keprof mas panji (1)
DESCRIPTION
keperawatanTRANSCRIPT
![Page 1: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/1.jpg)
MODUL
KEPERAWATAN PROFESIONAL PERAWAT GAWAT DARURAT
PENGERTIAN DAN KONSEP PROFESIONAL DALAM
KEPERAWATAN PROFESIONAL
PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN AJARAN 2015-2016
![Page 2: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Modul Pengertian dan Kosep
Profesional dalam Keperawatan Profesional dapat selesai.
Modul ini disusun agar mampu memahami apa itu profesi dan memahami
bagaimana konsep professional dalam keperawatan profesional
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen mata kuliah yang telah
membimbing kami dalam menyelesaikan pembuatan modul ini.
Kami menyadari bahwa modul ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan, semoga modul ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.
Surabaya, 31 Agustus 2015
Penyusun
i
![Page 3: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/3.jpg)
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................i
Daftar Isi............................................................................................................ii
1. Tujuan Pembelajaran Umum...................................................................1
2. Tujuan Pembelajaran Khusus..................................................................1
3. Pokok Materi Pembelajaran....................................................................1
4. Uraian Materi
A. Pengertian Profesi...............................................................................1
B. Karakteristik Profesi...........................................................................2
C. Keperawatan Profesinal......................................................................6
D. Ciri-Ciri Keperawatan Profesional.....................................................7
E. Lingkup Kewenangan Perawat dalam Keperawatan Profesional.......8
F. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Praktik Keperawatan Profesional
............................................................................................................8
5. Referensi.................................................................................................10
6. Soal..........................................................................................................11
ii
![Page 4: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/4.jpg)
PENGERTIAN DAN KONSEP PROFESIONAL DALAM
KEPERAWATAN PROFESIONAL
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Pada masa akhir perkuliahan, mahasiswa diharapakan mampu:
Membahas dan menjelaskan pengertian profesi dan konsep professional
dalam keperawatan professional.
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
Pada masa akhir perkuliahan. Mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian profesi
2. Menjelaskan mengani keperawatan professional
3. Menjelaskan lingkup kewenangan perawatan dalam keperawatan
profesional
3. Pokok Materi Pembelajaran
1) Pengertian Profesi
2) Karakteristik Profesi
3) Keperawatan Profesional
4) Ciri-Ciri Keperawatan Profesional
5) Lingkup Kewenangan Perawat dalam Keperawatan Profesional
6) Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Praktik Keperawatan Profesional
4. Uraian Materi
A. Pengertian Profesi
Profesi berasal dari kata profession yang berarti suatu pekerjaan
yang membutuhkan dukungan body of knowledge sebagai dasar bagi
perkembangan teori yang sistematis meghadapi banyak tantangan baru,
dan karena itu membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,
memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani (alturism).
1
![Page 5: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/5.jpg)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan
masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok
tertentu. Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam
konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan
keperawatan profesional. Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang
memerlukan pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan
intelektual.
Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai suatu
karakter, spirit atau metode profesional yang mencakup pendidikan dan
kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang anggotanya berkeinginan
menjadi profesional”. Profesional merupakan suatu proses yang dinamis
untuk memenuhi atau mengubah karakteristik kearah suatu profesi.
Dalam konsep profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami
yakni:
1) Pengetahuan yang mendalam dan sistimatik.
2) Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui latihan yang
lama.
3) Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan berdasarkan ilmu
pengetahuan, keterampilan teknis dan pedoman serta falsafah moral
yang diyakini (etika profesi).
B. Karakteristik Profesi
Lieberman (1956), Mengemukakan bahwa karakteristik profesi
kalau di cermati secara seksama. Ternyata terdapat titik titik persamaan
nya. diantara pokok pokok persamaannya itu ialah sebagai berikut :
1) A unique, definite, and essential service (Unik,terbatas, dan jasa
penting)
Profesi itu merupakan suatu jenis pelayanan atau pekerjaan yang
unik (Khas), dalam arti berbeda dari jenis perKerjaan atau pelayanan
apapun yang lainnya. Disamping itu profesi juga bersifat definite
(Terbatas) dalam arti cakupan bidang garapannya (Meskipun Mungkin
Sampai batas dan derajattertentu ada kontigensinya dengan bidang
2
![Page 6: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/6.jpg)
lainnya ). Profesi juga suatu essential service (Jasa penting) dalam arti
hal itu amat dibutuhkan oleh pihak penerima jasanya sementara
pihaknya sendiri tidak memiliki pengetahuan keterampilan dan
kemampuan untuk melakuknnya sendiri.
2) An emphasis upon intellectual technique in performing its service
(Penekanan pada teknik intelektual dalam melakukan pelayanan)
Pelayanan itu amat menuntut kemampuan kinerja intelektual
yang berlainan dengan keterampilan atau pekerjaan rumah dengan
keterampilan atau pekerjaan manual semata mata . pelayanan profesi
juga terkadang mempergunakan peralatan layanan profesi juga
terkadang mempergunakan peralatan manual dalam praktek
pelayanannya, seperti seorang dokter bedah misalnya menggunakan
pisau operasi, namun proses penggunaanya dibimbing oleh suatu teori
dan wawasan intelektual.
3) A long period of specialized training (Suatu periode panjang
pelatihan khusus)
Perolahan penguasaan dan kemampuan intelektual (Wawasan
atau visi dan kemampuan atau kompotensi serta kemahiran atau
skills ) serta sikap profesianal tersebut, seseorang akan memerlukan
waktu yang cukup lama . untuk mencapai kualifikasi keprofesian
sempurna lazimnya tidak kurang darin 5 tahun lamanya , di tampa
dengan pengalaaman praktek terbimbing hingga tercapainya suatu
tingkat kemandirian secara penuh dalam menjalankan profesinya .
pendidikan keprofesian termasuk lazimnya di selengarakan pada
jenjang pendidikan tinggi , dengan proses pemagangannya sampai
batas waktu tertentu dalam bimbingan para seniornya.
4) A broad range off autonomy for both the individual practitioners and
the occupational group as a whole (Berbagai luas dari otonomi untuk
kedua praktisi individu dan kelompok kerja secara keseluruhan)
3
![Page 7: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/7.jpg)
Kinerja pelayanan itu demikian cermat secara teknis sehingga
kelompok (Asosiasi) profesi yang bersangkutanh sudah memberikan
jaminan bahwa anggotanya dipandang mampu untuk melakukannya
sendiri tugas pelayanan tersebut, apa yang seyogianya dilakukan dan
bagaimana menjalankannya, siapa yang seyogianya memberikan izin
dan lisensi untuk melaksanakan kinerja itu. Individu individu dalam
kerangka kelompok asosiasinya pada dasarnya relative bebas dari
pengawasan, dan secara lansung mereka menangani prakteknya.
Dalam ham menjumpai suatu kasus yang berada di luar
kemampuannya, mereka membuat rujukan referall kepada orang lain
dipandang lebih berwenang, atau membawanya kedalam suatu panel
atau konforensi kasus (Case conference).
5) An acceptance by the practitioners of broad personal responsibility
for judgments made and acts performed within the scope of
professional auotonomi (Penerimaan oleh praktisi tanggung jawab
pribadi yang luas untuk penilaian dibuat dan tindakan yang dilakukan
dalam lingkup auotonomy profesional)
Konsekuensi dari otonomi yang dilimpahkan kepada seorang
tenaga praktisi professional itu, maka berarti pula ia memikul
tanggung jawab pribadinya harus secara penuh. Apapun yang terjadi,
seperti dokter keliru melakukan diagnosis atau memberikan perlakuan
terhadap pasiennya atau seorang guru yang keliru menangani
permasalahan siswanya, maka kesemuanya itu harus di pertanggung
jawabkannya, serta tidak selayaknya menudingkan atau melemparkan
kekeliruannya kepada pihak lain.
6) An acceptance upon the service to be rendered, rather then the
economic gain to the practitioners, as the basis for the organization
and performance of the social service delegated to the occupational
group (Penerimaan atas jasa yang akan diberikan, ketimbang
keuntungan ekonomi kepada para praktisi, sebagai dasar bagi
4
![Page 8: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/8.jpg)
organisasi dan kinerja pelayanan sosial didelegasikan kepada
kelompok kerja)
Mengingat pelayanan professional itu merupakan hal yang amat
essencial (Diapandang dari pihak masyarakat yang memerlukannya)
maka hendaknya kinerja pelayanan tersebut lebih mengutamakan
kepentingan pelayanan pemenuhan kebutuhan tersebut, ketimbang
untuk kepentingan perolehan imbalan ekonomis yang akan
diterimanya. Hal itu bukan berarti pelayanan professional tidak boleh
memperoleh imbalan yang selayaknya. Bahkan seandainya kondisi
dan situasi menuntut atau memanggilnya, seeorang professional itu
hendaknya bersedia memberikan pelayanan sekalipun tanpa imbalan
sekalipun.
7) A comprehensive self-gouverning organization of practitioners
(Sebuah organisasi diri komprehensif praktisi)
Mengingat pelayanan itu sangat teknis sifatnya, maka
masyarakat menyadari bahwa pelayanan semacam itu hanya mungkin
dilakukan penanganannya oleh mereka yang kompeten saja. Karena
masyarakat awam di luar yang kompeten yang bersangkutan, maka
kelompok (Asosiasi) para parktis itu sendiri satu satunya institusi yang
seyogianya menjalankan peranan yang extra, dalam arti menjadi polisi
atau dirinya sendiri, ialah mengadakan pengendalian atas anggota nya
mulai saat penerimaanya dan memberikan sangsi bila mana di
perlukan pelanggaran terhadap kode etikanya.
8) A code of ethics which has been clarified and interpreted at
ambiguous and doubtful points by concrete cases (Sebuah kode etik
yang telah diklarifikasi dan diinterpretasikan pada titik-titik ambigu
dan ragu oleh kasus-kasus konkret)
Otonomi yang dinikmati dan miliki oleh organisasi profesi dan
para anggotanya seyogianya disertai kesadaran dan etikat yang tulus
baik pada organisasai maupun pada individual anggotanya untuk
5
![Page 9: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/9.jpg)
memonitor perilakunya sendiri. Mengingat organisasi yang sekaligus
juga anggtanya harus menjadi polisi atas dirinya sendiri maka
hendaknya mereka bertindak sesuai dengan kewajiban dan tutunan
moralnya baik terhadap klien maupun masyarakatnya. Atas dasarnya,
adanya suatu perangkat kode etika yang elah disepakati bersama oleh
yang bersangkutan seyogianya membimbing hati nuraninya dan
mempedomani segala tingkah lakunya.
C. Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan professional memiliki makna :
1) Praktik Keperawatan adalah tindakan mandiri perawat professional
(Ners) melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan klien
maupun tenaga kesehatan yang lain dalam memberikan asuhan
keperawatan yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya (CHS,1992).
2) Menurut American Nursing Association (ANA) : perlakuan terhadap
kompensasi pelayanan profesinal yang memerlukan pengetahuan
khusus tentang ilmu biologi, fisika atau ilmu alam, perilaku,
psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk
mengkaji, menegakkan diagnose, melakukan intervensi, dan evaluasi
upaya peningkatan dan pemertahanan kesehatan; penemuan dan
pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau kecacatan; pemertahanan
fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.
3) NCBSN (National Council of State Boards of Nursing) : Praktik
keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam
mempertahankan atau meningkatkan kesehatan yang optimal
sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya,
menentukan diagnose, merencanakan dan mengimplementasikan
strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respons
terhadap perawatan dan pengobatan.
6
![Page 10: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/10.jpg)
D. Ciri-Ciri Keperawatan Profesional
Praktik Keperawatan Profesional mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :
1) Otonomi dalam Pekerjaan
Perawat mempunyai kemandirian. Perawat mempunyai hak
melakukann tugasnya tanpa campur tangan dari luar.
2) Bertanggung Jawab dan Bertanggung Gugat
Perawat harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang dia
kerjakan. Misal dalam hal member suntikan harus sesuai waktu dan
dosisnya. Perawat juga harus berhati-hati dan jujur serta teliti dalam
melakukan kegiatan keperawatan.
Perawat juga harus siap bertanggung gugat yaitu siap menerima
semua konsekuennsi dari setiap keputusan yang diambil.
3) Pengambilan Keputusan yang Mandiri
Kebebasan perawat untuk bertindak melaksanakan tindakan
keperawatan tanpa kendali dari luar. Seorang perawat dapat
melaksanakan tugasnya sebagai seorang perawat, karena telah
memperoleh pendidikan perawat, dan sudah menjadi sebagai perawat
profesional.
4) Kolaborasi dengan disiplin lain
Dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat harus
melakukan kolaborasi dengan disiplin ilmu lain. Misal ada orang
kecelakaan dan patah tulang, perawat membutuhkan tenaga radiologi
untuk melakukan rongent.
5) Pemberian pembelaan (advocacy)
Pembelaan disebut juga dukungan (advocacy). Yaitu bertindak
demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan
mengadakan interaksi untuk kepentingan atau demi klien, dalam
mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak – pihak lain
yang lebih luas (system at large).
6) Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien.
7
![Page 11: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/11.jpg)
E. Lingkup Kewenangan Perawat dalam Keperawatan Profesional
Lingkup kewenangan perawat dalam praktek keperawatan professional
pada kondisi sehat dan sakit, seta sepanjang daur kehidupan (mulai dari
konsepsi sampai meninggal dunia), mencangkup hal- hal berikut :
1) Asuhan keperawatan anak, yaitu asuhan keperawatan yg diberikan pada
anak berusia mulai dari 28hari sampai 18th.
2) Asuhan keperawatan maternitas, yaitu asuhan keperawatan klien wanita
pada masa subur dan neonates (bayi baru lahir sampai 28hr sampai
keadaan sehat).
3) Asuhan medical bedah, yaitu asuhan pada klien usia diatas 18 th sampai
60 th dengan gangguan fungsi tubuh baik karena trauma atau kelainan
fungsi tubuh,
4) Asuhan keperawatan jiwa yaitu asuhan keperawatan pada semua usia
yang mengalami berbagai masalah kesehatan jiwa.
5) Asuhan keperawatan keluarga yaitu asuhan keperawatan pada klien
keluarga sebagai unit terkecil dalaam masyarakat sebagai akibat pola
penuyesuaian keluarga yang tidak sehat sehingga tidak terpenuhinya
kebutuhan keluarga.
6) Asuhan keperawatan komunitas yaitu asuhan keperawatan kepada klien
masyarakat pada kelompok di wilayah tertentu pada semua usia sebagai
akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat.
7) Asuhan keperawatan gerontik yaitu asuhan keperawatan pada klien usia
60 tahun ke atas yang mengalami proses penuaan dan permasalahannya.
F. Nilai-Nilai yang Terkandung dalam Praktik Keperawatan Profesional
Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan seseorang tentang
penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang mengarah pada sikap
atau perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu organisasi adalah rentang
nilai-nilai yang dianggap penting dan sering diartikan sebagai perilaku
personal.
Nilai-nilai profesional yang terkait dalam praktik keperawatan dapat
dibagi menjadi :
8
![Page 12: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/12.jpg)
1) Nilai intelektual, terdiri dari 3 komponen yang terkait, yaitu :
a) Body of knowladge yang melandasi praktik professional
b) Pendidikan spesialisasi untuk meneruskan kelompok ilmu
pengetahuan.
c) Penggunaan pengetahuan dalam berpikir kritis dan kreatif.
2) Nilai komitmen mora, prilaku perawat harus dilandasi oleh aspek
moral sebagai berikut :
a) Benificience yang berarti sebagai seseorang profesional perawat
harus selalu mengupayakan tiap keputusan yang dibuat
berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien (johnstone,1994).
b) Adil berarti tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama,
ras, sosial budaya, ekonomi, tetapi memperlakukan klien
sebagai individu yang memerlukan bantuan dengan keunikan
yang dimiliki.
c) Fidelity yang berarti bahwa perilaku caring, selalu berusaha
menempati janji, memberikan harapan yang memadai, memiliki
komitmen moral serta memperhatikan kebutuhan spiritual klien.
3) Otonomi, kendali, dan tanggung gugat
a) Otonomi berarti kebebasan dari kewenangan melakukan tindakan
secara mandiri.
b) Kendali mempunyai implikasi pengaturan atau pengarahan
terhadap sesuatu atau orang.
c) Tanggung gugat berarti bertanggung jawab terhadap tindakan
yang telah dilakukan.
Pada tahun 1985, “The American Association Colleges of Nursing”
melaksanakan suatu proyek termasuk didalamnya mengidentifikasi nilai-nilai
esensial dalam praktek keperawatan profesional. Perkumpulan ini
mengidentifikasikan tujuh (7) nilai-nilai esensial dalam kehidupan
profesional, yaitu:
1) Aesthetics (keindahan)
9
![Page 13: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/13.jpg)
Kualitas obyek suatu peristiwa atau kejadian, seseorang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, kreatifitas, imajinasi,
sensitifitas dan kepedulian.
2) Altruism (mengutamakan orang lain)
Kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain termasuk
keperawatan atau kebidanan, komitmen, arahan, kedermawanan atau
kemurahan hati serta ketekunan.
3) Equality (kesetaraan)
Memiliki hak atau status yang sama termasuk penerimaan dengan
sikap asertif, kejujuran, harga diri dan toleransi.
4) Freedom (Kebebasan)
Memiliki kapasitas untuk memilih kegiatan termasuk percaya diri,
harapan, disiplin serta kebebasan dalam pengarahan diri sendiri.
5) Human Dignity (Martabat manusia)
Berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat
manusia sebagai individu termasuk didalamnya kemanusiaan, kebaikan,
pertimbangan dan penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6) Justice (Keadilan)
Menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk
objektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7) Truth (Kebenaran)
Menerima kenyataan dan realita, termasuk akontabilitas, kejujuran,
keunikan dan reflektifitas yang rasional.
5. Referensi
Fiscbach, E.T. 1991. Documenting Core, Communication the Nursing
Procces and Dokumenting Standard.
Junice BK et.al. 1990. Introductin to Nursing Concept, Issues and
Opportunities.
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Junaidi, La Ode. 1999. Pengantar Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.
10
![Page 14: Keprof Mas Panji (1)](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082500/577c83b01a28abe054b5d231/html5/thumbnails/14.jpg)
PPNI. 2000. Anggaran Dasar dan ANggaran Rumah Tangga (2000-2005).
Priharjo, Robert. 1995. Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar san
Hukum. Jakarta: EGC.
6. Soal
11