kp fadhil bab iv, v, vi, daftar pustaka

31
BAB IV SISTEM PEMELIHARAAN MESIN PLTD Gambar 4.1 Mesin PLTD jenis MGS 4.1. Defenisi Pemeliharaan Melakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya. 4.2. Tujuan Pemeliharaan Sebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi dalam sistem pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku petunjuk pemeliharaan pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah ditetapkan atau mengembalikan pada posisi semula agar 41

Upload: vadhil-may-cry

Post on 17-Nov-2015

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pemeliharaan mitshubishi generator seri

TRANSCRIPT

BAB IV SISTEM PEMELIHARAAN MESIN PLTD

Gambar 4.1 Mesin PLTD jenis MGS4. 4.1. Defenisi PemeliharaanMelakukan segala aktifitas terhadap PLTD, untuk mempertahankan unjuk kerja semula atau mengembalikan kepada kondisi semula secara optimal, agar aset fisik (PLTD) tersebut dapat memenuhi syarat fungsinya sesuai tujuan dan sasarannya. 4.2. Tujuan PemeliharaanSebagaimana peralatan pada umumnya, maka peralatan yang beroperasi dalam sistem pembangkit listrik harus dipelihara secara rutin sesuai dengan buku petunjuk pemeliharaan pabrik. Pemeliharaan PLTD dilakukan untuk mempertahankan unjuk kerja yang optimal telah ditetapkan atau mengembalikan pada posisi semula agar PLTD dapat beroperasi dengan efisien, ekonomis dan handal. 4.3. Sasaran PemeliharaanSasaran pemeliharaan PLTD diarahkan untuk mencapai :a. Jam operasi lebih besar dari 14000 jam pertahun

b.

41

c. Kapasitas mampu kontinue lebih besar dari 80% dari kapasitas terpasang.d. Mempertahankan tingkat efsiensi pemakaian bahan bakar dan pelumas sesuai spesifikasinya.e. Biaya pemeliharaan pada batas-batas yang ekonomis.f. Mempertahankan tingkat keamanan dan keselamatan kerja.

4.4. Jenis-Jenis Pemeliharaan4.4.1 Pemeliharaan TerencanaSuatu pemeliharaan yang direncanakan sebelumnya dan jauh sebelumnya sudah diketahui bahwa pemeliharaan harus dilakukan pada waktu tertentu yang akan datang dan untuk itu dibuat perencanaannya.Perencanaannya dibuat berdasarkan buku petunjuk pemeliharaan mesin, jam operasi mesin serta pengaruh dari kondisi lingkungan sekitarnya, penggunaan bahan bakar dan pelumasan juga pola operasi mesin. Perencanaan ini termasuk jadwal dimulainya pelaksanaan pemeliharaan, jadwal dimulainya unit pembangkit beroperasi kembali, biaya-biaya yang dibutuhkan untuk suku cadang, material dan jasa.0. Pemeliharaan Preventif (Preventif Maintenance)Pada awalnya preventif maintenance adalah perawatan yang dilakukan secara berkala dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan dengan melakukan pengecekan, penggantian, overhaul pada sistem interval waktu yang ditentukan. Jenis perawatan ini mulai dikenal sejak dimulainya era perang dunia kedua yaitu ketika dunia membutuhkan mekanisasi yang berlebihan pada semua jenis industri.Mengingat jenis mesin makin banyak dan kompleks, maka down time menjadi masalah sehingga industri membutuhkan cara untuk mencegah kerusakan. Dari sinilah timbul ide overhaul pada interval waktu yang tetap.Selain itu disebabkan oleh biaya perawatan asset yang makin meningkat terhadap produksi maka lahirlah sistem perencanaan dan kontrol perawatan (maintenance planning and control system). Sistem ini telah sangat mapan dalam praktek perawatan.0. Pemeliharaan Periodika. Pemeliharaan PeriodikSuatu bentuk pemeliharaan terencana yang berulang-ulang secara teratur dan telah diketahui sebelumnya bahwa pada jam kerja mesin tertentu suatu jenis pemeliharaan harus dilakukan. Pemeliharaan tersebut mempunyai periode waktu tertentu yaitu dari PM (2000 jam ) TOH (4000 jam)-PM (6000 jam) MOH (8000 jam) PM (10.000 jam) TOH (12.000 jam) - GOH ( 14.000 jam).

Top Overhaul (TOH 4000 jam)Pemeliharaan 4000 jam terhadap bagian atas mesin (silinder head keatas) yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen-komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. Pekerjaan pekerjaan yang dilakukan pada TOP Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian-bagian unit yang antara lain : Pemeriksaan semua kepala silinder dan komponen yang lainnya. Pemeriksaan dan pengukuran satu bantalan dan bantalan luncuran (metal) atau sesuai buku manual pabrikan. Pembersihan generator Pemeriksaan peralatan listrik Pemeriksaan perawat pendingin cooler dan inter cooler Pemeriksaan cairan peredam getaran (vibration damper) Pemeriksaan Turbocharger (overhaul jika diperlukan pada saatnya) Pengetasan kemampuan mesin0. Semi Overhaul (TOH 12000 jam)Pemeriksaan 12000 jam terhadap bagian connecting rod keatas yang meliputi pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan pada seluruh bagian unit antara lain : Semi Overhaul untuk putaran < 750 rpm

0. Overhaul (GOH 14000 jam)Pemeliharaan 14000 jam terhadap bagian mesin yang meliputi pekerjaan pengukuran, penggantian atau merekonduksi komponen yang aus untuk mendapatkan kondisi operasi yang optimal. pekerjaan yang dilaksanakan pada Top Overhaul meliputi pemeriksaan bagian unit antara lain : Overhaul kepala silinder (silinder head) seluruhnya dan pemeriksaan komponennya. Overhaul piston, silinder, bantalan, turbocharger, silinder blok Pemeriksaan perlengkapan / peralatan bantu, generator dan panel listrik, pondasi getaran / suara. Pengetasan kemampuan mesin.Untuk memindahkan dalam melaksanakan pekerjaan bagi pelaksanaan dilihat dari jenis pemeliharaan perlu ditambahkan kalender pemeliharaan dan jenis kerjaJenis PemeliharaanKalenderJenis Kerja

POHarian24

P1Mingguan125

P22 Minggu250

P3Bulanan500

P4Triwulan1500

P5Semester3000

P6TOH4000

P7MOH8000

P8GOH14000

0. Pemeliharaan Periodik RutinPemeliharaan periodik rutin yaitu pemeliharaan kecil yang dilakukan dalam tahun anggaran yang bersangkutan. ServicePemeliharaan rutin jangka pendek meliputi pekerjaan melumasi, membersihkan, mengganti, dan menambah minyak pelumas atau bahan bakar kimia, dengan kegiatan sebagai berikut :PO (8-20) jam Melumasi dan menggemuki secara manual Membuang air kondesat dan kotoran-kotoran dari tangki dengan membuka kran. Memeriksa dan menambahkan minyak pelumas atau air pendingin yang kurang.P1 ( 100-150 ) jam Membuka dan membersihkan separator Membuka dan membersihkan filter Membersihkan peralatan bantu dari debu dan minyak yang bocorP2 ( 200-300 ) jam Mengganti minyak pelumas dari peralatan tertentu dengan referensi dari pabrik Meminyaki bantalan-bantalan Menambah bahan kimia pada air pendingin

Inspeksipemeliharaan rutin dengan jangka waktu yang lebih panjang meliputi pekerjaan pengamatan maupun pengukuran, penyetelan, perbaikan dan penggantian pada unit pembangkit tanpa membuka atau melepas bagian-bagian utama, dengan jenis dan macam kegiatan pemeliharaan berikut :P3 (400-600) jam Memeriksa peralatan-peralatan, bekerja dengan baik Memperbaiki komponen-komponen yang terjadi kerusakan Memeriksa tekanan, temperatur, dan gas asap Memeriksa sistem pelumasan bekerja dengan baikP4 (1200-1800) jam Memeriksa fungsi dan bekerjanya alat pengaman Memeriksa berfungsinya black star Memeriksa berfungsinya governor Memeriksa kualitas air pendingin dan unit water treatment Memeriksa viskositas minnya dan batteryP5 ( 2400-3600 ) jam Memeriksa dan membersihkan injektor Memeriksa sistem timing memeriksa kelonggaran baut, mur, roda gigi, dan bantalan Memeriksa filter oli0. Pemeliharaan KorektifPemeliharaan korektif dilakukan apabila terjadi kegagalan berulang pada suatu mesin atau komponen mesin dalam rangka mencegah jangan sampai terulang kembali di masa depan dengan melakukan studi (Reverse Engeneering), merancang ulang, menetapkan kembali spesifikasi material, memasang dan menguji komponen yang gagal tersebut.Dengan berjalannya waktu, maka jumlah asset dan biaya yang digunakan untuk merawat asset makin bertambah besar menyebabkan manusia mulai mencari-cari perawatan baru dengan mana mereka dapat memaksimalkan umur peralatan. Pemeriksaan korektif (tidak periodik) mencakup : PerbaikanPemeliharaan tidak periodik, meliputi pekerjaan rekondisi dan perbaikan beberapa komponen dengan mengembalikan kepada kondisi semula atau maksimal. PenggantianPemeliharaan ini meliputi pekerjaan rekondisi dan penggantian sejumlah besar dengan tujuan mengembalikan kepada kondisi semula maksimal. PenyempurnaanPemeliharaan ini meliputi pekerjaan perubahan desain dari komponen dengan tujuan menaikkan kemampuan dan efisiensi.

Gambar 4.3 Sistem kontrol PLTD Trafo dan Panel Singkron

4.4.2 Pemeliharaan Tidak Terencana47

Pemeliharaan tidak terencana adalah pemeliharaan yang dilakukan tanpa ada rencana sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya gangguan kerusakan yang tidak terduga, tapi harus dikerjakan pada tahun yang bersangkutan karena keadaan darurat.

BAB VPEMBAHASAN

5.1.Analisa pelumasan pada pemeliharaan prediktif dari mesin diesel jenis MGS pada PLTDAnalisa pelumas adalah bagian dari kegiatan pemeliharaan prediktif yang dilakukan secara rutin pada banyak industri termasuk industri otomotif, kereta api, penerbangan, industri kimia, dan termasuk juga pembangkit listrik. Sifat fisika kimia pelumas meliputi warna, viskositas, kandungan logam, kandungan asam/basa dan lain-lain, senantiasa dipantau secara rutin untuk mendapatkan sinyal atau deteksi dini bila terjadi kerusakan pada mesin atau untuk menemukan periode penggantian pelumas.Selain digunakan pada program perawatan, analisa pelumas juga digunakan sebagai alat bantu pada analisa kerusakan (failure analysis). Dalam hal ini pelumas dicek untuk mencari penyebab kerusakan mesin seperti overheating atau kontaminasi zat korosif. Failure analysis biasanya menggunakan metode analisa spektroskopi infra merah, analisa keausan (AAS atau ICP) dan ferrography.Pola pemeliharaan prediktif dianggap lebih efektif dan efisien karena pemeliharaan dilakukan berdasarkan hasil pengamatan (monitoring) dan analisa untuk menentukan kondisi dan kapan pemeliharaan akan dilaksanakan. Dengan pemantauan pelumas diharapkan dapat melakukan diagnose awal agar dapat mencegah kemungkinan kerusakan lebih dini.Prinsip dasar analisa pelumas dimulai dengan pengambilan sampel. Sampling pelumas pada mesin MGS dilakukan pada saat mesin sedang beroperasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga homogenitas sampel.

Pemeliharaan prediktif merupakan bagian yang peting dalam menentukan kesehatan mesin secara dini sehingga mengurangi timbulnya kerusakan pada 48

peralatan. Pemantauan kondisi minyak pelumas, serta distribusi panas pada titik-titik kritis serta pengukuran vibrasi suatu mesin sangat mutlak diperlukan pada suatu pembangkit , untuk menjaga kontinuitas operasional pembangkit. Monitoring vibrasi serta analisa spectrum vibrasi pada motor, pompa serta turbin generator dapat dilakukan secara rutin mingguan untuk melihat trend vibrasi yang terjadi. Disamping itu dengan pemeliharaan prediktif kita dapat merencanakan perbaikan secara terencana dengan unit-unit lain yang sedang beroperasi tanpa mengurangi keandalan sistem kelistrikan di masyarakat.Kesehatan mesin merupakan hal yang penting didalam pengoperasian suatu peralatan. Agar mesin dalam kondisi yang prima maka perlu dilakukan pemeliharaan dengan baik dan benar. Pemeliharaan yang rutin serta pemeriksaan kondisi mesin akan mengurangi terjadinya kerusakan yang fatal. Salah satu bentuk pemeliharaan preventif adalah dengan melakukan pemeliharaan prediktif. Pemeliharaan prediktif memerlukan keahlian khusus bagi personil yang melakukannya. Hal ini untuk memastikan mutu kerja dapat dipertanggung jawabkan.

Gambar 4.2 Mesin Diesel Jenis MGS dan BMGSPemeliharaan prediktif dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: 5.1.1 Pemantauan temperatur dengan alat pengukur suhuTemperatur merupakan salah satu parameter yang menunjukkan adanya energi panas pada suatu daerah diukur. Kenaikan suhu yang tidak normal merupakan tanda adanya kelainan, kebocoran atau kerusakan isolasi. Pengukuran suhu dapat dilakukan dengan termokopel yang sudah terpasang pada peralatan tersebut atau dapat juga dilakukan dengan infrared thermograp. Dengan infrared thermograph kita dapat melakukan pegukuran tanpa harus menyentuh sensor ke peralatan yang akan diukur. Penggunaan thermograph membantu kita menentukan adanya kebocoran isolasi pada dinding turbin, boiler sehingga kerugian panas dapat dicegah. Disamping itu hot spot pada isolator penghantar atau circuit breaker 6 KV maupun 150 KV dapat dideteksi. Pemantauan peralatan ini dapat dilakukan dengan mencatat data suhu tersebut dalam suatu format monitoring. Pengambilan data sebaiknya dilakukan setiap minggu secara rutin. Kemudian dalam satu bulan dibuat kecenderungan grafik suhu yang diukur. Dengan pemantauan mingguan maka kelaianan yang terjadi pada peralatan saat operasi dapat diketahui secara cepat. Dengan demikian hal ini mencegah terjadinya break down maintenance yang memakan waktu lebih lama serta juga cost yang tinggi.

5.1.2 Pemantauan Minyak Pelumas Minyak pelumas digunakan melumasi bagian-bagian mesin untuk menghindari kontak langsung antara logam-dengan logam. Pada bantalan turbin, pelumas membentuk lapisan film yang mampu menahan beban turbin. Selain digunakan sebagai pelumas turbin, minyak pelumas turbin juga digunakan sebagai minyak hidrolik untuk menggerakkan governor valve dan tripping valve. Oleh karenanya persyaratan untuk pelumas tersebut harus teliti dan memenuhi spesifikasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Oleh karena itu mesin MGS milik PT Sinar Lestari Utama Memakai pelumas Pertamina SX.40 MultigodeDisamping itu minyak pelumas, minyak trafo juga harus dipantau untuk mencegah terjadinya short circuit akibat minyak yang sudah tidak memenuhi standar. Tentunya criteria untuk minyak pelumas berbeda-beda tergantung penggunaannya. Pemantauan minyak pelumas untuk mesin-mesin yang berputar seperti pompa dan turbin, dilakukan secara rutin setiap bulan. Dengan mengambil sedikit sample minyak maka dilakukan pemeriksaan minyak pelumas seperti kandungan logam, keasaman, viskositas dan busa. Kemudian pencatatan rekam pelumas untuk masing-masing peralatan dilakukan dengan rapi dan disimpan dalam file database. Hal ini untuk memudahkan pemantauan keadaan pelumas setiap bulan. Dengan memonitor setiap bulan keausan yang terjadi pada mesin dapat diperkecil bahkan bisa dihindari. Grafik untuk kondisi pelumas suatu mesin membantu kita untuk mengetahui kecenderungan kapan pelumas tersebut harus diganti. Sedangkan pada minyak trafo, pemantauannya dilakukan dengan melihat banyaknya circuit breaker bekerja open dan close. Pemeriksaan minyak dilakukan saat trafo tidak beroperasi. Pemeriksaan minyak trafo meliputi tegangan tembus, keasaman, busa. Apabila minyak sudah timbul tegangan saat diberi tegangan tembusnya, maka minyak pelumas tersebut harus diganti.

5.1.3 Pemantauan vibrasi Saat ini pemantauan vibrasi banyak dilakukan untuk memonitor kondisi peralatan. Dengan melakukan pengukuran vibrasi pada titik titik yang telah ditentukan maka spectrum vibrasi yang terukur selanjutnya dianalisa untuk mengetahui adanya kelainan atau kerusakan yang mulai terjadi. Pengukuran vibrasi peralatan dilakukan setiap minggu. Hasil pengukuran yang telah dianalisa disimpan menurut nama mesin untuk memudahkan penelusuran. Data hasil pengukuran yang diambil setiap minggu dituangkan dalam bentuk grafik untuk melihat kecenderungan arah kerusakan yang akan terjadi. Pengukuruan vibrasi pada bearing mesin dilakukan dalam arah radial maupun aksial. Berikut ini gambaran tentang kelainan yang terjadi dan spectrum vibrasi yang muncul.

Jadi dengan demikian bahwa1. Pemeliharaan prediktif ini dapat dilakukan melalui pemantauan analisa minyak pelumas, distribusi temepratur dan pengukuran vibrasi.2. Pemantauan dengan pemeliharaan prediktif sangat membantu manajemen didalam memprediksikan penggantian minyak pelumas, dan perbaikan insulasi dinding pelindung panas. 3. Pemantauan vibrasi pada peralatan motor-motor dan pompa sangat penting untuk mengurangi kerugian yang besar. 4. Perlu pelatihan yang memadai pada SDM yang menangani langsung kegiatan pemeliharaan prediktif agar analisa yang dilakukan menjadi lebih akurat.

5.1.2 Kasus dan permasalahan yang sering terjadi pada mesin PLTD Dalam suatu operasi sistem tenaga listrik, terdapat banyak sekali kondisi yang mempengaruhi kinerja dari komponen-komponen yang ada didalamnya. Kondisi-kondisi tersebut dapat berupa kondisi normal (berbeban, tanpa beban, dll) dan juga kondisi tak normal (gangguan). Salah satu komponen sistem tenaga listrik yang kinerjanya berpengaruh jika sedang dalam kondisi gangguan adalah generator.

Gangguan yang terdapat pada generator ada banyak jenis. Secara umum, gangguan pada generator dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu :Gangguan Listrik (Electrical Fault)Jenis gangguan ini adalah gangguan yang timbul dan terjadi pada bagian-bagian listrik dari generator.Gangguan-gangguan tersebut antara lain :- Hubung Singkat 3 (Tiga) Fasa Terjadinya arus lebih pada stator yang dimaksud adalah arus lebih yang timbul akibat terjadinya hubungan singkat tiga fasa (three phase fault). Gangguan ini akan menimbulkan loncatan bunga api dengan suhu tinggi yang akan melelehkan belitan dengan resiko terjadinya kebakaran jika isolasi tidak terbuat dari bahan yang anti api (non flammable).

- Hubung Singkat 2 (Dua) Fasa Gangguan hubung singkat 2 fasa (unbalance fault) lebih berbahaya dibanding gangguan hubung singkat tiga fasa (balance fault) karena disamping akan terjadi kerusakan pada belitan, akan timbul pula vibrasi pada kumparan stator. Kerusakan lain yang timbul adalah pada poros (shaft) dan kopling turbin akibat adanya momen puntir yang besar.

- Stator Hubung Singkat Satu Fasa Ke Tanah (Stator Ground Fault) Kerusakan akibat gangguan 2 fasa atau antara konduktor kadang-kadang masih dapat diperbaiki dengan menyambung (taping) atau mengganti sebagian konduktor tetapi kerusakan laminasi besi (iron lamination) akibat gangguan 1 fasa ketanah yang menimbulkan bunga api dan merusak isolasi dan inti besi adalah kerusakan serius yang perbaikannya dilakukan secara total. Gangguan jenis ini meskipun kecil harus segera diproteksi.

Stator Terhubung Singkat ke Tanah

- Rotor Hubung Tanah (Field Ground) Pada rotor generator yang belitannya tidak dihubungkan ketanah (un- grounded system), bila salah satu sisi terhubung ketanah belum menjadikan masalah. Tetapi apabila sisi lainnya kemudian terhubung ketanah, sementara sisi sebelumnya tidak terselesaikan maka akan terjadi kehilangan arus pada sebagian belitan yang terhubung singkat melalui tanah. Akibatnya terjadi ketidak- seimbangan fluksi yang menimbulkan vibrasi yang berlebihan dan kerusakan fatal pada rotor.

- Kehilangan Medan Penguat (Loss of Excitation) Hilangnya medan penguat akan membuat putaran mesin naik dan berfungsi sebagai generator induksi. Kondisi ini akan berakibat pemanasan Iebih pada rotor dan pasak (slot wedges), akibat arus induksi yang bersirkulasi pada rotor.Kehilangan medan penguat dapat dimungkinkan oleh : Jatuhnya (trip) saklar penguat . Hubung Singkat pada belitan penguat. Kerusakan kontak-kontak sikat arang pada sisi penguat. Kerusakan pada sistem AVR.- Tegangan Lebih (Over Voltage). Tegangan yang berlebihan melampaui batas maksimum yang diijinkan dapat berakibat tembusnya (breakdown) desain isolasi yang akhirnya akan menimbulkan hubungan singkat antara belitan. Tegangan lebih dapat dimung-kinkan oleh mesin putaran lebih (overspeed) atau kerusakan pada pengatur tegangan otomatis (AVR).

Ganguan Mekanis/Panas (Mechanical or Thermal Fault)Jenis-jenis gangguan mekanik atau panas antara lain:- Generator Berfungsi Sebagai Motor (Motoring) Motoringadalah peristiwa berubah fungsinya generator menjadi motor akibat daya balik (reverse power).Daya balik terjadi disebabkan oleh turunnya daya masukan dari penggerak utama (prime mover) . Dampak kerusakan akibat peristiwa motoring adalah lebih kepada penggerak utama itu sendiri . Pada turbin uap peristiwa motoring akan mengakibatkan pemanasan lebih pada sudu-sudunya, kavitasi pada sudu-sudu turbin air, dan ketidakstabilan pada turbin gas.

- Pemanasan Lebih Setempat Pemanasan lebih setempat pada sebagian stator dapat dimungkinkan oleh : Kerusakan laminasi Kendornya bagian-bagian tertentu didalam generator seperti: pasak-pasak stator (stator wedges), terminal ujung-ujung belitan, dsb.- Kesalahan Paralel Kesalahan dalam memparalel generator karena syarat-syarat sinkron tidak terpenuhi dapat mcngakibatkan kerusakan pada bagian poros dan kopling generator dan penggerak utamanya karena terjadinya momen puntir. Kemungkinan kerusakan lain yang timbul kerusakan PMT dan kerusakan pada kumparan stator akibat adanya kenaikan tegangan sesaat.

- Gangguan Pendingin Stator Gangguan pada media sistem pendingin stator (pendingin dengan media udara, hidrogen atau air) akan menyebabkan kenaikan suhu belitan stator. Apabila suhu belitan melampaui batas ratingnya akan berakibat kerusakan belitan.

Gangguan Sistem (System Fault) Generator dapat terganggu akibat adanya gangguan yang datang atau terjadi pada sistem. Gangguan-gangguan sistem yang umumnya terjadi antara lain:- Frekuensi Operasi Yang Tidak Normal (Abnormal Frequency Operation) Perubahan frekuensi keluar dari batas-batas normal di sistem dapat berakibat ketidakstabilan pada turbin generator. Perubahan frekuensi sistem dapat dimungkinkan oleh tripnya unit-unit pembangkit atau penghantar (transmisi).

- Lepas Sinkron (Loss of Synchron). Adanya gangguan di sistem akibat perubahan beban mendadak, switching, hubung singkat dan peristiwa yang cukup besar akan menimbulkan ketidakstabilan sistem. Apabila peristiwa ini cukup lama dan melampaui batas-batas ketidakstabilan generator, generator akan kehilangan kondisi paralel. Keadaan ini akan menghasilkan arus puncak yang tinggi dan penyimpangan frekuensi operasi keluar dan yang seharusnya sehingga akan menyebabkan terjadinya stress pada belitan generator, gaya puntir yang berfluktuasi dan resonansi yang akan merusak turbin generator. Pada kondisi ini generator harus dilepas dari sistem.

- Pengaman Cadangan (Back Up Protection) Kegagalan fungsi proteksi didepan generator pada saat terjadi gangguan di sistem akan menyebabkan gangguan masuk dan dirasakan oleh generator. Untuk ini perlu pemasangan pengaman cadangan.

- Arus Beban Kumparan Yang Tidak Seimbang (Unbalance Armature Current). Pembebanan yang tidak seimbang pada sistem atau adanya gangguan satu fasa dan dua fasa pada sistem yang menyebabkan beban generator tidak seimbang dan menimbulkan arus urutan negatif. Arus urutan negatif yang melebihi akan menginduksikan arus medan yang berfrekuensi rangkap dengan arah berlawanan dengan putaran rotor dan akan menginduksikan arus pada rotor yang akan menyebabkan adanya pemanasan lebih dan kerusakan pada bagian-bagian konstruksi rotor.

49

BAB VIPENUTUP

6.1 Kesimpulan Jenis mesin yang digunakan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari Utama adalah mesin diesel empat langah di mana langkah kerjanya yaitu; langkah isap, langkah kompresi, langkah ekspansi dan langkah pembuangan gas. Sistem-sistem pada PLTD yaitu: Sistem pendinginan Sistem udara masuk dan gas buang Sistem pelumasan Sistem bahan bakar Sistem starter Jenis Pemeliharaan yang dilakukan pada unit PLTD PT. Sinar Lestari Utama adalah sebagai berikut :a. Pemeliharaan terencana yang terdiri dari :1. Pemeliharaan preventif, meliputi ;a. Pemeliharaan periodik yang mencakup Top Overhoul, Semi Overhoul, dan Mayor Overhoul.b. Pemeliharaan periodik rutin yang mencakup service dan inspeksi.2. Pemeliharaan korektif, meliputi ;a. Perbaikanb. Penggantianc. Penyempurnaan/modifikasid. Pemeliharaan tidak terencana

e. 53

6.2 SaranSetelah melakukan kerja praktek penulis mengajukan beberapa usulan perbaikan yang telah dipertimbangkan oleh penulis sesuai dengan kondisi yang terjadi pada system maintenance tersebut. Adapun usulan perbaikan dari penulis yaitu: Sebaiknya peserta praktek diberi pengarahan awal mengenai seluk beluk pekerjaan yang akan dilaksanakan di tempat kerja dimana peserta ditempatkan. Metode-metode perawatan yang telah diterapkan sebaiknya dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan agar mesin dapat terawat dan awet. Sebaiknya pengadaan persediaan material cadangan harus diperhatikan agar tidak menunda jalannya waktu perbaikan dari pemeliharaan mesin. Untuk mengatasi tingginya viskositas dapat dilakukan dengan penambahan pelumas baru dengan viskositas yang lebih encer dari pelumas yang sementara digunakan. Penambahan dilakukan hingga viskositas turun mendekati pelumas baru yang direkomendasikan pembuat mesin. Ada baiknya sebelum penambahan pelumas, pelumas bekas disaring dari endapan hasil oksidasi dan kotoran lain. Filter pelumas juga harus diganti baru. Jika factor ekonomi tidak kendala, maka penggantian total akan lebih praktis dan cepat..54

DAFTAR PUSTAKA

Laporan Teknis, Pemeliharaan Preventif Pembangkit Listrik, BTMP BPPT, 2001. Fajar Rizqon, Modul Training Dasar-dasar Analisa Oli, BTMP BPPT, 2002. Keputusan Direksi Perusahaan Umum Listrik Negara, (1994), "Tugas Pokok, Fungsi dan Susunan Organisasi Sektor Tello Pada Perusahaan Umum Listrik Negara Wilayah VIII PT. PLN (Persero) Wilayah VIII, Aceh Timur. Arismunandar, W. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. ITB Bandung. 1998. Suharto Ir., Manajemen Perawatan Mesin. 1991. Penerbit Rineka Cipta. Arsal, Laporan Praktek Kerja Lapangan pada PT.PLN (Persero) WILAYAH VIII Sektor Tello. UNHAS, Makassar. 2008.55