kevin thrustinadi w.w_membandingkan keberhasilan program fews terhadap prbbk di kota semarang dan...

3
Membandingkan Keberhasilan Program Fews (flood early warning system) Sebagai Bentuk PRBBK Di Kota Semarang Dan Di Kota Jakarta Kevin Thrustinadi W.W dan Dr.-Ing Wisnu Pradoto, MSP Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Pendahuluan: Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kondisi geografis yang rentan terhadap bencana alam, Bencana alam yang paling besar dan sering terjadi di indonesia adalah bencana banjir. Kota Semarang dan kota Jakarta adalah kota yang memiliki kerawanan terhadap bencana banjir, hal tersebut dikarenakan kota semarang dan kota Jakarta mengalami penurunan muka tanah yang di sebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan dan di perparah oleh adanya pemanasan global warming, kepadatan permukiman serta perilaku masyarakat yang buruk dalam membuang sampah sembarangan. Hal tersebut dapat menimbulkan bencana banjir yang dan mengalami kerugian materil dan imateril bahkan korban jiwa. Dalam mengatasi permasalahan bencana banjir yang terjadi di kota semarang dan kota Jakarta ini dapat di selesaikan dengan menggunakan program PRBBK dimana program ini memiliki 2 tujuan utama yang ingin dicapai yaitu bagaimana menyelamatkan nyawa manusia seratus persen dan menyelamatkan aset seratus persen. Kedua hal ini yang harus dipahami oleh masyarakat, sehingga mereka sadar atas akibat bencana banjir yang akan terjadi. Kesadaran akan dua hal inilah yang coba dijadikan sebagai pemicu bagi masyarakat dalam mengimplementasikan kegiatan PRBBK di lapangan dengan pemberdayaan masyarakat yang berada di Kota Semarang (DAS Beringin) dan Kota Jakarta (DAS ciliwung). Program fews (flood early warning system) atau sistem peringatan dini banjir telah dilakukan di Kota Semarang (DAS Beringin) dan Kota Jakarta (DAS ciliwung). Program ini dilakukan untuk mengatasi masalah banjir yang di alami dengan pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan program melibatkan masyarakat secara keseluruhan dalam setiap tahapnya, seperti dalam tahap persiapan melalui sosialisasi,

Upload: kevin

Post on 07-Nov-2015

43 views

Category:

Documents


34 download

DESCRIPTION

prbbk di semarang dan jakarta

TRANSCRIPT

Membandingkan Keberhasilan Program Fews (flood early warning system) Sebagai Bentuk PRBBK Di Kota Semarang Dan Di Kota Jakarta Kevin Thrustinadi W.W dan Dr.-Ing Wisnu Pradoto, MSPJurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro

Pendahuluan:Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kondisi geografis yang rentan terhadap bencana alam, Bencana alam yang paling besar dan sering terjadi di indonesia adalah bencana banjir.Kota Semarang dan kota Jakarta adalah kota yang memiliki kerawanan terhadap bencana banjir, hal tersebut dikarenakan kota semarang dan kota Jakarta mengalami penurunan muka tanah yang di sebabkan oleh penggunaan air tanah yang berlebihan dan di perparah oleh adanya pemanasan global warming, kepadatan permukiman serta perilaku masyarakat yang buruk dalam membuang sampah sembarangan. Hal tersebut dapat menimbulkan bencana banjir yang dan mengalami kerugian materil dan imateril bahkan korban jiwa. Dalam mengatasi permasalahan bencana banjir yang terjadi di kota semarang dan kota Jakarta ini dapat di selesaikan dengan menggunakan program PRBBK dimana program ini memiliki 2 tujuan utama yang ingin dicapai yaitu bagaimana menyelamatkan nyawa manusia seratus persen dan menyelamatkan aset seratus persen. Kedua hal ini yang harus dipahami oleh masyarakat, sehingga mereka sadar atas akibat bencana banjir yang akan terjadi. Kesadaran akan dua hal inilah yang coba dijadikan sebagai pemicu bagi masyarakat dalam mengimplementasikan kegiatan PRBBK di lapangan dengan pemberdayaan masyarakat yang berada di Kota Semarang (DAS Beringin) dan Kota Jakarta (DAS ciliwung).Program fews (flood early warning system) atau sistem peringatan dini banjir telah dilakukan di Kota Semarang (DAS Beringin) dan Kota Jakarta (DAS ciliwung). Program ini dilakukan untuk mengatasi masalah banjir yang di alami dengan pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan program melibatkan masyarakat secara keseluruhan dalam setiap tahapnya, seperti dalam tahap persiapan melalui sosialisasi, Tahapan pelaksanaan simulasi menghadapi banjir serta evaluasi ini dilakukan bersama dengan tim fasilitator. tujuan program sistem peringatan dini banjir ini adalah untuk melatih masyarakat secara sistematis untuk melakukan tindakan yang terdapat pada Program fews (flood early warning system) yaitu: memprediksi, peringatan dini banjir dan evakuasi. sehingga dapat mengurangi resiko jiwa dan harta benda dari terjadinya banjir.Kemudian Program fews (flood early warning system) yang berada di Kota Jakarta ini hampir sama dengan yang ada di Kota Semarang tetapi di Kota Jakarta (DAS Ciliwung) ini lebih mengutamakan pada teknologi dalam sistem peringatan dini banjir dan kurang dalam hal pemberdayaan masyarakatnya sehingga dari 3 program yang di tetapkan oleh Program fews (flood early warning system) yaitu: memprediksi, peringatan dini banjir dan evakuasi. Kota Jakarta tidak menerapkan tahap evakuasi, karena masyarakat hanya mendapatkan informasi saja dan tidak mendapatkan bimbingan dalam tahap evakuasi.Maka perlu dilakukan penelitian mengenai hasil peringatan dini banjir yang dirasakan oleh masyarakat di Kota Semarang dan Kota Jakarta, sehingga pertanyaan penelitian yang di ajukan adalah Bagaimana peran sistem peringatan dini banjir terhadap kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi banjir di Kota Semarang dan Kota Jakarta.Kata Kunci: Bencana Banjir, sistem peringatan dini banjir, kesiapsiagaanTinjuan Pustaka:PRBBK (pengurangan resiko bencana berbasis komunitas) adalah upaya yang dilakukan oleh anggota masyarakat secara terorganisir baik sebelum, saat dan sesudah bencana dengan menggunakan sumber daya yang mereka miliki semaksimal mungkin untuk mencegah, mengurangi, menghindari dan memulihkan diri dari dampak resiko bencana. PRBBK ini memiliki 2 tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan Pengurangan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (PRBBK).Pertamaadalah bagaimana menyelamatkan nyawa manusia seratus persen.Keduamenyelamatkan aset seratus persen. Kedua hal ini harus dipahami oleh masyarakat, sehingga mereka sadar. Kesadaran akan dua hal inilah yang coba dijadikan sebagai pemicu bagi masyarakat dalam mengimplementasikan kegiatan PRBBK di lapangan. (Jonatan Lassa Dkk 2009)Undang-undang Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia.Pemberdayaan masyarakatadalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri. Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi. Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agenpembangunanatau dikenal juga sebagai subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atauobyeksaja.Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode kuantitatif, sementara teknik pengumpulan datanya melalui data primer dan sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan kuisioner, wawancara dilakukan pada instansi terkait sistem peringatan dini banjir dan kuesioner dilakukan ke masyarakat dalam bentuk kuisioner tertutup. sementara untuk data sekunder dengan menggunakan kajian literatur dan observasi. Analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan deskripsi, statistika deskriptif dan analisis korelasi.Subjek Penelitian, Objek Penelitian, Unit data, Sumber Data:Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Kota Semarang dan Kota Jakarta. Sementara objek penelitiannya adalah penduduk di sekitar DAS Beringin dan DAS Ciliwung. Unit data yang digunakan dalam penelitian ini adalah koridor DAS Beringin dan DAS Ciliwung. Sumber data didapat dari survey primer dan sekunder yaitu Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara dan kuisioner, wawancara dilakukan pada instansi terkait sistem peringatan dini banjir dan kuesioner dilakukan ke masyarakat dalam bentuk kuisioner tertutup. sementara untuk data sekunder dengan menggunakan kajian literatur dan observasi.