kementerian pertanian direktorat jenderal tanaman pangan...

39
KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN NOMOR : 031a/RC.020/C.5.3.1/10/2018 TENTANG REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN, Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan capaian pembangunan pertanian melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 dan telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/RC.020/11/2017; b. bahwa untuk meningkatkan capaian pembangunan pertanian melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019;

Upload: others

Post on 27-Feb-2020

44 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN

NOMOR : 031a/RC.020/C.5.3.1/10/2018

TENTANG

REVISI RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

TAHUN 2015-2019

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan capaian pembangunan pertanian melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja Kementerian Pertanian telah ditetapkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 dan telah dilakukan perubahan dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/RC.020/11/2017;

b. bahwa untuk meningkatkan capaian pembangunan pertanian melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan telah ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 86/HK.310/C/9/2018 tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/4/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015-2019;

Page 2: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

d. bahwa sesuai dengan huruf a dan b diatas dan untuk memberikan efektivitas kinerja di lingkungan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan tentang revisi Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015-2019.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang

Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

Page 3: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

7. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5433);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang Perlindungan Tanaman Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3586);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3616);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran

Page 4: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

15. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 660);

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK. 02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 938);

18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK. 05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 No 1191);

19. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good Agriculture Practices);

20. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.130/12/2013 Sistem Pertanian Organik;

21. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/ OT.140/3/2014 Pedoman Perencanaan Pembangunan Pertanian Berbasis e-Planning;

Page 5: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

22. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian;

23. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 42/Permentan/RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;

24. Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor 43/Permentan/RC.020/11/2017 tentang perubahan atas peraturan Menteri Pertanian Nomor 68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang Indikator Kinerja Utama di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019;

25. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/PER/SM.060/I/7/2017 tentang penumbuhan dan pengembangan Kelompok Usaha Bersama Petani Muda;

26. Peraturan Menteri Menteri Pertanian Nomor 18/Permentan/RC.040/4/2018 Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani;

27. Keputusan Menteri Pertanian Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.

28. Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor 59.a/HK.310/C/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KESATU : Mengubah sebagian Rencana Strategis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2015-2019, yaitu sebagai berikut:

Page 6: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

1. Bab II sehingga menjadi seperti tercantum pada lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini;

2. Bab IV sehingga menjadi seperti tercantum pada lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini.

KEDUA : Ketentuan lain dalam Rencana Strategis Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2015-2019 sebelumnya dinyatakan masih tetap berlaku.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 03 Oktober 2018

a.n. DIREKTUR JENDERAL TANAMAN PANGAN Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,

Yanuardi NIP 195810131986031001

SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Direktur Jenderal Tanaman Pangan; 2. Sekretaris Direktorat Jenderal Tanaman Pangan; 3. Kepala Bagian Perencanaan Sekretariat Ditjen Tanaman Pangan; 4. Kepala Bagian Evaluasi dan Layanan Rekomendasi Sekretariat

Ditjen Tanaman Pangan.

Page 7: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi)

D i r e k t o r a t P e r l i n d u n g a n T a n a m a n P a n g a n , 2 0 1 8 i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Kondisi Umum Tahun 2010-2014 ................................................ 2

1.2 Permasalahan dan Tantangan ................................................... 10

1.3 Peluang ...................................................................................... 11

BAB II. MISI, TUJUAN DAN SASARAN DIREKTORAT PERLINDUNGAN

TANAMAN PANGAN ......................................................................... 13

2.1 Visi ............................................................................................. 13

2.2 Misi ............................................................................................ 13

2.3 Tujuan ........................................................................................ 13

2.4 Sasaran ...................................................................................... 13

BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN .............................................................. 15

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Pertanian dan

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan ....................................... 15

3.2 Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ...... 16

3.3 Langkah dan Strategi Operasional Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan ....................................................................... 16

3.4 Kerangka Regulasi...................................................................... 18

3.5 Kerangka Kelembagaan dan Kewenangannya .......................... 22

BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN .............................. 27

4.1 Target Kinerja ............................................................................ 27

4.2 Program ..................................................................................... 27

4.3 Kegiatan ..................................................................................... 27

4.4 Kerangka Pendanaan ................................................................ 30

BAB V. PENUTUP .......................................................................................... 31

Page 8: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi)

D i r e k t o r a t P e r l i n d u n g a n T a n a m a n P a n g a n , 2 0 1 8 ii

DAFTAR TABEL

1. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanam dan Areal Aman Tahun

2010-2014 .................................................................................................... 2

2. Rasio luas terkena banjir dan kekeringan terhadap luas tanam dan

Areal Aman Tahun 2010-2014 ..................................................................... 4

3. Rekapitulasi luas pengendalian Tahun 2010-2014 ...................................... 5

4. Pelaksanaan SLPHT Tahun 2010-2014 ......................................................... 6

5. Pelaksanaan SLI Tahun 2010-2014 .............................................................. 7

6. Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Tahun 2010-2014 .............................. 7

7. Kelembagaan Perlindungan Tanaman Tahun 2010-2014 ............................ 8

8. SDM Perlindungan Tanaman Tahun 2010-2014 .......................................... 9

9. Laporan Hasil Pengujian (LHP) yang Diterbitkan ....................................... 10

10. Target Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan ........................ 27

Page 9: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

1

BAB I.

PENDAHULUAN

Tanaman pangan sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki posisi

strategis dalam penyediaan kebutuhan pangan, sumber lapangan kerja dan

pendapatan, serta sumber devisa. Tantangan pemenuhan kebutuhan

pangan akan semakin kompleks dan dinamis karena dihadapkan pada

perubahan lingkungan strategis, seperti globalisasi perdagangan,

perubahan iklim, tuntutan kelestarian lingkungan, keterbatasan sumber

daya lahan, perubahan perilaku konsumen, dan kesejahteraan masyarakat.

Menjawab tantangan tersebut, Pemerintah mengarahkan pembangunan

pertanian ke depan menjadi agenda prioritas untuk mewujudkan

kedaulatan pangan agar Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan

memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan

pangan diterjemahkan dalam bentuk kemampuan bangsa dalam hal: (1)

mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri, (2) mengatur

kebijakan pangan secara mandiri, serta (3) melindungi dan

menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha pertanian pangan.

Peningkatan kedaulatan merupakan salah satu bagian dari Agenda Nawa

Cita yaitu Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja Eselon I

Kementerian Pertanian memiliki tugas mewujudkan kedaulatan pangan

melalu swasembada pangan utama (padi, jagung dan kedelai). Oleh karena

itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan merumuskan Rencana Strategis

(Renstra) program dan kegiatan pembangunan tanaman pangan selama

lima tahun (2015-2019). Renstra tersebut menjadi acuan bagi seluruh unit

kerja eselon II termasuk Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan dalam

menyusun Renstra tahun 2015-2019.

Tugas, pokok dan fungsi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah

mengamankan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan DPI. Target

Page 10: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

2

pengamanan produksi yang ditetapkan adalah sebesar 95% areal tanaman

pangan aman dari serangan OPT dan DPI atau serangan OPT dan DPI

maksimal 5% dari luas tanam. Dalam mencapai target sasaran tersebut,

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan

Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan

Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), Gerakan Pengendalian OPT, fasilitasi

sarana pengendalian OPT dan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS).

1.1 Kondisi Umum Tahun 2010-2014

Serangan OPT dan DPI dapat menyebabkan kehilangan produksi yang

berpotensi mengganggu ketahanan pangan. Sesuai Renstra Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2010-2014, sasaran areal

pertanaman tanaman pangan yang aman dari gangguan OPT dan DPI

adalah 95%.

1) Luas Serangan OPT

Data serangan OPT tanaman pangan periode tahun 2010-2014

dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Rasio luas serangan OPT terhadap luas tanam dan Areal Aman Tahun

2010-2014.

T P T P T P

I Padi

1 Tahun 2010 14.367.943 682.683 10.166 4,75 0,07 95,25 99,93

2 Tahun 2011 13.404.846 712.642 40.526 5,32 0,30 94,68 99,70

3 Tahun 2012 13.592.309 461.821 2.225 3,40 0,02 96,60 99,98

4 Tahun 2013 14.494.648 510.090 4.422 3,52 0,03 96,48 99,97

5 Tahun 2014 13.569.481 445.001 2.424 3,28 0,02 96,72 99,98

13.885.845 562.447 11.953 4,05 0,09 95,95 99,91

II Jagung

1 Tahun 2010 4.189.048 16.315 42 0,39 0,00 99,61 100,00

2 Tahun 2011 4.253.714 38.852 236 0,91 0,01 99,09 99,99

3 Tahun 2012 3.994.370 26.195 52 0,66 0,00 99,34 100,00

4 Tahun 2013 3.939.471 26.302 127 0,67 0,00 99,33 100,00

5 Tahun 2014 4.483.354 24.971 42 0,56 0,00 99,44 100,00

4.171.991 26.527 100 0,64 0,00 99,36 100,00

III Kedelai

1 Tahun 2010 719.564 5.246,51 8 0,73 0,00 99,27 100,00

2 Tahun 2011 645.173 9.955,59 0 1,54 0,00 98,46 100,00

3 Tahun 2012 613.825 6.182,62 15 1,01 0,00 98,99 100,00

4 Tahun 2013 587.485 8.336,07 1 1,42 0,00 98,58 100,00

5 Tahun 2014 1.073.511 9.444,31 28,75 0,88 0,00 99,12 100,00

727.912 7.833 11 1,12 0,00 98,88 100,00

Rerata

Rerata

Rerata

Luas SeranganNo. Komoditi

Luas

Tanam

% Thd Luas Tanam Areal Aman (%)

Page 11: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

3

Lanjutan

Rerata luas serangan OPT periode 2010-2014 pada tanaman padi

mencapai 562.447 ha atau 4,05% dari luas tanam. Pada tanaman

jagung dan kedelai rerata luas serangan OPT masing-masing seluas

26.527 ha (0,64%) dan 7.833 ha (1,12%) dari luas tanam. Hal ini

menunjukkan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan berhasil

mengamankan 95,95% areal tanam padi, 99,46% areal tanam

jagung dan 98,88% areal tanam kedelai.

Untuk komoditas tanaman pangan lainnya sebagai berikut:

a) Rerata serangan OPT kacang tanah seluas 4.759 ha atau 0,82% dari luas tanam

b) Rerata serangan OPT kacang hijau seluas 1.204 ha atau 0,44% dari luas tanam

T P T P T P

IV Kacang Tanah

1 Tahun 2010 593.241 4.210 - 0,71 0,00 99,29 100,00

2 Tahun 2011 553.048 7.567 13 1,37 0,00 98,63 100,00

3 Tahun 2012 548.024 5.187 7 0,95 0,00 99,05 100,00

4 Tahun 2013 509.406 3.728 2 0,73 0,00 99,27 100,00

5 Tahun 2014 910.000 3.104 3 0,34 0,00 99,66 100,00

622.744 4.759 5 0,82 0,00 99,18 100,00

V Kacang Hijau

1 Tahun 2010 272.194 555 - 0,20 0,00 99,80 100,00

2 Tahun 2011 315.414 2.312 2 0,73 0,00 99,27 100,00

3 Tahun 2012 244.004 1.077 - 0,44 0,00 99,56 100,00

4 Tahun 2013 183.378 997 - 0,54 0,00 99,46 100,00

5 Tahun 2014 359.700 1.077 - 0,30 0,00 99,70 100,00

274.938 1.204 0 0,44 0,00 99,56 100,00

VI Ubi Kayu

1 Tahun 2010 1.272.669 4.958 12 0,39 0,00 99,61 100,00

2 Tahun 2011 1.116.312 2.740 16 0,25 0,00 99,75 100,00

3 Tahun 2012 1.092.830 3.055 8 0,28 0,00 99,72 100,00

4 Tahun 2013 1.067.321 10.250 144 0,96 0,01 99,04 99,99

5 Tahun 2014 1.396.500 2.740 16 0,20 0,00 99,80 100,00

1.189.126 4.749 39 0,41 0,00 99,59 100,00

VII Ubi Jalar

1 Tahun 2010 139.269 528 - 0,38 0,00 99,62 100,00

2 Tahun 2011 180.100 729 5 0,40 0,00 99,60 100,00

3 Tahun 2012 163.993 538 - 0,33 0,00 99,67 100,00

4 Tahun 2013 158.662 536 - 0,34 0,00 99,66 100,00

5 Tahun 2014 134.232 538 - 0,40 0,00 99,60 100,00

155.251 574 1 0,37 0,00 99,63 100,00 Rerata

Rerata

Rerata

Rerata

Luas SeranganNo Komoditi

Luas

Tanam

% Thd Luas Tanam Areal Aman (%)

Page 12: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

4

c) Rerata serangan OPT ubi kayu seluas 4.749 ha atau 0,41% dari luas tanam

d) Rerata serangan OPT ubi jalar seluas 574 ha atau 0,37% dari luas tanam

Berdasarkan capaian tersebut, tahun 2010-2014 Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan berhasil mengamankan areal

tanaman pangan sesuai target yang ditetapkan.

2) Luas Terkena Banjir dan Kekeringan

Data terkena banjir dan kekeringan periode tahun 2010-2014 dapat

dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 : Rasio luas terkena banjir dan kekeringan terhadap luas tanam dan

Areal Aman Tahun 2010-2014.

Rerata luas terkena banjir dan kekeringan periode 2010-2014 pada

tanaman padi mencapai 459.903 ha atau 3,32% dari luas tanam.

Pada tanaman jagung dan kedelai rerata luas serangan OPT masing-

T P T P T P T P T P

I Padi

1 Tahun 2010 14.367.943 307.810 93.929 96.721 20.856 404.531 114.785 2,82 0,80 97,18 99,20

2 Tahun 2011 13.404.846 169.464 29.383 250.836 53.127 420.300 82.510 3,14 0,62 96,86 99,38

3 Tahun 2012 13.592.309 177.861 40.866 282.795 47.573 460.656 88.439 3,39 0,65 96,61 99,35

4 Tahun 2013 14.494.648 408.962 88.265 50.342 4.067 459.304 92.332 3,17 0,64 96,83 99,36

5 Tahun 2014 13.569.481 338.378 141.045 216.345 35.423 554.723 176.468 4,09 1,30 95,91 98,70

13.885.845 280.495 78.698 179.408 32.209 459.903 110.907 3,32 0,80 96,68 99,20

II Jagung

1 Tahun 2010 4.189.048 40.463 17.778 82.875 20.724 123.338 38.502 2,94 0,92 97,06 99,08

2 Tahun 2011 4.253.714 16.462 8.045 22.644 1.441 39.106 9.486 0,92 0,22 99,08 99,78

3 Tahun 2012 3.994.370 11.661 2.828 21.686 1.508 33.347 4.336 0,83 0,11 99,17 99,89

4 Tahun 2013 3.939.471 18.097 8.136 11.731 365 29.828 8.501 0,76 0,22 99,24 99,78

5 Tahun 2014 4.483.354 10.693 3.300 20.581 2.306 31.274 5.606 0,70 0,13 99,30 99,87

4.171.991 19.475 8.017 31.903 5.269 51.379 13.286 1,23 0,32 98,77 99,68

III Kedelai

1 Tahun 2010 719.564 17.012 11.872 5.014 643 22.026 12.425 3,06 1,73 96,94 98,27

2 Tahun 2011 645.173 7.674 3.751 2.229 154 9.903 3.905 1,53 0,61 98,47 99,39

3 Tahun 2012 613.825 2.396 1.344 1.546 130 3.941 1.474 0,64 0,24 99,36 99,76

4 Tahun 2013 587.485 5.112 1.790 123 10 5.234 1.800 0,89 0,31 99,11 99,69

5 Tahun 2014 1.073.511 3.523 2.031 4.969 395 8.492 2.426 0,79 0,23 99,21 99,77

727.912 7.143 4.158 2.776 266 9.919 4.406 1,38 0,62 98,62 99,38

Rerata

Rerata

Rerata

Areal Aman (%)% Thd Luas TanamNo. Komoditi

Luas

Tanam

Banjir Kering Jumlah

Page 13: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

5

masing seluas 51.379 ha (1,23%) dan 9.919 ha (1,38%) dari luas

tanam. Hal ini menunjukkan Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan berhasil mengamankan 96,68% areal tanam padi, 98,7%

areal tanam jagung dan 99,38% areal tanam kedelai dari DPI (banjir

dan kekeringan).

3) Luas Pengendalian

Pengendalian OPT dilakukan oleh petani baik secara swadaya

maupun dengan bantuan pemerintah. Teknik pengendalian OPT

yang diterapkan di lapangan antara lain fisik mekanis, hayati, kimia

dan spesifik lokasi. Luas pengendalian OPT pada komoditas utama

dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3 : Rekapitulasi luas pengendalian Tahun 2010-2014.

Padi Jagung Kedelai

1 Tahun 2010 1,172,969 20,851 10,938 1,204,758

2 Tahun 2011 1,480,358 21,865 7,606 1,509,829

3 Tahun 2012 1,152,798 17,134 7,010 1,176,942

4 Tahun 2013 1,046,359 21,370 3,881 1,071,610

5 Tahun 2014 1,315,308 30,659 15,375 1,361,342

1,233,558 22,376 8,962 1,264,896

No. KomoditiLuas Pengendalian (ha)

Jumlah

Rerata 5 tahun

4) Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT)

Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) merupakan

suatu pendekatan pengelolaan OPT yang dikembangkan dan

diterapkan melalui Program Nasional PHT sejak awal tahun 1990,

untuk menjadikan petani sebagai ahli PHT dan mampu

menerapkannya di lahan masing-masing. Program SLPHT

merupakan program yang terbukti mampu mendorong petani

menjadi ahli PHT sehingga penerapannya terus berkembang, yang

semula hanya pada komoditas padi, meluas ke komoditas palawija,

sayuran dataran rendah dan tinggi, buah-buahan dan perkebunan.

Page 14: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

6

Tabel 4 : Pelaksanaan SLPHT Tahun 2010-2014.

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau

1 2010 241 98 32 - -

2 2011 369 72 49 12 3

3 2012 1,583 190 140 32 5

4 2013 2,020 315 165 - -

5 2014 848 57 49 - -

5,061 732 435 44 8

Padi Jagung Kedelai Kc. Tanah Kc. Hijau

1 2,010 241 98 32 - -

2 2,011 366 73 48 12 3

3 2,012 1,582 182 136 32 5

4 2,013 1,957 307 157 - -

5 2,014 806 56 48 - -

4,952 716 421 44 8 Jumlah

Rencana (unit)No Tahun

Jumlah

No TahunRealisasi (unit)

Sejak tahun 2010-2014, jumlah SLPHT yang dilaksanakan mencapai

6.141 unit terbagi menjadi 4.952 unit SLPHT padi, 716 unit SLPHT

jagung, 421 unit SLPHT kedelai, 44 unit SLPHT kacang tanah dan 8

unit SLPHT kacang hijau.

Berdasarkan evaluasi pelaksanaan SLPHT tahun 2010 - 2014

diperoleh hasil sebagai berikut :

a) SLPHT meningkatkan kemampuan peserta dalam melaksanakan

pengamatan dan pengendalian OPT

b) Intensitas serangan OPT menurun sehingga produksi meningkat

c) Frekuensi penggunaan pestisida mengalami penurunan

dibandingkan musim sebelumnya

d) Pendapatan petani meningkat

5) Sekolah Lapang Iklim (SLI)

Sekolah Lapang Iklim (SLI) merupakan pemberdayaan petani pada

areal pertanaman padi yang rawan mengalami DPI

(banjir/kekeringan) untuk melakukan budidaya sesuai kondisi iklim

secara tepat. SLI bertujuan meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani dalam penerapan informasi iklim pada kegiatan

Page 15: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

7

usahataninya. Sejak tahun 2010-2014, jumlah SLI yang dilaksanakan

mencapai 868 unit (tabel 5).

Tabel 5. Pelaksanaan SLI Tahun 2010-2014

No Tahun Rencana Realisasi %

1 2010 200 200 100

2 2011 247 247 100

3 2012 130 130 100

4 2013 192 188 98

5 2014 107 103 96

876 868Jumlah

6) Gerakan Pengendalian OPT

Gerakan pengendalian OPT merupakan upaya pengamanan

pertanaman dari serangan OPT. Pelaksanaannya dilakukan

berdasarkan analisis kondisi agroekosistem dan memperhatikan

kondisi setempat serta dilaksanakan secara bersama-sama dan

terus menerus pada areal yang luas. Pengendalian OPT merupakan

tanggung jawab masyarakat dan pemerintah. Apabila terjadi

eksplosi, pemerintah melakukan pengendalian OPT bersama

masyarakat dengan menyediakan bantuan berupa sarana dan

operasional pengendalian

Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas dengan tetap

mempertahankan kelestarian lingkungan, maka pengendalian OPT

dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan, sedangkan

aplikasi pestisida merupakan alternatif terakhir apabila populasi

melebihi ambang pengendalian. Jumlah pelaksanaan gerakan

pengendalian tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Tahun 2010-2014.

No Tahun Alokasi (Kali)

1 2010

2 2011

3 2012 158

4 2013 258

5 2014 114

Page 16: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

8

7) Kelembagaan Perlindungan Tanaman

a) Pusat

Kelembagaan dan kewenangan perlindungan tanaman di

tingkat pusat terdiri dari :

1. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, melaksanakan

bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi kegiatan.

2. Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan,

melaksanakan pengembangan model peramalan OPT.

3. Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT),

melaksanakan pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk

tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan.

b) Daerah

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat provinsi adalah

Balai Perlindungan/Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

(BPTPH). BPTPH didukung oleh Laboratorium Pengamatan

Hama dan Penyakit (LPHP) dan Brigade Proteksi Tanaman

(BPT). Dalam mendukung kegiatan perlindungan tanaman,

kelembagaan di tingkat daerah bertanggungjawab untuk

melaksanakan tindakan pengendalian OPT/DPI di wilayah

masing-masing sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan.

Keragaan kelembagaan perlindungan di tingkat pusat dan dearah

dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Kelembagaan Perlindungan Tanaman Tahun 2010-2014

Ditlin TP BBPOPT BPMPT BPTPH LPHP/LAH Lab. Pest. BPT PPAH

1 2010 1 1 1 32 87 6 86

2 2011 1 1 1 32 87 6 86

3 2012 1 1 1 32 95 6 86 620

4 2013 1 1 1 32 94 6 82 415

5 2014 1 1 1 32 98 10 72 271

No Tahun Pusat

Kelembagaan

Daerah

Page 17: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

9

c) SDM Perlindungan Tanaman

Sumber Daya Manusia baik petugas maupun petani merupakan

faktor pendukung pelaksanaan perlindungan tanaman pangan.

Secara bertahap dan berkelanjutan terus diupayakan

peningkatan kuantitas dan kualitasnya melalui pelatihan,

sosialisasi, pendidikan formal dan non formal, rekruitmen tenaga

baru, dan bimbingan.

SDM perlindungan tanaman yang ada di daerah baik jumlah

maupun kemampuannya belum memadai dibandingkan dengan

kebutuhan ideal POPT yaitu satu orang per kecamatan. Kondisi

tersebut dikarenakan ada yang meninggal, purna tugas, mutasi,

maupun promosi, selain itu penerimaan SDM perlindungan

kurang memperhatikan latar belakang pendidikan dan

kemampuan teknis sehingga pelaksanaan perlindungan belum

sepenuhnya optimal.

Untuk memenuhi kekurangan petugas di lapangan, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan melakukan perekrutan petugas

THL-TB POPT dan Petani Pengamat sebagaimana pada tabel 8.

Tabel 8. SDM Perlindungan Tanaman Tahun 2010-2014

8) Pengujian Mutu

Untuk menjamin kualitas sarana pengendali OPT khususnya

pestisida serta menjamin mutu produk tanaman, Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan melalui BPMPT mempunyai peranan

sangat penting dalam memastikan keamanan produk tanaman dari

cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat. Selain itu, pengujian

POPT-PHP HonorerTHL-TB

POPT-PHP

Petani

Pengamat

1 2010 2.850 58 1.167 -

2 2011 2.850 58 1.167 -

3 2012 2.850 58 1.167 3.360

4 2013 2.690 61 1.172 2.815

5 2014 2.556 - 1.174 2.949

No Tahun

SDM Perlindungan Tanaman (orang)

Page 18: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

10

mutu pestisida dan pupuk dilakukan untuk mengetahui kesesuaian

kandungan dengan tercantum dalam izin kemasan. Laporan hasil

pengujian tahun 2010-2014 dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Laporan Hasil Pengujian (LHP) yang Diterbitkan

2010 2011 2012 2013 2014

1 540 1,024 1,126 1,167 1,074

2 190 313 340 321 704

a Residu Pestisida 263 250 284 511

b Aflatoksin 20 40 51 37 135

c Cemaran Logam 10 39 58

3 100 230 179 215 340

830 1,567 1,645 1,703 2,118

No Kegiatan

Jumlah

Tahun

Jumlah LHP yang

Diterbitkan

Mutu Pestisida

Mutu Produk Tanaman

Mutu Pupuk

1.2 Permasalahan dan Tantangan

Beberapa permasalahan yang menjadi kendala dalam meningkatkan

kinerja perlindungan tanaman pangan antara lain :

1) Belum adanya sinkronisasi kewenangan penanganan OPT dan

DPI antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

2) Keadaan SDM perlindungan tanaman pangan di daerah belum

memadai baik secara kualitas maupun kuantitas. Kondisi

tersebut diakibatkan banyaknya petugas yang pensiun,

meninggal dunia dan promosi serta pembatasan rekrutmen

pegawai di bidang perlindungan tanaman. Kebutuhan ideal

POPT-PHP yaitu satu orang per Kecamatan.

3) Sarana pendukung pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman

pangan di pusat dan daerah belum memadai.

Selain permasalahan yang dihadapi tersebut, perlindungan tanaman

pangan dihadapkan pada tantangan antara lain :

1) Perubahan Iklim dan Gangguan OPT

Perubahan iklim berpengaruh secara langsung menyebabkan

banjir dan kekeringan dan secara tidak langsung memicu

peningkatan serangan OPT.

Page 19: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

11

2) Keamanan produk tanaman pangan

Saat ini, isu keamanan produk pertanian merupakan salah satu

tuntutan dalam penyediaan kebutuhan pangan aman konsumsi.

Oleh karena itu, teknologi pengendalian OPT yang dikembangkan

harus aman dari bahan berbahaya, memenuhi standar

kesehatan dan ramah lingkungan.

3) Sistem Budidaya Intensif

Penerapan budidaya tanaman pangan yang intensif dan luas

menyebabkan peningkatan risiko terjadinya serangan OPT

karena ketersediaan makanan OPT secara terus menerus. Oleh

karena itu, dibutuhkan pengawalan semakin ketat dan

penambahan SDM di lapangan.

1.3 Peluang

Untuk mengatasi permasalahan dan menjawab tantangan yang

dihadapi perlindungan tanaman pangan, beberapa peluang yang

dapat dimanfaatkan antara lain :

1) Kebijakan Pengelolaan Anggaran

Alokasi anggaran melalui dana Dekonsentrasi, Tugas

Pembantuan (TP) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) memberikan

peluang pemerintah pusat untuk mengarahkan pelaksanaan

program dan kegiatan sesuai dengan sasaran kinerja Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan yang telah ditetapkan.

2) Kemajuan Teknologi Informasi

Kemudahan dalam mengakses serta menyebarluaskan data dan

informasi perlindungan tanaman pangan memungkinkan

percepatan tindakan pengendalian OPT serta penanganan DPI.

3) Permintaan Produk yang Bermutu dan Aman Konsumsi

Meningkatnya permintaan konsumen akan produk yang bermutu

dan aman konsumsi merupakan peluang untuk menerapkan dan

mengembangkan budidaya tanaman sehat yang berbasis PHT.

Page 20: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

12

4) Kerjasama Internasional

Kerjasama internasional mendukung penerapan dan

pengembangan teknologi budidaya yang berbasis PHT.

Page 21: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

13

BAB II.

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

2.1 VISI

Visi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan adalah terwujudnya

sistem pengamanan areal tanaman pangan dari serangan OPT dan

terkena DPI (banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem

Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan adaptasi perubahan iklim.

2.2 MISI

Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu:

1) Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan

DPI.

2) Meningkatkan penanggulangan OPT dan DPI.

3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia

perlindungan tanaman.

4) Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan

tanaman.

5) Meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT ramah

lingkungan sesuai prinsip PHT.

6) Meningkatkan mutu dan daya saing produk tanaman pangan

7) Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI

2.3 TUJUAN

Meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan dalam

pengamanan pertanaman dari gangguan OPT dan DPI dalam rangka

mendukung upaya pencapaian sasaran produksi tanaman pangan.

2.4 SASARAN

Sasaran kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu

meningkatnya penanggulangan OPT dan DPI terhadap luas tanam

Page 22: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

14

tanaman pangan dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang

ditetapkan yaitu :

1) Rasio luas serangan OPT yang dapat dikendalikan dibanding luas

tanam tanaman pangan 3%

2) Rasio luas area terkena DPI yang dapat ditanggulangi disbanding

luas tanam tanaman pangan 2%.

Page 23: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

15

BAB III.

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN

KERANGKA KELEMBAGAAN

3.1 Arah Kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan

Arah kebijakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yang berkaitan

langsung dengan pembangunan pertanian tahun 2015-2019 yaitu :

1) Pengembangan gerakan penerapan (adopsi) teknologi dengan

memberikan fasilitas sesuai kebutuhan lapangan

2) Penguatan basis-basis penangkaran benih dengan memantapkan

hubungan penyediaan benih berdasarkan kelas benih dan tata

kelembagaan perbenihan yang baik

3) Penguatan gerakan pengendalian OPT dan DPI dengan dukungan

sarana pengendalian yang kondusif

4) Pengembangan penanganan pascapanen sesuai kebutuhan

lapangan

5) Inovasi pendukung lainnya yang mengikuti perkembangan terkini

antara lain :

a) Mendukung program tematik

- Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI)

- Masterplan Percepatan Dan Perluasan Pengurangan

Kemiskinan Di Indonesia (MP3KI)

- Pengarustamaan Gender (PUG)

- Kerjasama Selatan-Selatan (KSS)

- Ketenaga kerjaan disektor pertanian

- Pengembangan daerah tertinggal dan kawasan perbatasan.

Kawasan khusus dan daerah perbatasan

- Pengembangan Papua dan Papua Barat

Page 24: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

16

b) Tata kelola kepemerintahan yang baik dan reformasi

birokrasi

3.2 Arah Kebijakan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

Arah kebijakan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan tahun

2015-2019 yaitu penguatan pengamanan OPT dan penanggulangan

DPI dengan dukungan sarana pengendalian yang kondusif melalui

perencanaan agroekosistem berdasarkan sistem PHT. Prinsip PHT

meliputi penerapan budidaya tanaman sehat, pengamatan rutin,

pemanfaatan musuh alami dan petani sebagai ahli PHT.

Pengendalian OPT dilakukan dengan mengutamakan strategi

preemptif (pencegahan) yang memanfaatkan teknologi pengendalian

OPT ramah lingkungan. Apabila terjadi peningkatan

populasi/intensitas serangan OPT maka pengendalian dilakukan

dengan strategi responsif menggunakan bahan pengendali kimia

secara bijaksana dan tepat (sasaran, jenis, dosis, cara, waktu, dan

mutu). Beberapa program yang dilaksanakan antara lain Penerapan

Pengendalian Hama Terpadu (PPHT), Penerapan Penanganan

Dampak Perubahan Iklim (PPDPI), Gerakan Pengendalian OPT,

fasilitasi sarana pengendalian OPT dan Dem Area Budidaya Tanaman

Sehat (BTS).

3.3 Langkah dan Strategi Operasional Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan

Langkah operasional perlindungan tanaman pangan yang ditetapkan

meliputi :

1) Pengembangan sistem deteksi dan peringatan dini gangguan OPT

dan terkena DPI untuk menekan tingkat kerusakan dan

kerugian/kehilangan hasil.

2) Peningkatan kemampuan teknis SDM perlindungan tanaman

pangan sesuai perkembangan teknologi pengendalian OPT dan

penanggulangan DPI.

Page 25: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

17

3) Penyediaan sarana dan prasarana pengendalian OPT dan

penanggulangan DPI yang memadai.

4) Peningkatan kemandirian petani dalam mengatasi permasalahan

OPT dan DPI.

5) Peningkatan sinergitas antar kelembagaan perlindungan

tanaman pangan di tingkat pusat dan daerah.

Strategi yang digunakan oleh Direktorat Perlindungan Tanaman

Pangan dalam mengamankan pertanaman tanaman pangan adalah

melalui 5 (lima) subsistem pengendalian, yaitu:

1) Penguatan Pengamatan Pengendalian Dini

a) Peningkatan sistem pelaporan melalui penerapan teknologi

informasi.

b) Penyediaan informasi hasil peramalan dan hasil pengamatan

secara cepat dan akurat.

c) Pemetaan daerah endemis OPT, rawan banjir dan kekeringan.

2) Penerapan Teknologi

a) Gerakan pengendalian OPT secara dini merespon cepat hasil

pengamatan POPT. Koordinasi antara POPT, Penyuluh dan

mantri tani sangat diperlukan.

b) Pembentukan posko-posko pengendalian di tingkat

kecamatan, kabupaten dan provinsi apabila

populasi/intensitas serangannya meningkat melebihi ambang

pengendalian dan berpotensi menjadi sumber serangan.

c) Antisipasi dan adaptasi DPI di daerah rawan

banjir/kekeringan.

3) Penguatan Kelembagaan

a) Peningkatan peran BBPOPT Jatisari

b) Peningkatan peran UPTD-BPTPH

c) Peningkatan peran LPHP/LAH

d) Peningkatan peran laboratorium pestisida

Page 26: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

18

e) Peningkatan peran POPT

f) Peningkatan peran Brigade Proteksi Tanaman (BPT)

g) Peningkatan peran Regu Pengendali Hama (RPH)

4) Penguatan SDM

a) Penambahan jumlah POPT, Petugas LPHP/LAH, petugas

Laboratorium Pestisida, BPT.

b) Peningkatan pengetahuan dan kemampuan SDM

perlindungan tanaman pangan (POPT dan Petani).

5) Penyediaan prasarana dan sarana pengendalian OPT berupa :

a) Pembangunan dan rehabilitasi gudang penyimpanan,

b) Penyediaan bahan pengendali OPT dan kendaraan

operasional.

c) Penyediaan alat dan bahan LPHP/LAH serta laboratorium

pestisida.

d) Penyediaan alat dan bahan pengembangan agens pengendali

hayati untuk PPAH.

e) Penyediaan sarana pengendalian untuk RPH.

3.4 Kerangka Regulasi

Peraturan perundangan yang dijadikan landasan hukum kegiatan

perlindungan tanaman pangan sebagai berikut :

1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem

Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3478);

2) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

Page 27: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

19

3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4355);

4) Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan,

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

5) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

6) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5360);

7) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan

dan Pemberdayaan Petani (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2013 Nomor 131, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5433);

8) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1995 tentang

Perlindungan Tanaman Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3586);

9) Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1995 tentang

Perbenihan Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1995 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3616);

10) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

Page 28: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

20

11) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

12) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem

Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

13) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5165);

14) Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 Tentang Tata

Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);

15) Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang

Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2015 Nomor 85);

16) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008

tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.07/2010 tentang

Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana

Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2010 Nomor 660);

17) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 249/PMK. 02/2011

tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja atas Pelaksanaan

Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara dan Lembaga

(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 938);

Page 29: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

21

18) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK. 05/2012

tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara

Republik Indonesia Tahun 2012 No 1191);

19) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

48/Permentan/OT.140/10/2006 tentang Pedoman Budidaya

Tanaman Pangan Yang Baik dan Benar (Good Agriculture

Practices);

20) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

64/Permentan/OT.130/12/2013 Sistem Pertanian Organik;

21) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41/Permentan/

OT.140/3/2014 Pedoman Perencanaan Pembangunan

Pertanian Berbasis e-Planning;

22) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

43/Permentan/OT.010/8/2015 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian;

23) Peraturan Menteri Pertanian Nomor

42/Permentan/RC.020/11/2017 tentang Perubahan atas

Peraturan Menteri Pertanian Nomor

09/Permentan/RC.020/3/2016 tentang Rencana Strategis

Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019;

24) Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor

43/Permentan/RC.020/11/2017 tentang perubahan atas

peraturan Menteri Pertanian Nomor

68/Permentan/RC.020/12/2016 tentang Indikator Kinerja

Utama di lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2015 –

2019;

25) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 33/PER/SM.060/I/7/2017

tentang penumbuhan dan pengembangan Kelompok Usaha

Bersama Petani Muda;

Page 30: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

22

26) Peraturan Menteri Menteri Pertanian Nomor

18/Permentan/RC.040/4/2018 Tentang Pedoman

Pengembangan Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani;

27) Keputusan Menteri Pertanian Nomor 472/Kpts/RC.040/6/2018

tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional.

28) Keputusan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Nomor

59.a/HK.310/C/2016 tentang Rencana Strategis Direktorat

Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019;

3.5 Kerangka Kelembagaan dan Kewenangannya

Pada era otonomi daerah, kelembagaan pemerintah di bidang

perlindungan tanaman, baik di pusat maupun daerah telah

mengalami perubahan. Kelembagaan perlindungan tanaman pangan

baik di pusat maupun di daerah serta kewenangannya adalah sebagai

berikut:

1) Pusat

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat pusat, terdiri dari

:

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, melaksanakan

bimbingan teknis serta monitoring dan evaluasi kegiatan. Sesuai

dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor:

43/Permentan/OT.010/8/2015 Tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Pertanian, terdapat perubahan struktur

organisasi lingkup Eselon III menjadi Pengendalian OPT Serealia,

Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi, Data dan

Kelembagaan Pengendalian OPT dan Penanggulangan Dampak

Perubahan Iklim.

Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan

(BBPOPT), melaksanakan pengembangan model peramalan OPT.

Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT), melaksanakan

pengujian mutu pestisida, pupuk dan produk tanaman pangan,

hortikultura dan perkebunan.

Page 31: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

23

2) Provinsi

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat provinsi, terdiri

dari :

Dinas Pertanian yang di dalamnya terdapat unit kerja

Perlindungan Tanaman Pangan.

a) Unit Pelaksana Teknis Dinas/Balai Proteksi Tanaman Pangan

dan Hortikultura (UPTD- BPTPH)

b) Laboratorium Pestisida

c) Laboratorium Pengamatan Hama Penyakit / Laboratorium

Agens Hayati (LPHP/LAH).

d) Brigade Proteksi Tanaman (BPT)

Kewenangan provinsi dalam bidang perlindungan tanaman

pangan secara garis besar adalah :

a) Pengaturan pelaksanaan pengendalian OPT dan penanganan

DPI di bidang pertanian lintas Kabupaten/Kota

b) Penyediaan dukungan pengendalian/eradikasi OPT dibidang

pertanian lintas Kabupaten/Kota

c) Pemantauan, peramalan dan pengendalian serta

penanggulangan eksplosi OPT di bidang pertanian.

3) Kabupaten/Kota

Kelembagaan perlindungan tanaman di tingkat kabupaten/kota,

terdiri dari :

a) Dinas Pertanian yang membidangi Tanaman Pangan

b) Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan

(POPT).

c) Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).

Page 32: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

24

Kewenangan Kabupaten/Kota di bidang perlindungan tanaman,

sebagai berikut:

a) Pengamatan, identifikasi, pemetaan, pengendalian, dan

analisis dampak kerugian produksi tanaman pangan karena

OPT.

b) Bimbingan pengamatan, peramalan, dan pengendalian OPT.

c) Pengumpulan dan pengolahan data OPT dan DPI.

d) Penyebaran informasi keadaan gangguan OPT dan

peringatan dini serta rekomendasi pengendaliannya.

e) Melakukan pengamatan dan pemberian tanda/petunjuk

terhadap lokasi yang ditetapkan sebagai sumber serangan

untuk dilakukan pengendalian.

f) Pengendalian daerah sumber serangan dan eksplosi OPT.

g) Bimbingan pemanfaatan dan pemantauan penggunaan APH

atau pestisida nabati.

h) Penyediaan dukungan sarana pengendalian untuk eradikasi

tanaman atau bagian tanaman terserang.

i) Pembinaan dan bimbingan teknis pelaksanaan pengendalian

OPT dan adaptasi DPI terhadap petugas dan masyarakat

tani.

4) Kecamatan

Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan di tingkat lapangan

(kecamatan) meliputi:

a) Pos Pelayanan Agens Hayati (PPAH)

b) Regu Pengendalian Hama (RPH)

Masing-masing kelembagaan perlindungan tanaman mempunyai

fungsi dan kewenangan serta hubungan tata kerja dan

mekanisme satu sama lain yang saling terkait dan bersinergi.

Hubungan kelembagaan pemerintah di tingkat pusat-provinsi-

kabupaten/kota tidak lagi bersifat hirarki antara atasan-

Page 33: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

25

bawahan, tetapi bersifat komplementer dengan adanya

pembagian tugas dan wewenang, sehingga bersifat koordinasi,

hubungan teknis fungsional dan hubungan konsultatif.

Sesuai dengan Sistem PHT yang ditetapkan dalam Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 1992, pada keadaan biasa petani

sebagai manajer di lahan usahataninya melakukan pengamatan

secara rutin terhadap gangguan OPT, banjir, dan kekeringan

akibat dampak perubahan iklim serta menentukan dan

melaksanakan penanggulanggan secara mandiri atau

berkelompok. Sedangkan pada keadaan luar biasa (eksplosi) yang

dicirikan dengan gangguan yang terjadi secara cepat dan meluas,

petani perorangan atau berkelompok tidak mampu menangani,

pemerintah perlu memberikan bantuan. Bantuan tersebut

berupa informasi, teknologi, fisik sarana pengendalian, biaya,

tenaga dan sebagainya dalam gerakan bersama antara

pemerintah dan petani.

5) SDM Perlindungan Tanaman

SDM baik petugas maupun petani merupakan faktor penentu

keberhasilan perlindungan tanaman pangan yang muaranya

terhadap tercapainya sasaran produksi. Secara bertahap dan

berkelanjutan terus diupayakan peningkatan kuantitas dan

kualitasnya melalui pelatihan, sosialisasi, pendidikan formal dan

non formal, rekruitmen tenaga baru, dan penyuluhan serta

bimbingan.

Dalam rangka pengembangan karir petugas, diupayakan melalui

penetapan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme

Pengganggu Tumbuhan (POPT). Sampai saat ini, jumlah POPT

dan POPT-PHP sebanyak 2.914 orang (keadaan s.d. November

2016) yang tersebar di 6.793 Kecamatan, 514 Kabupaten/Kota,

34 Provinsi.

Page 34: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

26

6) Teknologi Perlindungan Tanaman Pangan

Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan DPI terus

dikembangkan dan dimasyarakatkan. Teknologi pengendalian

OPT berkembang secara dinamis yang semula menggunakan

pestisida dengan sistem kalender, saat ini telah mengacu pada

penerapan sistem PHT. Penerapan PHT lebih menekankan pada

pengamatan agroekosistem dan pemanfaatan APH/pestisida

nabati.

Pemanfaatan musuh alami berupa parasitoid, predator dan

patogen sebagai sarana pengendalian OPT, cukup efektif dalam

menekan luas dan intensitas serangan OPT. Pemanfaatan

beberapa APH berupa jamur entomopatogen seperti Beauveria

bassiana, Metarrhizium anisopliae dan parasitoid Trichogramma

serta predator (ular, burung hantu, anjing pemburu dan lain-

lainnya) layak untuk dikembangkan dan dimasyarakatkan secara

luas.

Penanganan DPI seperti banjir dan kekeringan dilakukan melalui

upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Salah satu upaya

adaptasi dan mitigasi dilaksanakan melalui Penerapan

Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI).

7) Pendanaan

Untuk mendukung operasional perlindungan tanaman pangan,

setiap tahun disediakan dana melalui anggaran rutin maupun

anggaran perubahan. Anggaran tersebut dimanfaatkan dalam

rangka meningkatkan kinerja perlindungan tanaman pangan.

Page 35: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

27

2450

BAB IV

TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Target kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan periode

2015-2019 sebagai berikut :

Tabel 10. Target Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

1 Penerapan Pengendalian Hama

Terpadu (PPHT)12,165 14,425 16,750 10,845 2,325 Ha

2 Penerapan Penanganan Dampak

Perubahan Iklim (PPDPI)250 300 360 400 500 Ha

3 Gerakan Pengendalian OPT 500 558 768 863 772 Unit

4 Sarana Pengendalian OPT 1 1 1 1 1 Paket

5 Pengujian Mutu 2350 2350 2350 2385 2450 LHP/Sert

Tahun

2016 2017 2018 2019SatuanNo Kegiatan

2015

4.2 Program

Program yang menjadi tugas dan tanggungjawab Direktorat

Perlindungan Tanaman Pangan yaitu Penguatan Perlindungan

Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI. Sasaran kegiatan

Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yang ditetapkan pada

Indikator Kinerja Utama (IKU) yaitu meningkatnya penanggulangan

OPT dan DPI terhadap luas tanam tanaman pangan.

4.3 Kegiatan

Kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan periode 2015-

2019 sebagai berikut :

1) Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)

Kegiatan PPHT merupakan salah satu bentuk pemberdayaan

petani untuk mengendalikan serangan OPT sesuai prinsip PHT.

Page 36: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

28

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a) Menumbuhkan prakarsa, motivasi dan kemampuan

petani/kelompok tani untuk mengelola agroekosistem dalam

satu hamparan.

b) Menerapkan prinsip-prinsip PHT secara bersama-sama dalam

skala luas (hamparan) sebagai upaya pengamanan

pertanaman dari serangan OPT

2) Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)

Kegiatan PPDPI merupakan pemberdayaan petani dalam

penerapan upaya antisipasi kerusakan tanaman akibat perubahan

iklim (banjir/kekeringan) di lahan usaha taninya.

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a) Memberdayakan petani dalam pengamanan areal

pertanaman padi dari DPI melalui penerapan teknologi adaptif

di lahan usahataninya terutama pada daerah rawan terkena

banjir/kekeringan

b) Mengurangi resiko kehilangan hasil akibat DPI

(banjir/kekeringan).

3) Gerakan Pengendalian OPT

Kegiatan Gerakan Pengendalian OPT adalah upaya pengendalian

responsif yang dilaksanakan secara bersama-sama

dalamhamparan yang luas berdasarkan hasil pengamatan OPT

yang dilakukan oleh POPT.

Tujuan kegiatan ini adalah sebagai berikut :

a) Mengendalikan serangan OPT di lokasi sumber serangan.

b) Menurunkan intensitas serangan OPT pada hamparan yang

luas.

4) Sarana Pengendalian OPT

Perlindungan tanaman merupakan tanggung jawab masyarakat

dan Pemerintah sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Page 37: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

29

Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

Masyarakat (perorangan ataupun berkelompok) perlu memahami

pentingnya perlindungan tanaman, sehingga mampu mengambil

keputusan tindakan yang tepat dan sedini mungkin dalam

penanggulangan OPT tanaman, sehingga tidak berkembang

menjadi eksplosi. Apabila terjadi eksplosi OPT, maka pemerintah

turut serta bersama masyarakat mengendalikan gangguan OPT

tersebut.

Dalam pelaksanaan pengendalian OPT harus memenuhi kaidah

enam tepat. Ketersediaan sarana berpengaruh terhadap

keberhasilan pengendalian OPT sehingga dapat mendukung

pelaksanaan pengendalian OPT yang efektif dan efisien dalam

areal yang lebih luas. Saat ini, kondisi sarana pengendalian di

lapangan belum mencukupi sehingga upaya pengendalian OPT

tidak berjalan secara berkesinambungan dan tidak dapat

menjangkau areal yang luas.

Untuk menunjang pelaksanaan pengendalian OPT tersebut,

diperlukan penyediaan bahan dan sarana pengendalian OPT

berupa pestisida, kendaraan operasional pengamatan dan

mobilisasi bahan pengendali OPT yang menjangkau di setiap

wilayah provinsi.

5) Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (BTS)

Dem Area BTS yang dimulai pada tahun 2017-2019 merupakan

kegiatan yang mendukung kegiatan pengembangan kawasan

produksi dan diterapkan untuk komoditas padi serta penanganan

DPI yang dilaksanakan oleh Poktan/Gapoktan yang berada pada

lokasi potensial/endemis OPT dan DPI. Penerapan pada

komoditas padi yaitu mengaplikasikan sarana pendukung kegiatan

di lahan pertanaman berupa dolomit/kapur pertanian, bahan

pupuk organik/pupuk organik, benih refugia dan bahan

perbanyakan APH pada luasan paling kurang 25 ha. Penerapan

untuk penanganan DPI yaitu aplikasi pada penggunaan benih padi

Page 38: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

30

toleran genangan/kekeringan, pembenah tanah, bahan pupuk

organik/pupuk organik dan sara pendukung sumur pantek atau

biopori.

6) Pengujian Mutu

Penggunaan pestisida dan pupuk sebagai sarana produksi dalam

upaya pengamanan pertanaman dari gangguan OPT harus

bermutu baik dengan aplikasi yang tepat sehingga produk

tanaman yang dihasilkan akan bermutu baik dan aman

dikonsumsi. Untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan produk

tanaman, laboratorium pengujian mutu mempunyai peranan

sangat penting dalam menerbitkan Laporan Hasil Pengujian

(LHP)/Sertifikat yang berisi data hasil pengujian. Berdasarkan hasil

pengujian mutu produk tanaman dapat diketahui apakah produk

tanaman aman dikonsumsi dari cemaran pestisida, aflatoksin atau

logam berat sedangkan data hasil pengujian mutu pestisida dan

pupuk untuk mengetahui kesesuaian kandungan yang tercantum

dalam kemasan.

4.4 Kerangka Pendanaan

Sumber anggaran kegiatan perlindungan tanaman pangan berasal

dari APBN, APBD Provinsi/Kabupaten/Kota, pinjaman/hibah luar

negeri serta swadaya masyarakat. Dukungan anggaran tersebut

digunakan untuk memperluas cakupan kegiatan-kegiatan dalam

program yang dicanangkan. Pendanaan lain yang perlu digali dan

disinergikan dalam mendukung program perlindungan tanaman

pangan bersumber dari lembaga keuangan seperti asuransi, koperasi

dan Bank.

Page 39: KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN ...ditlin.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets/front... · Direktorat Jenderal Tanaman Pangan sebagai salah satu unit kerja

Rencana Strategis Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2015 – 2019 (Revisi II)

31

BAB V

PENUTUP

Sasaran pembangunan subsektor perlindungan tanaman pangan tahun

2015-2019 akan diwujudkan melalui pengamanan pertanaman pangan dari

gangguan OPT dan DPI paling kurang 95% dari luas tanam. Sasaran tersebut

ditentukan untuk mendukung pencapaian swasembada dan swasembada

pangan berkelanjutan.

Kerjasama semua pemangku kepentingan di bidang perlindungan tanaman

pangan, baik Pusat maupun Daerah menentukan keberhasilan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan. Rencana Strategis Direktorat Perlindungan

Tanaman Pangan ini merupakan acuan dalam pelaksanaan program dan

kegiatan perlindungan tanaman pangan demi terwujudnya kedaulatan

pangan dan meningkatnya pendapatan serta kesejahteraan petani.