keluarga berencana (musafak).pdf

27
Keluarga Berencana Keluarga Berencana (KB) Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang ingin memiliki keluarga yang sejahtera. Salah satu cara yang mereka tempuh itu dengan memperkecil jumlah anak sehingga mereka merasa cukup dan sejahtera dengan keluarga kecil mereka. Adapun faktor ekonomi yakni banyak masyarakat yang merasa jika banyak anak maka kebutuhan ekonomi mereka meningkat sehingga mereka harus bekerja keras lagi. Maka dari itu mulai muncul anggapan orang untuk melakukan program keluarga berecana yang memang merupakan salah satu program pemerintah. Keluarga berencana merupakan suatu proses pengaturan kehamilan agar terciptanya suatu keluarga yang sejahtera. Adapun menurut Undang Nomor 52 Tahun 2009 pasal 1 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1 ayat 12 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera menyebutkan bahwa Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Upload: musafak1637

Post on 26-Oct-2015

245 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Tugas ISD ke-3. Keluarga BerencanaImplementasi Keluarga Berencana di Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Keluarga Berencana

Keluarga Berencana (KB)

Dewasa ini banyak sekali masyarakat yang ingin memiliki keluarga yang

sejahtera. Salah satu cara yang mereka tempuh itu dengan memperkecil jumlah anak

sehingga mereka merasa cukup dan sejahtera dengan keluarga kecil mereka. Adapun

faktor ekonomi yakni banyak masyarakat yang merasa jika banyak anak maka

kebutuhan ekonomi mereka meningkat sehingga mereka harus bekerja keras lagi.

Maka dari itu mulai muncul anggapan orang untuk melakukan program keluarga

berecana yang memang merupakan salah satu program pemerintah.

Keluarga berencana merupakan suatu proses pengaturan kehamilan agar

terciptanya suatu keluarga yang sejahtera. Adapun menurut Undang Nomor 52 Tahun

2009 pasal 1 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

menyebutkan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran anak,

jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi, perlindungan

dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1992 pasal 1

ayat 12 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera

menyebutkan bahwa Keluarga berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan

peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,

pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk

mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.

Page 2: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

DEFINISI

1. Keluarga Berendana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara

kelahiran anak.

2. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara digunakan kontrasepsi

sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya menetap bisa

dilakukan sterilisasi.

3. Aborsi bisa digunakan untuk mengakhiri kehamilan jika terjadi kegagalan

kontrasepsi.

Tujuan KB :

1. Mencegah kehamilan karena alasan pribadi

2. Menjarangkan kehamilan

3. Membatasai jumlah anak

Sasaran KB:

1. Ibu yang menderita penyakit menahun

2. Usia ibu yang menderita penyakit menahun

3. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun

4. Riwayat persalinan yang buruk

5. Keguguran berulang kali

Manfaat KB Bagi Ibu :

1. Perbaikan kesehatan

2. Peningkatan kesehatan

3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak

4. Waktu yang cukup untuk istirahat

5. Menikmati waktu luang

6. Dapat melakukan kegiatan lain

Page 3: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Manfaat KB Bagi anak :

1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat

2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup

3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

KONTRASEPSI

Metode kontrasepsi terdiri dari:

1. PIL KB

Diminum 1 pil setiap hari

Mencegah kehamilan selama tetap diminum 1 pil setiap hari

Cara yang baik untuk menunda atau menjarakkan kehamilan

Pil harus diminum setiap hari dimulai pada hari pertama haid. Gejala yang

mungkin dirasakan : pusing-pusing, buah dada membesar dan nyeri bila disentuh,

berat badan bisa naik hingga 2 kg. Bila gejala menetap, periksakan pada

dokter/perawat. Karena pil KB ada bermacam-macam dan setiap jenis pil mempunyai

reaksi yang berbeda terhadap tubuh maka perlu ditanyakan pada dokter/perawat pil

Page 4: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

mana yang sesuai untuk ibu.

Kontrasepsi oral (pil KB)

Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin

dengan estrogen atau progestin saja.

Pil KB mencegah kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi

(pelepasan sel telur oleh ovarium) dan menjaga kekentalan lendir

servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma.

Tablet yang hanya mengandung progestin sering menyebabkan

perdarahan tidak teratur. Tablet ini hanya diberikan jika pemberian

estrogen bisa membahayakan, misalnya pada wanita yang sedang

menyusui.

Pil kombinasi ada yang memiliki estrogen dosis rendah dan ada yang

mengandung estrogen dosis tinggi.

Estrogen dosis tinggi biasanya diberikan kepada wanita yang

mengkonsumsi obat tertentu (terutama obat epilepsi).

Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:

Resiko kanker jenis tertentu

Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi

Ketegangan premenstruasi

Perdarahan tidak teratur

Anemia

Kista payudara

Kista ovarium

Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)

Infeksi tuba falopii.

Sebelum mulai menggunakan pil KB, dilakukan pemeriksaan fisik untuk

Page 5: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

meyakinkan bahwa tidak ada masalah kesehatan yang bisa menimbulkan

resiko.

Jika wanita tersebut atau keluarga dekatnya ada yang menderita diabetes atau

penyakit jantung, biasanya dilakukan pemeriksaan darah untuk mengukur

kadar kolesterol dan gula darah. Jika kadar kolesterol atau gula darahnya

tinggi, maka diberikan pil KB dosis rendah.

3 bulan setelah pemakaian pil KB, dilakukan pemeriksaan ulang untuk

mengetahui adanya perubahan tekanan darah. Selanjutnya pemeriksaan

dilakukan 1 kali/tahun.

Pil KB sebaiknya tidak digunakan oleh:

Wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun

Wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor

Wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi d. Wanita penderita

tekanan darah tinggi yang tidak diobati

Wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri

Wanita yang memiliki bekuan darah

Wanita yang tungkainya sedang digips

Wanita penderita penyakit jantung

Wanita yang pernah menderita stroke

Wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan

Wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.

Pengawasan harus dilakukan jika pil KB digunakan oleh:

Wanita yang mengalami depresi

Wanita yang sering mengalami sakit kepala migren

Wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun

Wanita yang pernah menderita hepatitis atau penyakit hari lainnya

tetapi telah sembuh total.

Page 6: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Pemakaian pil KB setelah kehamilan

Resiko terbentuknya bekuan darah di tungkai meningkat setelah kehamilan

dan akan semakin meningkat jika wanita tersebut memakai pil KB.

Jika menstruasi terakhir terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu setelah

persalinan, maka pil KB bisa langsung digunakan. Jika menstruasi terakhir

terjadi dalam waktu 12-28 minggu, maka harus menunggu 1 minggu sebelum

pil KB mulai digunakan, sedangkan jika menstruasi terakhir terjadi dalam

waktu lebih dari 28 minggu, harus menunggu 2 minggu sebelum pil KB mulai

digunakan.

Wanita yang menyusui biasanya tidak mengalami ovulasi sampai 10-12

minggu setelah persalinan, tetapi mereka bisa mengalami ovulasi dan hamil

sebelum terjadinya menstruasi pertama. Karena itu, ibu yang menyusui

sebaiknya menggunakan pil KB jika tidak ingin hamil.

Pil kombinasi yang diminum oleh ibu menyusui bisa mengurangi jumlah air

susu dan kandungan zat lemak serta protein dalam air susu. Hormon dari pil

terdapat dalam air susu sehingga bisa sampai ke bayi. Karena itu untuk ibu

menyusui sebaiknya diberikan tablet yang hanya mengandung progestin, yang

tidak mempengaruhi pembentukan air susu.

Pil KB yang diminum segera setelah terjadinya pembuahan atau pada awal

kehamilan (sebelum wanita tersebut mengetahui bahwa dia hamil) tidak akan

membahayakan janin.

Efek samping pil KB

Perdarahan tidak teratur. Sering terjadi pada beberapa bulan pertama

pemakaian pil KB, jika tubuh telah menyesuaikan diri dengan hormon

biasanya perdarahan abnormal akan berhenti.

Page 7: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil KB, mungkin tidak akan

terjadi menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan

secara permanen.

Efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan

pada payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah

dan depresi.

Efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat

badan, jerawat dan kecemasan. Penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg

biasanya terjadi akibat penahanan cairan dan mungkin karena meningkatnya

nafsu makan.

Bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil

KB dosis tinggi. Jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai,

pemakaian pil KB harus segera dihentikan dan segera memeriksakan diri

karena gejala tersebut mungkin menunjukkan adanya bekuan darah di dalam

vena tungkai dan kemungkinan sedang menuju ke paru-paru. Pil KB dan

pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan bekuan darah,

sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil harus

dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.

Mual dan sakit kepala.

1-2% wanita pemakai pil KB mengalami depresi dan kesulitan tidur.

h. Melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah). Jika terkena sinar

matahari, bercak semakin gelap. Melasma akan menghilang secara perlahan

setelah pemakaian pil KB dihentikan.

Resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil

KB telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. Karena itu wanita pemakai pil KB

harus rutin menjalani pemeriksaan Pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain

fihak, wanita pemakai pil KB memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker

rahim yang lebih rendah.

Page 8: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Interaksi pil KB dengan obat lain

Pil KB tidak berpengaruh terhadap obat lain, tetapi obat lain (terutama obat

tidur dan antibiotik) bisa menyebabkan berkurangnya efektivitas dari pil KB.

Wanita pemakai pil KB bisa hamil jika secara terus menerus mengkonsumsi

antibiotik (misalnya rifampin, penisilin, ampisilin, tetrasiklin atau golongan

sulfa). Ketika mengkonsumsi antibiotik tersebut, selain pil KB sebaiknya

ditambah dengan menggunaka kontrasepsi penghalang (misalnya kondom

atau diafragma).

Oba anti-kejang (fenitoin dan phenobarbital) bisa menyebabkan meningkatkan

perdarahan abnormal pada wanita pemakai pil KB.

Untuk mengatasi hal ini, kepada wanita penderita epilepsi yang

mengkonsumsi anti-kejang perlu diberikan pil KB dosis tinggi.

2. SUNTIKAN KB

Disuntikan setiap 2-3 bulan

Mencegah kehamilan selama 2-3 bulan tergantung jenis suntikan

Baik untuk menunda atau menjarakkan kehamilan

Suntikan KB disuntikkan di lengan atau bokong oleh dokter/perawat. Gejala

yang mungkin timbul biasanya pusing-pusing, bercak perdarahan sedikit diluar masa

haid selama 2-8 hari, haid berkurang /tidak sama sekali. Bila gejala

ini menetap, segera periksakan pada dokter/perawat. Dan untuk mengetahui jenis

suntikan yang sesuai untuk ibu, tanyakan juga pada dokter/perawat.

Kelebihan KB Suntik dan Kekurangannya

Page 9: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Kelebihan KB Suntik yang efektif hingga mencapai 99% menjadi daya tarik

bagi pasangan yang mengikuti program kehamilan. Namun apakah benar metode

Kontasepsi ini tidak menyebabkan efek samping untuk anda?

KB Suntik adalah salah satu metode Mencegah Kehamilan yang saat ini

banyak digunakan di negara-negara berkembang. KB Suntik bekerja mengentalkan

lendir rahim sehingga sulit untuk ditembus oleh sperma untuk pembuahan. Jenis Alat

Kontrasepsi ini juga mencegah sel telur menempel ke dinding rahim sehingga proses

kehamilan bisa dicegah.

Jenis Suntik KB

KB Suntik dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1. KB Suntik 3 Bulan. Jenis Suntikan KB ini mengandung hormon Depo

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150

mg. Alat kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 Minggu.

Suntikan pertama diberikan 7 hari pertama saat periode menstruasi Anda,

atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis Suntikan KB ini ada yang

Page 10: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.

2. KB Suntik 1 Bulan, adalah jenis Suntikan KB yang diberikan 1 bulan

sekali. Dengan pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan,

yaitu setelah 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah

melahirkan. Alat kontrasepsi ini mengandung kombinasi hormon

Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dan Estradiol

Cypionate (hormon estrogen).

Kelebihan Suntik KB

Metode KB Suntik adalah metode kontrasepsi hormonal efektif mencegah

kehamilan hingga 99%. Memberikan kenyamanan kepada pasangan suami istri,

karena dengan satu kali suntikan anda tidak perlu memikirkan kontrasepsi selama 1

sampai 3 bulan, sesuai dengan jenis Suntik KB yang anda pilih. Anda dan pasangan

bisa lebih spontan dalam berhubungan intim tanpa harus khawatir menjadi hamil.

Kehamilan bisa anda dapatkan kembali, setelah menghentikan penggunaan KB

Suntik.

Metode KB Suntik dapat digunakan oleh ibu menyusui, dengan catatan

suntikan pertama diberikan 6 minggu setelah persalinan, Menurunkan resiko kanker

rahim dan memberikan perlindungan terhadap infeksi panggul.

Kekurangan Suntik KB

Dari beberapa kelebihan Metode KB Suntik tersebut diatas, pada beberapa

kasus KB Suntik juga memberikan efek samping terutama pada awal pemakaian,

yang diantaranya adalah:

Siklus haid menjadi tidak teratur berkepanjangan, atau bahkan anda tidak

mengalami haid sama sekali, selama beberapa bulan pertama saat pemakaian

atau berhenti melakukan KB suntik,

Page 11: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Beberapa ibu yang menggunakan metode KB suntik 3 bulan mengalami

penambahan berat,

Ibu mengalami jerawat, sakit kepala, nyeri payudara, perubahan suasana hati,

dan perut kembung,

Pada beberapa kasus, kesuburan wanita baru pulih setelah beberapa bulan

menghentikan penggunaan KB suntik,

Penggunaan KB suntik 3 bulan memicu terjadinya osteoporosis.

Biaya KB Suntik

Biaya KB Suntik 1 bulan Rp 25.000 - Rp 30.000, Biaya KB Suntik 3 bulan Rp

15.000 - Rp 25.000 dan untuk lebih jelasnya silahkan konsultasikan ke bidan atau

dokter kandungan anda, saat masih melakukan cek up saat kehamilan.

3. SPIRAL/IUD

Dipasang oleh dokter/perawat, dalam sekali kunjungan

Mencegah kehamilan 3-10 tahun tergantung jenis spiral atau sampai saat

dikeluarkan oleh dokter/perawat

Praktis sebagai cara KB jangka panjang

Spiral itu sendiri adalah alat yang bentuknya kecil dan dipasang di dalam

rahim. Bentuknya bermacam-macam ada yang berbentuk T, angka 7 dan multiload,

terbuat dari plastik lapis tembaga. Gejala yang mungkin dirasakan biasanya mules-

mules, haid tidak teratur, perdarahan ringan dan perut bagian bawah terasa tegang.

Gejala ini sifatnya sementara, tapi bila menetap segera periksakan ke dokter/perawat.

Mengenai spiral mana yang sesuai untuk ibu, tanyakan juga pada dokter/perawat.

Kelebihan Alat Kontrasepsi IUD / Spiral dan Kekurangannya

Page 12: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Kelebihan Alat Kontrasepsi IUD / Spiral adalah aspek utama banyaknya ibu

yang memilih sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan saat KB. Jenis alat

kontrasepsi ini berbentuk seperti huruf T, dengan metode pemasangannya dimasukan

ke dalam rahim. IUD terbuat dari bahan dasar hormon, yang akan melepaskan

progestin dengan tujuan menghambat ovulasi. IUD biasanya dapat berfungsi selama

5 tahun mulai dari awal pemasangan.

Kelebihan Intrauterine Device (IUD)

Sebagai calon akseptor anda tentu harus mendapatkan informasi yang benar

mengenai alat kontrasepsi yang akan anda gunakan, sehingga anda lebih yakin

kepada alat kontrasepsi tersebut. Adapun beberapa point mengenai keuntungan IUD,

adalah:

Tingkat efektifitas mencapai 0,6 – 0,8 kehamilan per 100 wanita yang

menggunakannya. Atau dengan kata lain 1 kegagalan pada 125 – 170

Page 13: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

pengguna,

Langsung Efektif begitu terpasang di rahim,

Anda hanya perlu melakukan pengecekan satu tahun sekali ke dokter yang

memasang IUD.

Tidak menimbulkan efek samping hormonal seperti pada alat kontrasepsi

hormonal yang lain,

Dianjurkan untuk ibu menyusui karena tidak akan mempengaruhi volume dan

kualitas ASI,

Apabila tidak terjadi infeksi bisa dipasang setelah melahirkan,

Dapat digunakan setelah 1 tahun atau lebih masa haid terakhir (masa

menopause )

Membantu mencegah kehamilan di luar kandungan.

Dapat dipasang kapan saja, tidak perlu pada saat masa haid saja asal anda

tidak sedang hamil atau diperkirakan hamil.

Kekurangan Intrauterine Device (IUD)

Selain keuntungan tersebut diatas, Alat Kontrasepsi IUD memberikan

kerugian atau efek samping dari, yang diantaranya adalah:

Memerlukan prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik sebelum dipasang

Alat Kontrasepsi Intrauterine Device IUD, dan pemasangan harus oleh

petugas terlatih (bidan atau dokter),

Bagian organ reproduksi wanita mungkin akan terasa sakit dan kejang selama

3 - 5 hari setelah pemasangan IUD,

Terjadi perubahan siklus haid pada 3 bulan pertama, setelah pemasangan,

Terjadi pendarahan diantara masa menstruasi, hal ini dikarenakan Alat IUD

mengenai dinding rahim dan menimbulkan luka,

Darah Haid biasanya akan lebih lama dan lebih banyak. Dan apabila

Page 14: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

pendarahan haid sangat banyak dapat menyebabkan anemia

Terjadi Keluhan pada suami saat berhubungan badan, karena pemasangan

benang IUD terlalu panjang. Hal ini bisa diatasi dengan memotong benang

lebih pendek atau melipatnya ke dalam rahim yang dilakukan oleh bidan atau

dokter spesialis kandungan,

Apabila pemasangan IUD tidak benar, menyebabkan perforasi pada dinding

uterus,

Tidak dapat mencegah infeksi penyakit menular seksual, sehingga tidak

disarankan untuk perempuan yang sering berganti pasangan. Infeksi ini akan

memicu terjadinya penyakit radang panggul.

1 dari 1000 wanita, mengalami terlepasnya IUD.

IUD hanya mencegah kehamilan normal dan tidak dapat mencegah kehamilan

ektopik atau kehamilan di luar kandungan.

Wanita yang menggunakan IUD sebagai KB harus memeriksa posisi benang

dari waktu ke waktu. Pemeriksaan dilakukan dengan memasukkan jari ke

dalam vagina.

Biaya Intrauterine Device (IUD)

Biaya IUD bisa dikatakan sangat terjangkau apabila dibandingkan dengan

manfaat yang dicapai. Biaya IUD untuk 5 tahun adalah sekitar Rp 500.000,-.

Sedangkan untuk Biaya IUD 10 tahun biasanya sekitar Rp. 800.000,-.

Beberapa penjelasan Kelebihan Alat Kontrasepsi IUD dan Kekurangan diatas

maka alat kontrasepsi memberikan keuntungan yang lebih banyak untuk Mencegah

Kehamilan yang efektif, dibandingkan kekurangannya.

4. SUSUK KB

Ditanam di bawah kulit melalui operasi kecil

Mencegah kehamilan hingga 5 tahun atau sampai saat dikeluarkan oleh

dokter/perawat

Page 15: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

Praktis sebagai cara KB jangka panjang

Gejala yang mungkin timbul antara lain : perdarahan tidak teratur, tidak haid

dan berat badan naik dengan cepat. Segera periksakan diri ke dokter/perawat bila

gejala ini menetap.

Kelebihan Susuk KB dan kekurangannya untuk Mencegah Kehamilan

Kelebihan Susuk KB atau KB Implan sebagai alat kontrasepsi bawah kulit

atau implant adalah mampu bekerja efektif selama 5 tahun. Alat Kontrasepsi ini

disusupkan di bawah kulit lengan atas. Susuk KB tidak akan membuat Anda lebih

awet muda dan disukai oleh banyak orang. Namun, susuk ini berfungsi untuk

mencegah kehamilan bagi anda yang melakukan program KB.

Susuk KB mengandung Hormon progestin yang akan mencegah indung telur

melepaskan sel telur yang dihasilkan dan menebalkan mukus di mulut rahim sehingga

sperma sulit untuk melewatinya. Hormon progestin juga akan menjaga dinding rahim

agar tetap tipis sehingga sulit bagi telur berhasil dibuahi untuk menempel di dinding

Page 16: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

rahim tersebut. Susuk KB efektif mencegah kehamilan hingga mencapai 99%.

Artinya, kehamilan dapat terjadi kurang dari 1 di antara 100 wanita yang

menggunakan metode kontrasepsi ini.

Kelebihan Lain Susuk KB

Pertimbangan awal pelaku program KB memilih Alat kontrasepsi dengan

kelebihan yang sesuai dengan kriteria yang dia inginkan. Adalah kelebihan dari susuk

KB adalah sebagai berikut:

Mampu mencegah kehamilan hingga jangka waktu 5 tahun,

Berbentuk elastic, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit atau luka di dalam

kulit,

Kesuburan Wanita kembali pulih setelah Susuk KB ini dilepas,

Ketika akan dilakukan pemasangan tidak memerlukan pemeriksaan dalam,

Tidak mengandung hormon estrogen, sehingga efek samping yang

ditimbulkan lebih sedikit,

Tidak memberikan masalah saat melakukan hubungan seks.

Cocok untuk Alat Kontrasepsi Ibu Menyusui, karena tidak mengganggu

produksi ASI baik volume dan kualitasnya,

Hanya perlu pemeriksa ke tenaga kesehatan terdekat apabila terjadi efek

samping,

Bisa dilepas kapan saja, sesuai dengan keinginan anda.

Kekurangan Susuk KB

Selain kelebihan diatas, susuk KB juga mempunyai kekurangan yang

diantaranya adalah:

Setelah pemasangan biasanya pasien akan merasa mual, sakit kepala,

Page 17: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

perubahan perasaan atau kegelisahan,

Memicu terjadinya peningkatan atau penurunan berat badan. Peningkatan

berat badan biasanya disebabkan karena,

Mengganggu penampilan, karena susuk biasanya akan terlihat sedikit

menonjol pada kulit, dan terasa apabila diraba. Saat pelepasan diperlukan

penyayatan pada kulit, sehingga bisa menimbulkan bekas luka.

Perlu dilakukan pembedahan kecil untuk pemasangan dan dan pelepasan,

Tidak dianjurkan untuk wanita yang menderita penyakit kanker payudara,hati,

penggumpalan darah, perdarahan tanpa sebab, kolesterol tinggi,pasien darah

tinggi, penyakit kandung empedu, siklus menstruasi tidak teratur, dan pasien

penyakit jantung.

Biaya Susuk KB

Biaya susuk KB atau Implan berdasarkan menteri kesehatan tahun 2010

adalah sebagai berikut:

No. Jenis Susuk KB Kemasan Harga

1. Susuk KB I:

Etonogestrel 68 mg

1 set 1 implant Rp. 269.840,-

2. Susuk KB II

Levonogestrel 75 mg

1 set 2 implant Rp. 210.270,-

3. Susuk KB II:

Levonogestrel 75

mg+Inserter

1 set 2

implant+Inserter

Rp. 275.000,-

4. Susuk KB III:

Levonogestrel 36 mg

1 set 6 implant Rp. 283.400,-

Namun berdasarkan pengalaman beberapa narasumber, Harga Susuk KB di

tahun 2013 adalah untuk menggunakan 1 susuk biayanya sekitar Rp 250.000,-,

sedangkan untuk 2 susuk sekitar Rp 100.000 – Rp 150.000.

Page 18: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

B. Implementasi Keluarga Berencana Di Indonesia

A. Latar Belakang Masalah

Masalah yang dihadapi beberapa negara berkembang dewasa ini adalah

mengurangi jumlah kemiskinan dengan menggunakan berbagai cara baik melalui

peningkatkan infrastruktur ekonomi seperti membangun jalan, jembatan, pasar, serta

sarana lain, maupun membangun derajat dan partisipasi masyarakat melalui

peningkatan pendidikan maupun kesehatan.

Namun demikian kendala utama yang dihadapi hampir semuanya sama, yang

umumnya bersumber pada permasalahan kependudukan. Mulai dari masih tingginya

angka kematian bayi, dan ibu melahirkan, rendahnya kesadaran masyarakat tentang

hak-hak reproduksi, serta masih cukup tingginya laju pertumbuhan penduduk, yang

tidak sebanding dengan daya dukung lingkungan.

Keprihatinan akan permasalahan kependudukan melahirkan sebuah konsep

pembangunan berwawasan kependudukan, atau konsep pembangunan yang

bekelanjutan. Dari sini pula lahirlah kesadaran dunia untuk mengurai masalah

kemiskinan dan keterbelakangan melalui pendekatan kependudukan. Langkah

pertama dan merupakan strategi yang monumental adalah kesadaran lebih dari 120

pemerintah/ negara yang berjanji melalui konferensi internasional tentang

pembangunan dan kependudukan (ICPD) di Cairo pada tahun 1994 untuk bersama-

sama menyediakan pelayanan kesehatan reproduksi bagi semua orang tanpa

diskriminasi “Secepat mungkin paling lambat tahun 2015”. Langkah besar ini

dilanjutkan dengan Millenium Development summit (MDS) pada bulan 12

September 2000 di New York (Amerika Serikat) dengan kesepakatan yang dikenal

dengan Millenium Development Goals (MDGs) yang menegaskan tentang

komitmennya untuk :

1. Penghapusan kemiskinan dan kelaparan (eradicating extreme poverty and hunger).

2. Mencapai pendidikan dasar yang universal (achieving iniversal basic education).

3. Mempromosikan kesehatan gender dan pemberdayaan perempuan (promoting

Page 19: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

gender equality and empowering women)

4. Mengurangi jumlah kematian anak (reducing child mortality).

5. Meningkatkan kesehatan ibu (improving maternal mortality).

6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lain (Combating HIV/AIDS,

malaria and other deseases).

7. Menjamin kelestarian lingkungan hidup (ensuring environmental sustainability).

8. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (developing a

global partnership for development).

(BKKBN- Fakultas Ekonomi UI,2004;3).

Semakin disadarinya bahwa betapa besar pengaruh faktor kependudukan

terhadap kesejahteraan rakyat, sejak awal orde baru, pada tahun 1967 Presiden

Suharto atas nama pemerintah Indonesia ikut menandatangani deklarasi

kependudukan dunia yang antara lain menyatakan: “ As head of governments actively

concerned with the population problem , we share convictions ; 1) We believe that the

population problem must be recornized as a principle element in long range national

planning if giferments are to achieve their economic goals and fulfil of their people,

2) Recognizing that family planning is in the vital interest of both nation and the

family, we were undersigned earnestly hope that leaders around the word will share

our 3 views and joint with us in this great challenge for the well being and happiness

of people everywhere” (BKKBN, 1990; 24).

Tindak lanjut dari deklarasi di atas pada tahun 1970 didirikan Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Melalui Keputusan Presiden

(Kepres) Nomor 8 tahun 1970 sebagai sebuah lembaga Non Departemen yang

mempunyai tanggung jawab pada bidang pengendalian penduduk di Indonesia. Atas

dasar itulah proyek besar di bidang pengendalian laju pertumbuhan penduduk

berskala nasional yang sampai saat ini masih berjalan, yang disebut Program

Keluarga Berencana Nasional dicanangkan. Lembaga resmi pelaksana tekhnis

programnya bernama BKKBN yang pelaksana kegiatannya terstruktur secara herarkis

Page 20: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

ada mulai dari tingkat pusat hingga tingkat kecamatan dan desa. Program dan

kelembagaannya selanjutnya disempurnakan melalui Kepres Nomor 33 tahun 1972,

Kepres Nomor 38 tahun 1978, serta Kepres Nomor 109 1993 tentang Pembentukan

Kementerian Kependudukan dan BKKBN.

Pada dasa warsa awal program Keluarga Berencana (KB) berjalan (1970-

1980) Indonesia telah dapat menekan laju pertumbuhan penduduk menjadi 2,34 %

dari 2.8 % lebih pada dasa warsa sebelumnya, kemudian pada 10 tahun berikutnya

(1980-1990) laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan lagi menjadi 1,98 % dan pada

dekade berikutnya (1990-2000) tingkat pertumbuhannya menjadi 1,49 % (Haryono

Suyono; 2005:29).

Kendatipun pertumbuhan penduduk kecenderungannya semakin turun, hal

yang perlu dipahami adalah bahwa penduduk Indonesia saat ini kurang lebih

berjumlah 219 juta jiwa, sehingga dapat diperkirakan angka pertumbuhan penduduk

secara absolut kurang lebih 3 juta jiwa per tahun, 4 hampir sama banyaknya dengan

penduduk Singapura atau Selandia Baru, dan akan bertambah terus meskipun

program KB tetap berjalan baik. Diperkirakan (BAPENAS) pada tahun 2025

penduduk Indonesia akan berjumlah 273,7 juta (Kompas, 3 Agustus 2005) sehingga

keberadaan Program Keluarga Berencana saat ini dan untuk waktu yang akan masih

sangat dibutuhkan dalam rangka menjaga keseimbangan laju pertumbuhan penduduk,

pertumbuhan ekonomi, serta daya dukung lingkungan.

Hal yang menarik dari perjalanan panjang Program Keluarga Berencana di

Indonesia yang sudah menginjak tahun ke-35, dan kini menjadi persoalan baru ketika

telah diratifikasinya Deklarasi Cairo (ICPD) yang antara lain berisi tuntutan keadilan

dan kesetaraan gender, ternyata tingkat kesertaan ber-KB secara umum didominasi

oleh perempuan, sedang pada laki-laki/pria tingkat kesertaannya masih sangat rendah

(kurang dari 6 %) dari jumlah total Peserta KB Aktif (PA) yang ada atau kalau

dibandingkan secara proporsional persentase kesertaan pria dan perempuan/wanita

sangat tidak proporsional. Sumbangan terbesar dan yang mempunyai dampak sangat

Page 21: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

signifikan terhadap laju pertumbuhan penduduk (LPP) adalah pengguna alat

kontrasepsi jangka panjang, yang salah satunya adalah Medis Operasi Pria (MOP),

atau dengan bahasa lain tingkat kesertaan KB pria masih perlu terus mendapatkan

perhatian serius dan ditingkatkan pencapaiannya.

Berdasarkan Rakernas Program KB tahun 2000, yang mengamanatkan

perlunya ditingkatkan peran pria/laki-laki dalam Keluarga Berencana, ditindak lanjuti

melalui Keputusan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan/Kepala Badan

Koordinasi Keluarga Berencana 5 Nasional Nomor 10/HK-010/B5/2001 tanggal 17

Januari 2001 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional, dengan membentuk Direktorat Partisipasi Pria di Bawah Deputi

Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang bertugas merumuskan

kebijakan operasional Peningkatan Partisipasi pria, diputuskan perlunya intervensi

khusus melalui program peningkatan partisipasi pria yang tujuan akhirnya

”Terwujudnya keluarga berkualitas melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan,

promosi KB dan kesehatan reproduksi yang berwawasan gender pada tahun 2015”.

Salah satu sasaran programnya adalah meningkatkan pria/suami sebagai peserta KB,

motivator dan kader, serta mendukung istri dalam KB dan kesehatan reproduksi, yang

tolok ukurnya :

(1) Meningkatnya peserta KB Kondom dan Medis Operasi Pria (MOP) 10 %,dan

(2) Meningkatnya motivator/kader pria 10 %. Untuk mendukung efektifitas

pelaksanaan di lapangan, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Kepala

BKKBN melalui Keputusan nomor : 70/HK-010/B5/2001, Tentang Organisasi

dan Tata Kerja Badan Koordinasi

Keluarga Berencana Nasional Propinsi dan Kabupaten/Kota membentuk Seksi

khusus Peningkatan Patisipasi Pria di bawah Bidang Pengendalian Keluarga

Berencana dan Kesehatan Reproduksi yang bertugas menyusun paket informasi

sesuai kondisi sosial, menyiapkan, dan mengembangkan segmentasi sasaran dalam

rangka peningkatan partisipasi KB pria yang pelaksanaanya secara tekhnis di

Page 22: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

kecamatan dan desa dilaksanakan oleh PLKB dan PPLKB.

Upaya peningkatan kesertaan KB pria diperkuat Melalui Peraturan Presiden

Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah

Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009 disebutkan bahwa : “Sasaran pembangunan

kependudukan dan pembangunan keluarga kecil berkualitas adalah terkendalinya

pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas ditandai

dengan:

(a) Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per

tahun; Total fertilitas rate(TFR) menjadi 2,2 per perempuan; persentase pasangan usia

subur yang tidak terlayani menjadi 6 persen;

(b) Meningkatnya kesertaan KB laki-laki menjadi 4,5 persen,

(c) Meningkatnya penggunaan kontrasepsi yang efektif dan efisien,

(d) Meningkatnya usia kawin pertama perempuan menjadi 21 tahun,

(e) Meningkatnya partisipasi keluarga dalam tumbuh kembang anak,

(f) Meningkatnya keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I yang aktif dalam uasaha

ekonomi produktif; dan

(g) Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan

keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

Perkembangan pelaksanaan program peningkatan kesertaan KB pria di

lapangan ternyata belum seperti apa yang diharapkan. Dalam kenyataannya terdapat

beberapa permasalahan yang muncul dalam implementasi program yang

dilaksanakan, antara lain : Operasionalisasi program yang dilaksanakan selama ini

lebih mengarah kepada wanita sebagai sasaran, penyiapan tempat pelayanan, tenaga

pelayanan dan juga penyediaan alat dan obat kontrasepsi (Alokon) untuk pria sangat

terbatas, hampir semuanya adalah untuk wanita, demikian juga adanya prioritas

penggunaan Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) juga hampir semuanya

untuk wanita. Kondisi demikian ini ikut mempengaruhi kemampuan dan

keterampilan petugas (PLKB) dalam mengkomunikasikan dan memasarkan alat

Page 23: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

kontrasepsi bagi pria, karena kurang terbiasa dan sangat terbatasnya pilihan

kontrasepsinya.

Kondisi lain yang juga mempengaruhi implementasi peningkatan kesertaan

KB pria adalah permasalahan kelembagaan. Keputusan Menteri Pemberdayaan

Perempuan/Kepala BKKBN yang merujuk pada Keputusan Presiden Nomor 20 tahun

2000 Tentang Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yang ditandatangani

oleh Presiden Abdurrahman Wahid, dimana BKKBN merupakan instansi vertikal

menjadi tidak berarti ketika harus berhadapan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8

tahun 2003 tentang SOTK di daerah yang terbit pada masa Presiden Megawati, yang

juga menerbitkan Kepres Nomor 103 tahun 2001 yang menggariskan bahwa sebagian

besar kewenangan BKKBN harus sudah diserahkan kepada daerah maksimal akhir

tahun 2003. Kondisi yang demikian ini berdampak pada terombang-ambingnya

kelembagaan yang menangani program, karena masing-masing daerah sangat

beragam dalam menilai kepentingan program KB.

Karena Malthus hanya mempercayai bahwa hanya melalui Moral restrain

sebagai preventive checks, maka dikemudian hari timbul berbagai kritik terhadap

teorinya. Paul Ehrlich berpendapat bahwa untuk dapat keluar dari perangkap Malthus,

ia menganjurkan penggunaan semua cara “Preventive checks”, misalnya dengan

penggunaan alat kontrasepsi untuk mengurangi jumlah kelahiran serta pengguguran

kandungan (Ida Bagus Mantra, 2004:53). Disamping itu pandangan Malthus yang

menyatakan bahwa hanya penderitaan dan ancaman akan penderitaan yang lebih

buruklah yang dapat diandalkan untuk membujuk masyarakat bawah menahan diri

dalam hal angka kelahiran, kini pandangan tersebut justru berlaku

sebaliknya,sebagaimana pendapat Frank W. Notestien (2004 : 12) menyatakan bahwa

kondisi hidup yang lebih baik dan jalan hidup yang lebih baiklah yang menjadi

motivasi kecenderungan terhadap pengaturan tingkat kelahiran.

Berbagai cara pengaturan dan pembatasan kelahiran akhirnya betul-betul

dibutuhkan oleh hampir semua negara di dunia, utamanya negara-negara sedang

Page 24: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

berkembang. Tonggak awal penerapan konsep pengaturan dan pembatasan kelahiran

di Indonesia dengan berdirinya Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI)

pada tahun 1957, sedangkan secara kelembagaan dimulai pada tahun 1970. Pada

awalnya (tahun 1970-an) Keluarga Berencana merupakan Program pemerintah murni

dengan titik tekan pada pengendalian penduduk melalui penggunaan alat kontrasepsi,

konsep yang dikembangkan melalui pelembagaan Norma Keluarga Kecil Bahagia

Sejahtera (NKKBS) dengan slogan cukup dua anak, laki-laki perempuan sama saja.

Dalam posisi ini terkesan penduduk hanya sebagai obyek, sedang hegemoni

pemerintah sangat kuat, rakyat dimobilisasi sedemikian kuat untuk menggunakan alat

kontrasepsi, tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan, kondisi tubuh, serta tanpa

mendapatkan penjelasan kekurangan dan kelebihan alat kontrasepsi yang dipakainya,

sehingga lambat laun mendapatkan kritik sangat keras yang datang dari masyarakat

sendiri, LSM dalam negeri maupun LSM luar negeri.

Tahun 1992 terjadi pergeseran makna, setelah disahkannya Undang-Undang

Nomor 10 tahun 1992 Tentang Kependudukan dan Pembangunan keluarga sejahtera,

kendatipun substansinya sebenarnya tidak berbeda jauh. Pengertian Keluarga

Berencana menjadi “Upaya peningkatan kesejahteraan keluarga melalui;

(1) Pendewasaan usia perkawinan,

(2) Pengaturan kelahiran,

(3) Peningkatan ketahanan keluarga, dan

(4) Peningkatan kesejahteraan keluarga”.

Keluarga Berencana tidak lagi menjadi program yang terkesan dipaksakan,

KB menjadi gerakan masyarakat yang semakin dibutuhkan karena konsep NKKBS

mendapatkan tanggapan positip. Konferensi Internasional Kependudukan dan

Pembangunan (ICPD) tahun 1996 yang diratifikasi Indonesia pada tahun 1996 telah

mengubah paradigma Program KB, dari yang sebelumnya melalui pendekatan target

demografi melalui pengendalian populasi dan penurunan fertilitas menjadi

pendekatan akses dan kualitas dengan memperhatikan hak-hak reproduksi dan

Page 25: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

kesetaraan gender yang meletakkan penduduk sebagai “Pusat pembangunan”.

Keluarga berencana diartikan sebagai “Suatu program yang dimaksudkan untuk

membantu para pasangan dan perorangan dalam mencapai reproduksi mereka,

mencegah kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi insiden kehamilan

berisiko tinggi, kesakitan dan kematian, membuat pelayanan yang bermutu,

terjangkau, diterima dan mudah diperoleh bagi semua orang yang membutuhkan,

meningkatkan mutu, nasehat, komunikasi, informasi, dan edukasi, konseling dan

pelayanan, meningkatkan partisipasi dan tanggung jawab pria dalam praktek KB, dan

meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) untuk penjarangan kehamilan

(BKKBN,2001; 5). Keluarga Berencana tidak lagi dimobilisasi, merencanakan dan

mengatur kelahiran merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Hak azazi manusia,

artinya pengguna alat kontrasepsi (peserta KB) memiliki hak untuk mendapatkan

informasi lengkap mengenai berbagai alat kontrasepsi, kelebihan dan kekurangannya,

hak mendapatkan perawatan menyeluruh, hak otonomi perempuan untuk merawat

kesehatan dan menentukan reproduksinya, dan hak memutuskan memiliki anak, atau

tidak memiliki anak. Menentukan jumlah yang dikehendaki, serta jangka waktu

melahirkannya.

Pergeseran paradigma ini membawa konsekuensi pada pergeseran tanggung

jawab dan peran suami (pria) untuk ikut berpartisipasi dalam keterlibatan dan

kesertaan ber KB dan kesehatan reproduksi serta perilaku seksual yang sehat dan

aman bagi dirinya, pasangannya, dan keluarganya (BKKBN,2000;23).

Program KB merupakan salah satu program yang dapat dikatakan berhasil

dalam membuat pertumbuhan penduduk menjadi melambat, tidak lepas dari itu

strategi yang digunakan dalam pendekatan kepada masyarakat pun terbilang sukses.

Berikut ini strategi pendekatan / sosialisasi terhadap penduduk :

1. Pendekatan kemasyarakatan (community approach).

Diarahkan untuk meningkatkan dan menggalakkan peran serta masyarakat

Page 26: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

(kepedulian) yang dibina dan dikembangkan secara berkelanjutan.

2. Pendekatan koordinasi aktif (active coordinative approach)

Mengkoordinasikan berbagai pelaksanaan program KB dan pembangunan

keluarga sejahtera sehingga dapat saling menunjang dan mempunyai kekuatan yang

sinergik dalam mencapai tujuan dengan menerapkan kemitraan sejajar.

3. Pendekatan integrative (integrative approach)

Memadukan pelaksanaan kegiatan pembangunan agar dapat mendorong dan

menggerakkan potensi yang dimiliki oleh semua masyarakat sehingga dapat

menguntungkan dan memberi manfaat pada semua pihak.

4. Pendekatan kualitas (quality approach)

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider)

dan penerima pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.

5. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat

yang telah mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam

pelaksanaan program KB nasional.

6. Pendekatan tiga dimensi ( three dimension approach)

Strategi tiga dimensi program KB sebagai pendekatan program KB nasional,

dimana program tersebut atas dasar survey pasangan usia subur di Indonesia terhadap

ajakan KIE yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

Page 27: Keluarga Berencana (Musafak).pdf

a. 15% PUS langsung merespon “ya” untuk ber-KB

b. 15-55% PUS merespon ragu-ragu“ untuk ber-KB

c. 30 % PUS merespon "tidak“ untuk ber-KB

Kesimpulan

Pada intinya Keluarga berencana sebuah program dari pemerintah yang

tujuannya adalah untuk mengatur jarak kelahiran dan mempersipakan masa depan

bagi anak yang lebih baik, dalam pandangan Islam diperbolehkan apabila dilakukan

dengan cara yang sesuai syariat Islam , dilakukan dalam konteks pengaturan

keturunan bukan pembatasan keturunan dan dilakukan apabila dalam kondisi yang

darurat yang dapat mengancam keselamatan masyarakat itu sendiri .

Referensi :

- Asy sya’rawi, M.M., 1995. Anda Bertanya Islam Menjawab Jilid 1-5. Gema

Insani Press.Jakarta

- http://www.stikesyarsi.ac.id/index.php/artikel-islam/102-pandangan-hukum-

islam-tentang-keluarga-berencana-.html

- http://medicastore.com

- Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH. 1998. Sinopsis Obstetri.Jakarta : EGC

- Tips-sehat-keluarga-bunda.blogspot.com

- indonesia.com/portal/index.php?option=com_content&task=view&id=919