keluarga berencana
TRANSCRIPT
KELUARGA BERENCANA
KONTRASEPSI
bawah judul
Pengertian Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Winkjosastro,
2002). Menurut Mochtar (1998) kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi,
alat atau obat-obatan. Kontrasepsi didefinisikan sebagai tindakan atau usaha yang ditujukan
untuk mencegah terjadinya konsepsi atau pembuahan (Notodihardjo, 2006).
Kontrasepsi juga diartikan sebagai cara mencegah kehamilan (dengan menggunakan alat atau
obat mencegah kehamilan seperti: spiral, kondom, pil anti hamil) (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2002).
Berdasarkan teori Mochtar (1998) kontrasepsi hendaknya memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya.
Efek samping yang merugikan tidak ada.
Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan.
Tidak menggangu hubungan persetubuhan.
Tidak memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaiannya.
Cara penggunaannya sederhana.
Harganya murah supaya dapat dijangkau masyarakat luas.
Dapat diterima oleh pasangan suami istri.
ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
bawah judul
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Secara umum AKDR dianjurkan sebagai pilihan pertama pada ibu yang menyusui dan ingin alat
KB yang temporer sifatnya.
Disamping karena sekali pemasangan dan efektifitasnya tinggi serta keluhan pemakai yang
relatif ringan, maka AKDR tidak mempunyai pengaruh terhadap laktasi dan bayinya. AKDR
yang lazim dipakai sekarang adalah AKDR yang mengandung tembaga (copper T, copper 7,
MlCu) serta AKDR yang mengandung progestin (progestasert) yang tidak berpengaruh terhadap
produksi dan komposisi ASI. Progestin yang terkandung dalam IUD akan dilepaskan dalam
jumlah yang sangat sedikit sehingga hanya mempunyai efek lokal saja. Pemasangan AKDR bisa
secara dini, segera setelah melahirkan atau pada kontrol berikutnya pada saat involusi terjadi.
Pada umumnya pemasangan AKDR harus sudah diberikan dalam waktu 1 bulan 7 hari pasca
persalinan sepanjang tidak ada kontraindikasi pada saat pemasangannya (Soetjiningsih, 1997).
Menurut Hartanto (2003) yang penting pada pemakaian IUD postparutm adalah penempatan
IUD setinggi mungkin dalam fundus uteri sehingga mengurangi kemungkinan ekspulsi.
Program Keluarga Berencana
bawah judul
Tujuan Program KB
• Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekutan sosial ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
• Tujuan lain meliputi pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, peningkatan
ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
• Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan ibu,
anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan
bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas,
termasuk upaya-upaya menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan
masalah kesehatan reproduksi.
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi:
1. Keluarga dengan anak ideal
2. Keluarga sehat
3. Keluarga berpendidikan
4. Keluarga sejahtera
5. Keluarga berketahanan
6. Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
7. Penduduk tumbuh seimbang (PTS)
Sasaran Program KB
Sasaran program KB tertuang dalam RPJMN 2004-2009 yang meliputi:
1. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14 persen per tahun.
2. Menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
3. Menurunnya PUS yang tidak ingin punya anak lagi dan ingin menjarangkan kelahiran
berikutnya, tetapi tidak memakai alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
4. Meningkatnya pesertaKB laki-laki menjadi 4,5persen.
5. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi yang rasional, efektif, dan efisien.
6. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21 tahun.
7. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang anak.
8. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera-1 yang aktif dalam usaha
ekonomi produktif.
9. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan Program KB
Nasional.
Ruang Lingkup KB
Ruang lingkup KB antara lain: Keluarga berencana; Kesehatan reproduksi remaja; Ketahanan
dan pemberdayaan keluarga; Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas; Keserasian
kebijakan kependudukan; Pengelolaan SDM aparatur; Penyelenggaran pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan; Peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.
Strategi Program KB
Strategi program KB terbagi dalam dua hal yaitu:
1. Strategi dasar
2. Strategi operasional
Strategi dasar
• Meneguhkan kembali program di daerah
• Menjamin kesinambungan program
Strategi operasional
• Peningkatan kapasitas sistem pelayanan Program KB Nasional
• Peningkatan kualitas dan prioritas program
• Penggalangan dan pemantapan komitmen
• Dukungan regulasi dan kebijakan
• Pemantauan, evaluasi, dan akuntabilitas pelayanan
Dampak Program KB
Program keluarga berencana memberikan dampak, yaitu penurunan angka kematian ibu dan
anak; Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi; Peningkatan kesejahteraan keluarga;
Peningkatan derajat kesehatan; Peningkatan mutu dan layanan KB-KR; Peningkatan sistem
pengelolaan dan kapasitas SDM; Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.
MAKALAH KESEHATAN KONTRASEPSI METODE KALENDER
bawah judul
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak dahulu orang sudah dipercaya akan adanya hari-hari subur dan tidak subur bagi wanita,
karena itu cara metode kalender mempunyai sejarah yang sudah tua pemakaiannya sebagai
kontrasepsi zaman dulu.
Metode kalender hanya dapat memprediksi kapan masa subur dalam siklus menstruasinya
sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Kita sebagai mahasiswa khususnya mahasiswa kebidanan sangat penting sekali mengetahui
kontrasepsi Metode Kalender karena akan sangat membantu sekali dalam masalah Keluarga
Berencana. Dalam makalah ini akan membahas tentang Kontrasepsi dengan Metode Kalender.
1.2 Tujuan
Agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca khususnya tentang Kontrasepsi Metode
Kalender dan dapat mengambil manfaat serta meningkatkan ilmu pengetahuan.
BAB II
ISI
2.1 Mekanisme Kerja Metode Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa wanita dalam siklus
haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari
sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang akan datang.
Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi
mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum
memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik yang jelas tentang cara ini.
2.1.1 Kemudahan Metode Kalender
Tampaknya metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada
saat ovulasi dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula
dapat terjadi variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.
2.1.2 Kesulitan Metode Kalender
Kesulitan cara ini adalah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan, ovulasi
umumnya terjadi 14 ±2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan demikian pada
wanita dengan haid yang tidka teratur, saat terjadi ovulasi, sulit atau sama sekali tidak dapat
diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid teratur oleh salah
satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada saat semestinya.
2.2 Cara Menentukan Masa Aman Metode Kalender
Mula-mula dicatat lama siklus haid selama 3 bulan terakhir. Tentukan lama siklus haid terpendek
dan terpanjang, kemudian siklus haid terpendek dikurangi dengan 18 hari, dan siklus haid
terpanjang dikurangi 11 hari. Dua angka yang diperoleh merupakan range masa subur. Dalam
waktu masa subut tersebut harus pantang senggama diluarnya merupakan masa aman.
2.2.1 Cara menghitung hari aman dan hari berpantang sistem kalender.
Siklus terpendek | Hari pertama masa subur | Siklus terpanjang | Hari terakhir masa subur
21 hari |Hari ke 3 | 21 |Hari ke 10
22 hari |Hari ke 4 | 22 |Hari ke 11
23 hari |Hari ke 5 | 23 |Hari ke 12
24 hari |Hari ke 6 | 24 |Hari ke 13
25 hari |Hari ke 7 | 25 |Hari ke 14
26 hari |Hari ke 8 | 26 |Hari ke 15
27 hari |Hari ke 9 | 27 |Hari ke 16
28 hari |Hari ke 10 | 28 |Hari ke 17
29 hari |Hari ke 11 | 29 |Hari ke 18
30 hari |Hari ke 12 | 30 |Hari ke 19
31 hari |Hari ke 13 | 31 |Hari ke 20
32 hari |Hari ke 14 | 32 |Hari ke 21
33 hari |Hari ke 15 | 33 |Hari ke 22
34 hari |Hari ke 16 | 34 |Hari ke 23
35 hari |Hari ke 17 | 35 |Hari ke 24
Setelah menentukan hari pertama haid, hari pertama masa subut dan terakhir masa subur,
segeralah pindahkan ke kalender untuk ikut secara ketat yaitu tidak bersenggama pada hari subur
(tidak berpantangan).
2.2.2 Metode Sistem Kalender-pantang berkala siklus haid 28 hari
Minggu | | 7 |14 |21 |28
Senin |1 |8 |15 |22 |29
Selasa |2 |9 |16 |23 |30
Rabu |3 |10 |17 |24 |31
Kamis |4 |11 |18 |25
Jum’at |5 |12 |19 |26
Sabtu |6 |13 |20 |27
Hari aman : Tanggal yang tidak dikurang, pada hari-hari ini boleh koitus
Hari bahaya : Tanggal 10.11.12.13, pada hari-hari ini berpantang koitus
Hari ke 1 : Hari pertama haid
Hari 10, 11 : Koitus pada hari-hari ini memungkinkan sperma yang masih hidup dapat membuahi
sel telur (ovum)
Hari 12, 13, 14 : Ovulasi dapat terjadi setiap saat
Hari 15, 16 : Ovulasi masih mungkin terjadi
Hari 17 : Sel telur masih mungkin ada dan hidup
Hari 29 : Mulai haid lagi ( hari ke 1 haid)
Pada contoh diatas digambarkan bagaimana memahami sistem kalender pada seorang wanita
dengan siklus haid 28 hari
2.3 Rumus atau Cara Menghitung Metode Kalender
Masa berpantang dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
a. Hari pertama mulai subur = siklus haid terpendek – 18
b. Hari subur terakhir = siklus haid terpanjang – 11
Sebenarnya cara ini hanya cocok bagi wanita yang siklus haidnya teratur. Sebelum melalui cara
ini hendeknya wanita mencatat pada siklus haidnya paling sedikit 6 bulan dan sebaiknya selama
12 bulan. Setelah ini dicatat barulah ditentukan kapan mulainya hari subur pertama dan haru
subur terakhir dengan mempergunakan cara diatas.
Contoh :
1. Ibu Kayla mempunyai siklus haid yang amat teratur setiap bulan, selama 28 hari sesuai dengan
bulan Arab. Maka siklus haid terpendek ibu Kayla adalah 28 hari, dan panjang juga 28 hari
(haidnya sangat teratur).
Maka bila ibu Kayla akan memakai cara sistem kalender bila dipakai rumus diatas hasilnya :
§ Mulai berpantang pada hari pertama ibu Kaylai subur 28-18 hari = 10 dari hari pertama haid
§ Mulai berakhir hari subur :
28 – 11 = hari ke 17
Jadi masa berpantang adalah mulai hari pertama haid dan ini harus ditandai dengan spidol merah
pada kalender di rumahnya.
2. Ibu Sisy mempunyai siklus haid yang tidak teratur. Setelah dicatat selama 6 bulan – 12 bulan
diperoleh siklus haid terpendek adalah 22 hari dan terpanjang 40 hari.
Bila ibu Sisy ingin memakai sistem kalender untuk mencegah kehamilan, maka dengan memakai
rumus diatas diperoleh :
§ Hari pertama subur = 22 – 18 hari = hari ke 4
§ Hari terakhir hari subur = 40 – 11 = hari ke 29
Lamanya berpantang koitus mulai hari ke 4 – hari ke 29 adalah selama 25 hari dalam satu bulan.
2.4 Efektivitas
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang
siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan berkisar antara 6 – 42
2.5 Efek Samping
Terlalu lama berpantang kadang kala tidak terlalu lebar (lama).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode kalender hanya dapat diprediksi kapan masa subur wanita dalam siklus menstruasinya
sehingga kemungkinan besar bisa hamil.
Metode ini memiliki banyak keterbatasan karena panjang siklus menstruasinya. Oleh karena
siklus menstruasi yang cukup teratur sangat diperlukan untuk perkiraan waktu ovulasi yang dapat
diandalkan, waita dengan kondisi berikut tidak dapat bergantung pada metode kalender.
3.2 Saran
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang
siklus haidnya tidak teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.
Mochtar, Rustam : Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC, 1998.
Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
2005.
Wikhjosastro, Hanifa : Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, 2005
http://askep-askeb.cz.cc/
Vasektomi
Diposkan oleh Bascom Label: Teori Kesehatan
a. Pengertian
Vasektomi merupakan tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua
saluran mani pria sebelah kanan dan kiri, yang terdapat dalam kantong buah zakar, sehingga
pada waktu ejakulasi, cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sperma sehingga tidak
terjadi kehamilan (BKKBN, 2006).
Tindakan vang dilakukan adalah lebih ringan daripada sunat atau khitan, pada umumnya
dilakukan sekitar 10-15 menit.
b. Syarat peserta vasektomi
1) Tidak ingin punya anak lagi
2) Sukarela dan telah mendapat konseling tentang vasektomi
3) Mendapat persetujuan dari isteri/keluarga harmonis
4) Jumlah anak sudah ideal, sehat jasmani dan rohani
5) Umur isteri sekurang-kurangnya 25 tahun
6) Mengetahui prosedur vasektomi dan akibatnya
7) Menandatangani formulir persetujuan (informed concent)
Vasektomi tidak dapat dilakukan jika:
1) Pasangan suami isteri masih menginginkan anak
2) Pasangan suami isteri belum mempunyai jumlah anak ideal, dan umur anak terkecil di bawah
5 tahun.
3) Suami menderita penyakit kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia.
4) Jika keadaan jiwa suami isteri tidak stabil.
5) Jika ada tanda-tanda radang pada buah zakar, hernia (turun berok), kelainan akibat cacing
tertentu pada buah zakar, penyakit darah tinggi dan kencing manis yang tidak terkontrol,
penyakit paru-paru kronis dan penyakit jantung.
c. Pelaksanaan Vasektomi
Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi sebagai saluran
transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah operasi minor ini, spermatozoa akan
terbendung pada ujung vas sisi testis yang telah disumbat. Karena vasektomi tidak
mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris maka produksi cairan semen tetap
berlangsung dan pria yang divasektomi tetap berejakulasi dan ejakulatnya tanpa mengandung sel
spermatozoa. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi penuh sehingga pria tetap
mempunyai perasaan, keinginan, dan kemampuan seksual yang sama dengan sebelum vasektomi
(BKKBN, 2006).
d. Kelebihan vasektomi antara lain sebagai berikut:
1) Efektivitas tinggi (99,85%) untuk mencegah kehamilan.
2) Tidak ada kematian dan angka kesakitannya rendah.
3) Biaya lebih murah, karena membutuhkan satu kali tindakan saja.
4) Prosedur medis dilakukan hanya sekitar 10-15 menit.
5) Tidak mengganggu hubungan seksual setelah vasektomi.
6) Lebih aman, karena keluhan lebih sedikit dibandingkan dengan kontrasepsi lain.
e. Keterbatasan vasektomi, antara lain sebagai berikut:
1) Karena dilakukan dengan tindakan medis/pembedahan, maka masih memungkinkan terjadi
komplikasi, seperti perdarahan, nyeri dan infeksi.
2) Tidak melindungi pasangan dari infeksi menular seksual (IMS) termasuk HIV/AIDS.
3) Bila isteri tidak menggunakan kontrasepsi, maka suami harus menggunakan kondom selama
20-25 kali senggama atau tiga bulan setelah vasektomi.
4) Pada orang yang mempunyai problem psikologis dalam hubungan seksual, dapat
menyebabkan keadaan semakin terganggu.
5) Vasektomi tidak menyebabkan impoten, karena vasektomi tidak menganggu syaraf dan
pembuluh darah yang berperan dalam proses terjadinya ereksi. Ejakulasi-pun tidak berbeda
dengan sebelumnya, cairan sperma (air mani) tetap dikeluarkan, karena pembentuk air mani
(vesikula seminalis) tetap berfungsi. Vasektomi juga tidak mempengaruhi fungsi libido (nafsu
seksual) karena hormon kejantanan (testoteron) tetap diproduksi (BKKBN, 2006)
Intra Uterin Devices (IUD)
bawah judul
Intra Uterin Devices (IUD)
Pengertian IUD
Adalah kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus berbentuk spiral (Lippes Loop) atau berbentuk
lain (Cu T 380A atau ML Cu 250) yang dipasang didalam rahim dengan memakai alat khusus
oleh dokter atau bidan/paramedis lain yang sudah dilatih (Buku Petugas Fasilitas Pelayanan KB
Depkes, RI 1999).
IUD merupakan alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik halus, lembut dan lentur yang
diletakkan dalam rongga rahim.
IUD (Intra Uterine Device) adalah rangka plastik kecil yang dipasang kedalam rahim lewat
vagina
Jenis IUD
Macam-macam IUD menurut Hartanto (2003) yang dikategorikan menjadi 2 yaitu:
1. Un Medicated IUD
a. Lippes Loop
Diperkenalkan pada awal 1960an dan dianggap sebagai IUD standar, terbuat dari polyethylene
(suatu plastik inert secara biologik) ditambah Barium Sulfat.
Ada empat macam IUD Lippes Loop yaitu Lippes Loop A, B, C, D
2. Medicated IUD
a. Cooper IUD
Yang paling dikenal sampai saat ini adalah CuT-380 A
b. IUD yang Mengandung Hormon
Progestasert – T = Alza T. Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna
hitam. Mengandung 38 mg Progesterone, dan Barium Sulfat melepaskan 65 mcg Progesterone
per hari. Tabung inserternya berbentuk lengkung. Daya kerja 18 bulan.
Daya Guna
Daya guna IUD biasa (non medicated IUD) seperti Lippes Loop (ukuran D) dan cincin anti karat
mempunyai angka kegagalan tinggi. Yaitu 2 sampai 6 untuk 100 wanita. Sebaliknya IUD
tembaga ( Tcu 380 dan MLCu 375) yang mempunyai luas permakaian tembaga yang besar
adalah IUD yang sangat efektif karena kegagalan tahun pertamanya hanya atau kurang dari 1.
Angka kehamilan tahun pertama dan kumulatif dalam 8 tahun adalah 0,6 dan 2,3 untuk Copper T
380A. IUD dengan luas permukaan tembaga yang lebih kecil ( Tcu 200, Tcu 220, dan Tcu7) dan
progestase ( IUD yang melepaskan progesterone) mempunyai angka kegagalan pertama 1 sampai
3 per 100 wanita (Hartanto, 2003)
Daya Tahan
Daya tahan IUD sekitar 3,5 sampai 8 tahun. Untuk jenis IUD yang mengandung hormon
(progestasen- T) mempinyai daya tahan selama 18 bulan. Untuk IUD jenis Lippes Loop
mempunyai daya kerja untuk selama- lamanya sampai menopause selama tidak menimbulkan
masalah atau leluhan pemakaianya (Hartanto, 2003)
Cara Kerja IUD
IUD adalah suatu alat yang terbuat dari plastik yang biasa mengandung tembaga hormon steroid.
IUD akan berada dalam uterus, bekerja terutama mencegah terjadinya pembuahan (fertilasi)
dengan memblok bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma yang mencapai
tuba falopi dan menginaktifkan sperma.
Mekanisme cara kerja yang pasti dari IUD belum diketahui. Ada beberapa mekanisme cara kerja
IUD yang telah diajukan yaitu:
a. Timbulnya reaksi radang lokal yang non spesifik didalam cavum uterik sehingga implantasi
sel telur yang telah dibuahi terganggu. Disamping itu, dengan munculnya leokosit, makrofag,
foreign body giant cells, sel mononuclear dan sel plasma yang dapat mengakibatkan lysis dari
spermatozoa atau ovum dan blastocyst.
b. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya implantasi.
c. Gangguan atau terlepasnya blastocyst telah berimplantasi didalam endrometrium
d. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii
e. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri
f. Dari penelitian- penelitian terakhir, disangka bahwa IUD juga mencegah spermatozoa
membuahi sel telur.
g. Untuk IUD yang mengandung Cu :
1. Antogonisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terhadap dalam enzim carbonic
anhydrase yaitu salah satu enzim dalam traktus genetalia wanita diman Cu menghambat reaksi
carbonic anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga
menghambat aktifitas alkali phosphatase.
2. Menganggu pengambilan esterogen endogenouse oleh mokosa uterus
3. Menganggu jumlah DNA (Deoksiribo Nukleat Acid) dalam endometrium
4. Menganggu metabolisme endogen
h. Untuk IUD yang mengandung hormon progesterone
1. Gangguan proses pematangan proliferatif-sekretoir sehingga timbul penekanan terhadap
endometrium dan terganggunya proses implantasi.
2. Lendir selvik yang menjadi lebih kental atau tebal karena pengaruh progestin
(Hartanto, 2003)
Melihat urian diatas dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja IUD tidak mencegah ovulasi dan
tidak mengganggu corpus luteum.
Efektifitas
1. Efektifitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu beberapa
lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa:
a. Ekspulsi spontan.
b. Terjadinya kehamilan.
c. Pengangkatan/ pengeluaran karena alasan- alasan medis atau pribadi.
2. Efektifitas dari bermacam- macam IUD tergantung pada:
a. IUD-nya yaitu ukuran, bentuk, mengandung Cu atau Progesterone.
b. Akseptor yaitu umur, paritas, frekuensi seggama
3. Dari faktor- faktor yang berhubungan dengan akseptor yaitu umur dan paritas, diketahui :
a. Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan/ pengeluaran IUD.
b. Makin muda usia, teritama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan pengangkatan/
pengeluaran IUD.
4. Dari uraian diatas, maka use- beffectiveness dari IUD tergantung pada variabel administratif,
pasien dan medis, termasuk kemudahan insersi, pengalaman pemasang, kemungkinan ekspulsi
dari pihak akseptor, kemampuan akseptor untuk mengetahui terjadinya ekspulsi dan kemudahan
aksepror untuk mendapatkan pertolongan medis.
(Hartanto, 2003)
Keuntungan
Keuntungan- keuntungan IUD adalah sebagai berikut:
a. Sangat nefektif 0,6- 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun pertam (1 kegagalan dalam
125 – 170 kehamilan).
b. Efektif dengan potensi jangka panjang (sampai 8 tahun atau lebih) untuk Copper T 380 A.
c. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan.
d. Tidak menganggu hubungan seksual suami istri.
e. Tidak dapat efek samping hormonal dengan Cu IUD.
f. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus.
g. Cocok untuk ibu- ibu yang sedang menyusui.
h. Dapat digunakan sampai masa menopouse.
i. Tidak ada interaksi dengan obat- obat.
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik( Saifudin, 2003).
Kerugian
IUD bukanlah alat kontarsepsi yang sempurna, sehingga masih terdapat beberapa kerugian,
antara lain:
a. Pemeriksaan dalam dan penyaringan infeksi saluran genetalia diperlukan sebelum pemasangan
IUD.
b. Dapat meningkatkan resiko penyakit radang panggul (RPP)
c. Memerlukan prosedur pencegahan infeksi sewaktu memasang dan mencabutnya
d. Bertambah darah haid dan rasa sakit selama beberapa bulan pertama pemakaian IUD.
e. Klien tidak dapat mencabut sendiri IUDnya.
f. Tidak dapat melindungi klien terhadap PMS (Penyakit Menular Seksual), AIDS/HIV.
g. IUD dapat keluar rahim melalui kanalis hingga keluar vagina.
h. Bertambahnya resiko mendapat penyakit radang panggul pada pemakaian IUD
(Saifudin, 2003)
Kontra Indikasi
Kontra indikasi menurut Hartanto(2003) Kontra indikasi IUD terbagi menjadi 2 yaitu :
a. Kontra-indikasi absolut:
1. Infeksi pelvis akut, termasuk persangkaan Gonorrhoe atau Chlamyda.
2. Kehamilan atau persangkaan kehamilan.
b. Kontra-indikasi relatif kuat ;
1. Partner seksual yang banyak
2. Kesukaran memperoleh pertolongan gawat darurat bila terjadi komplikasi
3. Pernah mengalami infeksi pelvis atau infeksi pelvis yang rekuren, post-partum endometritis
atau abortus febrilis dalam tiga bulan terakhir.
4. Cervicitis akut atau purulent.
5. Kelainan darah yang tidak diketahui sebabnya
6. Riwayat kehamilan ektopik atau keadaan-keadaan yang menyebabkan predisposisi untuk
terjadinya kehamilan ektopik.
7. Pernah mengalami infeksi pelvis satu kali dan masih memungkinkan kehamilan selanjutnya.
8. Gangguan respon tubuh terhadap infeksi (AIDS, Diabetes Melitus, pengobatan dengan
kortikosteroid dan lain-lain)
9. Kelainan pembekuaan darah.
c. Keadaan- keadaan lain yang dapat menyebabkan kontra indikasi untuk insersi IUD :
Penyakit katup jantung (Kemungkinan terjadi sub-akut bakterial endokarditis), keganasan
endometrium atau serviks, stenosis servik yang sehat, uterus yang kecil sekali, endometriosis,
myoma uteri, polip endometrium, kelainan kongenital uterus, dismenore yang hebat, darah haid
yang banyak, haid yang ireguler, atau perdarahan bercak atau (spotting), alergi terhadap Cu atau
penyakit Wilson yaitu penyakit gangguan Cu yang turun menurun,anemia, ketidakmampuan
untuk mengetahui tanda-tanda bahaya IUD, ketidakmampuan untuk memeriksa sendiri ekor
IUD, riwayat Gonorge, Chlaimyda, Syphilis, atau Herpes, Actinomycosis genetalia, riwayat
reaksi vaso-vagal yang berat atau pingsan, Inkompatibilitas golongan darah misalnya Rh negatif,
pernah mengalami problem ekspulsi IUD, leukore atau infeksi vagina, riwayat infeksi pelvis,
riwayat operasi pelvis, keinginan untuk mendapatkan anak dikemudian hari atau pertimbangan
kesuburan dimasa yang akan datang.
Sedangkan menurut (Wiknjosastro, 2002) terdapat beberapa kontra indikasi IUD antara lain :
Indikasi-kontra mutlak pemakaian IUD ialah kehamilan, penyakit radang panggul aktif atau
rekuren, karsinoma servik, karsinoma korporis uteri
Indikasi-kontra relatif lain ialah tumor ovarium, kelainan utrerus 9mioma, kanalis servikalis, dan
sebagainya), Gonorgea, servisitis, kelainan haid, dismenore, stenosis kanalis servikalis.
Waktu Pemasangan IUD
Waktu pemasangan IUD menurut (Manuaba, 1998) menyatakan IUD dapat dipasang
pada:bersamaan dengan menstruasi, segera setelah bersih menstruasi, pada masa akhir
puerperium, tiga bulan pasca persalinan, bersamaan dengan seksio sesarea, bersamaan dengan
abortus dan kuretage, hari kedua-ketiga pasva persalinan.
Periksa Ulang IUD
Pemerisaan ulang IUD menurut (Manuaba, 1998) menyatakan jadwal pemeriksaan ulang IUD
sebagai berikut : 2 minggu setelah pemasangan, 1 bulan setelah pemeriksaan pertama, 3 bulan
setelah pemeriksaan kedua, setiap 6 bulan sampai 1 tahun
Efek Samping
Kemungkinan terjadinya kehamilan, ekspulsi, dan beberapa efek samping hendaknya dijelaskan
kepada pasien.
Ekspulsi biasanya terjadi pada 3-6 bulan pertama, yang dapat sebagian atau seluruh IUD.
Ekspulsi dapat diketahui oleh pasien pada waktu memperhatikan darah haidnya. Pasien dapat
pula diberi petunjuk cara meraba filamen sendiri sebelum senggama dan sesudah haid selesai.
Beberapa efek samping yang ringan ialah sebagai berikut:
1. Nyeri pada waktu pemasangan. Kalau nyeri sekali, dapat dilakukan anestesia paraservikal.
2. Kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan
spasmolitikum atau pemakaian IUD lebih kecil ukurannya.
3. Nyeri pelvik. Pemberian spasmolitikum dapat mengurangi keluhan ini.
4. Semaput dapat terjadi pada pasien dengan prediposisi untuk keadaan ini. Dapat diberikan
atropin sulfas sebelum pemasangan, untuk mengurangi frekuensi bradikardia dan refleks
vasovagal.
5. Perdarahan diluar haid (spotting)
6. Darah haid lebih banyak (menoragia)
7. Sekret vagina lebih banyak.
Disamping itu pula terjadi efek samping yang lebih serius, walaupun jarang dan biasanya segera
dikenal, yaitu sebagai berikut:
1. Perforasi uterus.
Dalam keadaan ini IUD harus dikeluarkan melalui laparoskopi, atau laparotomi. Hal ini lebig-
lebih harus dilakukan kalau terjadi perforasi pada IUD tembaga, karena dapat menimbulkan
perlekatan-perlekatan dengan usus.
2. Infeksi Pelvik.
Infeksi yang ringan umumnya dapat diobati dengan antibiotika. Jika infeksinya berat, hendaknya
dibuat biakan dan uji kepekaan dari daerah endoservuks. IUD itu harus dikeluarkan, dan
antibiotika yang sesuai diberikan.
3. Endrometritis
Gejala dini endometritis denagn IUD ini ialah keputihan yang berbau, disparenia, metroragia,
dan menoragia. Lebih lanjut dapat menjadi parametritis, pembentukan abses pelvik, dan
peritonitis. Pemeriksaan bakteriologik dari endoserviks dan uterus harus dilakukan, dan IUD
dikeluarkan. ( Wikjnjosastro, 2002)
Pencabutan IUD
IUD ( Intra Uterine Devices) dapat dibuka sebelum waktunya bila dijumpai :
- Ingin hamil kembali
- Leokorea, sulit diobati dan peserta menjadi kurus
- Terjadi Infeksi
- Terjadi Perdarahan
- Terjadi kehamilan mengandung bahan aktif dengan IUD.
Pil Kontrasepsi
bawah judul
Pil Kontrasepsi
Pil kontrasepsi adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam bentuk
pil.
Macam-macam pil kontrasepsi :
1. Pil oral kombinasi : mengandung estrogen dan progestin.
2. Pil mini : hanya mengandung progestin.
Pil Oral Kombinasi
Estrogen dalam pil oral kombinasi : etinil estradiol dan mestranol. Dosis etinil estradiol 30-35
mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan estrogen 50 mcq dalam mencegah
kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi : noretindron, etindiol diasetat, linestrenol,
noretinodel, norgestrel, levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan :
1. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita.
Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan
diri minum pil setiap hari.
2. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan
menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan
mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari
ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien
merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan
benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
Mekanisme kerja pil oral kontrasepsi
- Menghambat ovulasi
- Membuat endometrium menjadi media tidak baik untuk implantasi.
- Lendir serviks menjadi kental.
- Menekan perkembangan telur yang telah diibuahi.
- Memperlambat transportasi ovum.
Kontra indikasi absolut pil oral kombinasi :
1. Tromboplebitis atau tromboemboli.
2. Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.
3. Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.
4. Diketahui atau diduga karsinoma mammae.
5. Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.
6. Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.
7. Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
8. Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.
9. Diketahui atau diduga hamil.
10. Gangguan fungsi hati.
11. Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung
estrogen.
Kontra indikasi relatif pil oral kombinasi :
1. Sakit kepala (migrain).
2. Disfungsi jantung atau ginjal.
3. Diabetes gestasional atau pre diabetes.
4. Hipertensi.
5. Depresi.
6. Varises.
7. Umur lebih 35 tahun, perokok berat
8. Fase akut mononukleosis.
9. Penyakit sickle cell.
10. Asma.
11. Kolestasis selama kehamilan.
12. Hepatitis atau mononukleosis tahun lalu.
13. Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang
fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun.
14. Kolitis ulseratif.
Keuntungan pil oral kombinasi :
1. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3. Tidak mengganggu hubungan seksual.
4. Mudah digunakan.
5. Mudah dihentikan setiap saat.
6. Mengurangi perdarahan saat haid.
7. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
9. Mengurangi insidens kista ovarium.
10. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11. Mengurangi karsinoma endometrium.
12. Mengurangi infeksi radang panggul.
13. Mengurangi osteoporosis.
14. Mengurangi rheumatoid artritis.
15. Mengurangi kehamilan ektopik.
Kerugian pil oral kombinasi :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus :
a. Minum pil setiap hari.
b. Bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
Efek samping ringan jarang namun dapat berupa :
a. Amenorea, mual.
b. Rasa tidak enak di payudara
c. Sakit kepala.
d. Mengurangi ASI.
e. Berat badan meningkat.
f. Jerawat.
g. Perubahan mood.
h. Pusing.
i. Retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun
bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui :
1. Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum.
2. Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan
seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun
sementara gunakan metode barier.
Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui :
1. Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika pasien sudah
haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara
penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi.
2. Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat :
- Kondom atau metode barier lain.
- Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum).
- Alat dalam rahim.
- Kontrasepsi mantap.
- Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah tidak lebih dini
dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau telah haid kembali, sebaiknya
menunggu periode haid pertamanya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan barier.
3. Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari.
4. Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase
diminum pada hari pertama dari siklus haid.
5. Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan tidak
berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari.
6. Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang
menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan
menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat
hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap,
silahkan kembali ke klinik.
7. Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila
paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari
paket baru.
8. Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat
walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama.
9. Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai
terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan
hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis.
10. Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil.
11. Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik
untuk memeriksa kehamilan.
12. Bila pasien sering lupa minum pil atau sering putus minum pil, sebaiknya pasien dianjurkan
menggunakan metode kontrasepsi lain.
13. Efektivitas : pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar.
Pil Mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui.(4) Dosis progestin dalam pil mini lebih
rendah daripada pil kombinasi.(4) Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang.(3)
Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama(5) selama siklus
haid bahkan selama haid.(4)
Keuntungan pil mini :
- Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
- Tidak mempengaruhi air susu ibu.
- Nyaman, mudah digunakan.
- Tidak mengganggu hubungan seksual.
Kerugian pil mini :
- Mahal
- Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
- “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
- Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
- Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat badan,
payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut
atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
- Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan
melindungi dari kista ovarium di masa depan.
- Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.
Kontraindikasi pil mini :
1. Wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
2. Ada riwayat kehamilan ektopik.
3. Diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif.
4. Benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara.
5. Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
6. Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas.
Mekanisme kerja pil mini :
1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
2. Mencegah ovulasi (15-40 %).
3. Mengubah motilitas tuba.
4. Perubahan pada endometrium sehingga lebih sulit terjadi implantasi ovum yang telah dibuahi.
Cara minum pil mini :
1. Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode
perlindungan digunakan pada 7 hari pertama(5) atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
2. Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih ke pil kombinasi
karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya menyusui.
3. Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam)
sampai habis 1 bungkus.
4. Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama :
- Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum
pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam.
- Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode perlindungan
sampai akhir bulan.
- Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai
jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan pertama. Atau bila mengalami nyeri
perut hebat, kram atau demam maka konsul ke dokter.
5. Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini
- Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk AIDS.
- Klien lupa minum pil.
- Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima.
Contoh pil mini :
- Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
- Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
- Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
- Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
- Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.
Penggunaan pil KB dengan benar?
Pada umumnya pil KB di pasaran terdiri dari 28 pil kontrasepsi, biasanya 7 diantaranya berisi
plasebo(zat netral). Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan pemakaian pil KB / kontrasepsi oral.
Untuk memudahkan Anda mengingatnya dan menjadikan hal ini suatu kebiasaan maka dengan
kemasan kalender dari pil KB yang dilengkapi dengan nama hari, hanya satu hari saja yang perlu
Anda ingat yaitu hari pertama mulai minum pil KB, serta pilihlah waktu minum pil yang sama
setiap hari (misalnya: setelah makan malam, sebelum menggosok gigi malam hari atau sebelum
tidur).
Untuk pil KB kombinasi yang terdiri dari 21-22 pil KB dan setiap pilnya berisi derivat estrogen
dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB pertama mulai diminum pada hari
pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-
3 hari sesudah pil kb terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya
merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus
sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid.
Cara penggunaan pil KB tipe sekuensial sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit
lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan
Pil KB tipe pasca senggama diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam
pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
Untuk OC, sebaiknya mengikuti cara-cara sebagai berikut
OC berisi 21 pil, yang bagian belakang kemasannya tertera nama-nama hari untuk menunjukkan
hari dimana Anda minum OC.
Mulai OC yang pertama pada hari pertama haid. Ikuti arah tanda panah hingga seluruh pil habis.
Berhenti minum pil selama 7 hari (2-3 hari setelah minum pil terakhir akan terjadi haid).
Setelah masa tidak minum pil selama 7 hari, lanjutkan minum OC dari kemasan selanjutnya,
walaupun haid Anda belum berhenti.
Jadi untuk kemasan ke-2 dst, minum pil selama 21 hari + tidak minum pil selama 7 hari.
Jangan berhenti minum pil >7 hari
Pertama kali mulai minum OC pada hari 2 – 5 masa haid masih diperbolehkan, asal
menggunakan kontrasepsi tambahan
Pemilihan penggunaan pil KB untuk pertama kali sebaiknya dikonsultasikan dengan tenaga
kesehatan yang berkompeten di bidang ini dan sebaiknya dilakukan pemeriksaan teratur sesuai
dengan yang dianjurkan.