p. 3 · hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal iii tahun 2019. pada saat...

16
Vol. IV, Edisi 23, Desember 2019 Polemik Pencabutan Asas Cabotage dalam Revisi UU Pelayaran p. 8 ISO 9001:2015 Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685 Upaya Peningkatan Kapasitas SDM di Desa Melalui Akademi Desa 4.0 p. 12 Kinerja Ekspor Indonesia Di Bawah Ancaman Resesi Global p. 3

Upload: others

Post on 28-Jan-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

Vol. IV, Edisi 23, Desember 2019

Polemik Pencabutan Asas Cabotage dalam Revisi UU

Pelayaranp. 8

ISO 9001:2015Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685

Upaya Peningkatan Kapasitas SDM di Desa Melalui Akademi

Desa 4.0p. 12

Kinerja Ekspor Indonesia Di Bawah Ancaman Resesi Global

p. 3

Page 2: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

2 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

Polemik Pencabutan Asas Cabotage dalam Revisi UU Pelayaranp.8

SEKTOR pelayaran menjadi sorotan publik belakangan ini, sejalan dengan munculnya isu revisi undang-undang pelayaran yang disebabkan oleh asas cabotage yang dianggap berdampak negatif bagi industri pelayaran nasional. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, benarkah asas cabotage memang perlu dihapus dalam revisi UU Pelayaran.

Upaya Peningkatan Kapasitas SDM di Desa Melalui Akademi Desa 4.0 p.12

SALAH satu fokus Dana Desa tahun 2020 adalah penguatan kapasitas SDM perangkat desa dan tenaga pendamping desa serta penguatan monitoring dan evaluasi Dana Desa. Kemendes PDTT telah mendirikan program Akademi Desa 4.0 dan bekerja sama dengan BUMN, serta lebih dari seratus perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yang akan menyediakan pendidikan vokasi yang dapat mendukung pimpinan daerah dan desa serta masyarakat dalam implementasi kebijakan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

Kinerja Ekspor Indonesia Di Bawah Ancaman Resesi Global p.3

Kritik/Saran

[email protected]

Dewan RedaksiRedaktur

DahiriRatna Christianingrum

Martha CarolinaRendy Alvaro

EditorAde Nurul Aida

Marihot Nasution

PEREKONOMIAN terancam resesi akibat situasi yang tidak menentu lantaran perang dagang dan konflik politik. Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi pada tahun 2020. Kondisi global diperparah dengan masuknya Amerika Serikat (AS) dalam fase semi resesi dan meningkatnya peluang terjadinya resesi di AS pada tahun 2020. Dalam rangka meminimalkan dampak resesi global yang mungkin terjadi di tahun 2020 terhadap kinerja ekspor Indonesia, maka pemerintah perlu mencari pasar alternatif.

Penanggung JawabDr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E.,

M.Si.Pemimpin Redaksi

Dwi Resti Pratiwi

Page 3: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

3Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

Kinerja Ekspor Indonesia Di Bawah Ancaman Resesi Global

oleh Ratna Christianingrum*)

Resesi merupakan kontraksi ekonomi yang ditandai dengan penurunan pertumbuhan secara

signifikan, setidaknya selama enam bulan atau dua kuartal berturut-turut. Saat ini resesi atau pelemahan ekonomi sedang menjadi topik perbincangan dari para ekonom. Hongkong merupakan negara yang saat ini berada di jurang resesi. Berdasarkan laporan dari Departemen Sensus dan Statistik Hongkong, perekonomiannya pada kuartal III-2019 mengalami kontraksi sebesar 3,2 persen (qoq). Sedangkan pada kuartal II-2019 perekonomian Hongkong sudah terkontraksi sebesar 0,4 persen. Pertumbuhan ekonomi yang negatif secara kuartalan pada kuartal III-2019 membawa Hongkong secara resmi mengalami resesi.

Saat ini Singapura menjadi negara yang berada di jurang resesi. Hal ini dikarenakan Singapura mengalami perlambatan ekonomi yang paling parah di kawasan ASEAN (cnbc.com, 2019). Apabila kondisi tidak berubah, Institute of Chartered Accoountants memprediksikan Singapura akan jatuh ke resesi pada tahun 2020 (cnbc.com, 2019). Hal ini sejalan dengan laporan yang disampaikan oleh Singapore

Economic Development Board, yang menyatakan bahwa produksi industri negara tersebut pada bulan Agustus mengalami kontraksi atau penurunan sebesar 8 persen (yoy). Dimana pada bulan sebelumnya juga telah mengalami penurunan sebesar 0,1 persen.

Kondisi global ini diperparah dengan masih bermasalahnya perekonomian Amerika Serikat (AS). Credit Suisse menilai saat ini AS sudah memasuki fase yang disebut semi-resesi (cnbc, 2019). Hal ini terlihat dari terjadinya penurunan angka Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur AS menjadi sebesar 47,8 di bulan Oktober 2019. Nilai ini merupakan nilai terendah sejak Juni 2009. Angka PMI di bawah 50 menunjukkan bahwa industri tidak melakukan ekspansi.

Sejalan dengan hal itu, Kepala Equity Strategy dari Standard Chartered Private Bank juga menyatakan bahwa terjadi peningkatan probabilitas terjadinya resesi di AS pada tahun 2020. Nilai probilitas ini mengalami peningkatan yang signifikan dari 2 persen menjadi 40 persen (cnbc, 2019). Mengingat semakin tingginya kemungkinan terjadi resesi global, maka akan dikaji bagaimana dampak resesi terhadap Indonesia,

AbstrakPerekonomian terancam resesi akibat situasi yang tidak menentu lantaran

perang dagang dan konflik politik. Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi pada tahun 2020. Kondisi global diperparah dengan masuknya Amerika Serikat (AS) dalam fase semi resesi dan meningkatnya peluang terjadinya resesi di AS pada tahun 2020. Dalam rangka meminimalkan dampak resesi global yang mungkin terjadi di tahun 2020 terhadap kinerja ekspor Indonesia, maka pemerintah perlu mencari pasar alternatif. Kawasan yang bisa digarap Indonesia antara lain kawasan Asia Selatan, Afrika, Kolombia, hingga Rusia. Selain itu, diplomasi perdagangan harus dioptimalkan guna membuka pasar alternatif tujuan ekspor tersebut.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

primer

Page 4: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

4 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

khususnya pada sektor ekspor. Selain itu, mengidentifikasi upaya yang harus dilakukan untuk meminimalkan dampak resesi global di Indonesia.

Kinerja Ekspor Indonesia Ke Hongkong, Singapura, dan AS

Kinerja ekspor Indonesia ke Hongkong mengalami fluktuasi sejak tahun 2014 (Gambar 1). Hingga bulan Agustus 2019, ekspor Indonesia ke Hongkong mencapai USD1.824,46 juta. Nilai ini setara dengan 1,65 persen dari total ekspor Indonesia pada periode yang sama. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai ekspor Indonesia ke Hongkong mengalami penurunan sebesar 14,06 persen. Komoditas ekspor ke Hongkong terbesar adalah elektronik dan udang. Ekspor elektronik ke Hongkong sudah mengalami koreksi sebagai akibat terjadinya resesi di negara tersebut (Gambar 2A). Namun ekspor udang ke Hongkong justru mengalami peningkatan. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa konsumsi udang di negara tersebut tidak dipengaruhi oleh ada atau tidaknya resesi.

Singapura merupakan salah satu partner dagang Indonesia terbesar ketiga setelah Tiongkok dan Jepang (BPS, 2019). Nilai transaksi perdagangan dengan Singapura mencapai USD34,4 miliar. Nilai ekspor Indonesia ke Singapura cenderung mengalami penurunan sejak tahun 2014 (Gambar

1). Pada periode Januari-Agustus 2019 nilai ekspor Indonesia ke Singapura mencapai USD8,85 miliar. Nilai ini setara dengan 8,04 persen dari total ekspor Indonesia pada periode yang sama. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018, nilai ekspor ke Singapura mengalami peningkatan sebesar 3,71 persen. Komoditas ekspor ke Singapura yang cukup besar antara lain elektronik, otomotif, udang dan kopi. Ekspor elektronik dan otomotif mengalami penurunan pada Januari-Agustus 2019 (Gambar 2B). Hal ini dapat disebabkan karena adanya pelemahan perekonomian yang terjadi di Singapura. Namun ekspor udang dan kopi pada tahun 2019 justru mengalami peningkatan (Gambar 2B). Hal ini

Gambar 2. Perkembangan Ekspor per Komoditas ke Hongkong, Singapura & AS

Sumber: Kementerian Perdagangan, diolah

Gambar 1. Perkembangan Ekspor Indonesia ke Singapura, Hongkong, & AS

Sumber: Kementerian Perdagangan, diolah

Page 5: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

5Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

nilai ekspor dari produk elektronik dan otomotif dapat menjadi gambaran bahwa sektor ini yang mungkin akan mengalami koreksi yang cukup dalam apabila Singapura benar-benar mengalami resesi. Sehingga perlu dicari pangsa pasar baru untuk menjual produk elektronik dan otomotif untuk meminimalkan dampak perlambatan ekonomi di Singapura terhadap kinerja ekspor dan industri domestik.

Dampak awal yang akan dirasakan Indonesia apabila AS mengalami resesi adalah melebarnya defisit neraca perdagangan Indonesia. Hal ini terjadi mengingat sejak tahun 2014 hingga saat ini, kinerja ekspor-impor Indonesia dengan AS selalu mengalami surplus (Kementerian Perdagangan, 2019). Dengan menurunnya ekspor ke AS akibat resesi yang terjadi di negara tersebut, maka akan terjadi koreksi atas surplus perdagangan Indonesia-AS.

Untuk meminimalkan dampak resesi yang mungkin terjadi di Singapura dan AS terhadap kinerja ekspor Indonesia, maka perlu dicari negara atau kawasan alternatif tujuan ekspor Indonesia. Pasar baru yang terbentuk diharapkan dapat menjadi alternatif tujuan ekspor dari komoditas-komoditas yang mengalami penurunan konsumsi di negara-negara yang terkena resesi (TPT, elektronik, otomotif, serta karet & produk karet).

Afrika merupakan salah satu kawasan alternatif tujuan ekspor Indonesia. Populasi di Afrika pada tahun 2016 telah mencapai 1,2 miliar jiwa. Selain itu Afrika mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam dekade terakhir (Kontan, 2019). Hal ini diperkuat dengan adanya realisasi investasi mencapai USD94,1 miliar pada tahun 2016. Saat ini negara-negara di kawasan Afrika sedang berproses menjadi negara lower middle income, dari yang sebelumnya merupakan negara dengan lower income (Republika, 2019). Selain itu, negara-negara tersebut juga membutuhkan produk-produk kebutuhan dasar seperti pakaian, pangan dan obat-obatan. Hal

dapat mengindikasikan bahwa ekspor bahan makanan ke Singapura tidak dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di negara tersebut.

AS merupakan salah satu mitra dagang Indonesia yang besar. Pada tahun 2018, AS menempati peringkat keempat sebagai partner dagang terbesar Indonesia setelah Singapura. AS menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua dari Indonesia pada tahun 2019. Nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai USD11,55 miliar pada periode Januari-Agustus 2019. Nilai ini setara dengan 10,49 persen dari total ekspor Indonesia pada periode yang sama. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, nilai ekspor Indonesia ke AS mengalami penurunan sebesar 6,47 persen. Komoditas ekspor utama ke AS adalah tekstil dan produk tekstil (TPT), produk karet, alas kaki, hasil hutan, serta elektronik. Selain ekspor alas kaki, keempat komoditas ekspor Indonesia terbesar ke AS mengalami penurunan di tahun 2019 (Gambar 2C). Hal ini dapat dikarenakan minimnya ekspansi yang dilakukan oleh industri di AS.

Dampak Resesi Tiga Negara Terhadap Kinerja Ekspor Indonesia

Terjadinya resesi di Hongkong telah menyebabkan penurunan kinerja ekspor Indonesia ke Hongkong sebesar 14,06 persen. Selain itu terjadinya resesi di Hongkong menyebabkan defisit neraca perdagangan dengan negara tersebut. Sejak tahun 2014 neraca perdagangan Indonesia dengan Hongkong cenderung mengalami surplus. Namun sejak tahun 2018, neraca perdagangan Indonesia ke Hongkong mengalami defisit. Pada tahun 2019, nilai defisit perdagangan mencapai titik terendah, yakni mencapai USD537,56 juta pada periode Januari-September 2019 (Kementerian Perdagangan, 2019).

Saat ini kinerja ekspor Indonesia ke Singapura belum terpengaruh secara signifikan dengan keadaan ekonomi di Singapura. Terjadinya penurunan

Page 6: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

6 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

RekomendasiDalam rangka meminimalkan dampak resesi global yang mungkin terjadi di tahun 2020, maka pemerintah perlu mencari pasar alternatif. Kawasan Afrika dapat menjadi salah satu pasar alternatif. Namun untuk merealisasikan ekspor ke kawasan tersebut, pemerintah perlu melakukan upaya diplomasi perdagangan guna menurunkan atau menghilangkan sebanyak-banyaknya tarif dagang. Adanya perjanjian dagang antara Indonesia dengan Mozambik diharapkan dapat menjadi pintu masuk ekspor produk Indonesia ke kawasan Afrika Selatan/Barat. Dengan demikian pemerintah perlu melakukan promosi melalui trade expo di Mozambik dengan mengundang negara-negara sekitar.

ini menunjukkan adanya kecocokan antara komoditas ekspor Indonesia dengan kebutuhannya.

Mozambik merupakan negara di Afrika Selatan yang telah memiliki perjanjian dagang dengan Indonesia (Liputan6, 2019). Dalam perjanjian dagang tersebut, Mozambik memberikan penurunan tarif sekitar 217 pos tarif kepada Indonesia. Dengan adanya perjanjian dagang tersebut, diharapkan dapat terbuka pasar baru di kawasan Afrika Selatan/Barat.

Pemerintah diharapkan dapat menggarap negara-negara di kawasan

Afrika lainnya seperti Etiopia, Somalia, dan Ruanda. Negara-negara tersebut dulunya relatif tertinggal. Namun saat ini, pertumbuhan ekonomi yang terjadi di negara tersebut cukup tinggi, bahkan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Asia (Republika, 2019). Adanya tarif dagang merupakan salah satu kendala yang dihadapi saat akan menggarap pasar di Afrika. Untuk itu, perlu adanya perjanjian dagang serta diplomasi dagang dengan negara-negara tersebut agar dapat menurunkan atau bahkan menghilangkan sebanyak-banyaknya tarif dagang di negara yang bersangkutan.

Daftar Pustaka

cnbc. (2019, Oktober 04). AS Tidak Fine-fine Saja, Tapi Apakah Sampai Semi Resesi? Diakses dari www.cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/news/20191004141344-4-104489/as-tidak-fine-fine-saja-tapi-apakah-sampai-semi-resesi

cnbc. (2019, Agustus 26). Duh! Kemungkinan Resesi di AS Meningkat, Segera Lari ke Emas. Diakses dari www.cnbcindonesia.com: https://www.cnbcindonesia.com/market/20190826182939-17-94854/duh-kemungkinan-resesi-di-as-meningkat-segera-lari-ke-emas

cnbc.com. (2019, September 26). Singapura, Calon Korban Resesi Berikutnya? Diakses dari www.cnbcindonesia.com:

https://www.cnbcindonesia.com/news/20190926131046-4-102405/singapura-calon-korban-resesi-berikutnya

Kementerian Perdagangan RI. (2019, november 18). Neraca Perdagangan Indonesia dengan Hongkong. Diakses dari www.kemendag.go.id: https://www.kemendag.go.id/id/economic-profile/indonesia-export-import/balance-of-trade-with-trade-partner-country?negara=112

Kontan. (2019, November 06). Fasilitas NIA jadi Daya Tarik Ekspor Strategis di Negara Non Traditional Market. Diakses dari www.kontan.comid: https://adv.kontan.co.id/news/fasilitas-nia-jadi-daya-tarik-ekspor-strategis-di-negara-non-traditional-market

Liputan6. (2019, Agustus 28). Indonesia Resmi Miliki Perjanjian Dagang Pertama

Page 7: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

7Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

dengan Negara Afrika. Diakses dari www.liputan6.com: https://adv.kontan.co.id/news/fasilitas-nia-jadi-daya-tarik-ekspor-strategis-di-negara-non-traditional-market

Republika. (2019, Agustus 23). Afrika Pasar Ekspor Potensial Bagi RI. Diakses dari www.republika.co.id: https://

republika.co.id/berita/pwo0ij416/afrika-pasar-ekspor-potensial-bagi-ri

Tempo. (2018, Februari 17). INDEF: 70 Persen Pasar Ekspor Itu-itu Saja. Diakses dari www.bisnis.tempo.co.id: https://bisnis.tempo.co/read/1061525/indef-70-persen-pasar-ekspor-itu-itu-saja/full&view=ok

Page 8: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

8 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

Asas cabotage merupakan salah satu bentuk kedaulatan negara maritim dan telah berjalan selama

11 tahun lamanya. Adanya asas ini telah mencatatkan pertumbuhan di beberapa sektor pelayaran domestik. Sebelum diterapkannya asas cabotage, laut Indonesia dipenuhi oleh kapal asing. Penerapan asas cabotage telah meningkatkan populasi kapal nasional, dari yang hanya 6 ribu unit sebelum diberlakukannya asas, menjadi lebih dari 25 ribu unit kapal hingga tahun 2018, atau tumbuh lebih dari 400 persen selama 10 tahun. Selain itu asas cabotage juga telah mendorong pertumbuhan jumlah perusahaan angkutan laut di Indonesia, dari 2.731 perusahaan tahun 2009, menjadi 4.453 perusahaan tahun 2018, atau tumbuh rata-rata 6 persen per tahun. Bertambahnya jumlah perusahaan tersebut tentu mendorong kesempatan kerja yang lebih luas lagi, terutama profesi di bidang pelayaran. Dengan demikian, potensi pendapatan negara dari pajak juga semakin bertambah, yang dapat berasal dari PPh Pasal 15 Final untuk freight dan charter dengan awak kapal, PPh 21, PPh 23 Jasa Lainnya, PPh pasal 4 ayat 2, PPh atas jasa angkut, serta pajak anak buah kapal (ABK). Sayangnya, beberapa pihak menilai capaian tersebut masih belum optimal, penerapan asas

cabotage juga dianggap belum mampu mengoptimalkan pertumbuhan sektor maritim. Sehingga belakangan ini muncul isu Revisi UU Pelayaran yang mengatur tentang asas cabotage.Usulan Revisi Undang-Undang PelayaranDewan Perwakilan Daerah (DPD) mengusulkan adanya revisi UU No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Usulan tersebut menyusul pandangan beberapa pihak yang menyatakan bahwa industri pelayaran nasional dinilai kurang mampu mendukung pemenuhan sistem logistik nasional yang berdaya saing. UU Pelayaran mengatur soal bisnis di sektor jasa pelayaran, terutama berkaitan dengan asas cabotage. Asas tersebut menegaskan angkutan laut dalam negeri wajib menggunakan kapal berbendera merah putih, dan diawaki oleh awak berkebangsaan Indonesia. Hal ini tersurat dalam Pasal 8 Ayat 1 dan 2 dalam UU Pelayaran. Bahkan, di Ayat 2 Pasal 8 sangat tegas mengatur tidak diizinkannya pihak asing dalam aktivitas angkutan dalam negeri, “Kapal asing dilarang mengangkut penumpang dan/atau barang antar pulau atau antar pelabuhan di wilayah perairan Indonesia”.Ada 2 pasal yang diajukan perubahan oleh DPD, yaitu pasal 8 dan pasal

Polemik Pencabutan Asas Cabotage dalam Revisi UU Pelayaran

oleh Rendy Alvaro*)

Satrio Arga Effendi**)Abstrak

Sektor pelayaran menjadi sorotan publik belakangan ini, sejalan dengan munculnya isu revisi undang-undang pelayaran yang disebabkan oleh asas cabotage yang dianggap berdampak negatif bagi industri pelayaran nasional. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, benarkah asas cabotage memang perlu dihapus dalam revisi UU Pelayaran. Berdasarkan hasil analisis, maka ada beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan pemerintah yaitu pertama, asas cabotage merupakan keputusan final dan belum perlu dilakukan revisi. Kedua, perlu ada dukungan kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor jasa pelayaran. Ketiga, perlu kebijakan yang mendorong pembangunan sektor riil yang terkait dengan sektor jasa yang bersangkutan.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

sekunder

Page 9: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

9Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

276 yang memuat ketentuan tentang Angkutan Laut Dalam Negeri dan Penjagaan Laut dan Pantai (Sea and Coast Guard). Dalam revisinya, DPD mengusulkan ayat 1 menjadi “kegiatan angkutan laut dalam negeri dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional atau asing”. DPD berharap RUU ini dapat memberi ruang agar dunia pelayaran global bisa memberi kontribusi yang signifikan kepada perekonomian nasional. Dengan alasan, Indonesia sebagai negara kelautan memiliki potensi yang sangat besar dalam perekonomian. Pengajuan revisi ini dapat dikatakan sebagai penghapusan asas cabotage.Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah, benarkah penghapusan asas cabotage diperlukan. Tulisan ini bertujuan untuk melihat problematika revisi UU Pelayaran dengan mempertimbangkan beberapa permasalahan yang terdapat pada angkatan laut nasional. Defisit Neraca Jasa Semakin MelebarPokok permasalahan pertama yaitu defisit neraca jasa. Sektor pelayaran nasional selama ini turut menyumbang defisit neraca perdagangan Indonesia. Seperti yang kita ketahui bahwa neraca perdagangan jasa selalu menorehkan nilai “defisit” setiap tahunnya. Neraca perdagangan jasa triwulan II tahun 2019 tercatat defisit USD1,9 miliar (dari USD1,8 miliar tahun sebelumnya). Dari total USD1,9 miliar tersebut, mayoritas disumbangkan oleh defisit jasa transportasi yang mencapai USD1,8 miliar dimana 80 persennya disumbangkan oleh sea freight.Salah satu komponen penyebab defisit sea freight adalah pelayaran ekspor-impor yang didominasi oleh kapal asing. Pada tahun 2018, produksi armada

kapal nasional dalam pengiriman logistik sebesar 31 juta ton, atau hanya 4 persen dari total freight sepanjang tahun. Sementara itu, produksi kapal asing mencapai 799 juta ton atau 96 persen. Hal ini tentu membuat potensi pajak dan penghasilan perusahaan angkutan laut mengalir ke negara lain. Arus keluar (outflow) dengan kapal asing ini juga turut menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Jumlah pelayaran internasional yang diakomodasi oleh kapal nasional semakin menurun, dan didominasi oleh kapal asing (Tabel 1). Namun perlu kita ketahui juga, bahwa peningkatan dominasi kapal asing tersebut bukanlah diakibatkan oleh adanya asas cabotage, melainkan kurang kompetitifnya industri pelayaran nasional akibat dari tingginya biaya logistik industri pelayaran. Hal tersebut dikarenakan bunga pembiayaan kapal oleh bank yang cukup tinggi yakni 10-12 persen, lalu adanya PPN 10

Gambar 1. Data Neraca Perdagangan Jasa TW II 2019 (dalam USD)

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, 2019

Tabel 1. Produksi Angkutan Laut di Indonesia

Sumber: Buku Statistik Perhubungan

Page 10: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

10 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

persen atas freight ekspor (sekarang sudah dihapuskan), kemudian PPN 10 persen atas BBM ditambah Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar 5-7 persen. Sedangkan kapal asing tidak dipungut pajak. Faktor tersebut mendorong tingginya biaya logistik yang ditanggung oleh pengusaha dalam mengekspor barangnya ke luar negeri jika menggunakan kapal nasional. Sebagai catatan, Indonesia menjadi negara dengan biaya logistik termahal di Asia, yakni sebesar 24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), dimana 19 persennya berasal dari sea freight.Ditinjau dari total produksi pelayaran domestik, asas cabotage justru meningkatkan produksi kapal nasional secara signifikan serta mampu mengurangi jumlah kapal asing yang melayani pelayaran domestik. Dari produksi kapal nasional domestik tahun 2009 sebanyak 200 juta ton, meningkat hingga mencapai 1,3 miliar ton pada tahun 2018, serta dikelola sepenuhnya oleh kapal nasional.

Industri Galangan Kapal Nasional Kurang Berdaya SaingPermasalahan kedua, pemerintah perlu mendukung peningkatan kualitas dan kuantitas industri galangan kapal nasional, sehingga Indonesia mampu memproduksi sendiri dan memenuhi kebutuhan kapal untuk penyediaan layanan angkutan laut baik nasional maupun internasional, salah satunya kapal pengekspor batubara dan CPO.

Indonesia merupakan negara penghasil batu bara terbesar kelima di dunia tahun 2018. Namun, pada lini bisnis pengangkutan batubara, pengangkutan ekspornya sebanyak 98 persen dilakukan menggunakan kapal berbendera asing, sisanya (2 persen) merupakan kontribusi kapal nasional. Pada tahun 2017, Kementerian Perdagangan menerbitkan Permendag No. 82/2017 tentang Ketentuan Penggunaan Angkutan Laut dan Asuransi Nasional untuk Ekspor dan Impor Barang Tertentu yang membuka

jalan bagi industri angkutan laut dalam negeri untuk meningkatkan produksi angkutan laut dalam negeri.

Terdapat tantangan bagi industri angkutan laut nasional. Ketersediaan kapal dalam negeri yang mampu melayani pengangkutan ekspor CPO dan batubara tidaklah banyak. Menurut data dari Indonesia National Shipowners’ Association (INSA), jumlah kapal nasional yang saat ini berperan dalam pengangkutan batubara hanya 72 kapal, terdiri dari 10 kapal bulk carrier dan 62 kapal tug barge, angka itu hanya sebesar 2 persen dari jumlah ribuan kapal asing yang dipakai untuk kegiatan ekspor. Artinya, industri angkutan laut nasional perlu menyiapkan kapal nasional berkualitas yang tak kalah dari kualitas kapal asing dan mampu memenuhi seluruh kebutuhan pengangkutan ekspor CPO dan batubara.

Dukungan pemberlakuan bunga bank kompetitif dalam pinjaman bagi industri pelayaran nasional terutama dalam produksi kapal merupakan salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan kapal nasional. Saat ini, pinjaman yang diberikan bagi pelayaran nasional masih dikenakan bunga sekitar 11-14 persen jika pinjaman dalam rupiah dan untuk pinjaman dalam dolar bunganya sekitar 7 persen, sedangkan di luar negeri hanya dikenai bunga 2 persen. Dukungan lainnya yaitu jangka waktu pinjaman yang harusnya lebih panjang. Idealnya, tenor pinjaman terhadap industri pelayaran nasional berkisar 15-20 tahun. Hal ini sesuai dengan lifetime kapal yang mampu mencapai 25 tahun. Sedangkan pada saat ini jangka waktu pinjaman hanya berkisar 5-7 tahun. Impor bahan baku untuk pembuatan kapal pun masih terjadi. Dimana TKDN kapal nasional hanya 20 persen, dan sisanya impor. Akibatnya, dari sisi harga, produksi kapal dalam negeri lebih tinggi daripada kapal impor. Hal ini berimbas pada tingginya minat pengusaha dalam mengimpor produk kapal daripada membangun kapal nasional.

Page 11: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

11Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

Apa Dampak Jika Asas Cabotage Dihapus?Dengan adanya penghapusan asas cabotage, konsekuensi yang terjadi adalah munculnya kesempatan bagi operator kapal asing untuk tetap menggunakan armada berbendera luar negeri dan diawaki oleh awak berkebangsaan luar negeri. Dampaknya, defisit neraca perdagangan jasa juga semakin melebar, terlebih lagi di sektor jasa transportasi. Kapal asing yang berlayar di nusantara juga membawa pajak ke negara asalnya, cukup besar potensi pajak yang akan hilang jika

revisi dilakukan. Kontribusi kepada negara melalui PPh Badan dan pajak ABK secara umum pun ikut mengalir keluar. Selain itu, masuknya kapal asing ke perairan nusantara juga akan melemahkan daya saing industri pelayaran nasional. Pelaku industri cenderung memilih menggunakan kapal asing dengan biaya lebih murah dibandingkan dengan kapal nasional yang biaya logistiknya lebih tinggi. Permasalahan tersebut dirasa lebih mendesak untuk diselesaikan oleh pemerintah dibandingkan dengan revisi UU Pelayaran yang hanya mengubah 2 pasal serta menghapus asas cabotage.

RekomendasiAsas cabotage tidak hanya diterapkan Indonesia, beberapa negara juga memberlakukan asas cabotage seperti Amerika Serikat, Brazil, Kanada, Jepang, India, China, Australia, Filipina dan sebagainya. Oleh karena itu, ada beberapa rekomendasi yang disampaikan penulis: pertama, asas cabotage merupakan keputusan final dan belum perlu dilakukan revisi. Seandainya perlu direvisi, seharusnya bersifat menguatkan, bukan melemahkan dan tidak mengganggu pasal-pasal yang mengatur asas cabotage. Kedua, di sisi moneter, perlu ada dukungan kebijakan untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor jasa pelayaran, dengan penurunan suku bunga kredit pinjaman pengadaan kapal, jangka pengembalian pinjaman yang diperpanjang, serta insentif fiskal berupa relaksasi pajak yang berkaitan dengan kapal. Ketiga, kebijakan yang mendorong pembangunan sektor riil yang terkait dengan sektor jasa yang bersangkutan, yakni pembangunan industri perkapalan untuk mendukung aktivitas ekspor impor, serta memenuhi kebutuhan transportasi pelayaran domestik dan internasional.

Daftar PustakaBank Indonesia (2019). Laporan Neraca Pembayaran Indonesia

Kementerian Perhubungan (2012-2018). Buku Statistik Perhubungan

CNN (2019). Ekspor-Impor Pakai Kapal Asing Bikin Indonesia Tekor Rp96,6 T. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20191017093348-92-440244/ekspor-impor-pakai-kapal-asing-bikin-indonesia-tekor-rp966-t

Katadata. (2019). Biaya Logistik Indonesia Tertinggi Di Asia. Diakses dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/12/biaya-logistik-indonesia-tertinggi-di-asia

Kominfo (2019). Relaksasi Dibutuhkan, Dukung Kebutuhan Industri. Diakses dari https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/ekonomi/relaksasi-dibutuhkan-dukung-kebutuhan-industri

Kontan (2019). Catatan Revisi Undang-Undang Pelayaran. Diakses dari https://analisis.kontan.co.id/news/catatan-revisi-undang-undang-pelayaran?page=all

Reza (2019). Komite II DPD RI: Ada Beberapa Alasan Revisi UU Pelayaran. Diakses dari https://www.liputan6.com/news/read/4009499/komite-ii-dpd-ri-ada-beberapa-alasan-revisi-uu-pelayaran

World Bank. 2019. Logistics Performance Index 2019

Page 12: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

12 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

Pemerintah telah mengalokasikan Dana Desa sejak tahun 2015 sebesar Rp20,8 triliun dan

terus meningkat menjadi Rp69,8 triliun pada tahun 2019. Maka dari itu, harus diimbangi dengan kualitas pengelolaannya, karena jika dana tersebut dikelola dengan benar maka dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Berdasarkan Renstra Balilatfo Kemendes PDTT, beberapa permasalahan pokok dari pembangunan desa dan kawasan perdesaan diantaranya terkait sarana dan prasarana pelayanan pendidikan, telekomunikasi dan informasi, dan masih kurangnya kesiapan kemampuan sumber daya manusia (SDM) di desa dalam mengimplementasikan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa.

Salah satu fokus Dana Desa tahun 2020 adalah penguatan kapasitas SDM perangkat desa dan tenaga pendamping desa serta penguatan monitoring dan evaluasi Dana Desa. Marbun (2018) menyebutkan bahwa besarnya dana dan

aset yang harus dikelola oleh pemerintah desa memiliki resiko yang tinggi dalam pengelolaannya, khususnya bagi aparat pemerintah desa. Dari banyaknya laporan aduan penyelewengan yang disampaikan kepada Satgas Desa, sebagian diantaranya justru bukan murni penyelewengan, tetapi lebih karena ketidakpahaman atas pengelolaan dana tersebut. Maka dari itu, peningkatan pemahaman mengenai Dana Desa terutama bagi aparatur desa harus terus dilaksanakan agar pengelolaannya menjadi lebih tepat dan sesuai dengan peraturan ataupun kebijakan yang berlaku. Selain kepada aparatur desa, pelatihan ataupun sosialisasi juga sangat penting diberikan kepada para pendamping desa, pegiat desa serta kepada masyarakat agar lebih memiliki pemahaman terkait pemanfaatan dan pengelolaan Dana Desa. Berdasarkan data Kemendes PDTT dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, telah terbentuk sekitar 30.000 BUM Desa, namun baru sekitar 1.000 BUM Desa yang telah berhasil menghasilkan keuntungan. Hal

AbstrakSalah satu fokus Dana Desa tahun 2020 adalah penguatan kapasitas

sumber daya manusia (SDM) perangkat desa dan tenaga pendamping desa serta penguatan monitoring dan evaluasi Dana Desa. Kemendes PDTT telah mendirikan program Akademi Desa 4.0 dan bekerja sama dengan BUMN, serta lebih dari seratus perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam forum Perguruan Tinggi untuk Desa (Pertides) yang akan menyediakan pendidikan vokasi yang dapat mendukung pimpinan daerah dan desa serta masyarakat dalam implementasi kebijakan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Tantangan yang dihadapi terkait pelatihan pengelolaan Dana Desa hingga saat ini adalah terbatasnya pelatih dalam pengelolaan Dana Desa, Prukades dan BUM Desa baik dari sisi manajerial maupun pelaporan keuangan. Serta masih terdapat banyak desa yang belum mendapat akses layanan internet. Pemerintah perlu menyediakan infrastruktur internet yang memadai hingga pelosok desa agar program ini dapat berjalan dengan baik.

Upaya Peningkatan Kapasitas SDM di Desa Melalui Akademi Desa 4.0

oleh Slamet Widodo*)

Ervita Luluk Zahara**)

sekunder

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected] **) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

Page 13: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

13Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

tersebut menandakan bahwa masih banyak BUM Desa yang kesulitan dalam mengembangkan usahanya. Maka diperlukan peningkatan kompetensi bagi pelaku BUM Desa untuk mengatasi persoalan keterbatasan pengetahuan dalam mengelola BUM Desa.

Selain Kemendes PDTT yang memiliki program pelatihan pengelolaan Dana Desa, Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) c.q. Pusdiklat Kekayaan Negara dan Perimbangan Keuangan sejak tahun 2015 telah melakukan pelatihan terkait dengan pengelolaan keuangan dan aset desa. BPPK menghadapi keterbatasan dana dan waktu, sehingga dari 74.000 desa di Indonesia BPPK menentukan wilayah prioritas yang mendapatkan pelatihan dengan mempertimbangkan ketertinggalan dan kesiapan sarana dan prasarana. Hingga Mei 2018, BPPK memberikan pelatihan kepada sebanyak 2.047 peserta yang berasal dari 671 desa di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Nusa Tenggara Timur.

Selama ini terdapat kendala terkait pelatihan Dana Desa seperti banyaknya lembaga pelatihan pengelolaan Dana Desa namun belum dapat menjawab kebutuhan dan peningkatan kemampuan peserta, dan masih kurangnya sosialisasi. Selain itu belum ada standardisasi terkait bahan ajar/kurikulum maupun pelatih terkait dengan pendidikan pengelolaan Dana Desa. Permasalahan ketersediaan sarana dan prasarana belajar serta minimnya pelatih terkait pengelolaan Dana Desa juga menjadi kendala akan kebutuhan pendidikan dan pelatihan pengelolaan Dana Desa. Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM di desa dan mengurangi permasalahan pelatihan di desa, maka Kemendes PDTT mendirikan Akademi Desa 4.0.

Akademi Desa 4.0.Di Indonesia terdapat lebih dari 74.000 desa yang masih banyak memiliki kendala terkait pelaksanaan pelatihan terkait pengelolaan Dana Desa baik dari

sarana dan prasarana, kualitas pelatihan, maupun faktor lainnya. Akademi Desa 4.0 merupakan program yang dibentuk untuk meningkatkan kualitas SDM dan kapasitas serta mengakselerasi kemandirian dan kesejahteraan masyarakat desa melalui pendidikan dan pelatihan. Program ini merupakan gagasan dari Kemendes PDTT yang telah resmi diluncurkan pada bulan Mei 2018. Berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia No. 9 Tahun 2016 tentang Pelatihan Masyarakat menyatakan bahwa sumber pembiayaan penyelenggaraan pelatihan masyarakat dapat melalui: a) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); b) Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); dan/atau c) sumber-sumber lain yang sah dan tidak mengikat.

Program Akademi Desa 4.0 dianggarkan dari program bimtek yang sudah ada pada DIPA Kemendes PDTT. Program ini memiliki empat tujuan utama yakni menciptakan ekosistem yang kondusif untuk desa terintegrasi dengan teknologi; mempercepat pembelajaran tingkat desa; membangun kolaborasi berbagai pemangku kepentingan terkait peningkatan kapasitas masyarakat desa dan perdesaan; serta menyediakan sarana pembelajaran terstruktur dan masif dengan menyesuaikan konteks kekinian sejalan dengan revolusi industri 4.0. Akademi Desa 4.0 dibentuk oleh Kemendes PDTT bekerja sama dengan BUMN serta lebih dari seratus perguruan tinggi di Indonesia yang tergabung dalam forum Pertides yang akan menyediakan pendidikan vokasi yang dapat mendukung pimpinan daerah dan desa serta masyarakat dalam implementasi kebijakan Prukades dan BUM Desa. Kemendes PDTT bersama-sama dengan mitra baik itu kementerian lain maupun akademisi dalam merumuskan bahan pembelajaran yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat desa.

Terdapat sembilan kurikulum dasar pelatihan pada program ini yaitu

Page 14: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

14 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

mengenai Prukades, BUM Desa, Perencanaan dan Musyawarah Desa, Good Village Government, Keuangan dan Akuntansi Desa, Kepemimpinan Desa, Kewirausahaan Desa, Strategi Pertumbuhan Usaha Desa, dan Teknologi Tepat Guna Desa. Metode pelatihan yang digunakan dalam Akademi Desa 4.0 dilakukan secara virtual, dimana materi atau modul pelatihan yang diberikan dalam bentuk dokumen PDF maupun video sehingga dapat diakses dengan mudah serta hemat biaya dan waktu. Selain itu juga ada sesi pelatihan di kelas maupun studi banding menyesuaikan kebutuhan pelatihan di daerah. Adapun pelatihan yang tersedia meliputi: 1) akademi bisnis desa, yaitu berupa pelatihan bisnis desa untuk meningkatkan pengetahuan terkait bisnis di desa. Dengan adanya pelatihan akademi bisnis desa, diharapkan para peserta dapat lebih kreatif untuk menciptakan lapangan kerja di desa dengan menjadi pengusaha desa yang tangguh; 2) akademi pendampingan desa, yaitu berupa pelatihan pendampingan desa yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan terkait tata cara pendampingan yang diharapkan oleh pemerintah desa maupun masyarakat desa. Di dalam akademi pendampingan desa terdiri beberapa level sehingga diharapkan materi dapat sesuai dengan yang dibutuhkan; 3) akademi pengelolaan dana desa, yaitu

berupa pelatihan pengelolaan Dana Desa dan berfokus pada pembelajaran yang terkait pada isu - isu Dana Desa; 4) akademi kolaborasi desa, yaitu berupa pelatihan kolaborasi desa yang bertujuan untuk memberikan pemahaman, agar desa dapat melakukan kerja sama dengan berbagai pihak baik kerja sama antar desa, desa dengan pemerintah, maupun desa dengan pihak swasta dan yang lainnya; dan 5) akademi inovasi desa, yaitu berupa pelatihan inovasi desa untuk mendukung lahirnya para penemu baru di desa termasuk adanya program inovasi desa.

Bagi perangkat desa, pengelola BUM Desa, pegiat desa, maupun masyarakat bisa memilih akademi yang akan diikuti menyesuaikan kebutuhan dan passion masing-masing. Melalui program Akademi Desa 4.0 diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dari para perangkat desa, pengelola BUM Desa maupun masyarakat. Pada tahun 2018 telah dihasilkan lulusan Akademi Desa 4.0 sebanyak 90 wisudawan.

Tantangan Program Akademi Desa 4.0Berdasarkan data Indeks Pembangunan Desa (IPD) tahun 2018, terdapat 13.232 desa yang berstatus tertinggal, 54.879 desa dengan status berkembang dan 5.559 desa dengan status mandiri. Hal tersebut tentu merupakan tantangan bagi Pemerintah, bahwa masih terdapat 17,96 persen daerah yang perlu mendapat perhatian lebih agar desa-desa tersebut dapat menjadi desa berkembang bahkan mandiri. Untuk itu, program Akademi Desa 4.0 diharapkan dapat lebih memprioritaskan daerah-daerah tersebut agar baik perangkat desa maupun masyarakatnya dapat mengembangkan potensi yang ada di desanya melalui anggaran Dana Desa.

Tantangan yang dihadapi terkait pelatihan Dana Desa hingga saat ini adalah terbatasnya pelatih yang memiliki keahlian dalam pengelolaan Dana Desa, Prukades dan BUM Desa baik dari sisi manajerial maupun pelaporan keuangan. Selama ini, pelatihan

Gambar 1. Kemitraan – Hubungan Kerja Akademi Desa 4.0

Sumber: Kemendes PDTT, 2018

Page 15: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

15Buletin APBN Vol. IV. Ed. 23, Desember 2019

pengelolaan Dana Desa juga bekerja sama dengan perguruan tinggi namun kualitas pelatih tiap daerah berbeda-beda. Dengan adanya program Akademi Desa 4.0 yang telah melibatkan kurang lebih 100 perguruan tinggi, diharapkan modul, video grafis dan bahan ajar lain yang disusun dapat mudah dipahami mengingat kompetensi SDM yang ada di daerah berbeda-beda.

Berdasarkan data Kemendes PDTT (2019), komputerisasi dalam pelayanan pemerintahan desa telah mengalami peningkatan dari sebesar 48 persen pada tahun 2008 menjadi 93 persen pada tahun 2016 dari seluruh jumlah desa. Meskipun demikian, salah satu yang menjadi tantangan dalam program Akademi Desa 4.0 yaitu kesiapan sarana dan prasarana di daerah terkait akses internet untuk dapat mengakses materi dan modul pelatihan maupun saat kelas online melalui video conference. Namun,

berdasarkan data BPS masih terdapat sebanyak 35.023 desa (46,43 persen) di Indonesia yang belum terdapat fasilitas internet. Dalam hal ini Pemerintah diharapkan mempersiapkan penyediaan internet yang baik hingga ke pelosok daerah agar program ini bisa lebih efektif.

RekomendasiAkademi Desa 4.0 merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan bagi perangkat desa hingga masyarakat desa, serta mengajak agar masyarakat desa dapat menjadi agen perubahan dan menjadi subjek yang memiliki kualitas dan kapabilitas dalam membangun desa, sehingga masyarakat yang mengikuti pembelajaran Akademi Desa 4.0 dapat menjadi aktor perubahan dan bukan sebagai penonton dari perubahan yang ada di desa. Pemerintah perlu memperhatikan kesiapan ketersediaan akses internet yang kuat di seluruh wilayah Indonesia serta kualitas pelatih. Selain itu, diharapkan lulusan Akademi Desa 4.0 bisa melakukan sharing knowledge dengan masyarakat sekitarnya agar bisa memiliki pengetahuan dalam hal pengelolaan dana desa yang benar serta bisa mengelola potensi di daerahnya.

Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik (2019). Indeks Pembangunan Desa 2018.

Kemendes PDTT (2018). Akademi Desa 4.0. Paparan Advisor Menteri Desa PDTT.

Kemendes PDTT. Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan, Pendidikan, dan Pelatihan, dan Informasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Tahun 2015-2019.

Kemendes PDTT. Akademi Desa 4.0

Maksimalkan Pelatihan BUM Desa. Diakses dari https://kemendesa.go.id/view/detil/2455/akademi-desa-40-maksimalkan-pelatihan-BUM Desa pada tanggal 15 November 2019.

Marbun, Imam A.N.A. (2018). Mengungkit Kompetensi SDM Aparat Pengelola Dana Desa. Edukasi Keuangan Edisi 46/2018. BPPK Kementerian Keuangan.

Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pelatihan Masyarakat.

Skor Indikator Jumlah Desa

Persentase Desa

0 (desa tanpa fasilitas*) 35.023 46,43

1 (desa dengan 1 jenis fasilitas*) 21.880 29,00

2 (desa dengan 2 jenis fasilitas*) 11.619 15,40

3 (desa dengan 3 jenis fasilitas*) 4.645 6,16

4 (desa dengan 4 jenis fasilitas*) 1.749 2,32

5 (desa dengan 5 jenis fasilitas*) 520 0,69

Keterangan:Fasilitas desa terdiri atas: internet di kantor kepala desa, warung internet, kantor pos/pos pembantu/rumah pos, pos keliling, serta jasa ekspedisi.

Tabel 1. Ketersediaan Fasilitas Internet dan Pengiriman Pos atau Barang

Sumber: BPS, 2019

Page 16: p. 3 · Hongkong menjadi negara pertama yang mengalami resesi di kuartal III tahun 2019. Pada saat yang sama, Singapura berada di jurang resesi dan diperkirakan akan mengalami resesi

“Siap Memberikan Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RI

www.puskajianggaran.dpr.go.idTelp. 021-5715635, Fax. 021-5715635

e-mail [email protected]