fungsi pendidikan menurut islam.docx

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan disegala bidang. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman tentang dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam. Apabila kita telah memamahami dasar dan tujuan penulis yakin bahwa kita bisa memajukan pendidikan secara nasional. Dahulu kala ilmu pengetahuan masih terpisah-pisah, bahkan pernah terjadi ketegangan antara dimensi intelektual dan logika di satu sisi dengan dimensi emosional dan spiritual di lain sisi. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada zaman positifisme. Di masa ini seolah-olah agama tidak punya ruang di dalam wacana ilmu pengetahuan. Untungnya zaman positifisme tidak berlangsung terlalu lama. Periode berikutnya muncul modernisme, disusul dengan posmodernisme, kemudian terakhir diklaim dengan era new age yang memberi wilayah dan apresiasi lebih positif kepada dimensi emosional-spiritual. Bahkan perkembangan yang paling terakhir menurut pengamat perkembangan ilmu pengetahuan, kita sekarang sudah memasuki apa yang distilahkan dengan era post new age, Fungsi Pendidikan Dalam Islam: Bambang_Sto 1

Upload: mutiarahmah30

Post on 19-Oct-2015

45 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPeningkatan mutu pendidikan dirasakan sebagai suatu kebutuhan bangsa yang ingin maju. Dengan keyakinan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menunjang pembangunan disegala bidang. Oleh sebab itu, perlu adanya pemahaman tentang dasar dan tujuan pendidikan secara mendalam. Apabila kita telah memamahami dasar dan tujuan penulis yakin bahwa kita bisa memajukan pendidikan secara nasional.Dahulu kala ilmu pengetahuan masih terpisah-pisah, bahkan pernah terjadi ketegangan antara dimensi intelektual dan logika di satu sisi dengan dimensi emosional dan spiritual di lain sisi. Ketegangan ini mencapai puncaknya pada zaman positifisme. Di masa ini seolah-olah agama tidak punya ruang di dalam wacana ilmu pengetahuan. Untungnya zaman positifisme tidak berlangsung terlalu lama.Periode berikutnya muncul modernisme, disusul dengan posmodernisme, kemudian terakhir diklaim dengan era new age yang memberi wilayah dan apresiasi lebih positif kepada dimensi emosional-spiritual. Bahkan perkembangan yang paling terakhir menurut pengamat perkembangan ilmu pengetahuan, kita sekarang sudah memasuki apa yang distilahkan dengan era post new age, yang lebih menekankan pada aspek spiritual. Oleh sebab itu fenomena sufisme, meditasi, dan mystical music, semakin berkembang di dalam masyarakat akademik dan di dalam masyarakat perkotaan.Reintegrasi ilmu pengetahuan sesungguhnya berawal ketika lahirnya Islam. Ayat Al-Quran yang pertama diturunkan ialah Iqra bi ism Rabbik al-ladzi khalaq. Khalaq al-insan min alaq. Iqra wa Rabbuk al-Akram. Al-Ladzi alama bi al-qalam. Allam al-insan ma lam yalam. (Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) manusia dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya). Ayat pertama tadi memberikan bukti bahwa dalam Islam, perintah membaca sebagai simbol dari urgensi ilmu pengetahuan harus diintegrasikan dengan wawasan ketuhanan.Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.Pada zaman purba kebanyakan manusia memperlakukan anak-anaknya secara insting/ naluri, suatu sifat pembawaan, demi kelangsungan hidup keturunannya. Insting/ naluri merupakan pembawaan sejak lahir, suatu sifat yang tidak perlu dipelajari. Namun, perkembangan manusia sudah menyadari bahwa manusia mempunyai fitrah dan sanggup berfikir untuk mengenyam pendidikan. Semua itu dilakukan agar pendidikan dapat benar benar terealisasi tujuan, fungsi dan filsafatnya. Banyak pandangan para pemikir mengenai makna pendidikan. Mereka melihat pendidikan dalam berbagai perspektif sehingga makna pendidikan pun bergantung pada perspektif yang digunakan. Sekalipun demikian dari semua pandangan tentang pendidikan, trdapat makna subtansial yang memiliki kesamaan fokus sebagai makna hakiki pendidikan. Din Wahyudi berpendapat bahwa pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang mengembangkan makna pendidikan yang berfungsi untuk kehidupan manusia yang lebih baik.Dalam hal ini, manusia muslim semakin sadar untuk menganalogikan fungsi pendidikan ke dalam perspektif Islam. Dan mencoba mengaplikasikannya dalam kehidupan Islam. Dalam kesempatan kali ini, penulis akan membahas fungsi pendidikan, dan bagaimana kaitannya sesuai dengan perspektif Islam. Pendidikan Islam bersumber kepada Al-Quran dan Hadis adalah untuk membentuk manusia yang seutuhnya yakni manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Allah SWT, dan untuk memelihara nilai-nilai kehidupan sesama manusia agar dapat menjalankan seluruh kehidupannya, sebagaimana yang telah ditentukan Allah dan Rasul-Nya, demi kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, atau dengan kata lain, untuk mengembalikan manusia kepada fitrahnya, yaitu memanusiakan manusia, supaya sesuai dengan kehendak Allah yang menciptakan sebagai hamba dan khalifah di muka bumi.Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan, oleh karena itu dengan segala potensi yang dimilikinya, manusia berusaha maju dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya itu. Manusia setiap saat membutuhkan belajar dari lingkungan atau alam semesta dan juga diperlukan pengaruh dari luar yang oleh Slamet Imam Santoso disebut dengan istilah pendidikan. Dengan demikian jelaslah bahwa proses kependidikan merupakan rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup manusia dan kemampuan belajar yang dilandasi oleh nilai-nilai Islami.

B. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Mengetahui sejarah pendidikan2. Mengetahui pendidikan menurut Al-Quran3. Mengetahui fungsi pendidikan4. Mengetahui fungsi pendidikan dalam perspektif Islam5. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi tercapainya fungsi pendidikan6. Mengetahui implementasi fungsi pendidikan pada pendidikan saat ini

BAB IIPEMBAHASAN

A. Sejarah PendidikanPendidikan adalah usaha manusia untuk kepentingan manusia. Jadi pada saat manusia itu ada dan masih ada, pendidikan itu telah dan masih ada pula. Pada kenyataannya dapat kita telaah bahwa praktek pendidikan dari zaman ke zaman mempunyai garis persamaan. Garis persamaan atau benang merah pendidikan itu ialah:1. Pendidikan adalah bagian dari kebudayaan yang tidak dapat dipisahkan.2. Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifar universal.3. Praktek pelaksanaan pendidikan memiliki segi-segi yang umum sekaligus memiliki keunikan (ke-khasan) berkaitan dengan pandangan hidup masing-masing bangsa. Contohnya di negara Mesir. Mesir purba telah mengenal peradaban dan kebudayaan tinggi. Ini terbukti dengan telah dikenalnya tulisan dengan huruf heiroglyph (tulisan suci), telah kenal kalender (penanggalan) dengan pembagian 12 bulan tiap tahun, telah mengenal irigasi dan sebagainya. Tujuan pendidikan agar manusia berbuat susila sesuai dengan ajaran agama. Materi pelajaran yang diberikan ialah membaca, menulis, berhitung, bahasa dan ilmu mengukur tanah serta astronomi. Meski telah memiliki pusat-pusat pendidikan yakni di kuil-kuil (piramide) yang di dalamnya terdapat perpustakaan dan asrama bagi para guru dan murid-muridnya.

B. Pendidikan Menurut Al-QuranAl-Quran telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, Al-Quran bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. Al-Quran surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.Al-Quran juga telah memperingatkan manusia agar mencari ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam al-Quran surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:

Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.Dari sini dapat dipahami bahwa betapa pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa madharat.Dalam sebuah sabda Nabi saw. dijelaskan:

Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim. (HR. Ibnu Majah)

Hadits tersebut menunjukkan bahwa Islam mewajibkan kepada seluruh pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu, kewajiban bagi mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan.Islam menekankan akan pentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia. Karena tanpa pengetahuan niscaya manusia akan berjalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat, yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak di hari akhirat. Imam Syafii pernah menyatakan:

Barangsiapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu. Barangsiapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barangsiapa menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu.

Dari sini, sudah seyogyanya manusia selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu pengetahuan dengan terus berusaha mencarinya hingga akhir hayat.Dalam Al-Quran surat Thahaa ayat 114 disebutkan:

Katakanlah: Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.

C. Fungsi Pendidikan Dalam UUD 1945 pasal 3 menjelasakan bahwa pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Dalam membahas fungsi pendidikan ini akan difokuskan pada tiga fungsi pokok dari pendidikan, yakni : pendidikan sebagai penegak nilai, pendidikan sebagai sarana pengembang masyarakat, dan pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi manusia. Penjelasan dari tiga fungsi pendidikan adalah sebagai berikut:1. Pendidikan sebagai penegak nilaiPendidikan mempunyai peran yang amat penting dalam kaitan dengan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat. Pendidikan merupakan penegak nilai dalam masyarakat. Hal tersebut berarti bahwa pendidikan memelihara serta menjaga tetap lestarinya nilai-nilai tersebut dalam masyarrakat. Untuk memelihara dan menjaga nilai-nilai ini dengan sendirinya dunia pendidikan harus selektif sehingga tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat. Masyarakat dapat melaksanakan kehidupannya secara tenang sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dengan demikian nilai-nilai yang ada dalam masyarakat tetap menjadi landasan bagi setiap anggota masyarakat.

2. Pendidikan sebagai sarana pengembang masyarakatPendidikan dalam suatu masyarakat akan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan masyarakat yang bersangkutan. Kiprah pendidikan tersebut sangat tergantung pada seberapa aktif dan kreatif para pendidik dalam masyarakat tersebut. Dalam hal ini biasanya para tokoh masyarakat, para guru dan para pendidik lain merupakan motor penggerak serta kemajuan masyarakat yang bersangkutan.3. Pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi manusiaMelalui pendidikan, diharapkan dalam potensi dalam diri individu akan lebih berkembang. Sehingga dengan hal perkembangan dalam masyarakat akan terus mengarah yang lebih baik dan tercipta generasi-generasi penerus yang lebih handal. Pengembangan kemampuan anggota masyarakat dalam menyiapkan generasi penerus merupakan tugas dan fungsi pendidikan yang paling menonjol.Pendidikan karakter bangsa yang berbasis pada pilar kebangsaan (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) memainkan fungsi penting dalam hidup warga bangsa dan penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia. Secara nasional, fungsi pendidikan karakter bangsa adalah (Kemendiknas, 2010:7):1. Fungsi Pengembangan: yang secara khusus disasarkan pada peserta didik agar mereka menjadi pribadi yang berperilaku baik, berdasarkan pada kebajikan umum (virtues) yang bersumber pada filosofi kebangsaan di dalam Pancasila. Dengan fungsi ini peserta didik diharapkan memiliki sikap dan perilaku etis, spiritual, sesuai dengan citra budaya bangsa. Dengan kata lain, dari perilaku peserta didik, yang adalah warga bangsa, orang dapat mengetahui karakter bangsa Indonesia yang sesungguhnya.2. Fungsi Perbaikan: yang secara khusus diarahkan untuk memperkuat pendidikan nasional yang bertanggungjawab terhadap pengembangan potensi dan martabat peserta didik. Dengan fungsi ini pula, pendidikan karakter bangsa hendaknya mencapai suatu proses revitalisasi perilaku dengan mengedepankan pilar-pilar kebangsaan untuk menghindari distorsi nasionalisme. 3. Fungsi Penyaring: terkait dengan fungsi perbaikan tadi, dalam fungsi penyaring ini sistem pendidikan karakter bangsa dikembangkan agar peserta didik dapat menangkal pengaruh budaya lain yang tidak sesuai dengan karakter bangsa. Fungsi ini bertujuan meningkatkan martabat bangsa.

D. Fungsi Pendidikan Dalam Perspektif IslamPendidikan Islam adalah suatu sistem kehidupan yang menyangkut segala aspek kehidupan manusia baik yang bersifat individu maupun kolektif. Konsekuensinya pendidikan tidak bisa menganut sistem tertutup melainkan harus memiliki sistem terbuka dalam artian selalu merespons, akomodatif, dan berorientasi ke masa depan.Fungsi pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan yang bersifat struktural dan institusioanal. Arti dan tujuan struktur adalah menuntut terwujudnya struktur organisasi pendidikan yang mengatur jalannya proses kependidikan, baik dilihat dari segi vertikal maupun segi horisontal. Faktor-faktor pendidikan bisa berfungsi secara interaksional (saling memengaruhi) yang bermuara pada tujuan pendidikan yang diinginkan. Sebaliknya, arti tujuan institusional mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi di dalam struktur organisasi itu dilembagakan untuk menjamin proses pendidikan yang berjalan secara konsisten dan berkesinambungan yang mengikuti kebutuhan dan perkembangan manusia dan cenderung kearah tingkat kemampuan yang optimal. Oleh karena itu, terwujudlah berbagai jenis dan jalur kependidikan yang formal, informal, dan nonformal dalam masyarakat.Menurut Kurshid Ahmad, yang dikutip Rama Yulis, fungsi pendidikan Islam adalah: Alat untuk memelihara, memperluas dan menghubungkan tingkat-tingkat kebudayaan, nilai-nilai tradisi dan sosial, serta ide-ide masyarakat dan bangsa. Alat untuk mengadakan perubahan, inovasi dan perkembangan yang secara garis besarnya melalui pengetahuan dan skill yang baru ditemukan, dan melatih tenaga-tenaga manusia yang produktif untuk menemukan perimbangan perubahan sosial dan ekonomi.Dalam dunia pendidikan Islam istilah pendidikan berkisar pada konsep-konsep yang dirumuskan dalam istilah-istilah:1. Taklim, yaitu pendidikan yang menitik beratkan masalh pada pengajaran, penyampaian informasi, dan pengembangan ilmu. Jadi disini pendidikan berfungsi menjadi alat dalam penyampaian informasi.2. Tarbiyah, yaitu pendidikan yang menitik beratkan masalah pada pendidikan, pembentukan, dan pengembangan pribadi serta pembentukan dan penggemblengan kode etik (norma-norma etika/akhlak). Disisni pendidikan sebagai alat dalam pembentukan akhlak.3. Tadib, yaitu pendidikan yang memandang bahwa proses pendididkan merupakan usaha yang mencoba membentuk keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai muslim yang harus melaksnakan kewajiban serta fungsionalisasi atas sistem sikap yang direalisasikan dalam kemampuan berbuat yang teratur (sistematik), terarah (fa akim wajhaka liddini hanifa), dan efektif. Disini fungsi pendidikan sebagai alat untuk menyusun keteraturan ilmu sehingga berguna bagi diri sendiri.Manusia yang diinginakan dari hasil pendidikan adalah manusia yang baik, manusia yang dibentuk dari pembinaan mental, kecerdasan otak, kemudian menguraikannya dengan jiwanya yang saling kontradiksi, kemudian dibina dengan memberi teladan, nasehat, cerita. Sehingga fungsi pendidikan juga membina mental selain mencerdaskan otak. Pendidikan Islam perlu memiliki pandangan yang sesuai dalam praktik dan memiliki kelenturan dalam teori-teori kependidikan, ia juga merupakan eksperimentasi teori pendidikan Islam, yang bertugas memfungsionalkan ide-ide kependidikan dalam proses pelaksanaan baik dalam bentuk formal, seperti di sekolah maupun nonformal seperti di majelis talim, pondok pesantren, dan pendidikan keluarga.

Dengan demikian jelaslah bahwa fungsi ilmu pendidikan Islam praktis mencakup tiga macam tugas, yaitu :1. Melakukan pembuktian terhadap teori-teori kependidikan Islam yang merangkum aspirasi atau cita-cita Islam yang harus diikhtiarkan agar menjadi kenyataan.2. Memberikan bahan-bahan informasi tentang pelaksanaan pendidikan dalam segala aspeknya bagi pengembangan ilmu pengetahuan pendidikan Islam tersebut. Mekanisme proses kependidikan Islam dari segi operasional dapat disamakan dengan proses mekanisme yang berasal dari penerimaan input (bahan masukan), lalu diproses dalam kegiatan pendidikan, kemudian berakhir pada output (hasil yang diharapkan). Dari hasil yang diharapkan itu timbul umpan balik (feedback) yang mengoreksi bahan masukan (input). Mekanisme proses semacam ini berlangsung terus menerus selama proses kependidikan terjadi. Semakin banyak diperoleh bahan masukan (input) dari pengalaman operasional itu, semakin berkembang pula ilmu pendidikan Islam.3. Disamping itu juga menjadi pengoreksi terhadap kekurangan teori-teori yang dipegangi oleh ilmu pendidikan Islam, sehingga kemungkinan pertemuan antara teori dan praktik semakin dekat, dan hubungan antara keduanya makin bersifat interaktif (saling mempengaruhi).

E. Faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Fungsi PendidikanFaktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan Pendidikan Agama Islam.1. Pendidik.Pendidik yang mampu untuk memainkan peranan dan fungsinya dalam menjalankan tugas keguruannya secara proporsional dan mampu menjadi motivator serta fasilitator dalam proses belajar mengajar disekolah. Seorang pendidiklah yang mampu memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik untuk mencapai fungsi pendidikan. Pendidik merupakan fasilitator peserta didik yang memandu peserta didik dalam proses belajar. 2. Peserta didik.Peserta didik yang bersih hatinya dari kotoran dan penyakit jiwa, anak didik yang menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia seperti, bersikap benar, taqwa, ikhlas, zuhud, merendahkan diri dan ridha. Peserta didik yang selalu menghormati gurunya dan selalu berusaha untuk senantiasa memperoleh kerelaan dari guru. Peserta didik yang berakhlak mulia dan mampu menjaga hubungannya dengan guru merupakan faktor yang mempengaruhi tercapainya funsi pendidikan. Karena dengan adanya akhlaq baik dari peserta didik, maka mudah pula mencapai fungsi pendidikan Islam. 3. Kurikulum Kurikulum berbasis kompetensi yang selaras dengan fitrah insani, yaitu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan psikis, sosial, budaya, fisik, dan intelektual untuk melakukan kompetensi atau tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan tehadap seperangkat kompetensi tertentu. Adanya kurikulum yang berbasis kompetensi yang selaras dengan fitrah insani, tentunya akan mendorong tercapainya suatu fungsi pendidikan Islam.4. Metode.Metode pendidikan yang berdaya guna dan berhasil guna dan menimbulkan kesadaran anak didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran agama Islam melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar anak didik secara mantap. Disamping berdaya guna untuk mengantarkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Adanya metode yang berdaya guna dan berhasil guna serta tidak meninggalkan kandungan Islaminya, akan mendorong tercapainya suatu fungsi pendidikan.5. Sarana dan Prasarana.Sarana dan prasarana yang bisa memotivasi belajar siswa terhadap ajaran agama Islam yang tidak terbatas hanya pada hal-hal yang berkaitan dengan barang atau peralatan, tetapi juga ide, gagasan, prosedur, teknik, dan strategi yang dikembangkan oleh pihak sekolah atau dari pihak pemerintah.aadanya sarana yang tidak hanya berupa alat, tetapi juga gagasan yang di kembangkan oleh pihak sekolah.

F. Implementasi Fungsi Pendidikan Islam pada Pendidikan Saat IniFungsi pendidikan Islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan Islam tersebut tercapai dan berjalan dengan lancar. Tinjauan filosofik pendidikan itu dapat diungkapkan dari misi ke-Tuhanan, dan dari falsafah hidup bangsa yakni pancasila. Misi manusia hidup di bumi pada dasarnya adalah menjadi wakil Tuhan di bumi. Pendidikan pada dasarnya adalah untuk pemberdayaan fisik, akal dan hati. Dari sudut pandang Islam fungsi pendidikan adalah memberikan fasilitas sebagai alat untuk melakukan interaksi secara vertikan maupun horisontal. Secara vertikal yaitu interaksi kepada Allah atau berhubungan dengan ketauhidan, keimanan seseorang dapat dipengaruhi dari pendidikannya. Semakin seseorang itu banyak menkaji masalah ketauhidan maka keimanan seseorang itu diharapkan maksimal. Kemudian secara horisontal, yaitu interaksi kepada sesama makhluk Allah baik itu manusia maupun binatang. Pendidikan Islam mengajarkan cara bergaul dengan baik kepada sesama manusia dan cara menghargai binatang. Pada dasarnya pendidikan Islam adalah berfungsi untuk memberikan fasilitas untuk manusia menjadi insan yang kamil.Pada realitanya saat ini, pendidikan Islam belum sepenuhnya mampu melahirkan insan yang kamil. Fungsi pendidikan belum mampu memberikan fasilitas secara maksimal, ataukah mungkin manusianya yang belum mampu mengimplementasikan ajaran dalam pendidikan Islam. Yang pasti pendidikan Islam belum mampu menjamin pribadi seseorang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam fungsi pendidikan baik secara vertikal maupun horisontal. Misal saja seorang muslim yang percaya adanya Tuhan, tapi masih melakukan kebohongan. Disini berarti ketauhidannya kurang sempurna. Contoh lain adalah mengaku siswa madrasah yang tentunya mendapat pendidikan agama Islam, tapi melakukan tawuran terhadap temannya sendiri yang sama-sama muslim. Dalam hal ini, hubungan secara horisontalnya belum sesuai dengan fungsi pendidikan Islam yang diharapkan.Tentunya hal ini adalah menjadi PR besar bagi para pendidik, untuk mensinkronkan antara teori dalam pendidikan Islam dengan praktiknya. Agar fungsi pendidikan Islam yang diharapkan akan tercapai.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanFungsi pendidikan dapat dibagi menjadi 3 pokok yaitu, pendidikan sebagai penegak nilai, pendidikan sebagai sarana pengembang masyarakat, dan pendidikan sebagai upaya pengembangan potensi manusia. Dalam pendidikan berkarakter di indonesia, pendidikan berfungsi sebagai pengembangan, perbaikan dan penyaring. Sedangkan Fungsi pendidikan islam adalah menyediakan segala fasilitas yang dapat memungkinkan tugas-tugas pendidikan islam tersebut tercap ai dan berjalan dengan lancar.Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menurut ajaran Islam, pendidikan harus diarahkan kepada pembentukan manusia yang dapat melaksanakan fungsinya sebagai hamba dan khalifah Allah, yaitu manusia yang sadar sepenuhnya akan kedudukannya sebagai makhluk yang mesti melaksanakan tugas-tugas sebagaimana diinginkan dan diprogram oleh penciptanya. Untuk itu, pendidikan berfungsi memberikan pengetahuan dan pengahayatan yang memadai serta berbagai keterampilan yang diperlukan untuk kemakmuran alam semesta. Pencapaian tujuan seperti itu menghendaki pengkajian lebih lanjut tentang tahap-tahap dan bidang-bidang garapan yang spesifik sehingga dengan demikian diperlukan berbagai rumusan tujuan pendidikan yang lebih spesifik sesuai dengan tahap dan bidang yang digarap dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ini merupakan tugas setiap pemikir dan pengelola pendidikan umat Islam.

DAFTAR BACAAN

Abdullah, Abdul-Rahman Shalih, Educational Theory; A Quranic Outlook, Umm al-Qura University, Makkah al-Mukarramah, tahun 1402/1982. Arifin, H.M., Ilmu Pendidikan Islam; Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta, cet. I, tahun 1991.

Kartono, Kartini, Quo Vadis Tujuan Pendidikan, Penerbit Mandar Maju, Bandung, tahun 1991. Shafa`, Ikhwan al-, Rasail Ikhwan al-Shafa` wa Khullan al-Wafa`, Dar Shadir, Beirut, tahun 1957.

Sindo, Asril Dt. Paduko Sindo, Konsep Islam tentang Fitrah Manusia dan Implikasinya dalam Pendidikan dalam Didaktika Islamika, Penerbit IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, vol. 1 No. 3, Agustus 2000. Tafsir, Dr. Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Penerbit PT. Remaja Rosdakarya: Bandung. 1994.

Arifin, M. Ilmu Pendidikan Islam. PT Bumi Aksara: Jakarta. 2003.

Djohar. Pembangunan Pendidikan Nasional Menyongsong Masa Depan. Yogyakarta: Grafika Indah. 2006.

E., Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.

Hamdani. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2011.

Muchit, M. Saekhan. Issu-Issu Kontemporer Dalam Pendidikan Islam. Kudus: STAIN KUDUS, 2009.

Muhaimin dan Adul Mujib. Pemikiran Pendidikan Islam : Kajian Filosofik dan Kerangka Dasar Operasionalnya. Bandung : Trigenda Karya. 1993.

Nata, Abuddin. Filsafat Pendidkan Islam I. Jakarta : Logos Wacana Ilmu 1997. Pidarta, Made. Landasan Kependidikan. PT. Rineka Cipta. 2001

Quthb, Muhammad. Sistem Pendidikan Islam. terj. Salman Harun. Bandung: PT. Al Maarif. 1993.

Fungsi Pendidikan Dalam Islam: Bambang_Sto 2