kepentingan negara dalam pembentukan national oil...

48
UNIVERSITAS INDONESIA KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL COMPANY (NOC) TUGAS KARYA AKHIR FADHIL MUHAMMAD AR RIDHA 1006694385 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL DEPOK JANUARI 2014 Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Upload: others

Post on 22-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

UNIVERSITAS INDONESIA

KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN

NATIONAL OIL COMPANY (NOC)

TUGAS KARYA AKHIR

FADHIL MUHAMMAD AR RIDHA

1006694385

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DEPOK

JANUARI 2014

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 2: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

UNIVERSITAS INDONESIA

KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL

COMPANY (NOC)

TUGAS KARYA AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Sosial pada Program

Studi Ilmu Hubungan Internasional

FADHIL MUHAMMAD AR RIDHA

1006694385

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

DEPOK

JANUARI 2014

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 3: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Tugas Karya Akhir ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Fadhil Muhammad Ar-ridha

NPM : 1006694385

Tanda Tangan :

Tanggal : 6 Januari 2014

1 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 4: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :Nama : Fadhil Muhammad Ar-ridhaNPM : 1006694385Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional Judul TKA :

”Kepentingan Negara dalam Pembentukan National Oil Company (NOC)”

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Program Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Makmur Keliat, Ph.D ( )

Penguji Ahli : Syamsul Hadi, Ph.D ( )

Ketua Sidang : Dra. Nurul Ismaeni M.A ( )

Sekretaris Sidang : Andrew W. Mantong, S.Sos, M.Sc ( )

Ditetapkan di : Depok Tanggal : 6 Januari2014

2 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 5: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkatdan

karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Penulisan tugas

karya akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai

gelar Sarjana Sosial Program Studi Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia.

Dalam tugas karya akhir ini penulis membahas mengenai kepentingan

negara dalam pembentukan national oil company (NOC), perusahaan milik

negara yang bergerak dalam sektor energi khususnya minyak. Dalam

menganalisis kepentingan negara tersebut, penulis melakukan kajian literatur, dari

literatur-literatur mengenai NOC yang telah ada. Penulis berharap agar tugas

karya akhir ini dapat menjadi masukan dan penambah wawasan bagi semua pihak

dari sudut pandang ilmiah di kajian ilmu hubungan internasional, terutama bagi

pihak-pihak yang akan melanjutkan penelitian serupa.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat kelemahan dan kekurangan

dalam penulisan tugas karya akhir ini sehingga diharapkan kritik dan saran yang

dapat membangun dan memperkaya hasil karya akhir ini. Akhir kata, penulis

berharap bahwa tugas karya akhir ini dapat membawa manfaat bagi pihak yang

bersangkutan.

Depok, 6 Januari 2014

Fadhil Muhammad Ar-ridha

3 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 6: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkatdan karunia-

Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas karya akhir ini. Penulisan tugas karya

akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Sosial Program Studi Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Penulis menyadari bahwa proses

penulisantugas karya akhir ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai

pihak. Oleh sebab itu, di kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1) Alm. Mufronie Mudhakir, selaku ayah yang selama hidupnya terus

mendukung dan memberikan inspirasi kepada penulis dan tempatnya tidak

akan pernah tergantikan di hati penulis.

2) Indriana Harsongko, selaku ibu dari penulis yang selalu senantiasa

bersemangat menjalani hidupnya dan terus memberikan bimbingan dan

panduan bagi anak-anaknya termasuk penulis.

3) Makmur Keliat,Ph.D. selaku dosenpembimbing yang telah bersedia

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran di tengah kesibukannya untuk

membimbing penulis dalam menyusundan menyelesaikan Tugas Karya

Akhir ini.

4) Syamsul Hadi, Ph.D. selaku dosen penguji ahli yang telah memberikan

masukan dan saran atas bentuk kepeduliannya terhadap karya penulis.

5) Evi Fitriani, Ph.D. selaku Ketua Departemen Hubungan Internasional.

6) Dra. Nurul Isnaeni, M.A. selaku Ketua Program S1 Hubungan

Internasional sekaligus ketua sidang Tugas Karya Akhir ini.

7) Andrew W. Mantong, S.Sos, M.Sc. selaku Sekretaris Program S1

Hubungan Internasional dan dosen yang selalu bersedia meluangkan

waktunya bagi mahasiswanya, termasuk penulis, baik untuk hal-hal yang

menyangkut akademis maupun hal lainnya.

4 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 7: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

8) KeluargaHI UI 2010, terutama Abiet, Arlan, Binar, Carol, Chio, Clara,

Irfan, Johan, K, Kresna, Mire, Mirza, Nadira, Santi, Syafiq, Uli, dan nama-

nama yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas

pertemanan layaknya keluarga sehingga kehidupan perkuliahan terasa

nyaman, terutama dukungan dan sumbangsih kalian terhadap penulis

dalam menyelesaikan karya akhir ini.

9) Sahabat-sahabat yang saya temukan di HI UI, yaitu Agatha, Guntur, Gea,

Iqbal, Mikha, OK, Pandu, Reza dan Ryan, terima kasih untuk dukungan

tanpa henti terhadap penulis, juga untuk tawa yang terus membuat penulis

bersemangat dalam menjalani kehidupan perkuliahan.

10) Sahabat penulis di luar perkuliahan, Bimo, Blek, Cece, Cherie, Diandra,

Icol, Imam, Jawa, Kesi, Paula, Qlea, Rabbi, Ratih, Salsa, Sara, Shayka,

Wiko dan Geng Azekk (Boris dan Dani) yang tanpa henti berbagi tawa dan

duka, juga terus memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan

karya akhir ini.

11) Muhammad Arif dan Dwinta Kuntaladara, selaku sahabat yang terus

mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan karya akhirnya

di tengah kesibukan mereka. Semoga cita-cita kalian tercapai dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya.

12) Sahabat dan teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu

yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas karya akhir

ini.

Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan untuk membalas segala kebaikan

semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas karya akhir ini memberikan

manfaat yang positif bagi pengembangan ilmu, terutama ilmu Hubungan

Internasional.

Depok, 6Januari 2014

Fadhil Muhammad Ar-ridha

5 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 8: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesia, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Fadhil Muhammad Ar-ridhaNPM : 1006694385Departemen : Ilmu Hubungan InternasionalFakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikJenis karya : Tugas Karya Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :

Kepentingan Negara dalam Pembentukan National Oil Company (NOC)

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Nonekslusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan, mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : JakartaPada tanggal : 6 Januari 2014

Yang menyatakan

(Fadhil Muhammad Ar-ridha)

6 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 9: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

ABSTRAK

Nama : Fadhil Muhammad Ar-ridha

Program Studi : Ilmu Hubungan Internasional

Judul : Kepentingan Negara Dalam Pembentukan National Oil

Company (NOC)

Minyak bumi merupakan komoditas strategis bagi negara yang berpengaruh bagi ekonomi dan politik suatu negara dalam spektrum nasional maupun internasional. Hal ini disebabkan adanya fakta bahwa negara-negara di dunia masih mengandalkan minyak sebagai sumber energi utama dunia yang jumlah cadangannya semakin menurun. Saat ini, 90% cadangan minyak dunia dikuasai oleh perusahaan minyak yang sebagian besar sahamnya dikuasai oleh negara yang disebut sebagai National Oil Companies atau NOC.Jumlah total penguasaan saham tersebut menunjukkan adanya kepentingan nasional yang berusaha dicapai oleh negara-negara di dunia, yaitu mengamankan pasokan minyak. Tulisan ini bertujuan meninjau literatur-literatur mengenai NOC untuk melihat kepentingan suatu negara dalam pembentukan NOC dari aspek politik dan ekonomi. Dalam tulisan ini terlihat bahwa pembentukan NOC merupakanlangkah negara dalam menguasai sumber daya minyak yang penting bagi mereka. Lebih lanjut lagi, pembentukan NOC ini juga menunjukkan keengganan negara dalam melepaskan kekuasaannya terutama dalam komoditas strategis seperti minyak bumi.

Kata Kunci: Minyak bumi, National Oil Company, kepentingan nasional, keamanan energi, resource nationalism

7 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 10: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

ABSTRACT

Name : Fadhil Muhammad Ar-ridha

Study Program : International Relations

Title : State Interests in Forming National Oil Company (NOC)

In a world where all nations still depend on oil as their primary energy source, oil become a strategic commodity which is interrelated with their economic and political interest at both national and international levels. While the world oil reserve is constantly decreasing, 90% of those reserves are under the control of state-controlled oil company, commonly known as National Oil Companies (NOC). That condition implies national interest in securing oil supply to fulfill their need. This paper aims to review literatures related to the NOC to analyse economic and political aspects which drive state to have such companies. This paper shows that NOC is a means to secure oil supply, and also their reluctancy to let such resources fall into the control of international markets.

Keywords: Oil, National Oil Company, national interest, energy security, resource nationalism

8 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 11: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................iHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................iiHALAMAN PENGESAHAN.............................................................................iiiKATA PENGANTAR..........................................................................................ivUCAPAN TERIMA KASIH...............................................................................vHALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...........................viiABSTRAK..........................................................................................................viiiABSTRACT........................................................................................................ixDAFTAR ISI ......................................................................................................xDAFTAR TABEL DAN GAMBAR...................................................................xi

1. PENDAHULUAN.........................................................................................11.1. Latar Belakang........................................................................................11.2. Identifikasi Topik dan Permasalahan Topik............................................31.3. Tujuan dan Signifikansi Tulisan..............................................................31.4.DeskripsiPengaturan Literatur..................................................................4

2. PEMBAHASAN............................................................................................62.1. Nilai Strategis Minyak Bumi...................................................................62.2.What is National Oil Company................................................................102.3. Kepentingan Negara Melalui Pembentukan National Oil Company......14

2.2.1. Ekonomi........................................................................................142.2.2. Politik............................................................................................20

3. KESIMPULAN.............................................................................................30

9 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 12: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

DAFTAR REFERENSI34DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1. Bahan Utama Kajian Literatur.........................................................4Tabel 2.1. 10 Besar Pemegang Cadangan Minyak Bumi, 2006.........................12Tabel 2.2. 10 Besar Produsen Minyak Bumi, 2006..........................................12Tabel 2.3. Jumlah Pekerja per Satu Juta Barel, 2004........................................17

Gambar 1.1. Konsumsi Minyak Dunia, 1950-2004...…………………….......18

Diagram 3.1. Kepentingan Negara Melalui NOC……………………………...30

10 Universitas IndonesiaKepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 13: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hingga saat ini minyak bumi masih menjadi sumber energi utama dunia.

Permintaan dunia terhadap minyak bumi yang secara umum terus mengalami

peningkatan. Bersama dengan batu bara dan gas alam, minyak bumi menyumbang

sekitar 80% dari sumber energi dunia –kondisi yang diperkirakan akan terus

berlangsung setidaknya hingga 20401, sehingga, meskipun terjadi peningkatan

permintaan terhadap sumber-sumber energi alternatif, termasuk tenaga nuklir,

minyak bumi tetap menjadi sumber energi utama dunia.2

Kenyataan bahwa sejumlah negara, seperti Amerika Serikat dan beberapa

negara Eropa, yang permintaan terhadap minyak buminya tetap meningkat pada

tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi di akhir dekade 2000-an juga menunjukkan

bagaimana minyak bumi memegang peranan yang sangat penting dalam

keberlangsungan hidup suatu negara. Dengan demikian, tidak berlebihan jika

disebutkan bahwa minyak bumi, dibandingkan dengan komoditas ekonomi yang

lain, menjadi salah satu faktor utama dalam percaturan politik internasional dan

pembangunan sosial-ekonomi.3

Permintaan minyak bumi yang terus meningkat tidak dapat dinafikan

sangat bergantung terhadap keberadaan cadangan minyak dunia. Saat ini, keadaan

bisnis minyak dunia telah berubah dimana pada periode 1940-an sampai dengan

1970-an, bisnis minyak dunia di dominasi oleh tujuh perusahaan minyak

internasional (IOC) yang disebut dengan The Seven Sisters, dimana pada waktu

itu The Seven Sisters mengontrol 85% cadangan minyak dunia. Dalam dekade ini,

dominasi perusahaan-perusahaan tersebut dan penerusnya telah menurun

dikarenakan meningkatnya pengaruh dari Organization of the Petroleum

1 “Higlights,” International Energy Outlook 2013, 25 Juli 2013, U.S. Energy InformationAdministration, http://www.eia.gov/forecasts/ieo/more_highlights.cfm. 2 Desember 2013, 01.12WIB.2 Ibid.3 Silvana Tordo, Brandon S. Tracy dan Noora Arfaa. “National Oil Companies and ValueCreation.” World Bank Working Paper no. 218, 2011. xi.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 14: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

2

Universitas Indonesia

Exporting Countries (OPEC) dan berkembangnya National Oil Company (NOC)

di negara-negara berkembang.

Gambar 1.1 Konsumsi Minyak Dunia, 1950-2004

Sumber: Worldwatch Instutites, Global Fossil Fuel Consumption Surges, diaksesdari http://www.worldwatch.org/brain/images/press/news/vs05-world_oil.jpg

Penguasaan cadangan minyak dunia pun mengalami pergeseran dari IOC

ke tangan perusahaan-perusahaan NOC. Dewasa ini, NOC menguasai sekitar 90%

cadangan minyak dunia sehingga terjadi perubahan dominasi dalam produksi

minyak dan penetapan harga minyak dunia kedepannya dimana NOC saat ini

memproduksi 75% suplai minyak dunia.4 Christian Wolf menyatakan bahwa,

NOC dimiliki dan dikontrol oleh negara, dengan minimal state interest 30% -

50%, sedangkan IOC secara dominan atau secara eksklusif dimiliki oleh swasta

tanpa kontrol negara seperti NOC.5

4 Matthew E. Chen dan Amy Myers Jaffe, “Energy Security: Meeting the Growing Challenge ofNational Oil Companies,” The Whitehead Journal of Diplomacy and International Relations Vol.8 No.2 (Summer/Fall 2007), hal. 115 Christian Wolf, “Does Ownership Matter? The Performance and Efficiency of State Oil vsPrivate Oil,” Energy Policy, Vol. 37 No. 7 (Juli 2009), hal. 2642-2652

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 15: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

3

Universitas Indonesia

Kajian literatur bertujuan untuk memahami tujuan negara, khususnya

Negara pemilik sumberdaya energi, dalam menggunakan NOC untuk mengelola

sektor minyak yang berakibat pada terjadinya pergeseran dominasi penguasaan

cadangan minyak dunia dari dominasi IOC ke dominasi NOC yang dikuasai oleh

negara. Tulisan ini akan mejelaskan ragam pengertian NOC dari literatur-literatur

yang ada dan kemudian akan dilakukan kajian literatur mengenai kemunculan

NOC dengan mengelompokkan peran NOC dalam memenuhi kepentingan negara.

1.2 Identifikasi Topik dan Permasalahan Topik

Dari latar belakang di atas, dapat dilihat dengan jelas bahwa NOC

memainkan peranan penting dalam sektor minyak dunia. Oleh karena itu, NOC

juga dengan jelas memegang peranan penting dalam hubungan internasional.

Pergeseran perubahan dominasi IOC menjadi dominasi NOC dalam sektor

perminyakan di dunia menunjukkan adanya pergerakan dari negara untuk

mendominasi sektor energi. Atas dasar itu, melalui kajian literatur, penulis

berusaha untuk mengidentifikasi tulisan-tulisan tentang NOC untuk melihat peran

NOC dalam memenuhi kepentingan negara, dan mengidentifikasi pertimbangan

utama bagi negara untuk lebih memilih untuk menggunakan NOC dalam

pengelolaan sektor energi khususnya minyak bumi.

1.3 Tujuan dan Signifikansi Tulisan

Kajian literatur ini bertujuan untuk memahami bagaimana literatur-

literatur tentang NOC yang ada melihat peran NOC dalam memenuhi kepentingan

negara. Tujuan tersebut dicapai dengan, melihat, memahami, dan membandingkan

sejumlah karya akademis yang membahas atau yang berkaitan dengan topik ini.

Tidak lupa penulis akan menjelaskan apa itu NOC dan perilaku NOC sehingga

dapat dipahami secara jelas mengenai apa itu NOC. Tulisan ini diharapkan dapat

memberikan pengertian dan juga pemahaman mengenai NOC dan kepentingan

negara dalam membentuk NOC. Tulisan ini juga bermaksud menambah jumlah

riset tentang NOC.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 16: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

4

Universitas Indonesia

1.4 Deskripsi Pengaturan Literatur

Sebelum memulai kajian literatur, terlebih dahulu akan dikumpulkan

bahan-bahan yang relevan terhadap pengidentifikasian akan NOC. Penulis

mencoba menelusuri bagaimana NOC muncul dan apa kepentingan negara dalam

pembentukan NOC. Pendefinisian atas NOC akan dilakukan terlebih dahulu dan

kemudian penulis akan mencoba melakukan kategorisasi terhadap alasan mengapa

negara memilih untuk menggunakan NOC berdasarkan pendapat para ahli melalui

literatur-literatur yang ditemukan oleh penulis. Lebih lanjut lagi, literatur yang

penulis temukan akan dikelompokkan atau dikategorisasikan berdasarkan

karakteristik tertentu. Karakteristik dalam literatur tersebut terbagi menjadi dua,

yaitu: kepentingan ekonomi dan kepentingan politik yang mendasari pembentukan

NOC.

Tabel 1.1 Bahan Utama Kajian Literatur

Nama Penulis Judul Literatur

Paul StevensNational Oil Companies and International OilCompanies in The Middle East: Under The Shadowof Government and The Resource NationalismCycle, 2008

Coby van der Linde The State and the International Oil Market:Competition and the Changing Ownership of CrudeOil Assets, 2000

Daniel Yergin The Prize: The Epic Quest for Oil, Money andPower, 1991

Enrique Palazuelos Current oil (dis)order: players, scenarios, andmechanisms, 2012

Leonardo Maugeri The Age of Oil: The Mythology, History, and Futureof the World’s Most Controversial Resource, 2006

George Philip Oil and Politics in Latin America: NationalistMovements and State Companies, 1982

Alexander G Kemp Petroleum Policy Issues in Developing Countries,1992

L Randall The Political Economy of Venezuelan Oil, 1987

Albert Hirschman Essays in Trespassing: Economics to Politics andBeyond, 1981

J.M. Griffin dan H.BSteele

Energy Economics and Policy, 1980

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 17: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

5

Universitas Indonesia

Robert Pirog The Role of National Oil Companies in theInternational Oil Market, 2007

D. Fee Petroleum Exploitation Strategy, 1988Charles Zeigler Competing for Markets and Influence: Asian

National Oil Companies in EurasiaRobert W Klob Geopolitical Threats to World Energy Markets, 2011Donald D. Losman The Rentier State and National Oil Companies: An

Economic and Political Perspective, 2011Robert Pirog Russian Oil and Gas Challenges, 2007Michael Solomon The Rise of Resource Nationalism: A Resurgence of

State Control in an Era of Free Markets or theLegitimate Search for a New Equilibrium?, 2012

Michael Olorunfemi The Dynamics of National Oil Companies, 1991

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 18: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

6 Universitas Indonesia

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Nilai Strategis Minyak Bumi

The link between oil and politics dates back to the very

beginnings of the world oil trade. Since then, ‘Oil

Diplomacy’ (often becoming ‘Oil Militarization’) has been a

permanent feature of international relations.1

Meskipun memiliki nilai yang demikian strategis, secara mengejutkan

belum banyak penulis yang melakukan penelitian yang komprehensif terhadap

nilai strategis minyak bumi dalam konteks pembangunan negara dan hubungan

internasional. Karya klasik Daniel Yergin The Prize: The Epic Quest for Oil,

Money and Power menjadi satu pengecualian. Dengan menggunakan pendekatan

historis, Daniel Yergin salah satunya, memberikan ulasan mengenai bagaimana

minyak bumi menjadi industri terbesar di dunia saat ini dan bagaimana sejarah

minyak itu sendiri selalu berkaitan dengan sejarah perebutan power.2 Yergin pada

dasarnya berusaha menunjukkan bahwa sepanjang sejarah, negara-negara berada

dalam upaya terus-menerus untuk menguasai minyak. Menurut pengamatan

Yergin, politik global menjadi salah satu tema yang menentukan sejarah minyak

dunia.3 Perang Dunia I menjadi titik balik dimana minyak menjadi salah satu

elemen kekuatan negara yang paling penting ketika mesin-mesin pembakaran

menggantikan peran kuda dan lokomotif uap di medan-medan peperangan.4

Minyak bumi kemudian juga memegang peran sentral sepanjang Perang Dunia II

dan juga menentukan hasil akhir perang besar tersebut. Jepang misalnya,

menyerang Pearl Harbor untuk melindungi pergerakannya dalam menguasai

sumber-sumber minyak bumi di Hindia Timur. Ini juga menjadi salah satu tujuan

1 Enrique Palazuelos, “Current oil (dis)order: players, scenarios, and mechanisms,” Review ofInternational Studies, 38 Issue. 2 (2012), 302.2 Lihat Daniel Yergin, The Prize: The Epic Quest for Oil, Money and Power, (New York: Simon& Schuster, 1991).3 Dua tema lainnya adalah kebangkitan kapitalisme dan bisnis modern dan apa yang disebutYergin sebagai “Hydrocarbon Society.” Lihat Ibid.4 Ibid., 13.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 19: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

7

Universitas Indonesia

strategis penyerbuan Hitler ke Uni Soviet: untuk menguasai sumber-sumber

minyak di wilayah Kaukasus.5 Selanjutnya selama Perang Dingin, pertarungan

antara perusahaan-perusahaan minyak internasional (IOC) dan negara-negara

besar untuk memperebutkan kendali terhadap minyak menjadi bagian penting

dalam sejarah dekolonialisasi dan kebangkitan nasionalisme. Berakhirnya Perang

Dingin yang membawa perubahan besar dalam politik internasional ternyata tidak

mengganggu posisi strategis minyak bumi. Kemunculan tata dunia baru -

kompetisi ekonomi, perjuangan regional, rivalitas etnis menggantikan ideologi,

serta ditambah dengan modernisasi persenjataan sebagai fokus konflik nasional

dan internasional- ternyata tidak mengubah posisi minyak bumi sebagai

komoditas strategis yang perannya sangat penting bagi strategi nasional dan

politik internasional secara keseluruhan.6

Analisis historis yang mengungkap nilai strategis minyak bumi dapat

ditemukan dalam karya Leonardo Maugeri, The Age of Oil: The Mythology,

History, and Future of the World’s Most Controversial Resource.7 Dengan

merujuk pula pada The Prize, hasil tinjauan sejarah Maugeri menghasilkan

kesimpulan bahwa sepanjang sejarahnya, minyak telah menjadi sumber ketakutan

dan mispersepsi.

Throughout its history, “black gold” has given rise to myths

and obsessions, fears and misperceptions of reality, and ill-

advised policies that have weighed heavily on the world’s

collective psyche.8

The Prize dipublikasikan pada tahun 1991, sedangkan The Age of Oil

tahun 2006. Ini memberikan kesempatan bagi Maugeri untuk secara lebih

seksama mengamati bagaimana sejarah minyak dunia berkembang seiring

perubahan-perubahan besar dalam politik internasional –berakhirnya Perang

Dingin dan peristiwa 11 September. Hasilnya berbeda dengan Yergin yang

5 Ibid., 13.6 Ibid., 14.7 Leonardo Maugeri, The Age of Oil: The Mythology, History, and Future of the World’s MostControversial Resource, (Westport: Praeger, 2006).8 Ibid., xi.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 20: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

8

Universitas Indonesia

menyimpulkan bahwa perubahan tata dunia pada dekade terakhir abad ke-20 tidak

mengganggu-gugat posisi minyak sebagai komoditas strategis, Maugeri sampai

pada kesimpulan yang sedikit banyak berbeda. Menurut pengamatan Maugeri,

terdapat penurunan ketertarikan publik terhadap minyak bumi pada dekade 1990-

an.

Underlining the public’s declining interest was the belief that

oil had become ‘‘just another commodity,’’ a resource facing

an irreversible decline in its importance. This attitude took

root after the petroleum ‘‘countershock’’ of 1986, and

became more deeply ingrained in the last decade of the

century as the world floated atop a sea of crude while

demand grew only fitfully. At the same time, the more

developed economies were reducing their dependence on raw

materials and heavy industry, building their wealth on

intelligence and inventiveness, on microchips and services.

For the first time in modern history, their dependence on oil

was no longer the subject of strategic concern or a matter of

existential struggles for access to energy sources, as had

been predicted during the 1970s and the early 1980s. In this

context, the history of oil seemed to become a tale of past

struggles with seemingly no future.9

Setelah mengamati perkembangan pada dekade 1990-an, Maugeri

kemudian kembali pada tema utamanya mengenai konstruksi ketakutan dan

mispersepsi yang mengelilingi sejarah minyak bumi. Masyarakat dunia, politisi,

dan media kembali membicarakan kemungkinan-kemungkinan buruk mengenai

minyak bumi, terutama isu klasik mengenai kelangkaan. Hal ini diperparah oleh

peristiwa teror 11 September yang memasukkan tema-tema “clash of civilization”

dan “Islam against the rest of world” –kemungkinan negara-negara Islam

pengekspor minyak untuk mengurangi atau bahkan menghentikan suplai minyak

dunia- ke dalam pembicaraan mengenai minyak bumi.

9 Ibid., xii.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 21: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

9

Universitas Indonesia

Menurut pengamatan Maugeri, ketakutan dan mispersepsi mengenai,

terutama mengenai kelangkaan, seringkali tidak konsisten dengan realitas. Selama

hampir 150 tahun, karakteristik dominan dari pasar minyak dunia adalah

oversupply dan harga yang terlalu rendah.10 Menurut Maugeri, ketakutan dan

mispersepsi yang keliru ini sedikit banyak merupakan hasil dari: (1) kurangnya

pengetahuan publik mengenai keberadaan cadangan minyak yang belum

dieksplorasi yang jumlahnya sebenarnya masih sangat banyak, dan (2) estimasi

berlebihan terhadap konsumsi dimana konsumsi seringkali diperlakukan sebagai

sebuah fungsi indeferensial terhadap harga meskipun dalam jangka panjang

sebenarnya konsumsi akan selalu bergantung terhadap harga.11

Selain pendekatan historis, nilai strategis minyak bumi bagi kelangsungan

hidup negara dan hubungan internasional juga dilihat dalam kerangka analisa

Ekonomi Politik Internasional (International Political Economy/IPE). Dalam

tulisannya mengenai perkembangan tata kelola minyak dunia, Enrique Palazuelos,

misalnya, menyebutkan bahwa minyak memainkan peran strategis dalam

pembangunan ekonomi dan sosial dan merupakan “one of the greatest sources of

world power.”12 Tulisan Palazuelos sendiri, dengan menggunakan pendekatan

Ekonomi Politik Internasional, mencoba memahami karakteristik perdagangan

minyak dunia dalam relasi ekonomi dan politik.13 Tujuan tersebut dicapai dengan

mengaplikasikan kerangka analisa berupa tiga level analisa yakni pemain-pemain

utama dalam perdagangan minyak dunia, skenario-skenario yang mungkin terjadi

serta mekanisme perdagangan minyak dunia.14 Hasilnya, berbeda dengan Yergin

dan Maugeri yang menyimpulkan bahwa perkembangan minyak dunia cenderung

akan selalu mengulangi siklus sejarah, Palazuelos menyimpulkan bahwa

perkembangan minyak dunia dalam dekade-dekade terakhir bersifat irreguler dan

kompleks.15 Ketidakteraturan dan kompleksitas –diakibatkan oleh adanya tiga

fitur utama berupa ungovernability, asymmetry dan instability- pada sistem

10 Ibid., xiv.11 Ibid., xvi.12 Palazuelos, “Current oil (dis)order: players, scenarios, and mechanisms,” 301.13 Ibid., 301.14 Ibid., 301.15 Ibid., 318.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 22: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

10

Universitas Indonesia

perdagangan minyak mengakibatkan sistem itu sendiri menjadi rentan terhadap

perubahan-perubahan, baik itu perubahan politis (misalnya peningkatan tensi di

kawasan, perubahan fokus kebijakan luar negeri negara-negara besar), ekonomi

(ekspektasi perubahan siklus, kepentingan finansial), maupun perubahan-

perubahan yang langsung berkaitan dengan minyak (ketidakjelasan suplai dan

permintaan).16 Perubahan-perubahan ini, menurut Palazuelos, akan berdampak

terhadap pemain-pemain dalam sistem perdagangan minyak dunia –termasuk

salah satunya NOC- skenario serta mekanisme yang berjalan dalam sistem

tersebut.

2.2 What is National Oil Company (NOC)

Secara sederhana NOC merupakan perusahaan minyak yang share atau

sahamnya dimiliki sebagian besar atau sepenuhnya oleh pemerintahan suatu

negara. Secara lebih spesifik sejumlah penulis mengemukakan definisi yang lain

atas NOC. Valerie Marcel misalnya, menggunakan apa yang disebutnya sebagai

“definisi minimal” dari NOC. Dalam penelitiannya terhadap perkembangan NOC

di Timur Tengah dan Afrika Utara, Marcel menggunakan definisi NOC sebagai

perusahaan minyak dengan minimal 51% kepemilikan negara, dan aktif

beroperasi di sektor eksplorasi dan produksi minyak –sektor

upstream.17Berdasarkan definisi ini, NOC mencakup tidak hanya perusahaan yang

sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah atau yang memiliki monopoli tunggal

terhadap sektor mineral.18Sejumlah NOC kini telah beradaptasi dengan menerima

kepemilikan bersama dengan pihak swasta –meskipun bagian kepemilikan negara

tetap yang lebih besar. Sejumlah NOC (seperti ADNOC, Sonatrach, The National

Oil Corporation di Libya, Petronas di Malaysia, Petrobas di Brazil, Pertamina di

16 Ibid., 318. Ungovernability disini merujuk pada kondisi dimana tidak ada satu pemain pun yangmemegang posisi dominan dalam sistem perdagangan minyak dunia serta tidak ada satu punpemain besar yang memiliki cukup kemauan untuk menyepakati kriteria bersama dan standarperforma. Asymmetry merujuk pada kondisi dimana dampak berbeda yang diberikan oleh pemainberbeda pada beragam skenario dan mekanisme menghasilkan beragam hubungan dan situasi yangmungkin terjadi.Instability merujuk pada kondisi bahwa kombinasi-kombinasi hubungan dalamsistem perdagangan minyak dunia dapat berujung pada hasil yang berbeda jika pemain-pemainbesar, skenario atau mekanismenya berubah.17 Valerie Marcel, Oil Titans: National Oil Companies in the Middle East, (Washington DC:Brookings Institution Press, 2006), 5.18 Ibid., 6.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 23: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

11

Universitas Indonesia

Indonesia, Nigerian National Petroleum Corporation di Nigeria, Qatar National

Gas Company di Qatar, Petroleos de Venezuela SA di Venezuela) menjalankan

bisnis berdampingan dan bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan swasta.19

Sementara itu NOC lainnya, seperti Petrobas dan Statoil di Norwegia,

menjalankan struktur pengelolaan layaknya perusahaan swasta, meskipun dengan

hak suara mayoritas tetap berada di tangan pemerintah.20

Dalam pendefinisiannya terhadap NOC, Marcel juga membedakan NOC

ke dalam dua tipe yakni NOC yang telah memiliki kesiapan akses terhadap modal

dan NOC yang belum memiliki kesiapan akses terhadap modal. Pada tipe

pertama, NOC beroperasi layaknya IOC seperti Shell atau Exxon, dimana

perusahaan-perusahaan ini menjual minyak mentah yang mereka produksi

kemudian mereka mendapatkan pendapatan setelah membayar royalti pada

pemerintah dan pajak pendapatan. Mayoritas telah mampu membiayai proyek

mereka sendiri tanpa harus meminjam uang atau mencari investor. NOC yang

masuk ke dalam tipe pertama ini adalah Saudi Aramco, Kuwait Petroleum

Corporation, Abu Dhabi National Oil Company, CNOOC, Pertobras, Petronas,

dan Sonangol. Pada tipe kedua, NOC yang belum memiliki kesiapan akses

terhadap modal seperti National Iranian Oil Company, Pemex, atau Pertamina,

mereka secara esensial berfungsi seperti kementerian pemerintah dimana mereka

dapat mengalami pemotongan anggaran. Mereka menjual minyak mentah untuk

negara dan pendapatannya masuk ke kas negara, dimana NOC hanya

mendapatkan kembali biaya produksi dan upah penjualan minyak per barel yang

terjual. Untuk memiliki rig pengeboran baru atau kebutuhan yang membutuhkan

modal lainnya, misalnya, perusahaan-perusahaan ini harus berkompetisi dengan

program pemerintah lainnya seperti pendidikan atau kesehatan.21

19 Ibid., 6.20 Ibid., 6.21 Valerie Marcel, States of Play, 8 Desember 2013,http://www.foreignpolicy.com/articles/2009/08/17/states_of_play

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 24: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

12

Universitas Indonesia

Sebagai perusahaan yang dimiliki oleh negara, NOC menjalankan fungsi

yang unik. Sebagaimana diutarakan oleh Charles Ziegler, NOC menjalankan

fungsi representasi negara dimana NOC bersangkutan berada.22 Meskipun tingkat

otonomi satu NOC berbeda dengan NOC lain, pada dasarnya seluruh NOC butuh

untuk menjaga keseimbangan antara permintaan ekonomi pasar internasional

dengan kebutuhan politik pemerintah.23 Akan tetapi, Ziegler juga menemukan

fakta lain bahwa terdapat kecenderungan perbedaan perilaku NOC yang berasal

dari negara pengekspor minyak dengan NOC yang berasal dari negara pengimpor.

NOC yang berasal dari negara pengekspor minyak, seperti Saudi Arabia, Aljazair

dan Iran, umumnya lebih memfokuskan bisnisnya pada sektor upstream –

ekplorasi dan produksi. Dalam pengambilan kebijakan, NOC ini lebih

mengutamakan pertimbangan-pertimbangan domestik. Hal ini berkaitan dengan

fakta bahwa NOC di negara pengekspor minyak memiliki kesempatan lebih besar

untuk menyediakan sumber pendapatan terbesar bagi negara dan menjamin

ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat domestik. Pada dasarnya NOC

dari negara pengimpor minyak juga memiliki pola hubungan dengan pemerintah

yang sama dengan yang dimiliki NOC di negara pengekspor. NOC-NOC di

negara pengimpor minyak juga dihadapkan dengan tujuan dan ekspektasi

pemerintah yang terkadang mengharuskan perusahaan-perusahaan ini

menyesuaikan diri melalui operasi-operasi komersial di pasar. Meskipun

demikian, menurut Ziegler, terdapat satu aspek yang membedakan NOC dari

negara pengimpor minyak dengan NOC dari negara pengekspor minyak. NOC

dari negara pengimpor minyak lebih terdorong untuk berinvestasi dan mencari

cadangan minyak di luar negeri.24 Pada perkembangannya hampir tidak ada

perbedaan yang sangat signifikan antar NOC dimana setiap NOC terus

berekspansi, baik NOC yang memiliki sumber minyak di negaranya atau tidak.

Menurut Amy Myers Jaffe dan Matthew E Chen, NOC dewasa ini

merupakan pemain terbesar dalam perdagangan minyak dunia dimana NOC

menguasai sekitar 90% cadangan minyak dunia sehingga terjadi perubahan

22 Charles E. Ziegler, “Competing for Markets and Influence: Asian National Oil Companies inEurasia,” Asian Perspective, 32 no. 1 (2008) 131.23 Ibid., 6.24 Ibid., 129-163.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 25: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

13

Universitas Indonesia

dominasi dalam produksi minyak dan penetapan harga minyak dunia kedepannya

dimana NOC saat ini memproduksi 75% suplai minyak dunia.25 Hal tersebut dapat

dilihat dari data yang ditemukan dan disajikan pada tabel dibawah ini dimana

pada tahun 2006 sepuluh besar penguasa cadangan minyak merupakan NOC dan

tujuh dari sepuluh produsen minyak terbesar adalah NOC.

Tabel 2.1 10 Besar Pemegang Cadangan Minyak Bumi (per juta barel)

Ranking2006

Nama Perusahaan CadanganMinyak

1 Saudi Aramco 264,2002 National Iranian Oil Company (NIOC) 137,5003 Iraq National Oil Company (INOC) 115,0004 Kuwait Petroleum Corporation (KPC) 101,5005 Petroleos de Venezuela (PDV) 79,7006 Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC) 56,9207 Libya NOC 33,2358 Nigerian National Petroleum Corporation (NNPC) 21,5409 Lukoil 16,11410 Qatar Petroleum (QP) 15,200Sumber : Energy Intelligence Research, “The Energy Intelligence Top 100:Ranking the World's Oil Companies,” edisi 2007

Tabel 2.2 10 Besar Produsen Minyak Bumi (ribuan barel per hari)

Ranking2006

Nama Perusahaan Produksiminyak perhari

1 Saudi Aramco 11,0352 National Iranian Oil Company (NIOC) 4,0493 Pemex 3,7104 Petroleos de Venezuela (PDV) 2,6505 Kuwait Petroleum Corporation (KPC) 2,6436 British Petroleum (BP) 2,5627 ExxonMobil 2,5238 PetroChina 2,2709 Shell 2,09310 Sonotrach 1,934

Sumber : Energy Intelligence Research, “The Energy Intelligence Top 100:Ranking the World's Oil Companies,” edisi 2007

25 Chen dan Jaffe, “Energy Security: Meeting the Growing Challenge of National Oil Companies,”11.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 26: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

14

Universitas Indonesia

2.3 Kepentingan negara melalui pembentukan NOC

Salah satu kepentingan negara yang dituju melalui pendirian NOC

menurut literatur yang ditemukan adalah kepentingan ekonomi. Beberapa tulisan

ahli menjelaskan alasan-alasan dan tujuan negara mendirikan NOC dengan alasan

ekonomi yang berbeda. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, nilai strategis

minyak bumi menjadi pertimbangan ekonomi yang signifikan bagi pembentukan

kebijakan ekonomi suatu negara. Dalam konteks ini, NOC kemudian dianggap

sebagai salah satu cara bagi negara untuk menjaga kepentingan ekonominya. Dari

literatur yang ditemukan pula terlihat bahwa selain kepentingan ekonomi,

kepentingan politik juga menjadi alasan pembentukan NOC oleh negara. Oleh

karena itu, tulisan ini juga akan menjelaskan kepentingan politik yang muncul

dalam penggunaan NOC oleh negara. NOC sebagai perusahaan yang sahamnya

dimiliki secara mayoritas oleh negara pun menurut beberapa ahli menjadi alat

bagi negara dalam mencapai kepentingan politiknya selain kepentingan ekonomi.

2.3.1 Ekonomi

Pada dasarnya, alasan ekonomi yang dimaksud adalah usaha negara untuk

meningkatkan pendapatan, khususnya pendapatan dari pengelolaan sumber daya

yang mereka miliki. Keadaan tersebut khusus untuk negara-negara produsen

minyak, yang mana pada sejarahnya kebangkitan NOC tidak lepas dari keadaan

Oil Boom pada tahun 1970an dan meningkatnya pengaruh Organization of the

Petroleum Exporting Countries (OPEC), kartel negara-negara produsen akibat

krisis minyak pada tahun 1973.

Paul Stevens menyebutkan bahwa melalui perspektif ekonomi,

kemunculan atau kebangkitan NOC merupakan respon negara atas kegagalan

pasar dalam pengelolaan sumber daya negara.26 Kegagalan pasar yang dimaksud

adalah keberadaan kondisi asimetris informasi antara negara pemilik sumber daya

dengan perusahaan swasta atau IOC. Informasi yang dimiliki oleh IOC pengelola

seperti teknologi, kapasitas cadangan, dan hal-hal yang berhubungan dengan

26 Paul Stevens, “National Oil Companies and International Oil Companies in The Middle East:Under The Shadow of Government and The Resource Nationalism Cycle,” Journal of WorldEnergy Law & Business, 1 no. 1 (2008), 14

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 27: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

15

Universitas Indonesia

sumber daya energi yang dikelola oleh mereka menjadi posisi tawar IOC tersebut

terhadap negara pemilik sumber daya energi. Dalam IOC hanya sedikit pekerja

lokal yang tergabung terutama dalam posisi high-management dan juga IOC tidak

akan membagi informasi yang mereka miliki kepada negara pemilik sumber daya

karena pemberian informasi akan menghalangi IOC mencapai tujuan strategisnya

dimana informasi yang mereka miliki membuat mereka memiliki posisi tawar

yang kuat terhadap negara pemilik sumber daya tersebut. Van der Linde

menyatakan bahwa hal tersebut membuat pemerintah mustahil mendapatkan akses

terhadap informasi yang mereka butuhkan sehingga pembentukan NOC oleh

negara dilihat sebagai solusi pemecahan masalah tersebut.27

Grayson melihat bahwa permasalahan pada pemerintah bukanlah pada

kemampuan mereka meraih informasi, tetapi ketidakmampuan pemerintah untuk

menganalisa informasi yang ada karena pemerintah tidak langsung terjun ke

dalam industri tersebut. Keberadaan NOC dianggap oleh Grayson sebagai akses

bagi pemerintah atau negara untuk masuk ke dalam industri energi.28 Turun

langsungnya negara atau pemerintah ke dalam industri tersebut dengan operasi

NOC akan membuat negara dapat menilai performa IOC yang beroperasi di

negara mereka. Menurut Van der Linde dengan memberikan pengorganisasian

sumber daya kepada NOC akan menciptakan situasi di mana pengetahuan lokal

yang meningkat dengan metode learning by doing,29

Transfer teknologi pun menjadi alasan mengapa NOC diperlukan oleh

Negara, yang menurut Nore sebagai varian dari permasalahan asimetri

informasi30. Transfer teknologi penting dimana menurut UNCRET,31 transfer

teknologi dibutuhkan untuk membangun masyarakat yang modern. Keberadaan

NOC dilihat dapat memberikan transfer teknologi dan juga pengetahuan ke

masyarakat lokal, di sisi lainnya membuat negara tidak hanya menjadi pihak yang

27 Coby van der Linde, The State and the International Oil Market: Competition and the ChangingOwnership of Crude Oil Assets (New York: Springer Science+Business Media, 2000), 98.28 Leslie E Grayson, National Oil Companies (Chicester: John Wiley and Sons, 1981), 10.29 van der Linde, The State and the International Oil Market,, 100.30 P Nore, “The Transfer of Technology: The Norwegian Case,” New Policy Imperatives forEnergy Producers (Boulder, CO: International Centre of Energy and Economic Development,1980)31 United Nations Centre for Natural Resource, Energy, and Transport,State Petroleum Enterprisesin Developing Countries (New York: Pergamon Press, 1980)

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 28: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

16

Universitas Indonesia

dianggap sebagai sleeping partner. Philip berargumen bahwa kekuatan ekonomi

dalam minyak datang dari kontrol sumber daya minyak dan juga pasar minyak itu

sendiri32, sehingga keberadaan NOC dapat dilihat sebagai usaha dari negara untuk

memperoleh kekuatan ekonomi.

Instrumen fiskal konvensional seperti royalti, pendapatan pajak, dan

kontrak pembagian produksi menjadi alat untuk mengumpulkan sewa sumber

daya oleh pemerintah33. Pembentukan NOC sebagai operator dilihat dapat

menjadi alat pemerintah untuk mendapatkan seluruh pendapatan dari sewa

tersebut. Ide untuk memotong orang ketiga untuk mengumpulkan sewa dilihat

menarik bagi pemerintah karena pendapatan bagi pemerintah pun akan meningkat.

Perbedaan kepentingan antara pemerintah dan swasta dalam sektor minyak

bumi selalu menjadi alasan pentingnya NOC dibentuk oleh pemerintah, dengan

rasionalisasi partisipasi negara secara langsung untuk mengamankan kepentingan

nasional akan lebih efisien dibandingkan pengelolaan oleh swasta atau pasar.

Kepentingan nasional di sektor minyak menurut Grayson dan Bentham adalah

keamanan suplai domestik, regulasi health and safety (HSE), konservasi sumber

daya, pelatihan dan lapangan kerja bagi masyarakat lokal, dan warisan sumber

daya bagi generasi selanjutnya.

L. Randall melihat bahwa pemilihan NOC yang notabene dimiliki oleh

negara salah satunya disebabkan terlalu besar resiko jika pengelolaan sektor

minyak dikelola oleh perusahaan swasta domestik, terutama kerugian di sektor

komersil. Pengunaan NOC juga dilihat lebih memudahkan dalam permasalahan

pajak dibandingkan dengan kepemilikan bersama dengan swasta. Pendapatan

untuk pemerintah pun dirasa lebih besar dengan menggunakan NOC yang secara

keseluruhan dimiliki oleh pemerintah.34

32 George Philip,Oil and Politics in Latin America: Nationalist Movements and State Companies(Cambridge: Cambridge University Press, 1982)33 Alexander G Kemp, “Petroleum Policy Issues in Developing Countries,” Energy Policy, 20 no.2 (1992), 104-11534 L. Randall,The Political Economy of Venezuelan Oil (New York: Praeger, 1987), 40

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 29: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

17

Universitas Indonesia

Menurut Hirschman, sektor minyak digunakan sebagai motor sektor

pembangunan nasional.35 Agar sektor minyak dapat berperan dalam sektor

pembangunan nasional muncul kebutuhan dihubungkannya sektor minyak ke

sektor-sektor lainnya. Sektor minyak dilihat dapat membangun sektor-sektor

industri lain dikarenakan besarnya pengaruh dan penghasilan yang didapat dari

industri minyak. Di beberapa negara, industri perminyakan merupakan sektor

ekonomi besar pertama yang terbuka terhadap ekonomi dunia. Industri

perminyakan pun menjadi industri pertama bagi negara-negara tersebut dalam

memperkenalkan konsep kontrak investasi internasional, standar keuangan dan

akuntansi internasional, dan hal-hal yang berkaitan terhadap pembangunan

ekonomi.

Menurut Griffin dan Steele, negara melihat kemudahan melakukan

implementasi kebijakan energi dan juga perlindungan lingkungan dengan

menggunakan NOC.36 Lebih luas peningkatan kemakmuran negara pun dianggap

dapat dicapai secara maksimal dengan penggunaan NOC untuk mengelola sektor

energi negara. Dengan kepemilikan dan beroperasinya NOC pun negara dapat

memperluas sasaran perusahaan untuk memenuhi tujuan sosial politik seperti

penggunaan subsidi dan sebagainya. Griffin dan Steele pun menambahkan,

keuntungan dari industri minyak dapat dengan mudah di audit oleh otoritas

keuangan negara untuk maksimalisasi kepentingan rakyat, hal tersebut terjadi

karena NOC dimiliki oleh negara, berbeda dengan IOC yang dimiliki oleh

swasta.37 NOC dapat berpartisipasi dalam pendistribusian kekayaan minyak

negara kepada masyarakat umum. Robert Pirog menegaskan bahwa NOC

dilibatkan dalam distribusi kemakmuran negara, melalui subsidi bahan bakar dan

program-program kesejahteraan sosial.38 Usaha untuk maksimalisasi nilai

perusahaan pun mau tidak mau berkompetisi dengan pelaksanaan tujuan dari

35 Albert O. Hirschman, Essays in Trespassing: Economics to Politics and Beyond (Cambridge:Cambridge University Press, 1981)36 J.M. Griffin dan H.B. Steele, Energy Economics and Policy (New York: Academic Press 1980),28337 Ibid.38 Robert Pirog, The Role of National Oil Companies in the International Oil Market (WashingtonDC: Congressional Research Service 2007), 6

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 30: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

18

Universitas Indonesia

pemerintah. Pendistribusian ini dapat dilakukan melalui subsidi bahan bakar,

employment policies, dan program kesejahteraan sosial. Subsidi bahan bakar

merupakan bentuk paling umum, seperti penekanan harga bahan bakar di

Venezuela hingga $0.11 per gallon, $0.21 per gallon di Iran, dan $0.64 per gallon

di Saudi Arabia. Sebaliknya, bahan bakar memiliki harga sekitar $5.77 per gallon

di Norwegia, salah satu tingkatan harga tertinggi di dunia.

Keberadaan NOC juga dilihat bagi negara sebagai tempat penyediaan

lapangan pekerjaan. Pembentukan NOC dengan alasan tersebut memang pada

akhirnya menimbulkan inefisiensi dikarenakan fokusnya bukan untuk

maksimalisasi keuntungan, tetapi juga distribusi kemakmuran. Inefisiensi yang

terjadi pada akhirnya tidak dapat disalahkan pada saat terbukti bahwa pembukaan

lapangan kerja bagi masyarakat lokal menjadi salah satu tujuan pembentuk NOC

dimana inefisiensi jumlah pekerja menjadi opportunity cost bagi negara.

Perbedaan rasio pekerja NOC dibandingkan IOC dapat dilihat pada tabel dibawah

ini.

Tabel 2.3 Jumlah Pekerja per Satu Juta Barel, 2004

National Oil

Companies (NOC)

Jumlah

Pekerja

International Oil

Companies (IOC)

Jumlah

Pekerja

Saudi Aramco 11 ExxonMobil 19

PDVSA 16 ConocoPhillips 20

CNOOC 18 Chevron 24

NNPC 20 Shell 27

Petronas 38 British Petroleum 27

Statoil 39

NIOC 43

ONGC 94

Rosneft 172

PetroChina 267

Sumber : Ann Myers Jaffe, The Changing Role of National Oil Companies,Introduction and Summary Conclusions, James A. Baker III Institute for PublicPolicy, 1 Maret 2007

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 31: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

19

Universitas Indonesia

D. Fee melihat dengan kacamata ekonomi bahwa NOC yang pada

akhirnya mengedepankan kepentingan negara pun membuat pemerintah lebih

mudah dalam menyalurkan industri minyak terhadap industri-industri lainnya

untuk memajukan kemampuan ekonomi negara tersebut. Fakta bahwa kontrol

negara terhadap minyak yang menjadi sumber utama pendapatan negara di

perdagangan internasional akan berimbas pada kontrol terhadap mata uang asing

yang digunakan untuk pembayaran perdagangan minyak tersebut juga menjadi

alasan mengapa pengunaan NOC untuk mengelola sektor minyak penting bagi

negara.39

Terbentuknya NOC juga tidak terlepas dari keamanan energi yang ingin

dicapai oleh negara pembentuk NOC. Definisi konsep keamanan energi yang

paling dasar adalah keamanan energi merupakan keadaan dimana kontinuitas

suplai komoditas energi terus terjaga. Beberapa ahli seperti Daniel Yergin, CJ

Andrews, Bohi dan Toman mendefinisikan keamanan energi sebagai kemampuan

negara untuk dapat menjamin ketersediaan energi di tengah fluktuasi harga energi

yang terjadi.40 Negara harus dapat memastikan ketersediaan energi meski harga

energi di pasar sedang dalam kondisi terburuk. Defenisi ini berdasarkan argumen

bahwa walaupun energi yang dibutuhkan itu eksis tetapi tidak dapat terjangkau

oleh negara tersebut, maka keamanan energi pun tidak tercapai. Harga energi

yang dapat dijangkau oleh negara pun menjadi variabel penting dalam keamanan

energi. Konsep keamanan energi ini dapat dikatakan tidak dapat diukur

dikarenakan kemampuan suatu negara dalam menjangkau harga energi adalah

subjektif. Kemampuan suatu negara dengan negara lainnya dalam menjangkau

tingginya harga energi pada saat terburuk tidak dapat disamakan sehingga

permasalahan tersebut dapat disimpulkan relatif.

Dengan memberikan pengelolaan sektor energi dan sumber daya terhadap

NOC, NOC menjadi salah satu taktik negara dalam pemenuhan suplai energi dan

keterjangkauan harga energi di dalam negara tersebut.Diharapkan pengelolaan

39 D. Fee, Petroleum Exploitation Strategy (London/New York: Belhaven Press, 1988), 5940 Daniel Yergin, “Energy Security in 1990’s,” Journal of Foreign Affairs 67 (1) 1988; CJAndrews, “Energy Security as a Rationale for Governmental Action,” Technology and SocietyMagazine IEEE 24 (2), 16-25; Bohi, R Douglas, Michael Toman, dan Margaret Walls, TheEconomics of Energy Security (Boston: Kluwer Academic Publishers, 1996)

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 32: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

20

Universitas Indonesia

sumber daya yang ditangani negara langsung, lewat NOC tanpa pihak swasta,

kepentingan negara dalam mengamankan suplai energi dapat tercapai. Menurut

Charles Zeigler, memastikan suplai energi dengan harga yang terjangkau

merupakan hal yang terpenting bagi negara dan hal tersebut dapat diatasi dengan

menggunakan NOC. Pemenuhan suplai energi menjadi salah satu tugas NOC,

bahkan tugas utama NOC dari negara pengimpor minyak adalah mencari

cadangan minyak di luar negeri dimana mereka melakukan hal tersebut untuk

menutupi kekurangan kebutuhan suplai minyak di negaranya, contohnya NOC

dari negara Cina dan India, atau tidak adanya sumber minyak untuk memenuhi

kebutuhan minyak di negara tersebut seperti Korea Selatan dan Jepang.41

Kepastian akan harga energi yang dapat dijangkau di negara tersebut pun dipenuhi

dengan keberadaan NOC yang mengelola sumber daya energi yang dimiliki oleh

negara. Subsidi energi yang dilakukan oleh negara lewat NOC-nya pun menjamin

ketersediaan energi yang harganya dapat dijangkau walaupun menurut Losman42

efek negatif dari hal tersebut adalah konsumsi energi yang tidak terkontrol.

2.3.2 Politik

Dalam tulisannya “Geopolitical Threats to World Energy Markets,” yang

pada intinya membahas bagaimana ancaman terhadap pasar energi dunia dapat

muncul dari persaingan geopolitik negara-negara besar, Robert Klob

menyinggung bagaimana pertimbangan politik menjadi salah satu dasar negara

memilih menggunakan NOC untuk mewujudkan kepentingan mengamankan

energinya.43 Dalam artikel tersebut, Kolb salah satunya, menunjukkan adanya

kecenderungan pertimbangan mengejar keuntungan-keuntungan ekonomi tidak

lagi menjadi motivasi utama sejumlah NOC. NOC dari Cina dan Rusia misalnya,

melalui pengamatan terhadap sejumlah aktivitas, dapat diduga membawa

kepentingan-kepentingan geopolitik negara masing-masing. Sebagaimana diamati

oleh Kolb, Rusia memiliki kepentingan geopolitik untuk menjaga, ataupun

41 Charles E. Ziegler, “Competing for Markets and Influence: Asian National Oil Companies inEurasia,” 131-134.42 Donald L Losman, “The Rentier State and National Oil Companies: An Economic and PoliticalPerspective,” Middle East Journal, 64, no. 63 (2010)43 Robert W. Kolb, “Geopolitical Threats to World Energy Markets,” The Journal of Social,Political and Economic Studies, 36 no. 2 (2011)

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 33: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

21

Universitas Indonesia

mendapatkan kembali, pengaruh terhadap negara-negara tetangga yang dulu

merupakan bagian dari Uni Soviet. Untuk mewujudkan kepentingan tersebut,

Kolb menilai, Rusia mengelola koneksi jalur-jalur pipa minyak dan gas dari

negara-negara tadi untuk dialirkan menuju Rusia sebelum dikirim ke negara-

negara Eropa Barat. Dengan menguasai titik-titik penting jaringan pipa ini, Rusia

mampu memberikan pengaruh besar terhadap negara-negara bekas anggota Uni

Soviet.

Kolb mengelaborasi lebih jauh mengenai nilai geopolitis penguasaan titik-

titik penting dalam jalur pipa minyak dan gas bagi Rusia. Saat ini Rusia

mengoperasikan sistem jaringan pipa minyak dan gas terbesar di dunia.44 Sistem

jaringan pipa ini menghubungkan sistem pengolahan serta sumber-sumber minyak

dan gas milik Rusia sendiri dengan sumber-sumber di negara-negara bekas Uni

Soviet yang sekaligus juga menjadi salah satu konsumen utama minyak dan gas

hasil olahan Rusia: Turkmenistan, Kazakhstan, Azerbaijan, Georgia, Armenia,

Tajikistan, Kyrgyzstan, dan Uzbekistan.45 Dari Rusia kemudian jalur pipa ini

mengalirkan minyak dan gas menuju negara-negara Eropa Timur dan seterusnya

Eropa Barat.46 Jalur pipa yang sangat strategis ini, oleh pemerintah Rusia,

tanggungjawab pengelolaannya diserahkan kepada Gazprom, perusahaan nasional

Rusia –meskipun fokus bisnisnya adalah gas alam, Gazprom memproduksi

minyak bumi dalam jumlah yang cukup besar.

Disini menarik untuk melihat bahasan lain menyangkut kebijakan energi

Rusia, untuk mengedepankan kepentingan nasionalnya melalui aktivitas NOC,

dengan posisi Rusia sebagai salah satu pensuplai energi terbesar dunia. Dalam

44 Ibid., 175.45 Ibid., 175.46 Ibid., 175. Delapan puluh persen gas alam dari Rusia yang menuju Eropa Timur dan Barat harustransit di Ukraina. Saat penulis melakukan penelitian ini, masih terjadi perkembangan politikmengenai apakah Ukraina akan bergabung dengan komunitas ekonomi Eropa atau ikut ambilbagian dalam rencana integrasi ekonomi Eurasia yang diwacanakan Rusia. Dalamperkembangannya, pemeritah Rusia tampak sangat berminat untuk memikat Ukraina agar maubergabung. Diberitakan bahwa pemerintah Rusia menawakan insentif seperti kredit murah, hargamurah untuk gas alam dan keuntungan-keuntungan perdagangan lainnya jika Ukraina bersedia.Sedangkan jika Ukraina menolak dan malah bergabung dengan Uni Eropa, ada wacana bahwapemerintah Rusia akan menjatuhkan sanksi ekonomi dalam bentuk sanksi perdagangan dan hargagas dan minyak bagi Ukraina. Timothy Heritage, “Russia makes new attempt to woo Ukraine, EUwaits in wings,” 12 Desember 2013, Reuters, http://www.reuters.com/article/2013/12/12/us-ukraine-russia-eu-idUSBRE9BB0L420131212, diakses pada 14 Desember 2013, 10.38 WIB.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 34: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

22

Universitas Indonesia

tulisannya, “Russian Oil and Gas Challenges,” Robert Pirog membahas mengenai

tantangan-tantangan yang dihadapi oleh sektor energi, minyak dan gas Rusia.47

Pada intinya Pirog menunjukkan bahwa dalam sejumlah kesempatan kebijakan

energi Rusia melalui NOC-nya, Gazprom, telah digunakan untuk mengedepankan

kepentingan-kepentingan negara, yang salah satunya adalah perluasan pengaruh di

kawasan. Disebutkan oleh Pirog, “The Russian government has moved to take

control of the country’s energy resources, and to try to use that control to exert its

influence elsewhere.”48 Pada tulisan yang lain, Pirog menyebutkan bahwa NOC

memiliki tujuan-tujuan untuk mendistribusikan kemakmuran (wealth distribution)

kepada masyarakat secara umum, penyediaan lapangan kerja, pembangunan

ekonomi, mewujudkan keamanan energi, serta, mungkin yang paling relevan

disini, sebagai instrumen kebijakan luar negeri.49 NOC misalnya dapat digunakan

untuk menginisiasi kemitraan strategis dengan NOC dari negara lain, yang

kemudian akan berujung pada terciptanya kemitraan strategis antar negara.50

Selain itu, NOC juga dapat mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang bertujuan

untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan luar negeri.51 Hal semacam ini

misalnya terjadi ketika Saudi Aramco meningkatkan produksi minyaknya ketika

Irak menginvasi Kuwait, selain untuk menjaga kestabilan harga minyak dunia

juga untuk menunjukkan posisi politik Saudi Arabia ketika itu.52 Contoh lain

adalah ketika Iran menggunakan ancaman menghentikan suplai minyak dan

menutup Selat Hormuz untuk mewujudkan kepentingan luar negerinya di

kawasan.53 Contoh lainnya adalah ketika Presiden Chavez menggunakan PDVSA

dalam kerangka kebijakan pemberian bantuan ekonomi, proyek energi bersama

dan harga minyak murah untuk memperluas pengaruh Venezuela di Amerika

Latin.54

Hubungan antara aktivitas NOC dan kepentingan-kepentingan geopolitik

juga dibahas oleh Robert Klob dengan melihat perkembangan NOC dari Cina.

47 Robert Pirog, “Russian Oil and Gas Challenges,” dalam The Quarterly Journal, (2007), 82-99.48 Ibid., 88.49 Pirog, The Role of National Oil Companies50 Ibid., 7.51 Ibid., 7.52 Ibid., 8.53 Ibid., 8.54 Ibid., 8.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 35: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

23

Universitas Indonesia

Menurut pengamatan Klob, terdapat kecenderungan aktivitas NOC Cina di Afrika

membawa kepentingan-kepentingan geopolitik Cina di kawasan.

Di Cina, terdapat tiga NOC besar yang masing-masing menguasai sektor

pengelolaan energi yang berbeda: China National Petroleum Corporation (CNPC)

merupakan produsen minyak terbesar di Cina; China Petroleum and Chemical

Corporation (Sinopec) merupakan perusahaan penyulingan terbesar; dan China

National Offshore Oil Corporation (CNOOC) menguasai sektor pelayanan. Ketiga

NOC ini juga menjadi pemilik modal terbesar di sejumlah perusahaan minyak

Cina yang lain.

Minimnya cadangan energi di Cina memaksa NOC Cina untuk

memfokuskan aktivitas bisnisnya di sumber-sumber energi di luar negeri, seperti

di negara-negara Afrika yakni Sudan, Angola, Nigeria, Kongo dan Gabon.55

Pertimbangan ekonomi, yakni untuk menjamin ketersediaan energi bagi Cina

yang ekonominya terus tumbuh secara signifikan, tampaknya memang menjadi

faktor utama pendorong ekspansi NOC Cina. Akan tetapi, menurut pengamatan

Klob, ada kekhawatiran bahwa aktivitas NOC Cina di Afrika membawa

kepentingan-kepentingan geopolitik Cina. Melalui investasi infrastruktur dan

proyek-proyek pembangunan non-energi lain, hubungan yang terjalin antara Cina

dan negara-negara sumber energi di Afrika menjadi tidak sekadar hubungan bisnis

saja. Kekhawatiran sejumlah kalangan adalah bahwa kedekatan hubungan antara

Cina dan rejim-rejim Afrika ini dapat mengganggu aspirasi negara-negara Barat

untuk menanamkan nilai-nilai Barat, seperti demokrasi, di Afrika.

55 Ibid., 170. Terdapat perbedaan antara NOC dari negara pengekspor dengan NOC dari negarapengimpor. NOC yang berasal dari negara pengekspor minyak, seperti Saudi Arabia, Aljazair danIran, umumnya lebih memfokuskan bisninya pada sektor upstream –ekplorasi dan produksi.Dalam pengambilan kebijakan, NOC-NOC ini lebih mengutamakan pertimbangan-pertimbangandomestik. Hal ini berkaitan dengan fakta bahwa NOC di negara pengekspor minyak memilikikesempatan lebih besar untuk menyediakan sumber pendapatan terbesar bagi negara danmenjamin ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat domestik. Sedangkan NOC darinegara pengimpor minyak lebih terdorong untuk berinvestasi dan mencari cadangan minyak diluar negeri. Mereka melakukan hal tersebut untuk menutupi kekurangan kebutuhan suplai minyakdi negaranya, contohnya NOC dari negara Cina dan India, atau tidak adanya sumber minyak untukmemenuhi kebutuhan minya di negara tersebut seperti Korea Selatan dan Jepang. Lihat Charles E.Ziegler, “Competing for Markets and Influence: Asian National Oil Companies in Eurasia” dalamAsian Perspective, 32, no. 1 (2008), 129-163.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 36: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

24

Universitas Indonesia

From the political perspective, Western nongovernmental

organizations have accused China of using its investments to

support some of the more abusive, corrupt, and violent

governments in the world. The poster child for this argument

has been China’s support for the Sudanese government and

its unwillingness to condemn publicly the genocidal practices

of the janjaweed militias operating in Darfur. China’s

repeated contention that it does not get involved in domestic

politics and that its relationships with African governments is

strictly commercial is perceived by many as hollow. Critics

argue that without China’s investments and tacit support,

African governments, such as the Sudan’s, would be forced to

amend their behavior.56

Argumen senada, mengenai bagaimana faktor politik menjadi dasar

pertimbangan negara memilih NOC untuk terlibat aktif dalam industri minyak,

diberikan oleh Coby van der Linde. Bedanya, argumen van der Linde lebih

mengarah kepada kepentingan negara, yang diwujdukan melalui aktivitas NOC,

untuk mengamankan kepentingan-kepentingan politik domestik, terutama

kepentingan mempertahankan rejim kekuasaan.

Dalam publikasinya, The State and International Oil Market, van der

Linde, dengan mengambil titik tolak dari proses nasionalisasi besar-besaran

terhadap perusahaan-perusahaan minyak pada tahun 1973, membahas mengenai

peran pemerintah, khususnya pemerintah di negara-negara berkembang, di sektor

ekonomi, khususnya sektor produksi minyak, dan bagaimana peran negara

tersebut berevolusi dalam sebuah lingkungan ekonomi yang dinamis.57 Temuan

van der Linde sebenarnya lebih menunjukkan bahwa faktor ekonomi memainkan

peran yang lebih besar dalam pengambilan keputusan pemerintah untuk

menggunakan NOC. Akan tetapi, pertimbangan-pertimbaangan ekonomi, hingga

56 Henry Lee dan Dan Shalmon, 2008, dikutip dalam Ibid., 172-173.57 van der Linde, The State and the International Oil Market

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 37: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

25

Universitas Indonesia

pada tingkat tertentu, dimanipulasi oleh pemerintah untuk akhirnya digunakan

bagi kelangsungan kekuasaan rejim berkuasa. Van der Linde menyebutkan,

“In order to maintain political support, governments have a strong

incentive to distribute benefits to their supporters, either in direct

transfers in jobs or in jobs at an above-market wage.”58

Nasionalisasi IOC oleh negara juga memungkinkan negara untuk

memaksimalisasi pendapatan dari pajak sekaligus memastikan akses terhadap

informasi-informasi penting yang sebelumnya dikuasai oleh IOC. Informasi-

informasi penting ini mencakup aset-aset yang spesifik menyangkut sumber daya

alam dan manusia, teknologi, investasi, know-how, serta tata kelola internal

terhadap aset-aset tersebut.59 Dengan melakukan nasionalisasi terhadap

perusahaan-perusahaan minyak dan mendirikan NOC, pemerintah memiliki

kesempatan untuk mendapatkan informasi-informasi yang sangat penting dalam

rangka meningkatkan penguasaan negara terhadap sektor minyak.

Selain akses terhadap informasi, negara juga mendapatkan keuntungan

lain dari memiliki NOC. Dengan industri minyak yang membutuhkan sumber

daya manusia cukup besar dikuasai oleh negara, negara memiliki kesempatan

untuk memperluas lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal.60 Selain itu, negara

juga memiliki kesempatan untuk mengekspos perusahaan-perusahaan domestik

yang lebih kecil untuk ikut terlibat dalam garis produksi minyak. Pada akhirnya

keleluasaan pemerintah untuk mengatur strategi bisnis NOC agar dapat lebih

berpihak pada kepentingan-kepentingan ekonomi domestik memperkuat posisi

pemerintah di hadapan konstituen domestiknya.

Bergerak ke literatur selanjutnya, argumen mengenai pentingnya peran

faktor politik dalam mempengaruhi keputusan pemerintah untuk menggunakan

NOC juga dapat ditemukan dalam tulisan Paul Stevens, “National oil companies

and international oil companies in the Middle East: Under the shadow of

58 Ibid., 6.59 Ibid., 97.60 Ibid., 98-99.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 38: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

26

Universitas Indonesia

government and the resource nationalism cycle.”61 Dengan menggunakan lima

kerangka waktu (pra-Perang Dunia II, 1950-an dan 1960-an, 1970-an, 1980-an

dan 2000-an) Stevens membuktikkan argumentasi utamanya bahwa nasionalisme

sumber daya (resource nationalism) merupakan sebuah fenomena siklus. NOC

menjadi bagian penting dalam siklus nasionalisme sumber daya. Kebebasan

manajerial yang dinikmati IOC, serta masalahnya kurang kontrol pemerintah

terhadap aktivitas-aktivitas IOC, memaksa pemerintah untuk mencari alternatif

mekanisme engelolaan sumber daya; NOC.62

Pada titik pembahasan diarahkan terlebih dahulu untuk melihat ragam

definisi mengenai resource nationalism. Menurut laporan PwC63, resource

nationalism digunakan untuk mendeskripsikan hasrat rakyat dari negara dengan

kekayaan sumber daya untuk mendapatkan keuntungan secara ekonomi yang

lebih besar dari sumber daya nasional yang mereka punya dan resolusi dari

pemerintah mereka untuk memiliki kontrol yang lebih besar di sektor sumber

energi negara tersebut. Definisi tersebut senada dengan definisi oleh Halina Ward

dan Giacomo Luciani.64 Mekanisme kontrol yang digunakan oleh negara untuk

melakukan hal tersebut bervariasi, mulai dari menasionalisasi perusahaan swasta

baik secara penuh ataupun melalui penguasaan kepemilikan secara mayoritas,

optimalisasi aktivitas perusahaan milik negara (dalam minyak, NOC), penyewaan

sumber daya dan juga mekanisme pajak progresif. Menurut David R. Mares,

peneliti dari James Baker Institute, konsep resource nationalism menjelaskan

situasi dimana pemerintah berusaha tegas untuk memperoleh dan melindungi

pasokan energi. Taktik yang digunakan beragam, mulai dari penggunaan praktik

61 Paul Stevens, “National Oil Companies and International Oil Companies,” 5-3062 Ibid., 12.63 Liam Fitzgerald, Resource Nationalism and Multi-Jurisdictional Tax Issues, PwC Publications,http://www.pwc.com/ca/en/mining/publications/pwc-2012-12-13-resource-nationalism-multi-jurisdictional-tax-issues-en.pdf64 Halina Ward, “Resource Nationalism and Sustainable Development,” The International Institutefor Environment and Development Working Paper, Maret 2009, hal. 5; Giacomo Luciani, “GlobalOil Supplies: The Impact of Resource Nationalism and Political Instability,” CEPS WorkingDocument no. 350, Mei 2011, 4-10

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 39: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

27

Universitas Indonesia

diplomasi sampai dengan dukungan keuangan untuk memperoleh cadangan

minyak dan gas.65

Michael Solomon menjelaskan bahwa resource nationalism terjadi karena

adanya beberapa dorongan, yaitu doktrin politik mengenai kepemilikan negara

akan sumber daya, persepsi bahwa negara dapat lebih efisien dalam mengalirkan

hasil dari pengelolaan sumber daya terhadap pertumbuhan pembangunan secara

langsung, dan kebutuhan politik pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja

dan menyerap tenaga kerja di negara tersebut.66

Intervensi negara seringkali dilakukan dan untuk intervensi negara di

sektor energi sangat berkaitan terhadap konsep resource nationalism. Intervensi

negara dilakukan dengan alasan kebutuhan peningkatan efisiensi dikarenakan

sektor swasta dianggap gagal atau kurang dalam mengelola sumber daya yang

ada. Pada saat efisiensi tidak menjadi isu, intervensi negara pun sangat mungkin

dilakukan oleh pemerintah dengan persepsi bahwa perusahaan energi swasta tidak

memberikan bagian yang adil bagi negara juga menjadi alasan mengapa intervensi

negara dilakukan. Hal ini seringkali terjadi karena terjadi kesenjangan

pendapatan. Dalam kasus ini, intervensi menjadi politis dibandingkan motivasi

ekonomi.67

Kembali pada tulisan Stevens. Menurut pengamatan Stevens, terdapat

sejumlah faktor politik yang mempengaruhi pembentukan NOC. Pertama, terdapat

argumen-argumen ideologis yang berakar dari pemikiran “sosialis.”68

“Sosialisme” berpikiran bahwa negara harus menguasai sektor-sektor terpenting

dalam kegiatan ekonomi, atau apa yang disebut sebagai “commanding height”;

oleh karena itu minyak menjadi target penting bagi kepemilikan dan kontrol

pemerintah.69 Pendapat ini didukung oleh penelitian-penelitian lain, diantaranya

65 David R. Mares, “Resource Nationalism and Energy Security in Latin America: Implications forGlobal Oil Supplies,” James A Baker III Institute for Public Policy, Rice University, WorkingPaper, Januari 2010, http://weber.ucsd.edu/~dmares/MaresResourceNationalismWorkPaper.pdf66 Michael Solomon, The Rise of Resource Nationalism: A Resurgence of State Control in an Eraof Free Markets or the Legitimate Search for a New Equilibrium? (Cape Town: Southern AfricanInstitute of Mining and Metallurgy 2012) 22-2767 Ibid.68 Ibid.,12.69 Ibid.,12.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 40: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

28

Universitas Indonesia

tulisan Henri Madelin yang salah satu temuannya adalah bahwa sejumlah negara,

yang mengklaim dirinya sebagai negara sosialis, mewujudkan sosialisme tersebut

melalui NOC. “Algeria envisages achieving socialism through Sonatrach.”70

Kedua, NOC dilihat sebagai jalan untuk melindungi kedaulatan dan

nasionalisme ekonomi.71 Dengan kata lain, pembentukan NOC dapat dilihat

sebagai sebuah reaksi nasional terhadap pengaruh yang terlalu besar yang

dinikmati oleh sejumlah perusahaan-perusahaan besar yang, dengan pengaruh

tersebut, dapat mengancam kedaulatan negara.72 Nasionalisasi sumber daya, yang

dipicu oleh adanya “permanent sovereignty over natural resources,” kemudian

mengharuskan pemerintah untuk membentuk entitas tertentu untuk mengambil

alih operasi di sektor minyak.73 Pada tulisan yang lain, Olorunfemi menyebutkan,

“The formation of most NOCs was prompted by the desire of oil-

producing countries to exercise their sovereign rights over their

national strategis and desirable hydrocarbon resources. This is

resource nationalism. In some cases, the exercise was

accomplished by outright nationalization, while, in others, it was a

gradual process of acquiring increasing interests in the operations

of foreign oil compnaies.”74

Faktor ketiga yang mendorong pembentukan NOC, menurut pengamatan

Stevens, adalah kebutuhan untuk memperkuat rasa kebanggaan nasional dan rasa

kemerdekaan (national pride and a sense of independence).75 Kasus semacam ini

misalnya terjadi di Kanada. Dengan Kanada sebelumnya seringkali dicap sebagai

negara bagian terakhir AS, pewujudan kebanggaan nasional diklaim menjadi salah

satu alasan utama pembentukan Petro-Canada.76 Di negara-negara berkembang,

70 Henri Madelin, Oil and Politics, (London: Saxon House/Lexington Books, 1974), 128.71 Stevens, “National Oil Companies and International Oil Companies in The Middle East: UnderThe Shadow of Government and The Resource Nationalism Cycle,” 12-13.72 Madelin,Oil and Politics,140.73 Ibid., hal. 13, lihat juga MA Mughraby, Permanent Sovereignty over Oil Resources, (Beirut:Middle East Economic Research and Publishing Centre, 1966).74 Michael Olorunfemi, “The Dynamics of National Oil Companies,” OPEC Review, 15 No. 4(Desember 1991) 321.75 Stevens, “National Oil Companies and International Oil Companies,” 13.76 Ibid., 13.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 41: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

29

Universitas Indonesia

NOC dianggap sebagai salah satu simbol kemerdekaan pasca-kolonialisme.77

Terakhir, penyediaan dukungan terhadap patronase politik juga dapat menjadi

motif pembentukan NOC.78

NOC juga dapat berperan sebagai apa yang disebut “flag carrier.” Dalam

tulisannya, “The Rentier State And National Oil Companies: An Economic And

Political Perspective,” Donald Losman menyebutkan NOC lebih dari sekedar

organisasi bisnis yang mengejar keuntungan ekonomi. “They are symbols of the

state, of its national prowess and national dignity.”79

Selanjutnya menurut Griffin dan Steele, negara melihat kemudahan

melakukan implementasi kebijakan energi dan juga perlindungan lingkungan

dengan menggunakan NOC.80 Dengan kepemilikan dan beroperasinya NOC pun

negara dapat memperluas sasaran perusahaan untuk memenuhi tujuan sosial

politik seperti penggunaan subsidi dan sebagainya.Griffin dan Steele pun

menambahkan, keuntungan dari industri minyak dapat dengan mudah di audit

oleh otoritas keuangan negara untuk pemaksimalan kepentingan rakyat, hal

tersebut terjadi karena NOC dimiliki oleh negara, berbeda dengan IOC yang

dimiliki oleh swasta.81

77 Ibid.,1378 RM Auty, dikutip dalam Ibid., 1379 Losman, “The Rentier State And National Oil Companies: An Economic And PoliticalPerspective,” 43680 Griffin dan Steele, Energy Economics and Policy, 28381 Ibid.

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 42: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

30 Universitas Indonesia

BAB 3

KESIMPULAN

Minyak bumi merupakan komoditas strategis, bukan komoditas biasa

dimana minyak bumi secara sejarah memiliki peran sangat penting bagi strategi

nasional dan politik internasional. Minyak bumi merupakan salah satu sumber

utama kekuatan dilihat dari kerangka ekonomi politik internasional. Perubahan-

perubahan yang berkaitan dengan minyak bumi seperti pemain-pemain utama

dalam perdagangan minyak dunia akan berdampak pada hubungan internasional.

NOC dengan penguasaan 90% cadangan minyak dunia dan 75% produksi

minyak dunia tidak dapat dipungkiri menjadi pemain utama dalam sektor minyak

bumi. NOC secara mayoritas dimiliki dan dikontrol oleh negara. NOC memiliki

tugas mengelola sektor energi terutama minyak dan gas. Negara memiliki

kepentingan dengan pembentukan NOC dikarenakan NOC menjadi tangan negara

dalam mengelola komoditas strategis dunia yaitu minyak bumi.

Dalam ilmu hubungan internasional, menurut Morgenthau, kepentingan

negara didefinisikan dalam pengertian power. Power yang dimaksud disini adalah

power dalam pengertian kontrol akan pikiran dan tindakan dari pihak lain.1

Negara melalui pembentukan NOC pun dapat dilihat sebagai kontestasi negara

dalam meraih power. Kepentingan negara dalam NOC menurut literatur-literatur

yang ditemukan oleh penulis dapat dibagi menjadi kepentingan ekonomi dan

kepentingan politik, dimana kepentingan-kepentingan tersebut dapat dicapai oleh

negara melalui pembentukan NOC. Kepentingan ekonomi dan politik bagi negara

yang dicapai oleh negara bermacam-macam, menurut para ahli dilihat dari sisi

yang berbeda-beda. Kepentingan-kepentingan negara yang dicapai oleh negara

melalui penggunaan NOC menurut literatur-literatur yang ada pun dilihat penulis

memiliki benang merah sehingga jelas terlihat bagaimana NOC menjadi pilihan

negara untuk mengelola sektor energi negara, dimana sektor energi dengan

1 Hans J. Morgenthau, Politics among Nations (New York: Alfred A. Knopf, 1948), 8

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 43: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

31

Universitas Indonesia

sumber daya natural yang dimiliki negara merupakan sumber power bagi negara

dalam ilmu hubungan internasional.2

Diagram 3.1 Kepentingan Negara Melalui NOC

Dengan berkembangnya NOC dan temuan kepentingan-kepentingan

negara tersebut menurut literatur yang ada dapat dilihat bahwa negara masih

menjadi aktor terpenting dalam Hubungan Internasional. Hal tersebut dapat dilihat

dari hasrat negara dalam mengelola dan mengontrol secara penuh sumber daya

yang ia miliki. Negara secara jelas terlihat enggan dalam melepaskan

kekuasaannya terutama dalam menguasai komoditas strategis seperti minyak

bumi.

2 Ibid, 82

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 44: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

32

Universitas Indonesia

Hal menarik yang bisa ditelaah dari tulisan-tulisan literatur yang ada

mengenai kepentingan negara dalam NOC adalah bagaimana negara dalam

mengamankan kepentingannya dapat menggunakan alat yaitu NOC yang

berbentuk perusahaan tetapi dimiliki secara mayoritas oleh negara.

Refleksi terhadap Indonesia yang memiliki NOC yaitu Pertamina, dimana

Pertamina dibentuk oleh Indonesia sebagai bentuk dari realisasi UUD 1945 Pasal

33 ayat (3) yang mengamanatkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-

besar kemakmuran rakyat”. Undang-undang tersebut pada dasarnya telah

mencerminkan konsep resource nationalism, penguasaan sumber daya secara

penuh oleh negara.. Indonesia pun pada awalnya mendapatkan keuntungan yang

sangat besar melalui pengelolaan sektor energi melalui NOC-nya, dimana

Pertamina juga diberikan kewenangan yang tidak sedikit melalui UU No 8 Tahun

1971, dimana Pertamina berperan sebagai pemegang kuasa pertambangan dan

Pertamina pun pada akhirnya mampu menempatkan dirinya sebagai andalan

pendapatan negara. UU No 8 Tahun 1971 yang khusus mengatur tentang

Pertamina pun dibentuk disebabkan oleh posisi strategis dan vital dalam

mengelola sumber daya alam yang berpengaruh terhadap hajat hidup orang

banyak.3

Hal tersebut berubah pada tahun 2001, dimana pasca reformasi membawa

perubahan terhadap pengelolaan Indonesia terhadap sektor migas. UU No 22

Tahun 2001 dibentuk dengan dampak perubahan struktur industri migas yang

sebelumnya terintegrasi vertikal (didominasi oleh Pertamina) menjadi struktur

yang terpecah-pecah dan liberalisasi industri migas. Hal tersebut dimaksudkan

untuk menciptakan kegiatan migas yang mandiri, transparan, berdaya saing,

berwawasan pelestarian lingkungan, serta mendorong perkembangan potensi dan

peranan nasional. Kenyataan yang terjadi adalah produksi migas Indonesia turun,

bahkan sejak taun 2004 Indonesia telah berubah menjadi negara net oil importer.

3 Hadi Daryono dkk, Dari Pangkalan Brandan Migas Indonesia Mendunia: Transformasi ke NonMigas di Pangkalan Brandan Suatu Keniscayaan (Jakarta: Petrominer 2013), 98-102

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 45: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

33

Universitas Indonesia

Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia memutuskan keluar dari

OPEC pada tahun 2008.4

Merujuk kepada literatur-literatur yang ditemukan oleh penulis dalam

kajian ini, negara yang memiliki sumber daya semestinya memiliki satu NOC

yang kuat dan memiliki keunggulan, terutama dalam penguasaan dan pengelolaan

sektor energi. Indonesia mendorong dan memposisikan Pertamina sebagai NOC

yang unggul dengan UU No 8 Tahun 1971, tetapi keadaan tersebut berubah

seiring dengan berlakunya UU No 22 Tahun 2001, dimana kondisinya Pertamina

menjadi bermain dalam satu level yang sama dengan IOC yang beroperasi di

Indonesia.

Penulis melalui kajian literatur ini melihat dan membandingkan kondisi

Pertamina dengan NOC lain yang ada di dunia merekomendasikan penguatan

Pertamina oleh pemerintah untuk memberikan keistimewaan yang lebih, sehingga

sektor energi di Indonesia dapat memberikan keuntungan yang lebih bagi negara

dan hajat hidup masyarakat Indonesia.

4 Ibid, 192

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 46: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

_____. “Higlights,” International Energy Outlook 2013, 25 Juli 2013, U.S. EnergyInformation Administration,http://www.eia.gov/forecasts/ieo/more_highlights.cfm. 2 Desember 2013,01.12 WIB.

_____. “Russia makes new attempt to woo Ukraine, EU waits in wings,” 12Desember 2013, Reuters, http://www.reuters.com/article/2013/12/12/us-ukraine-russia-eu-idUSBRE9BB0L420131212, diakses pada 14 Desember2013, 10.38 WIB.

Andrews, CJ. “Energy Security as a Rationale for Governmental Action.”Technology and Society Magazine IEEE, Vol. 24 No. 2. 16-25

Bohi, R Douglas, Michael Toman, dan Margaret Walls. The Economics of EnergySecurity. Boston: Kluwer Academic Publishers, 1996

Chen, Matthew E. dan Amy Myers Jaffe. “Energy Security: Meeting the GrowingChallenge of National Oil Companies.” The Whitehead Journal ofDiplomacy and International Relations Vol. 8 No.2 (Summer/Fall 2007).9-21

Daryono, Hadi. Dari Pangkalan Brandan Migas Indonesia Mendunia:Transformasi ke Non Migas di Pangakalan Brandan Suatu Keniscayaan.Jakarta: Petrominer, 2013

Fee, D. Petroleum Exploitation Strategy. London/New York: Belhaven Press,1988

Fitzgerald, Liam. Resource Nationalism and Multi-Jurisdictional Tax Issues,PwC Publications, http://www.pwc.com/ca/en/mining/publications/pwc-2012-12-13-resource-nationalism-multi-jurisdictional-tax-issues-en.pdf

Grayson, Leslie. National Oil Companies. Chicester: John Wiley and Sons, 1981

Griffin, J.M. dan H.B. Steele. Energy Economics and Policy. New York:Academic Press 1980

Hirschman, Albert. Essays in Trespassing: Economics to Politics and Beyond.Cambridge: Cambridge University Press, 1981

Kemp, Alexander G, “Petroleum Policy Issues in Developing Countries.” EnergyPolicy Vol. 20 No. 2 (Februari 1992). 104-115

Kolb, Robert W. “Geopolitical Threats to World Energy Markets.” The Journalof Social, Political and Economic Studies, Vol. 36 No. 2 (Summer 2011).154-196

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 47: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

Universitas Indonesia

Losman, Donald L. “The Rentier State and National Oil Companies: AnEconomic and Political Perspective.” Middle East Journal, Vol. 64, No.63 (Summer 2010). 427-445

Luciani, Giacomo. “Global Oil Supplies: The Impact of Resource Nationalismand Political Instability.” CEPS Working Document No. 350, Mei 2011

Madelin, Henri. Oil and Politics. London: Saxon House/Lexington Books, 1974

Marcel, Valerie. Oil Titans: National Oil Companies in the Middle East.Washington DC: Brookings Institution Press, 2006

Marcel, Valerie. States of Play,http://www.foreignpolicy.com/articles/2009/08/17/states_of_play, 8Desember 2013, 21.44 WIB

Mares, David R. “Resource Nationalism and Energy Security in Latin America:Implications for Global Oil Supplies.” James A Baker III Institute forPublic Policy, Rice University, Working Paper, Januari 2010,http://weber.ucsd.edu/~dmares/MaresResourceNationalismWorkPaper.pdf

Maugeri, Leonardo. The Age of Oil: The Mythology, History, and Future of theWorld’s Most Controversial Resource. Westport: Praeger, 2006

Morgenthau, Hans J. Politics among Nations. New York: Alfred A. Knopf, 1948

Mughraby, MA. Permanent Sovereignty over Oil Resources. Beirut: Middle EastEconomic Research and Publishing Centre, 1966

Nore, P. “The Transfer of Technology: The Norwegian Case.” New PolicyImperatives for Energy Producers. Boulder, CO: International Centre ofEnergy and Economic Development, 1980

Olorunfemi, Michael. “The Dynamics of National Oil Companies.” OPECReview, Vol. 15 No. 4 (Desember 1991)

Palazuelos, Enrique. “Current oil (dis)order: players, scenarios, and mechanisms.”Review of International Studies, Vol. 38 Issue. 2 (2012), hal. 301-319

Philip, George. Oil and Politics in Latin America: Nationalist Movements andState Companies. Cambridge: Cambridge University Press, 1982

Pirog, Robert. “Russian Oil and Gas Challenges.” The Quarterly Journal. Fall2007. 82-99.

Pirog, Robert. The Role of National Oil Companies in the International OilMarket. Washington DC: Congressional Research Service 2007

Randall, Laura. The Political Economy of Venezuelan Oil. New York: Praeger,1987

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014

Page 48: KEPENTINGAN NEGARA DALAM PEMBENTUKAN NATIONAL OIL …lib.ui.ac.id/file?file=digital/20367362-TA-Fadhil... · 1.1 Latar Belakang Hingga saat ini ... tahun-tahun terjadinya resesi ekonomi

Universitas Indonesia

Solomon, Michael. The Rise of Resource Nationalism: A Resurgence of StateControl in an Era of Free Markets or the Legitimate Search for a NewEquilibrium?. Cape Town: Southern African Institute of Mining andMetallurgy 2012

Stevens, Paul. “National Oil Companies and International Oil Companies in TheMiddle East: Under The Shadow of Government and The ResourceNationalism Cycle.” Journal of World Energy Law & Business, Vol. 1 No.1 (2008). 5-30

Tordo, Silvana, Brandon S. Tracy dan Noora Arfaa. “National Oil Companies andValue Creation”. World Bank Working Paper No. 218, 2011.

United Nations Centre for Natural Resource, Energy, and Transport. StatePetroleum Enterprises in Developing Countries (New York: PergamonPress, 1980)

Van der Linde, Coby. The State and the International Oil Market: Competitionand the Changing Ownership of Crude Oil Assets. New York: SpringerScience+Business Media, 2000

Ward, Halina. “Resource Nationalism and Sustainable Development.” TheInternational Institute for Environment and Development, Maret 2009

Wolf, Christian. “Does Ownership Matter? The Performance and Efficiency ofState Oil vs Private Oil.” Energy Policy, Vol. 37 No. 7 (Juli 2009). 2642-2652

Yergin, Daniel. The Prize: The Epic Quest for Oil, Money and Power. New York:Simon & Schuster, 1991

Yergin, Daniel. “Energy Security in 1990’s.” Journal of Foreign Affairs, Vol. 67No. 1 (1988)

Ziegler, Charles E. “Competing for Markets and Influence: Asian National OilCompanies in Eurasia.” Asian Perspective, Vol. 32 No. 1 (2008). 129-163

Kepentingan negara ..., Fadhil Muhammad Ar Ridha, FISIP UI, 2014