keluarga berencana
DESCRIPTION
Rika AnandaTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadhirat Allah SWT, yang telah
memberi rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keluarga Berencana” .
Kemudian shalawat beiring salam marilah sama-sama kita sanjungkan
kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW dan segenap
keluarga beserta parasahabat sekalian.Terima kasih kami ucapkan kepada dosen
pengasuh dan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga terselesainya
makalah ini.
Saya harapkan makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi kami
sendiri, bagi mahasiswa/mahasiswi lainnya dan bagi perkembangan pendidikan
dimasa yang akan datang serta bagi siapa saja yang membaca makalah ini,
sehingga dapat menambah wawasan kita semua.
kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaanya.
Makassar, 14 Mei 2015
Penyusun
Kelompok III
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................2
C. Tujuan ...................................................................................2
BAB II SEJARAH SINGKAT KB
A. Sejarah Kb ............................................................................3
B. Perkembangan KB di Indonesia ...........................................5
C. Faktor yang mempengaruhi perkembangan KB ...................7
BAB III KONSEP DASAR KB
A. Pengertian KB ....................................................................10
B. Tujuan KB ..........................................................................10
C. Manfaat KB ........................................................................11
D. Metode Kontrasepsi ............................................................12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .........................................................................18
B. Saran ...................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kependudukan adalah suatu masalah yang dihadapi oleh semua
bangsa. Masalah yang dianggap mendesak adalah perkembangan penduduk.
Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang menaruh perhatian
terhadap perkembangan penduduk. Teori-teori tersebut pada hakekatnya
mencari pemecahan tentang perkembangan penduduk yang cenderung
meningkat lebih cepat dari pada kebutuhan hidup.
Orang yang pertama – tama mengemukakan teorinya yang menyatakan
bahwa jumlah , penduduk cenderung meningkat secara deret ukur sedangkan
kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara deret hitung. Untuk mengurangi
kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk dan
makanan, Malthus mempunyai dua jalan yaitu preventive checks dan positive
checks. Teori Malthus mengandung beberapa kelemahan, akan tetapi
bagaimanapun juga menarik perhatian dunia. Hal itu disebabkan Malthuslah
yang mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah.
Dimana karena beberapa faktor program KB mulai muncul di
Indonesia. Sehingga berdiri beberapa organisasi KB sebagai wadah untuk
menjalankan program KB tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah KB ?
2. Bagaimana perkembangan KB di Indonesia ?
3. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perkembangan KB ?
4. Apa yang dimaksud dengan KB ?
5. Apa tujuan KB ?
6. Bagaimana manfaat KB ?
7. Bagaimana metode kontrasepsi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejarah KB
2. Mengetahui perkembangan KB di Indonesia
3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan KB
4. Mengetahui yang dimaksud dengan KB
5. Mengetahui tujuan KB
6. Mengetahui manfaat KB
7. Mengetahui metode dari alat kontrasepsi
2
BAB II
SEJARAH SINGKAT
KELUARGA BERENCANA (KB)
A. Sejarah KB
Keluarga Berencana sebagai salah satu usaha untuk mengatasi masalah
kependudukan, pada umumnya orang berpendapat bahwa ide keluarga
berencana tersebut adalah suatu hal yang baru. Pendapat yang demikian ini
adalah tidak benar, sebab keluarga berencana (yang dimaksud disini
mencegah kehamilan) sudah ada sejak jaman dahulu. Memang di Indonesia
adanya keluarga berencana masih baru (abad XX) dibandingkan dengan
negara-negara barat.
1. Perintis KB di Inggris (Margareth Sanger)
Keluarga berencana mula-mula timbul dari kelompok orang-orang
yang menaruh perhatian kepada masalah KB, yaitu pada awal abad XIX di
Inggris, keluarga berencana mulai dibicarakan orang. Pada masa abad XIX
sebagian besar kaum pekerja buruh di kota-kota besar di Inggris
mengalami kesulitan dan keadaan hidupnya sangat buruk. Mereka sangat
kekurangan, miskin dan melarat. Hal ini sebagai akibat dari adanya
undang-undang perburuhan yang belum sempurna., jaminan sosial buruh
tidak mendapatkan perhatian dan jam kerja buruh tidak dibatasi, sehingga
hal ini menambah keadaan keluarga buruh sangat menderita. Disamping
itu yang sangat menyolok adanya waktu untuk istirahat dan
rekreasi/hiburan pada buruh sama sekali hampir tidak ada. Salah satu
hiburannya diwaktu istirahat dirumah hanyalah ketemu keluarganya.
Dengan kata lain bahwa hiburan para buruh ketika itu satu-satunya
hanyalah dengan istri.
2. Pengalaman Margareth Sanger sebagai juru rawat
Sebagai seorang perawat kandungan, Margareth Sanger banyak
menjumpai keluarga-keluarga atau ibu-ibu yang menderita hidupnya
karena banyaknya/seringnya melahirkan. Salah satu pengalamannya
3
Margareth Sanger sebagai seorang perawat kandungan di Rumah Sakit di
New York adalah seperti dibawah ini :
1. Peristiwa Saddie Sachs
Pada tahun 1912 Margareth Sanger mendapatkan pengalaman
yang sangat berharga bagi dirinya. Waktu itu ia menghadapi seorang
ibu muda berumur 20 tahun yang bernama Saddie Sachs. Karena
adanya perasaan putus asa dalam merasakan derita pahit getirnya
kehidupan dan juga ketidak-tahuannya, Saddie Sachs telah nekat
melakukan pengguguran kandungannya dengan paksa, sehingga ia
harus dirawat di rumah sakit selama beberapa hari. Atas perawatan
dokter dan juru rawat (termasuk Margareth Sanger), maka Saddie
Sachs sembuh, dan dokter menganjurkan supaya ia jangan hamil lagi,
sebab bila hamil lagi akan membahayakan jiwanya. Mendengar
nasehat dokter yang demikian itu Saddie Sachs menjadi bingung apa
yang harus dilakukan, pada hal ia sudah tidak ingin hamil lagi. Suatu
ketika Saddie Sachs memberanikan diri bertanya kepada dokter yang
merawatnya mengenai bagaimana caranya agar supaya ia tidak hamil
lagi.
Dengan nada sendau gurau dokter menjawab bahwa Jack Sachs
(suami Saddie) disuruh tidur di atas atap. Mendengar jawaban dari
dokter tersebut ia merasa tidak puas, dan ia bertanya kepada
Margareth Sanger, tetapi sayang Margareth Singer tidak dapat
memenuhi permintaan serupa itu selain hanya menghibur saja, karena
memang ia sendiri tidak tahu apa yang harus diperbuat. Tiga bulan
kemudian suami Saddie Sachs memanggil Margareth Sanger karena
istrinya sakit kembali dan dalam keadaan yang sangat kritis.
Ternyata penederitaan Saddie Sachs seperti yang lalu bahkan
lebih berat lagi, sehingga sebelum dokter datang menolong, ia gugur /
meninggal dunia diatas pangkuan Margareth Sanger sebagai akibat
pengguguran kandungan yang disengaja yang ia lakukan sendiri
secara nekat.
4
2. Perjuangan Margareth Sanger
Dari pengalaman-pengalamannya sebagai juru rawat, Margareth
Sanger mengetahui benar-benar hausnya ibu-ibu akan bantuan
mengenai kontrasepsi karena alasan ekonomi, kesehatan dan sosial.
Dengan segala resiko yang menunggunya, ia terjun kedalam gerakan
Brth Control America pada tahun 1912. Tetapi karena ia sendiri tidak
mempunyai pengetahuan mengenai metode-metode kontrasepsi, maka
ia pergi ke Eropa untuk mempelajari pengetahuan di bidang
kontrasepsi, yaitu pada tahun 1913. Sekembalinya dari Eropa, ia
menerbitkan bulanan “The Women Rebel” (Pemberontak perempuan).
Tulisannya tentang keluarga berencana, pertama kali diterbitkan
dalam “The Women Rebel” tahun 1914, ia menggunakan istilah Birth
Control, dan bulanan ini dilarang beredar yang dikirim melalui pos
(persatuan Comstock). Buku Margareth Sanger yang berisi metode-
metode kontrasepsi adalah berjudul “Family Limitation” (Pembatalan
Keluarga) yang terbit tahun 1914 sesudah bersusah payah mencari
orang yang berani menerbitkannya. Penerbitan dan penyebarannya
direncanakan dengan rapi dan rahasia, tetapi segera juga tertangkap.
Namun perkaranya masuh ditangguhkan, dan sementara itu Margareth
Sanger pergi ke Eropa, dimana ia menambah pengetahuannya
mengenai metode kontrasepsi yang terakhir.
B. Perkembangan Keluarga Berencana di Indonesia
1. Periode Perintisan dan Kepeloporan Sebelum Tahun 1957
Salah satu usaha untuk mengatasi pengendalian bertambahnya
penduduk yang telah dikemukakan oleh para pengikut Maltus adalah Birth
Control. Disamping itu Birth Control ini juga telah dikembangkan oleh
Margareth Sanger di dalam usahanya untuk membatasi kelahiran sehingga
kesehatan ibu dan anak dapat dipelihara dengan baik. Usaha membatasi
kelahiran (Birth Control) sebenarnya secara individual telah banyak
dilakukan di Indonesia.
5
2. Periode Persiapan dan Pelaksanaan
1) L.K.B.N. (Lembaga Keluarga Berencana Nasional)
Dalam pertemuan ini PKBI pun mengirimkan wakilnya. Sebagai hasil
dari pertemuan itu, dikeluarkan Surat Keputusan Menteri
Kesejahteraan Rakyat pada tanggal 17 Oktober 1968 tentang
pembentukan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
mempunyai tugas pokok mewujudkan kesejahteraan sosial, keluarga
dan rakyat pada umumnya dengan cara:
a. Menjalankan koordinasi-integrasi, sinkronisasi dan simplikasi
usaha-usaha keluarga berencana.
b. Mewujudkan saran-saran yang diperlukan kepada Pemerintah
mengenai keluarga berencana sebagai program nasional
c. Mengadakan/membina kerjasama antara Indonesia dan negeri
dalam bidang Keluarga Berencana, selaras dengan kepentingan
Nasional.
d. Mengusahakan perkembangan keluarga berencana atas dasar
sukarela dalam arti seluas-luasnya termasuk pengobatan
kemandulan, nasehat perkawinan dan sebagainya.
2) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Fungsi dari pada lembaga ini pada dasarnya mencakup dua hal yaitu :
a. Mengembangkan keluarga berencana
b. Mengelola segala jenis bantuan
Sedangkan susunan organisasinya terdiri atas :
a. Badan Pertimbangan Keluarga Berencana Nasional (BPKBN)
b. Pimpinan Pelaksanaan Keluarga Berencana (dari tingkat Pusat
sampai dengan Tingkat II)
Selain itu dasar pertimbangan pembentukan BKKBN ini juga
didasarkan atas bahwa :
a. Program keluarga berencana nasional perlu ditingkatkan dengan
jalan lebih memanfaatkan dan memperluas kemampuan fasilitas
dan sumber yang tersedia.
6
b. Program perlu digiatkan pula dengan pengikut sertaan baik
masyarakat maupun pemerintah secara maximal
c. Program keluarga berencana ini perlu diselenggarakan secara
teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan.
Badan ini mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap usaha-
usaha pelaksanaan program keluarga berencana nasional yang
dilakukan oleh Unit- Unit Pelaksana.
b. Mengajukan saran-saran kepada Pemerintah mengenai pokok
kebijaksanaan dan masalah masalah penyelenggaraan program
Keluarga Berencana Nasional.
c. Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana atas dasar
pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetap kan oleh Pemerintah.
d. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-negara
Asing maupun Badan-badan Internasional dalam bidang keluarga
berencana selaras dengan kepentingan Indonesia dan sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
e. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis
bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari
luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapka oleh
Pemerintah.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan KB di Indonesia
1. Sosial ekonomi
Tinggi rendahnya status social dan keadaan ekonomi penduduk di
Indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB
di Indonesia. Kemajuan program KB tidak bisa lepas dari tingkat ekonomi
masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat
kontrasepsi yang digunakan. Contoh : keluarga dengan penghasilan cukup
akan lebih mampu mengikuti program KB dari pada keluarga yang tidak
7
mampu, karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan
kebutuhan pokok.
2. Budaya
Sejumlah faktor budaya dapat mempengaruhi klien dalam memilih
metode kontrasepsi. Faktor-faktor ini meliputi salah pengertian dalam
masyarakat mengenai berbagai metode, kepercayaan religius, serta budaya,
tingkat pendidikan persepsi mengenai resiko kehamilan dan status
wanita.Penyedia layanan harus menyadari bagaimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhi pemilihan metode di daerah mereka dan harus
memantau perubahan – perubahan yang mungkin mempengaruhi
pemilihan metode.
3. Pendidikan
Tingkat pendidikan tidak saja mempengaruhi kerelaan menggunakan
keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode. Beberapa studi
telah memperlihatkan bahwa metode kalender lebih banyak digunakan
oleh pasangan yang lebih berpendidikan. Dihipotesiskan bahwa wanita
yang berpendidikan menginginkan keluarga berencana yang efektif, tetapi
tidak rela untuk mengambil resiko yang terkait dengan sebagai metode
kontrasepsi.
4. Agama
Di berbagai daerah kepercayaan religius dapat mempengaruhi klien
dalam memilih metode. Sebagai contoh penganut katolik yang taat
membatasi pemilihan kontrasepsi mereka pada KB alami. Sebagai
pemimpin islam pengklaim bahwa sterilisasi dilarang sedangkan sebagian
lainnya mengijinkan. Walaupun agama islam tidak melarang metode
kontrasepsi secara umum, para akseptor wanita mungkin berpendapat
bahwa pola perdarahan yang tidak teratur yang disebabkan sebagian
metode hormonal akan sangat menyulitkan mereka selama haid mereka
dilarang bersembahyang.
8
5. Status wanita
Status wanita dalam masyarakat mempengaruhi kemampuan mereka
memperoleh dan menggunakan berbagai metode kontrasepsi. Di daerah
daerah yang status wanitanya meningkat, sebagian wanita memiliki
pemasukan yang lebih besar untuk membayar metode-metode yang lebih
mahal serta memiliki lebih banyak suara dalam mengambil keputusan.
Juga di daerah yang wanitanya lebih dihargai, mungkin hanya dapat
sedikit pembatasan dalam memperoleh berbagai metode, misalnya
peraturan yang mengharuskan persetujuan suami sebelum layanan KB
dapat diperoleh.
9
BAB III
KONSEP DASAR
KELUARGA BERENCANA (KB)
A. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997)
keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran
yang memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan,
mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
serta menentukan jumlah anak dalam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera. Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah
dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha
yang mengatur banyaknya kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak
positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan
menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut.
Diharapkan dengan adanya perencanaan keluarga yang matang kehamilan
merupakan suatu hal yang memang sangat diharapkan sehingga akan
terhindar dari perbuatan untuk mengakhiri kehamilan dengan aborsi.
B. Tujuan Keluarga Berencana
1. Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
1) Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda
kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah
kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan
anak telah cukup.
10
2) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai
keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
3) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau
pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan
mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam
membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.
4) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi
sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi.
5) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
6) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
C. Manfaat Keluarga Berencana
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga
dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki
anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua
tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi
perempuan dan bayi mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki
kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis
yang serius atau meninggal selama kehamilan.
3. Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari
pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat
kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya
meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara
tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4. Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi
hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan
risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga
melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim.
11
Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi
risiko penyakit radang panggul.
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan
mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita
untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya
memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi
tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah.
Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang
dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit.
D. Metode kontrasepsi
1. KB Suntik
Metode Keluarga Berencana ini dapat menghalangi ovulasi (masa subur),
mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental, menghambat sperma dan
menimbulkan perubahan pada rahim. Cara kerja KB suntik pun dapat
mencegah terjadinya pertemuan sel telur dengan sperma dan mengubah
kecepatan transportasi sel telur.
1) Kelebihan
Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif
mencegah kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada
pasangan suami istri, karena dengan satu kali suntikan anda tidak
perlu memikirkan kontrasepsi selama 1 sampai 3 bulan, sesuai dengan
jenis Suntik KB yang bunda pilih. Bunda dan pasangan bisa lebih
spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi
hamil. Kehamilan bisa bunda dapatkan kembali, setelah menghentikan
penggunaan KB Suntik.
2) Kekurangan
a. Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda tidak mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat pemakaian atau berhenti melakukan KB suntik,
b. Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami penambahan berat,
12
c. Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati, dan perut kembung,
d. Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan menghentikan penggunaan KB suntik,
e. Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.
2. Pil KB
Mekanisme KerjaPil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang
telah diproduksi oleh indung telur sehingga tidak akan terjadi pembuahan.
Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan akan memperkental
lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam rahim.
Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan
dan kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding
rahim, sehingga tidak akan siap untuk kehamilan.
1) Kelebihan
a. Efek samping rendah
b. Nyaman
c. Menjaga siklus haid agar lebih teratur
d. Menjaga kestabilan berat badan
e. Menjaga kesehatan kulit
f. Kandungan hormon rendah
g. Kembali subur dengan cepat
2) Kekurangan
a. Mual
b. Sakit kepala ringan
c. Pada masa 3 bulan pertama mungkin akan terjadi spotting diantara
masa haid
3. IUD / AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Mekanisme Kerja IUD Andalan akan mencegah pelepasan sel telur
sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Selain itu mengurangi mobilitas
sperma ag`r tidak dapat membuahi sel telur serta mencegah sel telur yang
telah dibuahi menempel pada dinding Rahim .
1) Kelebihan
13
a. Sangat murah dan efisien karena cukup sekali pemakaian yang
dibantu oleh tenaga medis
b. Pilihan kontrasepsi non hormonal jangka panjang yang minim efek
samping
c. Efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun
Cepat mengembalikan kesuburan, sehingga dapat segera hamil jika
diinginkan
d. Tidak mempengaruhi produksi dan kualitas ASI
e. Efektif mencegah kehamilan ektopik
2) Kekurangan
a. Perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama pemakaian
b. Pembengkakan panggul bisa terjadi setelah terkena infeksi penyakit
kelamin
c. Tidak memberikan perlindungan terhadap IMS dan HIV dan AIDS
4. Implan
Implant adalah obat kontrasepsi yang berbentuk seperti tabung kecil,
sebesar korek api-lah kira-kira.Didalamnya terkandung hormon
progesteron yang akan dikeluarkan sedikit demi sedikit.
Dengan disusupkannya 6 kapsul/1 kapsul silastik implant di bawah kulit,
maka setiap hari dilepaskan secara tetap sejumlah leveonorgestrel ke
dalam darah melalui proses difusi dari kapsul-kapsul yang terbuat dari
bahan silastik. Besar kecilnya levonogestrel yang dilepas tergantung besar
kecilnya permukaan kapsul silastik dan ketebalan dari dinding kapsul
tersebut.
1) Kelebihan
a. Tidak menekan produksi ASI
b. Praktis, efektif
c. Tidak ada faktor lupa
d. Masa pakai panjang
e. Membantu mencegah anaemia
f. Khasiat kontrasepsi susuk berakhir segera setelah pengangkatan
14
g. Dapat digunakan oleh ibu yang tidak cocok dengan hormon
estrogen.
2) Kekurangan
a. Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang
terlatih
b. Petugas kesehatan harus dilatih khusus
c. Implant mahal
d. Implant sering mengubah pola haid. karena adanya hormon
progesterone yang terkandung di dalamnya, perdarahan ringan
diantara masa haid, juga timbul sakit kepala ringan. karena
mengandung hormone maka tentu saja akan berpengaruh pada
metabolism tubuh.
e. Susuk mungkin dapat terlihat dibawah kulit.
5. Kontrasepsi Mantap Tubektomi
Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas
(kesuburan) seorang perempuan secara permanen. Sterilisasi tuba bisa
dilakukan 24-48 jam pasca melahirkan pada persalinan tanpa komplikasi
dan bayi diyakinkan sehat.
1) Kelebihan
a. Konseling mutlak diperlukan
b. Tidak mempengaruhi proses menyusui
c. Tidak mengganggu hubungan seks dan perubahan dalam fungsi
seksual
d. Sangat efektif dan permanen
e. Tindakan pembedahan yang aman dan sederhana
f. Tidak ada efek samping
2) Kekurangan
a. Dapat menyesal di kemudian hari saat ingin memiliki anak lagi
b. Rasa sakit atau tidak nyaman dalam jangka pendek setelah
tindakan
c. Harus dilakukan dokter terlatih atau dokter spesialis
15
d. Harus dipertimbangkan dengan baik karena bersifat permanen
(tidak dapat dipulihkan kembali) kecuali dengan operasi
rekanalisasi
6. Kontrasepsi Mantap Vasektomi
Sterilisasi berencana bisa dilakukan pada 6-8 minggu postpartum pada
pasangan yang benar-benar yakin dan bayi dalam keadaan sehat.
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas
reproduksi prida dengan jalan melakukan okusi vasa deferensia sehingga
alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi (penyatuan
dengan ovum) tidak terjadi.
1) Kelebihan
a. Efektif dan permanen
b. Tidak ada efek samping jangka panjang
c. Konseling dan persetujuan mutlak diperlukan
2) Kekurangan
Komplikasi dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat
tindakan, akibat reaksi anafilaksi yang disebabkan oleh penggunaan
lidokain atau manipulasi berlebihan terhadap anyaman pembuluh
darah di sekitar vasa deferensia.
7. Ligasi tuba
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba
falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat
sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa
dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari.
Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi.
1) Kelebihan
a. Ini adalah bentuk kontrasepsi permanen yang sangat handal dan juga aman.
b. Ini tidak mempengaruhi kehidupan seksual seorang wanita bahkan dengan meskipun kita harus menjalani prosedur medis untuk mencapai keberhasilan. Satu dapat melanjutkan aktivitas seksual setelah empat sampai tujuh hari setelah menjalani proses.
16
2) Kekurangan
a. Tidak ada metode kontrasepsi 100 persen aman, dan satu persen wanita masih bisa hamil setelah menjalani prosedur.
b. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan vagina, infeksi dan reaksi alergi lainnya antara efek samping lainnya
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manfaat Keluarga Berencana terhadap Pengendalian Penduduk (Bangsa
dan Negara)
a. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan
kependudukan yang merupakan bagian yang terpadu dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk turut serta mencipatakan
kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia,
agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi
nasional.
b. Manfaat Keluarga Berencana bagi kepentingan nasional adalah
meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak serta
keluarga dan bangsa pada umumnya.
c. Meningkatkan taraf hidup rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran
sehingga pertambahan penduduk sebanding dengan peningkatan produksi.
Pelaksanaan Program Keluarga Berencana di Indonesia berpijak pada dua
landasan :
a. Prinsip kepentingan nasional
b. Prinsip sukarela, demokrasi dan menghormati hak azazi manusia.
B. Saran
Dengan makalah ini kami berharap dapat menambah pengetahuan mahasiswa,
sehingga dapat memberikan informasi yang tepat terkait penggunaan KB
khususnya dikalangan masyarakat saat memberikan penyuluhan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi. 2003. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Anonim. 2009. http://www.lusa.web.id/perkembangan-kb-di-indonesia/diakses pada tanggal 13 Mei 2015.
19