keragaman morfologi, genetik, dan evaluasi karakter … · 2018. 10. 2. · pascapanen bunga segar...

28
KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN TANAMAN CEMPAKA I MADE SUKEWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2018 DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN

    TANAMAN CEMPAKA

    I MADE SUKEWIJAYA

    FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR 2018

    DISERTASI DIAJUKAN UNTUK UJIAN TERTUTUP

  • i

    DISERTASI

    KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN

    TANAMAN CEMPAKA

    I MADE SUKEWIJAYA

    NIM. 1090471006

    PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR 2018

  • ii

    KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN

    TANAMAN CEMPAKA

    Disertasi untuk Memperoleh Gelar Doktor pada Program Studi Doktor Ilmu Pertanian,

    Fakultas Pertanian Universitas Udayana

    I MADE SUKEWIJAYA NIM. 1090471006

    PROGRAM STUDI DOKTOR (S3) ILMU PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR 2018

  • iii

    Lembar Pengesahan PADA TANGGAL ___________________________

    Promotor

    Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App.Sc., Ph.D. NIP. 19561102 198303 1 001

    Kopromotor I Kopromotor II

    Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. Prof. Dr. Ir. Gede Rai Maya Temaja, M.P. NIP. 19630515 198803 1 001 NIP. 19621009 198803 1 002

    Mengetahui

    Koordinator Program Studi Doktor (S3) Dekan Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana Universitas Udayana

    Prof. Dr. Ir. Made Adnyana, M.S. Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. NIP. 19560525 198303 1 002 NIP. 19630515 198803 1 001

  • iv

    SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

    Nama : I Made Sukewijaya

    NIM : 1090471006

    Program Studi : Doktor (S3) Ilmu Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

    Udayana

    Konsentrasi : Agroekoteknologi

    Judul Disertasi : Keragaman Morfologi, Genetik, dan Evaluasi Karakter

    Pascapanen Tanaman Cempaka Pascapanen

    Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Disertasi ini bebas plagiat. Apabila

    di kemudian hari terbukti plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia

    menerima sangsi sesuai dengan peraturan Mendiknas RI No. 17 tahun 2010 dan

    Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

    Denpasar, September 2018

    Yang membuat pernyataan,

    I Made Sukewijaya

  • v

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puja pangastuti angayubagya Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang

    Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,

    disertasi ini dapat diselesaikan.

    Pada kesempatan ini perkenankanlah Penulis mengucapkan terima kasih

    kepada Prof. Ir. Made Sudiana Mahendra, M.App.Sc., Ph.D. selaku Promotor atas

    segala bimbingan, arahan, dorongan semangat, dan saran selama mengikuti

    program doktor, utamanya dalam penyelesaian disertasi ini. Terima kasih pula

    Penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. I Nyoman Rai, M.S. dan Prof. Dr. Ir.

    Gede Rai Maya Temaja, M.P. sebagai Kopromotor I dan Kopormotor II atas

    segala bimbingan, saran, dan dorongan semangat.

    Ucapan yang sama Penulis juga sampaikan kepada Rektor Universitas

    Udayana, Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S. (K) atas kesempatan dan fasilitas

    yang diberikan kepada Penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

    doktor di Universitas Udayana. Ucapan terima kasih juga Penulis ucapkan kepada

    Dekan Fakultas Pertanian Universitas Udayana atas ijin yang telah diberikan

    kepada Penulis untuk mengikuti Ijin Belajar Program Doktor. Ungkapan terima

    kasih juga disampaikan kepada para penguji, yaitu Prof. Dr. Ir. I Made Adnyana,

    M.S., Prof. Ir. I Komang Damar Jaya, M.Sc.Agr., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Rindang

    Dwiyani, M.Sc., Prof. Ir. I Made Anom Sutrisna Wijaya, M.App.Sc., Ph.D., dan

    Dr. Ir. Gede Wijana, M.S. yang telah memberikan saran, masukan, dan koreksi

    sehingga disertasi ini dapat terwujud seperti ini. Penulis juga mengucapkan

    terima kasih kepada Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat

  • vi

    Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

    karena telah memberikan dukungan pendanaan melalui Program Penelitian

    Disertasi Doktor, tahun 2015. Demikian pula, penulis menyampaikan terima

    kasih yang tulus dan penghargaan kepada seluruh dosen Program Doktor Ilmu

    Pertanian Universitas Udayana yang telah membimbing Penulis selama mengikuti

    program doktor ini.

    Kepada seluruh guru-guru sejak pendidikan dasar sampai perguruan tinggi,

    penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga karena telah

    menanamkan dasar-dasar pendidikan yang baik sampai akhirnya Penulis

    memperoleh kesempatan menempuh jenjang pendidikan ini. Terima kasih kepada

    kedua orang tua dan mertua serta keluarga besar tercinta atas kesabaran dan

    dukungan moralnya sehingga jenjang pendidikan ini dapat diselesaikan. Akhirnya

    Penulis sampaikan terima kasih kepada istri tercinta Ni Luh Dewi Indrawati, serta

    anak-anakku tersayang Ni Putu Kamala Pratiwi dan Ni Made Kenanga Prayascita

    yang dengan penuh pengorbanan dan kesabaran mendampingi Penulis untuk

    menyelesaikan disertasi ini.

    Semoga Ida Sang Hyang Widhi, Tuhan Yang Mahaesa selalu

    melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak, dan hasil karya tulis ini dapat

    bermanfaat untuk pendidikan dan masyarakat luas.

  • vii

    ABSTRAK

    KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN TANAMAN CEMPAKA

    Tanaman cempaka relatif memiliki nilai ekonomi yang baik khususnya di Bali dan Indonesia pada umumnya. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji keragaman morfologi dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali, mengkaji keragaman genetik dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali serta mengkaji hubungan morfologi dengan genetik dari berbagai aksesi cempaka yang ada di Bali, dan menelaah sifat pascapanen bunga cempaka sebagai dasar penanganan bunga cempaka segar dan hasil olahannya.

    Identifikasi dilakukan untuk mengetahui ragam morfologi dengan metode deskriptif dan multivariat. Identifikasi genetik cempaka dilakukan dengan menggunakan analisis variasi DNA dengan analisis RAPD. Kandungan senyawa bunga cempaka diidentifikasi dengan menggunakan metode analisis fitokimia. Kandungan fraksi aktif pada bunga cempaka diukur secara kuantitatif menggunakan GC-MS. Uji organoleptik dilakukan dengan metode uji kesukaan terhadap variabel-variabel bentuk bunga, ukuran bunga, warna bunga, aroma bunga, dan tampilan keseluruhan. Keragaman sifat pascapanen produk segar cempaka dilakukan dengan menggunakan rancangan petak terpisah dengan ulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan suhu ruang yang digunakan adalah T1=7–10°C, RH=70–85%; T2=13–15°C, RH=60–75%; dan T3=25–28°C, RH=55–65%.

    Ditemukan 12 aksesi tanaman cempaka yang masing-masing memiliki sifat khas. Ragam aksesi yang dimaksud adalah CPW4 (cempaka putih wilis), CPP3 (cempaka putih pateh), CPP2 (cempaka putih patemon), CPS1 (cempaka putih sibang), CKM2 (cempaka kuning muda patemon), CKK2 (cempaka kuning kecil patemon), CKB2 (cempaka kuning besar patemon), CKK1 (cempaka kuning kecil sibang), CKT1 (cempaka kuning tua sibang), CKB1 (cempaka kuning besar sibang), CKM1 (cempaka kuning muda sibang), dan CKP1 (cempaka kuning punah sibang). CKB2 merupakan aksesi yang memiliki karakter terbaik (unggul). Secara morfologi cempaka yang telah diinventarisasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok, sedangkan berdasarkan atas identifikasi genetiknya dengan menggunakan metode RAPD menghasilkan 4 kelompok. Berdasarkan analisis fitokimia diperoleh bahwa secara umum kandungan alkaloid, terpenoid, saponin, fenolik, dan flavonoid dapat terdeteksi kurang sampai dengan sangat kuat. Namun demikian seluruh aksesi tidak mengandung steroid. Berdasarkan uji senyawa kimia diketahui bahwa senyawa utama yang ditemukan adalah golongan senyawa seskuiterpen, monoterpen, diterpen, dan triterpen. Senyawa golongan seskuiterpen merupakan senyawa yang mendominasi setiap aksesi cempaka. Hasil uji organoleptik bunga cempaka menunjukkan bahwa secara umum panelis menyukai bentuk, ukuran, dan tampilan keseluruhan dari aksesi CKB2. Penanganan pascapanen bunga segar cempaka dapat dilakukan dengan penyimpanan pada suhu 7 – 10oC untuk masa penyimpanan 5 hari. Kata kunci: identifikasi, morfologi, genetik, pascapanen, cempaka

  • viii

    ABSTRACT

    MORPHOLOGY, GENETIC DIVERSITY, AND POSTHARVEST TRAITS EVALUATION OF CHAMPAK PLANTS

    Champak plants have a relatively good economic value especially for Bali and Indonesia in general. The purposes of this research were to identify the morphological diversity of some accessions of champak in Bali, to identify the genetic diversity of some champak accessions in Bali and to examine the genetic morphological relationship of various accessions of cempaka in Bali, and to examine the postharvest character of champak flowers as a basis handling of fresh champak flowers and their processed products.

    The identification was conducted to identify the morphological variety using descriptive and multivariate methods. The genetic identification was done by analyzing DNA variation with RAPD analysis. The content of champak compounds was identified using the phytochemical analysis method. The active fraction content of champak flowers was analized quantitatively using GC-MS (gas chromatograpy-mass spectrometry). Organoleptic test was done by preferred test method on flower shape, flower size, flower color, floral aroma, and total appearance. The variability of postharvest properties of fresh champak products was done by using split plot design with 3 replications. The room temperature treatment used were T1 = 7 - 10°C, RH = 70 - 85%; T2 = 13 - 15°C, RH = 60 - 75%; and T3 = 25 - 28°C, RH = 55 - 65%.

    There were 12 accessions of champak plants, each of which has distinctive properties. The various accessions were CPW4 (wilis white champak), CPP3 (pateh white champak), CPP2 (patemon white champak), CPS1 (sibang white champak), CKM2 (patemon pale yellow champak), CKK2 (patemon small yellow champak), CKB2 (patemon large yellow champak), CKK1 (sibang small yellow champak), CKT1 (sibang dark yellow champak), CKB1 (sibang large yellow champak), CKM1 (sibang pale yellow champak), and CKP1 (sibang extinct yellow champak). CKB2 was considered as an superior accession. Champak morphology that has been inventoried can be grouped into 5 groups, whereas genetic identification using RAPD method was grouped into 4 groups. Based on phytochemical analysis it was found that in general the content of alcaloids, terpenoids, saponins, phenolics, and flavonoids can be detected from less up to very strong. However, all accessions did not contain steroids. Based on chemical compound, it was found that the main compound was a group of sesquiterpenes, monoterpenes, terppenes, and triterpenes. Sesquiterpen compound is a compound that dominates every accession champak. Accessions containing only the sesquiterpene compound were CPW4, CPP3, CPS1, CKT1, CKB1, and CKM1. The result of organoleptic test of champak flower shown that they generally liked the shape, size, and total appearance of CKB2 accession. Post-harvest handling of champak fresh flowers can be done with storage at temperature of 7 – 10oC for 5 days. Key words: identification, morphology, genetic, postharvest, champak

  • ix

    RINGKASAN

    KERAGAMAN MORFOLOGI, GENETIK, DAN EVALUASI KARAKTER PASCAPANEN TANAMAN CEMPAKA

    Tanaman cempaka telah lama dijadikan tumpuan kehidupan oleh masyarakat Indonesia dan Bali. Bunga cempaka segar dimanfaatkan sebagai komoditas yang diperdagangkan sehingga berperan cukup besar dalam menunjang ekonomi masyarakat. Sebagai tanaman tropis, cempaka sesungguhnya memiliki daya adaptasi yang luas di seluruh daerah tropis, dari dataran rendah sampai tinggi. Kelompok tanaman famili Magnoliaceae ini biasanya tersebar di daerah subtropis hangat dan tropis di Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika Utara bagian tenggara, India Barat dan Amerika Tengah. Di Bali, cempaka telah biasa dibudidayakan oleh masyarakat sebagai tanaman pekarangan dan tanaman perindang atau peneduh jalan. Di daerah lain di Indonesia, tanaman cempaka banyak diusahakan sebagai tanaman hutan dan dimanfaatkan kayunya sebagai bahan bangunan. Di samping untuk keperluan tersebut, bunga cempaka dapat pula dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya sebagai minyak atsiri, parfum, kosmetik, dan obat. Tanaman cempaka yang tumbuh di Indonesia memiliki banyak ragam fenotif, seperti ragam yang tampak pada organ vegetatif dan organ generatifnya. Ragam aksesi cempaka umumnya dinamai sesuai dengan ciri-ciri yang nampak pada organnya, misalnya warna bunga. Keragaman tanaman cempaka akan terus meningkat sesuai dengan sifat tanaman cempaka yang dapat diperbanyak dengan menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji ini dapat menyebabkan variasi sifat tanaman cempaka.

    Ragam tanaman cempaka yang banyak tersebut perlu diidentifikasi dalam rangka untuk mengetahui sifat-sifat unggulnya yang dapat dijadikan bahan dasar seleksi pada program pemuliaan lebih lanjut. Pada umumnya identifikasi mendasarkan pada sifat-sifat morfologi (bentuk dan struktur) tanaman karena prosedurnya mudah dan cepat, namun identifikasi secara morfologi saja banyak kelemahannya karena adanya pengaruh faktor lingkungan, perbedaan umur tanaman dan jaringan tanaman. Identifikasi tanaman yang hanya berdasarkan morfologi juga sulit diterapkan pada fase bibit karena tanaman cempaka pada masa bibit tidak menunjukkan adanya perbedaan yang tegas pada penilaian visual. Ragam fenotif aksesi bunga cempaka tersebut dapat dijadikan titik masuk (entry point) untuk mengetahui ragam morfologi organ tanamannya serta perlu pula untuk mengetahui ragam generatifnya sehingga akan dapat dijadikan dasar pengembangan produksi dan pengembangan penanganan pascapanennya.

    Permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah (a) bagaimanakah perbedaan morfologi tanaman cempaka yang ada di Bali, (b) bagaimanakah keragaman genetik dan hubungan kekerabatan beberapa aksesi tanaman cempaka yang ada di Bali, dan (c) bagaimanakah ciri dan sifat pascapanen bunga segar dan olahan bunga cempaka sehingga dapat dijadikan sebagai dasar penanganan pascapanennya.

    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui keragaman morfologi dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali, mengetahui keragaman genetik dari beberapa

  • x

    aksesi cempaka yang ada di Bali serta mengkaji hubungan morfologi dengan genetik dari berbagai aksesi cempaka yang ada di Bali, dan menelaah sifat pascapanen bunga cempaka sebagai dasar penanganan bunga cempaka segar dan hasil olahannya.

    Manfaat penelitian untuk perkembangan ilmu adalah diketahuinya keragaman morfologi dan genetik dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali. Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah terungkapnya strategi penanganan pascapanen bunga cempaka segar dan hasil olahannya.

    Keragaman fenotif cempaka di Bali belum pernah dipelajari secara rinci. Titik masuk terhadap keragaman fenotif ini dapat dimulai dari pengamatan terhadap warna bunganya. Varian warna bunga dari berbagai aksesi tanaman cempaka yang ada di sentra penanaman cempaka ini diduga juga merupakan keragaman genetik tanaman cempaka, sehingga masing-masing species tanaman cempaka dapat diketahui apakah cempaka tersebut memang berbeda varietas dalam satu species ataukah perbedaan itu hanya pengaruh faktor lingkungan. Kajian terhadap mutu pascapanen bunga cempaka dengan melakukan pengamatan terhadap umur simpan, kandungan minyak atsiri, dan parameter lain yang berkaitan dengan penanganan pascapanen. Setelah ditemukan adanya sifat khas dan unggul dari perbedaan warna bunga cempaka tersebut kemudian dapat diformulasikan strategi untuk penanganan pascapanennya dari sifat pascapanen yang diamati.

    Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat variabilitas genetik pada beberapa varietas tanaman cempaka yang telah lama beradaptasi di sentra pengembangan cempaka di Bali, terutama dilihat dari aksesi cempaka pada satu kelompok species yang sama serta terdapat keragaman sifat pascapanen produk segar dan olahannya dari berbagai aksesi cempaka yang ditemukan.

    Penelitian ini dilakukan di sentra pertanaman cempaka di Bali, Laboratorium Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium Teknik Pasca Panen Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Udayana, Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Udayana, Laboratorium Pemuliaan Tanaman dan Bioteknologi Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta, serta Laboratorium Bersama FMIPA Universitas Udayana. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai dengan Pebruari 2017.

    Identifikasi sifat morfologi cempaka yang memiliki karakter warna bunga berbeda tersebut dilakukan dengan melakukan pengamatan berupa observasi lapang dan melakukan pengamatan dan pengukuran pada hasil budidaya cempaka. Sampel diambil dari tanaman secara acak pada setiap aksesi yang ditentukan berdasarkan sifat khas dari aksesi tersebut. Dari setiap tanaman sampel diambil organ daun dan bunganya. Pengamatan morfologi dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) morfologi daun: panjang tangkai daun, panjang helaian daun, lebar helaian daun, jumlah klorofil, panjang tangkai daun, dan perbandingan panjang dan lebar daun; (2) morfologi bunga: warna tenda bunga panjang tangkai bunga, panjang bunga utuh, panjang putik, panjang kotak sari, jumlah kotak sari, jumlah tenda bunga, dan berat bunga. Data yang di peroleh dari setiap aksesi dianalisis secara deskripsi komparatif untuk

  • xi

    menunjukkan adanya kesamaan dan perbedaan morfologi. Kemudian data ditabulasikan untuk menentukan hubungan kekerabatan antar aksesi berupa uji multivariat untuk menghasilkan diagram kekerabatan (dendrogram) dengan menggunakan program Minitab 17.

    Identifikasi genetik cempaka dilakukan dengan menggunakan analisis variasi DNA. Setelah identifikasi cempaka berdasarkan morfologi dapat ditentukan, selanjutnya dilakukan identifikasi keragaman genetiknya. Masing-masing aksesi yang telah ditentukan berbeda secara morfologi kemudian diambil sampel tanaman secara in-situ. Contoh daun diambil dari tiap-tiap aksesi yang diamati untuk dilakukan analisis RAPD. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan segar daun yang diambil dari ujung batang tanaman cempaka untuk setiap aksesi tanaman cempaka yang telah dikelompokkan berdasarkan fenotifnya, dan sejumlah primer yang digunakan pada analisis RAPD (10 primer).

    Kandungan senyawa bunga cempaka diidentifikasi dengan menggunakan metode fitokimia. Metode ini digunakan untuk mengetahui kandungan fitokimia bunga cempaka secara kualitatif. Kandungan fraksi aktif pada bunga cempaka secara kuantitatif digunakan alat GC-MS (gas chromatograpy-mass spectrometry / kromatografi gas-spektrometri massa). Rendemen minyak atsiri secara khusus diamati dengan menggunakan metode analisis proksimat. Uji terhadap rendemen minyak atsiri ini ditentukan berdasarkan kelompok aksesi cempaka yang telah dikaji pada karakterisasi sebelumnya.

    Uji organoleptik dengan metode uji kesukaan terhadap variabel-variabel bentuk bunga, ukuran bunga, warna bunga, aroma bunga, dan tampilan keseluruhan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan 20 orang panelis dengan skala kesukaan (hedonik) yaitu nilai 1 = sangat tidak suka sampai nilai 5 = sangat suka. Dalam pengujian organoleptik ini skala hedonik diubah menjadi skala numerik menurut kesukaan.

    Percobaan untuk mempelajari pengaruh temperatur simpan terhadap beberapa variabel pascapanen dilakukan terhadap seluruh aksesi bunga cempaka segar yang telah ditemukan dalam inventarisasi sebelumnya. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) split plot dengan ulangan sebanyak 3 kali. Perlakuan suhu ruang yang digunakan adalah T1=7–10°C, RH=70–85%; T2=13–15°C, RH=60–75%; dan T3=25–28°C, RH=55–65%.

    Melihat sebaran tanaman cempaka yang diperoleh pada lokasi pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa penggunaan tanaman cempaka secara sosial budaya terdapat pada beberapa sentra budidaya utama cempaka, yaitu di Desa Sibang Gede dan Sibang Kaja Kabupaten Badung serta di Desa Patemon Kabupaten Buleleng. Pemanfaatan tanaman cempaka di sentra utama budidaya tersebut adalah dengan menggunakan bunga cempaka untuk kebutuhan sebagai sarana upakara dan untuk keperluan salon kecantikan. Bunga cempaka dipanen secara rutin setiap pagi hari dan dipasarkan dalam bentuk bunga segar. Namun demikian, ada pula bunga cempaka yang tidak dipanen secara rutin karena tidak berada pada lokasi tanam pribadi dan pekarangan.

    Berdasarkan hasil inventarisasi, aksesi tanaman cempaka yang telah dikumpulkan dari seluruh Bali sementara diberikan nama sesuai dengan sifat

  • xii

    warna bunga, ukuran, dan lokasi tempat aksesi tanaman tersebut ditemukan, seluruhnya dikelompokkan menjadi dua belas aksesi. Di Desa Patemon Buleleng ditemukan lima aksesi cempaka putih wilis, putih patemon, kuning besar, kuning kecil, dan kuning muda. Di Desa Sibang Badung ditemukan tujuh aksesi cempaka putih wilis, putih sibang, kuning kecil, kuning besar, kuning tua, kuning muda, dan kuning punah. Berdasarkan atas keistimewaan tanaman cempaka yang berada di Desa Duda Timur, khususnya Dusun Pateh, maka ada satu aksesi yang sengaja diambil untuk membandingkan dengan aksesi lain yang ditemukan. Aksesi tanaman cempaka putih wilis (CPW4) merupakan aksesi yang satu- satunya ditemukan sangat tersebar merata di seluruh Bali, hampir setiap lokasi pengamatan dapat ditemukan aksesi ini. Hal ini agak berbeda dengan aksesi tanaman cempaka lainnya karena setelah dilakukan pengelompokan terhadap aksesi yang ditemukan, aksesi tanaman tersebut sebagian besar berada pada sentra penanaman tanaman cempaka. Berdasarkan kondisi ini, maka untuk mengelompokkan secara awal dilakukan dengan membedakan atas dasar warna bunga, yaitu bunga cempaka berwarna putih dan berwarna kuning. Bila ditemukan kekhasan yang dimiliki, dilanjutkan dengan cara melihat ciri spesifik lain yang digunakan sebagai penanda morfologi bunganya. Pengelompokan lainnya dilakukan dengan mengelompokkan berdasarkan atas ukuran bunga, perbedaan ketajaman warna, dan kekhasan lainnya apabila ditemui aksesi yang sama di tempat berbeda. Bunga cempaka kuning lalu dibedakan atas ukuran warna bunga yang kecil dan besar, warna bunga yang kuning tua dan muda, serta karena memiliki kekhasan yang tidak dimasukkan atas kedua hal di atas. Setelah itu, penentu lainnya adalah lokasi ditemukan aksesi tersebut juga dicantumkan untuk memudahkan dalam pengelompokannya.

    Ditemukan 12 aksesi tanaman cempaka yang masing-masing memiliki sifat khas. Ragam aksesi yang dimaksud adalah CPW4 (cempaka putih wilis), CPP3 (cempaka putih pateh), CPP2 (cempaka putih patemon), CPS1 (cempaka putih sibang), CKM2 (cempaka kuning muda patemon), CKK2 (cempaka kuning kecil patemon), CKB2 (cempaka kuning besar patemon), CKK1 (cempaka kuning kecil sibang), CKT1 (cempaka kuning tua sibang), CKB1 (cempaka kuning besar sibang), CKM1 (cempaka kuning muda sibang), dan CKP1 (cempaka kuning punah sibang). CKB2 dianggap sebagai aksesi yang memiliki karakter terbaik (unggul). Berdasarkan hasil analisis multivariat secara morfologi cempaka yang telah diinventarisasi tersebut dapat dikelompokkan ke dalam 5 kelompok. Kelompok 1 terdiri atas satu aksesi yaitu CPW4 (cempaka putih wilis), Kelompok 2 terdiri dari empat aksesi yaitu CPP3 (cempaka putih pateh), CPP2 (cempaka putih patemon), CKM1 (cempaka kuning muda sibang), dan CKM2 (Cempaka kuning muda patemon). Kelompok 3 terdiri atas satu aksesi yaitu CPS1 (cempaka putih sibang). Kelompok 4 terdiri atas empat aksesi yaitu CKK2 (cempaka kuning kecil patemon), CKK1 (cempaka kuning kecil sibang), CKT1 (cempaka kuning tua sibang), dan CKB1 (cempaka kuning besar sibang). Kelompok 5 terdiri atas dua aksesi yaitu CKB2 (cempaka kuning besar patemon) dan CKP1 (cempaka kuning punah sibang). Berdasarkan atas identifikasi genetiknya dengan menggunakan metode RAPD menghasilkan 4 kelompok sebagai berikut. Kelompok 1 terdiri atas 1 aksesi yaitu CPW4 (cempaka putih wilis). Kelompok 2

  • xiii

    terdiri atas empat aksesi yaitu CPS1 (cempaka putih sibang), CKM2 (cempaka kuning muda patemon), CKM1 (cempaka kuning muda sibang), dan CKP1 (cempaka kuning punah sibang). Kelompok 3 terdiri atas lima aksesi yaitu CKK2 (cempaka kuning kecil patemon), CKB2 (cempaka kuning besar patemon), CKT1 (cempaka kuning tua sibang), CKK1 (cempaka kuning kecil sibang), dan CKB1 (cempaka kuning besar sibang). Kelompok 4 terdiri atas dua aksesi yaitu CPP3 (cempaka putih pateh) dan CPP2 (cempaka putih patemon). Berdasarkan analisis fitokimia diperoleh bahwa secara umum kandungan alkaloid, terpenoid, saponin, fenolik, dan flavonoid dapat terdeteksi kurang sampai dengan sangat kuat. Namun demikian, terhadap kandungan steroid yang dianalisis, seluruh aksesi yang diuji menunjukkan nilai yang nihil, atau semua aksesi cempaka yang ditemukan tidak mengandung steroid. Berdasarkan uji senyawa kimia dengan menggunakan kromatografi gas spektrometri massa diketahui bahwa senyawa utama yang ditemukan adalah golongan senyawa seskuiterpen, monoterpen, diterpen, dan triterpen. Senyawa-senyawa ini memiliki konsentrasi yang bervariasi untuk setiap aksesi yang diuji. Bila dilihat setiap aksesi yang diuji, maka senyawa golongan seskuiterpen merupakan senyawa yang mendominasi setiap aksesi cempaka. Aksesi-aksesi yang hanya mengandung golongan senyawa seskuiterpen yaitu CPW4, CPP3, CPS1, CKT1, CKB1, dan CKM1. Hasil uji organoleptik bunga cempaka dapat diketahui bahwa panelis laki-laki menyukai bentuk, warna, aroma, dan tampilan keseluruhan dari aksesi CKB2 sedangkan panelis perempuan hanya menyukai bentuk bunga aksesi CKB2. Panelis perempuan menyukai ukuran, aroma, dan tampilan keseluruhan dari aksesi CKM1. Sementara bila kedua kelompok panelis, baik laki-laki dan perempuan digabungkan maka secara umum panelis menyukai bentuk, ukuran, dan tampilan keseluruhan dari aksesi CKB2. Pengembangan tanaman cempaka di Bali dapat dikembangkan untuk tujuan komersial seperti untuk tujuan pembuatan parfum (minyak atsiri). Pelestarian terhadap aksesi-aksesi yang telah ditemukan perlu dilakukan berbagai upaya lanjutan untuk menguatkan citranya sebagai sumber daya genetik unggul Bali. Penanganan pascapanen bunga segar cempaka dapat dilakukan dengan penyimpanan pada suhu rendah 7 – 10oC untuk masa penyimpanan 5 hari.

  • xiv

    DAFTAR ISI

    Halaman

    SAMPUL DALAM............................................................................................... i

    PERSYARATAN GELAR .................................................................................. ii

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

    UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................................ v

    ABSTRAK ........................................................................................................ vii

    ABSTRACT ..................................................................................................... viii

    RINGKASAN ..................................................................................................... ix

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

    ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH ......................................... xix

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xxi

    BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

    1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5

    1.3 Tujuan ............................................................................................... 6

    1.4 Manfaat ............................................................................................ 6

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................... 7

    2.1 Botani Tanaman Cempaka .................................................................. 7

    2.1.1. Sistematika dan penyebarannya............................................. 7

    2.1.2. Morfologi tanaman cempaka ................................................. 8

    2.1.3. Manfaat tanaman cempaka .................................................. 14

    2.1.4. Ragam tanaman cempaka .................................................... 15

    2.2 Syarat Tumbuh ................................................................................ 17

    2.3. Pascapanen dan Pengolahan ............................................................ 18

    2.5 Keragaman Tanaman Cempaka ........................................................ 22

    2.6 Kandungan Fitokimia Bunga Cempaka ............................................ 23

  • xv

    BAB III KERANGKA BERFIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN33

    3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 33

    3.1 Konsep Penelitian ............................................................................ 34

    3.3 Hipotesis .......................................................................................... 36

    BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................... 37

    4.1 Lokasi dan Waktu ............................................................................ 37

    4.2 Studi Identifikasi Sifat Morfologi Cempaka ..................................... 37

    4.3 Studi Identifikasi Karagaman Genetik Cempaka .............................. 38

    4.4 Studi Pascapanen Cempaka .............................................................. 43

    4.4.1 Analisis fitokimia ................................................................ 43

    4.4.2 Analisis kandungan minyak atsiri bunga cempaka ................ 45

    4.4.3 Uji Organoleptik .................................................................. 46

    4.4.4 Studi pengaruh temperatur pada berbagai aksesi

    bunga cempaka segar ............................................................ 47

    4.4.5 Uji indeks efektivitas ........................................................... 49

    BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................. 50

    5.1 Hasil ................................................................................................ 50

    5.1.1 Inventarisasi dan distribusi aksesi tanaman cempaka di Bali . 50

    5.1.2 Sifat morfologi cempaka ...................................................... 56

    5.1.3 Keragaman morfologi dan genetik cempaka .......................... 71

    5.1.4 Studi pascapanen bunga cempaka ........................................ 79

    5.2 Pembahasan Umum ......................................................................... 99

    5.3 Nilai Kebaruan............................................................................... 108

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 110

    6.1 Kesimpulan.................................................................................... 110

    6.2 Saran ............................................................................................. 111

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 113

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    2.1. Perbandingan tampilan morfologi tanaman cempaka pada observasi awal .. 11

    4.1. Konsentrasi dan kemurnian DNA ............................................................... 41 4.2. Daftar primer yang digunakan dalam amplifikasi DNA .............................. 42

    5.1. Kode aksesi tanaman cempaka berdasarkan atas ciri khas dan lokasi pengambilan sampel ................................................................................. 53

    5.2. Aksesi dan sifat khas tanaman cempaka hasil eksplorasi ............................ 55 5.3. Karakter kuantitatif bunga cempaka hasil eksplorasi .................................. 56

    5.4. Karakter kuantitatif daun cempaka hasil eksplorasi.................................... 57 5.5. Statistik deskritif dari klaster 2 berdasarkan beberapa variabel yang

    diamati ...................................................................................................... 72 5.6. Statistik deskritif dari klaster 4 berdasarkan beberapa variabel yang

    diamati ...................................................................................................... 72 5.7. Statistik deskritif dari klaster 5 berdasarkan beberapa variabel yang

    diamati ...................................................................................................... 73 5.8. Pengelompokan cempaka di Bali berdasarkan karakter morfologi dan

    genetik (analisis RAPD)............................................................................ 78 5.9. Hasil analisis fitokimia (alkaloid, terpenoid, steroid, saponin, fenolik, dan

    flavonoid) pada berbagai aksesi bunga cempaka ....................................... 81 5.10. Hasil deteksi senyawa pada aksesi tanaman cempaka hasil eksplorasi

    menggunakan GC-MS .............................................................................. 82 5.11. Pengaruh berbagai temperatur terhadap susut bobot bunga cempaka (%)

    setelah penyimpanan 2 hari. ...................................................................... 90 5.12. Pengaruh berbagai aksesi terhadap susut bobot bunga cempaka setelah

    penyimpanan 2 hari. .................................................................................. 92 5.13. Pengaruh berbagai temperatur terhadap umur simpan bunga cempaka ....... 95

    5.14. Pengaruh berbagai aksesi cempaka terhadap umur simpan bunga cempaka (hari) ......................................................................................................... 95

    5.15. Indeks efektivitas aksesi bunga cempaka berdasarkan beberapa variebel yang diamati ........................................................................................... 107

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    2.1. Perbandingan tampilan bunga cempaka kuning dan putih (Sumber: dokumen pribadi) ..................................................................................... 9

    2.2. Bagian-bagian bunga cempaka (M. champaca) (Sumber: Adnyana, 1998 (dalam Kinho dan Irawan, 2011)) ........................................................... 10

    2.3. Morfologi perkembangan bunga cempaka (Sumber Kinho dan Irawan, 2011) ...................................................................................................... 10

    2.4. Penampilan bunga cempaka putih (Sumber: dokumen pribadi) ................ 15

    2.5. Berbagai penampilan bunga cempaka kuning (Sumber: dokumen pribadi) ................................................................................................... 16

    2.6. Penampilan bunga cempaka kuning “punah” (pucat) (Sumber: dokumen pribadi) ................................................................................................... 17

    2.4. Penampilan bunga cempaka putih dan kuning (Sumber: dokumen pribadi) ................................................................................................... 19

    2.5. Sebelas tahap perkembangan bunga cempaka putih (Magnolia alba) (Sumber: Sanimah et al., 2008)............................................................... 21

    3.1. Bagan konsep penelitian .......................................................................... 35 5.1. Distribusi lokasi pengambilan sampel cempaka di Bali ............................ 51

    5.2. Bentuk habitus, daun, dan bentuk bunga cempaka hasil eksplorasi (CPW4, CPP3, CPP2, dan CPS1) ......................................................................... 58

    5.3. Bentuk habitus, daun, dan bentuk bunga cempaka hasil eksplorasi (CKM2, CKK2, CKB2, CKK1) ............................................................................ 59

    5.4. Bentuk habitus, daun, dan bentuk bunga cempaka hasil eksplorasi (CKT1, CKB1, CKM1, CKP1) ............................................................................ 60

    5.5. Dendrogram pengelompokan cempaka yang ditemukan di Bali ............... 74 5.6. Dendrogram jarak genetik cempaka ......................................................... 77

    5.7a. Hasil uji organoleptik berbagai aksesi bunga cempaka terhadap variabel bentuk, ukuran, warna, aroma, dan tampilan keseluruhan oleh panelis laki-laki .................................................................................................. 87

    5.7b. Hasil uji organoleptik berbagai aksesi bunga cempaka terhadap variabel bentuk, ukuran, warna, aroma, dan tampilan keseluruhan oleh panelis perempuan .............................................................................................. 88

    5.7c. Hasil uji organoleptik berbagai aksesi bunga cempaka terhadap variabel bentuk, ukuran, warna, aroma, dan tampilan keseluruhan oleh seluruh panelis .................................................................................................... 89

  • xviii

    5.8. Berat bunga cempaka pada berbagai suhu simpan (A) suhu 7 – 10oC; (B) suhu 13 – 15oC, dan (C) suhu kamar 25 – 28oC....................................... 91

    5.9. Nilai kecerahan (lightness) pada berbagai aksesi bunga cempaka ............ 94

    5.10a. Laju produksi CO2 bunga cempaka segar yang disimpan pada berbagai temperatur .............................................................................................. 97

    5.10b. Laju konsumsi O2 bunga cempaka segar yang disimpan pada berbagai temperatur .............................................................................................. 98

    5.11. Analisis deskriptif mutu bunga cempaka ............................................... 106

  • xix

    ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH

    LAMBANG

    g gram

    mg miligram

    g mikrogram

    ml mililiter

    l liter

    SINGKATAN

    RAPD random amplification of polymorphic DNA

    m dpl meter di atas permukaan laut

    ISTILAH

    Aksesi tanaman yang sudah dieksplorasi di beberapa tempat dengan kondisi agroekologi yang berbeda-beda dan susunan genetiknya cenderung belum stabil

    Fenotif sifat yang tampak pada tanaman dengan susunan genotif tertentu

    Genotif ciri-ciri fisik yang tidak tampak dari luar, khususnya yang bersangkutan dengan susunan genetika (DNA) sebagai akibat evolusi biologi pada suatu organisme

    Plasma nutfah substansi sebagai sifat keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan/ dirakit agar tercipta jenis unggul

    Variasi Perbedaan kecil yang terdapat di antara individu sejenis

    Alkaloid Metabolit sekunder yang merupakan turunan asam amino, di dalam kerangkanya memiliki atom N

  • xx

    Metabolit primer senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bersifat essensial bagi proses metabolisme sel tersebut, seperti protein, karbohidrat, lemak, dan asam nukleat.

    Metabolit sekunder mikromolekul yang digunakan untuk mendukung kehidupan

    Terpenoid senyawa yang memiliki kerangka karbon C5 dengan gugus samping metil (CH3).

  • xxi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Hasil amplifikasi DNA ................................................................................ 120

    2. Analisis sidik ragam susut bobot sampai hari ke-2 dan umur simpan .......... 125

    3. Tampilan bunga cempaka pada berbagai suhu penyimpanan ....................... 126

    4. Perhitungan nilai hasil untuk menentukan aksesi cempaka terbaik ............... 132

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Tanaman cempaka telah lama menjadi tumpuan kehidupan bagi

    masyarakat Indonesia dan Bali. Bunga cempaka segar dimanfaatkan sebagai

    komoditas yang diperdagangkan sehingga berperan sangat besar dalam

    menunjang ekonomi. Masyarakat Bali pada umumnya mengetahui bahwa bunga

    cempaka hanya untuk bahan upakara dan sebagai sarana persembahyangan

    lainnya. Demikian pula, bunga cempaka segar banyak dimanfaatkan untuk

    keperluan pada salon kecantikan dan bahan aromatik pada SPA (solus per

    aqua/terapi air).

    Sebagai tanaman tropis, cempaka sesungguhnya memiliki daya adaptasi

    yang luas di seluruh daerah tropis, dari dataran rendah sampai tinggi. Kelompok

    tanaman dari famili Magnoliaceae ini biasanya tersebar di daerah subtropis hangat

    dan tropis di Asia Timur, Asia Tenggara, Amerika Utara bagian tenggara, India

    Barat dan Amerika Tengah (Kundu, 2009). Di Bali, cempaka telah biasa

    dibudidayakan oleh masyarakat sebagai tanaman pekarangan dan tanaman

    perindang atau peneduh jalan. Di daerah lain di Indonesia, tanaman cempaka

    banyak diusahakan sebagai tanaman hutan dan dimanfaatkan kayunya sebagai

    bahan bangunan.

    Di samping untuk keperluan tersebut, bunga cempaka dapat pula

    dimanfaatkan sebagai bahan baku industri, misalnya sebagai minyak atsiri

    (Sanimah et al., 2008; Punjee et al., 2009; Krisdiana, 2010), parfum, kosmetik,

  • 2

    dan obat (Zumaidar, 2009; Armiyanti, 2010; Abdelmageed, 2012; Fernando

    2013). Kandungan senyawa-senyawa penting yang ada pada organ tanaman

    cempaka juga telah dijadikan sebagai obyek penelitian. Hasil penelitian

    Normansyah et al. (2013) menunjukkan bahwa ekstrak etanol 80% kulit batang

    cempaka kuning mengandung senyawa terpenoid dan flavonoid. Ahmad et al.

    (2011) menganalisis dengan menggunakan metode HPTLC (high performance

    thin layer chromatography) menemukan bahwa kandungan quercetin (flavonoid)

    pada daun cempaka lebih tinggi dibandingkan dengan pada kulit batangnya.

    Bunga cempaka kuning diketahui memiliki kemampuan aktivitas antioksidan dan

    antimikroba (Kumar et al., 2011), dan bunga cempaka putih juga diketahui

    memiliki aktivitas antioksidan dan antijamur (Bawa, 2011), sementara Ananthi

    dan Chitra (2013) mengkaji antioksidan pada bunga cempaka kuning secara in-

    vitro.

    Tanaman cempaka yang tumbuh di Indonesia memiliki banyak ragam

    fenotif, seperti ragam yang tampak pada organ vegetatif dan organ generatifnya.

    Ragam aksesi cempaka umumnya dinamai sesuai dengan ciri-ciri yang nampak

    pada organnya, misalnya warna bunga. Keragaman tanaman cempaka akan terus

    meningkat sesuai dengan sifat tanaman ini yang dapat diperbanyak dengan

    menggunakan biji. Perbanyakan dengan biji ini dapat menyebabkan variasi sifat

    tanaman cempaka. Menurut Orwa et al. (2009) penyerbukan silang cempaka

    dapat dibantu oleh kumbang. Famili dari Coleoptera yang berperan membantu

    melakukan polinasi pada cempaka adalah Cerambycidae, Chrysomelidae,

  • 3

    Curculionidae, Mordellidae, Nitidulidae, Oedmeridae, Scarabaeidae, Scraptiidae,

    dan Staphylinidae (Bernhardt, 2000).

    Ragam tanaman cempaka yang banyak tersebut perlu diidentifikasi dalam

    rangka untuk mengetahui sifat-sifat keunggulannya yang dapat dijadikan bahan

    dasar seleksi pada program pemuliaan lebih lanjut. Pada umumnya identifikasi

    mendasarkan pada sifat-sifat morfologi (bentuk dan struktur) tanaman karena

    prosedurnya mudah dan cepat, namun identifikasi secara morfologi saja banyak

    kelemahannya karena adanya pengaruh faktor lingkungan, perbedaan umur

    tanaman dan jaringan tanaman (Khanuja et al., 2005). Identifikasi tanaman yang

    hanya berdasarkan morfologi juga sulit diterapkan pada fase bibit karena tanaman

    cempaka pada masa bibit tidak menunjukkan adanya perbedaan yang tegas pada

    penilaian visual.

    Hasil pengamatan awal di Desa Sibang Gede dan Sibang Kaja Kecamatan

    Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali menunjukkan bahwa terdapat beragam

    aksesi bunga cempaka. Organ bunga yang berhasil diobservasi pada dua kawasan

    pembudidayaan tanaman cempaka tersebut belum sepenuhnya menggambarkan

    kekerabatannya secara rinci. Di samping itu, berdasarkan hasil kajian tersebut

    dilaporkan bahwa cempaka yang ada di kedua desa tersebut memiliki kekhasan

    yang tidak dimiliki oleh cempaka dari wilayah lainnya di Bali. Tanaman cempaka

    yang dibudidayakan merupakan kelompok genus Magnolia yang terdiri dari

    Magnolia alba dan Magnolia champaca. Ciri yang mudah dikenali adalah dari

    warna bunga yang dihasilkan yaitu warna putih yang merupakan species

    Magnolia alba dan yang berwarna kuning adalah species Magnolia champaca. Di

  • 4

    dalam kedua kelompok species yang terdapat di daerah penelitian tersebut

    ditemukan pula beragam aksesi cempaka, berdasarkan bentuk bunga, ukuran tenda

    bunga, ukuran tangkai bunga, dan bentuk organ tanaman lainnya.

    Sebagai komoditas penting yang digunakan oleh masyarakat dalam bentuk

    bunga segar, kedua jenis cempaka putih dan kuning di atas memiliki

    keistimewaan masing-masing. Jenis cempaka kuning selalu memiliki harga bunga

    segar yang relatif lebih tinggi dibandingkan yang putih. Bunga cempaka kuning

    memiliki harga yang relatif lebih mahal disebabkan oleh populasinya yang

    terbatas, harga bahan perbanyakan (cangkokan) lebih mahal dan daya tumbuh

    bibit lebih rendah. Di samping itu, bunga cempaka kuning memiliki harga yang

    lebih mahal karena biasanya berbunga lebih sedikit tetapi memiliki aroma yang

    lebih harum dibanding yang putih, serta periode berbunganya lebih jarang

    dibandingkan yang putih.

    Pemanfaatan bunga cempaka yang telah memasyarakat secara luas

    tersebut dalam bentuk segar sebagai bahan upakara dan upacara banyak pula

    dimanfaatkan untuk keperluan industri dengan mengambil minyak atsiri yang

    dihasilkan dari organ bunga, buah, dan/atau daunnya. Bahkan belakangan ini,

    bunga cempaka yang telah kering juga memiliki nilai ekonomi yang baik.

    Persebaran cempaka hampir merata di seluruh Bali dengan beragam

    variasi organ bunga yang dihasilkan. Ragam fenotif aksesi bunga cempaka

    tersebut dapat dijadikan titik masuk (entry point) untuk mengetahui ragam

    morfologi organ tanamannya serta perlu pula untuk mengetahui ragam

  • 5

    generatifnya sehingga akan dapat dijadikan dasar pengembangan produksi dan

    pengembangan penanganan pascapanennya.

    Melihat demikian penting dan strategisnya komoditas ini di masyarakat,

    upaya penanganan produksi perlu mendapat perhatian. Terdapatnya beragam

    aksesi cempaka di sentra penanaman cempaka dapat dijadikan pijakan

    pengembangan produksinya di masa depan. Kajian mengenai penanganan dan

    pengolahan hasil perlu dilakukan agar dapat dijadikan dasar penanganan

    pascapanennya.

    Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan inventarisasi,

    yang dilanjutkan dengan identifikasi terhadap morfologi dan genetik cempaka di

    Bali. Langkah ini dinilai penting karena berdasarkan hasil observasi di lapang

    terdapat banyak aksesi cempaka yang terdistribusi merata di seluruh Bali.

    Langkah berikutnya adalah mengkaji sifat-sifat pascapanen bunga segar cempaka

    agar dapat dipahami teknik dasar penanganan pascapanennya.

    1.2 Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan

    permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

    a. Bagaimanakah perbedaan morfologi tanaman cempaka yang ada di Bali?

    b. Bagaimanakah keragaman genetik dari beberapa aksesi tanaman cempaka

    yang mempunyai ciri warna bunga yang berbeda dalam kelompok species

    yang sama dan antar species?

  • 6

    c. Bagaimanakah ciri dan sifat pascapanen bunga segar cempaka untuk

    mengetahui teknik dasar penanganan pascapanennya?

    1.3 Tujuan

    Tujuan penelitian ini adalah:

    a. Menganalisis keragaman morfologi dari beberapa aksesi cempaka yang ada

    di Bali.

    b. Menelaah keragaman genetik dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali

    serta mengkaji hubungan morfologi dengan genetik dari berbagai aksesi

    cempaka yang ada di Bali.

    c. Menelaah sifat pascapanen bunga cempaka sebagai dasar penanganan

    pascapanen bunga cempaka segar.

    1.4 Manfaat

    Manfaat penelitian untuk perkembangan ilmu adalah diketahuinya

    keragaman morfologi dan genetik dari beberapa aksesi cempaka yang ada di Bali.

    Manfaat penelitian ini bagi masyarakat adalah terungkapnya strategi penanganan

    pascapanen bunga cempaka segar dan hasil olahannya.