paper seminar anti korupsi-tiongkok (compiled) final

47
PEMBERANTASAN KORUPSI DI TIONGKOK 7777 Kelompok 4: - Agus Tubels N. (02) - Ari Widyastuti (04) - Fadel Khalif M. (11) - Ilham Tohari (14) - Irsyad Qomar 7B STAR SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA PROGRAM DIPLOMA IV AKUNTANSI 2015

Upload: irsyad-qomar

Post on 26-Sep-2015

38 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Paper Seminar Anti Korupsi-Tiongkok (Compiled) FINAL

TRANSCRIPT

PEMBERANTASAN KORUPSI DI TIONGKOK

1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang MasalahKorupsi merupakan hal yang sudah membudaya di Tiongkok. Korupsi dimulai sejak zaman kekaisaran. Keluarga kaisar hidup mewah dengan menggunakan pajak masyarakat. Selain itu, dari sisi pengumpul pajak juga menerima suap atas pembayaran pajak tersebut agar pajak yang dibayarkan lebih kecil dari yang seharusnya. Budaya korupsi tetap dilanjutkan pada masa Pemerintahan Republik Tiongkok. Pada era Chiang Kai Shek (1928) dibentuk badan untuk memerangi korupsi yaitu kelompok penumpas harimau. Namun badan ini malah menjadi senjata untuk melakukan pemerasan terhadap orang-orang kaya dengan menggunakan wewenang sebagai kelompok penumpas harimau. Pada masa Mao Tse Tung, korupsi dilaksanakan tidak dalam pengertian konvensional seperti menerima suap, namun pejabatnya diberi hak untuk menikmati standar hidup yang khusus dengan perbedaan berjenjang yang mendetail. Pada masa Deng Xiao Ping sudah dimulai upaya pemberantasan korupsi meskipun belum optimal karena aparat yang tidak berani bertindak tegas terhadap pelaku korupsi yang biasanya adalah orang besar. Hingga pada zaman pasca pemerintahan Deng Xiao Ping yaitu era modern, muncullah Zhu Rong Ji yang merupakan pelopor reformasi dan pemberantasan korupsi di Tiongkok sehingga pertumbuhan ekonomi Tiongkok melesat maju.Kesadaran anti korupsi muncul di Tiongkok karena adanya kesadaran bahwa korupsi merupakan kejahatan ekonomi. Kesadaran ini sebenarnya sudah tumbuh sejak zaman Pemerintahan Republik Tiongkok yaitu era Chiang Kai Shek (1928) namun upaya- upaya yang dilakukan belumlah efektif. Akibatnya perekonomian Tiongkok mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. Padahal potensi ekonomi yang dimiliki oleh Tiongkok sangatlah besar sekali.Berdasarkan kesadaran anti korupsi tersebut, ditempuh langkah- langkah pemberantasan korupsi yang kongkrit yaitu pada zaman Zhu Rong Ji (1997-2002). Ketegasan yang diterapkan oleh Zhu Rong Ji membawa Tiongkok menuju masa keemasan perekonomiannya. Potensi yang selama ini terpendam sedikit demi sedikit dapat dimunculkan karena telah munculnya keefektivan dan keefisienan produksi barang dan jasa Tiongkok. Untuk mencapai hal tersebut berbagai langkah ditempuh oleh pemerintah Tiongkok dalam memberantas korupsi. Langkah yang paling mentereng adalah hukuman mati terhadap pelaku korupsi di Tiongkok. Teknik untuk menjerat pelaku korupsi juga didesain sedemikian rupa sehingga pengadilan korupsi di Tiongkok merupakan salah satu yang terbesar. Selain itu Tiongkok juga turut andil dalam meratifikasi Konvensi Persatuan Bangsa- bangsa (PBB) mengenai pemberantasan korupsi.Harapan pemerintah Tiongkok sangat besar sekali dalam pemberantasan korupsi. Berbekal potensi ekonominya yang sangat besar sekali diharapkan Tiongkok dapat menyalip Amerika Serikat sebagai Negara dengan perekonomian terbesar dunia. Hal tersebut hanya dapat dicapai apabila Tiongkok telah mampu mencapai tingkat optimal dari potensinya. Dan cara untuk mencapai tingkat optimal dari potensi ekonomi Tiongkok adalah dengan memberantas korupsi. Makalah ini menguraikan lebih rinci mengenai pemberantasan korupsi di Tiongkok. Sepatutnyalah nilai- nilai yang positif dalam pemberantasan korupsi di Tiongkok dipetik menjadi pelajaran bagi Bangsa Indonesia dalam memberantas korupsi.1.2. Maksud dan TujuanMaksud dari tulisan ini adalah memberikan gambaran upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok dalam memberantas praktik korupsi. Gambaran tersebut meliputi praktik korupsi yang terjadi, langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi, serta hasil dan capaian dari upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok. Tujuan penulisan adalah sebagai studi perbandingan dan pembelajaran bagi pemberantasan korupsi di Indonesia.1.3. Perumusan Masalah 1.3.1. Praktik korupsi apa saja yang pernah terjadi di Tiongkok? 1.3.2. Bagaimana langkah pemberantasan korupsi yang dilakukan oleh Negara Tiongkok? 1.3.3. Bagaimana cara Tiongkok mencegah terjadinya tindak korupsi? 1.3.4. Apa prestasi Tiongkok dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi?2. Landasan Teori2.1. Pengertian KorupsiMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Menurut Andi Hamzah dalam bukunya Pemberantasan Korupsi melalui Hukum Pidana Nasional dan Internasional secara harfiah korupsi diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau ucapan yang menghina, atau memfitnah. Selain dari beberapa literatur, Undang-Undang No.31 Tahun 1999 j.o Undang-Undang No.20 Tahun 2001 juga telah membahas mengenai pengertian korupsi. Berdasarkan pasal-pasal dalam Undang-Undang tersebut, korupsi dirumuskan sebagai kegiatan yang berkaitan dengan kerugian keuangan negara, suap-menyuap, penggelapan dalam jabatan, pemerasan, perbuatan curang, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan gratifikasi.2.2. Pemerintahan di TiongkokTiongkok merupakan negara yang berbentuk republik yang pemerintahannya dipimpin oleh presiden. Tiongkok mempunyai kekuasaan atas 4 cabang (Yuan) yaitu Yuan Eksekutif, Yuan Perwakilan, Yuan Kehakiman dan Yuan Pengawas. Presiden melantik anggota Yuan Eksekutif sebagai anggota kabinetnya termasuk Perdana Menteri yang bertanggungjawab terhadap polisi dan pengendalian ketertiban.Hampir seluruh konstitusi Tiongkok memberikan kekuasaan sentral kepada Konggres Nasional Rakyat Tiongkok yang memungkinkan Konggres Nasional tersebut leluasa untuk mengawasi dan mengendalikan pemerintah. Badan utama perwakilan merupakan Dewan Perwakilan Rakyat dengan 225 kursi dimana 168 darinya diisi oleh anggota hasil pemilu. Sisanya dibagikan secara proporsional antara keseluruhan yang diterima partai (41 kursi), wilayah seberang lautan 8 kursi) dan kursi khusus penduduk asli Taiwan (8 kursi). Para anggota dewan ini memiliki masa jabatan 3 tahun. Pada awalnya Dewan Konstituante Nasional, sebagai badan konstitusi dan wakil rakyat umumnya, mempunyai sedikit kekuasaan legislatif, akan tetapi dewan ini telah dihapuskan pada tahun 2005 dan kekuasaan untuk merancang konstitusi diserahkan kepada Yuan Perwakilan dan pemilih dari kalangan rakyat.3. Pembahasan3.1 Praktik Korupsi di Tiongkok3.1.1. Periodisasi sejarah praktik korupsi di Tiongkok3.1.1.1. Jaman KekaisaranKorupsi yang berlangsung di Tiongkok telah berakar sejak ribuan tahun yang lalu ketika kekuasaan masih dipegang kekaisaran. Keluarga kaisar hidup dengan mewah. Biaya gaya hidup bangsawan ini ditanggung oleh pajak rakyat. Mulai di sini saja sudah timbul praktik korupsi, yaitu pengumpul pajak secara langsung mengambil hasil pajak rakyat, serta dengan menerima suap atas pajak tersebut. Ketika kekayaan alam melimpah, input ke kerajaan juga semakin besar. Pada saat inilah, pemerintah pusat membangun istana mewah, jalan raya, kanal-kanal, tembok pertahanan dan sebagainya yang sangat memakan biaya. Klan kekaisaran, bangsawan, dan pejabat tinggi terus bertambah banyak dan terbiasa dengan gaya hidup mewah. Banyak tanah dan petani penggarapnya yang digunakan untuk kepentingan pribadi kelas penguasa dan hanya sedikit yang membayar pajak pada pemerintah pusat. Pengeluaran pemerintah terus meningkat sementara pendapatannya kecil, sehinggaakhirnya mengalami kesulitan keuangan yang serius. Kesulitan ekonomi dan pemerintahan semakin terakumulasi Untuk menghadapi defisit keuangan, pemerintah menaikkan pajak para petani. Karena kesulitan keuangan, proyek pembangunan tidak terselesaikan, kanal-kanal atau saluran air dibiarkan terbengkelai menyebabkan banjir atau kekeringan. Kegagalan panen yang dulunya dapat ditangani dengan lumbung-lumbung persediaan milik pemerintah, sekarang menyebabkan kelaparan, yang kemudian menyebabkan munculnya perbanditan dan akhirnya timbul pemberontakan petani. Praktik korupsi yang juga banyak tercatat dalam sejarah Tiongkok adalah korupsi yang dilakukan oleh kasim istana. Kasim istana bertugas melayani selir kaisar dan memimpin urusan rumah tangga sehingga biasanya banyak mengetahui rahasia dalam istana. Fungsi mereka juga menyebar ke bidang lain termasuk kemiliteran. Kaisar dimabukkan dengan segala kenikmatan yang sengaja diciptakan oleh kasim sehingga kasim dapat berlaku sebagai penguasa. Awal dari keruntuhan dinasti Ching, dinasti terakhir dalam sejarah kekaisaran di Tiongkok, salah satunya juga ditandai dengan maraknya korupsi dalam birokrasi puncak. Kasim Ho-shen yang mendapat kepercayaan dari Kaisar Chieng Lung untuk memimpin bagian pendapatan dan kepegawaian bersekongkol dengan jenderal Fu-kang-an melakukan korupsi dana operasi militer. Akibatnya kemiliteran Manchu mengalami kemerosotan. 3.1.1.2. Masa Pemerintahan Republik Tiongkok Pada era Chiang Kai Shek (1928) korupsi terus berlangsung, dan bahkan telah menjadi epidemi pada masa pemerintahan nasionalis. Korupsi merajalela di mana-mana, memaksa Chiang Kai Shek membentuk badan khusus untuk memeranginya. Badan itu dinamakan Kelompok Penumpas Harimau, karena rakyat membandingkan para pejabat yang korup dengan harimau yang buas. Badan itu mempersilakan rakyat untuk mengajukan keluhan. Tetapi kemudian ternyata bahwa sesungguhnya badan itu justru dijadikan sebagai alat oleh mereka yang benar-benar mempunyai kekuasaan untuk memeras uang dari orang-orang kaya. Bahkan menumpas harimau kemudian menjadi pekerjaan yang menguntungkan (Jung Chang, 2005:80). Bentuk-bentuk korupsi yang umumnya terjadi di kalangan masyarakat, di antaranya adalah pemerasan secara terang-terangan. Apabila permintaan tersebut ditolak maka dianggap sebagai penentang Kuomintang dan akan langsung dituduh sebagai komunis, dan hal itu berarti ditangkap dan disiksa. Para petani enggan menjual hasil bumi ke kota karena mereka harus melewati pos-pos pemeriksaan Kuomintang dan dipaksa membayar uang sogokan atau menyerahkan barang dagangan. Bahkan Chiang Kai Shek dan keluarganya terlibat erat dalam korupsi, demikian pula pejabat dari tingkat pusat hingga daerah dan para jenderalnya. Korupsi ditengarai menjadi salah satu penyebab jatuhnya Kuomintang, salah satunya atas dana bantuan milliter dari Amerika Serikat yang diselewengkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok.3.1.1.3. Era Mao Tse TungKomunis berhasil menarik simpati dan mendapat dukungan jutaan rakyat dengan menjanjikan pemerintahan yang bersih, tetapi beberapa pejabat mulai menerima suap atau mendahulukan kepentingan kerabat dan teman-teman mereka. Mao segera melakukan gerakan-gerakan untuk membersihkan Tiongkok dari korupsi dengan kampanye-kampanye yang bertujuan untuk membersihkan kelas kapitalis dan menciptakan masyarakat komunis. Pada akhir tahun 1951 dilaksanakan kampanye tiga anti (san fan) yaitu pencurian, pemborosan dan birokratisme. Tujuannya untuk menakut-nakuti siapa saja yang mempunyai akses ke uang pemerintah agar tidak korup. Pemerintah menghukum mati, memenjarakan dan memecat pejabat-pejabat yang melakukan korupsi. Mereka yang dituduh menggelapkan uang dijuluki macan. Bagi mereka yang menggelapkan uang lebih dari 10.000 yuan adalah macan besar dan pantas mendapatkan hukuman mati (Jung Chang, 2007:427). Pada bulan Januari 1952 diberlakukan Gerakan Lima Anti (wu fan) yang ditujukan kepada golongan masyarakat yang lebih luas terutama kaum kapitalis, pengusaha-pengusaha swasta yang propertinya belum disita untuk memaksa mereka mengeluarkan uang dalam jumlah yang besar dan menakuti mereka dengan tuduhan melakukan suap dan menghindari pajak. Gerakan ini ditujukan untuk menumpas lima macam kejahatan: suap-menyuap, tidak membayar pajak, pencurian uang negara, menipu kontrak dengan pemerintah dan mencuri informasi ekonomi milik negara. Sejak kedua kampanye itu sangat sedikit orang yang berani menggerogoti uang negara. Pada pertengahan 1953 pelaksanaan Kampanye Tiga Anti dan Kampanye Lima Anti mulai mengendur. Kaum kapitalis habis ditumpas, begitu pula orang-orang Kuomintang. Kampanye ini juga banyak membawa korban orang-orang yang tidak bersalah karena kampanye dilaksanakan berdasarkan kriteria yang tidak jelas dan dendam pribadi, bahkan gossip pun dapat dijadikan sebagai dasarnya (Jung Chang, 196). Pemerintah komunis Mao pada akhirnya memang tidak korup dalam pengertian konvensional, misalnya tidak menerima suap tetapi para pejabatnya diberi hak untuk menikmati standar hidup yang khusus dengan perbedaan berjenjang yang mendetail. 3.1.1.4. Era Deng Xiao Ping Slogan yang sangat terkenal pada masa pemerintahan Deng Xiao Ping bahwa getting rich is glorious atau menjadi kaya itu mulia, berpengaruh bagi masyarakat Tiongkok dalam mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Masyarakat didorong untuk mengejar kemakmuran pribadi. Seruan Deng itu telah memberi rakyat Tiongkok ruang terbuka yang luas untuk memaksimalkan upaya menjadi kaya. Dalam kenyataannya, di banyak kasus seruan menjadi kaya itu mulia dimaknai dan diterapkan secara negatif sehingga korupsi di Tiongkok semakin meluas. Motif-motif korupsi yang paling menonjol sangat berkaitan erat dengan tradisi guanxi (koneksi) yang telah berakar sangat dalam. Tanpa guanxi bisnis tidak akan berjalan dan seseorang hampir pasti tidak akan mendapatkan apa yang dikehendakinya. Suap menyuap ataupun lewat jalan belakang merupakan praktek-praktek yang biasa dilakukan (Wang, 1985: 134). Hal ini semakin kuat ketika pandangan tentang uang berubah di Tiongkok. Peraturan dan perundang-undangan dibelokkan sehingga korupsi semakin meluas, penggunaan suap, sikap pilih bulu untuk mendapat barang-barang yang langka atau mendapatkan sesuatu melalui jalan belakang, maupun pemberian hadiah menjadi hal yang umum. Anak keturunan kader partai tertinggi dan kader pemerintah sering bertindak sebagai koneksi atau penghubung bagi pengusaha asing yang menginginkan hubungan dagang yang mapan dengan Tiongkok. Deng Xiao Ping memberikan perhatian serius pada pemberantasan korupsi dengan menyampaikan kritik atas lunaknya penanganan pelaku tindak korupsi yang disebutnya melakukan kejahatan ekonomi. Aparat yang berkepentingan dianggap tidak berani bertindak tegas, adanya mentalitas ragu dalam mengambil tindakan justru akan merugikan reformasi ekonomi yang sedang berlangsung. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan keras terhadap pelaku kejahatan ekonomi. Berbagai kebijakan untuk memerangi korupsi antara lain pada tahun 1982 PKC mengeluarkan dekrit dan keputusan Resolusi Menghancurkan Kejahatan Ekonomi, kampanye tahun 1980-1981 Kampanye mengurangi Privilese para Pejabat dan Tendensi Tidak Sehat dalam Partai, tahun 1982 Kampanye Menghancurkan kejahatan Ekonomi, tahun 1983 Kampanye Menghapuskan Ketidakberesan oleh Pejabat dalam Pembagian Perumahan, tahun 1984-1985 Kampanye Menghentikan Pejabat masuk dalam Kegiatan Perdagangan, tahun 1986-1987 Kampanye Menghukum Pelanggaran Undang-undang dan Disiplin Partai maupun Negara, tahun 1988-1989 Kampanye Membangun Pemerintah yang Bersih dan Mencegah Korupsi (I Wibowo, 2004:178). Berbagai kebijakan yang dikeluarkan mengindikasikan banyaknya kejahatan korupsi yang terjadi di Tiongkok saat itu. 3.1.1.5. Pasca Pemerintahan Deng Xiao Ping dan Era ModernKomitmen kuat penguasa Tiongkok untuk memberantas korupsi sudah dimulai sejak masa Zhu Rongji (1997-2002). Ucapannya yang sangat terkenal adalah Beri saya 100 peti mati, Sembilan puluh sembilan akan saya gunakan untuk mengubur para koruptor, dan satu untuk saya kalau saya melakukan tindakan korupsi." Pemberantasan korupsi yang dilakukan Perdana Menteri Tiongkok itu merupakan bagian dari reformasi birokrasi. Langkah ini memberikan kepastian hukum sehingga mampu menghimpun dana asing senilai 50 miliar dollar AS setiap tahun. Pertumbuhan ekonominya langsung melesat, terlepas dari kelemahannya. Bentuk keseriusan pemerintah Tiongkok dalam pemberantasan korupsi salah satunya juga diwujudkan dengan ikut meratifikasi Konvensi PBB melawan korupsi yang memasukkan suap kepada pejabat publik sebagai tindak kriminal oleh Kongres Rakyat Nasional pada bulan Oktober 2005.Meskipun media memberitakan bahwa Tiongkok semakin gencar melakukan pemberantasan korupsi, namun pada kenyataannya kasus korupsi yang terjadi di Tiongkok masih marak terjadi, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil Indeks Persepsi Korupsi/IPK (Corruption Perception Index/CPI) yang dikeluarkan oleh Transparency International Indonesia (TII), IPK Tiongkok menurun tajam dari skor 40, peringkat ke-80 (dari 175 negara) pada tahun 2013, menjadi skor 36, peringkat ke-102 (dari 180 negara).Selain itu, negeri yang terkenal dengan julukan tirai bambu ini juga menerapkan hukuman mati atas kasus korupsi. Vonis mati tersebut sudah dimulai sejak masa pemerintahan Zhu Rongji tahun 1997 dan masih diberlakukan sampai saat ini di bawah kekuasaan Presiden Xi Jinping. Beberapa contoh tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh tokoh elit Tiongkok dan dijatuhi vonis hukuman mati adalah sebagai berikut: Wakil Walikota Hangzhou: Xu Maiyong (52 tahun)Xu divonis mati dan dieksekusi pada Juli 2011 karena terbukti menerima suap senilai US$ 22,4 juta. Dia kerap melakukan intervensi dan bermain dalam proyek-proyek di wilayahnya, Hangzhou, kawasan di Tiongkok Timur yang tengah berkembang. Selain itu, dia ikut membantu pengurangan pajak. Wali Kota Suzhou: Jiang Renjie (62 tahun)Selaku pejabat negara dia dianggap lalai dan melakukan perbuatan korupsi dengan menerima suap dari perusahaan pengembang perumahan hingga puluhan juta dollar. Dia juga terbukti melakukan penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan. Jiang Renjie dieksekusi pada Juli 2011. Pejabat Bank: Xiao Hongbo (37 tahun)Xiao Hongbo dihukum mati pada 2001. Sebagai manajer cabang Bank Konstruksi Tiongkok, salah satu Bank BUMN, dia dinilai telah merugikan bank itu senilai Rp 3,9 miliar. Uang korupsi tersebut digunakan untuk membiayai 8 pacarnyadan untuk bergaya hidup mewah. Saat eksekusi, 8 pacarnya menangisi kepergian bankir yang royal tersebut. Pejabat Partai Komunis, Ketua Kongres Rakyat Nasional: Cheng Kejie WakilCheng Kejie sebenarnya sudah meminta pengampunan kepada Presiden Zhu Rongji. Namun upaya itu tak digubris, hukuman mati tetap digelar pada tahun 2000. Cheng terbukti menerima suap US$ 5 juta. Istrinya, Li Ping, turut dipenjara. Pengadilan menyita seluruh harta kekayaan milik pasangan itu. Pejabat Provinsi Jiangxi: Hu Chang-qing HuHu terbukti menerima suap berupa mobil dan uang mencapai Rp 5 miliar. Selama menjabat, dia terbukti ikut bermain-main dalam proyek pemerintah. Vonis pengadilan berupa hukuman mati pun diberikan kepadanya dan dieksekusi pada tahun 2000. Menteri Kereta Api Tiongkok: Liu Zhijun (60 tahun)Liu Zhijun dihukum mati karena melakukan korupsi dan penyelewengan kekuasaan. Pengadilan menemukan bahwa antara 1986 dan 2011 Liu menerima sekitar $10,5 juta uang semir atau korupsi. Ia juga bersalah menggunakan statusnya sebagai pejabat tinggi untuk memberi keuntungan kepada 11 mitra kerjanya.3.1.1.6. Masa Presiden Xi Jinping (2013-sekarang)Sejak tahun 2013, tepatnya pada tanggal 14 Maret 2013, Tiongkok memiliki Presiden baru yaitu Xi Jinping. Xi Jinping memusatkan perhatian pada upaya memerangi korupsi. Ia mempromosikan gaya hidup yang lebih sederhana dan melarang perwira militer melaksanakan pesta-pesta mewah. Ia juga berjanji untuk tak pandang bulu dalam perang antikorupsinya. Macan sampai lalat - semua akan ditangkap! Jelas, para pejabat tinggi Tiongkok pun tak bakal lolos. Mantan Komandan Keamanan Negara - Zhou YongkangMenurut pernyataan yang dirilis Kejaksaan Agung Tiongkok, penyelidikan telah menemukan bukti bahwa Zhou diduga mengambil keuntungan dari jabatannya untuk kepentingan pribadi dan keluarganya. Ia juga diduga memanfaatkan jabatannya untuk membantu kerabat, para istri simpanannya, dan juga sejumlah teman. "Juga membocorkan rahasia partai dan negara sembari menggerogoti aset milik negara." Fenomena Bunuh Diri Pelaku KorupsiSebelum Jinping berkuasa, pemberantasan korupsi sudah marak tapi belum semengerikan sekarang. Dulu, pejabat yang juga anggota Partai Komunis Tiongkok bisa memanfaatkan koneksi politik untuk menghindari bui, namun sekarang sudah tidak bisa lagi. Bahkan untuk tersangka yang kabur ke luar negeri, akan tetap dikejar oleh tim penyidik khusus. Hingga pada akhirnya banyak yang melakukan bunuh diri sebelum dieksekusi.Pada tahun 2013, total ada 23 kematian tidak lazim dialami pejabat Tiongkok baik di pusat maupun daerah. Sedangkan antara Januari-Juli 2014, tercatat ada enam pejabat yang diduga terlibat korupsi, bunuh diri. Salah satu nama besar yang pilih bunuh diri karena diumumkan terlibat kasus pencurian uang negara, adalah Wakil Kepala Badan Lembaga Penerangan Tiongkok Li Wufeng. Maret 2014 lalu, dia melompat dari atap kantornya.Tren bunuh diri ini menurut Pakar Anti Korupsi Pusdiklat Partai Komunis Lin Zhe tidak menggembirakan. Justru, patut diduga pejabat yang bunuh diri ingin melindungi keluarga. Kalau mereka buka mulut, anak-istri akan dihabisi mafia atau pengusaha yang diajak kongkalikong. Karena itu penyidik pemerintah harus tetap meneruskan kasus tersangka yang bunuh diri agar mengungkap potensi korupsi yang lebih besar. Penangkapan DramatisPada 18 Desember 2014, Wang Min, sekretaris partai Jinan menyampaikan pidato di televisi. Temanya, tentang pemberantasan korupsi. Tapi tragis, keesokan harinya ia ditangkap untuk dimintai keterangan dalam kasus korupsi. Nasib serupa juga menimpa Wan Qingliang, sekretaris partai di Guangzhou. Saat penyelidikan kasus korupsi atas dirinya diumumkan Juni 2014 lalu, sejumlah pegawai negeri bawahannya sedang rapat, untuk membahas isi pidato yang ia sampaikan di hari sebelumnya.Pesan pendek atau SMS tentang nasib Wang menyebar. Rapat pun dihentikan di tengah jalan.3.2. Langkah Pemberantasan Korupsi di TiongkokBeberapa langkah yang dilakukan oleh pemerintah Tiongkok selain memberlakukan hukuman mati adalah sebagai berikut: Memperbaiki sistem birokrasi Meningkatkan penyidikan terhadap pegawai negeri Pengawasan kekuasaan, pengawasan ditingkat administrasi pemerintahan dilakukan oleh Kementrian Pengawasan, sedangkan pengawasan internal di tubuh partai dijalankan oleh Direktorat Disiplin Pembentukan lembaga anti korupsi yaitu National Bureau of Corruption Prevention (NBCP)Meskipun sudah terdapat hukuman yang sangat ekstrim, korupsi di Tiongkok masih terus berlangsung. Akar masalahnya adalah kewenangan PKC yang sangat besar. Anggota partai yang berjumlah sekitar 68 juta orang mendapat perlakuan istimewa, dimana kejaksaan atau kepolisian tidak boleh menentukan, apakah orang tersebut boleh diajukan ke pengadilan atau tidak. Partailah yang menentukan proses hukumnya, termasuk dalam penetapan hukumannya. Jadi partai bisa berada diatas hukum maupun undang-undang yang berlaku. Tingkat kerahasiaan yang sangat tinggi di pemerintahan selama ini, turut juga menyuburkan korupsi.3.2.1. Sektor Swasta3.2.1.1. MediaPers di Tiongkok diberikan kebebasan meliput mengenai hal ini sejauh tidak menyinggung atau mengkritik tentang ideologi dan kedaulatan PKC. Semua bentuk mass-media Tiongkok dimiliki oleh negara dan dikontrol oleh bagian penerangan PKC. Fungsi media dalam kampanye antikorupsi, ekspos kritis terhadap kasus korupsi dan kriminal sejenisnya harus dalam persetujuan partai berkuasa. Walaupun demikian, pers di Tiongkok tetap banyak memberitakan kasus korupsi. Pers di Tiongkok juga tercemar dengan praktik korupsi. Mereka tak jarang menerima imbalan setelah publikasi mereka keluar, dan imbalan ini akan ditunda apabila dianggap isinya kontroversial.Alih-alih banyak situs yang vokal ditutup pemerintah, internet telah menjadi medium bagi para idealis yang mencium pers arus besar telah digunakan sebagai alat pemerintah untuk mencitrakan diri bersih sekaligus alat tekan para lawan politik.Meskipun kebebasan pers dan mengeluarkan pendapat dijamin konstitusi, pers di Tiongkok mendapat predikat pers yang tidak bebas, menempati peringkat 173 dari 179 negara menurut Reporters Without Borders 2013, dan 179 dari 197 menurut Freedom House 2013. Tiongkok memiliki tingkat pemenjaraan jurnalis, blogger, dan aktivis media sosial yang tinggi, atas tuduhan subversi dan pembocoran rahasia negara.3.2.1.2. Civil SocietyLSM dan aktivisme di Tiongkok diperbolehkan jikalau tidak mengancam secara politis, semisal di bidang pendidikan di daerah terpencil dan kepada anak miskin, atau santunan yatim-piatu. Jika sudah bergerak di investigasi korupsi di pemerintahan atau PKC, mereka dianggap ancaman. Aktivis civil society di Tiongkok banyak yang dikriminalisasi walaupun kebebasan berkumpul dijamin perundangan. Chen Guangcheng, seorang aktivis buta yang ditahan bertahun-tahun dan akhirnya mencari suaka di AS Mei 2012, adalah salah satunya. Global Integrity 2011 menilai gerakan civil society Tiongkok 'very weak' atas kontrol yang amat ketat oleh pemerintah.3.2.1.3. China Business Leader Forum (CBLF)Didirikan 2005 atas kolaborasi International Business Leader Forum dan Renmin University, CBLF merupakan forum top manajer Tiongkok dan asing untuk mendiskusikan standar bisnis termasuk dalam usaha memerangi korupsi. Bagaimana sektor swasta berkontribusi positif dalam bidang ini adalah fokus dari forum ini.3.2.1.4. China Chamber of International Commerce (CCOIC)Kamar Dagang Internasional Tiongkok ini didirikan 1995 dan mewakili kepentingan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di negeri ini. Terdiri dari enam komisi dari Praktik dan Teknik Perbankan hingga Praktik E-Bisnis, organisasi ini menyediakan informasi dan mediasi dalam berbagai praktik dan sengketa bisnis di Tiongkok, dalam usaha untuk menegakkan praktik bisnis yang bersih dan bebas korupsi.3.2.2. Sektor Publik1. 3.2.2.1. Perundangan dan KebijakanUU Persaingan Tak Sehat 1993 dibentuk saat Tiongkok bertransisi menjadi ekonomi yang lebih terbuka. Korupsi sektor swasta seperti suap untuk mendapatkan keuntungan tak sah ialah ilegal. Hukum Kriminal (KUHP) Tiongkok menghukum korupsi pasif dan aktif di sektor publik, termasuk juga pemerasan dan pencucian uang. Ilegal bagi PNS menggunakan posisinya atau properti dan uang publik untuk kepentingan pribadi. Peraturan Pemberantasan Pencucian Uang oleh Institusi Keuangan 2003 dibentuk untuk mempromosikan akuntabilitas.Pada Juli 2010, peraturan antikorupsi dibuat terkait pengungkapan aset/harta kekayaan dari penyelenggara negara dan bisnis dari anggota keluarganya. Kritikus mengatakan peraturan ini tak menyebutkan hukuman apabila tidak mengungkap laporan tersebut, dan hal ini tak disebutkan perlu untuk dibuat publikasi.Pada Februari 2011, KUHP diamandemen untuk mengkriminalisasi penyuapan pegawai pemerintah asing dan organisasi asing yang menganut prinsip ekstrateritorial.Tahun 2006, Tiongkok meratifikasi UNCAC (United Nations Convention Against Corruption) dengan pengecualian Pasal 66 Ayat 2 tentang perselisihan dengan negara lain tentang aplikasi dan penafsiran antikorupsi karena Tiongkok sangat gigih menentang intervensi masalah dalam negerinya. Tahun itu juga Tiongkok menjadi tuan rumah IAACA (International Association of Anti-Corruption Authorities), sebagai badan penyokong implementasi UNCAC.Meskipun Tiongkok tidak menjadi anggota Konvensi Anti-Penyuapan OECD (OECD Anti-Bribery Convention), tapi mereka telah berpartisipasi dalam aktivitas Working Group, dan menghadiri pertemuan-pertemuannya sebagai pengamat ad-hoc.Pemerintah Tiongkok memperkuat kebijakan anti-korupsi setelah ratifikasi UNCAC dengan mengintensifkan kerjasama internasional penyelamatan aset dan uang yang dibawa ke luar negeri.Politbiro PKC mengeluarkan Rencana Lima Tahun 2008-2012 Pencegahan dan Penindakan Korupsi pada April 2008, yang menandai fokus penanganan korupsi menjadi kombinasi pencegahan (pendidikan dan pengawasan) dengan penindakan. Rencana Lima Tahun yang kedua akan keluar pertengahan 2013.PKC pada 2010 mengeluarkan kode etik anggota terbaru yang mencakup 52 poin baru yang mencegah tindakan para korup dari anggotanyaPada 2011 pemerintah melakukan langkah-langkah untuk mencegah korupsi gaya baru meliputi perayaan berlebihan, seminar dan forum bagi pegawai, begitu juga pengetatan manajemen kendaraan pemerintah. Hal ini membuat mereka menghemat USD 193 juta.Kartu hadiah yang bernilai lebih dari CNY 1.000 (Rp18 juta) harus mencantumkan nama pembeli dan penerima terdaftar untuk mencegah gratifikasi. Iklan yang menayangkan pemberian hadiah atau hadiah untuk pemimpin, memberi hormat untuk atasan, dalam bentuk barang mewah seperti jam emas, dilarang. Ini dilakukan untuk mencegah penyebaran sistem nilai yang keliru dan mencegah kemerosotan kepercayaan terhadap pemerintah di mata publik.Selain itu, plat nomor militer yang seringkali diperjualbelikan dan ditempelkan di mobil-mobil mewah, juga ditertibkan. Sebelumnya, umum di Tiongkok bagi kendaraan berplat militer mendapat privilese menerobos lalu lintas dan isi bensin tanpa bayar.3.2.2.2. Badan Anti-Korupsi: Komite Pusat Inspeksi Disiplin The Central Committee for Discipline Inspection (CCDI) bertanggung jawab melawan korupsi dan menancapkan integritas kader PKC. CCDI bertindak selaku badan pengendali pusat pemberantasan korupsi di dalam pemerintah, karena sebagian besar pegawai pemerintah (dan yang berada di pimpinan atas) adalah anggota PKC. Kegiatannya yang mencolok ialah kampanye massa dan pembinaan moral. Pada Mei 2013 mereka melakukan inspeksi secara acak kepada pegawai pemerintah atas dasar laporan harta kekayaannya. Ini berlangsung di kota-kota dan provinsi-provinsi besar seperti Guangdong dan Shanghai.3.2.2.3. Kementerian PengawasanMinistry of Supervision/MOS didirikan kembali pada Juli 1987 dan merupakan cabang dari Dewan Negara (Ekekutif). Sebagai organisasi inspeksi dan pengawasan administratif dalam implementasi perundangan dan fasilitasi kepemerintahan yang baik dan bersih, MOS dilindungi dari intervensi pihak lain. Sejak pendiriannya kembali mereka berfokus pada peningkatkan kerjasama antikorupsi internasional.3.2.2.4. Biro Nasional Pencegahan KorupsiNational Bureau of Corruption Prevention(NBCP) didirikan September 2007 sebagai Biro Anti-Korupsi di bawah Kementerian Pengawasan. Ini adalah hasil penerapan kelompok kerja lintas-kementerian sebagai bagian penyelarasan sistem hukum Tiongkok dengan UNCAC. Tugas utama NBCP ialah analisis akar korupsi dan pengembangan cara penanggulangannya. Mereka berperan dalam penjaminan efisiensi pencegahan korupsi dengan menelaah kebijakan baru untuk menemukan celah yang bisa digunakan untuk korupsi. Selain itu mereka juga memiliki tanggung jawab dalam mengarahkan kerja anti-korupsi baik di sektor publik maupun swasta.Namun demiikian mereka tak diberi kewenangan investigasi pada kasus individual. Mereka berfokus dalam kerjasama internasional dalam usaha anti-korupsi.Mereka mengerahkan usaha yang teramat besar dalam peningkatan kesadaran publik akan korupsi dan kasus-kasus apa yang masuk dalam kategori itu.

3.2.2.5. OmbudsmanPengaduan akan penyalahgunaan kekuasaan oleh pegawai pemerintah dapat dialamatkan langsung ke Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, DPR, Kantor Petisi, BPK, dan Kementerian Pengawasan yang berperan sebagai ombudsman. Namun karena ketidakbersihan campur tangan politis, Golbal Integrity 2011 menilai tingkat ombudsman Tiongkok moderate.3.2.2.6. BPKNational Audit Office (NAO) meneliti keuangan BUMN dan entitas pemerintah dan mengeluarkan laporan audit. Laporan-laporan ini bahkan ada yang tersedia online, tapi ada juga yang dibatasi aksesnya karena alasan politis. Pelanggaran peraturan dan korupsi oleh entitas akan dirujuk dalam laporan-laporan ini untuk kemudian diusut dan ditindaklanjuti oleh instansi yang berwenang.3.2.2.7. E-GovernanceTiongkok menganggap e-governance sebagai bagian penting menuju pemerintahan yang efisien dan efektif terbebas korupsi.Pada 1 Januari 2006, Tiongkok meluncurkan website pemerintah pusat. Web ini memiliki link ke website pemda. Jumlah keseluruhan web pemerintah mencapai 100.000 yang ditulis dengan aksara Tiongkok, dan latin pada web pemerintah yang berukuran besar. Portal pemerintah menyediakan informasi komprehensif, layanan terintegrasi lintas bidang, dan interaksi yang lebih luas antara pegawai pemerintah dan rakyat.3.2.2.8. Pengadaan Barang dan Jasa PublikUU PBJ 2002 berlaku Januari 2003 mensyaratkan proyek besar harus diberikan melalui mekanisme lelang kompetitid. Perusahaan yang kalah lelang dimungkinkan menggugat keputusan melalui peradilan. Perusahaan yang melanggar aturan lelang (misal penyuapan) akan dilarang ikut tender berikutnya. Aturan ini amat ketat dijalankan. Perundangan lain yang mengatur PBJ antara lain, UU Kontrak, UU Lelang Publik, dan UU Anti Persaingan Tidak Sehat.3.2.2.9.Pasar Riil Konstruksi Tangible Construction Market (TCM) diperkenalkan Kementerian Perumahan dan Pengembangan Desa-Kota pada 1995. Sistem manajemen elektronik canggih ini terdiri dari 11 tahap: registrasi, publikasi pemberitahuan pengadaan, pendaftaran peserta lelang, persiapan prakualifikasi, pelaksanaan prakualifikasi, persiapan lelang, pembukaan lelang, evaluasi lelang, pemilihan pemenang, penandatanganan kontrak, dan layanan pemfakturan. Kolusi dicegah dengan membuat semua dokumen anonim, dan ahli yang dipilih acak, menemui dokumen ini pertama kali di ruangan evaluasi yang amat dijaga dan dimonitor oleh petugas pengawasan melalui kamera.3.2.2.10. Whistle-BlowingUUD Tiongkok Pasal 41 menjamin perlindungan whistle-blower, menjamin hak warga negara melaporkan tindakan melawan hukum dan melarang pembalasan dendam. Pegawai negeri yang melaporkan kasus korupsi juga dilindungi Peraturan tentang Hukuman terhadap Pegawai Negeri di Bagian Administrasi. Kejaksaan Agung Tiongkok membuka hotline 24 jam dan website untuk pelaporan kasus korupsi untuk mendapat informasi dari publik tentang korupsi dan tindak kriminal lainnya.CCID juga melakukan upaya serupa.3.3. Pencegahan Korupsi di TiongkokSejak mulai membuka diri dan mereformasi ekonominya pada tahun 1978, terutama sejakawal abad ke-21, Cina telah berpegang pada prinsip pengendalian dan pemberantasan korupsi dengan cara pengembangan dan reformasi lembaga. Upaya yang kuat telah dilakukan untuk mempromosikan reformasi dan pembaruan institusi, untuk mendirikan lembaga dan mekanisme baru yang selaras dengan tuntutan zaman dan berusaha untuk mencegah dan mengendalikan korupsi.Tak sedikit pejabat yang terbukti korupsi di Tiongkok menjalani hukuman mati yang diterapkan oleh presiden Zhu Rongji tahun 2007 lalu. memang tak mudah bagi China mulanya mengatasi ksus korupsi ini. Karena itu Zhu Rong Ji mengambil langkah pemutihan terhadap pelaku korupsi. Mereka yang melakukan korupsi sebelum tahun 1998 semuanya dimaafkan. Tetapi jika ada yang korupsi sesudah pemutihan maka langsung dijatuhi hukuman mati. Begitu tegasnya Zhu Rong Ji melawan korupsi sehingga kemudian dia sempat melontarkan ucapan yang sangat melegenda : Beri saya 100 peti mati, 99 akan saya gunakan untuk mengubur para koruptor, dan 1 untuk saya kalau saya melakukan tindakan korupsi.Sikap penolakan China dari perilaku korupsi juga tercermin dari pernytaaan presiden China yang juga ketua partai komunis cina Xi Jinping. Xi mengancam akan meringkus semua pejabat China baik tinggi maupun rendahan jika melakukan korupsi. Selain itu kebijakan untuk melarang pesta mewah dan memberikan gratifikasi pada pejabat publik juka tidak dibenarkan. Perjalanan dinas juga diawasi dengan ketat agar tak merugikan keuangan negara. Xi juga berusaha mencegah korupsi di tubuh militer negeri Tirai Bambu tersebut. Pemerintah China melarang pejabat militer mengendarai mobil buatan asing. Semua wajib menggunakan produk lokal. Gagasan tentang percaya pada diri sendiri merupakan unsur lain dalam gaya politik pemerintah China yang selama ini berhasil menciptakan kekuatan besar. Xi juga mengancam untuk meringkus pejabat tinggi ataupun pejabat rendahan yang melakukan korupsi. Baginya, pejabat kotor bisa merusak kemurnian Partai Komunis China.Keputusan yang diambil oleh pemerintah China ini memang mengikat. Sekali saja pejabat baik pejabat tinggi maupun rendah terbukti melanggar kebijakan ini, maka bersiaplah mengakhiri hidup ditiang gantungan.Salah satu cara unik lainnya di China, yang bertujuan untuk menakut-nakuti pejabat pemerintahan untuk menjadi lebih jujur, yaitu di Provinsi Guangdong yang berada di selatan Xinjiang yang menciptakan sistem kunjungan ke penjara-penjara untuk mendengar pengakuan dari mereka yang dipenjara karena melakukan tindak pidana korupsi. Pada bulan Agustus 2014, 200 anggota staf dari National Development and Reform Commission (NDRC) atau Komisi Nasional Pembangunan dan Pembentukan Ulang melakukan tur ke penjara-penjara tersebut yang sekarang dihuni oleh beberapa mantan rekan-rekan mereka yang terlibat tindak pidana korupsi.Banyak pejabat dan karyawan perusahaan negara yang mengikuti tur kelompok anti-korupsi dan pameran di kota-kota di seluruh negeri yang biasanya tertutup untuk umum dengan tujuan untuk mendidik mereka. Pendidikan anti-korupsi ini pun menjadi bisnis yang tiba-tiba booming untuk banyak perusahaan-perusahaan di Negara China seperti Zhao Sanyueyu di Beijing, salah satu perusahaan yang juga merancang pameran pendidikan anti-korupsi yang didirikan di taman kota dan alun-alun kota Beijing tersebut.Lebih jauh lagi, desain pameran seringkali menampilkan bagian dari ruang penjara dan menggunakan metode digital seperti film 4D agar pengunjung dapat melihat taburan bunga dengan sinar matahari merah dengan suasana nyaman, lalu tiba-tiba adegan diubah, dengan petir dan sambaran petir kepada para koruptor, yang kemudian dijatuhkan ke dalam celah besar.Cara yang tergolong unik lainnya, yaitu para pemimpin China memanfaatkan internet untuk menerima berbagai laporan dugaan korupsi secara online. Sebuah situs resmi diluncurkan awal September 2013, melaporkan upaya pemberantasan korupsi di Cina lebih transparan dan diketahui dunia luar. Langkah ini juga untuk merespons laporan orang biasa yang memberi informasi dugaan korupsi secara online.Data yang dirilis China Daily menyebutkan, sekitar 15,4 persen dari whistleblower online adalah gundik yang menggunakan internet untuk mengekspos pejabat korup setelah putus dengan mereka. Pembuka informasi lainnya, pengusaha, wartawan, pejabat, dan netizen (26,9 persen).Laporan ini hasil analisis dari 26 kasus yang diungkap secara online sejak awal 2013 hingga September. Umumnya kasus ini diungkap di media sosial yang populer di China, yaitu Weibo dan Tianya (15,4% of online whistleblowers are mistresses, China Daily, 16 Oktober 2013).Pada tahap selanjutnya, China membangun sebuah Sistem Integritas Nasional yang merupakan rencana kerja yang dijalankan pada periode 2008-2012 sebagai strategi dalam pencegahan anti korupsi. Sistem Integritas Nasional tersebut meliputi enam aspek berikut ini:3.3.1. Pendidikan Etika dan Publisitas (Ethics Education and Publicity)Dalam aspek ini pemerintah China melakukan pendidikan etika kepada pegawai negeri melalui seminar dan pelatihan terpusat yang dilaksanakan oleh China Academy of Discipline Inspection and Supervision, pendidikan integritas dari sekolah dasar hingga universitas, kunjungan kerja mengenai pendidikan pemerintahan yang bersih, kampanye budaya integritas dalam bentuk literatur dan seni, film dan serial TV, kaligrafi dan pameran lukisan, dan iklan layanan masyarakat, serta publisitas budaya integritas dan anti korupsi kepada komunitas dan Non-Government Organization (NGO)3.3.2. Sistem Peraturan Anti Korupsi (Legal System on Anti-corruption)Secara garis besar, sistem peraturan anti korupsi yang berlaku di Tiongkok dapat dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu:1) Peraturan terkait kode etik pejabat publik, meliputi: Kode Etik Pejabat Negara (The Codes of Ethical conduct for Leading Officials) Panduan Memimpin Kader Menjalankan Tugas Dengan Integritas (The Guidelines for Leading Cadres to Perform Official Duties with Integrity: the basic intra-Party rules) Peraturan tentang Larangan Ketat Mencari Keuntungan Tidak Sah Melalui Penyalahgunaan Wewenang (The Regulations on the Strict Prohibition of Seeking Illegitimate Gains by Misuse of Office) Peraturan tentang Menjalanakan Tugas Manajemen dengan Integritas oleh Pimpinan Badan Usaha Milik Negara (The Regulations on Performing Management Duties with Integrity by Executives of State-owned Enterprises) Peraturan tentang Laporan Masalah Personal Relevan dengan Pejabat Negara (The Regulations on Report of Relevant Personal Matters by Leading Officials) Peraturan lainnya terkait hadiah, pekerjaan paruh waktu/ sampingan, dan sebagainya2) Peraturan terkait pengendalian dan pengawasan, meliputi: Undang-Undang Pengawasan Administratif (Law on Administrative Supervision) Undang-Undang Pemeriksaan Keuangan (Audit Law) Undang-Undang Peninjauan Administratif (Administrative Reconsideration Law) Undang-Undang Prosedur Administratif (Administrative Procedure Law) Peraturan CPC terkait Pengawasan Internal Partai (CPC Regulations on Intra-Party Supervision) Peraturan CPC terkait Inspeksi (CPC Regulations on Inspection Tour)3) Peraturan terkait hukuman korupsi, meliputi: Hukuman kriminal : Undang-Undang Hukum Pidana Disiplin Partai: Peraturan Sanksi Disiplin Anggota CPC Disiplin Pegawai: Peraturan Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil4) Peraturan terkait pencegahan korupsi, meliputi: Undang-Undang Administrasi Perizinan (The Administrative License Law) Undang-Undang Pegawai Negeri Sipil (The Civil Servant Law) Peraturan tentang Pengungkapan Informasi Pemerintahan (Regulations on Disclosure of Government Information) Undang-Undang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (The Government Procurement Law) Undang-Undang Anti-Monopoli (Anti-monopoly Law) Undang-Undang Pelelangan (Bidding Law) Undang-Undang Pelaporan Pelanggaran (Whitlseblowing act)3.3.3. Investigasi Kasus dan Hukuman (Case Investigation and Punishment) Setiap orang sama di depan hukum dan disiplin Fokus pada pejabat negara di berbagai tingkatan Hal-hal yang dicermati: kasus korupsi, penerimaan suap, kelalaian tugas, penyalahgunaan kekuasaan, pelanggaran hukum dan disiplin, transaksi kekuasaan dan uang, konflik kepentingan, pelanggaran serius terhadap kepentingan rakyat. Meningkatkan mekanisme koordinasi dan efektivitas penyidikan untuk kasus-kasus korupsi. Menekankan pada efek komprehensif kasus korupsi Kampanye khusus terhadap penyuapan bisnis diluncurkan pada tahun 2005 Memperkenalkan market credit system: mengeluarkan daftar hitam pelaku suap bisnis Perubahan kedelapan Hukum Pidana menetapkan bahwa: Siapa pun, untuk tujuan mencari keuntungan komersial yang tidak sah, memberikan uang atau harta kepada pejabat publik asing atau pejabat organisasi internasional publik dipidana dengan pidana penjara jangka tetap tidak kurang dari tiga tahun tetapi tidak lebih dari 10 tahun dan dijatuhkan hukuman denda.

3.3.4. Pengendalian dan Pengawasan (Control & Supervision)Pengendalian dan Pengawasan diberlakukan pada berbagai level: Partai Politik: The Central Commission for Discipline Inspection (CCDI) of the Communist Party of China (CPC) Legislatif: The National Peoples Congress and the local peoples congresses (NPCs) Yudikatif: The people's courts and people's procuratorates Administratif: Ministry of Supervision (MOS) Auditing: National Audit Office Preventif: National Bureau of Corruption Prevention Lainnya: Pengawasan publik dan media3.3.5. Reformasi dan Pembaruan Kelembagaan (Reform & Institutional Innovation)Reformasi dan Pembaruan Kelembagaan di Tiongkok, meliputi: Reformasi Manajemen SDM dan Sistem Yudisial Reformasi Administrasi Publik Reformasi Sistem Perpajakan, Keuangan dan Investasi Reformasi Badan Usaha Milik Negara Pembangunan Sistem Pasar Modern, misalnya pasar konstruksi berwujud (pusat pelelangan), one-stop public service centre, sistem e-monitoring, sistem e-procurement.3.3.6. Ganti Rugi Malpraktik (Redress Malpractices)Menekankan pada pemecahan masalah yang merugikan kepentingan rakyat dan menyebabkan ketidakpuasan dari masyarakat, dan menyelidiki kasus yang melibatkan korupsi dan kelalaian dalam bertugas. Bidang prioritas: Kualitas makanan dan obat Lingkungan Ekologi Keselamatan Produksi Dana jaminan sosial dan modal khusus untuk bantuan bencana dan kemiskinan Harga barang Pengambilalihan dan perampasan lahan dan sebagainya.3.4. Hasil Pemberantasan Korupsi di TiongkokUsaha pemberantasan korupsi besar-besaran oleh Pemerintah Tiongkok patut diapresiasi. Usaha tersebut mampu secara konsisten meningkatkan image Tiongkok di dunia internasional yang dulu termasuk dalam negara paling korup menjadi semakin baik tiap tahun. Namun, usaha tersebut ternyata belum mampu benar-benar membersihkan Tiongkok dari korupsi.Sejak Xi Jinping berkuasa pada akhir tahun 2012, Partai Komunis Cina memang telah meluncurkan usaha penumpasan korupsi yang dipublikasi luas. Laporan Transparency International juga mengakui banyak pejabat Cina yang telah dinyatakan bersalah melakukan korupsi. Namun, laporan tersebut menyatakan, terlalu banyak kasus diusut secara rahasia di Tiongkok. Selama satu dekade terakhir, Tiongkok berhasil secara konsisten meningkatkan Indeks Persepsi Korupsinya. Namun pada tahun 2014 Indek Persepsi Korupsi Tiongkok mengalami penurunan empat poin menjadi 36, walau Presiden Tiongkok Xi Jinping tengah melakukan kampanye besar penanggulangan korupsi, yang diikuti dengan penangkapan sejumlah pejabat senior Partai Komunis Tiongkok.3. Kesimpulan1. Korupsi di Tiongkok dimulai sejak zaman kekaisaran. Para bangsawan Tiongkok hidup mewah dengan menggunakan pajak rakyat. Sementara imbal hasil yang diberikan pada rakyat tidak sepadan dengan pembayaran pajak rakyat.1. Korupsi berlanjut pada masa Pemerintahan Republik Tiongkok era Chiang Kai Shek (1928) dengan menggunakan wewenang badan pemberantasan korupsi malah disalahgunakan untuk memeras orang- orang kaya.1. Pada era Mao Tse Tung, pemberantasan korupsi dilakukan secara semrawut. Pelaku korupsi dapat dihukum hanya berdasarkan gossip saja. Tidak terdapat landasan hukum yang jelas terkait pemberantasan korupsi. 1. Pada era Deng Xiao Ping, terjadi berbagai kasus korupsi. Pemaknaan secara dangkal bahwa getting rich is glorius membuat masyarakat menempuh berbagai langkah korupsi untuk menjadi kaya. Aparat penegak hukum pada masa itu juga tidak memiliki ketegasan dalam memberantas korupsi karena melibatkan orang- orang besar.1. Pada era modern yaitu Zhu Rong Ji (1997- 2002), upaya pemberantasan korupsi dilaksanakan secara komprehensif. Hukuman mati terhadap pelaku korupsi memberikan efek menakutkan terhadap masyarakat. Tiongkok mencapai masa keemasan ekonominya saat pemerintahan Zhu Rong Ji dengan pertumbuhan ekonominya yang melesat.1. Pada masa kini, pemberantasan korupsi tetap gencar dilakukan oleh Tiongkok. Namun, terjadi penurunan peringkat Tiongkok dalam Indeks Persepsi Korupsi (IPK). Pada tahun 2013 berada pada posisi 80 (skor 40), pada tahun 2014 berada pada posisi 100 (skor 36).1. Langkah pemberantasan korupsi oleh pemerintah Tiongkok antara lain sebagai berikut: Memperbaiki sistem birokrasi Meningkatkan penyidikan terhadap pegawai negeri Pengawasan kekuasaan, pengawasan ditingkat administrasi pemerintahan dilakukan oleh Kementrian Pengawasan, sedangkan pengawasan internal di tubuh partai dijalankan oleh Direktorat Disiplin Pembentukan lembaga anti korupsi yaitu National Bureau of Corruption Prevention (NBCP)1. Pencegahan korupsi di Tiongkok sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1978 melalui pengembangan dan reformasi lembaga. Namun, tahap selanjutnya baru dijalankan pada periode 1998-2002. Pada tahap selanjutnya inilah pencegahan korupsi dilakukan secara lebih komprehensif meliputi enam aspek berikut: Pendidikan etika dan publisitas Sistem Peraturan anti korupsi Investigasi kasus dan hukuman Pengendalian dan pengawasan Reformasi dan pembaruan kelembagaan Ganti rugi malpraktik1. Terjadi fluktuasi terkait hasil pemberantasan korupsi di Tiongkok. Pada Tahun 2014 terjadi penurunan posisi IPK menjadi posisi 100 (skor 36) dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi 80 (skor 40). Dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan prestasi pemberantasan korupsi pada Tahun 2014.

Referensi:Hamzah, Andi. 2007. Pemberantasan korupsi melalui hukum pidana nasional dan internasional. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaHelmanita, Karlina, dkk. 2011. Pendidikan antikorupsi di perguruan tinggi. Jakarta: Center of the Study Religion and Culture (CSRC) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.http://allaboutadministration.blogspot.com/2012/04/perbandingan-pemberantasan-korupsi.htmlhttp://id.wikipedia.org/http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/01/14/strategi-china-mencegah-korupsi-626403.htmlhttp://robertadhiksp.net/2013/10/22/pemberantasan-korupsi-di-china/http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Korupsi%20di%20Tiongkok.pdfhttp://unpan1.un.org/intradoc/groups/public/documents/apcity/unpan043696.pdfhttp://www.merdeka.com/dunia/hukuman-ngeri-tersangka-korupsi-di-Tiongkok-ramai-ramai-bunuh-diri.htmlhttp://www.procuraduria.gov.co/portal/media/file/China%20presentation.pdfhttp://www.theglobal-review.com/content_detail.php?lang=id&id=1059&type=5#.VMuIK9KsWbMhttp://www.transparency.org/country#CHN

1