melalui belt conveyor yaitu tahap chipper dimana log yang sudah bersih ini kemudian di dipotong sesuai dengan ukuran yang diinginkan menjadi potongan-potongan kecil yang disebut denganchip. Serpih yang dihasilkan dari gelondongan disimpan di penyimpanan yang besar. Alat pemotong yang digunakan adalah saw mill. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak.

b. Tahap pembuatan pulpPulping merupakan suatu proses dimana kayu/bahan baku berserat lainnya diperkecil ukurannya menjadi suatu massa berserat (Smook,1994). Tujuan utama pembuatan pulp adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia, mekanik, atau semi-kimia yaitu kombinasi dua tipe perlakuan. Pada tahap ini, pembuatan pulp dilakukan secara kimia (yaitu, kraft, soda, dan sulfit) melibatkan "pemasakan" bahan baku (serpih kayu) menggunakan larutan kimia berair, suhu tinggi dan tekanan untuk mengisolasi serat pulp. Pembuatan pulp proses kraft adalah proses pembuatan pulp paling umum digunakan oleh pabrik pulp di Indonesia untuk memproduksi serat virgin. Proses pembuatan pulp kraft menggunakan larutan pemasak alkali yang terdiri dari sodium hidroksida (NaOH) dan sodium sulfida (Na2S) untuk melarutkan lignin kayu, sementara proses soda hanya menggunakan NaOH. Larutan pemasak (white liquor) dicampur dengan serpih kayu dalam suatu reaktor (digester). Digester merupakan tempat pemasakan dengan menggunakan larutan asam untuk membersihkan lignin yang terdapat pada kayu dan memisahkan serat-serat tumbuhan.

Chip dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian dipanaskan dengan steam di steaming vessel. Chip dimasak dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. Cairan liquor ada dua macam yaitu white liquor (lindi putih) dan black liquor (lindi hitam).Larutan dan proses masak ini akan melembutkan dan akhirnya memisahkan serat kayu yang diinginkan dari lignin yaitu unsur kayu semacam lem yang menahan serat kayu bersatu dan memisahkan serat-serat tumbuhan. Pemisahan serat kayu dari lignin dilakukan dengan mencampurkan white liquor, proses ini disebut delignifikasi. Lindi putih mengandung senyawa Na2S dan NaOH. Setelah serpih kayu masak, isi digester dikeluarkan dengan tekanan ke dalam blow tank (tangki penampung). Disini serat kayu sudah terpisah satu sama lain, secara resmi mereka sudah disebut pulp atau bubur kertas. Kayu yang melunak, diuraikan menjadi serat pulp. Pulp dan sisa larutan pemasak atau black liquor (lindi hitam) kemudian dipisahkan dalam serangkaian pencucian pulp coklat. Tahap pencucian (washing) akan membersihkan sisa-sisa larutan kimia dan ligin yang masih tertinggal. Pada tahap ini bubur kertas secara alami berwarna coklat dan umunya digunakan untuk membuat kertas kantong dan corrugates box yang coklat. Lindi hitam yang dihasilkan akan diolah kembali menjadi lindi putih. Hal ini dilakukan untuk alasan ekonomi dan lingkungan. Pabrik pulp kimia melakukan proses pemulihan bahan kimia untuk memperoleh kembali bahan kimia sisa proses pemasakan. Di pabrik pulp kraft, larutan sisa pemasakan dikenal sebagai black liquor yang berasal dari pencucian stok pulp coklat dialirkan ke area pemulihan bahan kimia. Proses pemulihan bahan kimia meliputi proses pemekatan lindi hitam, pembakaran senyawa organik, reduksi senyawa anorganik dan menghasilkan larutan pemasak kembali. Proses pemulihan bahan kimia terdiri dari beberapa tahapan yang dijelaskan pada beberapa tahapan proses sebagai berikut : Pemekatan Lindi Hitam Lindi hitam encer (12 15 % padatan) dari proses pembuatan pulp yang mengandung lignin, senyawa organik dan anorganik teroksidasi (natrium sulfat dan natrium karbonat) dan lindi putih (Na2S dan NaOH) dipekat melalui serangkaian multiple-effect evaporator (MEE) untuk meningkatkan kandungan padatannya menjadi sekitar 50%. Lindi hitam pekat dari sistem MEE selanjutnya dioksidasi dalam sistem pengoksidasi lindi hitam atau dipekatkan lebih lanjut dalam direct contact evaporator (DCE) atau diarahkan langsung ke dalam nondirect contact evaporator (NDCE), yang biasa dikenal dengan consentrator. Oksidasi lindi hitam sebelum penguapan dalam DCE akan mengurangi emisi bau senyawa total reduced sulfur (TRS), yang dikeluarkan lindi hitam dalam DCE ketika terjadi kontak dengan gas buang panas dari recovery furnace. Kandungan padatan lindi hitam dari evaporator akhir/consentrator berkisar antara 65-68 %. Recovery Furnace Lindi hitam pekat disemprotkan ke dalam recovery furnace, dimana senyawa organik dibakar, dan Na direduksi menjadi Na2S. Lindi hitam yang dibakar dalam recovery furnace memiliki kandungan energi yang tinggi (5.800 - 6.600 Btu/lb padatan kering), yang diperoleh kembali sebagai uap untuk kebutuhan proses, seperti pemasakan serpih kayu, pemanasan dan penguapan lindi hitam, pra-pemanasan udara pembakaran, dan pengeringan produk pulp atau kertas. Uap proses dari tungku pemulihan sering digabung dengan uap dari ketel pembangkit tenaga berbahan bakar fosil atau pembakaran kayu. Na2SO4 sebagai makeup, atau "saltcake," juga dapat ditambahkan ke dalam lindi hitam sebelum pembakaran. Lelehan garam anorganik, biasa disebut dengan "smelt", terkumpul dalam char bed di bagian bawah tungku. Smelt ditarik dan dilarutkan dalam air pencuci encer dalam smelt dissolving tank (SDT) sehingga menghasilkan larutan garam karbonat disebut lindi hijau, dengan kandungan utama Na2S dan Na2CO3. Lindi hijau juga mengandung pengotor tidak larut dari karbon yang tidak terbakar dan kotoran anorganik, yang disebut dengan dregs, yang dikeluarkan dalam serangkaian clarification tanks. Kaustisasi dan Kalsinasi Lindi hijau dipindahkan ke area kaustisasi, dimana Na2CO3 dikonversikan menjadi NaOH dengan penambahan kapur (CaO). Selanjutnya dipindahkan ke tangki slake, dimana CaO dari kiln kapur bereaksi dengan air untuk membentuk kalsium hidroksida, Ca(OH)3. Dari slaker tersebut, lindi hijau didalam causticizers terjadi reaksi kaustisasi sempurna membentuk NaOH dan kalsium karbonat (CaCO3). Produk kaustisasi ini kemudian diteruskan ke clarifier lindi putih, yang akan menghilangkan endapan CaCO3, disebut sebagai lime mud. Lime mud dicuci untuk menghilangkan sisa natrium. Lumpur dari pencucian kemudian dikeringkan dan dikalsinasi dalam kiln kapur untuk menghasilkan kapur, yang digunakan kembali dalam tangki slaker. Filtrat pencucian lumpur, digunakan dalam SDT untuk melarutkan smelt dari recovery furnace. Lindi putih (NaOH dan Na2S) dari clarifier digunakan kembali untuk proses pemasakan dalam digester.

Selanjutnya pulp akan melalui tahap screening (penyaringan). Pulp disaring dengan menggunakan hidrolic screener. Hidrolic screener bekerja menyaring pulp yang telah menjadi serat-serat yang mandiri pada kisaran 80 mesh.

Proses selanjutnya yaitu Bleaching, yaitu proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat. Bleaching dilakukan untuk menghilangkan zat warna pada pulp yang berasal dari residu lignin dan bahan pengotor yang menimbulkan warna. Parameter kualitas bleaching itu sendiri di namakan dengan pengukuran tingkat kecerahan (Brightness). Proses ini sudah mempunyai standarisari ISO Brighness yang mempunyai skala absolut. Untuk tingkat kecerahan rendah 0 % dan tingkat kecerahan tinggi 100%. Sedangkan tingkat kecerahan pulp itu sendiri berada pada batasan 20% ISO dan 95% ISO (Sixta, 2006). Proses bleaching terbagi atas dua bagian yaitu bleaching kimia yang menggunakan bahan kimia pemutih dan bleaching biologik yang menggunakan mikroorganisme seperti jamur yang mengandung bahan pemutih. Reaksi bleaching dalam pulp kimia setara dengan reaksi oksidasi. Sebagai contoh molekul klorin dioksida menerima lima elektron dan membentuk satu ion klorida. Berat ekuivalen sesuai dengan berat sebuah oksida yang ditanser oleh satu mol elektron selama oksidasi bleaching (Sixta, 2006).Proses bleaching kimia biasanya menggunakan klorin, klorin dioksida, hypoklorit, hidrogen peroksida dan asam paracetik. Penggunaan bahan kimia ini biasanya menghasilkan pulp dengan tingkat kecerahan >88 % ISO Brightness. Namun kerugiannya yaitu bahwa bahan kimia ini tidak dapat didegradasi oleh mikroogrganisme sehingga dapat mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kehidupan makhluk hidup. Namun terdapat bahan kimia seperti oksigen dan ozon yang dapat digunakan dalam proses bleaching. Pengguaan bahan kimia ini menghasilkan pulp dengan tingkat kecerahan yang tidak kalah dari pemakaian senyawa klorin. Namun diperlukan biaya yang cukup mahal dalam penyediaannya (Sixta, 2006).Setelah melalui tahap bleaching, pembuatan pulp memasuki tahap pencucian. Pada tahap ini sisa larutan pemutihan akan dipisahkan dari pulp kemudian discreening (disaring). Sisa pencucian ini dikumpulkan pada tangki tertentu dan akan digunakan kembali sebagai air pencuci pada tahap lain. Keuntungan dari tahap ini adalah dapat memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan.Pada proses pembuatan kertas terdapat bagian yang disebut stock preparatiaon, dimana salah satu prosesnya terdapat proses penggilingan serat dari stock yang dihasilkan (refining).

Larutan Pulp yang telah tercampur air dihaluskan dengan serangkaian pisau diam dan pisau berputar dalam alat rotating blade. Serat akan mendapatkan perlakuan mekanis yaitu penggilingan yang membawa tiga dampak utama yaitu pemotongan serat, fiblilasi eksternal, dan internal. Fibrilasi eksternal terjadi karena lepasnya dinding primer serat dengan atau tanpa dinding sekunder dan akan menghasilkan serat halus, sedangkan fibrilasi internal terjadi karena terbentuknya fiblil - fibril pada bagian dalam serat. Dalam tahap ini dihasilkan bentuk serat yang lebih bagus dengan ketahanan sobeknya meningkat.Pulp hasil penggilingan akan dicuci dan disaring kembali menghasilkan pulp yang siap dapat dibentuk menjadi kertas, karena dikhawatirkan masih ada zat-zat kimia atau bahan pengotor lainnya yang dapat mengurangi kualitas pulp.

c. Tahap pembuatan kertasPulp yang sudah siap dibentuk menjadi kertas memasuki tahap forming. Pada tahap ini, larutan pulp diubah menjadi web kertas yang masih basah dan rapuh. Alat yang digunakan adalah head box. Web kertas selanjutnya dimasukkan ke alat foundinier untuk Membuang air yang berada dalam stock (dewatering). Web kertas memasuki alat press part membuang air web sehingga kadar padatnya mencapai 50%.

Pda tahap ini dihasilkan limbah air web yang akan diolah pada pengolahan limbah cair.

Produk drying akan dikeringkan pada tahap drying (pengeringan). Web dikeringkan sehingga kadar airnya menjadi 6 %, membuat kertas menjadi lebih kuat dengan pemanasan dan tekanan yang diberikan. Pada tahap ini akan dihasilkan gas hasil penguapan dan akan diolah pada pengolahan limbah gas. Alat yang digunakan yaitu drying cylinders. Kertas kering masuk ke alat calender stack untuk mengontrol ketebalan dan kehalusan hasil akhir kertas.

Pada bagian ini, kertas yang sudah diatur ketebalannya akan digulung dalam gulungan besar, dibelah pada ketebalan yang diinginkan, dipotong menjadi lembaran, dirapikan kemudian dikemas.

2.4 Manfaat pulp dan kertas

Tappi yang berpusat di Atlanta, Georgia, USA dalam TIP 0404-36 Paper Grade Classification membuat standar berdasarkan pertimbangan kegunaaan kertas dan jenis pulp. TIP adalah technical information paper, ada 12 jenis kertas yang digolongkan didalamnya.1. Uncoated groundwoodKertas yang tidak mempunyai lapisan coating pigmen dan diproduksi menggunakan pulp mekanis (mechanical pulps), bubur kertas yang diproduksi tanpa proses kimiawi. Kurang lebih 80% kertas jenis ini adalah kertas koran (newsprint). Gramatur (berat kertas dalam gram per satu meter persegi) adalah 24-75 g/m2, dengan kertas koran dari 38 g/m2 to 52 g/m2. Disamping itu, jenis kertas lainnya adalah kertas untuk direktori (seperti yellow page), computer paper, katalog, dan advertising supplements (brosur sisipan yang umumnya dicetak dengan sistim rotogravure).

2. Coated groundwoodKertas jenis ini paling tidak mempunyai 10% pulp mekanis (umumnya 50-55% groundwood) dengan sisanya menggunakan pulp kimia. Kategori kertas ini di USA masuk dalan kertas No. 5 enamel paper (kertas coated dengan brightness tingkat kecerahan paling rendah, sekitar 80%) dan kertas No. 4 (brightnes sekitar 85%), keduanya mempunyai lapisan coating pigmen dikedua sisi. Umumnya kertas ini berwarna kekuningan karena banyak pulp mekanis dan mempunyai gramtur dari 45 g/m2 to 130 g/m2. Kertas ini umumnya ditemukan pada kegunaan kertas dengan mesin cetak letterpress dan offset, seperti LWC (light weight coated kertas yang mempunyai lapisan coating rendah sekitar 7-10 gr/m2 dan kertas coated untuk majalah.

3. Uncoated woodfreeKertas jenis ini mempunyai kandungan pulp mekanis lebih rendah dari 10% umumnya bisa 0% dan tidak mempunyai lapisan coating pigmen sama sekali. Kegunaan kertas ini termasuk "office papers" (formulir, kertas fotokopi, kertas buku tulis, dan kertas amplop), kertas carbonless (NCR), dan kertas cetak atau anda biasa sebut HVS untuk brosur, selebaran, iklan, dan bahkan kartu pos bila tebal.Bila anda sering bergelut dengan pasar ekspor, jenis kertas ini sering juga disebut "printing, writing, and book papers" (kertas cetak, tulis dan buku).

4. Coated woodfreeJenis kertas ini juga mengandung kurang 10% pulp mekanis, tetapi mempunyai lapisan coating pigmen baik dua sisi atau satu sisi. Di USA kertas ini disebut No. 1-3 enamel (dimana kertas coated dengan brightness atau tingkat kecerahan berkisar dari 88% sampai dengan 96%). Di pasar lokal anda sering mendengar Art Paper dan Art Board yang mempunyai lapisan coating dua sisi yang bisa berkisar antara 20 gr/m2 dan 35 gr/m2. Kertas C1S Label masuk dalam kategori ini dimana hanya mempunyai lapisan coating disatu sisi.Gramatur kertas berkisar antara 70 gr/m2 dan 300 dr/m2. Art Paper umumnya mulai dari 70 gr/m2 samapai dengan 150 gr/m2, sementara Art Board mulai dari 170 gr/m2 sampai dengan 300 gr/m2. Kegunaan paling umum adalah untuk majalah, buku, cetak commercial dengan mutu yang tinggi dan mahal karena brightness yang relatif tinggi dibanding kertas uncoated groundwood.

5. Kraft paperKertas kraft, arti harfiahnya adalah kertas kuat, mempunyai 4 kegunaan utama: 1. Kertas bungkus (wrapping) seperti untuk bungkus kertas plano, kertas bungkus nasi dll.2. Kantong (bag/sack) - seperti kantong belanja atau "shopping bag",3. Karung (shipping sack) - seperti karung atau kantong semen, dan 4. Berbagai fungsi "converting".

Gramatur berkisar antara 50 gr/m2 dan 134 gr/m2. Pulp kertas yang dipakai bisa melalui proses pemutihan atau "bleaching" atau tidak. Bila tidak diputihkan maka berwarna coklat.

6. Bleached paperboardPulp kertas yang dipakai adalah "beached sulfate" dan kegunaan utama adalah "folding carton" - untuk membuat box, dan kertas karton susu atau juice. Karena "bleach" maka warna kertas karon ini putih dan sekitar setengah jumlah produksi adalah coated. Biasanya di pasar USA, kertas ini dipanggil dengan nama SBS atau "solid bleached board". Gramatur bervariasi mulai dari 200 gr/m2 sampai dengan 500 gr/m2. Golongan jenis kertas ini termasuk untuk membuat gelas kertas, piring kertas, karton tebal cetak, "tag stock" (kertas karton untuk gantungan, kartu komputer, "file folders" (map folio), dan kartu index (kartu index nama). Dipasar lokal sering kita temukan sebagai C2S Board atau C1S Board tergantung jumlah sisi yang mepunyai lapisan coating pigmen.Dipasar lokal, sering anda temui Ivory Boars yang bisa dikategorikan dalam jenis kertas ini. Namun sebetulnya sedikit berbeda karena dicampur dengan pulp mekanis, jadi warna agak sedikit kekuningan bila dibanding SBS. Ivory juga terdiri dari beberapa lapisan kertas yang digabung jadi satu, sementara SBS hanya satu lapisan yang tebal saja. Tidak jarang anda mungkin mendengar SBB atau "solid bleached board" yang bubur kertasnya adalah pulp kimia seperti SBS tetapi mempunyai sususunan lapisan yang berlapis layaknya Ivory.

7. Unbleached paperboardKertas karton ini tidak diputihkan dengan bleaching dan diproduksi dari "virgin kraft" (pulp kimia dengan serat non-recycle) atau "neutral sulfitesemichemical pulp" (bubur kertas dengan proses semi-kimia sulfite yang netral). Produk utama adalah linerboard, jenis kertas yang digunakan untuk membuat "corrugated containers" (corrugated box yang biasanya berwarna coklat). Berat gramatur umumnya 130 gr/m2 sampai dengan 450 g/m2. "C corrugating medium" atau kertas medium juga masuk dalam kaetgori ini yang dibuat dengan sebagian campuran kertas recycle.

8. Recycled paperboardPulp yang digunakan terdiri atas kertas recycle atau daur ulang. Jenis kertas ini meliputi rentang variasi kertas yang luas mulai dari kertas medium untuk "corrugated box", folding boxboard atau clay coated news back - anda sering mendengar sebagai Duplex dan Triplex, setup boxboard - layaknya duplex tetapi uncoated, and berbagai jenis kertas dan kertas karton. Juga gypsum liner - kertas yang digunakas sebagai pelapis luar gypsum board, kertas untuk "core tube" dan lain sebagainya.

9. MG Kraft specialtiesKertas jenis ini mempunyai permukaan dengan penampakan yang licin dan seperti kaca (glaze) dimana kertas tersebut diproduksi diatas mesin yang memounyai silinder pengering / pemanas yang diametrnya sangat besar.Di pasar lokal anda sering mendengar kertas Litho, Doorslag. Jenis kertas lainnya seperti kertas dasar (base paper) untuk "wax paper", kertas bungkus, "carbonizing", dan kraft specialties.

10. TissueBubur kertas yang dipakai untuk tisu adalah pulp kimia yang di-bleach dengan tambahan bisa 50 atau lebih pulp mekanis. Mayoritas kertas tisu digunakan untuk produk sanitari seperti tisu gulung, "towel", "bathroom", "napkins" dan lai-lain. Gramatur mempunyai rentang dari 13 gr/m2 sampai dengan 75 gr/m2. Jenis kertas ini diproduksi dengan sistem "through air dried" (TAD) or mesin kertas Yankee (silinder pemanas yang diameternya sangat besar) yang mempunyai "wet atau dry crepe operation".

11. Market pulpPulp atau bubur kertas juga dikategorikan sebagai kertas yang dibagi jenisnya berdasarkan jenis kayu, proses pembuatan pulp, dan proses pemutihan atau "bleaching". Bubur kertas dijual dalam bentuk lembaran, bal, dan gulungan.

12. OthersKategori lain-lain digunakan untuk jenis kertas yang tidak masuk dalam ke 11 golongan kertas diatas. Kurang dari 5% jumlah kertas dunia masuk dalam kategori ini, jadi sebetulnya relatif kecil. Contohnya seperti kertas "hardboard", "asbestos board", kertas cigarette, "condenser", kertas bible), glassine, kertas tahan minyak, kertas release untuk sticker, dan kertas yang tersusun dari serat tetumbuhan bukan pohon (sperti kertas serat pisang abaca dll.).

Dari tahun ke tahun kebutuhan pulp sebagai bahan baku utama pembuatan kertas semakin meningkat. Karena kebutuhan pulp yang meningkat maka jumlah produksi pulp dunia pun mengalami kenaikan yang cukup drastis. Tabel 1.2 menunjukkan bahwa pulp dari segi impor, ekspor, produksi dan konsumsi semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini menyebabkan pabrik pulp yang akan dibuat diharapkan mampu memenuhi sebagian permintaan pulp baik untukdalam maupun luar negeri.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanDalam proses produksinya industri pulp and kertas membutuhkan air dalam jumlah yang sangat besar. Bahan utama dalam pembuatan kertas adalah selulosa. Selulosa ini terdapat dalam kayu, kapas, serta nenas, jerami, lelang, bambu, dan lain-lain. Proses pembuatannya terdiri dari beberapa tahap yaitu persiapan bahan baku meliputi pembuatan serbuk atau serpihan kayu, pembuatan pulp yaitu bubur kayu, dan pembentukan kertas.Pulp dibuat secara mekanis, kimia maupun semikimia dengan memisahkan serat kayu atau selulosa dari bahan lain. Dalam proses kraft pulping, larutan campuran antara sodium hidroksida dan sodium sulfida digunakan untuk melarutkan bahan tidak berserat. Pulp kemudian diputihkan untuk menghasilkan kertas yang putih. Beberapa zat kimia digunakan dalam proses pemutihan (bleaching) antara lain gas klorin, sodium hidroksida, kalsium hipoklorit, klorin dioksida, hidrogen peroksida dan sodium peroksida. Setelah penambahan filter dan pewarna, bubur kertas dibuat menjadi kertas.Pulp yang dihasilkan akan dibentuk menjadi berbagai macam kertas yang memiliki fungsi masing-masing.

3.2 SaranDemikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 1989-2006. Statistik Industri Besar dan Sedang Volume IIII2006 Tahun 1989-2006. Badan Pusat Statistik: Jakarta

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia www.energyefficiencyasia.org

Sixta, H. 2006. Handbook of Pulp. WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA. Weinheim.3