bimbingan kelompok1

230
EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI POSITIF PADA SISWA KELAS XI SMA TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 SKRIPSI Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata Satu untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SUPRAPTO 1301402048 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Upload: aryaprdn7

Post on 29-Jun-2015

824 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: bimbingan kelompok1

EFEKTIFITAS PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENGEMBANGKAN KONSEP DIRI

POSITIF PADA SISWA KELAS XI SMA TEUKU UMAR SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata Satu untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

SUPRAPTO

1301402048

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007

Page 2: bimbingan kelompok1

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang panitia ujian skripsi jurusan Bimbingan dan

Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang :

Hari : Rabu Tanggal : 20 Juni 2007

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Dr.Agus Salim, M.S Drs.H. Suharso, M.Pd. Kons NIP. 131127082 NIP .131754158

Pembimbing Penguji

Pembimbing I Penguji I Drs. Heru Mugiharso, M.Pd.Kons Drs. Soeparwoto NIP. 131413234 NIP. 030368009 Pembimbing II Penguji II Dra. C.Tri Anni, M.Pd Drs. Heru Mugiharso, M.Pd.Kons NIP. 131633255 NIP. 131413234 Penguji III Dra. C.Tri Anni, M.Pd NIP. 131633255

Page 3: bimbingan kelompok1

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil

karya sendiri dan bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Semarang, Juni 2007

Suprapto NIM. 1301402048

Page 4: bimbingan kelompok1

SARI Suprapto. 2007. Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengembangkan Konsep Diri Positif pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi : Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. UNNES. Pembimbing I. Drs Heru Mugiharso, M.Pd. Kons. Pembimbing II. Dra. C.Tri Anni, M.Pd Kata Kunci : Bimbingan Kelompok, Konsep Diri Positif Konsep diri penting bagi individu karena individu dapat memandang diri dan dunianya, mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku, tetapi juga tingkat kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki sebuah konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif atau positif. Siswa yang memiliki konsep diri positif ia akan memiliki dorongan mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Namun kenyataan yang terjadi di SMA Teuku Umar Semarang ada sebagian siswa kelas XI yang memiliki konsep diri yang rendah, sehingga perlu upaya untuk meningkatkannya atau mengembangkan konsep diri yang positif salah satunya melalui layanan bimbingan kelompok. Ada pun permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan konsep diri pada siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 setelah dilakukan layanan bimbingan kelompok secara efektif ?. Ada pun tujuannya adalah untuk meningkatkan konsep diri pada siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 melalui layanan bimbingan kelompok secara efektif. Subjek penelitian ini sebanyak 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang yang memiliki konsep diri yang rendah dengan menggunakan purposive sampling. Ada pun variabel yang diteliti adalah konsep diri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala psikologi sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah skala konsep diri yang tahap awal diuji tingkat validitas dan reliabilitas. Ada pun dari hasil uji validitas N=30, r tabel 0,361 maka instrumen yang digunakan valid karena r hitung > r tabel. Sedangkan uji reliabilitas dengan rumus alpha dapat diketahui bahwa r hitung = 0,889 > 0,361 maka dapat dikatakan instrumen ini reliabel. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode non parametrik dengan menggunakan uji Wilcoxon. Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian bahwa konsep diri dapat ditingkatkan melalui layanan bimbingan kelompok. Hasil uji Wilcoxon diperoleh Zhitung = -15,860 kurang dari Ztabel = (-0,48) atau berada pada daerah penolakan Ho. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang signifikan konsep diri setelah mengikuti layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif sebagai upaya dalam mengembangkan konsep diri positif siswa. Hendaknya para guru pembimbing dapat lebih banyak memprogramkan layanan bimbingan kelompok untuk membentuk konsep diri positif siswa dan memotivasi siswa agar memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai tempat untuk mengembangkan konsep diri positif.

Page 5: bimbingan kelompok1

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

”Konsep diri positif akan membawa kita pada keberhasilan”

(Penulis)

Persembahan :

Dengan ridho-Mu ya Allah, kupersembahkan

skripsi ini kepada

1. Kedua orang tuaku yang selalu mendoakan

setiap langkahku.

2. Adikku Nuraeni.

3. Orang-orang yang telah mengisi hatiku.

4. Teman-teman Paguyupan Duta Wisata

Batang, PPL, KKN, IBM Kost, GG.

SENYUM Kost, PAWIYATAN Kost, dan

SAHABAT kost.

5. Teman-teman BK angkatan 2002 dan 2001

6. Almamaterku UNNES.

Page 6: bimbingan kelompok1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah AWT yang

telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

skripsi ini yang berjudul “ Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

dalam Mengembangkan Konsep Diri Positif pada Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar

Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007”. Ada

pun skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan pada jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang

Selesainya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu

peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang Prof.Dr.Sudijono Sastroadmojo, M.Si yang

telah memberi kesempatan untuk menimba ilmu di kampus ini.

2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr.Agus Salim, M.S yang telah memberikan

izin penelitian.

3. Drs.H.Suharso, M.Pd.Kons, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Semarang.

4. Drs. Heru Mugiharso, M.Pd.Kons, dan Dra. C.Tri Anni, M.Pd selaku Dosen

Pembimbing I dan Pembimbing II yang telah membimbing, memberikan arahan

dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Drs. Pramuji Nugroho AS., kepala SMA Teuku Umar Semarang, yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian di SMA Teuku Umar Semarang.

Page 7: bimbingan kelompok1

6. Bu Asri, Bu Anik dan Bu Dian guru pembimbing SMA Teuku Umar Semarang

yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini.

7. Siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang yang telah menjadi kelompok

eksperimen dalam penelitian ini.

8. Bapak ibu dan adikku tercinta, yang selalu menyayangi dan mendoakan setiap

langkahku.

9. Teman terbaik dan seperjuangan Anita, Yuli, Hanung, Nurul, Erita teman-teman

Duta Wisata Batang, PPL, KKN dan teman-teman kos PAWIYATAN dan

SAHABAT : Kardoyo, Sugix, Toni, Andri “Solo”, Hajir, Maksus, Be’ef, Kinjeng,

Pram, Denny, Imam, Sadat, Didik, Munif terima kasih atas bantuan, motivasi,

masukan, semangat, dorongan dan kebersamaannya selama ini.

10. Pihak-pihak lain yang telah memberikan motivasi, bantuan, dan masukan dalam

penyusunan skripsi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Tiada sesuatu apa pun yang dapat dipersembahkan selain ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu.

Semoga amal jasa dan amal baiknya mendapat imbalan dari Allah SWT .

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

dengan senang hati peneliti akan menerima kritik dan saran yang bersifat membangun

untuk menambah wawasan pengetahuan di kemudian hari. Akhir kata peneliti

berharap skripsi ini bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan bagi pembaca

semua pada umumnya.

Semarang, Juni 2007

Peneliti

Page 8: bimbingan kelompok1

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI ............................................................................................ i

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... ii

PERNYATAAN.............................................................................................. iii

SARI ............................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Permasalahan ................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6

E. Sistematika Penulisan Skripsi ....................................................... 7

BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................ 9

A. Konsep Diri ................................................................................. 9

1. Pengertian Konsep Diri ........................................................... 9

2. Jenis-jenis Konsep Diri ........................................................... 12

3. Isi Konsep Diri ........................................................................ 16

4. Peranan Konsep Diri ............................................................... 22

5. Pembentukan dan Pengembangan Konsep Diri ...................... 24

B. Layanan Bimbingan Kelompok .................................................. 33

1. Pengertian Bimbingan Kelompok ......................................... 35

2. Tujuan Bimbingan Kelompok............................................... 37 3. Model Bimbingan Kelompok Dalam Layanan Bimbingan Kelompok

............................................................................................... 38

Page 9: bimbingan kelompok1

4. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok.......................... 39 5. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok ................................... 45 6. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok ...................................... 50

C. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok dalam

Mengembangkan Konsep Diri Positif......................................... 56

D. Hipotesis...................................................................................... 61

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................ 62

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian...................................... 62

B. Populasi dan Sampel ................................................................. 65

C. Variabel Penelitian .................................................................... 67

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data ........................................ 69

E. Instrumen Penelitian ................................................................. 71

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................... 74

G. Teknik Analisis Data................................................................. 76

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 78

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 78

1. Konsep Diri Sebelum Pelaksanaan Layanan Bimbingan

Kelompok............................................................................ 78

2. Hasil Pengamatan................................................................ 80

3. Konsep Diri Siswa Setelah Pelaksanaan Layanan Bimbingan

Kelompok............................................................................ 98

4. Efektifaan Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam

Mengembangkan Konsep Diri Positif................................. 99

B. Pembahasan............................................................................... 101

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 109

A. Simpulan ................................................................................... 109

B. Saran.......................................................................................... 109

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 110

LAMPIRAN

Page 10: bimbingan kelompok1

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Format skala konsep diri positif................................................................ 70

2. Kriteria tingkat konsep diri positif ............................................................ 71

3. Kisi-kisi instrumen penelitian ................................................................... 72

4. Konsep diri siswa sebelum pelaksanaan layanan

Bimbingan kelompok................................................................................ 78

5. Jadwal kegiatan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam membentuk

konsep diri positif...................................................................................... 79

6. Hasil pengamatan selama proses bimbingan kelompok ........................... 80

7. Perkembangan konsep diri siswa .............................................................. 92

8. Konsep diri siswa setelah pelaksanaan layanan

Bimbingan kelompok................................................................................ 99

9. Hasil uji Wilcoxon .................................................................................... 100

10. Hasil pre test dan post test setiap indikator............................................... 100

Page 11: bimbingan kelompok1

DAFTAR BAGAN

Bagan Halaman

1. Pola kelompok pre test dan post test ......................................................... 63

2. Hubungan/pengaruh variabel .................................................................... 68

3. Prosedur penyusunan instrumen ............................................................... 72

Page 12: bimbingan kelompok1

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skala uji coba instrumen ........................................................................... 113

2. Tabel analisis uji coba angket skala konsep diri positif............................ 119

3. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas skala psikologi.......................... 123

4. Kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian dan angket skala konsep diri positif

................................................................................................................... 126

5. Data hasil tes pengambilan sampel ........................................................... 132

6. Rekapitulasi hasil pre test per individu (sebelum pemberian layanan bimbingan

kelompok) ................................................................................................. 138

7. Rata-rata pre test untuk setiap indikator.................................................... 140

8. Rekapitulasi hasil post test per individu (setelah pemberian

layanan bimbingan kelompok).................................................................. 142

9. Rata-rata post test untuk setiap indikator .................................................. 144

10. Analisis deskriptif persentase.................................................................... 146

11. Hasil uji Wilconxon .................................................................................. 148

12. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik

” Contoh kasus konsep diri negatif”. Pertemuan I (Materi 1)................... 154

13. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan

konseling dengan topik” Contoh kasus konsep diri negatif” .................... 160

14. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik

”Pengertian dan perlunya konsep diri”. Pertemuan II (Materi 2) ............. 168

15. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan

konseling dengan topik”Pengertian dan perlunya konsep diri” ................ 173

16. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik

”Isi dan asal usul pembentukan konsep diri”. Pertemuan III (Materi 3)... 191

17. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan

bimbingan dan konseling dengan topik ”Isi dan asal usul

Page 13: bimbingan kelompok1

pembentukan konsep diri”......................................................................... 196

18. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik ” Mensikapi

permasalaan diri dan orang lain”. Pertemuan IV (Materi 4)..................... 202

19. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan

konseling dengan topik " Mensikapi permasalahan

diri dan orang lain” ................................................................................... 207

20. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik ”Cara meningkatkan

kepercayan diri”. Pertemuan V (Materi 5)................................................ 213

21. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan

konseling dengan topik ”Cara meningkatkan kepercayan diri”................ 218

22. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik ”Cara menghindari

prasangka dan akibatnya”. Pertemuan VI (Materi6)................................. 225

23. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan

konseling dengan topik”Cara menghindari

prasangka dan akibatnya” ........................................................................ 230

24. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik "Cara mengembangkan sikap positif”. Pertemuan VII (Materi 7) ...................... 235

25. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan konseling dengan topik"Cara mengembangkan sikap positif” ................. 240

26. Satuan kegiatan layanan bimbingan kelompok dengan topik ”Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi”. Pertemuan VIII (Materi 8) . 245

27. Laporan pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut satuan layanan bimbingan dan konseling dengan topik”Cara mengembangkan dan Mengarahkan emosi” ................................................................................ 249

28. Daftar hadir siswa kegiatan bimbingan kelompok.................................... 254 29. Foto penelitian : Proses kegiatan bimbingan kelompok .......................... 262 30. Foto penelitian : Pemimpin kelompok mengamati kaktifan anggota kelompok .................................................................................................. 263 31. Surat penelitian.......................................................................................... 264 32. Surat keterangan........................................................................................ 268

Page 14: bimbingan kelompok1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era milinium ini, kita sedang memasuki suatu abad baru yang

banyak menimbulkan perubahan dan kemajuan, sekaligus menjadi tantangan.

Tantangan akibat perubahan dan kemajuan yang cepat, terjadi baik pada aspek

sosial, budaya, dan teknologi. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi akibat

perubahan tersebut semakin komplek, baik masalah pribadi, sosial, ekonomi,

budaya dan lain-lain. Untuk menghadapi tantangan ini diperlukan kesiapan

individu secara fisik dan mental, agar lebih mampu mengatasi berbagai hal dalam

mencapai kesuksesan. Bagaimana kita menghadapi tantangan yang ada bisa

dimulai dengan berempati, mengubah cara pandang, mengelola emosi dan

mengambil resiko. Apabila tidak memiliki referensi nilai, fokus yang positif, dan

harga diri maka akan timbul kesulitan dan menemukan sumber daya batiniah yang

diperlukan untuk menangani tantangan-tantangan yang beragam dalam

kehidupan.

Peserta didik pada usia remaja di sekolah sebagai individu yang sedang

berkembang mencapai taraf perkembangan pribadi secara optimal dalam berbagai

aspek kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai siswa ber-IQ

(Intelligence Quotions) tinggi gagal dalam menempuh ujian. Tetapi sering kita

dengar pula bahwa banyak peserta didik yang memiliki IQ sedang-sedang saja

Page 15: bimbingan kelompok1

ternyata mereka berhasil dalam menempuh ujian. Bila kita berpikir bahwa diri

kita bisa, maka kita cenderung akan sukses, sebaliknya bila kita berpikir bahwa

diri kita akan gagal, maka sebenarnya kita mempersiapkan diri untuk gagal.

Dengan kata lain harapan terhadap diri sendiri merupakan prediksi untuk

mempersiapkan diri sendiri.

Perasaan individu bahwa ia tidak memiliki kemampuan menunjukkan

sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dipunyainya. Pandangan dan

sikap negatif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan ia

memandang seluruh tugasnya sebagai sesuatu yang sulit diselesaikan. Berbagai

penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan, bahwa pandangan individu

terhadap dirinya sendiri sangat menentukan keberhasilan yang akan dicapai.

Pandangan dan sikap individu terhadap dirinya inilah yang dikenal dengan

konsep diri. Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang

totalitas dari diri sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai

kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk

dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain (Burns, 1993:50)”.

Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan

dunianya, mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku, tetapi juga tingkat

kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki konsep

diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif atau

positif. Siswa yang memiliki konsep diri positif ia akan memiliki dorongan

mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga

Page 16: bimbingan kelompok1

dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah

suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Siswa

yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah faktor

yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini siswa dapat

menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau

lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun

siswa yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki perasaan kestabilan

dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun

kekurangannya atau sesuatu yang ia hargai dalam hidupnya.

Masalah dan kegagalan yang dialami peserta didik disebabkan oleh sikap

negatif terhadap dirinya sendiri, yaitu menganggap dirinya tidak berarti. Individu

yang memiliki konsep diri yang negatif adalah individu yang mudah marah dan

naik pitam serta tidak tahan terhadap kritikan yang diterimanya, dengan kata lain

individu kurang menerima peraturan/norma yang telah ditetapkan, sehingga ada

sifat membrontak pada dirinya yang menentang aturan tersebut. Perilaku siswa

yang menyimpang dari aturan yang berlaku di sekolah disebabkan oleh

pandangan negatif terhadap dirinya, yaitu dirinya tidak mampu menyelesaikan

tugasnya.

SMA Teuku Umar Semarang sebagai salah satu sekolah di bawah yayasan

Teuku Umar memiliki beberapa peraturan, antara lain : untuk siswa putri

diwajibkan untuk berjilbab, melaksanakan sholat dhuhur dan jumat berjamah

secara bergiliran dan kewajiban membersihkan ruangan kelas sebelum kegiatan

Page 17: bimbingan kelompok1

belajar dimulai bagi yang piket. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan

guru pembimbing di sekolah tersebut diperoleh data bahwa hampir 50% siswa

kelas XI mempunyai konsep diri yang belum positif, gejala yang nampak yaitu

membolos, hasil prestasi belajar yang rendah, menyontek, membuat gaduh saat

pelajaran, berkelahi, adanya siswa yang melanggar tata tertib sekolah, adanya

siswa yang memiliki perasaan rendah diri, dan adanya siswa yang mempunyai

perasaan tidak mampu melaksanakan tugas. Siswa yang demikian itu dapat

dikatakan memiliki konsep diri yang negatif.

Sekolah merupakan salah satu tempat pendidikan bagi siswa untuk dapat

mengembangkan diri melalui layanan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan

konseling memiliki tujuh jenis layanan yang semuanya merupakan kegiatan

bantuan dan tuntutan yang diberikan kepada individu pada umumnya, dan siswa

pada khususnya di sekolah dalam rangka meningkatkan mutunya. Layanan

bimbingan kelompok merupakan salah satu jenis layanan yang dianggap tepat

untuk memberikan kontribusi pada siswa untuk mengembangkan konsep diri

positif.

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi

dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok

guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana

kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus

juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang

tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan

Page 18: bimbingan kelompok1

menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok

dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima

dan berempati dengan tulus.

Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang

memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan

orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan

masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku

baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini

dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat

menambah konsep diri yang positif.

Asumsi yang dipakai dalam penelitian ini adalah bahwa dalam bimbingan

kelompok akan terjadi proses interaksi antar individu. Diharapkan bimbingan

kelompok dijadikan wahana pemahaman nilai-nilai positif bagi siswa, khususnya

sikap konsep diri positif dibentuk yang tidak hanya dengan pendekatan personal

namun dengan pendekatan kelompok seperti bimbingan kelompok yang akan

lebih optimal karena para siswa tidak akan merasa terhakimi oleh keadaan sendiri,

mereka juga akan merasa mendapat pembinaan dan informasi yang positif untuk

pengembangan konsep diri yang positif, apalagi masalah konsep diri merupakan

masalah yang banyak dialami oleh remaja sehingga untuk mengefisienkan waktu

bimbingan kelompok dimungkinkan lebih efektif dibandingkan layanan konseling

individual.

Page 19: bimbingan kelompok1

Oleh karena itu untuk membantu siswa agar mempunyai konsep diri yang

positif dan semakin stabil, maka peneliti mencoba menyusun program eksperimen

melalui layanan bimbingan kelompok dengan judul “Efektifitas Pelaksanaan

Layanan Bimbingan Kelompok dalam Mengembangkan Konsep Diri Positif Pada

Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007“.

B. Permasalahan

Berdasarkan uraian latar belakang di atas permasalahan dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut : “ Bagaimana peningkatan konsep diri pada siswa

kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 setelah

dilakukan layanan bimbingan kelompok secara efektif“.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk meningkatkan konsep diri pada siswa kelas XI SMA

Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 melalui layanan bimbingan

kelompok secara efektif.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk memberikan sumbangan yang positif bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya berkaitan dengan pengembangan bimbingan

Page 20: bimbingan kelompok1

kelompok, dan wujud dari sumbangan tersebut yaitu ditemukannya hasil-hasil

penelitian baru tentang bimbingan konseling guna meningkatkan pelayanan

bimbingan di sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru pembimbing

Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru pembimbing di SMA Teuku

Umar Semarang dalam melakukan kegiatan layanan bimbingan kelompok,

dengan memanfaatkan jam Bimbingan dan Konseling di kelas seefektif

mungkin untuk membantu untuk membentuk konsep diri yang positif pada

siswa.

b. Bagi peserta didik

Dengan mengikuti kegiatan bimbingan kelompok siswa akan terdorong untuk

membentuk konsep diri yang positif, terbuka, menghargai orang lain, mau

mengendalikan emosi, mengembangkan rasa setia kawan, belajar untuk

mempercayai kemampuan diri sendiri, serta belajar untuk memecahkan

masalah.

E. Sistematika Penulisan Skripsi

Untuk memudahkan pembaca memahami isi skrispi ini, maka dalam

penyusunan skripsi ini menggunakan sistematika dan garis besar isinya yang

disajikan sebagai berikut :

1. Bagian Pendahuluan

2. Bagian Isi

3. Bagian Penutup

Page 21: bimbingan kelompok1

Bagian Pendahuluan berisi halaman judul, pernyataan, halaman

pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar

table, daftar bagan serta lampiran.

Pada bagian inti dibagi kedalam lima bab yang berturut-turut dapat penulis

sajikan garis besar penulisan sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, meliputi alasan pemilihan judul, permasalahan, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Pada bagian Bab II berisi Landasan Teori, berisi tentang layanan

bimbingan kelompok, konsep diri, bimbingan kelompok sebagai salah satu cara

pembentukan konsep diri yang positif, dan hipotesis.

Pada Bab III Metode Penelitian diuraikan tentang jenis penelitian dan

desain penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, metode dan alat

pengumpul data, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik analisis data.

Pada Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini berisi tentang

hasil-hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.

Pada Bab V Simpulan dan Saran. Kesimpulan merupakan ringkasan dari

kegiatan hasil penelitian, sedangkan saran berisi nasehat atau anjuran dari peneliti

berdasarkan hasil penelitian.

Bagian akhir dari skripsi ini berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran yang

memuat tentang perlengkapan-perlengkapan dan perhitungan analisis data.

Page 22: bimbingan kelompok1

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Diri

Konsep diri (self consept) merupakan suatu bagian yang penting dalam

setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Konsep diri merupakan sifat

yang unik pada manusia, sehingga dapat digunakan untuk membedakan manusia

dari makhluk hidup lainnya. Para ahli psikologi kepribadian berusaha

menjelaskan sifat dan fungsi dari konsep diri, sehingga terdapat beberapa

pengertian.

1. Pengertian Konsep Diri

Konsep diri seseorang dinyatakan melalui sikap dirinya yang

merupakan aktualisasi orang tersebut. Manusia sebagai organisme yang

memiliki dorongan untuk berkembang yang pada akhirnya menyebabkan ia

sadar akan keberadaan dirinya. Perkembangan yang berlangsung tersebut

kemudian membantu pembentukan konsep diri individu yang bersangkutan.

Perasaan individu bahwa ia tidak mempunyai kemampuan yang ia miliki.

Padahal segala keberhasilan banyak bergantung kepada cara individu

memandang kualitas kemampuan yang dimiliki. Pandangan dan sikap negatif

terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki mengakibatkan individu

memandang seluruh tugas sebagai suatu hal yang sulit untuk diselesaikan.

Sebaliknya pandangan positif terhadap kualitas kemampuan yang dimiliki

Page 23: bimbingan kelompok1

mengakibatkan seseorang individu memandang seluruh tugas sebagai suatu

hal yang mudah untuk diselesaikan. Konsep diri terbentuk dan dapat berubah

karena interaksi dengan lingkungannya.

Beberapa ahli merumuskan definisi konsep diri, menurut Burns

(1993:vi) konsep diri adalah suatu gambaran campuran dari apa yang kita

pikirkan orang-orang lain berpendapat, mengenai diri kita, dan seperti apa diri

kita yang kita inginkan. Konsep diri adalah pandangan individu mengenai

siapa diri individu, dan itu bisa diperoleh lewat informasi yang diberikan

lewat informasi yang diberikan orang lain pada diri individu (Mulyana,

2000:7). Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa konsep diri yang dimiliki

individu dapat diketahui lewat informasi, pendapat, penilaian atau evaliasi

dari orang lain mengenai dirinya. Individu akan mengetahui dirinya cantik,

pandai, atau ramah jika ada informasi dari orang lain mengenai dirinya.

Sebaliknya individu tidak tahu bagaimana ia dihadapkan orang lain tanpa ada

informasi atau masukan dari lingkungan maupun orang lain.

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah

menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak

dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk

orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak. Seperti yang

dikemukakan Hurlock (1990:58) memberikan pengertian tentang konsep diri

sebagai gambaran yang dimiliki orang tentang dirinya. Konsep diri ini

merupakan gabungan dari keyakinan yang dimiliki individu tentang mereka

Page 24: bimbingan kelompok1

sendiri yang meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial, emosional, aspirasi

dan prestasi.

Menurut William D. Brooks bahwa konsep diri adalah pandangan dan

perasaan kita tentang diri kita (Rakhmat, 2005:105). Sedangkan Centi

(1993:9) mengemukakan konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan

adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita

melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri

sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia

sebagaimana kita harapkan.

Konsep diri didefinisikan secara umum sebagai keyakinan, pandangan

atau penilaian seseorang, perasaan dan pemikiran individu terhadap dirinya

yang meliputi kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki individu

(Rini, 2002:http:/www.e-psikologi.com/dewa/160502.htm). Konsep diri

merupakan penentu sikap individu dalam bertingkah laku, artinya apabila

individu cenderung berpikir akan berhasil, maka hal ini merupakan kekuatan

atau dorongan yang akan membuat individu menuju kesuksesan. Sebaliknya

jika individu berpikir akan gagal, maka hal ini sama saja mempersiapkan

kegagalan bagi dirinya.

Dari beberapa pendapat dari para ahli di atas maka dapat disimpulkan

bahwa konsep diri adalah cara pandang secara menyeluruh tentang dirinya,

yang meliputi kemampuan yang dimiliki, perasaan yang dialami, kondisi fisik

dirinya maupun lingkungan terdekatnya.

Page 25: bimbingan kelompok1

2. Jenis-jenis Konsep Diri

Menurut William D.Brooks (dalam Rahkmat, 2005:105) bahwa dalam

menilai dirinya seseorang ada yang menilai positif dan ada yang menilai

negatif. Maksudnya individu tersebut ada yang mempunyai konsep diri yang

positif dan ada yang mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda

individu yang memiliki konsep diri yang positif adalah :

a. Ia yakin akan kemampuan dalam mengatasi masalah.

Orang ini mempunyai rasa percaya diri sehingga merasa mampu dan yakin

untuk mengatasi masalah yang dihadapi, tidak lari dari masalah, dan

percaya bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

b. Ia merasa setara dengan orang lain.

Ia selalu merendah diri, tidak sombong, mencela atau meremehkan

siapapun, selalu menghargai orang lain.

c. Ia menerima pujian tanpa rasa malu.

Ia menerima pujian tanpa rasa malu tanpa menghilangkan rasa merendah

diri, jadi meskipun ia menerima pujian ia tidak membanggakan dirinya

apalagi meremehkan orang lain.

d. Ia menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan dan

keinginan serta perilaku yang tidak seharusnya disetujui oleh masyarakat.

Ia peka terhadap perasaan orang lain sehingga akan menghargai perasaan

orang lain meskipun kadang tidak di setujui oleh masyarakat.

Page 26: bimbingan kelompok1

e. Ia mampu memperbaiki karena ia sanggup mengungkapkan aspek-aspek

kepribadian tidak disenangi dan berusaha mengubahnya.

Ia mampu untuk mengintrospeksi dirinya sendiri sebelum

menginstrospeksi orang lain, dan mampu untuk mengubahnya menjadi

lebih baik agar diterima di lingkungannya.

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih

mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan

keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang

mempunyai konsep diri yang positif.

Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif

adalah :

a. Ia peka terhadap kritik.

Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya dan mudah marah

atau naik pitam, hal ini berarti dilihat dari faktor yang mempengaruhi dari

individu tersebut belum dapat mengendalikan emosinya, sehingga kritikan

dianggap sebagi hal yang salah. Bagi orang seperti ini koreksi sering

dipersepsi sebagai usaha untuk menjatuhkan harga dirinya. Dalam

berkomunikasi orang yang memiliki konsep diri negatif cenderung

menghindari dialog yang terbuka, dan bersikeras mempertahankan

pendapatnya dengan berbagai logika yang keliru.

Page 27: bimbingan kelompok1

b. Ia responsif sekali terhadap pujian.

Walaupun ia mungkin berpura-pura menghindari pujian, ia tidak dapat

menyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian. Buat

orang seperti ini, segala macam embel-embel yang menjunjung harga

dirinya menjadi pusat perhatian. Bersamaan dengan kesenangannya

terhadap pujian, merekapun hiperkritis terhadap orang lain.

c. Ia cenderung bersikap hiperkritis.

Ia selalu mengeluh, mencela atau meremehkan apapun dan siapapun.

Mereka tidak pandai dan tidak sanggup mengungkapkan penghargaan atau

pengakuan pada kelebihan orang lain.

d. Ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.

Ia merasa tidak diperhatikan, karena itulah ia bereaksi pada orang lain

sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan

keakraban persahabatan, berarti individu tersebut merasa rendah diri atau

bahkan berperilaku yang tidak disenangi, misalkan membenci, mencela

atau bahkan yang melibatkan fisik yaitu mengajak berkelahi

(bermusuhan).

e. Ia bersikap psimis terhadap kompetisi.

Hal ini terungkap dalam keengganannya untuk bersaing dengan orang lain

dalam membuat prestasi. Ia akan menganggap tidak akan berdaya

melawan persaingan yang merugikan dirinya.

Page 28: bimbingan kelompok1

Pernyataan lain menyebutkan bahwa individu yang memiliki konsep

diri negatif maupun positif memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (Rini,

2002:http://www.e-psikologi./com/dewasa/1670502.htp)

a. Individu yang memiliki konsep diri negatif meyakini dan memandang

bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak

kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan kehilangan

daya tarik terhadap hidup. Individu ini akan cenderung bersikap psimistik

terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat

tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Individu

yang memiliki konsep diri negatif akan mudah menyerah sebelum

berperang dan jika ia mengalami kegagalan akan menyalahkan diri sendiri

maupun menyalahkan orang lain.

b. Individu yang memiliki konsep diri positif akan bersikap optimis, percaya

diri sendiri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga

terhadap kegagalan yang dialami. Kegagalan tidak dipandang sebagai

akhir segalanya, namun dijadikan sebagai penemuan dan pelajaran

berharga untuk melangkah kedepan. Individu yang memiliki konsep diri

positif akan mampu menghargai dirinya sendiri dan melihat hal-hal yang

positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

Dengan melihat uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

karakteristik konsep diri dapat dibedakan menjadi dua yaitu konsep diri positif

dan konsep diri negatif, yang mana keduanya memiliki ciri-ciri yang sangat

Page 29: bimbingan kelompok1

berbeda antara ciri karakteristik konsep diri positif dan karakteristik konsep

diri yang negatif. Individu yang memiliki konsep diri positif dalam segala

sesuatunya akan menanggapinya secara positif, dapat memahami dan

menerima sejumlah fakta yang sangat bermacam-macam tentang dirinya

sendiri. Ia akan percaya diri, akan bersikap yakin dalam bertindak dan

berperilaku. Sedangkan individu yang memiliki konsep diri negatif akan

menanggapi segala sesuatu dengan pandangan negatif pula, dia akan

mengubah terus menerus konsep dirinya atau melindungi konsep dirinya itu

secara kokoh dengan cara mengubah atau menolak informasi baru dari

lingkungannya.

3. Isi Konsep Diri

Sewaktu lingkungan anak yang sedang tumbuh meluas, isi dari

konsep dirinya juga berkembang meluas, termasuk hal-hal seperti pemilikan,

teman-teman, nilai-nilai dan khususnya orang-orang yang disayangi melalui

proses identifikasi. Untuk merumuskan isi dari konsep diri tidaklah mudah,

kita berkedudukan sebagai penilai tentang diri kita sendiri, namun demikian

secara umum isi konsep diri dapat dirumuskan. Menurut Jersild dalam

penelitiannya terhadap penelitian anak sekolah dasar dan sekolah menengah

yang dikutib Burns (1993:209-210) mendiskripsikan isi dari konsep diri

adalah :

Page 30: bimbingan kelompok1

a. Karakteristik fisik

Karakteristik yang merupakan suatu ciri atau hal yang

membedakan dari individu dengan individu yang lain yaitu, yang

mencakup penampilan secara umum, ukuran tubuh dan berat tubuh, dan

detail-detail dari kepala dan tungkai lengan. Karakteristik fisik dapat

menyebabkan adanya pandangan yang berbeda tiap individu satu dengan

individu yang lain tentang dirinya sendiri, contohnya kalau seorang

bintang film yang cantik pasti akan dijadikan idola. Hal ini kadang

dijadikan masalah, karena individu itu sendiri merasa memiliki

kekurangan dibandingkan dengan temannya yang memiliki kelebihan,

seperti kurang tinggi, terlalu gemuk, tidak cantik, perasaan ini dapat

berkembang menjadi konsep diri yang negatif apabila masyarakat

memperhatkan dan menjunjung individu yang mempuyai kelebihan

dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai kelebihan.

b. Penampilan

Penampilan dari setiap individu tentunya berbeda antara individu

yang satu dengan individu yang lain, hal ini dapat menggambarkan

kepribdian seseorang. Penampilan ini mencakup cara berpakaian, model

rambut dan make-up, dengan keadaan seperti ini, individu dimungkinkan

percaya diri atau tidak. Misalnya, seseorang yang tidak pernah memakai

make up suatu saat disuruh temannya memakainya, tentunya pada saat itu

Page 31: bimbingan kelompok1

ada perbedaan antara temannya yang sudah terbiasa memakai make up

dengan dirinya yang malu dan menutupi wajahnya dengan kain.

c. Kesehatan dan kondisi fisik

Kesehatan dan kondisi fisik sangat diperlukan bagi setiap individu

dalam menjalani hidup ini, terutama dalam mencapai karier. Individu yang

mempunyai kesehatan dan kondisi fisik yang tidak baik akan

mengakibatkan gangguan kenormalan yang berakibat individu itu merasa

tidak aman atau kurang percaya diri, yang berakibat menimbulkan

penilaian terhadap dirinya sendiri menjadi negatif, individu yang memiliki

kesehatan dan kondisi fisik yang baik akan percaya diri bila dibandingkan

dengan yang memiliki kesehatan dan kondisi fisik yang tidak baik atau

lemah.

d. Rumah dan hubungan keluarga

Rumah dan hubungan keluarga merupakan lingkungan pertama

yang dikenal atau ditempati individu saat lahir dan mengenal lingkungan

luar. Didalam rumah, hubungan keluarga akan tercipta suasana dan

kondisi yang menyenangkan atau tidak, ini dapat dijadikan sebagai suatu

informasi, pengalaman, yang dijadikan pegangan hidup individu untuk

berinteraksi, untuk itu rumah dan hubungan keluarga yang terjalin dengan

baik akan membuat individu senang dan bahagia dengan rumah dan

hubungan keluarga yang dimilikinya, tetapi seorang individu yang rumah

dan hubungan keluarganya yang tidak terjalin dengan baik, misalnya

Page 32: bimbingan kelompok1

kedua orang tuanya sering bertengkar, bercerai atau broken home ini akan

menyebabkan individu memiliki pandangan negatif tentang keluarganya.

e. Hobi dan permainan

Hobi dan permainan sangat berhubungan, karena dari percobaan

setiap permainan akan muncul pengembangan hobi, dengan terkuasainya

permainan itu, individu akan berusaha mengembangkan kemampuan dan

percaya diri terhadap hobi dan permainannya. Individu yang memiliki

hobi dan permainan yang dapat dikembangkan secara baik akan terarah

dan adanya dukungan dari diri, keluarga dan lingkungan dekatnya,

individu akan termotivasi untuk mengembangkannya dan tentunya

individu itu akan dipandang lingkungan sekitarnya.

f. Sekolah dan pekerjaan sekolah

Sekolah merupakan tempat belajar individu dalam tahap pencarian

ilmu. Dalam sekolah ada tugas-tugas yang diberikan individu. Individu

yang mengerjakan tugasnya sebelum batas waktu pengumpulan, disinilah

terlihat bagaimana kemampuan dan sikap individu terhadap sekolah

apakah ia merasa mampu dan berprestasi didalam mengerjakan tugas-

tugas sekolah. Seorang individu yang selalu mendapat nilai tidak bagus

ini akan mempengaruhi cara belajarnya atau pandangan individu bahwa

dirinya seorang yang cenderung gagal atau bodoh.

Page 33: bimbingan kelompok1

g. Kecerdasan

Kecerdasan berkaitan dengan status intelektual yang dimiliki

individu. Kecerdasan ini ada yang tinggi dan ada yang rendah, dari

kecerdasan ini cara berfikir atau daya tangkap individu berbeda, sehingga

pandangan dirinya sendiri tentunya juga berbeda-beda, misalnya anak

yang memiliki kecerdasan yang baik/tinggi akan dipuji oleh guru, orang

tua dan temannya yang kemudian individu itu akan percaya diri saat

mengerjakan tugas atau mengikuti tes.

h. Bakat dan minat

Bakat dan minat yang dimiliki individu itu berbeda-beda walaupun

individu itu kembar sekalipun. Seseorang yang memiliki bakat dan minat

yang terlatih atau disalurkan akan mengakibatkan individu itu mempunyai

keinginan untuk maju dan berkembang dan biasanya timbul perasaan

percaya diri bahwa dirinya memiliki suatu kelebihan berbeda dengan

individu yang bakat dan minatnya yang tidak jelas atau asal-asalan,

sehingga ini dapat menyebabkan individu putus asa atau tidak percaya

diri.

i. Ciri kepribadian

Ciri kepribadian seseorang ini berhubungan dengan tenpramen,

karakter dan tendensi emosional dan lain sebagainya. Ciri kepribadian ini

akan mempengaruhi individu dalam bertindak atau dalam berfikir,

misalnya seseorang individu yang selalu mengatur, dalam segi kegiatan

Page 34: bimbingan kelompok1

individu itu akan selalu mengatur atau berpandangan kalau dia berhak

mengaturnya.

j. Sikap dan hubungan sosial

Sikap dan hubungan sosial yang dilakukan oleh individu akan

berpengaruh terhadap orang-orang yang berada disekitarnya, pergaulan

dengan teman sebaya. Seorang individu yang ekstrovet cenderung akan

senang dengan keadaan ramai dan akan mudah dalam mencari teman atau

memulai pembicaraan, hal ini dapat membuat individu itu semakin

bertambah wawasan, informasi, pengalaman dan pengetahuan. Sedangkan

pada individu yang introvert akan cendeung menutup diri, dan berusaha

menjauh dari teman-temannya dengan berpikiran dirinya mempunyai

banyak kelemahan. Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

sikap dan hubungan sosial ini akan mempengaruhi individu dalam

memandang dirinya sendiri, misalnya anak introvert memandang

lingkungan yang ditemapti saat ini membosankan dan menyakitkan bagi

dirinya sendiri.

k. Religius

Manusia hidup tidak dapat terlepas dari hubungan dengan Tuhan

Yang Maha Esa, karena tanpa bantuan dan karunia-Nya, kita tidak bisa

hidup. Seseorang yang memiliki segi religius positif akan menjalankan

perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya, untuk

itu religius yang positif ini akan mempengaruhi cara berpikir dan

Page 35: bimbingan kelompok1

bertingkah laku atau bertindak yang mengarah kepada penilaian diri yang

percaya diri dan positif.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa isi

konsep diri meliputi penampilan, kepribadian, kecerdasan, kesehatan dan

kondisi fisik, keluarga, hubungan sosial, penyesuaian dengan orang-orang

disekitar dan lawan jenis, bakat dan minat serta hobi.

4. Peranan Konsep Diri

Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku

individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas

dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai

dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila

individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup

kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan

perilaku sukses dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila individu

memandang dirinya sebagai seorang yang kurang memiliki kemampuan

melaksanakan tugas, maka individu itu akan menunjukkan ketidakmampuan

dalam perilakunya.

Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri

memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku manusia, dan bahwa

semakin besar kesesuaian di antara konsep diri dan realitas semakin berkurang

ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang

perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang dirinya akan

Page 36: bimbingan kelompok1

tampak dari seluruh perilakunya. Konsep diri berperan dalam

mempertahankan keselarasan batin, penafsiran pengalaman dan menentukan

harapan individu. Konsep diri mempunyai peranan dalam mempertahankan

keselarasan batin karena apabila timbul perasaan atau persepsi yang tidak

seimbang atau saling bertentangan, maka akan terjadi situasi psikologis yang

tidak menyenangkan. Untuk menghilangkan ketidakselarasan tersebut, ia akan

mengubah perilakunya sampai dirinya merasakan adanya keseimbangan

kembali dan situasinya menjadi menyenangkan lagi.

Hurlock (1990:238) mengemukakan, konsep diri merupakan inti dari

pola perkembangan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi berbagai

bentuk sifat. Jika konsep diri positif, anak akan mengembangkan sifat-sifat

seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya

secara realitas, sehingga akan menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik.

Sebaliknya apabila konsep diri negatif, anak akan mengembangkan perasaan

tidak mampu dan rendah diri. Mereka merasa ragu dan kurang percaya diri,

sehingga menumbuhkan penyesuaian pribadi dan sosial yang buruk pula.

Konsep diri juga dikatakan berperan dalam perilaku individu karena

seluruh sikap dan pandangan individu terhadap dirinya akan mempengaruhi

individu tersebut dalam menafsirkan setiap aspek pengalaman-

pengalamannya. Suatu kejadian akan ditafsirkan secara-berbeda-beda antara

individu yang satu dengan individu yang lain, karena masing-masing individu

mempunyai pandangan dan sikap berbeda terhadap diri mereka. Tafsiran-

Page 37: bimbingan kelompok1

tafsiran individu terhadap sesuatu peristiwa banyak dipengaruhi oleh sikap

dan pandangan individu terhadap dirinya sendiri. Tafsiran negatif terhadap

pengalaman disebabkan oleh pandangan dan sikap negatif terhadap dirinya

sendiri, begitu pula sebaliknya. Selanjutnya konsep diri dikatakan berperan

dalam menentukan perilaku karena konsep diri menentukan pengharapan

individu. Menurut beberapa ahli, pengharapan ini merupakan inti dari konsep

diri. Pengharapan merupakan tujuan, cita-cita individu yang selalu ingin

dicapainya demi tercapainya keseimbangan batin yang menyenangkan.

Menurut Rakhmat (2005:104) konsep diri merupakan faktor yang

sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang

bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Misalnya

bila seorang individu berpikir bahwa dia bodoh, individu tersebut akan benar-

benar menjadi bodoh. Sebaliknya apabila individu tersebut merasa bahwa dia

memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apapun

yang dihadapinya pada akhirnya dapat diatasi. Ini karena individu tersebut

berusaha hidup sesuai dengan label yang diletakkan pada dirinya. Dengan kata

lain sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep

diri seseorang, positif atau negatif.

5. Pembentukan dan Pengembangan Konsep Diri

Menurut paham religi khususnya islam manusia terlahir dalam

keadaan putih bersih seperti kertas putih yang belum tertulis. Dengan

demikian konsep diri itu muncul berdasarkan pengalaman, kebiasaan dan

Page 38: bimbingan kelompok1

latihan dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan kata lain konsep diri

merupakan produk sosial. Anak yang putih tersebut ternoda setelah ia

berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah anak itu terlahir dapat

memberikan respon terhadap dunia sekitarnya, maka sejak itu pula kesadaran

dirinya muncul menjadi dasar dalam pembentukan konsep dirinya.

Konsep diri dihasilkan dari interaksi dua faktor yaitu diri individu itu

sendiri dan lingkungan (Calhoun alih bahasa Satmoko, 1995:74). Konsep diri

yang dimiliki individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari lingkungan

individu, karena konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir,

melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari beribu-ribu pengalaman

yang berbeda-beda dan sedikit demi sedikit menjadi satu. Setiap orang

dilahirkan tanpa konsep diri. Konsep diri berakar pada pengalaman masa

kanak-kanak dan berkembang akibat dari interaksinya dengan orang lain.

Melalui pengalaman interaksi dengan orang lain dan cara orang lain

memperlakukan individu tersebut akan menangkap pantulan tentang dirinya

dan akhirnya membentuk gagasan dalam dirinya seperti apakah dirinya

sebagai pribadi. Pendek kata, konsep diri individu itu dipengaruhi oleh

keadaan lingkungannya.

Hurlock (1994:132) mengatakan, bahwa konsep diri anak terbentuk

pada awal masa kanak-kanak di dalam hubungannya dengan keluarga, yaitu

orang tua, saudara-saudara kandung, dan sanak saudara lain yang merupakan

dunia sosial bagi anak-anak. Menjelang berakhirnya masa kanak-kanak, anak

Page 39: bimbingan kelompok1

mulai membentuk konsep diri yang ideal. Pada mulanya konsep diri ideal ini

mengikuti pola yang digariskan oleh orang tuanya, guru dan orang lain di

sekitar kemudian meluas pada tokoh-tokoh yang dibaca atau didengar.

Keluarga mempunyai peranan yang penting dan paling dini dalam

pembentukan konsep diri, karena terdapat banyak kondisi dalam keluarga

yang ikut membentuk konsep diri pada anak, yaitu cara orang tua dalam

mendidik anak, cita-cita orang tua terhadap anaknya, posisi urutan anak dalam

urutan dalam keluarga, identitas kelompok dan ketidaknyamanan lingkungan.

Selanjutnya Centi (1993:16-23) faktor-faktor yang mempengaruhi

pembentukan konsep diri adalah :

a. Orang Tua

Dalam hal ini informasi atau cerminan tentang diri kita, orang tua kita

memegang peranan paling istimewa. Penilaian yang orang tua kenakan

kepada kita untuk sebagian besar menjadi penilaian yang kita pegang

tentang diri kita. Sebutan orang tua yang diberikan pada anaknya seperti

“pemalas”, “bodoh” akan selalu menghantui perjalanan individu dan

individu akan meragukan keberadaan dirinya.

b. Saudara Sekandung

Hubungan dengan saudara sekandung juga penting dalam pembentukan

konsep diri. Anak sulung yang diperlakukan seperti seorang pemimpin

oleh adik-adiknya dan mendapat banyak kesempatan berperan sebagai

penasihat mereka, mendapat banyak keuntungan besar dari kedudukannya

Page 40: bimbingan kelompok1

dalam hal pengembangan konsep diri yang sehat. Sedang anak bungsu

yang pada umumnya dianggap seperti anak kecil terus menerus akan

mengakibatkan kepercayaan dan harga dirinya lemah.

c. Sekolah

Tokoh utama di sekolah adalah guru, seorang guru yang sikap dan

pribadinya baik membawa dampak besar bagi penanaman gagasan dalam

pikiran siswa tentang diri mereka. Untuk kebanyakan siswa, guru

merupakan model. Selain itu siswa yang sering mendapatkan prestasi

dalam bidang akademik maupun bidang lain, tentu akan memperoleh

pujian dan pengahargaan dari banyak pihak di sekolah mulai dari teman,

guru, bahkan kepala sekolah. Bagi mereka pujian dan pengahargaan dapat

menumbuhkan konsep diri positif karena ada pengakuan dari orang lain

yang menerima keberadaan dirinya. Seangkan siswa yang bermasalah

akan sering dihukum cenderung memiliki konsep diri negatif.

d. Teman sebaya

Hidup kita tidak terbatas dalam lingkungan keluarga saja, kita juga punya

teman. Teman sebaya merupakan urutan kedua setelah orang tua. Setelah

mendapatkan pengakuan dari orang tua individu juga membutuhkan

pengakuan dari orang lain yaitu teman sebaya. Peranan individu dalam

kelompok sebagai “pemimpin kelompok” atau sebaliknya “pengacau

kelompok” akan membuat individu memiliki pandangan terhadap dirinya

sendiri (Calhoun alih bahasa Satmoko, 1995:78). Dalam pergaulan dengan

Page 41: bimbingan kelompok1

teman-teman itu, apakah kita disenangi, dikagumi, dan dihormati atau

tidak, ikut menentukan dalam pembentukan konsep diri kita.

e. Masyarakat

Sebagai anggota masyarakat sejak kecil kita sudah dituntut untuk

bertindak menurut cara dan patokan tertentu yang berlaku pada

masyarakat kita. Penilaian masyarakat terhadap diri individu akan

membentuk konsep diri individu. Penilaian masyarakat yang terlanjur

menilai buruk terhadap individu akan membuat individu kesulitan

memperoleh melalui gambaran diri yang baik.

f. Pengalaman

Banyak pandangan tentang diri kita, dipengaruhi juga oleh pengalaman

keberhasilan dan kegagalan kita. Konsep diri adalah hasil belajar, dan

belajar dapat diperoleh melalui pengalaman individu sehari-hari. Dalam

melakukan aktifitas sehari-hari individu dihadapkan pada keberhasilan dan

kegagalan. Pengalaman individu yang mengalami keberhasilan dan

kegagalan. Pengalaman individu yang mengalami keberhasilan studi,

bergaul, berolah raga akan mudah mengembangkan harga diri individu.

Sedangkan pengalaman kegagalan akan merugikan perkembangan harga

diri individu.

Pendapat lain menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi proses pembentukan konsep diri seseorang, yaitu : (Rini,

2002:http://www.e-psikologi.com/dewa/160502.htm).

Page 42: bimbingan kelompok1

a. Pola asuh orang tua

Pola asuh orang tua menjadi faktor yang penting dalam pembentukan

konsep diri seseorang. Orang tua adalah kontak sosial pertama yang

dialami individu, dan apa yang dikomunikasikan oleh orang tua terhadap

individu akan lebih menancap daripada informasi lainnya (Calhoun alih

bahasa Satmoko, 1995:77). Sikap positif yang dilakukan orang tua seperti

cinta kasih, perhatian akan menumbuhkan konsep dan pemikiran yang

positif serta sikap menghargai diri sendiri, individu merasa dicintai banyak

orang sehingga ia merasa pantas mencintai dirinya sendiri. Sebaliknya

sikap negatif orang tua akan mengundang pertanyaan pada individu

manakala orang tua tidak memberikan kehangatan, cinta kasih sayang

pada individu, sehingga menimbulkan pemikiran pada individu bahwa

dirinya tidak bergharga dan tidak pantas dicintai.

a. Kegagalan

Kegagalan yang dialami secara terus menerus akan menimbulkan

pertanyaan pada diri individu itu sendiri dan membuat individu membuat

kesimpulan sendiri bahwa dirinya tidak memiliki kelebihan, merasa

dirinya hanya mempunyai kelemahan sehingga individu merasa tidak

berguna, bahkan merasa dirinya hancur.

b. Depresi

Individu yang mengalami depresi akan memiliki pemikiran yang

cenderung negatif dalam memandang dan merespon segala sesuatu,

Page 43: bimbingan kelompok1

termasuk dalam menilai diri sendiri. Semua hal cenderung dipersepsi

negatif. Individu yang depresi akan sulit melihat kemampuan dirinya

untuk bertahan menjalani kehidupan, dan biasanya individu ini cenderung

sensitif dan mudah tersinggung.

c. Kritik Internal

Mengkritik diri sendiri diperlukan untuk menyadarkan individu akan

perbuatan yang telah dilakukan. Kritikan terhadap diri sendiri berfungsi

sebagai rambu-rambu dalam bertindak dan berperilaku agar keberadaan

individu dapat diterima oleh masyarakat dan dapat beradaptasi dengan

baik.

Konsep diri merupakan produk sosial, maka Sullivan

(Rakhmat,2005:101) menjelaskan bahwa individu mengenal dirinya dengan

mengenal orang lain lebih dahulu. Dalam hal ini penilaian orang lain terhadap

individu tersebut akan membentuk konsep dirinya sesuai dengan penilaian itu.

Misalnya jika individu itu diterima orang lain, dihormati, dan disenangi

karena keadaan dirinya, dia akan cenderung bersikap menghormati dan

menerima dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan,

menyalahkan, dan menolaknya, individu akan cenderung tidak menyenangi

dirinya. Dengan kata lain individu akan termotivasi untuk berperilaku sesuai

dengan pandangan orang lain terhadap dirinya. Pandangan individu tentang

keseluruhan pandangan orang lain terhadap dirinya disebut generalized other

Page 44: bimbingan kelompok1

atau role taking dan berperan penting dalam pembentukan konsep diri

seseorang.

Informasi, pengharapan dan pengertian yang membentuk konsep diri

terutama berasal dari interaksi dengan orang lain. Orang tua merupakan orang

lain yang paling awal dalam membentuk konsep diri. Selanjutnya yang

mempengaruhi konsep diri adalah teman sebaya dan akhirnya

menyumbangkan konsep diri adalah masyarakat. Dengan kata lain konsep diri

terbentuk karena umpan balik dari masyarakat.

Setelah konsep diri terbentuk maka konsep diri juga mengalami

perkembangan, konsep diri berkembang secara bertahap yaitu mulai dari bayi

dimana saat bayi mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain.

Perkembangan konsep diri terpacu cepat dengan perkembangan bicara.

Tahap selanjutnya adalah pada masa anak yang mana keluarga

mempunyai peran yang penting dalam membantu perkembangan konsep diri

terutama pada pengalaman-pengalaman pada masa kanak-kanak. Suasana

keluarga yang saling menghargai dan mempunyai pandangan yang positif

akan mendorong kreatifitas anak, menghasilkan perasaan yang positif dan

berarti.

Hurlock (1994:235), mengemukakan bahwa konsep diri biasanya

bertambah stabil pada masa remaja. Hal ini memberi perasaan kesinambungan

dan memungkinkan remaja memandang diri sendiri dengan cara yang

konsisten, tidak memandang diri hari ini berbeda dengan hari lain, sehingga

Page 45: bimbingan kelompok1

dapat meningkatkan harga diri dan memperkecil perasaan tidak mampu.

Selanjutnya Hurlock (1994:172) mengatakan konsep diri selalu menuju

kepembentukan konsep diri yang ideal. Konsep diri yang ideal pertama-tama

ditentukan oleh orang-orang di sekitar sesuai dengan tingkat perkembangan

diri individu. Dengan demikian faktor yang mempengaruhi konsep diri dapat

dipisahkan melalui tingkat perkembangan masing-masing individu. Faktor-

faktor yang mempengaruhi konsep diri pada masa balita akan berbeda dengan

faktor yang mempengaruhi konsep diri pada masa kanak-kanak. Demikian

pula pada saat individu dalam masa remaja. Masa remaja merupakan masa

yang potensial untuk mengembangkan konsep diri, sebab masa remaja adalah

masa yang penuh dengan tekanan yang memungkinkan individu menemukan

identitas dirinya. Dengan mencoba berbagai peran, remaja mengharapkan

bahwa ia mempunyai kesempatan untuk mengembangkan diri dan

menyesuaikan diri dengan tugas-tugas perkembangannya, maka ia juga

kehilangan kesempatan untuk mengembangkan konsep dirinya.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli di atas yang telah

mengemukakan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, secara

jelas dapat dikatakan bahwa konsep diri seseorang bukanlah diwariskan atau

ditentukan secara biologis, bukan merupakan bawaan sejak lahir tetapi

terbentuk dan berkembang hasil proses belajar melalui interaksi dengan orang

lain. Konsep diri pertama kali dibentuk hasil dari individu dengan lingkungan

keluarga terutama orang tua seperti sebutan orang tua yang diberikan pada

Page 46: bimbingan kelompok1

anaknya seperti “pemalas”, “bodoh” akan selalu menghantui perjalanan

individu, saudara kandung seperti perlakuan orang tua kepada anak sulung

dan anak bungsu, seterusnya teman sebaya antara lain apakah kita disenangi,

dikagumi, dan dihormati atau tidak oleh teman kita, selanjutnya sekolah

misalkan seorang guru yang menjadi model bagi para muridnya, masyarakat

seperti penilaian masyarakat yang terlanjur menilai buruk kepada individu dan

yang terakhir pengalaman-pengalaman pribadi seperti kegagalan, depresi dan

kritik internal.

B. Layanan Bimbingan Kelompok

Bimbingan dan konseling merupakan layanan yang diberikan kepada

siswa oleh guru pembimbing yang terdapat dalam pola 17 yang terdiri dari empat

bidang bimbingan, tujuh layanan dan lima layanan pendukung. Diantara

pemberian layanan tersebut adalah layanan bimbingan kelompok yang

dilaksanakan oleh guru pembimbing dalam menangani sejumlah peserta didik.

Faktor yang mendasar penyelenggaraan bimbingan kelompok adalah

bahwa proses pembelajaran dalam bentuk pengubahan pengetahuan, sikap, dan

perilaku termasuk dalam hal pemecahan masalah dapat terjadi melalui proses

kelompok. Dalam suatu kelompok, anggotanya dapat memberi umpan balik yang

diperlukan untuk membantu mengatasi masalah anggota yang lain, dan anggota

satu dengan yang lainnya saling memberi dan menerima. Perasaan dan hubungan

antar anggota sangat ditekankan di dalam kelompok ini. Dengan demikian antar

Page 47: bimbingan kelompok1

anggota akan dapat belajar tentang dirinya dalam hubungannya dengan anggota

yang lain atau dengan orang lain. Selain itu di dalam bimbingan kelompok,

anggota dapat pula belajar untuk memecahkan masalah berdasarkan masukan dari

anggota yang lain.

Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang menekankan

pada proses berfikir secara sadar, perasaan-perasaan, dan perilaku-perilaku

anggota untuk meningkatkan kesadaran akan pertumbuhan dan perkembangan

individu yang sehat. Melalui layanan bimbingan kelompok, individu menjadi

sadar akan kelemahan dan kelebihannya, mengenali ketrampilan, keahlian dan

pengetahuan serta menghargai nilai dan tindakannya sesuai dengan tugas-tugas

perkembangan. Selain itu layanan bimbingan kelompok memberi kesempatan

untuk mempelajari keterampilan sosial. Anggota dapat meniru anggota lain yang

telah terampil dan dapat belajar untuk memberikan umpan balik yang bermanfaat

bagi anggota lain. Mereka juga belajar untuk mendengarkan secara aktif,

melakukan konfrontasi dengan tepat, memperlihatkan perhatian yang sungguh-

sungguh terhadap orang lain, dan membuat suasana positif bagi orang lain.

Suasana memberi dan menerima di dalam bimbingan kelompok dapat

menumbuhkan harga diri dan keyakinan diri anggota. Pada layanan bimbingan

kelompok anggota saling menolong, menerima, dan berempati secara tulus. Hal

ini dapat menumbuhkan suasana yang positif di antara anggota, sehingga mereka

merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa positif dalam diri mereka.

Page 48: bimbingan kelompok1

1. Pengertian Bimbingan Kelompok

Menurut Gazda (1978) bimbingan kelompok di sekolah merupakan

kegiatan informasi kepada sekolompok siswa untuk membantu siswa

menyusun rencana dan keputusan yang tepat (dalam Prayitno dan Amti, 1999:

309).

Pengertian di atas menekankan pada kegiatan pemberian informasi

dalam suasana kelompok dan adanya penyusunan rencana untuk mengambil

keputusan. Menurut Prayitno (1995: 61) bahwa“Bimbingan kelompok adalah

memanfaatkan dinamika untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan dan

konseling, bimbingan kelompok lebih menekankan suatu upaya bimbingan

kepada individu melalui kelompok”.

Prayitno lebih menekankan dinamika kelompok sebagai wahana

mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling yang muncul pada

bimbingan kepada individu-individu melalui kelompok.

Sukardi (2002: 48) menjelaskan bahwa :

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari nara sumber tertentu (terutama guru pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari baik individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan.

Sedangkan Winkel (1991: 71) mengatakan bahwa “bimbingan adalah

proses membantu orang-perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan

Page 49: bimbingan kelompok1

lingkungannya”.Bimbingan kelompok menekankan bahwa kegiatan

bimbingan kelompok lebih pada proses pemahaman diri dan lingkungannya

yang dilakukan oleh satu orang atau lebih yang disebut kelompok. Apabila

konseling perorangan menunjukkan layanan kepada individu atau klien orang-

perorang, maka bimbingan kelompok mengarahkan layanan kepada

sekelompok individu.

Bimbingan kelompok bersifat memberikan kemudahan dalam

pertumbuhan dan perkembangan individu, dalam arti bahwa konseling

kelompok itu memberi dorongan dan motivasi kepada individu untuk

mengubah diri dengan memanfaatkan kemampuan yang dimiliki secara

optimal, sehingga mempunyai konsep diri yang lebih positif.

Bagi siswa, bimbingan kelompok bermanfaat sekali karena melalui

interaksi dengan anggota-anggota kelompok mereka dapat memenuhi

beberapa kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan untuk menyesuaikan diri

dengan teman sebaya dan diterima oleh mereka, kebutuhan untuk bertukar

pikir dan berbagi perasaan, kebutuhan menemukan nilai-nilai kehidupan

sebagai pegangan dan kebutuhan untuk lebih independen serta lebih mandiri.

Dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka diharapkan para

siswa dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan potensi

yang dimilikinya.

Dengan demikian bimbingan kelompok adalah proses pemberian

informasi dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru

Page 50: bimbingan kelompok1

pembimbing) pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika

kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini

adalah membentuk konsep diri positif.

2. Tujuan Bimbingan Kelompok

Kesuksesan layanan bimbngan kelompok sangat dipengaruhi sejauh

mana tujuan yang akan dicapai dalam layanan layanan kelompok yang

diselenggarakan.

Tujuan bimbingan kelompok yang dikemukakan oleh Prayitno (2004:

2-3) adalah sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari layanan bimbingan kelompok adalah

berkembangnya sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi

anggota kelompok. Sering menjadi kenyataan bahwa kemampuan

bersosisalisasi/berkomunikasi seseorang sering terganggu oleh perasaan,

pikiran, persepsi, wawasan dan sikap yang tidak obyektif, sempit dan

terkukung serta tidak efektif. Melalui layanan bimbingan kelompok

diharapkan hal-hal yang menganggu atau menghimpit perasaan dapat

diungkapkan, diringankan melalui berbagai cara, pikiran yang buntu atau

beku dicairkan dan didinamikkan melalui masukkan dan tanggapan baru,

persepsi yang menyimpang atau sempit diluruskan dan diperluas melalui

pencairan pikiran, sikap yang tidak efektif kalau perlu diganti dengan yang

baru yang lebih efektif. Melalui kondisi dan proses berperasaan, berpikir,

Page 51: bimbingan kelompok1

berpersepsi dan berwawasan terarah, luwes dan luas serta dinamis

kemampuan berkomunikasi, bersosialiasi dan bersikap dapat

dikembangkan.Selain tujuan tersebut yaitu untuk mengentaskan masalah

klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok.

b. Tujuan Khusus

Bimbingan kelompok bermaksud membahas topik-topik tertentu.

Melalui dinamika kelompok yang intensif, pembahasan topik-topik itu

mendorong pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap

yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif. Dalam

hal ini kemampuan berkomunikasi verbal maupun non verbal

ditingkatkan.

Dengan diadakannya bimbingan kelompok ini dapat bermanfaat bagi

siswa karena dengan bimbingan kelompok akan timbul interaksi dengan

anggota-anggota kelompok mereka memenuhi kebutuhan psikologis, seperti

kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan teman-teman sebaya dan diterima

oleh mereka, kebutuhan bertukar pikiran dan berbagi perasaan, kebutuhan

menemukan nilai-nilai kehidupan sebagai pegangan, dan kebutuhan untuk

menjadi lebih mandiri.

3. Model Kelompok dalam Layanan Bimbingan Kelompok

Menurut Prayitno (1999: 24-25) bahwa dalam penyelenggaraan

bimbingan kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan

kelompok tugas :

Page 52: bimbingan kelompok1

a. Kelompok bebas

Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala

pikiran dan perasaanya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang

disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan

kelompok.

b. Kelompok tugas

Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan isi

kegaiatannya tidak ditentukan oleh para anggota, melainkan diarahkan

kepada penyelesaiannya suatu tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan

suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota

kelompok.

Dalam penelitian ini, menggunakan layanan bimbingan kelompok

dengan kelompok tugas dimana permasalahan yang dibahas dalam kelompok

nanti ditentukan oleh pemimpin kelompok.

4. Komponen Layanan Bimbingan Kelompok

Prayitno (1995: 27) menggemukakan bahwa ada tiga komponen

penting dalam kelompok yaitu suasana kelompok, anggota kelompok, dan

pemimpin kelompok.

a. Suasana kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan salah satu layanan

dalam bimbingan dan konseling di sekolah. Layanan bimbingan kelompok

merupakan proses pemberian informasi dan bantuan yang diberikan oleh

Page 53: bimbingan kelompok1

seorang yang ahli (guru pembimbing) pada sekelompok orang dengan

memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu tujuan tertentu.

Dinamika kelompok berarti suatu kelompok yang teratur dari dua

individu atau lebih yang mempunyai hubungan psikologis secara jelas

antara anggota yang satu dengan yang lain (Santoso, 2004:5). Dengan kata

lain, antar anggota kelompok mempunyai hubungan psikologis yang

berlangsung dalam situasi yang dialami secara bersama-sama.

Sedangkan menurut Wibowo (2005: 61) mengemukakan:

Dinamika kelompok adalah suatu studi yang menggambarkan berbagai kekuatan yang menentukan perilaku anggota dan perilaku kelompok yang menyebabkan terjadinya gerak perubahan dalam kelompok untuk mencaapi tujuan bersama. Kehidupan kelompok yang dijiwai oleh dinamika kelompok akan

menentukan arah dan gerak pencapaian tujuan kelompok. Bimbingan

kelompok memanfaatkan dinamika kelompok sebagai media untuk

membimbing anggota kelompok dalam mencapai tujuan. Media dinamika

kelompok ini adalah unik dan hanya dapat ditemukan dalam suatu

kelompok yang benar-benar hidup. Kelompok yang hidup adalah

kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi

suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.

Dalam bimbingan kelompok, dengan memanfaatkan dinamika

kelompok para anggota kelompok dapat mengembangkan diri dan

memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya. Arah pengembangan diri

Page 54: bimbingan kelompok1

yang dimaksud terutama adalah dikembangkannya kemampuan-

kemampuan sosial secara umum yang selayaknya dikuasai oleh individu-

individu yang berkepribadian mantap. Keterampilan berkomunikasi secara

efektif, sikap tenggang rasa, memberi dan menerima, toleran,

mementingkan musyawarah untuk mencapai mufakat seiring dengan sikap

demokratis, memiliki rasa tanggung jawab sosial seiring dengan

kemandirian yang kuat merupakan arah pengembangan pribadi yang dapat

dijangkau melalui dinamika kelompok yang aktif.

Dinamika kelompok itu akan terwujud apabila kelompok tersebut

benar-benar hidup, mengarah pada tujuan yang ingin dicapai dan

membuahkan manfaat bagi masing-masing anggota kelompok serta

semangat ditentukan oleh peranan anggota kelompok.

Layanan bimbingan kelompok memberikan kesempatan kepada

anggota kelompok berinteraksi antar pribadi yang khas, yang tidak

mungkin terjadi pada layanan konseling individual. Interaksi sosial yang

intensif dan dinamis selama pelaksanaan layanan, diharapkan tujuan-

tujuan layanan yang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan individu anggota

kelompok dapat dicapai secara mantap. Pada kegiatan bimbingan

kelompok setiap individu dapat memperoleh suatu informasi selain itu

individu mendapatkan kesempatan untuk menggungkapkan masalah yang

dialami serta dibahas secara bersama-sama oleh anggota kelompok.

Page 55: bimbingan kelompok1

Kelompok dapat juga dipakai untuk belajar mengekspresikan perasaan,

menunjukan perhatian terhadap orang lain, dan berbagai pengalaman.

Pendekatan interaksional merupakan pendekatan yang digunakan

dalam layanan bimbingan kelompok. Pendekatan ini menitik beratkan

pada interaksi antar anggota, anggota dengan pemimpin kelompok dan

sebaliknya. Interaksi ini selain berusaha bersama untuk dapat belajar dan

mendengarkan secara aktif, melakukan konfrontasi dengan tepat,

memberikan perhatian dengan sungguh-sungguh terhadap anggota lain.

Kesempatan memberi dan menerima dalam kelompok akan

menimbulkan rasa saling menolong, menerima, dan berempati dengan

tulus. Keadaan ini membutuhkan suasana yang positif antar anggota,

sehingga mereka akan merasa diterima, dimengerti, dan menambah rasa

positif dalam diri mereka.

Saling berhubungan antar anggota kelompok sangat diutamakan.

Para ahli menyebutkan ada lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam

menilai apakah kehidupan sebuah kelompok tersebut baik atau kurang

baik, yaitu :

1) Adanya saling hubungan yang dinamis antar anggota 2) Memiliki tujuan bersama 3) Hubungan antara besarnya kelompok (banyak anggota) dan sifat

kegiatan kelompok 4) Itikad dan sikap terhadap orang lain 5) Kemampuan mandiri (Prayitno, 1995: 27)

Page 56: bimbingan kelompok1

b. Anggota kelompok

Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses

kehidupan kelompok. Tanpa anggota tidaklah mungkin ada kelompok.

Kegiatan ataupun kehidupan kelompok itu sebagian besar didasarkan atas

peranan para anggotanya. Peranan kelompok itidak akan terwujud tanpa

keikutsertaan aktif para angota kelompok, dan bahkan lebih dari itu.

Dalam batas-batas tertentu suatu kelompok dapat melakukan kegiatan

tanpa kehadiran pemimpin kelompok. Secara ringkas peranan anggota

kelompok sangatlah menentukan. Lebih tegasnya dapat dikatakan bahwa

anggota kelompok justru merupakan badan dan jiwa kelompok itu.

Peranan yang hendaknya dimainkan anggota kelompok sesuai

yang diharapkan menurut Prayitno (1995:32) adalah sebagai berikut :

1) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.

2) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.

3) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.

4) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.

5) Benar-benar berusaha untuk secara efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan kelompok.

6) Mampu mengkomunikasikan secara terbuka. 7) Berusaha membantu orang lain. 8) Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga

menjalani peranannya. 9) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok tersebut.

Pemilihan anggota sangatlah penting agar dalam pelaksanaan

kegiatan bimbingan kelompok dapat berjalan dengan lancar. Peranan para

Page 57: bimbingan kelompok1

anggota sangat menentukan keberhasilan dari pelaksanaan layanan

bimbingan kelompok, apabila anggota kelompok tidak bisa membina

keakraban, melibatkan diri dalam kegiatan kelompok, mematuhi aturan

dalam kegiatan kelompok, terbuka, membantu orang lain maka sulit untuk

menuju ketahap demi tahap dalam bimbingan kelompok.

Dalam pelaksanaan konseling kelompok ini, peneliti dalam

memilih anggota berdasarkan pada jumlah anggota yang seimbang, umur

dan kepribadian. Pemilihan anggota kelompok dilaksanakan setelah

penyebaran skala psikologi.

c. Pemimpin kelompok

Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan

suasana sehingga para anggota kelompok dapat belajar bagaimana

mengatasi masalah-masalah mereka sendiri.

Menurut Prayitno (1995: 35-36) peranan pemimpin kelompok

dalam layanan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut.:

1) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan langsung terhadap kegiatan kelompok. Campur tangan ini meliputi hal-hal bersifat dari yang dibicarakan maupun mengenai proses kegiatan itu sendiri.

2) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam kelompok itu, baik perasaan anggota-anggota tertentu maupun keseluruhan kelompok. Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami oleh anggota kelompok.

3) Jika kelompok tersebut tampak kurang menjurus ke arah yang dimaksudkan, maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.

Page 58: bimbingan kelompok1

4) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan kelompok.

5) Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok, pemegang atauran permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerjasama serta suasana kebersamaan. Selain itu juga diharapkan bertindak sebagai penjaga agar apapun yang terjadi di dalam kelompok itu tidak merusak ataupun menyakiti seseorang atau lebih anggota kelompok.

6) Sifat kerahasiaan dari kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.

5. Teknik-teknik Bimbingan Kelompok

Penggunaan tehnik dalam kegiatan bimbingan kelompok mempunyai

banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegaiatan bimbingan

kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai tetapi juga dapat membuat

suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih

bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikutinya, seperti yang

dikemukakan oleh Tatiek Romlah (2001: 86) “Bahwa teknik bukan

merupakan tujuan tetapi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pemilihan dan

penggunaan masing-masing teknik tidak dapat lepas dari kepribadian

konselor, guru atau pemimpin kelompok”. Jadi jelas bahwa selain sebagai alat

untuk mencapai tujuan, teknik penggunaan dan pemilihan juga harus

disesuaikan dengan karakteristik konselor atau pemimpin kelompok.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam bimbingan

kelompok, seperti yang disebutkan oleh Tatiek Romlah (2001: 87)

Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok yaitu, antara lain : pemberian informasi,

Page 59: bimbingan kelompok1

diskusi kelompok, pemecahan masalah (problem solving), permaianan peranan (role playing), permainan simulasi (simulation games), karyawisata (field trip), penciptaan suasana keluarga (Home Room). Dari beberapa teknik di atas kesemuanya akan digunakan dalam

kegiatan bimbingan kelompok dalam upaya membentuk konsep diri positif,

oleh sebab itu akan dipilih beberapa teknik yang sekiranya memenuhi standar

yang dapat membantu membentuk konsep diri positif pada siswa, dari kriteria

di atas dapat diperoleh beberapa teknik yang bisa digunakan untuk

membentuk konsep diri positif siswa antara lain :

a. Teknik pemberian informasi

Teknik pemberian informasi disebut juga dengan metode ceramah,

yaitu pemberian penjelasan oleh seorang pembicara kepada sekelompok

pendengar. Pelaksanaan teknik pemberian informasi mencakup tiga hal,

yaitu : perencanaan, pelaksanaan, penilaian.

Keuntungan teknik pemberian informasi antara lain adalah : (a)

dapat melayani banyak orang, (b) tidak membutuhkan banyak waktu

sehingga efisien, (c) tidak terlalu banyak memerlukan fasilitas, (d) mudah

dilaksanakan disbanding dengan teknik lain. Sedangkan kelemahannya

adalah antara lain : (1) sering dilaksanakan secara menolog, (2) individu

yang mendengarkan kurang aktif, (3) memerlukan ketrampilan berbicara,

supaya penejelasan menjadi menarik.

Page 60: bimbingan kelompok1

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, pada waktu

memberikan informasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Sebelum memilih teknik pemberian informasi, perlu dipertimbangkan apakah cara tersebut merupakan cara yang paling tepat untuk memenuhi kebutuhan individu yang dibimbing.

2) Mempersiapkan bahan informasi dengan sebaik-baiknya. 3) Usahakan untuk menyiapkan bahan yang dapat dipelajari sendiri

oleh pendengar atau siswa. 4) Usahakan berbagai variasi penyampaian agar pendengar menjadi

lebih aktif . 5) Gunakan alat Bantu yang dapat memperjelas pengertian pendengar

terhadap layanan yang disampaikan.

b. Diskusi kelompok

Diskusi kelompok adalah percakapan yang telah direncanakan

antara tiga orang atau lebih dengan tujuan untuk memecahkan masalah

atau untuk memperjelas suatu persoalan, dibawah pimpinan seorang

pemimpin. Didalam melaksanakan bimbingan kelompok, diskusi

kelompok tidak hanya untuk memecahkan masalah, tetapi juga untuk

mencerahkan persoalan, serta untuk mengembangkan pribadi.

Dinkmeyer dan Munro dalam Romlah (2001: 89) menyebutkan tiga macam tujuan diskusi kelompok yaitu : (1) untuk mengembangkan terhadap diri sendiri, (2) untuk mengembangkan kesadaran tentang diri, (3) untuk mengembangkan pandangan baru mengenai hubungan antar manusia.

Diskusi kelompok merupakan salah satu teknik bimbingan

kelompok yang penting, hampir semua teknik bimbingan kelompok

menggunakan diskusi sebagai cara kerjanya, misalnya permainan peranan,

Page 61: bimbingan kelompok1

karya wisata, permainan simulasi, pemecahan masalah, homeroom, dan

pemahaman diri melalui proses kelompok.

c. Teknik pemecahan masalah (problem solving)

Teknik pemecahan masalah merupakan suatu proses kreatif

dimana individu menilai perubahan yang ada pada dirinya dan

lingkungannya, dan membuat pilihan-pilihan baru, keputusan-keputusan

atau penyesuaian yang selaras dengan tujuan dan nilai hidupnya.

Teknik pemecahan masalah mengajarkan pada individu bagaimana

pemecahan masalah secara sistematis. Langkah-langkah pemecahan

masalah secara sistematis adalah :

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah 2) Mencari sumber dan memperkirakan sebab-sebab masalah 3) Mencari alternatif pemecahan masalah 4) Menguji masing-masing alternatif 5) Memilih dan melaksanakan alternatif yang paling menguntungkan 6) Mengadakan penilaian terhadap hasil yang dicapai

d. Permainan peranan (role playing)

Bennett dalam Tatiek Romlah (2001: 99) mengemukakan : bahwa permainan peranan adalah suatau alat belajar yang mengambarkan ketrampilan-ketrampilan dan pengertian-pengertian mengenai hubungan antar manusia dengan jalan memerankan situasi-situasi yang paralel denga yang terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya.

Didalamnya Bennett menyebutkan ada dua macam permainan

peranan, yaitu sosiodrama adalah permainan peranan yang ditujukan untuk

memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar manusia.

Sedangkan kedua adalah psikodrama adalah permainan yang dimaksudkan

Page 62: bimbingan kelompok1

agar individu yang bersangkutan dapat memperoleh pengertian yang lebih

baik tentang dirinya, dapat menemukan konsep dirinya, menyatakan

kebutuhan-kebutuhannya, dan menyatakan reaksi terhadap tekanan-

tekanan terhadap dirinya.

e. Permainan simulasi (simulation games)

Menurut Adams dalam Romlah (2001: 109) menyatakan bahwa

permainam simulasi adalah permainan yang dimaksudkan untuk

merefleksikan situasi-situai yang terdapat dalam kehidupan sebenarnya.

Permainan simulasi dapat dikatakan merupakan permainan peranan dan

teknik diskusi.

Cara melaksanakan permainan simulasi, langkah yang pertama

adalah menentukan peserta pemain yaitu terdiri dari fasilisator, penulis,

pemain, pemegang peran, dan penonton. Setelah peserta pemain

ditentukan, permainan dapat dilaksanakan dengan memperhatikan

langkah-langkah sebagai berikut :

1) Menyediakan alat permainan beserta kelengkapannya 2) Fasilisator menjelaskan tujuan permaina 3) Menentukan permainan, pemegang peran, dan penulis 4) Menjelaskan aturan permainan 5) Bermain dan berdiskusi 6) Menyimpulkan hasil diskusi 7) Menutup permainan dan menentukan waktu dan tempat bermain

berikutnya

Page 63: bimbingan kelompok1

Dari beberapa teknik yang dissebutkan diatas dalam penelitian ini

teknik yang akan dipakai adalah teknik pemberian informasi, diskusi

kelompok, pemecahan masalah.

6. Tahap-tahap Bimbingan Kelompok

Tahap-tahap perkembangan kelompok dalam bimbingan melalui

pendekatan kelompok sangat penting yang pada dasarnya tahapan

perkembangan kegiatan bimbingan kelompok sama dengan tahapan yang

terdapat dalam konseling kelompok. Prayitno (1995:40-60) Tahap-tahap

bimbingan kelompok ada empat tahap, yaitu : tahap pembentukan, tahap

peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran..

a. Tahap Pembentukan

Tahap awal atau tahap permulaan sebagai tahap persiapan dalam

rangka pembentukan kelompok. Tahap ini merupakan tahap pengenalan,

pembinaan hubungan baik, tahap pelibatan diri atau tahap memasuki diri

ke dalam kehidupan suatu kelompok dengan tujuan agar anggota

memahami maksud bimbingan kelompok. Pemahaman anggota kelompok

akan memungkinkan anggota kelompok aktif berperan dalam kegiatan

bimbingan kelompok, yang selanjutnya dapat menimbulkan minat pada

diri mereka untuk mengikutinya. Pada tahap ini bertujuan untuk

menumbuhkan suasana saling mengenal, membina hubungan baik,

percaya, menerima dan membantu teman-teman yang ada dalam

kelompok.

Page 64: bimbingan kelompok1

Fungsi dan tugas utama pemimpin selama tahap ini adalah

mengajarkan bagaimana cara untuk berpartisipasi dengan aktif sehingga

dapat meningkatkan peluang mereka untuk mendapatkan kelompok yang

produktif. Selain itu mengajarkan kepada anggota dasar hubungan antar

manusia seperti mendengarkan dan menanggapi dengan aktif. Pemimpin

kelompok harus dapat memastikan semua anggota berpartisipasi dalam

interaksi kelompok sehingga tidak ada seorangpun merasa dikucilkan.

Menurut Prayitno (1995:44) mengemukakan peranan pemimpin

kelompok pada tahap awal, yaitu :

1) Menampilkan diri secara utuh dan terbuka 2) Menampilkan penghormatan kepada orang lain, hangat, tulus,

bersedia membantu dan penuh emapati 3) Bertindak sebagai contoh

Menurut Prayitno (1995:44) kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan pada tahap awal adalah :

1) Mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan bimbingan kelompok

2). Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok 3). Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri 4). Permainan pengahangatan atau pengakraban

Penampilan pemimpin kelompok seperti yang diuraikan di atas

akan merupakan contoh yang bekemungkinan diikuti oleh para anggota

dalam menjalin kegiatan bimbingan kelompok. Dalam tahap ini

merupakan suatu keadaan yang mana para anggota kelompok merasa

belum ada keterkaitan kelompok. Oleh karena itu peranan pemimpin

Page 65: bimbingan kelompok1

kelompok selain itu ialah merangsang dan memantapkan keterlibatan

orang-orang baru dalam suasana kelompok yang diinginkan. Sedangkan

kegiatan-kegiatan dalam bimbingan kelompok dalam tahap awal harus

dikuasai oleh pemimpin kelompok agar dapat menjelaskan kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan pada tahap awal. Hal ini berguna bagi

anggota kelompok sebagai langkah awal untuk menunjukkan

keprofessionalan dari pemimpin kelompok.

b. Tahap Peralihan

Tahap ini merupakan tahap transisi dari tahap pembentukan

ketahap kegiatan. Disebut tahap transisi karena merupakan saat transisi

antara awal bimbingan kelompok dengan kegiatan bimbingan kelompok

sesungguhnya. Dalam menjelaskan kegiatan apa yang akan dilaksanakan

pemimpin kelompok dapat menegaskan jenis kegiatan bimbingan

kelompok tugas atau bebas. Setelah jelas kegiatan apa yang harus

dilakukan, maka tidak akan muncul keragu-raguan atau belum siapnya

anggota dalam melaksanakan kegaiatan dan manfaat-manfaat yang akan

diperoleh setiap anggota kelompok.

Tahap transisi (peralihan) menurut Prayitno (1995:47) dijelaskan

sebagai tahap peralihan yang bertujuan membebaskan anggota kelompok

dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya

untuk memasuki tahap berikutnya.

Page 66: bimbingan kelompok1

Pada tahap ini suasana kelompok mulai terbentuk dan dinamika

kelompok sudah mulai tumbuh. Pada kondisi demikian anggota peduli

tentang apa yang dipikirkan terhadapnya dan belajar mengekspresikan diri

sehingga anggota lain mendengarkan.

Menurut Prayitno (1995: 47), peranan pemimpin kelompok pada

tahap ini yaitu :

1) Menerima suasana yang ada secara sabar dan terbuka. 2) Tidak mempergunakan cara-cara yang bersifat langsung atau

mengambil alih kuasanya. 3) Mendorong dibahasnya suasana perasaan. 4) Membuka diri, sebagai contoh, dan penuh empati.

Menurut Prayitno (1995:47), kegiatan-kegiatan yang harus

dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya. 2) Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap

menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya (tahap ketiga). 3) Membahas suasana yang terjadi. 4) Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. 5) Kalau perlu kembali kebeberapa aspek tahap pertama(tahap

pembentukan).

Pemimpin kelompok seyogyanya aktif untuk membantu anggota

kelompok, karena para anggota belum dapat berjalan sendiri secara

efektif. Kegiatan yang harus dilakukan oleh pemimpin kelompok yang

utama adalah meningkatkan keikutsertaan anggota kelompok dalam

memasuki ketahap selanjutnya agar menjadi sebuah kelompok yang solid.

Pada tahap ini pemimpin kelompok perlu menawarkan kepada anggota

Page 67: bimbingan kelompok1

kelompok tentang kesiapan untuk mengikuti kegiatan selanjutnya, yaitu

dengan membuka diri secara wajar.

c. Tahap Kegiatan

Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok.

Namun kegiatan kelompok pada tahap ini tergantung pada hasil dari dua

tahap sebelumnya. Jika tahap-tahap sebelumnya berhasil dengan baik,

maka tahap ini akan berlangsung dengan lancar.

Prayitno (1995:47) mengemukakan “Tahap ini merupakan inti

kegiatan kelompok sehingga aspek-aspek yang menjadi isi pengiringnya

cukup banyak”.

Pada kegiatan ini saatnya anggota berpartisipasi aktif dalam

kelompok, terciptanya suasana mengembangkan diri anggota kelompok,

baik yang menyangkut pengembangan kemampuan berkomunikasi,

mengajukan pendapat, menanggapi pendapat dengan terbuka, sabar dan

tenggang rasa, maupun menyangkut pemecahan masalah yang

dikemukakan dalam kelompok.

Pada tahap ini pula kegiatan bimbingan kelompok akan tampak

secara jelas, apakah kegiatan yang dilaksanakan adalah kelompok bebas

atau kelompok tugas, sehingga rangkaian kegiatannya disesuaikan dengan

jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok yang bersangkutan.

Page 68: bimbingan kelompok1

d. Tahap Pengakhiran (Terminasi)

Tahap pengakhiran merupakan tahap terakhir dari kegiatan

bimbingan kelompok. Pada tahap ini terdapat dua kegiatan, yaitu penilaian

(evaluasi) dan tindak lanjut (follow-up). Tahap ini merupakan taha

penutup dari seluruh rangkaian pertemuan kegiatan bimbingan kelompok

dengan tujuan telah tercapainya suatu pemecahan masalah oleh kelompok

tersebut. Dalam kegiatan kelompok berpusat pada pembahasan dan

penjelajahan tentang kemampuan anggota kelompok untuk menerapkan

hal-hal yang telah diperoleh melalui layanan bimbingan kelompok dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu pemimpin kelompok berperan

untuk memberikan penguatan (reinforment) terhadap hasil-hasil yang

telah dicapai oleh kelompok tersebut. Pada tahap ini pemimpin kelompok

menciptakan suasana yang menyenangkan dan mengesankan, sehingga

semua anggota kelompok merasa memperoleh manfaat yang besar dalam

kegiatan tersebut serta adanya keinginan untuk mengadakan kegiatan lagi.

Menurut Prayitno (1995:60), peranan pemimpin kelompok pada

tahap ini adalah :

1) Tetap mengusahakan suasana hangat, bebas, dan terbuka. 2) Memberikan pernyataan dan mengucapkan terima kasih atas

keikutsertaan anggota. 3) Memberikan semangat untuk kegiatan lebih lanjut. 4) Penuh rasa persahabatan dan empati.

Page 69: bimbingan kelompok1

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan pada tahap ini adalah :

1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri.

2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan pesan dan hasil-hasil kegiatan.

3) Membahas kegiatan lanjutan. 4) Mengemukakan pesan dan harapan.

Peranan pemimpin kelompok pada tahap ini yaitu tetap

mengusahakan suasana yang hangat. Memberikan pernyataan dan

mengucapkan terimakasih atas keikutsertaan anggota serta memberi

semangat untuk kegiatan lebih dengan penuh rasa persahabatan dan

simpati, di samping itu fungsi pemimpin kelompok pada tahap ini adalah

memperjelas arti tiap pengalaman yang diperoleh melalui kelompok dan

mengajak para anggota untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari

serta menekankan kembali akan pentingnya pemeliharaan hubungan antar

anggota setelah kelompok berakhir.

C. Keefektifan Layanan Bimbingan Kelompok Dalam Mengembangkan Konsep

Diri Positif

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi

dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok

guna mencapai suatu tujuan tertentu. Layanan yang diberikan dalam suasana

kelompok selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus

juga bisa membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang

Page 70: bimbingan kelompok1

tepat sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan

menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok

dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima

dan berempati dengan tulus.

Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang

memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan

orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan

masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku

baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini

dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat

menambah konsep diri yang positif.

Di dalam kelompok, anggota belajar meningkatkan diri dan kepercayaan

terhadap orang lain, selain itu mereka juga mempunyai kesempatan untuk

meningkatkan sistem dukungan dengan cara berteman secara akrab dengan

sesama anggota. Dalam layanan bimbingan kelompok interaksi antar individu

antar anggota kelompok merupakan suatu yang khas yang tidak mungkin terjadi

pada konseling perorangan. Karena dalam layanan konseling kelompok terdiri

dari individu yang heterogen terutama dari latar belakang dan pengalaman mereka

masing-masing.

Bimbingan kelompok merupakan tempat bersosialisasi dengan anggota

kelompok dan masing-masing anggota kelompok akan memahami dirinya

dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya

Page 71: bimbingan kelompok1

sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya,

selain itu dalam layanan bimbingan kelompok ketika dinamika kelompok sudah

dapat tercipta dengan baik ikatan batin yang terjalin antar anggota kelompok akan

lebih mempererat hubungan diantara mereka sehingga masing-masing individu

akan merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain, serta timbul penerimaan

terhadap dirinya.

Konsep diri adalah pandangan menyeluruh individu terhadap totalitas

diri sendiri baik tentang dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya,

kelebihan dan kelemahannya yang terbentuk dari pengalamannya dan interaksi

dengan orang lain atau lingkungan sekitar individu. Interaksi yang terus menerus

dapat dilakukan dengan konseling kelompok karena dengan layanan konseling

kelompok ini para anggota dapat belajar bersama dengan anggota kelompok yang

lain dalam memecahkan masalah yang dihadapi, selain itu pemberian alternatif-

alternatif bantuan yang ditawarkan oleh para anggota kelompok yang lain lebih

efektif sebab anggota kelompok tersebut sudah mengalami secara langsung.

Konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa sejak lahir, tetapi

merupakan sesuatu yang dipelajari dan merupakan hasil bentukan dari

pengalaman individu dalam berhubungan dengan individu yang lain. Dalam

kegiatan konseling kelompok akan muncul dinamika kelompok maka individu

akan menerima tanggapan dari individu lain. Tanggapan –tanggapan ini akan

dijadikan cermin baginya dalam memandang dan menilai dirinya sendiri.

Tanggapan atau umpan balik yang cukup, memungkinkan individu untuk

Page 72: bimbingan kelompok1

menerima diri sendiri. Penerimaan diri akan mengarahkannya ke kerendahan hati

yang merupakan dasar konsep diri yang positif.

Konsep diri yang positif bersifat stabil dan bervariasi, sehingga orang

mampu menyimpan informasi tentang dirinya baik informasi positif maupun

negatif. Oleh karena itu segala macam informasi bukan merupakan ancaman

baginya. Ia juga mampu menerima orang lain sebagaimana adanya. Baginya

hidup adalah proses penemuan. Dengan konseling kelompok individu

mengharapkan hidupnya akan lebih baik, dapat memecahkan masalah dan dapat

pula membantu orang lain. Dengan ini mereka bertindak lebih berani dan spontan

serta memperlakukan orang lain dengan hangat dan hormat. Hidup ini baginya

terasa menyenangkan penuh kejutan dan penuh pula imbalan.

Konsep diri terbentuk dan dapat berubah karena interaksi dengan

lingkungan, dengan konseling kelompok siswa dapat berinteraksi dengan anggota

lain, mereka dapat berlatih tentang perilaku baru, belajar memberi dan menerima,

dan belajar memecahkan masalah berdasarkan masukan dari orang lain. Situasi

yang diperlukan untuk mengembangkan konsep diri positif adalah situasi

hubungan yang erat dan mendalam dan dalam waktu yang relatif agak lama dalam

berinteraksi.

Kelompok yang semua anggotanya merupakan teman yang sebaya

sering disebut kelompok teman sebaya. Di sinilah mereka dinilai oleh orang lain.

Penilaian ini akan dijadikan sebagai cermin dalam memandang dan menilai

dirinya sendiri. Mereka dapat membandingkan antara “saya dapat menjadi apa”

Page 73: bimbingan kelompok1

dengan “saya seharusnya menjadi apa”. Hasil dari perbandingan ini berupa rasa

harga diri. Semakin besar perbedaan keduanya akan semakin rendah harga

dirinya. Suasana memberi dan menerima di dalam bimbingan kelompok dapat

menumbuhkan harga diri dan keyakinan diri anggota. Anggota akan saling

menolong, menerima dan berempati secara tulus. Hal ini dapat menumbuhkan

suasana yang positif dalam diri mereka. Terlebih lagi apabila semua anggota

kelompok merupakan teman-teman sebaya.

Keefektifan layanan bimbingan kelompok telah banyak dibuktikan

dalam berbagai penelitian eksperimen seperti yang dilakukan oleh Sunarso

dengan judul ”Efektifan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan

kemampuan beradaptasi siswa kelas IA di SLTP Negeri 1 Kedungbanteng Tegal

Tahun Ajaran 2002/2003”. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh

layanan bimbingan kelompok terhadap kemampuan beradaptasi. Kesimpulannya

adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan beradaptasi antara

sebelum mendapat layanan bimbingan kelompok dengan sesudah mendapatkan

layanan bimbingan kelompok, sehingga dapat dikatakan bahwa layanan

bimbingan kelompok efektif untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi siswa.

Dari uraian tersebut di atas jelas bahwa layanan konseling kelompok

dapat membentuk konsep diri yang positif bagi anggota-anggotanya, sehingga

akan membantu dalam mencapai perkembangan yang optimal.

Page 74: bimbingan kelompok1

D. Hipotesis

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat ditentukan hipotesis penelitian

ini adalah : " Konsep diri dapat ditingkatkan melaui layanan bimbingan kelompok

pada siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007".

Page 75: bimbingan kelompok1

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam

meetode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu

dengan teknik dan prosedur bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Hal

terpenting yang perlu diperhatikan bagi seorang peneliti adalah pada ketepatan

penggunaan metode yang sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang ingin

dicapai. Dengan penguasaan metode penelitian yang mantap diharapkan penelitian

dapat berjalan dengan baik, terarah dan sistematis.

A. Jenis Penelitian dan Desain Penelitian

Penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian eksperimen

“Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan

kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor yang lain yang

bisa menganggu“ (Arikunto, 2002:3).

Terdapat bermacam-macam desain penelitian baik yang termasuk Pre-

Eksperimental atau True-Eksperimental Design. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan Pre-eksperimental Design karena tanpa menggunakan kelompok

kontrol.

Page 76: bimbingan kelompok1

Bagan I. Pola kelompok pre test dan post test

01 X 02

(Arikunto, 2002:78)

Keterangan :

01 : Pretest (pengukuran/observasi pertama, konsep diri sebelum diberi layanan

bimbingan kelompok dengan menggunakan skala konsep diri).

X : Perlakuan (pelaksanaan layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI

SMA Teuku Umar Semarang).

02 : Postest/kondisi setelah perlakuan (pengkuran/observasi kedua, konsep diri

sesudah diberi layanan bimbingan kelompok dengan skala konsep diri yang

sama dengan pengukuran yang pertama).

Untuk memperjelas eksperimen dalam penelitian ini disajikan tahap-tahap

rancangan eksperimen yaitu :

1. Melakukan Pre-test adalah pemberian tes kepada sampel penelitian sebelum

diadakan perlakuan yaitu bimbingan kelompok.

2. Memberikan perlakuan (treatment) adalah pemberian perlakuan yaitu layanan

bimbingan kelompok dengan menggunakan kelompok tugas yang akan

diberikan selama 8 kali pertemuan dengan durasi 45 menit. Ada pun langkah-

langkah prosedur penelitiannya yaitu :

Page 77: bimbingan kelompok1

Tahapan-tahapan bimbingan kelompok

Konselor sebagai pemimpin kelompok

Siswa sebagai anggota kelompok

Pembentukan 1. Mengungkapkan pengertian, tujuan, cara-cara dan asas-asas kegiatan bimbingan kelompok

2. Mengadakan perkenalan dan menampilkan diri secara utuh dan terbuka

3. Bersedia membantu dengan penuh empati, hangat dan tulus

4. Mengadakan permainan penghangatan/pengakraban

1. Anggota memahami pengertian, tujuan, cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok

2. Saling memperkenalkan diri agar saling mengenal, percaya, menerima dan membantu di antara para anggota

3. Melakukan permainan yang telah disepakati

4. Mulai berminat untuk mengikuti kegiatan kelompok

Peralihan 1. Menjelaskan kegiatan yang

akan ditempuh pada tahap selanjutnya

2. Menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya

3. Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota

1. Anggota terbebas dari perasaan atau sikap enggan, ragu, malu atau saling tidak percaya untuk memasuki tahap berikutnya

2. Anggota makin mantap untuk ikut serta dalam kegiatan kelompok

Kegiatan 1. Pemimpin kelompok menyampaikan masalah atau topik yang berhubungan dengan konsep diri

2. Mengadakan tanya jawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut masalah atau topik yang dikemukakan oleh pemimpin kelompok

1. Anggota kelompok membahas masalah atau topik yang dikemukakan pemimpin kelompok secara tuntas dan mendalam

2. Anggota kelompok diharapkan dapat secara aktif dan dinamis dalam pembahasan, baik yang menyangkut unsur-unsur tingkah laku, pemikiran ataupun perasaan.

Pengakhiran 1. Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri

1. Anggota kelompok menyampaikan pesan dan kesan mengikuti kegiatan kelompok

Page 78: bimbingan kelompok1

2. Pemimpin kelompok menyampaikan kesan dan hasil kegiatan kelompok

3. Membahas kegiatan lanjutan 4. Mengemukakan pesan dan

harapan

2. Merencanakan kegiatan lanjutan

3. Merasakan hubungan kelompok dan rasa kebersamaan meskipun kegiatan diakhiri

Rancangan pemberian perlakuan layanan bimbingan kelompok

No. Pertemuan Materi layanan Waktu 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV Pertemuan V Pertemuan VI Pertemuan VII Pertemuan VIII

Contoh kasus konsep diri negatif Pengertian dan perlunya konsep diri Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri Mensikapi permasalaan diri dan orang lain Cara meningkatkan kepercayan diri Cara menghindari prasangka dan akibatnya Cara mengembangkan sikap positif Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi

45 Menit 45 Menit 45 Menit 45 Menit 45 Menit 45 Menit 45 Menit 45 Menit

3. Melakukan Post-test sesudah pemberian layanan bimbingan kelompok dengan

tujuan untuk mengetahui hasil apakah layanan bimbingan kelompok efektif

dalam membentuk konsep diri positif.

4. Proses analisis data, yaitu dengan menggunakan Uji Wilcoxon Match Pairs

Test.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua individu yang akan dijadikan objek penelitian,

yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1994:221).

Page 79: bimbingan kelompok1

Untuk keperluan penelitian ini, yang digunakan sebagai populasi

adalah siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Tahun Pelajaran 2006/2007 yang

berjumlah 143 orang siswa yang terbagi dalam lima kelas.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2002:109). Menurut Hadi (1994:221) sampel adalah sebagian dari populasi.

Dengan demikian sampel adalah sebagian dari populasi yang menjadi objek

penelitian.

Ada pun sampel tersebut sebanyak 10 (sepuluh) siswa dalam satu

kelompok.

Dalam penelitian ini langkah-langkah pengambilan sampel adalah

sebagai berikut :

a. Memberikan instrumen skala konsep diri secara keseluruhan kepada

populasi yaitu siswa kelas XI.

b. Apabila siswa yang konsep dirinya negatif berjumlah lebih banyak dari 10

siswa, maka akan mengambil siswa secara random dengan nilai terendah,

yang akan dibuat kelompok dengan harapan mempunyai ciri-ciri yang

sama atau homogen.

c. Memberikan perlakuan atau treatmen kepada kelompok (10 siswa) yang

digunakan sebagai sampel adalam penelitian.

Penelitian ini diberikan kepada siswa yang mempunyai konsep diri

negatif, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

Page 80: bimbingan kelompok1

purposive sampling atau pengambilan sampel berdasarkan tujuan.

Pengambilan sampel bertujuan ini dilakukan dengan cara mengambil subjek,

atas adanya tujuan tertentu. Tujuan yang dimaksud adalah membentuk konsep

diri positif melalui layanan bimbingan kelompok. Di samping sampel tujuan

juga ditetapkan sampel kuota yaitu mendasarkan pada jumlah yang

ditentukan. Jumlah yang dimaksud adalah jumlah anggota kelompok.

Teknik ini dilakukan berdasarkan pertimbangan jika dibandingkan

dengan teknik lain lebih efisien dan efektif, efisien yang dimaksud adalah

mempertimbangkan karena keterbatasan waktu, tenaga dan biaya dan efektif

dimaksudkan bila langsung melalui studi pendahuluan dapat menentukan

sejumlah sampel dengan tepat, dalam hal ini pengambilan sampel berdasarkan

ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan penelitian yaitu siswa-siswa yang

mempunyai konsep diri negatif yang bercirikan sebagai berikut : mempunyai

hasil prestasi belajar rendah, melanggar tata tertib sekolah, perasaan rendah

diri, perasaan tidak mampu melaksanakan tugas dan membutuhkan

pertolongan kelompok untuk memecahkannya.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian

suatu penelitian (Arikunto, 2002:96). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

dua variabel yaitu variabel independen dan variabel dependen.

Page 81: bimbingan kelompok1

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel Independen/ bebas (X)

Variabel independen/bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau

penyebab. Pada penelitian sebagai variabel bebas adalah bimbingan

kelompok.

b. Variabel Dependen/terikat (Y)

Variabel dependen/terikat adalah variabel yang keberadaannya bergantung

pada variabel bebas. Pada penelitian ini sebagai variabel terikat adalah

konsep diri.

2. Hubungan antar Variabel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas

(X) yaitu bimbingan kelompok dan variabel terikat (Y) yaitu konsep diri. Jadi

dalam hal ini bimbingan kelompok sebagai variabel bebas mempunyai

pengaruh untuk membentuk konsep diri positif sebagai variabel terikat.

Bagan 2. Hubungan/pengaruh variabel.

3. Definisi Operasional Variabel

a. Konsep Diri Positif

Konsep diri adalah cara pandang atau persepsi individu terhadap dirinya

sendiri. Individu yang mempunyai konsep diri positif memiliki ciri-ciri :

Bimbingan Kelompok (X)

Konsep Diri Positif (Y)

Page 82: bimbingan kelompok1

percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima diri apa adanya,

dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap hiperkritis, dan optimis.

b. Bimbingan Kelompok

Layanan bimbingan kelompok merupakan proses pemberian informasi

dan bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing)

pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna

mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah

membentuk konsep diri positif. Dalam pelaksanaanya bimbingan

kelompok melalui empat tahap yaitu pembentukan, peralihan, kegiatan,

dan pengakhiran. Dalam pelaksanaan eksperimen bimbingan kelompok

yang terdiri dari satu kelompok yang beranggotakan 10 anggota,

memberikan perlakuan atau treatmen layanan bimbingan kelompok,

dilakukan setiap minggu dua kali selama empat minggu dengan frekuensi

waktu 45 menit. Perlakuan eksperimen dilakukan di luar jam sekolah.

D. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data merupakan suatu cara yang ditempuh oleh peneliti

untuk memperoleh data yang diteliti. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala psikologi. Skala psikologi adalah skala untuk pengukuran di bidang

psikologis. Skala psikologi merupakan alat ukur aspek psikologis atau atribut

afektif (Azwar, 2000:3). Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan adalah

skala konsep diri untuk mengetahui konsep diri siswa.

Page 83: bimbingan kelompok1

Pada skala psikologi pertanyaannya merupakan stimulus yang tertuju pada

indikator untuk memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri

subjek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Format

respon yang digunakan dalam instrumen penelitian ini terdiri dari 4 pilihan

jawaban dari pertanyaan yang ada. Nilai tengah dihilangkan untuk menghindari

kecenderungan responden memilih jawaban yang berada pada nilai tengah

tersebut atau jawaban ragu-ragu.

Ada pun pemberian skor tersebut adalah SS (Sangat Sesuai) = skor 4, S

(Sesuai) = skor 3, TS (Tidak Sesuai) = 2, STS (Sangat Tidak Sesuai) = 1, dan jika

pertanyaannya negatif maka skornya SS (Sangat Sesuai) = skor 1, S (Sesuai) =

skor 2, KS, TS (Tidak Sesuai) = 3, STS (Sangat Tidak Sesuai) = 4.

Instrumen yang berupa skala konsep diri dibuat dalam format sebagai

berikut :

Tabel 1.

Format Skala Konsep Diri Positif

Pilihan Jawaban Konsep Diri Positif

SS S TS STS

Pertanyaan tentang konsep diri

positif

Rentangan penilaian pada skala konsep diri positif dalam penelitian ini

menggunakan rentangan skor dari 1-4 dengan banyaknya item 60, sehingga

interval kriteria tersebut dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut :

Page 84: bimbingan kelompok1

Skor maksimum : 4 X 60 = 240

Skor minimum :1X 60 = 60

Rentang : 240 – 60 = 180

Panjang kelas interval : 180 : 4 = 45

Persentase skor maksimum (4 : 4) X 100% = 100%

Persentase skor minimum (1 : 4) X 100% = 25%

Rentang persentase skor = 100% - 25% = 75%

Banyaknya kriteria = (Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah)

Panjang kelas interval = rentang : banyaknya kriteria

= 75% : 4 = 18,75%

Berdasarkan panjang kelas tersebut, maka interval kriterianya :

Tabel 2.

Kriteria Tingkat Konsep Diri Positif

E. Instrumen Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen dilakukan

dalam beberapa tahap, baik dalam perbuatan atau uji cobanya. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada bagan di bawah ini yaitu membuat kisi-kisi

Interval Interval % Kategori

195 – 240

150 – 194

105 – 149

60 – 104

81,26 – 100,00 %

62,51 – 81,25 %

43,76 – 62,50 %

25,00 – 43,75 %

Sangat Tinggi

Tinggi

Rendah

Sangat Rendah

Page 85: bimbingan kelompok1

pengembangan instrumen terlebih dahulu, uji coba di lapangan, revisi dan

instrumen jadi.

Bagan 3. Prosedur Penyusunan Instrumen

Data yang akan diungkap dalam penelitian ini yaitu tentang konsep diri

positif oleh karena itu instrumen yang digunakan yaitu berupa skala konsep diri

positif . Kisi-kisi yang peneliti kembangkan yaitu aspek-aspek konsep diri positif.

Ada pun kisi-kisi pengembangan instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

Tabel 3.

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian

No. Item No. Variabel

Indikator Ciri-ciri konsep

diri positif Deskriptor

+ -

1. Konsep Diri

1. Percaya diri

a. Merasa yakin dalam menghadapi masalah pribadi

b. Merasa yakin dalam berbicara di depan umum

1,2 5,6

3,4 7,8

Kisi-kisi/ pengembangan

instrument penelitian

Instrumen Uji Coba

Instrumen Jadi Revisi

Page 86: bimbingan kelompok1

2. Merasa setara

dengan orang lain

3. Menerima apa

adanya 4. Dapat

menyikapi kegagalan

5. Tidak bersikap

hiperkritis 6. Optimis

c. Merasa yakin dalam menghadapi tugas atau pekerjaan

a. Merasa pantas bergaul dengan siapa saja

b. Mampu bersaing secara sehat dengan siapa saja

a. Mampu memahami kelemahan dan kelebihan dirinya dalam bidang akademik.

b. Mampu memahami kelemahan dan kelebihan dirinya dalam bidang sosial.

c. Mampu memahami dirinya dalam bidang pribadi.

a. Mampu mengambil hikmah dari semua peristiwa yang terjadi

b. Kegagalan memberikan semangat untuk lebih baik lagi

a. Menghargai orang lain b. Ikut merasa senang atas

keberhasilan orang lain c. Tidak suka mengeluh a. Merasa yakin atas

kemampuan yang dimiliki b. Semangat untuk

mengembangkan diri.

9,10 13,14 17,18 21,22 25,26 29,30 33,34 37,38 41,42 45,46 49,50 53,54 57,58

11,12 15,16 19,20 23,24 27,28 31,32 35,36 39,40 43,44 47,48 51,52 55,56 59,60

Page 87: bimbingan kelompok1

Instrumen yang telah dibuat diujicobakan sebelum dipergunakan sebagai

pengumpul data. Uji coba ini untuk melihat validitas dan reliabilitas instrumen.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalitan atau

kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2002:144). Suatu instrumen dikatakan

valid apabila mampu mengukur apa yang akan diukur dan mempunyai

validitas tinggi serta dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti .

Uji validitas yang dilakukan dengan menggunakan rumus “korelasi

product moment” yang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut :

( )( )( ){ }{ }222xy

XNXXNYXXYNr∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

r xy : Koefisien korelasi antar X dan Y

∑ X : Jumlah skor item

∑ Y : Jumlah skor total

∑ X2 : Jumlah kuadrat dari skor item

∑ Y2 : Jumlah kuadrat dari skor total

∑ XY : Jumlah perkalian skor total dengan skor item

N : Jumlah responden

Page 88: bimbingan kelompok1

Berdasarkan uji coba instrument yang telah dilakukan dan dianalisis

dengan menggunakan rumus product moment pada taraf signifikasi 5% dan N

= 30 dan dikonsultasikan dengan r table 0,361 maka instrumen yang

digunakan valid karena r hitung > r tabel.

Dari 60 item pada setiap instrumen terdapat 20 item yang tidak valid

dan 20 item yang tidak valid, yaitu no 3, 7, 9, 11, 15, 17, 19, 21, 23, 28, 31,

34, 36, 38, 41, 43, 47, 52, 55, 59. Item yang tidak valid lainnya tidak

digunakan dalam instrumen penelitian karena setiap indikator sudah terdapat

item yang mewakili. Dengan demikian item yang digunakan dalam instrumen

penelitian terdapat 40 item.

2. Reliabilitas

Reliabilitas atau keterandalan instrumen sebagai alat ukur

dimaksudkan untuk mengetahui sejumlah kebenaran alat ukur tersebut sesuai

atau cocok digunakan sebagai alat ukur. Teknik yang uji digunakan adalah

rumus alpha, karena skor yang diberikan bukan 1 dan 0. Hal ini sesuai dengan

Arikunto (2002:171) bahwa ”untuk mencari reliabilitas instrumen yang

skornya bukan 1 dan 0 menggunkan rumus alpha”. Adapun rumus Alpha

adalah sebagai berikut :

⎥⎦⎤

⎢⎣⎡

−=

1kkr11 1 -

Keterangan:

∑σb2

σt2

Page 89: bimbingan kelompok1

r 11 : Reabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan

2bα∑ : Jumlah varian butir

Σt2 : Varians total

Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian secara keseluruhan

dapat diketahui bahwa r hitung = 0,889 > 0,361 maka dapat dikatan

instrument pengukuran konsep diri positif siswa tersebut reliabel.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam

kegiatan penelitian. Dengan analisis data maka akan dapat membuktikan hipotesis

dan menarik tentang masalah yang akan diteliti. Teknik analisis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode non parametrik, dengan

menggunakan uji Wilcoxon karena mengacu pada variabel data yang ada dalam

penelitian ini adalah variabel ordinal, selain itu uji Wilcoxon tidak menerapkan

syarat-syarat mengenai parameter-parameter populasi yang merupakan penelitian.

Di samping menggunakan uju Wilcoxon dalam penelitian ini juga menggunakan

teknik analisis deskriptif persentase. Uji Wilcoxon yaitu dengan mencari

perbedaan mean pre test dan post test, ada pun rumus yang digunakan adalah

sebagai berikut :

Page 90: bimbingan kelompok1

( )

24)12)(1(

41

Tt-T z

++

+−

=∂

=nnn

nnTμ

Keterangan:

T : Jumlah jenjang yang kecil

n : Jumlah sampel

(Sugiyono, 2005:133)

Page 91: bimbingan kelompok1

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas

pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam mengembangkan konsep diri positif

pada siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 akan

diuraikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.

A. Hasil Penelitian

1. Konsep Diri Sebelum Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Konsep diri dari 10 siswa yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.

Konsep diri siswa sebelum pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

Indikator No. Responden 1 2 3 4 5 6 Total Ket.

1. 13 9 19 11 8 18 78 R 2. 19 12 17 11 11 22 92 R 3. 16 13 15 10 10 17 81 R 4. 17 10 17 8 12 21 85 R 5. 22 7 17 8 8 14 76 R 6. 18 10 15 8 11 15 77 R 7. 16 10 18 10 8 18 80 R 8. 15 10 14 11 15 18 83 R 9. 19 10 16 11 12 21 89 R 10. 16 11 17 12 10 17 83 R

Mean 17,1 10,2 16,5 10 10,5 18,1 82,4 R Kriteria R R R R R R R

Terlihat dari tabel 4, bahwa 10 responden yang diteliti memiliki

konsep diri yang rendah terbukti dari rata-rata skor dalam kategori rendah.

Page 92: bimbingan kelompok1

Dilihat dari indikatornya ternyata rata-rata konsep diri yang rendah pada

indikator 1 (percaya diri), indikator 2 (Merasa setara dengan orang lain),

indikator 3 (Menerima apa adanya), indikator 4 (Dapat menyikapi kegagalan),

indikator 5 (Tidak bersikap hiperkritis), indikator 6 (Optimis).

Melihat kondisi tersebut maka 10 siswa yang tergolong rendah

konsep dirinya diberikan layanan bimbingan kelompok dengan harapan akan

terjadi perubahan yang signifikan konsep dirinya.

Pemberian layanan bimbingan kelompok dilaksanakan pada bulan

Maret 2007 mulai tanggal 6 maret sampai tanggal 29 maret yang sebelumnya

pada bulan januari diadakan pre test dulu untuk mengetahui konsep diri siswa

sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok. Pada waktu pelaksanaan

layanan bimbingan kelompok jadwal pertemuan sesuai dengan kesepakatan

bersama para anggota kelompok seperti pada tabel berikut :

Tabel 5.

Jadwal kegiatan pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam

membentuk konsep diri positif

No. Tanggal Materi 1. Januari 2007 Pre Test 2. 6 Maret 2007 Contoh kasus konsep diri negatif 3. 8 Maret 2007 Pengertian dan perlunya konsep diri 4. 13 Maret 2007 Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri 5. 15 Maret 2007 Mensikapi permasalaan diri dan orang lain 6. 20 Maret 2007 Cara meningkatkan kepercayan diri 7. 22 Maret 2007 Cara menghindari prasangka dan akibatnya 8. 27 Maret 2007 Cara mengembangkan sikap positif 9. 29 Maret 2007 Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi 10. 30 Maret 2007 Post Test

Page 93: bimbingan kelompok1

2. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan yang telah dilakukan selama proses bimbingan

kelompok berlangsung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 6.

Hasil pengamatan selama proses bimbingan kelompok

No. Pertemuan Hasil pengamatan

1. Pertemuan I (6 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap awal secara sukarela tanpa ditunjuk para anggota langsung memperkenallan diri, dari nama, kelas alamat, hoby. Setelah itu diadakan suatu permainan untuk menghangatkan suasana, para anggota sangat antusias sekali dalam mengikuti permainan yang diberikan oleh pemimpin kelompok. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok membacakan contoh kasus yang ada anggota kelompok saling memberikan pendapatnya serta memberikan beberapa tips dalam berpacaran: • Dewi : memang kasus tersebut banyak terjadi dikalangan

remaja makanya kita harus mengantisipasi diri kita agar jangan sampai seperti pada kasus tersebut terutama bagi cewek jangan mudah terbujuk oleh rayuan gombal dari para lelaki. Dari kasus tersebut yang melatar belakangi peristiwa itu dari siceweknya meskipun sebenarnya dia cantik ia tidak percaya diri, ia mudah dirayu oleh pacarnya karena dari segi agamanya juga kurang, ditambah lagi suasana sepi dalam rumahnya sehingga bisa terjadi hal tersebut. Kita harus yakin bisa menghadapi setiap masalah masalah.

• Agil : Ya tidak semuanya cowok itu perayu dan ngegombal, tapi cewek itu juga seneng digombali he he, iya dari siceknya itu tidak percaya diri mudah saja dirayu oleh cowoknya padahal kalau dia cantik pasti banyak cowok yang suka sama dia dan tentunya lebih baik dari dia termasuk aku, ia tidak berani ngomong tidak sama cowoknya, mungkin dia juga terpengaruh oleh teman-temannya yang sudah pernah ML.

• Abria : Cewek itu harus hati-hati sama cowoknya, jelek-jelek begini meskipun aku gendut hitam tapi aku orangnya PD tapi aku tidak kepedean lho, ya apa yang dikatakan Sharah sama Agil itu benar selain itu kita itu harus bisa menjaga diri kita sendiri baik bagi cewek maupun cowok karena hal tersebut sangat tidak dibolehkan dalam semua agama, kita harus bisa menjaga nama baik diri kita dan

Page 94: bimbingan kelompok1

keluarga kita kalau sampai ML terus hamil siapa yang malu coba, kita bisa dikeluarkan dari sekolah maka masa depan kita bisa hancur, pikiran dari cewek pada kasus tersebut sangat sempit hanya karena takut diputus pacarnya saja ia mau menyerahkan keperawanannya. Masak takut kehilangan cowok yang suka ngegombal mending milih aku aja. Kayak aku ini percaya diri, menerima apadanya memahami kelebihan dan kekurangan yang diberikan oleh Allah SWT.

• Sugeng : Wah jawaban kalian bagus-bagus jadi aku binggung mau jawab apa, ya hampir sama dengan kalian, jadi ada beberapa faktor sehingga peristiwa tersebut bisa terjadi dari diri individu si cewek tersebut memang ia nampaknya orang yang tidak percaya diri, terus kalau dia tidak percaya diri dia tidak mempunyai ketrampilan berkomunikasi tidak bisa memberikan apa yang ada dalam hatinya bahwa sebenarnya ia menolak untuk melalukan hal tersebut, dia tidak bisa mengambil keputusan mana yang benar dan mana yang salah, terus dia itu tidak punya prinsip. Jujur saja aku ini belum pernah punya pacar saya malah kalau dengan cewek itu sedikit grogi. Kalau faktor dari luar ya lingkungan seperti teman, itu sangat berpengaruh sekali terhadap perilaku kita jadi ya kita itu harus bisa memilih teman yang baik, dari segi agama itu mengajarkan kalau hal itu boleh dilakukan setelah kita menikah, dan orang tua juga harus bisa memantau anak-anaknya.

• Lila : Betul apa yang dikatakan Sugeng saya sama sajalah. • Sharah : Kalau menurut saya apa ya, memang kita itu harus

bisa menjaga diri kita, kita boleh saja berpacaran tetapi pacaran yang wajar jangan sampai melebihi batas dan melanggar norma. Memang masa remaja itu rawan sekali terhadap hal-hal seperti itu seperti sek bebas, dan narkoba, ya intinya no free sex and no drugs gitu.

• Arri : Saya juga ingin memberikan pendapat saya bahwa sebaiknya kasus tersebut jangan sampai terjadi pada diri kita, kita harus bisa menerapkan cara yang benar dalam berpacaran kita harus bisa mengendalikan hawa nafsu kita, kita bisa menyalurkannya kehal-hal yang positif seperti olah raga misalnya.

• Trinanda : Saya sama seperti yang lain. • Chusnul : Saya ini sebenarnya orangnya kurang percaya diri

tapi saya akan mencoba memberikan pendapat saya, jadi seperti Sugeng saya itu juga takut terhadap lawan jenis, makanya dengan kegiatan seperti ini saya seneng, mengenai gaya berpacaran pada remaja itu sekarang memang sudah melampau batas, sekarang saja banyak siswa –siswa SMP yang nonton VCD porno sehingga mereka punya keinginan apa yang belum ketahui, maraknya HP yang canggih juga membuat mereka bisa melihat dan menyimpan film porno di hp mereka, sebagai orang tua harus bisa mengontrol anak-anaknya betul tidak.

• Mawar : Betul Chusnul saya setuju, dari pihak sekolah

Page 95: bimbingan kelompok1

sekarang sudah banyak melakukan rasia HP yang canggih yang didalamnya ada film pornonya ini salah satu tindakan pencegahan yang bagus.

• Agil : Mengenai Tips berpacaran, ya kita harus punya komitmen dengan pacar kita, artinya punya tujuan yang jelas dalam berpacaran.

• Sugeng : Kalau saya belum pernah berpacaracan jadi apa ya, ya kalau berpacaran itu harus berpedoman pada nilai-nilai agama dan norma.

• Dewi : Kita harus punya prinsip dalam berpacaran, kita tidak usah ikut-ikutan seperti teman yang lain karena pacaran itu hanya taraf penjajagan.

• Sharah : Berarti kita berpacaran harus menghargai prinsip masing-masing pihak.

• Dewi : Ya iyalah. • Abria : Kita harus punya hak suara yang sama dalam

berpacaran artinya tidak egois. Pada pertemuan pertama pemberian layanan bimbingan kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga suasana kelompok terkendali. Ini terlihat dari beberapa anggota seperti Abria, Dewi, Agil, Mawar, Chusnul, Arri, Sugeng, Sharah, yang memberikan pendapatnya. Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka dalam mengemukakan pendapatnya, meskipun ada dua anggota yaitu Lila dan Trinanda yang hanya mengucapkan kata sama ketika mengeluarkan pendapat dan hanya tersenyum karena merasa malu dan ragu. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

2. Pertemuan II (8 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap awal perkenalan masih dilakukan agar para anggota lebih akrab, secara sukarela tanpa ditunjuk para anggota langsung memperkenallan diri mereka. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai apa itu konsep diri, jenis-jenis konsep diri dan perlunya konsep diri. Pemimpin kelompok menanyakan ada yang tahu apa yang dimaksud dengan konsep diri? Anggota kelompok memberi pendapat : • Abria : Konsep diri itu seperti gambaran dari pada diri kita. • Agil : Kalau menurut saya konsep diri itu merupakan

pandangan mengenai apa yang ada pada diri kita. • Dewi : Saya sependapat dengan kedua teman saya bahwa

konsep diri itu pandangan atau sikap individu terhadap dirinya sendiri.

Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berdasarkan pendapat dari anggota yang dimachingkan dengan materi yang

Page 96: bimbingan kelompok1

ada. Ada beberapa jenis konsep diri ada yang negatif dan juga ada yang positif . Konsep diri yang positif antara lain : percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap hiperkritis, dan optimis, sedangkan konsep diri yang negatif ia peka terhadap kritik, ia responsif sekali terhadap pujian, ia cenderung bersikap hiperkritis, ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain, ia bersikap psimis terhadap kompetisi. Anggota kelompok Sharah menanyakan apa Pak yang dimaksud dengan tidak bersikap hiperkritis, pemimpin kelompok menjawab bahwa tidak bersikap hiperkritis itu adalah kita tidak mengeluh, kita mampu menghargai orang lain, senang terhadap keberhasilan orang lain. Setelah itu para anggota kelompok mendiskusikan berdasarkan kasus pada pertemuan pertama dilihat dari tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri positif. Para anggota kelompok saling memberikan pendapatnya peristiwa yang terjadi pada kasus kemarin : • Sugeng : Dengan melihat kasus kemarin bahwa siceweknya

itu tidak memiliki konsep diri yang positif seperti tidak percaya diri ia tidak mampu berbicara kepada pacarnaya, kemudian tidak menerima apa adanya artinya tidak menerima kelebihan dan kekurangannya.

• Abria : Kalau saya ia itu tidak mampu menghadapi satu permasalahan, tidak merasa yakin atas kemampuan yang dimilikinya.

• Sharah : Menurut saya peristiwa kemarin itu ia tidak merasa setara dengan orang lain sehingga sebenarnya ia cantik tapi ya ngak percaya diri.

• Agil : Ya jadi kasus yang terjadi itu karena tidak memiliki konsep diri yang positif.

• Arri : Sebaiknya kita harus memiliki konsep diri yang positif agar tidak seperti pada kasus tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya, orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak. Pemimpin kelompok memberikan contoh sebagai gambaran para anggota kelompok tentang perlunya konsep diri. Sering kita jumpai siswa ber-IQ (Intelligence Question) tinggi gagal dalam menempuh ujian. Tetapi sering kita dengar pula bahwa banyak siswa yang memiliki IQ sedang-sedang saja ternyata mereka berhasil dalam menempuh ujian. Bila kita berpikir bahwa diri kita bisa, maka kita cenderung akan sukses, sebaliknya bila kita berpikir bahwa diri kita akan gagal, maka sebenarnya kita mempersiapkan diri untuk gagal. Dengan kata lain harapan terhadap diri sendiri merupakan prediksi untuk mempersiapkan diri sendiri. Pemimpin kelompok menanyakan menanyakan apa akah kalian sudah memiliki konsep diri yang positif : • Sharah : Kalau saya ya belum semua kriteria konsep diri

positif ada pada saya, tapi saya sudah memiliki percaya diri,

Page 97: bimbingan kelompok1

kemudian menerima apa adanya. • Dewi : Kayaknya saya juga belum sepenuhnya memiliki

konsep diri positif, saya sudah percaya diri, udah mampu berbicara di depan umum, merasa setara dengan orang lain , tidak bersikap hiperkritis.

• Abria : Wah kayaknya saya sudah memiliki konsep diri positif seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa adanya, tidak bersikap hiperkritis, meskipun belum semua kriteria itu ada pada saya.

• Agil : Saya sama seperti yang lain saya sudah bisa percaya diri, merasa setara dengan orang lain, mampu mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang terjadi, contohnya saya habis kecelakaan dan hampir patah tulang ini memberikan hikmah bagi saya, menerima apa adanya, tidak bersikap hiperkritis.

• Sugeng : Kalau saya ya belum semua kriteria konsep diri positif ada pada saya, tapi saya sudah memiliki percaya diri, kemudian menerima apa adanya, tidak bersikap hiperkritis, dan mampu mengambil hikmah dari setiap kegagalan yang terjadi.

• Mawar : Beberapa kriteria sudah ada pada diri saya, seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain dan menerima apadanya.

• Lila : Kayaknya saya belum mempunyai konsep diri yang positif tapi saya sudah muncul rasa percaya diri saya.

• Trinanda : Saya sama seperti Lila sudah muncul juga rasa percaya diri saya.

• Chusnul : Saya sedikit-sedikit sudah mulai mempunyai konsep diri yang positif kayak percaya diri, merasa setara dengan orang lain dan menerima apadanya

• Arri : Kalau saya memang tidak semuanya kriteria konsep diri positif ada pada diri saya namun saya sudah percaya diri.

Pemimpin kelompok menanyakan atau membuat komitmen kepada semua anggota kelompok apakah anggota kelompok akan berusaha untuk mempunyai konsep diri positif dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Semua anggota menjawab bersedia untuk berusaha mempunyai konsep diri positif dan akan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada saat pemberian layanan bimbingan kelompok ini, situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga suasana kelompok terkendali, meskipun siswa terlihat gugup ingin cepat pulang karena cuaca akan hujan. Dapat disimpulkan kegiatan bimbingan kelompok dalam pertemuan kali ini dapat terlaksana dengan baik terlihat dari beberapa indikator yang sudah muncul. Angota kelompok mendapatkan pemahaman baru dari pengertian konsep diri, jenis-jenis konsep diri dan perlunya memiliki konsep diri

Page 98: bimbingan kelompok1

yang positif. 3. Pertemuan III

(13 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai isi konsep diri, dan asal-usul pembentukan konsep diri. Pemimpin kelompok memberikan informasi mengenai isi dari pada konsep diri. Pemimpin kelompok menjelaskan isi dari konsep diri mulai dari karakteristik fisik, penampilan, kesehatan dan kondisi fisik, rumah dan hubungan keluarga, hobi dan permainan, sekolah dan pekerjaan sekolah, kecerdasan, bakat dan minat, ciri dan kepribadian, sikap dan hubungan sosial, dan religius. Setelah isi konsep diri selanjutnya asal-usul atau faktor pembentuk konsep diri. Asal-usul konsep diri yaitu orang tua, saudara sekandung, sekolah, teman sebaya, masyarakat dan pengalaman. Pemimpin kelompok meminta para anggota kelompok untuk mengemukakan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan yang didalamya terdapat sifat-sifat positif dan negatif. Para anggota memberi pendapat tentang dirinya dari kelebihan dan kelemahan yang ia miliki : • Agil : Kelebihan yang ada dalam diri saya yaitu saya yaitu

saya orangnya tidak sombong, menerima apa adanya, tidak senang adanya permusuhan. Sedangkan kelemahan yang ada pada saya yaitu saya kadang cepat emosi.

• Abria : Kelebihan yang saya miliki yaitu berat badan, saya orangnya humoris, percaya diri, bisa bergaul dengan siapa saja, tidak suka kekerasan. Sedangkan kelemahan yang saya miliki yaitu apabila ada orang yang menyakiti saya saya sulit untuk memaafkannya tetapi saya tidak sampai pada kekerasan.

• Dewi : Kalau saya kelebihan yang saya punya itu saya senang membantu teman yang membutuhkan atau suka menolong, tegar dalam menghadapi setiap permasalahan, menghargai orang lain, jujur. Kekurangan atau kelemahan yang saya miliki kadang boros dalam hal keuangan.

• Sugeng : Kelebihan saya itu saya orangnya penyabar, percaya diri, menghargai orang lain, jujur, peka terhadap orang lain. Sedangkan kekurangan saya kadang timbul rasa takut terhadap lawan jenis.

• Arri : Kelebihan yang saya miliki tidak membeda-bedakan teman, yakin atas kemampuan yang saya miliki, tidak mengeluh. Sedangkan kelemahan saya itu saya orangnya kadang cepat tersinggung, kadang sering mengumpat apabila saya gagal.

• Chusnul : Kelemahan saya itu tidak bisa bangun pagi, malas, sering menyontek, tidak bisa dalam pelajaran eksak. Sedangkan kelebihan saya kata orang saya itu orangnya baik, tidak sombong.

• Sharah : Kalau kelebihan saya itu saya rajin, setiap ada masalah langsung saya selesaikan, tidak suka menunda-

Page 99: bimbingan kelompok1

nunda pekerjaan. Sedangkan kekurangan saya pelupa. • Mawar : Kelebihan yang saya miliki menerima diri apa

adanya, pandai bergaul, senang dengan adanya tantangan. Kelemahan saya sama seperti Dewi saya boros dalam hal keuangan.

Para anggota akan mengembangkan diri artinya akan berusaha menutupi kelemahan yang ada pada diri mereka. Pemimpin kelompok menanyakan atau membuat komitmen kepada semua anggota kelompok apakah anggota kelompok akan berusaha untuk mempunyai konsep diri positif dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari setelah mengetahui faktor-faktor yang membentuk konsep diri positif. Semua anggota menjawab bersedia untuk berusaha mempunyai konsep diri positif.

4. Pertemuan IV (15 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai bagaimana kita mensikapi permasalahan diri dan orang lain. Para anggota kelompok saling memberikan pendapatnya mengenai permasalahan apabila kita punya masalah kemudian ada teman kita yang minta bantuan apa yang harus kita lakukan? • Abria : Melihat masalahnya dari teman kita apa masalahnya

berat atau tidak apabila ringan langsung kita bantu dan apabila berat kita bisa menjadi pendengar yang baik, kita bisa beri support atau dukungan, nasehat.

• Dewi : Hampir sama seperti Sugeng semampu kita kita bantu masalah teman kita yang enting jangan sampai malah masalah itu menjadi masalah pada diri kita.

• Sharah : Kalau saya mending saya menyelesaikan masalah saya dulu biar tidak pusing karena masalah kita belum selesai, kalau masalah kita sudah selesai baru kita membantu masalah teman kita.

• Mawar : Kalau saya minta bantuan teman lain dulu karena saya masih memiliki masalah, tetapi secara halus biar teman kita tidak marah kepada kita.

• Abria : Kita bantu teman kita yang punya masalah dulu setelah selesai kita selesaikan masalah kita sendiri apabila kita tidak bisa kita bisa minta bantuan kepada teman kita yang kita bantu tadi.

• Agil : Menurut saya kita bahas dulu bersama-sama masalahnya kalau tidak bisa kita minta bantuan pada teman yang lain juga,terus masalah kita dibahs bersama-sama juga.

• Lila : Kita bantu teman kita karena tidak enak pabila kita langsung menolaknya.

• Trinanda : Menurut saya kita harus bantu teman kita yang punya masalah biar nanti masalah kita juga bisa dibantu teman kita.

• Chusnul : Ya saya akan membantu teman dulu baru masalah kita.

Page 100: bimbingan kelompok1

• Arri : Kita berusaha bantu teman jangan sampai menjadi beban pada kita.

Bagaimana kita mensikapi permasalahan kita? Para anggota menjawab : • Dewi : Saya akan langsung menyelesaikan masalah tersebut

dan tidak akan membiarkannya berlarut-larut. • Sharah : Saya akan semaksimal mungkin menyelesaikan

masalah kalau tidak bisa baru minta bantuan pada orang lain.

• Mawar : Kalau kita menunda-nunda masalah maka masalahnya tidak selesai jadi harus segera diselesaikan.

• Agil : Kita harus bisa mengidentifikasi dulu masalahnya, apa yang menjadi penyebab jangan grusah-grusuh lalu kita membuat pilihan atau keputusan yang tepat.

• Abria : Menurut saya kita harus memahami dulu masalahnya kita bisa seringkan kepada sahabat kita atau teman terdekat agar dapat menambah jawaban dari persoalan yang kita hadapi.

• Trinanda : Saya juga sama seperti yang lain akan menyelesaikan masalahnya langsung itu juga.

Bagaimana kita mensikapi permasalahan orang lain? Para anggota menjawab : • Sugeng : Seperti yang saya bilang tadi kita bisa menjadi

pendengar yang baik, kita bisa beri support atau dukungan, nasehat.

• Arri : Kita bisa memberikan nasehat tapi diberikan pada saat yang tepat.

• Chusnul : Kita harus peka terhadap orang lain, kita bisa memberikan simpati kita menolong meringan beban.

• Lila : Ya kita beri saran, nasehat yang penting jangan sok pintar.

Pada pertemuan keempat pemberian layanan bimbingan kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga suasana kelompok terkendali. Ini terlihat dari semua anggota seperti Abria, Dewi, Agil, Mawar, Chusnul, Arri, Sugeng, Sharah, Lila, Trinanda yang memberikan pendapatnya. Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

5. Pertemuan V ( 20Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara meningkatkan kepercayaan diri yang didalamnya terdapat pengertian percaya diri, karakteristik individu yang percaya diri dan yang tidak percaya diri kemudian bagaimana upaya mengatasi rasa kurang

Page 101: bimbingan kelompok1

percaya diri. Pemimpin kelompok menanyakan ada yang tahu apa itu percaya diri? Anngota ada yang menjawab : • Agil : Percaya diri itu percaya atas kemampuan yang

dimiliki. • Dewi : Percaya diri itu merupakan dorongan yang ada dalam

diri dalam rangka menghadapi segala yang ada. • Abria : Kalau menurut saya percaya diri itu ya sikap yang

kita miliki dalam menghadapi segala sitauais atau keadaan. Setelah pemimpin kelompok menjelaskan topik kemudian meminta anggota kelompok apabila ada permasalahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas kali ini bisa dituangkan kemudian kita bahas bersama-sama. Dari anggota kelompok muncul permasalahan : • Lila : Begini saya punya masalah mengenai ya kurang

percaya diri misalkan harus ngomong didepan kelas apalagi dedepan umum.

• Trinanda : Masalah saya sama dengan Lila. • Sugeng : Kalau saya memiliki masalah kadang merada tidak

percaya diri dengan lawan jenis makanya sampai saat ini saya belum mempunyai pacar.

• Chusnul : Saya merasa gori ketika bertanding jadi kadang saya menyerah dulu.

Baik setelah kita tahu beberapa permasalahan kita tentukan masalah siapa dulu yang akan kita bahas, para anggota kelompok sepakat untuk memecahkan masalahnya Lila, dengan memberikan tanggapan dan saran sebagai berikut : • Arri : Sebelumnya permasalahan yang melatar belangi itu

apa mungkin Lila bisa menjelaskan biar ketika teman-teman mebantu menyelesaikan masalahnya bisa mudah.

Jadi begini permasalahannya ketika saya masih duduk di kelas X ada diskusi dalam kelas kemudian saya diminta untuk memberi jawaban kemudian jawaban atau tanggapan saya ditertawakan oleh teman-teman sehingga ini membuat saya malu dan tidak mau lagi untuk memberi jawaban lebih baik saya diam saja. Setelah tahu permasalahannya maka para anggotapun memberi saran : • Abria : Dengan melihat apa yang menjadi masalah kamu

saya bisa menganalisis bahwa kamu memiliki satu pikiran yang mana kamu ketika akan menjawab maka akan ditertawakan lagi oleh teman-teman padahal belum tentu.

• Agil : Apa yang dikatan Abria betul itu Lil jadi ketika kita punya pikiran yang begitu maka kita tidak akan bisa untuk mengungkapkan pendapat jadi pikiran itu harus dihilangkan.

• Arri : Nah setelah kamu menceritakan latar belakangnya kan teman-teman bisa tahu dan mudah dalam memberikan pendapatnya, kalau menurut saya kamu harus punya kemauan dulu atau tekad bahwa saya harus berani ngomong didepan kelas misalnya tanpa mempedulikan apa kata teman.

• Dewi : Jadi ada betulnya yang dikatakan oleh Arri tetapi

Page 102: bimbingan kelompok1

kamu ketika akan memberi jawaban kita pikir dulu artinya kita tahu betul apa yang menjadi persoalan kemudian kemudian dalam benak kita sudah ada jawaban yang relevan sehingga jawaban kita akan bermutu dan ini tidak bakal ditertawakan oleh teman malah kita akan mendapat sanjungan dari teman-teman.

• Mawar : Yup saya setuju apa yang dikataka Sharah semua itu merupakan proses pembelajaran jadi kita tidak langsung bisa tetapi harus bertahap.

• Sharah : Saya juga setuju. Dengan saran-saran yang diberikan oleh temannya Lila dapat menerima saran dari teman-temannya, Lila memutuskan mulai sekarang dia akan percaya diri tidak akan takut lagi untuk ditertawakan. Ya dengan kegiatan bimbingan kelompok ini masalah saya bisa teratasi saya merasa senang, kemudian saya bisa belajar berbicara meskipun dalam lingkup kelompok. Pada pertemuan kelima pemberian layanan bimbingan kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga suasana kelompok terkendali. Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Siswa sudah dapat membantu memecahkan permasalahan orang lain. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

6. Pertemuan VI ( 22Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara menghindari prasangka dan akibatnya yang didalamnya terdapat pengertian prasangka, terbentuknya prasangka, usaha untuk menghindari dan menghilangkan prasangka, akibat prasangka. Pemimpin kelompok menanyakan ada yang tahu apa itu prasangka? Anggota kelompok menjawab : • Dewi : Prasangka adalah anggapan yang kurang baik kepada

orang lain. • Agil : Prasangka itu merupakan perasaan kita kepada orang

lain yang bisa bersifat positif maupun negatif. Pemimpin kelompok memberikan contoh apa pandangan kita terhadap seorang pelukis atau seniman?. Anggota kelompok yang menjawab : • Lila : Pasti pelukis itu hidupnya tidak teratur, jorok, tidak

pernah mandi. • Abria : Belum tentu semua pelukis atau seniman seperti itu

kita harus punya prasangka yang positif. Kamu kan belum tahu sendiri bagaimana kehiduapan pelukis.

• Sharah : Apa yang dikatakan Abria benar jadi belum tentu seorang pelukis itu menti jorok, jarang mandi, semprawut acak-acakan rambutnya gondrong tetapi banyak juga pelukis yang bersih.

Page 103: bimbingan kelompok1

Bagaimana pandangan kalian terhadap karakter orang madura? • Trinanda : Ya pasti karakter orang madura itu keras. • Mawar : Belum tentu tidak semua orang madura itu keras. Apabila kalian mendapat nilai lima pada pelajaran matematika apa yang kalian lakukan?. • Dewi : Introspeksi diri mungkin kita tidak belajar dengan

sungguh-sungguh. • Chusnul : Ya itu mungkin kesalahan gurunya, gurunya tidak

senang pada kita. • Sugeng : Yang dikatakan Sharah itu benar kita harus

instrospeksi diri kita dulu kenapa kok sampai nilai kita jelek mungkin kita jarang mengerjakan PR, terus kalau ulangan kita tidak belajar.

Misalkan kalian melihat Pak Karto guru matematika, marah kepada Arri sehingga dihukum apa tanggapan kalian? • Abria : Ya saya menganggap bahwa Pak Karto itu orang

yang galak dan senang menghukum. • Sharah : Kalau saya tidak setuju mungkin kenapa Arri

dihukum karena Arri bandel tidak mengerjakan tugas artau PR jarang mengikuti pelajaran yag penting menghukumnya

Pada pertemuan keenam pemberian layanan bimbingan kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau aktif dalam tanya jawab sehingga suasana kelompok terkendali. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

7. Pertemuan VII (27 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara mengembangkan sikap positif yang meliputi pengertian, langkah-langkah menumbuhkan sikap positif dan manfaat bersikap positif. Pemimpin kelompok menanyakan bagaimana sikap positif kita sebagai pelajar?. • Dewi : Kita harus belajar dengan giat, mentaati peraturan

sekolah seperti memakai seragam lengkap, datang tepat waktu tidak terlambat, selalu mengikuti pelajaran di sekolah atau tidak membolos.

• Mawar : Kita harus sopan terhadap guru, menghormati guru, selalu mengerjakan PR yang diberikan oleh guru.

• Sharah : Selalu mengikuti upacara bendera sebagai bukti cinta tanah air, tidak hanya guru yang dihaormati petugas TU juga harus kita hormati pokoknya menghormati kepada yang lebih tua.

• Lila : Kita harus mengerjakan PR atau tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran.

• Trinanda : Yang jelas kita sebagai belajar kita harus giat belajar.

• Arri : Mengikuti kegaiatan ekstrakurikuler yang

Page 104: bimbingan kelompok1

diselengarakan di sekolah. • Chusnul : Tidak mencemarkan nama baik sekolah. • Agil : Membuat prestasi dalam bidang akademik maupun

non akademik. • Abria : Tidak boleh menyontek. • Sugeng : Jangan membuat gaduh saatpelajaran. Pertanyaan kedua bagaimana sikap positif kita berada dilingkungan keluarga?. Para anggota menjawab : • Sugeng : Patuh terhadap perintah orang tua, • Agil : Menghormati orang tua, • Dewi : Mentaati norma dalam keluarga, • Abria : Menghargai dan menyangi adik/kakak, • Mawar : Selalu berbuat baik kepada orang tua. Pertanyaan ketiga bagaimana sikap ositif kita dalam lingkungan masyarakat?. Anggota kelompok menjawab • Sharah : Selalu mentaati norma yang berlaku dimasyarakat, • Arri : Menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, • Chusnul : Bersedia menolong tetangga yang mendapat

musibah. Sejauh ini pada pertemuan ketujuh saat pemberian layanan bimbingan kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, jadi dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik ini dapat terlihat dari indikator yang muncul, dan anggota kelompok begitu kompak dalam membahas topik cara mengembangkan sikap positif. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

8. Pertemuan VIII (29 Maret 2007)

Pengamatan proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara mengendalikan dan mengarahkan emosi yang meliputi pengertian emosi, macam-macam emosi dan cara mengendalikan emosi. Agil memberikan contoh emosi misalnya kita punya barang kemudian dihilangkan oleh teman kita kemudian kita marah kemudian memukul maka kita tidak bisa mengarahkan emosi kita, dan akibatnya kita tidak punya teman kemudian dijauhi teman-teman. Maka kita harus bisa mengendalikan emosi marah kita. Praktikan memberikan contoh apabila teman satu kelompok kita ada yang sakit apa emosi kita dan apa yang harus kita lakukan?. Para anggota menjawab : • Dewi : Emosi yang muncul adalah sedih, dan akan

menjenguk teman kita yang sakit. • Chusnul : Apa yang dikatakan dewi benar kita tidak boleh

senang masak teman kita sakit kita malah senang kita harus mendoakan dia biar cepat sembuh.

• Arri : Dalam ajaran agamapun mengajarkan kita untuk menjenguk dan mendoakan orang yang sakit meskipun orang yang sakit itu orang yang dibenci kita.

Page 105: bimbingan kelompok1

Contoh yang kedua apabila ada teman kita meraih juara satu dalam lomba bola basket apa emosi kita?.Anggota kelompok : • Abria : Merasa senang dan memberikan selamat kepada

teman kita. • Agil : Sama seperti Abri jadi kita harus bangga kepada

teman kita karena berprestasi, sehingga kita bisa termotivasi agar bisa seperti teman kita.

Contoh ketiga apabila nilai Ari lebih besar dari pada kalian apa yang dilakukan?. Anggota menjawab : • Dewi : Saya merasa iri tetapi saya akan berusaha agar nilai

mereka lebih baik dari Ari dengan cara belajar dengan giat. • Mawar : Emosi yang muncul pertama kali memang emosi iri

tetapi kita menjadi termotivasi masak nilai saya kok dibawah Arri.

• Sugeng : Ya kita termotivasi agar nilai kita lebih tinggi dari pada Ari tapi motivasi yang positif artinya tidak menghalalkan segala cara biar nilainya lebih baik dari pada Arri dengan cara menyontek atau berbuat curang.

Dari contoh tersebut para anggota sudah dapat mengarahkan emosi mereka kehal yang positif. Tanggapan dari para anggota kelompok sangat baik. Sejauh ini para anggota sudah aktif terbuka dalam mengemukakan pendapat, ide, dan tanggapan. Dinamik kelompok dapat terwujud dengan baik, anggota kelompok begitu kompak dalam membahas topik cara mengendalikan dan mengarahkan emosi.

Gambaran tentang perkembangan konsep diri yang ditunjukkan oleh

siswa, pada tiap pertemuan dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 7.

Perkembangan konsep diri siswa

Hasil Perkembangan Pertemuan

No Nama Siswa

Indikator 1 2 3 4 5 6 7 8

1. Agil P • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

V V V

V

V V

V V

V

V

V

Page 106: bimbingan kelompok1

hiperkritis • Optimis

V

V

2. Chusnul U • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V

V V

V V

V V

V V

V V

V

3. Dewi WS • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V

V V

V V V V

V V

V

V V V

4. Mawar M • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V V

V

V V V

V V

V V

5. Sharah I • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis

V V

V V

V

V V

V

V V

V

V

Page 107: bimbingan kelompok1

• Optimis V 6. Arri W • Percaya diri

• Merasa setara dengan orang lain

• Menerima apa adanya

• Dapat menyikapi kegagalan

• Tidak bersikap hiperkritis

• Optimis

V V

V

V

V V V V

V V

V

7. Abria N • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V V

V V V

V V V

V V V V

V

V

V V

8. Trinanda • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V

V V V V

V V

V

V

9. Lila W • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V

V V

V V V

V

V

V V

Page 108: bimbingan kelompok1

10. Sugeng P • Percaya diri • Merasa setara

dengan orang lain • Menerima apa

adanya • Dapat menyikapi

kegagalan • Tidak bersikap

hiperkritis • Optimis

V V V

V V

V V

V

V

V

V V

V V

Dari tabel diatas dapat diuraikan sebagai berikut pada pertemuan

pertama Agil mengalami peningkatan pada indikator percaya diri ini terlihat

dari Agil berani dalam mengungkapkan pendapatnya yang sebelumnya Agil

merasa malu untuk mengungkapkan pendapat, pada pertemuan kedua Agil

mengalami peningkatan dari yang percaya diri Agil sudah mampu merasa

setara dengan orang lain, pada pertemuan ketiga Agil hanya menunjukkan

aspek percaya diri saja aspek yang lain tidak muncul, pada pertemuan

keempat ini Agil dapat tidak bersikap hiperkritis dan optimis, pada pertemuan

kelima aspek yang muncul merasa setara dengan orang lain dan dapat

menyikapi kegagalan, pada pertemuan keenam dan ketujuh Agil dapat

menerima apa adanya, pada pertemuan terakhir rasa percaya diri Agil muncul

serta sikap optimis.

Peningkatan yang ada pada Chusnul antara lain pada pertemuan

pertama percaya diri sudah nampak dan merasa setara dengan orang lain, pada

pertemuan kedua masih nampak rasa percaya diri namun aspek yang lain

Page 109: bimbingan kelompok1

belum nampak, pada pertemuan ketiga sudah dapat menyikapi kegagalan,

pada pertemuan keempat percaya diri muncu lagi dengan aspek dapat

menyikapi kegagalan, pada pertemuan kelima masih ada aspek percaya diri

dan tidak bersikap hiperkritis, pada pertemuan keenam dapat merasa setara

dengan orang lain dan dapat menyikapi kegagalan, pada pertemuan ketujuh

tidak bersikap hiperkritis serta optimis, sedang pertemuan terakhir aspek yang

muncul hanya menerima apa adanya.

Peningkatan yang terjadi pada Dewi, pertemuan pertama yang

muncul hanya percaya diri saja, pertemuan kedua juga hanya merasa setara

dengan orang lain aspek yang lain belum nampak, sedang pertemuan ketiga

percaya diri serta menerima apa adanya, pada pertemuan keempat juga masih

percaya diri, pertemuan kelima ada tiga aspek yang muncul percaya diri, tidak

bersikap hiperkritis serta optimis, pertemuan keenam muncul merasa setara

dengan orang lain dan dapat menerima apa adanya, pertemuan ketujuh dapat

menyikapi kegagalan sedang pertemuan terakhir percaya diri, tidak bersikap

hiperkritis dan optimis.

Peningkatan yang terjadi pada Mawar, pada pertemuan pertama

percaya diri sudah nampak, pada pertemuan kedua merasa setara dengan

orang lain dan dapat menerima apa adanya, pertemuan ketiga tidak bersikap

hiperkritis, pertemuan keempat hanya percaya diri saja, pertemuan kelima

percaya diri serta optimis, pada pertemuan keenam Mawar tidak menunjukkan

aspek yang muncul, pada pertemuan ketujuh percaya diri dan menerima apa

Page 110: bimbingan kelompok1

adanya, pada pertemuan terakhir aspek yang muncul merasa setara dengan

orang lain serta optimis.

Peningkatan yang ada pada Sharah, pada pertemuan pertama muncul

rasa percaya diri dan merasa setara dengan orang lain, pertemuan kedua juga

percaya diri namun ada aspek lain yang muncul yaitu menerima apa adanya,

pada pertemuan ketiga tidak bersikap hiperkritis, pertemuan keempat percaya

diri dan dapat menyikapi kegagalan, pertemuan kelima aspek yang nampak

merasa setara dengan orang lain, pertemuan keenam percaya diri dan

menerima apa adanya, aspek ketujuh tidak bersikap hiperkritis dan optimis,

sedang pada pertemuan kedelapan hanya dapat menyikapi kegagalan saja.

Peningkatan konsep diri pada Arri, pertemuan pertama ditunjukkan

dengan percaya diri dan menerima apa adanya, pertemuan kedua merasa

setara dengan orang lain, pertemuan ketiga dapat menyikapi kegagalan,

pertemuan keempat percaya diri, pada pertemuan kelima selain percaya diri

aspek yag muncul adalah optimis, pertemuan keenam merasa setara dengan

orang lain dan menerima apa adanya, pertemuan ketujuh dapat menyikapi

kegagalan dan tidak bersikap hiperkritis sedang pertemuan kedelapan optimis.

Peningkatan konsep diri pada Abria, pertemuan pertama terjadi tiga

peningkatan yaitu percaya diri, merasa setara dengan orang lain dan menerima

apa adanya, sedang pada pertemuan kedua hanya percaya diri saja, pertemuan

ketiga percaya diri dan dapat menyikapi kegagalan, pertemuan keempat

terjadi tiga peningkatan percaya diri, tidak bersikap hiperkritis dan optimis,

Page 111: bimbingan kelompok1

pada pertemuan kelima terjadi emapat peningkatan dari percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apa adanya dan tidak bersikap hiperkritis,

tetapi dalam pertemuan keenam hanya merasa setara dengan orang lain saja,

pertemuan ketujuh juga satu aspek yaitu optimis, sedang pertemuan terakhir

dapat menyikapi kegagalan dan tidak bersikap hiperkritis.

Peningkatan yang terjadi pada Trinanda, pada pertemuan pertama

tidak nampak satu aspekpun yang muncul baru pada pertemuan kedua muncul

percaya diri dan menerima apa adanya, pertemuan ketiga Trinanda absen

karena tidak masuk sekolah sehingga tidak ada aspek yang muncul, pertemuan

keempat percaya diri, merasa setara dengan orang lain dan menerima apa

adanya, pertemuan kelima dapat menyikapi kegagalan dan optimis, pertemuan

ketujuh tidak bersikap hiperkritis dan pertemuan terakhir merasa setara

dengan orang lain.

Peningkatan yang ada pada Lila hampir sama dengan Trinanda pada

pertemuan pertama tidak satupun aspek yang muncul, baru pada pertemuan

kedua muncul aspek percaya diri dan menerima apa adanya, pertemuan ketiga

juga tidak ada peningkatan karena absen tidak masuk sekolah, pertemuan

keempat merasa setara dengan orang lain dan menerima apa adanya,

3. Konsep diri Setelah Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok

Setelah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok selama 8 kali

pertemuan, selanjutnya dilakukan post test untuk mengetahui peningkatan

Page 112: bimbingan kelompok1

konsep diri. Hasil post test selengkapnya dapat dilihat pada lampiran dan

terangkum pada tabel berikut :

Tabel 8.

Konsep diri siswa setelah pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

Indikator No. Responden 1 2 3 4 5 6 Total Ket.

1. 25 13 26 16 14 24 118 T 2. 22 13 17 11 16 24 103 T 3. 20 14 30 17 16 34 131 ST 4. 23 15 20 11 11 23 103 T 5. 22 16 19 11 13 27 108 T 6. 19 14 19 14 12 28 106 T 7. 22 18 29 18 18 31 136 ST 8. 20 16 20 11 13 26 106 T 9. 19 16 18 12 18 27 110 T 10. 21 17 19 15 13 25 110 T

Mean 21.3 15.2 21.7 13.6 14.4 26.9 113.1 T Kriteria T T T T T T T

Terlihat dari tabel bahwa 10 responden yang diteliti memiliki konsep diri

yang tinggi atau positif terbukti dari rata-rata skor 113,1 dalam kategori

tinggi. Dilihat dari indikatornya ternyata rata-rata semua indikator dalam

kategori tinggi.

4. Efektifitas Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok dalam

Mengembangkan Konsep diri Positif

Gambaran tentang efektifitas bimbingan kelompok dalam

mengembangkab konsep diri positif dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif

dan uji Wilcoxon dari 6 indikatornya yaitu : percaya diri, merasa setara dengan

orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap

hiperkritis, optimis.

Page 113: bimbingan kelompok1

Tabel 9.

Hasil Uji Wilcoxon

Indikator Zhitung Ztabel Kesimpulan Percaya diri - 2.650 0.08 Ho ditolak

Merasa setara dengan orang lain - 2.818 0.05 Ho ditolak

Menerima apa adanya - 2.812 0.05 Ho ditolak

Dapat menyikapi kegagalan - 2.201 0.28 Ho ditolak

Tidak bersikap hiperkritis - 2.803 0.07 Ho ditolak

Optimis - 2.675 0.05 Ho ditolak

Total - 15.860 0.48 Ho ditolak

Tabel 10.

Hasil pre test dan post test setiap indikator

Indikator Kondisi Mean Kriteria Pre test 17.1 Rendah Percaya diri Post test 21.3 Tinggi Pre test 10.2 Rendah Merasa setara dengan orang lain Post test 15.2 Tinggi Pre test 16.5 Rendah Menerima apa adanya Post test 21.7 Tinggi Pre test 10 Rendah Dapat menyikapi kegagalan Post test 13.6 Tinggi Pre test 10.5 Rendah Tidak bersikap hiperkritis Post test 14.4 Tinggi Pre test 18.1 Rendah Optimis Post test 26.9 Tinggi Pre test 82.4 Rendah Total Post test 113,3 Tinggi

Page 114: bimbingan kelompok1

Terlihat dari tabel 10, rata-rata skor konsep diri siswa sebelum diadakan

layanan bimbingan kelompok sebesar 82,4 dalam kategori rendah dan setelah

mengikuti layanan bimbingan kelompok dapat meningkat menjadi 113,1 dalam

kategori tinggi. Dari hasil uji Wilcoxon diperoleh Zhitung = - 15.860 dan kurang

dari –Ztabel = (-0.48) atau pada daerah penolakan Ho. Demikian juga untuk

setiap indikatornya diperoleh Zhitung < -Ztabel atau pada daerah penolakan Ho.

Dengan ditolaknya Ho menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan

konsep diri siswa antara sebelum dan sesudah mengikuti layanan bimbingan

kelompok. Hal ini secara signifikan berpengaruh positif terhadap peningkatan

konsep diri siswa.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan ada perbedaan konsep diri

siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa rata-rata tingkat konsep diri pada siswa kelas XI SMA

Teuku Umar Semarang setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok lebih

tinggi atau positif dibandingkan sebelum mendapatkan layanan bimbingan

kelompok.

Konsep diri siswa mengalami perubahan dari yang negatif menjadi positif

setelah mendapatkan layanan bimbingan kelompok pada enam indikator konsep

diri positif. Adapun peningkatan konsep diri siswa terhadap enam indikator

konsep diri positif tersebut antara lain :

Page 115: bimbingan kelompok1

1. Percaya diri

Peningkatan dalam sikap percaya diri ini dapat dilihat dari perubahan

anggota kelompok yang sudah berani untuk mengeluarkan pendapat, yakin

dalam menghadapi setiap masalah, serta yakin dalam menghadapi setiap

tugas, apabila dibandingkan dengan sebelum mendapatkan layanan bimbingan

kelompok. Misalnya dalam kelas ada diskusi kelompok maka anggota

kelompok tidak berani untuk mengungkapkan pendapat atau berbicara dalam

kelas maka ia akan diam saja. Apabila dikasih tugas oleh guru mata pelajaran

sebelum mencoba maka siswa merasa tidak bisa dan merasa sulit untuk

mengerjakan.

2. Merasa setara dengan orang lain

Peningkatan dalam indikator merasa setara dengan orang lain ini dapat

terlihat selama kegiatan bimbingan kelompok seperti siswa tidak mencela atau

meremehkan orang lain, siswa tidak sombong atau merasa paling benar,

merasa pantas bergaul dengan siapa saja, serta mampu bersaing secara sehat.

3. Menerima apa adanya

Peningkatan dalam indikator apa adanya ini siswa sudah mampu untuk

memahamai apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan yang dimiliki serta

motivasi untuk mngembangkan kelebihan yang ia miliki.

Page 116: bimbingan kelompok1

4. Dapat menyikapi kegagalan

Peningkatan dalam indikator dapat menyikapi kegagalan ini terlihat

dari siswa yang mampu mengambil hikmah dari kegagalan dan mempunyai

semangat untuk bangkit dari kegagalan.

5. Tidak bersikap hiperkritis

Peningkatan yang ada dalam indikator tidak bersikap hiperkritis antara

lain siswa tidak mengeluh dengan adanya satu masalah atau tugas, mampu

menghargai orang lain, serta merasa senang atas keberhasilan orang lain.

6. Optimis

Peningkatan dalam indikator optimis ini terlihat dari semangat para

siswa untuk mengembangkan diri serta merasa yakin atas kemampuan yang

dimiliki.

Berdasarkan hasil kegiatan bimbingan kelompok, ada beberapa kesan

yang diungkapkan oleh anggota kelompok, yaitu kegiatan dalam bimbingan

kelompok inidapat bermanfaat karena dapat menambah wawasan, pengetahuan,

mengakrabkan teman, belajar untuk lebih menerima diri, belajar bergaul, belajar

lebih terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar

mengungkapkan pendapat, belajar berkomunikasi, belajar memberi dan menerima

atau tack in give, belajar memecahkan masalah, lebih peka kepada orang lain,

lebih mengerti bahwa orang lain juga punya masalah, belajar mempercayai diri

sendiri dan orang lain. Selain itu kegiatan bimbingan kelompok sangat

menyenangkan karena dapat menyelesaikan suatu toipk atau tema dalam setiap

Page 117: bimbingan kelompok1

pertemuan secara mendalam dan adanya kerjasama yang baik antara para anggota

kelompok dan pemimpin kelompok. Dengan diadakannya kegiatan bimbingan

kelompok ini dapat membentuk konsep diri positif pada diri siswa tersebut.

Setelah 10 siswa mendapatkan treatment atau perlakuan berupa bimbingan

kelompok, ternyata terjadi perubahan dari siswa yang memiliki konsep diri yang

rendah setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok mengalami

peningkatan yaitu terdapat 2 siswa (20%) yang memiliki konsep diri yang sangat

tinggi, 8 siswa (80%) dalam kategori tinggi. Rata-rata skor konsep diri sebelum

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok adalah 82,4 dalam kategori rendah, dan

setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok meningkat menjadi

113,1 dalam kategori tinggi. Ditunjukkan pula dari hasil uji Wilcoxon diperoleh

Z hitung = -15.860 yang kurang dari – Ztabel (-0,48) atau berada pada daerah

penolakan Ho. Hal ini menunjukkan ada peningkatan yang signifikan konsep diri

setelah mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa layanan bimbingan kelompok

efektif dalam mengembangkan konsep diri positif pada siswa kelas XI SMA

Teuku Umar Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007 diterima. Hal ini

menunjukkan bahwa konsep diri pada siswa mengalami peningkatan yang

signifikan setelah siswa mendapatkan perlakuan berupa layanan bimbingan

kelompok.

Layanan bimbingan kelompok efektif dalam mengembangkan konsep diri

positif siswa karena layanan bimbingan merupakan proses pemberian informasi

Page 118: bimbingan kelompok1

dan bantuan pada sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok

guna mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan dalam penelitian ini adalah

membentuk konsep diri positif. Layanan yang diberikan dalam suasana kelompok

selain itu juga bisa dijadikan media penyampaian informasi sekaligus juga bisa

membantu siswa menyusun rencana dalam membuat keputusan yang tepat

sehingga diharapkan akan berdampak positif bagi siswa yang nantinya akan

menumbuhkan konsep diri yang positif. Selain itu apabila dinamika kelompok

dapat terwujud dengan baik maka anggota kelompok saling menolong, menerima

dan berempati dengan tulus.

Bimbingan kelompok merupakan lingkungan yang kondusif yang

memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk menambah penerimaan diri dan

orang lain, memberikan ide, perasaan, dukungan bantuan alternatif pemecahan

masalah dan mengambil keputusan yang tepat, dapat berlatih tentang perilaku

baru dan bertanggung jawab atas pilihan yang ditentukan sendiri. Suasana ini

dapat menumbuhkan perasaan berarti bagi anggota yang selanjutnya juga dapat

menambah konsep diri yang positif.

Di dalam kelompok, anggota belajar meningkatkan diri dan kepercayaan

terhadap orang lain, selain itu mereka juga mempunyai kesempatan untuk

meningkatkan sistem dukungan dengan cara berteman secara akrab dengan

sesama anggota. Dalam layanan bimbingan kelompok interaksi antar individu

antar anggota kelompok merupakan suatu yang khas yang tidak mungkin terjadi

pada konseling perorangan. Karena dalam layanan konseling kelompok terdiri

dari individu yang heterogen terutama dari latar belakang dan pengalaman mereka

masing-masing.

Page 119: bimbingan kelompok1

Bimbingan kelompok merupakan tempat bersosialisasi dengan anggota

kelompok dan masing-masing anggota kelompok akan memahami dirinya

dengan baik. Berdasarkan pemahaman diri itu dia lebih rela menerima dirinya

sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-aspek positif dalam kepribadiannya,

selain itu dalam layanan bimbingan kelompok ketika dinamika kelompok sudah

dapat tercipta dengan baik ikatan batin yang terjalin antar anggota kelompok akan

lebih mempererat hubungan diantara mereka sehingga masing-masing individu

akan merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain, serta timbul penerimaan

terhadap dirinya.

Dalam penelitian ini mencapai hasil yang maksimal terdapat 8 siswa

dalam kategori tinggi yaitu Agil, Chusnul, Mawar, Arri, Trinanda, Lila dan

Sugeng sedangkan 2 orang siswa dalam kategori sangat tinggi yaitu Dewi dan

Abria, karena dinamika dalam kelompok dapat tercipta dengan baik, para siswa

sudah merasa memiliki kelompok, ini terlihat para siswa yang selalu hadir pada

saat pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, meskipun ada dua orang siswa

yang absen satu kali pertemuan karena berhalangan tidak berangkat sekolah tetapi

ini tidak menghambat jalannya proses kegiatan bimbingan kelompok. Para

anggota kelompok antusias dalam mengikuti kegiatan bimbingan kelompok

karena ini berhubungan dengan diri mereka, adanya interaksi yang baik antara

anggota dengan anggota yang lain serta anggota dengan pemimpin kelompok,

para anggota saling memberikan pendapat dan saran ketika kegiatan berlangsung,

tujuan secara umum dari kegiatan ini sudah tercapai seperti dapat mengakrabkan

Page 120: bimbingan kelompok1

teman, belajar untuk lebih menerima diri, belajar bergaul, belajar lebih terbuka

dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar mengungkapkan pendapat,

belajar berkomunikasi, belajar memberi dan menerima atau take in give, belajar

memecahkan masalah, lebih peka kepada orang lainlebih mengerti bahwa orang

lain juga mempunyai masalah, belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain.

Dari jadwal kegiatan pemberian layanan ini juga berpengaruh, peneliti

menggunakan frekuensi yaitu dua kali dalam seminggu dilakukan karena apabila

dilakukan satu minggu sekali ini frekuensinya terlalu lama sehingga membuat

siswa jadi lupa dan enggan atau malas untuk mengikuti karena dilakukan selama

8 minggu begitu pula apabila frekuensinya terlalu sering ini akan membuat siswa

jenuh dan bosan dari para anggota sehingga ini tidak efektif, dengan

pertimbangan hal tersebut maka peneliti menggunakan frekuensi pertemuan dua

kali dalam seminggu dan ini sangat efektif untuk mencapai tujuan ini.

Dalam kegiatan bimbingan kelompok ini yang paling utama adalah

dengan menggunakan kelompok tugas sehingga terarah apa yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini, dari topik-topikyang dibahas merupakan pengembangan dari

aspek-aspek yang terdapat dalam konsep diri positif, dari tiap pertemuan mulai

dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir ini merupakan rangkaian satu

kesatuan yang saling berkaitan dari setiap topik yang dibahas sehingga ketika

mengikuti kegiatan ini dengan baik maka akan terjadi proses perubahan yang

akan mereka alami terutama dalam proses mengembangkan konsep diri yang

positif.

Page 121: bimbingan kelompok1

Dapat dijelaskan dari teori proses pembentukan konsep diri menurut

Centi (1993:16-23) faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri

antara lain orang tua, saudara sekandung, sekolah, teman sebaya, masyarakat, dan

pengalaman sedangkan Calhoun (1995:74) mengatakan bahwa konsep diri

dihasilkan dari interaksi dua faktor yaitu diri individu itu sendiri dan lingkungan.

Konsep diri yang dimiliki individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor dari

lingkungan individu, karena konsep diri bukan merupakan faktor yang dibawa

sejak lahir, melainkan faktor yang dipelajari dan terbentuk dari beribu-ribu

pengalaman yang berbeda-beda dan sedikit demi sedikit menjadi satu. Setiap

orang dilahirkan tanpa konsep diri. Menurut Sullivan (2005:101) konsep diri

merupakan produk sosial, menjelaskan bahwa individu mengenal dirinya dengan

mengenal orang lain lebih dahulu. Dalam hal ini penilaian orang lain terhadap

individu tersebut akan membentuk konsep dirinya sesuai dengan penilaian itu.

Misalnya jika individu itu diterima orang lain, dihormati, dan disenangi karena

keadaan dirinya, dia akan cenderung bersikap menghormati dan menerima

dirinya. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan, dan

menolaknya, individu akan cenderung tidak menyenangi dirinya. Melalui

pengalaman interaksi dengan orang lain dan cara orang lain memperlakukan

individu tersebut akan menangkan pantulan tentang dirinya dan akhirnya

membentuk gagasan dalam dirinya seperti apakah dirinya sebagai pribadi. Pendek

kata konsep diri individu itu dipengaruhi oleh keadaan lingkungannya. Suasana

atau keadaan lingkungan seperti ini ada dalam bimbingan kelompok, seperti yang

telah diuraikan sebelumnya di atas sehingga penelitian ini dapat berhasil, bahwa

bimbingan kelompok efektif dalam mengembangkan konsep diri positif

Page 122: bimbingan kelompok1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri dapat ditingkatkan

melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas XI SMA Teuku Umar

Semarang Tahun Pelajaran 2006/2007.

B. Saran

Berdasarkan simpulan tersebut di atas, maka dapat diajukan beberapa

saran kepada guru pembimbing dan siswa SMA Teuku Umar Semarang sebagai

berikut :

1. Hendaknya para guru pembimbing dapat lebih banyak memprogramkan

layanan bimbingan kelompok untuk membentuk konsep diri positif siswa dan

memotivasi siswa agar memanfaatkan layanan bimbingan kelompok sebagai

tempat untuk mengembangkan konsep diri positif.

2. Melalui program BK hendaknya guru pembimbing membuat kelompok-

kelompok seperti kelompok OSIS, ekstra yang ada di sekolah sehingga sudah

ada dinamika kelompok yang terjalin untuk mendukung pelaksanaan

bimbingan kelompok untuk mengembangkan konsep diri positif.

3. Kepala sekolah hendaknya memberikan jam BK pada kelas XI agar program

BK dapat terlaksana, khususnya dalam layanan bimbingan kelompok.

Page 123: bimbingan kelompok1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta : PT.

Rineka Cipta Azwar. S. 2000. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta : Arean. Calhoun, James F. Alih Bahasa Prof. Dr. Ny. R. S. Satmoko. 1995. Psikologi tentang

Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. Semarang : IKIP Semarang Press.

Centi, J.Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius. Sukardi, Dewa Ketut. 2002. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Hurlock, E. 1990. Perkembangan Anak Jilid II. Jakarta : Erlangga. .1994. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan) Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga. Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya. Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Dasar Dan Profil.

Jakarta : Ghalia Indonesia. 2004. Seri Layanan L.6 L.7 Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling

Kelompok. Padang : Jurusan BK FIP UNP Prayitno dan Erman Amti.1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Depdikbud :

Rineka Cipta. Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda Karya. Rini, Jacinta F. 2002. Konsep Diri. http://e-psikologi.com/dewasa/160502.htm Santoso, Slamet. 2004. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara.

Page 124: bimbingan kelompok1

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta. Wibowo,M.E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan.Sematang : UPT UNNES

Press. Winkel,WS. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta : PT.

Grasindo.

Page 125: bimbingan kelompok1
Page 126: bimbingan kelompok1

SKALA KONSEP DIRI

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan teliti.

2. Bandingkan kesesuaian isi pertanyaan dengan kondisi Anda sendiri.

3. Pilihlah jawaban dari pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan perasaan

Anda, karena itulah jawaban sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami

atau rasakan saat ini.

4. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai akademis Anda maupun hubungan

Anda dengan oorang lain.

5. Jawaban Anda adalah rahasia dan tidak akan diinformasikan kepada pihak lain.

6. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban dari pernyataan yang Anda pilih

jika :

SS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Sesuai dengan keadaan yang Anda

rasakan

S : Apabila pernyataan tersebut Sesuai dengan keadaan yanga Anda rasakan

TS : Apabila pernyataan tersebut Tidak Sesuai dengan keadaan yanga Anda

rasakan

STS : Apabila pernyataan tersebut Sangat Tidak Sesuai dengan keadaan yanga

Anda rasakan

7. Berusahalah untuk tidak melihat atau bertanya kepada teman Anda, karena

Andalah orang yang paling tahu tentang diri Anda sendiri.

Selamat Mengerjakan !!!

Page 127: bimbingan kelompok1

SKALA KONSEP DIRI

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya adalah seorang yang yakin dapat menyelesaikan

masalah dengan baik.

2. Saya berpendapat bahwa saya adalah orang yang tegar

dalam menghadapi setiap masalah.

3. Saya adalah orang yang mudah putus asa walaupun

dihadapkan masalah sekecil apapun.

4. Menurut saya, saya adalah orang yang selalu meminta

bantuan pada orang lain setiap ada masalah.

5. Saya adalah orang yang mampu berbicara di depan kelas

dengan sempurna.

6. Saya adalah orang mampu pendapat dengan baik di

depan umum.

7. Saya berpendapat bahwa saya orang yang suka menolak

untuk maju di depan kelas karena saya merasa tidak bisa.

8. Saya merasa tegang/grogi apabila maju di depan umum.

9. Saya adalah seorang yang mampu melaksanakan tugas

yang diberikan oleh guru mata pelajaran dengan baik.

10. Setiap saya diberi tugas oleh guru mata pelajaran selalu

memberikan hasil yang memuaskan kepada guru tersebut

11. Saya adalah orang yang selalu takut salah apabila

mengerjakan suatu tugas.

12. Saya adalah orang yang selalu bingung jika diberi tugas

atau pekerjaan rumah (PR).

Page 128: bimbingan kelompok1

13. Saya berpendapat bahwa diri saya merasa nyaman

berteman dengan siapa saja.

14. Dalam mencari teman saya tidak membeda-bedakan

status ekomi dan sosialnya.

15. Saya berpendapat bahwa saya merasa khawatir tidak

dapat diterima oleh lingkungan masyarakat.

16. Saya merasa minder apabila bergaul dengan teman-

teman yang lebih pintar.

17. Saya berpendapat bahwa saya mampu menghadapi

segala hambatan dalam setiap pertandingan.

18. Saya adalah orang yang mampu bersikap sportif dalam

setiap pertandingan.

19. Saya berpendapat bahwa diri saya tidak sederajat dengan

peserta lomba yang lain sehingga saya akan menolak

mengikuti lomba.

20. Saya adalah orang yang mudah menyerah apabila

mengikuti perlombaan yang tidak sesuai dengan

kemampuan yang saya miliki.

21. Saya adalah orang yang selalu bersyukur atas kelebihan

yang diberikan Tuhan kepada saya.

22. Saya selalu mengikuti kegiatan tambahan atau les yang

diadakan di sekolah.

23. Saya berpendapat bahwa saya orang yang lemah dalam

pelajaran yang berhubungan dengan angka.

24. Saya adalah orang yang mudah menyerah apabila

menghadapi soal yang sulit.

25. Saya adalah orang suka menolong orang yang

membutuhkan.

Page 129: bimbingan kelompok1

26. Saya berpendapat bahwa saya disenangi oleh teman-

teman saya.

27. Saya adalah orang yang sulit berkomunikasi terhadap

orang yang lebih tua.

28. Saya adalah orang yang senang melakukan aktivitas

sendirian karena saya merasa orang lain merepotkan.

29. Saya berpendapat bahwa saya mampu meraih cita-cita

yang saya inginkan.

30. Saya adalah orang yang mampu mengembangkan bakat

yang saya miliki.

31. Menurut saya, saya tidak mempunyai banyak hal yang

saya banggakan.

32. Menurut saya adalah orang tidak punya kelebihan apa-

apa sehingga kadang-kadang saya merasa sebagai orang

yang tidak berguna.

33. Saya adalah orang yang selalu berprinsip bahwa Tuhan

akan memberikan hikmah dibalik semua masalah yang

saya alami.

34. Saya masih bisa tersenyum walaupun saya sedang

merasakan kecewa yang teramat sangat akibat kegagalan

yang saya alami.

35. Saya sering mengumpat jika saya gagal mendapatkan

apa yang saya inginkan.

36. Saya adalah orang yang tidak bisa menghargai diri saya

sendiri karena kegagalan yang sering saya alami.

37. Menurut saya kegagalan adalah kesuksesan yang

tertunda.

Page 130: bimbingan kelompok1

38. Saya adalah orang yang selalu berusaha untuk tidak

mengulangi kesalahan yang sama, sehingga saya tidak

akan gagal untuk yang kesekian kalinya.

39. Saya adalah seorang yang mudah putus asa jika gagal.

40. Setiap saya mengalami kegagalan saya menganggap

bahwa Tuhan tidak adil kepada saya.

41. Menurut saya, saya tetap menghargai pekerjaan orang

lain meskipun kurang sempurna.

42. Siapapun orang yang memberi saran/kritik kepada saya,

saya akan menghargai saran tersebut.

43. Saya akan langsung menegur pada saat itu juga, jika saya

tidak suka dengan hasil pekerjaan orang lain.

44. Saya adalah orang selalu berbicara sekehendak hati saya ketika ada orang yang sukses, sehingga kadang menyinggung perasaan orang lain.

45. Saya adalah orang yang turut bahagia jika teman saya berhasil dalam meraih sesuatu.

46. Saya akan meniru orang yang mencapai kesuksesan.

47. Saya adalah orang yang tidak bisa menerima jika orang

yang saya benci mendapatkan kesuksesan.

48. Saya berpendapat bahwa orang yang berhasil itu karena

melakukan kecurangan.

49. Saya adalah orang yang bertanggung jawab terhadap

pekerjaan yang diberikan kepada saya.

50. Seberat apapun pekerjaan yang diberikan kepada saya,

saya akan melakukannya dengan ikhlas.

51. Saya merasa tertekan saat melakukan tugas yang

diberikan pada saya.

52. Saya adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan.

Page 131: bimbingan kelompok1

53. Saya adalah seorang yang mampu mengerjakan

pekerjaan dengan baik.

54. Saya tidak akan menyerah mengerjakan sesuatu sebelum

mencobanya.

55. Saya adalah seorang yang senang melimpahkan tugas

pada orang lain daripada mengerjakannya sendiri, karena

saya takut salah.

56. Saya adalah orang yang takut gagal sehingga saya menolak jika diberi kesempatan.

57. Saya adalah orang yang bisa memberikan keputusan yang baik saat menyelesaikan masalah.

58. Saya adalah orang jujur megakui kesalahan apabila saya salah.

59. Saya lebih senang dengan kondisi yang sekarang tanpa adanya perubahan yang lebih baik.

60. Saya adalah orang yang tidak berani mengambil resiko dalam mengembangkan diri.

Terima kasih

Page 132: bimbingan kelompok1

UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

Berdasarkan uji coba instrumen yang telah dilakukan dan dianalisis dengan

menggunakan rumus product moment pada taraf signifikasi 5% dan N = 30 dan

dikonsultasikan dengan r table 0,361 maka instrumen yang digunakan valid karena r

hitung > r tabel.

1. Validitas

Dari 60 item pada setiap instrumen terdapat 20 item yang tidak validdan

20 item yang tidak valid, yaitu no 3, 7, 9, 11, 15, 17, 19, 21, 23, 28, 31, 34, 36,

38, 41, 43, 47, 52, 55, 59. Item yang tidak valid lainnya tidak digunakan dalam

instrumen penelitian karena setiap indikator sudah terdapat item yang mewakili.

Dengan demikian item yang digunakan dalam instrumen penelitian terdapat 40

item.

2. Reliabilitas

Uji reabilitas digunakan untuk menilai ketepatan dan keajegan alat yang

digunakan dalam mengukur apa yang hendak diukur oleh peneliti. Teknik yang

digunakan dalam menguji reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan rumus

alpha. Berdasarkan hasil uji coba instrumen penelitian secara keseluruhan dapat

diketahui bahwa r hitung = 0,889 > 0,361 maka dapat dikatan instrument

pengukuran konsep diri positif siswa tersebut reliabel.

Page 133: bimbingan kelompok1

Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Penelitian

No. Item

No. Variabel

Indikator

Ciri-ciri konsep

diri positif

Deskriptor + -

1. Konsep

Diri

1. Percaya diri

2. Merasa setara

dengan orang

lain

3. Menerima apa

adanya

4. Dapat

menyikapi

kegagalan

a. Merasa yakin dalam

menghadapi masalah pribadi

b. Merasa yakin dalam berbicara

di depan umum

c. Merasa yakin dalam

menghadapi tugas atau

pekerjaan

a. Merasa pantas bergaul dengan

siapa saja

b. Mampu bersaing secara sehat

dengan siapa saja

a. Mampu memahami

kelemahan dan kelebihan

dirinya dalam bidang

akademik.

b. Mampu memahami

kelemahan dan kelebihan

dirinya dalam bidang sosial.

c. Mampu memahami dirinya

dalam bidang pribadi.

a. Mampu mengambil hikmah

dari semua peristiwa yang

terjadi

b. Kegagalan memberikan

1,2

4,5

7

9,10

12

14

16,17

19,20

22

24

3

6

8

11

13

15

18

21

23

25,26

Page 134: bimbingan kelompok1

5. Tidak bersikap

hiperkritis

6. Optimis

semangat untuk lebih baik lagi

a.

enghargai orang lain

b.

kut merasa senang atas

keberhasilan orang lain

c.

idak suka mengeluh

a. Merasa yakin atas

kemampuan yang dimiliki

b. Semangat untuk

mengembangkan diri.

27

29,30

32,33

35,36

38,39

28

31

34

37

40

Page 135: bimbingan kelompok1

SKALA PSIKOLOGI

Petunjuk Pengisian

1. Bacalah dan pahami setiap pernyataan dengan teliti.

2. Bandingkan kesesuaian isi pertanyaan dengan kondisi Anda sendiri.

3. Pilihlah jawaban dari pernyataan yang dianggap paling sesuai dengan perasaan

Anda, karena itulah jawaban sejujur-jujurnya sesuai dengan apa yang Anda alami

atau rasakan saat ini.

4. Jawaban Anda tidak akan mempengaruhi nilai akademis Anda maupun hubungan

Anda dengan oorang lain.

5. Jawaban Anda adalah rahasia dan tidak akan diinformasikan kepada pihak lain.

6. Berilah tanda silang (X) pada pilihan jawaban dari pernyataan yang Anda pilih

jika :

SS : Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan keadaan yang Anda

rasakan

S : Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan yanga Anda rasakan

TS : Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan keadaan yanga Anda

rasakan

STS : Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan keadaan yanga

Anda rasakan

7. Berusahalah untuk tidak melihat atau bertanya kepada teman Anda, karena

Andalah orang yang paling tahu tentang diri Anda sendiri.

Selamat Mengerjakan !!!

Page 136: bimbingan kelompok1

SKALA KONSEP DIRI

Nama :

Kelas :

Jenis Kelamin :

No. PERNYATAAN SS S TS STS

1. Saya adalah seorang yang yakin dapat menyelesaikan

masalah dengan baik.

2. Saya berpendapat bahwa saya adalah orang yang tegar

dalam menghadapi setiap masalah.

3. Saya adalah orang yang mudah putus asa walaupun

dihadapkan masalah sekecil apapun.

4. Saya adalah orang yang mampu berbicara di depan kelas

dengan sempurna.

5. Saya adalah orang mampu pendapat dengan baik di

depan umum.

6. Saya merasa tegang/grogi apabila maju di depan umum.

7. Setiap saya diberi tugas oleh guru mata pelajaran selalu

memberikan hasil yang memuaskan kepada guru tersebut

8. Saya adalah orang yang selalu bingung jika diberi tugas

atau pekerjaan rumah (PR).

9. Saya berpendapat bahwa diri saya merasa nyaman

berteman dengan siapa saja.

10. Dalam mencari teman saya tidak membeda-bedakan

status ekomi dan sosialnya.

11. Saya merasa minder apabila bergaul dengan teman-

teman yang lebih pintar.

12. Saya adalah orang yang mampu bersikap sportif dalam

setiap pertandingan.

Page 137: bimbingan kelompok1

13. Saya adalah orang yang mudah menyerah apabila

mengikuti perlombaan yang tidak sesuai dengan

kemampuan yang saya miliki.

14. Saya selalu mengikuti kegiatan tambahan atau les yang

diadakan di sekolah.

15. Saya adalah orang yang mudah menyerah apabila

menghadapi soal yang sulit.

16. Saya adalah orang suka menolong orang yang

membutuhkan.

17. Saya berpendapat bahwa saya disenangi oleh teman-

teman saya.

18. Saya adalah orang yang sulit berkomunikasi terhadap

orang yang lebih tua.

19. Saya berpendapat bahwa saya mampu meraih cita-cita

yang saya inginkan.

20. Saya adalah orang yang mampu mengembangkan bakat

yang saya miliki.

21. Menurut saya adalah orang tidak punya kelebihan apa-

apa sehingga kadang-kadang saya merasa sebagai orang

yang tidak berguna.

22. Saya adalah orang yang selalu berprinsip bahwa Tuhan

akan memberikan hikmah dibalik semua masalah yang

saya alami.

23. Menurut saya kegagalan adalah kesuksesan yang

tertunda.

24. Saya sering mengumpat jika saya gagal mendapatkan

apa yang saya inginkan.

25. Saya adalah seorang yang mudah putus asa jika gagal.

Page 138: bimbingan kelompok1

26. Setiap saya mengalami kegagalan saya menganggap

bahwa Tuhan tidak adil kepada saya.

27. Siapapun orang yang memberi saran/kritik kepada saya, saya akan menghargai saran tersebut.

28. Saya adalah orang selalu berbicara sekehendak hati saya ketika ada orang yang sukses, sehingga kadang menyinggung perasaan orang lain.

29. Saya adalah orang yang turut bahagia jika teman saya berhasil dalam meraih sesuatu.

30. Saya akan meniru orang yang mencapai kesuksesan.

31. Saya berpendapat bahwa orang yang berhasil itu karena melakukan kecurangan.

32. Saya adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepada saya.

33. Seberat apapun pekerjaan yang diberikan kepada saya, saya akan melakukannya dengan ikhlas.

34. Saya merasa tertekan saat melakukan tugas yang diberikan pada saya.

35. Saya adalah seorang yang mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik.

36. Saya tidak akan menyerah mengerjakan sesuatu sebelum mencobanya.

37. Saya adalah orang yang takut gagal sehingga saya menolak jika diberi kesempatan.

38. Saya adalah orang yang bisa memberikan keputusan yang baik saat menyelesaikan masalah.

39. Saya adalah orang jujur megakui kesalahan apabila saya salah.

40. Saya adalah orang yang tidak berani mengambil resiko dalam mengembangkan diri.

Terima kasih

Page 139: bimbingan kelompok1
Page 140: bimbingan kelompok1

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

3. Judul

: Pengertian dan

perlunya konsep diri

4. Jenis layanan

Bimbingan

Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui arti penting dari konsep diri

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari perlunya konsep diri

E. Hasil yang ingin dicapai :

Siswa dapat mengetahui pentingnya konsep diri positif dan menyadari dirinya

apakah dirinya mempunyai konsep diri yang positif atau negatif, setelah itu siswa

dapat merubah konsep diri yang negatif tersebut.

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperi.men siswa SMA Teuku Umar

Semarang

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

SMA Teuku Umar Semarang

Page 141: bimbingan kelompok1

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

Page 142: bimbingan kelompok1

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai konsep

diri yang dibahas pada saat bimbingan kelompok, confortible atau

kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan yang dialami oleh anggota

kelompok bahwa dirinya sadar mempunyai konsep diri yang negatif dan

perlunya konsep diri bagi dirinya setelah mengikuti bimbingan kelompok,

action atau komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat

mengaplikasikan konsep diri positif dalam berperilaku sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Penyelenggara Layanan

Suprapto

NIM. 1301402048

Page 143: bimbingan kelompok1

PENGERTIAN DAN PERLUNYA KONSEP DIRI

Konsep diri bukanlah faktor yang dibawa sejak lahir, melainkan faktor yang

dipelajari dan terbentuk dari pengalaman individu dalam berhubungan dengan

individu lain.

A. Pengertian konsep diri

”Konsep diri merupakan pandangan menyeluruh individu tentang totalitas dari diri sendiri mengenai karakteristik kepribadian, nilai-nilai kehidupan, prinsip kehidupan, moralitas, kelemahan dan segala yang terbentuk dari segala pengalaman dan interaksinya dengan orang lain (Burns, 1993:50)”. Sedangkan Centi (1993:9) mengemukakan :”Konsep diri (self-concept) tidak lain tidak bukan adalah gagasan tentang diri sendiri, konsep diri terdiri dari bagaimana kita melihat diri sendiri sebagai pribadi, bagaimana kita merasa tentang diri sendiri, dan bagaimana kita menginginkan diri sendiri menjadi manusia sebagaimana kita harapkan”.

b. Jenis-jenis konsep diri

Individu ada yang mempunyai konsep diri yang positif dan ada yang

mempunyai konsep diri yang negatif. Tanda-tanda individu yang memiliki konsep

diri yang positif adalah :

b. Percaya diri

c. Merasa setara dengan orang lain

d. Menerima apa adanya

e. Dapat menyikapi kegagalan

f. Tidak bersikap hiperkritis

g. optimis

Dasar konsep diri positif adalah penerimaan diri. Kualitas ini lebih

mengarah kekerendahan hati dan kekedermawanan dari pada keangkuhan dan

Page 144: bimbingan kelompok1

keegoisan. Orang yang mengenal dirinya dengan baik merupakan orang yang

mempunyai konsep diri yang positif.

Sedangkan tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri negatif adalah

a. Ia peka

terhadap kritik.

b. Ia

responsif sekali terhadap pujian.

c. Ia

cenderung bersikap hiperkritis.

d. Ia

cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain.

e. Ia bersikap

psimis terhadap kompetisi.

c. Perlunya konsep diri

Konsep diri penting artinya karena individu dapat memandang diri dan

dunianya, mempengaruhi tidak hanya individu berperilaku, tetapi juga tingkat

kepuasan yang diperoleh dalam hidupnya. Setiap individu pasti memiliki sebuah

konsep diri, tetapi mereka tidak tahu apakah konsep diri yang dimiliki itu negatif

atau positif. Siswa yang memiliki konsep diri positif ia akan memiliki dorongan

mandiri lebih baik, ia dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri sehingga

dapat berperilaku efektif dalam berbagai situasi. Konsep diri positif bukanlah

suatu kebanggaan yang besar tentang diri tetapi berupa penerimaan diri. Siswa

yang memiliki konsep diri positif dapat memahami dan menerima sejumlah faktor

yang sangat bermacam-macam tentang dirinya sendiri. Dalam hal ini siswa dapat

menerima dirinya secara apa adanya dan akan mampu mengintrospeksi diri atau

lebih mengenal dirinya, serta kelemahan dan kelebihan yang dimiliki. Namun

siswa yang memiliki konsep diri negatif, ia tidak memiliki perasaan kestabilan

Page 145: bimbingan kelompok1

dan keutuhan diri, juga tidak mengenal diri baik dari segi kelebihan maupun

kekurangannya atau sesuatu yang ia hargai dalam hidupnya.

Referensi :

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta : Arean. Centi, J.Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius. Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : Remaja Rosda

Karya.

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui isi dan asal-usul dari konsep diri

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari isi dan asal-usul dari konsep

diri

E. Hasil yang ingin dicapai :

Siswa dapat mengetahui dan memahami isi dan asal-usul pembentukan dari

konsep diri serta menyadari dirinya faktor-faktor yang membentuk konsep dirinya

apakah baik atau tidak.

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

G. Uraian Kegiatan :

SMA Teuku Umar Semarang

Page 146: bimbingan kelompok1

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

Page 147: bimbingan kelompok1

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai isi dan

asal-usul pembentukan konsep diri yang dibahas pada saat bimbingan

kelompok, confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan

yang dialami oleh anggota kelompok setelah mengikuti bimbingan kelompok

karena dapat menyadari faktor-faktor yang membentuk konsep dirinya

selama ini negatif atau tidak dan action atau komitmen yang dibuat oleh

anggota kelompok bahwa siswa dapat membentuk konsep diri yang positif

setelah megetahui faktor-faktor yang membentuk konsep diri.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Page 148: bimbingan kelompok1

Penyelenggara Layanan

Suprapto

NIM. 1301402048

ISI DAN ASAL-USUL KONSEP DIRI

A. Isi konsep diri

Sewaktu lingkungan anak yang sedang tumbuh meluas, isi dari konsep

dirinya juga berkembang meluas, termasuk hal-hal seperti pemilikan, teman-

teman, nilai-nilai dan khususnya orang-orang yang disayangi melalui proses

identifikasi.

Adapun isi konsep diri adalah sebagai berikut :

1. Karekteristik fisisk 7. Kecerdasan

2. Penampilan 8. Bakat dan minat

3. Kesehatan dan kondisi fisik 9. Ciri kepribadian

4. Rumah dan hubungan keluarga 10. Sikap dan hubungan sosial

5. Hobi dan permainan 11. Religius

6. Sekolah dan pekerjaan sekolah

B. Asal-usul konsep diri

Menurut paham religi khususnya islam manusia terlahir dalam keadaan

putih bersih seperti kertas putih yang belum tertulis. Dengan demikian konsep diri

itu muncul berdasarkan pengalaman, kebiasaan dan latihan dalam berinteraksi

dengan lingkungan. Dengan kata lain konsep diri merupakan produk sosial. Anak

yang putih tersebut ternoda setelah ia beraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Setelah anak itu terlahir dapat memberikan respon terhadap dunia sekitarnya,

Page 149: bimbingan kelompok1

maka sejak itu pula kesadaran dirinya muncul menjadi dasar dalam pembentukan

konsep dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri :

1. Orang tua

2. Saudara sekandung

3. Sekolah

4. Teman sebaya

5. Masyarakat

6. Pengalaman

Referensi :

Burns, R.B. 1993. Konsep Diri. Jakarta : Arean. Centi, J.Paul. 1993. Mengapa Rendah Diri. Yogyakarta : Kanisius.

Page 150: bimbingan kelompok1

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Cara mengembangkan sikap positif

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara

mengembangkan sikap positif

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara mengembangkan sikap

positif

E. Hasil yang ingin dicapai :

1. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan menyadari apakah dirinya

mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sikap positif atau tidak.

2. Siswa dapat mengembangkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

SMA Teuku Umar Semarang

Page 151: bimbingan kelompok1

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

Page 152: bimbingan kelompok1

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai cara

mengembangkan sikap positif yang dibahas pada saat bimbingan kelompok,

confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan yang dialami oleh

anggota kelompok tertuangkan dengan cara mengembangkan sikap yang

positif setelah mengikuti bimbingan kelompok dan action atau komitmen

yang dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat mengembangkan

sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Penyelenggara Layanan

Page 153: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

CARA MENGEMBANGKAN SIKAP POSITIF

A. Pengertian sikap positif

Sikap (attitude) adalah kecenderungan seseorang untuk bertindak atau

bertingkah laku (Rudi Mulyatiningsih 2004:20). Sedangkan sikap positif adalah

kecenderungan merespon objek secara positif sehingga menunjukkan tingkah laku

memperhatikan, menerima, menyukai, dan memperlakukan objek dengan baik.

Seseorang yang dikatakan mempunyai sikap positif apabila menunjukkan

atau memperlihatkan sikap menrima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan

norma-norma dimana ia berada. Sebaliknya orang yang bersikap negatif apabila ia

menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak melaksanakan norma –

norma di mana ia berada. Orang yang mempunyai sikap positif akan diterima

dengan baik oleh lingkungannya sebaliknya orang yang bersikap negatif akan

ditolak oleh lingkungan.

B. Langkah-langkah menumbuhkan sikap positif

1. Menentukan dan menganalisis objek yang akan dikenai dengan sikap positi.

Objek yang dapat dikenai sikap positif antara lain tata tertib sekolah,

pelajaran, guru, teman sekolah, sahabat, orang tua peraturan lalul lintas,

tetangga dan norma.

Page 154: bimbingan kelompok1

2. Menentukan tujuan. Pastiak bahwa dengan menyenangi objek yang telah

ditentukan tadi anda mendapatkan manfaat bagi diri anda. Sebalinya anda

harus bersikap negatif terhadap objek yang merugikan dan tidak

mendatangkan manfaat bagi diri anda dan orang lain seperti narkotik, pil

ekstasi, dan minuman keras.

3. Selalu mentatai norma yang berlaku. Norma kehidupan mengatur tentang baik

dan buruk tingkah laku seseorang. Anda harus selalu bersikap positif terhadap

norma-norma kehidupan dengan cara mentaati aturan yang berlaku.

4. Tidak mudah terpengaruh. Artinya anda harus mempunyai kemampuan

menyeleksi dan menganalisis pengaruh yang datang dari luar (media massa,

teman dan lain-lain).

5. Selalu mengulangi. Bila anda selalu mengulangi sikap positif yang telah anda

miliki, anda akan selalu bersikap sama terhadap objek yang sama.

C. Manfaat bersikap positif

1. Meningkatkan disiplin diri

2. Memperoleh hasil yang memuaskan

3. Terhindar dari sanksi

Dalam upaya pengembangan sikap positif, langkah-langkah pokok yang

perlu dilakukan seseorang adalah menelaah dan memahami sikap dirinya selama

ini, baik sikap terhadap keluarga, sikap terhadap kegiatan belajar mengajar di

sekolah ataupun sikap terhadap masyarakat.

Referensi :

Rudi Mulyatiningsih, 2004.Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar dan Karie. Jakarta

: Gramedia

Page 155: bimbingan kelompok1

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Cara menghindari prasangka dan akibatnya

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara menghindari

prasangka dan akibatnya

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara menghindari prasangka

dan akibatnya

E. Hasil yang ingin dicapai :

1. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan menyadari apakah dirinya

mempunyai kemampuan untuk menghindari prasangka dan akibatnya atau

tidak.

2. Siswa dapat mempunyai prasangka positif terhadap setiap peristiwa yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari

SMA Teuku Umar Semarang

Page 156: bimbingan kelompok1

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

Page 157: bimbingan kelompok1

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai cara

menghindari prasangka dan akibatnya yang dibahas pada saat bimbingan

kelompok, confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan yang

dialami oleh anggota kelompok dalam menghindari prasangka dan akibatnya

setelah mengikuti bimbingan kelompok dan action atau komitmen yang

dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat berprasangka positif

terhadap setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Penyelenggara Layanan

Page 158: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

CARA MENGHINDARI PRASANGKA DAN AKIBATNYA

A. Pengertian prasangka

Dalam kehidupan sehari-hari, baik dilingkungan sekolah, keluarga

maupun di lingkungan masyarakat, barangkali kita pernah mempunyai anggapan

yang kurang baik terhadap seseorang. Prasangka adalah anggapan yang kurang

baik yang berupa perasaan tidak simpatik terhadap sesuatu (orang, pekerjaan)

sebelum mengetahui sendiri.

B. Terbentuknya prasangka

Faktor-faktor yang menyebabkan orang berprasangka terhadap orang lain :

1. Orang berprasangka dalam rangka mencari “kambing hitam”

2. Orang berprasangka karena dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya

3. Orang berprasangka karena mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan

4. Prasangka timbul karena adanya perbedaan yang menyebabkan perasaan

superior

5. Usaha untuk menghindari dan menghilangkan prasangka

6. Usaha preventif (pencegahan) yaitu usaha agar seseorang jangan sampai

terkena prasangka, dengan cara menciptakan situasi atau suasana yang

tentram damai dan jauh dari permusuhan, menanamkan sikap selalu menerima

orang lain dan mau bergaul dengan orang lain meskipun ada perbedaan.

Page 159: bimbingan kelompok1

7. Usaha kuratif yaitu usaha penyembuhan apabila anda sudah terkena prasangka

yaitu dengan cara berusaha menyadarkan diri bahwa berprasangka itu akan

merugikan diri sendiri dan orang lain serta dapat menempuh dengan cara

memperbanyak informasi melalui surat kabar, televisu, buku, dll.

8. Akibat prasangka

9. Tidak mempunyai sahabat

10. Menemukan kegagalan dalam belajar

11. Gagal dalam mencapai cita-cita

12. Menyebabkan permusuhan

Referensi :

Rudi Mulyatiningsih, 2004.Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar dan Karie. Jakarta

: Gramedia

Page 160: bimbingan kelompok1

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Cara mengendalikan dan mengarahkan emosi

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara mengendalikan

dan mengarahkan emosi

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara mengendalikan dan

mengarahkan emosi

E. Hasil yang ingin dicapai :

1. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan menyadari apakah dirinya

mempunyai kemampuan untuk mengendalikan dan mengarahkan emosi atau

tidak

2. Siswa dapat menerapkan cara mengendalikan dan mengarahkan emosi dalam

kehidupan sehari-hari

SMA Teuku Umar Semarang

Page 161: bimbingan kelompok1

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

Page 162: bimbingan kelompok1

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

J. Metode : Diskusi dan tanya jawab

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai cara

mengendalikan dan mengarahkan emosi yang dibahas pada saat bimbingan

kelompok, confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan

yang dialami oleh anggota kelompok bahwa dirinya menyadari emosi mereka

belum labil dan action atau komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok

bahwa siswa dapat menerapkan cara mengendalikan dan mengarahkan emosi

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Page 163: bimbingan kelompok1

Penyelenggara Layanan

Suprapto

NIM. 1301402048

CARA MENGENDALIKAN DAN MENGARAHKAN EMOSI

A. Pengertian emosi

Kita sering keliru dalam menggunakan istilah emosi, istilah emosi sering

digunakan hanya sebatas pada luapan rasa marah saja. Padahal emosi meliputi

semua perasaan seseorang yang terkena pengaruh. Perasaan yang terpengaruh

karena adanya rangsang yang ditangkap oleh indera disebut emosi (Rudi

Mulyatiningsih, 2004: 11).

B. Macam-macam emosi dan cara mengendalikannya

1. Emosi marah

2. Emosi sedih, susah, duka atau pilu

3. Emosi iri

4. Emosi takut

5. Emosi cinta

C. Cara mengendalikan emosi

Jika anda mengalami emosi maka anda harus dapat mengendalikannya dan

dapat mengarahkannya secara positif. Apabila anda tidak dapat mengendalikan

emosi dan tidak dapat mengarahkannya secara positif maka akan merugikan diri

sendiri dan orang lain.

Ada beberapa cara dalam mengendalikan emosi antara lain :

Page 164: bimbingan kelompok1

1. Setiap tindakan anda harus didasarkan pada akal sehat

2. Berpikir tentang akibat negatif yang mungkin terjadi

3. Berusahalah untuk memaafkan kesalahan orang lain

Referensi :

Rudi Mulyatiningsih, 2004.Bimbingan Pribadi, Sosial, Belajar dan Karie. Jakarta

: Gramedia

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Cara meningkatkan kepercayaan diri

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara meningkatkan

kepercayaan diri

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara meningkatkan

kepercayaan diri

E. Hasil yang ingin dicapai :

Siswa dapat mengetahui, memahami, dan menyadari apakah dirinya mempunyai

kemampuan untuk meningkatkan kepercayaan diri atau tidak, siswa dapat

menerapkan cara meningkatkan kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

SMA Teuku Umar Semarang

Page 165: bimbingan kelompok1

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

Page 166: bimbingan kelompok1

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai cara

meningkatkan percaya diri yang dibahas pada saat bimbingan kelompok,

confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan yang dialami

oleh anggota kelompok bahwa diri mampu untuk meningkatkan kepercayaan

diri setelah mengikuti bimbingan kelompok dan action atau komitmen yang

dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat meningkatkan percaya diri

dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Penyelenggara Layanan

Page 167: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

CARA MENINGKATKAN PERCAYA DIRI

A. Pengertian Percaya Diri.

Percaya diri adalah sikap positif seseorang individu yang memampukan

dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baiak terhadap diri sendiri

maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya.(Jacinta F. Rini,

2000:www.e-psikologi.com)

B. Karakteristik individu yang percaya diri.

Beberapa ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya

diri yang profesional diantaranya :

1. Percaya akan kemampuan diri sehingga tidak membutuhkan pujian,

pengakuan, penerimaan ataupun rasa hormat dari orang lain.

2. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterimanya oleh

orang lain atau kelompok.

3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri

sendiri.

4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).

5. Memiliki internal locus of kontrol (memandang keberhasilan atau kegagalan

tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak menyerah pada nasib atau

keadaan serta tidak tergantung pada orang lain).

Page 168: bimbingan kelompok1

6. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan

situasi terhadap dirinya.

C. Karakteristik individu yang kurang percaya diri.

1. Berusaha menunjukkan sikap konformis, semata-mata demi mendapatkan

pengakuan dan penerimaan kelompok.

2. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.

3. Sulit menerima realita diri dan memandang rendah kemampuan diuri sendiri,

namun dilain pihak memasang harapan yang tidak realistis terhadap diri

sendiri.

4. Pesimis, mudah menilai sesuatu dari sisi negatif.

5. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang

target untuk berhasil.

6. Cenderung untuk menolak pujian yang ditujukan secara tulus.

7. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir karena menilai

dirinya tidak mampu.

8. Mempunyai eksternal locus of control (mudah menyerah pada nasib sangat

tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan dari orang

lain).

D. Upaya mengatasi rasa kurang percaya diri.

Dalam Jacinta F. Rini (2000:www.e-psikologi.com) untuk menumbuhkan

rasa percaya diri yang proporsional maka individu baru memulainya dari dalam

diri sendiri. Hal ini sangat penting mengingat bahwa individu yang bersangkutan

dapat mengurangi rasa kurang percaya diri yang sedang dialaminya. Beberapa

saran berikut yang menjadi pertimbangan untuk meningkatkan rasa kurang

percaya diri:

1. Evaluasi secara obyektif.

2. Beri penghargaan yang jujur terhadap diri.

3. Positive thinking.

Page 169: bimbingan kelompok1

4. Gunakan self affermation (berupa kata-kata yang membangkitkan rasa

percaya diri).

5. Berani mengambil resiko.

6. Berani mensyukuri dan menikmati rahmat tuhan.

7. Menetapkan tujuan yang realistik.

Referensi :

Rini, Jacinta F. 2000. Konsep Diri. http://e-psikologi.com/dewasa/160502.htm

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Mensikapi permasalahan diri dan orang lain

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pengembangan

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami cara mensikapi

permasalahan diri dan orang lain

2. Dapat memecahkan masalah yang muncul dari cara mensikapi permasalahn

diri dan orang lain

E. Hasil yang ingin dicapai :

1. Siswa dapat mengetahui, memahami, dan menyadari apakah dirinya

mempunyai kemampuan untuk mensikapi permasalahan diri dan orang lain

atau tidak,

2. Siswa dapat mensikapi permasalahan diri dan orang lain dalam kehidupan

sehari-hari secara positif

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

SMA Teuku Umar Semarang

Page 170: bimbingan kelompok1

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

1. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

2. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

3. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

Page 171: bimbingan kelompok1

4. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai cara

mensikapi permasalahan diri dan orang lain yang dibahas pada saat bimbingan

kelompok, confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan

yang dialami oleh anggota kelompok bahwa dirinya mampu untuk mensikapi

permasalahan diri dan orang lain dengan mengikuti bimbingan kelompok dan

action atau komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat

mensikapi permasalahan diri dan orang lain dalam kehidupan sehari-hari

secara positif.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Penyelenggara Layanan

Page 172: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

MENSIKAPI PERMASALAHAN DIRI DAN ORANG LAIN

A. Mensikapi permasalahan diri

Dalam kedudukan kita sebagai sahabat, kekasih, orang tuaperan penolong

lain sejenisnya kita sering menerima seseorang yang datang kepada kita untuk

mengutarakan masalah pribadi yang merisaukan hatinya serta mengharapkan

pertolongan dari kita.

Dalam menghadapi seseorang yang sedang membutuhkan pertolongan

kadang kita merasa sanggup untuk membantunya, tetapi kita sendiri dihadapkan

pada suatu masalah kita menjadi binggung.

Bagaimana sebaiknya cara kita menanggapi permasalahan yang sedang

kita hadapi? Satu hal amat penting yang harus selalu kita inggat bahwa tidak akan

pernah dapat memecahkan masalah (bagi) orang lain kecuali diri kita sendiri mau

berusaha.

Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut :

1. Orang yang bersangkutan sendirilah yang harus membuat pilihan atau

keputusan

2. Orang itu sendiri harus berusaha memahami situasi yang sedang dihadapinya

3. Memahami dirinya sendiri

B. Mensikapi permasalahan orang lain

Page 173: bimbingan kelompok1

Satu hal amat penting yang harus selalu kita ingat bahwa tidak akan

pernah dapat memecahkan masalah (bagi) orang lain. Adapun caranya sebagai

berikut :

1. Menasehati dan memberikan penilaian

Nasehat memang biasanya dapat menolong sebagai salah satu sarana untuk

memecahkan masalahnya bila diberikan pada saat yang tepat dan relevan.

2. Mengartikan atau memaknai

Kita berusaha memaknai masalah orang lain tersebut, apa maksud dari

persoalan itu dan pendengar berusaha menjelaskannya.

3. Memberikan dukungan

Kita berusaha memberikan dukungan untuk menunjukkan rasa simpati dan

memberikan dukungan untuk menolong meringankan beban yang sedang di

hadapi.

Referensi :

Supratiknya.1994.Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis.Yogyakarta

: kanisius

Page 174: bimbingan kelompok1

SATUAN KEGIATAN LAYANAN BIMBINGAN

A. Judul/spesifikasi Layanan :

1. Judul : Contoh kasus konsep diri negatif

2. Jenis layanan : Bimbingan Kelompok

B. Bidang Bimbingan : Pribadi dan sosial

C. Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman

D. Tujuan Layanan :

1. Agar para anggota kelompok mengetahui dan memahami dari contoh kasus

konsep diri negatif

2. Dapat mendiskusikan dan memecahkan masalah yang muncul dari contoh

kasus konsep diri negatif

E. Hasil yang ingin dicapai :

Siswa dapat mengetahui, memahami, dan mendiskusikan dari contoh konsep diri

negatif, siswa dapat menerapkan cara yang benar dari contoh kasus tersebut

dalam kehidupan sehari-hari.

F. Sasaran Layanan : Kelompok eksperimen siswa SMA Teuku Umar

Semarang

SMA Teuku Umar Semarang

Page 175: bimbingan kelompok1

G. Uraian Kegiatan :

1. Tahap Awal (Pembentukan)

a. Praktikan membuka pertemuan dan mengucapkan salam pembuka

b. Praktikan menanyakan kabar para anggota kelompok

c. Mengadakan rapport

d. Menjelaskan pengertian, tujuan serta asas-asas dalam kegiatan layanan

bimbingan kelompok

e. Menjelaskan tata cara pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok

f. Mengadakan perkenalan baik dari pemimpin kelompok maupun anggota

kelompok

g. Mengajak anggota kelompok untuk permainan untuk menghangatkan

suasana

2. Tahap Transisi (Peralihan)

Praktikan menjelas kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya dan

mengamati kesiapan siswa untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok.

Setelah itu menanyakan kepada anggota kelompok mengenai kesiapan mereka

untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

3. Tahap kegiatan

a. Tahap Praktikan mengemukakan topik permasalahan yang selanjutnya

didiskusikan dengan anggota kelompok

b. Praktikan memberikan penguatan (reinforcement) dengan

mengikutsertakan anggota dalam mengikuti diskusi dalam kelompok.

c. Praktikan mengawasi jalannya diskusi

4. Tahap Akhir (Pengakhiran)

a. Praktikan menyimpulkan topik permasalahan yang telah dibahas

b. Praktikan meminta saran dan tanggapan kepada siswa tentang kegiatan

bimbingan kelompok yang telah dilakukan

c. Praktikan mengemukakan bahwa kegiatan akan segera berakhir

Page 176: bimbingan kelompok1

d. Praktikan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima

kasih kepada para anggota kelompok

H. Materi Layanan : (Terlampir)

I. Metode : Diskusi dan Tanya jawab

J. Tempat Penyelenggaraan : SMA Teuku Umar Semarang

K. Waktu dan Tanggal : 45 Menit/ Maret 2007

L. Penyelenggara Layanan : Suprapto

M. Konsultan : Dosen Pembimbing dan Guru Pembimbing

N. Rencana Penilaian dan Tindak Lanjut :

1. Rencana penilaian

Penilaian pengamatan proses dilakukan saat berlangsungnya pemberian

layanan dengan mengamati keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan

bimbingan kelompok. Penilaian produk dilakukan pada saat kegiatan

bimbingan kelompok berakhir dengan menanyakan kepada anggota kelompok

tentang understanding atau pemahaman-pemahaman baru mengenai contoh

kasus konsep diri yang negatif yang dibahas pada saat bimbingan kelompok,

confortible atau kenyamanan seperti perasaan-perasaan kelegaan yang dialami

oleh anggota kelompok bahwa diri akan berusaha untuk menghindari dari

contoh kasus tersebut setelah mengikuti bimbingan kelompok dan action atau

komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok bahwa siswa dapat

menerapkan cara yang benar dari contoh kasus tersebut dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Tindak lanjut

Yaitu dengan membantu siswa yang bermasalah dengan mengadakan

konseling kelompok atau konseling individual.

O. Catatan Khusus : -

Semarang, Maret 2007

Page 177: bimbingan kelompok1

Penyelenggara Layanan

Suprapto

NIM. 1301402048

MATERI LAYANAN

1. Cerita kasus pacaran antara Dewi dan Donny, Dewi 16 Tahun sedang Donny 17

tahun. Dewi duduk di kelas I SMA, anak yang cantik, gaul, keren tapi sayang dia

kurang percaya diri. Sedang Donny mempunyai wajah yang biasa-biasa saja alias

gak cakep, tapi mempunyai rasa percaya diri yang tinggi. Suatu malam yang

kebetulam malam minggu Donny seperti biasa main ke rumah Dewi yang

kebetulan Ayah, Ibu serta kakaknya sedang keluar tidak ada di rumah. Jadi Dewi

sendirian . Awalnya percakapan seperti biasa namun lama kalamaan tatap mata

Donny ada yang lain. Donny mualai bicara dan bertindak macam-macam, namun

Dewi tidak sanggup menolak, kata hati ingin menolak namun apa daya mulut tak

mampu berkata. Akhirnya Donny memaksa Dewi untuk melakukan hal itu,

sebagai buk bahwa Dewi cinta pada Donny, jika tidak maka Dewi tidak cinta dan

Donny akan memutuskan Dewi. Dewi binggung, disisi lain tidak ingin melakukan

takut hamil, tapi disisi lain Dewi takut kehilangan Donny yang sangat dicintainya.

Semua berjalan dengan cepat, Dewi takut dan menyesal telah melakukan hal

tersebut, gelisah karena telah melanggar norma dan agama, sedang Donny tenang-

tenang saja.

Page 178: bimbingan kelompok1

Coba kita gali bersama apasih yang sebenarnya menjadi latar belakang peristiwa

itu.

2. Faktor yang mempengaruhi gaya berpacaran dan perilaku di atas :

a. Faktor internal atau dalam diri :

1). Bagaimana seseorang dapat menilai dirinya sendiri dan menghargai dirinya

sendiri. Mulai dari kelemahan atau kekurangan, kelebihan, dan kekuatan dari

dirinya yang diberikan oleh Tuhan, sebagai mahkluk yang paling sempurna

dan paling mulia. Penghargaan atas dirinya sendiri sangat berpengaruh

terhadap rasa percaya dirinya.

2). Ketrampilan berkomunikasi, seseorang berkomunikasi dengan orang lain,

mengekspresikan perasaan, keinginan dan pendapat, tentang berbagai hal,

penolakan Dewi terhadap Donny, ketegasan Dewi dalam mengambil sikap

sangat diperlukan agar diharagai orang lain.

3). Ketrampilan pengambilan keputusan, menyangkut bagaimana seseorang

dapat memilih pilihannya sesuai dengan dirinya. Dan tentunya diiringi dengan

prinsip yang matang dan mantap. Jadi tidak asal dalam memutuskan sesuatu

hal. Seperti Dewi dia tidak memiliki kepercayaan diri dan harga dirinya

rendah, tidak mempunyai prinsip, sehingga tidak bisa mengambil keputusan

sesuai dengan dirinya. Dia takut kehilangan Donny yang sangat dicintainya,

sehingga dia diam dan tidak menolak walaupun dalam hatinya menolak, tapi

Dewi diam saja tidak bicara.

4). Harus mempunyai prinsip dan harga diri yang tinggi sehingga siap kalau

mau diputus oleh Donny, sebab pria tidak hanya satu. Kecenderungan orang

yang tidak pandai berkomunikasi dan tidak punya prinsip apalagi tentang

seksualitas, maka pengetahuan dan wawasan minim padahal itu sangat

penting.

b. Faktor eksternal atau dari luar diri :

Page 179: bimbingan kelompok1

1). Orang tua, memberi nasehat langsung atau tidak langsung tentang hal

yang tidak pantas dilakukan. Misalnya ketika melihat TV ada adegan ciuman

maka ibu bilang matikan TVnya itu dengan maksud adegan itu tidak pantas

dilakukan oleh kamu dibawah umur, dan belum menikah.

2). Agama, mengajarkan apa yang boleh dan belum boleh dilakukan misalkan

perbuatan seksual sebelum menikah.

3). Teman, mereka sangat berpengaruh dengan perkembangan individu itu,

apalagi kalau sedang berbicara tentang seksualitas ditambah dengan promosi

maka ketertarikan untuk melakukan akan muncul dan bisa jadi nantinya akan

praktik sendiri.

3. Tips pacaran yang aman.

a. Harus mempunyai tujuan yang jelas.

b. Punya prinsip sendiri, tidak ikut-ikutan karena pacaran itu hanya taraf

penjajakan saja.

c. Taat pada nilai-nilai agama dan norma yang ada dalam masyarakat.

d. Adanya kesempatan bersama untuk saling terbuka dan punya hak suara dan

hak bicara yang sama.

e. Saling menghargai prinsip-prinsip masing pihak.

f. Semua ini harus dilakukan sedini mungkin, jika tidak sepakat, maka jalan

masing-masing menginstropeksi diri.

Page 180: bimbingan kelompok1

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Contoh kasus konsep diri positif

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

SMA Teuku Umar Semarang

Page 181: bimbingan kelompok1

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Selasa, 6 Maret 2007

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Pada tahap

pembentukan pemimpin kelompok mengadakan rapport, menanyakan kabar

para anggota kelompok kemudian menyampaikan maksud dan tujuan serta

asas-asas dalam bimbingan kelompok. Masing-masing anggota kelompok dan

praktikan mengadakan perkenalan agar lebih mengenal masing-masing

anggota kelompok. Setelah itu praktikan mengadakan kegiatan pengakraban

dengan mengadakan permainan. Dalam tahap peralihan pemimpin kelompok

menawarkan kepada para anggota apakah sudah siap untuk melangkah pada

tahap berikutnya. Selanjutnya pada tahap kegiatan pemimpin kelompok

mengemukakan topik yang akan dibahas, kemudian para anggota kelompok

mendiskusikannya secara bersama-sama dimana diharapkan setiap anggota

mempunyai gagasan dan pendapat demi terpecahkannya permasalahan dalam

kasus tersebut. Praktikan membacakan suatu kasus mengenai pacaran yang

banyak terjadi sekarang ini. Para anggota antusias untuk mendengarkan cerita

kasus tersebut, setelah praktikan selesai menceritakan kasus praktikan

meminta para angota untuk menggali bersama apa yang menjadi latar

belakang terjadinya peristiwa tersebut baik dilihat dari faktor internal maupun

eksternal.

Para anggota kelompok saling memberikan pendapatnya mengenai

cerita yang disampaikan oleh pemimpin kelompok dilihat dari faktor internal

maupun eksternal. Mereka setuju dengan adanya pacaran dengan beberapa

alasan. Setelah itu praktikan meminta kepada para anggota kelompok untuk

memberikan tips yang baik dalam berpacaran. Anggota kelompok

memberikan pendapat-pendapatnya dalam berpacaran yang baik. Setelah itu

Page 182: bimbingan kelompok1

praktikan menganalisis berdasarkan berbagai pendapat para anggota yang

dipadukan dengan materi yang ada untuk disimpulkan.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena dapat lebih

mengakrabkan antar teman, dapat belajar mengungkapkan pendapat, dapat

menambah wawasan tentang apa itu bimbingan kelompok, dan siswa dapat

menerapkan pacaran yang baik jangan sampai seperti kasus tersebut. Sarannya

agar Trinanda dan Lila mau aktif mengeluarkan pendapatnya tidak hanya

bilang sama dan tersenyum saja. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan

mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap awal secara

sukarela tanpa ditunjuk para anggota langsung memperkenallan diri, dari

nama, kelas alamat, hoby. Setelah itu diadakan suatu permainan untuk

menghangatkan suasana, para anggota sangat antusias sekali dalam

mengikuti permainan yang diberikan oleh pemimpin kelompok. Pada

tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok membacakan contoh kasus

yang ada anggota kelompok saling memberikan pendapatnya serta

memberikan beberapa tips dalam berpacaran:

• Dewi : memang kasus tersebut banyak terjadi dikalangan remaja

makanya kita harus mengantisipasi diri kita agar jangan sampai seperti

pada kasus tersebut terutama bagi cewek jangan mudah terbujuk oleh

Page 183: bimbingan kelompok1

rayuan gombal dari para lelaki. Dari kasus tersebut yang melatar

belakangi peristiwa itu dari siceweknya meskipun sebenarnya dia

cantik ia tidak percaya diri, ia mudah dirayu oleh pacarnya karena dari

segi agamanya juga kurang, ditambah lagi suasana sepi dalam

rumahnya sehingga bisa terjadi hal tersebut. Kita harus yakin bisa

menghadapi setiap masalah masalah.

• Agil : Ya tidak semuanya cowok itu perayu dan ngegombal, tapi

cewek itu juga seneng digombali he he, iya dari siceknya itu tidak

percaya diri mudah saja dirayu oleh cowoknya padahal kalau dia

cantik pasti banyak cowok yang suka sama dia dan tentunya lebih baik

dari dia termasuk aku, ia tidak berani ngomong tidak sama cowoknya,

mungkin dia juga terpengaruh oleh teman-temannya yang sudah

pernah ML.

• Abria : Cewek itu harus hati-hati sama cowoknya, jelek-jelek begini

meskipun aku gendut hitam tapi aku orangnya PD tapi aku tidak

kepedean lho, ya apa yang dikatakan Dewi sama Agil itu benar selain

itu kita itu harus bisa menjaga diri kita sendiri baik bagi cewek

maupun cowok karena hal tersebut sangat tidak dibolehkan dalam

semua agama, kita harus bisa menjaga nama baik diri kita dan

keluarga kita kalau sampai ML terus hamil siapa yang malu coba, kita

bisa dikeluarkan dari sekolah maka masa depan kita bisa hancur,

pikiran dari cewek pada kasus tersebut sangat sempit hanya karena

takut diputus pacarnya saja ia mau menyerahkan keperawanannya.

Masak takut kehilangan cowok yang suka ngegombal mending milih

aku aja. Kayak aku ini percaya diri, menerima apadanya memahami

kelebihan dan kekurangan yang diberikan oleh Allah SWT.

• Sugeng : Wah jawaban kalian bagus-bagus jadi aku binggung mau

jawab apa, ya hampir sama dengan kalian, jadi ada beberapa faktor

Page 184: bimbingan kelompok1

sehingga peristiwa tersebut bisa terjadi dari diri individu si cewek

tersebut memang ia nampaknya orang yang tidak percaya diri, terus

kalau dia tidak percaya diri dia tidak mempunyai ketrampilan

berkomunikasi tidak bisa memberikan apa yang ada dalam hatinya

bahwa sebenarnya ia menolak untuk melalukan hal tersebut, dia tidak

bisa mengambil keputusan mana yang benar dan mana yang salah,

terus dia itu tidak punya prinsip. Jujur saja aku ini belum pernah punya

pacar saya malah kalau dengan cewek itu sedikit grogi. Kalau faktor

dari luar ya lingkungan seperti teman, itu sangat berpengaruh sekali

terhadap perilaku kita jadi ya kita itu harus bisa memilih teman yang

baik, dari segi agama itu mengajarkan kalau hal itu boleh dilakukan

setelah kita menikah, dan orang tua juga harus bisa memantau anak-

anaknya.

• Lila : Betul apa yang dikatakan Sugeng saya sama sajalah.

• Sharah : Kalau menurut saya apa ya, memang kita itu harus bisa

menjaga diri kita, kita boleh saja berpacaran tetapi pacaran yang wajar

jangan sampai melebihi batas dan melanggar norma. Memang masa

remaja itu rawan sekali terhadap hal-hal seperti itu seperti sek bebas,

dan narkoba, ya intinya no free sex and no drugs gitu.

• Arri : Saya juga ingin memberikan pendapat saya bahwa sebaiknya

kasus tersebut jangan sampai terjadi pada diri kita, kita harus bisa

menerapkan cara yang benar dalam berpacaran kita harus bisa

mengendalikan hawa nafsu kita, kita bisa menyalurkannya kehal-hal

yang positif seperti olah raga misalnya.

• Trinanda : Saya sama seperti yang lain.

• Chusnul : Saya ini sebenarnya orangnya kurang percaya diri tapi saya

akan mencoba memberikan pendapat saya, jadi seperti Sugeng saya itu

juga takut terhadap lawan jenis, makanya dengan kegiatan seperti ini

Page 185: bimbingan kelompok1

saya seneng, mengenai gaya berpacaran pada remaja itu sekarang

memang sudah melampau batas, sekarang saja banyak siswa –siswa

SMP yang nonton VCD porno sehingga mereka punya keinginan apa

yang belum ketahui, maraknya HP yang canggih juga membuat

mereka bisa melihat dan menyimpan film porno di hp mereka, sebagai

orang tua harus bisa mengontrol anak-anaknya betul tidak.

• Mawar : Betul Chusnul saya setuju, dari pihak sekolah sekarang sudah

banyak melakukan rasia HP yang canggih yang didalamnya ada film

pornonya ini salah satu tindakan pencegahan yang bagus.

• Agil : Mengenai Tips berpacaran, ya kita harus punya komitmen

dengan pacar kita, artinya punya tujuan yang jelas dalam berpacaran.

• Sugeng : Kalau saya belum pernah berpacaracan jadi apa ya, ya kalau

berpacaran itu harus berpedoman pada nilai-nilai agama dan norma.

• Dewi : Kita harus punya prinsip dalam berpacaran, kita tidak usah

ikut-ikutan seperti teman yang lain karena pacaran itu hanya taraf

penjajagan.

• Sharah : Berarti kita berpacaran harus menghargai prinsip masing-

masing pihak.

• Dewi : Ya iyalah.

• Abria : Kita harus punya hak suara yang sama dalam berpacaran

artinya tidak egois.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan

melihat indikator yang ada, seperti percaya diri, merasa setara dengan

orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak

bersikap hiperkritis, dan optimis. Indikator yang terlihat atau muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri

yaitu para anggota sudah percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah

Page 186: bimbingan kelompok1

mampu untuk berbicara dan memberikan pendapatnya tetapi ada dua

anggota yaitu Lila dan Trinananda yang tidak percaya diri. Kemudian dari

Dewi sudah yakin bisa menghadapi masalah. Indikator kedua yang

muncul adalah merasa setara dengan orang lain, ini ditunjukkan dengan

para anggota tidak meremehkan pendapat orang lain atau mencela, tidak

merasa paling bisa atau sombong. Ari dan Chusnul sudah bisa setara

dengan orang lain dengan memberikan pendapatnya, dari Chusnul yang

sebelumnya kurang percaya diri ia menjadi percaya diri mampu berbicara

dalam kelompok. Indikator yang ketiga adalah menerima apa adanya ini

ditunjukkan oleh Abria dengan memahami kelebihan dan kekurangannya.

Indikator keempat yang muncul adalah tidak hiperkritis yaitu para anggota

saling menghargai pendapat anggota yang lain.Adapun komitmen yang

dibuat oleh anggota kelompok bahwa mereka dapat menerapkan cara

yang benar dari contoh kasus tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Pada pertemuan pertama pemberian layanan bimbingan kelompok ini

situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik,

anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga

suasana kelompok terkendali. Ini terlihat dari beberapa anggota seperti

Abria, Dewi, Agil, Mawar, Chusnul, Arri, Sugeng, Sharah, yang

memberikan pendapatnya. Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka

dalam mengemukakan pendapatnya, meskipun ada dua anggota yaitu Lila

dan Trinanda yang hanya mengucapkan kata sama ketika mengeluarkan

pendapat dan hanya tersenyum karena merasa malu dan ragu. Secara

keseluruhan proses dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan

dengan baik.

Page 187: bimbingan kelompok1

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu contoh

kasus konsep diri yang negatif karena kasus seperti ini banyak terjadi

dikalangan remaja atau siswa, mereka bisa mencegahnya dan dapat

menerapkan cara yang yang benar dalam berpacaran artinya tidak

melampaui batas-batas dalam berpacaran dalam kehidupan sehari-hari dan

apa kerugiannya jika seperti contoh kasus tersebut. Jadi kegiatan

bimbingan kelompok dalam pertemuan kali ini dapat terlaksana dengan

baik terlihat dari beberapa indikator yang sudah muncul. Angota

kelompok mendapatkan pemahaman baru dari contoh tersebut.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok ini berhasil, ini dapat terlihat dari indikator yang muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apadanya dan tidak bersikap hiperkritis.

Anggota kelompok dapat menguasai dan memahami materi yang diberikan karena

memang kasus ini banyak terjadi pada usia remaja. Dinamika nampak dari

keaktifan anggota kelompok dengan memberikan pendapatnya, meskipun ada dua

anggota yang pasif yaitu Trinanda dan Lila. Aspek yang sikap yang muncul pada

pertemuan kali ini adalah siswa yakin dapat menghadapi masalah, sudah mampu

berbicara dalam kelompok, menghargai orang lain, dan menerapkan cara

berpacaran yang baik jangan sampai berpacaran yang melampaui batas.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Page 188: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Pengertian dan perlunya konsep diri

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

SMA Teuku Umar Semarang

Page 189: bimbingan kelompok1

2. Hari/Tanggal : Kamis, 8 Maret 2007

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Pada tahap

pembentukan pemimpin kelompok mengadakan rapport, menanyakan kabar

para anggota kelompok kemudian menyampaikan maksud dan tujuan serta

asas-asas dalam bimbingan kelompok. Masing-masing anggota kelompok dan

praktikan mengadakan perkenalan agar lebih mengenal masing-masing

anggota kelompok. Dalam tahap peralihan pemimpin kelompok menawarkan

kepada para anggota apakah sudah siap untuk melangkah pada tahap

berikutnya. Selanjutnya pada tahap kegiatan pemimpin kelompok

mengemukakan topik yang akan dibahas, kemudian para anggota kelompok

mendiskusikannya secara bersama-sama dimana diharapkan setiap anggota

mempunyai gagasan dan pendapat dari kasus pada pertemua pertama.

Pada pertemuan kedua praktikan memberikan informasi tentang

pengertian, jenis-jenis dan perlunya konsep diri positif. Setelah itu para

anggota kelompok mendiskusikan berdasarkan kasus pada pertemuan pertama

dilihat dari tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri positif. Para

anggota kelompok saling memberikan pendapatnya peristiwa yang terjadi

pada kasus kemarin karena tidak memiliki konsep diri yang positif. Setelah itu

para anggota kelompok mengintrospeksi diri mereka apakah mereka sudah

mempunyai konsep diri positif atau negatif dan siswa menyadari bahwa

perlunya kita mempunyai konsep diri yang positif sebagai salah satu contoh

adalah peristiwa yang terjadi pada kasus pertemuan pertama. Setelah itu

praktikan menganalisis berdasarkan berbagai pendapat para anggota dengan

dimachingkan dengan materi untuk disimpulkan.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena dapat lebih

mengakrabkan antar teman, dapat menambah wawasan tentang konsep diri,

Page 190: bimbingan kelompok1

belajar berkomunikasi dan siswa dapat menerapkan konsep diri yang positif

dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

mulai dari tahap awal atau pembentukan sampai tahap akhir dengan

mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap awal

perkenalan masih dilakukan agar para anggota lebih akrab, secara sukarela

tanpa ditunjuk para anggota langsung memperkenallan diri mereka. Pada

tahap kegiatan ini setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai

apa itu konsep diri, jenis-jenis konsep diri dan perlunya konsep diri.

Pemimpin kelompok menanyakan ada yang tahu apa yang dimaksud

dengan konsep diri? Anggota kelompok memberi pendapat :

• Abria : Konsep diri itu seperti gambaran dari pada diri kita.

• Agil : Kalau menurut saya konsep diri itu merupakan pandangan

mengenai apa yang ada pada diri kita.

• Dewi : Saya sependapat dengan kedua teman saya bahwa konsep diri

itu pandangan atau sikap individu terhadap dirinya sendiri.

Kemudian pemimpin kelompok menyimpulkan berdasarkan pendapat dari

anggota yang dimachingkan dengan materi yang ada. Ada beberapa jenis

konsep diri ada yang negatif dan juga ada yang positif . Konsep diri yang

positif antara lain : percaya diri, merasa setara dengan orang lain,

menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap

hiperkritis, dan optimis, sedangkan konsep diri yang negatif ia peka

Page 191: bimbingan kelompok1

terhadap kritik, ia responsif sekali terhadap pujian, ia cenderung bersikap

hiperkritis, ia cenderung merasa tidak disenangi oleh orang lain, ia

bersikap psimis terhadap kompetisi. Anggota kelompok Sharah

menanyakan apa Pak yang dimaksud dengan tidak bersikap hiperkritis,

pemimpin kelompok menjawab bahwa tidak bersikap hiperkritis itu adalah

kita tidak mengeluh, kita mampu menghargai orang lain, senang terhadap

keberhasilan orang lain. Setelah itu para anggota kelompok

mendiskusikan berdasarkan kasus pada pertemuan pertama dilihat dari

tanda-tanda individu yang memiliki konsep diri positif. Para anggota

kelompok saling memberikan pendapatnya peristiwa yang terjadi pada

kasus kemarin :

• Sugeng : Dengan melihat kasus kemarin bahwa siceweknya itu tidak

memiliki konsep diri yang positif seperti tidak percaya diri ia tidak

mampu berbicara kepada pacarnaya, kemudian tidak menerima apa

adanya artinya tidak menerima kelebihan dan kekurangannya.

• Abria : Kalau saya ia itu tidak mampu menghadapi satu permasalahan,

tidak merasa yakin atas kemampuan yang dimilikinya.

• Sharah : Menurut saya peristiwa kemarin itu ia tidak merasa setara

dengan orang lain sehingga sebenarnya ia cantik tapi ya ngak percaya

diri.

• Agil : Ya jadi kasus yang terjadi itu karena tidak memiliki konsep diri

yang positif.

• Arri : Sebaiknya kita harus memiliki konsep diri yang positif agar

tidak seperti pada kasus tersebut.

Dalam kehidupan sehari-hari secara tidak langsung individu telah menilai

dirinya sendiri. Penilaian terhadap diri sendiri itu meliputi watak dirinya,

orang lain dapat menghargai dirinya atau tidak, dirinya termasuk orang

yang berpenampilan menarik, cantik atau tidak. Pemimpin kelompok

Page 192: bimbingan kelompok1

memberikan contoh sebagai gambaran para anggota kelompok tentang

perlunya konsep diri. Sering kita jumpai siswa ber-IQ (Intelligence

Question) tinggi gagal dalam menempuh ujian. Tetapi sering kita dengar

pula bahwa banyak siswa yang memiliki IQ sedang-sedang saja ternyata

mereka berhasil dalam menempuh ujian. Bila kita berpikir bahwa diri kita

bisa, maka kita cenderung akan sukses, sebaliknya bila kita berpikir

bahwa diri kita akan gagal, maka sebenarnya kita mempersiapkan diri

untuk gagal. Dengan kata lain harapan terhadap diri sendiri merupakan

prediksi untuk mempersiapkan diri sendiri. Pemimpin kelompok

menanyakan menanyakan apa akah kalian sudah memiliki konsep diri

yang positif :

• Sharah : Kalau saya ya belum semua kriteria konsep diri positif ada

pada saya, tapi saya sudah memiliki percaya diri, kemudian menerima

apa adanya.

• Dewi : Kayaknya saya juga belum sepenuhnya memiliki konsep diri

positif, saya sudah percaya diri, udah mampu berbicara di depan

umum, merasa setara dengan orang lain , tidak bersikap hiperkritis.

• Abria : Wah kayaknya saya sudah memiliki konsep diri positif seperti

percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa adanya,

tidak bersikap hiperkritis, meskipun belum semua kriteria itu ada pada

saya.

• Agil : Saya sama seperti yang lain saya sudah bisa percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, mampu mengambil hikmah dari setiap

kegagalan yang terjadi, contohnya saya habis kecelakaan dan hampir

patah tulang ini memberikan hikmah bagi saya, menerima apa adanya,

tidak bersikap hiperkritis.

• Sugeng : Kalau saya ya belum semua kriteria konsep diri positif ada

pada saya, tapi saya sudah memiliki percaya diri, kemudian menerima

Page 193: bimbingan kelompok1

apa adanya, tidak bersikap hiperkritis, dan mampu mengambil hikmah

dari setiap kegagalan yang terjadi.

• Mawar : Beberapa kriteria sudah ada pada diri saya, seperti percaya

diri, merasa setara dengan orang lain dan menerima apadanya.

• Lila : Kayaknya saya belum mempunyai konsep diri yang positif tapi

saya sudah muncul rasa percaya diri saya.

• Trinanda : Saya sama seperti Lila sudah muncul juga rasa percaya diri

saya.

• Chusnul : Saya sedikit-sedikit sudah mulai mempunyai konsep diri

yang positif kayak percaya diri, merasa setara dengan orang lain dan

menerima apadanya

• Arri : Kalau saya memang tidak semuanya kriteria konsep diri positif

ada pada diri saya namun saya sudah percaya diri.

Pemimpin kelompok menanyakan atau membuat komitmen kepada semua

anggota kelompok apakah anggota kelompok akan berusaha untuk

mempunyai konsep diri positif dan mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari. Semua anggota menjawab bersedia untuk berusaha

mempunyai konsep diri positif dan akan mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan

melihat indikator yang ada, seperti percaya diri, merasa setara dengan

orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak

bersikap hiperkritis, dan optimis. Indikator yang terlihat atau muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri

yaitu para anggota sudah percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah

mampu untuk berbicara dan memberikan pendapatnya, dalam hal ini

semua anggota sudah mempunyai rasa percaya diri. Indikator kedua yang

Page 194: bimbingan kelompok1

muncul adalah merasa setara dengan orang lain, ini ditunjukkan dengan

para anggota tidak meremehkan pendapat orang lain atau mencela, tidak

merasa paling bisa atau sombong seperti yang dimiliki. Indikator yang

ketiga adalah menerima apa adanya. Indikator keempat yang muncul

adalah tidak hiperkritis yaitu para anggota saling menghargai pendapat

anggota yang lain. Indikator yang kelima adalah dapat menyikapi

kegagalan seperti yang dimiliki Agil dan Sugeng. Para anggota kelompok

dapat menambah wawasan tentang konsep diri, dan siswa dapat

menerapkan konsep diri yang positif dalam kehidupan sehari-hari.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Pada saat pemberian layanan bimbingan kelompok ini, situasi dapat

berjalan dengan baik dan lancar, dinamika kelompok sudah dapat muncul

dengan baik, anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya

sehingga suasana kelompok terkendali, meskipun siswa terlihat gugup

ingin cepat pulang karena cuaca akan hujan. Dapat disimpulkan kegiatan

bimbingan kelompok dalam pertemuan kali ini dapat terlaksana dengan

baik terlihat dari beberapa indikator yang sudah muncul. Angota

kelompok mendapatkan pemahaman baru dari pengertian konsep diri,

jenis-jenis konsep diri dan perlunya memiliki konsep diri yang positif.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu

pengertian dan perlunya konsep diri, mereka tahu tanda-tanda orang yang

memiliki konsep diri positif maupun negatif dan dapat menginstrospeksi

diri apakah mereka termasuk orang yang mempunyai konsep diri positif

atau negatif. Siswa dapat menerapkan konsep diri yang positif dalam

kehidupan sehari-hari.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Page 195: bimbingan kelompok1

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok ini berhasil, ini dapat terlihat dari indikator yang muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apadanya, dapat menyikapi kegagalan dan

tidak bersikap hiperkritis. Anggota kelompok dapat menguasai dan memahami

materi yang diberikan karena materi yang diberikan karena ini berhubungan

dengan diri mereka. Dinamika nampak dari keaktifan anggota kelompok dengan

memberikan pendapatnya, meskipun para anggota gugup ingin pulang karena

cuaca mendung mau hujan. Aspek yang sikap yang muncul pada pertemuan kali

ini adalah percaya diri, para anggota tidak meremehkan orang lain, menerima apa

adanya, mampu mengambil hikmah dari setiap kegagalan, tidak mengeluh, belajar

berkomunikasi dan menerapkan konsep diri yang positif dalam kehidupan sehari-

hari.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048

Page 196: bimbingan kelompok1

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Isi dan asal-usul pembentukan konsep diri

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pemahaman dan Pengembangan

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pencegahan dan Pemahaman

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Selasa, 13 Maret 2007

SMA Teuku Umar Semarang

Page 197: bimbingan kelompok1

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 8 siswa dikarenakan ada 2

siswa yang tidak berangkat sekolah. Pada tahap pembentukan pemimpin

kelompok hanya mengadakan rapport saja karena pada pertemuan ketiga ini

siswa sudah paham maksud dan tujuan serta asas-asas dalam bimbingan

kelompok. Dalam pertemuan ketiga ini juga tidak perlu dilakukan perkenalan

karena praktikan dan masing-masing anggota kelompok sudah kenal dan

akrab, kemudian praktikan langsung menuju pada tahap berikutnya. Dalam

tahap peralihan pemimpin kelompok menawarkan kepada para anggota

apakah sudah siap untuk melangkah pada tahap berikutnya. Selanjutnya pada

tahap kegiatan pemimpin kelompok mengemukakan topik yang akan dibahas,

kemudian para anggota kelompok mendiskusikannya secara bersama-sama

dimana diharapkan setiap anggota mempunyai gagasan dan pendapat.

Pada pertemuan ketiga praktikan memberikan informasi tentang isi

dan asal-usul pembentukan konsep diri. Materi ini merupakan lanjutan dari

materi sebelumnya yaitu pengertian dan perlunya konsep diri. Setelah itu para

anggota kelompok mendiskusikan dan memberikan pendapatnya dari topik

yang dibahas. Praktikan menyuruh masing-masing anggota kelompok untuk

mengungkapkan kelemahan dan kelebihan yang ia miliki sifat-sifat negatif

dan positif mereka serta yang didalamya terdapat sifat-sifat positif dan negatif.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena dapat

mengetahui karakter dari teman-temannya, dapat menambah wawasan tentang

isi dan asal-usul dari pembentukan konsep diri dan menyadari segala

kelemahan dan kelebihan yang dimiliki artinya dapat terbuka dan jujur

terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar mempercayai diri sendiri dan

orang lain, serta belajar untuk menerima diri. Saran dari anggota kelompok

adalah agar anggota tidak usah malu untuk megungkapkan sifat-sifat negatif

Page 198: bimbingan kelompok1

dan positif serta kelebihan dan kelemahan yang dimiliki karena dalam

kegiatan ini ada asas kerahasian dan keterbukaan. Topiknya membosankan

karena masih konsep diri lagi. Selanjutnya pemimpin kelompok

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai isi konsep diri, dan

asal-usul pembentukan konsep diri. Pemimpin kelompok memberikan

informasi mengenai isi dari pada konsep diri. Pemimpin kelompok

menjelaskan isi dari konsep diri mulai dari karakteristik fisik, penampilan,

kesehatan dan kondisi fisik, rumah dan hubungan keluarga, hobi dan

permainan, sekolah dan pekerjaan sekolah, kecerdasan, bakat dan minat,

ciri dan kepribadian, sikap dan hubungan sosial, dan religius. Setelah isi

konsep diri selanjutnya asal-usul atau faktor pembentuk konsep diri. Asal-

usul konsep diri yaitu orang tua, saudara sekandung, sekolah, teman

sebaya, masyarakat dan pengalaman. Pemimpin kelompok meminta para

anggota kelompok untuk mengemukakan mengungkapkan kelemahan dan

kelebihan yang didalamya terdapat sifat-sifat positif dan negatif.

Para anggota memberi pendapat tentang dirinya dari kelebihan dan

kelemahan yang ia miliki :

• Agil : Kelebihan yang ada dalam diri saya yaitu saya yaitu saya orangnya

tidak sombong, menerima apa adanya, tidak senang adanya permusuhan.

Sedangkan kelemahan yang ada pada saya yaitu saya kadang cepat emosi.

Page 199: bimbingan kelompok1

• Abria : Kelebihan yang saya miliki yaitu berat badan, saya orangnya

humoris, percaya diri, bisa bergaul dengan siapa saja, tidak suka

kekerasan. Sedangkan kelemahan yang saya miliki yaitu apabila ada orang

yang menyakiti saya saya sulit untuk memaafkannya tetapi saya tidak

sampai pada kekerasan.

• Dewi : Kalau saya kelebihan yang saya punya itu saya senang membantu

teman yang membutuhkan atau suka menolong, tegar dalam menghadapi

setiap permasalahan, menghargai orang lain, jujur. Kekurangan atau

kelemahan yang saya miliki kadang boros dalam hal keuangan.

• Sugeng : Kelebihan saya itu saya orangnya penyabar, percaya diri,

menghargai orang lain, jujur, peka terhadap orang lain. Sedangkan

kekurangan saya kadang timbul rasa takut terhadap lawan jenis.

• Arri : Kelebihan yang saya miliki tidak membeda-bedakan teman, yakin

atas kemampuan yang saya miliki, tidak mengeluh. Sedangkan kelemahan

saya itu saya orangnya kadang cepat tersinggung, kadang sering

mengumpat apabila saya gagal.

• Chusnul : Kelemahan saya itu tidak bisa bangun pagi, malas, sering

menyontek, tidak bisa dalam pelajaran berhitung atau eksak. Sedangkan

kelebihan saya kata orang saya itu orangnya baik, tidak sombong.

• Sharah : Kalau kelebihan saya itu saya rajin, setiap ada masalah langsung

saya selesaikan, tidak suka menunda-nunda pekerjaan. Sedangkan

kekurangan saya pelupa.

• Mawar : Kelebihan yang saya miliki menerima diri apa adanya, pandai

bergaul, senang dengan adanya tantangan. Kelemahan saya sama seperti

Dewi saya boros dalam hal keuangan.

Para anggota akan mengembangkan diri artinya akan berusaha menutupi

kelemahan yang ada pada diri mereka. Pemimpin kelompok menanyakan

atau membuat komitmen kepada semua anggota kelompok apakah

Page 200: bimbingan kelompok1

anggota kelompok akan berusaha untuk mempunyai konsep diri positif

dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari setelah mengetahui

faktor-faktor yang membentuk konsep diri positif. Semua anggota

menjawab bersedia untuk berusaha mempunyai konsep diri positif.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan

melihat indikator yang ada, seperti percaya diri, merasa setara dengan

orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak

bersikap hiperkritis, dan optimis. Indikator yang terlihat atau muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri

yaitu para anggota sudah percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah

mampu untuk berbicara dan memberikan pendapatnya mengenai

kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok,

Indikator kedua yang muncul adalah merasa setara dengan orang lain, ini

ditunjukkan dengan para anggota tidak meremehkan pendapat orang lain

atau mencela mengenai kekurangan orang lain kemudian bisa bergaul

dengan siapa saja. Indikator yang ketiga adalah menerima apa adanya.

Indikator keempat yang muncul adalah tidak hiperkritis yaitu para anggota

saling menghargai pendapat anggota yang lain. Para anggota kelompok

dapat menambah wawasan tentang isi konsep diri, dan asal-usl

pembentukan konsep diri. Siswa dapat mengetahui karakter dari teman-

temannya, dan dapat menyadari segala kelemahan dan kelebihan yang

dimiliki.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Pada saat pemberian layanan bimbingan kelompok ini, situasi dapat

berjalan dengan baik dan lancar, meskipun ada beberapa siswa merasa

bosan karena materinya mengenai konsep diri lagi tetapi dinamika

kelompok sudah dapat muncul dengan baik, anggota kelompok mau

Page 201: bimbingan kelompok1

aktif mengemukakan pendapatnya sehingga suasana kelompok

terkendali. Ada beberapa siswa yang malu untuk mengungkapkan sifat-

sifat negatif dan positif serta kelebihan dan kelemahannya.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu isi

dan asal-usul pembentukan konsep diri, mereka dapat menyadari apakah

konsep dirinya dibentuk dengan baik atau tidak serta komitmen para

anggota untuk membentuk konsep diri yang positif. Dapat disimpulkan

kegiatan bimbingan kelompok dalam pertemuan kali ini dapat terlaksana

dengan baik terlihat dari beberapa indikator yang sudah muncul.

Angota kelompok mendapatkan pemahaman baru isi dan asal-usul

pembentukan konsep diri walaupun ada anggota kelompok yang

mengatakan topiknya membosankan karena masih konsep diri lagi.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok ini berhasil, ini dapat terlihat dari indikator yang muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apadanya. Anggota kelompok dapat

menguasai dan memahami materi yang diberikan meskipun ada siswa yang

merasa bosan karena materinya mengenai konsep diri lagi. Dinamika nampak dari

keaktifan anggota kelompok dengan memberikan pendapatnya, meskipun ada

beberapa siswa yang malu untuk mengungkapkan sifat-sifat negatif dan positif

serta kelebihan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Aspek yang sikap yang

muncul pada pertemuan kali ini adalah siswa dapat memahami kelemahan dan

kelebihan yang dimiliki serta semangat untuk mengembangkan diri, dapat terbuka

dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, belajar mempercayai diri sendiri

dan orang lain, serta belajar untuk menerima diri dan para anggota dapat

Page 202: bimbingan kelompok1

mengetahui pembentukan konsep diri dan dapat membentuk konsep diri yang

positif.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Mensikapi permasalaan diri dan orang lain

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pegembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Kamis, 15 Maret 2007

SMA Teuku Umar Semarang

Page 203: bimbingan kelompok1

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Seperti biasa

pada tahap pembentukan pemimpin kelompok hanya mengadakan rapport saja

karena pada pertemuan keempat ini siswa sudah paham maksud dan tujuan

serta asas-asas dalam bimbingan kelompok. Dalam pertemuan keempat ini

juga tidak perlu dilakukan perkenalan karena praktikan dan masing-masing

anggota kelompok sudah kenal dan akarab, kemudian praktikan langsung

menuju pada tahap berikutnya anggota kelompok. Dalam tahap peralihan

pemimpin kelompok menawarkan kepada para anggota apakah sudah siap

untuk melangkah pada tahap berikutnya.

Pada pertemuan keempat ini praktikan memberikan topik tentang

mensikapi permasalahan diri dan orang lain. Setelah itu para anggota

kelompok mendiskusikan dan memberikan pendapatnya dari topik yang

dibahas. Para anggota kelompok saling memberikan pendapatnya mengenai

permasalahan diri dan orang lain. Para anggota sudah mempunyai keyakinan

mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Anggota kelompok memberikan

pendapat-pendapatnya dalam mensikapi permasalahan diri dan orang lain.

Setelah itu praktikan menganalisis berdasarkan berbagai pendapat para

anggota dengan dipadukan dengan materi untuk disimpulkan.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena mereka dapat

bersiskusi, dapat menambah wawasan tentang bagaimana kita mensikapi

permasalahan diri dan orang lain atau belajar memecahkan masalah, dan dapat

membantu orang lain dalam kehidupan sehari-hari atau belajar memberi

perhatian serta lebih peka kepada orang lain bahwa orang lain juga

mempunyai masalah. Sarannya agar makanan yang diberikan pemimpin

kelompok mengenyangkan contohnya nasi. Selanjutnya pemimpin kelompok

Page 204: bimbingan kelompok1

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai bagaimana kita

mensikapi permasalahan diri dan orang lain. Para anggota kelompok

saling memberikan pendapatnya mengenai permasalahan apabila kita

punya masalah kemudian ada teman kita yang minta bantuan apa yang

harus kita lakukan?

• Abria : Melihat masalahnya dari teman kita apa masalahnya berat atau

tidak apabila ringan langsung kita bantu dan apabila berat kita bisa

menjadi pendengar yang baik, kita bisa beri support atau dukungan,

nasehat.

• Dewi : Hampir sama seperti Abria semampu kita kita bantu masalah

teman kita yang enting jangan sampai malah masalah itu menjadi

masalah pada diri kita.

• Sharah : Kalau saya mending saya menyelesaikan masalah saya dulu

biar tidak pusing karena masalah kita belum selesai, kalau masalah

kita sudah selesai baru kita membantu masalah teman kita.

• Mawar : Kalau saya minta bantuan teman lain dulu karena saya masih

memiliki masalah, tetapi secara halus biar teman kita tidak marah

kepada kita.

Page 205: bimbingan kelompok1

• Sugeng : Kita bantu teman kita yang punya masalah dulu setelah

selesai kita selesaikan masalah kita sendiri apabila kita tidak bisa kita

bisa minta bantuan kepada teman kita yang kita bantu tadi.

• Agil : Menurut saya kita bahas dulu bersama-sama masalahnya kalau

tidak bisa kita minta bantuan pada teman yang lain juga,terus masalah

kita dibahs bersama-sama juga.

• Lila : Kita bantu teman kita karena tidak enak pabila kita langsung

menolaknya.

• Trinanda : Menurut saya kita harus bantu teman kita yang punya

masalah biar nanti masalah kita juga bisa dibantu teman kita.

• Chusnul : Ya saya akan membantu teman dulu baru masalah kita.

• Arri : Kita berusaha bantu teman jangan sampai menjadi beban pada

kita.

Bagaimana kita mensikapi permasalahan kita? Para anggota menjawab :

• Dewi : Saya akan langsung menyelesaikan masalah tersebut dan tidak

akan membiarkannya berlarut-larut.

• Sharah : Saya akan semaksimal mungkin menyelesaikan masalah

kalau tidak bisa baru minta bantuan pada orang lain.

• Mawar : Kalau kita menunda-nunda masalah maka masalahnya tidak

selesai jadi harus segera diselesaikan.

• Agil : Kita harus bisa mengidentifikasi dulu masalahnya, apa yang

menjadi penyebab jangan grusah-grusuh lalu kita membuat pilihan

atau keputusan yang tepat.

• Abria : Menurut saya kita harus memahami dulu masalahnya kita bisa

seringkan kepada sahabat kita atau teman terdekat agar dapat

menambah jawaban dari persoalan yang kita hadapi.

• Trinanda : Saya juga sama seperti yang lain akan menyelesaikan

masalahnya langsung itu juga.

Page 206: bimbingan kelompok1

Bagaimana kita mensikapi permasalahan orang lain? Para anggota

menjawab :

• Sugeng : Seperti yang saya bilang tadi kita bisa menjadi pendengar

yang baik, kita bisa beri support atau dukungan, nasehat.

• Arri : Kita bisa memberikan nasehat tapi diberikan pada saat yang

tepat.

• Chusnul : Kita harus peka terhadap orang lain, kita bisa memberikan

simpati kita menolong meringan beban.

• Lila : Ya kita beri saran, nasehat yang penting jangan sok pintar.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir dengan

melihat indikator yang ada, seperti percaya diri, merasa setara dengan

orang lain, menerima apa adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak

bersikap hiperkritis, dan optimis. Indikator yang terlihat atau muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri

yaitu para anggota sudah percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah

mampu untuk berbicara dan memberikan pendapatnya, mampu untuk

mengatasi masalah sendiri dan orang lain. Merasa setara dengan orang

lain, ini ditunjukkan dengan para anggota tidak meremehkan pendapat

orang lain. Tidak hiperkritis yaitu para anggota saling menghargai

pendapat anggota yang lain. Optimis ini ditunjukkan dengan anggota yang

merasa yakin atas kemampuan yang dimiiliki. Para anggota kelompok

dapat menambah wawasan tentang pemahaman-pemahaman baru tentang

mensikapi permasalahan diri dan orang lain yang dibahas pada saat

bimbingan kelompok, komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok

bahwa siswa mampu untuk menyelesaikan masalahnya dan dapat

mensikapi masalah orang lain dalam kehidupan sehari-hari secara positif.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

Page 207: bimbingan kelompok1

a. Penilaian proses

Pada pertemuan keempat pemberian layanan bimbingan kelompok ini

situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik,

anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga

suasana kelompok terkendali. Ini terlihat dari semua anggota seperti

Abria, Dewi, Agil, Mawar, Chusnul, Arri, Sugeng, Sharah, Lila, Trinanda

yang memberikan pendapatnya. Sejauh ini para anggota sudah mulai

terbuka dalam mengemukakan pendapatnya. Secara keseluruhan proses

dalam kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu

mensikapi permasalahan diri dan orang lain, para anggota sudah yakin

akan kemampuannya untuk mengatasi masalah dan dapat membantu orang

lain dalam kehidupan sehari-hari. Dapat disimpulkan kegiatan bimbingan

kelompok dalam pertemuan keempat ini dapat terlaksana dengan baik

terlihat dari beberapa indikator yang sudah muncul. Anggota kelompok

mendapatkan pemahaman baru tentang mensikapi permasalahan diri dan

orang lain serta secara positif siswa dapat dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari-hari.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok ini berhasil, ini dapat terlihat dari indikator yang muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apadanya, tidak bersikap hiperkritis, optimis.

Anggota kelompok dapat menguasai dan memahami materi yang diberikan

meskipun ada siswa yang merasa lapar karena mereka pengennya snaknya diganti

nasi. Dinamika dalam pertemuan keempat ini sudah baik ini nampak dari

keaktifan anggota kelompok dengan memberikan pendapatnya secara terbuka dan

Page 208: bimbingan kelompok1

sukarela. Aspek yang sikap yang muncul pada pertemuan kali ini adalah para

anggota sudah yakin akan kemampuannya untuk mengatasi masalah sendiri, lebih

peka bahwa orang lain juga mempunyai masalah, belajar memberi perhatian pada

orang lain, belajar memberi dan menerima atau tack in give, belajar memecahkan

masalah dan dapat membantu orang lain dalam kehidupan sehari-hari.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Cara meningkatkan kepercayan diri

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pengembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

SMA Teuku Umar Semarang

Page 209: bimbingan kelompok1

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Selasa, 20 Maret 2007

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Pada tahap

pembentukan pemimpin kelompok hanya mengadakan rapport saja karena

pada pertemuan kelima ini siswa sudah paham maksud dan tujuan serta asas-

asas dalam bimbingan kelompok. Dalam pertemuan kelima ini juga tidak

perlu dilakukan perkenalan karena praktikan dan masing-masing anggota

kelompok sudah kenal dan akarab, kemudian praktikan langsung menuju pada

tahap berikutnya anggota kelompok. Dalam tahap peralihan pemimpin

kelompok menawarkan kepada para anggota apakah sudah siap untuk

melangkah pada tahap berikutnya. Selanjutnya pada tahap kegiatan pemimpin

kelompok mengemukakan topik yang akan dibahas, kemudian para anggota

kelompok mendiskusikannya secara bersama-sama dimana diharapkan setiap

anggota mempunyai gagasan dan pendapat.

Pada pertemuan kelima ini praktikan memberikan topik tentang cara

meningkatkan kepercayaan diri. Setelah itu para anggota kelompok

mendiskusikan dan memberikan pendapatnya dari topik yang dibahas. Para

anggota kelompok saling memberikan pendapatnya mengenai karakteristik

individu yang percaya diri dan yang kurang percaya diri serta upaya

mengatasi kurang percaya diri. Setelah itu praktikan menganalisis berdasarkan

berbagai pendapat para anggota dengan dimachingkan materi yang ada untuk

disimpulkan.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena mereka dapat

menumbuhkan rasa percaya diri lewat kegiatan bimbingan kelompok yang

dilaksanakan, dan siswa dapat menerapkan percaya diri tidak hanya dalam

bimbingan kelompok saja tetapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya

Page 210: bimbingan kelompok1

pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan

menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara meningkatkan

kepercayaan diri yang didalamnya terdapat pengertian percaya diri,

karakteristik individu yang percaya diri dan yang tidak percaya diri

kemudian bagaimana upaya mengatasi rasa kurang percaya diri. Pemimpin

kelompok menanyakan ada yang tahu apa itu percaya diri? Anngota ada

yang menjawab :

• Agil : Percaya diri itu percaya atas kemampuan yang dimiliki.

• Dewi : Percaya diri itu merupakan dorongan yang ada dalam diri

dalam rangka menghadapi segala yang ada.

• Abria : Kalau menurut saya percaya diri itu ya sikap yang kita miliki

dalam menghadapi segala sitauais atau keadaan.

Setelah pemimpin kelompok menjelaskan topik kemudian meminta

anggota kelompok apabila ada permasalahan yang berkaitan dengan topik

yang dibahas kali ini bisa dituangkan kemudian kita bahas bersama-sama.

Dari anggota kelompok muncul permasalahan :

• Lila : Begini saya punya masalah mengenai ya kurang percaya diri

misalkan harus ngomong didepan kelas apalagi dedepan umum.

• Trinanda : Masalah saya sama dengan Lila.

Page 211: bimbingan kelompok1

• Sugeng : Kalau saya memiliki masalah kadang merada tidak percaya

diri dengan lawan jenis makanya sampai saat ini saya belum

mempunyai pacar.

• Chusnul : Saya merasa gori ketika bertanding jadi kadang saya

menyerah dulu.

Baik setelah kita tahu beberapa permasalahan kita tentukan masalah siapa

dulu yang akan kita bahas, para anggota kelompok sepakat untuk

memecahkan masalahnya Lila, dengan memberikan tanggapan dan saran

sebagai berikut :

• Arri : Sebelumnya permasalahan yang melatar belangi itu apa

mungkin Lila bisa menjelaskan biar ketika teman-teman mebantu

menyelesaikan masalahnya bisa mudah.

Jadi begini permasalahannya ketika saya masih duduk di kelas X ada

diskusi dalam kelas kemudian saya diminta untuk memberi jawaban

kemudian jawaban atau tanggapan saya ditertawakan oleh teman-teman

sehingga ini membuat saya malu dan tidak mau lagi untuk memberi

jawaban lebih baik saya diam saja. Setelah tahu permasalahannya maka

para anggotapun memberi saran :

• Abria : Dengan melihat apa yang menjadi masalah kamu saya bisa

menganalisis bahwa kamu memiliki satu pikiran yang mana kamu

ketika akan menjawab maka akan ditertawakan lagi oleh teman-teman

padahal belum tentu.

• Agil : Apa yang dikatan Abria betul itu Lil jadi ketika kita punya

pikiran yang begitu maka kita tidak akan bisa untuk mengungkapkan

pendapat jadi pikiran itu harus dihilangkan.

• Arri : Nah setelah kamu menceritakan latar belakangnya kan teman-

teman bisa tahu dan mudah dalam memberikan pendapatnya, kalau

menurut saya kamu harus punya kemauan dulu atau tekad bahwa saya

Page 212: bimbingan kelompok1

harus berani ngomong didepan kelas misalnya tanpa mempedulikan

apa kata teman.

• Dewi : Jadi ada betulnya yang dikatakan oleh Arri tetapi kamu ketika

akan memberi jawaban kita pikir dulu artinya kita tahu betul apa yang

menjadi persoalan kemudian kemudian dalam benak kita sudah ada

jawaban yang relevan sehingga jawaban kita akan bermutu dan ini

tidak bakal ditertawakan oleh teman malah kita akan mendapat

sanjungan dari teman-teman.

• Mawar : Yup saya setuju apa yang dikataka Dewi semua itu

merupakan proses pembelajaran jadi kita tidak langsung bisa tetapi

harus bertahap.

• Sharah : Saya juga setuju.

Dengan saran-saran yang diberikan oleh temannya Lila dapat menerima

saran dari teman-temannya, Lila memutuskan mulai sekarang dia akan

percaya diri tidak akan takut lagi untuk ditertawakan. Ya dengan kegiatan

bimbingan kelompok ini masalah saya bisa teratasi saya merasa senang,

kemudian saya bisa belajar berbicara meskipun dalam lingkup kelompok.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir mulai dari

awal kegaiatan sampai tahap akhir dengan melihat indikator yang ada,

seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa

adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap hiperkritis, dan

optimis. Indikator yang terlihat atau muncul dalam proses kegiatan

bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri yaitu para anggota sudah

percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah mampu untuk berbicara dan

memberikan pendapatnya, mampu untuk mengatasi masalah sendiri dan

orang lain. Merasa setara dengan orang lain, ini ditunjukkan dengan para

anggota tidak meremehkan pendapat orang lain. Tidak hiperkritis yaitu

Page 213: bimbingan kelompok1

para anggota saling menghargai pendapat anggota yang lain. Optimis ini

ditunjukkan dengan anggota yang merasa yakin atas kemampuan yang

dimiliki. Para anggota kelompok dapat menambah wawasan tentang

pemahaman-pemahaman baru tentang cara meningkatkan percaya diri

yang dibahas pada saat bimbingan kelompok, komitmen yang dibuat oleh

anggota kelompok bahwa siswa dapat menerapkan cara meningkatkan

percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Pada pertemuan kelima pemberian layanan bimbingan kelompok ini

situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik,

anggota kelompok mau aktif mengemukakan pendapatnya sehingga

suasana kelompok terkendali. Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka

dalam mengemukakan pendapatnya. Siswa sudah dapat membantu

memecahkan permasalahan orang lain. Secara keseluruhan proses dalam

kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

b. Penilaian hasil

Pada saat pemberian layanan bimbingan kelompok ini, situasi dapat

berjalan dengan baik dan lancar, anggota kelompok sudah memahami

topik yang dibahas yaitu cara meningkatkan percaya diri dan dapat

menerapkan cara meningkatkan percaya diri dalam kehidupan sehari-hari.

Dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik, karena anggota

kelompok percaya diri dengan aktif mengemukakan pendapatnya sehingga

suasana kelompok terkendali, ini juga terlihat dari indikator ang muncul.

Sejauh ini para anggota sudah mulai terbuka dalam mengemukakan

pendapatnya, Lila dan Trinanda juga nampakya puas dengan jawaban

datau saran dari teman-temannya, rasa percaya dirinya menjadi tumbuh

dengan sudah tidak akan malu lagi untuk memberikan pendapatnya.

Page 214: bimbingan kelompok1

Angota kelompok mendapatkan pemahaman baru tentang mensikapi

permasalahan diri dan orang lain serta secara positif siswa dapat dapat

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok ini berhasil, ini dapat terlihat dari indikator yang muncul

dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri, merasa

setara dengan orang lain, menerima apadanya, tidak bersikap hiperkritis, optimis.

Anggota kelompok dapat menguasai dan memahami materi yang diberikan.

Dinamika dalam pertemuan ini sudah baik ini nampak dari keaktifan anggota

kelompok dengan memberikan pendapatnya secara terbuka dan sukarela. Anggota

kelompok juga sudah mampu untuk memecahkan permasalahan. Aspek yang

sikap yang muncul pada pertemuan kali ini adalah para anggota sudah yakin akan

kemampuannya untuk mengatasi masalah sendiri/belajar memecahkan masalah,

lebih peka bahwa orang lain juga mempunyai masalah, belajar memberi perhatian

pada orang lain, belajar memberi dan menerima atau tack in give dan dapat

membantu orang lain dalam kehidupan sehari-hari, belajar lebih terbuka dan jujur

terhadap diri sendiri dan orang lain, mampu untuk percaya diri dengan

memberikan pendapatnya dalam kelompok dan akan menerapkannya tidak hanya

dalam bimbingan kelompok saja, siswa sudah mampu mempercayai diri sendiri

dan orang lain.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Page 215: bimbingan kelompok1

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Cara menghindari prasangka dan akibatnya

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Kamis, 22 Maret 2007

SMA Teuku Umar Semarang

Page 216: bimbingan kelompok1

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Pada tahap

pembentukan pemimpin kelompok hanya mengadakan rapport saja karena

pada pertemuan ini siswa sudah paham maksud dan tujuan serta asas-asas

dalam bimbingan kelompok. Dalam pertemuan ini juga tidak perlu dilakukan

perkenalan karena praktikan dan masing-masing anggota kelompok sudah

kenal dan akarab, kemudian praktikan langsung menuju pada tahap berikutnya

anggota kelompok. Dalam tahap peralihan pemimpin kelompok menawarkan

kepada para anggota apakah sudah siap untuk melangkah pada tahap

berikutnya..

Pada pertemuan ini praktikan memberikan topik tentang cara cara

menghindari prasangka dan akibatnya. Setelah itu para anggota kelompok

mendiskusikan dan memberikan pendapatnya dari topik yang dibahas.

Pemimpin kelompok memberikan beberapa contoh kepada anggota kelompok

dan anggota kelompok memberikan tanggapannya. Setelah itu praktikan

menganalisis berdasarkan berbagai pendapat para anggota dengan dipadukan

dengan materi yang ada untuk disimpulkan.

Tanggapan dari para anggota kelompok sangat positif yaitu mereka

merasa senang mengkuti kegiatan bimbingan kelompok, karena dapat

menambah informasi tentang bagaimana cara menghindari prasangka dan

akibatnya. Selanjutnya pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan

akan segera diakhiri dan menutup pertemuan dengan mengucapkan salam dan

terima kasih.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

Page 217: bimbingan kelompok1

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara menghindari

prasangka dan akibatnya yang didalamnya terdapat pengertian prasangka,

terbentuknya prasangka, usaha untuk menghindari dan menghilangkan

prasangka, akibat prasangka. Pemimpin kelompok menanyakan ada yang

tahu apa itu prasangka? Anggota kelompok menjawab :

• Dewi : Prasangka adalah anggapan yang kurang baik kepada orang

lain.

• Agil : Prasangka itu merupakan perasaan kita kepada orang lain yang

bisa bersifat positif maupun negatif.

Pemimpin kelompok memberikan contoh apa pandangan kita terhadap

seorang pelukis atau seniman?. Anggota kelompok yang menjawab :

• Lila : Pasti pelukis itu hidupnya tidak teratur, jorok, tidak pernah

mandi.

• Abria : Belum tentu semua pelukis atau seniman seperti itu kita harus

punya prasangka yang positif. Kamu kan belum tahu sendiri

bagaimana kehiduapan pelukis.

• Sharah : Apa yang dikatakan Abria benar jadi belum tentu seorang

pelukis itu menti jorok, jarang mandi, semprawut acak-acakan

rambutnya gondrong tetapi banyak juga pelukis yang bersih.

Bagaimana pandangan kalian terhadap karakter orang madura?

• Trinanda : Ya pasti karakter orang madura itu keras.

• Mawar : Belum tentu tidak semua orang madura itu keras.

Apabila kalian mendapat nilai lima pada pelajaran matematika apa yang

kalian lakukan?.

• Dewi : Introspeksi diri mungkin kita tidak belajar dengan sungguh-

sungguh.

Page 218: bimbingan kelompok1

• Chusnul : Ya itu mungkin kesalahan gurunya, gurunya tidak senang

pada kita.

• Sugeng : Yang dikatakan Sharah itu benar kita harus instrospeksi diri

kita dulu kenapa kok sampai nilai kita jelek mungkin kita jarang

mengerjakan PR, terus kalau ulangan kita tidak belajar.

Misalkan kalian melihat Pak Karto guru matematika, marah kepada Arri

sehingga dihukum apa tanggapan kalian?

• Abria : Ya saya menganggap bahwa Pak Karto itu orang yang galak

dan senang menghukum.

• Sharah : Kalau saya tidak setuju mungkin kenapa Arri dihukum karena

Arri bandel tidak mengerjakan tugas artau PR jarang mengikuti

pelajaran yag penting menghukumnya dalam batas kewajaran.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir mulai dari

awal kegaiatan sampai tahap akhir dengan melihat indikator yang ada,

seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa

adanya, dapat menyikapi kegagalan, tidak bersikap hiperkritis, dan

optimis. Indikator yang terlihat atau muncul dalam proses kegiatan

bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri yaitu para anggota sudah

percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah mampu untuk berbicara dan

memberikan pendapatnya, mampu untuk mengatasi masalah sendiri dan

orang lain. Merasa setara dengan orang lain, ini ditunjukkan dengan para

anggota tidak meremehkan pendapat orang lain. Tidak hiperkritis yaitu

para anggota saling menghargai pendapat anggota yang lain. Para anggota

kelompok dapat menambah wawasan tentang pemahaman-pemahaman

baru tentang cara menghindari prasangka dan akibatnya yang dibahas pada

saat bimbingan kelompok, komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok

Page 219: bimbingan kelompok1

bahwa siswa dapat berprasangka positif terhadap setiap peristiwa yang

terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Pada pertemuan keenam pemberian layanan bimbingan kelompok ini

situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar mulai dari tahap awal sampai

tahap akhir, dinamika kelompok sudah dapat muncul dengan baik,

anggota kelompok mau aktif dalam tanya jawab sehingga suasana

kelompok terkendali. Secara keseluruhan proses dalam kegiatan

bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu cara

menghindari prasangka dan akibatnya, mereka bisa menererima

pemahaman-pemahaman baru agar bagaimana agar kita tidak

berprasangka yang jelek kepada orang lain. Para anggota merasa nyaman

berada dalam kelompok karena para anggota sudah aktif berbicara, dan

para anggota kelompok dapat menghargai pendapat anggota yang lain, ini

juga terlihat dari indikator ang muncul. Para anggota mau berkomitmen

untuk mempraktekan tentang informasi baru yang telah didapatkannya

yaitu menerapkan cara menghindari prasangka dan akibatnya.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok dapat dinilai baik, ini dapat terlihat dari indikator yang

muncul dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri,

merasa setara dengan orang lain, menerima apadanya, tidak bersikap hiperkritis.

Anggota kelompok dapat menguasai dan memahami materi yang diberikan.

Dinamika dalam pertemuan ini sudah baik ini nampak dari keaktifan anggota

kelompok dalam tanya jawab dengan memberikan pendapatnya secara terbuka

dan sukarela. Aspek yang sikap yang muncul pada pertemuan kali ini adalah

Page 220: bimbingan kelompok1

siswa dapat begaul dengan banyak teman, berkomunikasi karena selalu

berprasangka baik terhadap semua orang, dan siswa dapat mempunyai prasangka

positif terhadap setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Cara mengembangkan sikap positif

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

SMA Teuku Umar Semarang

Page 221: bimbingan kelompok1

1. Waktu : 45 Menit

2. Hari/Tanggal : Selasa, 27 Maret 2007

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Kegiatan bimbingan kelompok diikuti oleh 10 siswa. Pemimpin

kelompok mengawali kegiatan dengan salam dan menanyakan kabar dari para

anggota kelompk. Tahapan-tahapan dalam bimbingan kelompok sudah

terlewati dengan baik. Selanjutnya pada tahap kegiatan pemimpin kelompok

mengemukakan topik yang akan dibahas, kemudian para anggota kelompok

mendiskusikannya secara bersama-sama dimana diharapkan setiap anggota

mempunyai gagasan dan pendapat.

Pada pertemuan ketujuh ini topik yang dibahas adalah cara

mengembangkan sikap positif. Setelah itu para anggota kelompok

mendiskusikan dan memberikan pendapatnya dari topik yang dibahas.

Pemimpin kelompok menanyakan bagaimana sikap positif kita sebagai

pelajar?. Para anggota menjawab kita harus belajar dengan giat, mentaati

peraturan sekolah seperti memakai seragam lengkap, datang tepat waktu tidak

terlambat, selalu mengikuti pelajaran di sekolah atau tidak membolos,

menghormati guru, selalu mengerjakan PR yang diberikan oleh guru.

Pertanyaan kedua bagaimana sikap positif kita berada dilingkungan keluarga?.

Para anggota menjawab patuh terhadap perintah orang tua, menghormati

orang tua, mentaati norma dalam keluarga, menghargai dan menyangi

adik/kakak, selalu berbuat baik kepada orang tua. Pertanyaan ketiga

bagaimana sikap positif kita dalam lingkungan masyarakat?. Anggota

kelompok menjawab selalu mentaati norma yang berlaku dimasyarakat,

menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, bersedia menolong

tetangga yang mendapat musibah. Tanggapan dari para anggota kelompok

sangat positif yaitu mereka dapat mengambil manfaat dari bersikap positif dan

belajar untuk menghargai orang lain. Selanjutnya pemimpin kelompok

Page 222: bimbingan kelompok1

mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri dan menutup pertemuan

dengan mengucapkan salam dan terima kasih

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara

mengembangkan sikap positif yang meliputi pengertian, langkah-langkah

menumbuhkan sikap positif dan manfaat bersikap positif. Pemimpin

kelompok menanyakan bagaimana sikap positif kita sebagai pelajar?.

• Dewi : Kita harus belajar dengan giat, mentaati peraturan sekolah

seperti memakai seragam lengkap, datang tepat waktu tidak terlambat,

selalu mengikuti pelajaran di sekolah atau tidak membolos.

• Mawar : Kita harus sopan terhadap guru, menghormati guru, selalu

mengerjakan PR yang diberikan oleh guru.

• Sharah : Selalu mengikuti upacara bendera sebagai bukti cinta tanah

air, tidak hanya guru yang dihaormati petugas TU juga harus kita

hormati pokoknya menghormati kepada yang lebih tua.

• Lila : Kita harus mengerjakan PR atau tugas yang diberikan oleh guru

mata pelajaran.

• Trinanda : Yang jelas kita sebagai belajar kita harus giat belajar.

• Arri : Mengikuti kegaiatan ekstrakurikuler yang diselengarakan di

sekolah.

• Chusnul : Tidak mencemarkan nama baik sekolah.

• Agil : Membuat prestasi dalam bidang akademik maupun non

akademik.

Page 223: bimbingan kelompok1

• Abria : Tidak boleh menyontek.

• Sugeng : Jangan membuat gaduh saatpelajaran.

Pertanyaan kedua bagaimana sikap positif kita berada dilingkungan

keluarga?. Para anggota menjawab :

• Sugeng : Patuh terhadap perintah orang tua,

• Agil : Menghormati orang tua,

• Dewi : Mentaati norma dalam keluarga,

• Abria : Menghargai dan menyangi adik/kakak,

• Mawar : Selalu berbuat baik kepada orang tua.

Pertanyaan ketiga bagaimana sikap positif kita dalam lingkungan

masyarakat?. Anggota kelompok menjawab

• Sharah : Selalu mentaati norma yang berlaku dimasyarakat,

• Arri : Menghargai dan menghormati orang yang lebih tua,

• Chusnul : Bersedia menolong tetangga yang mendapat musibah.

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir mulai dari

awal kegiatan samapai tahap akhir dengan melihat indikator yang ada,

seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa

adanya. Indikator yang terlihat atau muncul dalam proses kegiatan

bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri yaitu para anggota sudah

percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah mampu untuk berbicara dan

memberikan pendapatnya, mampu untuk mengatasi masalah sendiri dan

orang lain. Merasa setara dengan orang lain, ini ditunjukkan dengan para

anggota tidak meremehkan pendapat orang lain. Para anggota kelompok

dapat menambah wawasan tentang pemahaman-pemahaman baru tentang

cara mengembangkan sikap positif yang meliputi pengertian, langkah-

langkah menumbuhkan sikap positif dan manfaat bersikap positif pada

Page 224: bimbingan kelompok1

saat bimbingan kelompok, komitmen yang dibuat oleh anggota kelompok

bahwa siswa dapat mengembangkan sikap positif dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Sejauh ini pada pertemuan ketujuh saat pemberian layanan bimbingan

kelompok ini situasi dapat berjalan dengan baik dan lancar, jadi dinamika

kelompok sudah dapat muncul dengan baik ini dapat terlihat dari indikator

yang muncul, dan anggota kelompok begitu kompak dalam membahas

topik cara mengembangkan sikap positif. Secara keseluruhan proses dalam

kegiatan bimbingan kelompok ini berjalan dengan baik.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami informasi-informasi baru

tentang bagaimana cara mengembangkan sikap positif dan manfaat apa

yang diperoleh dari bersikap positif. Para anggota merasa nyaman berada

dalam kelompok karena para anggota sudah aktif berbicara, dan para

anggota kelompok dapat menghargai pendapat anggota yang lain, ini juga

terlihat dari indikator yang muncul. Para anggota berkomitmen untuk

menerapkan informasi baru yang telah didapatkannya yaitu

mengembangkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok dapat dinilai baik, ini dapat terlihat dari indikator yang

muncul dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri,

merasa setara dengan orang lain, menerima apadanya. Anggota kelompok dapat

menguasai dan memahami materi yang diberikan. Dinamika dalam pertemuan ini

sudah baik ini nampak dari keaktifan anggota kelompok dalam memberikan

pendapatnya secara terbuka dan sukarela. Aspek yang muncul pada pertemuan ini

adalah siswa sikap terbuka dan jujur terhadap diri sendiri dan orang lain, dan

Page 225: bimbingan kelompok1

sikap lebih akrab antar anggota kelompok, belajar untuk mengharhai orang lain

dan mengembangkan sikap positif.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048

LAPORAN PELAKSANAAN, EVALUASI DAN TINDAK LANJUT

SATUAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Topik Permasalahan : Cara mengembangkan dan mengarahkan emosi

B. Spesifikasi Kegiatan :

1. Bidang Bimbingan : Pribadi dan Sosial

2. Jenis Layanan : Layanan Bimbingan Kelompok

3. Fungsi Layanan : Pemahaman dan Pengembangan

4. Sasaran Layanan : 10 siswa kelas XI SMA Teuku Umar Semarang

C. Pelaksanaan Layanan :

1. Waktu : 45 Menit

SMA Teuku Umar Semarang

Page 226: bimbingan kelompok1

2. Hari/Tanggal : Kamis, 29 Maret 2007

3. Tempat : Ruang BK SMA Teuku Umar Semarang

4. Deskripsi dan Komentar Pelaksanaan Layanan :

Pemimpin kelompok mengawali kegiatan dengan salam dan

menanyakan kabar dari para anggota kelompk. Kegiatan bimbingan kelompok

diikuti oleh 10 siswa. Tahapan-tahapan dalam bimbingan kelompok sudah

terlewati dengan baik. Selanjutnya pada tahap kegiatan pemimpin kelompok

mengemukakan topik yang akan dibahas yaitu cara mengendalikan dan

mengarahkan emosi. Salah satu anggota memberikan contoh emosi misalnya

kita punya barang kemudian dihilangkan oleh teman kita kemudian kita marah

kemudian memukul maka kita tidak bisa mengarahkan emosi kita, dan

akibatnya kita tidak punya teman kemudian dijauhi teman-teman. Maka kita

harus bisa mengendalikan emosi marah kita. Praktikan memberikan contoh

apabila teman satu kelompok kita ada yang sakit apa emosi kita dan apa yang

harus kita lakukan?. Para anggota menjawab emosi mereka yang muncul

adalah sedih, dan akan menjenguk teman kita yang sakit. Contoh yang kedua

apabila Abria dapat meraih juara satu dalam lomba bola basket apa emosi

kita?.Anggota kelompok merasa senang dan memberikan selamat kepada

Abria. Contoh ketiga apabila nilai Ari lebih besar dari pada kalian apa yang

dilakukan?. Anggota menjawab merasa iri tetapi mereka akan berusaha agar

nilai mereka lebih baik dari Ari dengan cara belajar dengan giat. Dari contoh

tersebut para anggota sudah dapat mengarahkan emosi mereka kehal yang

positif. Tanggapan dari para anggota kelompok sangat baik yaitu mereka bisa

tahu berbagai informasi, bahwa sebenarnya emosi itu tidak hanya marah saja.

D. Evaluasi (Penilaian) :

1. Cara Penilaian :

a. Penilaian proses

Penilaian proses dilaksanakan pada saat kegiatan sedang berlangsung

dengan mengamati sejauhmana keaktifan dan kesungguhan siswa dalam

Page 227: bimbingan kelompok1

mengikuti kegiatan bimbingan kelompok tersebut. Pada tahap kegiatan ini

setelah pemimpin kelompok mendiskusikan mengenai cara

mengendalikan dan mengarahkan emosi yang meliputi pengertian emosi,

macam-macam emosi dan cara mengendalikan emosi.

Agil memberikan contoh emosi misalnya kita punya barang kemudian

dihilangkan oleh teman kita kemudian kita marah kemudian memukul

maka kita tidak bisa mengarahkan emosi kita, dan akibatnya kita tidak

punya teman kemudian dijauhi teman-teman. Maka kita harus bisa

mengendalikan emosi marah kita.

Praktikan memberikan contoh apabila teman satu kelompok kita ada yang

sakit apa emosi kita dan apa yang harus kita lakukan?. Para anggota

menjawab :

• Dewi : Emosi yang muncul adalah sedih, dan akan menjenguk teman

kita yang sakit.

• Chusnul : Apa yang dikatakan dewi benar kita tidak boleh senang

masak teman kita sakit kita malah senang kita harus mendoakan dia

biar cepat sembuh.

• Arri : Dalam ajaran agamapun mengajarkan kita untuk menjenguk dan

mendoakan orang yang sakit meskipun orang yang sakit itu orang

yang dibenci kita.

Contoh yang kedua apabila ada teman kita meraih juara satu dalam lomba

bola basket apa emosi kita?.Anggota kelompok :

• Abria : Merasa senang dan memberikan selamat kepada teman kita.

• Agil : Sama seperti Abri jadi kita harus bangga kepada teman kita

karena berprestasi, sehingga kita bisa termotivasi agar bisa seperti

teman kita.

Contoh ketiga apabila nilai Ari lebih besar dari pada kalian apa yang

dilakukan?. Anggota menjawab :

Page 228: bimbingan kelompok1

• Dewi : Saya merasa iri tetapi saya akan berusaha agar nilai mereka

lebih baik dari Ari dengan cara belajar dengan giat.

• Mawar : Emosi yang muncul pertama kali memang emosi iri tetapi

kita menjadi termotivasi masak nilai saya kok dibawah Arri.

• Sugeng : Ya kita termotivasi agar nilai kita lebih tinggi dari pada Ari

tapi motivasi yang positif artinya tidak menghalalkan segala cara biar

nilainya lebih baik dari pada Arri dengan cara menyontek atau berbuat

curang.

Dari contoh tersebut para anggota sudah dapat mengarahkan emosi

mereka kehal yang positif. Tanggapan dari para anggota kelompok sangat

baik

b. Penilaian hasil

Dilaksanakan setelah kegiatan bimbingan kelompok berakhir mulai dari

awal kegiatan sampai tahap akhir dengan melihat indikator yang ada,

seperti percaya diri, merasa setara dengan orang lain, menerima apa

adanya. Indikator yang terlihat atau muncul dalam proses kegiatan

bimbingan kelompok kali ini adalah percaya diri yaitu para anggota sudah

percaya diri ini terbukti dengan mereka sudah mampu untuk berbicara dan

memberikan pendapatnya, Merasa setara dengan orang lain, ini

ditunjukkan dengan para anggota tidak meremehkan pendapat orang

lain.Tidak bersikap hiperkritis seperti senang terhadap keberhasilan orang

lain. Para anggota kelompok dapat menambah wawasan tentang

pemahaman-pemahaman baru mengenai topik tentang macam-macam

emosi, cara mengendalikan dan mengarahkan emosi serta komitmen yang

dibuat oleh anggota kelompok dapat menerapkan cara mengendalikan dan

mengarahkan emosi dalam kehidupan sehari-hari

2. Deskripsi dan komentar tentang hasil layanan :

a. Penilaian proses

Page 229: bimbingan kelompok1

Sejauh ini para anggota sudah aktif terbuka dalam mengemukakan

pendapat, ide, dan tanggapan. Dinamik kelompok dapat terwujud dengan

baik, anggota kelompok begitu kompak dalam membahas topik cara

mengendalikan dan mengarahkan emosi.

b. Penilaian hasil

Para anggota kelompok sudah memahami topik yang dibahas yaitu cara

mengendalikan dan mengarahkan emosi. Para anggota merasa nyaman

dengan sukarela dan terbuka mengeluarkan pendapatnya, selain itu para

anggota merasa senang telah mengikuti kegiatan bimbingan kelompok ini

terlihat dari indikator yang muncul. Para anggota kelompok akan

berkomitmen untuk mempratekkan tentang informasi baru yang telah

didapatkannya dalam kehidupan sehari-hari yaitu cara mengendalikan dan

mengarahkan emosi.

E. Analisis Hasil Penilaian :

Dari proses penilaian yang dilakukan, kegiatan pemberian layanan

bimbingan kelompok dapat dinilai baik, ini dapat terlihat dari indikator yang

muncul dalam proses kegiatan bimbingan kelompok kali ini yaitu percaya diri,

merasa setara dengan orang lain, tidak bersikap hiperkritis. Anggota kelompok

dapat menguasai dan memahami materi yang diberikan. Dinamika dalam

pertemuan ini sudah baik ini nampak dari keaktifan anggota kelompok dalam

memberikan pendapatnya secara terbuka dan sukarela. Aspek yang muncul pada

pertemuan ini adalah tidak senang terhadap keberhasilan orang lain, menghargai

orang lain, tidak mencela atau meremehkan orang lain, tidak sombong dan siswa

dapat mengendalikan dan mengarahkan emosi dalam kehidupan sehari-hari.

F. Tindak Lanjut :

Tindak lanjut yang dilaksanakan adalah pelaksanaan bimbingan bagi

siswa yang berkonsultasi dengan materi yang bersangkutan.

Page 230: bimbingan kelompok1

Semarang, Maret 2007

Peneliti

Suprapto

NIM. 1301402048