keluarga berencana

31
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadhirat Allah SWT, yang telah memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keluarga Berencana” . Kemudian shalawat beiring salam marilah sama-sama kita sanjungkan kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW dan segenap keluarga beserta parasahabat sekalian.Terima kasih kami ucapkan kepada dosen pengasuh dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya makalah ini. Saya harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri, bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya dan bagi perkembangan pendidikan dimasa yang akan datang serta bagi siapa saja yang membaca makalah ini, sehingga dapat menambah wawasan kita semua. kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaanya. Makassar, 14 Mei 2015 i

Upload: rhyka-ananda

Post on 15-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Rika Ananda

TRANSCRIPT

Page 1: Keluarga Berencana

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadhirat Allah SWT, yang telah

memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Keluarga Berencana” .

Kemudian shalawat beiring salam marilah sama-sama kita sanjungkan

kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW dan segenap

keluarga beserta parasahabat sekalian.Terima kasih kami ucapkan kepada dosen

pengasuh dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya

makalah ini.

Saya harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami

sendiri, bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya dan bagi perkembangan pendidikan

dimasa yang akan datang serta bagi siapa saja yang membaca makalah ini,

sehingga dapat menambah wawasan kita semua.

kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu

kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaanya.

Makassar, 14 Mei 2015

Penyusun

Kelompok III

i

Page 2: Keluarga Berencana

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................1

B. Rumusan Masalah .................................................................2

C. Tujuan ...................................................................................2

BAB II SEJARAH SINGKAT KB

A. Sejarah Kb ............................................................................3

B. Perkembangan KB di Indonesia ...........................................5

C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan KB ...................7

BAB III KONSEP DASAR KB

A. Pengertian KB ....................................................................10

B. Tujuan KB ..........................................................................10

C. Manfaat KB ........................................................................11

D. Metode Kontrasepsi ............................................................12

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .........................................................................18

B. Saran ...................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................19

ii

Page 3: Keluarga Berencana

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masalah kependudukan adalah suatu masalah yang dihadapi oleh semua

bangsa. Masalah yang dianggap mendesak adalah perkembangan penduduk.

Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang menaruh perhatian

terhadap perkembangan penduduk. Teori-teori tersebut pada hakekatnya

mencari pemecahan tentang perkembangan penduduk yang cenderung

meningkat lebih cepat dari pada kebutuhan hidup.

Orang yang pertama – tama mengemukakan teorinya yang menyatakan

bahwa jumlah , penduduk cenderung meningkat secara deret ukur sedangkan

kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara deret hitung. Untuk mengurangi

kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan

makanan, Malthus mempunyai dua jalan yaitu preventive checks dan positive

checks. Teori Malthus mengandung beberapa kelemahan, akan tetapi

bagaimanapun juga menarik perhatian dunia. Hal itu disebabkan Malthuslah

yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah.

Dimana karena beberapa faktor program KB mulai muncul di

Indonesia. Sehingga berdiri beberapa organisasi KB sebagai wadah untuk

menjalankan program KB tersebut.

1

Page 4: Keluarga Berencana

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah KB ?

2. Bagaimana perkembangan KB di Indonesia ?

3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan KB ?

4. Apa yang dimaksud dengan KB ?

5. Apa tujuan KB ?

6. Bagaimana manfaat KB ?

7. Bagaimana metode kontrasepsi ?

C. Tujuan

1. Mengetahui sejarah KB

2. Mengetahui perkembangan KB di Indonesia

3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan KB

4. Mengetahui yang dimaksud dengan KB

5. Mengetahui tujuan KB

6. Mengetahui manfaat KB

7. Mengetahui metode dari alat kontrasepsi

2

Page 5: Keluarga Berencana

BAB II

SEJARAH SINGKAT

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Sejarah KB

Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah

kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga

berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini

adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini

mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia

adanya keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan

negara-negara barat.

1. Perintis KB di Inggris (Margareth Sanger)

Keluarga berencana mula-mula timbul dari kelompok orang-orang

yang menaruh perhatian kepada masalah KB, yaitu pada awal abad XIX di

Inggris, keluarga berencana mulai dibicarakan orang. Pada masa abad XIX

sebagian besar kaum pekerja buruh di kota-kota besar di Inggris

mengalami kesulitan dan keadaan hidupnya sangat buruk. Mereka sangat

kekurangan, miskin dan melarat. Hal ini sebagai akibat dari adanya

undang-undang perburuhan yang belum sempurna., jaminan sosial buruh

tidak mendapatkan perhatian dan jam kerja buruh tidak dibatasi, sehingga

hal ini menambah keadaan keluarga buruh sangat menderita. Disamping

itu yang sangat menyolok adanya waktu untuk istirahat dan

rekreasi/hiburan pada buruh sama sekali hampir tidak ada. Salah satu

hiburannya diwaktu istirahat dirumah hanyalah ketemu keluarganya.

Dengan kata lain bahwa hiburan para buruh ketika itu satu-satunya

hanyalah dengan istri.

2. Pengalaman Margareth Sanger sebagai juru rawat

Sebagai seorang perawat kandungan, Margareth Sanger banyak

menjumpai keluarga-keluarga atau ibu-ibu yang menderita hidupnya

karena banyaknya/seringnya melahirkan. Salah satu pengalamannya

3

Page 6: Keluarga Berencana

Margareth Sanger sebagai seorang perawat kandungan di Rumah Sakit di

New York adalah seperti dibawah ini :

1. Peristiwa Saddie Sachs

Pada tahun 1912 Margareth Sanger mendapatkan pengalaman

yang sangat berharga bagi dirinya. Waktu itu ia menghadapi seorang

ibu muda berumur 20 tahun yang bernama Saddie Sachs. Karena

adanya perasaan putus asa dalam merasakan derita pahit getirnya

kehidupan dan juga ketidak-tahuannya, Saddie Sachs telah nekat

melakukan pengguguran kandungannya dengan paksa, sehingga ia

harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Atas perawatan

dokter dan juru rawat (termasuk Margareth Sanger), maka Saddie

Sachs sembuh, dan dokter menganjurkan supaya ia jangan hamil lagi,

sebab bila hamil lagi akan membahayakan jiwanya. Mendengar

nasehat dokter yang demikian itu Saddie Sachs menjadi bingung apa

yang harus dilakukan, pada hal ia sudah tidak ingin hamil lagi. Suatu

ketika Saddie Sachs memberanikan diri bertanya kepada dokter yang

merawatnya mengenai bagaimana caranya agar supaya ia tidak hamil

lagi.

Dengan nada sendau gurau dokter menjawab bahwa Jack Sachs

(suami Saddie) disuruh tidur di atas atap. Mendengar jawaban dari

dokter tersebut ia merasa tidak puas, dan ia bertanya kepada

Margareth Sanger, tetapi sayang Margareth Singer tidak dapat

memenuhi permintaan serupa itu selain hanya menghibur saja, karena

memang ia sendiri tidak tahu apa yang harus diperbuat. Tiga bulan

kemudian suami Saddie Sachs memanggil Margareth Sanger karena

istrinya sakit kembali dan dalam keadaan yang sangat kritis.

Ternyata penederitaan Saddie Sachs seperti yang lalu bahkan

lebih berat lagi, sehingga sebelum dokter datang menolong, ia gugur /

meninggal dunia diatas pangkuan Margareth Sanger sebagai akibat

pengguguran kandungan yang disengaja yang ia lakukan sendiri

secara nekat.

4

Page 7: Keluarga Berencana

2. Perjuangan Margareth Sanger

Dari pengalaman-pengalamannya sebagai juru rawat, Margareth

Sanger mengetahui benar-benar hausnya ibu-ibu akan bantuan

mengenai kontrasepsi karena alasan ekonomi, kesehatan dan sosial.

Dengan segala resiko yang menunggunya, ia terjun kedalam gerakan

Brth Control America pada tahun 1912. Tetapi karena ia sendiri tidak

mempunyai pengetahuan mengenai metode-metode kontrasepsi, maka

ia pergi ke Eropa untuk mempelajari pengetahuan di bidang

kontrasepsi, yaitu pada tahun 1913. Sekembalinya dari Eropa, ia

menerbitkan bulanan “The Women Rebel” (Pemberontak perempuan).

Tulisannya tentang keluarga berencana, pertama kali diterbitkan

dalam “The Women Rebel” tahun 1914, ia menggunakan istilah Birth

Control, dan bulanan ini dilarang beredar yang dikirim melalui pos

(persatuan Comstock). Buku Margareth Sanger yang berisi metode-

metode kontrasepsi adalah berjudul “Family Limitation” (Pembatalan

Keluarga) yang terbit tahun 1914 sesudah bersusah payah mencari

orang yang berani menerbitkannya. Penerbitan dan penyebarannya

direncanakan dengan rapi dan rahasia, tetapi segera juga tertangkap.

Namun perkaranya masuh ditangguhkan, dan sementara itu Margareth

Sanger pergi ke Eropa, dimana ia menambah pengetahuannya

mengenai metode kontrasepsi yang terakhir.

B. Perkembangan Keluarga Berencana di Indonesia

1. Periode Perintisan dan Kepeloporan Sebelum Tahun 1957

Salah satu usaha untuk mengatasi pengendalian bertambahnya

penduduk yang telah dikemukakan oleh para pengikut Maltus adalah Birth

Control. Disamping itu Birth Control ini juga telah dikembangkan oleh

Margareth Sanger di dalam usahanya untuk membatasi kelahiran sehingga

kesehatan ibu dan anak dapat dipelihara dengan baik. Usaha membatasi

kelahiran (Birth Control) sebenarnya secara individual telah banyak

dilakukan di Indonesia.

5

Page 8: Keluarga Berencana

2. Periode Persiapan dan Pelaksanaan

1) L.K.B.N. (Lembaga Keluarga Berencana Nasional)

Dalam pertemuan ini PKBI pun mengirimkan wakilnya. Sebagai hasil

dari pertemuan itu, dikeluarkan Surat Keputusan Menteri

Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 17 Oktober 1968 tentang

pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang

mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga

dan rakyat pada umumnya dengan cara:

a. Menjalankan koordinasi-integrasi, sinkronisasi dan simplikasi

usaha-usaha keluarga berencana.

b. Mewujudkan saran-saran yang diperlukan kepada Pemerintah

mengenai keluarga berencana sebagai program nasional

c. Mengadakan/membina kerjasama antara Indonesia dan negeri

dalam bidang Keluarga Berencana, selaras dengan kepentingan

Nasional.

d. Mengusahakan perkembangan keluarga berencana atas dasar

sukarela dalam arti seluas-luasnya termasuk pengobatan

kemandulan, nasehat perkawinan dan sebagainya.

2) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

Fungsi dari pada lembaga ini pada dasarnya mencakup dua hal yaitu :

a. Mengembangkan keluarga berencana

b. Mengelola segala jenis bantuan

Sedangkan susunan organisasinya terdiri atas :

a. Badan Pertimbangan Keluarga Berencana Nasional (BPKBN)

b. Pimpinan Pelaksanaan Keluarga Berencana (dari tingkat Pusat

sampai dengan Tingkat II)

Selain itu dasar pertimbangan pembentukan BKKBN ini juga

didasarkan atas bahwa :

a. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan

jalan lebih memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas

dan sumber yang tersedia.

6

Page 9: Keluarga Berencana

b. Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik

masyarakat maupun pemerintah secara maximal

c. Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara

teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan.

Badan ini mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-

usaha pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang

dilakukan oleh Unit- Unit Pelaksana.

b. Mengajukan saran-saran kepada Pemerintah mengenai pokok

kebijaksanaan dan masalah masalah penyelenggaraan program

Keluarga Berencana Nasional.

c. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar

pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetap kan oleh Pemerintah.

d. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-negara

Asing maupun Badan-badan Internasional dalam bidang keluarga

berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan

prosedur yang berlaku.

e. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis

bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari

luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapka oleh

Pemerintah.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia

1. Sosial ekonomi

Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di

Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB

di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi

masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat

kontrasepsi yang digunakan. Contoh : keluarga dengan penghasilan cukup

akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak

7

Page 10: Keluarga Berencana

mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan

kebutuhan pokok.

2. Budaya

Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih

metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam

masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya,

tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status

wanita.Penyedia layanan harus menyadari bagaimana faktor-faktor

tersebut mempengaruhi pemilihan metode di daerah mereka dan harus

memantau perubahan – perubahan yang mungkin mempengaruhi

pemilihan metode.

3. Pendidikan

Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan

keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi

telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan

oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita

yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi

tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode

kontrasepsi.

4. Agama

Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien

dalam memilih metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat

membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagai

pemimpin islam pengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian

lainnya mengijinkan. Walaupun agama islam tidak melarang metode

kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita mungkin berpendapat

bahwa pola perdarahan yang tidak teratur yang disebabkan sebagian

metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka

dilarang bersembahyang.

8

Page 11: Keluarga Berencana

5. Status wanita

Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka

memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi. Di daerah

daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki

pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih

mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.

Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat

sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya

peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB

dapat diperoleh.

9

Page 12: Keluarga Berencana

BAB III

KONSEP DASAR

KELUARGA BERENCANA (KB)

A. Pengertian Keluarga Berencana

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997)

keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri

untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran

yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,

mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri

serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992

(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)

adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah

dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi

Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha

yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak

positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan

menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.

Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan

merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan

terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.

B. Tujuan Keluarga Berencana

1. Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:

1) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda

kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah

kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan

anak telah cukup.

10

Page 13: Keluarga Berencana

2) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah

menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai

keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.

3) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau

pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan

mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam

membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

4) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil

Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga

berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi

sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.

5) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.

6) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.

C. Manfaat Keluarga Berencana

1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga

dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki

anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua

tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi

perempuan dan bayi mereka.

2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki

kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis

yang serius atau meninggal selama kehamilan.

3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari

pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat

kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya

meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara

tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.

4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi

hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan

risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga

melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim.

11

Page 14: Keluarga Berencana

Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi

risiko penyakit radang panggul.

5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan

mengurangi aborsi.

6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita

untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya

memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi

tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah.

Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang

dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit.

D. Metode kontrasepsi

1. KB Suntik

Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi ovulasi (masa subur),

mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, menghambat sperma dan

menimbulkan perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat

mencegah terjadinya pertemuan sel telur dengan sperma dan mengubah

kecepatan transportasi sel telur.

1) Kelebihan

Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif

mencegah kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada

pasangan suami istri, karena dengan satu kali suntikan anda tidak

perlu memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan, sesuai dengan

jenis Suntik KB yang bunda pilih. Bunda dan pasangan bisa lebih

spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi

hamil. Kehamilan bisa bunda dapatkan kembali, setelah menghentikan

penggunaan KB Suntik.

2) Kekurangan

a. Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda tidak mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat pemakaian atau berhenti melakukan KB suntik,

b. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami penambahan berat,

12

Page 15: Keluarga Berencana

c. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan perut kembung,

d. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan menghentikan penggunaan KB suntik,

e. Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.

2. Pil KB

Mekanisme KerjaPil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang

telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan.

Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan memperkental

lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim.

Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan

dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding

rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.

1) Kelebihan

a. Efek samping rendah

b. Nyaman

c. Menjaga siklus haid agar lebih teratur

d. Menjaga kestabilan berat badan

e. Menjaga kesehatan kulit

f. Kandungan hormon rendah

g. Kembali subur dengan cepat

2) Kekurangan

a. Mual

b. Sakit kepala ringan

c. Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi spotting diantara

masa haid

3. IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah pelepasan sel telur

sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain itu mengurangi mobilitas

sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur yang

telah dibuahi menempel pada dinding Rahim .

1) Kelebihan

13

Page 16: Keluarga Berencana

a. Sangat murah dan efisien karena cukup sekali pemakaian yang

dibantu oleh tenaga medis

b. Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek

samping

c. Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun

Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika

diinginkan

d. Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI

e. Efektif mencegah kehamilan ektopik

2) Kekurangan

a. Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian

b. Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit

kelamin

c. Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV dan AIDS

4. Implan

Implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil,

sebesar korek api-lah kira-kira.Didalamnya terkandung hormon

progesteron yang akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.

Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit,

maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke

dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari

bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar

kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul

tersebut.

1) Kelebihan

a. Tidak menekan produksi ASI

b. Praktis, efektif

c. Tidak ada faktor lupa

d. Masa pakai panjang

e. Membantu mencegah anaemia

f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan

14

Page 17: Keluarga Berencana

g. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon

estrogen.

2) Kekurangan

a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang

terlatih

b. Petugas kesehatan harus dilatih khusus

c. Implant mahal

d. Implant sering mengubah pola haid. karena adanya hormon

progesterone yang terkandung di dalamnya, perdarahan ringan

diantara masa haid, juga timbul sakit kepala ringan. karena

mengandung hormone maka tentu saja akan berpengaruh pada

metabolism tubuh.

e. Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.

5. Kontrasepsi Mantap Tubektomi

Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas

(kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Sterilisasi tuba bisa

dilakukan 24-48 jam pasca melahirkan pada persalinan tanpa komplikasi

dan bayi diyakinkan sehat.

1) Kelebihan

a. Konseling mutlak diperlukan

b. Tidak mempengaruhi proses menyusui

c. Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi

seksual

d. Sangat efektif dan permanen

e. Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana

f. Tidak ada efek samping

2) Kekurangan

a. Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi

b. Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah

tindakan

c. Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis

15

Page 18: Keluarga Berencana

d. Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen

(tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi

rekanalisasi

6. Kontrasepsi Mantap Vasektomi

Sterilisasi berencana bisa dilakukan pada 6-8 minggu postpartum pada

pasangan yang benar-benar yakin dan bayi dalam keadaan sehat.

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas

reproduksi prida dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga

alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan

dengan ovum) tidak terjadi.

1) Kelebihan

a. Efektif dan permanen

b. Tidak ada efek samping jangka panjang

c. Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan

2) Kekurangan

Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat

tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan

lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh

darah di sekitar vasa deferensia.

7. Ligasi tuba

Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba

falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat

sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa

dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari.

Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi.

1) Kelebihan

a. Ini adalah bentuk kontrasepsi permanen yang sangat handal dan juga aman.

b. Ini tidak mempengaruhi kehidupan seksual seorang wanita bahkan dengan meskipun kita harus menjalani prosedur medis untuk mencapai keberhasilan. Satu dapat melanjutkan aktivitas seksual setelah empat sampai tujuh hari setelah menjalani proses.

16

Page 19: Keluarga Berencana

2) Kekurangan

a. Tidak ada metode kontrasepsi 100 persen aman, dan satu persen wanita masih bisa hamil setelah menjalani prosedur.

b. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan vagina, infeksi dan reaksi alergi lainnya antara efek samping lainnya

17

Page 20: Keluarga Berencana

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manfaat Keluarga Berencana terhadap Pengendalian Penduduk (Bangsa

dan Negara)

a. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan

kependudukan yang merupakan bagian yang terpadu dalam program

pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta mencipatakan

kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia,

agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi

nasional.

b. Manfaat Keluarga Berencana bagi kepentingan nasional adalah

meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta

keluarga dan bangsa pada umumnya.

c. Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran

sehingga pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia berpijak pada dua

landasan :

a. Prinsip kepentingan nasional

b. Prinsip sukarela, demokrasi dan menghormati hak azazi manusia.

B. Saran

Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan mahasiswa,

sehingga dapat memberikan informasi yang tepat terkait penggunaan KB

khususnya dikalangan masyarakat saat memberikan penyuluhan.

18

Page 21: Keluarga Berencana

DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Anonim. 2009. http://www.lusa.web.id/perkembangan-kb-di-indonesia/diakses pada tanggal 13 Mei 2015.

19