kelompok1 shift b1 bobot isi fix

Upload: frida-pascha-nurfitrianty

Post on 10-Oct-2015

98 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMFISIKA-MEKANIKA TANAH(Penentuan Bobot Isi, Berat Isi Basah, dan Berat Isi Kering)

Oleh:Kelompok/Shift : 1/B1Hari/Tanggal: Rabu/26 Maret 2014Nama dan NPM: 1. M. Zacky A(240110120065) 2. Frida Pascha N(240110120066) 3. Laeli Dyah T(240110120077) 4. Sajidin(240110120082) 5. Mutia Rizki R(240110120126)Asisten: 1. Ahyat Hartono 2. Annisa Oktaviani 3. Desny Anggelina 4. Rijki Aulia 5. Rizky Ananda 6. Rudyanto Putra S

LABORATORIUM FISIKA MEKANIKA TANAHJURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIANFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN2014BAB IPENDAHULUAN

0. Latar BelakangIndonesia adalah salah satu negara yang memiliki iklim yang tropis dan tanah yang relatif subur. Dari Sabang sampai Merauke terdapat tanah-tanah yang bagus untuk menanam tanaman. Oleh sebab itu, Indonesia terkenal dengan Negara Agraris. Seperti kita ketahui, tanah adalah bagian dari kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Ketersediaan air dalam tanah sangat penting untuk menunjang kebutuhan tanaman. Selain menyediakan air, tanah juga sebagai tempat berkembangnya akar. Dalam perkembangan akar tersebut, kepadatan tanah perlu diperhatikan apakah akar tanaman mampu menembus tanah tersebut atau tidak. Untuk mengetahui bagaimana kerapatan tanah dari sampel yang diamil maka dilakukanlah praktikum Fisika-Mekanika Tanah ini dengan menghitung berat isi basah dan berat isi kering tanah setelah tanah dikeringan.

0. Tujuan PraktikumTujuan dilakukannya praktikum mengenai Bobot Isi Tanah ini antara lain adalah sebagai berikut :1. Memahami dan menghitung berat isi basah dan berat isi kering tanah;1. Memahami dan menghitung nilai water content;1. Memahami dan menghitung angka pori (basis volume); dan1. Memahami dan menghitung nilai porositas dan nilai bobot isi basah dari suatu sampel tanah.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah Tanah adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranannya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Tanah mampu menumbuhkan tanaman, memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula. (Widodo, 2012).Tanah merupakan hasil transformasi zat-zat mineral dan organik di muka daratan bumi. Tanah terbentuk di bawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang bekerja dalam masa yang sangat panjang. Tanah mempunyai organisasi dan morfologi. Tanah merupakan media bagi tumbuhan tingkat tinggi dan pangkalan hidup bagi hewan dan manusia. Komponen tanah (mineral, organik, air dan udara) tersusun antara yang satu dan yang lain membentuk tubuh tanah. Tubuh tanah dibedakan atas horizon-horizon yang kurang lebih sejajar dengan permukaan tanah sebagai hasil pedogenesis. Bermacam-macam jenis tanah yang terbentuk merupakan refleksi kondisi lingkingan yang berbeda. (Sutanto, 2005)

2.2 Pengambilan Contoh Tanah UtuhDalam analisis tanah pengambilan contoh tanah merupakan hal penting. Contoh tanah yang diambil harus mewakili suatu areal tertentu. Contoh tanah yang dianalisis untuk suatu jenis hara hanya memerlukan beberapa gram saja. Oleh karena itu kesalahan dalam pengambilan contoh tanah menyebabkan kesalahan dalam evaluasi dan interpretasi. Pengambilan contoh tanah untuk mengetahui status hara (kesuburan tanah) digunakan sistem composite sampleyaitu percampuran contoh (susunan contoh) yang diambil dari areal yang dikehendaki (Yoko, 2009). Contoh itu mewakili areal yang relatif agak seragam dalam hal jenis tanah, topografi, kemiringan dan bahan induk.Pengambilan contoh tanah umumnya dengan berjalan sambil mengambil contoh tanah dengan mengiris tipis sedalam sekitar 25 cm (daerah perakaran). Suatu areal diambil sebanyak 10 sampai 20 contoh (umumnya diambil dengan jumlah ganjil) misalnya sebanyak 15 lokasi. Tanah dari 15 lokasi tersebut dikumpulkan dan dicampur sehomogen mungkin. Dari campuran tanah yang dianggap homogen tersebut diambil contoh untuk dianalisis. Sebagian tanah yang berasal dari campuran inilah yang digunakan untuk analisis.Pengambilan contoh tanah terganggu atau contoh tanah asli. Contoh tanah asli diasumsikan sebagai contoh dari kondisi aslinya di lapangan, dengan tidak mengalami perubahan struktur, kepadatan, porositas dan kadar airnya. Namun demikian saat contoh tanah dikeluarkan dari ring sampler, sesungguhnya contoh tanah tersebut sudah tidak lagi asli karena kehilnaga tegangan kelilingnya (Yoko, 2009). Disamping itu tekanan ring sampler ke tanah saat pengambilan juga menyebabkan gangguan mekanis. Agar sampel yang diambil mengalami sedikit gangguan, maka ketebalan dinding dari ring sampler itu harus memenuhi syarat. Sampel tanah yag sudah terambil dijaga kadar airnya dengan menutup tabung dengan parafin atau lilin atau tanah di simpan dalam plastik sehingga tidak ada udara yang masuk. Apabila tanah amat lembek, maka ring sampler berukuran biasa tidak akan membantu, maka harus digunakan ring sampler yang berukuran lebih besar.

0. Berat Isi TanahBerat isi tanah merupakan petunjuk kepadatan tanah, makin padat suatu tanah makin tinggi pula berat isinya, yang berarti semakin sulit untuk meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umunya berat isi tanah berkisar antara 1,1 1,6 g/cm3, namun ada juga beberapa jenis tanah yang memiliki Berat isi sebesar 0,85 g/cm3.Kerapatan isi tanah dapat dinyatakan dalam bobot isi tanah kering dan bobot isi tanah basah. Bobot isi tanah basah adalah massa tanah total per unit volume, sedangkan bobot isi tanah kering adalah rasio antara massa tanah kering oven dengan volume total (Rachman, 2009). Untuk menghitung bobot isi tanah basah dan bobot isi tanah kering dapat digunakan persamaan berikut : atau Dimana : t = bobot isi tanah basah (g/cc)s = bobot isi tanah kering (g/cc)M t= masa tanah total (g)M s= massa kering tanah oven (g)V t = Volume total tanah (cc)Definisi berat isi tanah adalah berat tanah utuh (undisturbed) dalam keadaan kering dibagi dengan volume tanah, dinyatakan dalam g/cm3 (g/cc). Nilai berat isi tanah sangat bervariasi antara satu titik dengan titik lainnya karena perbedaan kandungan bahan organik, tekstur tanah, kedalaman tanah,jenis fauna tanah, dan kadar air tanah (Rachman, 2009).Metode untuk menentukan ukuran kerapatan tanah yaitu dengan mengukur volume tanah, mengeringkannya untuk menghilangkan air dan menimbang massa tanah yang kering tersebut, untuk memperoleh suatu contoh volume tanah yang tidak terganggu artinya strukturnya masih utuh secara alami, digunakanlah alat pengambil sampel tanah dalam bentuk silinder (ring) atau kubus yang dapat diukur panjang, lebar, tinggi maupun luas permukaannya.Faktor yang dapat mempengaruhi berat isi tanah ialah besarnya ruang pori atau porositas tanah, semakin besar porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isinya akan semakin kecil. Tanah berpasir dan lempung berpasir umumnya memiliki berat isi yang berkisar antara 1,21,8 g/cm2 sedangkan tanah yang lebih halus umumnya kisaran berat isinya antara 1,01,6 g/cm2 . Kandungan bahan organik yang rendah dan kurangnya agresi tanah yang kompak akan menyebabkan meningkatnya nilai berat isi tanah. Karena sangat dipengaruhi oleh agresi tanah maka penentuan berat isi tanah hanya baik apabila dilakukan dengan menggunakan contoh tanah utuh.

0. Berat Isi KeringTanah ekspansif adalah tanah atau batuan yang kandungan lempungnya memiliki potensi kembang-susut akibat perubahan kadar air. Tanah yang mempunyai berat isi kering yang tinggi menunjukkan jarak antar partikel yang kecil, hal ini berarti gaya tolak yang besar dan potensi pengembangan yang tinggi.Pada prinsipnya adalah menjaga agar perubahan kadar air tidak terlalu tinggi atau dengan mengubah sifat tanah lempung ekspansif menjadi tidak ekspansif. Dengan adanya perubahan kadar air yang tidak terlalu tinggi dan perubahan sifat ekspansif tanah pada periode musim hujan dan kemarau, maka tidak terjadi perubahan volume yang berarti (Rachman, 2009).

0. Water ContentKandungan air pada kapasitas lapang ditunjukkan oleh kandungan air pada tegangan 1/3 bar, sedangkan kandungan air pada titik layu permanen adalah pada tegangan 15 bar. Air yang tersedia bagi tanaman adalah air yang terdapat pada tegangan antara 1/3 bar sampai dengan 15 bar. Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air (moisture tension) dalam tanah tersebut (Anonim, 2011). Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut di dalam tanah. Tegangan diukur dalam bar atau atmosfir atau cm air atau logaritma dari cm air yang disebut pF. Satuan bar dan atmosfir sering dianggap sama karena 1 atm = 1,0127 bar.Kadar airataukadar airadalah jumlahairyang terkandung dalam suatu material, seperti tanah, batu, keramik, buah dan kayu.Kadar air digunakan dalam berbagai bidang ilmiah dan teknis, dan dinyatakan sebagai rasio, yang bisa berkisar dari 0 dengan nilai bahan porositaspada kejenuhan.Hal ini dapat diberikan secara (gravimetri) volumetrik atau massa.

0. Angka PoriPemampatan konsolidasi adalah masalah yang selalu terjadi pada tanah lempung lunak. Itu sebabnya di dalam perencanaan suatu bangunan yang berada di atas tanah lempung lunak, besamya pemampatan akibat konsolidasi memegang penman penting yang ikut menentukan disamping kapasitas dukung tanah dasar setempat (Dianita, 2011). Untuk menentukan besar pemampatan ini dibutuhkan suatu parameter konsolidasi yaitu Indeks Pemampatan, Cc, dan Indeks Pengembangan, Cs, yang biasanya didapat dari hasil pengujian konsolidasi di laboratorium. Secara umum kita ketahui bahwa nilai Cc ini memiliki hubungan kuat dengan sifat fisik tanah yaitu plastisitas yang lebih diwakili oleh nilai LL (Batas Cair) seperti yang telah disarankan oleh Terzaghi dan Peck (1967). Namun dari banyak hasil uji konsolidasi terhadap tanah ash dari hasil pemboran dijumpai bahwa umumnya lapisan tanah yang sebelah bawah, dimana kadar air dan angka pori juga lebih kecil, memberikan harga Cc yang lebih kecil dari pada lapisan tanah yang sebelah atas.Di dalam kenyataannya tanah lempung dengan nilai Batas Cair yang sama namun memiliki kedalaman yang berbeda, ini berarti kadar air dan angka pori awal juga biasanya berbeda pula, umumnya akan memberikan besaran Indeks Pemampatan yang berbeda. Dari pemikiran inilah kemudian ingin ditemukan sejauh mana pengaruh kadar air, angka pori, dan Batas Cair terhadap nilai Indeks Pemampatan, Cc maupun Indeks Pengembangan, Cs. Dalam penelitian ini contoh tanah dibuat dengan batas cair 50, 70, 90, 110 dan 130 % yang ditentukan terlebih dahulu dengan memvariasi prosentase kaolinite/pasir halus dan bentonite.Setelah itu, dari contoh tanah dengan Batas Cair yang sudah tertentu tersebut dibuat benda uji dengan kadar air yang bervariasi antara 30 % s/d 110 %, untuk kemudian diuji konsolidasi konventional di laboratorium. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara kadar air, angka pori, dan Batas Cair dengan nilai Indeks Pemampatan, Cc dan Indeks Pengembangan, Cs, dimana semakin besar nilai Batas Cair dan kadar air/angka porinya akan membuat nilai Cc dan Cs semakin meningkat. Dapat disimpulkan bahwa nilai Cc dan Cs tidak hanya tergantung pada nilai Batas Cair saja namun juga tergantung dari nilai kadar air/angka pori dari tanah.

2.8 PorositasMenurut Khoroni, 2012 porositas merupakan perbandingan antara ruang kosong dari suatu batuan dengan volume batuan itu sendiri.Pengukuran porositas batuan merupakan hal yang sangat penting karena akan menentukan seberapa banyak hidrokarbon (gas atau minyak) yang ada di dalam batuan. Porositas bisa dikategorikan dalam beberapa kategori sebagai berikut :1. Berdasarkan cara pembentukannya Porositas asli atau primer : menyatakan besaran porositas yang terbentuk saat proses diagenesis batuan, contohnya yaitu porositas intergranular Porositas sekunder : menyatakan besaran porositas yang terbentuk setelah proses diagenesis batuan, contohnya yaitu karena pelarutan pada batuan karbonat (vugs) atau akibat proses tektonik (fracture porosity)1. Berdasarkan kemampuan pori untuk dilewati hidrokarbon Porositas Total : merupakan rasio dari jumlah total pori-pori dibandingkan dengan volume bulknya Porositas Efektif : merupakan rasio dari pori-pori (ruang kosong) yang saling berhubungan dibandingkan dengan volume bulknya1. Berdasarkan letak pori-porinya Porositas intragranular : pori-pori terletak di dalam butiran itu sendiri Porositas intergranular : pori-pori terletak diantara butiran yang tidak tertutupi oleh semenNilai porositas sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut :1. Keseragaman butiran: semakin seragam butir penyusun batuan maka nilai porositasnya akan semakin besar, dilain pihak apabila ukuran butiran tidak seragam maka butiran yang lebih kecil akan mengisi ruang kosong diantara butiran yang lebih besar sehingga nilai porositas akan turun.1. Derajat sementasi: semakin tinggi derajat sementasi maka pori-pori batuan yang tertutup semen akan semakin kecil, sehingga nilai porositas akan semakin kecil pula1. Derajat kompaksi: semakin besar tekanan yang diberikan ketika proses diagenesa batuan maka akan membuat ukuran pori-pori semakin kecil dan akibatnya nilai porositas juga akan semakin kecil1. Derajat angularitas: pada umumnya batuan dengan butiran yang memiliki roundness yang baik akan memiliki nilai porositas yang lebih baik daripada batuan dengan bentuk yang melancip.

2.9 Kadar Air TanahFraksi air per massa atau volume tanah dapat dicirikan dengan istilah kadar air tanah. Pada beberapa hal kandungan air suatu profil tanah dapat dinyatakan dengan satuan kedalaman, yaitu volume air yang terdapat pada kedalaman total tertentu per satuan luas lahan. Untuk mengukur kadar air tanah dapat digunakan metode pengambilan contoh tanah dan pengeringan, tahanan listrik dan penyebaran neutron ( Asadi, dkk, 2004).Salah satu peranan tanah dalam bidang pertanian adalah sebagai tempat penyimpanan air yang sangat penting dalm hubungan kation, pelapukan bahan organik dan kegiatan jasad-jasad mikro. Hal itu hanya dapat berlangsung dengan baik bilamana tersedia air dan udara yang cukup. Untuk mengetahui keadaan air tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman, maka perlu ditetapkan kadar air tanah dalam beeberapa keadaan seperti, kadar air total, kapasitas lapang dan titik layu permanen. Kadar air tanah pada kapasitas lapang adalah junlah air yang ditahan oleh tanah setelah kelebihan air gravitasi meresap ke bawah karena gaya gravitasi (Djajakirana, 1984).

BAB IIIMETODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat1. Alat tulis1. Cangkul1. Kalkulator1. Kertas label1. Oven1. Palu1. Penggaris 1. Pisau 1. Ring sampel1. Tabung Ukur1. Timbangan digital3.1.2 Bahan 1. Air2. Sampel tanah

0. Prosedur Praktikum1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum.1. Memilih atau mencari lokasi sebidang tanah di lahan percobaan untuk mengambil sampel tanahnya.1. Menggali tanah sedalam 20-30 cm dengan alat cangkul, membentuk seperti tangga dengan bidang bagian dasarny mendatar. Membentuk tangga tersebut agar pengambilan ring sampel mudah.1. Menaruh ring sampel di atas tanah yang telah digali dan memukulnya hingga ring sampel terbenam 3/4 tinggi ring. Lalu menaruh ring sampel lainnya di atas ring sampel pertama lalu memukulnya hingga terbenam 1/2 dari ring sampel kedua.1. Mengangkat ring sampel, menjaga agar tanah yang berada di dalam ring tersebut tidak terlepas (jatuh) dengan cara mengiris tanah di sekitar ring sampel menggunakan pisau. Lalu mengangkat ring sampel tersebut.1. Meratakan bagian atas dan bagian bawah ring sampel hingga rata dan tidak ada yang keluar dari dalam ring sampel.1. Setelah mengambil sampel tanah, kemudian menimbang berat awal dari tanah sampel tersebut dan menghitung volumenya dengan mengasumsikan volume ring adalah volume tanah awal. Menghitung bobot isi awalnya.1. Setelah mengukur berat dan volumenya, memasukkan tanah sampel tersebut ke dalam oven yang kemudian memanaskannya selama 2 x 24 jam dengan suhu 100oC.1. Setelah memanaskannya dalam oven, menimbang tanah + ring sampel pada timbangan digital yang telah disediakan.1. Mengisi tabung ukur dengan air 400 ml.1. Memasukan tanah kering yang telah dilepaskan dari ring sampelnya kedalam tabung ukur yang telah diisi air.1. Mengamati perubahan ketinggian air setelah tanah didalam tabung hancur dan tidak mengeluarkan gelembung. 1. Melakukan proses nomor 10 hingga 12 pada ring sampel yang kedua.1. Menghitung serta mengolah data yang telah didapat pada saat praktikum.BAB IVHASIL

4.1 Data Hasil Pengukuran Tabel 1. Hasil Pengukuran Tanah SampelBerat ring Berat ring +Massa Basah Berat ring +Massa KeringVolume basah Volume kering

(gram)Massa Basah (gram)(gram)Massa kering (gram)(gram)(cm3)(ml)

15715295125,468,457,255526430

25815395124,566,557,255526430

Tabel 2. Hasil Perhitungan SampelPorositasAngka Pori Water ContentBobot Basah

%%%(kg/m2s2)

188,6786,770726338,8916277,03146

29599,1114743342,8616277,03146

4.2 Proses Perhitungan Diketahui :dring 1 = dring2= 5,4 cmtring 1 = tring2= 2,5 cm

Berat ring sampel I = 57 gramBerat ring sampel II= 58 grama. Volume ring = Volume awal tanahVring I= x x (d)2 x t= 0,25 x x (5,4 cm)2 x (2,5 cm)= 57,25552611 cm3Vring II= x x (d)2 x t= 0,25 x x (5,4 cm)2 x (2,5 cm)= 57,25552611 cm3b. Water ContentWring I= x 100%= x 100%= 38,89 %Wring II= x 100%= x 100%= 42,86 %c. Angka poriRing I= x 100%= x 100%= 86,7707263%Ring II= x 100%= x 100%= 99,11147433 %d. PorositasRing I= x 100%= x 100%= 88,67 %Ring II= x 100%= x 100%= 95 %e. Bobot basah Ring I= = = 16277,03146 kg/m2s2Ring II= = = 16277,03146 kg/m2s2

BAB VPEMBAHASAN

Dilakukan praktikum kali ini adalah untuk melakukan penentuan bonot isi, berat isi basah dan berat isi kering dari sampel tanah yang diambil. Pertama-tama praktikan melakukan pengambilan sampel tanah dengan cara undisturbed soil sampling, maksudnya adalah pengambilan sampel tanah yang tidak terganggu secara langsung, menggunakan dua buah ring sampel untuk membuat keadaan tanah yang akan dijadikan sampel sifat fisiknya tidak terganggu. Ada kendala pada saat pengambilan sampel yaitu kondisi tanah yang mengandung banyak akar pohon atau rumput membuat praktikan melakukan pengambilan sampel tanah secara berkali-kali dan cangkul yang digunakan mengalami kerusakan. Hal tersebut membuat praktikan terlalu lama melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan.Setelah melakukan pengambilan sampel tanah di lapangan, praktikan menimbang seberapa besar massa sampel tanah masing-masing yang diperoleh. Sebelumnya menimbang terlebih dahulu massa dan volume dari ring sampel yang digunakan untuk perhitungan. Pada ring sampel yang pertama, total massa tanah dan ring sampel yang diperoleh adalah sebesar 152 gram dan ring yang kedua adalah 173 gram. Sehingga dapat diperoleh seberapa besar berat basah tanah dari sampel tersebut, yaitu 95 gram untuk yang pertama dan 95 gram untuk yang kedua. Selanjutnya praktikan melakukan pengovenan kedua sampel tanah tersebut selama 2 x 24 jam dengan suhu 100oC. Untuk total massa ring dan sampel tanah kering yang pertama adalah 125,4 gram sedangkan untuk yang kedua adalah 124,5 gram. Setelah dilakukan seberapa besar perhitungan berat kering tanah, dapat diperoleh nilai massa air yang terkandung di dalam tanah, dengan cara mengurangi nilai berat basah tanah dan berat kering tanah. Sampel yang pertama adalah sebesar 26,6 gram dan yang kedua adalah 28,5 gram. Dari situ bisa diperoleh nilai water content dengan rumus x 100%, sampel tanah pertama water content-nya adalah 38,89 % dan yang kedua adalah 42,86 %.Lalu dihitung pula angka pori dari kedua sampel tanah tersebut, dengan rumus x 100%. Maka diperoleh sampel tanah pertama mengandung angka pori sebesar 86,7 % dan kedua 99,1 %. Dilihat dari hasilnya menunjukkan nilai yang cukup jauh perbedaannya, padahal sampel yang diambil masih dalam lahan yang sama. Kemudian dihitung porositasnya, sampel pertama sebesar 88,67 % dan sampel kedua sebesar 95 %. Lagi-lagi menunjukkan perbedaan yang lebih dari 5%, padahal sampel diambil dari satu areal lahan yang sama. Itu berarti angka pori yang terkandung dalam sampel tanah yang pertama lebih besar ketimbang angka pori sampel tanah yang kedua, sehingga menyebabkan nilai porositas tanah yang pertama lebih kecil dari nilai porositas sampel tanah kedua karena kandungan udaranya yang lebih banyak. Meskipun sampel tanah yang diambil di dalam suatu lahan yang sama belum tentu porisitasnya pun sama. Itu dibuktikan pada hasil di atas. Dengan porositas yang besar maka rongga yang terdapat pada tanah banyak sehingga menyebabkan air mudah lewat dan proses penyerapan pun berlangsung cepat. Tanah yang memiliki porositas yang tinggi tidak cocok untuk media pembudidayaan tanaman. Karena ketika air memasuki tanah ,air tersebut langsung meresap melewati rongga-rongga yang banyak. Sehingga tanaman akan mengalami kekeringan.Terakhir adalah menghitung nilai bobot basah pada kedua sampel tanah yang ada. Nilai bobot isi basah untuk sampel tanah pertama adalah sebesar 16277,03146 dan sampel tanah kedua adalah sebesar 16277,03146 . Nilai bobotnya sama karena berat basah sampel 1 dan sampel 2 sama kemudian juga pada volume ring sampel yang digunakan, yaitu sama.M. Zacky Adrian240110120065

BAB V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini praktikan membahas mengenai bobot isi tanah dan bobot isi kering dari tanah yang kali ini betindak sebagai bahan. Berat isi tanah akan berpengaruh terhadap porositas tanah bahwa semakin besar nilai porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isi akan semakin kecil berlaku sebaliknya (Nurhidayati, 2006). Bobot isi sangat berpengaruh juga terhadap porositas dan kadar air atau dapat dikatakan ketiganya saling berhubungan, berat tanah dengan nilai porositas dan kadar air akan berbanding terbalik (Hanafiah, 2005). Pada praktikum kali ini, praktikan akan membuktikan kebenaran teori tersebut dimana sebelumnya praktikan akan mencari nilai volume ring, massa ring sampel, massa tanah basah dan massa tanah kering, volume air akhir dan awal pada tabung ukur. Praktikum kali ini praktikan mengamati berat dari tanah sebelum dioven dan setelah dioven, serta mengamati nilai dari bobot basah tanah tersebut. Sebelumnya praktikan akan mengamati dua ring sampel yang berisi tanah dengan perlakuan yang sama dengan, praktikan menghitung diameter serta ketinggian dari ring sampel untuk mengetahui volume ring sampel atau bisa juga dikatakan sebagai volume awal tanah. Praktikan juga mengukur berat ring sampel untuk mengetahui nilai tanah basah dan kering setelahnya dan nilai massa dari kedua ring sampel tersebut 57 gram untuk ring pertama dan 58 gram untuk ring sampel kedua. Setelah itu praktikan menggali tanah dengan kedalaman sekitar 20-30 cm, hal itu dilakukan karena pada tanah bagian atas biasanya masih terdapat komponen-komponen lain yang tidak diinginkan selain tanah seperti misalnya akar, daun dan lain sebagainya karena komponen-komponen tersebut dapat mengganggu keberlangsungan praktikum. Pada saat pengambilan sampel tanah perlu berhati-hati karena tidak boleh ada keretakan atau bahkan hancur pada tanah tersebut. Setelah pengambilan sampel untuk kedua ring, praktikan mencari nilai apa saja yang diperlukan untuk praktikum kali ini. Praktikan mendapatkan nilai berat bobot tanah basah untuk kedua ring adalah sama 95 gram dimana hasil tersebut diperoleh dari pengurangan massa basah + ring sampel dan massa ring sampel pertama dan kedua dengan nilai massa total tanah + ring sampel untuk ring 1 152 gram dan ring 2 153 gram. Proses pengovenan pada praktikum kali ini dimaksudkan untuk mengurangi nilai kadar air yang terdapat pada tanah sehingga praktikan dapat mengatahui nilai bobot kering tanah tersebut. Setelah dilakukan pengovenan, hasilmassa total kering + ring untuk sampel pertama adalah 125,4 gram dan sampel kedua yaitu 124,5 gram, dilanjutkan dengan praktikan memasukan tanah yang sudah kering kedalam tabung ukur yang telah berisi air kurang lebih 40 ml. Tanah didalam tabung tersebut dibiarkan hancur sekitar 15 menit. Terdapat gelembung-gelembung udara dari tanah tersebut dimana adanya gelembung tersebut menandakan adanya pori-pori didalam tanah kita. Praktikan harus mencari massa air terlebih dahulu sebelum menentukan kadar air tanah. Massa air diperoleh dengan mengurangi nilai massa basah dengan massa kering. Setelah mendapatkan nilai massa air, praktikan memperoleh juga nilai kadar air sebesar 3,96 % untuk sampel pertama dan 4,37% untuk sampel kedua. Angka pori yang didapat sebesar 86,77 % untuk sampel pertama, dan 99,11% untuk sampel kedua, serta porositas yang diperoleh sebesar 88,67 % untuk sampel pertama dan 95% untuk sampel kedua. Menurut teori yang telah dijelaskan sebelumnya semakin besar jumlah pori dan porositasnya maka semakin kecil berat isinya, teori tersebut telah dibuktikan dengan nilai yang praktikan peroleh bahwa nilai jumlah pori dan porositas pada ring sampel kedua lebih besar dibandingkan nilai ring sampel satu karena berat isi sampel satu lebih besar dibandingkan sampel dua. Untuk nilai dari bobot basah diperoleh nilai yang sama karena dimulai dengan massa dan volume awal dari kedua ring sampel itu adalah sama yaitu 16277,03146 kg/m2s2. Berdasarkan nilai porositas 88,67% dan 95% maka dapat dikatakan bahwa tanah tersebut tergolong kedalam kelas sangat poros. Tanah yang baik yaitu tanah yang mengandung udara dan air seimbang. Hal ini dapat dilihat pada struktur tanah yang ruang porinya besar. Dapat dikatakan tanah sampel ini memiliki tanah yang baik karena nilai porositas yang diperoleh menandakan banyaknya pori yang terdapat dalam tanah.Frida Pascha Nurfitrianty240110120066

BAB VPEMBAHASAN

Penentuan bobot isi tanah ini dilakukan pada sampel tanah yang ada lingkungan kampus Fakultas Teknologi Industri Pertanian. Pengambilan tanah dilakukan dengan menggunakan metode ring sample yang sebelumnya telah ditimbang dan diukur dimensi ring tersebut. Dimensi ring digunakan untuk menentukan volume ring itu sendiri yang nantinya akan disamakan dengan volume tanah basah yang diambil. Ring yang digunakan adalah dua ring yang volumenya 57,25 cm3.Selain ditentukan volumenya, tanah juga dihitung massanya. Untuk tanah yang sebelum dikeringkan massanya disebut dengan total padaan basah dan untuk tanah setelah dikeringkan disebut total padatan kering. Dari kedua total padatan tanah ini dapat ditentukan nilai massa airnya. Pada ring satu diperoleh nilai massa airnya 26,6 g. Pada ring dua diperoleh nilai massa airnya sebesar 28,5 g. Massa air ini digunakan untuk menentukan water content atau kadar air dari tanah yang dijadikan sampel. Kandungan air ini dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air ini merupakan perbandingan antara massa air dengan massa kering tanah. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai kandungan air untuk kedua sampel tanah adalah pada ring pertama 3,96 % pada ring 4,36 %. Kandungan air tanah yang dimiliki hampir sama dikarenakan pada saat pengambilan tanah terdapat pada lubang yang sama.Angka pori ditentukan dengan membandingkan antara volume air yang terkandung dalam sampel tanah dengan selisih antara volume ring dengan volume air yang terkandung dalam sampel tanah. Dari hasil perhitungan, diperoleh nilai angka pori untuk masing-masing sampel adalah 86,77 % dan 99,11 %. Angka pori menunjukkan jumlah pori yang ada di antara partikel tanah. Angka pori dinyatakan dalam persen karena jika dinyatakan dalam satuan akan sulit dilakukan karena jumlahnya banyak. Semakin kecil nilai angka pori, maka semakin banyak kandungan liat yang terkandung dalam tanah tersebut. Penentuan posrositas tanah dilakukan dengan memasukkan tanah ke dalam air pada gelas ukur dan diusahakan agar tanah yang diamati tidak mengandung gelembung yang dihasilkan dari pori yang ada dalam tanah. Usahakan tanah yang dimasukkan ke dalam gelas pengukur posisinya agak miring supaya mempermudah air masuk ke dalam tanah dan tanah mudah mengeluarkan udara. Apabila dalam waktu kurang lebih 10 menit masih ada gelembung yang terperangkap di dalam pori-pori tanah gelas ukur digoyangkan dengan perlahan bagian dasarnya supaya mempermudah keluarnya gelembung. Setelah tidak ada gelembung yang keluar, ukur volume akhir air pada gelas ukur. Pertambahan volume menunjukkan volume tanah tanpa pori. Bobot isi tanah merupakan hasil perbandingan antara berat tanah awal sebelum dikeringkan dengan volume tanah tanpa pori. Dimana volume tanah tanpa pori ini merupakan selisih antara volume air dalam gelas ukur setelah dimasukkan tanah dan sebelum dimasukkan tanah. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai bobot isi tanah untuk masing-masing sampel adalah 16277,03 kg/m2s2. Semakin besar bobot isi tanah, maka semakin kecil kemampuan tanah untuk meloloskan air dan ditembus oleh akar tanaman. Unit volume yang berisi bahan padat dan volume ruangan diantarannya bobot isi ditentukan oleh jumlah ruang pori dan padatan tanah. Semakin besar jumlah ruang pori, semakin kecil bobot isinya, partikel pasir memiliki bobot isi tinggi dari pada tanah liat. Bobot isi tanah adalah hasil pembagian berat kering mutlak dengan volumenya (Sunarmi, 2006)Faktor yang mempengaruhi bobot isi antara lain karena perbedaan kandungan bahan organik tanah, kekeruhan tanah, kedalaman tanah, kondisi struktur tanah, jenis fauna tanah dan kadar tanah (Djunardi, 2000). Penentuan bobot isi tanah ini fungsinya untuk menunjukkan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus (penetrasi) tanah dan untuk pertambahan akar (Darliono, 2009).Laeli Dyah Tantri C240110120077

BAB V PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, praktikan membahas tentang pengukuran/perhitungan bobot berat tanah kering dan basah. Praktikan terlebih dahulu menghitung berat, diameter, dan dimesi pada ring sampel. Setelah dapat dimensinya, barulah mengambil sampelnya sebanyak dua macam dalam satu lubang. Tanah yang didapatkan untuk sampel diusahakan tidak ada yang berlubang (padat) karena akan mempengaruhi hasil pada saat setelah di oven. Praktikum pada sampel ini diberi nama undisturb 1 untuk sampel A sedangkan undisturb 2 untuk sampel B. Setelah dapat sampelnya, mencari berat ring (gram) dengan cara menghitung beratnya, kemudian mencari volume ring (cm2) menggunakan rumus V = r2 t, berat basah total (gram) menggunakan timbangan sedangkan berat basah menggunakan rumus berat basah total- berat ring. Untuk perhitungan tabel data ring akhir, praktikan harus mencari berat kering tanah yang didapatkan dari tanah sampel yang sudah di oven selama 2x24 jam, mencari berat kering tanah menggunakan rumus Berat kering total Berat ring, mencari volume awal dan volume akhir telah diketahui pada tabel data ring akhir setelah itu barulah dapat mencari volume tanah kering (ml) mencarinya menggunakan rumus Volume akhir Volume awal. Hasil yang didapat pada pengukuran berat tanah dapat disimpulkan bahwa ring sampel A memiliki berat basah yang besar dibandingkan dengan ring sampel B hal tersebut dikarenakan pada saat pengambilan sampel tanah memiliki jumlah air yang banyak, sehingga pada saat perhitungan berat tanah didapat hasil berat tanah yang lebih besar. Dari hasil perhitungan water content dengan mengunakan rumus W = .Hasil yang didapat dari perhitungan tergolong berbeda-beda meskipun tempat pengambilan sampel berada dalam satu (1) tempat. Ring sampler yang digunakan juga sama karena memiliki tinggi dan jari-jari yang sama sehingga menghasilkan volume yang sama. Berikut ini adalah beberapa analisis faktor yang mempengaruhi perbedaan perhitungan tersebut yaitu :1. Kesalahan dan kekurangtelitian dalam penimbangan berat tanah total yang dilakukan pada saat praktikum berlangsung.2. Kesalahan dalam pengambilan sampel sehingga terdapat berbedaan pada besar dan banyak nya sampel disetiap ring sehingga berat yang didapat memiliki perbedaan yang jauh.3. Kesalahan dalam proses pengitungan sehingga memungkinkan terdapat kesalahan dalam nilai yang didapat.4. Kerapatan tanah yang tidak sama antara satu sampel dengan sampel yang lain sehingga terdapat berbedaan dalam pengukuran.5. Kesalahan dalam pemindahan sampel tanah, sehingga mungkin butir-butir sampel jatuh tanpa disadari sehingga akan mempengaruhi bobot dalam perhitungan.6. Pengaruh proses penguapan sehingga bobot tanah akan berkurang sendiri tanpa dilakukan proses pengeringan.Pelaksanaan Praktikum fisika-mekanika tanah kali ini pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu. Adapun maksud dan tujuannya, yaitu praktikum pada kali ini dapat diterapkan dalam pemilihan jenis tanaman yang cocok ditanam pada lahan tertentu. Pada saat praktikan dapat mengetahui porositas, angka pori, water content dan berat basah suatu tanah lahan, maka praktikan akan dapat menentukan jenis tanaman apa yang memungkinkan ditanam pada lahan tersebut.

Sajidin240110120082

BAB VPEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, akan membahas mengenai penentuan bobot isi, berat isi, berat isi basah dan berat isi kering. Yang dimaksud dengan bobot isi tanah adalah perbandingan antara massa tanah dengan volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya. Berat isi basah adalah perbandingan antara berat air dalam tanah dengan berat tanah kering mutlak, sementara berat isi kering tanah adalah perbandingan antara air yang diuapkan (berat tanah sebelum pengeringan dikurangi berat tanah setelah pengeringan) dengan berat tanah setelah pengeringan.Salah satu manfaat dari nilai berat isi tanah adalah untuk menghitung besarnya porositas tanah. Untuk mengetahui porositas sebelumnya harus diketahui berat jenis partikelnya. Sedangkan salah satu manfaat dari berat jenis tanah adalah untuk menentukan perhitungan ruang pori dalam tanah. Untuk menghitung ruang pori dalam tanah harus mengetahui berat isi tanah terlebih dahulu.Dalam praktikum kali ini, diambillah sampel tanah yang utuh (undisturbed soil) dengan menggunakan 2 ring sampel. Setelah diambil sampel tanah utuhnya, tanah tersebut dimasukkan ke dalam oven. Setelah dipanaskan di dalam oven, kita dapat mengetahui berat total padatan kering. Berat total padatan kering dihitung dengan menjumlahkan berat ring dan berat kering tanah. Massa ring pada sampel 1 adalah 57 gram, dan massa ring pada sampel 2 adalah 58 gram. Kemudian, berat kering tanah dapat dihitung melalui selisih dari berat total padatan kering dengan berat ringnya. Pada sampel 1, berat kering tanah yang didapat sebesar 68,4 gram sementara pada sampel 2 berat kering tanahnya sebesar 66,5 gram. Dari data berat kering tanah yang didapatkan terdapat perbedaan nilai walaupun tidak terlalu jauh. Hal ini disebabkan karena tanah yang berada di ring sampel masih belum utuh atau masih terdapat pori-pori tanah sehingga tanah yang diambil tidak memenuhi kapasitas ring sampel.Setelah mengetahui besarnya berat kering tanah dengan massa air, kita dapat mengetahui besarnya water content. Water content ini adalah perbandingan antara besarnya berat kering tanah dengan massa air. Water content biasanya dinyatakan dalam persen (%). Pada sampel tanah 1, persentase water contentnya mencapai 38,89 %, sementara pada sampel tanah 2 persentase water contentnya mencapai 42,86 %. Hal ini menunjukkan bahwa sampel tanah 2 lebih banyak mengandung air daripada sampel tanah 1.Angka pori atau basis volume adalah angka yang menunjukkan bahwa seberapa ruang pori yang ada di dalam tanah sehingga air dan udara dapat disimpan dan dialirkan di dalam tanah serta dinyatakan dalam persen (%). Pada sampel tanah 1, angka pori menunjukkan 86,77% sementara pada sampel tanah 2 angka porinya 99,1%. Hal ini menunjukkan bahwa pada sampel tanah 2 mempunyai banyak ruang pori di dalam tanah dibandingkan dengan sampel tanah 1. Setelah mendapatkan nilai ruang pori, dapat juga didapatkan besarnya porositas tanah. Porositas tanah adalah kemampuan suatu batuan untuk menyimpan fluida. Dalam hal ini, bahannya adalah tanah. Porositas dinyatakan dengan perbandingan antara ruang kosong/pori-pori dalam batuan dengan keseluruhan volume batuan dan dinyatakan dalam persen. Pada sampel tanah 1, porositasnya sebesar 88,67%, sedangkan pada sampel tanah 2, porositasnya sebesar 95%. Dari keduanya, sampel tanah 2 mempunyai nilai porositas yang besar. Lalu, setelah mengetahui berat awal tanah dari total padatan basah, kita dapat menghitung bobot isi basah. Bobot isi basah adalah perbandingan antara berat tanah awal dan volume tanah awal. Dari sampel tanah 1, nilai bobot isi basahnya adalah 16277,03146 kg/m.s, sedangkan sampel tanah 2 mempunyai bobot isi basahnya sebesar 16277,03146 kg/m.s.Mutia Rizki Ramadhani240110120126

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan1. Perhitungan porositas dan bobot isi tanah dapat dilakukan dengan pengambilan sampel tanah.1. Angka pori sampel tanah pertama menunjukan hasil yang kurang akurat karena waktu yang kurang dalam menunggu gelembung udara menghilang, hal ini juga dapat terjadi pada sampel tanah yang kedua.1. Praktikum ini berguna untuk mengidentifikasi tanah yang cocok dan baik untuk lahan pertanian karena hasil praktikum kali ini merupakan factor dan indikator jenis tanah.

6.2 Saran1. Praktikan sebaiknya membaca modul terlebih dahulu sebelum melaksanakan praktikum.1. Pada saat di lapangan praktikan sebaiknya memilih lahan yang tidak banyak tanamannya agar tidak perlu menggali terlalu dalam.1. Pada saat pemasangan ring polos, praktikan harus memastikan posisinya tepat berada di atas ring 1 agar tidak terjadi kesalahan.1. Praktikan sebaiknya teliti dan hati-hati dalam pemotongan tanah agar tidak ada tanah di dalam ring yang tercongkel atau bolong.M. Zacky Adrian240110120065

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan0. Tanah sampel merupakan jenis tanah dengan porositas tinggi dan termasuk kedalam kelas sangat poros;0. Semakin besar nilai porositas tanah dan jumlah ruang porinya maka berat isi akan semakin kecil berlaku sebaliknya;0. Tanah dengan kadar air 0% dinyatakan sebagai tanah kering mutlak;0. Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki udara dan air seimbang;0. Ketelitian praktikan akan sangat mempengaruhi data praktikum.

6.2 Saran0. Memeriksa keadaan alat praktikum sebelum dan sesudah praktikum; 0. Berhati-hati pada saat pengambilan sampel tanah agar tidak rusak;0. Diusahakan agar tanah sampel yang diambil tidak terdapat akar atau komponen lain yang dapat menghambat; 0. Serius dalam melakukan praktikum untuk meminimalisir kesalahan akibat praktikan atau human eror;0. Bertanya kepada asisten jika ada yang tidak mengerti.Frida Pascha Nurfitrianty2401101200660. BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan1. Persentase kandungan air tanah berbanding terbalik dengan bobot isi tanah pada suatu lahan tertentu.1. Kandungan air tanah pada setiap jarak pada lahan tertentu adalah berbeda beda.1. Perbedaan kadar air pada titik pengambilan sample dikarenakan akan beberapa faktor yakni : perbedaan kandungan bahan organik tanah, kekeruhan tanah, kedalaman tanah, kondisi struktur tanah, jenis fauna tanah dan kadar tanah.1. Semakin besar bobot isi maka semakin kerap tanah tersebut, dan kemampuan meloloskan air pun semakin kecil.1. Pengukuran yang tidak hati hati atau adanya kecacatan dalam pengambilan sample dapat menyebabkan penyimpangan pada perhitungan terhadap data yang ada dan hasil yang didapat tidak dapat seakurat mungkin.

6.2 Saran1. Sebelum melaksanakan praktikum ini sebaiknya praktikan memahami konsep dan metode dari praktikum yang akan dilakukan.1. Pada saat pengambilan tanah dalam ring, tanah tidak boleh rusak, karena akan mempengaruhi keakuratan data.1. Ketersediaan alat seharusnya lebih dipersiapkan dan memadai agar praktikum dapat berjalan lebih efisien.1. Praktikan hendaknya berhati-hati dalam menggunakan alat yang disediakan oleh laboratorium jangan sampai merusaknya.Laeli Dyah Tantri C2401101200771. Dipastikan tanah yang akan diambil sebagai undisturbe adalah tanah yang bersih dan bebas dari sampah atau ranting-ranting pohonBAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan 1. Water content diperoleh dari perbandingan massa air dengan massa tanah, dalam satuan persen.2. Tanah yang didapatkan untuk sampel diusahakan tidak ada yang berlubang (padat) karena akan mempengaruhi hasil pada saat setelah di oven3. Angka pori tanah diperoleh dari perbandingan antara volume air dengan selisih volume ring dengan volume air itu sendiri4. Porositas tanah diperoleh dari perbandingan antara volume aair denga perubahan volume gelas ukur.5. Bobot basah diperoleh dari perbandingan antara berat tanah dengan volume tanah awal

6.2 Saran1. Peralatan yang tersedia pada praktikum kali ini seharusnya pas sebelum praktikum di cek dulu kelayakan dari alat praktikum tersebut, seperti pacul, palu, dan sebagainya.2. Pada saat pengovenan, seharusnya praktikan dikasih tahu bagaimana cara pengovenan pada tanah.Sajidin240110120082

BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan1. Bobot isi tanah merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan berikut ini; Kerapatan partikel padat per satuan volume tanah (bobot partikel = BP) dan kerapatan bobot massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan per satuan volume (bobot isi = BI) 1. Bobot isi tanah (Bulk Density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi partikel-partikel tanah (pasir, debu, dan liat)1. Nilai dari bobot isi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pengolahan tanah, bahan organik, pemadatan oleh alat-alat pertanian, tekstur, struktur, kandungan air tanah dan lain-lain.1. Semakin padat tekstur tanah maka semakin kecil bobot isi, begitu pula sebaliknya.1. Kandungan air (kadar air) semakin sedikit maka bobot isi semakin besar, begitu pula sebaliknya.

6.2 Saran0. Praktikan sebaiknya memilih lahan yang tidak banyak terdapat akar dan rerumputan.0. Pastikan semua peralatan dalam keadaan baik.Mutia Rizki Ramadhani2401101201260. Tanah tidak boleh rusak karena akan berpengaruh terhadap hasil.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Water Content. Terdapat pada : http://en.wikipedia.org/wiki/Water_content (Diakses pada tanggal 28 April 2014 Pukul 10.00 WIB).

Asadi, dkk. 2004 Buku Ajar Fisika Tanah. UNTAN-Press; Pontianak.

Dianita. 2011. Bobot Isi dan Bobot Jenis. Terdapat pada : http://dianitamey.blogspot.com/2011/12/bobot-isi-dan-bobot-jenis.html (Diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 13.00 WIB).

Djajakirana, Gunawan. 1984. Penuntuk Dasar-Dasar Ilmu Tanah. IPB-Press : Bogor.

Khoironi, Budi. 2012. Sifat Fisik Batuan Reservoir, Porositas dan Permeabilitas. Terdapat pada: http://budikhoironi.wordpress.com/2012/02/10/sifat-fisik-batuan-reservoir-porositas-dan-permeabilitas/ (Diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 17.00 WIB).

Rachman. 2009. Sifat Fisika Tanah Bagian 3 Bobot Isi. Terdapat pada : http://dasar2ilmutanah.blogspot.com/2009/04/sifat-fisika-tanah-bagian-3-bobot-isi.html (Diakses pada tanggal 28 April Pukul 19.46 WIB).

Sutanto, Rachman.2005.Dasar-dasar Ilmu Tanah, Konsep dan Kenyataan. Kanisius: Yogyakarta.

Widodo, Trisno. 2012. Mepelajari Tanah Indonesia. Terdapat pada: http://edukasi.kompasiana.com/2012/05/11/mempelajari-tanah-indonesia-456503.html (Diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 17.00 WIB).

Yoko. 2009. Pengambilan Sampel Tanah Utuh. Terdapat pada : http://yokokeren.blogspot.com/2009/08/pengambilan-sample-tanah-utuh.html (Diakses pada tanggal 28 April 2014 pukul 13.00 WIB).LAMPIRAN

Gambar 1. Ring Sampel Gambar 2. Tanah Kering

Gambar 3. Tabung Ukur