keluarga berencana - kesehatan reproduksi

3
ANALISIS SITUASI DAN KIAT PELAYANAN KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI SELAMA PANDEMI COVID-19 Covid-19 memiliki dampak yang berbeda bagi perempuan dan laki - laki. dalam jangka panjang kondisi ini dapat menimbulkan risiko gangguan pelayanan kesehatan esensial kepada perempuan dan anak perempuan. Situasi ini dapat menghambat kelangsungan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan bagi ibu, bayi, dan anak. Analisis Situasi Keluarga Berencana Angka Kelahiran Total/ TFR | SKAP, 2019 2,45 Capaian TFR, mCPR, dan Unmet Need memiliki disparitas cukup tinggi antar provinsi. PUS (Pasangan Usia Subur) 15 - 49 tahun menggunakan alat KB Modern | SKAP, 2019 55% Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi/ Unmet Need pada Wanita PUS | SKAP, 2019 12,1% Tingkat Putus Pakai/Drop Out penggunaan kontrasepsi | SKAP, 2019 29% 23% Proporsi pemakaian kontrasepsi pasca persalinan (KBPP) | Riskesdas, 2018 Pemakaian KBPP pada usia 10 - 54 tahun didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek. 42,4% Suntik 3 bulan 8,5% Pil KB 6,6% IUD/Spiral 305/ 100.000 KH Angka Kematian Ibu | Supas, 2015 14.640 Total Kematian Ibu Perkiraan jumlah Kematian Ibu: Sekitar 34% yang Dilaporkan ke Pusat 17,5% Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) | SKAP, 2019 Analisis Situasi Kesehatan Reproduksi 11,2% Angka Perkawinan Anak di Indonesia | Susenas, 2018 31% Remaja rentang umur 15 - 17 pertama kali melakukan hubungan seksual | SKAP, 2019 33,4 Kelahiran per 1.000 Wanita untuk Angka Kelahiran Kelompok Umur Tertentu/ ASFR 15 - 19 | SKAP, 2019 18.750 Karyawan dan 17.522 Ibu Rumah Tangga positif AIDS | Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS TW IV, 2019 70.4% Kasus HIV yang dilaporkan terjadi pada rentang usia 25 - 49 tahun | Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS TW IV, 2019

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

17 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI

ANALISIS SITUASI DAN KIAT PELAYANAN KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSISELAMA PANDEMI COVID-19

Covid-19 memiliki dampak yang berbeda bagi perempuan dan laki - laki. dalam jangka panjang kondisi ini dapat menimbulkan risiko gangguan pelayanan kesehatan esensial kepada perempuan dan anak perempuan. Situasi ini dapat menghambat kelangsungan pelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi, berpotensi menyebabkan kematian dan kesakitan bagi ibu, bayi, dan anak.

Analisis Situasi Keluarga BerencanaAngka Kelahiran Total/TFR | SKAP, 2019

2,45

Capaian TFR, mCPR, dan Unmet Need memiliki disparitas cukup tinggi antar provinsi.

PUS (Pasangan Usia Subur) 15 - 49 tahun menggunakan alat KB Modern | SKAP, 2019

55%

Kebutuhan ber-KB yang Tidak Terpenuhi/Unmet Need pada Wanita PUS | SKAP, 2019

12,1%

Tingkat Putus Pakai/Drop Out penggunaan kontrasepsi | SKAP, 2019

29%

23% Proporsi pemakaian kontrasepsi pasca persalinan (KBPP) | Riskesdas, 2018

Pemakaian KBPP pada usia 10 - 54 tahun didominasi oleh metode kontrasepsi jangka pendek.

42,4%Suntik 3 bulan

8,5%Pil KB

6,6%IUD/Spiral

305/100.000 KH Angka

Kematian Ibu | Supas, 2015

14.640Total Kematian Ibu

Perkiraan jumlah Kematian Ibu:Sekitar 34% yang

Dilaporkan ke Pusat

17,5% Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) | SKAP, 2019

Analisis Situasi Kesehatan Reproduksi

11,2% Angka Perkawinan Anak di Indonesia | Susenas, 2018

31% Remaja rentang umur 15 - 17 pertama kali melakukan hubungan seksual | SKAP, 2019

33,4 Kelahiran per 1.000 Wanita untuk Angka Kelahiran Kelompok Umur Tertentu/ASFR 15 - 19 | SKAP, 2019

18.750 Karyawan dan 17.522 Ibu Rumah Tangga positif AIDS | Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS TW IV, 2019

70.4% Kasus HIV yang dilaporkan terjadi pada rentang usia 25 - 49 tahun | Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS TW IV, 2019

Page 2: KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI

426.571

Potensi Dampak Covid-19 terhadap KeberlanjutanPelayanan KB dan Kesehatan Reproduksi

Proyeksi UNFPA terhadap dampak bencana pada Kesehatan Perempuan selama pandemi:

47 Juta perempuan di 114 Negara berpenghasilan rendah-menengah tidak dapat mengakses kontrasepsi modern.

7 Juta Kehamilan Tidak Diinginkan akan terjadi jika karantina wilayah (lockdown) berlangsung hingga 6 bulan dan adanya gangguan pelayanan kesehatan.

Untuk setiap rentang 3 (tiga) bulan karantina wilayah, akan bertambah sekitar 2 juta perempuan yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi modern.

Faktor Penyebab:Terhambatnya akses pelayanan kesehatan, khususnya kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, karena sistem kesehatan kelebihan beban, terbatasnya SDM penyedia layanan dan fasilitas kesehatan.

Gangguan pada distribusi dan mekanisme rantai pasok alat dan obat kontrasepsi serta obat esensial lainnya.

Makin tingginya kasus Covid-19 di Indonesia dan adanya gangguan pada sistem pelayanan kesehatan berpengaruh terhadap perubahan pola pemakaian kontrasepsi, potensi meningkatnya putus pakai kontrasepsi, serta risiko kehamilan yang tidak diinginkan.

113.134Positif

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia:

70.237Sembuh

5.302Meninggal

0 - 5

2,4%

6 - 17

5,9%

18 - 30

31,3%

31 - 45

24,5%24,1%

46 - 59

11,8%

> 60

Persentase Kasus Positif Covid-19 per Kelompok Umur

Persentase Kasus Positif Covid-19 per Jenis Kelamin

Perempuan

Laki - Laki

48%

52%

Sumber: https://covid19/go.id per 02-08-2020

Terjadi penurunan capaian hasil pelayanan KB selama Feb - April,dan kembali meningkat di Mei - Juni.

3.136.740Feb 2020

3.123.350Mar 2020

2.961.397Apr 2020

Jumlah penggunaan metode kontrasepsi tertinggi berdasarkan capaian hasil pelayanan KB (peserta KBbaru, peserta KB ganti cara, dan peserta KB ulangan) pada bulan Juni adalah Suntik, sebesar 1.877.380.

Proporsi Peserta Baru KB

403.064

369.368

419.992

Terdapat peningkatan Peserta Baru (PB) yangmenggunakan kondom, dari semula 18.085 di bulan April menjadi 43.351 di bulan Juni.

Metode kontrasepsi yang paling banyak dipilih PB pada bulan Juni tetapSuntik (257.442).

Sumber: Pelayanan Kontrasepsi, Statistik Rutin, BKKBN.

Jan Feb Mar Apr

Persentase Penurunan Tingkat Putus Pakai Kontrasepsi

Sumber: Pelayanan Kontrasepsi, Pengendalian Lapangan(aplikasi BKKBN.go.id), SIGA BKKBN; dan pk.bkkbn.go.id.

Jan Feb Mar Apr

7,4

2,3

3,72,5

6,2

Mei Juni

7,0

3.001.710Mei 2020

3.884.832Juni 2020

388.390

Mei Juni

632.124

Peningkatan signi�kan pada bulan Junikarena adanya momentum kegiatan “Pelayanan KB Sejuta Akseptor” pada tanggal 29 Juni 2020 (Hari Keluarga Nasional).

Page 3: KELUARGA BERENCANA - KESEHATAN REPRODUKSI

Tips Mengakses Layanan KB dan KesehatanReproduksi selama Pandemi Covid-19 dan

Adaptasi Kebiasaan Baru

TUNDA KEHAMILAN SELAMA PANDEMI. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS), perencanaan kehamilanagar tidak 4 T (terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dan terlalu banyak) terutama selama pandemi sangat diperlukan agar calon ibu terhindar dari komplikasi kehamilan karena terganggunya daya tahan tubuh ibu serta gangguan kesehatan lainnya yang dapat terjadi. Perlu juga mempertimbangkan kriteria layak hamil serta kemudahan akses mendapatkan pelayanan kesehatanyang berkualitas.

TENTUKAN PRIORITAS DAN MEMBUAT JANJI TEMU. Memetakan prioritas pemeriksaan perawatan kesehatan yang perlu dilakukan, khususnya apabila terjadi keluhan/kondisi gawat darurat dan membuat janji terlebih dahulu sebelum melakukan kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mengurangi penumpukan pengunjung sambil menjaga jarak �sik. Selalu terapkan physical distancing dan gunakan masker ketika sakit atau berada di tempat umum.

HINDARI PUTUS PAKAI KONTRASEPSI. Bagi pengguna metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD/Implan yang sudah habis masa pakainya, jika tidak memungkinkan datang ke Faskes maka dapat menghubungi petugas PLKB atau Kader agar bisa dilakukan kunjungan rumah atau mengganti metode kontrasepsi sementara menjadi Pil/Suntik KB dan Kondom. Apabila tidak tersedia bisa menggunakan cara tradisional (pantang berkala atau senggama terputus).

KB PASCA PERSALINAN BAGI IBU BERSALIN. Aktif melakukan konseling KB Pasca Persalinan (KBPP)selama kehamilan. Ibu tetap bersalin di Faskes dan segera ke Faskes jika sudah ada tanda - tanda persalinan. Ibu yang telah melahirkan sebaiknya segera menggunakan KBPP ( 0 - 42 hari setelah melahirkan) agar dapat menjaga jarak kehamilan dan berkesempatan memulihkan kondisi rahim pasca melahirkan, memberi ASI Eksklusif, serta perhatian yang optimal kepada bayi.

SELALU UPDATE INFORMASI. Materi Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta pelaksanaan konselingterkait KB dan Kesehatan Reproduksi dapat diperoleh secara online atau konsultasi via telepon/online chat.

KAMU TIDAK SENDIRI. Beritahu orang lain atau lakukan konsultasi/konseling secara online dan telepon jika merasa cemas serta stres dalam mengakses layanan kesehatan selama masa krisis.

Referensi:

Panduan operasional untuk Kawasan Asia Selatan dan Tenggara dan Pasi�k: Keberlanjutan Pelayanan Kesehatan Esensial Seksual, Reproduksi, Maternal, Neonatal, Anak, dan Remaja di Tengah Pandemi Covid-19. WHO, UNFPA, UNICEF. 2020. https://www.who.int

Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi dalam Situasi Pandemi Covid-19. Panduan Pelayanan KB Dalam Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Kementerian Kesehatan RI. 2020. https://kesga.kemkes.go.id

Impact of the Covid19 Pandemic on FP, and Ending GBV, FGM, and Child Marriage. UNFPA. 2020. https://www.unfpa.org

Keberlanjutan pelayanan maupun informasi terkait keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, baik selama pandemi maupun masa adaptasi kebiasaan baru sangat pentinguntuk memastikan setiap orang dapat mengakses layanan dan informasi berbasis hak.Akses layanan dan informasi juga dapat mencegah terjadinya Kehamilan yang Tidak Diinginkan, aborsi yang tidak aman dan infeksi menular seksual (termasuk HIV).

Oleh karena itu, beberapa hal yang dapat menjadi perhatian bagi masyarakat dalam mengakses layanan serta informasi terkait KB dan Kesehatan Reproduksi, yaitu:

CALON PENGANTIN (CATIN) TETAP MENCARI INFORMASI & MENGIKUTI KONSELING ONLINE. Bimbingan perkawinan, pemeriksaan kesehatan, konsultasi keluarga dan bimbingan lainnya ditunda pelaksanaannya, kecuali pelayanan administrasi dan pencatatan nikah. Meskipun demikian, materi KIE terkait penyiapan berkeluarga, kesehatan reproduksi dan seksual calon pengantin dapat diperoleh secara online, salah satunya dapat diakses melalui web bimbingan perkawinan sampai kondisi pandemi berakhir, antara lain : www.bimbinganperkawinan.com.

KONSULTASI RUTIN KESEHATAN BAGI AKSEPTOR POSITIF COVID ATAU DENGAN STATUS COVID LAINNYA.Cek kondisi kesehatan dan tidak dianjurkan melakukan hubungan seks selama masa ini sehingga penggunaan kontrasepsi dapat ditunda dan dapat dilakukan setelah selesai masa pemantauan.