metode kontrasepsi keluarga berencana

Upload: yusuf-syaeful-nawawi

Post on 14-Jul-2015

131 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Metode Kontrasepsi Keluarga Berencana (KB)Oleh: Dokter Kepaniteraan Komprehensif Universitas Diponegoro Ketika Anda menikah, Anda mungkin sudah mempunyai beberapa rencana, salah satunya adalah berapa anak yang ingin Anda punya. Dalam hal ini Anda mungkin mempertimbangkan untuk melakukan keluarga berencana (KB). Tujuan pelaksanaan KB adalah untuk mengatur jumlah dan jarak anak yang diinginkan, mencegah kehamilan di luar nikah dan mengurangi resiko terjangkit penyakit hubungan seksual. Secara internasional, kontrasepsi dibutuhkan untuk membatasi jumlah penduduk dunia dan menjamin ketersediaan sumber daya alam sehingga menjaga kualitas hidup manusia. Tujuan utama pelaksanaan KB adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Dengan demikian taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat diharapkan akan lebih meningkat. 1. Metode Kontrasepsi Alami a. Pantang Berkala Metode alami hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari sanggama pada saat subur. Metode ini tidak memiliki efek samping, namun memiliki angka kegagalan yang tinggi. b. Senggama Terputus Cara ini mungkin bisa menghindari kehamilan. Konsepnya, mengeluarkan alat kelamin menjelang terjadinya ejakulasi. Cuma, cara ini memang agak mengganggu kepuasan kedua belah pihak. Tingkat kegagalannya cukup tinggi. Hal ini lebih disebabkan suami tidak bisa mengontrol, sehingga sperma tetap saja tertumpah di mulut rahim dan tetap bisa masuk vagina. 2. Metode Kontrasepsi Dengan Alat a. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Alat Kontrasepsi dalam Rahim/AKDR/IUD lebih dikenal dengan nama spiral. Berbentuk alat kecil dan banyak macamnya. Ada yang terbuat dari plastik dan dari logam tembaga.

Alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam rahim oleh dokter dengan bantuan alat. Alat ini bisa bertahan dalam rahim selama 2-5 tahun, tergantung jenisnya dan dapat dibuka sebelum waktunya jika Anda ingin hamil lagi. Jika Anda sudah melakukan pemasangan kontrasepsi ini, jangan lupa melakukan pemeriksaan ulang setelah pemasangan. Kekurangannya: bisa tetap terjadi kehamilan, perdarahan, infeksi, rasa tidak nyaman dalam hubungan seksual. Keuntungannya, alat ini bisa dipakai untuk jangka panjang. Bahkan sama sekali tidak menganggu produksi ASI, jika ibu sedang menyusui. Angka perlindungannya cukup tinggi. b. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida. i. Kondom Kondom terbuat dari bahan karet yang tipis dan elastis. Bentuknya seperti kantong. Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut. Fungsi kondom sebenarnya untuk menampung sperma sehingga tidak masuk ke dalam vagina. Perlindungan tersebut cukup efektif, dan dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangan: Ada risiko robek dan tidak selalu cocok terutama jika pemakai alergi terhadap bahan karet. ii. Diafragma Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim. Kelebihan: Dapat dipakai berkali-kali, melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangan: Angka kegagalan tinggi, dan relatif sulit dipasang.

iii. Spermisida Kontrasepsi ini merupakan senyawa kimia yang dapat melumpuhkan sampai membunuh sperma. Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, krim, jeli, dan spons. Sebelum melakukan hubungan seksual, alat ini dimasukkan ke dalam vagina dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Setelah kira-kira 5-10 menit hubungan seksual dapat dilakukan. Spermisida mematikan selsel sperma sebelum sempat memasuki rahim. Kelebihan: Tidak ada efek samping sistemik/pada tubuh. Kekurangan: Angka kegagalan relatif tinggi, tidak memberi perlindungan terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, bisa menimbulkan iritasi pada vagina dan tidak terlalu efektif bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma. c. Metode Kontrasepsi Hormonal Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron atau hanya progesteron saja. Penggunaan kontrasepsi ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan, atau susuk. Pada prinsipnya, mekanisme kerja hormon progesteron adalah mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur, mengentalkan cairan di leher rahim sehingga sulit ditembus sperma, membuat lapisan dalam rahim menjadi tipis dan tidak layak untuk tumbuhnya hasil konsepsi, saluran telur jalannya jadi lambat sehingga mengganggu saat bertemunya sperma dan sel telur. i. Pil atau tablet Pil ini tersedia dalam berbagai variasi. Ada yang hanya mengandung hormon progesteron saja, ada pula kombinasi antara hormon progesteron dan estrogen. Cara menggunakannya, diminum setiap hari secara teratur. Kekurangan: Kontrasepsi hormonal yang berkomponen estrogen menyebabkan mudah tersinggung, tegang, berat badan bertambah, nyeri kepala, perdarahan banyak saat menstruasi, Sedangkan yang berkomponen progesterone menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan sering kram, liang senggama kering. Penggunaan pil secara teratur dan dalam waktu panjang dapat menekan fungsi ovarium. Kerugian lainnya, rasa mual sampai muntah, pusing,

mudah lupa, dan bercak di kulit wajah seperti flek hitam. Juga dapat mempengaruhi fungsi hati dan ginjal. Kecuali itu, kandungan hormon estrogen dapat mengganggu produksi ASI. Keuntungannya: Pil dapat meningkatkan libido, sekaligus untuk pengobatan penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid, dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini cukup tinggi. ii. Suntikan Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali. Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1 atau 3 bulan sekali, yaitu: Suntikan progestin; Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat. Kelebihan: Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen. Kekurangan: Memiliki efek samping: Pendarahan tidak teratur, Haid tidak datang, Berat badan bertambah karena nafsu makan meningkat. Suntikan kombinasi; Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem. Kelebihan: Tidak mempengaruhi siklus haid Kekurangan: Tidak bisa dipakai ibu menyusui, sulit diperoleh, relatif mahal, tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.

iii. Susuk Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan kiri atas. Bentuknya semacam tabung-tabung kecil dan ukurannya sebesar batang korek api. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan hormon tersebut sedikit demi sedikit. Macamnya antara lain Norplant yang terdiri dari 6 batang susuk dengan jangka waktu 5 tahun, Implanon yang terdiri atas satu batang susuk yang dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun. Kelebihan: Efektivitas kontrasepsi ini sangat tinggi, dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu lama, dapat digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen, bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kejang dan dapat dicopot sewaktuwaktu. Kekurangan: Relatif sulit dipasang maupun dicopot, sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan memiliki masalah terkait kondisi medis tertentu seperti kanker payudara, gangguan haid, perdarahan abnormal vagina, penderita sakit jantung, ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang 4. Metode Kontrasepsi Laktasi Metode ini cukup efektif namun hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif. Kelebihan: Ekonomis, mengurangi perdarahan pasca melahirkan dan memberikan nutrisi yang baik pada bayi. Kekurangan: hanya melindungi pada 6 bulan pertama. 5. Metode Kontrasepsi Mantap Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi. Kelebihan: Cukup efektif dalam mencegah kehamilan Kekurangan: Bersifat permanen, tidak melindungi dari penyakit menular seksual, hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, dilakukan dengan pembedahan minor.

Pemilihan Metode Kontrasepsi Pemilihan alat kontrasepsi perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim. Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki anak. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik. Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.