pedoman pengendalian pelaksanaan - bpsdm.pu.go.id filepengantar pembiayaan sekunder perumahan i...
TRANSCRIPT
PENGANTAR PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN i
MODUL 7
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 2016
DIKLAT RENCANA TATA BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN TINGKAT DASAR I
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan iii
KATA PENGANTAR
Modul Pedoman Pengendalian Pelaksanaan bertujuan untuk memberikan
pemahaman lebih mendalam tentang Pengendalian Pelaksanaan RTBL kepada
peserta dengan pemenuhan aspek dan kriteria pengendalian RTBL melalui
ceramah interaktif, diskusi dan simulasi kasus-kasus yang terjadi di lapangan.
Modul Pengendalian Pelaksanaan terdiri atas 4 Bab, Pendahuluan, Pengendalian P
dengan sub materi aspek pengendalian dan kriteria & pertimbangan pengendalian,
Pengelolaan Kawasan dengan sub materi tujuan pengelolaan kawasan, lingkup
pengelolaan, aset yang dikelola dan pengelola dan kawasan, daPenutup.
Akhirnya, ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim
penyusun atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Harapan kami, modul ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak.
Semarang, Desember 2016
Kepala Balai Uji Coba Sistem Diklat
Perumahan dan Permukiman
iv Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR................................................................................................ III
DAFTAR ISI ............................................................................................................ IV
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. VI
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ..................................................................... VII
Deskripsi .................................................................................................. vii A.
Persyaratan ............................................................................................. vii B.
Metode .................................................................................................... vii C.
Alat Bantu/Media .................................................................................... vii D.
Indikator Keberhasilan ........................................................................... viii E.
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................... 9
Latar Belakang ........................................................................................ 10 A.
Deskripsi Singkat .................................................................................... 11 B.
Tujuan Pembelajaran ............................................................................. 11 C.
Materi dan Submateri Pokok ................................................................. 11 D.
Estimasi Waktu ....................................................................................... 11 E.
BAB 2 PENGENDALIAN KAWASAN ...................................................................... 13
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 14 A.
Umum ..................................................................................................... 14 B.
Aspek Pengendalian ............................................................................... 15 C.
Insentif dan Disinsentif .......................................................................... 16 D.
Kriteria dan Pertimbangan Pengendalian .............................................. 18 E.
Konsep Penyusunan Bagi Peran Pengendalian RTBL ............................. 18 F.
Soal ......................................................................................................... 20 G.
Rangkuman ............................................................................................ 21 H.
BAB 3 pengelolaan kawasan ............................................................................... 23
Indikator Keberhasilan ........................................................................... 24 A.
Umum ..................................................................................................... 24 B.
Pedoman dan Tujuan Pengelolaan Kawasan ......................................... 24 C.
Lingkup pengelolaan .............................................................................. 24 D.
Aset Properti yang di Kelola ................................................................... 25 E.
Pengelolaan Kawasan ............................................................................. 25 F.
Konsep Kemitraan Pengelolaan Swasta-Masyarakat ............................. 30 G.
Isu-isu Penanganan RTBL ....................................................................... 31 H.
Pengendalian Pelaksanaan Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan .... 34 I.
Latihan .................................................................................................... 34 J.
Rangkuman ............................................................................................ 34 K.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan v
BAB 5 PENUTUP .................................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 39
GLOSARIUM ........................................................................................................ 40
vi Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Hubungan Pihak Pengelola Kawasan ...................................................... 27
Gambar 2 Contoh Pihak-PIhak yang Terkait di Povinsi Maluku ............................... 29
Gambar 3 Contoh Stakeholder Kota Bandaneira ..................................................... 29
Gambar 4 Contoh Arahan Pasca Pelaksanaan ......................................................... 30
Gambar 5 Konsep Kemitraan Pengelolaan Swasta-Masyarakat .............................. 31
Gambar 6 Filosofi Green City ................................................................................... 32
Gambar 7 Penanganan Konservasi .......................................................................... 33
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan vii
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL Deskripsi A.
Modul Pengendalian Pelaksanaan RTBL terdiri dua kegitan belajar mengajar.
Kegiatan belajar pertama membahas pengendalian kawasan dengan sub materi
aspek pengendalian dan kriteria & pertimbangan pengendalian. Kegiatan belajar
kedua membahas pengelolaan kawasan dengan sub materi tujuan pengelolaan
kawasan, lingkup pengelolaan, aset yang dikelola dan pengelola kawasan.
Peserta diklat mempelajari kesekuruhan modul ini dengan cara yang berurutan.
Pemahaman setiap materi pada modul ini sangat diperlukan karena materi ini
menjadi dasar pemahaman sebelum mengikuti pembelajaran modul-modul
berikutnya. Hal ini diperlukan karena masing-masing modul saling berkaitan. Setiap
kegiatan belajar dilengkapi dengan latihan atau evaluasi. Latihan atau evaluasi ini
menjadi alat ukur tingkat penguasaan peserta diklat setelah mempelajari materi
dalam modul ini.
Persyaratan B.
Dalam mempelajari modul ini peserta diklat perlu dilengkapi dengan peraturan
perundangan dan pedoman yang terkait dengan materi pengendalian pelaksanaan.
Metode C.
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, metode yang dipergunakan adalah dengan
kegiatan pemaparan yang dilakukan oleh pemberi materi (narasumber), adanya
kesempatan tanya jawab, curah pendapat, bahkan diskusi.
Alat Bantu/Media D.
Untuk menunjang tercapainya tujuan pembelajaran ini, diperlukan Alat
Bantu/Media pembelajaran tertentu, yaitu:
1. LCD/projector
2. Laptop
3. Papan tulis atau whiteboard dengan penghapusnya
4. Flip chart
5. Bahan tayang
6. Modul dan /atau bahan ajar
viii Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Indikator Keberhasilan E.
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
1. Pengendalian Kawasan;
2. Pengelolaan kawasan.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 9
BAB 1
PENDAHULUAN
10 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
PENDAHULUAN
Latar Belakang A.
Persyaratan tata tata bangunan meliputi persyaratan peruntukan dan Intensitas
bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian
dampak lingkungan. Persyaratan Tata bangunan ditetapkan lebih lanjut dalam
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan oleh Pemerintah Daerah (UU Nomor :
28 Tahun 2002 Pasal 9).
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan pengaturan
persyaratan tata bangunan sebagai tindak lanjut Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten / Kota dan atau Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan
(RDTRKP) digunakan dalam pengendalian pemanfaatan ruang suatu kawasan dan
sebagai panduan rancangan kawasan untuk mewujudkan kesatuan karakter serta
kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan. RTBL memuat
materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan, rencana umum dan
panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan pengendalian rencana dan
pedoman pengendalian pelaksanaan. RTBL disusun oleh pemerintah daerah, atau
berdasarkan kemitraan pemerintah daerah, swasta, dan / atau masyarakat sesuai
dengan tingkat permasalahan pada lingkungan / kawasan yang bersangkutan. RTBL
ditetapkan dengan peraturan Bupati / Walikota dan untuk Daerah khusus Ibukota
Jakarta dengan peraturan Gubernur (PP nomor: 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan
Pelaksanaan UU Nomor : 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung, Pasal 27 dan
Pasal 28).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 06/PRT/M/2007
Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), RTBL
adalah panduan rancang bangun suatu lingkungan / kawasan yang dimaksudkan
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan / kawasan. Dan dokumen RTBL adalah dokumen yang memuat materi
pokok RTBL sebagai hasil proses identifikasi, perencanaan dan perancangan suatu
lingkungan / kawasan, termasuk di dalamnya adalah identifikasi dan apresiasi
konteks lingkungan, program peran masyarakat dan pengelolaan serta
pemanfaatan aset properti kawasan.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 11
Deskripsi Singkat B.
Mata diklat ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang pedoman
pengendalian pelaksanaan yang terdiri atas pengendalian pelaksaaan dan
pengelolaan kawasan kepada peserta melalui ceramah interaktif, diskusi dan
latihan.
Tujuan Pembelajaran C.
Tujuan pembelajaran dijelaskan dalam bentuk hasil belajar dan indikator hasil
belajar, sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran, peserta diklat diharapkan mampu memahami Pedoman
Pengendalian Pelaksanaan.
2. Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu memahami:
1. Pengendalian Pelaksanaan; 2. Pengelolaan kawasan.
Materi dan Submateri Pokok D.
Materi dan submateri pokok dalam modul Pedoman Pengendalian Pelaksanaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pengendalian Kawasan
a. Aspek Pengendalian
b. Kriteria dan Pertimbangan Pengendalian
2. Pengelolaan Kawasan
a. Tujuan Pengelolaan Kawasan
b. Lingkup Pengelolaan
c. Aset (Properti) yang Dikelola
d. Pengelola Kawasan
Estimasi Waktu E.
Waktu yang diperlukan dalam mata pelatihan ini adalah : 4 (empat) JP
12 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 13
BAB 2
PENGENDALIAN KAWASAN
14 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
PENGENDALIAN KAWASAN
Indikator Keberhasilan A.
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat memahami
dasar hukum dan latar belakang pengendalian RTBL.
Umum B.
Dengan Pedoman Pengendalian dimaksudkan agar implementasi program
bangunan dan lingkungan dapat terwujud dan dapat mengarahkan perwujudan
pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan kawasan berdasarkan dokumen
RTBL. Pedoman ini juga akan memandu pengelolaan kawasan dilakukan agar
kualitas lingkungan menjadi meningkat dan berkelanjutan.
Banyak kasus yang dijumpai pada penyelenggaraan RTBL, walaupun hasil
dokumennya bagus dan lengkap serta memenuhi ketentuan substansi RTBL namun
realisasi di lapangan tidak dapat diimplementasikan, dikarenakan kehadiran RTBL
hanya untuk memenuhi persyaratan guna mendapatkan stimulasi fisik dari APBN
atau sumber pendanaan lainnya dan adanya ketidak konsistensinya penentu
kebijakan dalam pengendalikan dan mengelola kawasan.
Pengendalian kegiatan bertujuan mengamati dan mengawasi secara terus menerus
bagaimana kegiatan-kegiatan dapat berhasil guna dan berdayaguna dalam
hubungannya dengan input kegiatan, untuk mencapai keluaran dan hasil kegiatan
yang diharapkan. Pengendalian Kegiatan dilakukan dengan menggunakan
instrumen yang dapat diukur dan dianalisa antara lain meliputi :
1. Tujuan, sasaran dan manfaat dari kegiatan;
2. Keluaran (Output) dan Hasil (Outcome) dari kegiatan;
3. Total biaya kegiatan dan sumber pendanaan;
4. Realisasi keuangan dan fisik kegiatan;
5. Tolok ukur;
6. Hambatan-hambatan yang dihadapi dan berada di luar kemampuan pelaksana
teknis kegiatan.
7. Format-format pengendalian.
Dengan Pedoman Pengendalian, diharapkan agar:
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 15
1. Terjaminnya pelaksanaan kegiatan berdasarkan dokumen RTBL yang telah
tersusun
2. Terjaminnya pemanfaatan & optimalisasi nilai investasi pada kawasan
perencanaan
3. Menghindari dari fenomena lahan tidur atau bangunan terbengkai akibat
investasi tidak berjalan semestinya sesuai rencana
4. Menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan setelah pasca
konstruksi
5. Kepastian perangkat aturan yang seharusnya diterapkan dapat
diimplementasikan sepanjang masa, memberi dampak lebih luas termasuk
sekitar kawasan RTBL
6. Terjadi peningkatkan benefit kawasan, melalui rekayasa sosial, ekonomi &
rekayasa teknis.
Pada dasarnya terdapat beberapa pihak - pihak yang terkait dalam Pengendalian
pelaksanaan, pihak-pihak tersebut yaitu:
1. Dinas teknis setempat,
2. Unit pengelola / badan tertentu sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh
lembaga pemrakarsa
3. Stakeholder yang terkait & peduli tentang lingkungan
4. Pemerintah propinsi tingkat I
5. Pemerintah pusat selaku stimulator
6. Pemerhati lingkungan / LSM, BUMN, BUMD / Perguruan Tinggi &
Masyarakat lainnya
Aspek Pengendalian C.
Aspek-aspek pengendalian merupakan hal-hal yang dapat dijadikan pedoman
dasar dalam melakukan pengendalian pelaksanaan RTBL yang telah ditetapkan.
Aspek-aspek inilah yang harus dijadikan aturan main didalam proses pengendalian
pelaksanaan Kawasan.
Terdapat 5 aspek pengendalian pelaksanaan, aspek-aspek pengendalian
pelaksanaan tersebut meliputi:
16 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
1. Penetapan alat-alat dan prosedur pengendalian pelaksanaan, seperti
dalam mekanisme perizinan IMB, review tim ahli bangunan gedung
(TABG), dan penerapan Insentif / disinsentif
2. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen RTBL
3. Evaluasi pelaksanaan peran para pemangku kepentingan sesuai
kesepakatan dalam penataan bangunan dan Iingkungan, baik pemerintah
daerah, pemerintah provinsi & pusat, dunia usaha, masyarakat
4. Pengawasan teknis atas pelaksanaan system perizinan dan pelaksanaan
kegiatan pembangunan di lokasi penataan
5. Penerapan mekanisme sanksi dalam penyelenggaraan pembangunan
sesuai peraturan perundang-undangan.
Penetapan alat alat pengendalian atas Dokumen “kesepakatan” RTBL yang telah
disusun, seperti; Mekanisme IMB untuk perijinan bangunan dengan “penilaian
rencana” oleh Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG), Mekanisme pemantauan teknis
pemanfaatan ruang atas RTBL oleh TABG, Mekanisme pemantauan jenis kegiatan
atas RTBL oleh Unit Pengelola (Pemerintah atau Swasta), Mekanisme penetapan
sanksi akibat pelanggaran atas RTBL oleh Unit Pengelola (Pemerintah atau Swasta).
Insentif dan Disinsentif D.
Pelaksanaan pembangunan pada kawasan perencanaan khususnya yang
melibatkan partisipasi sektor swasta dan peran serta masyarakat, didasarkan pada
asas ”tidak saling merugikan” yaitu kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah
harus tidak merugikan masyarakat dan bahkan diupayakan memberikan nilai
tambah (keuntungan) kepada masyarakat. Strategi pelaksanaan yang ditempuh
melalui metoda ‘win-win solution’, yaitu adanya kompromi antara pihak
pemerintah (pemda) dengan kedua pihak diatas, dalam kebijakan pengendalian
pelaksanaan RTBL Kawasan.
1. Kebijaksanaan Insentif dan Non Insentif/Disinsentif
a. Kebijaksanaan Insentif
Bentuk-bentuk dari kemudahan yang ditawarkan, sebagai berikut:
1) Penyederhanaan Perizinan seperti : Izin Mendirikan Bangunan (IMB), izin
usaha serta kemudahan untuk melakukan investasi pada sektor kegiatan
yang sesuai dengan tata ruang yang telah ditetapkan.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 17
2) Pembangunan serta pengadaan sarana dan prasarana seperti jaringan
listrik, jalan, air bersih, telepon, dan sarana prasana lainnya untuk
melayani pengembangan kawasan.
b. Kebijaksanaan non insentif/disinsentif, seperti :
1) Pengenaan pajak/retribusi yang tinggi
2) Tidak mengeluarkan izin baru/perpanjangan izin bagi yang sudah habis
masa berlakunya
3) Tidak dikembangkan sarana dan prasarana penunjang
4) Peraturan pemerintah yang melarang kegiatan tertentu pada lokasi
yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang
2. Mekanisme Sanksi
Kebijaksanaan non insentif/disinsentif yang telah ditetapkan dalam
kebijaksanaan pengendalian kawasan bertujuan membatasi perkembangan
dan mengurangi kegiatan yang tidak sejalan/sesuai dengan arahan yang
terdapat dalam RTBL Kawasan.
a. Pengenaan pajak/retribusi yang tinggi
b. Tidak menertibkan izin baru/perpanjangan izin bagi yang sudah habis masa
berlakunya
c. Penundaan/tidak dikembangkan infrastruktur lingkungan
d. Setiap bentuk pelanggaran sebagai perbuatan atau kelalaian terhadap
ketentuan, arahan, perintah dan petunjuk yang telah ditetapkan dalam
RTBL ini dapat dikenai sanksi dan denda. Gagasan mekanisme pengenaan
sanksi dan denda terhadap setiap bentuk pelanggaran, berupa:
e. Peringatan/teguran secara lisan dan tertulis (surat tercatat) terhadap
pelanggaran yang telah dilakukan.
f. Keharusan membongkar, mengubah dan memperbaiki dalam jangka waktu
tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) terhadap
segala sesuatu yang telah dilakukan yang melanggar dan bertentangan
dengan syarat-syarat atau petunjuk-petunjuk yang telah ditetapkan dalam
RTBL ini.
g. Pemda dapat melakukan pembongkaran, perubahan dan perbaikan
terhadap segala sesuatu yang telah dilakukan yang melanggar dan
bertentangan dengan syarat-syarat dan petunjuk-petunjuk yang telah
18 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
ditetapkan dalam RTBL ini, apabila melampaui / melewati batas tenggang
waktu yang diberikan atas biaya yang bersangkutan.
h. Bentuk sanksi berupa pidana dengan kurungan atau denda yang akan
dikenakan bagi setiap pelanggaran atau kelalaian terhadap ketentuan,
perintah dan petunjuk yang telah ditetapkan dalam RTBL ini akan
diatur/ditentukan dengan peraturan (perda) tersendiri.
Kriteria dan Pertimbangan Pengendalian E.
Beberapa hal yang dapat dijadikan kriteria dan pertimbangan dalam melakukan
pengendalian agar pelaksanaan suatu rencana tata bangunan dan lingkungan
dapat dilaksanakan secara efektif dengan hasil yang maksimal, adalah sebagai
berikut:
1. Memperhatikan kepentingan publik
2. Mempertimbangkan keragaman pemangku kepentingan yang berbeda
3. Mempertimbangkan pendayagunaan SDM dan sumberdaya alam lokal
(ekonomi, social budaya, dan Iingkungan), dan masyarakat setempat
beserta kegiatan sosial-budayanya.
Konsep Penyusunan Bagi Peran Pengendalian RTBL F.
Berikut adalah konsep penyusunan bagi peran pengendalian RTBL yang dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Konsep Penyusunan Bagi Peran Pengendalian RTBL
JENJANG
KETENTUAN
BAGI PERAN
KENDALI
ASPEK PENGELOLAAN DAN
PENGENDALIAN (DALAM
KETENTUAN RTBL)
PENGENDALI
PERATURAN
UMUM:
PERATURAN
OPERASIONAL
PENGGUNAAN,
PEMANFAATAN DAN
PENJAMINAN
Penjaminan atas hak tanah
dan hak pakai
Hak dan kewajiban
berbagai pelaku
Penggunaan yang diizinkan
dan yang terlarang
Pemeliharaan kondisi
properti
Pengelolaan dan penataan
lansekap, ruang terbuka,
Unit Pengelola
Unit Pengelola
1.
Pemerintah
2.
Unit Pengelola
Unit Pengelola
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 19
dan fasilitas umum/fasilitas
sosial
Pembangunan tanpa izin
(pembangunan liar)
Pemeliharaan ruang
terbuka dan fasilitas umum
lingkungan
Pembiayaan pemeliharaan
dan perbaikan
PENEGAKAN HUKUM (LAW
ENFORCEMENT) PENGELOLAAN
Pemerintah
Unit Pengelola
Unit Pengelola
Pemerintah
PERATURAN
KHUSUS
PENGGUNAAN
DAN
PEMANFAATAN:
PERATURAN
PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN KAVELING
DAN RUANG PUBLIK
KOORDINASI PERSETUJUAN DAN
PERSYARATAN PENGGUNAAN
MANAJEMEN GANGGUAN
MANAJEMEN AKSESIBILITAS
UMUM
KEBERSIHAN DAN PEMBUANGAN
SAMPAH/LIMBAH
PENGELOLAAN UTILITAS DAN
FASILITAS
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
PERATURAN
KHUSUS
PENGELOLAAN
DAN
PERAWATAN:
PERATURAN
PENGELOLAAN DAN
PERAWATAN KAVELING
DAN RUANG PUBLIK
PENGELOLAAN, PENGGUNAAN
DAN PERAWATAN KAVELING DAN
RUANG PUBLIK
KOORDINASI KEGIATAN YANG
DIWADAHI
PENGELOLAAN KAKI LIMA
PENGELOLAAN SIRKULASI
PEJALAN KAKI, TRANSPORTASI,
DAN SISTEM PARKIR
MANAJEMEN GANGGUAN
(POLUSI UDARA, AIR, SUARA,
DAN HAMA)
MANAJEMEN
TEGURAN/SANKSI/DENDA DAN
BONUS/
INSENTIF/DISINSENTIF/IMBALAN
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
20 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Soal G.
1. Uraikan secara singkat tentang pembagian peran para pemangku
kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan.
2. Apa yang dimaksud dengan kegiatan pengendalian pelaksanaan?
3. Apa yang dicapai dengan kegiatan pengendalian pelaksanaan?
4. Bagaimana contoh penerapan Insentif/disinsentif?
PERATURAN
KHUSUS
PELAYANAN
LINGKUNGAN:
PERATURAN PELAYANAN
LINGKUNGAN
KOORDINASI LAYANAN KEGIATAN
YANG DIWADAHI
PENGELOLAAN DAN LAYANAN
KAKI LIMA
MANAJEMEN GANGGUAN
(POLUSI UDARA, AIR, SUARA,
DAN HAMA)
PENGELOLAAN LAYANAN
KEBERSIHAN DAN PEMBUANGAN
KOORDINASI LAYANAN
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
MANAJEMEN
PELAKSANAANPERATURAN
LAYANAN FASILITAS UMUM
MANAJEMEN
TEGURAN/SANKSI/DENDA
DANBONUS/INSENTIF/DISINSENTI
F /IMBALAN
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola
3.
Unit Pengelola
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
PERATURAN
KHUSUS
PEMBAHARUAN/
PERBAIKAN:
PERATURAN
PEMBAHARUAN ASET
KOORDINASI
PEMBAHARUAN/PERBAIKAN
MANAJEMEN RISIKO DAN NILAI
ASET TERHADAP KEBUTUHAN
MANAJEMEN PEMBAHARUAN
PERUBAHAN/PENAMBAHAN DAN
RENOVASI/PERBAIKAN
MANAJEMEN
INSENTIF/DISINSENTIF/IMBALAN
DALAM
PEMBAHARUAN/PERBAIKAN ASET
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Unit Pengelola dan
Pemerintah
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 21
Rangkuman H.
1. Pengendalian Pelaksanaan memandu pengelolaan kawasan agar kualitas
lingkungan menjadi meningkat dan berkelanjutan.
2. Aspek-aspek pengendalian antara lain : melalui mekanisme perizinan ;
monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan materi teknis dokumen RTBL
oleh para pemangku kepentingan dan penerapan mekanisme sanksi.
22 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 23
BAB 3
PENGELOLAAN KAWASAN
24 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
PENGELOLAAN KAWASAN
Indikator Keberhasilan A.
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta diklat diharapkan dapat menganalisis
dan merumuskan tata cara pengelolaan kawasan dalam rangka pengendalian
pelaksanaan RTBL.
Umum B.
Pada materi pengelolaan kawasan akan dibahas tujuan pengelolaan kawasan,
lingkup pengelolaan, aset (properti) yang dikelola, dan pengelola kawasan.
Pedoman dan Tujuan Pengelolaan Kawasan C.
Pedoman Pengelolaan Kawasan merupakan piranti pengelolaan yang berisi
kewajiban, hak, wewenang, kelembagaan serta mekanisme pengendalian dan
pengelolaan, yang bersifat menerus dan berkelanjutan dan tujuannya adalah untuk
dapat melaksanakan kegiatan estate management dengan efektif, suatu
lingkungan perlu membuat piranti atau alat berupa dokumen tertulis yang
melindungi dan memelihara berbagai aset dari lingkungan yang bersangkutan,
dengan:
1. Melaksanakan rencana secara efektif, efisien dan sesuai tujuan
2. Merinci kewajiban, hak, wewenang, kelembagaan dan mekanisme
pengendalian
Lingkup pengelolaan D.
Bidang - bidang Pengelolaan yang dikendalikan sebagaimana telah ditetapkan
dalam RTBL, bahwa ketentuan berdasar konsepsinya berjenjang atas; Peraturan
umum tentang property pertanahan, Peraturan khusus tentang penggunaan
property dan ruang public, Peraturan khusus tentang pemeliharaan dan perawatan
properti dan ruang publik, Peraturan khusus tentang prasarana dan sarana /
fasilitas lingkungan, Peraturan khusus tentang pemeliharaan dan perawatan
prasarana dan sarana / fasilitas lingkungan.
Lingkup pengelolaan pengendalian pelaksanaan dalam dokumen RTBL, yaitu:
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 25
1. Pengelolaan kawasan mencakup kegiatan pemeliharaan atas investasi fisik yang
telah terbangun beserta aspek non fisik yang diwadahinya, kegiatan penjaminan
pengelolaan operasional, pemanfaatan, rehabilitasi/pembaharuan serta
pelayanan dari aset properti lingkungan kawasan.
2. Aset properti yang dikelola dapat berupa sumber daya alam, bangunan
fisik, lahan, lansekap dan tata hijau (green city). Aset pelestarian budaya,
sejarah serta infrastruktur kawasan (aset bersama atau aset properti milik
pribadi)
3. Pelaku pengelolaan memiliki wewenang berdasarkan program kerja yang
disepakati, yang berfungsi sebagai lembaga perantara, dapat didelegasikan
atau dikontrakan kepada pihak lain berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Aset Properti yang di Kelola E.
Aset properti yang dikelola dapat berupa sumber daya alam, bangunan fisik, lahan,
lansekap dan tata hijau (green city). Aset pelestarian budaya, sejarah serta
infrastruktur kawasan merupakan aset bersama yang harus dikontrol
pemanfaatan dan perkembangannya sesuai dengan dokumen RTBL (aset bersama
atau aset properti milik pribadi).
Pengelolaan Kawasan F.
Dalam pelaksanaan untuk mengoperasionalkan RTBL diperlukan landasan hukum
yang perlu dilegitimasi dalam bentuk Surat Keputusan Kepala Daerah yang
bersangkutan. Ada beberapa hal yang dapat menjadi pertimbangan oleh
pemerintah dalam mencapai efisiensi penggunaan tanah jika terjadi perubahan
penatagunaan tanah untuk kepentingan tersebut. Dilakukan oleh Dinas Teknis
Setempat atau unit pengelola teknis / UPT / badan tertentu sesuai kewenangan
yang ditetapkan oleh kelembagaan pemrakarsa penyusunan RTBL atau dapat
ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan.
1. Elemen Dasar Sistem Pengelolaan Kawasan
a. Adanya perencanaan yang terintegrasi yang merupakan aspek substansi
atau obyek mengelola daerah.
b. Aspek Institusi yaitu serangkaian perangkat atau piranti yang
memungkinkan suatu kebijaksanaan, tujuan tertuang dalam tata
pengembangan lingkungan dapat terwujud atau mempunyai efek-efek.
26 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
c. Penyediaan dan pembangunan fasilitas umum dan pelayanan yang terpadu
dan terorganisir, yang merupakan aspek pelaksanaan.
d. Adanya keterlibatan dan penyerataan peran masyarakat.
e. Adanya mekanisme evaluasi dan monitoring yang merupakan kegiatan
built in dalam pengelolaan.
2. Lingkup Pengelolaan
a. Pengelolaan perencanaan meliputi kegiatan persiapan perencanaan dan
penyusunan rencana RTBL
b. Pengelolaan pelaksanaan meliputi sosialisasi materi RTBL, revisi RTBL
sampai pelaksanaan penataan kawasan.
c. Pengelolaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan atas investasi baik fisik
atau non fisik sesuai dengan target yang ditentukan.
3. Aset yang dikelola
Aset yang dikelola meliputi : sumber daya alam, lanskap, bangunan, prasarana,
jaringan sanitasi dan utilitas, aset pelestarian budaya dan sejarah serta
kegiatan yang sifatnya membantu dalam meningkatkan ekonomi masyarakat.
4. Pelaku Pengelolaan dan Aspek-Aspek Pengelolaan
a. Pihak Pemerintah
Pelaku pengelolaan terkait adalah: Dinas Tata Kota, Dinas Sosial, DPU,
Pemda setempat. Masing-masing meiliki peran dan fungsi sbb :
1) SKPD Tata Kota bekerja sama dengan DKP berugas menyusun
pedoman tata ruangnya.
2) SKPD PU Cipta Karya dan SKPD Teknis lainnya bertugas menyusun
konsep dan pengadaan pembangunan dan infrastruktur kawasan .
3) BPN dan Pemda Setempat berperan dalam legalisasi lahan dan
penyediaan subsidi lahan bagi kredit pemilikan bangunan gedung
dengan status yang jelas legalitasnya.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 27
b. Pihak Masyarakat
Komunitas sasaran pengelolaan:
1) Individu atau kelompok yang syah menurut hukum yang memiliki
keinginan untuk membentuk Kelompok Swadaya Masyarakat.
2) Berusia akil balig sampai dinyatakan belum pikun dan dinyatakan sehat
lahir dan bathin
3) Mempunyai Bukti diri sah (KTP) yang masih berlaku
4) Tidak berperkara hukum
c. Pihak Non Pemerintah
1) Pihak non pemerintah yang terlibat dalam pengelolaan adalah koperasi,
perbankan dan Lembaga Swadaya masyarakat
2) Masing-masing pihak berperan dalam pengelolaan sistem keuangan
dan pendampingan pelaksanaan
Gambar 1
Hubungan Pihak Pengelola Kawasan
dokumen
PERATURAN LINGKUNGAN/KAWASAN
MENGENAI
PENGELOLAAN ASET PROPERTIPIHAK
MASYARAKAT
PEMAKAILAYANAN JASA
KO
OR
DIN
ASI K
EW
EN
AN
GAN
INVESTA
SI
KER
JASAM
A IN
VESTA
SI
PIHAK
PEMERINTAH
TERKAIT
PIHAK
BADAN- BADAN
USAHA
PENYEWA
KERJASAMA
KEMITRAAN
LAYANAN
LINGKUNGAN
PIHAK
PENGELOLA
KAWASANKOORDINASI
OPERASIONAL/
PENGAWASAN
28 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Peranan pelaku pengelolaan antara lain:
1. Wewenang atas pelaksanaan pengelolaan kawasan dilakukan oleh pihak
pengelola kawasan yang anggota dan programnya disusun sesuai
kesepakatan antara masyarakat ( pemilik lahan / bangunan), swasta
(pengembang / investor / penyewa), pemerintah daerah dan pelaku
pembangunan lain, termasuk pengguna / pemakai / penyewa dari luar
kawasan.
2. Pihak pengelola kawasan berfungsi sebagai lembaga perantara /penghubung
dan lembaga perwakilan di antara berbagai pelaku yang berkepentingan
dalam pengelolaan aset properti.
3. Wewenang atas pelaksanaan pengelolaan kawasan dilakukan oleh pihak
pengelola kawasan yang anggota dan programnya disusun sesuai
kesepakatan antara masyarakat ( pemilik lahan / bangunan), swasta
(pengembang / investor / penyewa), pemerintah daerah dan pelaku
pembangunan lain, termasuk pengguna / pemakai / penyewa dari luar
kawasan.
4. Pihak pengelola kawasan berfungsi sebagai lembaga perantara /penghubung
dan lembaga perwakilan di antara berbagai pelaku yang berkepentingan
dalam pengelolaan aset properti.
Dalam penerapannya berikut adalah contoh pihak-pihak yang terkait di Provinsi
Maluku dapat dilihat pada Gambar 2 , Gambar 3 dan Gambar 4.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 29
Gambar 2
Contoh Pihak-PIhak yang Terkait di Povinsi Maluku
Gambar 3
Contoh Stakeholder Kota Bandaneira
30 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Gambar 4
Contoh Arahan Pasca Pelaksanaan
Konsep Kemitraan Pengelolaan Swasta-Masyarakat G.
Konsep kemitraan ini terdapat beberapa tahapan dan beberapa pemangku
kepentingan (stakeholder). Tahapan tersebut adalah tahap persiapan, tahap
relokasi, tahap pelaksanaan fisik dan tahap operasional. Dan pemangku
kepentingan yang terlibat meliputi Pemerintah, Swasta dan Masyarakat. Pada
Gambar 4 dijelaskan secara menyeluruh mengenai konsep kemitraan pengelolaan
swasta-masyarakat.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 31
Gambar 5
Konsep Kemitraan Pengelolaan Swasta-Masyarakat
Isu-isu Penanganan RTBL H.
Berikut adalah isu-isu penanganan RTBL yang dibagi menjadi dua bagian utama,
yaitu:
1. Berdasarkan karakteristik kawasan :
a. Kawasan baru berkembang,
b. Kawasan terbangun
c. Kawasan dilestarikan
d. Kawasan rawan bencana
e. Kawasan gabungan atau campuran
2. Tema penanganannya melalui :
a. Green city, kawasan hijau
“Green City” concept:
SOLUSI MENATA LINGKUNGAN YANG AMAN, NYAMAN DAN SEHAT
SEKALIGUS(+) MENGURANGI DAMPAK GLOBAL WARMING -CLIMATE CHANGE
32 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Berikut adalah filosofi green city yang terdiri dari zero run off, thermal control, eco
friendky dan recycle reduse reuse. Dibawah ini adalah penjelasan secara lanjut
mengenai filosofi green city.
Gambar 6 Filosofi Green City
b. Konservasi dan Revitalisasi
Prinsip konservasi yang perlu pengendalian :
1) Mencakup aspek budaya benda tangible cultural heritage, khususnya
artefak tidak bergerak (immovable artifacts)
2) Alat mengolah transformasi dan revitalisasi bangunan gedung dan
kawasannya
3) Memberikan kualitas kehidupan masyarakat yang lebih baik
berdasarkan kekuatan aset lama
4) Penambahan program-program yang menarik dan kreatif
5) Merencanakan program partisipasi dengan memperhitungkan estimasi
ekonomi
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 33
Gambar 7
Penanganan Konservasi
c. Kawasan Rawan Bencana
Pengaturan yang dianjurkan untuk tingkat kawasan rawan bencana adalah
1) Bangunan didirikan mengikuti standar-standar SNI, keandalan struktur,
penataan letak & arsitektur bangunan serta penataan infrastruktur
yang aman & dapat mengamankan
2) Pemetaan dan penetapan kawasan sebagai kawasan rawan bencana,
missal untuk antisipasi bencana longsor maka kawasan yang memiliki
kelerengan >15 % dilarang dibangun.( Permen PU No.22 / PRT / M /
2007 ). Demikian pula untuk antisipasi terhadap bencana banjir, maka
untuk kawasan dalam sempadan pantai dan sungai tertentu (Permen
PU). Sebagai antisipasi terhadap bencana tsunami, maka kawasan
pantai landai yang memiliki karakteristik termasuk dalam zone gempa
VI, dan kejadian gempa Sering terjadi pada kedalaman <30 km perlu
ditetapkan sebagai kawasan rawan bencana tsunami.
3) Pembatasan terhadap bangunan berfungsi penting / permanen dan ber
KDB/ KLB tinggi pada kawasan rawan bencana
4) Pengaturan sempadan dan jarak aman yang memadai antar bangunan
5) Penyediaan bangunan umum dan ruang terbuka hijau yang sekaligus
bias difungsikan sebagai bangunan dan kawasan evakuasi
34 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
6) Pengaturan jalur sirkulasi evakuasi, penempatan bangunan
penyelamatan dan sekaligus penyediaan rambu - rambu penyelamatan.
d. Dan tema lainnya sesuai kondisi kawasan
Pengendalian Pelaksanaan Untuk Peningkatan Kualitas Lingkungan I.
1. Perlu ada dorongan dari pengelola kawasan & lingkungan terutama area
permukiman
2. Menyusun jadwal-jadwal kegiatan gotong royong termasuk program kerja
mingguan, bulanan, tahunan
3. Melakukan kerja sama dengan instansi terkait, seperti Koperasi,
perdagangan, perindustrian untuk peningkatan ekonomi kreatif &
produktifitas masyarakat, dinas kesehatan untuk kebersihan lingkungan,
Agama untuk hablulminallah wa hablulminannas, dll
4. Mengajak pihak – pihak swasta / BUMN / BUMD berperan dalam hal
bantuan melalui CSR
5. Mengajak pemuda (i) berpartisipasi aktif dalam kelola lingkungan
Stakeholder diajak & diberi kesempatan ikut dalam pengawasan pembangunan.
Pasca pelaksanaan dapat ikut memelihara kebersihan & merawat yang sudah ada.
Latihan J.
Tugas dilaksanakan secara Kelompok dan didiskusikan dalam suatu seminar.
1. Bagaimana dapat mempertimbangkan keragaman pemangku kepentingan
yang dapat memiliki kepentingan berbeda.
2. Bagaimana mempertimbangkan pendayagunaan SDM dan sumber daya
alam (ekonomi, sosial budaya, dan Iingkungan) Iokal, seperti rnasyarakat
setempat beserta kegiatan sosial-budayanya.
3. Bagaimana menguraikan jenis aset properti yang dikelola dapat berupa
sumber daya alam, bangunan fisik, iahan, lansekap dan tata hijau, aset
pelestarian budaya dan sejarah serta infrastruktur kawasan, baik yang
merupakan asset bersama dengan kepemilikan publik setempat.
Rangkuman K.
1. Pedoman pengendalian pelaksanaan dapat ditetapkan dan berupa
dokumen terpisah tetapi merupakan satu kesatuan dengan dokumen RTBL,
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 35
berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan, setelah
mempertimbangkan kebutuhan tingkat kompleksitasnya;
2. Pedoman Pengelolaan Kawasan merupakan piranti pengelolaan yang berisi
kewajiban, hak, wewenang, kelembagaan serta mekanisme dari
pengendalian dan pengelolaan terhadap berbagai keinginan pemangku
kepentingan, yang bersifat menerus dan berkelanjutan;
3. Penetapan dokumen RTBL dilakukan melalui peraturan Gubernur / Bupati /
Walikota;
4. Pengaturan meliputi pelaksanaan dan pengendalian pembangunan,
pengelolaan kawasan, serta peninjauan kembali RTBL.
36 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 37
BAB 5
PENUTUP
38 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
PENUTUP
RTBL ini bermanfaat untuk mengarahkan jalannya pembangunan dan juga
mengendalikan pertumbuhan fisik kawasan. Dalam RTBL terdapat prinsip-prinsip
penataan bangunan dan lingkungan seperti, peruntukan lahan, desain arsitektur,
tata bangunan, kualitas lingkungan dan sebagainya.
Demikian hendaknya dengan modul Pedoman Pengendalian Pelaksanaan dapat
untuk mengendalikan pemanfaatan ruang, penataan bangunan dan lingkungan,
serta memuat materi pokok ketentuan program bangunan dan lingkungan,
rencana umum dan panduan rancangan, rencana investasi, ketentuan
pengendalian rencana, dan pedoman pengendalian pelaksanaan pengembangan
lingkungan/kawasan.
Pedoman Pengendalian Pelaksanaan 39
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah No.36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UU
No.28 Tahun 2002.
Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah P No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian urusan antara
Pemerintah, pemerintah daerah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota
Peraturan Menteri PU No.6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum RTBL
Undang-Undang N0. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
40 Pedoman Pengendalian Pelaksanaan
GLOSARIUM
RTBL
RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Tim Penyempurna
Ir. Antonius Budiono, Mcm
Ir. Ismono Yahmono, Ma
Ir. Sugeng Sentausa, MSc
Ir. Natsir Gunansyah, Mm
Ir. Normansyah Machmud, Mm
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Edisi 2016