ketentuan pengendalian rencana - bpsdm.pu.go.id file1. strategi pengendalian rencana 2. arahan...

42
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i MODUL 6 Ketentuan Pengendalian Rencana 2016 DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Upload: truongkhuong

Post on 07-May-2019

239 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i

MODUL 6

Ketentuan Pengendalian Rencana 2016

DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN

DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Ketentuan Pengendalian Rencana i

KATA PENGANTAR

Modul Ketentuan Pengendalian Rencana memberikan pemahaman tentang

Pengendalian Rencana yang terdiri atas, strategi pengendalian rencana dan arahan

pengendalian rencana dalam rangka penyelenggaraan Rencana Tata Bangunan dan

Lingkungan.

Buku ini terdiri atas 4 (empat) bab yang terdiri dari Pendahuluan, Strategi

Pengendalian Rencana, Arahan Pegendalian Rencana, dan Penutup. Modul ini

disusun secara sistematis agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan

lebih mudah. Fokus pembelajaran diarahkan pada peran aktif peserta diklat.

Ucapan terimakasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun atas

tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.

Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa

terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan

peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan

bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur di Pusat dan Daerah dalam

bidang penataan bangunan.

Semarang, Desember 2016

Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat

Perumahan dan Permukiman

ii Ketentuan Pengendalian Rencana

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.................................................................................................. I

DAFTAR ISI ............................................................................................................. II

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ...................................................................... III

Deskripsi ................................................................................................... iii A.

Persyaratan .............................................................................................. iii B.

Metode ..................................................................................................... iii C.

Alat Bantu/Media ..................................................................................... iii D.

Indikator Keberhasilan ............................................................................. iii E.

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 5

Latar Belakang .......................................................................................... 6 A.

Deskripsi Singkat ...................................................................................... 7 B.

Tujuan Pembelajaran ............................................................................... 7 C.

Materi dan Submateri Pokok ................................................................... 7 D.

Estimasi Waktu ......................................................................................... 8 E.

BAB 2 STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA ......................................................... 9

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 10 A.

Umum ..................................................................................................... 10 B.

Aspek-aspek Pengendalian .................................................................... 10 C.

Strategi Pengendalian Rencana ............................................................. 14 D.

Latihan .................................................................................................... 14 E.

Rangkuman ............................................................................................ 16 F.

BAB 3 ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA ........................................................ 17

Indikator Keberhasilan ........................................................................... 18 A.

Umum ..................................................................................................... 18 B.

Penetapan Rencana dan Indikasi Program ............................................ 18 C.

Penetapan Kegiatan dan Pengendalian Jangka Menengah ................... 18 D.

Penyiapan Para Pihak dan Pemasaran Kegiatan .................................... 21 E.

Penyesuaian Aspek Fisik, Sosial dan Ekonomi ....................................... 22 F.

Penetapan Persyaratan Teknis dan Pengendalian ................................. 22 G.

Latihan .................................................................................................... 26 H.

Rangkuman ............................................................................................ 28 I.

BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 31

GLOSARIUM ........................................................................................................ 33

Ketentuan Pengendalian Rencana iii

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Deskripsi A.

Modul Ketentuan Pengendalian Rencana terdiri dari dua kegiatan belajar

mengajar, yaitu:

1. Strategi Pengendalian Rencana

2. Arahan Pengendalian Rencana

Persyaratan B.

Dalam mempelajari modul ini peserta diklat dilengkapi dengan skema, gambar dan

tabel yang difungsikan untuk memudahkan peserta latih agar lebih memahami

materi modul.

Metode C.

Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan

kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya

kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.

Alat Bantu/Media D.

Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat

Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:

1. LCD/projector

2. Laptop

3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya

4. Flip chart

5. Bahan tayang

6. Modul dan /atau bahan ajar

Indikator Keberhasilan E.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:

1. Strategi Pengendalian Rencana

2. Arahan Pengendalian Rencana

iv Ketentuan Pengendalian Rencana

Ketentuan Pengendalian Rencana 5

BAB 1

PENDAHULUAN

6 Ketentuan Pengendalian Rencana

PENDAHULUAN

Latar Belakang A.

Sudah sekian banyaknya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang telah

disusun hingga saat ini, baik melalui penganggaran pemerintah pusat maupun

melalui penganggaran pemerintah daerah, Namun tidak banyak yang dapat

diimplementasikan sesuai panduan dalam Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan

(RTBL) sekalipun RTBL tersebut telah dibentengi oleh Perda Bangunan Gedung,

Perda RTRW bahkan Perda RDTRK tetapi seolah-olah rencana tersebut tidak

sanggup mengendalikan pertumbuhan kawasan kearah yang lebih baik. Walaupun

nilai property kawasan tumbuh positif akibat pembangunan, namun kualitas

lingkungan kawasan dan hinterlandnya belum dapat memberi dampak positif

sebagaimana yang diharapkan, sehingga seolah-olah konsep dan panduan

rancangan yang telah disusun melalui RTBL menjadi mubazir. Hal lain yang

mempengaruhi kurang berhasilnya adalah :

Lemahnya penegakan hukum pembangunan terutama perijinan

pendirian bangunan di perkotaan;

Keterbatasan daerah dalam mewujudkan organisasi atau kelembagaan

non profit yang bertanggung jawab mengurusi pembangunan bangunan

gedung beserta infrastrukturnya seperti TABG, Pemerhati Bangunan

Bersejarah;

Tingkat partisipasi masyarakat yang awal-awalnya cukup antusias tetapi

lambat laun menjadi menurun dan tidak peduli;

Kualitas produk RTBL yang tidak implementatif, kurang sosialisasi dan

tidak dipahami oleh segenap pemangku kepentingan, mereka tidak

mengerti memulainya dari mana;

Masih kuatnya anggapan di daerah, bahwa kehadiran RTBL sebagai sinyal

akan mendapatkan bantuan pendampingan kegiatan fisik dari

pemerintah pusat.

Pengertian penegendalian rencana adalah upaya menyusun strategi

pengontrolan/pengawasan serta mengarahkan jalannya pelaksanaan dari tahap

persiapan, perencanaan teknis, pelaksanaan pembangunan fisik dan pasca

pembangunan agar arahan panduan rencana dalam RTBL dapat dimplementasikan

Ketentuan Pengendalian Rencana 7

Pengendalian rencana bertujuan :

1. Mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun

kelembagaan kerja pasca penyusunan RTBL dan pelaksanaan penataan

suatu kawasan

2. Mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam

mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan

lingkungan

Deskripsi Singkat B.

Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang

Pengendalian Rencana kepada peserta yang terdiri atas, strategi pengendalian

rencana dan arahan pengendalian rencana melalui ceramah interaktif, diskusi dan

latihan.

Alokasi waktu : 180 menit (4 JP)

Tujuan Pembelajaran C.

Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil

belajar, sebagai berikut:

Hasil Belajar 1.

Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan mampu memahami

Ketentuan Pengendalian Rencana.

Indikator Hasil Belajar 2.

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami:

Strategi Pengendalian Rencana a.

Arahan Pengendalian Rencana b.

Materi dan Submateri Pokok D.

Materi dan submateri pokok dalam modul Ketentuan Pengendalian Rencana ini

adalah sebagai berikut:

Strategi Pengendalian Rencana 1.

Aspek-Aspek Pengendalian Rencana a.

Strategi Pengendalian b.

8 Ketentuan Pengendalian Rencana

Arahan Pengendalian Rencana 2.

Penetapan rencana dan indikasi program a.

Penetapan kegiatan dan pengendalian jangka menengah b.

Penyiapan para pihak dan pemasaran paket kegiatan c.

Penyesuaian aspek fisik, sosial dan ekonomi d.

Penetapan persyaratan teknis dan pengendalian e.

Estimasi Waktu E.

Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 4 ( empat ) JP

Ketentuan Pengendalian Rencana 9

BAB 2

STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA

10 Ketentuan Pengendalian Rencana

STRATEGI PENGENDALIAN RENCANA

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami

strategi pengendalian rencana.

Umum B.

Strategi pengendalian rencana membahas aspek-aspek pengendalian dan strategi

pengendalian. Aspek-aspek pengendalian meliputi pengendalian rencana

bangunan gedung, prasarana kawasan, pembangunan berkelanjutan, dan

pembangunan non fisik. Sedangkan strategi pengendalian mengatur pembentukan

kelembagaan, penerapan peraturan, dan pengendalian antisipatif.

Aspek-aspek Pengendalian C.

Ketentuan administratif untuk mengendalikan pelaksanaan seluruh rencana dan

program serta kelembagaan yang diperlukan pemerintah. daerah dalam rangka

mendorong pelaksanaan materi RTBL agar terlaksana secara efektif.

Ketentuan Pengendalian Pembangunan Bangunan Gedung 1.

Kebijakan pengendalian bangunan gedung dalam kawasan RTBL dapat berupa :

a. Bangunan gedung negara

b. Bangunan gedung hijau

c. Bangunan gedung pusaka

d. Bangunan gedung perbatasan

e. Bangunan gedung mitigasi bencana

Pengendalian pertumbuhan pembangunan bangunan gedung kawasan melalui

perizinan yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah adalah mencakup

ketentuan yang diatur dalam persyaratan administratif dan persyaratan teknis

bangunan gedung. Dalam rangka tertib penyelenggaraan pendirian bangunan

berdasarkan arahan tata ruang kabupaten/kota dan RTBL, perlu dilakukan

pengendalian izin mendirikan bangunan (IMB) untuk bangunan yang memiliki

fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya serta bangunan fungsi

khusus, atau sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh masing-masing

kabupaten/kota.

Ketentuan Pengendalian Rencana 11

Izin mendirikan bangunan (IMB), adalah perizinan yang diberikan oleh

pemerintah daerah kepada pemohon untuk membangun baru, mengubah,

memperluas, mengurangi atau merawat bangunan, dan/atau memugar dalam

rangka melestarikan bangunan sesuai persyaratan yang telah ditentukan.

Persyaratan perolehan IMB sekurang-kurangnya terdiri dari :

a. Pemenuhan persyaratan administratif

1) Legalitas kependudukan bagi pemohon

2) Bukti kepemilikan tanah

3) Surat permohonan

4) Sesuai ketetapan rencana kota (KRK)

5) Sesuai rencana tata letak bangunan (RTBL)

6) Kelengkapan gambar rancangan arsitektur, struktur, mekanikal dan

elektrikal

7) Rekomendasi dari Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG) bagi daerah

yang sudah terbentuk kelembagaannya.

8) Surat persetujuan dari kepala daerah sesuai peruntukannya

b. Pemenuhan persyaratan teknis

1) Sesuai dengan persyaratan intensitas bangunan yaitu KDB, KLB, KDH,

standar perparkiran

2) Gambar rancangan yang sesuai dengan standar teknis

3) Fasade bangunan, sirkulasi sekitar bangunan

4) Penggunaan bahan yang mendukung karakter kawasan.

Pengendalian rencana melalui pemberian perizinan IMB oleh Bupati/Walikota

akan memberi manfaat pada :

Kemudahan pengawasan, pengendalian, dan penertiban bangunan ;

Kemudahan mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan yang

menjamin keandalan bangunan yang fungsional sesuai dengan tata

bangunan dan serasi dengan lingkungannya ; dan

Pemenuhan syarat sertifikat laik fungsi bangunan (SLF).

Ketentuan Pengendalian Penataan Bangunan 2.

Pengendalian penataan Bangunan ini adalah dalam rangka meningkatkan

kualitas ruang perkotaan melalui RTBL yaitu dapat berupa penataan :

a. Pendampingan penyusunan RTBL,

b. Pendampingan penyusunan desain kawasan

c. Pengawasan penyelenggraan penataan bangunan kawasan

12 Ketentuan Pengendalian Rencana

d. Pelaksanaan penyelenggraan penataan kawasan

Pada kawasan hijau, kawasan pusaka, Kawasan rawan bencana, Kawasan

strategis nasional, Kawasan perbatasan, Kawasan pengembangan destinasi.

Ketentuan pengendalian rencana penataan bangunan pada kawasan tersebut,

harus saling bersinergi antara semua pihak yaitu pemerintah, pemerintah

daerah, pemangku kepentingan lainnya terutama dalam hal :

a. Penyiapan lokasi dan pematangan lahan adalah menjadi tanggung jawab

pemerintah daerah termasuk sosialisasi dan tingkat partisipasi

masyarakat dan segenap pemangku kepentingan,

b. Insentif dan desinsentif kepada penyelenggara pembangunan adalah

bagian dari pengendalian dan diatur lebih lanjut dalam peraturan bupati/

walikota.

c. Biaya operasional dan pemeliharaan RTH dan Prasarana lainnya menjadi

tanggung jawab Pemerintah Daerah,

d. Pengendalian rencana pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH),

mengarah kepada perbandingan ideal antara daerah hijau dan non hijau

(sekitar 70% : 30%) dalam rangka percepatan pemenuhan RTH di

perkotaan dan upaya menjadikan kota di Indonesia menjadi Kota Hijau

(green city),

e. Pengendalain rencana elemen-elemen kawasan lainnya dalam rangka

peningkatan kualitas lingkungan mengacu pada standar minimal

infrastruktur dan ketentuan yang dikeluarkan oleh instansi yang

berwenang.

Ketentuan Pengendalian Penataan Lingkungan dan Berkelanjutan 3.

Pengendalian penataan lingkungan Mencakup : Peningkatkan kualitas

lingkungan permukiman, tidak menambah lokasi/kawasan kumuh baru,

mendukung target 0% lingkungan kumuh dan juga dapat mengedepankan

pendekatan pemberdayaan masyarakat.

a. Penataan lingkungan permukiman tradisional

Prinsip dokumen RTBL akan memperkaya arah penataan,

Pendampingan Penyusunan Perencanaan Penataan Lingkungan

Permukiman Komunitas / Tradisional

Memaksimalkan potensi lingkungan (bahan bangunan, sosial budaya,

Ketentuan Pengendalian Rencana 13

Pelaksanaan penyelenggaraan penataan lingkungan permukiman

tradisional

b. Penataan lingkungan berbasis masyarakat, dimana masyarakat dapat

menyusun sendiri dokumen RTBL, mempromosikan dan melaksanakan

sendiri termasuk merawat hasil-hasil pembangunan yang sudah

terbangun.

Pembangunan berkelanjutan mencakup tiga lingkup kebijakan yaitu

pembangunan ekonomi, pembangunan sosial dan perlindungan lingkungan.

Berdasarkan dokumen-dokumen PBB, terutama dokumen hasil World Summit

2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut saling terkait dan merupakan pilar

pendorong bagi pembangunan berkelanjutan.

a. Pembangunan ekonomi dalam kawasan didorong untuk memberdayakan

masyarakat, membuka lapangan kerja yang inovatif dengan memanfaatkan

potensi alam yang dimiliki tanpa menimbulkan kerusakan ekosystem.

b. Pembangunan sosial dalam kawasan, didorong untuk menghidupkan nilai-

nilai budaya positif yang masih orisinal dimasyarakat, menyatukan

keberagaman, berinovasi agar budaya masyarakat dapat membangun

tanpa merusak.

c. Pembangunan perlindungan lingkungan, didorong kepada masyarakat

untuk memahami dan melaksanakan pembangunan berwawasan

lingkungan yang mengedepankan pelestarian dan keselamatan darat, air

dan udara beserta kekayaan yang ada diatasnya.

Skema pembangunan berkelanjutan: pada titik temu ketiga pilar tersebut,

berdasarkan Deklarasi Universal Keberagaman Budaya (Unisco 2001) yang

menyebutkan bahwa konsep pembangunan berkelanjutan dimana keragaman

budaya penting bagi manusia sebagaimana pentingnya keragaman hayati bagi

alam. Pembangunan berkelanjutan yang berkaitan dengan isu perkotaan

adalah Pembangunan Hijau yang pada umumnya, dimana pembangunan Hijau

lebih mengutamakan keberlanjutan lingkungan di atas pertimbangan ekonomi

dan budaya.

14 Ketentuan Pengendalian Rencana

Strategi Pengendalian Rencana D.

Pembentukan Kelembagaan 1.

a. Strategi Pengendalian Rencana diatur dengan Rencana Kelembagaan yang

mencantumkan organisasi pelaksana, SDM yang terlibat dan aturan

tatalaksana kelembagaannya.

b. Untuk pengelolaan pelaksanaan RTBL dapat disiapkan suatu organisasi

pelaksana sendiri dengan menggambarkan pola koordinasi, alur dan pola

pertanggung jawaban, serta proses lainnya.

1) Dalam konteks pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Berbasis Komunitas, Masyarakat beserta perangkat pemerintah

kelurahan/desa dan kelompok peduli masyarakat setempat dengan

memperhatikan berbagai peraturan yang ada, menetapkan

kesepakatan mengenai visi kawasan permukiman yang akan dituju

bersama.

Penerapan Peraturan Bupati/Walikota 2.

a. Setiap produk RTBL yang disusun wajib dilengkapi dengan Peraturan

Bupati/Walikota yang bersifat mengikat bagi setiap pemangku kepentingan

sehingga produk RTBL tersebut memiliki legalitas untuk dilaksanakan.

b. Bentuk dan isi dari peraturan tersebut memuat sekurang-kurangnya

mencakup isi dan arahan RTBL sebagai panduan rancang bangun.

c. Menjadikan produk RTBL dan Peraturan Bupati/Walikota sebagai bentuk

komitmen antara pemerintah pusat, daerah dan pemangku kepentingan

Pengendalian Antisipatif 3.

Dalam implementasi RTBL sering dijumpai terjadinya perubahan pada tahap

pelaksanaan yang disebabkan oleh berbagai hal tetapi masih dapat memenuhi

persyaratan daya dukung dan daya tampung lahan, kapasitas prasarana

lingkungan binaan, masih sejalan dengan rencana dan program penataan kota,

serta masih dapat menampung aspirasi masyarakat.

Ketentuan pengendalian rencana melalui pengendalian antisipatif meliputi :

a. Program kerja kelembagaan,

b. Asumsi-asumsi permasalahan yang dihadapi,

c. Metode pertanggung jawaban semua pihak,

d. Nilai kerugian materi dan non materi yang diakibatkan kegagalan rencana.

Ketentuan Pengendalian Rencana 15

Dengan pengendalian antisipatif ini akan memberikan arahan upaya apa saja

yang harus dilakukan agar terhindar dari dampak negatif yang mungkin bisa

terjadi setiap saat.

Ketentuan akan mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja

maupun kelembagaan kerja, serta mengatur pertanggung jawaban semua

pihak yang terlibat. Aspek ketentuan administratif dan arahan yag bersifat

antisipatif terghadap perubahan ditentukan untuk mendukung strategi

pengendalian yang diatur dengan rencana kelembagaann untuk mengelola

pelaksanaaan RTBL.

Latihan E.

1. Salah satu alat pengendalian rencana yang cukup efektif pada pembangunan gedung dan menjadi kewenangan pemerintah daerah adalah : a. Pembentukan kelembagaan yang terorganisir dengan baik b. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) a. Memberi peran masyarakat seluas-luasnya untuk ikut mengontrol

pembangunan di kawasan RTBL

2. Tujuan daripada pengendalian rencana adalah mengatur pertanggung jawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap : b. Pelaksanaan tahap persiapan dan perencanaan teknis c. Pelaksanaan konstruksi fisik d. Jawaban a dan b benar

3. Hal-hal yang diatur tentang ketentuan teknis pengendalian dapat melalui salah satu dibawah ini yaitu : a. Penataan ruang terbuka hijau (RTH) b. Ketentuan perizinan sebagaimana yang diatur dalam persyaratan IMB c. Ketentuan pembentukan kelembagaan yang dapat memberi arahan

perwujudan RTBL

4. Strategi pengendalian rencana yang digagas dalam dokumen RTBL adalah merupakan cara : a. Pemerintah Daerah untuk memperoleh stimulan kegiatan fisik melalui

sumber pendanaan APBN b. Mengarahkan pertumbuhan kawasan sesuai target-target yang telah

disepakati c. Tidak ada hubungan antara strategi pengendalian rencana dengan

pelaksanaan lapangan

5. Strategi pengendalian rencana untuk mencapai tujuan akhir pelaksanaan RTBL dapat dilakukan melalui :

16 Ketentuan Pengendalian Rencana

a. Pembentukan kelembagaan untuk mengorganisir semua pemangku kepentingan dalam kawasan

b. Penerapan peraturan Bupati/Walikota, untuk menjamin legalitas kegiatan RTBL

c. Pengendalian antisipatif karena sering terjadi perubahan-perubahan dalam RTBL

1. B - S Maksud dari Diklat Dasar tentang ketentuan pengendalian

rencana, untuk memberikan pemahaman kepada peserta diklat

bagaimana strategi pengendalian rencana dan arahan

pengendalian rencana.

2. B - S Salah satu alat kendali pertumbuhan pembangunan kawasan yang

cukup efektif adalah penegakan peraturan tentang Izin Mendidikan

Bangunan (IMB).

3. B - S Peran serta masyarakat dalam pengendalian rencana penataan

bangunan dan lingkungan dimaksudkan agar pelaksanaan

pembangunan di kawasan RTBL dapat berjalan secara aman dan

tertib sekaligus dapat dikontrol oleh masyarakat.

4. B - S Ketentuan Pengendalian Rencana merupakan salah satu materi

pokok RTBL disamping Program Bangunan dan Lingkungan,

Rencana Umum dan Panduan Rancangan, Rencana Investasi dan

Pedoman Pengendalian Pelaksanaan.

Rangkuman F.

Aspek-aspek yang diatur dalam strategi pengendalian rencana adalah

pengendalian rencana pembangunan bangunan gedung, prasarana kawasan,

pembangunan berkelanjutan, dan pembangunan non fisik. Strategi pengendalian

rencana meliputi pembentukan kelembagaan, penerapan Peraturan

Bupati/Walikota, dan pengendalian antisipatif.

Ketentuan Pengendalian Rencana 17

BAB 3

ARAHAN PENGENDALIAN RENCANA

18 Ketentuan Pengendalian Rencana

Arahan Pengendalian Rencana

Indikator Keberhasilan A.

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami

arahan pengendalian rencana.

Umum B.

Arahan pengendalian rencana membahas penetapan rencana dan indikasi

program, penetapan kegiatan dan pengendalian jangka menengah, penyiapan para

pihak dan pemasaran kegiatan penyesuaian aspek fisik, sosial dan ekonomi

Penetapan Rencana dan Indikasi Program C.

Penetapan Rencana 1.

Dalam dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) yang telah

ditetapkan batas-batas kawasan selanjutnya ditetapkan oleh Bupati/Walikota

secara tertulis berdasarkan masukan dan beberapa pertimbangan teknis dan

non teknis dalam proses identifikasi dan analisa kawasan. Penetapan rencana

disusun berdasarkan kesepakatan yang dicapai segenap pemangku

kepentingan termasuk wewenang masing-masing kelembagaan, namun

penetapan rencana tersebut merupakan awal dalam menuju penentuan

program bangunan dan lingkungan. Penetapan rencana akan menjadi area

perencanaan dan apabila bermaksud untuk memperluas area batas-batas

kawasan maka harus dikaji terlebih dahulu sebagai area terpengaruh atau

terdampak.

Penetapan rencana pengendalian meliputi :

a. Luasan Kawasan Perencanaan,

Luasan kawasan perencanaan ditetapkan oleh Bupati/Walikota mencakup

suatu lingkungan/kawasan dengan luas 50-60 Ha :

Kota metropolitan dengan luasan 5 Ha

Kota besar/sedang dengan luasan 15-60 Ha

Kota kecil/desa dengan luasan 30-60 Ha

Ketentuan Pengendalian Rencana 19

Kelebihan luasan dapat dipertimbangkan asalkan memiliki alasan yang

kuat dan diterima oleh Tim Teknis. Faktor luasan yang paling utama adalah

kedalaman bahasan RTBL

b. Penentuan batas-batas (delineasi,) yaitu ditetapkannya batas-batas dan

luas area perencanaan berdasarkan kriteria-kriteria setelah melalui kajian

yag dilakukan oleh Tim Penyusun RTBL.

Penentuan Batas Kawasan Perencanaan (delineasi) ditetapkan oleh

Bupati/Walikota, berdasarkan satu atau kombinasi butir-butir dibawah ini :

• Administratif, seperti RT,RW, Kelurahan, Kecamatan dan bangian

wilayah kota

• Nonadministratif, yang ditentukan secara kultural tradisional seoperti

desa adat, gampong, dan nagari

• Kawasan yang meiliki kersatuan karakter tematis, seperti kawasan

kota lama, lingkungan sentra perindustrian rakyat, kawasan sentra

pendidikan, dan kawasan permukiman tradisional,

• Kawasan yang memiliki ssifat campuran, seperti kawasan campuran,

antara fungsi hunian, usaha, sosial budaya dan/atau keagamaan,

• Jenis kawasan lainnya, seperti kawasan yang baru berkembang cepat,

kawasan terbangun yang memerlukan penataan, kawasan dilestarikan,

kawasan rawan bencana dan kawasan gabungan atau campuran.

Indikasi Program Pelaksanaan 2.

Indikasi program dikendalikan berdasarkan arahan yang telah disusun

sebelumnya yang memuat : lingkup kegiatan, waktu dan tempat yang akan

dikerjakan mulai dari kegiatan sosialisasi, penyiapan lahan, penyusunan

rencana teknis (DED), penanganan rencana pembangunan fisik dan pasca

pembangunan. Indikasi program merupakan tindak lanjut dari rencana umum

dan panduan rancangan yang dijabarkan tiap rancangan kawasan dan masih

bersifat pendekatan program yang mencakup struktur peruntukan lahan,

intensitas pemanfaatan lahan, tata bangunan, sistem sirkulasi dan jalur

penghubung, sistem ruang terbuka dan tata hijau, tata kualitas lingkungan,

sistem prasarana dan utilitas lingkungan serta pelestarian bangunan dan

lingkungan.

20 Ketentuan Pengendalian Rencana

Penetapan Kegiatan dan Pengendalian Jangka Menengah D.

Penetapan Kegiatan 1.

Sebagai tindak lanjut dari indikasi program adalah dicapainya kesepakatan dari

segenap pemangku kepentingan untuk ditetapkan sebagai program bersama

sehingga masing-masing pihak akan diberi tugas dan tanggung jawab untuk

melaksanakannya berdasarkan urutan skala prioritas.

Pengendalian Jangka Menengah 2.

Pengendalian rencana jangka menengah ditetapkan selama kurun waktu 5

(lima) tahun dengan asumsi bahwa RPJMD disusun untuk jangka waktu 5 (lima)

tahunan.

Pengendalian rencana jangka menengah dilaksanakan dengan mengacu pada

program investasi yang sudah disepakati dalam produk RTBL dengan urutan-

urutan kegiatan sebagai berikut :

a. Tahun pertama

Fokus pengendalian rencana yang diarahkan untuk kegiatan pembentukan

kelembagaan dan program kerja, sosialisasi secara persuasif, konsolidasi

lahan, penyusunan DED pada spot kawasan untuk lokasi kepentingan

umum.

b. Tahun kedua

Pada tahun ini merupakan pembuktian komitmen kinerja para pemangku

kepentingan sejauh mana hasil yang sudah dicapai pada tahun pertama.

Fokus kegiatan adalah melanjutkan sosialisasi dan promosi, evaluasi

program kerja dan fungsi lembaga, pelaksanaan konstruksi fisik tahap-I.

Hal yang terburuk adalah masalah kesiapan lahan yang tidak tercapai,

berarti pelaksanaan konstruksi fisik juga menjadi mundur.

c. Tahun ketiga

Tanpa memandang keberhasilan tahun kedua, kegiatan sosialisasi dan

promosi tetap dilanjutkan sesuai program lembaga, pembangunan fisik

tahun pertama sudah perlu dipersiapkan O & M (bila memungkinkan

sudah dapat diproses serah terima BMN) dan melanjutkan kegiatan

pelaksanaan konstruksi fisik tahap-II.

d. Tahun keempat

Evaluasi kegiatan tahun I – III, dan melanjutkan sesuai rencana investasi

yang telah disusun dalam dokumen RTBL.

Ketentuan Pengendalian Rencana 21

e. Tahun kelima

Lanjutan dari tahun sebelumnya, dan pada akhir tahun dilakukan evaluasi

secara menyeluruh baik rencana-rencana dalam RTBL maupun realisasi

kegiatan.

Penyiapan Para Pihak dan Pemasaran Kegiatan E.

Penyiapan Para Pihak 1.

Para pihak yang dimaksud dalam pengendalian rencana adalah semua unsur

baik individu maupun kelompok atau organisasi yang ada hubungan baik

langsung maupun tidak langsung dengan keberlanjutan kawasan RTBL untuk

berkontribusi dalam bentuk fisik dan non fisik pelaksanaan RTBL atau disebut

pemangku kepentingan (stakeholders).

Untuk menjamin keberlanjutan penataan bangunan dan lingkungan (RTBL)

maka segenap unsur pemangku kepentingan perlu diberi pemahaman,

dipersiapkan dan ditingkatkan kemampuannya mengelola kawasan mulai dari

tahap persiapan program, perencanaan teknis, pelaksanaan fisik dan pasca

pelaksanaan. Keberadaan pihak pemangku kepentingan adalah tergantung

pola penataan bangunan dan lingkungan yang telah ditetapkan di kawasan

perencanaan (seperti : perbaikan kawasan/pengembangan kembali

kawasan/pembangunan baru kawasan atau perlestarian/perlindungan). Secara

umum pemangku kepentingan terdiri dari :

a. Pemerintah Pusat, melakukan pembinaan dapat berupa pengaturan,

pemberdayaan dan pengawasan

b. Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota dan Propinsi), menyiapkan usulan

program berdasarkan Renstra dan RPJMD,

c. Kelompok masyarakat, kelompok professional, kelompok usaha, diarahkan

dalam pemberian dukungan pemikiran, sumbangsih daya dan tenaga,

tanggung jawab sosial, finasial dan semacamnya,

d. LSM, diarahkan peran serta dalam mendukung ketepatan pelaksanaan

(termasuk tepat biaya, tepat waktu dan tepat sasaran).

Prinsip dasar keberhasilan pelaksanaan dokumen RTBL adalah apabila menjadi

kebutuhan dan milik masyarakat sendiri beserta perangkat kelurahan dan

kelompok peduli setempat. Bila ini terwujud, maka potensi keberlanjutan akan

semakin tinggi karena masyarakat yang akan bertanggung jawab sepenuhnya

pada pengelolaan properti pasca pelaksanaan.

22 Ketentuan Pengendalian Rencana

Pemasaran Paket Kegiatan 2.

Pemasaran/promosi dilaksanakan layaknya methode enterpreneur dengan

melakukan cara dan pendekatan kepada berbagai pihak dengan cara :

a. Pendekatan promosi kepada masyarakat dengan menitik beratkan pada

kebersamaan hidup, permukiman yang layak huni, hunian yang aman,

sehat dan nyaman dan peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan

pembukaan lapangan kerja yang ada serta pembukaan lapangan kerja

baru.

b. Pendekatan kepada dunia usaha, agar dapat berkontribusi melalui

program CSR, pembangunan yang mendatangkan profit disertai analisa

kelayakan ekonomi, jaminan keamanan, kesinambungan dan SDM/SDA

c. Menjemput peluang - peluang dari beberapa program Kementerian/

Lembaga dan memahami lebih banyak Renstra Pemerintah Pusat dan

Daerah.

d. Mengadakan event-event yang bisa mengundang peran serta warga kota

ataupun wisatawan dari luar

e. Memperbanyak pelatihan, terutama dalam rangka peningkatan kualitas

produk andalan kawasan, home industri, strategi pemasaran, nilai jual

dalam rangka persaingan sehat.

Penyesuaian Aspek Fisik, Sosial dan Ekonomi F.

Aspek Fisik 1.

Setiap kawasan dalam perjalanan waktu tidak dapat dipungkiri akan

mengalami perubahan baik karena pengaruh waktu, kebutuhan yang

meningkat, perubahan selera, perubahan status sosial maupun perkembangan

ekonomi, bahkan kadang terjadi perubahan kebijakan dan program baru dari

Pemerintah Daerah yang sebelumnya tidak dapat dipredikasi. Konsekwensi

perubahan tersebut berpengaruh kuat terhadap rencana yang telah disusun

termasuk perubahan rencana fisik dan non fisik, untuk itu perlu dilakukan

penyesuaian agar rencana awal tidak membawa perubahan yang berdampak

negatif. Beberapa kemungkinan perubahan dan perlu penyesuaian aspek fisik

adalah :

a. Revisi RTRW, dapat mengakibatkan perubahan zona pembangunan fisik,

peran pengendalian rencana adalah antisipatif penyesuaian yang tidak

mengakibatkan perubahan RTBL secara total.

Ketentuan Pengendalian Rencana 23

b. Apabila harus terjadi penyesuaian fisik di kawasan RTBL, maka

pengendaliannya dapat dibagi atas :

1) Pengendalian tingkat tinggi, yaitu upaya agar rencana tidak

mengalami perubahan signifikan, karakter dan citra kawasan masih

sejalan dengan Visi dan Misi Kawasan dimana rencana jenis kegiatan,

falsafah dan konsep bentuk serta fungsinya elemen-elemen kawasan

masih sesuai rencana semula,

2) Perubahan tingkat rendah, yaitu ketentuan pengendalian rencana

terutama yang berkaitan aspek fisik dibuat yang se-fleksibel mungkin

sehingga mudah dilakukan penyesuaian, pola penerapan insentif dan

desinsentif memberi efek yang menguntungkan berbagai pihak,

Prinsip penyesuaian aspek fisik adalah tidak mengakibatkan gagal totalnya

tujuan akhir RTBL yang sudah disusun dan disepakati dengan pemangku

kepentingan.

c. Perubahan akibat kesalahan/ketidaksesuaian dengan dokumen RTBL dapat

dilakukan penyesuaian dalam DED,

d. Perubahan akibat kesalahan/ketidaksesuaian dengan dokumen DED dapat

dilakukan penyesuaian dalam pelaksanaan fisik,

e. Segala penyesuaian aspek fisik yang menyimpang dari rencana RTBL dan isi

Perbup/Perwal harus mendapatkan persetujuan dari Bupati/Walikota.

Aspek Sosial-Budaya 2.

Penyesuaian aspek sosial-budaya lokal dalam kawasan RTBL perlu

mendapatkan perhatian khusus dalam mengelolanya, karena mempunyai

pengaruh dan daya tarik yang sangat besar terhadap pengembangan ekonomi

kawasan maka perlu hasil identifikasi yang akurat dan analisa yang tepat agar

sendi-sendi kehidupan sosial-budaya masyarakat tetap lestari seperti sifat

gotong-royong, upacara adat yang dikemas dalam paket wisata, artefak-

artefak dan yang ada dikelola dengan baik untuk menjadi salah satu obyek

wisata sejarah atau wisata religi.

Kehidupan sosial dan budaya tidak dapat dilakukan perubahan secara frontal

terlebih merubah pola laku masyarakatnya, dan olehnya itu penyesuaian yang

perlu dilakukan adalah melakukan pendekatan rekayasa teknis untuk

memperkuat rekayasa sosia-budaya setempat, saperti kebiasaan masyarakat

membuang limbah langsung masuk ke sungai/saluran kota, aspek

penyesuaiannya adalah dapat melalui pembangunan MCK Komunal, namun

memilih lokasi yang tepat perlu pendekatan sosial melalui rembug warga

24 Ketentuan Pengendalian Rencana

yaitu : darimana pendanaannya, siapa pemilik lahan, siapa yang merawat, apa

kontribusi warga pengguna.

Aspek Ekonomi 3.

Kita sudah banyak melihat, mendengar bagaimana upaya pemerintah untuk

menggerakkan ekonomi yang berbasis masyarakat dengan memberi peluang

kepada pelaku usaha kecil menengah (UKM) untuk meningkatkan hasil

produktifitasnya dan berkompetisi produk import. Dari segi pemasaran UKM

didorong untuk tidak lagi hanya mengandalkan pemasaran konvensional

namun ditingkatkan pemasaran melalui e-commerce, Upaya tersebut banyak

dilakukan melalui pembinaan dan pelatihan secara langsung di lokasi agar

ketrampilan masyarakat meningkat.

Pengaruh langsung adalah memberi efek positif tetapi dapat pula memberi

efek negatif, seperti bila suatu kawasan mengalami perkembangan otomatis

banyak investor yang masuk dan membeli tanah kosong / persawahan /

perkebunan milik penduduk untuk dibangun industri, perhotelan dll dengan

harga murah sehingga tanah masyarakat hanya tersisa untuk tempat tinggal.

Akibatnya nilai properti makin tinggi, pengunjung makin ramai, kawasan

menjadi hidup tetapi penduduk asli hanya menjadi tukang taman, pelayan

hotel atau buruh pabrik dengan penghasilan mengikuti UMR/UMP. Kejadian

tersebut diatas perlu arahan penyesuaian aspek ekonomi bagaimana agar nilai

kawasan meningkat berjalan seiring dengan peningkatan ekonomi

masyarakatnya, sehingga terjadi sinergi yang mensejahterakan antara pemilik

modal, pemilik lahan dan pelaku kepentingan lainnya di dalam kawasan RTBL.

Penetapan Persyaratan Teknis dan Pengendalian G.

Persyaratan Teknis 1.

Persyaratan teknis dimaksudkan untuk mewujudkan elemen pembangunan

kawasan yang memenuhi kaidah teknis yang berlaku sesuai dengan lingkup

kegiatan pembangunannya, agar hasil pelaksanaan memenuhi kriteria yaitu

fungsional sesuai peruntukannya, aman, sehat, nyaman dan kemudahan dan

berkelanjutan.

Mengingat banyaknya peraturan teknis terkait ketentuan tata pembangunan

bangunan dan lingkungan dalam suatu kawasan, maka pada konteks Penataan

Bangunan dan Lingkungan (RTBL) terdapat beberapa peraturan bersifat

Ketentuan Pengendalian Rencana 25

operasional berupa norma, standar, peraturan dan manual (NSPM) untuk

ditetapkan sebagai bagian persyaratan teknis pada tahap perencanaan,

pelaksanaan fisik, pengawasan dan pasca pelaksanaan yaitu :

a. Perda Bangunan Gedung Kabupaten/Kota sesuai wilayah kedudukan

RTBL khususnya yang memuat persyaratan teknis bangunan dan

lingkungan,

b. Permen PU No. 29/2006 tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

c. Permen PU No. 30/2006 tentang Persyaratan Aksesibilitas

d. Permen PU No. 29/2006 tentang Persyaratan Teknis BG

e. Permen PU No. 26 / 2007 tentang TABG

f. Permen PU No. 25 / 2007 tentang SLF

g. Permen PU No. 45/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan BGN

h. Permen PU No. 06 / 2007 tentang Pedoman Umum RTBL

i. Permen PU No. 26/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi

Kebakaran Bangunan Gedung dan Lingkungan

j. Permen PU No. 25/2008 tentang RISPK

k. Permen PU No. 20/2009 tentang Manajemen Proteksi Kebakaran di

Perkotaan

l. Permen PU No. No. 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada

Bangunan Gedung dan Persilnya

m. Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Pekerjaan Umumb dan Penataan Ruang

n. Permen PU No. 18/PRT/M/2007 tentang Peneyelenggaraan

Pengembangan Sistem Air Minum

o. Permen PU No. 012/PRT/M/2014 tentang Penyelenggaraan Sistem

Drainase Perkotaan

p. Permen PU No. 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan

Sarana Persampahan Dalam Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah

Rumah Tangga

q. Permen PUPR No. 01/PRT/M/2015 tentang Banguynan Gedung Cagar

Budaya yang Dilestarikan

r. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau

s. Permen PUPR No. 02/PRT/M/2016 tentang Peningkatan Kualitas

Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

t. Permen PU tentang jalan yang berkaitan Penataan Lingkungan

u. Permen PU tentang Air yang berkaitan Penataan Lingkungan

26 Ketentuan Pengendalian Rencana

v. Permen PUPR tentang Perumahan Rakyat yang berkaitan Bangunan dan

Lingkungan

w. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang terkait Bangunan dan Lingkungan

Pengendalian 2.

Dalam rangka pelaksanaan rencana pembangunan kawasan RTBL dan agar

berlangsung secara efektif dan efisien, maka perlu ditetapkan institusi

pengendali dengan menitik beratkan pada peran Pemerintah Kabupaten/Kota

yaitu :

a. Pemanfaatan ruang, dikendalikan oleh Pemerintah Kab/Kota,

b. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

APBD II dikendalikan oleh Bupati/Walikota dibawah pembinaan Gubernur

c. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

APBD I dikendalikan oleh Gubernur dibawah pembinaan Menteri Dalam

Negeri dan pendampingan oleh unsur Pemerintah Kabupaten/Kota,

d. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

APBN PUPR dikendalikan oleh Menteri Ditjen Cipta Karya dan

pendampingan oleh unsur Pemerintah Kabupaten/Kota,

e. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

APBN Kementerian/Lembaga selain PUPR dikendalikan oleh K/L yang

bersangkutan dan pendampingan oleh unsur Pemerintah

Kabupaten/Kota,

f. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

Swadaya Masyarakat dikendalikan oleh BKM dan/atau Dewan Kelurahan

dibawah pembinaan Bupati/Walikota,

g. Perencanaan dan Pembangunan fisik yang sumber pendanaannya melalui

Swasta dikendalikan oleh Penyedia Anggaran dibawah pembinaan

Bupati/Walikota.

h. Semua pembangunan fisik sesuai sumber pendanaanya seperti yang

disebut diatas dapat dimonitor oleh LSM selaku pengawas extern.

Latihan H.

1. Dalam mewujudkan pembangunan di kawasan RTBL dilakukan 3 (tiga) pendekatan yaitu melalui rekayasa teknis, sosial-budaya dan ekonomi, : a. Segi rekayasa teknis menitik beratkan pada segi pembangunan

berkelanjutan b. Segi sosial-budaya menitik beratkan pada kebersamaam (gotong royong)

dan penanganan bangunan dan lingkungan bersejarah serta kearifan lokal

Ketentuan Pengendalian Rencana 27

c. Segi Ekonomi menitik beratkan pada penciptaan lapangan kerja baru sehingga ekonomi kerakyatan lebih maju dan merata.

2. Ketentuan pengendalian rencana terdapat komitmen yang menjadi kewajiban pada masing-masing pemangku kepentingan yaitu : a. Pemerintah Daerah bertanggung jawab untuk menyiapkan biaya

pemeliharaan RTH yang telah dibangun b. Pemerintah pusat bertanggung jawab untuk menyiapkan dana

pembangunan fisik sebagai dana stimulan agar RTBL dapat diwujudkan c. Masyarakat, professional, dan LSM bertanggung jawab untuk mengawasi

jalannya pembangunan

3. Delineasi adalah merupakan batas-batas perencanaan kawasan RTBL dan ditetapkan secara tertulis oleh : a. Bupati/Walikota setempat berdasarkan usulan dari pemangku kepentingan b. Bupati/walikota setempat setelah melalui kajian c. Jawaban a dan b benar

4. Kegiatan penyusunan rencana teknis pembangunan sarana dan sarana bangunan dan lingkungan menjadi bagian dari indikasi program karena : a. RTBL bersifat panduan rancang bangun dan tidak menjadi satu kesatuan

dengan paket DED b. DED yang akan disusun perlu diiskusikan terlebih dahulu dengan segenap

pemangku kepentingan c. DED dipastiukan belum layak untuk dilaksanakan kerena waktu terbatas

5. Yang dimaksud pengendalian jangka menengah dalam dokumen RTBL adalah ditetapkannya kurun waktu selama 5 (lima) tahun dengan alasan : a. Rentang waktu yang cukup memadai untuk menyelesaikan seluruh

program RTBL b. Memudahkan untuk melakukan evaluasi setiap akhir tahun berjalan c. Sejalan dengan rentang waktu dalam RPJMD

1. B - S Pembangunan untuk kepentingan umum seperti penyiapan lokasi

adalah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah sebagai wujud

bentuk komitmen sedangkan pematangan lahan dan pembangunan

fisik menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

2. B - S Salah satu strategi pengendalian rencana adalah pembentukan

kelembagaan yang kuat untuk selanjutnya diberi kewenangan oleh

Bupati/Walikota menyusun peraturan penataan perkotaan.

3. B - S Untuk menjamin terselenggaranya penataan bangunan dan lingkungan

yang dapat mengakomodir harapan seluruh pemangku kepentingan,

28 Ketentuan Pengendalian Rencana

maka seharusnya mereka dilibatkan sejak dini melalui Forum Group

Discussion (FGD).

4. B - S Indikasi program akan memberi arahan macam kegiatan yang akan

dikerjakan mulai dari kegiatan sosialisasi, penyiapan lahan, penyusunan

rencana teknis (DED), penanganan pembangunan fisik dan pasca

pembangunan.

5. B - S Segala bentuk kegiatan dalam indikasi program yang sudah disepakati

per-5 (lima) tahunan menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan

pemerintah daerah, sehingga pola pengendaliannya perlu dibuatkan

MoU.

6. B - S Tindak lanjut penanganan kawasan dari aspek fisik dimungkinkan untuk

dilakukan penyesuaian manakala dalam penanganan pengendalian

rencana terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi lapangan.

Rangkuman I.

Aspek-aspek yang diatur dalam startegi pengendalian rencana adalah

pengendalian rencana pembangunan bangunan gedung, prasarana kawasan,

pembangunan berkelanjutan, dan pembangunan non fisik. Strategi pengendalian

rencana meliputi pembentukan kelembagaan, penerapan Peraturan

Bupati/Walikota, dan pengendalian antisipatif.

Ketentuan Pengendalian Rencana 29

BAB 5

PENUTUP

30 Ketentuan Pengendalian Rencana

PENUTUP

Kiranya dengan modul yang disampaikan oleh penyaji, menjadikan para peserta

Diklat Tingkat Dasar I ini dapat lebih memahami mengenai apa dan bagaimana

tentang “Ketentuan Pengendalian Rencana” pada dokumen RTBL yang telah

ditetapkan dan menjadi bagian tak terpisahkan dari panduan rancang bangun yang

cukup penting untuk dipedomani.

Ketentuan Pengendalian Rencana, sebagaimana telah diuraikan pada Bab-bab

diatas akan berguna bagi para pegawai yang kelak akan memberi masukan dan

pendapat solusi penyelesaian masalah kawasan kepada pimpinan instansi yang

akan mem-program penataan bangunan dan lingkungan di daerah masing-masing,

dan bagi peserta Diklat Tingkat Dasar I yang sudah sering membantu penanganan

RTBL kiranya kemampuannya dapat lebih meningkat dalam menyebar luaskan,

memandu dan mengarahkan tim penyusun RTBL yang akan datang.

Demikian, semoga apa yang disampaikan oleh penyaji akan memberi manfaat

kepada peserta Diklat dalam memperkaya pengetahuan tentang Rencana Tata

Bangunan dan Lingkungan, dan sekaligus menyikapi secara terencana dan benar

dalam menata, mengendalikan tata ruang kota yang semakin kompleks.

Ketentuan Pengendalian Rencana 31

DAFTAR PUSTAKA 1. Undang-Undang R.I. Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung ;

2. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan

Gedung ;

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 Tentang

Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan Lingkungan ;

4. Modul Sosialisasi RTBL, Direktorat Penataan Bangunan Dan Lingkungan, Ditjen

Cipta Karya , Departemen Pekerjaan Umum ;

5. Undang-Undang R.I, Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria ;

6. Undang-Undang R.I. Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang ;

7. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk Dan Tata

Cara Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang ;

8. Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan

Dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 65/KEP/MK.WASPAN/10/1999

Tentang Jabatan Fungsional Tata bangunan Dan Perumahan Dan Angka

Kreditnya ;

9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Aparatur

Sipil Negara ;

10. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 5 tahun 2009 Tentang

Pedoman Penulisan Modul Pendidikan Dan Pelatihan ;

11. Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Bidang PU/ Cipta Karya,

Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum ;

12. Pedoman Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM)

Bidang PU/ Cipta Karya, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum ;

13. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 4 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Penyelenggara

Pendidikan dan Pelatihan ;

14. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 11 Tahun 2013

Tentang Pedoman Penyelenggaraan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II ;

15. Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonessia (SKKNI) Tentang

Ahli Perencana Tata Bangunan Dan Lingkungan, Badan Pembinaan Konstruksi,

Kementerian Pekerjaan Umum ;

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 Tetang Pedoman

Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) ;

32 Ketentuan Pengendalian Rencana

17. Peraturan Bupati Sumedang Nomor 12 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata

Bangunan Dan Lingkungan Kawasan Strategis Provinsi Pendidikan Jatinagor ;

18. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 49 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Investasi Pemerintah ;

19. Peraturan Presiden R.I. Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Perubahan Ketiga Atas

Peraturan Presiden R.I. Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah

Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan infrastruktur ;

20. Undang-undang R.I. Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal.

Ketentuan Pengendalian Rencana 33

GLOSARIUM Izin Mendirikan

Bangunan (IMB)

Perizinan yang diberikan oleh kepala daerah kepada

pemilik bangunan untuk membangun baru,

mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau

merawat bangunan sesuai dengan persyaratan

administratif dan persyaratan teknis yang berlaku.

Ketetapan

Rencana Kota

(KRK)

Merupakan rambu-rambu/acuan dalam

Perencanaan Site Plan, Bangunan dan Lingkngan

Bangunan yang diperbolehkan unuk kelancaran

pemrosesan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) sesuai

schedule yang telah ditetapkan oleh Dinas terkait

yang tertuang dalam peraturan yang masih berlaku.

Koefisien Dasar

Bangunan (KDB)

Angka persentase perbandingan natar luas seluruh 1.

lantai dasar bangunan yang dapat di bangun dan

luas lahan, sehingga jika dikali dengan luas lahan

akan muncul besaran luas lantai dasar terbangun.

Koefisien Lantai

Bangunan (KLB)

Angka persentase perbandingan antara jumlah seluruh luas lantai bangunan yang dapat dibangun dan luas lahan.

Koefisien Dasar

Hijau (KDH)

Angka persentase perbandingan antara luas seluruh

ruang terbuka di luar bangunan gedung yang

diperuntukkan bagi pertamanan/ penghijauan dan

luas tanan perpetakan/daerah perencanaan yang

dikuasai.

Sertifikat Laik

Fungsi (SLF)

Sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah daerah 2.untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif maupun

teknis sebelum pemanfaatannya.

34 Ketentuan Pengendalian Rencana

Panduan Rancang

Bangun

Uraian teknis secara terinci tentang ketentuan-ketentuan, persyaratan-persyaratan, standar dimensi, standar kualitas yang memberikan arahan bagi terselenggaranya serta terbangunnya suatu kawasan fisik kota tertentu baik bangunan-bangunannya, sarana dan prasarana, utilitas maupun lingkungan, sehingga sesuai dengan rencana kota yang digariskan.

Peruntukan Lahan Suatu upaya dalam merencanakan penggunaan

lahan dalam suatu kawasan yang meliputi

pembagian wilayah untuk pengkhususan fungsi-

fungsi tertentu.

Intensitas

Pemanfaatan Lahan

Seberapa sering lahan digunakan untuk dapat

menjalankan fungsi tertentu.

Ketentuan Pengendalian Rencana 35

Sistem Sirkulasi Suatu pola lalu lintas atau pergerakan yang terdapat

dalam suatu area

Sistem Ruang

Terbuka

Analisis terhadap daya guna tertinggi dan terbaik

atas suatu properti. Dalam penilaian, analisis HBU

diperlukan untuk mengidentifikasi penggunaan

properti yang paling menguntungkan dan

kompetitif dalam rangka mengestimasi nilai

properti.

36 Ketentuan Pengendalian Rencana

Ketentuan Pengendalian Rencana 37

Tim Penyempurna

Ir. Antonius Budiono, MCM

Ir. Ismono Yahmo, MA

Ir. Sugeng Sentausa, MSc

Ir. Natsir Gunansyah, MM

Ir. Normansyah Machmud, MM

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

Edisi 2016