kesling dan islam.docx
DESCRIPTION
Kesling dlm sudut pndang islamTRANSCRIPT
-
5/20/2018 Kesling dan islam.docx
1/5
A. Pandangan Islam tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
Bumi dan semua isi yang berada didalamnya diciptakan Allah untuk manusia, segala
yang manusia inginkan berupa apa saja yang ada di langit dan bumi. Daratan dan lautan serta
sungai-sungai, matahari dan bulan, malam dan siang, tanaman dan buah-buahan, binatang
melata dan binatang ternak.
Sebagai khalifah di bumi, manusia diperintahkan beribadah kepada-Nya dan
diperintah berbuat kebajikan dan dilarang berbuat kerusakan. Selain konsep berbuat kebajikan
terhadap lingkungan yang disajikan Al-Quran seperti dipaparkan di atas, Rasulullah SAW
memberikan teladan untuk mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat
diperhatikan dari Hadist-Hadist Nabi, seperti Hadist tentang pujian Allah kepada orang yang
menyingkirkan duri dari jalan; dan bahkan Allah akan mengampuni dosanya, menyingkirkan
gangguan dari jalan ialah sedekah, sebagian dari iman,dan merupakan perbuatan baik.
Di samping itu Rasulullah melarang merusak lingkungan mulai dari perbuatan yang
sangat kecil dan remeh seperti melarang membuang kotoran (manusia) di bawah pohon yang
sedang berbuah, di aliran sungai, di tengah jalan, atau di tempat orang berteduh. Rasulullah
juga sangat peduli terhadap kelestarian satwa, sebagaimana diceritakan dalam Hadist riwayat
Abu Dawud. Rasulullah pernah menegur salah seorang sahabatnya yang pada saat perjalanan,
mereka mengambil anak burung yang berada di sarangnya. Karena anaknya dibawa oleh salah
seorang dari rombongan Rasulullah tersebut, maka sang induk terpaksa mengikuti teruskemana rombongan itu berjalan. Melihat yang demikian, Rasulullah lalu menegur sahabatnya
tersebut dengan mengatakan siapakah yang telah menyusahkan induk burung ini dan
mengambil anaknya? Kembalikan anak burung tersebut kepada induknya!.
B. Kewajiban Manusia dalam Pelestarian Lingkungan Hidup Menurut Islam
Dalam berinteraksi dan mengelola alam serta lingkungan hidup itu, manusia
mengemban tiga amanat dari Allah. Pertama, Al-intifa. Allah mempersilahkan kepada umat
manusia untuk mengambil manfaat dan mendayagunakan hasil alam dengan sebaik-baiknya
demi kemakmuran dan kemaslahatan artinya manusia diberi kebebasan baik mengelola atau
hanya sebatas mengambil manfaat terhadap lingkungan yang selagi tidak merusak terhadap
lingkungan tersebut. Kedua, Al-itibar. Manusia dituntut untuk senantiasa memikirkan dan
menggali rahasia di balik ciptaan Allah seraya dapat mengambil pelajaran dari berbagai
kejadian dan peristiwa alam agar supaya bertambahan ketaqwaannya kepada Allah S.W.T
-
5/20/2018 Kesling dan islam.docx
2/5
Berfikirlah tentang ciptaan Allah, dan jangan berfikir tentang zat Allah. Ketiga, Al-islah.
Manusia diwajibkan untuk terus menjaga dan memelihara kelestarian lingkungan itu untuk
kelansungan hidup baik untuk dirinya ataupun mahkluk lain, karena masa depan lingkungan
itu tergantung bagaimana manusia itu mengelolanya.
C. Agar manusia menjadi pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya
Surat Ar Ruum ayat 9 yang berbunyi:
Artinya : Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan
memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-
orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta
memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang
kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah
sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim
kepada diri sendiri.
Pesan yang disampaikan dalam surat Ar-Ruum ayat 9 di atas menggambarkan agar
manusia tidak mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan yang dikwatirkan
terjadinya kerusakan serta kepunahan sumber daya alam, sehingga tidak memberikan sisa
sedikitpun untuk generasi mendatang. Untuk itu Islam mewajibkan agar manusia menjadi
pelaku aktif dalam mengolah lingkungan serta melestarikannya.Mengolah serta melestarikan
lingkungan tercermin secara sederhana dari tempat tinggal (rumah) seorang muslim.
Rasulullah SAW menegaskan dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani :
Artinya Dari Abu Hurairah : jagalah kebersihan dengan segala usaha yang mampukamu lakukan. Sesungguhnya Allah menegakkan Islam di atas prinsip kebersihan. Dan tidak
akan masuk syurga, kecuali orang-orang yang bersih . (HR. Thabrani).
Dari Hadits di atas memberikan pengertian bahwa manusia tidak boleh kikir untuk
membiayai diri dan lingkungan secara wajar untuk menjaga kebersihan agar kesehatan diri
dan keluarga/masyarakat kita terpelihara. Demikian pula, mengusahakan penghijauan di
-
5/20/2018 Kesling dan islam.docx
3/5
sekitar tempat tinggal dengan menanamkan pepohonan yang bermanfaat untuk kepentingan
ekonomi dan kesehatan, disamping juga dapat memelihara peredaran suara yang kita hisap
agar selalu bersih, bebas dari pencemaran
Dalam sebuah Hadits disebutkan :Tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu
menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, dan pada air yang mengalir serta pada
wajah yang rupawan (HR. Ahmad)
D. Manusia tidak berbuat kerusakan terhadap lingkungan
Di dalam surat Ar Ruum ayat 41 Allah SWT memperingatkan bahwa terjadinya
kerusakan di darat dan di laut akibat ulah manusia.
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Serta surat Al Qashash ayat 77 menjelaskan sebagai berikut
Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan)
duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik,
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
Firman Allah SWT di dalam surat Ar Ruum ayat 41 dan surat Al Qashash ayat 77
menekankan agar manusia berlaku ramah terhadap lingkungan dan tidak berbuat kerusakan di
muka bumi ini. Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Anas, dijelaskan bahwa :
Rasulullah ketika berwudhu dengan (takaran air sebanyak) satu mud dan mandi
(dengan takaran air sebanyak) satu sha sampai lima mud (HR. Muttafaq alaih).
-
5/20/2018 Kesling dan islam.docx
4/5
Satu mud sama dengan 1 1/3 liter menurut orang Hijaz dan 2 liter menurut orang Irak
(lihat Lisanul Arab Jilid 3 hal 400). Padahal hasil penelitian yang dilakukan oleh Syahputra
(2003) membuktikan bahwa rata-rata orang berwudhu sebanyak 5 liter. Hal ini membuktikan
bahwa manusia sekarang cenderung mengekploitasi sumber daya air secara berlebihan, atau
dengan kata lain, setiap manusia menghambur-hamburkan air sebanyak 3 sampai 3 2/3 liter
setiap orangnya setiap kali mereka berwudhu
Dari keterangan di atas, jelaslah aturan-aturan agama Islam yang menganjurkan untuk
menjaga kebersihan dan lingkungan. Semua larangan tersebut dimaksudkan untuk mencegah
agar tidak mencelakakan orang lain, sehingga terhindar dari musibah yang menimpahnya.
Islam memberikan panduan yang cukup jelas bahwa sumber daya alam merupakan daya
dukung bagi kehidupan manusia, sebab fakta spritual menunjukkan bahwa terjadinya bencana
alam seperti banjir, longsor, serta bencana alam lainnya lebih banyak didominasi oleh aktifitas
manusia. Allah SWT Telah memberikan fasilitas daya dukung lingkungan bagi kehidupan
manusia. Oleh karena itu, secara yuridis fiqhiyah berpeluang dinyatakan bahwa dalam
perspektif hukum Islam status hukum pelestarian lingkungan hukumnya adalah wajib
(Abdillah, 2005 : 11-12).
Daftar Pustaka
1. Abdullah, Amin, Jurnal Filsafat dan Teologi: Hak Asasi Manusia Tantangan Bagi
Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1998)
2. Caputo, D. Jhon, Agama Cinta Agama Masa Depan, (Bandung : Mizan, 2003)
3. Gellner, Ernest, Muslim Society, (Cambridge University Press, 1981)
4. IISEP, CIDA, Islam Dakwah dan Kesejahteraan Sosial, (Yogyakarta:Jurusan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) Fak. Dakwah UIN SUKA, 2005)
5.
Abdillah, M. 2005. Fikih Lingkungan. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
6. Harahap, A, dkk. 1997. Islam dan Lingkungan Hidup. Penerbit Yayasan Swarna Bhumy,
Jakarta.
7. Kahar, M.A., 1996. Almanak Lingkungan Hidup Indonesia 1995/1996. Kantor Menteri
Negara Lingkungan Hidup, Jakarta.
-
5/20/2018 Kesling dan islam.docx
5/5
8. Kementerian Lingkungan Hidup, 2002. Himpunan Peraturan Perundang-undangan
dibidang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Dampak Lingkungan.Jakarta.
9. Shihab, M. Quraish, 1996. Wawasan Al-Quan, Mizan. Bandung.