kepentingan tiongkok dalam kerjasama regional …digilib.unila.ac.id/57608/3/skripsi tanpa bab...

83
KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP PADA MASA PEMERINTAHAN XI JINPING TAHUN 2012-2017 (Skripsi) Oleh RIDHO RAKHMAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL

COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP PADA MASA

PEMERINTAHAN XI JINPING TAHUN 2012-2017

(Skripsi)

Oleh

RIDHO RAKHMAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

ABSTRAK

KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL

COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP PADA MASA PEMERINTAHAN

XI JINPING TAHUN 2012-2017

Oleh

RIDHO RAKHMAN

Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan salah satu kerjasama

regional di bidang ekonomi. RCEP merupakan kerjasama yang diinisiasikan oleh Tiongkok

yang diikuti oleh lima belas anggota di antaranya sepuluh negara anggota ASEAN, Korea

Selatan, India, Jepang, Australia, dan Selandia baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji

kepentingan apa sajakah yang ingin dicapai oleh Tiongkok dalam kerjasama RCEP.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data analisis

data sekunder. Penelitian ini menemukan bahwa ada tiga kepentingan Tiongkok dalam

RCEP, yaitu : kepentingan ekonomi, kepentingan politik, dan kepentingan rivalitas

Tiongkok-Amerika Serikat terutama di kawasan Asia Tenggara. Dalam setiap kepentingan

tersebut memiliki beberapa faktor pendorong bagi Tiongkok. Faktor pendorong kepentingan

ekonomi yang dimiliki Tiongkok ialah keuntungan dalam sumber daya alam, sumber daya

manusia, dan yang ketiga yaitu memudahkan jalur masuk perdagangan dan investasi. Faktor

pendorong kepentingan politik Tiongkok ialah untuk memperkuat citra sebagai negara super

power, kedua yaitu untuk menguasai bidang ekonomi di antaranya perdagangan barang dan

jasa, dan, sektor investasi, untuk mempertahankan hegemoni pada sektor perdagangan

khususnya dengan negara-negara ASEAN. Faktor kepentingan dalam rivalitas Tiongkok-

Amerika Serikat, yaitu untuk meminimalisir ancaman dari tindakan yang dilakukan Amerika

Serikat terhadap Tiongkok, serta untuk menggusur hegemoni Amerika Serikat pada bidang

ekonomi di beberapa sektor.

Kata kunci : Kerjasama Ekonomi, Kepentingan, Tiongkok, RCEP.

Page 3: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

ABSTRACT

THE INTEREST OF TIONGKOK IN THE COOPERATION OF REGIONAL

COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP IN THE XI JINPING

GOVERNMENT IN 2012-2017

By

RIDHO RAKHMAN

The Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) is one of the regional

cooperation in the economic sector. RCEP is initiated by China which is attended by fifteen

members including ten ASEAN member countries, South Korea, India, Japan, Australia and

New Zealand. This study aims to examine what interests that China wants to achieve from

RCEP. This study uses a qualitative approach with secondary data analysis data collection

techniques. This study found that there were three Chinese interests in RCEP, such as

economic interests, political interests, and the interests of China-United States rivalry. In each

of these interests has several driving factors for China. The driving factor for economic

interests that China has is profits in natural resources, human resources, which facilitates

trade and investment entry points. The driving factor for China's political interests is to

strengthen the image as a super power country, to control the economic sector, including

trade in goods and services, and, the investment sector, and to maintain hegemony in the

trade sector especially with ASEAN countries. A factor in the rivalry between China and the

United States, namely to minimize the threat of actions taken by the United States towards

China, and to displace US hegemony in the economic sector in several sectors.

Key words : Economic Cooperation, Interest, Tiongkok, RCEP.

Page 4: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL

COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP PADA MASA

PEMERINTAHAN XI JINPING TAHUN 2012-2017

Oleh

RIDHO RAKHMAN

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL

Pada

Program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat
Page 6: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat
Page 7: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat
Page 8: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

RIWAYAT HIDUP

Ridho Rakhman lahir di Jakarta pada tanggal 25

Oktober 1997. Penulis merupakan anak keempat dari

lima bersaudara pasangan bapak Mukjizat, S.sos.,M.S.I.

dan ibu Masrani. Penulis menempuh pendidikan Sekolah

Dasar (SD) di SDI Assa’adah Jakarta Timur dan lulus

pada tahun 2009, kemudian melanjutkan pendidikan di

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

di SMPN.194 Jakarta Timur yang diselesaikan pada tahun 2012. Penulis kemudian

melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN. 107 Jakarta Timur dan

lulus pada tahun 2015.

Pada tahun yang sama penulis dinyatakan berhasil di terima sebagai mahasiswa

Jurusan Hubungan Internasional Universitas Lampung melalui jalur Ujian Mandiri.

Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah mengikuti program pertukaran pelajar ke

Tiongkok melalui program yang diselenggarakan AIESEC pada tahun 2017. Penulis juga

sempat mengikuti acara MUN atau Model United Nations yang diselenggarakan di Madrid

Univesity, Spanyol.

Page 9: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

MOTTO

Do Not To Find Out Your Personal Identity, Just Create It.

(Wayne Dyer)

“Allah Tidak Akan Membebani Seseorang Melainkan Sesuai

Dengan Kadar Kesanggupannya”

(QS Al Bawarah : 286)

Page 10: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

PERSEMBAHAN

Dengan Segala Kerendahan Hati Kupersembahkan Karya

Kecilku ini Kepada :

Kedua Orang Tuaku

Terimakasih Untuk Semua Kasih Sayang Dan

Pengorbanannya selama ini. Hidup Merantau Hampir Empat

Tahun Membuat Saya Sadar Bahwa Hidup Jauh Dari

Keluarga Ialah Salah Satu Hal Terberat Dalam Membentuk

Jati Diri.

Page 11: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

SANWACANA

Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul “Kepentingan

Tiongkok Dalam Kerjasama Regional Comprehensive Economic Partnership Pada

Masa Pemerintahan Xi Jingping Tahun 2012-2017” adalah salah satu syarat untuk

memeperoleh gelar sarjana Hubungan Internasional di Universitas Lampung. Dalam

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H. selaku pembimbing pertama skripsi. Terima

kasih atas jasa, ilmu, saran, masukan, serta dukungan moril yang sangat berguna bagi

pengembangan diri penulis. Mohon maaf penulis sampaikan jika terdapat tindakan

tercela selama proses bimbingan yang dilakukan penulis. Doa dan dukungan Bapak

Aman sangat berguna bagi penulis sebagai bekal untuk masa depan.

3. Bapak Dr. Suripto, S.Sos., M.AB selaku dosen pembahas yang selalu memberikan

pandangan kehidupan mengenai konsep usaha, ikhtiar, dan tawakal kepada penulis

serta membantu membangun logika penulis dalam penulisan skirpsi. Terima kasih

bapak selalu memberikan semangat dan doa agar penulis sukses dalam segala hal.

4. Mba Astiwi Inayah, S.IP., M.A. selaku pembimbing skripsi yang selama ini selalu

membimbing dan memotivasi penulis dalam merangkai cita-cita dan masa depan.

Terima kasih telah menjadi sosok panutan yang sangat baik, yang penuh perhatian

dan pengetahuan sehingga selalu membantu berbagai kesulitan yang penulis alami.

Page 12: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

Penulis juga berharap mba Tiwi senantiasa diberikan kelancaran dalam hidup dan

kesehatan.

5. Bapak Mukjizat dan Ibu Masrani selaku kedua orang tua yang sangat penulis cintai

dan selalu ingin penulis banggakan dan bahagiakan. Terima kasih sudah memahami

dengan sabar hingga penulis dapat menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas segala

dukungan, motivasi, perhatian, kasih sayang, doa, dan semangat yang senantiasa

diberikan kepada penulis selama ini. Mohon maaf untuk baba dan mama penulis

sampaikan jika selama ini ada sikap penulis yang membebankan maupun

mengecewakan baba dan mama. Penulis juga senatiasa berharap baba dan mama

selalu diberikan kesehatan dan lindungan dari Allah SWT.

6. Irma Tata Manggala, Aditya Pratama, Firly Ramadhan, Abdurahman Wahid, Kent

Ramadhan, Azizul Kohar Terimakasih sudah menemani penulis dalam mengerjakan

penelitian atau mengerjakan tugas-tugas lainnya. Penulis berharap dalam waktu

dekat kita dapat mencapai kesuksesan sesuai yang kita harapkan.

7. Saka Dete dan Meka Nurhadi selaku kakak tingkat yang penulis sayangi. Terima

kasih sudah menjadi kakak dan sekaligus contoh panutan yang baik, dan menjadi

teman berkumpul. Terima kasih bang Saka atas semua bantuan yang sudah

diberikan disaat kepada penulis.

8. Staff Jurusan, Dekanat, Universitas terima kasih telah berperan dan membantu

penulis dalam segala urusan administrasi yang diperlukan.

9. Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional terima kasih atas seluruh ilmu yang

telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir

dengan lancer dan tepat waktu..

10. Teman-teman Hubungan Internasional angkatan 2015. Terima kasih sudah menjadi

bagian dari perjalanan perkuliahan penulis. Terima kasih sudah berbagai tawa,

cerita dan kesulitan bersama. Maaf jika selama ini penulis pernah melakukan

Page 13: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

perbuatan maupun perkataan yang kurang mengenakan, sungguh penulis tidak

bermaksut demikian.

11. Untuk orang-orang yang belum disebutkan dan tidak mungkin untuk disebutkan.

Penulis mengucapkan terima kasih atas semuanya, yang pernah terjadi dahulu telah

membuat penulis menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan memberikan

pembelajaran yang sangat bermakna bagi penulis. Maaf atas kesalahan yang pernah

penulis lakukan di masa itu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata

kesempurnaa, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi semua. Amin.

Bandar Lampung, 1 Juli,2019

Penulis,

Ridho Rakhman

Page 14: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... II

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ III

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... IV

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................................... V

I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................. 6

1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................. ..7

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................................ ..8

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................ ..9

2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................................ ..9

2.2. Landasan Teoritis ................................................................................................. 17

2.2.1 Konsep Kerjasama Internasional ........................................................... 18

2.2.2 Konsep Kepentingan Nasional ............................................................. 22

2.2.3 Teori Ekonomi Politik ............................................................................. 23

2.2.4 Power Transition Theory ........................................................................ 26

2.3. Kerangka Pemikiran ............................................................................................ 29

III. METODE PENELITIAN ......................................................................................... 31

3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 31

3.2. Fokus Penelitian .................................................................................................... 32

3.3. Sumber Data ........................................................................................................... 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 33

3.5. Teknik Analisis Data ........................................................................................... 34

3.5.1. Reduksi Data .............................................................................................. 34

3.5.2. Penyajian Data ........................................................................................... 34

3.5.3. Penarikan Kesimpulan ............................................................................ 35

IV. GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 36

4.1. Keikutsertaan Tiongkok Dalam Kerjasama Ekonomi Regional ............. 37

4.2. Kerjasama RCEP .................................................................................................. 40

4.3. Fokus Kepentingan Tiongkok di Bidang Kerjasama Ekonomi ............... 49

Page 15: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................. 60

5.1. Angka Perekonomian Tiongkok Tahun 2010-2017 ................................... 61

5.1.1. Angka Pertumbuhan GDP Tiongkok .................................................. 62

5.1.2. Angka GNP Tiongkok ............................................................................. 65

5.1.3. Angka FDI Tiongkok .............................................................................. 67

5.1.4. Angka Ekspor Tiongkok ......................................................................... 72

5.1.5. Angka Impor Tiongkok .......................................................................... 75

5.1.5. Angka Konsumsi Tiongkok ................................................................... 77

5.2. Motif Kepentingan Tiongkok Dalam Kerjasama RCEP ........................... 79

5.2.1. Motif Kepentingan Ekonomi ................................................................. 79

5.2.2. Motif Kepentingan Politik ..................................................................... 84

5.2.3. Motif Kepentingan Rivalitas Tiongkok-Amerika Serikat ............. 87

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 91

6.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 91

6.2. Saran ......................................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

II

Page 16: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Komparasi Penelitian Terdahulu .............................................................................. 16

4.1. Kerjasama Regional Tiongkok .................................................................................. 39

5.1. Peringkat GNP Terbesar.............................................................................................. 66

5.2. Angka Investasi Tiongkok dengan Jepang ............................................................ 68

5.3. Peringkat Investasi dengan ASEAN ........................................................................ 71

5.4. Ekspor Impor Tiongkok Dengan Jepang ................................................................ 71

5.5. Pendapatan Ekspor Terbesar dengan ASEAN ...................................................... 74

5.6. Angka Impor Terbesar dengan ASEAN ................................................................. 75

III

Page 17: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1. Perkembangan Perjanjian Pasar Bebas ................................................................... 2

1.2. Grafik Ekspor dan Impor Tiongkok dengan ASEAN ......................................... 4

2.1. Model Kerangka Pemikiran Penelitian ................................................................... 30

5.1. Data Peningkatan GDP Tiongkok Tahun 2010-2017 ......................................... 62

5.2. Persentasi Indikator GDP Tiongkok ........................................................................ 63

5.3. Data Peringkat GDP Terbesar 2009-2017.............................................................. 64

5.4. Data GNP Tiongkok ..................................................................................................... 65

5.5. Angka FDI Outflow Tiongkok................................................................................... 67

5.6. Angka FDI Outflow Tiga Negara Terbesar............................................................ 68

5.7. Angka Investasi Tiongkok ke ASEAN ................................................................... 69

5.8. Angka FDI Intflow Tiongkok .................................................................................... 71

5.9. Angka Perbandingan Ekspor Tiongkok Dengan Amerika ................................ 72

5.10. Angka Ekspor Tiongkok-ASEAN ......................................................................... 73

5.11. Angka Impor Tiongkok ............................................................................................. 75

5.12. Angka Impor Tiongkok dan Amerika Serikat .................................................... 77

5.13. Angka Konsumsi Tiongkok ..................................................................................... 78

IV

Page 18: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

DAFTAR SINGKATAN

AFTA : ASEAN Free Trade Area

APEC : Asia Pasific Economic Cooperation

ASEAN : Association of Southeast Asia Nations

CAFTA : China-ASEAN Free Trade Area

EFTA : European Free Trade Association

FOCAC : Forum on China-Africa Cooperation

FDI : Foreign Direct Investment

FTA : Free Trade Area

GATT : General Agreement on Tariffs and Trade

GDP : Gross Domestic Product

GNP : Gross National Product

NAFTA : North Amerika Free Trade Area

PBB : Persatuan Bangsa-Bangsa

RCEP : Regional Comprehensive Economic Partnership

TPP : Trans-Pacific Partnership

UN : United Nations

WTO : World Trade Organizations

V

Page 19: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin berkembangnya kondisi ekonomi serta politik global, telah

membentuk beberapa sistem dalam bidang perekonomian dari berbagai negara di

seluruh dunia. Di antara sistem tersebut terdapat salah satu sistem yang

mengalami perkembangan cukup signifikan yaitu sistem perdagangan bebas atau

terintegrasinya pasar global yang menjanjikan kemudahan serta keuntungan di

dalam penciptaan sistem tersebut. Dalam sistem inipun dikenal upaya untuk

mengurangi hambatan – hambatan dalam perdagangan bebas, seperti kontrol suatu

tariff dan juga pembatasan kuota subsidi impor dan ekspor. Regional

Comprehensive Economic Partnership (RCEP) merupakan salah satu bentuk

integrasi pasar atau kerjasama perdagangan bebas yang diresmikan pada tahun

2012 di Kamboja dan diinisiasi oleh Tiongkok. Kerjasama ini diikuti oleh seluruh

negara Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) serta enam negara lainnya

yaitu Tiongkok, Jepang, India, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.

Dibawah ini terdapat data yang menunjukan perkembangan dari sistem

perdagangan bebas yang mengalami peningkatan jumlah kerjasama perdagannya.

Page 20: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

2

Gambar 1.1 Perkembangan Perjanjian Pasar Bebas

Sumber : www.wto.org

Kegiatan kerjasama perdagangan menjadi salah satu indikator penting bagi

suatu negara dalam meningkatkan intensitas power negara tersebut. Hal inipun

memiliki kesamaan seperti asumsi yang diungkapkan oleh A.F.K Organski dalam

bukunya yang berjudul “World Politics”, yaitu:

“one of the most important determinants of a nation’s power is it

economic organizations, or more specifically, the degree to which it

has industrialized. We have already seen that natural resources do not

contribute to a nation power unless they are developed, and their

development is a question of technology and economic organization.”1

Kemunculan awal dari sistem perdagangan bebas inipun awalnya

diperkenal oleh Adam Smith yang mengkritik sistem perdagangan saat itu yang

lebih banyak dikendalikan oleh pemerintah dalam menentukan kepentingan –

kepentingan dalam melakukan perdagangan. Adam Smith berasumsi bahwa

1 A.F.K Organski, 1968, World Politics (Second Edition), Random house: United States. Halaman

155

Page 21: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

3

seharusnya sistem pasar global inipun harus terbebas dari campur tangan para

pemerintah, karena jika pemerintah ikut dalam menentukan kebijakan dalam

sistem tersebut sering kali mengakibatkan suatu tindakan kolusi antara pemerintah

dan para pengusaha.2

Keadaan sistem pasar global ini pada awalnya memiliki titik terang pada

saat dibentuknya GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) pada tahun

1947. GATT diresmikan pada tahun 1948 yang saat itu diresmikan di Geneva,

Swiss.3 Setelah beberapa kali mengadakan pertemuan antar anggota GATT, tepat

pada tanggal 1 Januari 1995 GATT berubah nama menjadi WTO atau yang saat

ini dikenal sebagai World Trade Organizations. Dalam perubahan nama ini ada

beberapa hal yang juga berubah dari kebijakan awal yang dibentuk saat GATT

yaitu hanya membahas tentang perdagangan suatu barang, dan hal yang

ditambahkan pada saat berubah menjadi WTO yaitu mereka juga membahas

tentang regulasi perdagangan jasa dan juga kekayaan intelektual.

Tiongkok menjadi salah satu negara dari 23 negara yang ikut meratifikasi

GATT pada saat pertama kali dibentuk pada tahun 1947. Lalu Tiongkok keluar

dari GATT pada tahun 1949 dari Tiongkok baru bergabung kembali dengan WTO

pada tahun 2001.4 Setelah bergabung dengan WTO, Tiongkok mulai melakukan

revolusi dibidang ekonominya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kerjasama –

kerjasama dalam bidang ekonomi yang diikuti oleh Tiongkok baik itu kerjasama

regional atau intra regional. Setelah melakukan kerjasama dibidang ekonomi ,

Tiongkok muncul menjadi suatu kekuatan baru yang dapat menyaingi kekuatan

2 Walter Carlnaes, Thomas Risse, and Beth A Simmons, 2004, Handbook of International

Relations, London: SAGE Publications. Halaman 932 3 WTO, “History of Trade”, (www.wto.org/english/thewto_e/history_e/history_e.htm), diakses

pada 20 Oktober 2018. 44 ibid

Page 22: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

4

negara – negara yang sudah maju lebih awal dari Tiongkok seperti negara

Amerika Serikat dan Jepang. Dibawah ini terdapat data angka ekspor dan impor

Tiongkok dengan ASEAN yang diketahui sebagai sumber kekuatan baru dari

Tiongkok.

Gambar 1.2 Grafik Ekspor dan Impor Tiongkok dengan ASEAN

Sumber : www.wto.org

RCEP merupakan salah satu bentuk kerjasama perdagangan bebas antara

negara Anggota ASEAN dan enam negara lainnya yaitu Tiongkok, Jepang, India,

Korea Selatan, Australia dan juga Selandia baru. RCEP resmi diperkenalkan

pada 21st ASEAN Summit and Related Summits di Phnom Penh, Kamboja pada

November 2012.5 Pertemuan pertama setelah diperkenalkan, diselenggarakan

pada tanggal 19 Agustus 2013. Pertemuan yang diwakilkan oleh masing – masing

utusan negara anggota RCEP saat itu yang bertujuan untuk saling bernegosiasi

antara negara anggota RCEP, didalam pertemuan yang pertama itu dibentuk lah

tiga kelompok kerja dalam RCEP ini. 6

5 ASEAN, “Regional Comprehensive Economic Parthership”, (asean.org/?static_post=rcep-

regional-comprehensive-economic-partnership), diakses pada 20 Oktober 2018. 6 Ibid, 20 Oktober 2018.

Page 23: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

5

A. Kelompok kerja Trade in Goods

B. Kelompok kerja Trade in Services

C. Kelompok kerja Investment

Pada tahun 2013 sampai tahun 2018, RCEP sudah melakukan pertemuan

sebanyak delapan kali. Berdasarkan delapan pertemuan itu, RCEP sudah

membentuk beberapa kesepakatan yaitu diantaranya tentang perdagangan barang

antara negara anggota yang telah menyepakati bahwa RCEP akan bertujuan

secara progresif dalam menghilangkan hambatan tariff dan non-tarif pada semua

perdagangan yang bersubstansi semua jenis barang, kesepakatan lainnya yaitu

mengenai perdagangan jasa bahwa RCEP akan secara komprehensif dan

berkualitas tinggi dan akan mencakup keseluruhan substansi dalam

menghilangkan pembatasan ataupun tindakan diskriminasi yang berhubungan

dalam perdagangan jasa antara negara anggota RCEP, kesepakatan selanjutnya

yaitu mengenai tentang kelompok kerja investasi, RCEP akan bertujuan

menciptakan lingkungan investasi yang secara liberal, fasilitatif dan juga

kompetitif diseluruh wilayah masing – masing negara anggota, dan negosiasi

untuk investasi di bawah naungan RCEP ini memiliki empat pilar yaitu promosi,

perlindung, fasilitasi dan liberalisasi, dan kesepakatan yang terakhir yaitu RCEP

akan memasukan mekanisme dalam penyelesaian sengketa antara anggota RCEP

yang akan memberikan solusi secara efektif, efisien dan juga transparan.

Adanya indikasi lain yang membuat Tiongkok memiliki kepentingan lebih

dalam RCEP ialah ada beberapa kerjasama perdagangan antar negara seluruh

regional yang tidak diikuti oleh Tiongkok, salah satunya yaitu Trans-Pacific

Partnership (TPP). Kemudian terdapat peningkatan interaksi dibidang ekonomi

Page 24: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

6

salah satunya kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan oleh Tiongkok dengan

negara anggota ASEAN yang mengalami peningkatan sejak awal RCEP ini

diperkenalkan dan peningkatan inipun mengindikasikan kepentingan lain yang

dimiliki oleh Tiongkok.

Terdapat suatu kesenjangan dalam kerjasama perdagangan ini. Pertanyaan

tentang mengapa Tiongkok lebih tertarik untuk menginisiasi Regional

Comprehensive Economic Partnership dibandingkan ikut bergabung ke dalam

berbagai kerjasama perdagangan bebas yang sudah terbentuk sebelumnya,

menarik untuk diteliti. Selain itu kepentingan apa sajakah yang dimiliki Tiongkok

dalam menginisiasi Regional Comprehensive Economic Partnership juga menarik

untuk dikaji lebih lanjut.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang sudah dijelaskan sebelumnya,

bahwa Tiongkok sebelumnya sudah memiliki beberapa bentuk kerjasama

perdagangan dengan negara – negara anggota RCEP dan Tiongkok pun lebih

memilih untuk menginisiasi kerjasama perdagangan baru lagi yaitu, RCEP dari

pada memperkuat kerjasama perdagangannya yang sudah dibentuk oleh Tiongkok

sebelumnya.

Hal inipun memunculkan pertanyaan tentang kepentingan apakah yang

mempengaruhi Tiongkok dalam menginisiasi RCEP. Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Apa sajakah kepentingan yang ingin dicapai Tiongkok

melalui kerjasama RCEP ?

Page 25: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

7

Pertanyaan ini penting untuk diteliti agar dapat memberikan perspektif

bagi seluruh negara anggota RCEP dalam mengambil kebijakan perdagangannya,

khususnya untuk Indonesia agar dapat memberikan sedikit gambaran dalam

pengambilan kebijakan kerjasama perdagangannya sehingga terhindar dari

kepentingan Tiongkok yang dapat berdampak buruk bagi Indonesia.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dibentuk untuk menjadi alur atau arahan dalam

analisis yang akan disajikan dipenelitian ini. Tujuan penelitannya ialah untuk

1. Mendekripsikan kebijakan luar negeri Tiongkok dalam kerjasama

perdagangannnya

2. Menjelaskan apa saja kepentingan yang ingin dicapai Tiongkok melalui

kerjasama RCEP

3. Menganalisis faktor – faktor lain yang membentuk kepentingan Tiongkok

dalam RCEP

1.4. Manfaat penelitian

1. Manfaat Keilmuan

Dalam bidang keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber

informasi atau sumber ilmu tentang bagaimana kebijakan luar negeri

Tiongkok dibangun sesuai dengan kepentingan yang mereka miliki dalam

kerjasama RCEP, baik itu kepentingan ekonomi ataupun politik. Penelitian

ini juga diharapkan dapat memperkaya pengetahuan di kajian Hubungan

Internasional terkait bidang kerjasama internasional.

Page 26: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

8

2. Manfaat Praktis

Untuk bidang praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan bagi seluruh negara anggota RCEP dalam membentuk

kebijakan luar negeri mereka di bidang kerjasama perdagangan, agar

kebijakan tersebut dapat membuahkan keuntungan baik itu ekonomi atau

pun keuntungan politik. khususnya bagi Indonesia, penelitian ini

diharapkan dapat membantu dalam menyesuaikan kebijakan luar negeri

dalam bidang perdagangan agar terhindar dari dampak negatif seperti

eksploitasi pasar yang sering dilakukan oleh Tiongkok.

Page 27: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini diawali tentang beberapa penelitian terdahulu, yang membahas

topik atau kajian tentang kepentingan Tiongkok dalam kerjasama regional. Bagian

ini diawali dengan penjelasan dari beberapa penelitian terdahulu yang memiliki

relevansi dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu inipun juga digunakan untuk

mengetahui perbedaan dan keunikan dari penelitian ini.

2.1. Penelitian Terdahulu

Karya ilmiah yang pertama yaitu ditulis oleh Shamsul Khan dan Lei Yu,

dengan judul “Evolving China-ASEAN Relations and CAFTA: Chinese

Perspectives on China Initiatives in Relation to ASEAN Plus 1”. Latar belakang

dari penelitian ini ialah mengenai perjanjian perdagangan antara Tiongkok dengan

ASEAN. Perjanjian ini diinisiasi oleh Tiongkok. Dalam penjelasan tulisan ini,

Tiongkok memiliki alasan dalam menginisiasi kerjasama ini. Hal ini dikarenakan

ASEAN menjadi salah satu wilayah regional yang dominan dengan populasi

sebesar 1,9 juta jiwa dan memiliki angka GDP hampir 8 trilyun dollar Amerika. 7

Dalam penelitiannya ini, Shamsul Khan dan Lei Yu menggunakan data

sekunder yang banyak diambil dari buku, jurnal ataupun dokumen – dokumen dari

7 Shamsul Khan and Lei Yu, 2013, Evolving China-ASEAN Relations and CAFTA: Chinese

Perspectives on China Initiatives in Relation to ASEAN Plus 1. Australia: University of South

Australia. Vol 13, no.10. halaman 81-107.

Page 28: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

10

perjanjian. Ada beberapa konsep yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu

Intra-regional cooperation, Foreign Policy, dan Economic Diplomacy.

Penelitian ini menganalisis peluang apa saja yang akan didapatkan oleh

Tiongkok dalam kerjasama perdagangan dengan ASEAN ini atau disebut CAFTA

(China-ASEAN Free Trade Area). Shamsul Khan dan Lei Yu mengatakan bahwa

dalam kerjasama ini Tiongkok bukan hanya memiliki kepentingan dalam

kerjasama ekonomi dan menjalin hubungan dengan negara besar di ASEAN saja.

Shamsul Khan dan Lei Yu menganalis bahwa ada kepentingan geopolitik yang

dimiliki oleh Tiongkok dalam CAFTA ini. Salah satunya yaitu membuat mata

uang Tiongkok menjadi lebih internasional dan dapat menyaingi mata uang besar

seperti mata uang dollar Amerika ataupun mata uang Eropa.

Relevansi dari penelitian Shamsul Khan dan Lei Yu dengan penelitian

yang akan saya lakukan ialah adanya suatu persamaan dalam pembahasan tentang

peluang dan juga kepentingan yang dimiliki oleh Tiongkok dalam menjalin

kerjasama perdagangan dengan ASEAN atau yang bernama CAFTA. Adapun

yang membedakan penelitian Shamsul Khan dan Lei Yu dengan penelitian saya

ialah variabel – variabel penelitian yang dapat dilihat dari penelitian sebelumnya

menggunakan variabel Uni Eropa dan juga negara besar di ASEAN saja dalam

menganalis kepentingan geopolitik yang dimiliki oleh Tiongkok.

Karya ilmiah yang kedua yaitu berjudul “The Forum on China – Africa

Cooperation, Ideas and Aid: National Interest(s) or Strategic Partnership?” yang

ditulis oleh Ambrose Du Plesis.8 Latar belakang dari dilakukannya penelitian ini

ialah adanya suatu kerjasama antara Tiongkok dan juga Afrika yang membentuk

8 Ambrose Du Plesis, 2014, The Forum on China – Africa Cooperation, Ideas and Aid: National

Interest(s) or Strategic Partnership?. London: SAGE Publication. Vol. 6, no.2. halaman 113-130.

Page 29: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

11

suatu forum yang bernama FOCAC (Forum on China-Africa Cooperation).

Dalam kerjasama FOCAC inipun timbul suatu kebijakan Tiongkok yang

menimbulkan pertanyaan apakah ada kepentingan lain Tiongkok dalam

memberikan bantuan pembangunan bagi Afrika.

Dalam penelitiannya, Ambrose Du Plesis menggunakan data – data

sekunder yang menjadi referensi dan didapatkan dari buku, jurnal dan juga

dokumen – dokumen penting terkait kerjasama FOCAC. Pada penelitian Ambrose

menggunakan beberapa konsep dan teori, seperti National Interest, Strategic

Partnership dan juga Foreign Aid.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana awal terbentuknya kerjasama antara

Tiongkok dan Afrika. Kerjasama antara Tiongkok dan Afrika bukanlah suatu hal

baru. Kerjasama ini sudah berlangsung sejak pada awal masa perang dingin

dimulai. Pada saat itupun ada suatu kesamaan nasib antara Tiongkok dan juga

negara – negara di Afrika, yaitu sama – sama merasakan penindasan dari negara –

negara Barat saat itu. Kesamaan itulah yang menjadi alasan awal terbentuk

kerjasama antara Tiongkok dan Afrika. Setelah perang dingin berakhir barulah

Tiongkok semakin mengembangkan kerjasamanya dengan Afrika dan membentuk

suatu forum yaitu FOCAC. Disaat berjalannya FOCAC, Tiongkok merancang ide

baru yang mengusung suatu bentuk Strategic Partnership yang berisikan tentang

bantuan pembangunan baik itu dalam bentuk hibah, pinjaman, dan hutang.

Munculnya ide inipun membuat suatu pertanyaan untuk membuat suatu analisis

dari ide yang diinisiasikan oleh Tiongkok tersebut. Penelitian ini memberikan

suatu sudut pandang untuk menjadi kacamata dalam menganalisis ide tersebut.

Page 30: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

12

Ada dua sudut pandang yang diberikan dalam penelitian ini, yaitu negatif

dan juga positif. Penglihatan positif itupun didapatkan dari dokumen – dokumen

pidato para pejabat yang berasal dari Tiongkok, yang berisikan tentang

keuntungan yang akan didapatkan oleh Afrika dalam kerjasama tersebut.

Berdasarkan sisi negatif itupun dilihat dari adanya kepentingan lain atau

kepentingan geopolitik yang dimiliki oleh Tiongkok. Hal ini diungkapkan bahwa

Afrika dijadikan alat untuk Tiongkok meminimalisir power negara – negara Barat.

Hal itupun dapat dilihat bahwa negara – negara di Afrika banyak menjadi negara

kolonialisasi beberapa negara Barat. Ada beberapa alasan mengapa negara –

negara Afrika ikut dalam meratifikasi kerjasama ini ialah karena merasa lebih

banyak mendapatkan keuntungan dan merasa bahwa kerjasama ini merupakan

suatu bentuk Positive sum-game, hal itupun dapat membuat negara – negara

Afrika lepas tangan dengan negara – negara Barat yang diketahui sangat dominan

salah satunya dalam Pan Afrikanisme.

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan ialah

terlatak pada analisis kepentingan lain seperti kepentingan geopolitik dari

kerjasama yang dilakukan oleh Tiongkok. Penelitian inipun memiliki beberapa

persamaan dengan karya ilmiah yang pertama, yaitu terletak pada kepentingan

geopolitik yang berhubungan dengan negara – negara Barat atau juga Uni Eropa.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan ialah terlihat dari

variabel penelitian yang hampir sama dengan karya ilmiah yang pertama.

Karya ilmiah yang ketiga ditulis oleh Xiangshuo Yin dengan judul ”The

Impact of The China-ASEAN Free Trade Agreement on Regional Trade”.

Penelitian ini memiliki latar belakang yaitu keuntungan apa sajakah yang

Page 31: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

13

didapatkan oleh masing – masing anggota kerjasama ini baik itu dari sisi

Tiongkok dan juga dari negara – negara ASEAN. Penelitian ini menganalisis

tentang keuntungan yang didapatkan oleh semua pihak yang terlibat.9

Penelitian ini menggunakan perspektif liberal institusionalisme dalam

melihat kerjasama China-ASEAN Free Trade Agreement on Regional Trade. Pada

penelitian ini menggunakan konsep perdagangan bebas, yang menjadi acuan

dalam menganalisis dan mencari keuntungan apa saja yang didapatkan oleh semua

pihak yang terlibat. Penelitian ini menggunakan data sekunder dalam menjadi

acuan penelitan yang didapatkan dari berbagai sumber kredibel seperti buku,

jurnal dan juga dokumen – dokumen dari perjanjian tersebut.

Penelitian yang ditulis oleh Xiangshuo Yin ini diawali dari bagaimana

sejarah awal mula Tiongkok membuka atau menggunakan sistem pasar bebas dan

juga membahas tentang bagaimana perkembangan kerjasama perdagangan

regional berkembang, khususnya ASEAN yang dikenal dengan AFTA (ASEAN

Free Trade Area). Dalam penelitian ini, penulis lebih berkonsentrasi dengan

penjelasan bahwa perdagangan bebas dapat membawa banyak keuntungan yang

salah satunya dalam bidang ekonomi pembangunan dan juga peningkatan

teknologi. Penelitian ini terdiri dari beberapa pembahasan tentang pengaruh dan

keuntungan apa saja yang didapatkan dari kerjasama. Bagian pertama membahas

tentang sejarah perkembangan Tiongkok dalam perkembangan ekonomi dan

perkembangan perdagangan. Bagian kedua penelitian ini membahas tentang

sejarah Tiongkok di perdagangan Internasional dan perdagangan Regional.

Bagian ketiga membahas tentang dampak yang didapatkan oleh Tiongkok dan

9 Xiangshuo Yin, 2004, The Impact of The China-ASEAN Free Trade Agreement on Regional

Trade. Institut For National Security Strategy. Vol.18, no.2. halaman 311-339.

Page 32: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

14

juga ASEAN dari CAFTA. Pada bagian terakhir membahas tentang dampak

ekonomi dari masing – masing anggota regional ini.

Relavansi penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan ialah

terletak pada pembahasan tentang bagaimana kerjasama perdagangan bebas itu

saling memberikan keuntungan bagi masing – masing negara anggota. Hal itu

dapat menjadi salah satu referensi untuk penelitian yang akan saya lakukan nanti.

Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan saya lakukan nanti

terletak pada isu dan juga unit analisisnya. Unit analisis penelitian ini hanya

menggunakan kepentingan ekonomi. Sementara penelitian yang akan saya

lakukan nanti akan menambahkan unit analisis lain, seperti kepentingan politik

ataupun kepentingan lainnya.

Karya ilmiah yang keempat yaitu berjudul ”China’s Cross-Regional

FTA Initiatives: Towards Comprehensive National Power”. Karya ilmiah ini

ditulis oleh Stephen Hoadley dan Jian Yang. Penelitian ini di latar belakangi oleh

perubahan orientasi kebijakan perdagangan Tiongkok yang awalnya menganut

privatisasi pasar berubah menjadi lebih menganut sistem perdagangan global dan

juga lebih kefokus ke dalam bidang agrikultur dan sektor industri. Perubahan

inipun dapat ditandai dari banyaknya kerjasama – kerjasama perdagangan yang

dilakukan oleh Tiongkok bersama dengan negara ataupun wilayah regional

tetangga.10

Penelitian ini menggunakan beberapa teori serta konsep seperti National

Interest, Strategic Partnership, dan Foreign Policy. Data yang digunakan dalam

10 Stephen Hoadley and Jian Yang, 2007, China’s Cross-Regional FTA Initiatives: Towards

Comprehensive National Power. Pacific Affairs: University of British Columbia. Vol.80, no.2.

halaman 327-348

Page 33: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

15

penelitian mengacu pada data sekunder yang diambil dari berbagai sumber

kredibel seperti buku, jurnal, atau juga dokumen – dokumen dari setiap perjanjian.

Penelitian ini diawali dengan membahas tentang sejarah kerjasama

perdagangan yang pernah dilakukan oleh Tiongkok. Di awal penelitian, penulis

juga menjelaskan bahwa Tiongkok memiliki banyak tujuan dan juga kepentingan

di luar kepentingan ekonomi dalam setiap bentuk kerjasama perdagangan yang

mereka lakukan. Selain memiliki kepentingan ekonomi, Tiongkok juga memiliki

tujuan dan juga kepentingan lainnya dalam setiap kerjasama seperti peningkatan

power yang lebih komprehensif. Hal itu tentunya juga membawa kepentingan

politik dan keamanan yang mereka anggap penting atau vital. Penelitian ini juga

menjelaskan tentang bagaimana Tiongkok membentuk setiap kerjasama

perdagangannya berdasarkan kepentingan yang didapatkan dari negara tersebut.

Dalam kesimpulannya, penulis menyebutkan bahwa semua kerjasama

perdagangan yang dilakukan untuk menambahkan kekuatan keamanan ekonomi

Tiongkok. Penulis juga menjelaskan bahwa kerjasama perdagangan digunakan

untuk mempengaruhi dan juga menambah kemampuan dalam persaingan dengan

negara – negara super power lainnya, seperti Jepang dan Amerika Serikat.

Penelitian ini memiliki relevensi dengan penelitian yang akan saya

lakukan nanti. Hal itu dapat dilihat dari bagaimana Tiongkok menyusun kebijakan

perdagangan mereka dengan melakukan kerjasama perdagangan. Kerjasama

perdagangan tersebut memiliki banyak kepentingan, seperti kepentingan di luar

bidang ekonomi itu sendiri. Penelitian ini juga dapat menjadi acuan atau referensi

dalam penelitian yang akan dilakukan nanti. Dari seluruh penelitian terdahulu

Page 34: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

16

yang sudah disebutkan diatas, terdapat beberapa ringkasan penting yang sudah di

masukkan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.1. Komparasi Penelitian Terdahulu

Shamsul Khan

dan Lei Yu

“Evolving China-

ASEAN Relations

and CAFTA:

Chinese

Perspectives on

China Initiatives in

Relation to ASEAN

Plus 1”

Ambrose Du

Plesis “The Forum

on China – Africa

Cooperation,

Ideas, and Aid:

National

Interest(s) or

Strategic

Partnership”

Xiangshuo Yin

“The Impact of The

China-ASEAN Free

Trade Agreement on

Regional Trade”

Stephen Hoadley

dan Jian Yang

“China’s Cross-

Regional FTA

Initiatives:

Towards

Comprehensive

National Power”

Met

od

e

Pendekatan:

Kualitatif

Sumber

data:Sekunder

Metode Data: Studi

Literatur

Pendekatan:

Kualitatif

Sumber

data:Sekunder

Metode Data:

Studi Literatur.

Pendekatan:

Kualitatif

Sumber

data:Sekunder

Metode Data: Studi

Literatur.

Pendekatan:

Kualitatif

Sumber

data:Sekunder

Metode Data: Studi

Literatur

Ob

jek

Pen

elit

ian

Analisis kerjasama

perdagangan

CAFTA

Analisis

kepentingan

nasional Tiongkok

dalam FOCAC

Dampak dari

CAFTA

Analisis

Kepentingan

Tiongkok dalam

FTA

Teo

ri

&K

on

sep

1. Kerjasama

Regional

2. Foreign Policy

3. Economic

Diplomacy

1. National

Interest

2. Strategic

Partnership

3. Foreign Aid.

Konsep

Perdagangan bebas.

1. National Interes

2. Strategic

3. Partnership,

Foreign Policy

Kes

imp

ula

n

Adanya

kepentingan

Geopolitik Dari

kerjasama CAFTA

Masing – masing

anggota saling

mendapatkan

keuntungan dan

juga saling

memiling

kepentingan

politik

Masing – masing

Anggota perjanjian

saling mendapatkan

keuntungan

ekonomi.

Setiap kerjasama

yang dilakukan

tiongkok memiliki

kepentingan

disegala bidang.

Sumber: hasil pengelolaan data peneliti terdahulu

Berdasarkan seluruh penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan

sebelumnya, ada beberapa persamaan dan juga perbedaan dengan penelitian yang

akan dilakukan. Beberapa persamaannya ialah penelitian yang dilandasi dengan

kerjasama dibidang ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok. Adapun perbedaan

Page 35: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

17

dari penelitian ini berada pada tujuan penelitian yang mencari kepentingan lain

yang dimiliki oleh Tiongkok pada kerjasama RCEP.

Penelitian ini menarik karena saya akan mencoba untuk meneliti

kepentingan apa sajakah yang dimiliki oleh Tiongkok dalam kerjasama RCEP

yang mereka inisiasikan. Penelitian ini akan memakai berbagai faktor yang

didapatkan dari berbagai sumber yang kredibel atau dari penelitian yang

sebelumnya. Penelitian ini juga diharapkan dapat menemukan suatu kesimpulan

yang merangkum jawaban dari pertanyaan penelitian .

2.2. Landasan Teoritis

Dalam meneliti kepentingan apa sajakah yang dimiliki oleh Tiongkok

pada kerjasama RCEP diperlukan suatu landasan teoritis untuk membantu dalam

menentukan logika berfikir. Dalam menyusun landasan teoritis, penelitian ini

kembali meneruskan berdasarkan keempat penelitian terdahulu dalam meneliti

kepentingan Tiongkok dalam satu kerjasama, sehingga penelitian ini

menggunakan beberapa konsep serta teori yaitu diantaranya konsep kepentingan

nasional yang digunakan sebagai landasan latar penelitian, konsep kerjasama

internasional, teori ekonomi politik dan teori power transition yang digunakan

sebagai landasan dalam menentukan kerangka berfikir dan menjelaskan indikator

dalam kepentingan yang dimiliki oleh Tiongkok.

2.2.1. Konsep Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional menurut asumsi dari Robert O. Keohane ialah

suatu kondisi atau aktivitas suatu aktor internasional untuk menentukan kebijakan

Page 36: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

18

yang akan mereka bentuk. Dalam terbentuknya kerjasama internasional terjadi

beberapa perubahan khususnya setelah berakhirnya perang dunia kedua, yaitu

adanya perubahan dari aktor kerjasama internasional yang lebih banyak dilakukan

oleh negara – negara industri yang berkonsentrasi untuk bernegosiasi dalam

bidang ekonomi. Robert O. Keohane menyebutkan bahwa kerjasama internasional

tidak dapat dipisahkan dari berbagai kepentingan yang dimiliki oleh aktor – aktor

yang terlibat. Kerjasama internasional juga memiliki dua kondisi seperti dilakukan

untuk mencegah timbulnya situasi yang dapat memicu suatu keributan, dan juga

kondisi kerjasama internasional dapat menimbulkan suatu situasi yang memicu

terjadinya suatu keributan yang dikarenakan oleh adanya suatu kepentingan

didalam suatu kerjasama internasional yang akan membawa suatu ancaman bagi

aktor – aktor lainnya.11

Robert Angel dan Ramsey Muir juga berasumsi mengenai kerjasama

internasional, yang menyebutkan bahwa kerjasama internasional muncul karena

berkurangnya jarak dan perbedaan dari berbagai mekanisme yang sudah ada.

Robert Angel dan Ramsey Muir juga menyebutkan bahwa kerjasama internasional

bisa menjadi hal pendorong bagi meningkatnya interdepedensi antar aktor

internasional dan akan secara langsung berimbas pada perubahan politik dunia.

Asumsi yang terakhir yaitu mereka bahwa pada pandangan Robert Angel dan

Ramsey Muir, kerjasama internasional tidak dapat menyebabkan hilangnya

konflik, melainkan akan menjadikan konflik – konflik dalam bentuk – bentuk

yang baru.12

11 Robert O. Keohane, 1984, After Hegemony: Cooperation and Discord in the World Political

Economy, New Jersey: Princenton University Press. Halaman 5 – 12. 12 Walter Carlnaes, Thomas Risse, dan Beth A Simmonns, 2004, Handbook of International

Relations, London: SAGE Publications. Halaman 495 - 496

Page 37: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

19

Asumsi selanjutnya mengenai kerjasama internasional menurut yang

dikatakan oleh Lauri Siitonen, sebagai suatu bentuk aktivitas interaksi sosial antar

aktor internasional yang didalamnya ada suatu kepentingan untuk mencapai

tujuan secara bersama – sama. Hal ini dilakukan dengan tanpa adanya suatu

paksaan dari berbagai pihak. Didalam suatu bentuk kerjasama terdapat suatu

kemungkinan terjadinya hubungan yang kurang rukun karena adanya bentuk

perebutan kekuasaan secara halus dan tersembunyi diantara para aktor yang ber

kerjasama, dan sering kerjasama tersebut berjalan dengan sistem yang didominasi

oleh suatu aktor diantara aktor lainnya. Jika dilihat dari hal ini, kerjasama

internasional tidak dapat dilihat sebagai suatu hubungan yang hanya membawa

suatu kerukunan melainkan dapat juga menimbulkan suatu konflik.13

Dalam sebuah buku literatur hubungan internasional ada sebuah asumsi

mengenai kerjasama internasional dapat berkembang dan meningkat dikarenakan

oleh keberadaan dari berbagai lembaga – lembaga internasional. Lembaga –

lembaga internasional dapat mendorong negara – negara untuk berperilaku dengan

cara yang lebih kooperatif. Kerjasama internasional juga dapat meningkat

keberadaannya ketika adanya suatu sanksi atau suatu ancaman. Kerjasama

internasional juga dapat terbentuk karena sikap dari berbagai aktor internasional

dalam menanggapi aturan – aturan internasional yang sudah ada sebelumnya. dan

dalam literatur ini, mengatakan bahwa kerjasamaa internasional dapat

menyebabkan suatu konflik yang dikarenakan oleh keberadaan lembaga –

lembaga internasional. Hal ini dikatakan karena disaat adanya tumpang tindih dari

13 Lauri Siitonen, 1990, Political Theories of Development Cooperation – A study of Theories of

International Cooperation, Wider Working Papers No. 86, Helsinki: World Institute for

Development Economics Research of the United Nations University. Halaman 6-7

Page 38: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

20

keberadaan lembaga yang sama, maka akan muncul suatu kerjasama untuk

menjatuhkan lembaga yang baru terbentuk.14

Dalam kerjasama internasional terdapat dua bentuk kerjasama yaitu

kerjasama bilateral dan kerjasama multilateral. Kerjasama bilateral ialah suatu

aktivitas kerjasama yang dilakukan oleh dua aktor internasional yang biasanya

memiliki kepentingan yang berbeda namun tetap memiliki tujuan yang sama dan

juga rasional. Sedangkan kerjasama multilateral ialah suatu bentuk kerjasama

yang dilakukan oleh tiga atau lebih aktor internasional. Dalam kerjasama

multilateral tidak jarang berbagai aktor – aktor yang terlibat sering membentuk

suatu institusi atau organisasi dalam menjalankan kerjasama multilateral tersebut.

Institusi atau organisasi yang dibentuk biasanya memiliki suatu tujuan yang sama

antar anggotanya atau juga dari kedekatan wilayah geografis antar anggota.

Ada beberapa literatur dari hubungan internasional yang menjelaskan

tentang sifat dari suatu kerjasama internasional bagi seluruh aktor yang berada

didalamnya. yang pertama yaitu sifat Positive sum game yang diasumsikan oleh

Robert Jackson dan George Sorensen sebagai suatu keadaan didalam suatu

kerjasama memiliki suatu keuntungan timbal balik antar aktor kerjasama tersebut.

Walaupun keuntungan yang diberikan dari kerjasama tersebut tidak secara merata

melainkan ada aktor yang lebih dominan dalam mendapatkan keuntungan, namun

hal itu masih dianggap suatu hal yang rasional.15 Sifat yang kedua diasumsikan

oleh R. Viotti dan Mark V. Kauppi yaitu Zero sum game, sifat ini diasumsikan

bahwa dalam suatu kerjasama akan terdapat suatu keuntungan yang didapatkan

14 Walter Carlnaes, Thomas Risse, dan Beth A Simmonns, 2004, Handbook of International

Relations, London: SAGE Publications. Halaman 408 - 411 15 Robert Jackson dan Georg Sorensen. 2013. Introduction to International Relations: Theories

and Approaches, Fifth Edition. Oxford: Oxford University Press. Halaman 165-166

Page 39: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

21

oleh satu aktor dan keuntungan tersebut akan mengakibatkan suatu kerugian bagi

aktor lainnya. Hal ini dianggap lebih memberatkan bagi suatu pihak yang

berkerjasama.16

Berdasarkan berbagai konsep menganai kerjasama internasional yang

sudah dijelaskan di atas, terdapat beberapa penjelasan yang hampir sama yaitu

dari berbagai konsep di atas mengatakan bahwa dalam suatu bentuk kerjasama

tidak dapat terlepas dari keberadaan kepentingan – kepentingan domestik yang

dimiliki oleh aktor internasional yang berkerja sama. Berdasarkan beberapa

konsep di atas juga menyebutkan bahwa kerjasama internasional tidak hanya

terbentuk dengan tujuan untuk membuat hubungan yang harmonis tetapi juga

dapat terbentuk untuk membuat suatu keadaan yang kurang rukun antar aktor

internasional. Kerjasama internasional juga tidak selamanya menjunjung sifat

keadilan dan kerjasama internasional juga tidak selamanya terbentuk dalam

kondisi damai tetapi juga dapat terbentuk dalam kondisi konflik.

Dalam berbagai literatur di atas yang menjelaskan tentang kerjasama

internasional banyak dilakukan dalam bidang ekonomi politik. Hal ini dapat

dilihat bahwa banyaknya kepentingan antar aktor dalam kerjasama internasional

yang lebih mengacu pada peningkatan ekonomi domestik saja. Salah satu

kerjasama yang banyak terbentuk ialah dalam perjanjian perdagangan bebas.

Seperti yang dikatakan oleh Adam Smith bahwa perdagangan bebas akan banyak

menghasilkan peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Konsep

ini akan dikaitkan menjadi landasan pemahaman pendukung dalam menganalisis

kerjasama RCEP yang diinisiasikan oleh Tiongkok.

16 Paul R. Viotti and Mark. V Kauppi. 2012. International Relations Theory: Fifth Edition.

Glenview: Pearson Education, Inc. Halaman 54-55

Page 40: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

22

2.2.2. Konsep Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional menurut Robert Jackson dan Georg

Sorensen ialah cara yang dilakukan oleh suatu negara untuk menetapkan dan

menjalankan kepentingan yang berada di kebijakan negara tersebut. Kepentingan

nasional juga merupakan petunjuk dasar bagi negara untuk membuat kebijakan

luar negeri yang merupakan hasil dari pemikiran moral yang harus dipertahankan

dan dimajukan oleh para pemimpin negara. Kepentingan nasional terlihat

bergerak seperti sinyal otomatis yang memerintahkan para pemimpin negara

kapan dan kemana harus bergerak. Kepentingan nasional dapat dikatakan berhasil

pada saat kebijakan luar negeri yang dijalankan oleh para pemimpin tidak banyak

diketahui atau tidak ada yang menyangka bahwa ada suatu kepentingan lain dari

kebijakan yang dikeluarkan oleh negara tersebut. Hal ini tergantung pada

kelihaian dan kebijaksanaan keputusan yang diambil.17

Menurut Jack C. Plano dan Roy Olton, kepentingan nasional ialah suatu

tujuan yang mendasar dan menjadi penentu akhir yang memandu dari pembuatan

keputusan suatu negara dalam membentuk kebijakan luar negeri. Kepentingan

nasional memiliki tipikal yang sangat umum yaitu merupakan kebutuhan paling

penting dibagian suatu negara seperti kebutuhan keamanan teritorial, keamanan

militer dan kesejahteraan ekonomi. Jack dan Roy juga berasumsi bahwa tidak ada

kepentingan tunggal yang mendominasi fungsi pembuatan kebijakan dari suatu

negara. Jack dan Roy mengatakan bahwa ada beberapa teknik yang digunakan

oleh suatu negara untuk mengaplikasikan kepentingan nasionalnya, yaitu dengan

17 Robert Jackson and Georg Sorensen, 2013, Introduction to International Relations: Theories

and Approaches(Fifth Edition), Oxford University Press. Halaman 140-141

Page 41: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

23

teknik diplomasi, bergabung dengan organisasi regional atau lembaga global

seperti Persatuan Bangsa – Bangsa dan lembaga – lembaganya.18

Asumsi selanjutnya dikatakan oleh Joseph Frankel yang mengatakan

bahwa konsep kepentingan nasional ialah sebagai alat analisis yang digunakan

untuk mendeskripsikan, menjelaskan atau mengevaluasi sumber suatu kebijakan

luar negeri suatu negara. konsep inipun juga dapat digunakan sebagai tindakan

politik yang berfungsi untuk menjadi sarana pembenaran untuk mengusulkan

kebijakan. Konsep ini merujuk pada sesuatu yang terbaik untuk masyarakat

nasional. Setiap kebijakan yang dikeluarkan bertujuan untuk dapat

menguntungkan bagi berbagai pihak.19

Konsep kepentingan nasional ini akan digunakan untuk memetakan dan

mendeskripsikan kepentingan – kepentingan nasional yang dimiliki oleh

Tiongkok dalam bentuk kerjasama yang diinisiasikan Tiongkok, yaitu RCEP.

2.2.3. Teori Ekonomi Politik

Robert Gilpin berasumsi mengenai ekonomi politik ialah suatu kondisi

adanya kegiatan ekonomi yang dipengaruhi oleh urusan atau kepentingan lain

seperti sosial, politik, lingkungan dan juga budaya. Adanya kepentingan –

kepentingan itulah yang mempengaruhi tujuan dari suatu kegiatan ekonomi dan

juga menentukan batas – batas kegiatan ekonomi yang harus berfungsi. Ekonomi

politik juga merupakan suatu teori yang dapat digunakan untuk menganalisis

berbagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh suatu aktor negara atau non-

negara dengan melihat dari berbagai faktor seperti sosial, politik atau psikologi.

18 Jack C. Plano and Roy Olton, 1988, The International Relations Dictionary(Fourth Edition),

Western Michigan University. Halaman 10-11 19 Joseph Frankel, 1970, “Key Concept in Political Science, National Interest”, Pall Mall Press:

London. Halaman 15-16

Page 42: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

24

Robert Gilpin juga berasumsi bahwa ekonomi politik lebih cenderung tertarik

pada bagaimana pembagian keuntungan dari kegiatan pasar internasional dapat di

distribusikan secara merata diantara semua aktor ekonomi tersebut. Ekonomi

politik dapat memberikan suatu pertimbangan bagi suatu aktor dalam melakukan

kegiatan ekonomi, apakah kegiatan tersebut dapat berdampak pada suatu

kekuasaan atau nilai – nilai politik yang sudah ada. Ekonomi politik juga dapat

membuat suatu negara untuk melakukan kegiatan ekonomi internasional yang

dapat menjaga atau bahkan menambah kekuatan kekuatan negara tersebut agar

mendapatkan kebebasan dalam bertindak. Ekonomi politik juga dapat membuat

suatu negara memanipulasi kekuatan pasar bebas untuk meningkatkan kekuatan

dan pengaruh mereka atas negara – negara lainnya.20

Dalam buku yang ditulis oleh Robert O. Keohane menjelaskan bahwa

ekonomi politik ialah suatu interaksi antar aktor internasional dalam suatu

hubungan atau kerjasama yang bertujuan untuk mengejar kekayaan atau

kekuasaan. Keohane juga menjelaskan bahwa ekonomi politik dapat dilihat ketika

suatu aktor internasional menggunakan kekuasaannya untuk menjalankan

kegiatan ekonomi dan dijalankan secara politik. Ekonomi politik juga memiliki

suatu sumber daya non-ekonomi yang dapat menjadi faktor penting yaitu status

atau kekuasaan. Keohane juga berasumsi bahwa ekonomi politik didasari dari

kepentingan tertentu yang dimiliki oleh suatu aktor internasional dan kepentingan

itu terbentuk oleh keinginan untuk mendapatkan kekuasaan, kekayaan, atau juga

nilai – nilai yang lainnya.21

20 Robert Gilpin, 2001, Global Political economy: Understanding the International Economic

Order. Princeton University Press: New Jersey. Halaman 74-77 21Robert O. Keohane, 1984, After Hegemony Cooperation and Discourd In the World Political

Economy. Princeton University Press: New Jersey. Halaman 18-22

Page 43: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

25

Ekonomi politik diartikan oleh Robert A. Dahl dan Charles E. Lindlom

sebagai suatu benuk aktivitas dari suatu negara dibidang ekonomi yang terbentuk

atas kepentingan lain yang bersifat non-ekonomi seperti sosial, budaya, politik

dan lain – lain. Ekonomi politik juga dapat dilihat dari suatu kebijakan yang

dikeluarkan oleh suatu negara dan jika kebijakan tersebut direncanakan dengan

baik, makan akan memiliki dampak yang baik bagi negara lain dan negara

tersebut, hal ini juga dapat menimbulkan dampak buruk bagi negara lainnya.22

Dalam sebuah buku literatur hubungan internasional, ekonomi politik

didefinisikan sebagai bentuk kegiatan suatu aktor baik itu negara atau non-negara

yang menggabungkan bidang ekonomi internasional dan ilmu politik untuk

mencari perubahan bagi ekonomi politik nasional yang mereka miliki. Aktivitas

ini dapat berupa aliansi atau kerjasama antar aktor internasional dan aktor tersebut

sering menggunakan peran negara untuk menjalankan kepentingan nasionalnya.23

Berdasarkan semua penjelasan dan juga asumsi mengenai ekonomi politik

yang didapatkan dari beberapa literatur, ada suatu penjelasan yang hampir

memiliki kesamaan antara satu literatur dengan literatur lainnya, yaitu ekonomi

politik ialah suatu alat yang digunakan oleh aktor internasional baik itu negara

negara atau non-negara dalam menjalankan kegiatan ekonomi yang didalamnya

memiliki berbagai kepentingan lain yang bersifat non-ekonomi. Ekonomi politik

memiliki suatu perbedaan yang sangat mendasar dengan teori ekonomi klasik,

yaitu ekonomi klasik hanya memiliki tujuan atau kepentingan untuk mencari dan

mendapatkan keuntungan ekonomi atau keuntungan finansial sebanyak –

22 Robert A. Dahl and Charles E. Lindblom, 1963, Politics, Economics, and Welfare (Planning

and Politico-Economic System Resolved into Basic Social Proceses). Harper & Row Publishers:

New York. Halaman 3-5 23 Walter Carlnaes, Thomas Risse, dan Beth A Simmonns, 2004, Handbook of International

Relations, London: SAGE Publications. Halaman 966-967

Page 44: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

26

banyaknya. Namun karena banyak para ilmuan meneliti bahwa teori ekonomi

klasik hanyalah sebuah teori yang tidak memberikan keuntungan secara konsisten,

lantas muncul ekonomi politik yang mulai terlilhat pada masa perang dingin dan

sampai saat ini. Ekonomi politik sendiripun banyak digunakan oleh negara –

negara yang memang memiliki keunggulan dibidang industri. Selanjutnya

ekonomi politik diketahui dapat digunakan untuk mengubah hegemoni pasar

bebas disuatu kawasan yang dikuasai oleh suatu negara menjadi dikuasai oleh

negara lainnya. Teori ekonomi politik ini akan dijadikan landasan berfikir untuk

memetakan kebijakan yang dimiliki oleh Tiongkok apakah ada unsur ekonomi

politik khususnya dalam seluruh aktivitas yang dilakukan Tiongkok dalam

kerjasama RCEP.

2.2.4. Power Transition Theory

Power Transition Theory didefinisikan oleh Organski adalah suatu

pergerakan atau perubahan dibidang distribusi kekuasaan dengan upaya

memaksimalisasi beberapa faktor penentu seperti ukuran populasi, efisiensi

politik, angka persenjataan atau pembangunan ekonomi. Hal ini dapat terjadi

karena pada era saat ini, adanya ketidak stabilan pada tatanan internasional yang

membuat perubahan dapat terjadi dengan cepat berdasarkan angka populasi,

organisasi politik dan kekuatan negara – negara industri. Power Transition Theory

Didasari oleh asumsi yang mengatakan bahwa masing – masing negara akan

memiliki kekuatan jika menang dalam perang atau membuat aliansi baru. Namun

asumsi ini sudah berubah di era modern, munculnya faktor – faktor lain yang

merealisasikan Power Transition Theory ini seperti melakukan revolusi industri

secara besar – besaran. Hal inipun sudah dilakukan oleh beberapa negara yang

Page 45: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

27

dianggap berhasil menggeser kekuatan suatu negara yang sudah sejak lama

melakukan revolusi industri. 24

Menurut Organski, industrialisasi saat ini berkembang menjadi faktor

penting dalam hal kekuatan nasional. Hal ini dikarenakan bahwa industrialisasi

dapat meningkatkan angka populasi masyarakat, memperoleh kekayaan finansial

serta akan berpengaruh pada efisiensi pemerintahan. Organski juga mengatakan

bahwa dalam pergeseran suatu negara untuk melakukan transisi kekuasaan

memiliki beberapa tahapan yang juga dapat menjadi bahan analisis sudah dimana

pergerakan suatu negara, tahapannya yaitu 25

1. Potential Power

2. Transitional growth in power

3. Power Maturity

Tahapan yang pertama ialah tahapan dimana suatu negara itu bukan negara

industri dan biasanya memiliki fokus dibidang perkebunan. Dalam tahapan ini

diisi oleh negara – negara yang memang banyak sekali memiliki kekurang baik itu

pembangunan ekonominya, kualitas sumber daya manusia bahkan didalam

pemerintahan di negara itu sendiri. Tahapan yang kedua diisi oleh negara – negara

yang baru saja melakukan pra-industrialisasi, negara yang berada ditahapan ini

biasanya negara berkembang yang memiliki angka pembangunan ekonomi yang

cukup baik. Tahapan yang ketiga diisi oleh negara – negara yang sudah lama

melakukan revolusi industri dan negara – negara tersebut sudah memiliki angka

ekonomi yang tinggi yang dihasilkan dari bidang industri yang mereka miliki.26

24A. F. K. Organski, 1968, World Politics. Random Hause, New york. Halaman 338-339. 25 Ibid. halaman 340-341 26 Ibid. halaman 342-343.

Page 46: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

28

Asumsi selanjutnya yaitu dari Margit Bussman dan John R. Oneal yang

mengatakan bahwa Power Transition Theory muncul karena adanya kemungkinan

terjadinya perang ketika negara yang terkemuka ditantang oleh negara pesaing

yang tumbuh dengan cepat dan tidak puas dengan adanya hegemoni yang hanya

menguntungkan satu negara itu saja. Negara pesaing yang tidak puas dengan

kondisi hegemoni seperti itu biasanya melakukan aliansi dengan negara lain agar

memiliki kekuatan yang dominan. Margit dan John juga mengatakan bahwa

dalam terjadinya transisi kekuatan dapat menggunakan beberapa model seperti

sengketa militer, hasil dari perang atau pertumbuhan ekonomi, dan dengan

menggunakan beberapa model itulah, suatu negara yang tidak puas dengan negara

yang dominan, berusaha untuk mengambil alih kekuasaan agar dapat

berkontribusi dalam membuat peraturan – peraturan internasional.27

Power Transition Theory me`nurut Douglas Lemke ialah suatu teori yang

berfokus pada interaksi negara besar yang mengimplikasikan untuk adanya

perubahan struktur kekuasaan sistem internasional. Douglas Lemke juga

mengatakan bahwa teori ini bukanlah teori realis murni. Hal ini dapat dilihat dari

interaksi yang digunakan biasanya terjadi dengan cara diplomasi, ekonomi

ataupun militer. Douglas Lemke juga berpendapat bahwa transisi kekuasaan ini

terjadi karena negara – negara yang dominan memiliki peran yang sangat besar

dalam membuat aturan internasional dalam bidang politik, ekonomi atau militer,

karena merasa adanya ketidak adilan atas pembagian keuntungan yang dihasilkan

dari aturan – aturan tersebut maka munculah negara - negara yang tidak suka

dengan ketidak adilan tersebut. Selanjutnya yang tidak suka itu berusaha untuk

27 Margit Bussman and John R. Oneal, 2007, Do Hegemons Distribute Private Goods? A Test of

Power-Transition Theory. Sage Publication. Vol. 51, No.1. Halaman 88-90

Page 47: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

29

mengambil alih kekuasaan dari negara yang dominan tersebut dengan

meningkatkan interaksi diberbagai bidang seperti diplomasi ekonomi atau

militer.28

Power Transition Theory dalam penelitian ini dijadikan sebagai landasan

pemahaman pendukung dalam memetakan strategi atau kepentingan yang dimiliki

oleh Tiongkok, khususnya di bidang ekonomi. Hal ini dikaitkan dengan posisi

Tiongkok yang tengah melakukan industrialisasi serta posisi Tiongkok yang

sudah sangat maju, menyebabkan negara yang sudah lama melakukan

industrialisasi merasa sedikit terancam dengan keadaan Tiongkok saat ini,

misalnya Amerika Serikat.

2.3. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini menggunakan konsep kepentingan nasional, konsep

kerjasama internasional, teori ekonomi politik dan power transition theory.

Konsep kepentingan nasional digunakan untuk menganalisis dan memetakan

kepentingan nasional yang miliki oleh Tiongkok dalam kebijakan yang mereka

keluarkan yaitu menginisiasi kerjasama RCEP. Dalam menganalisis bentuk

kepentingan yang miliki oleh Tiongkok, penelitian ini menggunakan konsep

kerjasama internasional, teori ekonomi politik dan power transition theory untuk

menjadi landasan pemikiran dalam memetakan kepentingan – kepentingan yang

dimiliki Tiongkok sesuai dengan literatur di atas.

Kerjasama yang diinisiasikan oleh Tiongkok dapat menimbulkan beberapa

kemungkinan. Dalam penelitian ini kerjasama RCEP menjadi variabel dependen

28 Douglas Lemke, 1997, The Continuation of History: Power Transition Theory and the End of

the Cold War, Florida State University. Vol.34, No.1. Halaman 24

Page 48: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

30

yang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kepentingan nasional yang

dimiliki oleh Tiongkok yaitu kepentingan ekonomi politik atau transisi kekuasaan.

Sementara variabel independen dalam penelitian ini yaitu kepentingan nasional,

ekonomi politik dan transisi kekuasaan. Di bawah ini terdapat kerangka pikir

dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Model Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Diolah oleh peneliti.

Kepentingan Nasional yang ingin dicapai

Tiongkok dalam RCEP

Ke

Ekonomi Politik Tiongkok -Potensi pasar di RCEP -meningkatkan ketergantungan anggota RCEP terhadap Tiongkok

Transisi kekuasaan - menggeser hegemoni pasar yang dilakukan oleh suatu negara di suatu kawasan. - mengecilkan potensi pasar suatu negara. - meningkatkan hegemoni pasar disuatu kawasan regional.

Kerjasama Internasional dibidang ekonomi

RCEP diinisiasi oleh Tiongkok

Ke

Variabel dependen

Variabel independen

Variabel dependen

Page 49: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang

dijelaskan oleh John W. Cresswell ialah sebagai penelitian yang fokus pada suatu

analisis terhadap interpretasi data relevan atas isu yang diteliti. Penelitian

kualitatif juga menekankan pada pemahaman mendalam mengenai sikap dan

perilaku suatu aktor. Penelitian kualitatif juga berusaha mengeksplorasi dan

memahami sebuah makna, baik dari kejadian individu atau kelompok yang

dianggap sebagai masalah sosial.29 Penelitian ini memiliki fokus terhadap sikap

dan perilaku negara yang diamati. Penelitian dekriptif kualitatif yang digunakan

dipenelitian ini menggunakan data yang didapatkan melalui sumber dokumen,

situs resmi dan jurnal yang relevan dan dideskripsikan dalam penjabaran paragraf.

Metode deskriptif menurut Moh. Nazir adalah suatu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, sistem pemikiran

atau suatu peristiwa. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat

deskripsi atau gambaran secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta –

fakta, sifat – sifat serta hubungan antar fenomena30

29 John W. Cresswell. 2014. Research Design: Qualtative, Quantitative, and Mixed Methods

Approaches. 4th ed. USA: SAGE Publication, Inc. Halaman 105 30 Moh. Nazir, 2005, Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Halaman 54

Page 50: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

32

Penelitian yang ini akan berusaha untuk mengimpretasikan data dengan

akurat dan dapat memberikan deskripsi kritis mengenai signifikansi dari

perbedaan data baru dan kontradiksinya dengan data yang didapatkan

sebelumnya. Melalui deskripsi kritis, penelitian ini diharapkan dapat menemukan

pola dan pemetaan serta dapat menarik kesimpulan umum dari data yang

dipaparkan.

Dalam penelitian ini, akan dipaparkan kepentingan apa saja yang dimiliki

oleh Tiongkok dalam kerjasama RCEP, khususnya pada masa pemerintahan Xi

Jinping. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menemukan

faktor – faktor yang mempengaruhi kepentingan Tiongkok dalam kerjasama

RCEP.

3.2. Fokus Penelitian

Penelitian ini akan berfokus pada analisis kepentingan apa saja yang miliki

oleh Tiongkok dalam kerjasama RCEP yang diinisiasikan oleh Tiongkok.

Penelitian ini dijelaskan melalui beberapa konsep dan teori seperti konsep

kerjasama internasional, konsep kepentingan nasional, teori ekonomi politik dan

power transition theory. Beberapa konsep dan teori tersebut akan membantu saya

dalam menganalisis kepentingan yang dimiliki oleh Tiongkok dalam kerjasama

RCEP. Dalam menganalisis kepentingan yang dimiliki Tiongkok, terdapat

beberapa faktor yang menjadi bahan analisis penelitian ini, yaitu faktor ekonomi

dan politik. Penelitian ini akan mengkaji kepentingan ekonomi apa sajakah yang

ingin dicapai oleh Tiongkok dan juga kepentingan politik apa sajakah yang ingin

dicapai oleh Tiongkok.

Page 51: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

33

3.3. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini ialah yang mengenai kebijakan

luar negeri Tiongkok dan kepentingan apa saja yang mereka miliki. Data ini bisa

berupa pernyataan resmi kenegaraan atau dokumen terkait kebijakan luar negeri

Tiongkok yang berhubungan dengan kerjasama perdagangan.

Data yang didapatkan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data

sekunder digunakan dalam penelitian ini sama seperti apa yang dikatakan oleh

Nicholas Walliman, yaitu data yang didapatkan dari bahan tertulis seperti website,

surat, catatan, buku, jurnal, Koran dan lain – lain. Data lainnya berbentuk data

tidak tertulis seperti program televise, radio, rekaman suara, video, film dan lain –

lain.31

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini akan menggunakan teknik studi kepustakaan dan teknik

dokumentasi. Teknik data dalam penelitian kualitatif merupakan suatu upaya yang

dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan

penelitian yang akan dilakukan.32 Penelitian ini akan mengumpulkan data melalui

studi kepustakaan dan studi dokumentasi.

Studi kepustakaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

pengumpulan data dari sejumlah literatur, jurnal dan artikel. Selain itu teknik studi

dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini akan menggunakan dokumen

yang relevan seperti dokumen yang diiliki oleh World Bank atau publikasi laporan

kementerian perdagangan Tiongkok.

31 Nicholas Walliman. 2011. Research Methods: The Basics. New York: Routledge. Halaman 74 32 John W Cresswell. 2014. Research Design: qualtative, quantitative, and mixed methods

approaches. 4th ed. USA: SAGE Publication, Inc. Halaman 178

Page 52: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

34

3.5. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif memiliki tiga tahapan dalam proses analisis

data. Penelitian ini akan menggunakan teknik analisis data seperti yang dikatakan

oleh Miles dan Huberman yaitu sebagai berikut,33

3.5.1. Reduksi Data

Dalam penelitian kualitatif, reduksi data merupakan proses pemilihan dan

penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih baik dan mudah untuk diolah

sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam mereduksi data, penelitian ini akan

memilih dan memusatkan data atau informasi terkait dengan kepentingan yang

dimiliki oleh Tiongkok.

3.5.2. Penyajian Data

Kegiatan ini merupakan tahapan yang dilakukan setelah melakukan

tahapan reduksi data. Penyajian data merupakan upaya penyederhanaan data

melalui teori dan konsep yang digunakan, lalu mempertajam dengan pertanyaan

penelitian yang dilanjutkan dengan melakukan kembali pengumpulan data jika

masih kurang lengkap. Dalam penelitian ini akan melakukan penyajian data

terkait kepentingan Tiongkok dalam kerjasama RCEP, lalu dikaitkan dengan

konsep serta teori yang digunakan dalam penelitian ini.

3.5.3. Penarikan Kesimpulan

Tahapan terakhir dari proses ini ialah proses penarikan kesimpulan, yang

merupakan upaya menarik kesimpulan akhir dari proses analisis data yang telah

dilakukan. Kesimpulan akhir ini diperoleh sesuai dengan konsep dan teori yang

33 Nicholas Walliman. 2011. Research Methods: The Basics. New York: Routledge. Halaman 129

Page 53: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

35

digunakan dalam penelitian ini, sehingga akan terbentuk suatu kesatuan data yang

akan memunculkan kesimpulan umum terkait penelitian. Makna dari interpretasi

atas data yang diperoleh dan sudah dihubungkan dengan konsep serta teori yang

digunakan akan diuraikan dalam bab hasil dan pembahasan.

Page 54: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

36

BAB IV

GAMBARAN UMUM

Bab ini akan memaparkan kerjasama ekonomi regional yang diikuti

Tiongkok dan juga kerjasama RCEP. Paparan di bab ini dibagi menjadi tiga sub

bab. Sub bab pertama akan menjelaskan sejarah kerjasama ekonomi regional yang

diikuti Tiongkok, sub bab kedua memaparkan tentang kerjasama RCEP dan pada

sub bab ketiga akan memaparkan tentang kepentingan Tiongkok dalam kerjasama

ekonomi.

Tiongkok merupakan negara republik yang mengalami perubahan nama

menjadi Republik Rakyat Tiongkok tepatnya pada tanggal 1 Oktober 1949.

Populasi punduduk yang dimiliki oleh Tiongkok merupakan tingkat populasi

terpadat di dunia yang menempati urutan pertama di atas India dan Amerika

Serikat.34 Banyaknya jumlah penduduk yang dimiliki oleh Tiongkok merupakan

salah satu sumber daya yang paling berpengaruh bagi perkembangan dalam

kemajuan yang dialami oleh Tiongkok. Jumlah penduduk yang cukup tinggi

dapat mendukung kemajuan perkembangan sumber daya manusia terutama bagi

peningkatan pada bidang ekonomi industri, produksi, pembangunan dan

perdagangan. Peningkatan atau kemajuan ini tentu dapat tercapai jika negara

memiliki banyak sumber daya manusia yang produktif.

34 WorldBank, “Peringkat Populasi Dunia”, (https://data.worldbank.org/indicator/sp.pop.totl),

diakses pada tanggal 10 April 2019

Page 55: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

37

4.1 Keikutsertaan Tiongkok Dalam Kerjasama Ekonomi Regional

Tiongkok merupakan negara dengan angka populasi penduduk terbanyak

di dunia. Tiongkok memiliki jumlah penduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa.

Tiongkok melakukan reformasi di bidang ekonominya yaitu pada tahun 1978.

Sejak saat itu Tiongkok mulai menggunakan kebijakan ekonominya berbasis

pasar bebas atau perdagangan bebas.

Tiongkok merupakan salah satu negara dari 23 negara yang ikut

meratifikasi GATT pada saat pertama kali dibentuk. Namun pada saat tahun 1949

Pemerintahan Tiongkok menyatakan keluar dari GATT tepatnya pasca terjadinya

revolusi besar-besaran Tiongkok saat itu. Tiongkok mengalami fase revolusi dan

juga reformasi dalam Pemerintahan Negara Tiongkok, hal inipun yang membuat

beberapa perubahan dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh Negara Tiongkok

khususnya dalam bidang ekonomi.

Revolusi yang terjadi di Tiongkok saat itu disebabkan oleh adanya perang

saudara di dalam Pemerintahan Tiongkok yang berhasil dikuasai oleh otoritas

partai komunis. Ketika revolusi ini terjadi di Tiongkok, Pemerintahan Tiongkok

mengambil kebijakan sistem ekonomi tertutup yang dimana Tiongkok tidak

melakukan kerjasama dengan dunia internasional saat itu sehingga mereka tidak

ikut menjadi negara anggota GATT pada tahun 1949. Reformasi di Tiongkok

pada tahun 1979 yang ditandai dengan adanya perubahan di dalam Pemerintahan

Tiongkok yang diambil alih oleh partai nasionalis mulai mengeluarkan kebijakan

ekonomi pasar sosialis. Kebijakan ekonomi pasar sosialis merubah fokus

Tiongkok yang hanya dibidang agrikultur menjadi lebih berfokus pada bidang

ekonomi lainnya seperti perdagangan internasional, industri, dan kerjasama

Page 56: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

38

ekonomi. Bidang-bidang ini memiliki dampak yang sangat positif bagi

masyarakat untuk bangkit dari krisis yang terjadi di Tiongkok saat itu.

Pasca terjadinya reformasi, tepatnya pada tahun 1985 Tiongkok mulai

melakukan negosiasi dengan GATT untuk dapat diterima menjadi negara anggota

GATT. Pada tahun 2001 Tiongkok resmi menjadi negara anggota WTO35

tepatnya pada tanggal 11 Desember.36 Pasca reformasi pada tahun 1978 menjadi

suatu awal kebangkitan Tiongkok. Tiongkok mengalami perubahan serta

perkembangan yang cukup signifikan dari kebijakan ekonomi internasional. Hal

inipun membawa dampak positif bagi angka ekonomi Tiongkok untuk bangkit

dari masa krisis di rezim komunis tradisional Mao Zedong. Setelah melakukan

negosiasi dengan WTO Tiongkok mulai terlibat dalam perbincangan mengenai

kerjasama ekonomi regional yang diawali dalam forum Asia Pasifik. Tiongkok

bergabung dengan APEC (Asian Pasific Economic Coorporation) pada tahun

199137. Setelah melakukan negosiasi dengan WTO dan sudah menjadi anggota

APEC, Tiongkok mulai gencar meningkatkan intensitas kerjasama ekonomi

regional dengan beberapa kawasan regional ataupun dengan negara – negara di

berbagai kawasan.

Setelah mengetahui peluang yang dihasilkan dari kerjasama dalam bidang

ekonomi, Tiongkok mulai gencar untuk meningkatkan intensitas kerjasama di

bidang ekonomi internasionalnya. Setalah bergabung menjadi anggota APEC dan

WTO Tiongkok mulai melakukan inisiatif untuk membentuk suatu kerjasama

dengan negara – negara di kawasan Asia Tenggara. Tepat pada tahun 2000

35 GATT berganti nama menjadi WTO pada tahun 1995. 36 Yang Jiang, 2013, China’s Policymaking for Regional Economic Cooperation, Palgrave

Macmillan: United States. Halaman 11-12 37 Ibid. halaman 14

Page 57: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

39

Tiongkok mulai bernegosiasi dengan ASEAN untuk membentuk sebuah

hubungan kerjasama perdagangan. Negosiasi Tiongkok dengan ASEAN pertama

kali dilakukan pada ASEAN Summit ke empat di Singapura. Setelah melakukan

negosiasi di beberapa pertemuan, kerjasama antara Tiongkok dengan ASEAN

yang dinamai CAFTA atau (China ASEAN Free Trade Area) telah berhasil

disetujui oleh masing-masing ketua dari setiap negara anggota tepat pada tanggal

4 November 2002 di Phonom Penh Kamboja.38

Selain berkerjasama dengan ASEAN, Tiongkok tercatat sudah membentuk

suatu kerjasama ekonomi dengan negara-negara dari berbagai kawasan. Tercatat

dalam dokumen yang dimiliki WTO, Tiongkok sudah memiliki lebih dari dua

puluh bentuk kerjasama ekonomi dengan berbagai negara. Di bawah ini terdapat

data kerjasama ekonomi yang dilakukan oleh Tiongkok dengan berbagai negara

dan kawasan.

Tabel 4.1 Kerjasama Regional Tiongkok

Bentuk Kerjsama Negara Kawasan Tahun

Kerjasama

Perdagangan barang

Thailand Asia Pasific Trade

Agreement (APTA)

1978

Kerjasama

perdagangan barang

dan jasa

Taiwan, Australia,

Korea Selatan

Northeast Asia on

Goods and Services,

2008

Kerjasama Bidang

Investasi,

Perdagangan Barang

dan Jasa

Chile, Costarica,

Hongkong,

Islandia, Macau,

Peru, Selandia

Baru, Singapura,

Swiss, Brazil.

Asia Timur, ASEAN

dan RCEP

2010

Sumber : WTO tahun 2015

38 Yang Jiang, 2013, China’s Policymaking for Regional Economic Cooperation, Palgrave

Macmillan: United States. Halaman 32-33

Page 58: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

40

4.2 KERJASAMA RCEP

RCEP merupakan kerjasama perdagangan bebas yang terdiri dari enam

belas negara yang diantaranya ialah negara-negara ASEAN dengan enam negara

lainnya yaitu Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, India, Australia, dan Selandia

Baru. RCEP pada awalnya diinisiasi oleh Tiongkok yang lalu dibentuk pada

bulan Agustus tahun 2012 tepatnya pada ASEAN Summit ke-21 di Kamboja. Pada

pertemuan di Kamboja itupun yang diwakili oleh menteri ekonomi masing-

masing negara anggota sudah sah untuk menyepakati the Guiding Principles and

Objectives for Negotiating the Regional Comprehensive Economic Partnership.39

RCEP dalam proses pembentukannya diproyeksi dapat menjadi wadah

dalam penciptaan pasar bebas yang dapat memberikan banyak keuntungan. Hal

ini dapat dilihat dari total GDP seluruh anggota RCEP yang mencapai 30% dari

total GDP seluruh negara.40 RCEP memberikan ruang yang cukup besar bagi

UKM di masing-masing negara anggotanya agar mendapatkan keuntungan lebih

dalam mengatasi persaingan di era globalisasi dan liberalisasi perdagangan seperti

saat ini. RCEP memiliki prinsip-prinsip bagi anggotanya dalam menjalankan

kerjasama, prinsip-prinsip inipun sudah disetujui oleh masing-masing kepala

negara anggota. Di bawah ini terdapat daftar dokumen dari prinsip kerjasama

RCEP.41

1. The RCEP will be consistent with the WTO, including GATT Article XXIV and

GATS Article V. (RCEP akan konsisten dengan WTO, termasuk GATT artikel

XXIV dan GATS artikel V)

39 ASEAN, “Regional Comprehensive Economic Partnership” (asean.org?static_post=rcep-

regional-comprehensive-economic-partnership), 10 April 2019 40 Ibid. 10 April 2019 41 Ibid. 10 April 2019

Page 59: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

41

2. The RCEP will have broader and deeper engagement with significant

improvements over the existing ASEAN+1 FTAs, while recognizing the individual

and diverse circumstances of the participating countries. (RCEP akan memiliki

keterlibatan yang lebih luas dan lebih dalam dengan peningkatan secara signifikan

atas FTA ASEAN + 1 yang ada, sambil mengakui keadaan individu dan beragam

dari negara-negara yang berpartisipasi.)

3. The RCEP will include provisions to facilitate trade and investment and to

enhance transparency in trade and investment relations between the participating

countries, as well as to facilitate the participating countries’ engagement in

global and regional supply chains. (RCEP akan mencakup ketentuan untuk

memfasilitasi perdagangan dan investasi serta untuk meningkatkan transparansi

dalam perdagangan dan hubungan investasi antara negara-negara yang

berpartisipasi dan juga untuk memfasilitasi keterlibatan negara-negara peserta

dalam rantai pasokan global dan regional.)

4. Taking into consideration the different levels of development of the

participating countries, the RCEP will include appropriate forms of flexibility

including provision for special and differential treatment, plus additional

flexibility to the least-developed ASEAN Member States, consistent with the

existing ASEAN+1 FTAs, as applicable. (Mempertimbangkan berbagai tingkat

perkembangan negara-negara yang berpartisipasi, RCEP akan mencakup bentuk-

bentuk fleksibilitas yang sesuai termasuk ketentuan untuk perlakuan khusus dan

berbeda, ditambah fleksibilitas tambahan untuk Negara-negara Anggota ASEAN

yang paling kurang berkembang, konsisten dengan FTA ASEAN+1 yang ada

sebagaimana berlaku)

Page 60: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

42

5. The ASEAN+1 FTAs and the bilateral/plurilateral FTAs between and among

participating countries will continue to exist and no provision in the RCEP

agreement will detract from the terms and conditions in these

bilateral/plurilateral FTAs between and among the participating countries. (FTA

ASEAN + 1 dan FTA bilateral / plurilateral di antara negara-negara peserta akan

terus ada dan tidak ada ketentuan dalam perjanjian RCEP yang akan mengurangi

syarat dan ketentuan FTA bilateral / plurilateral antara dan di antara negara-negara

yang berpartisipasi)

6. Any ASEAN FTA Partner that did not participate in the RCEP negotiations at

the outset would be allowed to join the negotiations, subject to terms and

conditions that would be agreed with all other participating countries. The RCEP

agreement will also have an open accession clause to enable the participation of

any ASEAN FTA partner that did not participate in the RCEP negotiations and

any other external economic partners after the completion of the RCEP

negotiations. (Setiap Mitra FTA ASEAN yang tidak berpartisipasi dalam

negosiasi RCEP sejak awal akan diizinkan untuk bergabung dengan negosiasi,

dengan tunduk pada syarat dan ketentuan yang akan disepakati dengan semua

negara peserta lainnya. Perjanjian RCEP juga akan memiliki klausa aksesi terbuka

untuk memungkinkan partisipasi mitra FTA ASEAN yang tidak berpartisipasi

dalam negosiasi RCEP dan mitra ekonomi eksternal lainnya setelah penyelesaian

negosiasi RCEP.)

7. Provisions for technical assistance and capacity building may be made

available, building upon the ASEAN+1 FTAs, to the developing and least-

developed countries participating in the RCEP to enable all parties to fully

Page 61: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

43

participate in the negotiations, implement obligations under the RCEP and enjoy

the benefits from the RCEP. (Ketentuan untuk bantuan teknis dan peningkatan

kapasitas dapat dibuat tersedia, dibangun berdasarkan FTA ASEAN + 1, untuk

negara-negara berkembang dan paling tidak berkembang yang berpartisipasi

dalam RCEP untuk memungkinkan semua pihak untuk berpartisipasi penuh dalam

negosiasi, melaksanakan kewajiban di bawah RCEP dan menikmati manfaat dari

RCEP.)

8. The negotiations on trade in goods, trade in services, investment and other

areas will be conducted in parallel to ensure a comprehensive and balanced

outcome. (Negosiasi perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi dan bidang

lainnya akan dilakukan secara paralel untuk memastikan hasil yang komprehensif

dan seimbang.)

Kelompok kerjasama dalam RCEP:

I. TRADE IN GOODS

The RCEP will aim at progressively eliminating tariff and non-tariff

barriers on substantially all trade in goods in order to establish a free

trade area among the parties. Tariff negotiations will be conducted on

a comprehensive basis. Such negotiations should aim to achieve the

high level of tariff liberalization, through building upon the existing

liberalization levels between RCEP participating countries and

through tariff elimination on a high percentage of both tariff lines and

trade value. The scheduling of tariff commitments should seek to

maximize the benefits of regional economic integration. Priority will

be attached to early tariff elimination on products of interest to the

Page 62: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

44

least developed ASEAN Member States. (Perdagangan Barang RCEP

akan bertujuan untuk secara progresif menghilangkan hambatan tarif

dan non-tarif pada semua perdagangan barang secara substansial untuk

membangun area perdagangan bebas di antara para pihak. Negosiasi

tarif akan dilakukan secara komprehensif. Negosiasi semacam itu

harus bertujuan untuk mencapai tingkat tinggi liberalisasi tarif, melalui

membangun tingkat liberalisasi yang ada antara negara-negara peserta

RCEP dan melalui penghapusan tarif pada persentase tinggi dari kedua

jalur tarif dan nilai perdagangan. Penjadwalan komitmen tarif harus

berupaya memaksimalkan manfaat dari integrasi ekonomi regional.

Prioritas akan dilampirkan pada penghapusan tarif awal atas produk-

produk yang menarik bagi Negara-negara Anggota ASEAN yang

paling tidak berkembang.)

II. TRADE IN SERVICES

The RCEP will be comprehensive, of high quality and substantially

eliminate restrictions and/or discriminatory measures with respect to

trade in services between the RCEP participating countries. Rules and

obligations on trade in services under the RCEP will be consistent

with the General Agreement on Trade in Services (GATS) and will be

directed towards achieving liberalization commitments building on the

RCEP participating countries’ commitments under the GATS and the

ASEAN+1 FTAs. All sectors and modes of supply will be subject to

negotiations. (Perdaganga Dalam Layanan Jasa RCEP akan bersifat

komprehensif, berkualitas tinggi dan secara substansial menghilangkan

Page 63: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

45

pembatasan dan / atau tindakan diskriminatif sehubungan dengan

perdagangan jasa antara negara-negara peserta RCEP. Aturan dan

kewajiban perdagangan jasa di bawah RCEP akan konsisten dengan

Perjanjian Umum tentang Perdagangan Jasa (GATS) dan akan

diarahkan untuk mencapai komitmen liberalisasi yang dibangun di atas

komitmen negara-negara peserta RCEP di bawah GATS dan FTA

ASEAN + 1. Semua sektor dan mode pasokan akan dikenakan

negosiasi.)

III. INVESTMENT

The RCEP will aim at creating a liberal, facilitative, and competitive

investment environment in the region. Negotiations for investment

under the RCEP will cover the four pillars of promotion, protection,

facilitation and liberalization. (INVESTASI RCEP akan bertujuan

untuk menciptakan lingkungan investasi yang liberal, fasilitatif, dan

kompetitif di kawasan ini. Negosiasi untuk investasi di bawah RCEP

akan mencakup empat pilar promosi, perlindungan, fasilitasi, dan

liberalisasi.)

IV. ECONOMIC AND TECHNICAL COOPERATION

Economic and technical cooperation under the RCEP will aim at

narrowing development gaps among the parties and maximizing

mutual benefits from the implementation of the RCEP agreement. The

economic and technical cooperation provisions in the RCEP will build

upon existing economic cooperation arrangements between ASEAN

and ASEAN’s FTA partners participating in the RCEP. Cooperation

Page 64: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

46

activities should include electronic commerce and other areas that

would be mutually agreed upon by the RCEP participating countries.

(EKONOMI DAN TEKNIS KERJASAMA, RCEP akan bertujuan

untuk mempersempit kesenjangan pembangunan di antara para pihak

dan memaksimalkan saling menguntungkan dari pelaksanaan

perjanjian RCEP. Ketentuan kerjasama ekonomi dan teknis dalam

RCEP akan dibangun di atas pengaturan kerjasama ekonomi yang ada

antara ASEAN dan mitra FTA ASEAN yang berpartisipasi dalam

RCEP. Kegiatan kerjasama harus mencakup perdagangan elektronik

dan bidang lain yang akan disepakati bersama oleh negara-negara

peserta RCEP)

V. INTELLECTUAL PROPERTY

The text on intellectual property in the RCEP will aim to reduce IP-

related barriers to trade and investment by promoting economic

integration and cooperation in the utilization, protection and

enforcement of intellectual property rights. (KEKAYAAN

INTELEKTUAL, Teks tentang kekayaan intelektual dalam RCEP

akan bertujuan untuk mengurangi hambatan terkait IP untuk

perdagangan dan investasi dengan mempromosikan integrasi ekonomi

dan kerja sama dalam pemanfaatan, perlindungan, dan penegakan hak-

hak kekayaan intelektual.)

VI. COMPETITION

Provisions on competition will form the basis for parties to cooperate

in the promotion of competition, economic efficiency, consumer

Page 65: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

47

welfare and the curtailment of anti-competitive practices while

cognizant of the significant differences in the capacity and national

regimes of RCEP participating countries in the area of competition.

(PERSAINGAN Ketentuan mengenai kompetisi akan menjadi dasar

bagi pihak-pihak untuk bekerja sama dalam mempromosikan

kompetisi, efisiensi ekonomi, kesejahteraan konsumen dan

pengurangan praktik anti-persaingan sementara menyadari perbedaan

signifikan dalam kapasitas dan rezim nasional negara-negara peserta

RCEP di wilayah tersebut. kompetisi.)

VII. DISPUTE SETTLEMENT

The RCEP will include a dispute settlement mechanism that would

provide an effective, efficient and transparent process for

consultations and dispute resolution. (PENYELESAIAN SENGKETA

RCEP akan mencakup mekanisme penyelesaian perselisihan yang

akan memberikan proses konsultasi dan penyelesaian perselisihan

yang efektif, efisien dan transparan.)

VIII. OTHER ISSUES

The RCEP negotiations will consider including other issues covered by

FTAs among RCEP participating countries, which may be identified

and mutually agreed in the course of negotiations, and take into

account new and emerging issues relevant to business realities.

(MASALAH LAINNYA Negosiasi RCEP akan mempertimbangkan

termasuk isu-isu lain yang dicakup oleh FTA di antara negara-negara

peserta RCEP, yang dapat diidentifikasi dan disepakati bersama dalam

Page 66: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

48

proses negosiasi, dan mempertimbangkan masalah baru dan yang

muncul yang relevan dengan realitas bisnis.)

Dalam perkembangan kerjasama RCEP telah melakukan beberapa

perbaikan dalam kesepakatan yang dilakukan dari tahun 2012 sampai 2019.

Kesepakatan-kesepakatan yang dilakukan dalam RCEP secara umum berfokus

pada bidang perdagangan barang, perdagangan jasa dan investasi. kerjasama

RCEP sudah melakukan dua belas kali pertemuan yang dimana delapan

diantaranya diwakili oleh masing-masing menteri dan sisanya diwakili oleh

masing-masing kepala negara setiap anggota RCEP. Di bawah ini terdapat hasil

kesepakatan yang dilakukan di setiap pertemuan.42

1. Kesepakatan dalam mengadopsi kerjasama RCEP yang dilakukan oleh

para kepala negara pada tahun 2012 di Kamboja.

2. Menyepakati pembentukan tiga working group atau kelompok kerja yaitu

dibidang perdagangan barang, perdagangan jasa dan investasi.

kesepakatan ini diwakili oleh para menteri yang dilakukan di Brunei

Darussalam pada tanggal 19 Agustus 2013.

3. Negosiasi kerjasama ekonomi lain seperti kekayaan intelektual, persaingan

dalam perdagangan, masalah hukum serta kelembagaan. Kesepakatan ini

diwakili oleh para menteri yang dilakukan di Myanmar pada tanggal 27

Agustus 2014.

4. Kesepakatan dalam membuat akses pasar yang substantif agar dapat

mencapai ekonomi modern, transparan dan adil. Kesepakatan ini membuat

negara berkembang dan negara maju mendapatkan keuntungan yang sama.

42 ASEAN, “Regional Comprehensive Economic Partnership” (asean.org?static_post=rcep-

regional-comprehensive-economic-partnership), 10 April 2019

Page 67: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

49

Hal ini disepakati oleh para menteri yang dilakukan di Malaysia pada

tanggal 24 Agustus 2015.

5. Penyempurnaan perjanjian RCEP dengan memberikan panduan kebijakan

strategis untuk memajukan negosiasi khususnya dalam perdagangan

barang, perdagangan jasa dan investasi. kesepakatan ini dilakukan oleh

para menteri di Filiphina pada tanggal 3-4 November 2016.

6. Kesepakatan dalam penambahan aturan yang memfasilitasi perdagangan

modern. Pertemuan ini dihadiri oleh para menteri di Vietnam pada tanggal

21-22 Mei 2017.

7. Kesepakatan dalam membentuk kelompok kerja baru yaitu kelompok kerja

pengadaan pemerintah dan sub-kelompok kerja pemulihan perdagangan.

Kesepakatan ini dilakukan di Filipina oleh para menteri pada tanggal 10

September 2017

8. Kesepakatan dalam meratifikasi peraturan disetiap kelompok kerja.

Kesepakatan ini dilakukan oleh masing-masing kepala negara yang

dilakukan di Filiphina pada tanggal 14 November 2017.

9. Negosiasi dalam membentuk peraturan yang memfasilitasi perdagangan

dan investasi agar dapat menghasilkan lebih meningkatkan pertumbuhan

ekonomi dan lahan pekerjaan. Kesepakatan ini dilakukan oleh para

menteri di Singapura pada tanggal 3 Maret 2018

4.3 Fokus Kepentingan Tiongkok di Bidang Kerjasama Ekonomi

Tiongkok sebagai sebuah negara yang berdaulat memiliki tujuan atau

kepentingan yang ingin dicapai. Kepentingan nasional Tiongkok berasal dari

Page 68: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

50

pelbagai sektor, salah satu yang memiliki perhatian tinggi bagi pemerintahannya

adalah sektor ekonomi perdagangan. Untuk sektor ekonomi perdagangan,

Tiongkok memiliki tujuh belas sub-sektor yang menjadi fokus dalam kepentingan

mereka, yaitu di antaranya ialah:43

1. To formulate the strategies, guidelines anad policies of developing

domestic and foreign trade with international economic cooperation, draft

the laws and regulations governing domestic and foreign trade, foreign

investment in Tiongkok, foreign assistance, overseas investment and

foreign economic cooperation, devise relevant departmental rules and

regulations. (untuk merumuskan strategi, pedoman dan kebijakan

perdagangan dalam dan luar negeri serta kerjasama ekonomi internasional,

menentukan rancangan undang-undang dan peraturan yang mengatur

perdagangan dalam dan luar negeri, investasi asing di Tiongkok, bantuan

asing dan kerjasama ekonomi lainnya.

2. To advance the structural readjustment of distribution industries, guide

the reform of distribution enterprises, the development of commercial and

trade services. Promote distribution standardization and such modern

distribution modalities as chain operation, franchising, logistics and e-

commerce. (untuk memajukan penyesuaian struktural industri distribusi,

memandu reformasi perusahaan distribusi, pengembangan layanan

komersial dan perdagangan jasa. Mempromosikan perusahaan kecil dan

standarisasi distribusi sert modalitas distribusi modern seperti sistem rantai

toko, waralaba, logistic dan penjualan elektronik.

43 EIU, “Ministry of Commerce People’s Republic of Tiongkok.”, (https://store.eiu.com

/product/country-commerce/china). 10 April 2019

Page 69: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

51

3. To formulate development plans for domestic trade, foster and develop

urban and rural markets, study and put forward the policies guiding

domestic and foreign capital to flow to the development of a market

system, to guide the program of bulk commodities retail markets and the

planning of urban commercial networks, guide the construction of the

commercial system, advance rural market system construction, and

organize and implement modern rural distribution networks. (Untuk

merumuskan rencana pengembangan perdagangan dalam negeri,

menumbuhkan dan mengembangkan pasar perkotaan dan pedesaan,

mempelajari dan mengedepankan kebijakan yang memandu modal

domestik dan asing untuk mengalir ke pengembangan sistem pasar)

4. To lead the coordination work for rectifying and standardizing

international market economy order, formulate policies for standardizing

market operation and distribution order, promote credit building in

commerce sectors, give guidance to sales based on business credit,

construct public service platforms based on market credibility, and

supervise and administer the special distribution industries according to

relevant rules. (Untuk memimpin pekerjaan koordinasi dalam

memperbaiki dan membakukan tatanan ekonomi pasar internasional,

merumuskan kebijakan untuk membakukan operasi pasar dan tatanan

distribusi, mempromosikan pembangunan kredit di sektor perdagangan,

memberikan panduan untuk penjualan berdasarkan kredit bisnis,

membangun platform layanan publik berdasarkan kredibilitas pasar,

Page 70: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

52

mengawasi dan mengelola industri distribusi khusus sesuai dengan aturan

yang relevan).

5. To organize the adjustment of market of major consumer goods and

regulation of the distribution of major means of production, institute an

emergency management mechanism for the market supply of life

necessities, monitor and analyze market activities and commodity supply

and demand, study and analyze the commodity information to make

forecasts, issue early warnings and provide guiding information. To be

responsible for important consumer goods reserve management and

market regulation in line with its assignments. To supervise and regulate

refined oil distribution in accordance with relevant regulations. (Untuk

mengatur penyesuaian pasar barang-barang konsumen utama dan regulasi

distribusi alat-alat produksi utama, buat mekanisme manajemen darurat

untuk pasokan pasar kebutuhan hidup, memantau dan menganalisis

kegiatan pasar dan penawaran dan permintaan komoditas, mempelajari

dan menganalisis komoditas informasi untuk membuat ramalan,

mengeluarkan peringatan dini dan memberikan informasi panduan.

Bertanggung jawab atas manajemen cadangan barang konsumen yang

penting dan regulasi pasar sesuai dengan penugasannya. Mengawasi dan

mengatur distribusi minyak sulingan sesuai dengan peraturan terkait.)

6. To work out measures for the regulation of import and export commodities

and processing trade, and compile catalogues of import and export

commodities and technologies. To draft polices and measures for

facilitating the transformation of foreign trade growth pattern. To

Page 71: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

53

organize the implementation of import and export quota plan of important

industrial products, raw materials and important agricultural products. To

work with other ministries and commissions to coordinate the import and

export of bulk commodities, guide trade promotion activities and the

development of the foreign trade promotion system. (Untuk menyusun

langkah-langkah pengaturan impor dan ekspor komoditas dan

pemprosesan perdagangan, dan menyusun katalog impor dan ekspor

komoditas dan teknologi. Untuk menyusun kebijakan dan langkah-langkah

untuk memfasilitasi transformasi pola pertumbuhan perdagangan luar

negeri. Untuk mengatur pelaksanaan rencana kuota impor dan ekspor

produk industri penting, bahan baku dan produk pertanian penting. Untuk

bekerja dengan kementerian dan komisi lain untuk mengoordinasikan

impor dan ekspor komoditas curah, membimbing kegiatan promosi

perdagangan dan pengembangan sistem promosi perdagangan luar negeri.)

7. To draft and execute policies concerning trade in technology, export

control and policies encouraging the import and export of technology and

complete set of equipment; to push forward the establishment of foreign

trade standardization system. To supervise technology introduction,

equipment import, export of domestic technologies subject to state export

restriction, and to issue import and export licenses pertaining to national

security issues such as nuclear non-proliferation in conformity with

laws. (Untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan tentang perdagangan

teknologi, kontrol ekspor dan kebijakan yang mendorong impor dan

ekspor teknologi dan serangkaian peralatan lengkap; untuk mendorong

Page 72: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

54

pengembangan sistem standardisasi perdagangan luar negeri. Untuk

mengawasi pengenalan teknologi, impor peralatan, ekspor teknologi dalam

negeri yang tunduk pada pembatasan ekspor negara, dan untuk

menerbitkan izin impor dan ekspor yang berkaitan dengan masalah

keamanan nasional seperti non-proliferasi nuklir sesuai dengan undang-

undang.)

8. To lead the efforts to draft development plans for trade in services and

carry out relevant work, work with other ministries and commissions to

formulate and enforce the plans and policies for promoting services export

and services outsourcing development. To facilitate the construction of

services outsourcing platforms. (Untuk memimpin upaya untuk menyusun

rencana pengembangan untuk perdagangan jasa dan melakukan pekerjaan

yang sesuai, bekerja dengan kementerian dan komisi lain untuk

merumuskan dan menegakkan rencana dan kebijakan untuk

mempromosikan layanan ekspor dan pengembangan layanan outsourcing.

Untuk memfasilitasi pembangunan platform layanan outsourcing.)

9. To formulate multilateral and bilateral (including regional and free trade

area) trade and economic cooperation strategies and policies, be

responsible for multilateral and bilateral negotiations on trade and

economic issues, coordinate domestic positions in negotiating with foreign

parties, and to sign the relevant documents and monitor their

implementation. To establish multilateral and bilateral intergovernmental

liaison mechanisms for economic and trade affairs and organize the

related work. (Untuk merumuskan strategi dan kebijakan perdagangan

Page 73: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

55

multilateral dan bilateral (termasuk kawasan perdagangan bebas dan

regional), bertanggung jawab atas negosiasi multilateral dan bilateral

mengenai isu-isu perdagangan dan ekonomi, mengoordinasikan posisi

domestik dalam bernegosiasi dengan pihak asing, dan menandatangani

dokumen yang relevan dan memonitor implementasinya. Untuk

membangun mekanisme penghubung antar pemerintah multilateral dan

bilateral untuk urusan ekonomi dan perdagangan dan mengatur pekerjaan

terkait.)

10. To organize and coordinate the work pertaining to antidumping,

countervailing, safeguard measures and other issues related to fair trade

for import and export. To institute a fair trade early warning mechanism

for import and export and organize foreign trade investigations and

industry injury investigations in compliance with law. To guide and

coordinate domestic efforts in responding to industry security inquires and

foreign antidumping, countervailing, and safeguard investigations.

( Untuk mengatur dan mengoordinasikan pekerjaan yang berkaitan dengan

tindakan antidumping, countervailing, upaya perlindungan dan masalah

lain yang terkait dengan perdagangan yang adil untuk impor dan ekspor.

Untuk melembagakan mekanisme peringatan dini perdagangan yang adil

untuk impor dan ekspor dan mengatur penyelidikan perdagangan luar

negeri dan investigasi cedera industri sesuai dengan hukum. Untuk

memandu dan mengoordinasikan upaya domestik dalam menanggapi

permintaan keamanan industri dan penyelidikan antidumping,

penyeimbang, dan upaya perlindungan asing.)

Page 74: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

56

11. To give general guidance to nationwide efforts in foreign investment. To

draw up and enforce foreign investment policies and reform schemes. To

examine and approve, according to relevant laws, the establishment and

changes thereafter of foreign-invested enterprises. To verify the contracts

and statutes of large-scale projects with foreign investment and their

major subsequent changes particularly stipulated in relevant legislations.

To supervise and inspect the enforcement of laws, regulations, contracts

and statutes by foreign-invested enterprises and coordinate the solution of

relevant issues. (Untuk memberikan panduan umum untuk upaya nasional

dalam investasi asing. Untuk menyusun dan menegakkan kebijakan

investasi asing dan skema reformasi. Untuk memeriksa dan menyetujui,

menurut undang-undang yang relevan, pendirian dan perubahan

sesudahnya dari perusahaan investasi asing. Untuk memverifikasi kontrak

dan ketetapan dari proyek-proyek skala besar dengan investasi asing dan

perubahan besar berikutnya, khususnya diatur dalam undang-undang yang

relevan.)

12. To be responsible for China's foreign economic cooperation efforts. To

formulate and implement policies on foreign economic cooperation, guide

and monitor overseas project contracting and labor service cooperation in

accordance with laws, promulgate policies governing the overseas

employment of Chinese citizens, and take the lead in protecting the rights

and interests of Chinese citizens providing labor services or taking up jobs

overseas. To work out administrative measures and specific policies

guiding China's outward investment and approve Chinese companies to

Page 75: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

57

invest in and set up overseas establishments (excluding financial

companies). (Bertanggung jawab atas upaya kerja sama ekonomi asing

Tiongkok. Untuk merumuskan dan menerapkan kebijakan tentang kerja

sama ekonomi asing, membimbing dan memantau kontrak proyek luar

negeri dan kerja sama layanan ketenagakerjaan sesuai dengan undang-

undang, mengumumkan kebijakan yang mengatur ketenagakerjaan warga

negara Tiongkok di luar negeri, dan memimpin dalam melindungi hak dan

kepentingan warga Negara Tiongkok yang menyediakan tenaga kerja

layanan atau mengambil pekerjaan di luar negeri. Untuk melakukan

tindakan administratif dan kebijakan khusus yang memandu investasi luar

Tiongko dan menyetujui perusahaan-perusahaan Tiongkok untuk

berinvestasi dan mendirikan perusahaan di luar negeri (tidak termasuk

perusahaan keuangan).

13. To be in charge of China's efforts in providing aid to foreign countries and

regions. To formulate and implement China's foreign aid policies and

plans, facilitate the reform on foreign aid provision modalities, compile

foreign aid programs, select foreign aid projects and organize their

implementations. To manage funds in the nature of China's official foreign

assistance, the grant aid provided to China through multilateral and

bilateral channels (excluding the grants provided by foreign governments

and international financial institutions under the framework of fiscal

cooperation) and other development cooperation programs. (Untuk

bertanggung jawab atas upaya Tiongkok dalam memberikan bantuan

kepada negara dan wilayah asing. Untuk merumuskan dan

Page 76: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

58

mengimplementasikan kebijakan dan rencana bantuan luar negeri

Tiongkok, memfasilitasi reformasi modalitas penyediaan bantuan luar

negeri, menyusun program bantuan asing, memilih proyek-proyek bantuan

asing dan mengatur implementasinya. Untuk mengelola dana dalam

bentuk bantuan asing resmi Tiongkok, bantuan hibah diberikan kepada

Tiongkok melalui saluran multilateral dan bilateral (tidak termasuk hibah

yang diberikan oleh pemerintah asing dan lembaga keuangan internasional

di bawah kerangka kerja sama fiskal) dan program kerja sama

pembangunan lainnya.)

14. To organize the direct trading activities with Taiwan, and deal with

bilateral and multilateral trade issues involving Taiwan. (Untuk mengatur

kegiatan perdagangan langsung dengan Taiwan, dan menangani masalah

perdagangan bilateral dan multilateral yang melibatkan Taiwan.)

15. To launch anti-monopoly investigations on the concentration of

undertakings, guide Chinese companies' response to monopoly allegations

overseas and carry out bilateral and multilateral exchanges and

cooperation on competition policies. (Untuk meluncurkan investigasi anti-

monopoli pada konsentrasi usaha, membimbing respon perusahaan

Tiongkok terhadap tuduhan monopoli di luar negeri dan melakukan

pertukaran bilateral dan multilateral dan kerjasama mengenai kebijakan

persaingan.)

16. To steer the work of the commercial branches of China's permanent

missions to the WTO, to the UN and other relevant international

organizations, as well as Chinese embassies in foreign countries,

Page 77: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

59

providing guidance to their work, and training and selecting the staff. To

keep in touch with the representative offices of multilateral and

international economic and trade organizations in China and the

commercial functions of foreign diplomatic missions in China. (Untuk

mengarahkan pekerjaan cabang komersial dari misi permanen Tiongkok

ke WTO, ke PBB dan organisasi internasional terkait lainnya, serta

kedutaan besar Tiongkok di negara-negara asing, memberikan panduan

untuk pekerjaan mereka, dan melatih serta memilih staf. Untuk tetap

berhubungan dengan kantor perwakilan organisasi ekonomi dan

perdagangan multilateral dan internasional di Tiongkok dan fungsi

komersial misi diplomatik asing di Tiongkok.) 17. To undertake other assignments entrusted by the State Council. (Untuk

melakukan tugas-tugas lain yang dipercayakan oleh Dewan Negara.)

Page 78: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

91

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

1. Terdapat tiga motif kepentingan yang dimiliki oleh Tiongkok dalam upayanya

menginisiasi kerjasama RCEP. Tiga kepentingan tersebut di antaranya ialah

kepentingan ekonomi, kepentingan politik dan kepentingan rivalitas Tiongkok

dan Amerika Serikat terutama di kawasan Asia Tenggara. Faktor-faktor yang

mendasari kepentingan ekonomi ialah sumber daya alam, sumber daya

manusia, keuntungan dalam investasi dan memperluas jaringan perdagangan.

Faktor yang mendasari kepentingan politik ialah memperkuat citra negara

super power, menguasai bidang ekonomi di beberapa sektor seperti perdangan

dan investasi, mempertahankan hegemoni pada sektor perdagangan dengan

negara-negara ASEAN, terakhir yaitu untuk membuat negara anggota RCEP

bergantung secara ekonomi dengan Tiongkok khususnya negara berkembang.

Faktor yang mendasari kepentingan rivalitas Tiongkok dan Amerika Serikat

adalah untuk mengubah hegemoni di bidang ekonomi dalam beberapa sektor

yang selama ini dikuasai oleh Amerika Serikat terutama di kawasan Asia

Tenggara. Keberadaan kerjasama yang dibentuk oleh Amerika Serikat dinilai

dapat mengancam keberadaan Tiongkok.

Page 79: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

92

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa kepentingan terkait rivalitas Tiongkok

dan Amerika Serikat terutama di kawasan Asia Tenggara menjadi motif

kepentingan terkuat yang dimiliki oleh Tiongkok. Kerjasama RCEP dinilai

berhasil membuat Tiongkok menggeser hegemoni Amerika Serikat dalam

beberapa sektor ekonomi seperti ekspor, impor, dan investasi.

6.2 Saran

Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan dalam penelitian ini

diantaranya :

1. Saran ini ditunjukan untuk beberapa negara berkembang yang menjadi

anggota RCEP untuk mengkaji lebih dalam terkait peningkatan kerjasama

RCEP. Hal ini dikarenakan negara-negara berkembang akan mengalami

ketimpangan keuntungan, khususnya dengan negara-negara besar seperti

Tiongkok ataupun Jepang.

2. Saran selanjutnya yaitu untuk Pemerintah Indonesia yang menjadi salah satu

anggota RCEP. Saran yang diberikan ialah untuk mempersiapkan

kepentingan yang ingin dinegosiasikan dalam kerjasama RCEP. Hal ini

dilakukan untuk dapat memperoleh keuntungan yang seimbang dengan

negara-negara lainnya termasuk dengan Tiongkok. Saran lainnya bagi

Pemerintah Indonesia ialah untuk mempersiapkan sumber daya manusia

Indonesia agar mampu bersaing dengan negara-negara lainnya dalam sektor

perdagangan jasa.

Page 80: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

93

3. Terakhir, untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan fokus penelitian

kepentingan Tiongkok dalam RCEP terutama dengan negara-negara selain

dari kawasan Asia Tenggara yang juga menjadi anggota RCEP.

Page 81: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Carlnaes, Walter, Thomas Risse and Beth A. Simmons. 2004. Handbook of

International Relations. London: SAGE Publications.

Cresswell, W. John. 2014. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed

Methods Approaches(4th Edition). USA: SAGE Publication, Inc.

Dahl, A. Robert and Charles E. Lindblom. 1963. Politics, Economic and Walfare

(Planning and Politico-Economic System Resolved into Basic Social Proceses).

Harper & Row Publishers: New York.

Frankel, Joseph. 1970. Key Concept in Political Science, National Interest. Pall Mall

Press: London

Gilpin, Robert. 2001. Global Political Economy: Understanding the International

Economic Order. Priceton University Press: New Jersey.

Jackson, Robert and Georg Sorensen. 2013. Introduction to International Relations:

theories and approaches. 5th ed. New York: Oxford University Press.

Jack C. Plano and Roy Olton, 1988, The International Relation Dictionary(Fourth

Edition), Western Michigan University.

Jagannath P. Panda, 2014, Factoring the RCEP and the TPP: China, india and the

Politics of Regional Integration, Publisher: Rouledge.

Keohane, O. Robert. 1984. After Hegemoni: Cooperation and Discord In The World

Political Economy. New Jersey: Princenton University Press.

Min Ye, 2015, China and Competing Cooperation in Asia Pasific: TPP, RCEP, and

the New Silk Road. Taylor and Francis Group.

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.

Organski, A.F.K. 1968. World Politics (second edition). Random Hause: United

States.

Plano, C. Jack and Roy Olton. 1988. The International Relations Dictionary (Fourth

Edition). Western Michigan University.

Page 82: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

Viotti, R. Paul and Mark V. Kauppi. 2012. International Relations Theory: Fifth

Edition. Glanview: Pearson Education, Inc

.

Walliman, Nicholas. 2011. Research Methods: The Basic. New York, Routledge.

Wayne M. Morrison, 2018, China’s Economic Rise: History, Trends, Challenges,

and Implications for the United States. Congressional Research Service.

Yang Jiang, 2013, China’s Policymaking for Regional Economic Cooperation,

Palgrave Macmillan: United States.

B. Jurnal dan Penelitian

Bussman, Margit and John R. Oneal. 2007. Do Hegemons Distribute Private

Goods? A Test of Power-Transition Theory. Sage Publication. Vol. 51 No. 1.

Hoadley, Stephen and Jian Yang. 2007. China’s Cross-Regional FTA Initiatives:

Towards Comprehensive National Power. Pacific Affairs: University of British

Columbia. Vol. 80. No. 2.

I.William Zartman, James A. Paul and John P. Entelis, 2014, An Economic Indicator

of Socio Political Unrest, Cambrige University Press. Vol. 2. No. 4.

John Ravenhill, 2016, The Political Economy of an “Asian” Mega-FTA The

Regional Comprehensive Economic Partnership. The University of California

Pres’s. vol. 56, no. 6.

Khan, Shamsul and Lei Yu. 2013. Evolving China-ASEAN Relations and CAFTA:

Chinese Perspectives on China Initiatives in Relation to ASEAN plus 1.

University of South Australia: Australia. Vol.13 No.10.

Lemke, Douglas. 1997. The Continuation of History: Power Transition Theory and

The End of The Cold War. Florida State University. Vol.34 No. 1.

Plesis, Du Ambrose. 2014. The Forum on China-Africa Cooperation, Ideas and Aid:

National Interest(s) or Strategic Partnership?. London: Sage Publication. Vol.

6 No. 2.

Rafael Leak-Arcas, 2013, China and the Regional Comprehensive Economic

Partnership. Queen Mary University of London. Vol. 35. No, 2.

Siitonen, Lauri. 1990. Political Theories of Development Cooperation – A Study of

Theories of International Cooperation. Helsinki: World Intitute for

Development Economic Research of The United Nations University. Working

Paper, No.86.

Page 83: KEPENTINGAN TIONGKOK DALAM KERJASAMA REGIONAL …digilib.unila.ac.id/57608/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 2019. 7. 4. · SANWACANA Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat

William Zartman, James A Paul and John P. Entelis, 2014, An Economic Indicator

of Socio-Political Unrest. Cambridge University Press. Vol 2, no.4.

Yin, Xiangshuo. 2004. The Impact of The China-ASEAN Free Trade Area on

Regional Trade. Institut for National Security Strategy. Vol. 18 no.2.

C. Situs Internet Resmi dan Publikasi

History of Trade : http://www.wto.org

Regional Comprehensive

Economi Partnership : http://www. asean.org

World Bank : https://data.worldbank.org

Economist Intelligence Unit : https://store.eiu.com

Badan Pusat Statistik : www.bps.go.id

Tiongkok GNP : www.ceicdata.com

Trade in Goods : https://data.aseanstats.org