kelompok_01b_tugas 2_perencanaan sistem sewerage_k01.docx

12
BAB III KONDISI EKSISTING Daerah yang ditinjau pada penelitian ini adalah daerah Jalan Citamiang, lebih tepatnya di Gang Sukamaju. Daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga akses jalan sempit, paling besar hanya bisa dilalui oleh satu motor. Secara umum, jenis rumah yang ada di daerah ini merupakan rumah permanen, yaitu rumah yang terbuat dengan pondasi dan dinding yang terbuat dari beton dan campuran batuan. Ada juga jenis rumah semi permanen tapi jumlahnya sangat sedikit, yaitu 2 unit. Gambar 3.1 Daerah Tinjauan Karena kepadatan penduduknya yang tinggi, pembuatan septic tank di setiap rumah tidak memungkinkan. Oleh karena itu, warga membuat jaringan perpipaan untuk membuang air buangan ke badan sungai, yaitu Sungai Cikaso. Namun, ada juga warga yang membuang black water langsung ke sistem drainase.

Upload: yoanne-maretha-siswaya

Post on 25-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

BAB III

KONDISI EKSISTING

Daerah yang ditinjau pada penelitian ini adalah daerah Jalan Citamiang, lebih tepatnya di

Gang Sukamaju. Daerah ini memiliki kepadatan penduduk yang tinggi sehingga akses jalan

sempit, paling besar hanya bisa dilalui oleh satu motor. Secara umum, jenis rumah yang ada di

daerah ini merupakan rumah permanen, yaitu rumah yang terbuat dengan pondasi dan dinding

yang terbuat dari beton dan campuran batuan. Ada juga jenis rumah semi permanen tapi

jumlahnya sangat sedikit, yaitu 2 unit.

Gambar 3.1 Daerah Tinjauan

Karena kepadatan penduduknya yang tinggi, pembuatan septic tank di setiap rumah tidak

memungkinkan. Oleh karena itu, warga membuat jaringan perpipaan untuk membuang air

buangan ke badan sungai, yaitu Sungai Cikaso. Namun, ada juga warga yang membuang black

water langsung ke sistem drainase.

Sistem drainase yang ada di daerah ini selain digunakan untuk menampung air hujan,

juga digunakan untuk menampung grey water. Ukuran dari sistem drainase ini tergolong kecil

dan merupakan tipe saluran terbuka. Oleh karena itu, jika terjadi hujan deras kemungkinan banjir

bisa terjadi.

Page 2: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

Tabel 3.1 Gambar Kondisi Eksisting

No. Gambar Keterangan

1 Kondisi permukiman sangat padat

dan ruas jalan hanya dapat dilalui

oleh 1 motor. Namun, ada jalan yang

lebih sempit dari jalan ini dan hanya

bisa dilewati 1 orang.

2 Kondisi MCK tidak terpelihara dan

kurang memadai. Air buangan

langsung dibuang ke badan sungai

karena tidak terdapat saluran ke

sistem air buangan.

Page 3: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

3

Selain membuang limbah domestik

ke sungai, sejumlah warga ada yang

membuang limbahnya langsung ke

saluran drainase.

4 Badan air penerima air buangan.

Terlihat warna air yang keruh dan

coklat kehitaman. Hal ini

menunjukkan bahwa konsentrasi zat

organik yang terkandung dalam air

tersebut tinggi.

5

Sistem drainase yang juga digunakan

sebagai tempat pembuangan grey

water dengan ukuran yang tidak

terlalu besar dan dalam.

Page 4: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

6 Pipa yang digunakan warga sebagai

saluran untuk membuang grey water

ke sistem drainase

7 Pipa yang digunakan warga untuk

membuang black water langsung ke

sungai

Page 5: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

BAB IV

DETAIL PERENCANAAN SISTEM AIR BUANGAN

4.2 Penentuan Sistem Penyaluran dan Pengolahan Air Buangan

4. 2.1 Sistem Penyaluran Air Buangan Domestik

Berdasarkan penjelasan mengenai kondisi existing daerah studi yaitu di Gang Sukamaju,

Jalan Citamiang diketahui bahwa kepadatan perumahan sangat tinggi. Hal tersebut dapat dilihat

jumlah rumah yang ada dengan jarak yang sangat dekat satu sama lain. Selain itu , daerah studi

merupakan kompeks rumah yang berada pada gang kecil dan sempit. Meskipun daerah studi

merupakan daerah padat,berdasarkan hasil survei masih ada sedikit lahan kosong yang bisa

dimanfaatkan. Berdasarkan kondisi tersebut perencanaan sistem pengelolaan air limbah di daerah

studi akan dilakukan melalui Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (off site). Sistem ini

efektif diterapkan pada daerah dengan kepadatan tinggi dan kemiringan sekitar 1 %. Selain itu,

terbatasnya lahan kosong di setiap rumah tidak memungkinkan untuk diterapkannya sistem

setempat (on site). Pada sistem off site, air buangan / air limbah domestik dari tiap rumah warga

disalurkan ke suatu tempat / bangunan pengolahan secara terpusat melalui sistem penyaluran air

buanagan. Sistem penyaluran air limbah domestik yang kelompok kami rekomendasikan yaitu

sistem Shallow Bore Sewer. Kemudian secara terpusat , air buangan domestik tersebut akan

diolah menggunakan septic tank komunal dan bidang resapan.

Sistem shallow bore sewer merupakan sistem penyaluran air limbah domestik (air

buangan) dalam skala kecil dengan pipa penyaluran yang dipasang lebih landai. Pada sistem ini

air limbah domestik baik grey water (air bekas cucian) maupun black water (limbah dari toilet)

dialirkan dari rumah penduduk menuju tempat pengolahan yaitu septic tank komunal melalui

sistem perpipaan tanpa adanya proses pemisahan terlebih dahulu. Oleh karena itu sistem ini

sangat tergantung pada pembilasan air buangan untuk mengangkut buangan padat.

Sistem shallow bore sewer cocok dan efektif diterapkan di daerah perkampungan dengan

kepadatan tinggi, tidak dilewati oleh kendaraan berat dan memiliki kemiringan tanah sebesar 1%.

Sistem ini harus dipertimbangkan untuk daerah perkampungan dengan kepadatan tinggi dimana

Page 6: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

sebagian besar penduduk sudah memiliki sambungan air bersih dan kamar mandi tanpa

pembuangan setempat yang memadai. Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut sistem shallow bore

sewer ini cocok jika diterapkan di gang Sukamaju . Beberapa alasannya yaitu kondisi kepadatan

rumah tinggi, lebar jalan yang sangat sempit karena berada dalam gang kecil dan hanya bisa

dilewati kendaraan bermotor sehingga kendaraan berat tidak akan melewati sistem perpipaan ,

rata-rata setiap rumah sudah mempunyai akses kamar mandi namun tidak ada pembuangan

setempat seperti septic tank yang memadai.

Dari segi ekonomi shallow bore system mebutuhkan biaya relatif lebih murah dalam

pembangunannya. Hal ini dikarenakan sistem perpipaan yang dipasang membutukan galian

dangkal sehingga biaya penggalian dapat ditekan. Selain itu pipa yang digunakan berdiameter

kecil dan unit pengawasan yang sederhana dalam tempat manhole yang tidak besar. Hal tersebut

sesuai dengan kondisi daerah studi yaitu di Gang Sukamaju dimana mayoritas tingkat

perekonomian penduduknya yaitu menengah ke bawah.

4.2.2 Sistem Pengolahan Air Buangan Domestik

Sistem pengolahan air buangan domestik di gang Sukamaju akan dilakukan secara

terpusat menggunakan tangki septik komunal dan bidang resapan. Seperti telah dijelaskan

sebelumnya bahwa meskipun kepadatan perumahan pada daerah studi tinggi , masih ada lahan

kosong yang bisa dimanfaatkan sebagai tangki septik komunal dan bidang resapan. Tangki septik

merupakan suatu bangunan pengendap untuk menampung kotoran padat agar mengalami

pengolahan biologis oleh bakteri secara anaerob dalam jangka waktu tertentu. Agar proses

degradasi berjalan dengan baik, tangki septik harus hampir terisi penuh oleh cairan sehingga

harus kedap air. Prinsip operasionalnya yaitu pemisahan partikel dan cairan dimana partikel yang

mengendap (lumpur) dan yang mengapung (scum) disisihkan dan diolah dengan dekomposisi

anaerobik.

Effluen (cairan) yang berada dalam tangki septik akan dialirkan dan diolah ke dalam

bidang resapan melalui outlet. Bidang resapan yang akan diterapkan yaitu sistem sanitasi taman

(Sanita). Sanita merupaka sistem pengolahan lanjutan dari air limbah domestik dengan

memanfaatkan tumbuh tumbuhan yang dapat mereduksi sisa sisa bahan pencemar. Tujuannya

yaitu untuk mengendalikan limbah cair domestik agar aman saat dibuang ke badan air dan tidak

Page 7: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

mencemarinya, memperbaiki kualitas air tanah, air permukaan dan kesuburan tanah serta

menciptakan suasana asri kompleks perumahan. Komponen dari kolam sanita terdiri dari pipa

inlet, pipa outlet , kerikil , dan tanaman air minimal 11 macam dalam satu kolam. Tanaman yang

dapat digunakan yaitu lidi air, Jaringao, bunga ungu, Lili air, Bunga Coklat dan Futoy Ruas.

Kelebihan sistem sanitasi taman ini yaitu mereduksi fecal coliform bacteria hingga 99% ,

mereduksi total nitrogen dan fosfat hingga 75% dan mampu mereduksi zat organik hingga 97%.

4.3 Penentuan Jalur Perpipaan Air Buangan

4.3.1 Tinjauan Pustaka

Manhole

Manhole merupakan lubang yang berada di atas permukaan tanah, yang berhubungan ke

saluran sewerage bawah tanah yang berfungsi sebagai jalur masuk para pekerja untuk

memeriksa, memperbaiki, dan membersihkan saluran sewerage. Manhole juga berfungsi sebagai

akses untuk sambungan ke jalur lain melalui bawah tanah.

Manhole dilapisi dengan lempengan keras yang berfungsi untuk mencegah adanya benda

apapun yang masuk ke dalam saluran secara tidak disengaja. Lempengan tersebut biasanya

terbuat oleh logam. Bentuk manhole biasanya dibuat sirkular untuk mencegah jatuhnya

lempengan tersebut ke dalam saluran.

Manhole biasanya ditempatkan pada permulaan saluran lateral, setiap perubahan arah

(vertikal maupun horizontal), setiap perubahan diameter, setiap perubahan bangunan, junction,

setiap ada perubahan kemiringan lebih dari 45°, dan sepanjang jalan lurus. Jarak antar manhole

dapat ditentukan berdasarkan diameter manhole.

Tabel 4.1 Jarak manhole menurut diameter

Diameter (mm) Jarak antar manhole (m)<200 50-100

200-500 100-125500-1000 125-150

>1000 150-200Sumber: Materi Training Proyek PLP Sektor Air Limbah, DPU 1986

Page 8: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

Tabel 4.2 Diameter manhole menurut kedalaman

Kedalaman (m)

Diameter (m)

<0.8 0.750.8-2.5 1.0-1.2

>2.5 1.2-1.8Sumber: Materi Training Proyek PLP Sektor Air Limbah, DPU 1986

Clean-out

Clean-out adalah bangunan pelengkap saluran yang biasanya diletakkan pada ujung awal

saluran. Clean-out diletakkan pada jarak 150-200 kaki dari manhole, sementara jarak antar

clean-out adalah sekitar 250-300 kaki. Fungsinya sebagai:

1. Tempat untuk memasukkan alat pembersih ujung awal pipa servis/lateral

2. Tempat memasukkan alat penerangan saat dilakukan pemeriksaan

3. Tempat pemasukkan air penggelontor sewaktu diperlukan

4. Menunjang kinerja manhole dan bangunan penggelontor

5. Turut berperan dalam proses sirkulasi udara

4.3.2. Penentuan jaringan perpipaan

Penentuan jaringan perpipaan dilakukan dengan memperhatikan kontur pada daerah tinjauan.

Kontur di daerah tersebut menurun ke arah dekat dengan sungai. Oleh karena itu, penempatan

septic tank komunal dan bidang resapan dilakukan di dekat sungai dengan kontur yang paling

rendah. Hal tersebut dilakukan agar sistem pengaliran terjadi secara gravitasi sehingga tidak

membutuhkan pompa dan biaya yang besar untuk pengoperasiannya.

Sistem jaringan perpipaan ini terdiri dari pipa primer, pipa sekunder, dan pipa tersier. Pipa

primer adalah pipa distribusi air utama pada daerah tertentu sampai ke pipa sekunder. Pipa

sekunder adalah pipa distribusi yang digunakan untuk membagi air dari suatu wilayah pipa

primer sampai ke pipa tersier. Sedangkan pipa tersier adalah pipa distribusi yang langsung ke

rumah-rumah.

Page 9: KELOMPOK_01B_TUGAS 2_PERENCANAAN SISTEM SEWERAGE_K01.docx

Gambar 4.1 Jaringan Perpipaan Gang Sukamaju